bab ii

16
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Produktivitas 1 2.1.1. Definisi Produktivitas Menurut Heizer dan Render (2005) bahwa, ”Produktivitas adalah perbandingan antara output (barang dan jasa) dibagi input (sumber daya, seperti tenaga kerja dan modal)”. Menurut Chase, Aquilano & Jacobs (2001) menyatakan bahwa Productivity is a common measure of how well a country, industry, or business unit is using its resources or factors of production) ”. Produktivitas adalah satu ukuran umum suatu negara, industri, atau unit usaha yang menggunakan sumber dayanya atau faktor produksi. Ukuran keberhasilan produksi dipandang dari sisi output, maka produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus, yaitu sisi output dan input. Sehingga mendefinisikan produktivitas dari berbagai segi yaitu : 1 Riani Nurdin.2006. Pengukuran dan Analisis Produktivitas Lini PT. XYZ dengan Menggunakan Metode OMAX

Upload: xmasnightangel8384

Post on 26-Jul-2015

60 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Produktivitas1

2.1.1. Definisi Produktivitas

Menurut Heizer dan Render (2005) bahwa, ”Produktivitas adalah perbandingan antara

output (barang dan jasa) dibagi input (sumber daya, seperti tenaga kerja dan modal)”.

Menurut Chase, Aquilano & Jacobs (2001) menyatakan bahwa ”Productivity is a

common measure of how well a country, industry, or business unit is using its resources or

factors of production)”.

Produktivitas adalah satu ukuran umum suatu negara, industri, atau unit usaha yang

menggunakan sumber dayanya atau faktor produksi.

Ukuran keberhasilan produksi dipandang dari sisi output, maka produktivitas dipandang

dari dua sisi sekaligus, yaitu sisi output dan input. Sehingga mendefinisikan produktivitas dari

berbagai segi yaitu :

a) Secara filosofi / psikologi Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mempunyai

pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari pada kemarin, dan hari esok lebih

baik dari hari ini. Maka dalam filosofi produktivitas dikehendaki adanya perubahan berupa

perbaikan dari apa yang telah ada sebelumnya.

b) Secara ekonomis produktivitas merupakan usaha memperoleh hasil sebesar–besarnya dengan

pengorbanan sumber daya yang sekecil–kecilnya.

c) Secara teknis produktivitas diformulasikan sebagai rasio output terhadap input.

1 Riani Nurdin.2006. Pengukuran dan Analisis Produktivitas Lini PT. XYZ dengan Menggunakan Metode OMAX

Page 2: BAB II

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produktivitas berkaitan dengan efisiensi

penggunaan input dalam memproduksi output, produktivitas merupakan perbandingan antara

output (barang dan jasa) dibagi dengan satu atau lebih input (seperti tenaga kerja, modal, atau

manajemen).

Menurut Waters, (2001) bahwa, “Produktivitas parsial pada empat tipe sumber daya

yaitu:

1) Produktivitas peralatan, seperti unit–unit yang dihasilkan oleh per jam mesin, atau mil jarak

yang ditempuh per mobil

2) Produktivitas buruh, seperti unit–unit yang dihasilkan oleh setiap orang atau jumlah ton yang

dihasilkan per shift

3) Produktivitas modal, seperti unit–unit yang dihasilkan per £1 yang diinvestasikan atau

penjualan per unit modal

4) Produktivitas energi seperti unit–unit output yang dihasilkan per kwh listrik, atau unit yang

dihasilkan setiap £1 yang dibelanjakan untuk energi.

2.1.2. Jenis-jenis Produktivitas

Dengan membandingkan jumlah serta jenis masukan dan keluaran yang dilibatkan, jenis

produktivitas menurut David J. Summanth (1985:7) dibedakan sebagai berikut:

1. Produktivitas Parsial

Merupakan perbandingan antara keluaran dengan salah satu faktor masukan. Misal

produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara keluaran dengan masukan tenaga

kerja.

Page 3: BAB II

2. Produktivitas Faktor Total

Merupakan perbandingan antara keluaran bersih dengan masukan tenaga kerja dan masukan

kapital, di mana keluaran bersih adalah keluaran total dikurangi jumlah nilai barang dan jasa

yang dibeli.

3. Produktivitas Total

Merupakan perbandingan antara keluaran total terhadap masukan total. Berdasarkan definisi

ini tampak bahwa pengukuran produktivitas total merefleksikan dampak penggunaan semua

input secara bersama dalam menghasilkan suatu output.

