bab 2 landasan teori - library & knowledge...

37
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Supply Chain Management 2.1.1 Pengertian Supply Chain Supply Chain adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. (Indrajit dan Djokopranoto 2003,p5). Supply chain is a network of connected and interdependent organizations mutually and co-operatively working together to control, manage and improve the flow of material and information from suppliers to end users. (Indrajit dan Djokopranoto 2003,p29,source:J.Aitken). Persediaan rantai adalah suatu jaringan dari organisasi yang saling tergantung dan dihubungkan satu sama lain dan co-operatively bekerja sama untuk mengendalikan, mengatur dan meningkatkan aliran material dan informasi dari para penyalur ke pemakai akhir. 2.1.2 Pengertian Supply Chain Management Pengertian Supply Chain Management menurut beberapa ahli antara lain: Supply Chain Management menurut Chopra dan Meindl (2004,p4) adalah sebuah Supply Chain Management terdiri dari pelibatan setiap mata rantai persediaan, baik itu secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi permintaan pelanggan. Supply Chain Management adalah koordinasi dari semua aktivitas supply pada suatu organisasi dari supplier dan partner ke konsumennya. (Chaffey 2002,pXIV). Sedangkan menurut Kalakota ( 2001,p274) Supply Chain Management merupakan sebuah payung proses dimana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen. Dari sudut struktural, sebuah Supply Chain merujuk kepada jaringan yang rumit dari

Upload: ngotram

Post on 16-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Supply Chain Management

2.1.1 Pengertian Supply Chain

Supply Chain adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang

produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. (Indrajit dan Djokopranoto 2003,p5).

Supply chain is a network of connected and interdependent organizations

mutually and co-operatively working together to control, manage and improve the flow of

material and information from suppliers to end users. (Indrajit dan Djokopranoto

2003,p29,source:J.Aitken).

Persediaan rantai adalah suatu jaringan dari organisasi yang saling tergantung dan

dihubungkan satu sama lain dan co-operatively bekerja sama untuk mengendalikan,

mengatur dan meningkatkan aliran material dan informasi dari para penyalur ke pemakai

akhir.

2.1.2 Pengertian Supply Chain Management

Pengertian Supply Chain Management menurut beberapa ahli antara lain:

Supply Chain Management menurut Chopra dan Meindl (2004,p4) adalah sebuah Supply

Chain Management terdiri dari pelibatan setiap mata rantai persediaan, baik itu secara

langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Supply Chain Management adalah koordinasi dari semua aktivitas supply pada suatu

organisasi dari supplier dan partner ke konsumennya. (Chaffey 2002,pXIV).

Sedangkan menurut Kalakota ( 2001,p274) Supply Chain Management merupakan

sebuah payung proses dimana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen.

Dari sudut struktural, sebuah Supply Chain merujuk kepada jaringan yang rumit dari

7

hubungan dimana organisasi mempertahankan dengan partner bisnisnya untuk

mendapatkan sumber, produksi dan menyampaikannya kepada konsumen.

2.1.3 Komponen dari Supply Chain Management

Komponen dari Supply Chain Management menurut Turban (2004,p301) terdiri

dari tiga komponen utama yaitu:

1. Upstream supply chain

Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan

manufacturing dengan para penyalurnya (yang mana dapat manufacturers,

assemblers, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada para penyalur

mereka (para penyalur second-tier). Hubungan para penyalur dapat diperluas

kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih

tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas

yang utama adalah pengadaan.

2. Internal supply chain

Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses inhouse yang digunakan

dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran

organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam organisasi. Di

dalam internal supply chain, perhatian yang utama adalah manajemen produksi,

pabrikasi, dan pengendalian persediaan.

3. Downstream supply chain

Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang

melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream

supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi,

dan after-sale service.

8

2.1.4 Tujuan Supply Chain Management

Tujuan dari SCM adalah untuk memaksimalkan nilai keseluruhan yang dihasilkan

untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pelangan. Di sisi lain, tujuannya adalah

untuk meminimalkan biaya keseluruhan (biaya pemesanan, biaya penyimpanan, biaya

bahan baku, biaya transportasi dan lain-lain) (Chopra dan Meindl 2004,p5).

Sedangkan tujuan dari SCM menurut Miranda ST (2001,p87) adalah

memaksimalkan persaingan dan keuntungan perusahaan dan keseluruhan anggotanya,

termasuk pelanggannya.

2.1.5 Keuntungan Supply Chain

Keuntungan dari Supply Chain menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003,pp4-5):

1. mengurangi inventory barang dengan berbagai cara

a. Inventory merupakan bagian paling besar dari aset perusahaan yang berkisar

antara 30%-40%.

b. Sedangkan biaya penyimpanan barang (inventory carrying cost) berkisar

antara 20%-40% dari nilai barang yang disimpan,

c. Oleh karena itu usaha dan cara harus dikembangkan untuk menekan

penimbunan barang di dalam gudang agar biaya dapat ditekan menjadi

sesedikit mungkin.

2. Menjamin kelancaran penyediaan barang

a. Kelancaran barang yang perlu dijamin adalah mulai dari barang asal (pabrik

pembuat), supplier, perusahaan sendiri, wholesaler, retailer, sampai kepada

final customer.

b. Jadi, rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai menjadi barang jadi dan

diterima oleh pemakai atau pelanggan merupakan suatu mata rantai yang

panjang yang perlu dikelola dengan baik.

3. Menjamin mutu

9

a. Mutu barang jadi (finished product) ditentukan tidak hanya oleh proses

produksi barang tersebut,tetapi juga oleh mutu bahan mentahnya dan mutu

keamanan dalam pengiriman.

b. Jaminan mutu ini juga merupakan serangkaian mata rantai panjang yang

harus dikelola dengan baik.

2.1.6 Proses Supply Chain Management

Proses Supply Chain Management merupakan proses dimana produk dari

bahan mentah, produk setengah jadi dan produk jadi diperoleh, diubah dan dijual

melalui fasilitas-fasilitas yang terhubung oleh mata rantai sepanjang arus produk dan

material.

ProductFlow

ProductFlow

ProductFlow

ProductFlow

Supplier Consumer

Information Flows

Payment Flows

Manufacturer Distributors Retailers

Supply Chain Execution

Supply Chain Planning

A Process View of The Supply Chain

Sumber: Kalakota (1999,p198)

Gambar 2.1

Proses Supply Chain

10

Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003,pp6-8) dalam Supply Chain ada

beberapa pemain utama yang merupakan perusahaan-perusahaan yang mempunyai

kepentingan di dalam arus barang, para pemain utama itu adalah:

1. Suppliers

2. Manufacturers

3. Distribution

4. Retail Outlet

5. Customers

Proses mata rantai yang terjadi antar pemain utama itu antara lain sebagai berikut:

Chain 1 : Suppliers

Jaringan bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan

pertama, di mana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama ini bisa

dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan,

subassemblies, suku cadang dan sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan Suppliers.

Dalam arti yang murni, ini termasuk juga suppliers’suppliers atau sub-suppliers. Jumlah

suppliers bisa banyak atau sedikit, tetapi suppliers’suppliers biasanya berjumlah banyak

sekali.

