bab 2 griffin mine

Upload: urip-rahayu

Post on 02-Jun-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    1/28

    RESUME BAB 2 GRIFFIN

    BERBICARA TENTANG TEORI

    Berbicara mengenai teori, Griffin, pada bab dua dalam bukunya A First

    Look at Communication Sciencemembagi dua perspektif utama dalam memahami

    fenomena - fenomena sosial yang dilakukan lewat sebuah penelitian khususnya

    dalam kajian ilmu komunikasi. Yakni perspektif obyektif dan perspektif

    interpretif.

    Meskipun sama-sama diterapkan dalam penelitian komunikasi, namun

    kedua pendekatan ini memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Perspektif

    obyektif meyakini bahwa kebenaran hanya bersifat tunggal dan menunggu untuk

    ditemukan dengan menggunakan panca indra sang peneliti. Sementara itu, para

    penganut aliran interpretif meyakini bahwa kebenaran bersifat subjektif dan

    makna dari pesan dapat dipahami dari hasil interpretasi subyektif, serta meyakini

    bahwa teks memiliki makna yang beragam tergantung dari subyek yang

    menginterpretasikannya.

    Pembedaan sudut pandang antara sarjana interpretif dan ilmuwan akan

    memberikan perbandingan mendasar tentang cara memperoleh pengetahuan, inti

    dari sifat alami manusia, pertanyaan-pertanyaan tentang nilai, dan tujuan dari

    teori.

    1. Cara memperoleh pengetahuan : Menemukan Kebenaran VS

    Menciptakan multiple realities

    Bagaimana kita mengetahui apa yang kita tahu ? ini ada pertanyaan

    yang bisa dijawab lewat epistemology, yakni ilmu tentang asal, cara

    dan batas dari pengetahuan.Penganut Perspektif obyektif beranggapan kebenaran bersifdat

    tunggal, bersifat universal untuk kondisi yang relative sama.

    Kebenaran itu menunggu untuk ditemukan oleh sang peneliti dengan

    menggunakan kelima panca indranya dan bukti yang konkret adalah

    segalanya.

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    2/28

    Teori yang baik adalah yang mendasari terjadinya realitas. Mereka

    yakin bahwa setelah prinsip ditemukan dan divalidasi, akan terus

    berlaku selama kondisi tetap relatif sama.

    Sedangkan para ilmuwan dengan perspektif interpretif beranggapan

    bahwa kebenaran adalah kontruksi social yang terbentuk melalui

    proses komunikasi. Mereka percaya bahwa bahasa membentuk

    realitas sosial yang selalu bersifat dinamis. Kebenaran selalu bersifat

    subyektif karena pemaknaan akan pesan bisa beragam.

    2. Sifat dasar Manusia : Determinisme VS kehendak bebas

    Penganut aliran determinis garis keras atau dalam hal ini kaum

    obyektifis beranggapan bahwa perilaku manusia dibentuk oleh factor

    keturunan dan lingkungan. Hal ini sejalan dengan ilmuwan

    behavioral yang menggambarkan prilaku manusia sebagai akbiat dari

    tekanan di luar kesadaran individu dan merupakan tanggapan atas

    stimulus. Sebaliknya, aliran interpretif berasumsi bahwa manusia

    berperilaku atas kehendaknya sendiri tanpa paksaan dari luar dan

    merupakan pilihan yang dilakukan dengan penuh kesadaran oleh

    individu tersebut.

    3.

    Nilai Tertinggi : Obyektifitas atau emansipasi

    Nilai adalah pedoman atas apa yang kita pikirkan, kita rasakan dan

    kita lakukan. Ilmuwan behavioral senantiasa bekerja keras agar nilai-

    nilai personal yang dimilikinya tidak mempengaruhi topic

    penelitiannya (obyektifitas tinggi). Sedangkan pendekatan interpretif

    tidak takut untuk menyertakan nilai-nilai personalnya ke dalam

    studinya. Nilai-nilai ini relevan dengan topic penelitian yangberkaitan dengan emansipasi, yakni pembebasan dari segala bentuk

    penindasan politik, ekonomi, ras dan seksual. Mereka berasumsi

    bahwa pengetahuan tidak pernah bersifat netral.

    Prof. Stan Deetz mengatakan bahwa pada umumnya teori komunikasi

    memiliki dua nilai prioritas efektivitas dan partisipasi. Efektivitas

    berkaitan dengan kesuksesan dalam mengkomunikasikan informasi,

    ide-ide, makna dan persuasi. Sedangkan partisipasi berkaitan dengan

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    3/28

    bagaimana meningkatkan kemungkinan dari berbagai sudut pandang

    yang akan mempengaruhi keputusan bersama, dan setiap orang akan

    terbuka terhadap ide-ide baru. Partisipasi juga mendukung adanya

    perbedaan, oposisi dan independensi. Para obyektifis biasanya akan

    lebih mementingkan efektivitas, dan kaum interpretif sebaliknya.

    4. Tujuan teori : Hukum yang bersifat universal atau pedoman

    interpretif

    Ilmuwan behavioral bekerja dengan menerapkan sebuah teori yang

    berlaku untk semua prilaku manusia pada situasi yang beragam.

    Sebaliknya, retoris akan memaknai komunikasi semata

    menggambarkan kekhasan pengalaman suatu kelompok manusia

    dalam konteks tertentu. Jika kedua penganut aliran obyektifitis dan

    interpretif digambarkan sebagai seorang desainer baju, maka

    Objectifis mungkin akan menjahit suatu mantel yang pantas untuk

    semua orang pada berbagai kesempatan dengan baik, satu ukuran

    cocok untuk semua. Di pihak lain maka kaum interpretif/humanis

    mungkin mengaplikasikan prinsip dari desain fashion-nya ke gaya

    suatu mantel yang dibuat untuk perorangan, untuk klien tunggal -

    satu orang satu tipe pakaian, kreasi tertentu yang khas untuk

    seseorang. Yang perlu diingat adalah bahwa pendekatan interpretif

    tidak berusaha untuk membuktikan teori, dan sebaliknya dengan

    obyektifis.

    Para Obyektifis berusaha untuk menarik kesimpulan dari hal-hal yang

    bersifat khusus kepada teori yang bersifat umum, dan sebaliknya

    interpretif menghasilkan teori dari hal-hal yang bersifat umum,menjadi lebih spesifik.

    Obyektif atau Interpretif : Apa Pentingnya ?

    Pertama, karena kita tidak akan sepenuhnya paham tentang teori jika

    kita tidak mengetahui tentang kebenaran, sifat dasar manusia, tujuan

    adanya teori dan nilainya.

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    4/28

    Alasan lain untuk menguasai perbedaan metateoritikal (Teori tentang

    teori; asumsi yang melekat dibuat saat membuat teori) ini adalah

    untuk menghindari kebingungan ketika mempelajari berbagai macam

    teori. Perbedaan mendasar di atas akan memudahkan kita untuk

    membandingkan antara satu teori dengan teori yang lain berdasarkan

    asumsi-asumsi dasarnya. Dan ini lebih mudah daripada harus

    menghapalkan teori satu per satu.

