analisis keunggulan komparatif dan kompetitif kopi …digilib.unila.ac.id/60843/3/skripsi tanpa bab...

90
ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI DENGAN ADANYA SERTIFIKASI COMMON CODE FOR THE COFFEE COMMUNITY (4C) DI KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS (Skripsi) Oleh Rina Astuti FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2020

Upload: others

Post on 31-Oct-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPIDENGAN ADANYA SERTIFIKASI

COMMON CODE FOR THE COFFEE COMMUNITY (4C)DI KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS

(Skripsi)

Oleh

Rina Astuti

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2020

Page 2: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

ABSTRACT

ANALYSIS OF COMPARATIVE AND COMPETITIVE ADVANTAGESOF COFFEE WITH COMMON CODE FOR THE COFFEE COMMUNITY

(4C) CERTIFICATION IN SUMBEREJO DISTRICTTANGGAMUS REGENCY

By

Rina Astuti

This research aims to analyze comparative advantage, competitive advantage, theimpact of government policies on input output of certified coffee farming, andanalyze the sensitivity of changes in input and output prices to the comparativeadvantage and competitive advantage of coffee farming in the Sumberejo Districtof Tanggamus Regency. The samples of 25 farmers were taken simply randomlyfrom 133 coffee farmers who applied 4C coffee certification. Data were analyzedusing PAM (Policy Analysis Matrix). The results showed that 4C certificationcoffee farming in Sumberejo District of Tanggamus Regency had a competitiveadvantage with value of Private Cost Ratio of 0.53 and comparative advantagewith of Domestic Cost Ratio of 0.38. Government policies on input-output havenot yet optimized the farmers actual income and profits. Competitive advantagewas not sensitive to 40% decline of output prices but sensitive to 20.31 % declineproduction volume. Comparative advantage was sensitive to 20.31% decline inproduction volume and 40% decline in farm output price. Increase in input pricesdue to revocation of subsidies reduces competitive and comparative advantages.Competitive and comparative advantages were not sensitive to an increase ininput price.

Keywords: certification, comparative, competitive, coffee, PAM

Page 3: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

ABSTRAK

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPIDENGAN ADANYA SERTIFIKASI COMMON CODE FOR THE COFFEE

COMMUNITY (4C) DI KECAMATAN SUMBEREJOKABUPATEN TANGGAMUS

Oleh

Rina AstutiPenelitan ini bertujuan untuk menganalisis keunggulan komparatif, keunggulankompetitif, dampak kebijakan pemerintah terhadap input output pada usahatanikopi sertifikasi, dan menganalisis kepekaan perubahan harga output, input danvolume produksi terhadap keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitifusahatani kopi sertifikasi di Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus.Sampel diambil sebanyak 25 petani dari populasi yang berjumlah 133 petani kopiyang menerapkan sertifikasi 4C dengan metode acak sederhana (simple randomsampling). Analisis data yang digunakan adalah analisis PAM (Policy AnalysisMatrix). Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani kopi sertifikasi 4C diKecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus memiliki keunggulan kompetitifdengan nilai Private Cost Ratio sebesar 0,53 dan keunggulan komparatif dengannilai Domestic Cost Ratio sebesar 0,38. Kebijakan pemerintah terhadap input-output secara menyeluruh belum mengoptimalkan pendapatan dan keuntunganaktual petani. Keunggulan kompetitif tidak peka terhadap penurunan hargaoutput 40% dan peka terhadap penurunan volume produksi 20,31%. Keunggulankomparatif peka terhadap penurunan volume produksi 20,31% dan penurunanharga output 40%. Peningkatan harga input akibat pencabutan subsidimenurunkan keunggulan kompetitif dan komparatif. Keunggulan kompetitif dankomparatif tidak peka terhadap peningkatan harga input.

Kata kunci : komparatif, kompetitif, kopi, PAM, sertifikasi

Page 4: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPIDENGAN ADANYA SERTIFIKASI

COMMON CODE FOR THE COFFEE COMMUNITY (4C)DI KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS

Oleh

Rina Astuti

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN

pada

Jurusan AgribisnisFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2020

Page 5: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian
Page 6: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian
Page 7: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Panutan pada 01 Januari 1997 dari pasangan Bapak

Siwan dan Ibu Tumirah. Penulis merupakan anak ke 4 dari 4 bersaudara. Penulis

menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 2 Panutan, Kecamatan

Pagelaran, Kabupaten Pringsewu tahun 2009, pendidikan sekolah menengah

pertama di SMP Negeri 1 Pringsewu tahun 2012, pendidikan sekolah menengah

atas di SMA Negeri 1 Pringsewu tahun 2015. Penulis diterima di Perguruan

Tinggi Universitas Lampung, Fakultas Pertanian, Jurusan Agribisnis dengan

Program Studi Agribisnis pada tahun 2015 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi ( SNMPTN). Selama dibangku kuliah penulis menerima

Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

Unggul dari Yayasan Pelayanan Kasih AA Rahmat (YPKKAR) melalui Adaro

Foundation.

Penulis melaksanakan mata kuliah Praktik Pengenalan Pertanian (homestay)

selama 7 hari di Desa Lugusari, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu.

Melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 40 hari di Desa Mekarjaya,

Kecamatan Gunung Agung, Kabupaten Tulang Bawang Barat dan melaksanakan

Paktik Umun (PU) Kewirausahaan dalam bentuk pengembangan usaha di Desa

Panutan, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu selama 30 hari.

Page 8: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten dosen pada mata

kuliah Pengembangan Masyarakat pada tahun ajaran 2016/2017, Perencanaan

dan Evaluasi Proyek pada tahun ajaran 2017/2018, Teknologi Informasi dan

Multimedia tahun ajaran 2017/2018, dan Praktik Pengenalan Pertanian tahun

ajaran 2018/2019. Selain itu, penulis pernah menjadi tutor Forum Ilmiah

Mahasiswa (FILMA) yang diselenggarakan oleh Bidang Akademik Fakultas

Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2017. Penulis pernah menjadi

enumerator pada Program Maju Sejahtera (MANTRA) yang merupakan

kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Pemerintah

Kabupaten Tulang Bawang Barat dengan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

pada Bulan Desember 2018 dan penulis pernah menjadi surveyor pada kegiatan

Studi Penelusuran Alumni (Tracer Study) yang diselenggarakan oleh UPT

Pengembangan Karier dan Kewirausahaan atau Career For Center and

Entrepreneurship Development (CCED) Universitas Lampung.

Selama menjadi mahasiswa penulis juga aktif dalan berbagai organisasi

kemahasiswaan kampus diantaranya Forum Studi Islam (FOSI) Fakultas Pertanian

Universitas Lampung sebagai anggota Badan Khusus Pemberdaya Muslimah

(BKPM) periode 2015/2016, Sekretaris Bidang Dana Usaha dan Kesejahteraan

(DANKESTRA) periode 2016/2017, Bina Rohani Islam (BIROHMAH)

Universitas Lampung sebagai Kepala Departemen Kemuslimahan periode

2017/2018, dan staff Komisi C Kemuslimahan Pusat Komunikasi Daerah

(PUSKOMDA) Lampung periode 2017/2018.

Page 9: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

SANWACANA

Bismillahirrohmannirrohim

Alhamdulillahhirabbil alamin, segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat

Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Kopi

dengan Adanya Sertifikasi Common Code for the Coffee Community (4C) di

Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus”, shalawat teriring salam juga

penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga penulis dan seluruh

umatnya selalu istiqomah di jalannya dan mendapat syafaatnya di yaumil akhir,

Aamiin.

Penulis menyadari skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya

dukungan, bimbingan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung yang telah membantu kelancaran proses perkuliahan di

Fakultas Pertanian.

2. Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Lampung yang telah memberikan arahan, bantuan dan

Page 10: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

nasihat.

3. Dr. Ir. Muhammad Irfan Affandi, M.Si., selaku dosen pembimbing pertama

atas bimbingan, saran, arahan, motivasi, semangat dan ilmu yang bermanfaat

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. Ir. Raden Hanung Ismono, M.P., selaku dosen pembimbing kedua atas

bimbingan, saran, nasihat, motivasi, semangat dan arahan kepada penulis.

5. Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M.Sc., selaku dosen pembahas atas saran,

arahan dan masukan yang diberikan untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Ir. Suriaty Situmorang, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang

selalu memberikan nasihat.

7. Seluruh dosen Jurusan Agribisnis atas semua ilmu yang telah diberikan

selama penulis menjadi mahasiswa di Universitas Lampung.

8. Seluruh karyawan di Jurusan Agribisnis atas semua bantuan kepada penulis.

9. Keluarga tercinta, Bapak Siwan, Ibu Tumirah, Suparwanto, Suryati dan Sarini

atas kesabaran, doa, dukungan, semangat dan kasih sayang yang telah

diberikan selama ini.

10. Sahabat-sahabat Akhowat FOSI Fakultas Pertanian periode 2017, Utri,

Endayani, Novi, Neni, Tyas, Linda, dan Eka.

11. Sahabat-sahabat Akhowat BIROHMAH Universitas Lampung Periode 2018,

Atika, Pina, Ishmah, Septa, Indah, Azzahrah, Hani, Intani, Musta’inatun,

Zulaikha, dan Eka Irawati.

12. Teman-teman Akhowat Pusat Komunikasi Daerah Lampung.

13. Teman berjuang, Sayu Hidayati Iswara, Apap dan Apip.

Page 11: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

14. Destia Ariza Putri, Nadia Ratna, Umi Latifah, Rahma, Dewi Sartika, Desti

April Yanti, Fitri Aisyah Nur Alimah, dan Rama Ayu Fitri yang selalu

memberikan motivasi.

15. Keluarga besar Agribisnis angkatan 2013, 2014, 2015, 2016, dan 2017.

16. Almamater tercinta dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah

diberikan dan memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua. Semoga

karya kecil yang belum sempurna ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak

yang membutuhkan. Penulis meminta maaf jika ada kesalahan dan memohon

ampun kepada Allah SWT.

Bandar Lampung, Januari 2020

Penulis,

Rina Astuti

Page 12: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ...................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................. viii

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang .................................................................................. 1B. Tujuan Penelitian .............................................................................. 11C. Kegunaan Penelitian ......................................................................... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANA. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 13

1. Ekonomi Kopi ............................................................................. 132. Konsep Usahatani ....................................................................... 153. Konsep Daya Saing..................................................................... 16

1) Keunggulan Komparatif........................................................ 172) Keunggulan Kompetitif ........................................................ 18

4. Konsep PAM (Policy Analysis Matrix) ...................................... 195. Sertifikasi 4C (Common Code for the Coffe Community) .......... 20

B. Hasil Penelitian Terdahulu................................................................ 24C. Kerangka Pemikiran.......................................................................... 33

III. METODE PENELITIANA. Konsep Dasar dan Definisi Operasional .......................................... 36B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 42C. Responden dan Pengumpulan Data .................................................. 42D. Analisis Data ..................................................................................... 45

1. Identifikasi Input dan Output ...................................................... 452. Penentuan Alokasi Biaya ............................................................ 453. Penentuan Harga Privat............................................................... 454. Penentuan Harga Sosial .............................................................. 465. PAM (Policy Analysis Matrix) ................................................... 496. Analisis Keuntungan Privat dan Keuntungan Sosial .................. 537. Analisis Keunggulan Kompetitif dan Keunggulan

Komparatif . ................................................................................ 538. Analisis Dampak Kebijakan Pemerintah .................................... 549. Analisis Sensitivitas ................................................................... 57

Page 13: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

ii

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIANA. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus .................................. 59B. Gambaran Umum Kecamatan Sumberejo................................... 63

V. HASIL DAN PEMBAHASANA. Karakteristik Responden Petani ................................................... 65

1. Umur Responden Petani......................................................... 652. Tingkat Pendidikan ................................................................ 663. Pekerjaan di Luar Usahatani .................................................. 684. Lama Usahatani...................................................................... 695. Jumlah Tanggungan Keluarga................................................ 706. Penguasaan Lahan dan Status Kepemilikan Lahan................ 71

B. Budidaya Kopi.............................................................................. 721. Persiapan Bibit ...................................................................... 722. Persiapan Lahan .................................................................... 733. Pemeliharaan ......................................................................... 73

a) Penyulaman ................................................................... 73b) Penyiangan ...................................................................... 73c) Pemupukan ...................................................................... 74d) Pemangkasan ................................................................... 74e) Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman .................... 74

4. Panen dan Pasca Panen .......................................................... 75C. Analisis Matrik Kebijakan (Policy Analysis Matrix) ................. 76

1. Analisis Input Output ............................................................ 762. Penentuan Harga Privat dan Harga Sosial ............................ 843. Analisis Keuntungan Privat dan Sosial ................................. 964. Keunggulan Kompetitif dan Komparatif .............................. 995. Analisis Dampak Kebijakan Pemerintah .............................. 1036. Analisis Sensitivitas .............................................................. 109

VI. KESIMPULANA. Kesimpulan ............................................................................. . 114B. Saran ........................................................................................ 115

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 116

LAMPIRAN............................................................................................... 121

Page 14: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Negara tujuan ekspor kopi Indonesia tahun 2017 ............................................ 2

2. Volume dan nilai ekspor kopi di Indonesia tahun 2013-2017 ......................... 3

3. Neraca volume perdagangan komoditas perkebunan Indonesia tahun2014-2017. ....................................................................................................... 4

4. Luas areal, produksi dan produktivitas tanaman perkebunan kopitahun 2012-2017. ............................................................................................. 5

5. Luas areal, produksi dan produktivitas kopi di Provinsi Lampungtahun 2017....................................................................................................... 8

6. Luas areal, produksi dan produktivitas kopi di KabupatenTanggamus tahun 2017. ................................................................................. 10

7. Penentuan harga paritas ekspor output........................................................... 46

8. Penentuan harga paritas ekspor input............................................................. 47

9. Penentuan harga paritas impor input.............................................................. 47

10. Matriks analisis kebijakan (PAM) ................................................................. 49

11. Banyaknya penduduk Kabupaten Tanggamus menurut kelompok umur,tahun 2019...................................................................................................... 61

12. Sebaran umur petani sertifikasi menururt struktur umur ............................... 65

13. Sebaran petani sertifikasi berdasarkan tingkat pendidikan ........................... 67

14. Sebaran petani kopi sertifikasi berdasarkan pekerjaan petani diluarusahatani kopi................................................................................................ 68

15. Sebaran petani kopi sertifikasi berdasarkan pengalaman usahatani ............. 69

Page 15: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

iv

16. Sebaran petani sertifikasi berdasarkan jumlah tanggungan keluarga .......... 70

17. Sebaran penguasaan lahan petani sertifikasi ................................................ 71

18. Rata-rata jumlah penggunaan bibit tanaman kopi dan tanamantumpang sari di Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamustahun 2018.................................................................................................... 77

19. Rata-rata penggunaan pupuk kimia dan pupuk organik petani kopisertifikasi di Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus tahun2018............................................................................................................... 78

20. Rata-rata penggunaan pestisida kopi sertifikasi di KecamatanSumberejo Kabupaten Tanggamus tahun 2018............................................. 80

21. Rata-rata penggunaan tenaga kerja petani sertifikasi di KecamatanSumberejo Kabupaten Tanggamus tahun 2018................................................82

22. Rata-rata produksi kopi per hektar per tahun petani sertifikasidi Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus tahun 2018 ..................... 83

23. Harga privat bibit kopi dan tanaman tumpangsari di KecamatanSumberejo Kabupaten Tanggamus tahun 2018............................................ 85

24. Harga privat pupuk di Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamustahun 2018..................................................................................................... 86

25. Harga privat herbisida di Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamustahun 2018..................................................................................................... 86

26. Harga privat alat pertanian di Kecamatan Sumberejo KabupatenTanggamus tahun 2018 ................................................................................. 87

27. Harga privat produksi usahatani kopi dan tanaman tumpangsari diKecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus tahun 2018.......................... 88

28. Perhitungan SCF dan SCR............................................................................ 90

29. Harga sosial pupuk di Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamustahun 2018..................................................................................................... 93

30. Harga sosial pestisida di Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamustahun 2018.................................................................................................... 93

31. Harga sosial produksi usahatani kopi dan tanaman tumpangsari diKecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus tahun 2018......................... 96