Chain 1-2 : Suppliers -Manufacturers

Rantai pertama dihubungkan dengan rantai kedua, yaitu manufacturer atau

plants atau assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan

membuat, memfabrikasi, mengasembling, merakit, mengkonversikan, atau pun

menyelesaikan barang (finishing). Misalnya sebut saja bentuk bermacam-macam tadi

sebagai manufacturer. Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai

potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya, inventoris bahan baku, bahan

setengah jadi, dan bahan jadi yang berada di pihak suppliers, manufacturers, dan tempat

transit merupakan target untuk penghematan ini. Tidak jarang penghematan sebesar

40%-60%, bahkan lebih, dapat diperoleh dari inventory carring cost di mata rantai ini.

11

Dengan menggunakan konsep suppliers partnering misalnya, penghematan ini dapat

dilakukan.

Chain 1-2-3 : Suppliers – Manufacturers-Distribution

Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturers sudah mulai harus

disalurkan kepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk penyaluran barang

ke pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh

sebagian besar supply chain. Barang dari pabrik melalui gudangnya disalurkan ke gudang

distributor atau wholesaler atau pedagang besar dalam jumlah yang lebih kecil kepada

retailers atau pengecer.

Chain 1-2-3-4 : Suppliers- manufacturer-Distribution-Retail Outlets

Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga

menyewa dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum

disalurkan lagi ke pengecer. Sekali lagi di sini ada kesempatan untuk melakukan

penghematan dalam bentuk jumlah inventories dan biaya gudang, dengan cara

melakuakan desain kembali pola-pola pengiriman barang baik dari gudang manufacturers

maupun ke toko pengecer (retail outlets).

Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung menjual barang hasil produksinya

kepada pelanggan relatif jumlahnya tidak banyak dan kebanyakan menggunakan pola

seperti di atas.

Chain 1-2-3-4-5: Supplier-manufacturer-distribution-Retail outlets-Customers

Dari rak-raknya, para pengecer atau retailers ini menawarkan barangnya

langsung kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang tersebut. Yang

termasuk outlets adalah toko, warung, toko serba ada, pasar swalayan, toko koperasi,

mall, club stores, dan sebagainya, pokoknya dimana pembeli akhir melakukan

pembelian.walaupun secara fisik dapat dikatakan bahwa ini merupakan mata rantai yang

terakhir, sebetulnya masih ada satu mata rantai lagi, yaitu dari pembeli (yang

mendatangi retail outlets tadi) ke real customers atau real user, karena pembeli belum

12

tentu pengguna sesungguhnya. Mata rantai supply baru benar-benar berhenti setelah

barang tersebut tiba di pemakai langsung (pemakai yang sebenarnya) barang atau jasa

dimaksud.

2.1.7 Penggerak Supply Chain

Supply Chain memiliki penggerak yang sangat berpengaruh terhadap performa

supply chain itu sendiri.Menurut Chopra dan Meindl (2004,pp51-64) penggerak supply

chain adalah sebagai berikut:

1. Inventory

Adalah semua bahan mentah, dalam proses dan barang-barang yang

telah diselesaikan. Inventory merupakan salah satu penggerak supply chain yang

penting karena perubahan kebijakan inventory dapat mengubah secara drastis

tingkat responsivitas dan efisiensi supply chain. (Chopra dan Meindl,2004,p52)

Komponen dari keputusan mengenai inventory adalah (Chopra dan

Meindl,2004,pp57-58):

a. Cycle Inventory

Cycle Inventory Adalah jumlah rata-rata dari inventory yang digunakan untuk

memenuhi permintaan dalam suatu waktu. Misal dalam sebulan memerlukan

10 buah truk bahan baku, perusahaan bisa saja memesan 10 truk bahan baku

dalam sekali pesan atau bisa memesan 1 truk bahan baku yang dipesan tiap 3

hari. Ini tergantung dari strategi supply chain apa yang mereka terapkan

(responsive atau efisiensi) dengan memperhitungkan ordering cost (biaya

pesan) dan holding cost (biaya penyimpanan).

b. Safety Inventory

Safety Inventory adalah inventory yang dibuat untuk berjaga-jaga terhadap

perkiraan akan kelebihan permintaan. Ini digunakan untuk mengatasi ketidak

pastian akan permintaan yang tinggi.

13

c. Seasional Inventory

Seasional inventory adalah inventory yang dibuat untuk mengatasi

keragaman yang dapat diprediksi dalam permintaan. Perusahaan ynag

menggunakan seasional inventory akan membangun inventory mereka pada

periode permintaan akan barang rendah dan menyimpannya untuk periode

permintaan akan barang menjadi tinggi, dimana pada saat permintaan tinggi

dimana mereka tidak dapat memproduksi semua barang untuk memenuhi

permintaan.

2. Transportasi

Transportasi adalah memindahkan inventory dari titik ke titik dalam

suppy chain. Transportasi terdiri atas banyak kombinasi dari model dan bentuk

yang memiliki keunggulan masing-masing. Pemilihan transportasi juga mempunyai

dampak yang besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain.(Chopra

dan Meindl,2004,p52).

Komponen dari keputusan mengenai transportasi menurut Chopra dan Miendl

(2004,pp59-60) adalah sebagai berikut:

a. Modes of transportation

Modes of transportation adalah cara-cara dimana sebuah produk dipindahkan

dari satu lokasi dalam jaringan supply chain ke tempat lainnya. Terdapat 5

cara dasar transportasi yang dapat dipilih yaitu:

1. Udara

Udara merupakan cara transportasi yang paling cepat, tetapi memiliki

biaya yang mahal.

2. Truk

Truk cara yang relatif cepat dan murah dengan fleksibilitas tinggi.

3. Kereta

kereta cara yang murah yang digunakan untuk jumlah barang yang besar.

14

4. Kapal

Kapal cara yang paling lambat tetapi sering menjadi pilihan yang paling

ekonomis untuk pengiriman dalam jumlah yang besar ke luar negeri.

5. Pipa saluran

Pipa saluran biasanya digunakan untuk menyalurkan minyak dan gas.

b. Route and network selection

Route adalah jalur jalan dimana sebuah produk dikirimkan dan network

adalah sebuah kumpulan lokasi dan route dimana produk dapat dikirimkan.

Perusahaan membuat beberapa keputusan mengenai route pada saat

langkah desain supply chain.

c. In house or outsource

Secara tradisional, kebanyakan fungsi transportasi dilakukan oleh

perusahaan sendiri, namun pada saat ini banyak yang telah dilimpahkan ke

perusahaan lain (Outsorced).

3. Fasilitas

Fasilitas adalah tempat-tempat dalam jaringan supply chain dimana

inventory disimpan, dirakit atau diproduksi. Dua jenis umum dari fasilitas adalah

tempat produksi dan tempat penyimpanan. Bila perusahaan memilih tingkat

efisiensi tinggi, maka memiliki lebih sedikit gudang. Jadi penentuan fasilitas

mempunyai dampak yang besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply

chain. (Chopra dan Meindl,2004,p52).