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    5/28

    RESUME BAB 2 LITTLE JOHN

    IDE TENTANG TEORI

    Stephen Littlejohn mendefinisikan teori lebih teknis sebagai kesatuan, atau

    keseluruhan, dari tubuh yang memberikan filosofi gambaran tetap suatu subyek.

    Teori-teori adalah abstrak. Mereka mengelompokkan pengalaman pada beberapa

    kategori bidang, sebagai hasilnya, selalu memeberikan jalan keluar. Teori

    memfokuskan perhatian kita pada suatu pola khusus, hubungan, variabel-variabel

    dan mengabaikan yang lain.

    Abraham Kaplan menulis, Teori tidak hanya merupakan penemuan fakta

    tersembunyi; teori adalah cara untuk melihat fakta, mengorganisasi dan

    menampilkan mereka. Stanley Deetz menambahkan bahwa sebuah teori adalah

    cara untuk melihat dan memikirkan tentang dunia. Lebih baik teori difungsikan

    sebagai lensa yang digunakan dalam penelitian daripada difungsikan sebagai

    cermin.

    DIMENSI DIMENSI TEORI

    Asumsi Filosofiatau dasar pemahaman yang menggarisbawahi teori. Point

    awal untuk semua teori adalah asumsi filosofi yang mendasarinya. Dimana

    asumsi yang mendasari teori menentukan bagaimana hasil dari teori

    tersebut. Asumsi filosofis sering dibagi dalam 3 tipe; asumsi tentang

    Epistemologi, atau pertanyaan pengetahuan, asumsi tentang Ontologi, atau

    pertanyaan tentang keberadaan dan asumsi tentang Axiologi, pertanyaan

    tentang nilai.

    Epistemologi. Adalah cabang dari filosofi yang mempelajari pengetahuan,

    atau bagaimana orang mengetahui apa yang mereka ingin ketahui.

    Pertanyaan di bawah ini adalah pertanyaan paling umum mengenai

    epistemologi oleh para ilmuwan komunikasi.

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    6/28

    - Sejauh mana pengetahuan ada sebelum pengalaman? Banyak

    orang percaya bahwa semua pengetahuan berawal dari

    pengalaman. Kita mengamati dunia dan dengan cara demikian

    kita menjadi tahu tentang dunia. Tetapi mungkin disana ada

    sesuatu dalam sifat dasar kita yang memberikan semacam

    pengetahuan bahkan sebelum kita mengalaminya. Kemampuan

    untuk berpikir dan merasakan disebut sebagai bukti untuk

    mekanisme yang melekat.

    - Sejauh mana pengetahuan bisa diyakini? Apakah keberadaan

    pengetahuan di dunia adalah mutlak tidak ada masalah

    siapapun yang bisa menemukannya? Atau pengetahuan bersifat

    relatih dan selalu berubah? Mereka yang mengambil pendirian

    universal yang mempercayai mereka mencari pengetahuan

    yang absolut dan tidak dapat berubah akan mengakui

    kesalahan-kesalahan dalam teori mereka, tetapi mereka percaya

    bahwa kesalahan-kesalahan ini adalah hanya hasil sementara

    sebelum menemukan kebenaran yang lengkap. Kaum relativis

    percaya bahwa pengetahuan tidak akan menjadi pasti karena

    tidak ada fakta universal yang sederhana. Justru, apa yang

    dapat kita ketahui disaring melalui pengalaman dan persepsi,

    dengan demikian, teori berevolusi dan berubah sebagaimana

    mestinya.

    -

    Melalui proses apa pengetahuan muncul? Ada setidaknya 4

    posisi dalam masalah ini. Rasionalisme menyarankan bahwa

    pengetahuan timbul semata-mata dari kekuatan pikiran manusiauntuk mengetahui Empirisme menyatakan bahwa pengetahuan

    muncul dalam persepsi. Konstruktivisme berpendapat bahwa

    pengetahuan adalah apa yang orang buat pada dunia (mereka

    bukan apa-apa sampai saya menyebutnya). Akhirnya,

    konstruktivisme mengambil satu langkah lebih jauh, konstruksi

    sosial mengajarkan bahwa pengetahuan adalah produk interaksi

    simbolis dalam kelompok sosial. Dengan kata lain. Fakta /

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    7/28

    realita adalah konstruksi sosial, hasil dari kelompok dan

    kebudayaan.

    -

    Apakah pengertian terbaik pengetahuan adalah dalam bagian-

    bagian atau keseluruhan? mereka yang mengambil pendekatan

    holistik percaya bahwa fenomena sangat saling terkait dan

    beroperasi sebagai sistem. Pengetahuan yang benar dapat

    dipisah-pisahkan menjadi bagian-bagian tetapi merupakan

    pemahaman yang utuh, pemahaman gestalt. Analis, di sisi lain,

    percaya bahwa pengetahuan terdiri dari pemahaman bagaimana

    bagian beroperasi secara terpisah. mereka tertarik untuk

    mengisolasi, mengkategorikan dan menganalisis berbagai

    komponen yang bersama-sama membentuk apa yang dapat

    dianggap sebagai pengetahuan.

    - Seberapa jelaskah pengetahuan? Beberapa pendapat

    menyatakan bahwa pengetahuan adalah apa yang dapat

    diartikulasikan secara eksplisit. Yang lain berpendapat bahwa

    banyak pengetahuan yang tersembunyi.

    Ontologi adalah cabang dari filosofi yang berhubungan dengan sifat

    dasar. Dalam komunikasi, ontologi berpusat pada sifat interaksi manusia

    karena cara ahli teori melihat interaksi terkonsep ini sangat tergantung

    pada bagaimana pandangan komunikator. Setidaknya ada 4 masalah

    penting :

    1. Sejauh apakah manusia membuat pilihan nyata? Orang

    dikatakan aktif jika merek merencanakan perilaku mereka

    untuk mencapai tujuan di masa depan.2. Apakah perilaku manusia adalah pemahaman terbaik dari

    keadaan dan sifat? Tinjauan sifat meyakini bahwa manusia

    pada umumnya bisa diprediksi karena mereka menunjukkan

    kurang lebih konsistensi karakteristik sepanjang waktu. Sifat,

    kemudian, tidak dapat dengan mudah berubah; perspektif ini

    melihat bahwa manusia adalah statis. Tentu saja ada, posisi

    diantara keduanya, dan banyak teori yang meyakini bahwa

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    8/28

    keduanya baik sifat maupun keadaan adalah kerakteristik

    perilaku manusia.

    3.

    Apakah pengalaman manusia yang utama individu atau sosial?

    Pengetahuan sosial ini meyakini bahwa manusia tidak dapat

    dipahami secara terpisah dari hubungan mereka dengan yang

    lain dalam kelompok maupun budaya. Pertanyaan-pertanyaan

    ontologi dari individu atau sosial adalah sangat penting bagi

    ilmuwan komunikasi karena fokus mereka pada interaksi.

    4. Seberapa kontekstual kah komunikasi? Fokus dari pertanyaan

    ini berkaitan dengan apakah perilaku diatur oleh prinsip-prinsip

    universal atau tergantung pada faktor-faktor yang situasional.

    Axiologi adalah cabang dari filosofi yang memperhatikan tentang nilai.

