biosintesis nanopartikel perak menggunakan ekstrak …

8
1 BIOSINTESIS NANOPARTIKEL PERAK MENGGUNAKAN EKSTRAK AIR RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale) DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI Eka Marissa Putri 1 , Yuli Haryani 2 , Ganis Fia Kartika 3 1 Mahasiswa Program S1 Kimia FMIPA-Universitas Riau 2 Bidang Biokimia Jurusan Kimia FMIPA-Universitas Riau 3 Bidang Kimia Analitik Jurusan Kimia FMIPA-Universitas Riau Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia [email protected] ABSTRACT The study aims to biosynthesis of silver nanoparticles using extract of Zingiber officinale rhizome. This methode was performed by reducing AgNO 3 at room temperature in 45 hours with secondary metabolites of extract rhizomes. The formation of silver nanoparticles was confirmed by doing characterization using UV-Vis spectrophotometer. The silver nanoparticles can be observed at 402, 404, 412, 411, 417 and 419 nm from the UVvis spectrum for ratio 1:1; 1:3; 1:4; 1:5; 1:10 and 1:20 (exract: AgNO 3 ). Antibacterial activity was performed against Staphylococcus epidermidis and Pseudomonas aeruginosa. The results showed that silver nanoparticles was actively inhibit the growth of Staphylococcus epidermidis. Silver nanoparticles solutions was more active in inhibiting the growth of bacteria tested than aqueous extract of Zingiber officinale and Alpinia galanga. Keywords: Antibacterial activity, Biosynthesis, Extract Zingiber officinale rhizome, Silver nanoparticles. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melakukan biosintesis nanopartikel perak menggunakan ekstrak rimpang Zingiber officinale. Metode ini dilakukan dengan mereduksi AgNO 3 oleh metabolit sekunder ekstrak pada suhu ruang dan diamati selama 45 jam. Pembentukan nanopartikel perak dikonfirmasi berdasarkan karakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Nanopartikel perak memiliki spektrum UV-Vis berturut-turut adalah pada panjang gelombang 402, 404, 412, 411, 417 dan 419 nm untuk rasio 1:1; 1:3; 1:4; 1:5; 1:10 dan 1:20 (ekstrak: AgNO 3 ). Uji aktivitas antibakteri dilakukan terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa nanopartikel perak aktif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis. Aktivitas antibakteri nanopartikel perak lebih aktif menghambat pertumbuhan bakteri dibandingkan dengan ekstrak air rimpang jahe merah. Kata kunci: Aktivitas antibakteri, Biosintesis, Ekstrak rimpang Zingiber officinale, Nanopartikel perak.

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BIOSINTESIS NANOPARTIKEL PERAK MENGGUNAKAN EKSTRAK …

1

BIOSINTESIS NANOPARTIKEL PERAK MENGGUNAKAN

EKSTRAK AIR RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale)

DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI

Eka Marissa Putri1, Yuli Haryani

2, Ganis Fia Kartika

3

1Mahasiswa Program S1 Kimia FMIPA-Universitas Riau

2Bidang Biokimia Jurusan Kimia FMIPA-Universitas Riau

3Bidang Kimia Analitik Jurusan Kimia FMIPA-Universitas Riau

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau

Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

[email protected]

ABSTRACT

The study aims to biosynthesis of silver nanoparticles using extract of Zingiber officinale

rhizome. This methode was performed by reducing AgNO3 at room temperature in 45 hours

with secondary metabolites of extract rhizomes. The formation of silver nanoparticles was

confirmed by doing characterization using UV-Vis spectrophotometer. The silver

nanoparticles can be observed at 402, 404, 412, 411, 417 and 419 nm from the UV–vis

spectrum for ratio 1:1; 1:3; 1:4; 1:5; 1:10 and 1:20 (exract: AgNO3). Antibacterial activity

was performed against Staphylococcus epidermidis and Pseudomonas aeruginosa. The

results showed that silver nanoparticles was actively inhibit the growth of Staphylococcus

epidermidis. Silver nanoparticles solutions was more active in inhibiting the growth of

bacteria tested than aqueous extract of Zingiber officinale and Alpinia galanga.

Keywords: Antibacterial activity, Biosynthesis, Extract Zingiber officinale rhizome, Silver

nanoparticles.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan biosintesis nanopartikel perak menggunakan

ekstrak rimpang Zingiber officinale. Metode ini dilakukan dengan mereduksi AgNO3 oleh

metabolit sekunder ekstrak pada suhu ruang dan diamati selama 45 jam. Pembentukan

nanopartikel perak dikonfirmasi berdasarkan karakterisasi menggunakan spektrofotometer

UV-Vis. Nanopartikel perak memiliki spektrum UV-Vis berturut-turut adalah pada panjang

gelombang 402, 404, 412, 411, 417 dan 419 nm untuk rasio 1:1; 1:3; 1:4; 1:5; 1:10 dan 1:20

(ekstrak: AgNO3). Uji aktivitas antibakteri dilakukan terhadap bakteri Staphylococcus

epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa

nanopartikel perak aktif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis.