Komponen dari keputusan mengenai fasilitas menurut Chopra dan Meindl

(2004,pp55-56) adalah sebagai berikut:

a. Location

Penentuan keputusan dimana suatu perusahaan menentukan lokasi

fasilitasnya merupakan bagian yang sangat besar dalam langkah desain

supply chain. Penentuan lokasi secara ekonomis, sedangkan penentuan

15

lokasi secara desentralisasi akan menjadi lebih responsif dalam permintaan

konsumen.

b. Capacity

Perusahaan juga harus menetukan seberapa kapasitas dari fasilitas yang

dimiliki oleh perusahaan tersebut. Sejumlah besar kapasitas akan

menjadikan perusahaan tersebut menjadi lebih responsif, demikian pula

sebaliknya.

c. Operation methodology

Disini digambarkan bagaimana metode perusahaan dalam memproduksi

barang,apakah mesin yang dipakai untuk membuat produk itu bersifat

fleksibel, maksudnya adalah mesin tersebut juga dapat pula digunakan untuk

membuat produk yang lain (responsive) yang biasanya mesin itu relatif

mahal atau menggunakan mesin yang dapat membuat 1 macam produk saja

(efisien).

d. Warehaouse methodology

• Stock Keping Unit (SKU) Storage

Gudang tradisional yang menyimpan segala macam produk dalam satu

tempat.

• Job Lot storage

Yaitu suatu metode penyimpanan persediaan dimana semua produk-

produk yang berbeda dibutuhkan untuk suatu pekerjaan khusus atau

memuaskan konsumen tipe khusus, disimpan bersama-sama.

• Crossdocking

Yaitu sebuah metode,dimana barang sebenarnya tidak disimpan dalam

fasilitas (gudang) perusahaan. Truk dari pemasok barang, tiap-tiap dari

truk tersebut membawa jenis-jenis yang berbeda dari barang yang dipesan

yang diangkut menuju fasilitas perusahaan, kemudian dari sana dipecah

16

menjadi bagian-bagian kecil dan dengan cepat diangkut ke retailer

menggunakan truk-truk yang berisi barang-barang yang beragam dari

truk-truk sebelumnya.

4. Informasi

Informasi terdiri dari data dan analisis berkaitan dengan inventory,

transportasi, fasilitas dan pelanggan di seluruh supply chain. Informasi menyajikan

pihak manajemen kesempatan untuk membuat supply chain lebih responsif dan

efisien. Informasi secara potensial adalah penggerak terbesar performa supply

chain. (Chopra dan Meindl,2004,p52).

Komponen dari keputusan informasi menurut Chopra dan Meindl (2004,pp62-64)

adalah sebagai berikut:

1. Push versus Pull

Sistem push biasanya menggunakan MRP (Material requirement Planning) untuk

jadwal produksi, jadwal kepada pemasoknya untuk menetukan kapan, jenis dan

banyak barang yang dikirimkan ke perusahaan, sedangkan tipe pull

menggunakan informasi atas permintaan aktual konsumen, sehingga perusahaan

dapat dengan tepat memenuhi permintaan tersebut.

2. Coordinating and Information Sharing

Koordinasi dari supply chain terjadi ketika semua tingkat-tingkat dari supply

chain bekerja menuju tujuan yaitu memaksimalkan keuntungan total supply

chain di bandingkan dengan bekerja sendiri-sendiri. Kekurangan koordinasi

berpengaruh pada kerugian yang besar atas keuntungan supply chain. Ini bisa

dilakukan dengan pertukaran data antara tiap-tiap bagian dalam supply chain itu

sendiri.

3. Forecasting and Aggregate Planning

Forecasting adalah suatu ilmu pengetahuan dan seni untuk membuat rencana

mengenai kebutuhan masa depan dan kondisinya. Forecasting (peramalan) ini

17

digunakan dalam pengambilan keputusan. Setelah menciptakan peramalan,maka

perusahaan aggregate planning, yang mengubah peramalan menjadi rencana

aktivitas untuk memenuhi permintaan yang telah diperhitungkan.

4. Enabling Technologies

Untuk mencapai informasi sharing dan intergasi dalam supply chain, maka

terdapat teknologi-teknologi yang digunakan yaitu:

• Electronic Data Interchange (EDI)

EDI memungkinkan perusahaan menjadi lebih efisien, juga menurunkan waktu

yang dibutuhkan produk untuk sampai kepada konsumen, transaksi menjadi

lebih akurat dan lebih cepat dibandingkan tanpa EDI.

• The Internet

Internet sendiri mendukung penggunaan EDI. Dengan internet maka menjadi

sebuah faktor yang penting dalam supply chain.

• Enterprise Resources Planning (ERP) system

Sistem ERP ini menyediakan pelacakan transaksi dan kemampuan melihat

secara keseluruhan atas informasi dari tiap-tiap bagian perusahaan dan

memungkinkan supply chain membuat keputusan yang ‘cerdas’.

• Supply Chain Management (SCM) Software

Yaitu program yang menyediakan dukungan terhadap analisis keputusan

dalam penambahan kemampuan melihat secara keseluruhan terhadap

informasi.

2.1.8 Perbedaan Manajemen Logistik dan Manajemen Supply Chain

Manajemen logistik adalah proses secara strategis dalam mengatur

penggadaan,perpindahan dan penyimpanan material,bahan setengah jadi dan

persediaan barang jadi. (Indrajit dan Djokopranoto 2003,p27).

18

Sedangkan menurut Miranda ST (2001,p2) Manajemen logistik merupakan

bagian dari proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan dan

mengendalikan keefisienan dan keefektifan aliran dan penyimpanan barang, pelayanan

dan informasi terkait dari titik permulaan (Point-Of-Origin) hingga titik konsumsi (Point –

Of-Consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.

Perbedaan manajemen logistik dan manajemen Supply Chain menurut Miranda (2001,p4)

adalah:

Tidak ada perbedaan yang mencolok antara SCM dan manajemen logistik,

hanya saja SCM dipandang sebagai logistik bagian luar perusahaan yang meliputi

pelanggan dan supplier. Manajemen logistik lebih memfokuskan pada pengoptimalan

rencana orientasi dan kerangka kerja berupa pembuatan rencana tunggal untuk aliran

produk dan informasi di dalam perusahaan sedangkan SCM merasa tidak cukup hanya

integrasi bagian dalam.

Sedangkan perbedaan manajemen logistik dan manajemen supply chain

menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003,p27) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Perbedaan antara manajemen logistik dan manajemen Supply Chain

Manajemen Logistik Manajemen Supply Chain

• Mengutamakan pengelolaan termasuk

arus barang dalam perusahaan.

• Berorientasi pada perencanaan dan

kerangka kerja yang menghasikan

rencana tunggal arus barang dan

informasi di seluruh perusahaan

• Mengutamakan arus barang antara

perusahaan, sejak paling hulu sampai

paling hilir.

• Atas dasar kerangka kerja ini

mengusahakan hubungan dan

koordinasi antar proses dari perusahaan

lain dalam Business pipeline, mulai dari

Suppliers sampai kepada pelanggan.

