analisis pengaruh kualitas pelayanan, …eprints.undip.ac.id/32114/1/jurnal_pdf.pdfmerupakan nasabah...

30
1 ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, NILAI PELANGGAN DAN CITRA PERUSAHAAN TERHADAP MINAT BELI (Studi Kasus Pada Pelanggan PT. Indo Sunmotor Gemilang Semarang) Zonna Yanuar Koesuma Drs, Harry Soesanto, MMR ABSTRACT Changes in business’ world such as technology improvement, global competition, and smart customer are the background of this research. Purpose of this research is analyzing the influence of quality service, customer value, and company image toward customer’s buying interest. It is taking the customers of Suzuki motorcycle in Semarang especially customers of PT.Indo Sunmotor Gemilang Semarang as the research sample because its selling has been decreasing for last few years when it is compared with its competitor. After doing literary review and composing hypothesis, data are collected by questionnaire method which is given to 110 customers using purposive sampling method. The analyzing are using quality and quantity methods. The quality method using double-linear regression analyses with SPPS ver.17.0 for windows in its data’s production. Analysis were performed with existing data using a test of validity, reliability, test the classic assumption of multiple regression analysis, and hypothesis testing using the f test and t test and then produce equality, as in : The result shows that quality service, customer value, and company image bring positive toward customer’s buying interest. The most influential variable in costumer’s buying interest is customer value which has 0,396 percent and the less influential variable is variable of quality service which has 0.283 percent. Keywords : quality service, customer value, company image, customer’s buying interest. Y = 0,283 X 1 + 0,396 X 2 + 0,306 X 3

Upload: lekhanh

Post on 30-Mar-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN,

NILAI PELANGGAN DAN CITRA PERUSAHAAN

TERHADAP MINAT BELI

(Studi Kasus Pada Pelanggan PT. Indo Sunmotor Gemilang Semarang)

Zonna Yanuar Koesuma

Drs, Harry Soesanto, MMR

ABSTRACT

Changes in business’ world such as technology improvement, global competition, and

smart customer are the background of this research. Purpose of this research is analyzing the

influence of quality service, customer value, and company image toward customer’s buying

interest.

It is taking the customers of Suzuki motorcycle in Semarang especially customers of

PT.Indo Sunmotor Gemilang Semarang as the research sample because its selling has been

decreasing for last few years when it is compared with its competitor. After doing literary

review and composing hypothesis, data are collected by questionnaire method which is given

to 110 customers using purposive sampling method. The analyzing are using quality and

quantity methods. The quality method using double-linear regression analyses with SPPS

ver.17.0 for windows in its data’s production. Analysis were performed with existing data

using a test of validity, reliability, test the classic assumption of multiple regression analysis,

and hypothesis testing using the f test and t test and then produce equality, as in :

The result shows that quality service, customer value, and company image bring

positive toward customer’s buying interest. The most influential variable in costumer’s

buying interest is customer value which has 0,396 percent and the less influential variable is

variable of quality service which has 0.283 percent.

Keywords : quality service, customer value, company image, customer’s buying interest.

Y = 0,283 X1 + 0,396 X2 + 0,306 X3

2

A. PENDAHULUAN

Dalam decade terakhir ini telah

terjadi perubahan dalam lingkungan bisnis

seperti adanya pengembangan teknologi,

persaingan global, dan pelanggan yang

pandai. Perubahan-perubahan tersebut

telah menimbulkan lingkungan persaingan

yang kuat dan bagi pesaing tidak terlalu

sulit untuk mengetahui, meniru dan

menyusun cara-cara untuk mematahkan

keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan

lawannya terlebih pelanggan sekarang ini

sudah semakin kritis dalam menentukan

motor yang akan dibelinya.

Untuk meningkatkan minat beli,

Perusahaan perlu mewujudkan pelayanan

prima atau pelayanan yang terbaik kepada

pelanggan dengan melakukan upaya

peningkatan profesionalisme Sumber Daya

Manusia, disamping perbaikan sarana dan

prasarana system dan prosedur yang

dilaksanakan, jasa yang diberikan dan hal

lainnya. Pelayanan terbaik pada pelanggan

dapat dilaksanakan apabila telah

ditentukan standar dari pelayanan yang

dilakukan sudah mendekati atau melebihi

standar pelayanan yang telah ditentukan.

Minat beli dapat didefinisikan

sebagai kemungkinan bila pembeli

bermaksud untuk membeli produk (Doods,

Monroe dan Grewal, 1991). Pendapat lain

disampaikan oleh Kinnear & Taylor

(1995) dalam Riset Pemasaran, Edisi Tiga,

minat beli adalah tahap kecenderungan

responden untuk bertindak sebelum

keputusan membeli benar-benar

dilaksanakan. Terdapat perbedaan antara

pembelian actual dan minat pembelian.

Bila pembelian actual adalah pembelian

yang benar-benar dilakukan oleh

konsumen, maka minat pembelian adalah

niat untuk melakukan pembelian pada

kesempatan mendatang. Meskipun

merupakan pembelian yang belum tentu

akan dilakukan pada masa mendatang

namun pengukuran terhadap minat

pembelian umumnya dilakukan guna

memaksimumkan prediksi terhadap

pembelian actual itu sendiri.

Menurut Assael (1995) dalam

Consumer Behavior and Marketing

Action, keinginan untuk membeli

merupakan tendensi konsumen untuk

membeli suatu produk. Pengukuran

keinginan untuk membeli tersebut

merupakan suatu hal yang penting dalam

pengembangan strategi pemasaran. Para

pemasar biasanya mencoba-coba elemen

dari bantuan pemasaran mana yang

menentukan atau berpengaruh pada

konsumen untuk membali produk. Selain

itu perlu diperhatikan bahwa keputusan

untuk membeli suatu produk dipengaruhi

oleh dua hal yaitu sikap dan pendirian

orang lain dan faktor situasi yang tidak

3

diantisipasi. Sampai dimana pengaruh

orang lain tersebut terhadap minat

membeli konsumen ditentukan oleh

intensitas dari pendirian negative orang

lain terhadap alternatif yang disuka

konsumen, dan motivasi konsumen untuk

menuruti orang lain. Sedangkan pengaruh

faktor situasi yang diantisipasi terhadap

minat membeli konsumen didasarkan pada

faktor-faktor seperti pendapatan keluarga

yang diharapkan, dan melihat produk yang

diharapkan.

Menurut Ferdinand (2000) dalam

Manajemen Pemasaran:Sebuah

Pendekatan Stratejik, minat beli dapat

diidentifikasikan melalui indicator-

indikator sebagai berikut : (1) Minat

transaksiona; (2)Minat referensi; (3)

Minat preferensial;(4) Minat eksploratif,

Pasar sepeda motor di Indonesia

memang sangat menarik. Ketergantungan

masyarakat Indonesia terhadap alat

transportasi ini sangat besar. Tidak heran

jika dari waktu ke waktu banyak

perusahaan baru tertarik pada pasar sepeda

motor. Meski demikian, hingga saat ini

sepeda motor Suzuki yang diproduksi PT

Indomobil Suzuki Internasional masih

tetap menjadi salah satu pilihan di pasar.

PT Indomobil Suzuki Internasional

merupakan sebuah perusahaan industri

yang memproduksi komponen, melakukan

proses assembling, mendistribusikan serta

memasarkan produk berupa kendaraan

bermotor seperti sepeda motor dan mobil

merek Suzuki. Di Indonesia, PT Indomobil

Suzuki Internasional merupakan agen

tunggal kendaraan bermotor merek Suzuki

yang ditunjuk oleh pihak Suzuki Motor

Co. Japan. Perusahaan ini merupakan

gabungan dari beberapa perusahaan untuk

memperkokoh posisinya dalam industri

otomotif dengan nama PT Indomobil

Suzuki Internasional.

Pada kebanyakan orang, perilaku

pembelian konsumen seringkali diawali

dan dipengaruhi oleh banyaknya

rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baik

berupa rangsangan pemasaran maupun

rangsangan dari lingkungannya.

Rangsangan tersebut kemudian diproses

dalam dirinya sesuai dengan karakteristik

pribadinya, sebelum akhirnya diambil

keputusan pembelian. Karakteristik pribadi

konsumen yang dipergunakan untuk

memproses rangsangan tersebut sangat

komplek, dan salah satunya adalah

motivasi konsumen untuk membeli. Dalam

penilitian ini peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul

“Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan,

Nilai Pelanggan Dan Citra Perusahaan

Terhadap Minat Beli” pada pelanggan PT.

