bab ii tinjauan pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1 hakikat...
TRANSCRIPT
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA SD
Howard L. Kingskey dalam Ahmad Susanto (2013:3) mengatakan,
learning is the process by which behavior (in the broader sence) is originated or
changed through practice or training (belajar adalah proses dimana tingkah laku
(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan). Pendapat
ini sejalan dengan James O. Whitaker (dalam Djamarah, 2000:12) yang
berpendapat bahwa “belajar yaitu proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui latihan dan pengalaman”. Pendapat ini sejalan dengan pendapat
belajar menurut Gagne (1989) dalam Ahmad Susanto (2013:1), yang mengatakan
“belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilaku sebagai akibat pengalaman”.
Belajar diperlukan untuk mampu berubah menjadi lebih baik,setiap proses
harus dilakukan dengan maksimal. Setiap orang yang ingin berubah dan
berkembang serta meningkatkan kemampuannya juga harus belajar. Dalam
kegiatan belajar diperlukan sebuah hubungan timbal balik antara manusia dengan
manusia itu sendiri ataupun dengan lingkungan. Seperti yang dikemukakan oleh
Burton dalam Ahmad Susanto (2013:3) bahwa “belajar merupakan suatu
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu
dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka dapat
berinteraksi dengan lingkungannya”. Pendapat lain tentang belajar yaitu
dikemukakan oleh Woolfolk dan Nicolish (1980) dalam Hosnan (2014:3) yang
mengatakan bahwa “belajar adalah perubahan tingkah laku yang ada dalam diri
seseorang sebagai hasil dari pengalaman”.
Dalam buku “Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran
abad 21” yang ditulis oleh Hosnan menyimpulkan bahwa:
“belajar pada hakikatnya suatu proses interaksi terhadap semua situasi
yang ada di sekitar individu siswa. Belajar dapat dipandang sebagai proes
8
yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dan proses berbuat melalui
berbagai pengalaman yang diciptakan guru”.
Pernyataan ini didukung oleh Sudjana (1989:28) dalam Hosnan (2014:8)
belajar juga merupakan proses melihat,mengamati,dan memahami sesuatu. Sama
seperti pendapat Geoorge Kaluger (1984:4) dalam Hosnan (2014:3) memberi
pengertianbahwa “belajar adalah proses membangun pemahaman atau pemaknaan
terhadap informasi dan atau pengalaman siswa”. Menurut M. Hosnan (2014:5)
dalam bukunya yang berjudul Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam
Pembelajaran Abad 21 mengemukakan “berbagai aktivitas belajar dilakukan dan
diarahkan untuk mencapai tujuan tujuan yang diharapkan, jadi hakikat belajar
adalah kegiatan yang selalu melibatkan tiga hal pertama adanya perubahan
tingkah laku, setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa
sekarang maupun masa mendatang. Kedua sifat perubahan relatif permanen.,
perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan
menjadi bagian yang melekat dalam dirinya dan yang terakhir perubahan yang
terjadi bersifat aktif. Perubahan disebabkan oleh interaksi dengan lingkungan
bukan oleh proses kedewasaan atau perubahan kondisi fidik yang temporer
sifatnya”.
Dari beberapa pendapat ahli tentang pengertian belajar maka peneliti
menyimpulkan bahwa belajar merupakan proses yang dialami oleh setiap
individu, yang dilakukan secara sadar diakibatkan dari interaksi dengan individu
lain maupun lingkungan yang menimbulkan sebuah pengalaman sehingga
berakibat pada perubahan tingkah laku yang permaanen atau bertahan lama dalam
diri individu.
Dalam proses pendidikan pembelajaran merupakan aktivitas yang utama,
karena dalam aktivitas pembelajaran siswa diajak untuk belajar. Hamalik
(2003:30) mengatakan bahwa “pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Pembelajaran
9
merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar (Achajar Chalil). Menurut Undang Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pembelajaran diartikan sebagai proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Kemudian Sudjana (2004:28) dalam Hosnan (2014:18) mengemukakan
tentang pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan
disengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua
pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar )
yang melakukan kegiatan membelajarkan. Berdasarkan beberapa pendapat
mengenai pembelajaran menurut para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran suatu upaya yang disengaja agar terjadi kegiatan belajar antara
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar serta didukung oleh fasilitas
dengan menggunakan prosedur tertentu untuk mencapai tujuan dari kegiatan
pembelajaran.