32. Penerimaan usahatani kopi petani sertifikasi per hektar dalam

Page 16: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

vii

harga privat dan harga sosial di Kecamatan Sumberejo KabupatenTanggamus tahun 2018 ................................................................................. 96

33. Analisis rasio keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatifusahatani kopi petani sertifikasi sertifikasi di Kecamatan SumberejoKabupaten Tanggamus................................................................................ 100

34. Indikator Kebijakan Pemerintah ................................................................. 103

35. Analisis sensitivitas PCR dan DCR petani sertifiksi terhadappenurunan harga output sebesar 40 % di Kecamatan SumberejoKabupaten Tanggamus................................................................................ 110

36. Analisis sensitivitas PCR dan DCR petani sertifiksi terhadappenurunan volume produksi sebesar 20,31 % di KecamatanSumberejo Kabupaten Tanggamus ............................................................. 112

37. Identitas responden petani kopi sertifikasi di Kecamatan Sumberejo,Kabupaten Tanggamus................................................................................ 122

38. Sarana produksi yang digunakan pada usahatani kopi di KecamatanSumberejo, Kabupaten Tanggamus ............................................................ 123

39. Penyusutan peralatan petani kopi sertifikasi di Kecamatan Sumberejo,Kabupaten Tanggamus............................................................................... 126

40. Penggunaan tenaga kerja pada usahatani kopi sertifikasi di KecamatanSumberejo, Kabupaten Tanggamus ........................................................... 129

41. Data penerimaan usahatani kopi sertifikasi per hektar selama umurekonomis di Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus,2019........... 141

42. Asumsi ........................................................................................................ 142

43. Perhitungan harga sosial paritas kopi......................................................... 143

44. Perhitungan harga sosial paritas kakao ....................................................... 143

45. Perhitungan harga sosial paritas lada .......................................................... 143

46. Perhitungan harga sosial paritas Pupuk Urea.............................................. 143

47. Perhitungan harga sosial paritas Pupuk Phonska ......................................... 144

48. Perhitungan harga sosial paritas Pupuk ZA ................................................. 144

49. Perhitungan harga sosial paritas Pupuk SP-36........................................... 144

Page 17: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

vi

50. Input-output usahatani kopi sertifikasi di Kecamatan Sumberejo,Kabupaten Tanggamus, 2019..................................................................... 145

51. Harga privat input dan output per hektar pada usahatani kopi sertifikasidi Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, 2019 ............................ 150

52. Harga sosial input dan output per hektar pada usahatani kopi sertifikasidi Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, 2019 .......................... 151

53. Cash flow dengan menggunakan harga privat usahatani kopi sertifikasidi Kecamatan Sumberejo,Kabupaten Tanggamus 2019 .............................. 152

54. Cash flow dengan menggunakan harga sosial usahatani kopi sertifikasidi Kecamatan Sumberejo,Kabupaten Tanggamus 2019 .............................. 160

55. PAM usahatani kopi sertifikasi di Kecamatan Sumberejo, KabupatenTanggamus, 2019 ........................................................................................ 168

56. Rasio PAM.................................................................................................. 168

57. PAM usahatani kopi sertifikasi saat kenaikan penurunan harga output40 % di Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, 2019................. 169

58. Rasio PAM.................................................................................................. 169

59. PAM usahatani kopi sertifikasi saat kenaikan penurunan volume output20,31 % di Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, 2019 ............. 170

60. Rasio PAM.................................................................................................. 170

61. PAM usahatani kopi sertifikasi saat subsidi input dicabut diKecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, 2019 ............................... 171

62. Analisis sensitivitas PCR pada output usahatani kopi apabila produksikopi turun 20,31% di Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus ...... 172

63. Analisis sensitivitas DCR pada output usahatani kopi apabila produksikopi turun 20,31% di Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus ..... 172

64. Analisis sensitivitas PCR pada output usahatani kopi apabila hargakopi turun 40 % di Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus .......... 172

65. Analisis sensitivitas DCR pada output usahatani kopi apabila hargakopi turun 40 % di Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus ........... 172

Page 18: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

vii

66. Analisis sensitivitas PCR dan DCR pada saat subsidi input dicbut(kenaikan harga input) di Kecamatan Sumberejo, KabupatenTanggamus .................................................................................................. 172

Page 19: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka pemikiran analisis keunggulan komparatif dan kompetitifkopi dengan adanya kebijakan sertifikasi 4C (Common Code for theCoffee Community) di kecamatan sumberejo kabupaten tanggamus ......... 35

2. Peta lokasi Kabupaten Tanggamus ............................................................ 60

Page 20: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang dikenal sebagai negara agraris, ditunjukkan

dengan luas wilayah yang digunakan untuk kegiatan pertanian. Sektor

pertanian secara umum terdiri dari lima subsektor. Lima subsektor tersebut

yaitu subsektor tanaman pangan, subsektor perikanan, subsektor peternakan,

subsektor kehutanan dan subsektor tanaman perkebunan. Pada triwulan III

sektor pertanian menyumbang PDB Indonesia sebesar Rp 1.023.743 milyar.

Sebagai salah satu subsektor pertanian, sektor perkebunan berkontribusi dalam

PDB sebesar Rp 302.184 milyar (Badan Pusat Statistik, 2018).

Kopi sebagai salah satu komoditas unggulan pada subsektor perkebunan

memiliki peran dalam perekonomian dan memiliki peluang pasar, baik di

dalam negeri maupun di luar negeri. Selain itu, kopi Indonesia berkontribusi

cukup besar dalam memenuhi kebutuhan kopi di pasar dunia. Sebagai salah

satu negara produsen kopi terbesar di dunia, kopi Indonesia dikenal hingga ke

seluruh penjuru dunia karena kualitas dan cita rasanya. Kelebihan kopi

Indonesia adalah memiliki jenis yang beraneka ragam. Selain jenis

varietasnya yang beragam serta berkualitas tinggi, kelebihan kopi Indonesia

juga terletak pada variasi rasanya.

Page 21: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

2

Berdasarkan data International Coffee Organization (ICO) 2018, komoditas

kopi global mengalami defisit sebesar 1,36 juta karung pada tahun 2017,

dengan demikian keberadaan Indonesia sebagai negara produsen utama kopi

dunia dapat memerankan posisi strategis di level nasional maupun

internasional. Saat ini, Indonesia setidaknya memiliki 21 jenis kopi yang

dikategorikan sebagai coffee speciality yang mendapatkan sertifikasi dari

Kemenkumham RI sebagai produk berkualitas dan spesifik. Konsumsi kopi

nasional yang cukup pesat dalam 5 tahun terakhir tidak diimbangi dengan

pertumbuhan produksi. Hal tersebut menyebabkan Indonesia belum mampu

memaksimalkan peran di level internasional.

Menurut data International Coffee Organization (ICO) 2018, Indonesia

merupakan negara eksportir kopi terbesar keempat setelah Brazil, Vietnam,

dan Coloumbia. Data tersebut menunjukkan Indonesia turun dari urutan

ketiga terbesar di dunia menjadi urutan keempat sebagai eksportir kopi. Lima

besar negara tujuan ekspor kopi Indonesia dapat dilihat padat Tabel 1.

Tabel 1. Negara tujuan ekspor kopi Indonesia tahun 2017

No Negara Tujuan

Ekspor

Volume (Ton) Nilai (US$)

1 Amerika serikat 63.253 256.422

2 Jerman 44.740 103.993

3 Malaysia 43.151 86.968

4 Italia 38.104 79.667

5 Federasi Rusia 36.920 75.564Sumber : Kementerian Pertanian, 2018.

Jumlah ekspor kopi Indonesia pada tahun 2017 adalah 354.754 ton dengan

nilai ekspor 1.186.668 US$. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2018),

Page 22: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

3

ekspor kopi nasional pada 2017 tumbuh 12,56 persen dari tahun sebelumnya.

Demikian pula nilai ekspornya naik 17,48 persen sekitar Rp 15,9 triliun.

Volume dan nilai ekspor perdagangan komoditas perkebunan Indonesia, 2013-

2017 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Volume dan nilai ekspor kopi di Indonesia tahun 2013-2017

No Tahun

Ekspor

Volume (Ton) Nilai (US$)

1 2013 534.023 1.174.029

2 2014 384.828 1.039.609

3 2015 502.021 1.197.735

4 2016 414.638 1.008.450

5 2017 457.790 1.186.886Sumber : Kementerian Pertanian, 2018.

Tabel 2 menunjukkan bahwa volume dan nilai ekspor kopi Indonesia

mengalami fluktuasi. Pada tahun 2014 volume ekspor kopi menurun menjadi

384,828 ton dari tahun sebelumnya, yaitu tahun 2014 sebesar 534,023 ton.

Komoditas kopi mengalami hasil ekspor tertinggi pada tahun 2015 sebesar

502.021 ton dengan nilai pendapatan devisa sebesar 1.197.735 US$.

Nilai ekspor kopi di Indonesia berfluktuatif dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Salah satu faktor yang menyebabkan nilai ekspor kopi di indonesia

berfluktuatif adalah harga kopi yang fluktuatif di pasar dunia. Tahun 2018,

harga kopi jenis robusta turun dari US$ 1.600 per ton menjadi US$ 1.400 per

ton (Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, 2018).

Page 23: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

4

Tabel 3. Neraca volume perdagangan komoditas perkebunan Indonesia tahun2014-2017

No NamaKomoditas

Tahun Rata-rataPertumbuhan

(%)2014 2015 2016 2017

1 Kelapa 1.708.891 1.823.091 1.554.934 1.867.084 11.112 Karet 2.594.717 2.597.566 25.549.676 2.962.136 2,84

3 Kelapa sawit 28.021.776 32.532.2211 28.487.813 33.513.432 84 Kopi 364.717 489.559 389.466 453.570 0.115 Lada 28.704 56.715 50.341 41.928 8

Sumber : Kementerian Pertanian, 2018.

Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan volume perdagangan

komoditas kopi memiliki rata-rata terkecil bila dibandingkan dengan empat

komoditas perkebunan unggulan lainnya. Komoditas kopi memiliki potensi

ekonomi yang cukup baik, didukung dengan dukungan pemerintah terhadap

komoditas kopi. Pemerintah terus berupaya menggenjot produktivitas

tanaman kopi dalam negeri. Hal tersebut dikarenakan kopi sebagai salah satu

komoditas ekspor unggulan dinilai produktivitasnya masih bermasalah.

Berdasarkan data Kementerian Koordinator Perekonomian (2018), Vietnam

telah menggeser Indonesia sebagai produsen kopi terbesar dunia. Hal tersebut

bukan karena luas kebun kopi Vietnam, melainkan karena produktivitas

usahatani kopi yang lebih baik dari Indonesia. Saat ini, produktivitas

usahatani kopi Indonesia rata-rata hanya sebesar 500 kg per ha. Sementara

Vietnam dapat memproduksi kopi rata-rata sebanyak 2,7 ton hingga 3,5 ton

tiap ha. Perkembangan luas areal dan produksi kopi di Indonesia dalam lima

tahun terakhir menunjukkan penurunan dari tahun-tahun sebelumnya.

Page 24: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

5

Tabel 4. Luas areal, produksi dan produktivitas tanaman perkebunan kopitahun 2012-2017

Tahun Luas Areal Produksi Produktivitas

(Ha) (Ton) (Ton/Ha)

2012 1.235.289 691.163 0,55

2013 1.241.712 675.881 0,54

2014 1.230.495 643.857 0,52

2015 1.230.001 639.412 0,51

2016 1.228.512 639.305 0,52

2017 1.227.787 637.539 0,51

Rata-rata 1.232.299,333 654.526,1667 0,53Sumber: Direktorat Jendral Perkebunan Kementerian Pertanian, 2018.

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa produktivitas kopi terbesar yaitu

tahun 2012 sebesar 0,55 ton per ha dan untuk produktivitas terendah yaitu

pada tahun 2017 sebesar 0,51 ton per ha. Produktivitas yang berfluktuatif

dipengaruhi oleh peningkatan atau penurunan luas areal yang digunakan

untuk mengusahakan tanaman kopi. Selain masalah produktivitas, fokus

permasalahan kopi Indonesia adalah kecilnya luasan kebun kopi yang digarap

oleh petani. Saat ini, kebun kopi yang dikelola setiap keluarga petani masih

relatif kecil, yakni mencapai 0,71 ha per keluarga untuk jenis robusta dan 0,6

ha per keluarga untuk jenis arabika. Sedangkan, luasan kebun yang ideal

untuk setiap keluarga petani adalah 2,7 ha setiap keluarga.

Perkebunan kopi yang pada umumnya didominasi oleh perkebunan rakyat

pada umumnya kurang dikelola dengan baik. Hal ini tentunya akan

berpengaruh terhadap kualitas dan jumlah produksi kopi yang dihasilkan

untuk diekspor. Biji kopi yang dihasilkan petani masih tergolong biji kopi

asalan, akibatnya harga yang diterima petani rendah dan menyebabkan

kualitas biji kopi kurang dapat dijaga .

Page 25: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

6

Provinsi Lampung menjadi salah satu sentra produksi kopi perkebunan rakyat

yang ada di Indonesia. Terdapat 6 provinsi sentra dengan total share 67,04

persen atau total produksi mencapai 418,42 ribu ton kopi beras. Sentra

produksi kopi paling tinggi di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 18,99 persen

atau rata-rata produksi sebesar 121,25 ribu ton. Provinsi Lampung

berkontribusi 17,24 persen atau produksi rata-rata mencapai 110,05 ribu ton

per tahun, sementara empat provinsi sentra lainnya berkontribusi antara 5,19

persen hingga 9,26 persen yaitu Provinsi Sumatera Barat, Aceh, Bengkulu

dan Sumatera Utara atau produksi rata-rata berkisar antara 33,13 ribu ton

hingga 59,14 ribu ton (Kementerian Pertanian, 2017).

Pemerintah Provinsi Lampung bekerjasama dengan PT Nestle dalam

peningkatan mutu, produksi dan produktivitas kopi di Provinsi Lampung.

Serangkaian kegiatan kemitraan yang dilakukan PT Nestle dengan petani kopi

meliputi beragam kegiatan pelatihan seperti peremajaan tanaman kopi,

peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam praktik budidaya kopi

robusta yang berkelanjutan, penanganan tanaman sebelum dan sesudah panen,

peningkatan pengetahuan mengenai mata rantai biji kopi termasuk

pemasarannya, serta membantu para petani kopi untuk mendapatkan akses

fasilitas pembiayaan dari bank. PT Nestle sudah menjangkau hampir 18.000

petani kopi yang sebagian sudah memperoleh sertifikasi.

Berdasarkan sertifikasinya, petani kopi di Provinsi Lampung terdiri dari dua

jenis, yaitu petani kopi sertifikasi dan petani kopi non-sertifikasi.

Page 26: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

7

Petani kopi sertifikasi mendapatkan pelatihan dan penyuluhan dari perusahaan

seperti PT Nestle Indonesia. Pelatihan dan penyuluhan tersebut berisikan

tentang budidaya kopi yang baik dan benar tetapi tetap memperhatikan

keberlanjutan usahatani kopi baik dari segi ekonomi, sosial, maupun

lingkungan. Pada musim panen, petani kopi sertifikasi akan menjual hasil

panen kopi kepada perusahaan dengan harga yang relatif lebih baik

dibandingkan bila dijual kepada tengkulak. Hal ini karena kualitas kopi petani

sertifikasi lebih baik dibandingkan kualitas kopi pada umumnya, sehingga

petani kopi sertifikasi mampu mendapatkan premium fee (Juwita, Prasmatiwi

dan Santoso, 2014).