Indo Sunmotor Gemilang Semarang).

4

B. TELAAH PUSTAKA

Beberapa penelitian sebelumnya yang ada

hubungannya dengan variabel kualitas

pelayanan, citra perusahaan, dan minat beli

adalah sebagai berikut:

1. Penelitian tesis yang dilakukan oleh

Esthy Dwiyanti (2008) dengan judul

“Analisis Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

Terhadap Layanan Internet Banking

Mandiri”. Penelitian ini mengambil

sampel 100 orang karyawan

Departemen Pekerjaan Umum yang

merupakan nasabah Bank Mandiri.

Alat analisis yang digunakan adalah

regresi sederhana pada program SPSS.

Hasil analisis data pada penilitian ini

menunjukan bahwa nilai pelanggan

secara signifikan mempengaruhi minat

beli.

2. Penelitian tesis yang dilakukan oleh

Eva Sheilla Rahma (2007) dengan

judul “Analisis Pengaruh Kualitas

Pelayanan dan Citra Merek Terhadap

Minat Beli dan Dampaknya Pada

Keputusan Pembelian”. Penelitian ini

menggunakan 100 responden.

Structural Equation Modeling (SEM)

dengan perangkat lunak AMOS. Hasil

penelitian ini menunjukan Kualitas

Pelayanan berpengaruh terhadap minat

beli dalam meningkatkan keputusan

pembelian.

3. Penelitian tesis yang dilakukan oleh

Adhi Rah Kusuma (2009) dengan judul

“Pengaruh Kualitas Pelayanan,

Kompetensi Tenaga penjualan, Dan

Citra Perusahaan Terhadap Minat Beli

Ulang”. Penelitian ini menggunakan

Uji regresi berganda dengan 75

responden apotek. Hasil pengujian

menunjukkan secara statistic dapat

dibuktikan bahwa kualitas pelayanan

dan citra perusahaan memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap minat beli ulang.

4. Penelitian tesis yang dilakukan oleh

Kuntjara (2007) dengan judul

“Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Minat Beli Ulang

Konsumen”. Alat analisis yang

digunakan adalah regresi sederhana

pada program SPSS. Penelitian ini

menggunakan sampel pelanggan PT.

WIKA Beton Wilayah IV. Hasil

analisis menunjukan kualitas

pelayanan, reputasi perusahaan

berpengaruh positif terhadap minat beli

5. Penelitian tesis yang dilakukan oleh

Tommy Sidharta (2008) dengan judul

“Pengaruh Kualitas Pelayanan

Terhadap Minat Beli Kembali

Konsumen”. Responden penelitian ini

adalah 100 konsumen jasa servis

Daihatsu Astra International Surakarta.

Data diperoleh melalui kuisioner dan

wawancara, pengujian validitas

5

menggunakan korelasi product

moment person dan pengujian

reliabilitas menggunakan alpha

croncbach. Pengujian asumsi klasik

menggunakan uji multikolinearitas,

heteroskedastisitas, normalitas,

autokorelasi. Analisis data

menggunakan regresi linear berganda.

Hasil analisis data diperoleh bahwa

kualitas pelayanan terbukti

mempengaruhi minat beli.

6. Penelitian tesis yang dilakukan oleh

Yuzza Bayhaqi (2006) dengan judul

“Analisis Pengaruh Kualitas

Pelayanan, dan Keunggulan Produk

Terhadap Kepuasan Pelanggan dan

Dampaknya Pada Minat Membeli

Ulang”. Sampel ini adalah pelanggan

Auto Bridal Semarang, sejumlah 100

orang. Structural Equation Modelling

(SEM) yang dijalankan dengan

perangkat lunak AMOS, digunakan

untuk menganalisis data. Hasil analisis

menunjukan bahwa Kualitas Pelayanan

berpengaruh positif terhadap minat

beli.

7. Peneltian yang dilakukan oleh

Khalizzad Khalis (2011) dengan judul

“Pengaruh Harga dan Kualitas

Pelayanan Terhadap Minat Beli

Konsumen Di Apotek Barito Farma

Sukoharjo”. Jumlah responden dalam

penilitian ini sebanyak 50 responden.

Alat analisis yang digunakan adalah

analisis regresi linier berganda. Hasil

analisis menunjukan bahwa ada

pengaruh antara kualitas pelayanan

terhadap minat beli.

8. Penelitian yang dilakukan oleh Nur

Achmad (2008), dengan judul

“Analisis Simultan Kualitas Pelayanan

Terhadap Kepuasan Konsumen Dan

Minat Beli Pada Grapari Telkomsel Di

Surakarta. Alat analisis yang

digunakan adalah Structural Equation

Model (SEM). Hasil analisis menunjukan

bahwa Kualitas Pelayanan memiliki

pengaruh langsung yang signifikan

terhadap minat beli.

Minat beli dapat didefinisikan

sebagai kemungkinan bila pembeli

bermaksud untuk membeli produk (Doods,

Monroe dan Grewal, 1991) dalam Journal

Of Marketing Research, Vol.28, No. 3,

page 307-319.

Pendapat lain disampaikan oleh

Kinnear & Taylor (1995) dalam Riset

Pemasaran, Edisi Tiga, minat beli adalah

tahap kecenderungan responden untuk

bertindak sebelum keputusan membeli

benar-benar dilaksanakan. Terdapat

perbedaan antara pembelian actual dan

minat pembelian. Bila pembelian actual

adalah pembelian yang benar-benar

dilakukan oleh konsumen, maka minat

pembelian adalah niat untuk melakukan

pembelian pada kesempatan mendatang.

6

Meskipun merupakan pembelian yang

belum tentu akan dilakukan pada masa

mendatang namun pengukuran terhadap

minat pembelian umumnya dilakukan

guna memaksimumkan prediksi terhadap

pembelian actual itu sendiri.

Minat beli merupakan

kecenderungan tindakan individu yang

terkait terhadap suatu merek (Spears &

Singh, 2004). Minat berbeda dengan sikap.

Dimana sikap merupakan kesimpulan dari

evaluasi, sedangkan minat

merepresentasikan motivasi seseorang

terhadap indera kesadaranya agar berupaya

untuk menciptakan suatu tindakan (Eagly

& Chaiken, 1993). Dengan demikian

pengertian minat beli yaitu rencana sadar

seseorang individu untuk membeli suatu

merek produk. Suatu produk dapat

dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen

apabila produk tersebut telah diputuskan

oleh konsumen untuk dibeli. Keputusan

untuk membeli dipengaruhi oleh nilai

produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang

dirasakan lebh besar disbanding

pengorbanan untuk mendapatkanya, maka

dorongan untuk membelinya semakin

tinggi. Sebaliknya bila manfaatnya lebih

kecil disbanding pengorbananya maka

biasanya pembeli akan menolak untuk

membeli dan umumnya beralih

mengevaluasi produk lain yang sejenis.

Menurut Assael (1995) dalam

Consumer Behavior and Marketing

Action, keinginan untuk membeli

merupakan tendensi konsumen untuk

membeli suatu produk. Pengukuran

keinginan untuk membeli tersebut

merupakan suatu hal yang penting dalam

pengembangan strategi pemasaran. Para

pemasar biasanya mencoba-coba elemen

dari bantuan pemasaran mana yang

menentukan atau berpengaruh pada

konsumen untuk membali produk. Selain

itu perlu diperhatikan bahwa keputusan

untuk membeli suatu produk dipengaruhi

oleh dua hal yaitu sikap dan pendirian

orang lain dan faktor situasi yang tidak

diantisipasi. Sampai dimana pengaruh

orang lain tersebut terhadap minat

membeli konsumen ditentukan oleh

intensitas dari pendirian negative orang

lain terhadap alternatif yang disuka

konsumen, dan motivasi konsumen untuk

menuruti orang lain. Sedangkan pengaruh

faktor situasi yang diantisipasi terhadap

minat membeli konsumen didasarkan pada

faktor-faktor seperti pendapatan keluarga

yang diharapkan, dan melihat produk yang

diharapkan.

Menurut Ferdinand (2000) dalam

Manajemen Pemasaran:Sebuah

Pendekatan Stratejik, minat beli dapat

diidentifikasikan melalui indicator-

indikator sebagai berikut :

7

(1) Minat transaksional,yaitu

kecenderungan seseorang untuk

membeli produk.

(2) Minat referensial,yaitu

kecenderungan seseorang untuk

mereferensikan produk kepada

orang lain.