Sumber: (Indrajit dan Djokopranoto,2003,p27)

19

2.1.9 Pengertian Downstream Supply Chain Management

Berdasarkan pendapat Noori dan Radford (1999,p343). Downstream supply

chain management is management of material from company to customer.

Manajemen rantai hilir adalah manajemen material dari perusahaan ke pelanggan.

Sedangkan menurut Chaffey (2002,p216). Downstream supply chain

management is transaction between an organization and its suppliers and intermediaries

equivalen to buy side e-Commerce.

Manajemen rantai adalah transaksi antar suatu organisasi dan para perantara

dan para penyalurnya setara dengan membeli sisi e-commerce.

Sumber : e-Business and e-Commerce Management (Chaffey 2002,p217)

Gambar 2.2

Upstream and Downstream supply chain

Upstream Downstream Buy side e-commerce Sell side e-commerce

OrganizationSupplier Customers

20

2.2 Internet, Extranet

2.2.1 Internet

Internet Kepanjangan dari Interconnection Networking, atau sering disebut juga

sebagai CyberSpace. Internet adalah suatu organisasi bebas dari ribuan komputer. (Oz

2002,p4)

Internet adalah teknologi dengan banyak peralatan yang mempunyai potensial

untuk memindahkan landscape yang kompetitif di banyak industri dan pada saat yang

sama menciptakan industri yang baru. (Afuah 2001,p6)

Berdasarkan pendapat Turban (2002,p290) Internet adalah sebuah jaringan

komunikasi publik dan global yang menyediakan hubungan langsung kepada setiap

organisasi melalui sebuah Local Area nerwork (LAN) atau Internet Service Provider

(ISP). Internet adalah jaringan public yang terhubung dengan gateway.

Sedangkan menurut Emericks (2000,p1) Internet adalah worldwide network of

computer that provides a highly interactive system for marketing communication nothing

more and nothing less.

Artinya Internet merupakan jaringan komputer yang luas yang menyediakan

sistem interaktif yang tinggi untuk komunikasi pemasaran tidak lebih dan tidak kurang.

Jadi Internet merupakan sebuah sistem komunikasi global yang

menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia.

Setiap komputer dan jaringan terhubung secara langsung maupun tidak langsung ke

beberapa jalur utama yang disebut “Internet Backbone” dan dibedakan satu dengan

yang lainnya menggunakan Unique name yang disebut alamat IP.

2.2.2 Extranet

Extranet adalah sebuah jaringan yang menghubungkan Intranet dan

Internet dari berbagai lokasi Internet Protocol (IP) dan Transaction Protocol (TCP).

(Turban 2002,p291).

21

Extranet adalah network dimana yang bisa melakukan akses bukan hanya

perusahaan tetapi juga bisa di akses oleh supplier dan konsumennya. (Chaudhury

2002,p104).

Sedangkan menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003,p168) Extranet adalah

jaringan komputer yang menghubungkan sistem jaringan perusahaan (intranet misalnya)

dengan sistem jaringan para mitra bisnisnya, seperti supplier (pemasok) dan vendor.

Kesimpulannya Extranet dapat diartikan sebagai jaringan yang dibangun sebagai alat

komunikasi antar perusahaan dengan rekanan bisnisnya.

Extranet

Sumber :Anastasia (2001,p160)

Gambar 2.3

Arsitektur Extranet

Manfaat khusus Extranet berdasarkan Anastasia (2001,p161-162):

1. Peningkatan komunikasi,meliputi:

Perbaikan komunikasi internal.

Penyempurnaan saluran kemitraan bisnis.

Pemasaran,penjualan dan dukungan pelanggan yang efektif.

Dukungan aktivitas kolaboratif.

2. Peningkatan produktifitas,mencakup:

Firewall

Firewall

Intranet

Intranet

Pemasok

Distributor

Pelanggan

TunnelingInternet

22

Penyampaian informasi Just-In-Time.

Reduksi information overload.

Kolaborasi produktif antar kelompok kerja.

Pelatihan berdasarkan permintaan.

3. Penyempurnaan proses bisnis,diantaranya:

Waktu yang lebih singkat dalam memasarkan produk.

Potensi melakukan rekayasa simultan.

Biaya desain dan produksi yang lebih rendah.

Relasi yang lebih baik dengan para klien.

Peluang bisnis baru.

4. Reduksi biaya,meliputi:

Berkurangnya kesalahan yang terjadi.

Membaiknya comparison shopping.

Berkurangnya aktivitas perjalanan dan pertemuan.

Berkurangnya biaya administrasi dan operasional.

Eliminasi biaya percetakan menggunakan kertas.

5. Penyampaian informasi, mencakup:

Publikasi berbiaya rendah.

Penyempurnaan terhadap system yang sudah ada.

Sistem penyampaian informasi yang baku.

Kemudahan dalam pemeliharaan dan implementasi.

Eliminasi biaya percetakan dan pengiriman.

23

2.3 e-Business

e-Business adalah sebuah pemikiran yang kompleks dari proses bisnis, aplikasi

enterprise dan kebutuhan struktur organisasi untuk menciptakan sebuah model bisnis

dengan kinerja yang tinggi. (Kalakota 1999,pXVI).

e-Busines adalah semua pertukaran informasi melalui media teknologi antara

organisasi dan stakeholder eksternalnya untuk mendukung proses keseluruhan bisnis.

(Chaffey 2002,preface).

Menurut Laudon (2001,p23) e-Business adalah penggunaan internet dan

teknologi digital lainnya untuk komunikasi organisasional dan pengkoordinasian

manajemen perusahaan.

Sedangkan menurut Phillips (2003,p1) e-Business encompasses e-commerce but

goes beyond it to include the application of information technologies for internal business

processes as well for the activities in which a company engages during commercial

activity. These activities can include functional activities such as finance, marketing,

human resources management and operations.

e-Business meliputi e-commerce tetapi di luar itu juga meliputi aplikasi teknologi

informasi untuk proses bisnis internal juga untuk aktivitas di mana suatu perusahaan

melakukan aktivitas komersil. Aktivitas ini biasa meliputi aktifitas fungsional seperti

keuangan,pemasaran,manajemen sumber daya dan operasi.

24

2.4 e-Commerce

Definisi e-commerce menurut Tuban (2000,p4), adalah suatu konsep yang

menggambarkan proses membeli (buying), menjual (selling) atau pertukaran produk,

jasa, dan indormasi lewat jaringan komputer termasuk internet.

Sedangkan menurut Esprit (David Whiteley,2000,p3) “e-Commerce is a general

concept covering any form of bussiness transaction or information exchange executed

using Information and Communication Technologies ( ICTS ). E-commerce takse place

between companies and public administrations. Electronic commerce includes electronic

trading of goods, services and electronic material” diartikan bahwa e-commerce adalah

konsep umum yang meliputi beberapa bentuk dari transaksi bisnis atau pertukaran

informasi yang dilakukan dengan menggunakan Teknologi Komunikasi dan Informasi. E-

commerce juga mengambil bagian antara perusahaan, dan antar perusahaan dan

customer mereka atau antar perusahaan dan public administrations.