Petani kopi non-sertifikasi umumnya masih memiliki kopi mutu non-grade

atau mutu asalan (Incamilla, Arifin dan Nugraha, 2015). Hal ini karena petani

kopi non sertifikasi masih tidak memperhatikan kualitas dan mutu kopi

tersebut. Saat petani kopi non sertifikasi menjual kopi ke tengkulak, petani

kopi non sertifikasi mendapatkan harga yang rendah dan tidak mendapatkan

premium fee karena kualitas dan mutu kopi yang kurang baik. Petani kopi

non-sertifikasi masih belum memiliki pengetahuan mengenai prinsip-prinsip

keberlanjutan kopi. Sehingga, kopi yang dihasilkan hanya dijual di pasar

lokal karena masih mengandung residu bahan kimia yang tidak diperbolehkan

di pasar Internasional. Luas areal, produksi dan produktivitas kopi di Provinsi

Lampung pada tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 27: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

8

Tabel 5. Luas areal, produksi dan produktivitas kopi di Provinsi Lampungtahun 2017

KabupatenLuas Areal

(Ha)Produksi

(Ton)Produktivitas

(Kg/Ha)

Lampung Barat 53.780 57.503 1.069,23

Tanggamus 41.416 31.346 756,86Lampung Selatan 828 413 498,79

Lampung Timur 512 254 496,09

Lampung Tengah 524 298 568,70

Lampung Utara 256.282 9.014 35,17Way Kanan 22.773 9.112 400,12Tulang Bawang 97 40 412,37

Pesawaran 3.719 1.550 416,78

Pringsewu 1.379 887 643,22

Mesuji 88 24 272,73

Tulang Bawang Barat 117 56 478,63

Pesisir Barat 6.889 3.509 509,36

Bandar Lampung 208 257 1.235,58

Metro 2 1 500,00Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2018.

Kabupaten Tanggamus merupakan penghasil kopi terbesar kedua setelah

Kabupaten Lampung Barat, dari dua puluh kecamatan yang ada di

Kabupaten Tanggamus, Kecamatan Sumberejo adalah kecamatan penghasil

kopi terbesar kedua setelah kecamatan Ulu belu dengan luas areal lahan

3.572 ha dan produktivitas sebesar 0,91 ton per ha.

Kecamatan sumberejo adalah salah satu kecamatan yang sebagian petaninya

bekerjasama dengan PT Nestle dalam upaya penerapkan sertifikasi 4C

(Common Code for the Coffe Community). Sertifikasi 4C (Common Code

for the Coffe Community) adalah standar level awal yang dibuat atas

kontribusi dari perwakilan perusahaan, exportir, petani dan stakeholder

terkait sektor kopi dengan semangat dan tujuan untuk peningkatan

Page 28: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

9

produktivitas, efisiensi, akses pasar yang tetap memperhatikan

keberlanjutan, dengan bantuan teknis maupun finansial untuk meningkatkan

produktivitas dan kualitas hasil pertanian, pemerintah dan PT Nestle ingin

membuka kesempatan bagi para petani kopi untuk ikut bersaing di pasar

kopi nasional dan global. Sehingga, dapat turut meningkatkan kesejahteraan

petani dan keluarga. Selain aspek teknis, akses finansial juga penting agar

para petani kopi memiliki keunggulan kompetitif di tengah berkembangnya

industri kopi di Indonesia.

Menururt Anggraini (2015), keunggulan kompetitif merupakan faktor

penentu daya saing suatu usahatani dan keunggulan komparatif dapat

dicapai apabila suatu usahatani memiliki efisiensi produksi dan memiliki

opportunity cost yang lebih rendah. Keunggulan kompetitif terkait erat

dengan faktor penentu daya saing sedangkan keunggulan komparatif lebih

menekankan pada sisi alokasi sumber daya yang lebih efisien. Peningkatan

daya saing perlu diletakkan pada konsepsi terjadinya peningkatan

kesejahteraan yang diukur dari peningkatan produktivitas usahatani.

Keunggulan kompetitif dan komparatif dapat dicapai melalui peningkatan

produktivitas kopi. Peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan

mengalokasikan faktor-faktor produksi secara efisien untuk menghasilkan

produksi yang maksimum atau dengan menekan biaya produksi. Luas areal,

produksi dan produktivitas kopi di Kabupaten Tanggamus pada tahun 2017

dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 29: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

10

Tabel 6. Luas areal, produksi dan produktivitas kopi di KabupatenTanggamus tahun 2017

Kecamatan Luas Areal(Ha)

Produksi(Ton)

Produktivitas(Kg/Ha)

Wonosobo 2.179 2.216 1,02Semaka 1.450 2.210 1,52Bandar NegriSemuong

689 7361,07

Kota Agung 326 275 0,84Pematang Sawah 1.144 710 0,62Kota Agung Barat 222 195 0,88Kota Agung Timur 729 365 0,50Pulau Panggung 483 385 0,80Ulu Belu 10.257 10.288 1.03Air Naningan 10.235 1.062

0,10Talang Padang 2.304 2.690 1,17Sumberejo 3.572 3.258 0,91Gisting 1.277 1.143 0,90Gunung Alip 1.180 1.065 0,90Pugung 396 328 0,83Bulok 1.198 680 0,57Cukuh Balak 580 1.344 2,32Kelumbayan 455 539 1,18Limau 1.090 1.320 1,21Kelumbayan Barat 650 537 0,83

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanggamus, 2018.

Petani kopi di Kecamatan Sumberejo dalam kurun waktu lebih atau sama

dengan tiga tahun aktif dalam mengikuti pelatihan dan pembinaan yang

diadakan oleh PT Nestle Indonesia, sehingga Kecamatan Sumberejo

berpotensi untuk dikembangkan melalui pembinaan-pembinaan yang

dilakukan pemerintah. Meskipun sudah cukup banyak petani yang

menerapkan sertifikasi 4C (Common Code for the Coffe comunity),

produktivitas kopi di Kecamatan Sumberejo belum mampu mencapai hasil

optimal. Produktivitas yang rendah ditunjukkan dengan jumlah produksi

Page 30: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

11

yang lebih rendah dari luas areal. Selain itu, beberapa petani kopi di

Kecamatan Sumberejo mulai alih fungsi lahan ke tanaman lainnya seperti

tanaman hortikultura yang dianggap lebih menguntungkan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat didefinisikan beberapa permasalahan

yanga akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu :

1) Bagaimana keunggulan komparatif usahatani kopi sertifikasi di

Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus ?

2) Bagaimana keunggulan kompetitif usahatani kopi sertifikasi di

Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus ?

3) Bagaimana dampak kebijakan pemerintah terhadap input output pada

usahatani kopi sertifikasi di Kecamatan Sumberejo Kabupaten

Tanggamus

4) Bagaimana kepekaan perubahan harga output, volume produksi dan

harga input terhadap keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif

usahatani kopi sertifikasi di Kecamatan Sumberejo Kabupaten

Tanggamus.

B. Tujuan Penelitian

Untuk menjawab permasalahan di atas, maka penelitian ini akan dilakukan

dengan tujuan :

1) Menganalisis keunggulan komparatif usahatani kopi sertifikasi di

Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus.

2) Menganalisis keunggulan kompetitif usahatani kopi sertifikasi di

Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus.

Page 31: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

12

3) Menganalisis dampak kebijakan pemerintah terhadap input output pada

usahatani kopi sertifikasi di Kecamatan Sumberejo Kabupaten

Tanggamus.

4) Menganalisis kepekaan perubahan harga output, volume produksi dan

harga input terhadap keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif

usahatani kopi di Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus.

C. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1) Petani atau produsen kopi, sebagai informasi mengenai keunggulan yang

dimiliki sehingga dapat lebih optimal dalam pengembangannya.

2) Pemerintah sebagai bahan masukan dalam menentukan kebijakan

pengembangan subsektor tanaman perkebunan khususnya kopi di Provinsi

Lampung.

3) Peneliti lain sebagai referensi bagi penelitian sejenis terutama untuk

memperluas khasanah penelitian tentang kopi.

Page 32: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

13

13

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Ekonomi Kopi

Peran strategis kopi selain sebagai penghasil devisa juga karena

merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja. Mayoritas perkebunan

kopi secara nasional dikelola oleh rakyat sehingga banyak masyarakat

yang terlibat di dalamnya. Menurut data dari Asosiasi Eksportir Kopi

Indonesia (2014), luas areal perkebunan kopi Indonesia saat ini mencapai

1,2 juta hektar, dari luas areal tersebut, 96 persen merupakan lahan

perkebunan kopi rakyat dan sisanya 4 persen milik perkebunan swasta dan

pemerintah (PTP Nusantara). Oleh karena itu, produksi kopi Indonesia

sangat tergantung dari perkebunan rakyat. Kopi juga berperan dalam

pengembangan industri mulai dari industri kopi olahan kelas kecil

(home industri), kelas menengah hingga kelas besar dan di dalam

meningkatkan pendapatan.

Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian,

Kementerian Pertanian (2012), memaparkan bahwa industri kopi

Indonesia mempunyai nilai keterkaitan ke depan dan belakang langsung

dan tidak langsung lebih besar dari satu. Hal ini berarti peningkatan

Page 33: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

14

14

permintaan di industri biji kopi dan kopi olahan sebesar satu satuan akan

meningkatkan output di semua industri, termasuk terhadap dirinya sendiri,

yang relatif besar yaitu 1,5 kali lipat, dengan memperhitungkan efek

konsumsi masyarakat, yaitu jika terjadi peningkatan pengeluaran rumah

tangga yang bekerja di industri kopi, maka kenaikan output tersebut dapat

mencapai 3 kali lipat. Industri biji kopi dan kopi olahan juga mempunyai

kemampuan untuk meningkatkan pendapatan tenaga kerja di semua

industri. Efek induksi pendapatan tenaga kerja di industri kopi dan kopi

olahan terhadap industri lain sekitar 1,6 kali lipat, meskipun demikian

industri biji kopi dan kopi olahan memiliki keterbatasan dalam daya

penyebaran ke belakang yang lebih tinggi dibandingkan daya penyebaran

ke depan, sehingga pertumbuhan industri ini lebih banyak tergantung pada

pertumbuhan ekonomi nasional.

Provinsi Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan, Sumatera Utara dan Jawa

Timur menurut Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (2014), merupakan

provinsi-provinsi yang menjadi sentra produksi kopi di Indonesia. Ekspor

kopi Lampung sendiri selama lima tahun terakhir meskipun berfluktuatif

baik dari sisi volume maupun nilainya tetapi menunjukkan nilai positif.

Rata-rata volume ekspor kopi adalah 52,33 persen dari ekspor seluruh

komoditas pertanian dan kehutanan, dengan nilai ekspor rata-rata 28,13

persen.

Page 34: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

15

15

2. Konsep Usahatani

Menurut Suratiyah (2009), usahatani adalah kegiatan bagaimana seseorang

mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan

alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang

sebaik-baiknya, usahatani juga merupakan kegiatan dimana petani

menentukan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan

faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha

tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin.

Menurut Soekartawi (1995), ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang

mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada

secara efektif dan efesien untuk tujuan memeperoleh keuntungan yang

tinggi pada waktu tertentu, dikatakan efektif apabila petani dapat

mengalokasikan sumberdaya yang dimiliknya dengan sebaik-baiknya,

sedangkan efisien apabila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan

keluaran (output) yang melebihi masukan (input).

Mubyarto (1989), menyatakan bahwa usahatani adalah himpunan dari

sumber-sumber alam yang terdapat ditempat itu yang diperlukan untuk

produksi pertanian. Sehingga dikatakan dilakuakan usahatani yang bagus

sebagai usahatani yang produktif atau efisien dan usahatani yang produktif

berarti usahatani itu produktivitasnya tinggi. Efisiensi produksi yaitu

banyaknya hasil produksi yang dapat diperoleh dari satu kesatuan faktor

produksi (input). Petani akan berbuat rasional dan mencapai efisiensi

tertinggi bila faktor-faktro produksi itu sudah dikombinasikan sedemikian

Page 35: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

16

16

rupa sehingga rasio dari tambahan hasil fisik (marginal physical produk)

dari faktor produksi dengan harga faktor produksi sama untuk setiap faktor

produksi yang digunakan.

3. Konsep Daya Saing

Menurut Abdullah, Alisjahbana, Effendi, dan Boediono (2002), daya saing

mencakup aspek yang lebih luas dari sekedar produksi atau efisiensi pada

level mikro, daya saing yang semakin tinggi akan mempengaruhi tingkat

kesejahteraan penduduk di dalam perekonomian. Daya saing suatu

usahatani dapat dilihat pada keuntungan yang benar-benar diperoleh

petani, sedangkan efisisensi suatu usahatani dapat dilihat pada keuntungan

sosial yang diperoleh.

Daya saing dalam arti luas merupakan kemampuan suatu produsen untuk

memproduksi suatu komoditas dengan biaya yang cukup rendah, sehingga

kegiatan produksi tersebut menguntungkan. Tolak ukur yang digunakan

adalah tingkat keuntungan yang dihasilkan dan efisiensi dari pengusahaan

komoditas tersebut. Tingkat keuntungan dapat dilihat dari keuntungan

privat dan keuntungan sosial, sedangkan tingkat efisiensi pengusahaan

dapat dilihat dari keunggulan komparatif dan tingkat keunggulan

kompetitif (Salvatore, 1997).

Suatu daerah dinyatakan memiliki keunggulan komparatif apabila daerah

tersebut mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya

yang lebih efisien dari daerah lain. Keunggulan komparatif merujuk pada

efisiensi ekonomi domestik yang dihitung berdasarkan harga sosial atau

Page 36: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

17

17

harga internasional, sedangkan keunggulan kompetitif merujuk pada

pengukuran kelayakan suatu aktivitas atau keuntungan privat yang

dihitung berdasarkan harga pasar domestik (Widhyapuri, Antara, dan

Dewi, 2018).

1) Keunggulan Komparatif

Keunggulan komparatif suatu komoditi diukur berdasarkan harga

sosial atau berdasarkan analisis ekonomi yang akan menggambarkan

suatu aktivitas atas manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan tanpa

melihat siapa yang menyumbangkan dan siapa yang yang menerima

manfaat tersebut sedangkan keunggulan kompetitif diukur

menggunakan harga aktual atau berdasarkan analisis finansial yang

melihat manfaat proyek atau aktivitas ekonomi dari individu yang

terlibat dalam aktivitas tersebut (Ramanda , Hasyim, dan Lestari

2016).

Simatupang (2012) mengemukakan bahwa konsep keunggulan

komparatif merupakan ukuran daya saing (keunggulan) potensial

dalam artian daya saing yang akan dicapai apabila perekonomian tidak

mengalami distorsi sama sekali. Komoditi yang memiliki keunggulan

komparatif dikatakan juga efisien secara ekonomi. Berdasarkan

pengertian di atas keunggulan komparatif adalah suatu ukuran relatif

yang menunjukkan potensi keunggulan komoditi tersebut dalam

perdagangan di pasar bersaing sempurna.

Page 37: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

18

18

Ada tiga faktor utama yang menentukan atau mempengaruhi

keunggulan komparatif suatu negara dan merupakan faktor yang

fundamental dalam menentukan pola perdagangan internasional, yaitu:

a) Tersedianya sarana produksi atau faktor produksi dalam macam

atau jumlah yang berbeda antara negara satu dengan yang lain.

b) Adanya kenyataan bahwa dalam cabang-cabang produksi tertentu

orang bisa memproduksikan secara lebih efisien apabila skala

produksi semakin besar.

c) Adanya perbedaan dalam corak dan laju kemajuan teknologi.

2) Keunggulan kompetitif

Simatupang (2012), mengemukakan bahwa konsep yang lebih cocok

untuk mengukur kelayakan finansial adalah keunggulan kompetitif

atau sering disebut “revealed competitive advantage” yang merupakan

pengukur daya saing suatu kegiatan pada kondisi perekonomian aktual.

Teori keunggulan kompetitif digunakan untuk mengukur kelayakan

suatu aktivitas dengan menggunakan harga pasar yang berlaku.

Keunggulan kompetitif yang disebut juga sebagai keunggulan

bersaing, merupakan nilai yang mampu diciptakan produsen yang

melebihi biaya produksi (Dirgantoro, 2002).

Salah satu faktor untuk mencapai keunggulan kompetitif adalah

teknologi, karena dengan adanya kemajuan teknologi, untuk

menghasilkan sejumlah output yang sama diperlukan kombinasi

pemakaian input yang lebih sedikit. Keadaan ini disebabkan karena

Page 38: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

19

19

produktivitas input yang meningkat dengan kemajuan teknologi

tersebut.