(3) Minat preferensial,yaitu minat

yang menggambarkan perilaku

seseorang yang memiliki preferensi

utama pada produk tersebut.

Preferensi ini hanya dapat diganti

bila terjadi sesuatu dengan produk

preferensinya.

(4) Minat eksploratif, minat ini

menggambarkan perilaku

seseorang yang selalu mencari

informasi mengenai produk yang

diminatinya dan mencari informasi

untuk mendukung sifat-sifat positif

dari produk tersebut.

Selama ini PT. Indo Sunmotor Gemilang

menjadi pusat dari penjualan motor Suzuki

di kota Semarang. Karena wilayah kota

semarang terdapat banyak perusahaan

sepeda motor Suzuki dimana-mana, dan

perlu kantor cabang untuk mengalokasikan

dana dari banyak perusahaan ke kantor

pusat di Jakarta. Koleksi motor yang

dimiliki paling lengkap dibandingkan

perusahaan Suzuki lainnya yang ada di

Semarang. Tetapi dalam beberapa tahun

terakhir ini penjualan sepeda motor PT.

Indo Sunmotor Gemilang mengalami

penurunan dari para pesaingnya.

C. METODE PENELITIAN

Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek dan

subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2000)

dalam Ismu Fadli Kharis (2011). Populasi

penelitian adalah pelanggan PT. Indo

Sunmotor Gemilang Semarang yang akan

melakukan pembelian terhadap produk

sepeda motor Suzuki. Dengan batasan

umur antara 18-55 tahun karena pada usia

tersebut pelanggan dinilai sebagai pembeli

produktif (potensial). data dikumpulkan

melalui metode kuesioner yang disebar

kepada 110 orang responden dengan

menggunakan metode purposive sampling.

Sampel yang dipilih sebagai partisipan

merupakan non-probability sampling yaitu

bentuk purposive sampling atau judgement

sampling, yaitu purposive sampling

dengan kriteria berupa suatu pertimbangan

tertentu (Jogiyanto, 2005). Hal ini

didasarkan pada kondisi riil dilapangan

bahwa hanya pelanggan potensial yang

bersedia menjadi partisipan dapat dipilih

sebagai sampel. Dalam penelitian ini

anggota sampel adalah PT. Indo Sunmotor

Gemilang Semarang akan melakukan

pembelian terhadap produk sepeda motor

8

Suzuki. Dalam menyebarkan kuesioner,

untuk menghindari eror dari perhitungan

dalam kuesioner maka peneliti memilih

jumlah sampel sebanyak 110 responden

untuk memudahkan penelitian.

1. Jenis dan sumber data

Ada dua jenis data yang berdasarkan

sumbernya, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data

penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber data yang

dikumpulkan secara khusus dan

berhubungan langsung dengan

hasil yang diteliti. Data primer

yang dihasilkan dalam penelitian

ini merupakan tanggapan

responden terhadap variabel-

variabel penelitian yang akan diuji.

Data ini didapat dari sampel yang

telah ditentukan sebelumnya.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari

penelitian kepustakaan atau

literatur yang berhubungan dengan

permasalahan yang akan diteliti.

2. Metode pengumpulan data

Dalam usaha untuk mendapatkan

data yang dibutuhkan metode yang

digunakan adalah:

1. Kuesioner

Metode ini dilakuan dengan

mengajukan daftar pertanyaan yang

bersifat tertutup dan terbuka

kepada responden.

Pertanyaan-pertanyaan yang

bersifat tertutup diukur dengan

menggunakan skala dengan

interval 1-10, dari sangat tidak

setuju hingga sangat setuju.

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

2. Studi pustaka

Metode ini dilakukan dengan

cara mempelajari literatur dan

sumber pustaka yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti.

3. Definisi Operasional Variabel

Dalam rangka menghindari luasnya

tinjauan atas variable-variabel

penelitian yang saling berhubungan

maka perlu diberikan definisi

operasional atas variable-variabel yang

akan digunakan lebih lanjut. Untuk

ukuran indicator masing-masing dengan

penggunaan 3 kotak (Three Box

Method) (1-10). Definisi operasional

dalam penilitian ini adalah :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

9

Tabel 1

Variabel penelitian dan definisi

Operasional

Variabel Definisi

Operasional

Indikator Pengukur

an

Kualitas

Pelayanan

(X1)

Menurut Kotler

(2000) dalam Bagyo

Mujiharjo (2006),

kualitas pelayanan

merupakan totalitas

bentuk dari

karakteristik barang

atau jasa yang

menunjukan

kemampuannya

untuk memuaskan

kebutuhan-

kebutuhan

pelanggan baik yang

Nampak jelas

maupun yang

tersembunyi

Ramah

pada

pelanggan

(X11)

Layanan

purna jual

yang

baik(X12)

Tanggap

(X13)

Mengguna

kan skala

interval 1-

10,

dengan

teknik

agree-

disagree

scale.

Nilai

Pelanggan

(X2)

menurut Woodruf

(2000) nilai

pelanggan

(customer value)

merupakan persepsi

pelanggan tentang

apa yang mereka

inginkan sebagai

konsekuensi dalam

pemakaian produk,

terjadi pada situasi

tertentu yang dapat

membantu

penawaran barang

dan jasa agar searah

dengan tujuan yang

diinginkan.

Harga

(X21)

Proses

pembelian

mudah

(X22)

Pemberia

n garansi

(X23)

Mengguna

kan skala

interval 1-

10,

dengan

teknik

agree-

disagree

scale.

Citra

Perusahaa

n (X3)

Pandangan suatu

perusahaan (image)

didefinisikan

sebagai

refleksi/pandangan

tentang suatu

perusahaan yang

ada dalam ingatan

setiap pelanggan

(Keller,1993 dalam

Sheue-Ching hong,

2004).

Reputasi

nama

perusahaan

(X31)

Terkenal

(X32)

Bonafid

(X33)

Mengguna

kan skala

interval 1-

10,

dengan

teknik

agree-

disagree

scale

Keputusan

Pembelian

(Y)

Menurut Dodds,

Monroe dan Grewal

(1991) minat

membeli adalah

kemungkinan

pembeli berminat

untuk membeli

produk tersebut.

Mudah

diingat

(Y11)

Memiliki

keyakinan

(Y12)

Merasa

puas (Y13)

Mengguna

kan skala

interval 1-

10,

dengan

teknik

agree-

disagree

scale

Sumber: Jurnal yang dikembangkan

dalam penelitian ini, 2011

4. Metode Analisis Data

Agar data yang dikumpulkan dapat

dimanfaatkan, maka data tersebut

diolah dan dianalisis terlebih dahulu

sehingga nantinya dapat dijadikan

dasar dalam pengambilan keputusan.

Data yang masuk dianalisis dan diuji

dengan regresi linier berganda.

Sebelum diuji dengan regresi linier

berganda, terlebih dulu diuji dengan

menggunakan uji validitas dan

reliabilitas, untuk mengukur dan

menguji kuesioner yang diberikan

kepada responden, apakah cukup

valid dan reliabel. Penelitian ini

menggunakan penggunaan tiga kotak

(Three Box Method) (1–10).

4.1 Analisis Kuantitatif

Menekankan pada pengujian

teori-teori melalui pengukuran

variabel-variabel penelitian dengan

angka dan melakukan analisis data

dengan prosedur statistik

(Indriantoro dan Supomo, 1999).

Analisis kuantitatif terdiri dari:

4.1.1 Uji Kualitas Data

a. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat

untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan

indikator dari suatu variabel.

Suatu kuesioner dikatakan

10

reliable atau handal jika

jawaban pertanyaan adalah

konsisten atau stabil dari waktu

ke waktu (Ghozali, 2005).

Pengukuran reliabilitas

dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara one shot atau

pengukuran sekali saja. Disini

pengukuran hanya sekali dan

kemudian hasilnya

dibandingkan dengan

pertanyaan lain. Reliabilitas

diukur dengan menggunakan

koefisien alpha cronbach(α).

