analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan pt. berdikari united livestock
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJA KEUANGAN PT. BERDIKARI UNITED LIVESTOCK
(Analysis Factors Affecting The Financial Performances at Berdikari United Livestock Corporation )
TESIS
MUHAMMAD ARDI
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2005
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJA KEUANGAN
PT. BERDIKARI UNITED LIVESTOCK
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi
Manajemen dan Keuangan
MUHAMMAD ARDI
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2005
2
TESIS
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJA KEUANGAN
PT. BERDIKARI UNITED LIVESTOCK
Disusun dan diajukan oleh
MUHAMMAD ARDI
Nomor Pokok P1700203022
telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis
pada tanggal 3 Desember 2005
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Menyetujui
Komisi Penasihat
Dr. A. Racham Laba, MBA. Drs. Yansor DJaya, M.A. Ketua Anggota
Ketua Program Studi Direktur Program PascasarjanaManajemen dan Keuangan Universitas Hasanuddin
Dr. H. Osman Lewangka, SE.,M.A. Prof.Dr.Ir. M.Natsir Nessa, M.S.
3
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Muhammad Ardi
NPM : P1700203022
Program Studi : Manajemen Keuangan
Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan PT. Berdikari United Livestock.
Makassar,……Nopember 2005
Komisi Penasehat:
Ketua, Anggota
Dr. A. Rachman Laba, MBA, Drs. Yansor Djaya, MA
Mengatahui :Ketua Program Studi,
Dr. Osman Lewangka, MA
4
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Muhammad Ardi
Nomor Mahasiswa : P1700203022
Program Studi : Manajemen dan Keuangan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan
tulisan atau pemikiran orang lain.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa tesis ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Makassar, 3 Desember 2005 Yang Menyatakan
Muhammad Ardi
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, karena berkat rahmat dan hidayahNya, sehingga
penyusunan Tesis ini dapat diselesaikan. Penyusunan tesis ini
dimaksudkan sebagai salahs atu persyatan untuk menyelesaikan
studi apda program Pascasarjana Universitas Hasanuddin
Makassar.
Dalam penyelesaian Tesis ini, penulis menemui banyak
hambatan baik hambatan operasional maupun hambatan berupa
keterbatasan pemahaman yang dimiliki penulis terhadap kajian
penelitian ini, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak,
hambatan tersebut dapat diselesaikan. Untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih, terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. natsir Nessa, M.Si selaku Direktur
Program Pascararjana Universitas Hasanuddin
2. Bapak Dr. Rachman Laba, MBA, selaku poembimbing
I yang telah memberikan bimvingan dan arahan keapda penulis
dalam penyelesaian tesis ini.
6
3. Bapak Drs. Yansor Djaya, M.Si, selaku pembimbing II
yang telah memberikan bimbingan dan arahan keapda penulis
dalam penyelesaian tesis.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Kahar Mustarei, MS yang telah
memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.
5. Segenap Dosen Program Pascasarjana Universitas
Hasanuddin
6. Segenap Staf Administrasi Program Pascasarjana
Universitas Hasanuddin yang telah memberikan pelayanan
keapda Penulis sejak menempuh studi.
7. Bapak Ir. Syamsul Bachri Razak, MM selaku Direktur
UTama PT. Berdikari United Livestock.
8. Bapak H. Ridwan Umar salaku Kewpala Bagian
Administrasi dan Keuangan PT. Berdikari United Livestock
yang telah memberikan data/informasi yang dibutuhkan oleh
penulis dalam penyelesaian tesis.
7
9. Istriku tercinta Utiwaty, S.Pd, yang telah memberikan
motivasi dan doanya yang tulus kepada penulis, ananda tio dan
Fandi yang telah menghibur penulis.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan bernilai ibadah
disisiNya. Akhirnya dengan penuh kerendahan hati penulis
menyadari bahwa baik materi maupun tata cara penlisan tesis ini
terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membantund ari segenap pembaca sangat penulis hargai.
8
ABSTRAK
MUHAMMAD ARDI. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan PT. Berdikari United Livestock (dibimbing oleh A. Rachman Laba
dan Yansor Djaya)
Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui apakah Faktor-faktor Jumlah aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan Equity secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja keuangan-Rentabilitas PT. Berdikari United Livestock, (2) Untuk mengetahui apakah Faktor-faktor Jumlah aktiva, hutang jangka panjang, dan Equity secara parsial berpengaruh terhadap kinerja keuangan-Rentabilitas PT. Berdikari United Livestock.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bila Kecamatan Pituriase Kabupaten Sidrap. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data sekunder berupa Laporan Keuangan PT. Berdikari United Livestock tahun 2000-2004. data dianalisis dengan menggunakan analisis pendahuluan berdasarkan SK Menteri BUMN No. Kep-100/MBU/2002, selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan menggunakan regresi berganda (Multiple regression).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan SK No. Kep-100/MBU/2002 skor kinerja rata-rata selama lima tahun adalah 56.3 (80.43%) dari skor standar BUMN. Faktor jumlah aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan Equity secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap kinerja keuangan-profitabilitas PT. Berdikari United Livestock ditunjukkan dengan nilai sig 0.019 = 0.05. Secara parsial faktor jumlah aktiva tetap mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan-profitabilitas ditunjukkan dengan nilai sig. 0.019, sedangkan hutang jangka panjang dan equity menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan, ditunjukkan dengan nilai sig 0.807 dan 0.269 = 0.05.
9
ABSTRACT
MUHAMMAD ARDI. Analysis Factors Affecting The Financial Performances at Berdikari United Livestock Corporation. ( Supervised by A. Rakhaman Laba and Yansor Djaya).
The purposes of this reseach are : (1) to determine whether or not the amount of fixed assets, long term debt and equity in simultaneusly would affect the financial performances at Berdikari Livestock Limited; (2) to determine whether or not the amount of fixed assets, long term debt and equity, in partially would affect the financial performances at Berdikari Livestock Limited.
This reseach was undertaken at Bila Villages, Pituriase Sub Adistict, Sidrap Regency,. Metode of analysis used is quantitative descriptive by the use of secondary data including financial repots at Berdikari Livestock Limited during the priod 2000-2004.
This thesis also used the Letter of Rules arranged by the Minister of National Owned Firms No. 100/MBU/2002, furthermore the analysis also used multiple regression analysis.
The results indicated that based on the letters of rules by Minister of National Owned Firms, indicated that performances in average achieved 56,3 score (80,43%). The fixed assets, long term debt and equity, in simultateous way, have affected the Berdikari Livestock’s Financial Performances with the value of 0.019 for fixed assets. In partial way, the value indicated that the fixed assets contributed 0.019, long term with the value of 0.0807 and equity with the value of 0.0269 with of 0.05.
10
DAFTAR ISI
PRAKATA ........................................................................................ iv
ABSTRAK ........................................................................................ vi
ABSTRACT ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL.................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN............................................................. 1
A. Latar belakang Masalah............................................. 1
B. Rumusan Masalah...................................................... 7
C. Tujuan Penelitian........................................................ 8
D. Kegunaan Penelitian.................................................. 8
E. Batasan Penelitian...................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................... 9
A. Laporan Keuangan .................................................... 9
B. Jenis Laporan Keuangan............................................ 10
C. Kinerja Keuangan....................................................... 19
D. Pengukuran Kinerja PT. Berdikari United Livestock... 23
E. Kerangka Pikir............................................................ 28
F. Hipotesis..................................................................... 32
11
G. Devinisi Operasional Variabel.................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN................................................... 35
A. Rancangan Penelitian................................................. 35
B. Lokasi dan waktu penelitian........................................ 35
C. Populasi dan Sampel.................................................. 35
D. Teknik Pengumpulan data.......................................... 36
E. Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis................... 36
1. Analisis rasio keuangan berdasarkan SK Menteri
BUMN No. Kep-100/MBU/2002............................. 37
2. Analisis regresi berganda (Multiple regression)..... 37
3. Pengujian Hipotesis............................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................... 48
A. Gambaran umum PT. Berdikari United Livestock....... 48
1. Sejarah Perusahaan.............................................. 48
2. Letak dan Luas Lokasi........................................... 51
3. Sumber daya manusia........................................... 52
B. Profil PT. Berdikari United Livestock......................... 44
C. Visi & Misi PT. Berdikari United Livestock.................. 55
D. Struktur organisasi dan wewenang............................ 55
a. Tugas dan wewenang........................................... 57
b. Proses pengadaan sapi potong............................. 63
c. Sistem penggemukan sapi.................................... 67
12
d. Proses pengadaan dan pengolahan pakan kon-
e. Sentrat................................................................... 70
f. Pengelolaan ternak sapi........................................ 73
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN.... 76
A. Analisis Penilaian Kinerja Keuangan berdasar-
SK. Menteri BUMN RI No. Kep-100/MBU/2002.. . . 77
B. Analisis dan pengujian Hipotesis........................... 88
1. Asumsi klasik model regresi linier.................... 88
2. Hasil pengujian terhadap variabel yang ber-
Pengaruh terhadap Kinerja Keuangan............. 92
3. Pengujian terhadap Hipotesis Penelitian......... 94
C. Pembahasan Hasil Penelitian................................ 96
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN....................................... 101
A. Kesimpulan............................................................. 101
B. Saran-saran............................................................ 102
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 104
LAMPIRAN-LAMPIRAN
13
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Perkembangan Kinerja Keuangan PT. Berdikari United Livestock Periode 2000 – 2004 (dalam Jutaan rupiah) 6
2. Indikator Penilaian Kinerja Keuangan BUMM Non-Infrastruktur 37
3. Taksiran Luas Pddock dan Feedlot Bila River Ranch 51
4. Tenaga kerja menurut jabatan pada PT. Berdikari United Livestock 52
5. Tenaga kerja menurut tingkat pendidikan pada PT. BerdikariUnited Livestock 53
6. Tenaga kerja menurut status pada PT. United Livestock 53
7. Jenis bahan pakan konsentrat, sumber pengadaan, harga per-kilogram yang digunakan pada PT. Berdikari UnitedLivestock 71
8. Komposisi bahan pakan konsentrat ternak sapi starter dan grow-ser dengan sistem feedlot 73
9. Hasil penilaian kinerja keuangan PT. Berdikari United Livestocktahun 2000-2004 78
10. Bobot kinerja keunagan PT. Berdikari United Livestock tahun 2000-2004 86
11. Matriks korelasi antar variabel bebas pada model penelitian 89
12. Pengaruh variabel X secara bersama-sama dan parsial terhadap variabel Y 93
13. Pengujian Hipotesis pengaruh variabel X terhadap variabel Y 94
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Indonesia sebagai salah satu negara sedang berkembang dituntut untuk
senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui
pembinaan pilar ekonomi yang dianggap mampu menopang dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata. Selain
Koperasi, Swasta, maka salah satu pilar ekonomi yang dianggap mampu
untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia adalah Badan
Usaha Milik Negara (BUMN). Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa
setelah bangsa ini dilanda krisis moneter pada akhir tahun 1997
menyebabkan perekonomian masyarakat Indonesia mengalami
keterpurukan. Berbagai bidang usaha yang dengan susah payah dibangun
oleh pemetintah selama bertahun-tahun satu persatu mengalami
kebangkrutan dan bahkan tidak cukup hanya sampai disitu para karyawan
pun menuai dampak lebih parah dengan PHK secara besar-besaran. Dalam
kondisi yang semakin terpuruk tersebut, pemerintah melalui Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) melakukan pembenahan, meski belum menunjukkan
hasil yang cukup menggembirakan, akan tetapi Badan Usaha Milik Negara
merupakan salah satu pelaku ekonomi yang diangap mampu dan dapat
15
diandalkan untuk menjadi lokomitif ekonomi Indonesia dalam kompetisi
ekonomi Nasional maupun Internasional. Dalam upaya perbaikan ekonomi
pasca krisis tersebut, pemerintah pun melakukan kegiatan restrukturisasi
yang dilakukan dengan memasukkan - swasta beserta seluruh jaminan
kreditnya menjadi milik pemerintah, sehingga dengan demikian 80% aset
produktif bangsa Indonesia berada dalam manajemen BUMN (Tanri Abeng,
2000).
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pelaku ekonomi terbesar
di Indonesia diharapkan untuk mampu terus tumbuh dan berkembang agar
mampu melakukan kompetisi di era yang semakin terbuka. Menurut Sofyan
Jalil (1999) total asset BUMN sampai akhir 1997 mencapai Rp. 461 triliyun.
Dengan aset yang begitu besar dan bergerak pada dua jenis BUMN yakni
BUMN Infra struktur dan Non Infrastruktur hampir semua bidang ekonomi
seperti : Industri dan perdagangan, Kawasan Industri dan Jasa Konstruksi,
dan Konsultasi, Perhubungan telekomunikasi dan Pariwisata, pertanian dan
perkebunan, pelayanan umum, dan lain-lain. Sehingga dengan demikian
kinerja BUMN dianggap sangat berpengaruh terhadap kinerja perekonomian
Indonesia pada umumnya.
Pada Akhir tahun 1997 bila ditinjau secara parsial, maka kinerja
beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menunjukkan kondisi yang
menggembirakan, akan tetapi secara umum kinerja Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) masih menunjukkan kondisi yang memprihatinkan. Hal ini
16
ditunjukkan dengan total asset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akhir
tahun 1997 senilai empat ratus enam puluh satu ( Rp. 461 trilliun ), ROA
sebesar 2,25% dari total aset, ROI sebesar 3,55% dari total aset yang
tergolong produktif Rp. 333,9 triliyun, serta ROE sebesar 9,56% dari total
equity sebesar Rp. 123,4 triliyun (Tanri Abeng 2000). Return tersebut
menunjukkan nilai yang jauh dibawah opportunity cost of capital.
Fenomena tersebut di atas mendorong pemerintah melakukan reformasi
terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara besar-besaran, dengan
perubahan dari dominasi peran pemerintah ke peran pasar. Meskipun
demikian, dalam prakteknya birokrasi pemerintah enggan melepas kontrol.
Meskipun demikian PT. Berdikari United Livestock sebagai salah satu anak
perusahaan PT. Berdikari diharapkan untuk dapat memberi kontribusi
terhadap keuangan negara melalui peningkatan kinerja yang dimiliki dari
berbagai aspek, baik aspek keuangan, operasional, mapun administrasi.
Salah satu penelitian yang berhubungan dengan Kinerja PT. Berdikari
United Livestock sebelumnya telah dilakukan oleh Syamsul Bachri Razak
(2002) sebagai berikut :
“Evaluasi Kinerja PT. Berdikari United Livestock Parepare (Penerapan SK Menkeu RI No. 198/KMK.016/1998)”Berdasarkan Hipotesis yang telah disusun dan diuji maka disimpulkan sbb:1) Sesuai SK Menteri Keuangan RI No.198/KMK.016/1998, kinerja
PT. Berdikari United Livestock (Persero) sebesar 76,75 atau berada pada tingkat kesehatan “Sehat” dengan predikat “A”. Pencapaian tingkat kesehatan ini berasal dari aspek keuangan, Operasional dan Administrasi masing-masing 52,75,15,0 dan 9,0
17
dari sumbangsih optimal setiap aspek tersebut masing-masing 70,15 dan 15.
2) Bobot penilaian kinerja PT. Berdikari United Livestock, atas aspek keuangan sebesar 52,75 dari total bobot sebesar 70. ini berarti bahwa kinerja aspek keuangan hanya mampu mencapai 75,36% dari nilai total. Rendahnya nilai kinerja ini disebabkan karena ada 4 elemen penilaian yang berada dibawah nilai optimal yaitu ROI dengan bobot 7,5% (50%), perputaran persediaan dengan bobot 0 (0%), perputaran total aset dengan bobot 3 (60%) dan rasio modal sendiri dengan bobot 7,25 (73%). Sedangkan 4 elemen penilaian lain mampu mencapai nilai optimal 100% yaitu ROE, Rasio Lancar, Rasio Kas dan Perputaran Piutang..
Penelitian yang dilakukan oleh Syamsul Bachri Razak tersebut di atas
berdasarkan pada data perusahaan tahun 1999-2000 dengan penilaian
kinerja berdasarkan SK Menkeu RI No. 198/KMK.016/1998, dengan tujuan
untuk mengetahui Tingkat Kesehatan dan Predikat yang diperoleh PT.
Berdikari United Livestock tahun 1999-2000. Berdasarkan pada penelitian
tersebut maka penulis akan melakukan pengembangan penelitian dengan
menggunakan PT. Berdikari United Livestock sebagai Subjek Penelitian
dengan melakukan penilaian kinerja keuangan berdasarkan SK Mentri BUMN
No.100/MBU/2002 dan selanjutnya melakukan analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja keuangan PT. Berdikari United Livestock
Berikut ini perkembangan kinerja keuangan PT. Berdikari United
Livestock selama tahun 2000-2004 sebagai berikut:
18
Tabel 1. Perkembangan Kinerja Keuangan PT. Berdikari United Livestock Periode 2000 – 2004 (dalam Jutaan rupiah)
UraianTahun
2000 2001 2002 2003 2004Pendapatan 4.447 5.063 7.764 9.258 7.399HPP Usaha 2.812 2.983 5.001 5.987 4.985Laba Kotor 1.635 2.080 2.763 3.271 2.414Biaya Usaha 1.243 1.282 1.534 2.483 2.306Laba Usaha 392 798 1.229 787 108Pend & Biaya Lainnya 34 (39) 75 (43) 294Laba sebelum Pajak 426 759 1.304 744 402Aktiva 6.861 7.285 8.410 10.918 11.210Hutang 4.494 4.529 5.053 7.503 7.505Equitas 2.367 2.756 3.357 3.416 3.705ROE (%) 15,78 25,88 38,01 18,46 8,75ROI (%) 9,67 14,63 18,33 10,71 5,59Sumber : PT. Berdikari United Liverstock
Memperhatikan tabel tersebut diatas, nampak secara keseluruhan
selama kurun waktu 2000-2004 beberapa indikator menunjukkan kinerja yang
baik, akan tetapi tahun 2002-2004 terdapat kecendrungan penurunan kinerja
keuangan dari aspek Profitabilitas/rentabilitas, hal ini ditunjukkan bahwa pada
tahun 2002 ROE 38,01, tahun 2003 menjadi 18,46, dan secara signifikan
tahun 2004 turun menjadi 8,75. Adanya kecenderungan penurunan kinerja
keuangan, terutama terjadinya penurunan laba selama kurun waktu 5 tahun
hal ini terlihat terutama pada tahun 2002-2004, tentunya disebabkan oleh
berbagai faktor baik faktor internal perusahaan, maupun eksternal
perusahaan. Eksistensi perusahaan di tengah masyarakat , termasuk PT.