Laksmi Prihantoro dkk (1986) dalam , Trianto (2014:137).menyebutkan
hakikat IPA merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi . Sebagai produk IPA
merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep.
Sebagai suatu proses , IPA merupakan suatu proses yang dipergunakan untuk
mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains,
dan sebagai aplikasi, teori IPA akan memberi kemudahan bagi kehidupan. Latar
belakang pembelajaran Ilmu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang tercantum dalam
Permendiknas No 22 Tahun 2006 menyebutkan bahwa:
“IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis....Pendididkan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar ,serta
prospek pengembangan lebih lanjut dan menerapkan didalam kehidupan
sehar-hari….”
Berdasarkan dari latar belakang yang tercantum dalam Permendiknas, maka
pembelajaran IPA mempunyai pengaruh penting dalam kehidupan sehari-hari
manusia, karena dengan adanya pembelajaran IPA manusia termotivasi untuk
mempelajari alam sekitar sehingga dapat mengembangkan suatu baru untuk
meningkatkan kualitas hidup. Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang
10
penting dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan melalui
pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasi. Penerapan IPA perlu
dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungannya.
2.1.2 Tujuan Pembelajaran IPA
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar menurut
Kurikulum KTSP Standar Isi Tahun 2006, bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha berdasarkan
keberadaan, keindahandan keteraturan alam ciptaan-Nya Mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
b. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,teknologi dan
masyarakat
c. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar
,memecahkan masalah dan membuat keputusan
d. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
e. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan
f. Memperoleh bekal pengetahuan,konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS
2.1.3 Ruang Lingkup Bahan Kajian IPA SD/MI
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI dalam Permendiknana No
22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi,meliputi aspek-aspek yang sesuai dengan
kehidupan sehari-hari. Ruang lingkup tersebut yaitu:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b. Benda /materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair,padat dan gas.
11
c. Energi dan perubahannya meliputi:gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik,cahaya,dan pesawat sederhana.
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.
2.1.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas III Semester II
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas III Semester II
Ilmu Pengetahuan Alam
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Energi dan
Perubahannnya
4. Memahami berbagai
cara gerak benda,
hubungannya dengan
energy dan sumber
energi
4.1 Menyimpulkan hsil pengamatan bahwa gerak
benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran
4.2 Mendeskripsikan hasil pengamatan tentang
pengaruh energi panas, gerak,getaran dalam
kehidupan sehari-hari
4.3 Mengidentifikasi sumber energi dan kegunaannya
5. Menerapkan konsep
energi gerak
5.1 Membuat kincir angin untuk menunjukkan bentuk
energi angina dapat diubah menjadi wenergi gerak
5.2 Menerapkan cara menghemat energi dalam
kehidupan sehari-hari
Bumi dan Alam Semesta
6. Memahami
kenampakan
permukaan bumi,
cuacadan
pengaruhnya bagi
manusia, serta
hubungannya dengan
cara manusia
memelihara dan
melestarikan alam
6.1 Mendeskripsikan kenampakan permukaan bumi di
lingkungan sekitar
6.2 Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan
cuaca
6.3 Mendeskripsikan pengaruh cuaca bagi kegiatan
manusia
6.4 mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara
dan melestarikan alam di lingkunga sekitar
Sumber: Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Pada tabel 2.1.4 telah disebutkan standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang harus dicapai di kelas III semester II. Dari beberapa standar
kompetensi dasar, peneliti menggunakan kompetensi dasar 6.4 mengidentifikasi
cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkunga sekitar.