Beberapa kategori e-commerce menurut David Whiteley (2000,p4) adalah sebagai

berikut ;

• Electronic Market

Sebuah penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk melakukan

penawaran sehingga pembeli bisa membandingkan harga dan atribut lainnya

yang ditawarkan dan membuat keputusan pembelian.

• Electronic Data Interchange ( EDI )

Sebuah standar yang digunakan oleh sebuah sistem untuk melakukan transaksi

perdagangan sehingga dapat secara langsung dikomunikasikan dari satu sistem

komputer ke lainnya tanpa membutuhkan pencetakan pemesanan, dan faktur

serta mengurangi kesalahan dalam paper handling.

• Internet Commerce

25

Teknologi Informasi dan komunikasi juga digunakan untuk advertising (iklan)

dan membuat once-offsales dengan jangkauan yang luas dari suatu barang dan

jasa.

2.4.1 Jenis-jenis e-commerce

Menurut Turban (2000,p11) Jenis-jenis e-Commerce berdasarkan sifat dan

transaksi antara lain :

• Bussiness to Bussiness (B2B)

Meliputi Transaction Interorganizational System (IOS) dan transaksi pasar

elektronik antar organisasi.

• Bussiness to Costumer (B2C)

Transaksi retailing dengan pembeli individual.

• Customer to Customer (C2C)

Konsumen menjual secara langsung kepada konsumen lain melalui internet.

• Coustumer to Bussiness (C2B)

Meliputi individu yang menjual barang atau jasa kepada organisasi atau

perusahaan, dimana para individu mencari pembeli, berinteraksi dengan pembeli

dan mengadakan transaksi.

2.4.2 Website

Website atau situs web adalah sekumpulan informasi yang terdapat pada World

Wide Web dan dikemas dalam bentuk halaman (web pages). Sekumpulan halaman web

tadi dikumpulkan dalam sebuah alamat unik yang disebut URL (Uniform Resource

Locator) dan diberi halaman awal (Home Page) untuk mewakili website tersebut.

2.4.3 World Wide Web

Dalam World Wide Web terdapat berbagai istilah yang berhubungan dengan

website diantaranya seperti berikut :

• Uniform Resource Locator (URL)

26

Adalah standar pengalamatan pada internet untuk sebuah resource yang dapat

berisi berbagai jenis file, mulai dari text hingga animasi. Jika ada banyak URL

yang memiliki pola yang sama, maka disebut pathname. Website biasanya

adalah sekumpulan dokumen yang berada dalam satu pathname yang sama dan

mempunyai halaman depan (Home Page). URL juga kadang disebut Universal

Resource Locator.

• Hyper Text Transfer Protocol (HTTP)

HTTP adalah metoda utama untuk membawa informasi kepada World Wide Web.

Fungsi utamanya adalah untuk menerima dan menerbitkan halaman Hyper Text

Markup Language (HTML). HTTP merespon protokol diantara klien dengan

server. Klien HTTP, biasanya sebuah Web-Browser, menjadi jembatan untuk

mengkonversi data menjadi sebuah informasi yang dapat dibaca.

• Hyper Text Markup Language (HTML)

Hyper Text Markup Language adalah salah satu basaha pemrograman yang

digunakan untuk menyampaikan informasi kepada klien HTTP. HTML terbentuk

dari gabungan text dan informasi lainnya seperti struktur teks, atau tanda-tanda

lain, yang disebut markup. Bahasa markup modern yang paling dikenal adalah

HTML. Sebenarnya bahasa markup ini digunakan pada industri penerbitan. HTML

dapat memuat segala informasi dengan bentuk hampir tidak terbatas, mulai dari

text, animasi hingga aplikasi yang berjalan pada beberapa platform.

2.4.4 Kriteria Website yang baik

Menurut www.toekangweb.or.id ada beberapa kriteria website yang baik, yaitu :

• Usability

Sebuah halaman HTML yang memiliki nilai usability yang bagus harus dapat

dipelajari dengan mudah cara penggunaannya oleh pengunjung, mudah diingat

sistem navigasinya, dapat digunakan dengan efisien, meminimalkan tingkat

kesalahan user, pengguna akan merasa puas dan akan kembali ke website tadi.

27

• Sistem Navigasi

Kemudahan bernavigasi dalam site tersebut, melibatkan sistem navigasi site

secara keseluruhan, dan desain Interface site tersebut.

• Graphic Design

Kepuasan visual user (lewat mata) secara subyektif. Melibatkan bagaimana

desainer visual site tersebut membawa mata user menikmati dan menjelajahi site

tersebut melalui pemilihan Layout, Warna, Bentuk dan Typografi.

• Content / Isi

Simply speaking, Content is King, sebagus apapun halaman anda secara design

grafis, tanpa contents yang berguna dan bermanfaat akan bernilai nol (kecuali

kalau itu site eksperimental atau show-off)

• Masalah Kompabilitas

Seberapa Luas sebuah website mendukung kompatibilitas dengan perangkat-

perangkat tampilannya (BROWSER), atau seberapa luas sebuah site memberikan

alternatif untuk browser yang tidak dapat melihat sitenya.

• Waktu Panggil

Simply Speaking, BANDWITH!, BANDWITH!, BANDWITH! Seberapa Cepat

sebuah site muncul atau menampilkan sesuatu di layar Browser pengunjungnya.

• Functionally

Seberapa baik sebuah site bekerja dari aspek teknologikal-nya. Ini melibatkan

programmer dengan SCRIPT-nya, misal HTML ( DHTML), 404 Error pages, PHP3,

ASP, ColdFusion, CGI, SSI dll.

2.4.5 Desain Web

• Model Bussiness

Model Bussiness yang menjanjikan web adalah sebuah sebutan yang mendasar

diamana, bagaimana melakukan bisnis dengan menggunakan jaringan komputer.

• Project Management

28

Mengatur Manajemen Proyek Web Desain adalah hal yang hampir sama pada

saat anda mengatur suatu proyek perusahaan, tetapi hal yang terpenting fokus

terhadap desain dengan inkonsistensi hubungan terhadap pemakai.

• Information architecture

Struktur sebuah site adlaah merupakan bayangan bagaimana meningkatkan

perusahaan. Hal yang terpenting, site adalah merupakan struktur bayangan user

dan user dapat melihat ruang informasi yang ditampilkan melalui situs.

• Page Design

Membuat adalah melihat gegrafi dan bahwa meningkatkan evolusi meningkatkan

kepuasan dengan mendemokan melalui dalam perusahaan. Demo yang

dilakukan tidak boleh memiliki response time yang melambat, untuk

meningkatkannya dengan menggunakan web usability.

• Content Authority

Menulis sesuatu pada kebutuhan akan style dan kebutuhan bentuk tak beraturan

tidaklah mudah sebagai penulis. Hal yang terpenting selalulah menulis. Selain itu

menciptakan kemampuan pribadi pada penulisan dan style dalam

mengoptimalkan bagi pembaca online dangan alat pembaca teks dan bagaimana

mendapatkan informasi kedua diregulasikan demi kepentingan halaman web.