2.1.3. Pengukuran Produktivitas

Menurut Heizer dan Render (2005), ”Pengukuran produktivitas dapat dilakukan secara

produktivitas faktor tunggal dan produktivitas secara multifactor. Produktivitas faktor tunggal

menggambarkan perbandingan satu sumber daya (input) terhadap barang dan jasa yang

dihasilkan. Produktivitas multifactor menggambarkan perbandingan banyak atau seluruh sumber

daya (input terhadap barang dan jasa yang dihasilkan (output)”.

Menurut Bambang (1996), ”Faktor–faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah :

a) Manusia. Faktor manusia mencakup beberapa aspek antara lain kuantitas, tingkat

keahlian, latar belakang kebudayaan dan pendidikan, kemampuan, sikap, minat,

struktur pekerjaan, umur, jenis kelamin

b) Modal. Faktor modal meliputi aspek modal tetap, teknologi, bahan baku

c) Faktor metode (proses). Faktor metode meliputi tata ruang tugas, penanganan bahan

baku penolong dan mesin, perencanaan dan pengawasan produksi, pemeliharaan

melalui pencegahan, teknologi yang memakai, cara alternatif

Page 4: BAB II

d) Faktor produksi. Meliputi kuantitas, kualitas, ruangan produksi, struktur campuran,

spesialisasi produksi

e) Faktor lingkungan organisasi. Meliputi organisasi dan perencanaan, kebijaksanaan

personalia, sistem manajemen, gaya kepemimpinan, kondisi kerja, ukuran

perusahaan, iklim kerja, sistem intensif

f) Faktor lingkungan negara. Meliputi struktur sosial politik, struktur industri,

pengesahan, tujuan pengembangan jangka panjang dan lain-lain

g) Faktor lingkungan internasional. Meliputi kondisi perdagangan dunia,

masalahmasalah perdagangan internasional, kebijakan migrasi tenaga kerja

h) Umpan balik. Umpan balik menunjukkan bagaimana masyarakat menilai kuantitas dan

kualitas produksi berapa banyak uang yang harus dibayarkan untuk masukanmasukan

utamanya (tenaga kerja dan modal) dimana masyarakat menawarkan pada

perusahaan.

2.1.4. Peningkatan Produktivitas

Berdasarkan definisi produktivitas yang merupakan sebagai rasio output terhadap input,

maka dapat dilihat bahwa untuk peningkatan produktivitas, perlu dilakukan tindakan–tindakan

meningkatkan output dan/atau menurunkan input. Maka dapat dinyatakan produktivitas akan

naik bila :

1) Output mengalami kenaikan sedangkan input konstan.

2) Output konstan sedangkan input mengalami penurunan.

3) Output mengalami kenaikan sedangkan input mengalami penurunan.

4) Output mengalami kenaikan 2 kali lipat sedangkan input mengalami penurunan.

Page 5: BAB II

5) Output mengalami penurunan sedangkan input mengalami penurunan 2 kali lipat.

6) Output mengalami kenaikan 2 kali lipat sedangkan input mengalami kenaikan 1 kali lipat.

Perubahan tata letak mesin–mesin produksi merupakan salah satu contoh strategi

meningkatkan produktivitas pabrik dengan model pada point 6 yaitu meningkatkan input yang

tentunya akan menjadi layak jika kenaikan output yang diperoleh lebih besar dari kenaikan input

tersebut sesuai dengan formulasi produktivitas sebagai rasio output terhadapat input.

Menurut Kussriyanto dalam Nasution (2005), ”Peningkatan produktivitas pada dasarnya

dapat dikelompokkan dalam empat bentuk atau cara, yaitu sebagai berikut :

1) Pengurangan sedikit sumber daya untuk memperoleh jumlah produksi yang sama

2) Pengurangan sumber daya sekedarnya untuk memperoleh jumlah produksi yang

lebih besar

3) Penggunaan jumlah sumber daya yang sama untuk memperoleh jumlah produksi

yang lebih besar

4) Penggunaan jumlah sumber daya yang lebih besar untuk memperoleh jumlah

produksi yang jauh lebih besar lagi.