    Apa nilai yang menjadi pedoman dalam penelitian, dan apa implikasi

    dari nilai tersebut dalam hasil penelitian? Bagi ilmuwan komunikasi,

    ada 3 masalah penting dalam Axiologi:

    - Bisakah teori bebas nilai?

    - sejauh mana proses penyelidikan sendiri mempengaruhi apa

    yang sedang dilihat?

    - Haruskah pendidikan dirancang untuk mencapai perubahan,

    atau fungsi pendidikan hanya untuk menghasilkan

    pengetahuan? Secara keseluruhan, ada 2 posisi umum pada

    masalah Axiologi. Pertama, pengetahuan adalah bebas nilai

    dimana peneliti meyakini bahwa mereka bisa melihat secara

    obyektif tanpa nilai pribadi yang mempengaruhi pengetahuan.

    Posisi kedua adalah sadar nilai di mana peneliti mengakuipentingnya nilai-nilai untuk penelitian dan teori, berhati-hati

    untuk menyatakan sudut pandangnya, dan membuat upaya

    bersama-sama untuk menunjukkan nilai-nilai itu dengan cara

    yang positif.

    -

    1. Konsep atau bangunan pemikiran

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    9/28

    Salah satu tujan dari teori adalah untuk merumuskan dan mengungkapkan

    serangkaian konsep. Untuk menetukan konsep, teori komunikasi mengamati

    beberapa variabel dalam interaksi manusia, mengklasifikasikan dan memberi

    label kepada mereka sesuai dengan polanya. Dalam rangka untuk menyoroti

    relevansi, teori harus menunjukkan bagaimana satu konsep berhubungan dengan

    atau menyebabkan konsep lainnya.

    2. Penjelasan, atau hubungan dinamis yang terbentuk dari teori-teori

    Penjelasan mengidentifikasi "kekuatan Logis" antara variabel yang

    menghubungkan mereka dalam beberapa cara. Ada beberapa tipe dari penjelasan,

    tetapi pada umumnya ada 2 yaitu kausal dan praktis. Dalam penjelasan kausal,

    konsekuensi ditentukan oleh beberapa peristiwa pendahuluan. dalam penjelasan

    praktis, hasil yang terjadi dibuat oleh tindakan yang dipilih.

    3. Prinsip-prinsip, petunjuk untuk bertindak

    Prinsip adalah pedoman yang memungkinkan kita untuk menafsirkan sebuah

    peristiwa, membuat penilaian tentang apa yang terjadi, dan memutuskan

    bagaimana bertindak pada situasi tersebut. Ada tiga bagian dalam prinsip teori :

    1. Mengidentifikasi situasi

    2.

    Meliputi serangkaian norma dan nilai

    3. Ini menegaskan hubungan antara berbagai tindakan dan konsekuensi yang

    mungkin terjadi.

    untuk lebih memperjelas bagaimana berbagai kombinasi elemen teoritis

    menghasilkan berbagai jenis teori, kita akan menggunakan 2 contoh yaitu

    Nomothetik Teori dan Practical Teori. Kedua jenis teori ini mewakili

    rangkaian poin penting teori dan penelitian, meskipun tidak selalu sesuai

    dengan kenyataan dengan yang kita tampilkan di sini, ini berguna untuk

    menunjukkan bagaimana berbagai dimensi yang berbeda dalam teori

    membantu membangun perspektif dan pendekatan penelitian.

    NOMOTETIK TEORI

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    10/28

    Didefinisikan sebagai yang mencari hukum umum atau universal. Pendekatan

    ini, dominan dalam ilmu pengetahuan alam, eksperimen telah menjadi model

    untuk banyak penelitian dalam ilmu sosial juga. Teori teori dalam tradisi

    nomotetik tidak membuat penilaian atau memberikan masukan. ilmuwan

    hanya membuat gambaran tentang bagaimana sesuatu dan menyerahkan

    kepada orang lain untuk memutuskan bagaimana menggunakan pengetahuan

    ini.

    4 dasar ilmu pengetahuan tradisional

    1. Membuat pertanyaan

    2.

    Membentuk hipotesa

    3. Menguji hipotesa

    4. Merumuskan teori

    Pendekatan ini dikenal sebagai metode deduktif- hipotetik, dan ini

    berdasarkan pada asumsi bahwa kita dapat sangat memahami sesuatu hal yang

    kompleks dengan menganalisa seluruh bagian atau elemen yang ada di

    dalamnya. Dengan demikian, pendekatan ini kadang disebut sebagai tradisi

    analitik- variabel.

    Proses penelitian dalam tradisi ini disusun dengan baik. Pertama peneliti

    membentuk hipotesa, atau pemikiran yang benar tentang hubungan antara

    variabel. Pengujian hipotesa, kemudian, merupakan proses pencarian

    pengecualian. Pengujian hipotesa adalah prosedur dalam teori yang sulit dan

    lambat dalam teori yang telah ditemukan melalui berbagai tes. 4 langkah

    pertanyaan, hipotesa, pengujian, dan teori merupakan proses yang terus

    diulang-ulang dalam pengembangan bangunan pengetahuan. Kontrol dan

    manipulasi dapat dicoba langsung, seperti dalam eksperimen, atau melalui

    jenis statistik tertentu.

    ASUMSI FILOSOFIS

    Epistemologi : cenderung mendukung ide/gagasan empiris dan rasional. Fakta,

    adalah sesuatu yang ditemukan manusia diluar dirinya. Peneliti dalam tradisi

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    11/28

    ini berasumsi pada fisik, fakta yang dapat ditemukan adalah bukti diri bagi

    peneliti yang terlatih. Nomotetik teori mencari untuk menemukan apa yang

    disebut dengan penampilan yang diterima. Obyektifitas sangat diperlukan.

    Axiologi : beberapa teori memilih untuk berpendirian netral, meyakini bahwa

    pengetahuan diatas masalah nilai, nilai tidak berpern dalam pengetahuan.

    Ontologi : teori ilmu pengetahuan cenderung beranggapan bahwa perilaku

    pada dasarnya ditentukan oleh dan merupakan respon terhadap faktor biologi

    dan lingkungan. Ilmuwan dalam tradisi ini mencoba mengungkapkan

    bagaimana sesuatu muncul dan bekerja.

    KONSEP

    Semua variabel dalam hipotesa harus nyata yang menjelaskan dengan tepat

    bagaimana mengobservasi mereka. Ukuran dapat dievaluasi melalui dua kriteria :

    validitas dan reliabilitas. Validitas adalah standar observasi terukur apa yang

    seharusnya digunakan untuk mengukur.

    Reliabilitas adalah standar dimana konstruk diukur secara akurat, dan paling

    sering diperkirakan oleh konsistensi.

    Konsep dalam teori dalam tradisi nomotetik adalah bersifat operasional, sangat

    tepat dan terukur. Konsep yang dinyatakan dalam cara ini mengarah ke jenis

    penjelasan tertentu.

    PENJELASAN

    Penjelasan kausal mengarah pada dalil- pernyataan teoritis dari sebab dan akibat

    relevan untuk sebagian rangkaian variabel untuk semua situasi.