Suatu instrument dapat

dikatakan handal apabila

memiliki koefisien keandalan

(α) ≥ 0,6000 (Nunnally,1967

dalam Ghozali,2001).

b. Uji Validitas

Uji validitas digunakan

untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu

kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan dan kuesioner

mampu untuk mengungkap

sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut (Ghozali,

2005). Dalam penelitian ini

menggunakan content validity

yang dapat menggambarkan

kesesuaian sebuah pengukuran

data dengan apa yang diukur

(Ferdinand, 2006). Jika suatu

indikator mempunyai korelasi

antara skor masing-masing

indikator terhadap skor totalnya

(skor variabel konstruk) maka

dikatakan indikator tersebut

valid.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk

menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya

korelasi antarvariabel bebas

(variabel independent). Dalam

multi regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel bebas. Jika

variabel bebas saling berkorelasi

maka variabel-variabel ini tidak

orthogonal. Variabel orthogonal

adalah variabel bebas yang nilai

korelasi antar sesamanya sama

dengan nol (Ghozali, 2005).

Dalam penelitian ini teknik

untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinearitas didalam model

regresi dapat dilihat dari nilai

tolerance dan Variance inflation

factor (VIF).Tolerance

mengukur variabilitas variabel

bebas terpilih yang tidak

dijelaskan untuk variabel bebas

lainnya. Jika nilai tolerance

yang rendah sama dengan nilai

11

VIF yang tinggi (karena VIF =

1/ Tolerance). Nilai Cutoff yang

sering dipakai untuk

menjelaskan adanya

multikolinieritas adalah nilai

tolerance< 0,10 atau sama

dengan nilai VIF > 10 (Ghozali,

2005).

b. Uji Heterokedastisitas

Uji ini bertujuan untuk

menguji apakah dalam suatu

model regresi terjadi

ketidaksaman varians dari

residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Jika variance

dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap,

maka disebut homoskedastisitas

dan jika berbeda maka disebut

heterokedastisitas. Model

regresi yang baik adalah model

yang tidak terjadi

heteroskedastisitas atau terjadi

homokedastisitas (Ghozali,

2005).

Cara untuk mengetahui ada

tidaknya heteroskedastisitas

adalah dengan melihat grafik

plot antara nilai prediksi

variabel terikat (ZPRED) dan

residualnya (SRESID). Deteksi

terhadap heteroskedastisitas

dapat dilakukan dengan melihat

ada tidaknya pola tertentu pada

grafik scatter plot antara

SRESID dan ZPRED dimana

sumbu Y adalah Y yang telah

diprediksi, sumbu X adalah

residual (Y prediksi–Y

sesungguhnya) yang telah

distudentized. Dasar analisis :

Jika ada pola tertentu, seperti

titik-titik yang ada

membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang,

melebar kemudian

menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

Jika tidak ada pola yang jelas,

serta titik yang menyebar

diatas dan dibawah angka 0

pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas

(Ghozali, 2005).

c. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk

menguji apakah dalam model

regresi variabel pengganggu

atau residual memiliki distribusi

normal. Seperti diketahui bahwa

uji t dan uji F mengasumsikan

bahwa nilai residual mengikuti

distribusi normal. Kalau asumsi

ini dilanggar maka uji statistik

12

menjadi tidak valid (Ghozali,

2005).

Cara untuk mengetahui

normalitas adalah dengan

melihat normal probability plot

yang membandingkan distribusi

kumulatif dari distribusi normal.

Distribusi normal akan

membentuk siatu garis lurus

diagonal, dan plotting data akan

dibandingkan dengan garis

diagonal. Jika distribusi data

regional adalah normal maka

garis yang menggambarkan data

sesungguhnya akan mengikuti

garis diagonalnya (Ghozali,

2005).

4.1.3 Analisis Linear Berganda

Model regresi adalah model

yang digunakan untuk

menganalisis pengaruh dari

berbagai variabel independen

terhadap satu variabel dependen

(Ferdinand, 2006).

Formula untuk regresi linear

berganda adalah sebagai berikut:

Dimana :

Y = Minat Beli

a = Konstanta

X1 = Kualitas Pelayanan

X2 = Nilai Pelanggan

X3 = Citra Perusahaan

b1 = Koefisien regresi untuk

variabel Kualitas

Pelayanan

b2 = Koefisien regresi untuk

variabel Nilai Pelanggan

b3 = Koefisien regresi untuk

variabel Citra Perusahaan

e = Error

4.1.4 Pengujian Hipotesis

Ketepatan fungsi regresi

sampel dalam menaksir nilai

aktual dapat dinilai dengan

godness of fit-nya. Secara

statistik setidaknya ini dapat

diukur dari nilai koefisien

determinasi (R2), nilai statistik F

dan nilai statistik t. Perhitungan

statistik disebut signifikan

secara statistik apabila nilai uji

statistiknya berada dalam daerah

kritis (daerah dimana Ho

ditolak), sebaliknya disebut

tidak signifikan bila nilai uji

statistiknya berada dalam daerah

dimana Ho diterima (Ghozali,

2005).

a. Koefisien determinasi

disesuaikan (R2)

Koefisien determinasi (R2)

pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

13

variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah

antara 0 dan 1. Nilai R2 yang

kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independent

dalam menjelaskan variasi

variabel dependent amat

terbatas (Ghozali, 2005). Nilai

yang mendekati satu (1) berarti

variabel-variabel independent

memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi

dependent.

Satu hal yang perlu dicatat

adalah masalah regresi lancung

(Spurious regression).

Insukrindo (1988) menekankan

bahwa koefisien determinasi

hanyalah salah satu dan bukan

satu-satunya kriteria memilih

model yang baik. Alasannya

bila suatu estimasi regresi

linear menghasilkan koefisiensi

determinasi yang tinggi, tetapi

tidak konsisten dengan teori

ekonomika yang dipilih oleh

peneliti, atau tidak lolos dari uji

asumsi klasik, maka model

tersebut bukanlah model

penaksir yang baik dan

seharusnya tidak dipilih

menjadi model empirik.

Kelemahan mendasar

penggunaan koefisien

determinasi R2 adalah bias

terhadap jumlah variabel

independen yang dimasukkan

ke dalam model. Setiap

penambahan satu variabel

independen, maka R2 pasti

meningkat tidak peduli apakah

variabel tersebut berpengaruh

signifikan terhadap variabel

dependen atau tidak. Oleh

karena itu banyak peneliti

menganjurkan untuk

menggunakan nilai adjusted R2

pada saat mengevaluasi mana

model regresi terbaik. Tidak

seperti R2, nilai adjusted R

2

dapat naik atau turun apabila

satu variabel independen

ditambahkan kedalam model.

Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan adjusted R2 agar

tidak terjadi bias dalam

mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel

dependen.

Dalam kenyataan nilai

adjusted R2

dapat bernilai

negatif, walaupun yang

dikehendaki harus bernilai

positif. Menurut Gujarati

(2003) jika dalam uji empiris

14

didapat nilai adjusted R2

negatif, maka nilai adjusted R2

dianggap bernilai nol. Secara

matematis jika nilai R2=1,

maka adjusted R2 = R

2 = 1

sedangkan jika nilai R2 = 0,

maka adjusted R2 =(1-k)/(n-k).

Jika k > 1, maka adjusted R2

akan bernilai negatif.

b. Uji Parsial (Uji t)

Untuk menentukan

koefisien spesifik yang mana

yang tidak sama dengan nol, uji

tambahan diperlukan yaitu

dengan menggunakan uji t. Uji

statistik t pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel

independen secara individual

dalam menerangkan variasi

variabel dependen (Ghozali,

2005).

Signifikansi koefisien

parsial ini memiliki distribusi t

dengan derajat kebebasan n-k-

1, dan signifikan pada α = 0,05.

D. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Dalam Penelitian ini diperoleh data

dari sejumlah 110 responden di mana

responden tersebut merupakan pelanggan

yang akan melakukan pembelian sepeda

motor Suzuki di PT. Indo Sunmotor

Gemilang Semarang. Pelanggan yang

menjadi responden berusia antara umur 18

tahun sampai 25 tahun. Data tersebut dapat

dilihat dalam karakteristik responden

sebagaimana dalam uraian berikut.

Sebelum uraian karakteristik responden

terlebih dahulu dipaparkan gambaran

umum obyek penelitian yang dilakukan

dalam penelitian ini yaitu PT. Indo

Sunmotor Gemilang.

1. Gambaran Umum PT. Indo

Sunmotor Gemilang

Pasar sepeda motor di Indonesia

memang sangat menarik.