Menurut Ross dalam Nasution (2005), “Paling sedikit terdapat lima cara untuk

meningkatkan produktivitas perusahaan, yaitu sebagai berikut :

1) Menerapkan program reduksi biaya. Reduksi biaya berarti dalam menghasilkan

output dengan kuantitas yang sama menggunakan input dalam jumlah yang lebih

sedikit,

2) Mengelola pertumbuhan. Meningkatkan output dalam kualitas yang lebih besar

melalui peningkatan penggunaan input dalam kuantitas yang lebih kecil,

Page 6: BAB II

3) Bekerja lebih tangkas. Menggunakan input yang sama untuk meningkatkan output,

sehingga akan diperoleh biaya produksi per unit output yang rendah. Meningkatkan

arus perputaran inventori dan memperbaiki desain produk merupakan aktivitas nyata

dari jurus bekerja lebih tangkas,

4) Mengurangi aktivitas. Mengurangi aktivitas produksi serta menghilangkan atau

membuang aset yang tidak produktif,

5) Bekerja lebih efektif. Meningkatkan output tetapi mengurangi penggunaan input.

Caranya adalah dengan bekerja lebih efektif sehingga akan memperoleh output yang

lebih banyak dengan menggunakan input yang lebih sedikit”. Menurut Griffin

(2002) bahwa ”Sebuah perusahaan atau industri meningkatkan produktivitasnya

secara umum dapat dibagi kedalam dua katagori luas memperbaiki operasi dan

meningkatkan keterlibatan karyawan”.

2.2. Objective Matrix (OMAX)2

2.2.1. Definisi Objective Matrix (OMAX)

Objective Matrix (OMAX) adalah suatu sistem pengukuran produktivitas

parsial yang dikembangkan untuk memantau produktivitas di tiap bagian

perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan

bagian tersebut (objective).

Metode ini dikembangkan oleh James L. Riggs, PE., seorang professor

Departement Of Industrial Engineering Oregon State University pada tahun

1980-an di Amerika Serikat. Konsep pengukuran ini adalah menggabungkan

2 M. Kholil dan Yogi Yogaswara. 2009. Analisa Pengukuran Produktivitas Model Objective Matrix Pada Departemen Produksi Pabrik Furniture Garden PT Quartindo Sejati Furnitama

Page 7: BAB II

beberapa kriteria kinerja dalam sebuah matrix. Masing-masing indikator

kinerja memiliki bobot sesuai dengan tingkat kepentingan terhadap tujuan

produktifitas perusahaan secara keseluruhan. Hasil dari pengukuran kinerja

OMAX adalah nilai indeks kinerja tunggal.

Kebaikan model OMAX dalam pengukuran produktivitas perusahaan

antara lain :

1. Relatif sederhana dan mudah dipahami.

2. Mudah dilaksanakan dan tak memerlukan keahlian khusus.

3. Datanya mudah diperoleh.

4. Lebih fleksibel, tergantung pada masalah yang dihadapi.

Bentuk dan susunan dari pengukuran produktivitas model OMAX

berupa matrix, yang terdiri dari :

1. Kriteria Produktivitas.

Menyatakan kegiatan dan faktor-faktor yang akan diukur

produktivitasnya, dinyatakan dengan ratio dari rpoduktivitas yang diukur.

2. Performance / nilai pencapaian.

Setelah dilakukan pengukuran maka kita dapat mengetahui tingkat

produktivitas perusahaan tersebut. Hasilnya ini yang akan dicantumkan

pada baris performance untuk kriteria yang diukur.

3. Butir-butir matrix

Terdapat dalam badan matrix yang disusun oleh besaran-besaran

pencapaian mulai dari tingkat 0 (hasil yang terjelek) smpai dengan

Page 8: BAB II

tingkat 10 (hasil yang terbaik). Pengukuran dimulai dari tingkat normal

yaitu tingkat 3.

4. Skor (score)

Hasil dari pengukuran (performance) yang diubah ke dalam skor yang

sesuai.

5. Bobot (weight)

Setiap kriteria yang diukur mempunyai pengaruh yang berbeda-beda

terhadap tingkat produktivitas perusahaan. Kriteria yang akan diberi

bobot berdasarkan derajat kepentingannya. Total dari bobot bisa bernilai

100 atau 100% atau 1.

6. Nilai (value)

Nilai merupakan hasil perkalian dari skor pada kriteria tertentu dengan

bobot kriteria tersebut.

7. Performance Indicator

Merupakan jumlah nilai (6) dari semua kriteria pengukuran yang

dilakukan.