• Linking Strategy

Meningkatkan site halaman anda hanya satu hal yang terpenting adalah

secondary deregulated untuk bantuan, tanpa menghubungkan, melink antar sites

dengan yang lainnya tanpa mendesain web yang baik. Untuk bagian ini banyak

perusahaan tidak melakukan dengan penggunaan link ke lain web padahal ini

adalah merupakan salah satu hal yang terpenting di dalam mempromosikan web

anda dan pada dasarnya tidak ada sebuah situs pada suatu pantai.

29

2.4.6 Page Desain

Page Desain merupakan hal terpenting disaat mengunjungi web design. Dengan

technology browser, user dapat membuat satu halaman pada saat bersamaan atau,

dapat menggunakan dua atau tiga halaman dimana mereka dapat melihat bermacam-

macam tampilan yang dibuka pada layar monitor.

Web Pages didominasi dengan content untuk menarik para pelanggannya. Sebab

yang menjadi permasalahan utama banyak web pages membuang waktu dalam hal

ruang layar monitor dan petunjuk bagaimana menggunakan informasi disaat pengunjung

web sedang datang.

Dengan demikian didalam mendesain web yang harus diperhatikan adalah

memprediksi penggunaan monitor pada pengguna, sebaiknya jika membangun bagian-

bagian web desain hindarkan waktu tunggu yang terlalu lama, dimana penggunaan

image gambar sebaiknya hanya sedikit, karena dalam mendesainnya juga harus

memikirkan pengguna yang menggunakan ukuran monitor kecil, dan sebaiknya gunakan

style sheet sebagai prosedur utama program. Pada saat ini biasanya hal utama desain

web mewakili seluruh content untuk melanjutkan ke layar halaman web berikutnya.

Pada desain tradisional Graphical User Interface (GUI), penggunaan pixel pada

layar monitor harus dikontrol; seperti penggunaan layout dialog box dan juga dapat

melakukan uji coba untuk pengguna jenis layar monitor yang lain.

Desain web yang mendasar adalah mengontrol navigasi ke halaman berikutnya.

User dapat menjalankan web tanpa bantuan desainer web, sebagai contoh dapat

melakukan jump straight ke situs lain dengan menggunakan search engine, tanpa harus

keluar dari situs yang dibuat, user juga dapat mengontrol menu bookmark dan dapat

membuat peningkatan hubungan untuk situsnya.

Web desainer dapat mengakomodasikan kontrol terhadap navigasi, bagaimana

dapat linking ke halaman lain. Sebagai contoh, dengan meletakkan logo untuk dapat ke

halaman lain baik didalam situs web sendiri atau keluar ke situs lain.

30

2.4.7 Content Desain

Content Desain adalah keadaan yang paling mewah ketika pengunjung ke

website anda dengan penampilan content, dan diikuti tampilan latar belakang. Di dalam

suatu web pengunjung mengakses dengan bantuan content.

Hal-hal yang perlu digaris bawahi mengenai web dalam penulisannya:

1. Buatlah ringkas, sebaiknya tidak leih dari 50% menggunakan teks, selain

itu disarankan menggunakan cover yang sama didalam menggunakan

materi yang mirip dengan cetakan iklan.

2. Menulis untuk meningkatkan scannabiity.

3. Gunakan hypertext dengan membagi-bagi jika informasinya panjang,

dengan menggunakan banyak halaman.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam scannability adalah:

1. Struktur artikel dengan menggunakan dua atau tiga level pada bagian pokok

berita.

2. Gunakan sesuatu yang lebih berarti untuk bagian kepala surat.

3. Tampilan tombol-tombol dan desain sebaiknya dibuat serupa untuk elemen-

elemennya, dan penggunaannya dengan pergantian tanda atau berbeda,

berupa teks yang diblok.

4. Gunakanlah tanda yang lebih terang untuk penekanan bagi kata-kata yang

dianggap lebih penting, tujuannya agar user dapat melihat bagian tersebut.

Dalam penggunaan legibility, hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. Gunakan warna yang kontras antara teks dan latar belakang.

2. Gunakan warna standar untuk latar belakang atau ekstrimnya dapat

menggunakan standar dengan menggunakan texture.

3. Gunakan pula struktur huruf yang agak besar, disebabkan bahwa orang yang

membaca teks yang sedang surfing melalui internet tidak memiliki

penglihatan yang baik pada saat mengunjungi suatu web.

31

4. Buatlah teks yang diam bukan animasi.

2.4.8 Site Desain

Page Design kadang-kadang memberikan berbagai perhatian. Setelah seluruhnya

dengan melalui web browser, dapat terlihat hanya satu halaman pada setiap saatnya.

Suatu site untuk dirinya sendiri tidak pernah jelas mempresentasikan pada layar monitor.

Sebelum dengan menggunakan usability secara perspektif, desain site akan memberikan

banyak keberuntungan dan biasanya juga memberikan tambahan lebih dari kepentingan

halaman desain.

Homepage yang baik adalah homepage yang dapat memberikan jawaban:

1. Dimana saya? (Where am I?)

2. Pekerjaan-pekerjaan apakah yang dapat dilakukan di situs ini? (What does

this site do?)

Jawaban dari pertanyaan tersebut yang terpenting adalah bagaimana fungsi-

fungsi penting dari homepage tersebut, dan hal yang terpenting fungsi-fungsi tersebut

dapat memberikan pelayanan dengan menggunakan skema navigasi.

32

2.5 E-Supply Chain Management

2.5.1 Pengertian e-Supply Chain Management

E-Supply Chain Management merupakan suatu konsep manajemen dimana

perusahaan berusaha memanfaat kan teknologi internet untuk mengintegrasikan seluruh

mitra kerja perusahaan ,terutama yang berhubungan dengan sistem pemasokan bahan-

bahan atau sumber daya yang dibutuhkan dalam proses produksi.(Indrajit dan

Djokopranoto 2003,p169).

Menurut Turban (2004,p302) e-Supply Chain Management adalah penggunaan

gabungan atas teknologi untuk meningkatkan aktivitas operasi supply chain sebaik

Management Supply Chain.

Dapat disimpulkan dari teori – teori diatas bahwa e-SCM adalah kolaborasi untuk

meningkatkan aktivitas operasi supply chain dengan mengintegrasikan seluruh mitra

kerja perusahaan dengan memanfaatkan internet dan teknologinya.

2.5.2 Prinsip dasar perancangan e-Supply Chain Management

Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003,pp170-171) ada tiga prinsip dasar

yang harus diperhatikan dalam merencanakan sebuah e-Supply Chain Management

yaitu:

1. Melihat bahwa hakikat informasi dalam hal ini harus merupakan pengganti atau

substitusi dari keberadaan inventori (biaya terbesar rata-rata perusahaan), maka

informasi harus diperlakukan sama persis dengan manajemen inventory, Jika

didalam inventory permasalahan utama yang dihadapi adalah kapan pemesanan

barang harus dilakukan dan seberapa banyak barang yang harus dipesan, dengan

memperhatikan unsur-unsur seperti lead time, total cost, dan service level.

Dengan kata lain prinsip Cheaper-better-faster berlaku pula dalam manajemen

informasi.