    Dalil juga memungkinkan peneliti untuk membuat prediksi tentang kejadian masa

    depan untuk menentukan apa yang akan terjadi jika variabel penyebabnya

    terjadi. Prediksi adalah hasil yang penting dari penelitian karena ini memberikan

    kekuatan kepada manusia atas lingkungan mereka.

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    12/28

    Tradisi penelitian nomotetik kurang lebih hampir mendekati apa yang disebut

    Charles Pavitt sebagai realitas pengetahuan, filosofi yang mempercayai bahwa

    sesuatu yang nyata dalam dunia yang sebenarnya dengan karakteristik sebenarnya

    dan efek kausal. Teori mungkin tidak dengan sangat lengkap dan akurat

    mereleksikan sesuatu di dalam dunia, tetapi teori yang baik dan berhasil dapat

    memperkirakan fakta, dan konsep dari teori mampu dan akhirnya bisa

    menampilkan dan menjelaskan secara akurat obyek di dunia.

    Teori harus menghindari penambahan konsep baru dan konsep yang tidak perlu.

    Lebih jauh, teori harus menggunakan penjelasan kausal dan mencoba untuk

    menangkap kausal yang benar di antara varibel-variabel di dunia. Akhirnya, teori

    komunikasi harus berkomitmen pada reliabilitas makna dan keyakinan bahwa

    para pembaca akan cukup memahami istilah-istilah komunikasi yang akurat.

    Pendekatan ini untuk penelitian dan teori adalah tegas ditanamkan dalam tradisi

    pengetahuan sebagai penemuan ilmiah, tetapi para ilmuwan dalam tradisi

    lainnya sering menolak metode ini dan mendukung pendekatan yang mereka

    yakini menghasilkan teori yang lebih bermanfaat.

    Teori Praktikal

    Teori ini dibuat untuk memperkaya perbedaan-perbedaan yang ada diantara

    situasi yang beragam dan memberikan pengertian yang membuat peneliti mampu

    mengembangkan berbagai ide dan alternatif tindakan untuk mencapai hasil yang

    diinginkan. Pertama, mereka bisa memetakan masalah dan tantangan, teknik dan

    strategi, dan tindakan-tindakan nyata. Kedua, teori praktikal mampu memberikan

    kesempatan untuk merefleksikan masalah dan prinsip-prinsip yang dianut

    komunikator dalam berbagai situasi. Ketiga, teori praktikal mampu memberikan

    cara baru dalam mengintrepretasikan situasi, merubah pola-pola lama dan

    menghasilkan pemahaman serta tindakan baru yang efektif.

    Robyn Penman telah menggariskan lima prinsip dari pendekatan praktikal-aksi

    yang menggambarkan betapa berbedanya teori ini dibandingkan dengan teori-teori

    tradisional. Pertama, aksi dilakukan secara sukarela. Manusia selalu mampu

    memotivasi dirinya sendiri, dan memprediksi perilaku manusia berdasarkan

    stimulus dari luar adalah sangat tidak memungkinkan. Jika ini benar, maka akan

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    13/28

    sangat sulit untuk meramalkan perilaku manusia berdasarkan penghargaan yang

    akan mereka peroleh. Sebagai contoh, beberapa orang pada dasarnya lebih suka

    menonton televis dibanding belajar, tapi bagaimanapun mereka akan tetap belajar

    dikarenakan adanya keuntungan jangka panjang dan konsekuensi-konsekuensi

    tertentu. Jadi, peneliti tidak akan bisa menyingkirkan motivasi tunggal, ataupun

    universal yang berlaku untuk semua orang.

    Kedua, pengetahuan terbentuk secara social, artinya teori komunikasi terbentuk

    melalui interaksi. Artinya, teori-teori komunikasi diciptakan oleh proses interaksi

    dan komunikasi proses yang didesain untuk menjelaskan. Pada hakikatnya

    hipotesis adalah ciptaan dari para teoris; itu adalah salah satu cara untuk

    memahami prilaku, bukan mencerminkan alasan sebenarnya kenapa manusia

    berprilaku tertentu.

    Ketiga, teori bernilai historis, merefleksikan waktu dan kondisi dimana teori itu

    tercipta, dan berubah mengikuti waktu. Hipotesis tentang intrinsic-reward yang

    tercipta mungkin akan sangat masuk akal untuk saat ini, namun di lain era atau di

    lain budaya, hipotesis tersebut mungkin bukan menjadi penjelasan yang masuk

    akal untuk menjelaskan perilaku tertentu. Staenly deetz menulis: Yang ada

    hanyalah manusia mencoba untuk menciptakan teori yang bermanfaat dalam

    menanggapi masalah-masalah yang saat itu sedang berkembang. Kita sedang

    berusaha untuk menemukan pemikiran yang menarik dan berguna serta mampu

    menjelaskan kondisi yang sedang terjadi dan membantu membangun masa depan

    yang kita inginkan.

    Elemen yang keempat adalah teori berdampak pada kenyataan yang membentuk

    teori tersebut pada awalnya. Teori menjadi bagian dari dunia yang mereka

    ciptakan. Jika hipotesismu tentang intrinsic-reward mu terpercaya, mereka akanmenawarkan reward (penghargaan) saat mereka meningnginkan terselesainya

    sesuatu dan sebaliknya. Segera, orang-orang akan menjalankan lingkungan yang

    tercipta oleh ide-ide yang dikemukakan oleh para teoris.

    Kelima, teori memuat nilai-nilai tertentu, tidak pernah netral, terutama nilai yang

    menguntungkan bagi teori tersebut.

    Asumsi Filosofis

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    14/28

    Pada ranah epistemology, teori praktikal berasumsi bahwa manusia

    berperan aktif dalam menciptakan pengetahuan. Pengetahun diperoleh melalui

    interaksi bukan ditemukan begitu saja. Lebih jauh, teori tidak berusaha untuk

    menjadi hokum yang universal, namun, untuk menggambarkan kekayaan makna

    dalam setiap perilaku yang dilakukan individu.

    Pada konteks ontology, teori praktikal berasumsi bahwa setiap orang

    adalah agen pencapai tujuan yang memproduksi makna, memperhatikan,

    membuat pilihan nyata, dan bertindak dengan bebas. Para teoris enggan untuk

    mencari kebenaran universal Karena mereka berpendapat bahwa manusia akan

    bertindak secara berbeda-beda tergantung pada peraturan dan tujuan yang ingin

    dicapai.

    Kebanyakan teori-teori pada paradigm praktikal cenderung memiliki

    nilai-nilai yang tercipta secara sadar, meskipun ada poin-poin nilai yang berbeda

    antar teori. Mayoritas praktikal teori bersifat deskriptif, menggambarkan

    bagaimana manusia beriterpretasi dan bertindak di beragam lingkungan social

    budaya. Sedangkan sebagian praktikal teori yang lain bersifat mengevaluasi,

    membuat penilaian yang kuat tentang pemahaman dan perilaku budaya yang

    terjadi. Umumnya, teori yang melawan kenormalan-kenormalan dalam hidup

    biasa disebut kritikal teori.