Ketergantungan masyarakat Indonesia

terhadap alat transportasi ini sangat

besar. Tidak heran jika dari waktu ke

waktu banyak perusahaan baru tertarik

pada pasar sepeda motor. Meski

demikian, hingga saat ini sepeda motor

Suzuki yang diproduksi PT Indomobil

Suzuki Internasional masih tetap

menjadi salah satu pilihan di pasar. PT

Indomobil Suzuki Internasional

merupakan sebuah perusahaan industri

yang memproduksi komponen,

melakukan proses assembling,

mendistribusikan serta memasarkan

produk berupa kendaraan bermotor

seperti sepeda motor dan mobil merek

Suzuki. Di Indonesia, PT Indomobil

Suzuki Internasional merupakan agen

tunggal kendaraan bermotor merek

Suzuki yang ditunjuk oleh pihak

Suzuki Motor Co. Japan. Perusahaan

15

ini merupakan gabungan dari beberapa

perusahaan untuk memperkokoh

posisinya dalam industri otomotif

dengan nama PT Indomobil Suzuki

Internasional.

2. Hasil Operasional per Oktober 2009

Adalah Sebagai Berikut :

Tabel 2

Data penjualan PT. Indo Sunmotor

Gemilang

Per Oktober 2009

Tahun

Motor

2005

2006

2007

2008

2009

Yamaha 474.814 521.334 738.650 903.699 566.737

Honda 1.132.914 670.654 516.360 871.141 485.142

Suzuki 394.227 132.697 204.371 239.153 126.480

Total

pusat 2.039.419 1.637.560 1.476.170 2.013.993 1.178.989

Sumber: Majalah Marketing No. 3/x/Maret

2010

3. Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin

Karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin, dapat

dikelompokkan seperti terlihat

pada tabel 2 berikut :

Tabel 3

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Pria 86 78

Wanita 24 22

Total 110 100

Sumber : Data primer yang diolah, 2011

Berdasarkan tabel diatas, dapat

dilihat bahwa dari 110 kuesioner yang

dibagikan diketahui jumlah responden

berjenis kelamin pria adalah 86 orang

atau 78%, dan responden berjenis

kelamin wanita berjumlah 24 orang

atau 22%. Dari angka tersebut nampak

bahwa perbandingan antara pria dan

wanita yang mengalami pembelian di

PT. Indo Sunmotor Gemilang

Semarang sangat berbeda. Jumlah

responden pria lebih banyak

dibandingkan wanita, sehingga ada

indikasi bahwa minat beli pada sepeda

motor PT. Indo Sunmotor Gemilang

Semarang lebih banyak didominasi

pria karena pria lebih tertarik

berbelanja sepeda motor Suzuki.

2. Umur

Dari 110 responden diperoleh

karakteristik sebagai berikut:

Tabel 4

Jumlah Responden Berdasarkan

Kelompok Usia

Usia Jumlah Persentase

17-19

20-23

24-27

14

24

72

13

22

65

23-24 5 5% Total 110 100

Sumber : Data primer yang diolah, 2011

Berdasarkan data pada tabel

diatas, dapat dilihat bahwa

persentase tertinggi usia responden

adalah antara 24-27 tahun yaitu

16

sebesar 65%, dan persentase

terendah usia responden adalah

antara 17-19 tahun yaitu sebesar

13%. Hal ini mungkin disebabkan

karena pada usia 18-25 tahun

mereka belum memiliki pendirian

yang kuat dalam perencanaan

belanjanya sehingga masih mudah

dipengaruhi untuk melakukan

minat beli.

3. Jenis Motor Yang Digunakan

Berikut ini adalah tabel

gambaran umum responden

berdasarkan Jenis Motor Yang

Digunakan:

Tabel 5

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis

Sepeda Motor yang Digunakan

Jenis Motor Jumlah Presentase

Motor Bebek 63 57

Motor Matic 36 33

Motor Sport 11 10

TOTAL 110 100

Sumber : Data primer yang diolah, 2011.

Dari data pada tabel diatas

dapat diketahui bahwa persentase

tertinggi adalah pengguna motor

bebek sebanyak 63 atau sebesar

57%, dan presentase terendah

adalah pengguna motor sport

sebanyak 11 atau sebesar 10%.

4. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk

mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Uji ini dapat

mengungkapkan sejauh mana

ketepatan alat pengukur

mengungkapkan konsep kejadian yang

diukur. Dengan menggunakan analisis

df (degree of freedom) yaitu dengan

rumus df = n-k dengan n adalah jumlah

responden dan k adalah jumlah

variabel independen yang digunakan.

Maka df = n-k, df = 100-3 = 97, maka

rtable= 0,197. Berikut adalah hasil Uji

Validitas dengan menggunakan SPSS

17.0:

a. Variabel Kualitas Pelayanan

Tabel 6

Uji Validitas Variabel Kualitas

Pelayanan

Correlations

Kualitas

Pelayanan 1

Kualitas

Pelayanan 2

Kualitas

Pelayanan 3

Kualitas

Pelayanan

Kualitas

Pelayanan 1

Pearson Correlation 1 .715** .644** .908**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 110 110 110 110

Kualitas Pelayanan 2

Pearson Correlation .715** 1 .581** .873**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 110 110 110 110

Kualitas Pelayanan 3

Pearson Correlation .644** .581** 1 .841**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 110 110 110 110

Kualitas Pelayana

n

Pearson Correlation .908** .873** .841** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 110 110 110 110

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Output SPSS 17.0, 2011

17

Hasil pengujian dengan SPSS

pada tabel diatas menunjukkan

bahwa semua indikator yang

digunakan dalam penelitian ini

untuk variabel kualitas pelayanan

mempunyai koefisien korelasi yang

lebih besar dari rtable = 0,197, yang

berarti semua indikator yang

digunakan pada variabel kualitas

pelayanan adalah valid.

b. Variable Nilai Pelanggan

Tabel 7

Uji Validitas Variabel Nilai Pelanggan

Sumber : Output SPSS 17.0, 2011

Hasil pengujian dengan

SPSS pada tabel diatas

menunjukkan bahwa semua

indikator yang digunakan dalam

penelitian ini untuk variabel

kualitas pelayanan mempunyai

koefisien korelasi yang lebih besar

dari rtable = 0,197, yang berarti

semua indikator yang digunakan

pada variabel nilai pelanggan

adalah valid.

c. Variabel Citra Perusahaan

Tabel 8

Uji Validitas Variabel Citra Perusahaan

Correlations

x3.1 x3.2 x3.3 tot.x3

x3.1 Pearson Correlation 1 .618** .603** .848**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 110 110 110 110

x3.2 Pearson Correlation .618** 1 .685** .880**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 110 110 110 110

x3.3 Pearson Correlation .603** .685** 1 .883**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 110 110 110 110

tot.x3

Pearson Correlation .848** .880** .883** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 110 110 110 110

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Output SPSS 17.0,2011

Hasil pengujian dengan SPSS pada

tabel diatas menunjukkan bahwa semua

indikator yang digunakan dalam penelitian

ini untuk variabel kualitas pelayanan

mempunyai koefisien korelasi yang lebih

besar dari rtable = 0,197, yang berarti semua

indikator yang digunakan pada variabel

citra perusahaan adalah valid.

Correlations

Nilai pelangg

an 1

Nilai pelangg

an 2

Nilai pelang

gan 3

Nilai Pelangg

an

Nilai

pelanggan 1

Pearson

Correlation

1 .708** .663** .885**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 110 110 110 110

Nilai

pelanggan 2

Pearson

Correlation

.708** 1 .652** .887**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 110 110 110 110

Nilai

pelanggan 3

Pearson

Correlation

.663** .652** 1 .881**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 110 110 110 110

Nilai pelangga

n

Pearson Correlation

.885** .887** .881** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 110 110 110 110

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

18

d. Variabel Minat Beli

Tabel 9

Uji Validitas Variabel Minat Beli

Correlations

x3.1 x3.2 x3.3 tot.x3

x3.1 Pearson Correlation 1 .618** .603** .848**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 110 110 110 110

x3.2 Pearson Correlation .618** 1 .685** .880**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 110 110 110 110

x3.3 Pearson Correlation .603** .685** 1 .883**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 110 110 110 110

tot.x3 Pearson Correlation .848** .880** .883** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 110 110 110 110

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Output SPSS 17.0,2011

Hasil pengujian dengan SPSS pada

tabel diatas menunjukkan bahwa semua

indikator yang digunakan dalam

penelitian ini untuk variabel kualitas

pelayanan mempunyai koefisien korelasi

yang lebih besar dari rtable = 0,197, yang

berarti semua indikator yang digunakan

pada variabel Minat Beli adalah valid.

5. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk

dapat mengetahui keandalan suatu alat

untuk dapat digunakan pada penelitian

yang sama. Dimana pengujian dilakukan

dengan melihat rumus Alpha > dari 0,6.

Dibawah ini adalah hasil uji reliabilitas

untuk masing-masing variabel.

1. Variabel Kualitas Pelayanan

Tabel 10

Uji Reliabilitas Variabel Kualitas

Pelayanan

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.846 3

Sumber : Output SPSS 17.0, 2011

Dari tabel tersebut dapat

diketahui bahwa koefisien Alpha untuk

variabel Kualitas Pelayanan adalah

0,846> dari 0,6. Maka konsep untuk

mengukur variabel Kualitas Pelayanan

adalah reliabel.

2. Variabel Nilai Pelanggan

Tabel 11

Uji Reliabilitas Variabel Nilai

Pelanggan

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.859 3

Sumber : Output SPSS 17.0, 2011

Dari tabel tersebut dapat

diketahui bahwa koefisien Alpha untuk

variabel nilai pelanggan adalah 0,859>

dari 0,6. Maka konsep untuk mengukur

variabel nilai pelanggan adalah

reliabel.

19

3. Variabel Citra Perusahaan

Tabel 12

Uji Reliabilitas Variabel Citra

Perusahaan

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.839 3

Sumber : Output SPSS 17.0, 2011

Dari tabel tersebut dapat

diketahui bahwa koefisien Alpha untuk

variabel citra perusahaan adalah

0,839> dari 0,6. Maka konsep untuk

mengukur variabel citra perusahaan

adalah reliabel.

4. Variabel Minat Beli

Tabel 13

Uji Reliabilitas Variabel Minat Beli

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.864 3

Sumber : Output SPSS 17.0, 2011

6. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi

antara variabel bebas (independen)

(Santoso, 2004).Dalam penelitian ini

teknik yang digunakan untuk

mendeteksi ada tidaknya

multikolinearitas didalam model

regresi dapat dilihat dari nilai tolerance

dan Variance inflation factor (VIF),

nilai tolerance yang besarnya diatas

0,1 dan nilai VIF dibawah 10

menunjukkan bahwa tidak ada

multikolonieritas diantara variabel

bebasnya (Ghozali, 2005).

Tabel 14

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Kualitas

Pelayanan

.785 1.273

Nilai

Pelanggan

Citra

Perusahaan

.808

.782

1.233

1.279

a. Dependent Variable: Impulse Buying

Sumber : Output SPSS 17.0, 2011

Dari data pada tabel diatas,

dapat diketahui bahwa seluruh

variabel independen memiliki nilai

tolerance yang besarnya diatas 0,1

dan nilai VIF yang lebih kecil dari 10.

Maka dapat disimpulkan bahwa data

yang digunakan dalam penelitian ini

bebas dari masalah multikolinieritas.

20

b. Uji Heterokedastisitas

Uji ini dilakukan untuk

menganalisis apakah dalam model

regresi terdapat ketidaksamaan

variance dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan lain. kita

dapat melihatnya dari grafik plot

antara nilai prediksi variabel terikat

(ZPRED) dengan residualnya

(SRESID). Dasar analisis yang

digunakan adalah dengan cara melihat

pola pada grafik scatterplot jika

terdapat suatu pola tertentu yang

teratur maka hal itu menandakan

bahwa telah terjadi

Heterokedastisitas. Sebaliknya jika

tidak terdapat pola yang jelas dan

titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y,

maka tidak teradi Heterokedastisitas.

Gambar 1

Uji Heterokedastisitas

Sumber : Output SPSS 17.0, 2011

Dari gambar diatas dapat dilihat

bahwa tidak ada pola yang jelas, titik-

titik menyebar dan mendekati sumbu

Y. Hal tersebut menandakan bahwa

tidak terjadi heterokedastisitas.

c. Uji Normalitas

Ghozali (2006), menyatakan

bahwa salah satu cara termudah untuk

melihat normalitas adalah dengan

menggunakan grafik. Jika data

menyebar jauh dari diagonal atau

tidak mengikuti arah garis diagonal

atau grafik histogram tidak

menunjukkan distribusi normal, maka

model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas. Gambar dibawah ini

adalah gambar Histogram yang

berasal dari pengolahan data

menggunakan SPSS :

Gambar 2

Hasil Pengujian Normalitas Dengan

Grafik Histogram

Sumber : Output SPSS 17.0, 2011

21

Cara lain yang digunakan untuk

melihat normalitas adalah dengan

menggunakan normal probability plot

dengan scatter plot. Jika data menyebar

disekitar garis garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal atau grafik

histogramnya menunjukkan distribusi

normal, maka model regresi memenuhi

asumsi normalitas.

Gambar 3

Hasil Pengujian Normalitas Dengan

Grafik Normal Probability Plot

Sumber : Output SPSS

17.0, 2011

Dari grafik normal plot pada gambar

4.3 dapat dilihat bahwa titik-titik

menyebar dan mendekati garis diagonal,.

Maka dapat disimpulkan bahwa model

regresi yang digunakan dalam penelitian

ini terdistribusi dengan normal.

7. Pengujian Hipotesis

1. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada

intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan sebuah model

menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu. Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen sangat

terbatas.

Tabel 15

Hasil Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .756a .571 .559 2.60545 2.039

a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan, nilai

pelanggan, citra perusahaan

b. Dependent Variable: Minat beli

Sumber : Output SPSS 17,0. 2011

Dari tampilan output SPSS

diatas, besarnya Adjusted R2 adalah

0,559 yang artinya ketiga variabel

independen (Kualitas Pelayanan, nilai

pelanggan dan citra perusahaan)

dalam penelitian ini hanya mampu

menjelaskan 55,9% variasi yang

terjadi dalam variabel dependennya

(minat beli). Sementara variasi

lainnya yaitu 100% - 55,9% = 44,1%

dijelaskan oleh variabel lain yang

tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

22

2. Uji F

Untuk mengetahui tingkat

signifikansi pengaruh variable-

variabel independent secara

bersama-sama (simultan) terhadap

variable dependen dilakukan dengan

menggunakan uji F test yaitu dengan

cara membandingkan antara F hitung

dengan F table.

Tabel 16

Uji F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression

958.626 3 319.542 47.072 .000a

Residu

al 719.565 106 6.788

Total 1678.161 109

a. Predictors: (Constant), KUALITAS PELAYANAN, NILAI PELANGGAN, CITRA PERUSAHAAN

b. Dependent Variable: MINAT BELI

Sumber : Data primer yang diolah (2011)

Dari hasil perhitungan statistik

yang menggunakan SPSS yang

tertera pada tabel 4.14, diperoleh

nilai F sebesar 47.072 dengan tingkat

signifikansi 0,000. Nilai signifikansi

yang dihasilkan tersebut lebih kecil

dari 0,05. Hal ini berarti bahwa

variabel minat beli (Y) dapat

dijelaskan secara signifikan oleh

kualitas pelayanan (X1), nilai

pelanggan (X2), citra perusahaan

(X3).

3. Uji Parsial (T)

Uji statistik t pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen

secara individual dalam

menerangkan variasi variabel

dependen (Ghozali, 2005).Sigifikansi

koefisien parsial ini memiliki

distribusi t dengan derajat kebebasan

n-k-1, dan signifikan pada α = 0,05.

Dimana kriteria pengujian adalah :

a. Perumusan : H0= Hipotesis nihil

dan Ha = Hipotesis alternatif

b. thitung> ttable maka H0 ditolak dan

Haditerima. Yang artinya ada

pengaruh yang signifikan antara

variabel bebas dengan variabel

terikat. Dengan kata lain

Hipotesis diterima.

c. thitung < ttable maka H0diterima

dan Ha ditolak. Yang artinya

tidak ada pengaruh yang

signifikan antara variabel bebas

dengan variabel terikat. Dengan

kata lain hipotesis ditolak.

d. Alpha 5%, ttable untuk n-k-1 = 96

adalah 1.985.

23

Tabel 17

Hasil Uji Parsial (T)

Sumber : Output SPSS 17,0. 2011

Hasil analisis Uji t :

1. Nilai thitung pada variabel

kualitas pelayanan adalah 3,944

dengan tingkat signifikansi

0,000. Karena 3,944> 1,985 dan

0,000< 0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak

dan Ha diterima.

2. Nilai thitung pada variabel nilai

pelanggan adalah 5,593 dengan

tingkat signifikansi 0,001.