2. Dari ketiga unsur tersebut (biaya, kecepatan, dan kualitas) persaingan yang

sesungguhnya terletak pada kecepatan dan ketepatan informasi. Informasi yang

33

mengalir dari mitra usaha ke perusahaan dan sebaliknya harus sedemikian rupa

sehingga benar-benar memberikan manfaat yang signifikan terhadap proses

penciptaan dan penyebaran produk atau jasa (menciptakan value).

3. Manajemen harus menganggap bahwa relasi antara mitra bisnis merupakan asset

strategis perusahaan yang harus dibina sungguh-sungguh keberadaannya. Tidak

ada yang lebih penting dari pada kepercayaan dan sikap profesialisme yang harus

selalu di jaga keberadaannya agar menghasilkan kinerja yang saling

menguntungkan.

2.5.3 Kunci Sukses e- Supply Chain Management

Menurut Turban (2004,p302) Kesuksesan sebuah e-Supply Chain

Management tergantung pada beberapa hal,antara lain:

1. Kemampuan seluruh partner Supply Chain untuk melihat kerjasama partner sebagai

aset strategi. Itu adalah integrasi yang kuat dan kepercayaan diantara partner

berdagang yang mengutamakan kecepatan, agility dan biaya rendah.

2. Informasi yang jelas terhadap seluruh rantai supply. Informasi tentang persediaan

pada banyak segment dari rantai, permintaan produk, waktu pengiriman dan

informasi yang relevan lainnya harus bisa dilihat oleh semua anggota dari rantai

supply kapan saja, maka informasi harus di atur dengan baik, dengan kebijakan yang

baik, disiplin dan pengawasan rutin.

3. Kecepatan, Biaya, Kualitas dan pelayanan konsumen, Ini adalah ukuran dari supply

chain, sebagai konsekuensi perusahaan harus dengan jelas menggambarkan

pengukuran untuk masing-masing empat ukuran ini bersama-sama dengan tingkatan

ukuran yang akan di capai.Tingkatan target harus berbagi kapada mitra bisnis.

4. Hubungan rantai supply lebih kuat.Suatu rantai supply akan menguntungkan dari

integrasi atau hubungan yang lebih kuat antara kedua perusahaan dan perusahaan

eksternal lainnya membangun supplier, partner dagang, penyediaan logistik dan jalur

distribusi.

34

2.5.4 Elemen dan unsur infrastruktur e-Supply Chain Management

Elemen dan unsur infrastruktur e-Supply Chain Management menurut Turban(2004,

p303) adalah sebagai berikut:

1. Extranet

Tujuan utama ekstranet adalah mendukung komunikasi dan kerja sama atau

kolaborasi interorganizational.

2. Intranet

Ini adalah jaringan internal perusahaan untuk kerja sama atau kolaborasi dan

komunikasi.

3. Gateway Perusahaan

Ini menyediakan suatu pintu gerbang untuk kerja sama atau kolaborasi internal

dan eksternal, komunikasi dan pencarian informasi.

4. Alur kerja sistem dan perkakas

Ini adalah sistem yang mengatur alur informasi di dalam organisasi.

5. Groupware dan perkakas kolaboratif lain

Sejumlah besar perkakas memudahkan kerja sama atau kolaborasi antara dua

pesta dan antar anggota kecil seperti halnya kelompok besar. Berbagai perkakas

sebagian secara bersama-sama dikenal sebagai groupware yang tersedia untuk

tujuan kerja sama atau kolaborasi.

2.5.5 Peran e-Supply Chain Management dengan e-Business

Berdasarkan pendapat Chopra dan Meindl (2004, pp527-529), transaksi

Supply Chain yang melibatkan e-business adalah termasuk akses dari informasi,

produk dan uang. Sebagai contoh di bawah ini adalah semua transaksi yang dapat

dilaksanakan dengan e-business:

1. Menyediakan informasi produk untuk berpartisipasi sepanjang Supply Chain

2. Menempatkan pesanan terhadap supplier

35

3. Mengijinkan pelanggan untuk menempatkan pesanan

4. Mengijinkan pelanggan untuk melacak pesanan

5. Memenuhi dan mengirimkan pesanan ke pelanggan

6. Menerima pembayaran dari pelanggan

Menurut Chaudhury (2002, p31) Dalam e-business terdapat tiga aktifitas utama yaitu:

1. Supply Chain Management, yaitu rantai atau hubungan antara perusahaan dengan

mitra bisnisnya seperti supplier, retailer.

2. Enterprise Management, yaitu pengaturan di dalam perusahaan itu sendiri.

3. Customer Management, yaitu hubungan perusahaan dengan pelanggannya.

Tabel 2.2

E-Business Activities

Supply Chain

Management

Enterprise

Management

Customer

Management

• Logistics

• Distribution planning

• Demand planning and

forecasting

• Warehouse management

• Finance and administration

• Operations planning and

execution

• Procurement

• Human resources

• Product development

• Inventory management

• Research and development

• Sales channel

management

• Marketing automation

• Customer relationship

management

• Personalization

Sumber: e-Business and e-Commerce infrastructure (Chaudhury dan Kuilboer 2002,p31)

E-Business definisinya lebih luas daripada e-Commerce, tidak hanya pembelian

dan penjualan barang dan pelayanan, tapi juga melayani customer, bekerja sama

dengan rekan bisnis dan memperkenalkan transaksi elektronik dalam organisasi. (Turban

2004,p3).

36

Sedangkan pengertian Supply chain Management Menurut Chopra dan Meindl

(2004,p4) ternyata Sebuah SCM terdiri dari perlibatan setiap mata rantai persediaan,

baik itu secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi permintaan

pelanggan. Supply Chain tidak hanya mencakup manufaktur atau pabrik dan pemasok,

tetapi juga melingkupi kegiatan konstruksi, transportasi, pergudangan, penjualan eceran,

hingga ke pelanggan itu sendiri.

Menurut (http://www.indiadomain.com/escm_ebusiness.htm), e-SCM is an

optimization of business processes and business value in every corner of the extended

enterprise - right from your supplier’s supplier to your customer’s customer.

E-SCM adalah suatu optimisasi proses bisnis dan nilai bisnis di dalam tiap-tiap sudut

perluasan perusahaan yang dimulai dari dari pemasok dari para pemasok anda sampai

kepada customer dari para customer anda.

Dari teori-teori di atas dapat disimpulkan terdapat hubungan dan perbedaan

antara e-business dan e-supply chain management bahwa e-business itu membahas

seluruh aspek bisnis dalam dunia elektronik termasuk di dalamnya aktivitas supply

chain,sedangkan e-SCM merupakan bagian dari e-business, e-SCM menggunakan

teknologi jaringan dan konsep e-business untuk mengatur dari luar kedua perusahaan

hulu dan ke arah muara. Pendekatan secara strategis ini mempersatukan semua

langkah-langkah di dalam siklus bisnis, dari mendesain produk awal dan pengadaan

bahan baku, sampai pengiriman, distribusi, dan pergudangan sampai pada titik manakala

produk jadi dikirimkan kepada pelanggan itu, jadi e-SCM hanya mencakup sistem supply

dari hulu ke hilir yang merupakan salah satu aktivitas utama dari e-business.

37

2.6 Analisis Porter

Persaingan dalam suatu industri tergantung pada lima kekuatan persaingan

(five competitive forces) yang berpengaruh terhadap struktur ekonomi dalam industri.