4. Konsep PAM (Policy Analysis Matrix)

PAM (Policy Analysis Matrix) merupakan alat analisis yang digunakan

untuk menganalisis kebijakan mengenai penerimaan secara konsisten dan

menyeluruh, biaya usahatani, tingkat perbedaan pasar, sistem pertanian,

investasi pertanian, dan efisiensi ekonomi. Analisis PAM (Policy Analysis

Matrix) juga dapat digunakan untuk mengetahui keuntungan komparatif

dan keuntungan kompetitif sehingga usahatani yang dijalankan oleh petani

dapat dikatakan berdaya saing tinggi. Menurut Pearson, Gotsch, dan Bahri

(2005), ada tiga bagian pokok yang dapat dijelaskan melalui pendekatan

PAM, yaitu :

a) PAM digunakan untuk mengukur berbagai dampak kebijakan terhadap

tingkat keuntungan dan efisiensi ekonomi.

b) Daya tarik investasi akan berdampak pada peningkatan efisiensi dan

percepatan pertumbuhan pendapatan nasional. Efisiensi ekonomi

dalam alokasi sumber daya pertanian berdasarkan kondisi alam dan

keunggulan teknologi.

c) Analisis PAM dapat membantu seorang peneliti untuk menentukan

kebijakan, misalnya dalam pengalokasian dana penelitian atau riset di

bidang pertanian. Contoh pengalokasian dana atau riset penelitian di

bidang pertanian yaitu kebijakan utama terhadap peningkatan produksi

Page 39: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

20

20

pertanian dan mengurangi biaya sosial atau peningkatan keuntungan

sosial.

5. Sertifikasi 4C (Common Code for the Coffee Community)

Sertifikasi adalah proses dimana pihak ketiga memverifikasi pemenuhan

standar yang ditentukan pemberi sertifikasi. Persyaratan dasar untuk eko

sertifikasi harus memasukkan kriteria ekologi sedangkan standar

keberlanjutan (sustainability) memuat seluruh kriteria lingkungan,

ekonomi dan sosial. Sertifikasi sukarela menambah nilai bagi komoditas

dengan memberikan kesempatan kepada petani untuk menegosiasikan

harga preminum untuk komoditas tersertifikasi dan atau membuka akses

ke pasar. Berbagai jenis sertifikasi telah diaplikasikan untuk berbagai

macam komoditas di Indonesia. Beberapa sertifikasi merupakan

kewajiban, seperti ISPO, namun sebagian besar bersifat sukarela, seperti

RSPO, C.A.F.E. Practices, Rainforest Alliance, UTZ, Organic, dan lain

sebagainya. Umumnya berbagai sertifikat tersebut telah dikenal dan

diakui secara global (Leimona dkk, 2015).

Sertifikat kopi di Indonesia merupakan instrumen yang aplikasinya secara

sukarela dan berbasis pasar selama 10 tahun terakhir ini. Sampai saat ini,

belum ada sertifikasi nasional untuk kopi di Indonesia. Keuntungan jika

Indonesia memiliki sertifikasi nasional untuk kopi, seperti berkurangnya

nilai komisi yang dikenakan dibandingkan dengan sertifikasi global.

Sertifikasi kopi yang ada di Indonesia merupakan sertifikasi global atau

internasional, seperti Rainforest Alliance, UTZ, Organic, Fair Trade,

Page 40: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

21

21

Coffee and Farmers Equity Practices, dan verifikasi 4C (Common Code

for the Coffe comunity). Coffee and Farmers Equity Practices didukung

oleh satu entitas bisnis swasta (Starbucks), sementara skema sertifikasi

kopi yang lain dipilih oleh banyak pembeli dan produsen swasta

internasional dan perusahaan dalam negeri seperti PT Indocafco dan PT

Sari Makmur. Petani skala kecil disertifikasi dengan skema kelompok.

Beberapa perkebunan kopi milik negara (misalnya PTPN XII di Jawa

Timur) juga telah mengikuti permintaan sertifikasi berbasis pasar.

Dibawah Nescafe Plan, Puslitkoka dengan beberapa mitranya melatih

10.000 petani kopi dalam menerapkan Good Agriculture Practice (GAP).

Globalisasi perdagangan menuntut produk-produk pertanian yang diekspor

ke negara-negara Amerika dan Eropa harus bersertifikat, termasuk kopi.

Beberapa lembaga sertifikasi dunia telah melakukan sertifikasi kopi di

Indonesia antara lain Organic, Fair Trade, UTZ, Rainforest Alliance, Bird

Friendly, dan 4C(Common Code for the Coffee Community). Secara

ekonomi, kegiatan sertifikasi tersebut berdampak pada peningkatan

pendapatan petani, serta menjaga kelestarian lingkungan guna mendukung

produksi kopi yang berkelanjutan (Ardiyani dan Erdiansyah, 2012).

4C (Common Code for the Coffe Community) adalah sebuah organisasi

dengan keanggotaan yang terbuka bagi para pemegang kepentingan dan

mempersatukan pihak-pihak yang berkomitmen untuk menangani

persoalan kelestarian lingkungan, khususnya kebun kopi. Organisasi ini

beranggotakan semua pihak yang berhubungan dengan kelestarian kopi,

Page 41: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

22

22

seperti petani, importir, eksportir, pedagang, dan pengecer kopi. Selain

itu, 4C juga beranggotakan organisasi masyarakat sipil, seperti organisasi

non pemerintah, badan standarisasi, serikat pekerja, institusi publik, badan

riset dan individu yang berkomitmen terhadap sasaran asosiasi.

Misi 4C adalah menjadi platform sistem perkopian yang berkelanjutan,

yang dapat memfasilitasi semua pemegang kepentingan dan memiliki

kesempatan untuk berpartisipasi. Visi 4C adalah mempersatukan seluruh

pemegang kepentingan kopi yang relevan, akan dapat bekerjasama menuju

perbaikan sektor ekonomi, sosial dan lingkungan serta membangun sektor

berkelestarian bagi generasi-generasi mendatang. Keanggotaan 4C

bersifat berkelanjutan dan perpanjangan tahunan akan berjalan secara

otomatis (Ardiyani dan Erdiansyah, 2012).

Menurut Dewan 4C (2015), Asosiasi 4C adalah platform kopi

berkelanjutan yang bekerja bagi perbaikan kondisi ekonomi, sosial dan

lingkungan dalam produksi dan pemrosesan kopi untuk membangun sektor

yang sejahtera dan lestari bagi generasi-generasi mendatang. Demi

mencapai misinya, asosiasi 4C memiliki tiga fungsi sebagai berikut.

a) Asosiasi ini menetapkan, memelihara dan menjalankan kode perilaku

4C, sebuah standar tingkat dasar yang mendefinisikan dasar umum

global dan membantu semua pelaku rantai pasok untuk mulai berjalan

menuju produksi, pemrosesan dan perdagangan kopi yang

berkelestarian.

Page 42: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

23

23

b) Asosiasi ini secara aktif mempromosikan dan bermitra dengan standar

dan inisiatif kelestarian lain yang ada di pasar untuk meningkatkan

pasokan dan permintaan akan kopi berverifikasi dan bersertifikasi.

c) Asosiasi ini menawarkan platform terbuka dan dinamis yang

mengundang para anggota dan mitra dari sektor publik dan juga swasta

untuk bekerja bersama secara efektif tanpa persaingan untuk

menangani persoalan-persoalan yang menyeluruh dan isu-isu kritis

yang mengancam kelestarian sektor kopi.

Masyarakat di negara-negara maju mulai sadar akan pentingnya

kelestarian lingkungan bagi keberlanjutan hidup manusia sehingga produk

yang dihasilkan harus memiliki dampak positif terhadap lingkungan.

Sertifikasi ekolabel merupakan solusi terhadap masalah tersebut. Bagi

negara pengekspor kopi, sertifikasi merupakan langkah yang harus

ditempuh untuk mempermudah pemasaran kopi ke negara-negara yang

mewajibkan sertifikasi. Terdapat banyak hal yang harus dilakukan petani

dalam proses sertifikasi, yang mencakup tiga aspek yaitu lingkungan,

sosial dan ekonomi. Penerapan sistem ini terasa berat bagi sebagian petani

karena secara umum tingkat kepemilikan lahan petani kopi relatif kecil

sehingga penerapan sistem sertifikasi ini akan lebih sulit dibandingkan

perkebunan besar.

Demi sistem sertifikasi yang berjalan dengan baik, diperlukan adanya

kompensasi harga yang diterima petani yang melakukan sertifikasi.

Kompensasi harga atau lebih dikenal dengan harga premium mungkin

Page 43: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

24

24

telah disosialisasikan kepada petani di beberapa tempat, tetapi pada

kenyataannya ada beberapa petani yang tidak mendapatkan kompensasi

harga tersebut. Apabila hal ini lebih diperhatikan, akan sangat mungkin

apabila petani di Indonesia dapat mengelola lahannya dengan prinsip

sustainable agriculture.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Ramanda, Hasyim, dan Lestari (2016), melakukan penelitian yang berjudul

analisis daya saing dan mutu kopi di Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten

Lampung Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya

saing usahatani kopi robusta dan mengetahui penerapan Good Manufacturing

Practice (GMP) pada proses panen dan pasca panen kopi robusta untuk

meningkatkan mutu biji kopi robusta di Desa Tugusari Kecamatan

Sumberjaya Kabupaten Lampung Barat. Hasil perhitungan PAM

menunjukkan keuntungan privat lebih kecil dari keuntungan sosialnya.

Dikarenakan harga output petani lebih kecil dibandingkan harga jual di pasar

internasional.

Hasil perhitungan DRC dan PCR kurang dari 1 sehingga memiliki keunggulan

kompetitif dan komparatif. Penggolongan standar mutu dilakukan di PT

Nestle dengan cara mengamati secara visual dengan alat khusus. Standar

mutu juga dilihat dari proses yang dimulai dari pemetikan, pemecahan,

pengolahan, sortasi, pengemasan dan penggudangan. Mutu biji kopi yang

dihasilkan yaitu sesuai standar GMP, yaitu ICO 407 dan SNI 01-2907-2008.

Page 44: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

25

25

Baso dan Anindita (2018), melakukan penelitian yang berjudul analisis daya

saing kopi Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya saing

kopi Indonesia. Metode analisis yaitu RCA, apabila RCA > 1 maka memiliki

keunggulan komparatif. Berdasarkan RCA Indonesia memiliki daya saing

yang rendah. Keterlibatan pemerintah menjadi hal penting dan mendukung di

Vietnam. Colombia dikenal sebagai negara eksportir kopi arabika,

sedangakan Indonesia lebih banyak meneskpor kopi robusta. Bila

dibandingkan dengan tiga negara pesaing lainnya, Indonesia memiliki nilai

RCA terendah.

Widhyapuri, Antara, dan Dewi (2018), penelitian ini berjudul keunggulan

komparatif dan kompetitif komoditi kopi arabika di Desa Ulian Kecamatan

Kintamani, Kabupaten Banglu. Hasil penelitian menunjukkan nilai DRC

sebesar 0,23 dan PCR sebesar 0,29. Divergensi terhadap input dan output

terdiri dari divergensi penerimaan sebesar Rp -15.734.996, input tradable Rp

0, total faktor domestik Rp -984.070, dan keuntungan bersih Rp -14.750.927.

Proteksi pemerintah terhadap input dengan rasio NPCO sebesar 0,75, EPC

sebesar 0,75, DC sebesar 0,60, dan SRP sebesa -0,25 menunjukkan petani

kopi tidak menerima proteksi dari pemerintah.

Dampak inflasi sebesar 3,02 persen terhadap penerimaan sebesar

Rp 16.262.118, terhadap input tradable sebesar inflasi sebesar 3,02 persen

menyebabkan komoditi kopi memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan

kompetitif, tetapi petani tidak menerima proteksi dari pemerintah terhadap

input dan output. Dampak kenaikan harga input 10 persen menyebabkan

Page 45: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

26

26

komoditi kopi arabika memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan

komparatif tetapi petani tidak menerima proteksi dari pemerintah terhadap

input dan output. Penurunan harga output sebesar 50 persen berdampak

terhadap penerimaan dan lain-lain, penurunan menyebabkan komoditas kopi

memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif tapi petani tidak menerima

proteksi dari pemerintah terhadap input dan output.

Hermayanti, Abidin, dan Santoso (2013), penelitian ini berjudul analisis daya

saing usahatani kelapa sawit di Kecamatan Waway Karya Kabupaten

Lampung Timur. Metode analisis yang digunakan adalah PAM. Penerimaan

yang diperoleh dari CPO sawit privat adalah Rp 183.222.946 dan penerimaan

output harga privat yaitu Rp185.432.027 dan penerimaan output pada harga

sosial adalah Rp 205.090.090. Berdasarkan data proyeksi dan produktivitas

potensial, usahatani kelapa sawit di Kabupaten Lampung Timur layak untuk

diusahakan. Pada harga output privat lebih rendah disebabkan oleh masih

rendahnya kualitas CPO yang dihasilkan sehingga belum bisa mendapat harga

tinggi dan sistem tataniaga yang belum efisien.

Adanya perbedaan harga pada input tradable dipengaruhi oleh kebijakan

pemerintah khususnya dalam hal kebijakan harga input tradable. Keunggulan

kompetitif dan komparatif diketahui dari nilai PCR data proyeksi yaitu sebesar

0,68 sedangkan data produktivitas potensial 0,67 kurang dari 1 memiliki

eunggulan. DCR sebesar 0,65 dan 0,64 kurang dari satu maka usahatani

kelapa sawit memiliki keunggulan komparatif.

Page 46: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

27

27

Alghoziyah, Ismono, dan Sayekti (2016), penelitian ini berjudul daya saing

usahatani karet rakyat di Desa Kembang Tanjung, Kecamatan Abung Selatan,

Kabupaten Lampung Utara. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

dengan menggunakan metode PAM, nilai NPV sebesar Rp 184.672.001 lebih

besar dari 1 sehingga layak dijalankan. Gros B/C sebesar 5,81 lebih besar dari

1 menunjukkan usahatani menguntungkan, Net B/C sebesar 7,05 lebih besar

dari 1 menguntungkan, IRR sebesar 48 persen lebih besar dari suku bunga

berlaku, maka layak untuk diteruskan. Penerimaan harga privat sebesar

Rp 223.042.083, penerimaan harga sosial sebesar Rp 301.426.585, lebih besar

dari total biaya maka layak diusahakan. Nilai divergensi sebesar

Rp - 168.384.503, menunjukkan campur tangan pemerintah terkait subsidi

pupuk kurang memberikan kontribusi yang efektif. Nilai PCR sebesar 0,17

dan nilai DCR sebesar 0,09 keduanya kurang dari 1 berarti usahatani karet

memiliki daya saing.

Analisis kebijakan pemerintah, OT sebesar Rp 68.384.502,65 menunjukkan

kebijakan perdagangan menguntungkan, NPCO sebesar 0,57 menunjukkan

kebijakan proteksi harga yang dilakukan pemerinta tidak efektif, IT sebesar

Rp -2.061.958,17 menunjukkan subsidi yang diberikan pemerintah diterima

petani, FT sebesar Rp 2,854.928,58 menunjukakn petani membayar input

dengan harga yang lebih tinggi, NPCI sebesar 0,64 menunjukkan harga input

yang dikeluarkan petani lebih rendah dari harga efisiennya.

Dampak kebijakan pemerintah terhadap input output, NT sebesar Rp -

169.177,473 artinya petani kehilangan keuntungan sebesar 169.177,473. EPC

Page 47: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

28

28

sebesar 0,57, menunjukkan harga output dan input tradable yang diterima

petani hanya sebesar 57 persen dari harga seharusnya. PC sebesar 0,52 artinya

keuntungan yang diterima petani hanya 52 persen dari harga sosial. SRP

sebesar -43 persen artinya kebijakan pemerintah mengakibatkan keuntungan

pelaku usahatani karet berkurang sebesar 43 persen dari keuntungan

sesungguhnya.

Aprizal, Apriyani, dan Sriyoto (2014), penelitian ini berjudul daya saing

usahatani kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko (studi kasus Desa Bumi

Mulya). Hasil analisis dengan metode Policy Analysis Matrix (PAM)

menunjukkan bahwa nilai PP (keuntungan privat) untuk usahatani kelapa

sawit di Desa Bumi Mulya Kecamatan Penarik Kabupaten Mukomuko adalah

Rp 1.799.812,00/ha/tahun. Nilai PCR (rasio biaya privat) untuk usahatani

kelapa sawit mendekati 1 yaitu sebesar 0,91, artinya usahatani kelapa sawit

masih bisa diusahakan. Nilai SP (keuntungan sosial) untuk usahatani kelapa

sawit adalah Rp 6.604.280,00 /ha/tahun.