Karena 5,593> 1,985 dan 0,01

<0,05. Maka dapat disimpulkan

bahwa H0 ditolak dan Ha

diterima.

3. Nilai thitung pada variabel citra

perusahaan adalah 4,528 dengan

tingkat signifikansi 0,001.

Karena 4,528> 1,985 dan 0,01

<0,05. Maka dapat disimpulkan

bahwa H0 ditolak dan Ha

diterima.

8. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis dengan

melakukan Uji regresi berganda dan uji

hipotesis diketahui bahwa:

1. Hipotesis pertama (H1) yaitu, nilai

pelanggan berpengaruh positif

terhadap minat beli, dapat diterima.

Hal tersebut dapat dilihat dari Nilat

thitung pada variabel nilai pelanggan

adalah 5,593. Karena 5,593> 1,985.

Maka dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak dan Ha diterima. Variabel

nilai pelanggan berpengaruh positif

terhadap variabel terikat minat beli.

Maka dapat dikatakan bila nilai

pelanggan yang dimiliki semakin

baik, maka pelanggan akan memiliki

minat membeli terhadap produk

sepeda motor Suzuki. Sedangkan

berdasarkan hasil perhitungan

dengan menggunakan metode three

box didapat bahwa indikator

periklanan memiliki nilai indeks

yang sedang yaitu sebesar 55,5 %,

hal ini menunjukkan bahwa

responden merasakaan nilai

pelanggan oleh harga yang diberikan

cukup menarik minat mereka untuk

membeli sepeda motor Suzuki.

2. Hipotesis kedua (H2) yaitu, citra

perusahaan berpengaruh positif

terhadap minat beli, dapat diterima.

Coefficientsa

Model t Sig.

Collinearity Statistics

Tolera

nce VIF

1 (Constant) -.174 .862

Kualitas

Pelayanan

3.944 .000 .785 1.273

Nilai pelanggan

5.593 .000 .808 1.238

Citra

perusahaan

4.258 .000 .782 1.279

24

Hal tersebut dapat dilihat dari Nilai

thitung pada variabel nilai pelanggan

adalah 4,258. Karena 4,258 > 1,985.

Maka dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak dan Ha diterima. Variabel cita

perusahaan berpengaruh positif

terhadap variabel terikat minat beli.

Maka dapat dikatakan bila citra

perusahaan yang dimiliki perusahaan

terkenal, maka pelanggan akan

memiliki minat beli terhadap sepeda

motor Suzuki. Sedangkan

berdasarkan hasil perhitungan

dengan menggunakan metode three

box didapat bahwa indikator

periklanan memiliki nilai indeks

yang sedang yaitu sebesar 67,7 %,

hal ini menunjukkan bahwa

responden merasakaan citra

perusahaan yang dikenal pelanggan

cukup menarik.

3. Hipotesis ketiga (H3) yaitu, Kualitas

Pelayanan berpengaruh positif

terhadap minat beli, dapat diterima.

Hal tersebut dapat dilihat dari Nilai

thitung pada variabel Kualitas

Pelayanan adalah 3,944. Karena

3,944> 1,985. Variabel bebas

Kualitas Pelayanan secara parsial

berpengaruh positif terhadap variabel

terikat minat beli. Maka dapat

dikatakan bila seorang pelanggan

tidak merasakan Kualitas Pelayanan

yang baik saat berbelanja sepeda

motor suzuki maka akan

memperkecil niat mereka untuk

melakukan minat beli, sehingga

minat keputusan untuk melakukan

pembelian bisa lambat atau bahkan

tidak ada. Begitu juga sebaliknya

pada saat seorang pelanggan

merasakan kualitas pelayanan yang

baik saat mereka berbelanja sepeda

motor suzuki,dalam penelitian ini

yaitu pada PT. Indo Sunmotor

Gemilang Semarang, maka pada saat

ada minat beli mereka akan

secepatnya melakukan pembelian.

Berdasarkan hasil perhitungan

dengan menggunakan metode three

box didapat bahwa pada indikator

ramah pada pelanggan memiliki nilai

indeks yang cukup tinggi yaitu

sebesar 71,3%.

E. SIMPULAN KETERBATASAN

DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan yang telah dilakukan,

maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Variabel kualitas pelayanan, nilai

pelanggan, dan citra perusahaan

berpengaruh positif terhadap minat

beli.

2. Hasil analisis regresi linier

berganda menunjukkan bahwa

25

variabel nilai pelanggan

memberikan pengaruh yang paling

besar terhadap minat beli.

3. Hasil analisis linier berganda juga

menunjukkan bahwa variable citra

perusahaan memiliki pengaruh

terbesar kedua terhadap minat beli

setelah variable nilai pelanggan.

4. Hasil analisis linier berganda juga

menunjukkan bahwa variable

kualitas pelayanan memiliki

pengaruh terbesar ketiga terhadap

minat beli.

2. Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini

harus menjadi refrensi bagi perbaikan

untuk penelitian-penelitian lain

dimasa yang akan dating.

Keterbatasan ini yakni:

1. Penelitian selanjutnya dapat

dilaksanakan dengan menggunakan

objek penelitian yang lebih luas.

Untuk mendapatkan hasil yang

lebih umum terhadap faktor-faktor

yang dianggap mempengaruhi

minat beli.

2. Penelitian ini juga hanya

memfokuskan pada variable

kualitas pelayanan, nilai pelanggan,

dan citra perusahaan. Perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut

terhadap variable-variabel lain ke

tiga variable diatas.

3. Saran

Agenda Penelitian Yang Akan

Datang:

1. penelitian selanjutnya disarankan

untuk menambah atau

menggunakan variable-variabel

independen lainnya yang potensial

memberikan konstribusi terhadap

keputusan minat beli.

2. Untuk penelitian selanjutnya agar

menggunakan responden dengan

teknik sampling dan metode yang

berbeda untuk melihat

perbandingan antara satu metode

dengan metode lainnya.

26

Tabel 5.1

Implikasi Manajerial Berdasarkan

Dimensi Waktu

No

.

Kete

rang

an

Dasar

Saran Berdasarkan Dimensi Waktu

Jangka

Pendek

Jangka

Menengah

Jangka

Panjang

1. Varia

bel

Nilai

Pelan

ggan

Variab

el

indipe

den

yang

berpen

garuh

paling

besar

terhad

ap

minat

beli

Memberika

n hadiah

pada setiap

pembelian

sepeda

motor pada

waktu

tertentu (1

bulan pada

sepeda

motor

tertentu)

Menjalin

hubungan

dengan

pemimpin

kelompok

yang

berpengaruh,

dengan tujuan

memberikan

pengaruh

positif

Membangun

customer

relationship

dengan

memanfaatk

an media

sosial seperti

facebook,

twiter dan

jejaring

lainnya

dengan cara

berbagi

pengalaman

sehingga

bisa menjadi

wadah

konsumen

Suzuki

2. Varia

bel

Citra

Perus

ahaa

n

Variab

el

indipe

nden

paling

berpen

garuh

kedua

terhad

ap

minat

beli

Melakukan

kerja sama

dengan

beberapa

bank agar

hadiah

yang

diberikan

nasabah

berupa

sepeda

motor

merek

Suzuki

Ikut

mensponsori

kegiatan

pentas music

yang

diadakan

event

organizer

(EO) tertentu

agar lebih

memberi citra

perusahaan

kepada

pelanggannya

Melakukan

kerja sama

dengan

instansi yang

banyak

membutuhka

n

transportasi

sepeda

motor

(perusahaan

kurir)

3. Varia

bel

Kuali

tas

Pelay

anan

Variab

el

indipe

nden

yang

berpen

garuh

paling

kecil

terhad

ap

minat

beli

Para

karyawan

Front office

di counter

Suzuki

diikut

sertakan

dalam

pelatihan-

pelatihan

mengenai

customer

excellent

Diciptakan

budaya

melakukan

salam kepada

pelanggan,

misalnya

sewaktu

bertemu

pelanggan

memberikan

ucapan

selamat pagi,

siang, sore

(disesuaikan

waktu

berkunjung

pelanggan)

dengan

mengangkat

tangan di

dada

PT.Indo

Sunmotor

Gemilang

harus

tanggap

dengan

keinginan

konsumen,

misalnya

kebutuhan

akan spare

part sepeda

motor

Suzuki.