12
2.1.5 Model Pembelajaran
Keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran juga dipengaruhi oleh model
pembelajaran. Sebagai seorang guru diharapkan dapat memilih dan menentukan
model pembelajaran dengan tepat sehingga tujuan dari pembelajaran akan
tercapai. Menurut Hosnan (2014:181) mengemukakan model pembelajaran yaitu:
“sebuah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan strategi dan aktivitas prinsip
pembelajaran/paradigm belajar dari pola lama bergeser menuju ke pola baru”
Sependapat dengan Soekamto (dalam Nurulwati, 2000:10) mengemukakan
maksud dari model pembelajaran adalah:
“kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar ”
Berdasarkan dari pengertian model pembelajaran menurut Hosnan
(2014:181) dan Soekamto (dalam Nurulwati, 2000: 10) , maka dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran suatu kerangka yang digunakan untuk
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran dan sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar untuk merencanakan suatu kegiatan belajar.
2.1.6. Model Pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran Picture and Picture merupakan model pembelajaran
yang dalam kegiatan pembelajarannnya menggunakan gambar sebagai media
pembelajaran. Menurut Ariz Shimin (2014:122) pada buku yang berjudul “68
Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013” yang mengungkapkan
bahwa model Pembelajaraan Picture and Picturemerupakan model pembelajaran
menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis.
Zainal Aqib (2013:18) Model pembelajaran Picture and Picture merupakan
13
model pembelajaran yang didasarkakan atas contoh, akan tetapi contoh pada
metode pembelajaran Picture and Picture ditekankan pada gambar. Sejalan
dengan pendapat Suprijono (2009) yang menyatakan bahwa model pembelajaran
Picture and Picture yang menggunakan gambar sebagai media pembelajran. Jadi
model pembelajaran Picture and Picture merupakan model pembelajaran yang
menggunakan gambar sebagai media utama dalam kegiatn pembelajaran,
menuntut siswa untuk melakukan kegiatan analisis.
2.1.7 Sintak /Langkah-langkah Model pembelajaran Picture and Picture
Menurut Miftahul Huda (2013:236) menyatakan sintak atau langkah-
langkah model pembelajaran Picture and Picture:
a. Guru menyampaikan kompetensi dasar mata pelajaran yang bersangkutan.
Dengan demikian siswa dapat mengukur sejauh mana kompetensi yang harus
mereka kuasai .
b. Pesentasi materi , pada tahap penyajian materi telah menciptakan momentum
awal pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran dimulai dari tahap ini .
Pada tahap inilah guru harus berhasil memberi motivasi pada beberapa siswa
yang kemungkinan masih belum siap.
c. Penyajian gambar, pada tahap ini guru menyajikan gambar dan mengajak
siswa untuk terkibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati
setiap gambar yang ditunjukkan.
d. Pemasangan gambar, guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian
untuk memasang gambar-gambar secara berurutan dan logis.
e. Penjajakan, penjajakan dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan kepada siswa
mengenai alasan/dasar pemikiran dibalik urutan gambar yang disusun
f. Penyajian Kompetensi, berdasarkan komentar atau penjelasan atau urutan
gambar-gambar guru dapat menjelaskan lebih lanjut sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai.
g. Penutup, di dalam kegiatan akhir pembelajaran guru dan siswa berefleksi
mengenai apa yang tekah dicapai dan dilakukan. Hal ini bertujuan untuk
memperkuat materi dan kompetensi dalam ingatan siswa.
14
Pembelajaran melalui penyusunan gambar dan analisis gambar akan
menciptakan kondisi siswa yang aktif dan mampu menemukan konsep sendiri
melalui pembelajaran yang bermakna. Sedangkan sintak atau langkah-langkah
kegiatan pembelajaran mosde Picture and Picture menurut Aris Shoimin
(2014:122) berpendapat bahwa langkah-langkah model pembelajaran Picture and
Picture yaitu sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
Penyampaian kompetensi yang akan dicapai bertujuan agar siswa mengukur
sejauh mana materi yang harus dikuasai.
b. Menyajikan materi sebagai pengantar
Pada tahap ini guru memberikan momentum permulaaan kegiatan
pembelajaran.
c. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan sesuai
dengan materi .