Berdikari United Livestock sejalan dengan sukses tidaknya perusahaan
19
tersebut dalam mengelola operasi perusahaan ditunjukkan dengan indikator
keberhasilan dan sumbangan maksimum yang diberikan oleh perusahaan
dalam meningkatkan kesejahtraan masyarakat umumnya dan karyawan serta
pemilik perusahaan pada khusnya. Hal ini menunjukkan bahwa sukses
perusahaan dapat diukur dari suksesnya memproduksi barang dan jasa
sehingga barang dan jasa yang diproduksi pada akhirnya akan dapat
meningkatkan hasil operasi perusahaan tersebut. Terdapat banyak kriteria
yang dapat digunakan sebagai variabel penilaian hasil operasi perusahaan
diantaranya perobahan volume dan omzet penjualan, tingkat laba kotor, laba
bersih. Akan tetapi kriteria tersebut tidak tidak terlepas dari besarnya kecilnya
jumlah investasi dan sumber permodalan yang digunakan untuk
merealisasikan laba tersebut. Menurut Harnanto (1991:302), bahwa struktur
permodalan perusahaan berbeda disebabkan oleh perbedaan karakteristik di
antara tiap-tiap sumber/jenis permodalan tersebut. Perbedaan kareakteristik
di antara tiap-tiap jenis/sumber permodalan itu, secara umum mempunyai
akibat atau pengaruh pada dua aspek penting di dalam kehidupan setiap
perusahaan, yaitu : 1) terhadap kemampuannya untuk menghasilkan laba,
dan 2) terhadap keampuan perusahaan untuk membayar kembali
hutang/kewajiban-kewajiban jangka panjangnnya. Hal ini berarti bahwa
jumlah komposisi aktiva, dan sumber permodalan yang digunakan (Modal
sendiri dan Hutang Jangka Panjang) merupakan beberapa faktor yang dapat
20
mempengaruhi prestasi perusahaan yang salah satu indikatornya adalah
perolehan pendapataan/Laba.
Berbagai fenomena tersebut di atas menjadi dasar pemikiran bagi
penulis untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan PT. Berdikari United
Livestock.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian-uraian dalam latar belakang di atas, maka
masalah pokok yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah Faktor-faktor Jumlah aktiva, hutang jangka panjang, dan
Equity secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja
keuangan-Rentabilitas PT. Berdikari United Livestock ?.
2. Apakah Faktor-faktor Jumlah aktiva, hutang jangka panjang, dan
Equity secara parsial berpengaruh terhadap kinerja keuangan-
Rentabilitas PT. Berdikari United Livestock ?.
21
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui/mengkaji :
1. Faktor-faktor Jumlah aktiva, hutang jangka panjang, dan Equity secara
bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja keuangan-Rentabilitas PT.
Berdikari United Livestock.
2. Faktor-faktor Jumlah aktiva, hutang jangka panjang, dan Equity secara
parsial berpengaruh terhadap kinerja keuangan-Rentabilitas PT. Berdikari
United Livestock.
D. Kegunaan Penelitian
1. Sebagai masukan bagi manajemen PT. Berdikari United Livestock dalam
pengelolaan usaha dan pengambilan kebijakan, terutama terkait dengan
kebijakan investasi, kebijakan pembiayaan, dan kebijakan deviden.
2. sebagai rujukan bagi peneliti lain dengan kajian yang sama untuk
melakukan pengembangan penelitian.
E. Batasan Penelitian
Mengingat luasnya lingkup permasalahan terkait dengan faktor yang
mempengaruhi Kinerja Keuangan PT. Berdikari United Livestock, maka
dalam penelitian ini dibatasi pada analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja keuangan dari sisi Profitabilitas/Rentabilitas periode 2000 – 2004.
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntaan Indonesia,
1974) dikatakan bahwa laporan keuangan ialah neraca dan perhitungan rugi
laba serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-
lampirannya antara lain laporan sumber dan penggunaan dana-dana,
sedangkan menurut Zaki Baridwan (1995:4) mengemukakan bahwa laporan
keuangan adalah merupakan suatu hasil akhir dari pencatatan, yang
merupakan suatu rangkaian dari transaksi keuangan yang terjadi selama
tahun buku perusahaan yang bersangkutan. Selanjutnya
Berdasarkan defenisi tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa
laporan keungan perusahaan merupakan output dari sebuah proses sistem
informasi yang berasal dari kejadian-kejadian ekonomi yang meliputi
Revenue cycle, expense cycle, financial cycle yang dicatat/diinput dan
diproses sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Hal ini
dipertegas lagi oleh Scott (1986:67) melalui gambaran proses sistem
informasi yang meliputi ; Input, Processing, dan Output/laporan. Hal ini
dipertegas lagi oleh Michael A. Diamond (1993:22) sebagai berikut :
“Financial Statements are the principal product of the accounting information system, communicating to inteeerest userts information on a firm’s financial position, its liquidity and profitability, and significant changes in its resources and obligations.”
23
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa laporan keuangan merupakan
hasil dari sebuah sistem informasi akuntansi, sebagai media komunikasi bagi
pemakai informasi untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan baik dari
sisi likuiditas maupun profitabilitasnya, serta perubahan yang signifikan
terhadap sumber daya yang dimiliki.
Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk
memberikan gambaran atau laporan kemajuan (Progress Report) secara
periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Jadi laporan
keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu
progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil
dari suatu kombinasi antara : fakta yang telah dicatat (recorded fact), prinsip
dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting converntion and
postulate), pendapat pribadi (personal judgement).
B. Jenis Laporan Keuangan
Jenis laporan keuangan utama dan pendukung laporan keuangan terdiri atas :1. Daftar Neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada
suatu tanggal tertentu.
2. perhitungan Laba/Rugi yang menggambarkan jumlah hasil, Biaya dan
Laba/Rugi perusahaan pada suatu periode tertentu.
3. Laporan Sumber dan Penggunaan dana. Di sini dimuat sumber dan
pengeluaran perusahaan selama satu periode
24
4. Laporan Arus Kas. Disini digambarkan sumber dan penggunaan kas
dalam suatu periode.
5. Laproan harga pokok produksi yang menggambarkan berapa dan unsur
apa yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi usatu barang.
6. Laporan Laba Ditahan, menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak
dibagikan kepada pemilik saham.
7. Laporan Perubahan modal, menjelaskan perubahan posisi modal baik
saham dalam Perseroan Terbatas atau Modal dalam perusahaan
perseroan.
Dari beberapa janis laporan keuangan tersebut di atas, akan diuraikan
sebagai berikut :
a) Laporan Neraca (Posisi Keuangan)
Laporan neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan
perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan
modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saaat dan
merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu. Isi/komponen
laporan neraca terdiri atas:
1. Harta,Aktiva (Asset)
Asset adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam
operasi perusahaan misalnya kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva yang tak
terwujud, dan lain-lain. Pengertian asset ini dikemukakan oleh berbagai pihak
sebagai berikut :
25
Menurut Accounting Principal Board (APB) Statement (1970:132)
dikemukakan bahwa :
“kekayaan ekonomi perusahaan, termasuk didalamnya pembebanan yang ditunda, yang dinilai dan diakui sesuai prinsip akuntansi yang berlaku.”
Selanjutnya Financial Accounting Standard Board (FASB) (1985)
memberikan definisi sebagai berikut :
“asset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang lalu.”
Berdasarkan definisi tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa
sesuatu dianggap sebagai asset jika di masa yang akan datang dapat
diharapkan memberikan net cash inflow yang positif kepada perusahaan.
Selanjutnya klasifikasi aktiva yang dimiliki perusahaan terdiri dari
berbagai macam. Secara umum klasifikasi aktiva tetap terdiri atas : 1) aktiva
tetap berwujud (Fixed Asset), dan 2) aktiva tetap tidak berwujud (Intangible
Assets). Aktiva tetap berwujud meliputi semua barang yang dimiliki
perusahaan dengan tujuan untuk dipakai secara aktif dalam operasi
perusahaan, dan mempunyai masa kegunaan relatif permanen. Aktiva tetap
berwujud yang mempunyai masa kegunaan yang terbatas harus didepresiasi
selama masa kegunaannya, dan disajikan dalam neraca sebesar nilai
bukunya (harga perolehan dikurangi dengan akumulasi depresiasinya). Yang
termaduk dalam golongan aktiva ini adalah bangunan, mesin dan alat-alat
26
pabrik, mebel dan alat-alat kantor kendaraan dan alat-alat transport, alat
kerja bengkel, aktiva sumber alam. Sedang aktiva tetap berwujud yang
mempunyai masa kegunaan tidak terbatas, disajikan di dalam neraca
sebesar harga perolehan. Sedangkan aktiva tetap tidak berwujud meliputi
hak-hak preferensi ( istimewa ) yang dijamin oleh undang-undang, kontrak,
perjanjian-perjanjian dan mempunyai masa manfaat dalam waktu relatif
permanen.
Selanjutnya menurut Harnanto (1991:357), bagi manajemen operating
investment (assets), meliputi seluruh mesin dan alat-alat pabrik dan lain-lain
equipmen serta modal kerja yang ditempatkan untuk dikelola atau
dioperasikan dalam usaha perusahaan untuk menghasilkan laba.
Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa pada sudut
pandang operasional investasi, aktiva tetap adalah merupakan salah satu
unsur penting yang perlu menjadi fokus perhatian bagi perusahaan dalam
kegiatan operasionalnya dalam kaitannya dengan menghasilkan
pendapatan/laba. Disamping itu untuk untuk tujuan pemeliharaan kondisi
aktiva tetap baik berwujud maupun tidak berwujud tetap dalam kondisi
produktif bagi perusahaan diperlukan adanya depresiasi dan amortisasi
sebagai proses alokasi harga perolehan aktiva tetap tersebut.
27
2. Kewajiban/utang (Liabilities)
Menurut definisi yang diberikan oleh APB bahwa :
“kewajiban ekonomis dari suatu perusahaan yang diakui dan dinilai seusuai prinsip akuntansi. Kewajiban disini termasuk juga saldo kredit yang ditunda yang bukan merupakan utang atau kewajiban.”
Berdasarkan definisi di atas, maka kewajiban ekonomis bagi
perusahaan adalah diartikan sebagai penyerahan harta atau jasa di masa
yang akan datang. Selanjutnya FASB memberikan definisi kewajiban sebagai
berikut :
“….kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis di masa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban perusahaan sekarang untuk memberikan harta atau memberikan jasa kepada pihak lain di masa yang akan datang sebagai akibat suatu transaksi atau kejadian yang sudah terjadi.”
Definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa kewajiban memiliki 3 sifat
utama yaitu ; (1) kewajiban itu benar ada, (2) kewajiban itu tidak dapat
dihindarkan, (3) kewajiban yang mewajibkan perusahaan telah terjadi.
Kewajiban jika dikategorikan sesuai dengan jangka waktunya, maka
terdapat kewajiban jangka pendek (Current liabilities) dan kewajiban jangka
panjang (long-term liabilities). Menurut Harnanto (1991:59), hutang jangka
panjang adalah semua hutang yang jatuh tempo pembayarannya melampaui
batas waktu satu tahun sejak tanggal neraca atau pembayarannya tidak akan
dilakukan dalam periode siklus operasi perusahaan, tetapi lebih panjang dari
28
batas waktu tersebut. Hutang obligasi, hutang hipoteik, hutang bank (kredit
investasi) merupakan contoh-contoh dari hutang jangka panjang.
Dalam kegiatan operasi perusahaan, hutang jangka panjang merupakan
salah satu sumber permodalan yang mengandung resiko, karena memiliki
komitmen untuk melakukan pembayaran sesuai jumlah yang disepakati,
meski perusahaan dalam keadaan rugi sekalipun, sehingga hutang dapat
saja menanggung resiko melebihi jumlah modal sendiri. Hal ini dipertegas
oleh Harnanto (1991:304) bahwa semakin besar proporsi hutang di dalam
struktur permodalan perusahaan, akan semakin besar pula kemungkinan
terjadinya ketidak mampuan untuk membayar kembali hutang beserta
bunganya pada tanggal jatuh temponya. Pernyataan tersebut berarti bahwa
bagi para kreditur bahwa kemungkinan turut sertanya dana yang mereka
tanamkan di dalam perusahaan, untuk dipertaruhkan pada resiko kerugian
juga semakin besar. Sedangkan bagi para pemilik khususnya pemegang
saham biasa, adaaanya hutang di dalam perusahaan merupakan pula suatu
resiko tersendiri terhadap kemungkinan rugi yang dihadapi dari dana yang
mereka tanamkan. Tetapi resiko itu juga diimbangi adanya harapan untuk
mendapatkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi (rentabilitas) sebagai
akibat penggunaan modal asing. Akan tetapi perlu diingat bahwa proporsi
hutang/modal asing yang berlebihan akan berakibat pada fleksibilitas
manajemen untuk beralih pada aktivitas yang profitable akan tertutup dan
menghadapi banyak hambatan/tintangan.
29
3. Modal Pemilik (Owner’s Equity)
Equity adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity)
setelah dikurangi kewajibannya. Kategori modal bagi setiap perusahaan
dapat berbeda yaitu pada perusahaan perseorangan nilai modal ini
merupakan modal pemiliknya sendiri. Sedangkan dalam perusahaan
perseroan terdiri dari modal setor dan modal dari pendapatan (retained
Earnings).
b) Laporan Laba rugi (Profit & Loss)
Committee on Terminology memberikan definisi laba sebagai jumlah
yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain, dan
kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi. Sedangkan menurut
APB Statement mengartikan laba rugi sebagai kelebihan/defisit penghasilan
di atas biaya selama suatu periode akuntansi.
Dari definisi tersebut di atas, maka laba rugi merupakan selisih positif
atau selisih negatif yang diperoleh dari operasi dan non-operasional
perusahaan terhadap biaya dalam satu periode akuntansi yang
menyebabkan perubahan dalam posisi equity (net asset) perusahaan. Hal ini
dipertegas lagi oleh FASB Statement dengan mendefinisikan Accounting
Income atau Laba akuntansi sebagai perubahan dalam equity (net asset) dari
suatu entity selama suatu periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi
dan kejadian atau peristiwa yang berasal dari bukan pemilik. Isi/komponen
laporan laba rugi terdiri atas :
30
1. Pendapatan/hasil (Revenue)
Pendapatan/hasil (revenue) merupakan hasil penjualan/penyerahan jasa
oleh perusahaan kepada langganan atau penerima jasa. Menurut Harahap
(2002:114) mengemukakan bahwa :
“suatu penghasilan akan diakui sebagai pendapatan pada periode kapan kegiatan utama yang perlu untuk menciptakan dan menjual barang dan jasa itu telah selesai.”
Definisi tersebut memberi penekanan pengakuan pendapatan dari sisi
waktu. Ditinjau dari sisi waktu maka pengakuan pendapatan tersebut dapat
digunakan alternatif ; (1) selama produksi, (2) pada saat proses produksi
selesai, (3) pada saat penjualan/penyerahan jasa, (4) pada saat penagihan
Kas.
2. Biaya (Expense)
Menurut APB mendefinisikan sebagai penurunan gross dalam asset
atau kenaikan gross dalam kewajiban yang diakui dan dinilai menurut prinsip
akuntansi yang diterima yang berasal dari kegiatan mencari laba yang
dilakukan perusahaan. Sedangkan menurut FASB mendefinisikan expense
sebagai arus keluar aktiva, penggunaan aktiva atau muculnya kewajiban atau
kombinasi keduanya selama suatu periode yang disebabkan oleh pengiriman
barang, pembuatan barang, pembebanan jasa, atau pelaksanaan kegiatan
lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan.
31
Penggolongan biaya terdiri atas ; (biaya yang dihubungkan dengan
penghasilan pada periode itu, (2) biaya yang dihubungkan dengan periode
tertentu yang tidak dikaitkan dengan penghasilan, (3) biaya yang akrena
alasan praktis tidak dapat dikaitkan dengan periode manapun.
3. Laba rugi Insidentil (Insidentil Gains & Insidentil Loses)
Menurut FASB Gains adalah naiknya nilai Equity dari transaksi yang
sifatnya insidentil dan bukan kegiatan utama entity dan dari transaksi atau
kejadian lainnya yang mempengaruhi entity selam satu periode tertentu
kecuali yang berasal dari hasil atau investasi dari pemilik. Sedangkan Loses
adalah turunnya equity dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan
kegiatan utama entity dan dari seluruh transaksi kejadian lainnya yang
mempengaruhi entity selama periode tertentu kecuali yang berasal dari biaya
atau pemberian kepada pemilik (prive).
4. Pos Luar Biasa (Extraordinary item)
Pos luar biasa merupakan kejadian atau transaksi yang mempengaruhi
secara materiil yang tidak diperkirakan terjadi berulang kali dan tidak
dianggap merupakan hal yang berulang dalam proses operasiyang biasa dari
sautu perusahaan. Menurut PAI kriteria Pos luar biasa ini adalah : (1) bersifat
tidak normal (tidak biasa), artinya memiliki tingkat abnormalitas yang tingi dan
tidak berhubungan dengan aktivitas perusahaan sehari-hari, (2) tidak sering
terjadi, atau tidak diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang..
32
Pelaporan pos luar biasa ini harus dipisahkan dari hasil usaha sehari-
hari dan ditunjukkan secara terpisah dalam perhitungan laba rugi disertai
pengungkapan mengenai sifat dan jumlahnya.
Selanjutnya menurut Michael A. Diamond (1993:23) bahwa :
“…The four main financial statement are the balance sheet, the income stattement, the retained earnings statement, and the statement of cash flows.”
Definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa diantara berbagai laporan
keuangan yang biasanya disajikan oleh perusahaan, maka ada empat
diantaranya merupakan laporan keuangan utama yang lazim digunakan yaitu
: laporan neraraca, laporan laba-rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus
kas.
C. Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan pada dasarnya terdapat dua perspektif utama yaitu
perspektif keuangan dan non-keuangan, akan tetapi sehubungan dengan
topik yang telah dikemukakan penulis pada latar belakang masalah, maka
akan difokuskan pada kinerja perusahaan ditinjau dari perspektif keuangan.
Istilah kinerja keuangan ini telah banyak dikenal oleh masyarakat pelaku
ekonomi. Kinerja keuangan merupakan tingkat prestasi (performance) yang
dicapai oleh perusahaan, sebagaimana yang terdapat dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, kinerja memiliki beberapa pengertian; (a) sesuatu yang
dicapai; (b) prestasi yang dihasilkan; (c) kemampuan kerja. Sedangkan
menurut Prawisentono (1999) mengemukakan bahwa:
33
“kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekolompok orang dalam sautu organisasi, sesuai dengan tanggungjawab masing-masing, dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.”
Pengertian tesebut diatas menujukkan bahwa kinerja perusahaan bukan
hanya dapat dilihat dari sisi hasil kerja yang dicapai, akan tetapi kesesuaian
akan tangungjawab, norma-norma, serta peraturan-peraturan yang telah
ditetapkan dalam lingkup internal (perusahaan) maupun yang ditetapkan oleh
lingkungan eksternal perusahaan (pemerintah). Kinerja perusahaan
(copoerate performance) sangat ditentukan oleh seluruh komponen yang
terkait terutama karyawan sebagai salah satu unsur sumber daya yang
dimiliki perusahaan. Ini berarti bahwa kinerja yang baik yang ditunjukkan oleh
para karyawan merupakan indikator penting pada kinerja perusahaan secara
keseluruhan.