Nilai DRCR (ratio sumber daya domestik) usahatani kelapa sawit di Desa

Bumi Mulya adalah 0,72. Nilai tersebut menunjukkan bahwa untuk

mendapatkan 1 unit nilai tambah diperlukan biaya domestik sebesar 0,72 unit

pada usahatani kelapa sawit. PCR dan DRC pada usahatani kelapa sawit

menunjukkan bahwa nilai PCR dan DRC kurang dari 1, dengan demikian

usahatani kelapa sawit di Desa Bumi Mulya masih memiliki keunggulan

kompetitif dan keunggulan komparatif. Dampak kebijakan pemerintah,

terhadap input. Nilai OT pada usahatani kelapa sawit adalah 0.

Page 48: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

29

29

Besarnya nilai koefisien Nominal Protection Coeffisien on Output (NPCO)

pada usahatani kelapa sawit 0,8 artinya kebijakan pemerintah bersifat

disinsestif. Hasil analisis dengan metode PAM diketahui bahwa nilai Transfer

Input (TI) adalah negatif Rp1.640.832,00/ha/tahun. Nilai TI menggambarkan

kebijakan (subsidi atau pajak) yang terjadi pada input produksi tradable. Nilai

NPCI pada usahatani kelapa sawit adalah 0,65. Hal ini menunjukkan bahwa

kebijakan input yang diterapkan pemerintah memberikan insentif bagi petani

kelapa sawit berupa harga input yang dibayar petani hanya 65 persen dari

harga input seharusnya (petani mendapat subsidi pemerintah), yang tercermin

dari koefisien NPCI sebesar 0,65. Nilai Transfer Faktor (TF) mampu

menggambarkan intervensi pemerintah terhadap input non-tradable.

Hasil Analisis dengan menggunakan metode PAM diketahui bahwa nilai TF

Rp 923.410,00/ha/tahun. Nilai transfer faktor yang bernilai positif tersebut

menggambarkan bahwa harga input non-tradable yang dikeluarkan pada harga

finansial lebih tinggi dibandingkan dengan input non-tradable pada harga

sosial. Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Input-Output. Nilai EPC

untuk kelapa sawit 0,83, artinya kebijakan pemerintah secara simultan tidak

memberi proteksi kepada produksi dalam negeri. Nilai SRP pada usahatani

kelapa sawit adalah 0,16. Artinya secara umum kebijakan pemerintah atau

distorsi pasar yang ada memberikan dampak yang menguntungkan bagi

produsen (petani kelapa sawit). Nilai PC 0,27 artinya kebijakan pemerintah

secara simultan menyebabkan keuntungan yang diterima oleh petani lebih

kecil tanpa adanya kebijakan pemerintah.

Page 49: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

30

30

Supriyadi, Wahyuningsih, dan Awami (2014), penelitian ini berjudul analisis

pendapatan usahatani kopi rakyat di Kecamatan Limbanagan Kabupaten

Kendal. Pendapatan usahatani kopi rakyat di Kecamatan Limbangan

Kabupaten Kendal yaitu penerimaan Rp 6.584.300 per musim panen dikurangi

biaya total Rp. 131.923.700 per musim panen sehingga diperoleh pendapatan

sebesar Rp 4.660.600 per musim panen (satu tahun). Nilai R2 yaitu 0,933

berarti 93,3 persen variasi naik turunnya pendapatan petani kopi dipengaruhi

oleh faktor-faktor yang ada dalam penelitian ini dan sisanya yaitu 6,7 persen

dipengaruhi faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam variabel penelitian.

Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani kopi di

Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal yaitu luas lahan, biaya produksi,

hasil produksi, dan pendidikan.

Incamilla, Arifin, dan Nugraha (2015), penelitian ini berjudul keberlanjutan

ushatani kopi agroforesti di Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten

tanggamus. Pendapatan usahatani petani kopi sertifikasi lebih tinggi

dibandingkan non sertifikasi di Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten

Tanggamus. Selain pendapatan, tingkat partisipasi petani kopi sertifikasi lebih

tinggi dibandingkan non sertifikasi di Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten

Tanggamus. Manfaat tidak langsung yang diasumsikan yang mampu diperoleh

petani kopi di Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus adalah

sebesar Rp 4.191.080 per hektar. Rata-rata pendapatan petani sertifikasi yang

diperoleh dari usahatani kopi sebesar Rp 15.565.267/ha karena jumlah

produksi kopi yang dihasilkan oleh petani sertifikasi sebesar 775 kg/ha/th

Page 50: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

31

31

dalam bentuk biji kopi kering dengan rata-rata harga jual biji kopi kering

sebesar Rp19.957 kg/ha/th melalui sertifikasi. Selain itu, petani sertifikasi

memperoleh premium fee atau tambahan keuntungan sebesar Rp 320 per kg

untuk petani sertifikasi 4C dan Rp 200 per kg untuk petani sertifikasi RA.

Petani kopi non-sertifikasi menghasilkan produksi kopi sebesar 610 kg per

hektar per tahun yang juga dalam bentuk biji kopi kering dengan rata-rata

harga jual biji kopi kering sebesar Rp 18.646 per kg yang mereka jual

langsung ke pasar, melalui tengkulak ataupun ikut menjual ke eksportir

(PT Nestle atau PT Ned Caffee), sehingga rata-rata pendapatan kopi yang

diperoleh sebesar Rp 11.188.139/ha. Hal tersebut dikarenakan petani kopi

sertifikasi sudah mengikuti pembinaan terlebih dahulu, sehingga kualitas kopi

petani kopi sertifikasi lebih baik dibandingkan non-sertifikasi. Kualitas kopi

tersebut mempengaruhi harga jual, sehingga kopi petani kopi sertifikasi

memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan non-sertifikasi dan petani

kopi sertifikasi berhak memperoleh premium fee sebagai tambahan

keuntungan yang tidak didapatkan oleh petani kopi non-sertifikasi

Wahyuni, Utama, dan Mulyasari (2012), penelitian ini berjudul analisis

kelayakan finansial usahatani kopi arabika di Desa Bandung Baru Kecamatan

Kabawetan Kabupaten Kepahiang. Penelitian dilakukan dengan

menggunakan metode Kriteria Investasi yaitu Net B/C, Gross B/C, Profit

Probability Rasio, NPV, dan IRR Hasil penelitian menunjukkan Net B/C

sebesar 2,18, manfaat yang diperoleh sebesar 2,18 kali lipat dari biaya yang

dikeluarkan. Gross B/C sebesar 1,28 lebih besar dari 1 dan dinyatakan layak,

Page 51: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

32

32

untuk satu rupiah yang diinvestasikan akan memberikan manfaat sebesar1,28

kali lipat dari biaya yang dikeluarkan. Profitability sebesar 38,1 lebih besar

dari 1 dan dinyatakan layak. NPV sebesar Rp 18.847.733 pada suku bunga 14

persen, lebih besar dari 0 maka layak untuk diushakan. IRR sebesar 26,604

persen lebih besar dari suku bunga yang berlaku maka usahatani layak untuk

diusahakan.

Analisis sensitivitas, kenaikan biaya produksi sebesar 29 persen usahatani

tidak layak diusahakan, penururnan harga 22 persen usahatani tidak layak

diusahakan, penurunan produksi 22 persen usahatani tidak layak untuk

diusahakan. Analisis paypback period, menunjukkan 2 tahun 2 bulan waktu

yang diperlukan untuk pengembalian investasi awal. Setelah terjadi kenaikan

biaya produksi 29 persen, waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan

investasi yaitu 5 tahun 3 bulan, saat harga turun dan produksi turun 22 persen

maka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi yaitu 4 tahun 4

bulan.

Kusmiati dan Nursyamsiah (2015), penelitian ini berjudul kelayakan finansial

ushatani kopi arabika dan prospek pengembangannya di Ketinggian Sedang.

Usahatani kopi arabika masih dibudidayakan sebagai tanama sela diantara

kopi robusta, karena petani masih dalam taraf belajar. Metode analisis data

yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis dengan kriteria investasi

NPV, IRR, NET B/C, Gross B/C, PR, dan PP. Berdasarkan hasil penelitian,

NPV sebesar Rp 3.690.704, Net B/C sebesar 1,5, Gross B/C sebesar 1,16, IRR

sebesar 34,38 persen, PR sebesar 6,4 dan PP sebesar 3,9. Berdasarkan kriteria

Page 52: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

33

33

investasi dapat disimpulkan bahwa usahatani kopi arabika layak untuk

diusahakan. Analisis sensitivitas, kenaikan biaya 20 persen dan penurunan

harga 10 persen tetap membuat usahatani kopi arabika layak untuk

diusahakan.

C. Kerangka Pemikiran

Komoditas kopi adalah salah satu komoditas unggulan pada subsektor

perkebunan yang banyak diusahakan oleh petani di Indonesia. Indonesia

merupakan pengekspor komoditas perkebunan dengan kopi sebagai salah satu

komoditas unggulan dan sebagai pemasok devisa yang cukup besar

dibandingkan komoditas perkebunan lainnya. Ketersediaan dan harga pasar

input dan output usahatani kopi sangat dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi

domestik dan dunia. Selain itu, harga input dan output usahatani juga

dipengaruhi oleh berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk

melindungi berbagai pihak dari kerugian. Provinsi lampung merupakan salah

satu provinsi penghasil kopi dan berkontribusi cukup besar dalam perkopian di

Indonesia.

Kopi sebagai salah satu komoditas yang membantu menyumbang devisa

negara perlu diperhatikan kualitas dan mutunya supaya dapat bersaing di pasar

internasional. Upaya yang dilakukan agar kualitas dan mutu kopi dapat

diperhitungkan di pasar internasional yaitu dengan sertifikasi. Sertifikasi kopi

merupakan penetapan pihak ketiga independen dan sebagai tanda bahwa kopi

beserta proses yang mendukungnya telah memenuhi persyaratan kesehatan,

Page 53: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

34

34

keamanan, keselamatan dan lingkungan. Sertifikasi dapat mendorong petani

untuk meningkatkan mutu kopinya karena banyak keuntungan yang diperoleh

petani apabila kopi sudah mendapatkan sertifikasi. Petani kopi di Provinsi

Lampung berdasarkan sertifikasinya dibagi menjadi petani sertifikasi dan

petani non sertifikasi, dalam upaya peningkatan produktivitas efisiensi dan

akses pasar, kondisi pekerja dan keluarganya dan perlindungan terhadap

sumber daya alam seperti hutan primer, air, tanah, keragaman hayati dan

sumber energi mulai diterapkan sertifikasi 4C (Common Code for the Coffe

Community).

Kegiatan usahatani kopi adalah suatu kegiatan produksi dengan megelola

faktor-faktor produksi (input) untuk menghasilkan produksi (output).

Komponen penerimaan dan biaya produksi akan dianalisis dengan

menggunakan analisis Policy Analysis Matrix (PAM), dengan menggunakan

harga privat atau harga yang belaku pada lokasi penelitian dan harga sosial

untuk mengetahui keunggulan kompartaif dan kompetitif usahatani kopi

sertifikasi dan dampak kebijakan pemerintah yang ada di Kecamatan

Sumberejo Kabupaten Tanggamus. Selain itu diperlukan juga analisis

sensitivitas yang digunakan untuk mengukur kepekaan perubahan harga

output dan harga input terhadap keunggulan komparatif dalam keunggulan

kompetitif dalam produksi kopi.

Page 54: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

35

Gambar 1. Kerangka pemikiran analisis keunggulan komparatif dan kompetitif kopi dengan adanya sertifikasi4C (Common Code for the Coffee Community) di Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus

Komoditas ekspor perkebunan Indonesia

Lingkungan ekonomi di pasar domestik dan pasar dunia

Produksi kopi

Usahatani kopi (sertifikasi)

Input Output

Biaya Produksi Penerimaan

Harga Privat danSosial

Proses

Keuntungan kopi (sertifikasi)

Keunggulankomparatif dan kompetitif

Sensitivitas

Petani kopi

PAM

Dampak kebijakan

Page 55: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

36

III. METODE PENELITIAN

A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

Pada penelitian ini diperlukan suatu batasan melalui definisi operasional,

sehingga istilah yang digunakan dalam penelitian ini bersifat spesifik. Konsep

dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk

menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan penelitian.

Adapun beberapa definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Usahatani adalah himpunan sumber-sumber alam yang terdapat di tempat dan

diperlukan untuk produksi seperti tanah, air, bangunan dan lain sebagainya.

Produksi kopi adalah jumlah biji kopi yang dihasilkan dari kegiatan usahatani

kopi yang diukur dalam satuan kilogram (kg).

Produktivitas adalah hasil produksi kopi per satuan luas lahan dalam

berusahatani kopi, diukur dalam satuan ton per hektar (ton/ha).

Luas lahan adalah luas areal tanah yang digunakan petani untuk melakukan

usahatani kopi, diukur dalam satuan hektar (ha).

Page 56: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

37

Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dicurahkan dalam proses

produksi dalam satu kali musim tanam. Satuan ukuran yang digunakan adalah

HOK. Tenaga kerja mesin, wanita, hewan dan anak-anak dikonversikan ke

dalam HOK berdasarkan tingkat upah yang berlaku.

Upah tenaga kerja merupakan jumlah upah tenaga kerja yang dikeluarkan oleh

petani untuk membayar tenaga kerja yang diukur dalam satuan rupiah per

HOK (Rp/HOK).

Jumlah bibit adalah banyaknya bibit yang digunakan petani pada proses

produksi dalam satu musim tanam, diukur dalam satuan batang.

Jumlah pupuk adalah banyaknya pupuk yang digunakan oleh petani pada

proses produksi kopi dalam satu kali musim tanam, diukur dalam satuan

kilogram (kg).

Jumlah pestisida adalah banyaknya bahan kimia yang digunakan untuk

memberantas gulma serta hama dan penyakit tanaman kopi dalam satu kali

musim tanam, diukur dalam satuan liter (lt).

Penerimaan usahatani adalah jumlah produksi total kopi selama satu kali

proses produksi dikalikan dengan harga kopi di tingkat petani dan diukur

dalam satuan rupiah (Rp).

Pendapatan usahatani adalah total penerimaan dikurangi total biaya dalam satu

kali musim tanam, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Page 57: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

38

Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan

usahatani dalam satu tahun yang meliputi biaya tenaga kerja, pupuk, pestisida,

sewa tanah, nilai penyusutan alat, biaya panen, bunga kredit, dan pajak, diukur

dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tetap berapapun besarnya output yang

dihasilkan, seperti biaya penyusutan alat, sewa lahan, tenaga kerja dalam

keluarga dan pajak lahan yang diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya variabel adalah biaya yang besarnya dapat berubah sesuai dengan

perubahan tingkat output, seperti biaya pupuk, pestisida, dan tenaga kerja luar

keluarga, dan transportasi yang diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Keuntungan usahatani kopi adalah penerimaan dari usahatani kopi dikurangi

dengan total biaya variabel dan biaya tetap tunai, diukur dalam satuan rupiah

(Rp).

Keuntungan privat adalah selisih antara keuntungan privat dengan biaya privat

dan diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Keuntungan sosial adalah selisih antara keuntungan sosial dengan biaya sosial

dan diukur dalam satuan rupiah (RP).

Policy Analysis Matrix adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk

mengetahui apakah suatu komoditi unggul secara komparatif dan kompetitif

atau tidak.

Page 58: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

39

Input tradable adalah input yang bisa dijual secara internasional, seperti benih,

pupuk, pestisida dll.

Input non-tradable adalah input yang tidak bisa dijual secara internasional,

seperti tanah dan pajak.

Harga privat atau harga finansial adalah tingkat harga riil yang diterima petani

dalam penjualan hasil produksinya atau tingkat harga yang dibayar petani

dalam pembelian faktor produksi, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Harga sosial untuk input/output tradable adalah harga yang menggambarkan

harga yang sesungguhnya yang seharusnya diterima petani baik input maupun

output, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Harga sosial lahan adalah pendapatan dari tanaman alternatif terbaik, diukur

dalam satuan rupiah (Rp).