Ketika guru menunjukkan gambar-gambar yang sesuai dengan materi, guru
meminta siswa secara aktif untuk menganalisis gambar.
d. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian untuk memasang
atau mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis.
Pada langkah ini guru harus memberikan motivasi kepada siswa karena
penunjukkan secra langsung kadang kurang efektif dan membuat siswa merasa
dihukum.
e. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
Setelah menanyakan alasan pada siswa, guru mengajak siswa untuk
mencantumkan rumus tinggi jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indikator
yang akan dicapai.
f. Dari alasan urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep atau
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Dalam proses diskusi dan analisis gambar, guru harus memberikan penekanan
pada kompetensi yang ingin docapai dengan meminta siswa lain untuk
mengulangi, menuliskan, atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui
15
bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah
ditetapkan.
g. Kesimpulan dan rangkuman kegiatan pembelajaran dilakukan oleh siswa, guru
membantu dalam proses menyimpulkan kegiatan pembelajaran.
Dalam sintak model pembelajraran Picture and Picture menurut Aris
Shohimin (2014:122) guru harus mampu memberikan penekanan-penekanan pada
kompetensi dasar yang harus dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Pendapat lain
mengenai sintak atau langkah-langkah kegiatan pembelajaran menggunakan
model Pembelajaran Picture and Picture dikemukakan oleh Hosnan (2014:256),
sintak model pembelajaran Picture and Picture sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
b. Menyajikan materi sebagai pengantar
c. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan
dengan materi
d. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
e. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut
f. Dari alasan atau urutan gambar guru mulai menambahkan konsep /materi
sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
g. Kesimpulan atau rangkuman
2.1.8 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Picture and Picture
Menggunakan model pembelajaran Picture and Picture dalam kegiatan
pembelajaran memudahkan siswa untuk memahami apa yang dimaksudkan oleh
guru ketika menyampaikan materi pembelajaran. Karena menggunakan gambar
sebagai alat menarik perhatian siswa makan siswa cepat tanggap atas materi yang
disampaikan . Pada gambar yang disampaikan tercantum keterangan sehingga
siswa dapt membaca satu persatu sesuai dengan petunjuk yang ada pada gambar-
gambar yang diberikan. Penggunaan gambar dan dengan pembelajran akif siswa
lebih berkonsentrasi dan merasa asyik karena tugas yang diberikan guru berkaitan
dengan permainan seari-hari, yakini bermain gambar. Dalam pembelajaran
16
terdapat kompetisi antra kelompok dalam penyusunan gambar yang telah
dipersiapkan oleh guru sehingga suasana terasa hidup. Karena siswa melakukan
kegiatan pembelajaran yang bermakna dan berbantu pada gambar siswa lebih kuat
mengingat konsep-konsep atau bacaan yang ada pada gambar (Aris Shohimin
2014:126).
Selain kelebihan model pembelajaran Picture and Picture juga memiliki
kekurangan karena membutuhkan waktu yang banyak, dimulai dari siswa harus
mengurutkan gambar lalu melakukan kegaatan diskusi. Kegiatan diskusi baik
digunakan ketika siswa mampu aktif dalam kegiatan pembelajaran akan tetapi
akan kurang efektif apabila terdapat siswa yang pasif. Dalam mempersiapkan alat
dan bahan dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Picture and Picture cukup banyak. Guru yang tidak mampu menguasai kelas
dengan baik akan sedikit kerepotan menggunakan model pembelajaan Picture and
Picture karena dikhawatirkan akan terjadi kekacauan di kelas dan menyebabkan
tujuan pembelajaran tidak tercapai. Selain daripada kekurangan dalam
pelaksanaannya, biaya yang dibutukanpun tidak sedikit.