Disamping aspek penting yang dikemukakan di atas, berikut ini
dipertegas oleh Mulyadi (2001) bahwa :
“kinerja perusahaan adalah penciptaan kekayaan dalam jumlah memadai.”
Akan tetapi penciptaan kekayaan dalam jumlah yang memadai tidak
cukup untuk menciptakan kinerja organisasi perusahaan apalagi dalam
kondisi usaha yang semakin kompetitif. Hal lain yang harus dilakukan oleh
perusahaan adalah pencapaian kinerja organisasi perusahaan melalui
pelipatgandaan kekayaan perusahaan dengan cara peletakan leverage
34
kepada sumber daya manusia guna membangun keunggulan kompetitif
melalui peningkatan human capital, manajer berperan dalam menjadikan
produktif pengetahuan (knowledge) yang dikuasai oleh karyawan. Jadi
kemampuan organsiasi perusahaan dalam mengelola intangible asset akan
menjadikan perusahaan menjadi lebih sukses. Intangigle asset yang
dimaksud mencakup pengembangan hubungan dengan pelanggan,
pengenalan produk baru, kemampuan menghasilkan produk jasa dengan
kualitas tinggi dengan biaya yang minimal, kemampuan meningkatkan skils
dan pemberian motivasi kepada karyawan, serta pengembangan teknologi
informasi.
Penilaian kinerja perusahaan seperti yang dikemukakan pada uraian
tersebut diatas merupakan penilaian kinerja berdasarkan aspek keuangan
dan non-keuangan yang dikenal dengan istilah balanced scorecard.
Meskipun penilaian kinerja dapat dilakukan dari kedua aspek tersebut
(Keuangan dan non-keuangan) akan tetapi dalam penelitian ini difokuskan
pada kinerja perusahaan PT. Berdikari United Livestock ditinjau dari aspek
keuangan, dengan sasaran umum penilaian kinerja difokuskan kepada
likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aktivitas usaha.
Sehubungan dengan sasaran pencapaian kinerja keuangan perusahaan
tersebut di atas, menurut Kaplan dan Norton (1996:48) bahwa :
“Financial objectives can differ considerably at each stage of a busines’s life cycle. Bussines strategy theory suggest different strategies that bussiness units can follow, ranging from aggressive market share
35
growth down to consilidation, exit, and liquidation, for simplification purpose, we identify just there stages:GrowthSustainHarvest,”
Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka dipahami bahwa
pengukuran kinerja keuangan perlu mempertimbangkan adanya tahapan
siklus kehidupan bisnis yaitu pertumbuhan (growth), bertahan (sustain), dan
memanen (harvest). Pada setiap tahapan siklus kehidupan tersebut memiliki
sasaran yang berbeda, sehingga penekanan pengukuran yang dilakukan
akan berbeda pula.
Menurut Kaplan dan Norton (1996:48) bahwa “growth bussines are a the
early stages of their live cycle. They have products or services with the
significant grrowth potential”. Pertumbuhan (growth) sebagai tahapan awal
siklus kehidupan perusahaan yang ditunjukkan dengan adanya produk atau
jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan yang baik. Pada
tahapan ini, beberapa hal yang dijalankan pihak manajemen adalah
komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasa baru, membangun
fasilitas pelayanan, menambah kemapuan operasi pelayanan,
mengembangkan sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi, dan
mengembangkan hubungan dengan nasabah/pelanggan.
36
D. Pengukuran Kinerja PT. Berdikasri United Livestock
Kinerja keuangan merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui
oleh berbagai pihak, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan
terutama terkait dengan pengambilan keputusan kedua pihak tersebut. Hal ini
dipertegas oleh Van Home (1994:11) mengatakan bahwa kinerja keuangan
meliputi tiga keputusan utama yaitu Investment decision adalah keputusan
yang berhubungan dengan struktur keuangan dan struktur modal, Financial
decision yaitu kemampuan untuk menentukan struktur keuangan dan struktur
modal keuangan yang optimal, dan kekayaan para pemegang saham atau
pemilik perusahaan, deviden decision yaitu keputusan yang berhubungan
dengan pembagian keuntungan terhadap pemegang saham dan laba yang di
tahan.
Meskipun terdapat beberapa kelemahan pada analisa laporan
keuangan yaitu seringkali tidak mewakili hasil dan kondisi ekonomi yang
sesungguhnya, karena laporan keuangan adalah hasil pencatatan masa lalu
(history) dari business activity yang dilakukan oleh perusahaan, maka fokus
analisis akan diarahkan pada hubungan dan indikator keuangan pokok yang
memungkinkan analis dapat menilai kinerja masa lampau, sekarang, dan
melakukan proyeksi masa yang akan datang. Tentunya penekanan pada
manfaat serta keterbatasan yang dimiliki.
Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan melalui teknik analisa
laporan keuangan, maka terdapat banyak teknik yang dapat dipakai. Teknik
37
ini merupakan cara bagaimana kita melakukan analisa. Sebelum
mengadakan analisa terhadap suatu laporan keuangan, penganalisa harus
benar-benar memahami laporan keuangan tersebut. Penganalisa harus
dapat menggambarkan aktivitas-aktivitas perusahaan yang tercermin dalam
laporan keuangan tersebut. Dengan kata lain bahwa agar dapat menganalisa
laporan keuangan dengan hasil yang memuaskan maka perlu mengetahui
latar belakang dari data keuangan tersebut.
Penganalisa juga harus mempunyai kemampuan atau kebijaksanaan
yang cukup di dalam mengambil suatu kesimpulan, di samping harus
memperhatikan dan mempertimbangkan perubahan-perubahan kondisi
perusahaan serta tingkat harga-harga yang terjadi. Oleh karena itu sebelum
mengadakan perhitungan-perhitungan, analisa dan interpretasi penganalisa
harus mempelajari atau mereview secara menyeluruh atau bila dipandang
perlu dapat diadakan penyusunan kembali (reconstruction) dari data-data
sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku dan tujuan analisa. Setelah
mempelajari secara menyeluruh laporan keuangan, maka analisa dan
interpretasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan teknik analisa
yang tepat dan disesuaikan dengan tujuan analisa.
Analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari
hubungan dan tendensi atau kecendrungan (trend) untuk menentukan posisi
keuangan dan hasil operasi serta perkembangan kinerja keuangan
perusahaan yang bersangkutan. Metode dan teknik analisadigunakan untuk
38
menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam
laporan, sehingga diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos
tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk
satu perusahaan tertentu.
Tujuan yang hendak dicapai dari setiap metode dan teknik analisa
adalah untuk menyederhanakan data sehingga lebih dimengerti. Ada dua
metode analisa yang dapat digunakan yaitu analisa horisontal dan analisa
vertikal. Analisa horisontal adalah analisa dengan mengadakan
pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa
saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode ini disebut metode
analisa dinamis. Sedangkan analisa vertikal yaitu apabila laporan keuangan
yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan
membandingkan antara pos-pos yang satu dengan pos lainnya dalam
laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan
keuangan atau hasil operasi saat itu saja. Analisa seperti ini disebut metode
analisa statis.
Analisa hubungan berbagai pos dalam suatu laporan keuangan adalah
merupakan dasar untuk dapat menginterpretasikan kondisi keuangan dan
hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan yang
diperbandingkan, termasuk data tentang perubahan-perubahan yang terjadi
dalam jumlah rupiah, prosentase serta trendnya, penganalisa menyadari
39
bahwa beberapa rasio secara individu membantu dalam menganalisa dan
menginterpretasikan posisi dan kinerja keuangan suatu perusahaan.
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan
(mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain,
dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan memberikan
gambaran tentang baik atau buruknya kinerja keuangan suatu perusahaan.
Penggolongan angka rasio dapat ditinjau dari dua sisi yaitu
berdasarrkan sumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen
dari angka ratio tersebut dan penggolongan yang kedua adalah didasarkan
pada tujuan penganalisa. Berdasarkan sumber datanya maka angka ratio
terdiri dari; ratio-ratio neraca (balance sheet ratios) yaitu ratio yang semua
datanya diambil atau bersumber dari neraca, ratio-ratio laporan rugi-laba
(income statement ratio) yaitu angka-angka ratio yang semua datanya
diambil dari laporan rugi-laba, rasio-rasio antar laporan (interstatement
ratios), yaitu semua angka ratio yang datanya berasal dari neraca dan data
lainnya dari laporan rugi-laba.
Sedangkan menurut tujuannya, rasio keuangan khususnya perusahaan
dikelompokkan menjadi lima kategori sebagai berikut ; (1) Rasio-rasio untuk
mengukur likuiditas , (2) rasio-rasio Untuk mengukur Rentabilitas , (3) rasio-
rasio resiko usaha , (4) rasio-rasio Permodalan, (5) Rasio-Rasio Efisiensi
Usaha.
40
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan tingkat kemudahan
relatif suatu aktiva untuk segera dikonversikan ke dalam kas dengan sedikit
atau tanpa penurunan nilai; serta tingkat kepastian tentang jumlah kas yang
dapat diperoleh. Rasio-rasio yang tergolong dalam rasio likuiditas ini adalah
current ratio, quick ratio dan cash ratio. masing-masing rasio ini mempunyai
perspektif yang berbeda dalam mengukur tingkat likuiditas perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
dengan asumsi bahwa semua aktiva lancarnya dikonversi menjadi kas. Quick
ratio/acid test ratio mempunyai tujuan yang sama dengan current ratio, akan
tetap dalam perspektif yang lebih cepat yakni rasio ini tidak memperhitungkan
persediaan, karena memerlukan waktu yang relatif lama untuk dikonversi
menjadi uang kas. Sehingga dengan demikian rasio ini lebih tajam dari
current ratio. Cash ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan memperhitungkan
aktiva yang paling likuid.
Rasio Profitabilitas/Rentabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas
manajemen dalam mengelola perusahaan. Efektivitas yang dimaksud adalah
meliputi kegiatan fungsional manajemen yang terdiri dari keuangan,
pemasaran, sumber daya manusia dan operasional. Efektivitas pada faktor
tersebut akan menyebabkan peningkatan atau penurunan laba bagii
perusahaan. Yang tergolong dalam rasio ini adalah ; (1) Net Profit Margin
41
(NPM), (2) Return on Investment (ROI), (3) Return on Equity (ROE).
Penurunan laba yang berlangsung terus menerus akan mengarah pada
kebangkrutan perusahaan.
Rasio Permodalan/solvabilitas digunakan untuk menggambarkan
apakah permodalan perusahaan telah mencukupi untuk mendukung kegiatan
usaha yang akan dilakukan secara efisien, apakah permodalan tersebut
akan mampu untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat
dihindarkan, apakah kekayaan (kekayaan pemegang saham) semakin besar
atau semakin kecil.
Rasio Efisiensi Usaha, digunakan untuk mengukur performance
manajemen apakah telah menggunakan semua faktor-faktor produksinya
dengan tepat guna dan berhasil guna.
Disamping itu dikenal Dupont Model. Model ini diperkenalkan oleh
DuPont seorang pengusaha sukses dimana cara yang digunakan hampir
sama dengan analisis laporan keuangan biasa, namun pendekatannya lebih
intergratif dan menggunakan komposisi laporan keuangan sebagai elemen
analisanya.
E. Kerangka Pikir
Sesuai dengan latar belakang dan kajian teori yang telah dikemukakan
sebelumnya, menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT. Berdikari United
Livestock menunjukkan fluktuasi meski secara keseluruhan perusahaan
dalam kategori Sehat berdasarkan Indikator Kinerja keuangan yang tertuang
42
dalam SK Menteri BUMN Nomor Kep-100/MBU/2002. terjadinya fluktuasi ini
tentunya tidak terlepas dari beberapa faktor-faktor, baik internal maupun
eksternal. Baik faktor internal maupun faktor internal tentu mempunyai
pengaruh yang berbeda. Akan tetapi karena keterbatasan waktu yang
dimuliki oleh peneliti, maka dalam penelitian ini akan difokuskan pada faktor-
faktor internal dan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan-profitabilitas PT.
Berdikari United Livestock sebagai bagian dari delapan indikator kinerja
keuangan BUMN yang tertuang dalam SK Menteri BUMN Nomor
Kep-100/MBU/2002. indikator yang terkait dengan profitabilitas/rentabilitas
yaitu Return On Equity (ROE), Return On Investment,.
Kedua Rasio Tersebut di atas menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh laba (profitabilitas/rentabilitas). Sutrisno (2000:20)
menyatakan bahwa salah satu ukuran utama keberhasilan manajemen dalam
mengelola perusahaan adalah rentabilitas. Rentabilitas seperti yang
dimaksudkan di atas adalah rentabilitas ekonomi yang dinyatakan dalam
ROA/ROI sedangkan ROE merupakan rentabilitas modal sendiri.
Sebagai salah satu usaha yang mengelola produksi berupa
pengembangbiakan sapi (breeding), penggemukan (fattening), dan
perdagangan (trading), PT. Berdikari dalam kegiatan operasi membutuhkan
investasi dalam bentuk aktiva tetap dalam bentuk sarana dan prasarana,
sehingga dengan dengan demikian akan mendukung operasional usaha yang
pada akhirnya akan mengarah pada peningkatan profitabilitas.
43
Untuk keperluan tersebut investasi pada berbagai bentuk aktiva
diperlukan komposisi pembiayaan yang berasal dari hutang dan modal
sendiri yang dapat digunakan untuk melakukan investasi dalam berbagai
bentuk aktiva tetap yang diperlukan dalam kegiatan operasi PT. Berdikari
United Livestock. Dengan komposisi aktiva, kewajiban jangka panjang, dan
modal sendiri dalam jumlah yang memadai, perusahaan diharapkan dapat
meningkatkan kinerja keuangannya dalam hal profitabilitas/rentabilitas.
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan kerangka pikir seperti pada
gambar 1 berikut ini :
44
Gambar 1 . Kerangka Pikir
45
Jumlah Aktiva Tetap
Hutang Jangka Panjang
Equity
X3
PT. Berdikari United Livestock
Kegiatan Operasio Perusahaan
Kinerja Keuangan-ProfitabilitasY
Analisis Rasio Analisis Regresi Berganda
Analisis Rasio
F. Hipotesis
Bertitik tolak pada permasalahan dan kerangka pikir yang telah
dikemukakan sebelumnya maka diajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Faktor Jumlah Aktiva Tetap, Jumlah Hutang Jangka Panjang, Equity
berpengaruh secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan (Rentabilitas) PT. Berdikari United Livestock.
2. Faktor Jumlah Aktiva Tetap, Jumlah Hutang Jangka Panjang, Equity
berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan PT. Berdikari
United Livestock.
G. Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat
dikemukanan bahwa kinerja keuangan PT. Berdikari United Livestock
berdasarkan indikator yang terdapat pada SK Menteri BUMN Nomor Kep-
100/MBU/2002 dapat dipengaruhi oleh faktor baik internal maupun eksternal,
dari faktor-faktor tersebut bila diidentifikasi lebih jauh maka terdapat banyak
faktor yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan PT. Berdikari United
Livestock, akan tetapi sesuai dengan uraian pada perumusan masalah dan
hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya, maka beberapa faktor
tersebut dapat diidentifikasi kedalam variabel-variabel penelitian sebabagai
berikut :
46
1. Dependent Variabel (variabel terikat), yaitu kinerja keuangan PT.
Berdikari United Livestock yang ditunjukkan oleh tingkat perolehan laba
(Profitabilitas/rentabilitas)
2. Independent variabel (variabel bebas), yaitu Jumlah Aktiva tetap, Hutang
jangka panjang, dan Equity. PT. Berdikari United Livestock.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka identifikasi variabel dapat
ditunjukkan sebagai berikut :
Variabel Y = Kinerja Keuangan-Profitabilitas/rentabilitas
Variabel X1 =Jumlah Aktiva Tetap
Varoabel X2 = Hutang Jangka Panjang
Variabel X3 = Equity.
a) Kinerja keuangan (Y) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja
keuangan PT. Berdikari United Livestock yang ditunjukkan dengan tingkat
perolehan laba (profitabilitas/rentabilitas) yang jika dihubungkan dengan
delapan indikator Kinerja Keuangan BUMN pada SK Meteri BUMN No.
Kep-100/MBU/2002 maka terkait Return on Equity, Return On Investment
(Provitabilitas) tahun 2000-2004 dengan sebaran data penelitian 10
semester (n=10). Pemilihan indikator kinerja keuangan berupa
kemapulabaan ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa bobot
maksimum dari kedua indikator kinerja keuangan tersebut sebesar 35
Point ( 50% ) dari bobot kinerja keuangan standar BUMN Non-
Infrastruktur.
47
b) Jumlah Aktiva Tetap (X1) adalah Jumlah Aktiva tetap yang dimiliki oleh
PT. Berdikari United Livestock periode 2000-2004 (10 semester).
c) Hutang Jangka panjang (X2) adalah jumlah hutang jangka panjang yang
dimiliki oleh PT. Berdikari United Livestock periode 2000-2004 (10
semester).
d) Equitas (X3) adalah Jumlah modal saham ditambah/dikurangi laba/rugi
PT. Berdikari United Livestock periode 2000-2004 (10 Semester).
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan desain survei untuk
memperoleh informasi tentang masalah yang berkaitan dengan analisis
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan PT. Berdikari
United Livestock. Dalam pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk penelitian
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan data historis
berupa laporan keuangan periode 2000-2004.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Kantor PT. Berdikari United Livestock
yang berkedudukan di Pare-pare Sulawesi selatan dan Desa Bila yang
dikenal dengan nama Bila Ranch River (BRR) Kecamatan Pituriase
kabupaten Sidenreng Rappang. Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih tiga
bulan, dimulai pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2005.
C. Populasi dan Sampel
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan PT.
Berdikari United Livestock berupa Likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, aktivitas
usaha yang dinyatakan dalam SK Menteri BUMN No. Kep-100/MBU/2002
49
dengan ROE, ROI, CR, CAR, COP, ITO, TATO, dan RMS terhadap TA.
Adapun jangka waktu penelitian adalah 10 semester mulai januari 2000
sampai dengan desember 2004. input data yang digunakan disusun secara
semesteran. Objek yang diamati adalah laporan keuangan PT. Berdikari
United Livestock periode januri 2000 sampai dengan Desembe 2004. yang
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah profitabilitas/rentabilitas atau
kemampulabaan PT. Berdikari United Livestock Periode 2000-2004 (10
semester). Data yang digunakan dalah data historis berupa time series.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini sepenuhnya menggunakan data sekunder. Data sekunder
berupa laporan keuangan yang diperoleh dari PT. Berdikari United Livestock
dan telah diperiksa oleh Akuntan Publik dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian.
E. Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis
Berdasarkan masalah, tujuan serta hipotesis yang telah dikemukakan,
maka metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif kuantitatif. Metode analisis kuantitatif dilakukan melalui
analisis rasio keuangan yang didasarkan pada SK Menteri Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) Nomor : Kep-100/MBU/2002 dan Analisis Regresi Berganda
(Multiple regression). Kedua teknik analisis tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
50
1. Analisis rasio keuangan berdasarkan SK Mentri Badan Usaha Milik
Negara Nomor : Kep-100/MBU/2002
Berdasarkan SK tersebut di atas, maka Indikator penilaian didasarkan
pada 8 Aspek . Ke 8 rasio ini masing-masing digunakan untuk mengukur :
pengukuran Likuiditas, Solvabilitas, rentabilitas, Aktivitas Usaha. Bobot
penilain Kinerja standar sesuai SK tersebut di atas adalah 100 yang terdiri
dari bobot kinerja keuangan 70, bobot kinerja administrasi 15, dan bobot
kinerja operasional 15. akan tetapi berdasarkan judul dan uraian yang telah
dikemukakan sebelumnya maka dalam penelitian ini difokuskan pada kinerja
keuangan. 8 aspek kinerja keuangan tersebut dapat dilihat pada tabel 2
berikut ini:
51
Tabel 2. Indikator Penilaian Kinerja Keuangan BUMN Non-Infrastruktur
No Indikator Rumus Bobot
1
2
3
4
5
6
7
8
Imbalan kepada pemegang saham (ROE) %
Imbalan Investasi (ROI) %
Cash Ratio/Rasio Kas %
Current Ratio/Rasio Lancar %
Collection Priods (Hari)
Perputaran Persediaan (Hari)
Perputaran Asset %
Rasio Modal Sendir %
Laba setelah Pajak-------------------------- x 100%
Modal SendiriEBIT + Penyusutan
------------------------- x 100%Capital Employed
Kas+Bank+SSB JP---------------------- x100%
Hutang LancarCurrent Asset
---------------------- x100%Hutang Lancar
Tot. Piutang ---------------------- x 365 Hari
Pendapatan UsahaTotal Persediaan
---------------------- x 365 HariPendapatan UsahaTotal Pendapatan
---------------------- x100%Capital Employed
Total Modal Sendiri---------------------- x100%
Total Asset
20
15
5
5
5
5
5
10
Jumlah 70Sumber : SK Menteri BUMN No. Kep-100/MBU/2002
Untuk mempertajam analisis yang dilakukan dalam penilaian kinerja
keuangan PT. Berdikari United Livestock, maka laporan keuangan yang
digunakan adalah laporan keuangan yang dihasilkan pada periode lima tahun
terakhir yaitu tahun 2000, 2001, 2002, 2003, dan 2004.
52
2. Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression)
Dalam penelitian ini digunakan analisis data pendahuluan yaitu analisis rasio
keuangan berdasarkan SK Menteri BUMN No. Kep-100/MBU/2002. teknik ini
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang kinerja keuangan PT.
Berdikari secara keseluruhan. Untuk melakukan pengujian hipotesis
penelitian yang telah diajukan sebelumnya digunakan model regresi
berganda (multiple regression), dengan persamaan (Sritua Arief :1993)
sebagai berikut :
Y = + 1X1 + 2X2 + 3X3 + i
Dimana :
Y = Kinerja Keuangan – Profitabilitas
X1= Jumlah Aktiva tetap
X2= Jumlah Hutang Jangka Panjang
X3= Jumlah Equity
i = Paramater konstanta
= Kesalahan random
Digunakan analisis regresi terhadap tiga variabel independen X1, X2, X3,
yang diduga berpengaruh positif ataupun negatif terhadap kinerja keuangan
PT. Berdikari United Livestock. Model analisis yang digunakan dalam
penelitian ini secara teoritis akan menghasilkan nilai parameter model
penduga yang sahih bila dipakai asumsi klasik. Karena model analisis regresi
53
linier berganda maka estimasi yang digunakan adalah Metode Kuadrat
Terkecil Biasa (Ordinary Leas Squares – OLS) yang mempunyai sifat BLUE
(Best, Liner, Unbiased, Elimation). Asumsi klasik tesebut menurut Gujarati
(1999) alih bahasa Sumarno Zain, terdiri dari : Multikolinieritas,
Heteroskedastisitas dan Autokorelasi yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Multikolinieritas
Multikolinieritas menurut Gujarati (1999 : 157) berarti terdapat
hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua
variabel yang menjelaskan dari model regresi, yaitu terdapatnya lebih dari
satu hubungan linier pasti.” Sedangkan Sritua Arief (1993:23) menyatakan
bahwa Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel bebas
diantara satu dengan yang lainnya.” Pendekatan terhadap gejala
multikolinieritas menurut Norman H. Nie, et al (Eko, 2002:80) dapat dilihat
dari korelasi antara variabel bebas lebih dari 0.8, maka terjadi multikolinieritas
yang serius. Kemungkinan ini juga dapat dilihat dari tolerance value atau
nilai variance inflation factors (VIF) batas toleransi value adalah 0.01 dan
batas VIF adalah 10. menurut Hair (1998), apabila toleransi value dibawah
0.01 atau nilai VIF diatas 10 maka terjadi multikolinieritas menyebabkan
standar error cenderung semakin besar dan meningkatkan tingkat korelasi
antara variabel serta standar error menjadi sangat sensitif terhadap
perubahan nilai.
54
b) Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas syarat klasik dalam Analisis regresi berganda
adalah harus tidak terjadi gejala heteroskedastisitas yang berarti varian
residual harus sama. Untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas
dapat dilihat melalui uji Park . menurut Gujarati (1999:186) bahwa pengujian
park karenanya merupakan prosedur dua tahap. Dalam tahap pertama kita
melakukan regresi OLS dengan tidak memandang persoalan
heteroskedastisitas, dan melakukan regresi model :
Yi = o + iXi + dari sini akan diperoleh ei.
kemudian tahap kedua dengan melakukan regresi berikut :
Ln ei 2 = + Ln Xi + Vi
Menurut uji Park jika pada regresi tersebut diatas signifikan secara statistik,
maka terhdapat heterroskedastisitas di dalam data.
c) Autokorelasi
Autokorelasi menurut Gujarati (1999:201) dapat didefinisikan sebagai
korelasi antara angota serangkaian observasi yang diurut menurut waktu
(seperti data dalam deretan waktu) atau ruang (seperti data dalam cross-
sectional). Akan tatapi biasanya autokorelasi banyak terjdi pada data time
series. Uji yang menunjukkan bahwa varian residual tidak saling
berpengaruh, kemungkinan ini bisa dilihat dari nilai Durbin Watson (DW).
55
Apabila nilai Dw-hitung lebih besar dari nilai DW-tabel maka tidak ditunjukkan
adanya autokorelasi. Konsekuensi adanya autokorelasi adalah selang
keyakinan menjadi lebar serta variasn dan kesalahan standar ditaksir terlalu
rendah.
Menurut Gujarati (1999:217) mekanisme tes Durbin Watson (DW)
sebagai berikut:
1. Lakukan regresi OLS dan dapatkan residual ei
2. Hitung d dari Durbin Watson dengan rumus sebagai berikut :
Dimana : et = nilai residual dari persamaan regresi pada periode t
Et-1 = nilai residual dari persamaan regresi pada periode t-1
3. untuk ukuran sampel tertentu, dan banyak variabel yang menjelaskan
tertentu, dapatkan nilai kritis dt dan du
4. jika hipotesis Ho adalah tidak ada serial korelasi positif, maka jika :
d<dL : menolak Ho
d<du : tidak menolak Ho
d1<d<du : pengujian tidak meyakinkan
5. jika hipotesis Ho adalah tidak ada serial korelasi negatif, maka jika :
d>4-dL : menolak Ho
d<4-du : tidak menolak Ho
56
4-du<d<4-d1: pengujian tidak meyakinkan
6. jika hipotesis Ho dua ujung, yaitu tidak serial autokorelasi baik positif
maupun negatif, maka jika :
d<dL : menolak Ho
d>4-dL : menolak Ho
du<d<4-du : tidak menolak Ho
d1<d<du atau 4-du<d4-d1: pengujian tidak meyakinkan
3. Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan uji asumsi klasik terhadap data, selanjutnya
dilakukan uji hipotesis. Hipotesis penelitian berkaitan dengan ada tidaknya
pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y), untuk
menguji digunakan hipotesis nul (H0) yang menyatakan bahwa koefisien
regresi tidak signifikan dan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa
koefisien regresi signifikan.
Untuk menguji hipotesis 1 dan 2 digunakan alat uji sebagai berikut:
a) Pengujian Hipotesis 1 (secara bersama-sama)
Ho : Jumlah aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan Equity secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan-
profitabilitas PT. Berdikari United Livestock.
57
Ha : Jumlah aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan Equity secara
bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja keuangan-profitabilitas
PT. Berdikari United Livestock.
Untuk menguji hipotesis 1 dilakukan dengan uji-F Stat, untuk menguji
tingkat confidence pengaruh variabel independen secara bersama-sama
terhadap kinerja keuangan-profitabilitas PT. Berdikari United Livestock.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah :
1. Menentukan tingkat confidence 95% ( = 0.05)
2. Menentukan hipotesis statistik :
Ho : i, 2, ……m = 0, artinya tidak ada pengaruh yang nyata secara
simultan dari independent variabel Xi terhadap
dependent variabel Y.
Ha : 1, 2, ……m ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang nyata secara
simultan dari independent variabel Xi terhadap
dependent variabel Y
3. Menentukan nilai F dengan rumus Sritua Arief (1993:10) :
R2 /k-1F – hit = -----------------------------
( 1 - R2 ) /n – k-1
dimana :
R2 = Koefisien determinasin = jumlah sampelk = jumlah variabel bebas
58
4. Menentukan kaidah pengujian :
Jika F – hitung < F – tabel, terima H0 , tolak Ha, berarti jumlah aktiva tetap,
jumlah hutang jangka panjang, equity secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan-profitabilitas.
Jika F – hitung > F – tabel, terima H0 , tolak\ Ha, berarti jumlah aktiva tetap,
jumlah hutang jangka panjang, equity secara
bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja
keuangan-profitabilitas.
b) Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2), digunakan untuk melihat berapa
proporsi/variasi kemampuan prediktor dari jumlah aktiva tetap, jumlah hutang
jangka panjang, equity berpengaruh secara bersama-sama terahadap kinerja
keuangan-profitabilitas PT. Berdikari United Livestock. Rumus yang
digunakan adalah rumus menurut Gujarati (1999, Alih bahasa : Sumarno
Zain).
JKR
R2 = ---------Jky
Dimana :R2 = kofisien determinasi
JKR = jumlah kuadrat regresi (explained sum of squares)
JKY = jumlah total kuadrat (total sum of squares)
59
Semakin besar nilai R2 berarti semakin besar variasi variabel
independen X terhadap variabel dependen Y.
c) Pengujian Hipotesis 2 (secara parsial)
Ho : Jumlah aktiva tetap, hutang jangka panjang, modal kerja bersih, dan
Equity secara parsial tidak berpengaruh positif (+) atau negatif (-)
terhadap kinerja keuangan-profitabilitas PT. Berdikari United
Livestock.
Ha : Jumlah aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan Equity secara
parsial berpengaruh positif (+) atau negatif (-) terhadap kinerja
keuangan-profitabilitas PT. Berdikari United Livestock.
Untuk pengujian hipotesis 2 dilakukan dengan uji t, untuk menguji
tingkat signifikansi pengaruh variabel X secara parsial terhadap variabel Y
dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Adapun langkah-
langkah pengujian adalah :
1. Menentukan tingkat confidence 95% ( = 0.05)
2. Menentukan hipotesis statistik :
Ho : i, 2, ……m = 0, artinya tidak ada pengaruh yang nyata secara parsial
dari independent variabel Xi terhadap dependent
variabel Y.
60
Ha : 1, 2, ……m ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang nyata secara parsial
dari independent variabel Xi terhadap dependent
variabel Y
3. Menentukan nilai t dengan rumus Sritua Arief (1993:9) :
bit = --------------
Sbi
dimana :
bi = Koefisien regresi masing-masing variabel
Sbi = standar error masing-masing variabel
4. Menentukan kaidah pengujian :
Jika t – hitung < t – tabel, terima H0 , tolak Ha, berarti jumlah aktiva tetap, jumlah
hutang jangka panjang, equity secara parsial tidak
berpengaruh positif (+) maupun negatif (-)
terhadap kinerja keuangan-profitabilitas.
Jika t – hitung > t – tabel, tolak H0 , tolak Ha, berarti jumlah aktiva tetap, jumlah
hutang jangka panjang, equity secara parsial
berpengaruh positif (+) maupun (-) terhadap
kinerja keuangan-profitabilitas.
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum PT. Berdikari United Livestock
1. Sejarah Perusahaan
Usaha pengembangan ternak sapi potong berupa ranch didirikan pada
tahun 1971 atas kerjasama dan usaha patungan antara PT. Bila dengan
United Livestock Service dari Virginia Texas USA dalam rangka Penanaman
Modal Asing dengan komposisi saham 10% PT. Bila dan 90% pihak United
Livestock Service. Dari kerjasama dua perusahaan ini membentuk suatu
perusahaan yang diberi nama PT. United Livestock dengan akte notaris
Abdul Latief No. 64 tanggal 27 Agustus 1971 di Jakarta dan disempurnakan
dengan akte notaris No. 159 tanggal 25 April 1972.
Untuk mendirikan usaha ternak sapi potong maka dimohon kepada
pemerintah lokasi tanah Negara yang terletak di Desa Bila dan batu
Kecamatan Dua Pitue Dati II Sidrap Sulawesi Selatan. Permohonan
perusahaan pada saat itu seluas 15.000 Ha. Setelah permohonan disetujui,
dilakukan survei dan sosialisasi antara Dinas Jawatan terkait dan masyarakat
dan selanjutnya diadakan pengukuran oleh petugas kantor Agraria pada
tahun 1970. Hasil pengukuran pada saat itu hanya seluas 11.900 Ha. Setelah
semua persyaratan dapat dipenuhi oleh PT. United Livestock, diterbitkanlah
seretifikat Hak Guna Usaha (HGU) dengan Surat Keputusan Menteri dalam
62
Negeri Nomor : HGU/PA.71 tanggal 9 November 1971. usaha inipun resmi
beroperasi tahun 1971. lokasi perusahaan diberi nama BILA RIVER RANCH
karena berbatasan dengan sungai Bila, sekarang bendungan Bila.
Usaha pokok PT. Berdikari United Livestock adalah pengembangbiakan
ternak sapi potong jenis utama sapi Brahman Cross dan Sumba Onggole
yang ada di Bila River Ranch maupun di Holding Ground KM. 11 Lainungan.
Pada akhir tahun 1974 bulan November, saham-saham pihak PT. United
Livestock dibeli oleh BULOG menyusul saham-saham PT. Bila. Jadi pada
tahun 1975, saham-saham ini 100% dimiliki oleh BULOG dengan Akte
Notaris Abdul Latief No. 124 tanggal 23 September 1980, serta akte notaris
dan tambahan berita negara tanggal 21 Juli 1972, No. 58 dengan perincian
dan persetujuan dari :
1. Surat Persetujuan Bapak Presiden RI No. 80/Pres/6/1971, di Jakarta
tanggal 18 Juli 1971.
2. Surat Keputusan Bapak Menteri Pertanian No. 364/KPTS/UNIS/1971.
Perusahaan ini dibeli oleh BULOG dengan asumsi untuk stabilitas harga
daging yang pada saat itu mengalami hambatan karena devisi harga pokok
produksi dengan operasi pasar dalam moment-moment tertentu tidak dapat
ditanggulangi oleh pemerintah. Lalu dianjurkan oleh pemerintah bahwa
BULOG tidak mengelola usaha peternakan sehingga pada tahun 1980
semua saham dan aset termasuk seluruh karyawan dihibahkan kepada PT.
PP Berdikari (BUMN) sempai sekarang. Diawal pembelian saham-saham
63
tahun 1974 terdapat 800 ekor sapi Bali, tahun 1975 diimpor calon induk
(Pregnant Heifer) dari Australia sebanyak 1.150 ekor dan pejantan 100 ekor.
Tahun 1976 ditambah lagi 300 ekor induk Sumba Ongole. Jadi populasi
ternak pada akhir tahun 1976 sebanyak 2350. selanjutnya pada tahun 1994 d
impor lagi sapi heifer pregnant sebanyak 801 ekor dan pejantan 20 ekor jenis
Brahman Cros dari Australia. Dari perkembangan usaha hingga tahun 1998
sebanyak 5380 ekor. Kelahiran anak sapi setiap tahun berkisar ±1300 ekor
dan penjualan berkisar ± 1000 ekor pertahun.
2. Letak dan Luas Lokasi
Usaha peternakan Bila River Ranch terletak di Desa Bila Riase Kecamatan
Pitu Riase Kabupaten Dati II Sidenreng Rappang dan dikelilingi oleh 4 desa
yaitu :
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bila Riase
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Barukku
e. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Lagading
f. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Compong
Adapun jarak lokasi ini dari ibukota Kabupaten Sidrap (Pangkajene) ± 39 km,
sedangkan dari ibukota kecamatan Tanru Tedong ± 11 Km. Perjalanan ke
Lokasi dari ibukota Kecamatan ditempuh sekitar 30 menit.
Menurut hasil ukur kantor PBB wilayah Parepare tahun 1987, HGU yang
dikuasai hanya berkisar 7000 Ha terdiri dari padang rerumputan dan hutan
64
belukar konservasi air di dalam pagar batas keliling. Jadi HGU yang dikuasai
kurang dari 11.900 Ha atau kurang sekitar 4990 Ha. Kekurangan ini
diperkirakan sebagian di daerah perbatasan Batu, Tompong, Lagading dan
Bila Riawa dan untuk tetapnya baru bisa diketahui setelah diadakan
pengukuran kembali yang direncanakan akhir 1999 dan proses izin
perpanjangan HGU. Adapun teksiran luas masing-masing Paddock dan
Feedlot dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3. Taksiran Luas Pddock dan Feedlot Bila River Ranch No. Nama Lokasi Awal Hutan Invasi Efektif
1. Addituang 672,20 168,05 235,27 268,882. Lanro Taun I 292,65 43,90 117,06 131,693. Lanro Taun II 392,20 98,05 137,27 156,884. Salo Marra 650,07 130,01 97,51 422,555. SP. Tomana 212,07 85,09 10,64 117,006. SP. Mabborong 319,08 79,77 31,91 207,407. BK.Majalajalae 558,26 223,30 72,57 262,388. Lamasisa 304,51 76,130 15,25 213,169. Tanatoriddi 159,27 39,82 7,96 111,4910. Cent I,II dan III 455,00 45,50 0,00 409,5011. Cent IV 85,00 8,5 0,00 76,5012. LGD I,II 452,50 158,38 0,00 294,1313. Salo Batulappa 120,20 24,04 0,00 96,1614. Flores 15,00 0,75 10,50 3,7515. Lawawoi I dan II 89,80 17,96 0,00 71,8416. Bila 100,10 20,02 0,00 80,0817. Jambu Mente 25,00 2,50 0,00 22,5018. Ulue 125,00 12,50 31,25 81,2519. Beli I,II, & Botto 242,80 24,28 0,00 212,5220. Barukku I dan II 95,30 14,30 0,00 81,0121. Kandang C 38,76 1,94 7,75 29,0722. Salo Jambu 925,40 555,24 323,89 46,2723. Bottolibu 455,00 136,50 159,25 159,25
Total 6.785,82 1.966,52 1.258,06 3.561,24Sumber : Bila River Ranch, 2005
65
3. Sumber Daya Manusia
Jumlah tenaga kerja pada PT. Berdikari United Livestock (Persero) pada
tahun 1999 tercatat sebanyak 105 orang yang terdiri dari 9 orang wanita dan
96 orang pria. Jumlah tenaga kerja yang ada dalam perusahaan terdistribusi
menurut jabatan, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan.