Aktivitas antibakteri nanopartikel perak lebih aktif menghambat pertumbuhan bakteri

dibandingkan dengan ekstrak air rimpang jahe merah.

Kata kunci: Aktivitas antibakteri, Biosintesis, Ekstrak rimpang Zingiber officinale,

Nanopartikel perak.

Page 2: BIOSINTESIS NANOPARTIKEL PERAK MENGGUNAKAN EKSTRAK …

2

PENDAHULUAN

Nanoteknologi adalah penciptaan

material, struktur fungsional, maupun

piranti dalam skala nanometer dan

mencakup semua sifat baru yang muncul

setelah material nano tersebut disintesis

(Abdullah dan Khairurijjal, 2009).

Mallikarjuna dkk. (2012) melaporkan

bahwa nanopartikel perak paling banyak

diteliti dan aplikasinya di bidang biologi,

kedokteran dan farmasi. Nanopartikel

perak memiliki keunggulan sebagai

substansi antimikroba, anti inflamasi,

anti angiogenesis, anti jamur, anti viral

dan anti aktivitas platelet (Mitra dkk.,

2012).

Metode reduksi kimia merupakan

metode yang sering digunakan dengan

mereduksi garam perak oleh natrium

sitrat atau natrium borohidrat (Sondik

dkk., 2004). Namun penggunaan bahan

kimia pada sintesis nanopartikel perak

mengakibatkan teradsorpsinya bahan

kimia beracun (agen pereduksi, pelarut

organik) pada permukaan material

sehingga akan berdampak merugikan

dan berbahaya pada aplikasinya (Singh

dkk., 2010).

Metode biosintesis dapat dipilih

untuk mengatasi masalah tersebut karena

prinsip biosintesis adalah memanfaatkan

tumbuhan dan mikroorganisme sebagai

agen pereduksi (Solomon dkk., 2007).

Pemanfaatan tumbuhan dalam

biosintesis nanopartikel melibatkan

kandungan senyawa metabolit sekunder

sebagai agen pereduksi (Buchbaufr,

2003). Ekstrak air rimpang jahe merah

mengandung homolog fenolik keton

yang dikenal sebagai gingerol, yaitu

senyawa turunan fenol (Mishra, 2009).

Otari dkk. (2014) menambahkan bahwa

biomolekul seperti fenolik, terpenoid,

siskuiterpen dan flavonoid yang ada

pada ekstrak tanaman berperan sebagai

agen pereduksi nanopartikel perak.

Menurut Haryono dan Harmami

(2010) kemampuan antimikroba

nanopartikel perak dipengaruhi oleh

karakteristik fisik nanopartikel seperti

ukuran, bentuk dan sifat permukaan.

Selain itu rasio luas permukaan terhadap

volume semakin meningkat dengan

semakin kecilnya ukuran partikel

sehingga nanopartikel perak memiliki

kemampuan antibakteri yang lebih kuat.

Nanopartikel perak dikenal sebagai zat

antimikroba karena zat ini mempunyai

efek biosidal yang kuat terhadap

mikroba sehingga dapat digunakan

sebagai pembasmi dan pencegah suatu

infeksi.

Pada penelitian ini akan dilakukan

biosintesis nanopartikel perak

menggunakan ekstrak air rimpang jahe

merah sebagai agen pereduksi pada suhu

ruang serta uji aktivitas antibakterinya.

METODE PENELITIAN

a. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada

penelitian ini adalah spektrofotometer

UV-Vis (Thermoscientific Genesys 10),

Vortex (H-VM-300), oven (Fisher

Scientifi Model 655F), incubator

(Heraeus Instrument D6450), autoclave

(All American Made 25X-2), neraca

analisis (Mettler AE 200), laminar air

flow (ESCO®), rotary evaporator

(Rotavapor Buchir-114).

Bahan yang digunakan adalah

perak nitrat (AgNO3, Merck, Cat. No.

DL0593), Nutrient Agar (NA, Merck,

Cat. No 105450.0500), Nutrient Broth

(NB, Merck, Cat. No 1.06443.0500),

Page 3: BIOSINTESIS NANOPARTIKEL PERAK MENGGUNAKAN EKSTRAK …

3

akuades, paper disk. Kontrol positif

untuk uji aktivitas antibakteri

menggunakan Amoxsan®

dan

Chloramphenicol®

(Merck, Cat. No.