2.1.9 Model Pembelajaran Examples Non Examples
Menurut Komalasari (2010:61) menyatakan model pembelajaran
Examples Non Examples merupakan model pembelajaran yang membelajarkan
murid terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya melalui analisis contoh-
contoh berupa gambar-gambar, dan kasus yang bermuatan masalah. Murid
diarahkan untuk mengidentifikasi masalah, mencari alternatif pemecahan masalah,
dan menentukan cara pemecahan masalah yang paling efektif serta melakukan
tindak lanjut. Sedangkan menurut Jumanta Hamdayama (2014:97)
mengemukakan bahwa model pembelajaran Examples Non Examples, merupakan
model pembelajaran yang dalam kegiatan belajar mengajarkan pada siswa untuk
mengerti dan melakukan analisis pada suatu konsep.
Pendapat lain dikemukakan oleh Hamzah (2005:113) model pembelajaran
Examples Non Examples merupakan model pembelajaran yang menekankan pada
Examples yaitu memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh
17
mengenai materi yang sedang dibahas, sedangkan Non examples memberikan
gambaran akan sesuatu yang bukan mengenai materi. Perhatian siswa terhadap
Examples dan Non Examples diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk
menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada. Jadi model
pembelajaran Examples Non Examples merupakan model pembelajaran yang
membelajarkan murid terhadap permasalahan disekitar melalui gambar dan
melakukan kegiatan analisis pada suatu konsep.
Pembelajaran menggunakan model Examples Non Examples merupakan
pembelajaran yang menggunakan media . Media gambar merupakan salah satu
alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang dapat membantu
mendorong siswa lebih melatih diri dalam mengembangkan pola pikirnya.
Melalui media gambar diharapkan dalam pembelajaran dapat bermanfaat secra
fungsional. Pengunaan model pembelajaran Examples Non Examples menekankan
pada analisis siswa, (Hamdayama 2014). Menurut Buehl (1996), strategi
Examples Non Examples melibatkan siswa untuk menggunakan sebuah contoh
untuk memperluas pemahaman sebuah konsep dengan lebih mendalam dan lebih
kompleks dan melakukan proses discovery (penemuan) yang mendorong
membangun konsep secara progresif melalui pengalaman langsung terhadap
contoh-contoh yang mereka pelajari. Setelah itu siswa diminta untuk
mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian
non-example yang mungkin masih memiliki karakteristik konsep yang telah
dipaparkan pada bagian example.
2.1.10 Sintak/Langkah-langkah Model Pebelajaran Examples Non Examples
Sintak/langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Examples Non Examples menurut Slavin (1994), yaitu sebagai berikut:
a. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Guru menempelkan gambar di papan tulis atau ditayangkan melalui OHP atau
LCD
c. Guru memberikan petunjuk dan kesempatan kepada siswa untuk
memperhatikan atau menganalisis gambar
18
d. Melalui diskusi kelompok 4-5 orang siswa hasil diskusi dari analisis gambar
tersebut dicatat pada kertas siswa
e. Tiap kelompok diberikan kesempatan memberikan hasil diskusinya
f. Mulai dari komentar /hasil diskusi siswa, guru menjelaskan materi sesua
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
Agus Suprijono (2009:125) mengemukakan mengenai langkah-langkah
model pembelajaran Examples Non Examples, diantaranya berikut ini:
a. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar yang relevan dengan
materi yang dibahas sesuai dngan kompetensi dasar
b. Guru menempelkan gambar di papan atau menggnakan LCD. Pada tahap ini
guru juga dpat meminta bantuan siswa untuk mempersiapkan gambar yang
telah dibuat sekaligus melakukan pembentukan kelompok siswa.
c. Guru meminta peserta didik unruk menganalisis gambar.
d. Melalui kegiatan diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik hasil diskusi dari
analisis gambar terseburt dicatat pada kertas. Kertas yang digunakan
sebaiknya disediakan oleh guru.
e. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya . Siswa
dilatih untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melaui perwakilan kelompok
masing-masing
f. Mulai dari komentar / hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan
materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Setelah memahami hasil dari analisis
yang dilakukan siswa, maka guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
g. Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Menurut Aris Shoimin (2014:74) menjelaskan mengenai modifikasi
langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran Examples Non
Examples sebagai berikut:
a. Guru nenulis topik pembelajaran
b. Guru menulis tujuan pembelajaran
19
c. Guru membagi peserta didik dalam kelompok (masing-masing kelompok
beranggotakan 6-7 orang)
d. Guru menempelkan gambar di papan tulis atau menayangkan melalui LCD
atau OHP
e. Guru meminta kepada masing-masing krlompok untuk membuat rangkuman
tentang macam-macam gambar yang ditunjukkan oeh guru melalui LCD
f. Guru meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil rangkumannya,
sementara keompok lain sebagai penyangga dan penanya.