Model Porter membantu perusahaan mengidentifikasikan ancaman dalam perusahaan

dan membantu perusahaan dalam menyiapkan rencana strategi perusahaan. Lima

elemen kekuatan persaingan dalam industri menurut Michael E.Porter (Whiteley

2000,pp26-29) adalah sebagai berikut:

a. Ancaman pendatang baru (Threat of new entrants)

Ada tujuh sumber utama rintangan masuk bagi pendatang baru yaitu

skala ekonomi, biaya beralih pemasok, akses ke saluran industri, biaya tak

menguntungkan terlepas dari skala ekonomi, kebijakan pemerintah, kebutuhan

modal, dan diferensiasi produk.

b. Ancaman barang pengganti (Threat of substitution)

Suatu segmen menjadi tidak menarik jika terdapat substitusi potensial dari

suatu produk. Substitusi membatasi harga dan laba yang dapat dihasilkan oleh

suatu segmen. Perusahaan harus mengamati secara dekat trend harga

substitusi. Jika kemajuan teknologi atau persaingan meningkat dalam industri

substitusi, harga dan laba dalam segmen tersebut mungkin akan menurun.

c. Daya tawar pembeli (Bargaining power of buyer)

Daya tawar pembeli kuat jika membeli sejumlah besar hasil industri,

hambatan keluar tinggi, produk pemasok standar, dan perusahaan yang terlibat

dalam persaingan memiliki strategi yang beragam.

d. Daya tawar pemasok (Bargaining power of suppliers)

Daya tawar pemasok kuat jika di dominasi oleh sejumlah kecil

perusahaan besar, produk substitusi yang baik tidak tersedia bagi pembeli,

38

pembeli bukan konsumen penting bagi pemasok, dan produk pemasok penting

bagi pembeli.

e. Persaingan antar perusahaan yang sejenis dalam industri

Suatu segmen menjadi tidak menarik jika ia telah memiliki pesaing yang

banyak, kuat, atau agresif. Ia bahkan menjadi lebih tidak menarik jika segmen

tersebut stabil atau menurun, jika penambahan kapasitas pabrik dilakukan dalam

jumlah yang besar, jika biaya tetap tinggi, jika penghalang keluar besar, atau

jika pesaing memiliki kepentingan yang besar untuk tinggal dalam segmen

tersebut.

Berikut ini disajikan lima elemen kekuatan persaingan Michael E.Porter dalam

bentuk gambar:

Sumber : David Whiteley,e-Commerce:Strategy,Technology and application,McGraw Hill,2000,p27

Gambar 2.4

Lima Elemen Kekuatan Persaingan

Daya tawar pemasok

Ancaman Pendatang

Baru

Daya tawar pembeli

Ancaman Barang

pengganti

Pesaing-pesaing industri

39

2.7 Kerangka Pemikiran

Ada tiga komponen utama dalam Supply Chain Management yaitu segmen

supply chain hulu (upstream), segmen supply chain internal dan segmen supply chain hilir

(downstream), dalam hal ini kami menganalisis supply chain segmen hilir (downstream).

Untuk mengetahui kondisi perusahaan dengan melihat persaingan dalam industri dapat

diketahui dengan analisis porter, dari wawancara kepada pihak perusahaan diketahui

masalah yang terjadi. Sebuah sistem e-Supply Chain Management memiliki beberapa

keuntungan apabila diterapkan dalam perusahaan, sehingga dapat dirancang sistem e-

Supply Chain Management Downstream yang dibutuhkan perusahaan.

Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini:

Gambar 2.5

Kerangka Pemikiran

PT. Rapino Bag Collection

Analisis Porter

Penerapan Downstream Supply Chain Management

Wawancara kepada pimpinan perusahaan untuk mengetahui apa saja sistem e-SCM yang

dibutuhkan perusahaan

Keuntungan e-SCM mendukung kelancaran pesanan produk, distribusi dan penyampaian informasi

Rancangan sistem e-SCM Downstream

40

2.8 Metodologi Penelitian

2.8.1 Jenis dan Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode penelitian

deskriptif, metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat

perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain. (Sugiyono 2004,p11). Jenis

penelitian adalah studi kasus pada PT Rapino Bag Collection.

2.8.2 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif,penulis

mengumpulkan data dengan cara:

1. Field research

Yaitu metode penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data secara langsung

dengan meninjau objek yang diteliti, tujuannya untuk mendapatkan data yang lebih

terperinci dan akurat. Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data dan informasi

langsung dari PT. Rapino Bag Collection dengan cara sebagai berikut :

1. Wawancara :

Adalah metode pengumpulan data yang diperlukan dengan cara mengadakan

percakapan, tanya jawab serta mendengarkan keterangan-keterangan dari

pimpinan perusahaan dan staf perusahaan mengenai segala hal yang berhubungan

dengan perusahaan yang dipimpinnya.

2. Dokumentasi :

Yaitu meneliti dokumen-dokumen dan catatan-catatan didalam perusahaan yang

diperlukan untuk menunjang penelitian, antara lain teknologi yang digunakan, jalur

distribusi, alur data dan lain sebagainya.

2. Library research

Yaitu metode penelitian berdasarkan kepustakaan, dilakukan untuk memperoleh

data-data yang dapat dijadikan landasan teori yang berhubungan dengan materi dalam

41

penyusunan skripsi ini. Data-data diperoleh dari buku-buku, literature-literature, catatan-

catatan serta bacaan-bacaan, dalam melakukan penelitian ini, penulis juga menggunakan

internet sebagai media pendukung untuk mencari data-data yang terkait dalam

penelitian.

2.8.3 Definisi Operasional dan Instrumen Pengukuran

E-Supply Chain Management adalah penggunaan gabungan atas teknologi

untuk meningkatkan aktivitas operasi supply chain sebaik Management Supply Chain.

(Turban 2004,p302).

Tabel 2.3

Variabel Indikator Definisi Teknik analisis

1. Keresponsifan

2. Prioritas retail

• Keanekaragaman

Produk

• Persediaan Barang

• Ketersediaan Produk

• Pemenuhan

pemesanan Produk

Banyaknya jenis Tas yang

di produksi.

Kemampuan perusahaan

untuk memenuhi

permintaan pasar.

Konsumen tidak kesulitan

mendapatkan produk yang

diinginkan.

Retail mementingkan

ketepatan dalam hal

pemenuhan akan

pemesanan produk.

Observasi

Wawancara

Wawancara

Observasi

42

2.8.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan Kami adalah teknik analisis data statistik

deskriptif. Menurut Sugiyono (2004,p142) Metode statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku umum atau generalisasi.Kami juga melakukan wawancara kepada pihak

perusahaan PT. Rapino Bag Collection, hasil wawancara didapat informasi untuk

melakukan analisis sebagai berikut:

Setelah mengumpulkan semua informasi yang diperlukan dengan cara

wawancara terhadap orang yang berkepentingan di perusahaan, tahap berikutnya adalah

memanfaatkan semua informasi tersebut kedalam model – model kuantitatif yang umum

digunakan untuk perumusan strategi.