    Konsep

    Konsep pada praktikal teori cenderung tidak universal namun lebih bersifat

    abstrak yang bisa diaplikasikan secara berbeda di setiap kondisi.

    Penjelasan

    Praktikal teori cenderung berorientasi pada pencapaian tujuan. Komunikator

    dipandu untuk mencapai tujuan dengan mengikuti aturan dan norma social yangmemungkinkan mereka untuk berpikir berdasar kondisi yang ada dan mengambil

    keputusan dari serangkaian pilihan yang ada.

    Prinsip

    Robert Craig dan Karen Tracy menulis bahwa praktikal teori mengandung

    beberapa prinsip yang memungkinkan komunikator untuk membangun model

    teori komunikasi yang normative, bersifat sementara, dapat diperbaiki, namun

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    15/28

    masih rasional yang sesuai dengan kondisi yang terjadi. Beberapa teori dapat

    membentuk tiga level kombinasi :

    a.

    Level 1 : teknikal, dimana strategi dan tidakan secara spesifik tersedia

    untuk komunikator.

    b. Level 2 : tingkatan masalah, dimana masalah dan hambatan tersebut dapat

    diatasi

    c.

    Level 3 : Filosofis, terdiri atas ide-ide, nilai dan prinsip umumyang dapat

    digunakan oleh komunikator.

    Praktikal teori dikatakan berfungsi maksimal saat komunikator mampu mengatasi

    situasi sulit (level 2) dengan menggunakan prinsip-prinsip umum (level 3) dan

    menerapkannya di dunia nyata (level 1).

    Menurut Craig dan Tracy ada tiga bagian dari praktikal teori :

    a.

    Level 1 : Manusia memiliki ide atas tujuan apa yang ingin dicapai dan

    bagaimana cara mencapainya.

    b. Level 2 : Manusia mulai mengenal hambatan-hambatan yang kira-kira

    mampu menghalangi tujuannya.

    c. Level 3 : manusia memiliki prinsip prinsip yang bisa digunakan oleh

    komunikator untuk merefleksikan dan membuat keputusan.

    Praktikal teori tidak berusaha untuk mengatur tindakan apa yang harus dilakukan

    oleh peneliti, namun membuat peneliti untuk bertindak secara masuk akal agar

    peneliti mampu mengerti kemungkinan untuk mengambil tindakan- tiindakan

    yang berbeda sesuai dengan realitas yang ada.

    Syarat praktikal teori yang baik dapat membuat peneliti untuk : (1)Fokus atas

    realitas yang diahadapi peneliti (2) Mengeksplorasi keunikan dari realitas yang

    ada (3)mempertimbangkan antara kemampuan dan batas-batas tindakan yangharus diambil (4) Mengambil tindakan yang mencerahkan hidup dan meraih hasil

    yang positif (5) Belajar dari pengalaman atas realitas yang terjadi dan membantu

    peneliti untuk menerapkan pengetahuan dalam menghadapi situasi yang baru.

    Mengevaluasi Teori Komunikasi

    Di bawah ini adalah beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi

    teori-teori :

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    16/28

    1. Jangkauan teori

    Luas atau terbatas. Berdasarkan pada prinsip-prinsip generalitas atau ide

    bahwa teori harus mampu menjelaskan secara luas atas setiap penelitian.

    Ada dua tipe generalitas, (1) yang pertama berfokus pada keluasan

    cakupan. Teori yang mampu menggambarkan wilayah penelitan yang

    cukup luas dapat dikatakan sebagai teori yang baik. (2) Teori yang

    cakupannya tidak terlalu luas namun mampu menggambarkan secara

    mendalam atas sebuah fenomena, ini juga dapat dikategorikan sebagai

    teori yang baik.

    2. Kelayakan

    Apakah klaim yang diajukan oleh teori tersebut konsisten atau sejalan

    dengan asumsinya. Kelayakan adalah konsistensi yang masuk akal antara

    sebuah teori dan asumsinya.

    3. Nilai heuristic

    Apakah teori yang tercipta mampu memberikan ide-ide baru dalam

    penelitian selanjutnya dan menggantikan teori yang lama.

    4. Validitas

    Adalah nilai kebenaran atas teori, minimal memiliki tiga arti : (1)

    Kegunaan atas teori (2) Kecocokan yang bisa diteliti anatara konsep

    dengan realitas realitas (3) generalisasi.

    5. Kesederhanaan

    Berkaitan dengan cara berpikir logis yang sederhana. Diantara dua teori

    yang baik, maka teori dengan penjelasan paling simple dan logis adalah

    yang terbaik.

    6.

    KeterbukaanTeoEri terbuka untuk segala kemungkinan. Bersifat sementara,

    kontekstual dan teruji.

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    17/28

    TUJUH TRADISI DALAM RANAH TEORI KOMUNIKASI

    Untuk memudahkan pemetaan dalam bidang kajian komunikasi, Little John pada

    Bab III bukunya Theories of Human Communication dan Bab IV buku First Look

    at Communication Theory milik E.M. Griffin, mencoba untuk mendekati

    komunikasi dengan berbagai tradisi.

    E.M. Griffin membagi menjadi 7 tradisi, antara lain

    1. Social-psychological Tradition

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    18/28

    2. Cybernetic Tradition

    3. Rhetorical Tradition

    4. Semiotic Tradition

    5. Social-cultural Tradition

    6. Critical Tradition

    7. Phenomenological Tradition

    Sementara Little John membagi komunikasi berdasar pendekatan 7 tradisi, yaitu

    1. Rhetorical Tradition

    2. Semiotic Tradition

    3. Phenomenological Tradition

    4. Cybernetic Tradition

    5. Social-psichological Tradition

    6. Social-cultural Tradition

    7. Critical Tradition

    Disini terjadi perbedaan penempatan antara John dengan Griffin. Ini

    dikarenakan basicdari keduanya berbeda satu sama lain. Griffin adalah ahli

    psikologi sosial, dia berpendapat, perkembangan ilmu komunikasi dipengaruhi

    faktor psikologi, dia memasukkan Social-psichological Traditionpada urutan

    pertama. Sedangkan John melihat komunikasi berasal dari perspektif sejarah,

    maka John menempatkanRhetorical Traditionpada urutan pertama.

    RESUME BAB IV GRIFFIN

    MEMETAKAN WILAYAH

    ( Tujuh Tradisi Di Ranah Teori Komunikasi )

    Pada bab ini, Griffin sepakat dengan Craig yang menyarankan, bahwa

    bagaimanapun teori komunikasi adalah bidang yang koheren ketika kita

    memahami komunikasi sebagai disiplin praktikal. Dia berpendapat,

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    19/28

    membicarakan tentang ranah teori komunikasi akan lebih masuk akal jika kita

    melihat pendekatan yang biasa dipakai para peneliti untuk mempelajari masalah

    dan praktek dalam komunikasi. Craig berhasil mengidentifikasi tujuh tradisi

    dalam teori komunikasi yang dipakai sebagai besar peneliti dalam menciptakan

    teori.