g. Peserta didik melakukan diskusi
h. Guru memberikan penguatan pada hasil diskusi
2.1.11 Kelebihan dan Kelemahan Menggunakan Model Pembelajaran
Examples Non Examples
Setiap model pembelajaran dalam penggunaannya memiliki kelebihan,
kekurangan dan keuntungan. Menurut Hamdayama (2014:100) menyimpulkan
kelebihan, kekurangan, dan keuntungan menggunakan model pembelajaran
Examples Non Examples dalam kegiatan pembelajaran. Kelebihan menggunakan
model pembelajaran Examples Non Examples dalam kegiatan pembelajaran yaitu
menumbuhkan cara berfikir kritis siswa ketika menganalisa gambar. Siswa
memahami aplikasi dari materi melalui gambar. Model pembelajaran examples
non examples memberikan peluang pada siswa untuk berpendapat dalam kegiatan
berdiskusi dengan kelompok.
Model pembelajaran Examples Non Examples dalam kegiatan
pembelajarannya membutuhkan waktu yang cukup lama dan tidak semua materi
dapat disajikan dalam bentuk gambar. Sehingga model pembelajaran ini hanya
dapat diterapkan pada pelajaran tertentu. Selain kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran Examples Non Examples juga terdapat keuntungan menggunakan
model pembelajaran ini. Siswa akan lebih mudah memahami materi yang
diajarkan karena siswa berangkatdari satu devinisi yang selanjutnya digunakan
untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih
kompleks. Dalam kegiatan pembelajaran siswa terlibat dalam kegiatan discovery
20
(penemuan) yang mendorong siswa menggabungkan konsep secara progresif
lewat pengalaman dari Examples Non Examples. Dalam penyampaian materi
siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari
suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian Non-Examples yang
dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suau karakter dari
konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.
2.1.12 Hasil Belajar
a. Hasil Belajar IPA
Untuk melihat sampai mana ketercapaian suatu pembelajaran dilihat dari
hasil belajar siswa dengan melakukan pengukuran terhadap hasil belajar.
Pengukuran hasil belajra tidak hanya sebatas pada aspek kognitif siswa tetap juga
terhadap aspek aktif dan psikomotorik.
Hasil belajar menurut Nawawi dalam K Brahim (2007:39) menyatakan
bahwa “hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu”. Dari
pendapat Nawawi dalam K Braim (2007:39) mengenai hasil belajar dapat
diuraikan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai ukuran keberhasilan siswa
dalam kegiatan pembelajaran yang dapat diperoleh melalui tes. Untuk mengetahui
hasil belajar siswa guru harus melakukan penilaian (assessment). Penilaian hasil
pembelajar merupakan komponen yang penting. Menurut Djemari mardapi (2008)
menyatakan bahwa “kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilaiannnya”.
Untuk mengetahuai keberhaslian suatu pembelajaran maka perlu dilakukan
pengukuran assessment dan evaluasi. Pengukuran (measurement) menurut Ebel
dan Frisbie (1986) dinyatakan sebagai penetapan angka terhadap individu atau
karakteristiknya menurut ukuran tertentu. Sedangkan Mansyur, dkk (2009),
mengartikan “pengukuran sebagai proses pemberian angka kepada suatu atribut
atau karakteristik tertentu yang dimilik iorang, hal, atau objek tertentu menurut
aturan atau formulasi yang jelas”. Dari pengertian pengukuran, dapat disimpulkan
21
bahwa pengukuran merupakan pemberian label angka. Untuk menghasilkan angka
(yang merupakan hasil pengukuran) maka diperlukan alat ukur.