Sumber: Analisis penulis, 2011

27

DAFTAR PUSTAKA

Alida Palilati, Pengaruh Nilai Pelanggan,

Kepuasan terhadap Loyalitas

Nasabah Tabungan Perbankan Di

Sulawesi Selatan, Jurnal

Manajemen dan Kewirausahaan,

Vol. 9, No.1, Maret 2007:73-81.

Andhi Rah Kusuma, 2009, Pengaruh

Kualitas Pelayanan, Kompetensi

Tenaga penjual, Dan Citra

Perusahaan Terhadap Minat Beli

Ulang(Studi Kasus Pada PT. Ratna

Intan Kusuma, Semarang),

Program Pasca Sarjana Universitas

Diponegoro, Semarang.

Ismu Fadli Khariss, 2011, Studi Mengenai

Impulse Buying Dalam Penjualan

Online (Studi Kasus Di

Lingkungan Universitas

Diponegoro Semarang),

Universitas Diponegoro,

Semarang.

Dodds,K.B, Monroe D. Grunwal, 1991,

”effect Of Price, Brand and Store

Information On Buyers Product

Evaluation”, Journal Of Marketing

Research, Vol. 28, No. 3, page

307-319.

Kinnear, Thomas L, dan James R Taylor,

1995, Riset Pemasaran, Edisi Tiga,

Jakarta : Erlangga.

Assael, H, 1995, ”Consumer Behavior and

Marketing Action”, 5Th Edition,

South Western College Publising,

Ohio.

Asri Tanjung Rahmadewi, 2010, Analisis

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Keputusan Pembelian Mie Instan

Indomie ( Studi Kasus Pada

Mahasiswa Reguler II UNDIP),

Universitas Diponegoro,

Semarang.

Bayhaqi Yuzza, 2006, “Analisis Pengaruh

Kualitas Pelayanan, dan

Keunggulan Produk Terhadap

Kepuasan Pelanggan dan

Dampaknya Pada Minat Membeli

Ulang”, Universitas Diponegoro,

Semarang.

Dedy, Pengaruh Kualitas Layanan

Terhadap Nilai Pelangga,

Kepuasan Pelanggan, dan Perilaku

Pasca Pembelian, Jurnal Aplikasi

Manajemen, Volume 5, Nomor 3,

Desember 2007.

Mowen (2002) dalam Consumer

Behaviour, 4th

Edition, Prentice

Hall Inc, Engle wood Cliffs, New

Jersey.

28

Didik Isnandi, SE, 2005, Analisi Pengaruh

Customer Relationship Marketing

Terhadap Nilai Nasabah dan

Keunggulan Produk Dalam

Meningkatkan Kepuasan dan

Loyalitas Nasabah (Studi

Kasus:Pada PT. Bank BRI Kantor

Cabang Pekalongan), Program

Pasca Sarjana Universitas

Diponegoro, Semarang.

Engel et al, 1994, Perilaku Konsumen,

Jakarta : Binarupa Aksara.

Dwiyanti Esthy, 2008, Analisis Faktor-

faktor yang Mempengaruhi Minat

Beli Ulang Konsumen Terhadap

Layanan Internet Banking Mandiri

(Studi Kasus Pada Departemen

Pekerjaan Umum Jakarta),

Program Pasca Sarjana Universitas

Diponegoro, Semarang.

Ferdinand, Augusty, 2000, Manajemen

Pemasaran : Sebuah Pendekatan

Stratejik, Reseach Paper Series,

No. 01/ Mark/01/2000, p1-55.

Ferdinand, Augusty, 2006, Metode

Penelitian Manajemen, Badan

Penerbit Universitas Diponegoro,

Semarang.

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode

Penelitian Manajemen: Pedoman

Penelitian Untuk Penulisan

Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu

Manajemen, Semarang : Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Hartono, Analisis Kualitas Pelayanan

Terhadap Kepuasan Nasabah PT.

Bank Jateng Cabang Purwerejo,

Customer Satisfaction, Reliability,

Responsiveness, Assurance,

Empathy, Tengible, And Acces.

Hatane Samuel, Elianto Wijaya, Corporate

Social Responbility, Purchase

Invention dan Corporate Image

pada Restoran di Surabaya dari

Perspektif Pelanggan, Jurnal

Manajemen Pemasaran, Vol. 3, No.

1, April 2006:35-54.

Imam Ghozali, 2005, Aplikasi Analisis

Multivariat Dengan Program

SPSS, BP Undip, Semarang.

Bagyo Mugiharjo, 2006, “Analisis Faktor-

faktor yang mempengaruhi

kepuasan pelanggan dan

pengaruhnya terhadap loyalitas

pelanggan (Studi pada Bank BRI

Demak)”, Jurnal Sains Pemasaran

Indonesia, Vol. 5, No. 2, pg. 193-

210.

Yonggui Wang, 2004, “An Integrated

Framework For Customer Value

And Customer Relationship

Management Performance:A

29

Customer Based Perspective From

China”, Managing Service Quality,

pg. 169-173

Sheue-Ching Hong dan Y J James Goo,

2004, “ A Causal Model Of

Customer Loyalty In Professional

Service Firms : An empirical

Study”, International Jurnal Of

Management, Vol. 21, No. 4, pg.

531.

Kotler, Philip, Benyamin Molan, 2005,

Manajemen Pemasaran jilid I,

Jakarta : INDEKS kelompok

Gramedia.

Kotler, Philip, Benyamin Molan, 2005,

Manajemen Pemasaran jilid II,

Jakarta : INDEKS kelompok

Gramedia.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 1997,

Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid I.

Erlangga. Jakarta.

Kotler, Philip, 1997, Dasar-dasar

Pemasaran, Jakarta : Prenhallindo.

Kotler, Philip (1985), Dasar-dasar

Pemasaran, Jakarta : CV

Intermedia.

Kotler, Philip (1987), Dasar-dasar

Pemasaran, Jakarta : CV

Intermedia.

Kotler, Philip (2000), Marketing

Management Analisis, Planning,

Implementation anda Control. New

Jersey : Millenium Edition,

Prentice Hall. Inc.

Kotler, Philip (2002), Manajemen

Pemasaran, Jakarta : PT. Ikrar

Mandiri Abadi.

Kotler P. dan Armstrong, G. (1999),

Principles of Marketing New

Jersey : Prentice Hall Inc.

Kuntjara, 2007, “Analisis Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Minat Beli

Ulang Konsumen”, Semarang,

Universitas Diponegoro.

Kusuma, Adhi Rah, 2009, “Pengaruh

Kualitas Pelayanan, Kompetensi

Tenaga penjualan, Dan Citra

Perusahaan Terhadap Minat Beli

Ulang”, , Universitas Diponegoro,

Semarang.

Munfaridin, 2006, Analisis Pengaruh

Kesadaran Merek, Asosiasi Merek,

Dan Persepsi Kualitas Terhadap

Minat Mereferensi Sepeda Motor

Suzuki (Studi Kasus Pada

Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Dipenogoro

Semarang), , Universitas

Diponegoro, Semarang.

30

Nurmaya Saputri, 2010, Analisis

Corporate Social Responsibility

Sebagai Pembentuk Citra

Perusahaan Dan Pengaruhnya

Terhadap Loyalitas Pelanggan,

Universitas Diponegoro,

Semarang.

Rahma Eva Sheilla, 2007, “Analisis

Pengaruh Kualitas Pelayanan dan

Citra Merek Terhadap Minat Beli

dan Dampaknya Pada Keputusan

Pembelian”, Universitas

Diponegoro, Semarang.

Rangkuti, Freddy, 2002, Riset Pemasaran,

Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sidharta Tommy, 2008, “Pengaruh

Kualitas Pelayanan Terhadap

Minat Beli Kembali Konsumen” ,

Universitas Diponegoro,

Semarang.

Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Bisnis,

Bandung :Alfabeta.

Santosa, Singgih, 2001, SPSS : Mengolah

Data Statistik Secara Profesional,

Jakarta : PT. Elex Media

Computindo.

Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis,

Bandung : Alfabeta.

Sugiyono, 2000, Metode Penelitian Bisnis,

Bandung : Alfabeta.

Sugiyono, 1997, Satistik Untuk Penelitian

(2nd), Bandung : Alfabeta.

Sugiyono, 2002, Statistik SPSS, Bandung :

Alfabeta.

Majalah Marketing No. 3/x/Maret 2010

http://www.google.co.id

http://www.marketing.co.id

http://www.scribd.com/doc/56938059/Tug

as-2-Rbt-Analisis-Jurnal

http://eprints.ums.ac.id/899/1/Jurnal_Daya

_Saing_7_6.pdf