    TRADISI SOCIO-PSYCHOLOGICAL

    Komunikasi sebagai interaksi dan pengaruh interpersonal

    Peneliti pada tradisi ini percaya bahwa kebenaran-kebenaran dalam komunikasi

    dapat ditemukan lewat observasi yang sistematik dan penuh kehati-hatian. Saat

    peneliti berupaya mencari hukum komunikasi yang sifatnya universal, mereka

    akan mencoba untuk tetap focus pada apa tanpa dikacaukan oleh pandangan

    personal mereka tentang seharusnya.

    Peneliti pada tradisi ini akan berupaya untuk mengawal hasil penelitan mereka

    dengan menggunakan metode survey atau eksperimen yang terkontrol dengan

    menggunakan alat ukur yang valid.

    TRADISI SIBERNETIKA

    Komunikasi sebagai sistem pengolahan informasi

    Griffin menulis bahwa sibernetika adalah studi tentang pengolahan informasi,

    umpan balik, dan kontrol dalam sistem komunikasi. Teoretisi dalam tradisi

    sibernetika berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti Bagaimana

    cara kerja sistem? Apa yang bisa mengubahnya? dan Bagaimana kita bisa

    menyingkirkan gangguan.

    TRADISI RETORIKA

    (Komunikasi sebagai Seni berbicara di depan umum)

    Retorika adalah seni menggunakan cara-cara persuasi yang ada, berfokus pada

    kekuatan argumen, pengorganisasian gagasan, penggunaan bahasa, dan cara

    penyampaiannya di depan umum (public speaking).

    TRADISI SEMIOTIK

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    20/28

    (Komunikasi sebagai Proses pertukaran Makna Melalui Tanda)

    Griffin sejalan dengan Little john mengatakan bahwa semiotika adalah studi

    tentang tanda, baik itu verbal maupun non verbal, dan bagaimana dampak dari

    interpretasi atas tanda tersebut. Kata-kata juga tanda-tanda, tapi dari jenis khusus.

    Mereka adalah simbol. Kata memiliki makna yang bebas/ tidak melekat dan tidak

    ada hubungan yang alami dengan hal-hal yang mereka gambarkan. Dalam hal ini

    budaya memberikan pemaknaan atas kata-kata.

    Bagi para semiologists, makna tidak melekat di kata-kata atau simbol-simbol lain;

    makna didasarkan pada interpretasi masing-masing orang. Sebagian besar teori

    yang didasarkan pada tradisi semiotik berusaha untuk menjelaskan dan

    mengurangi kesalahpahaman yang diciptakan oleh penggunaan simbol-simbol nan

    ambigu.

    TRADISI SOSIAL BUDAYA

    (Komunikasi sebagai Penciptaan dan Pengesahan Realitas Sosial)

    Sebagaimana ditulis oleh Griffin, dasar dari tradisi ini ada pada premis saat

    manusia bicara mereka memproduksi dan mereproduksi budaya. Sebagian besar

    dari kita menganggap bahwa kata-kata mencerminkan apa yang sebenarnya ada.

    Namun, teori dalam tradisi ini menunjukkan bahwa Pandangan kita tentang

    realitas sangat dibentuk oleh bahasa yang telah diajarkan dan digunakan sejak kita

    masih bayi.

    Hipotesis relativitas linguistik Saphir-Whorf menyatakan bahwa struktur dari

    bahasa membentuk apa yang orang pikirkan dan lakukan. Hipotesis ini sekaligus

    menepis anggapan bahwa bahasa adalah alat yang netral untuk mengantarkan

    makna-makana tertentu. Melalui proses komunikasi, realitas diproduksi,dipertahankan, diperbaiki dan diubah.

    TRADISI KRITIS

    (Komunikasi sebagai tantangan reflektif dari wacana ketidakadilan)

    Tradisi Kritis berlawanan dengan banyak asumsi dasar dari tradisi lainnya.

    Sangat dipengaruhi oleh karya-karya di Eropa, feminisme Amerika, dan kajian-

    kajian post-modernisme dan post-kolonialisme. Tradisi ini berkembang pesat dan

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    21/28

    berpengaruh pada teori komunikasi. Tradisi kritik mencoba memahami sistem

    yang sudah dianggap benar, struktur kekuatan, dan keyakinan atau ideologi

    yang mendominasi masyarakat, dengan pandangan tertentu di mana minat-minat

    disajikan oleh struktur kekuatan tersebut. Para ahli teori kritik pada umumnya

    tertarik dengan membuka kondisi-kondisi sosial yang menindas dan rangkaian

    kekuatan untuk mempromosikan emansipasi atau masyarakat yang lebih bebas

    dan lebih berkecukupan.

    Griffin menulis tipe komunikasi dan penelitian yang dilawan oleh tradisi ini :

    1. Pengendalian bahasa untuk mempertahankan ketidakseimbangan

    kekuatan. Teori Kritis mengutuk penggunaan kata-kata yang menghambat

    emansipasi.

    2. Media massa berperan dalam menumpulkan kepekaan terhadap tekanan.

    Teori Kritis melihat "Budaya Industri" Bahasa dari Televisi, film, MP3,

    dan media cetak sebagai reproduksi ideologi dominan Budaya

    3. Ketergantungan yang berlebihan terhadap metode ilmiah dan kepasrahan

    untuk menerima hasil temuan empiris tanpa kritik. Tradisi kritis

    mencurigai temuan para ilmuwan yang menyatakan bahwa ilmu

    pengetahuan bebas dari ideology apapun, karena pada dasarnya ilmu

    pengetahuan tidak pernah bebas nilai.

    TRADISI FENOMENOLOGI

    (Komunikasi sebagai Pengalaman Diri dan Lainnya Melalui Dialog)

    Fenomenologi adalah analisa yang mendalam tentang kehidupan sehari-hari dari

    sudut pandang orang yang menjalani kehidupan itu. tradisi fenomenologi

    memberikan penekanan besar pada persepsi masyarakat dan interpretasi merekapengalaman mereka sendiri. Bagi para fenomenolog, cerita individu lebih penting,

    dan lebih berwibawa, daripada hipotesis penelitian atau aksioma komunikasi.

    Tradisi fenomenologis berusaha untuk menjawab dua pertanyaan: Mengapa begitu

    sulit untuk membangun dan mempertahankan hubungan manusia yang otentik?

    dan Bagaimana masalah ini diatasi?

    TRADISI ETIKA

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    22/28

    (Komunikasi sebagai Karakter Manusia Berinteraksi secara Adil dan dengan

    cara yang Menguntungkan)

    Prinsip ini berfokus pada karakter komunikator daripada tindakan komunikasi. Ini

    meminta kita untuk melihat motivasi kita dan sikap. Apakah saya berusaha untuk

    menjadi orang yang berintegritas dan kebajikan? Dan dalam tradisi etika, teori

    komunikasi yang menawarkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Banyak

    teori ini keluar dari retorika atau kritis tradisi dan lainnya tersebar di wilayah

    tujuan-interpretatif

    Resume BAB III Littlejohn

    7 TRADISI DALAM ILMU KOMUNIKASI

    1. Tradisi Semiotik

    Tradisi ini mengkaji mengenai konsep dasar dalam memaknai sebuah

    tanda yang didefinisikan sebagai sebuah stimulus untuk menunjuk atau

    http://d/DONI/jhon/7%20Tradisi%20Dalam%20Ilmu%20Komunikasi%20(Lanjutan)%20littlejhon%20%20%20Komunitas%20Media%20Malang_files/7%20Tradisi%20Dalam%20Ilmu%20Komunikasi%20(Lanjutan)%20littlejhon%20%20%20Komunitas%20Media%20Malang.htmhttp://d/DONI/jhon/7%20Tradisi%20Dalam%20Ilmu%20Komunikasi%20(Lanjutan)%20littlejhon%20%20%20Komunitas%20Media%20Malang_files/7%20Tradisi%20Dalam%20Ilmu%20Komunikasi%20(Lanjutan)%20littlejhon%20%20%20Komunitas%20Media%20Malang.htm
  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    23/28

    menunjukkan beberapa kondisi lainnya. Tiap simbol antara masyarakat satu dan

    masyarakat lain akan berbeda maknanya ketika digunakan dalam berkomunikasi.