Tabel 4. Tenaga Kerja Menurut Jabatan Pada PT. Berdikari United LivestockNo. Jabatan Jumlah (orang) Persentase
1. Direksi 2 1,902. Manajer 5 4,753. Kasie/Stockman 15 14,284. Fungsional 11 10,485. Pekerja 72 68,57
Jumlah 105 100Sumber : Bila River Ranch, 2005
Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja terbanyak adalah
pekerja yaitu 72 orang atau 68,57% dari total jumlah tenaga kerja. Tingginya
jumlah pekerja karena pekerja yang paling banyak terjun langsung
dilapangan, baik pada unit fattening, breeding dan feeding, sedangkan untuk
jabatan direksi hanya 2 orang atau 1,90% yaitu commisaris dan managing
director.
66
Tabel 5. Tenaga Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Pada PT. Berdikari United Livestock
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase1. Strata dua (S2) 1 0,952. Strata satu (S1) 8 7,623. Sarjana Muda 2 1,904. SLTA 18 17,145. SLTP 5 4,766. SD 71 67,62
Jumlah 105 100Sumber : Bila River Ranch (2005)
Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa tenaga kerja didominasi oleh tenaga
kerja dengan tingkat pendidikan sekolah dasar dengan jumlah 71 orang atau
67,62% dari total tenaga kerja. Tenaga kerja dengan tingkat pendidikan
sekolah dasar tersebut sebagai buruh kasar yang tersebar diberbagai unit
perusahaan. Sedangkat tingkat pendidikan tertinggi yaitu Strata dua (S2)
sebanyak 1 orang atau 0,95 sebagai manager.
Distribusi tenaga kerja menurut status dapat ditunjukkan pada tabel 6 berikut
ini :
Tabel 6. Tenaga Kerja Menurut Status pada PT. Berdikari United LivestockNo. Pekerja Jumlah (orang) Persentase
1. Tetap 75 71,43%2. Kontrak 9 8,57%3. Harian 21 20%
Jumlah 105 100%Sumber : Bila River Ranch, 2005
Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa tenaga kerja berdasarkan status pekerja
tetap didominasi oleh pekerja tetap sebanyak 75 orang atau 71,43%,
67
sedangkan status pekerja harian sebanyak 21 orang atau 20%, dan status
kontrak sebanyak 9 orang atau 8,57%.
B. Profil PT. Berdikari United Livestock
Berdasarkan Keputusan Mentri Badan Usaha Milik Negara Nomor : Kep-
100/MBU/2002 yang dimaksud BUMN adalah 1) Perusahaan perseroan
(Persero) sebagaimana dimaksud dalam peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 1998 dan Perusahaan Umum (PERUM) sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Pemerintah nomor 13 Tahun 1998, 2) Perusahan BUMN
adalah berbentuk Perseroan terbatas yang sekurang-kurangnnya 51%
sehamnya dimiliki oleh BUMN.
PT. Berdikari United Livestock adalah merupakan anak perusahaan PT.
Berdikari (Persero). PT. Berdikari United Livestock yang termasuk dalam
kelompok Non-Infrastruktur (Nomor : Kep-100/MBU/2002;Lampiran-1).
Perusahaan ini berkedudukan di Bila Kabupaten Sidrap dan Parepare
Sulawesi Selatan yang didirikan sejak tahun 1971 melalui akte notaris No. 64
tanggal 27 Agustus 1971. Anggaran perusahaan telah mengalami pergantian
beberapa kali, terakhir untuk penyesuaian Undang-undang No. 1 tahun 1995.
dengan Akte Notaris Lindasari Bachroem, SH No. 50 tanggal 24 Juni 1999
dengan Pengesahan Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No. C-7422 HT.01.04 tahun 2000 tanggal 27 Maret 2000.
68
Lokasi untuk pengembang biakan sapi (Breeding) berada di Bila,
Kelurahan Pituriase Kabupaten Sidenreng Rappang Propinsi Sulawesi
Selatan yang dikenal dengan Bila River Ranch (BRR), lokasi penggemukan
Sapi (Fattening) selain berada di Bila Rever Ranch, juga terdapat di
Lainungan Kabupaten Sidrap. Luas areal BRR 6.623,10 Ha dengan Status
Hak Guna Usaha (HGU) diperoleh berdasarkan SK Badan Pertanahan
Nasional No. 16/HGU/BPN/2002 tanggal 31 Januari 2002. sedangkan areal
penggemukan sapi berlokasi di KM 11 Lainungan sebesar 218,54 Ha
dengan status HGU sesuai SK HGU No. 18 tahun 2003.
C. Visi dan Misi Perusahaan
Visi perusahaan adalah menjadi Perusahaan Peternakan Sapi
Potong/Pedaging terbesar dan terbaik di Indonesia. Sedakan Misi
Perusahaan adalah : melaksanakan kegiatan usaha dibidang Agribisnis yang
terfokus pada pengembangbiakan ternak sapi potong/pedaging,
penggemukan dan perdangangan baik untuk potong maupun untuk ternak
bibit.
D. Struktur Organisasi, Tugas dan Wewenang
Sebagai perwujudan distribusi dan pebagian tugas dalam rangka
pencapaian tujuan perusahaan maka dijabarkan dalam sebuah struktur
organisasi. Berdasarkan SK No. 05/SK-DIR/BULI/V/99 tanggal 1 April 1999
struktur organisasi PT. Berdikari United Livestock adalah sebagai berikut :
69
Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Berdikari United LivestockSumber: PT. Berdikari United Livestock
70
RUPS
KOMISARIS
DIREKTUR
GM
PENASEHATPENASEHAT
KONSULTANKONSULTAN
KEAMANANKEAMANAN
PENGEMBANGAN USAHA &
UMUM
PRODUKSI DIST. & PEMASARAN ADM & KEU
BREEDING
FATTENING
FEEDMILL
SAPI LOKAL
SAPI INPOR
PEMASARAN
KEUANGAN
ADMINISTRASI
PEMASARAN
a. Tugas dai wewenang sebagai berikut :
1. Commisaris
a) Melakukan pengawasand an memberikan nasehat kepada managing
director dalam menjalankan pengurusan perusahaan meliputi
Rencana Jangka Panjang (RJP) dan Rencana Kerja Anggaran
Perusahaan (RKAP), ketentuan Anggaran Dasar serta Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
b) Mengikuti perkembangan kegiatan perusahaan, memberikan
pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham
mengenai masalah yang dianggap penting bagi pengurusan
perusahaan.
c) Melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi menurunnya
kinerja perusahaan.
2. Managing Director
a) Melaksanakan pengurusan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan
perusahaan, serta mewakili perusahaan baik di dalam maupun diluar.
b) Menyiapkan Rencana Jangka Panjang (RJP) dan RKAP (Rencana
Kerja Anggaran Perusahaan)
c) Menyerahkan perhitungan tahunan perusahaan kepada akuntan
publik atau Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
71
3. Manajer Breeding
a) Menyusun rencana kerja dan jadwal kegiatan unit secara terperinci
setiap bulan
b) Bertanggungjawab terhadap seluruh jumlah ternak yang ada di unit
breeding. Melakukakan pengawasan dalam melaksanakan kegiatan
pemeliharaan induk-induk, heifer dan induk kering, induk bunting,
pejantan dan calon pejantan serta kuda.
c) Bertanggungjawab atas kondisi ternak, melakukan tindakan terhadap
ternak-ternak yang kondisinya menurun.
d) Senantiasa meningkatkan kelahirran, kualitas ternak dan menekan
segala resiko kematian, jual paksaa/kecelakaan serta melakukan
penyapihan setiap waktu.
e) Bertanggungjawab terhadap seluruh serana dan prasarana unit
breeding
f) Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan unit-unit kegiatan
lainnya.
g) Dalam melaksanakan tugas, dibantu oleh stockman dan kepala
kelompok serta bertanggungjawab kepada managing director.
4. Manajer fattening
a) Menyusun rencana kerja dan jadwal kegiatan unit secara terperinci
setiap bulan
72
b) Bertanggungjawab terhadap seluruh jumlah ternak yang ada di unit
fattening
c) Melakukan pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan
starter, grower, fisher di Bila River Ranch dan Holding Ground Km 11
d) Bertanggungjawab terhadap peningkatan berat badan ternak
e) Menetapkan jumlah pemberian pakan, waktu pemberian pakan, waktu
penimbangan, bersama unit feedmil menentukan susunan ransum
serta kualitas pakan yang dikehendaki unit fattening
f) Bertanggungjawab atas penjualan ternak, hasil penjualan ternak dan
tepat waktu mengirim ternak sesuai dengan program kerja.
g) Bertanggungjawab terhadap sarana dan prasarana unit fattening
h) Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan unit-unit lainnya.
i) Dalam melaksanakan tugas dibantu oleh stockman dan kepala seksi
dan bertanggungjawab kepada managing director.
5. Manajer Feedmil
a) Menyusun rencana kerja dan jadwal kegiatan unit secara terperinci
setiap bulan
b) Bertanggungjawab atas tersedianya kebutuhan pakan ternak baik
konsentrat, mineral dan hijauan serta memperhatikan kualitas dan
kuantitas rumput seluruh pada penggembalaan baik untuk unit
fattening maupun untuk unit breeding.
73
c) Bertanggungjawab terhadap stock bahan baku pakan, konsentrat,
mineral dan hijauan serta seluruh sarana dan prasarana.
d) Bersama-sama unit fattening dan unit breeding membuat komposisi
ransum khususnya konsentrat serta peningkatan nutrisi dari rumput
potong maupun limbah pertanian.
e) Bertanggungjawab terhadap distribusi pakan konsentrat maupun
hijauan yang diminta oleh unit fattening maupun unit breeding sersuau
jumlah yang diminta serta tepat waktu.
f) Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan unit feedmil serta
mengambil tindakan apabila diperlukan khususnya kondisi rumput
lapangan penggembalaan yang dikoordinasikan dengan unit
breeding.
g) Bertanggungjawab terhadap sarana dan prasarana unit breeding
h) Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh stockman dan
bertanggungjawab kepada managing director.
6. Manajer Administration and Finance
a) Menyusun rencana kerja dan anggaran perusahaan beserta
evaluasinya bersama unit atau bagian (RKAP, RJP, Laporan
Triwulan, Laporan Kinerja dan Annual Report).
b) Bertanggungjawab terhadap administrasi ternak, non ternak dan
keuangan.
c) Menyusun proyeksi arus kas, laba atau rugi dan neraca
74
d) Bertanggungjawab terhadap arus keuangan perusahaan.
e) Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh kepala bagian finance,
administrasi dan HRD (Human Resource and Development) serta
bertanggungjawab kepada managing director.
7. Staf Managing Director
a) Consultan
1) Memberi pemikiran dan konsep-konsep
pengembangan usaha demi peningkatan produksi.
2) Mengevaluasi kelayakan setiap kegiatan yang
dikembangkan
3) Memberi petunjuk dan saran-saran pelaksanaan
operasional setiap kegiatan.
b) Corporate
1) Merangkum laporan unit-unit dan menyusun laporan perusahaan.
2) Bertanggungjawab atas hasil evaluasi seluruh kegiatan unit yang
akan dipilih dasar untuk kebijakan dan keputusan serta
perencanaan.
3) Membuat percobaan-percobaan untuk pengembangan usaha dan
berorientasi pada efisiensi dan efektifitas.
4) Melakukan komunikasi pada instansi diluar perusahaan sebagai
sumber informasi pengemban usaha.
5) Bertanggungjawab kepada managing director.
75
c) Veteriner
1) Menyusun rencana kerja dan jadwal kegiatan unit secara
terperinci
2) Bertanggungjawab atas kesehatan seluruh ternak dan melakukan
tindakan pencegahan penyakit terutama penyakit menular
serperti SE, Anthrax dan Brucellosis.
3) Melakukan pemeriksanaan kebuntingan (PKB), melaksanakan
kawin suntik (IB) dan pemberian obat cacing.
4) Membuat rencana dan jadwal kebutuhan obat-obatan ternak
serta kebutuhan lainnya yang menyangkut program kegiatan
kesehatan hewan.
5) Senantiasa melakukan koordinasi dengan unit-unit lain untuk
kegiatan yang dilakukan oleh kesehatan hewan.
6) Senantiasa membuat Berita Acara Kematian dengan
memaparkan sebab dan akibat kematian tersebut sesuai blanko
yang sudah disiapkan baik untuk unit breeding maupun fattening
dan dilaporkan kepada managing director.
7) Dalam melakukan kegaitan dibantu oleh paramedis serta seluruh
personil unit yang akan melakukan kegiatan.
76
8) Bertanggungjawawab atas stok obat-obatan serta peralatan
hewan
9) Mengontrol kualitas bahan baku pakan ternak dan obat-obatan
(Quality control) untuk meningkatkan produktivitas ternak
10)Bertanggungjawab kepada managing director.
8. Stockan dan Kepala Bagian
a) Bartanggungjawab terhadap unit kegiatan masing-masing
b) Senantiasa melakukan koordinasi dan komunikasi dengan
seksi/stockan lainnya yang menyangkut jadwal kegiatan dan
permasalahan yang terjadi untuk diambil tindakan secepatnya.
c) Dibantu oleh pekerja-pekerjanya.
d) Bertanggungjawab kepada masing-masing manajer.
77
b. Proses Pengadaan Sapi Potong
Untuk memperlancar roda kegiatan perusahaan, maka salah satu
unsur penting yang perlu diperhatikan adalah menjaga agar produk tetap
tersedia. Khususnya pada PT. Berdikari United Livestock dengan usaha
peternakan sapi potong, maka ketersediaan ternak sapi potong adalah hal
yang mutlak dilakukan. Oleh karena itu bagian yang berkaitan dengan
produksi, yaitu unit breeding selalu mengusahakan pengadaan sapi potong
secara terus menurus, baik melalui usaha pengadaan sapi dan adanya
kelahiran ternak berdasarkan pengelompokan perkawinan maupun
pengadaan sapi melalui usaha pembelian dari luar perusahaan. Bentuk
pengadaan ternak sapi potong akan dijelaskan berikut ini:
1) Pengadaan Sapi Melalui Pengelompokan Perkawinan
Pengadaan sapi melalui pengelompokan perkawinan dapat dilakukan
dengan mengusahakan kelahiran ternak dari induk-induk ternak yang sudah
diseleksi untuk dijadikan sebagai induk sapi yang berpeluang besar
melahirkan anak sesuai yang diharapkan.
Dari ternak yang susah diseleksi tersebut, kemudian dilepaskan ke
lokasi pengembalaan dengan menggunakan dua sistem pengelompokan
perkawinan masing-masing sebagai berikut :
1. Kelompok Perkawinan Bila Special Breed
78
Kelompok perkawinan ini dapat menghasilkan bibit unggul
dari hasil perkawinan pejantan hasil ET, dengan induk-induk
terbaik hasil seleksi. Dari hasil perkawinan ini menghasilkan bibit
unggul yang diberi nama Bila Special Breed atau lebih dikenal
dengan istilah “Bis Breed”
2. Kelompok Perkawinan Komersil
Kelompok ini dikatakan kelompok perkawinan special
karena dari hasil perkawinan sapi yang pertumbuhannya cepat
dengan kualitas daging yang tinggi, pada kelompok perkawinan ini
dipilih sapi jenis :
a) Bali dara ( Peranakan Onggole) dikawinkan dengan
pejatan Bali Gundul (tidak bertanduk)
b) Induk Onggole (SO,PO) dikawinkan dengan sapi
pejantan Onggole (SO)
c) Induk BX dikawinkan dengan Onggole (SO). Jenis
sapi yang dihasilkan dari kelompok perkawinan ini diberi nama
“Komersil Bila Cross” atau yang lebih dikenal dengan istilah
“Kalbi Cross”.
2) Pengadaan Sapi dari Luar Perusahaan
Agar persediaan ternak sapi potong tetap stabil, maka pihak
perusahaan juga mengusahakan pengadaan sapi melalui usaha pembelian
dari luar perusahaan. Pembelian sapi yang dilakukan perusahaan selama ini
79
pada umumnya berasal dari petani dan perusahaan-perusahaan lain disekitar
lokasi perusahaan dan dari daerah-daerah lain seperti Wajo, Luwu,
Enrekang, Bone, dan Pinrang.
Sapi yang bibeli dari luar perusahaan terlebih dahulu digemukkan
dengan sistem Feedlot dalam jangka waktu beberapa bulan dan setelah
mencapai berat badan rata-rata 275-450 Kg per ekor, maka sapi-sapi
tersebut baru dijual kepada konsumen.
Dari usaha pengadaan sapi potong baik yang dilakukan dengan sistem
pengelompokan perkawinan maupun dengan usaha pembelian dari luar
perusahaan, maka terdapat empat jenis sapi yaitu :
a) Jenis Sapi Bali
Sapi jenis ini adalah merupakan banteng yang telah dijinakkan dari
bersal dari Bali. Adapun ciri-ciri sapi Bali adalah :
1. Jantan dewasa berwarna hitam
2. betina berwarna coklat dengan spesifikasi warna putih pada
bagian pantat dengan kaki mulai taspol ke bawah.
3. tinggi badan dewasa berkisa antara 130-135 cm
4. berat badan antara 300-400 Kg/Ekor.
b) Jenis Sapi Onggole
Merupakan sapi Zebu yang bersal dari India. Adapun ciri-ciri sapi
Onggole adalah :
1. Hidup berkelompok
80
2. tinggi badan dewasa berkisar antara 135-150 cm
3. berat rata-rata berkisar 450-600 Kg/ekor
c) Jenis Sapi Australia (Brahman Cross)
Termasuk golongan sapi Zebu yang dikembangkan di Australia
yang beriklim panas. Dimasukkan ke Indonesia pada tahun 1974. Adapun
ciri-ciri sapi jenis ini adalah : Merupakan sapi Zebu yang bersal dari India.
Adapun ciri-ciri sapi Onggole adalah :
1. tinggi badan rata-rata berkisar aantara 140-160 cm
2. berat badan 500-700 Kg/ekor dan berpunuk
d) Jenis Sapi Peranakan
Sapi Jenis ini merupakan hasil perkawinan sendiri dengan
menggunakan pejantan Onggole dari Australia dengan ciri-ciri yang
menerupai sapi jenis Onggole.