Harga sosial nilai tukar adalah harga uang domestik yang kaitannya dengan

mata uang asing yang terjadi pada pasar nilai tukar uang yang bersaing

sempurna, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Harga privat nilai tukar mata uang adalah nilai tukar uang domestik dalam

setahun, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Harga sosial nilai tukar mata uang adalah nilai tukar uang domestik dalam

setahun, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Page 59: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

40

Harga privat peralatan yang digunakan adalah harga yang diperoleh petani

pada saat membeli peralatan, sedangkan harga sosial peralatan sama dengan

harga privat peralatan, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Harga privat pestisida diperoleh dari harga beli rata-rata pestisida yang

berlaku di daerah penelitian, sedangkan harga sosial pestisida adalah 80

persen dari harga privatnya, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Harga privat Pupuk Urea dan Phonska diperoleh dari harga beli rata-rata

pupuk oleh petani, sedangkan penentuan harga sosial Pupuk Urea dan

Phonska diperoleh dari nilai FOB yang sudah dikonversi dalam mata uang

domestik ditambah biaya bongkar muat, gudang, transportasi, dan biaya

distribusi di tingkat petani, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Harga privat pupuk kandang diperoleh dari harga beli rata-rata petani di

daerah penelitian, sedangkan harga sosial pupuk kandang diasumsikan sama

dengan harga privatnya sebab pupuk kandang merupakan komponen input

non-tradable sehingga harga privat yang terjadi di daerah penelitian

mencerminkan harga sosialnya, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Harga output privat biji kopi diperoleh dari harga yang didapat petani dari

hasil penjualan produksinya per kilogram, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Efek divergensi adalah selisih antara penerimaan, biaya dan keuntungan

usahatani yang diukur dengan harga aktual atau privat dengan yang diukur

dengan harga sosial, dihitung dalam satuan rupiah (Rp).

Page 60: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

41

Daya saing usahatani didefinisikan sebagai kemampuan usahatani untuk tetap

layak secara finansial pada kondisi teknologi usahatani, lingkungan ekonomi,

dan kebijakan pemerintah yang ada.

Keunggulan komparatif adalah keunggulan suatu wilayah dalam memproduksi

suatu komoditas dengan biaya yang dikeluarkan lebih rendah dari biaya untuk

komoditas yang sama di daerah yang lain dan diukur dengan nilai

DCR(Domestic Cost Ratio).

Keunggulan kompetitif adalah keunggulan suatu komoditas yang dihasilkan

dalam kegiatan produksi yang efisien sehingga memiliki daya saing di pasar

lokal maupun internasional yang diukur dengan nilai PCR (Private Cost

Ratio).

Tingkat suku bunga privat yang digunakan adalah suku bunga pinjaman yang

berlaku di Bank Indonesia (BI), yaitu 11,32 persen (suku bunga rata-rata pada

tahun 2018) dan suku bunga sosial yaitu 14,51 persen didapat dari suku bunga

privat ditambah inflasi sebesar 3,19 persen (Bank Indonesia 2018).

Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui

akibat dari perubahan parameter produksi terhadap perubahan kinerja

usahatani dalam menghasilkan keuntungan.

Page 61: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

42

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Tanggamus. Pemilihan lokasi

dilakukan secara purposive (sengaja). Kabupaten Tanggamus dipilih menjadi

daerah penelitian atas dasar pertimbangan bahwa Kabupaten Tanggamus

merupakan salah satu kabupaten dengan produksi kopi terbesar di Provinsi

Lampung. Kecamatan Sumberejo dipilih sebagai lokasi penelitian karena

merupakan daerah penghasil kopi terbesar kedua di Kabupaten Tanggamus,

selain itu Kecamatan Sumberejo merupakan salah satu kecamatan yang berada

dibawah binaan PT Nestle dan sebagian petani kopinya sudah menerapkan

sertifikasi 4C(Common Code for the Coffe Community). Penelitian dilakukan

pada bulan Maret hingga April 2019.

Setelah lokasi kecamatan ditentukan, selanjutnya ditentukan lokasi kelurahan

atau desa yang akan dijadikan lokasi penelitian. Kecamatan Sumberejo terdiri

dari 13 kelurahan yakni, Kebumen, Sidorejo, Sidomulyo, Sumberejo, Tegal

Binangun, Argomulyo, Agropeni, Margodadi, Margoyoso, Dadapan,

Simapang Kanan, Wonoharjo, dan Sumber Mulyo. Bedasarakan informasi

yang diperoleh dari Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sumberejo, Desa

Sumbermulyo, dan Tegal Binangun adalah desa penghasil kopi terbesar di

Kecamatan Sumberejo.

C. Responden dan Pengumpulan Data

Responden dalam penelitian ini terdiri dari petani kopi sertifikasi di

Kecamatan Sumberejo. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan

Page 62: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

43

metode survei. Pada suatu penelitian, perlu dilakukan penentuan jumlah

sampel atau jumlah responden. Populasi petani kopi sertifikasi di Desa

Sumbermulyo adalah 63 orang dan di Desa Tegal Binangun adalah 70.

Apabila dijumlahkan maka populasi petani kopi sertifikasi adalah 133 orang.

Penentuan jumlah sampel untuk petani kopi mengacu pada Sugiarto, Siagian,

Sunarto, dan Oetomo (2003) dengan rumus sebagai berikut :

n = ² ²² ² ²Keterangan :n = Jumlah sampelN = Jumlah populasiS2 = Varian sampel (10% = 0,1)Z = Tingkat Kepercayaan (90% = 1,645)d = Derajat penyimpangan (10% = 0,1)

Berdasarkan rumus tersebut, perhitungan jumlah sampel petani kopi sertifikasi

adalah sebagai berikut :

n =( , ) ( , )( , ) ( , ) ( , )

n = 22,5≈ 25

Berdasarkan perhitunagan diatas, didapatkan hasil sebesar 25 untuk jumlah

responden petani sertifikasi. Dari jumlah sampel yang didapat, maka

ditentukan alokasi proporsi sampel dengan rumus sebagai berikut:

na =

Page 63: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

44

Keteranganna = Jumlah sampel per desaNa = Jumlah sampel keseluruhannab = Jumlah petani per desaNab = Jumlah populasi keseluruhan

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat diketahui bahwa sampel petani

kopi sertifikasi di Desa Sumbermulyo adalah 12 orang, dan di Desa Tegal

Binangun adalah 13 orang. Menurut Bungin (2005), responden kemudian

dipilih secara acak sederhana (simple random sampling) dengan pertimbangan

bahwa populasi dianggap homogen dalam hal :

(1) semua petani kopi sertifikasi masing masing memiliki teknik budidaya

yang sama.

(2) semua petani bermaksud menjual produknya, dan

(3) semua petani mencari keuntungan dalam menjual produknya.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan petani

responden berdasarkan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disiapkan.

Data sekunder diambil dari sumber-sumber atau instansi-instansi terkait,

laporan-laporan, publikasi, dan pustaka lainnya yang berhubungan dengan

penelitian ini.

Page 64: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

45

D. Analisis Data

1. Identifikasi Input dan Output

Usahatani kopi menggunakan input yang meliputi lahan (ha), pupuk (kg),

alat pertanian (unit), tenaga kerja (HOK), dan pestisida (kg/ha). Output

yang dihasilkan adalah biji kopi.

2. Penentuan Alokasi Biaya

Input yang digunakan dalam proses produksi dapat dipisahkan menjadi

input tradable dan non-tradable. Input tradable adalah adalah input yang

diperdagangkan di pasar internasional (komponen asing), sedangkan input

non-tradable adalah input yang tidak diperdagangkan di pasar

internasional (komponen domestik). Input yang paling dominan dalam

usahatani kopi adalah lahan dan tenaga kerja. Input yang digolongkan

kedalam input yang tidak diperdagangkan dimasukkan dalam komponen

biaya domestik 100 persen atau di masukkan ke dalam komponen input

non-tradable 100 persen. (Murtiningrum, Asriani, dan Badrudin, 2013).

3. Penentuan Harga Privat

Harga privat yang digunakan dalam analisis PAM pada tanaman tahunan

adalah harga yang berlaku pada saat penelitian dilakukan. Penelitian

menggunakan analisis PAM tidak menggunakan harga yang berlaku pada

setiap musim tanam karena apabila menggunakan harga yang berlaku pada

Page 65: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

46

setiap musim tanam akan terjadi kesulitan dalam pencarian SER dan SCF

dari mata uang yang berlaku 25 tahun sebelumnya.

4. Penentuan Harga Sosial

Menururt Gittinger (1986), pada analisis ekonomi harga yang digunakan

adalah harga sosialnya. Harga sosial dilakukan dengan cara melakukan

penyesuaian terhadap penyimpangan harga yang terjadi, baik sebagai

kebijakan pemerintah maupun distorsi pasar. Harga sosial untuk input dan

output tradable dihitung berdasarkan harga sosial (shadow price) yang

dalam hal ini didekati dengan harga batas (border price). Pada komoditi

exportable (komoditi yang diekspor) seperti kopi digunakan harga FOB

(Free on Board), sedangkan untuk input non-tradable digunakan biaya

imbangannya (opportunity cost), yang diketahui dari penelitian di lapang.

(1) Harga sosial output

Menurut Dinawati (2006), harga sosial output dengan orientasi

perdagangan antar daerah adalah harga di pedagang besar ditambah

biaya tata niaganya. Penentuan harga sosial output dapat dilihat pada

Tabel 7.

Tabel 7. Penentuan harga paritas ekspor output

No Uraian Rincian1 Harga FOB kopi (US$/ton) a2 Nilai tukar (Rp/US$) B3 FOB dalam mata uang domestik

(Rp/kg)c = a.b

4 Bongkar/muat, gudang, susut (Rp/kg) X5 Biaya transportasi ke propinsi (Rp/kg) d = c.x6 Distribusi tingkat petani (Rp/kg) E7 Harga sosial di petani (Rp/kg) g = d + e

Sumber : Pearson, Gotsch, dan Bahri, 2005.

Page 66: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

47

(2) Harga sosial sarana produksi (input)

Menurut Malian, Rachman, dan Djulin (2004), penentuan harga sosial

input yang digunakan berdasarkan harga perbatasan input yaitu harga

FOB untuk input ekspor, CIF untuk input impor yang diukur sama

dengan harga pasar, sedangkan harga sosial untuk input non-tradable

ditentukan berdasarkan harga aktualnya. Penentuan harga sosial paritas

input dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Penentuan harga paritas ekspor input

No Uraian Rincian1 Harga FOB (US$/ton) a2 Nilai tukar (Rp/US$) x3 FOB dalam mata uang domestik (Rp/Kg) b = a.x4 Biaya Bongkar/muat, gudang, susut c5 Biaya transportasi ke provinsi (Rp/Kg) d6 Nilai sebelum pengolahan (Rp/Kg) e = b+c+d7 Faktor konversi proses (%) Y8 Harga paritas ekspor di pedagang besar (Rp/Kg) f = e.y9 Distribusi ke tingkat petani (Rp/kg) G10 Harga paritas ekspor tingkat petani (Rp/kg) h= f+g

Sumber : Pearson, Gotsch dan Bahri, 2005.

Tabel 9. Penentuan harga paritas impor input

No Uraian Rincian1 Harga CIF (US$/ton) a2 Nilai tukar (Rp/US$) x3 CIF dalam mata uang domestik (Rp/Kg) b = a.x4 Biaya Bongkar/muat, gudang, susut c5 Biaya transportasi ke provinsi (Rp/Kg) d6 Nilai sebelum pengolahan (Rp/Kg) e = b+c+d7 Faktor konversi proses (%) y8 Harga paritas ekspor di pedagang besar (Rp/Kg) f = e.y9 Distribusi ke tingkat petani (Rp/kg) G10 Harga paritas impor di tingkat petani (Rp/kg) h= f+g

Sumber : Pearson, Gotsch dan Bahri, 2005.

Page 67: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

48

(3) Harga sosial tenaga kerja

Menurut Alghoziyah, Ismono, dan Sayekti (2016), harga sosial tenaga

kerja dihitung dengan menggunakan nilai upah aktual yang berlaku di

masing-masing lokasi penelitian. Hal ini karena diasumsikan input-

input tersebut tidak diperdagangkan di pasar internasional.

(4) Harga sosial lahan

Menurut menurut Gitingger (1986), penentuan harga sosial lahan dapat

berupa nilai sewa aktual, harga beli dan pendapatan dari tanah untuk

tanaman aternatif terbaik. Dalam penelitian ini, penentuan harga sosial

tanah berdasarkan pendapatan dari tanaman altenatif terbaik yaitu

tanaman kakao.

(5) Harga sosial bunga modal

Menurut Alghoziyah, Ismono, dan Sayekti (2016), penentuan harga

sosial bunga modal dilakukan dengan perhitungan antara tingkat bunga

yang diukur dengan menggunakan harga privat (aktual), ditambah

dengan rata-rata nilai inflasi.

(6) Harga sosial nilai tukar

Harga bayangan nilai tukar adalah harga mata uang domestik dengan

mata uang asing yang terjadi pada pasar nilai tukar uang yang bersaing

sempurna. Hubungan anatara nilai tukar resmi (Official Exvhange

Rate/OER), nilai tukar bayangan (Shadow Exchange Rate/SER), dan

faktor konversi baku (Standar Convertion Factor/SCF) dapat

dirumuskan sebagai berikut (Gitingger, 1986).

Page 68: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

49

SER =

SCF = ( ) ( )Keterangan :SCF = Faktor Konversi BakuM = Nilai impor (Rp)X = Nilai ekspor (Rp)Tm = Pajak impor (Rp)Tx = Pajak ekspor (Rp)

5. PAM (Policy Analysis Matrix)

Tujuan penelitian dijawab denngan mengunakan analisis PAM (Policy

Analysis Matrix). PAM digunakan untuk menganalisis secara menyeluruh

dan konsisten terhadap kebijakan mengenai penerimaan, biaya usahatani,

tingkat perbedaan pasar, sistem pertanian, investasi pertanian, dan efisiensi

ekonomi.

Tabel 10. Matriks analisis kebijakan (PAM)

PenerimaanOutput

Biaya KeuntunganInput

TradableInput NonTradable

Harga Privat A B C DHarga Sosial E F G HDampak Kebijakan I J K L

Sumber : Pearson, Gotsch, dan Bahri, 2005.

Keterangan :Keuntungan Finansial (D) = A-(B+C)Keuntungan Ekonomi (H) = E-(F+G)Transfer Output (OT) (I) = A-ETransfer Input Tradeable (IT) (J) = B-FTransfer Input Nontradeable (FT) (K) = C-GTransfer Bersih (NT) (L) = I-(K+J)Rasio Biaya Privat (PCR) = C/(A-B)Rasio BSD (DRC) = G/(E-F)Koefisien Proteksi Output Nominal (NPCO) = A/E

Page 69: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

50

Koefisien Proteksi Input Nominal (NPCI) = B/FKoefisien Proteksi Efektif (EPC) = (A-B)/(E-F)Koefisisen Keuntungan (PC) = D/HRasio Subsidi bagi Produsen (SRP) = L/E

Baris pertama dari tabel PAM berisikan komponen biaya dan pendapatan

yang dihitung dalam harga privat (harga aktual atau harga pasar). Huruf A

adalah simbol untuk pendapatan pada tingkat harga privat, huruf B adalah

simbol untuk biaya input tradable pada tingkat harga privat, huruf C

adalah simbol biaya faktor domestik pada tingkat harga privat, dan huruf

D adalah simbol keuntungan privat. Dalam analisis PAM secara empiris,

pendapatan dan biaya privat (simbol A, B, dan C) didasarkan pada data

yang diperoleh dari usahatani maupun pengolahan hasil. Simbol D,

keuntungan privat, diperoleh dengan menerapkan identitas keuntungan.

Menurut kaidah identitas keuntungan tersebut, D identik dengan A-(B+C).

Oleh karena itu, keuntungan privat pada PAM adalah selisih dari

penerimaan privat dengan biaya privat (Pearson, Gotsch, dan Bahri, 2005).

Baris kedua dari tabel PAM berisikan angka-angka budget yang dinilai

dengan harga sosial (harga yang akan menghasilkan alokasi terbaik dari

sumber daya dan dengan sendirinya menghasilkan pendapatan tertinggi).