    Budaya menjadi aspek yang esensial dalam kajian tradisi ini, sebab budaya

    menentukan tiap makna yang terkandung dalam sebuah simbol. Oleh sebab itu

    dalam semiotik tanda memiliki sifat arbitrer. Kebanyakan pemikiran semiotik

    melibatkan ide dasar triad of meaningyang menegaskan bahwa arti muncul dari

    hubungan di antara tiga hal : benda (atau yang dituju), manusia (penafsir), dan

    tanda (atau yang dituju). Manusia sebagai kunci utama dalam menafsirkan tanda

    tentunya memiliki konstruksi pola pikir yang kompleks. Untuk memaknai setiap

    bentuk tanda, konstruksi pemikiran itulah yang memegang peranan penting.

    Budaya yang dipahami oleh manusia sebagai pedoman dalam berinteraksi di

    masyarakat memiliki kekuasaan dalam melakukan konstruksi realita sosial.

    Pola kajian dalam tradisi semiotik ini tidak hanya sekedar memaknai

    setiap bentuk tanda, tetapi juga memiliki aspek penting dalam melakukan

    persuasif terhadap orang lain. Pada titik inilah kajian semiotik memiliki segi

    keunikan tersendiri, yaitu bagaimana memaknai tanda dan mempersuasif orang

    lain dengan pemaknaan terhadap tanda tersebut.

    Ada tiga wilayah kajian semiotic, yakni :

    - Semantik : kajian tentang apa yang ditunjukkan oleh tanda-tanda

    - Sintatik : kajian tentang hubungan antar tanda

    - Pragmatic :bagaimana tanda-tanda membuat perbedaan dalam

    kehidupan manusia (penggunaan praktis)

    2. Tradisi Fenomenologi

    Tradisi ini menganggap bahwa orang secara aktif

    menginterpretasi/menafsirkan apa yang terjadi disekitar mereka dan mencobamemahami dunia dengan pengalaman pribadinya. Fenomenologi adalah cara yang

    dimana manusia untuk memahami dunia melalui pengalaman langsung.

    Konsep pengalaman seseorang dalam memaknai sebuah fenomena

    menjadikannya sebagai sebuah pedoman untuk memahami konsep fenomena lain

    yang terjadi di hadapannya.

    Stanley Deetz menyimpulkan tiga prinsip dasar fenomenologi. Pertama,

    pengetahuan ditemukan secara langsung dalam pengalaman sadar, dalam artian

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    24/28

    kita bisa memahami dunia ketika kita berhubungan dengannya. Kedua, makna

    benda terdiri atas kekuatan benda dalam kehidupan seseorang. Dengan kata lain,

    bagaimana Anda berhubungan dengan benda menentukan maknanya bagi Anda.

    Ketiga, bahasa adalah kendaraan makna.

    Konstruksi pola pikir seseorang dalam memaknai dunia di sekitarnya,

    menurut tradisi ini, menentukan bagaimana dia berkomunikasi dengan masyarakat

    di sekitarnya. Aspek interpretasi menjadi aspek yang menarik dalam tradisi ini.

    Interpretasi seseorang terhadap sebuah fenomena yang diawali dengan proses

    pemahaman melalui pengalamannya, menjadikan pola komunikasi individu

    tersebut memiliki aspek keunikan tersendiri. interpretasi merupakan proses aktif

    pikiran dan tindakan kreatif dalam mengklarifikasi pengalaman pribadi. Tradisi

    fenomenologi memiliki tiga kajian umum, yaitu fenomenologi klasik,

    fenomenologi persepsi dan fenomenologi hermeneutik.

    Fenomenologi klasik mengkaji bahwa seorang individu harus

    menyingkirkan frame of reference terlebih dahulu jika ingin memahami sesuatu

    yang terjadi di masyarakat secara mendalam. Ranah yang kedua adalah

    fenomenologi persepsi, yang mengkaji bahwa untuk memahami sesuatu secara

    mendalam kita harus berhubungan langsung dengan sesuatu tersebut. Cabang

    yang ketiga, yaitu fenomenologi hermeneutik Aliran ini selalu dihubungkan

    dengan Martin Heidegger dengan landasan filosofis yang juga biasa disebut

    dengan Hermeneutic of dasein yang berarti suatu interpretasi untuk menjadi.

    Yang paling utama bagi Heidegger adalah pengalaman tak dapat terjadi dengan

    memperhatikan dunia. Menurut Heidegger pengalaman sesuatu tak dapat

    diketahui melalui analisa yang mendalam melainkan pengalaman seseorang yang

    mana diciptakan dengan penggunaan bahasa dalam keseharian. Apa yang nyatadan apa yang yang sekedar pengalaman melalui penggunaan bahasa.

    3.Tradisi Sibernetika

    Tradisi Sibernetikaterbentuk dari gagasan tentang sistem.Tradisi ini menganggap

    komunikasi sebagai sebuah sistem yang kompleks dimana setiap komponennya

    saling berinteraksi dan bersama-sama membentuk sesuatu yang lebih dari sekadar

    sejumlah bagian-bagian. Setiap bagian dari sebuah sistem selalu dibatasi oleh

    ketergantungan bagian-bagian ainnya dan bentuk saling ketergantungan inilah

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    25/28

    yang mengatur sistem itu. System senantiasa mengambil input baru dari

    lingkungan, yang kemudian diproses dan menciptakan output yang kemudian

    dimasukkan kembali ke dalam lingkungan. Hal ini dilakukan agar system dapat

    terus bertahan. Putaran timbal balik inilah yang disebut jaringan (network).

    Meskipun teori-teori tradisi sibernetika sangat bagus untuk pemahaman terhadap

    sebuah hubungan, tetapi kurang efektif dalam membantu kita memahami

    perbedaan-perbedaan individu di antara bagian-bagian sistem. Sebaliknya, tradisi

    berikut sangat berguna dalam membantu kita memahami individu manusia

    sebagai pelaku komunikasi.