Perbedaan hasil belajar IPA dengan model Picture and Picture dan
Examples Non Examples dapat dilihat dari hasil belajar IPA siswa. Pengukuran
hasil belajar diperoleh dengan menggunakan teknis tes berupa tes sumatif dalam
bentuk tes pilihan ganda.
2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dilaksanakan tidak terlepas dari penelitian-penelitian
terdahulu. Penelitian dilakukan dengan menggunakan variabel bebas model
pembelajaran Picture and Picture. Penelitian yang dilakukan oleh Ni.Md.
Kurniat, Dw. Nym. Sudana, Ni Nym.Garminah (2012) yang berjudul “Pengaruh
Metode Picture and Picture Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD
Semester Genap Di Gugus 1 Kecamatan Buleleng”. Penelitian Ini berhasil
membuktikan bahwa metode Picture and Picture mempengaruhi hasil belajar
siswa kelas IV di Gugus I Kecamatan Buleleng dibuktikan dengan hasil belajar
pada kelas eksperimen lebih tinggi dindingkan dengan kelas kontrol. Penenelitian
yang dilakukan Erwin Widya Paradana (2013) “Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and PictureTerhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Pelajaran IPA Kelas v Semester II SD Regunung 01”. Penelitian yag
dilakukan berhasil membuktikan bahwa model pmbelajaran Picture and
Picturememiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa yaitu terjadinya
peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen.
Penelitian model Pembelajaran Examples Non Examples juga memiliki
efektifitas dalam penggunaannya pada pembelajaran IPA SD. Hal ini dibuktikan
dengan penlitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang menjadikan
penelitiannya menjadi penelitian yang relevan. Penelitian dilakukan oleh Nyi
Nyoman Purna Dewi, I Gst. Agung Oka Negara, dan Nengah Suadyana (2014),
yang berjudul “Model Pembelajran Examples Non Examples Berbasis Lingkungan
Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Gugus
Kapten Java”. Hasil dari penelitian yaitu adanya perbedaan antara kelas kontrol
22
dan kelas eksperimen. Berdasarkan hasil analisis data sebsar 74.75dan kelompok
kontol diperoleh rata-rata 70.50. Penelitian lain dilakukan oleh Sri Utami (2014)
yang berjudul “Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Example Non
Example Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA
Kelas IV Sekolah Dasar”. Hasil dari penelitian ini setelah diberikan perlakuan
terjadi peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa serta penguasaan konsep.
Penelitan model pembelajaran Examples Non Examples .juga dilakukuan Km.
Wardika, Md. Sulastri dan Kt. Dibia tahun 2014 “Pengaruh Model Examples Non
Examples Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Di Gugus III Kecamatan
Tampak Siring”. Hasil dari penelitian di Gugus III Kecamatan Tampaksiring
terdapat perbedaan hasil belajar. Kelas yang diajarkan menggunakan model
pembelajaran Examples Non Examples mendapatkan hasil atau nilai yang lebih
tinggi. Dari beberapa penelitian yang dilakukan berhasil membuktikan bahwa
model pembelajaran Examples Non Examples memiliki efektifitas dan efektif
digunakan dalam pembelajaran IPA Sekolah Dasar.
2.3 Kerangka Pikir
Pembelajaran IPA menuntut siswa untuk dapat menemukan sendiri
pengetahuannya, sehingga dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui pengalaman belajar siswa mendapatkan pengetahuan. Siswa juga
membutuhkan teknik belajar dalam kegiatan pembelajaran sehingga mampu
mengusai konsep dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dengan memperhatikan
perkembangan siswa pada kelas rendah yang masih senang bermain daan belum
mampu mengkontruksikan pengetahuan yang tidak nyata. Maka penerapan model
pembelajaran Picture and Picture dengan Examples Non Examples diharapkan
dapat menjadikan siswa mudah memperoleh informasi dan menganalisis suatu
informasi sehingga dapat menemukan pengetahuannya secara mandiri dan mampu
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan mampu bekerja secara berkelompok
dengan baik. Pada Model pembelajran Picture and Picture dan Examples Non
Examples memiliki kesamaan yaitu penggunaaan gambar pada pembelajran. Pada
model pembelajaran Examples Non Examples Lebih menekankan pada analisis
23
gambar yang juga sebagai informasi sedangkan model pembelajaran Picture and
Picture menekankan pada kemampuan siswa mengurutkan dan mengelompokkan
gambar secara logis sesuai dengan materi pembelajaran dan menganalisis urutan
tersebut.