Huruf E adalah simbol pendapatan yang dihitung dengan harga sosial,

huruf F adalah simbol biaya input tradable sosial, huruf G adalah simbol

biaya faktor domestik sosial, dan huruf H adalah simbol keuntungan

sosial. Pendapatan dan biaya pada tingkat harga sosial (simbol E, F, dan

G) didasarkan pada estimasi the social opportunity costs dari komoditas

yang diproduksi dan input yang digunakan. Simbol H, keuntungan sosial,

Page 70: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

51

diperoleh dengan menggunakan identitas keuntungan, yaitu H = E-(F+G).

Dengan demikian, keuntungan sosial adalah selisih antara penerimaan

sosial dengan biaya sosial (Pearson, Gotsch, dan Bahri, 2005).

Baris ketiga disebut sebagai baris effects of divergence. Divergensi timbul

karena adanya distorsi kebijakan atau kegagalan pasar. Kedua hal tersebut

menyebabkan harga aktual berbeda dengan harga efisiensinya. Sel dengan

simbol huruf I mengukur tingkat divergensi revenue atau pendapatan

(yang disebabkan oleh distorsi pada harga output), simbol J mengukur

tingkat divergensi biaya input tradeable (disebabkan oleh distorsi pada

harga input tradeable), simbol K mengukur divergensi biaya faktor

domestik (disebabkan oleh distorsi pada harga faktor domestik), simbol L

mengukur net transfer effects (mengukur dampak total dari seluruh

divergensi).

Efek divergensi (baris ketiga) dihitung dengan menggunakan identitas

divergensi (divergences identity). Menurut aturan perhitungan tersebut,

semua nilai yang ada di baris ketiga (efek divergensi) merupakan selisih

antara baris pertama (usahatani yang diukur dengan harga aktual atau

harga privat) dengan baris kedua (usahatani yang diukur dengan harga

sosial). Oleh karena itu, I = A-E, J = B-F, K = C-G, dan L = D-H

(Pearson, Gotsch, dan Bahri, 2005).

Komoditas kopi yang diteliti merupakan tanaman tahunan maka analisis

PAM yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan perhitungan Net

Present Value (NPV) dimana hal tersebut sejalan dengan penelitian

Page 71: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

52

Hermayanti, Abidin, dan Santoso (2013), dengan rumus sebagai berikut

(Nitisemito dan Burhan, 2004):

P = ( )Keterangan :P = nilai tunai (pada tahun 0)F = nilai nantii = tingkat bungat = tahun ke-….

Present value benefit (penerimaan) dapat dirumuskan sebagai:

PV benefit (PVB) =∑ ( )Present value cost (biaya) dapat dirumuskan sebagai:

PV cost (PVC) = ∑ ( )Sedangkan Net Present Value (NPV) nilai tunai bersih dirumuskan

sebagai:

NPV = PVB – PVC

=∑ ( ) -∑ ( )Keterangan :Bt = penerimaan pada tahun tCt = pengeluaran atau biaya pada tahun t

Tiga kriteria NPV, yaitu:

(1) Bila NPV > 0, maka menguntungkan dan dapat dilaksanakan.

(2) Bila NPV < 0, maka merugikan dan tidak layak untuk dilaksanakan.

(3) Bila NPV = 0, maka tidak untung dan tidak rugi (break even point).

Page 72: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

53

Net present value dapat dihitung dengan mengalikan arus penerimaan

dan pengeluaran tiap tahun dengan discount factor-nya. Discount

factor adalah nilai present value uang seharga Rp 1,00 yang akan

diterima pada tahun ke-t, dengan rumus (Prawirosentono, 2002) :

df = 1(1 + )df = discount factor

6. Analisis Keuntungan Privat dan Keuntungan Sosial

1) Private profitability (PP) : D = A-(B+C)

Keuntungan privat merupakan indikator daya saing dari sistem

komoditi berdasarkan teknologi, nilai output, biaya input dan transfer

kebijakan yang ada. Apabila D > 0, maka secara finansial kegiatan

usahatani menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.

2) Social profitability (SP): H = E-(F+G)

Keuntungan sosial merupakan indikator keunggulan komparatif atau

efisiensi dari sistem produksi pada kondisi tidak ada divergensi dan

penerapan kebijakan efisien. Apabila H > 0 dan nilainya makin besar

berarti sistem komoditi makin efisien dan mempunyai keunggulan

komparatif yang tinggi.

7. Analisis Keunggulan Kompetitif dan Keunggulan Komparatif

1) Private Cost Ratio : PCR = C/(A-B)

PCR yaitu indikator profitabilitas privat yang menunjukkan

kemampuan sistem komoditi untuk membayar biaya sumber daya

Page 73: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

54

domestik dan tetap kompetitif. Jika PCR < 1, berarti sistem komoditi

yang diteliti memiliki keunggulan kompetitif dan jika PCR > 1, berarti

sistem komoditi tidak memiliki keunggulan kompetitif.

2) Domestic Cost Ratio : DRC = G/(E-F)

DCR yaitu indikator keunggulan komparatif yang menunjukkan

jumlah sumber daya domestik yang dapat dihemat untuk menghasilkan

satu unit devisa. Sistem mempunyai keunggulan komparatif jika DCR

< 1, dan sebaliknya jika DRC > 1 tidak mempunyai keunggulan

komparatif.

8. Analisis Dampak Kebijakan Pemerintah

1) Kebijakan Output

(a) Output Transfer: OT = A-E

Transfer output merupakan selisih antara penerimaan yang dihitung

atas harga privat dengan penerimaan yang dihitung berdasarkan

harga bayangan atau sosial. Jika nilai OT > 0, maka hal itu

menunjukkan adanya transfer dari masyarakat (konsumen)

terhadap produsen, dan sebaliknya.

(b) Nominal Protection Coefficient on Output : NPCO = A/E

NPCO yaitu indikator yang menunjukkan tingkat proteksi

pemerintah terhadap output domestik. Kebijakan bersifat protektif

terhadap output jika nilai NPCO > 1, dan sebaliknya kebijakan

bersifat disinsentif jika NPCO < 1.

Page 74: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

55

2) Kebijakan Input

(a) Transfer Input: IT = B-F

Transfer input adalah selisih antara biaya input yang dapat

diperdagangkan pada harga privat dengan biaya yang dapat

diperdagangkan pada harga sosial. Jika nilai IT > 0, menunjukkan

adanya transfer dari petani produsen kepada produsen input

tradeable, demikian pula sebaliknya.

(b) Nominal protection Coefficient on Input : NPCI = B/F NPCI

NPCI yaitu indikator yang menunjukkan tingkat proteksi

pemerintah terhadap harga input pertanian domestik. Kebijakan

bersifat protektif terhadap input jika nilai NPCI < 1, berarti ada

kebijakan subsidi terhadap input tradeable, demikian juga

sebaliknya.

(c) Transfer Factor : FT = C-G

Transfer faktor merupakan nilai yang menunjukkan perbedaan

harga privat dengan harga sosialnya yang diterima produsen untuk

pembayaran faktor-faktor produksi yang tidak diperdagangkan.

Nilai FT > 0, mengandung arti bahwa ada transfer dari petani

produsen kepada produsen input non tradeable, demikian juga

sebaliknya.

Page 75: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

56

3) Kebijakan Input-Output

(a) Effective Protection Coefficient : EPC = (A-B)/(E-F)

EPC yaitu indikator yang menunjukkan tingkat proteksi simultan

terhadap output dan input tradeable. Kebijakan masih bersifat

protektif jika nilai EPC > 1. Semakin besar nilai EPC berarti

semakin tinggi tingkat proteksi pemerintah terhadap komoditi

pertanian domestik.

(b) Net Transfer: NT = D-H

Transfer bersih merupakan selisih antara keuntungan bersih yang

benar-benar diterima produsen dengan keuntungan bersih

sosialnya. Nilai NT > 0, menunjukkan tambahan surplus produsen

yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang diterapkan pada

input dan output, demikian juga sebaliknya.

(c) Profitability Coefficient: PC = D/H

Koefisien keuntungan adalah perbandingan antara keuntungan

bersih yang benar-benar diterima produsen dengan keuntungan

bersih sosialnya. Jika PC > 0, berarti secara keseluruhan kebijakan

pemerintah memberikan insentif kepada produsen, demikian juga

sebaliknya.

(d) Subsidy Ratio to Producer: SRP = L/E = (D-H)/E

SRP yaitu indikator yang menunjukkan proporsi penerimaan pada

harga sosial yang diperlukan apabila subsidi atau pajak digunakan

sebagai pengganti kebijakan.

Page 76: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

57

9. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat bagaimana perubahan hasil

analisis suatu kegiatan ekonomi, bila ada kesalahan dalam perhitungan

biaya atau manfaat. Analisis sensitivitas dilakukan dengan perhitungan

salah satu kemungkinan seperti penurunan produksi, penurunan harga jual

dan peningkatan biaya produksi yang mungkin terjadi. Hal ini perlu

dilakukan karena analisa proyek biasanya didasarkan pada proyeksi-

proyeksi yang mengandung ketidakpastian dan perubahan yang akan

terjadi di masa mendatang (Gittinger, 1986).

Beberapa asumsi yang dapat digunakan dalam analisis sensitivitas adalah :

a. Tingkat suku bunga yang digunakan pada analisa ini berdasarkan rata-

rata tingkat suku bunga pinjaman pada bank umum.

b. Analisis sensitivitas apabila terjadi perubahan kenaikan biaya produksi

c. Analisis sensitivitas apabila terjadi perubahan penurunan biaya

produksi.

d. Analisis sensitivitas apabila terjadi perubahan penurunan harga jual.

e. Analisis sensitivitas apabila terjadi perubahan penurunan volume

produksi

Laju kepekaan atau sensitivitas dihitung melalui rumus

Elastisitas PCR =∆ /∆ /

Elastisitas DCR =∆ /∆ /

Page 77: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

58

Keterangan :

X1 = input tradableX2 = faktor domestikX3 = biaya totalX4 = harga outputX5 = total produksi

Kriteria pengambilan keputusan laju kepekaan adalah:

1) Elastisitas PCR dan DCR >1, maka hasil kegiatan usahatani kopi peka

atau sensitif terhadap perubahan.

2) Elastisitas PCR dan DCR <1, maka hasil kegiatan usahatani kopi tidak

peka atau tidak sensitif terhadap perubahan.

Page 78: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

59

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus

Kabupaten Tanggamus adalah salah satu kabupaten di Provinsi Lampung, ibu

kota kabupaten ini terletak di Kota Agung Pusat. Kabupaten ini memiliki luas

wilayah keseluruhan 2.731,61 km2 dan berpenduduk sebanyak 536.613 jiwa

dengan kepadatan penduduk 178 jiwa/km. Kabupaten Tangggamus memiliki

20 kecamatan dan 302 desa.

1) Geografis

Kabupaten Tanggamus secara geografis berada pada posisi 104o18’-

105o12’ Bujur Timur dan antara 5o 05’-5o56’ Lintang Selatan. Kabupaten

Tanggamus terdiri dari 20 kecamatan, diantaranya Wonosobo, Semaka,

Bandar Negeri Semuong, Kota Agung, Pematang Sawa, Kota Agung

Barat, Kota Agung Timur, Pulau Panggung, Ulu Belu, Air Naningan,

Talang Padang, Sumberejo, Gisting, Gunung Alip, Pugung, Bulok, Cukuh

Balak, Kelumbayan, Limau, Kelumbayan Barat. Ibukota Kabupaten

Tanggamus yaitu Kota Agung. Posisi Kabupaten Tanggamus dengan ini

berada pada selatan Provinsi

Page 79: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

60

Lampung dan bersebelahan langsung dengan Bukit Barisan Selatan.

Bagian selatan Kabupaten Tanggamus memiliki salah satu teluk terkenal

yaitu Teluk Semaka dimana daerah ini merupakan salah satu sumber mata

pencaharian masyarakat dan terdapat pelabuhan ikan.

Gambar 2. Peta lokasi Kabupaten Tanggamus

Batas-batas wilayah Kabupaten Tanggamus secara administratif dapat

dirinci sebagai berikut :

a) Sebelah Utara : Kabupaten Lampung Barat dan Lampung Tengah

b) Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

c) Sebelah Barat : Kabupaten Lampung Barat

d) Sebelah Timur : Kabupaten Pringsewu.

Luas daratan Kabupaten Tanggamus adalah 2.855,46 Km2 dan luas

wilayah laut Kabupaten Tanggamus adalah 1.799,5 Km2 disekitar induk

teluk Semaka dengan panjang pesisir 210 Km. Topografi daratan

KecamatanSumberejo

Page 80: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

61

Kabupaten Tanggamus beragam terdiri dari daratan tinggi dan rendah,

dengan komposisi 40 persen berbukit dan bergunung dengan ketinggian

antara 0 hingga 2115 meter. Potensi daerah di Kabupaten Tanggamus

sebagian digunakan untuk pertanian. Selain itu, terdapat beberapa potensi

lain yaitu tambang emas, batu pualam dan marmer, energi panas bumi dan

sumber air panas untuk energi alternatif .

2) Keadaan Demografi Kabupaten Tanggamus

Jumlah penduduk Kabupaten Tanggamus berjumlah 560.286 jiwa, dengan

tingkat kepadatan penduduk mencapai 196 jiwa /km2. Kecamatan dengan

kepadatan penduduk tertinggi terdapat pada Kecamatan Gisting dengan

kepadatan 1161 jiwa/km2 sedangkan kepadatan penduduk terendah

terdapat pada Kecamatan Limau dengan kepadatan 73 jiwa/km2. Jumlah

Penduduk Kabupaten Tanggamus adalah sebesar 560.286 jiwa. Presentase

perbandingan jumlah penduduk laki laki sebesar 292.370 jiwa dan jumlah

penduduk perempuan sebesar 267.916 jiwa. Sex ratio penduduk

Kabupaten Tanggamus sebesar 109,13. Penduduk Kabupaten Tanggamus

berada pada kelompok umur yang sangat beragam.

Tabel 11. Banyaknya penduduk Kabupaten Tanggamus menurutkelompok umur tahun 2019

Kelompok Umur Jumlah penduduk(jiwa)

Persentase (%)

0-14 162.940 29,0815-64 370.592 66,14>64 26.750 4,77

Jumlah 560.282 100Sumber : Tanggamus dalam angka, 2019.

Page 81: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

62

Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 jumlah penduduk

Kabupaten Tanggamus memiliki presentase besar pada kelompok umur

14-64 tahun yaitu sebesar 66,14 persen. Hal ini menunjukkan bahwa

penduduk Kabupaten Tanggamus berada pada umur produktif sehingga

dapat berkontibusi aktif dan penuh dalam pembangunan. Hal ini didukung

oleh kondisi letak geografis Kabupaten Tanggamus yang memiliki

topografi di pegunungan sehingga sangat mendukung usahatani sayuran,

buah-buahan dan perkebunan. Penduduk yang berada pada range umur

produktif tentu akan memberikan dampak yang positif kepada daerah

dimana wilayah penduduk berada.

3) Perekonomian

Potensi sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Tanggamus sebagian

besar dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian . Selain itu masih terdapat

beberapa sumber daya alam lain yang potensial untuk dikembangkan

antara lain pertambangan emas, bahan galian seperti granit dan batu

pualam atau marmer. Disampimg itu juga terdapat sumber air panas dan

panas bumi yang memungkinkan untuk dikembangkan menjadi

pembangkit energi listrik alternatif.

Sektor terbesar yang mempengaruhi perekonomian Kabupaten Tanggamus

adalah sektor pertanian dengan tanaman pangan yang menjadi sektor

utama. Selain tanaman pangan, tanaman perkebunan juga merupakan

salah satu subsektor yang menguatkan perekonomian di Kabputen

tanggamus. Kabupaten Tanggamus merupakan pusat produksi kopi di

Page 82: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

63

Provinsi Lampung. Kabupaten Tanggamus melakukan upaya untuk

meningkatkan kualitas dan produksi kopinya, salah satunya dengan

menerapkan sertifikasi kopi. Sertifikasi kopi merupakan pemberian

jaminan tertulis dari pihak ketiga independen bahwa kopi beserta proses

yang mendukungnya telah memenuhi persyaratan kesehatan,keamanan,

keselamatan dan ingkungan. Salah satu sertifikasi yang diterapkan di

Kabupaten Tanggamus adalah sertifikasi Common Code for the Coffe

Community (4C).