Dari jenis-jenis sapi ini, dikelompokkan lagi menurut umurnya
sebagai berikut :
1. Calf, yaitu sapi yang dikelompokkan pada umur 1-7 bulan
2. weaner, yaitu sapi yang telah dipisahkan dengan induknya,
berumur 6 bulan – 1 tahun.
3. Heifer (sapi dara) dan calon bull (jantan muda) sapi yang
berumur 1-2 tahun
4. Cow (induk) dan Bull (pejantan) sapi dewasa umur 3 tahun
keatas.
81
c. Sistem Penggemukan Sapi
Sebagai salah satu usaha peternakan sapi potong yang tergolong
besar, menerapkan manajemen penggemukan dengan sistem feedlot yaitu
sistem penggemukan dengan dikandangkan dan pakan diberikan dalam
kandang tersebut.
Pada unit penggemukan Bila River Ranch memiliki 8 unit kandang
penggemukan yang masing-masing dinamakan kandang A,B,C,D,F,G,H.
masing-masing kadang dibagi menjadi 10 petak. Setiap petak kandang yang
luasnya 24 m2 ( 4m x 6m ) dapat menampung 10 Animal Unit, yaitu 20 ekor
sapi muda atau 10 ekor sapi dewasa.
Sapi-sapi yang digemukkan pada unit Bila Ranch River terdiri dari dua
fase yaitu fase starter dan fase growser. Sapi yang tergolong pada fase
strarter yaitu sapi dengan berat 100 – 175 Kg. Sedangkan sapi yang
tergolong sapi growser yaitu sapi dengan berat 176 – 250 Kg.
Pemberian pakan untuk ternak yang digemukkan dengan sistem
Feedlot dilakukan setiap hari, baik itu pakan hijauan maupun pakan non
hijauan (konsentrat). Pakan hijauan yang diberikan meliputi rumput gajah,
rumput alam maupun jerami padi, yang diberikan pada pagi dan sore hari,
setelah pakan konsentratnya diberikan.
Pakan hijauan diberikan ini terlebih dahulu dicincang dengan
menggunakan mesin pencincang rumput (chopper). Pencincangan ini
dimaksudkan untuk mempermudah perenggutan sekaligus mengurangi
82
hijauan yang terbuang saat perenggutan, sedangkan pakan konsentrat
diberikan pada bak-bak penampungan pakan.
Adapun pemberian air pada sistem feedlot dilakukan setiap hari pada
saat sanitasi kandang yaitu pagi hari dan penambahan kembali pada sore
hari untuk kebutuhan ternak pada malam hari. Sebelum pemberian air, bak
air terlebih dahulu dibersihkan agar ternak terhindar dari kuman atau bibit
penyakit. Banyaknya air yang diberikan pada ternak yang digemukkan tidak
dibatasi untuk menghindari terjadinya kekurangan air pada ternak.
Kegiatan membersihkan (sanitasi) kandang ternak pada unit
penggemukan merupakan kegiatan rutin yang dilakukan pada pagi hari pukul
09.00 setelah pemberian konsentrat. Pembersihan kandang yang dilakukan
meliputi pembersihan lantai kandang, tempat makanan dan bak air minum
dari sisa-sisa makanan, karena hal tersebut dapat menyebabkan
terkontaminasinya makanan dengan bakteri atau kuman yang dapat
membawa bibit penyakit. Pembersihan lantai kandang dari kotoran ternak
dilakukan dengan cara menyiramkan air kemudian didorong ke saluran
pembuangan yang ada di dalam kandang untuk kemudian diteruskan oleh
aliran air ke tempat pembuangan yang ada dibelakang kandang.
Masalah kesehatan sapi yang digemukkan juga merupakan masalah
yang sangat diperhatikan oleh manajemen perusahaan. Hal ini disebabkan
karena kesehatan ternak merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan usaha penggemukan. Ternak sapi yang kesehatannya
83
terganggu akan menyebabkan menurunnya kemampuan ternak tersebut
mengkonsumsi pakan, sehingga proses penggemukan sapi akan terhambat.
Sapi-sapi yang digemukkan di Bila Ranch River senantiasa dijaga
kesehatannya dengan memperhatikan higien sapi dan lingkungan serta
tindakan pencegahan penyakit berupa pemberian obat cacing melalui mulut,
mandi obat (dipping), injeksi vitamin B Compleks dan injeksi teerramcyn.
Untuk mengantisipasi terjadinya masalah jika ternak sakit tidak
diketahui oleh pekerja, maka dilakukan pengontrolan rutin. Pengontrolan
terhadap kondisi ternak yang ada dalam kandang dilakukan setiap hari yaitu
pada saat pemberian pakan dan setelah pemberian pakan.
d. Proses Pengadaan dan Pegolahan Pakan Konsentrat
Secara garis besar, pakan yang digunakan pada unit penggemukan
PT. Berdikari United Livestock Bila Ranch River dibedakan atas dua macam
yaitu pakan hijauan dan pakan non-hijauan. Pengadaan pakan hijauan untuk
kebutuhan unit penggemukan pada perusahaan ini tidak merupakan kendala,
karena perusahaan juga mengelola unit pasture. Sebagian besar lahan
pasture ditanami rumput gajah sebagai sumber pakan hijauan dan untuk
mencukupi kebutuhan pakan, juga ditanami jenis rumput alam yang
dikombinasikan dengan legim yang dapaat dijadikan pakan ternak.
Penyediaan pakan hijauan untuk ternak yang digemukkan dengan
sistem feedlot pada perusahaan dilakukan setiap hari. Karena letak kebun
rumput yang agak jauh diberi lokasi kandang penggemukan maka untuk
84
mengangkut rumput tersebut digunakan 2 unit traktor gandengan. Rumput
yang telah dipotong diangkut ke lokasi penggemukan untuk kemudian
dicincang sebelum diberikan kepada ternak.
Pada usaha penggemukan sapi, ketersediaan pakah hijauan yang
melimpah belum dapat menjamin keberhasilan usaha penggemukan. Hal ini
disebabkan karena pakan hijauan tidak dapat mensuplai seluruh zat-zat
makanan yang dibutuhkan oleh ternak. Oleh karena itu, ternak yang
dipelihara untuk tujuan pengemukan perlu diberikan pakan non-hijauan atau
pakan penguat. Disamping karena kandungan proteinnyaa lebih tinggi, pakan
penguat juga memberikan pertambahan berat badan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan hijauan. Atas dasar inilah sehingga penggunaan pakan
penguat (konsentrat) pada perusahaan ini mendapat perhatian yang cukup
besar oleh pihak manajemen.
Adapun jenis bahan pakan non-hijauan yang biasa digunakan sebagai
pakan konsentrat pada PT. Berdikari United Livestock yaitu dedak padi,
pollard, kapur, urea, garam, vetamax, dan tetes. Pengadaan pakan
konsentrat dilakukan dengan cara membeli langsung pada tempat produksi
pakan jenis non-hijauan.
Dedak padi sebagai bahan pakan yang paling banyak digunakan
dalam konsentrat diperoleh dari daerah-daerah di Sulawesi Selatan, tetapi
terbanyak diperoleh dari daerah Bulukumba. Pollard yang merupakan dedak
gandum diperoleh dari pabrik pengolahan tepung terigu PT. Berdikari sari
85
Utama yang juga merupakan anak cabang PT. Berdikari Group, di Makassar.
Kapur diperoleh dari Kabupaten Barru, Urea dari PT. Pupuk Srriwijaya,
garam dari Makassar, vetamix dari Jakarta serta tetas dari PTP Nusantara
XIV Makassar.
Untuk lebih jelasnya, jenis bahan pakan konsentrat yang digunakan
pada unit penggemukan PT. Berdikari United Livestock, sumber dan harga
perkilogram dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini :
Tabel 7. Jenis Bahan Pakan Konsentrat, Sumber Pengadaan, harga per Kg yang digunakan pada PT. Berdikari United Livestock Bila Ranch River.
No. Jenis Bahan Pakan Harga/Kg (Rp) Sumber Pengadaan1. Dedak Padi 300 Bulukumba2. Polland 725 PT. Berdikari Sari
Utama3. Bungkil Kelapa 700 Sidrap4. Kapur 175 Barru5. Urea 1200 PT. Pupuk Sriwijaya6. Garam 14500 Makassar7. Vetamax 4500 Jakarta & Makassar8. Tetes 600 PTP. Nusantara XIV
MakassarSumber : Bila Ranch River, 2005
Pembelian bahan pakan konsentrat dilakukan secara berkala
(perbulan) dengan tetap memperhatikan ketersediaan dan harga bahan
pakan melimpah, pembelian terus dilakukan karena harga pada saat-saat
86
seperti itu relatif murah. Dan untuk menjaga kualitas bahan pakan agar tidak
mengalami penurunan selama masa penyimpanan, perusahaan
menyediakan unit Feed Mill sebagai tempat bahan pakan yang sekaligus
berfungsi sebagai termpat pengelolaan bahan pakan tersebut.
Sebelum diberikan kepada ternak, bahan pakan tersebut perlu diolah
terlebih dahulu. Sistem pengolahan yang dilakukan adalah dengan
mencampur beberapa jenis bahan pakan non hijauan untuk menghasilkan
konsentrat. Sejumlah bahan pakan yang telah disiapkan sebelumnya
dicampur sedikit demi sedikit sampai tercampur seluruhnya menjadi
campuran yang homogen. Jumlah bahan pakan yang dicampur sejumlah 3
ton untuk masing-masing fase. Adapun komposisi masing-masing jenis
bahan pakan yang akan dicampur menjadi pakan konsentrat tergantung pada
jenis bahan pakan yang tersedia dan status ternak. Pada unit penggemukan
PT. Berdikari United Livestock Bila Ranch River, pakan konsentrat yang
digunakan dibedakan atas dua macam yaitu pakan konsentrat untuk starter
dan grower dengan komposisi masing-masing jenis bahan pakan seperti
pada tabel 8 berikut ini :
Tabel 8. Komposisi Bahan Pakan Konsentrat Ternak Sapi Starter dan Grower yang digemukkan dengan Sistem Feedlot pada PT. Berdikari United Livestock.
No. Jenis Bahan Pakan Starter (%) Grower (%)1. Dedak Padi 68,5 632. Polland 12,5 153. Bungkil Kelapa 15 174. Kapur 1 2
87
5. Urea 0,5 16. Garam 1 17. Vetamax 1 0,58. Tetes 0,5 0,5
Total 100 100Sumber : Bila Ranch River 2005
e. Pengelolaan Ternak Sapi
PT. Berdikari United Livestock sebagai usaha yang bergerak dalam
bidang peternakan sapi pedaging (potong) dalam ranch yang meliputi usaha
pengembangbiakan (breeding), penggemukan (fattening), dan perdagangan
ternak (trading). Berikut ini akan bagan alur pengelolaan sapi :
88
Induk Breeding
Sapi Bibit
Sapi Bakalan Pemotongan
Peternak
Pasar
Fattening Sapi Potong Pasar
Sapi Bakalan Dari luar
IndustriPengolahan
Produk Jadi :1. Frozen Beef2. Corned3. Sosis4. Konro
Pasar
Gambar 3. Bagan Alur Industri Sapi Potong (Pedaging) Sumber : F Sumbung
Pekerjaan mulai dari pengembangbiakan, penggemukan, dan
perdagangan hasil-hasil ternak sapi pedaging. Ditangani secara keseluruhan
oleh manajemen PT. Berdikari United Livestock. Sedangkan pengelolaan
daging sapi belum dilakukan. Industri pengolahan pada umumnya ditangani
oleh mitra bisnisya seperti Kariyana Giya Utama dan PT. Sampico Adhi
Abbatoir, kedua perusahaan tersebut berada di Jakarta. Yang
dikembangbiakkan adalah sapi jenis Brahman Cross, Sumba Ongole, PO,
dan Sapi Bali Sulsel. Namun populasi terbesar (hampir 95%) adalah jenis
brahman Cross dari Australia. Ternak-ternak dipelihara dengan
memanfaatkan rumput alam yang merupakan vegetasi dominan. Sistem
pengembalaan yang diterapkan sebagian besar adalah extensif rearing
system, dimana ternak-ternak tersebut dilepas di dalam paddock sepanjang
tahun. Akan tetapi ada sebagian kelas sapi dipelihara secara intensif
(sapihan, jantan muda, dan bull). Sistem ini bertujuan untuk mempercepat
perbaikan kondisi tubuh induk sapi.
89
BAB V
ANALISIS & PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Sesuai dengan rencana proposal penelitian yang telah diajukan dan
direkomendasikan oleh komisi penasehat dan dewan penguji, maka
penelitian ini telah dilaksanakan di PT. Berdikari United Livestock Parepare
dan Sidrap, salah satu kelompok perusahaan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) non-infrastruktur sesuai SK Menteri BUMN No. Kep-100/MBU/2002.
Fokus permasalahan dititik beratkan pada analisis faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kinerja keuangan-rentabilitas dengan mengacu pada
Indikator Kinerja Keuangan yang tercantum pada SK Menteri BUMN No. Kep-
100/MBU/2002
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan PT.
Berdikari United Livestock ini menggunakan data Laporan Keuangan (Hasil
Perhitungan Tahunan) Perusahaan. Data yang digunakan adalah laporan
keuangan selama kurun waktu lima tahun terakhir (2000 – 2004).
Terdapat beberapa Surat Keputusan Menteri BUMN tentang Penilaian
Kinerja BUMN, akan tetapi pada penelitian ini akan mengacu pada Indikator
Kinerja SK Menteri BUMN No. Kep-100/MBU/2002. Nilai bobot perusahaan
diadakan atas likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, aktivitas usaha serta
indikator tambahan yang disesuaikan dengan perkembangan dunia usaha.
90
Surat Keputusan Meteri ini merupakan standar penilaian yang
digunakan dalam penilaian kinerja keuangan BUMN, dimana dalam
perhitungannya mengacu pada rasio-rasio keuangan. Dari hasil analisis
tersebut selanjutnya diadakan analisis beberapa faktor yang dianggap
berpengaruh terhadap kinerja keuangan terutama pada tingkat
kemampulabaan PT. Berdikari United Livestock.
Guna menguji dan membuktikan hipotesis yang telah diajukan, maka
sebelum dilakukan analisis secara statistik, maka dilakukan analisis
pendahuluan dengan menggunakan metode analisis yang direkomendasikan
oleh Menteri BUMN melaui Surat Keputusan No. Kep-100/MBU/2002 sebagai
berikut :
A. Analisis Penilaian Kinerja Berdasarkan SK. Menteri BUMN RI No.
Kep-100/MBU/2002
Berdasarkan Surat Keputusan Meteri tersebut untuk kepentingan
penilaian Kinerja, BUMN digolongkan menjadi dua golongan yaitu Infra-
Struktur dan Non-Ingra Struktur. PT. Berdikari United Livestock sebagai
salah satu anak Perusahaan PT. Berdikari masuk dalam golongan BUMN
Non-Infrastruktur. Penilaian Kinerja mencakup tiga hal pokok yaitu : 1) Kinerja
Keuangan, 2) kinerja Operasional, dan 3) Kinerja Administrasi. Adapun bobot
maksimum masing masing adalah 70 untuk kinerja keuangan, 15 untuk
kinerja administrasi, dan 15 untuk kinerja administrasi. Akan tetapi sesuai
91
dengan masalah dan batasan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka penulis memfokuskan analisis pada Kinerja
Keuangan-rentabilitas/profitabilitas.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dari data laporan
selama periode waktu tahun 2000 – 2004 (Lampiran 3-6) hasilnya dapat
diringkaskan dalam tabel 9 Berikut ini :
Tabel 9 . Hasil Penilaian Kinerja Keuangan PT. Berdikari United Livestock tahun 2000 – 2004
IndikatorTahun
2000 2001 2002 2003 2004ROE 15.35 25.88 38.01 18.46 8.75ROI 9.67 14.63 18.33 10.71 5.59
Perputaaaran TA 65.66 69.50 93.21 85.07 75.31 MS terhada TA 34.50 37.83 39.92 31.28 33.05
Sumber : Data diolah (Lampiran 3-6)
Berdasarkan pada tabel 9 tersebut di atas, maka akan diuraikan
perkembangan dari 9 indikator tersebut selama 5 (lima) tahun terakhir yaitu
tahun 2000 – 2004 sebagai berikut :
a) Return on Equity (ROE)
Perkembangan nilai Return on Equity (ROE) selama 5 (lima tahun
terakhir adalah sebagai berikut :
92
Gambar 4. Grafik Perkembangan Return on Equity (ROE) Tahun 2000 – 2004 (dalam %)
Sumber : Tabel 9
Grafik di atas menunjukkan adanya kecendrungan kinerja keuangan
PT. Berdikari United Livestock pada Indikator Return on Investment (ROE)
93
tahun 2000 – 2002 cendering meningkat, sedangkan periode 2002-2004
cendrung mengalami penurunan bahkan 2003-2004 mengalami penurunan
yang sangat drastis. Deskripsi Perkembangan kinerja tersebut dapat
dipaparkan sebagai berikut :
a) Pada tahun 2000 nilai ROE (Return on Equity) adalah 15,35%
dan mengalami peningkatan pada tahun 2001 menjadi 25,88%. Kondisi
ini disebabkan karena terjadinya peningkatan pada laba bersih
perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan rata-rata
modal.
b) Pada tahun 2001 nilai Return on Equity (ROE) 25,88 dan
meningkat pada tahun 2002 menjadi 38.01% (46,87%). Terjadi
peningkatan karena laba bersih perusahaan mengalami peningkatan yang
juga diikuti oleh peningkatan rata-rata modal.
c) Pada tahun 2002 nilai Return on Equity (ROE) 38,01%
mengalami penurunan pada tahun 2003 menjadi 18.46% (51.43%).
Terjadinya penurunan ini disebabkan karena adanya penurunan laba
bersih sementara rata-rata modal tidak mengalami peningkatan.
d) Pada tahun 2003 nilai Return on Equity (ROE) 18.46%
mengalami penurunan yang sangat drastis pada tahun 2004 menjadi
8,75% (52.60%) karena terjadi penurunan laba bersih perusahaan
sementara rata-rata modal tidak mengalamikenaikan.
94
b) Return on Investment (ROI)
Perkembangan nilai Return on Investment (ROI) selama 5 (lima) tahun
terakhir adalah sebagai berikut :
Gambar 5. Grafik Perkembangan Return on Investment (ROI) Tahun 2000 – 2004 (dalam %)
Sumber : Tabel 9
Grafik di atas menunjukkan adanya kecendrungan peningkatan nilai
Return on Investment (ROI) terutama pada tahun 2000-2002, sedangkan
tahun 2002-2004 menunjukkan adanya kecendrungan menurun, bahkan
95
secara drastis terjadi pada tahun 2004. deskripsi kinerja keuangan tersebut di
atas dipaparkan sebagai berikut :
a) Pada tahun 2000 nilai Return on Investment (ROI) 9.67% mengalami
peningkatan pada tahun 2001 menjadi 14.63% (51.29%) disebabkan
karena terjadinya peningkatan jumlah aktiva tahun 2001 sebesar Rp.