Model pembelajaran Picture and Picture mempunyai beberapa
sintak/langkah-langkah pembelajaran yang diharapkan memiliki pengaruh dalam
pembelajaran IPA . Uraian sintak model pembelajaran Picture and Picture yaitu
pada tahap pertama guru menampilkan gambar sesuai dengan materi, tahapan
kedua setelah siswa mengamati gambar dan guru menyampaikan materi siswa
secara berkelompok diminta untuk mengurutkan gambar atau mengelompokkan
gambar. Tahap ketiga guru meminta siswa memberikan alasan mengenai urutan
gambar yang dibuat. Tahap terakhir siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan
pembelajaran.
. Model pembelajaran Examples Non Examples mempunyai beberapa
sintak/langkah-langkah pembelajaran yang pada akhirnya diharapkan dapat
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar IPA yang dapat disimpulkan pada
tahapan awal guru menampilkan gambar yang berbasis masalah yang sesuai
dengan materi. Tahapan kedua analisis gambar, pada tahap ini siswa diminta
menganalisis gambar sesuai dengan pengetahuan siswa. Siswa diberikan
kesempatan untuk berpendapat mengenai gambar. Pada tahap terakhir berupa
kesimpulan pembelajaran. Pembelajaran dengan melibatkan siswa mampu
membuat siswa memahami konsep sehingga siswa tidak akan mudah lupa,karena
konsep ditemukan oleh siswa sendiri bukan hanya menggunakan sistem transfer
dari guru ke siswa. Berdasarkan sintak model pembelajaran Picture and Picture
dan Examples Non Examples diharapkan siswa memiliki semangat secara mandiri
untuk menganalisis suatu masalah ataupun informasi dan melakukan pemecahan
masalah yang ada serta menemukan konsep secara mandiri
Berikut ini gambar bagan kerangka berfikir penggunaan model
pembelajaran Picture and Picture dan model pembelajtran Examples Non
Examples
24
Sintak / Langkah-langkah Picture and Picture dapat dilihat pada gambar
2.2, sebagai berikut:
Gambar 2.2 Sintak/Langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran
Picture and Picture
(kelompok eksperimen)
Model Pembelajaran
Examples Non Examples
( kelompok kontrol)
Hasil belaja IPA
Gambar 2.1 : Alur Kerangka Pikir
Menyampaikan materi
menggunakan gambar
Pengamatan gambar
Pemanfaatan media
Menemukan konsep
Diskusi
Menyimpulkan
Refleksi
Minat siswa
Kritis
Rasa Ingin Tahu,
Keberanian
Kritis
Kerjasama
Komunikatif
Mandiri
Hasil
Belajar
Siswa
25
Sintak / Langkah-langkah Examples Non Examples dapat dilihat pada
gambar 2.3, berilut ini:
Gambar 2.3 Sintak / Langkah-langkah model pembelajaran Examples Non
Examples
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir di atas maka dirumuskan suatu hipotesis sebagai
berikut :
: Tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan pada mata pelajaran IPA
kelas III dalam penerapan model pembelajaran Picture and Picturedan
Examples Non Examples
: Ada perbedaan hasil belajar yang signifikan pada mata pelajaran IPA kelas
III dalam penerapan model pembelajaran Picture and Picturedan Examples
Non Examples
Pengamatan gambar
Menganalisis gambar
Diskusi kelompok,pemecahan
masalah
Membandingkan dan
mendiskusikan jawaban
Menyimpulkan hasil diskusi
Minat siswa
Rasa Ingin Tahu
Kritis
Tanggung jawab,
kerjasama
Mandiri, Komunikatif
Hasil
Belajar
Siswa
Mempresentasikan Berani Komunikatif