B. Gambaran Umum Kecamatan Sumberejo

Kecamatan Sumberejo adalah salah satu dari 13 kecamatan yang ada di

Kabupaten Tanggamus. Kecamatan Sumberejo memiliki 13 Desa/ Pekon

diantaranya Margoyoso, Dadapan, Margodadi, Agropeni, Sumber Mulyo,

Wonoharjo, Tegal Binangun, Sidomulyo, Sumberejo, Kebumen, Agromulyo,

Sidorejo dan Simpang Kanan. Kecamatan Sumberejo berpusat pada Desa

Sumberejo. Kecamatan sumberejo merupakan salah satu kecamatan yang

memberikan kontribusi cukup besar dalam produksi sayur-mayur di

Kabupaten Tanggamus. Batas administratif Kecamatan Sumberejo

diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Sebelah Utara : Kecamatan Pulau Panggung

b) Sebelah Selatan : Hutan Lindung

c) Sebelah Barat : Kecamatan Pulau Panggung

d) Sebelah Timur : Kecamatan Gisting.

Page 83: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

64

Jumlah penduduk Kecamatan Sumberejo pada tahun 2012 sangat fluktuatif

namum merata pada tiap daerahnya. Persebaran penduduk merata

berdasarkan luas wilayah dari tiap desa. Penduduk di Kecamatan Sumberejo

memiliki persebaran yang merata tergantung pada luas wilayah dari setiap

desa. Luas wilayah yang dimiliki masing-masing desa pun beragam, dimana

luas wilayah tertinggi terdapat pada Desa Dadapan, dan Desa Margodadi,

sedangkan terendah terdapat pada Desa Kebumen dan Desa Agromulyo.

Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat banyak diusahakan oleh

penduduk Kecamatan Sumberejo. Masyarakat banyak yang mencari

penghidupan dari sektor pertanian. Sebagian besar lahan yang ada di

Kecamatan Sumberejo digunakan pada sektor pertanian. Presentase tertinggi

ada pada penggunaan dalam lahan perkebunan sebesar 24 persen. Hal ini

menunjukkan masyarakat masih banyak yang bermata pencaharian di sektor

pertanian.

Penduduk yang berada di Kecamatan Sumberejo selain bermata pencaharian

sebagai pada sektir pertanian, juga bermata pencaharian lain diluar sektor

pertanian, baik dari sektor formal maupun informal seperto seperti pedagang,

nelayan, buruh , karyawan, pegawai swasta, PNS dan juga TNI-Polri Luas

lahan yang usahakan pada sektor pertanian di Kecamatan Sumberejo terdiri

atas beberapa jenis lahan diantaranya lahan sawah, lahan kebun, kolam, dan

lain lain. Pada pembagiannya luas lahan yang diusahakan dibagi menjadi

lahan kering dan basah. Lahan basah terdiri atas sawah dan kolam, sedangkan

lahan kering terdiri atas kebun, tegalan dan lain lain.

Page 84: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

115

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa

1) Usahatani kopi petani sertifikasi di Kecamatan Sumberejo memiliki

keunggulan kompetitif dengan nilai PCR (Private Cost Ratio) 0,53.

2) Usahatani kopi petani sertifikasi di Kecamatan Sumberejo memiliki

keunggulan komparatif dengan nilai DCR (Domestic Cost Resource) 0,38.

3) Hasil analisis dampak kebijakan menggunakan PAM menunjukkan nilai

OT Rp -20.236.272,61 ; IT Rp -9.457.275,15 ; FT Rp 19.418.876,84; NT

Rp -39.495.630,44; NPCO 0,92; NPCI 0,43; EPC 0,96 ; PC 0,73 ;

SRP -0,15. Dampak berupa insentif input produksi melalui subsidi input

tradable serta pemanfaatan faktor domestik bagi petani untuk

mengefisiensikan biaya produksinya untuk meningkatkan pendapatan

belum didukung dengan kebijakan proteksi output yang mampu

mengantisipasi distorai perdagangan, sehingga kebijakan pemerintah

terhadap input-output secara menyelururh belum mengoptimalkan

pendapatan dan keuntungan aktual petani.

4) Keunggulan kompetitif dan komparatif pada usahatani kopi di Kecamatan

Sumberejo peka terhadap penurunan volume produksi, elastisitas PCR.

Page 85: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

115

( 1,35), elastisitas DCR (1,37). Keunggulan kompetitif usahatani kopi di

Kecamatan Sumberejo tidak peka terhadap perubahan harga output,

elastisitas PCR.( 0,97), keunggulan komparatif peka terhadap perubahan

harga output, elastisitas DCR (1,09). Keunggulan kompetitif dan

komparatif pada usahatani kopi di Kecamatan Sumberejo tidak peka

terhadap kenaikan harga input, elastisitas PCR (Urea 0,15 ; SP36 0,16 ;

Phonska 0,22 ; ZA 0,14), elastisitas DCR (Urea 0 ; SP36 0; Phonska 0 ;

ZA 0).

B. Saran

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah

1) Pemerintah Kabupaten Tanggamus, dengan keunggulan komparatif dan

kompetitif yang dimiliki kopi di Kecamatan Sumberejo diharapkan dapat

menetapkan kebijakan yang mampu merangsang peningkatan

produktivitas yaitu melalui penguatan kelembagaan petani dengan

menguatkan pelatihan dan pendampingan.

2) Petani lain diharapkan dapat meningkatkan produksi dan menerapkan

secara keseluruhan prinsip keberlanjutan sesuai dengan prinsip prinsip

pada sertifikasi 4C (Common Code for the Coffee Community).

3) Peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan penelitian dengan tujuan untuk

mengetahui bagaimana peningkatan mutu usahatani kopi petani sertifikasi

serta keberlanjutan usahatani kopi di Kecamatan Sumberejo Kabupaten

Tanggamus.

Page 86: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

116

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, L. 2015. Analisis Keunggulan Kompetitif dan Komparatif UsahataniKopi Robusta Di Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus. Skripsi.Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia. 2014. Luas areal dan Produksi Kopi.http://aeki.co.id. Diakses 31 Januari 2019.

Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia. 2014. Eksportir Berharap ProduktivitasPetani Kopi Bisa Optimal. http://.aeki.co.id. Diakses 31 Januari 2019.

Abdullah, P., Alisjahbana, A. S., Effendi, N. dan Boediono. 2002.Daya Saing Daerah Konsep dan Pengukuranny di Indonesia. BBFE.Yogyakarta.

Alghoziyah, Ismono, R. H. dan Sayekti, W. D. Daya Saing Usahatani KaretRakyat di Desa Kembang Tanjung, Kecamatan Abung Selatan, KabupatenLampung Utara. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis. Vol. 4 (3) : 244-252.http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/download/1498/1352.Diakses 6 November 2018.

Aprizal, P.S., Apriyani dan Sriyoto. 2013. Analisis Daya Saing Usahatani KelapaSawit Di Kabupaten Mukomuko (Studi Kasus Desa Bumi Mulya).ARISEP. Vol. 12 (2) : 133-146. https://ejournal.unib.ac.id/index.php/agrisep/article/view/478/pdf_16. Diakses 5 November 2018.

Ardiyani, F. dan Erdiansyah, N. P. 2012. Sertifikasi Kopi Berkelanjutan diIndonesia. Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember.

Badan Pusat Statistik. 2018. PDB Triwulanan Atas Dasar Harga KonstanMenurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah), 2014-2018. Badan PusatStatistik. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2018. Realisasi Penerimaan Negara (Milyar Rupiah),2007-2018.Badan PusatStatistik. Jakarta.

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2018. Lampung dalam Angka2018. BPS Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

Page 87: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

117

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanggamus. 2018. Kabupaten Tanggamusdalam angka 2018. BPS Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

Bank Indonesia. 2019. Tingkat Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai Tukar UangPeriode 2018. http://www.bi.go.id. Diakses 3 Februari 2019.

Baso, R. L. dan Anindita, R. 2018. Analisis Daya Saing Kopi Indonesia. JurnalEkonomi Pertanian dan Agribisnis. Vol. 2 (1) : 1-9. https://jepa.ub.ac.id/index. php/jepa /article/view/23/20. Diakses 5 November 2018.

Bungin, B. 2005. Metodologi Penenlitian Kuantitaif : Komunikasi, ekonomi, danKebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Kecana. Jakarta.

Dewan 4C. 2015. Kode Perilaku 4C. www.4c-coffeeassociation.org. Diakses 9Februari 2019.

Dinawati, E. 2006. Analisis Kelayakan Ekonomi dan Daya Saing UsahataniKakao di Kabupaten Lampung Timur. Skripsi. Universitas Lampung.Bandar Lampung.

Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, KementerianPertanian. 2012. Peluang besar industri kopi. http://agribisnis.deptan.go.id/.Diakses 31 Januari 2019.

Direktorat Jendral Perkebunan. 2018. Luas areal, produksi dan produktivitastanaman perkebunan kopi tahun 2012-2017.Direktorat Jendral Perkebunan,Kementerian Pertanian.Jakarta.

Dirgantoro, C. 2002. Keunggulan bersaing melalui proses bisnis. PT. Grasindo.Jakarta.

Gittinger. J.P. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Edisi Kedua.Terjemahan Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Hady, H. 2004. Ekonomi Internasional. Ghalia Indonesia. Jakarta

Hermayanti, N. W., Abidin, Z. dan Santoso, H. 2013. Analisis Daya SaingUsahatani Kelapa Sawit di Kecamatan Waway Karya, KabupatenLampung Timur. Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis. Vol. 1 (1) : 44-52.http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/130. Diakses 5November 2018.

Incamilla, A., Arifin, B. dan Nugraha, A. 2015. Keberlanjutan Usahatani KopiAgroforesti di Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus. JurnalIlmu-Ilmu Agribisnis. Vol. 3 (3) :260-267. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/download/1050/955. Diakses 9 Februari 2019.

Page 88: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

118

International Coffee Organization. 2018. Monthly export statistics - September2018.http://www.ico.org/. Diakses 19 November 2018.

Juwita, T., Prasmatiwi, F. E. dan Santoso, H. 2014. Manfaat FinansialPembinaan Verifikasi Kopi dalam Upaya Peningkatan Mutu Kopi: StudiKasus Program Verifikasi Binaan PT Nestle Indonesia di KabupatenTanggamus. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis. Vol. 2 (3): 276-284.http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/download/811/741. Diakses 9Februari 2019.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2019. Penetapan Nilai TransaksiDengan Menggunakan Rumus. Diakses online dihttps://bppk.kemenkeu.go.id/id/publikasi/artikel/148-artikel-bea-dan-cukai/9144-penetapan-nilai-transaksi-dengan-menggunakan-rumus-tertentu-tepatkah. www. Kemenkeu.go.id. Diakses 3 Oktober 2019.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, 2018. Rapman Kopi,Informasi Komprehensip Dunia Kopi Indonesia dan Global. DiaksesOnline di ekon.go.id. Diakses 11 Desember 2018.

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, 2018. Harga Kopi DuniaJeblok, Eksportir Lirik Pasar Domestik.http://www.kemenperin. go.id.Diakses 13 Desember 2018.

Kementerian Pertanian. 2017. Outlook Kopi : Komoditas Pertanian SubsektorPerkebunan Kopi. Jakarta.

Kementerian Pertanian. 2018. Statistik Makro Sektor Pertanian : Negara tujuanekspor kopi Indonesia tahun 2018. Jakarta.

Kementerian Pertanian. 2018. Statistik Makro Sektor Pertanian : Neraca volumeperdagangan komoditas perkebunan Indonesia, 2013- 2017.Jakarta.

Kementerian Pertanian. 2018. Statistik Makro Sektor Pertanian : Volume dannilai ekspor kopi di Indonesia, tahun 2013-2017. Jakarta.

Kusmiati, A. dan Nursyamsiah, D.Y. 2015. Kelayakan Finansial Ushatani KopiArabika dan Prospek Pengembangannya di Ketinggian Sedang. Agroekonomi.Vol. 4 (2) : 221-234. http://journal.trunojoyo.ac.id/ agriekonomika/article/view/976. Diakses 9 Februari 2019.

Leimona, B., Aaruzaman,S., Arifin,B., Yasmin,F., Hasan,F., Agusta,H., Sprang, P.,Jaffe, S. dan Frias, J. 2015. Kebijakan dan Strategi “ Pertanian Hijau”Indonesia: Menjembatani Kesenjangan antara Aspirasi dan Aplikasi. WorldAgroforestry Centre (ICRAF)-Southeast Asia Regional Program. Bogor.

Malian, A. H., Rachman, B. dan Djulin, A. 2004. Permintaan Ekspor Dan DayaSaing Panili di Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Agro Ekonomi. Vol. 22 (1) :

Page 89: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

119

26-45. http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jae/article/download/4789/4049. Diakses 9 Februari 2019.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

Murtiningrum, F., Asriani, P. S. dan Badrudin, R. 2014 Analisis Daya SaingUsahatani Kopi Robusta (Coffea Canephora) Di Kabupaten RejangLebong. AGRISEP. Vol. 13 (1) :1-14. https://ejournal.unib.ac.id/index.php/agrisep/article/view/676/600. Diakses 9 Februari 2019.

Nitisemito, A. dan U. Burhan. 2004. Wawasan Studi Kelayakan dan EvaluasiProyek. PT Bumi Aksara. Jakarta

Pearson, S., Gotsch, C. dan Bahri, S. 2005. Aplikasi Policy AnalisysMatrix pada Pertanian Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Prawirosentono, S. 2002. Bahasan Komprehensif Strategi PengambilanKeputusan Bisnis. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Ramanda, E., Hasyim, A. I. dan Lestari, D.A.H. 2016. Analisis Daya Saing DanMutu Kopi Di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Lampung Barat. JurnalIlmu-Ilmu Agribisnis.Vol.4 (3) : 253-261. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/download/1499/1353. Diakses 5 November 2018.

Salvatore, 1997. Ekonomi Internasional. Erlangga .Jakarta.

Sambodo, M.T., Ahmad, H. F. dan Purwanto, L A. 2007. Mengurai Benang KusutDaya Saing Indonesia. LIPI Press. Jakarta.

Saptana. 2010. Tinjauan Konseptual Mikro-Makro Daya Saing dan StrategiPembangunan Pertanian. Forum Penelitian Agro-Ekonomi. Vol. 28 (1): 1-8.http://garuda.ristekdikti.go.id/documents/detail/454903. Diakses 15 Oktober2019.

Simatupang, P. 2012. Ekonomi Jagung Indonesia. Badan Litbang Pertanian.Jakarta.

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soetriono. 2009. Strategi Peningkatan Daya Saing Agribisnis Kopi Robusta denganModel Daya Saing Tree Five. http://pse.litbang.pertanian.go.id>MKP_A1.Diakses pada tanggal 10 Mei 2019.

Sugiarto, Siagian, D., Sunarto, L.S. dan Oetomo, D.S. 2003. Teknik Sampling.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Page 90: ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOPI …digilib.unila.ac.id/60843/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan Berkepribadian

120

Supriyadi, A., Wahyuningsih, S. dan Awami, S. N. 2014. Analisis PendapatanUsahatani Kopi Rakyat di kecamatan Limbanagan, Kabupaten Kendal.Mediagro. Vol. 10 (1) : 1-13. https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id. Diakses17 Desember 2018.

Suratiyah, K. 2009. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Wahyuni, S.S. , Utama, S.P. dan Mulyasari, G. Analisis Kelayakan FinansialUsahatani Kopi Arabika di Desa Bandung Baru, Kecamatan Kabawetan,Kabupaten Kepahiang. AGRISEP. Vol 1(1) : 43-50.https://ejournal.unib.ac.id/index.php/agrisep/article/view/524. Diakses 16November 2019.

Widhyapuri, M.M., Antara, M. dan Dewi, I.A.L. 2018. Keunggulan Komparatifdan Kompetitif Komoditi Kopi Arabika di Desa Ulian Kecamatan Kintamani,Kabupaten Banglu. Jurnal Agribisnis dan Agrowisata. Vol. 7 (2) : 248-255.https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA/article/view/39255. Dikases 6November 2018.

World Bank Commodity Price Data. 2019. Data Pink Sheet.http://pubdocs.worldbank.org/en/921301546633915027/CMO-Pink-Sheet-January-2019.pdf. Diakses 11 Februari 2019.