47.453.883 (0.72%) yang juga diikuti dengan kenaikan EBIT yang lebih
besar yaitu Rp. 102.684.013 (31.57%).
b) Pada tahun 2001 nilai Return on Investment (ROI) 14.63% mengalami
peningkatan pada tahun 2002 menjadi 18.33 % (25.29%) disebabkan
karena terjadinya peningkatan jumlah aktiva sebesar Rp. 1.002.577.476
( 15.01%) yang juga diikuti dengan kenaikan EBIT sebesar Rp.
49.215.051 (11.50%).
c) Pada tahun 2002 nilai Return on Investment (ROI) 18.33% mengalami
penurunan pada tahun 2003 menjadi 10.71 % (41.57%) disebabkan
karena terjadinya peningkatan jumlah aktiva lebih besar (dua kali lipat
dibandingkan dengan kenaikan EBIT) yakni Rp.2.513.328.254 (32.72%)
sementara kenaikan EBIT jauh lebih kecil yaitu Rp. 75.197.916 (15.76%).
d) Pada tahun 2003 nilai Return on Investment (ROI) 10.71% mengalami
penurunan yang sangat drastis pada tahun 2004 menjadi 5.59%
(47.81%) disebabkan karena terjadinya peningkatan jumlah aktiva yang
sebesar RP. 84.775.617 (0.82%) sementara EBIT mengalami penurunan
yang sangat drastis sebesar Rp. 276.127.589 (49.99%).
96
c) Perputaran Total Asset
Perputaran persediaan selama lima tahun terakhir dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 6 . Grafik Perkembangan Perputaran Total Asset (TATO) tahun 2000 – 2004 (dalam %)
Sumber : Tabel 9
Gambar 6 tersebut di atas menunjukkan adanya kecendrungan peningkatan
Perputaran total asset terutama range waktu 2000-2002, meski pada tahun
2002-2004 menunjukkan adanya penurunan, bahkan penurunan drastis
terjadi pada tahun 2004. deskripsi kinerja tersebut di atas dapat dipaparkan
sebagai berikut :
a) Pada tahun 2000 nilai Total Asset Turn Over (TATO) adalah 65,66% naik
menjadi 69,50 % pada tahun 2001. kenaikan ini disebabkan karena
adanya kenaikan nilai penjualan sebesar Rp. 616.441.500 (13.86%)
97
sementara total aktiva mengalami kenaikan sebesar Rp. 424.734.008
(6.19%).
b) Pada tahun 2001 nilai Total Asset Turn Over (TATO) adalah 69,50% naik
menjadi 93,21 % pada tahun 2002. kenaikan ini disebabkan karena
adanya kenaikan nilai penjualan sebesar Rp. 2.701.046.500 (53.34%)
yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan kenaikan nilai aktiva
hanya sebesar Rp. 1.125.222.043 (15.44%).
c) Pada tahun 2002 nilai Total Asset Turn Over (TATO) adalah 93,21%
turun menjadi 85,07 % pada tahun 2003. penurunan ini disebabkan
karena adanya kenaikan nilai penjualan sebesar Rp. 1.493.077.550
(19.23%) sementara total aktiva mengalami kenaikan yang cukup
signifikan sebesar Rp. 2.507.589.367 (29.89%).
d) Pada tahun 2003 nilai Total Asset Turn Over (TATO) adalah 85,07%
turun menjadi 75,31% pada tahun 2004. penurunan ini disebabkan
karena adanya penurunan nilai penjualan sebesar Rp. 1.858.829.041
(20.08%) sementara total aktiva mengalami kenaikan sebesar Rp.
291.715.439 (2.67%).
d) Rasio Modal sendiri terhadap total Asset
Rasio Modal sendiri terhadap Total Asset selama lima tahun terakhir
dapat digambarkan sebagai berikut :
98
Gambar 7 : Grafik Perkembangan Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset Tahun 2000 – 2004 (dalam %) Sumber : Tabel 9
Gambar 7 tersebut di atas menunjukkan adanya peningkatan terutama pada
ttahun 2000-2002, akan tetapi cenderung mengalami penurunan pada tahun
2002 hingga 2003, kemudian pada tahun 2003-2004 mengalami kenaikan
yang tidak signifikan. Deskripsi kinerja tersebut dapat dipaparkan sebagai
berikut :
a) Pada tahun 2000 nilai Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset adalah
34,50% naik menjadi 37,83 % pada tahun 2001. kenaikan ini disebabkan
karena adanya kenaikan modal sendiri sebesar Rp. 389.478.911 namun
dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan jumlah
aktiva sebesar Rp. 424.734.008.
99
b) Pada tahun 2001 nilai Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset adalah
37,83% naik menjadi 39,92 % pada tahun 2002. kenaikan ini disebabkan
karena adanya kenaikan modal sendiri sebesar Rp. 600.919.112
sementara jumlah aktiva mengalami kenaikan sebesar Rp.
1.125.222.043.
c) Pada tahun 2002 nilai Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset adalah
39,92 % turun menjadi 31,28 % pada tahun 2003. penurunan ini
disebabkan karena adanya kenaikan modal sendiri sebesar Rp.
58.366.446 yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan jumlah
aktiva sebesar Rp. 2.507.589.367.
d) Pada tahun 2003 nilai Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset adalah
31,28 % naik menjadi 33,05 % pada tahun 2004. kenaikan ini disebabkan
karena adanya kenaikan modal sendiri sebesar Rp. 289.751.439 dan
kenaikan jumlah aktiva sebesar Rp. 291.715.439.
Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, maka berikut ini dilakukan
pembobotan nilai sesuai dengan indikator pengukuran kesehatan BUMN
dengan mengacu pada Surat Keputusan Menteri BUMN No.
Kep-100/MBU/2002. bobot kinerja ditunjukkan pada tabel 10 berikut ini :
100
Tabel 10. Bobot Kinerja Keuangan PT. Berdikari United Livestock tahun 2000 – 2004
IndikatorTahun
2000 2001 2002 2003 2004ROE 20 20 20 20 14ROI 7,5 12 15 9 5
Perputaaaran TA 3 3.5 5 3.5 3,5MS terhada TA 10 10 10 10 10Sumber : Data diolah (Lampiran 3-4 )
Bobot Kinerja Keuangan tersebut diatas disusun sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-100/MBU/2002,
aspek penilaian Kinerja BUMN non-infra. Berdasarkan data tersebut di atas
menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT. Berdikari United Livestock
menunjukkan kecendrungan penurunan terutama jika ditinjau dari sisi
Rentabilitas. Hal ini ditunjukkan terutama pada tahun 2000-2004. penurunan
ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal perusahaan
maupun eksternal. Akan tetapi karena keterbatasan waktu dan biaya, maka
dalam penelitian ini difokuskan pada analisis faktor-faktor internal yang
berpengaruh terhadap kinerja keuangan PT. Berdikari United Livestock
antara lain Jumlah Aktiva tetap, Hutang jangka panjang, dan Equity.
Sesuai dengan tujuan masalah dan tujuan penelitian yang kedua yang
telah dikemukakan sebelumnya, bahwa dalam penelitian ini akan dilihat dari
faktor-faktor yang teridentifikasi melalui analisis sebelumnya, maka pada
bagian ini akan dilakukan analisis dan pembuktian hipotesis yang telah
diajukan sebelumnya.
101
Model analisis yang digunakan dalam melakukan perhitungan untuk
analisis dan pembuktian hipotesis tersebut adalah analisis regresi linier
berganda (Multiple regression) dengan memanfaatkan hasil analisis terhadap
laporan keuangan PT. Berdikari United Livestock selama 5 tahun 2000-2004.
pada analisis regresi berganda ini data hasil analisis sebelumnya
didistribusikan kedalam 10 semester sehingga n = 10 (sepuluh).
Pendistribusian data dilakukan karena keterbatasan perolehan data dari
perusahaan. Prosentase pendistribusian data setiap periode adalah 45%
untuk semester I dan 55% untuk semester II untuk setiap tahunnya. hasil
distribusi data dapat dilihat pada lampiran 7.
Berdasarkan data pada lampiran 7 tersebut, berikut ini disajikan hasil
analisis regresi berganda yang diawali dengan Pengujian Asumsi Klasik
Model Regresi Linier:
B. Analisis dan Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Asumsi Klasik Model Regresi Linier
Pengujian asumsi klasik model liner dimaksudkan untuk mengetahui ada
tidaknya pelanggaran yang terjadi, jika hal tersebut terjadi akan
mengakibatkan kofisien regresi memiliki standar error dan atau ragam
(variace) yang besar, sehingga mengurangi kehandalan penaksiran
parameter. Untuk memperoleh nilai pemerkira yang tidak bias dari model
102
persamaan regresi berganda terhadap variabel-variabel yang diamati, maka
asumsi klasik harus terpenuhi.
a. Multikolinieritas
Multikolinieritas menunjukkan terdapatnya hubungan linier yang
sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang
menjelaskan dari model regresi, yaitu terdapatnya lebih dari satu hubungan
linier pasti. Berdasarkan teori tersebut, maka dalam penelitian ini terdapat
korelasi yang rendah antara variabel bebas dapat dijelaskan. Untuk
mengetahui terjadinya multikolinieritas dalam penelitian ini maka dapat
ditunjukkan matriks korelasi yang dihitung dengan menggunakan paket SPSS
versi 12 seperti yang ditunjukkan pada tabel 11 sebagai berikut :
Tabel 11. Matriks korelasi Antar Variabel Bebas pada Model Penelitian
Y X1 X2 X3Y 1.000 0.641 -0.463 -0.85
X1 0.641 1.000 0.158 0.619X2 -0.463 0.158 1.000 0.793X3 -0.85 0.619 0.793 1.000
Sumber : Data diolah (lampiran 6)
Dengan memperhatikan tabel 11 tersebut di atas menunjukkan bahwa
korelasi antara beberapa variabel bebas tidak terdapat nilai yang melebihi
0.80, sehingga dengan demikian tidak terjadi multikolinieritas. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Norman H. Nie et al (1993) bahwa apabila korelasi
103
variabel bebas tidak terdapat nilai lebih dari 0.80 maka tidak terjadi
multikolinieritas antara variabel yang diamati.
Selanjutnya uji multikolinieritas dapat dilihat dari toleransi value atau
nilai Variance Inflation Factor (VIF) batas dari toleransi value adalah 0.10
dan batas VIF adalah 10. hasil uji multikulinieritas dapat dilihat pada lampiran
8 bahwa nilai VIF kurang dari 10 dan nilai toleransi lebih dari 0.10 sehinga
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinieritas.
b. Hetoroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan syarat klasik didalam analisis regresi
linier yang harus tidak terjadi yang berarti bahwa varian residual harus sama.
Dengan menggunakan paket program SPSS versi 12 dideteksi adanya gejala
heterokedastisitas melalui grafik sctterplot variabel dependen berikut ini :
104
- 1 0 1 2
R e g r e s s i o n S t a n d a r d i z e d P r e d i c t e d V a l u e
- 1 . 5
- 1 . 0
- 0 . 5
0 . 0
0 . 5
1 . 0
1 . 5
Reg
ress
ion
Stu
den
tize
d R
esid
ual
D e p e n d e n t V a r i a b l e : K _ K e u a n g a n _ L a b a
S c a t t e r p l o t
Gambar 8. Grafik Sctterplot Variabel Dependen (Y) Sumber : Data diolah (Lampiran 6)
Grafik tersebut diatas menunjukkan titik-titik menyebar secara acak dan
tidak membentuk suatu pola tertentu, disamping itu tesebar di atas maupun di
atas angka 0 pada sumbu Y. dengan demikian tidak menunjukkan gejala
heteroskestisitas pada model regresi.
c. Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi yang terjadi diantara anggota-anggota
dari serangkaian observasi yang berderatan waktu hal bisa terjadi pada data
time series). Untuk mendeteksi adanya penyimpangan asumsi klasik ini
menunjukkan bahwa varian residual tidak saling berpengaruh, kemungkinan
105
ini bisa dilihar dari nilai Durbin Watson (DW). Bila nilai DW-hitung lebih besar
dari nilai DW-tabel maka tidak ditunjukkan adanya autokorelsi. Konsekuensi
adanya autokorelasi adalah selang keyakinan menjadi lebar serta varian dan
kesalahan standar ditaksir terlalu rendah sehingga pengujian menjadi tidak
meyakinkan.
Berdasarkan hasil regresi pengaruh variabel Xi (jumlah aktiva, hutang
jangka panjang, dan equity) terhadap variabel Y (kinerja keuangan-
Profitabilitas) pada lampiran 8, dengan pengujian Durbin Watson
menunjukkan bahwa nilai DW-hitung menunjukkan nilai 1.978, dan angka
tersebut lebih besar dari nilai DW-tabel sehingga tidak menunjukkan adanya
autokorelasi antara variabel yang diamati.
2. Hasil pengujian terhadap variabel yang mempengaruhi kinerja
keuangan-profitabilitas.
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda (multiple regression)
dengan menggunakan SPSS versi 12 seperti yang ditunjukkan pada lampiran
8 menunjukkan adanya hubungan dan variasi arah hubungan antara variabel
bebas dengan variabel independen. Pengaruh dan arah hubungan tersebut
dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini :
106
Tabel 12. Pengaruh Variabel Bebas (X) secara bersama-sama dan Parsial terhadap Variabel terikat (Y).
Variabel bebasKoefisien regresi
Arah Pengaruh
Uji teori terhadap variabel bebas
(Constant) -2.208X1 Aktiva tetap 1.396 Positif BerpengaruhX2 Hutang J_Pnjg -0.013 Negatif BerpengaruhX3 Equity -0.444 Negatif BerpengaruhR2 (Determinasi) - 0.789 berpengaruh
Sumber : Data diolah (Lampiran 6)
Berdasarkan hasil analisis regersi pada tabel tersebut diatas
menunjukkan bahwa variabel jumlah aktiva, hutang jangka panjang, equity
menunjukkan bahwa jumlah aktiva berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan-profitabilitas, sedangkan hutang jangka panjang dan equity
menunjukkan pengaruh negatif terhadap kinerja keuangan-profitabilitas PT.
Berdikari United Livestock. Dari hasil analisis tersebut maka disusun
persamaan regresi sebagai berikut :
Y = - 2.208 + 1.396X1 – 0.013X2 – 0.444X3 .
Dari hasil persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai
berikut :
a) Nilai koefisien regresi jumlah aktiva tetap (X1) = 1.396, mengandung tanda
(+) yang berarti bahwa jika dua variabel lainnya tidak berubah, maka
perubahan variabel jumlah aktiva tatap (X1) 1% memberikan pengaruh
yang searah sebesar 1.396% terhadap kinerja keuangan-profitabilitas.
b) Nilai koefisien regresi jumlah hutang jangka panjang (X2) = -0.031,
mengandung tanda (-) yang berarti bahwa jika dua variabel lainnya tidak
107
berubah, maka perubahan variabel jumlah hutang jangka panjang (X2) 1%
memberikan pengaruh yang berlawanan sebesar –0.031% terhadap
kinerja keuangan-profitabilitas.
c) Nilai koefisien regresi modal sendiri (X3) = -0.444, mengandung tanda (-)
yang berarti bahwa jika dua variabel lainnya tidak berubah, maka
perubahan variabel modal sendiri (X3) 1% memberikan pengaruh yang
berlawanan sebesar 0.444% terhadap kinerja keuangan-profitabilitas.
3. Pengujian terhadap Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebanyak dua hipotesis
adapun alat analisis yang diajukan adalah hipotesis pertama dengan uji F
(secara bersama-sama) dan hipotesis uji t (secara parsial). Adapun
pembuktian terhadap hipotesis yang diajukan dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 13. Pengujian hipotesis pengaruh variabel jumlah X1,X2,X3 terhadap variavel Y
Variabel Independen
KesimpulanF-hitung F-tabel t-hitung t-tabel Sig.
Pengujian bersama-sama
7.478 4.76 - - 0.019 Signifikan
Pengujian secara parsialJumlah aktiva tetap (X1)Hutang jangka panjang (X2)Equity (X3)
3.202-0.256-1.219
1.9431.9431.943
0.0190.8070.269
SignifikanTdk signifikanTdk signifikan
Sumber : Data diolah ( Lampiran 6)
108
a) Pengujian hipotesis pertama (secara bersama-sama)
Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa F-hitung sebesar
7.478 sedangkan nilai F-tabel pada = 0.05 dan df = 9 Adalah sebesar 4.76
sehingga F-hitung lebih besar dari pada F-tabel (7.478>4.76). Sehingga Ho ditolak
dan menerima Ha yang berarti bahwa jumlah aktiva tetap, hutang jangka
panjang, equity secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang cukup
berarti terhadap kinerja keuangan-Profitabilitas PT. Berdikari United
Livestock.
b) Pengujian hipotesis kedua (secara parsial)
Pengujian secara parsial dengan menggunakan uji t bertujuan
menentukan variabel mana dari variabel independen jumlah aktiva tetap (X1),
hutang jangka panjang (X2), dan equity (X3) yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap variabel dependen Kinerja Keuangan-Profitabilitas (Y). berdasarkan
hasil pengujian pada tabel 13 sebelumnya, menunjukkan bahwa jumlah
aktiva tetap (X1), hutang jangka panjang (X2), dan equity (X3), secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja keuangan-profitabilitas PT. Berdikari United
Livestock. Hal ini dapat dilihat bahwa nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel pada
tingkat signifikan = 0.05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
109
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Variabel Independen X secara bersama-sama terhadap variabel Dependen Y
Pengaruh variabel independen (X) berupa jumlah aktiva tetap, hutang
jangka panjang, dan equity secara bersama-sama terhadap kinerja
keuangan-prifitabilitas secara bersama-sama ditunjukkan oleh koefisien
determinasi (R2) analisis regresi. Kofisien determinasi (R2) menunjukkan
proporsi atau presentase variasi total dalam variabel dependen kinerja
keuanga-profitabilitas (Y) dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh
variabel independen (X).
Hasil analisis regresi berganda (multiple regression) pada tabel 13
menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.789. hal
tersebut menunjukkan bahwa besarnya variasi dari variabel dependen kinerja
keuangan-profitabilitas (Y) dapat dijelaskan oleh variabel independen (X)
adalah sebesar 0.789. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa
secara bersama-sama ketiga variabel independen yang digunakan berupa
jumlah aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan modal sendiri, sebanyak
78.9% mampu menjelaskan perubahan kinerja keuangan-profitabilitas PT.
Berdikari United Livestock, sedangkan sisanya sebesar 21.1% ini disebabkan
oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Berdasarkan
hasil pengujian hipotesis pada tabel 13 Menunjukkan nilai F-hitung lebih besar
dari F-tabel (7.478>4.76) pada tingkat signifikansi 95% ( = 0.05), ini
110
menunjukkan variabel independen jumlah aktiva tetap (X1), hutang jangka
panjang (X2), dan equity (X3) secara bersama-sama (simultan) cukup
berpengaruh terhadap variabel dependen kinerja keuangan-profitabilitas PT.