2.2.2.Perhitungan Produktivitas dengan OMAX3

1. Pendefinisian (Defining)

Pada bagian atas matrix terdapat kriteria produktivitas berupa

perbandingan yang merupakan unjuk kerja produktif dari suatu unit kerja

serta berpengaruh pada tingkat produktivitas. Satuan untuk tiap-tiap

kriteria ditentukan terlebih dahulu. Pemilihan kriteria tersebut selain 3Moses.2009. Model Produktivitas Omax

Page 9: BAB II

karena pengaruhnya juga sebagai faktor yang akan diteliti dan

dikembangkan.

2. Pengukuran (Quantifying)

Pada badan matrix ditunjukkan tingkat pencapaian unjuk kerja untuk

kriteria produktivitas. Tingkatan tersebut dibagi dalam sepuluh tingkat.

Nilai-nilai menunjukkan tingkat dimana matrix pengukuran dimulai. Jika

kurang dari hasil minimum yang dapat diterima dianggap nol. Jika kurang

dari hasil minimum yang dapat diterima, dinggap nol. Hasil dari

pengukuran untuk setiap unit kerja yang akan dikembangkan harus

disertakan dalam masukan yang dicatat pada baris nilai 0,3 dan 10.

Selanjutnya semua masukan yang lain merupakan hasil interpolasi dari

ketiga baris tersebut untuk masing-masing kriteria.

Kenaikan level 1 dan 2 dilakukan dengan cara interpolasi, yaitu :

Kenaikan level 4 sampai dengan 9 dilakukan dengan cara interpolasi,

yaitu:

3. Pencatatan (Monitoring)

Dasar dari matrix adalah perhitungan dari performance indikator

(indikasi unjuk kerja). Hasil perbandingan dari ooperasi yang berlangsung

ditempatkan di bagian atas matrix, kemudian disesuaikan dengan

Page 10: BAB II

tingkatan pada badan matrix, lalu dicatat dalam baris nilai setelah

diubah menurut nilai yang ada. Bila ada hasil perbandingan yang terletak

di antara 2 (dua) level, maka dipilih kemungkinan terjelek. Angka pada

baris bobot menunjukkan derajat kepentingan dari masing-masing

kriteria tersebut dikalikan dengan nilai atasnya lalu dicatat dalam baris

nilai x bobot (value), penjumlahan dari value ini adalah performance

indikator (penunjuk unjuk kerja) dari suatu periode tertentu.

Pembagian skala terdiri atas 3 (tiga) tingkat, yaitu :

1. Tingkat 0

Merupakan tingkat rasio terendah yang dicatat pada akhir periode.

Dengan kata lain merupakan hasil terjelek atau kemungkinan hasil

terjelek yang dicapai tiap kriteria pada periode tersebut.

2. Tingkat 3

Adalah hasil-hasil yang ingin dicapai dalam kondisi normal selama proses

pengukuran berlangsung.

3. Tingkat 10

Berisi perkiraan realistis hasil terbaik yang mungkin dapat dicapai oleh

perusahaan dalam suatu kurun waaktu tertentu atau dalam suatu periode

tertentu.Model ini berupa matrix, sebuah tabel yang butir-butirnya

disusun menurut kolom dan baris sehingga dapat dibaca dari atas ke

Page 11: BAB II

bawah dan dari kiri kekanan. Sebagaimana yang terlihat pada gambar

dibawah ini :

Gambar 2.1. Matriks Struktur OMAX

2.2.3. Perhitungan Indeks Produktivitas

Setelah diperoleh nilai indikator pencapaian pada tiap bulan selama periode pengukuran,

selanjutnya nilai-nilai indikator pencapaian tersebut digunakan untuk menghitung indeks

produktivitas perusahaan setiap bulan selama periode pengukuran.

Page 12: BAB II

Hasil perhitungan indeks produktivitas setiap periode menggambarkan penurunan

ataupun peningkatan dari produktivitas perusahaan. Adapun tujuan dari perhitungan indeks

produktivitas adalah sebagai alat untuk menganalisa perubahan produktivitas perusahaan.

Rumus indeks produktivitas perusahaan adalah sebagai berikut:

Indeks Produktivitas =

dimana:

IPi = Nilai indikator pencapaian di satu periode

IPi-1 = Nilai indikator pencapaian awal

Contoh perhitungan indeks produktivitas untuk bagian produksi pada Bulan Februari 2010

adalah sebagai berikut:

Indeks Produktivitas Februari 2010 = = -23,84%