    4. Tradisi Sosiopsikologis

    Tradisi ini mengkaji individu sebagai makhluk sosial merupakan tujuan

    dari tradisi sosiopsikologis. Teori yang terdapat dalam tradisi ini berfokus pada

    perilaku sosial individu, variabel psikologis, efek individu, kepribadian dan sifat,

    persepsi, serta kognisi. Tradisi ini memang memiliki ranah yang beririsan dengan

    disiplin ilmu psikologi. Bagian paling populer dalam pendekatan sosiopsikologis

    adalah teori sifat, yang mengidentifikasikan variabel kepribadian serta

    kecenderungan-kecenderungan pelaku komunikasi yang memengaruhi bagaimana

    individu bertindak dan berinteraksi.

    Banyak dari karya dalam tradisi ini berasumsi bahwa mekanisme-

    mekanisme pemrosesan informasi manusia berada di luar kesadaran kita. Aspek

    penting dalam tradisi sosiopsikologi adalah pembagiannya dalam tiga cabang

    besar yaitu perilaku, kognisi dan biologis. Dalam aspek perilaku, teori-teori

    komunikasi berfokus pada bagaimana seorang individu berperilaku dalam konteks

    komunikasi tertentu. Kemudian pada aspek kognisi, teori-teori komunikasi

    berfokus pada bagaimana seseorang memperoleh menyimpan dan memprosesinformasi yang merujuk pada pola perilaku individu tersebut. Kemudian aspek

    yang terakhir adalah biologis, di mana teori komunikasi berfokus pada cara

    berpikir, dan perilaku individu yang diikat oleh faktor biologis.

    5. Tradisi Sosiokultural

    Pendekatan sosiokultural terhadap teori komunikasi menunjukkan cara

    pemahaman kita terhadap makna, norma, peran dan peraturan yang dijalankan

    secara interaktif dalam komunikasi. Tradisi ini memfokuskan diri pada bentuk-

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    26/28

    bentuk interaksi antarmanusia daripada karakteristik individu atau model mental.

    Interaksi merupakan proses tempat makna, peran, peraturan, serta nilai budaya

    yang dijalankan. Banyak teori-teori sosiokultural juga memfokuskan pada

    bagaimana identitas-identitas dibangun melalui interaksi dalam kelompok sosial

    dan budaya. Identitas menjadi dorongan bagi diri kita sebagai individu dalam

    peranan sosial sebagai anggota komunitas, dan sebagai makhluk berbudaya.

    Layaknya semua tradisi, sosiokultural memiliki beragam sudut pandang

    yang berpengaruh yaitu paham interkasi simbolis, konstruksionisme,

    sosiolinguistik, filosofi bahasa, etnografi dan etnometodologi. Paham ini

    menekankan pentingnya observasi partisipan dalam kajian komunikasi sebagai

    cara dalam mengeksplorasi hubungan-hubungan sosial. Pandangan

    konstruktivisme sosial merupakan sebuah pandangan yang mengkaji bagaimana

    pengetahuan manusia dibentuk melalui interaksi sosial.

    Pengaruh yang selanjutnya dalam tradisi sosiokultural teori komunikasi

    adalah sosiolinguistik atau kajian bahasa dan budaya. Sebagaimana kita ketahui

    manusia menggunakan bahasa secara berbeda dalam kelompok budaya dan

    kelompok sosial yang berbeda. Sudut pandang lain yang berpengaruh dalam

    pendekatan sosiokultural adalah etnografi atau observasi tentang bagaimana

    kelompok sosial membangun makna melalui perilaku linguistik dan non linguistik

    mereka.

    6. Tradisi Kritik

    Tradisi Kritis berlawanan dengan banyak asumsi dasar dari tradisi lainnya.

    Sangat dipengaruhi oleh karya-karya di Eropa, feminisme Amerika, dan kajian-

    kajian post-modernisme dan post-kolonialisme. Tradisi ini berkembang pesat dan

    berpengaruh pada teori komunikasi. Tradisi kritik mencoba memahami sistemyang sudah dianggap benar, struktur kekuatan, dan keyakinan atau ideologi

    yang mendominasi masyarakat, dengan pandangan tertentu di mana minat-minat

    disajikan oleh struktur kekuatan tersebut. Para ahli teori kritik pada umumnya

    tertarik dengan membuka kondisi-kondisi sosial yang menindas dan rangkaian

    kekuatan untuk mempromosikan emansipasi atau masyarakat yang lebih bebas

    dan lebih berkecukupan.

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    27/28

    Teori kritik khususnya milik marxis sangat berkembang, meskipun teori

    ini telah bercabang dan multiteoretis. Dalam marxisme, praktik-praktik

    komunikasi dilihat sebagai hasil dari tekanan antara kreativitas individu dan

    desakan sosial pada kreativitas itu.

    7. Tradisi Retorika

    Tradisi retorika memberi perhatian pada aspek proses pembuatan pesan

    atau simbol. Prinsip utama disini adalah bagaimana menggunakan simbol yang

    tepat dalam menyampaikan maksud. Tradisi retorika berpusat pada lima

    pengaturan atau lebih dikenal dengan five canon of rhetoric yang mencakup

    Penemuan, pengaturan gaya, penyerahan dan memori. (2011:61)

    Ada enam masa perkembangan dari retorika yaitu:

    1) Era Klasik didominasi oleh aliran seni dalam berbicara kaum sophist.

    Sebagai pelopor aliran ini berkeliling mengajarkan retorika tentang

    bagaimana berargumen dan memenangkan sebuah kasus pada masa awal

    di mana retorika baru diperkenalkan.

    2) Abad Pertengahan study tentang retorika berfokus pada pengaturan

    dan gaya. Namun retorika pada abad pertengahan dicela sebab dianggap

    sebagai ilmu kaum penyembah berhala dan tidak perlu dipelajari sebab

    agama Kristen dapat memperlihatkan kebenarannya dengan sendiri. Pada

    abad ini bisa dikata sebagai the end of retorika.

    3) Renaissancemasa ini dianggap sebagai kelahiran kembali retorika sebagai

    suatu seni. Para sarjana humanis member perhatian dan concern pada

    semua aspek untuk kemanusiaan, penelitian kembali text-text retorika

    klasik dalam rangka memahami manusia.

    4)

    Abad Pencerahan Pemisahan antara pengetahuan dan bahasa menjadiketerbatasan dalam bentuk retorika. Retorika hanya menjadi cara untuk

    menyampaikan kebenran ketika kebenaran itu diketahui. Selama masa

    inilah muncul gerakan belles letterssebuah gerakan yang mengacu pada

    karya sastra san segala seni murni.

    5) Pada masa Retorika kontemporer diringi dengan meningkatnya minat

    akan retorika, ketika jumlah, jenis dan pengaruh symbol menigkat.

    Apalagi dengan kehadiran media massa maka penyampaian pesan

  • 8/10/2019 Bab 2 Griffin Mine

    28/28

    disampaikan secara visual dan verbal. Hal ini membuat retorika bergeser

    focus dari pidato ke semua jenis penggunaan symbol.

    6) Retorika Postmodern tidak lagi berpaku pada gaya retorika yang

    dikembangkan oleh barat. Retorika berkembang sesuai dengan budaya

    tempat di mana pesan disampaikan. Sebagai contoh, para pakar pada

    tradisi ini mengistimewakan pendirian atas ras, kelas, gender dan

    seksualitas. Selanjutnya, retorika jauh dari anggapan kosong dan tanpa

    arti.