Berdikari United livestock.
Dalam penelitian ini besarnya koefisien determinasi (R2) adalah 78.9%
sehingga dengan mengacu pada tingkat keyakinan 95% ( = 0.05) dapat
dikatakan antara jumlah aktiva tetap (X1), hutang jangka panjang (X2), dan
equity (X3) mempunyai pengaruh yang lemah atau rendah.
Faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini
dapat berasal dari faktor external berupa harga bahan baku pakan
konsentrat, isu penyakit, kurs valuta asing, suku bunga, kebijakan pemerintah
tentang beacukai, wilayah pemasaran yang jauh, dan pencurian ternak.
2. Pengaruh Variabel Independen X secara parsial terhadap variabel Dependen Y
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 13 dengan menggunakan
analisis linier berganda, maka dapat diketahui pengaruh jumlah aktiva tetap,
hutang jangka panjang, dan equity berpengaruh secara parsial terhadap
kinerja keuangan-profitabilitas pada PT. Berdikari United Livestock.
Hasil perhitungan menunjukkan pada variabel jumlah aktiva tetap
mempunyai nilai koefisien regresi yang bertanda positif sebesar 1.396, hal ini
menunjukkan bahwa jumlah aktiva tetap berpengaruh positif secara parsial
111
terhadap kinerja keuangan-profitabilitas sebear 1.396 dengan hasil pengujian
hipotesis menunjukkan nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel ( 3.202 > 1.943),
hal ini menunjukkan bahwa jumlah aktiva tetap mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja keuangan-profitabilitas, hal ini juga dapat dilihat
pada nilai 0.019 pada taraf nyata =0.05.
Hal tesebut di atas sesuai pernyataan Harnanto (1991:359) bahwa laba
atas dasar mana rentabilitas itu diukur ditentukan dari jumlah netto aktiva
tetap setelah dikurangi seluruh biaya depresiasi. Penentuan laba dalam
jumlah neto setelah dikurangi biaya depresiasi aktiva tetap untuk seluruh
aktiva tetap baik yang dipakai secara aktif maupun sebagai proyek atau
aktivitas tertentu di luar usaha pokok perusahaan. Hal serupa juga didukung
oleh pendapat Munawir (2001:120) bahwa hasil operasi perusahaan, adalah
jumlah net income yang nampak dalam laporan perhitungan rugi laba
ditambah dengan deperesiasi dan amortisasi. Hal ini juga menunjukkan
bahwa meningkatnya jumlah aktiva tetap menyebabkan depresiasi dan
amortisasi meningkat, sementara depresiasi dan amortisasi merupakan unsur
yang akan menambah laba, sehingga dengan demikian terbukti bahwa
jumlah aktiva tetap berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan.
Selanjutnya dari hasil penelitian ini didukung oleh data aktiva tetap yang
dimiliki oleh PT. Berdikari dari tahun 2000 hingga tahun 2001 mengalami
peningkatan sebesar 18%, pada sisi lain laba perusahaan juga mengalami
peningkatan sebesar 103%. Sementara periode tahun 2002 hingga 2004
112
jumlah aktiva tetap cenderung mengalami penurunan, juga menyebabkan
laba perusahaan juga mengalami penurunan.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa variabel hutang jangka panjang
mempunyai koefisien regresi yang bertanda negatif sebesar –0.031, hal ini
menunjukkan bahwa hutang jangka panjang secara parsial berpengaruh,
akan tetapi tidak signifikan berpengaruh terhadap kinerja keuangan-
profitabilitas hal ini ditunjukkan oleh hasil pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa t-hitung lebih kecil dari t-tabel ( -0.031 < 1.943 ). Hasil penelitian ini sejalan
dengan pendapat Harnanto (1991:309) bahwa dengan menggunakan hutang
yang disertai kewajiban membayar bunga yang bersifat tetap, tidak
tergantung pada pendapatan yang dapat dihasilkan dari aktivitas
pendayagunaan dana yang berasal dari kreditur tersebut. Selanjutnya
penelitian ini pula didukung oleh data perusahaan yang menunjukkan bahwa
Jumlah kewajiban yang dimiliki oleh PT. Berdikari yang cenderung
mengalami peningkatan, namun pada sisi lain laba perusahaan justru
mengalami penurunan.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa variabel equity mempunyai
koefisien regresi yang bertanda negatif sebesar –0.444, hal ini menunjukkan
bahwa equity secara parsial berpengaruh terhadap kinerja keuangan-
profitabilitas, akan tetapi dengan hasil pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa t-hitung lebih kecil dari t-tabel (-0.444< 1.943) ini berarti bahwa equity tidak
signifikan berpengaruh terhadap kinerja keuangan-profitabilitas PT. Berdikari
113
United Livestock. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Sumarni
(2002) dengan menggunakan variabel struktur modal pengaruhnya terhadap
ROE, hasil koefisien regresi menunjukkan pengaruh negatif terhadap ROE
sebagai salah satu indikator rentabilitas/profitabilitas.
114
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan
pada bab sebelumnya, maka selanjutnya dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Faktor-faktor jumlah aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan
equity secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap Kinerja
Keuangan-profitabilitas PT. Berdikari United Livestock melalui uji F pada
tingkat signifikansi 95 % ( = 0.05) menunjukkan variabel independen
jumlah aktiva tetap (X1), hutang jangka panjang (X2), dan equity (X3)
secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang cukup
berarti terhadap variabel dependen kinerja keuangan-profitabilitas PT.
Berdikari United livestock
2. Faktor jumlah aktiva tetap, pada hasil pengujian hipotesis
secara parsial (uji t) pada tingkat signifikansi 95% ( =0.05) menunjukkan
bahwa jumlah aktiva tetap mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja keuangan-profitabilitas.
3. faktor hutang jangka panjang mempunyai pengaruh tidak
signifikan terhadap kinerja keuangan-profitabilitas, hal ini ditunjukkan oleh
hasil pengujian hipotesis uji t pada tingkat signifikansi 95% ( =0.05)
115
4. faktor equity mempunyai pengaruh yang tidak signifikan
terhadap kinerja keuangan-profitabilitas, hal ini ditunjukkan oleh hasil
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa t-hitung lebih kecil dari t-tabel , hal ini
juga dapat dilihat pada tingkat signifikansi 95% pada taraf nyata =0.05.
B. Saran-saran
Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah dilakukan
sebelumnya, maka berikut ini dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Hendaknya investasi/penambahan aktiva tetap segera direalisasikan
dari depresiasi/penyusutan dalam rangka peningkatan kinerja
keuangan-profitabilitas/rentabilitas perusahaan.
2. walaupun Hutang Jangka Panjang tidak signifikan mempengaruhi
kinerja keuangan perusahaan, tetapi perusahaan perlu melakukan
pengembalian hutang jangka panjang dan mencari sumber
pembiayaan yang lebih murah.
3. perusahaan tidak perlu mengakumulasi modal karena pertambahan
modal sendiri tidak secara nyata meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan.
4. peneliti menyadari bahwa pada penelitian ini terdapat kekurangan
dari segi metode dan variabel-variabel penelitian yang hanya
difokuskan pada variabel internal, oleh karena itu kepada peneliti
selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian pada
116
metode dan variabel penelitian terutama variabel eksternal yang
dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan PT. Berdikari United
Livestock.
117
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998
Tentang Perusahaan Umum (PERUM), Tanggal 17 Januari 1998.
Anonim, Keputusan Menteri B adan Usaha Milik Negara Nomor.
Kep-100/MBU/2002. Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan
Usaha Milik Negara.
Arthur J. Keown, dkk,2001. Dasar-dasar manajemen keuangan, Penerjemah:
Chaerul D. Djakman; Jilid 1, Salemba empat Jakarta
----------------------------,2001. Dasar-dasar manajemen keuangan, Penerjemah:
Chaerul D. Djakman; Jilid 2, Salemba empat Jakarta
Chaerul D. Djakman, 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi
Ketujuh, Salemba Empat Jakarta.
Foseter, George, 1985. Financial Analysis, Second Edition, Second Edition,
Prentice Hall International.
George W. Gallinger, A. Frame Work of Financial Statement Analisis Part 1
Return on Asset Performance.
Gujarati, Damodar, 1999. Ekonometrika Dasar, Alih Bahasa : Sumarno Zain,
Jakarta, Erlangga
Harnanto, 1991. Analisa Laporan Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta
Husein Umar, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Karawaci.
118
Helfert, Erich A, 1997. Teknik Analisa Laporan Keuangan, Edisi Indonesia
oleh Herman Wibowo, Erlangga Jakarta.
Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim, 1996, Analisa Laporan Keuangan, UPP
AMP YKPN, Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 1999, Standar Akuntansi Keuangan, Buku 1 & 2,
Jakarta, Salemba Empat.
Kerlinger, Fred N. And Elazer J. Pedhazur, 1987. Korelasi dan Analisis
Regresi Ganda, Terjemanan Nur Cahaya, Jakarta.
Muhammad Arif Tiro, Baharuddin Ilyas, 2002. Statistika Terapan, Andira
Publisher, Makassar.
Munawir, 1979. Analisa Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta.
------------, 1992 Analisis Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta.
Michael A. Diamond, 1993. Financial Accounting. South-Western Publishing
Co. Cicinnati Ohio
Purbayu Budi Santosa, Ashari, 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft
Excel & SPSS, Andi, Yogyakarta.
Ronald E. Walpole, 1992. Pengantar Statistika, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Sritua ArIef, 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi, Jakarta, Penerbit
Universitas Indonesia.
Sofyan Syafri Harahap, 1996. Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Bumi
Aksara, Jakarta.
119
Sofyan Syafri Harahap, 2001. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi
Pertama, RajaGrafindo Persada, Jakarta
Tanri Abeng. 2000. Managing atau Choose Tantangan Globalisasi dan
Ketidakpastian. Pustaka Sinar Harapan Jakarta.
Van Home, James C, 1997. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Edisi
Indonesia oleh Heru Sutajo, Salemba Empat, Jakarta
Zaki Baridwan, 1995. Intermediate Accounting. Andi, Yogyakarta
120
Lampiran 1
PT. BERDIKARI UNITED LIVESTOCK
LAPORAN LABA-RUGI
PER 31 Desember 2000,2001,2002,2003, dan 2004
UraianTahun
2000 2001 2002 2003 2004
Pendapatan/Penjualan
Sapi Afkir Tbx (Breeding) 163,000,000 500,287,000 877,785,750 448,044,000 767,345,000
Sapi Potong bx (Fattening) 3,905,000,000 4,200,000,000 4,579,302,250 4,472,434,350 3,275,153,509
Sapi Lokal (Pedaging) 379,000,000 363,154,500 2,307,400,000 4,337,087,200 3,356,238,000
Sapi Potong Impor - - - -
Jumlah Penjualan 4,447,000,000 5,063,441,500 7,764,488,000 9,257,565,550 7,398,736,509
Harga Pokok Penjualan
Sapi Afkir Tbx (Breeding) 56,000,000 255,000,000 367,099,123 60,427,952 231,132,828
Sapi Potong bx (Fattening) 2,430,000,000 1,957,000,000 2,814,844,115 2,880,336,468 2,035,185,973
Sapi Lokal (Pedaging) 326,000,000 771,352,187 1,819,403,868 3,046,472,038 2,718,831,031
Sapi Potong Impor - - - - -
Jumlah HPP 2,812,000,000 2,983,352,187 5,001,347,106 5,987,236,458 4,985,149,832
LABA KOTOR 1,635,000,000 2,080,089,313 2,763,140,894 3,270,329,092 2,413,586,677
Biaya Usaha
Biaya Pegawai 400,000,000 430,000,000 589,938,223 1,110,172,481 1,408,168,239
Biaya Kantor 75,000,000 107,000,000 129,033,510 195,836,023 159,918,434
Biaya Umum 164,000,000 177,400,000 197,631,337 190,986,041 97,627,421
Biaya Pemasaran 389,000,000 350,000,000 513,725,722 640,022,006 466,878,224
Biaya Bunga 198,000,000 124,000,000 89,766,000 269,328,000 92,186,000
Biaya Penyusutan 17,000,000 93,694,415 13,697,290 77,051,888 81,069,000
Jumlah Biaya Usaha 1,243,000,000 1,282,094,415 1,533,792,082 2,483,396,439 2,305,847,318
LABA USAHA 392,000,000 797,994,898 1,229,348,812 786,932,653 107,739,359
Biaya & Pendapatan Lainnya
Pendapatan lain-lain 58,000,000 - 74,770,435 30,379,800 342,198,479
Biaya Lain-lain 24,000,000 - - 72,255,479 48,223,200 Jumlah Biaya & Pend.
Lainnya 34,000,000 (38,696,237) 74,770,435 (41,875,679) 293,975,279
Laba sebelum Pajak 426,000,000 759,298,661 1,304,119,247 745,056,974 401,714,638
Pajak Penghasilan 110,300,000 210,289,598 373,735,774 206,017,092 103,014,391
Laba Bersih 315,700,000 549,009,063 930,383,473 539,039,882 298,700,247
Sumber : PT. Berdikari United Livestock
Lampiran 2
121
PT. BERDIKARI UNITED LIVESTOCK
NERACA
PERIODE 31 DESEMBER 2000,2001,2002,2003, dan 2004
UraianTahun
2000 2001 2002 2003 2004
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas/Bank 151,994,405 246,930,000 22,225,914 125,092,222 1,039,592,528
Deposito
Piutang 601,129,512 435,000,000 184,825,000 2,087,157,200 135,472,500 Cad. Kerugian Piutang (3,672,375) (34,079,733) (33,339,445)
Piutang Lain-Lain 9,033,715
Sewa dibayar dimuka - - - 13,500,000 -
Uang Muka - - - 20,675,500 40,831,300
Pers. Ternak 4,454,358,640 4,345,000,000 5,967,540,253 6,746,569,394 7,913,758,988 Persediaan Makanan & Obat 109,172,093 106,079,701 118,256,729 174,546,129 153,188,548 Jumlah Aktiva Lancar 5,325,688,365 5,133,009,701 6,289,175,521 9,133,460,712 9,249,504,419
Aktiva Tetap 1,305,321,521 1,545,453,068 1,391,864,724 1,060,907,787 1,029,639,697
Aktiva Lain-Lain 229,646,636 606,927,761 729,572,328 723,833,441 930,773,263
JUMLAH AKTIVA …. 6,860,656,522 7,285,390,530 8,410,612,573 10,918,201,940 11,209,917,379 KEWAJIBAN & EKUITAS
KEWAJIBAN Hutang Jangka Pendek
Hutang Usaha 35,763,755 190,822,200
Hutang Lain-Lain 91,091,606 - Jumlah Hutang Jangka Pendek 126,855,361 190,822,200 629,456,130 575,707,202 505,646,330
Hutang Jangka Panjang
PT. PP Berdikari 4,367,206,000 4,338,305,465 Jumlah Hutang Jangka Panjang 4,367,206,000 4,338,305,465 4,423,974,465 6,926,946,315 6,998,971,465 JUMLAH KEWAJIBAN 4,494,061,361 4,529,127,665 5,053,430,595 7,502,653,517 7,504,617,795
EKUITAS
Modal Saham 1,890,000,000 1,890,000,000 1,890,000,000 1,890,000,000 1,890,000,000
Cadangan Modal - - - - -
Laba Rugi Tahun Lalu 167,183,162 231,405,000 557,786,231 1,029,984,277 1,525,546,403
Laba Rugi Tahun Ini 309,600,792 634,857,865 909,395,746 495,564,146 289,753,181 JUMLAH EKUITAS 2,366,783,954 2,756,262,865 3,357,181,977 3,415,548,423 3,705,299,584 JUMLAH KEWAJIBAN & EKUITAS 6,860,845,316 7,285,390,530 8,410,612,572 10,918,201,940 11,209,917,379
Sumber : PT. Berdikari United Livestock
Lampiran 3
Tabel 1 : Perhitungan Indikator Keuangan Return on Equity (ROE) PT. Berdikari
122
United Livestock Tahun 2000-2004
Tahun Uraian % Bobot
2000 315,700,000
x 100 = 15.35 20 2,057,183,162
2001 549,009,063
x 100 = 25.88 20 2,121,405,000
2002 930,383,473
x 100 = 38.01 20 2,447,786,231
2003 539,039,882
x 100 = 18.46 20 2,919,984,277
2004 298,700,247
x 100 = 8.75 14 3,415,546,403
Tabel 2 : Perhitungan Indikator Keuangan Return on Investment (ROI) PT. Ber- dikari United Livestock Tahun 2000-2004
Tahun Uraian % Nilai
2000 641,000,000
x 100 = 9.67% 7.5 6,631,009,886
2001 976,993,076
100
14.63% 12 6,678,462,769
2002 1,407,582,537
100
18.33% 15 7,681,040,245
2003 1,091,436,862
100
10.71% 9 10,194,368,499
2004 574,969,638
100
5.59% 5 10,279,144,116
Lampiran 4
Tabel 3 : Perhitungan Indikator Keuangan Total Asset Turnover (TATO) PT. Ber- Dikari United Livestock Tahun 2000-2004
123
Tahun Uraian % Nilai
2000 4,505,000,000
x 100 = 65.66 3 6,860,656,522
2001 5,063,441,500
100 = 69.50 3.5 7,285,390,530
2002 7,839,258,435
100 = 93.21 5 8,410,612,573
2003 9,287,945,350
100 = 85.07 3.5 10,918,201,940
2004 7,740,934,988
100 = 75.31 3.5 10,279,144,116
Tabel 4 : Perhitungan Indikator Keuangan Rasio Modal Sendiri (RMS) PT. Ber- Dikari United Livestock Tahun 2000-2004
Tahun Uraian % Nilai
2000 2,366,783,954
x 100 = 34.50 10 6,860,656,522
2001 2,756,262,865
x 100 = 37.83 10 7,285,390,530
2002 3,357,181,977
x 100 = 39.92 10 8,410,612,573
2003 3,415,548,423
x 100 = 31.28 10 10,918,201,940
2004 3,705,299,584
x 100 = 33.05 10 11,209,917,379
124
Lampiran 5Rekapitulasi Data Penelitian
Kinerja Keuangan
Jumlah Aktiva tetapHutang Jangka Panjang Equity(Profitabilitas)
Y X1 X2 X31 142,065,000 690,735,671 1,965,242,700 1,065,052,779 2 173,635,000 844,232,486 2,401,963,300 1,301,731,175 3 664,668,342 968,571,373 1,952,237,459 1,240,318,289 4 643,639,382 1,183,809,456 2,386,068,006 1,515,944,576 5 418,672,563 954,646,673 1,990,788,509 1,510,731,890 6 511,710,910 1,166,790,379 2,433,185,956 1,846,450,087 7 242,567,947 803,133,553 3,117,125,842 1,536,996,790 8 296,471,935 981,607,675 3,809,820,473 1,878,551,633 9 134,415,111 882,185,832 3,149,537,159 1,667,384,813
10 164,285,136 1,078,227,128 3,849,434,306 2,037,914,771
125