900910804A1), rimpang jahe merah

(Zingiber officinale Rosc) yang

diperoleh dari pasar tradisional Arengka,

Kota Pekanbaru, Provinsi. Bakteri

patogen uji yang digunakan adalah

bakteri Gram negatif (Pseudomonas

aeruginosa) dan bakteri Gram positif

(Staphylococcus epidermidis).

b. Ekstraksi Rimpang Jahe Merah

Rimpang jahe merah diperoleh dari

salah satu pasar tradisional Kota

Pekanbaru. Rimpang tersebut dicuci

hingga bersih dengan akuades dan aqua

DM. Setelah itu, rimpang tersebut

dipotong-potong dan diambil sebanyak

150 gram, lalu direbus dengan 250 mL

aqua DM, selanjutnya rebusan dibiarkan

mendidih selama 5 menit dan kemudian

dilakukan proses ultrasonikasi selama 30

menit. Setelah mencapai suhu ruang, air

rebusan disaring dengan menggunakan

kertas saring. Ekstrak air rebusan

tersebut selanjutnya digunakan langsung

untuk uji aktivitas antimikroba dan

proses biosintesis nanopartikel perak.

c. Sintesis Nanopartikel Perak

Sintesis nanopartikel perak

dilakukan menggunakan AgNO3 10-3

M

sebagai prekursor dan agen pereduksinya

adalah ekstrak air rimpang jahe merah.

Sintesis nanopartikel perak dengan

mereaksikan ekstrak dan larutan AgNO3

dengan rasio antara ekstrak air jahe

merah dengan larutan AgNO3 (v/v) yaitu

1:1, 1:3, 1:4, 1:5, 1:10, dan 1:20.

Sintesis ini dilakukan pada suhu ruang

dan selama 45 jam, selanjutnya dilihat

perubahan warna koloid nanopartikel

perak.

d. Karakterisasi Spektrum UV-Vis

Nanopartikel Perak

Koloid nanopartikel perak hasil

sintesis dikarakterisasi menggunakan

spektrofotometer UV-Vis. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui sifat optik

dari nanopartikel perak dengan

mengukur absorbansi pada panjang

gelombang 300-700 nm setiap 3 jam

yang di mulai dari waktu kontak 0-45

jam.

e. Uji Aktivitas Antibakteri

Media NA dituang pada cawan petrih

steril lalu dibiarkan hingga media

memadat. Masing-masing bakteri uji

yang telah diinokulasi ke dalam media

pertumbuhan NB dan memiliki OD 0,1

digoreskan horizontal menggunakan

cotton bud pada permukaan media NA

steril. Sebanyak 10 µL kontrol positif,

kontrol negatif, nanopartikel perak dan

ekstrak air rimpang jahe merah dipipet

menggunakan pipet mikro ke kertas

cakram (diameter 6 mm). Amoxsan®

digunakan sebagai kontrol positif untuk

Pseudomonas aeruginosa, sedangkan

Chloramphenicol® digunakan sebagai

kontrol positif untuk Staphylococcus

epidermidis dan dibuat dengan

konsentrasi 30%. Akua DM digunakan

sebagai kontrol negatif untuk semua

bakteri uji. Kertas cakram diletakkan di

atas media NA kemudian diinkubasi

pada suhu 37 °C selama 24 jam.

Selanjutnya diameter zona hambat di

sekitar cakram diukur menggunakan

jangka sorong.

Page 4: BIOSINTESIS NANOPARTIKEL PERAK MENGGUNAKAN EKSTRAK …

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Karakterisasi Warna Koloid

Nanopartikel Perak

Biosintesis nanopartikel perak

menggunakan ekstrak air rimpang jahe

merah mengalami perubahan warna

larutan dan dapat dilihat pada Gambar 1.

Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat

bahwa perubahan warna larutan

nanopartikel perak menggunakan ekstrak

air rimpang jahe merah terjadi pada

waktu kontak 9 jam. Rasio 1:3 memiliki

perubahan warna yang lebih pekat

dibandingkan rasio lainnya. Hal ini

menunjukkan rasio 1:3 adalah rasio

optimum untuk mensintesis nanopartikel

perak. Rasio 1:1 tidak menghasilkan

perubahan warna, sedangkan untuk rasio

1:4; 1:5; 1:10 dan 1:20 tidak terjadi

perubahan warna yang lebih pekat jika

dibandingkan dengan rasio 1:3

dikarenakan konsentrasi ekstrak air

rimpang jahe merah yang lebih sedikit

sehingga Ag+

yang direduksi menjadi

Ag0 terbatas dan pembentukan

nanopartikel perak juga terbatas

sehingga kepekatan perubahan

Gambar 1. Perubahan warna larutan pada biosintesis nanopartikel perak menggunakan

ekstrak air rimpang jahe merah; Tabung 1-8 berturut-turut adalah AgNO3;

ekstrak; 1:1; 1:3; 1:4; 1:5; 1:10; 1:20 pada waktu kontak (a) 0 jam, (b) 9 jam

dan (c) 45 jam.

warna larutan nanopartikel perak semakin

berkurang. Pada waktu kontak 45 jam

seluruh koloid nanopartikel perak

mengalami perubahan warna dan dalam

kondisi stabil dengan tidak terdapatnya

endapan.

Page 5: BIOSINTESIS NANOPARTIKEL PERAK MENGGUNAKAN EKSTRAK …

5

b. Karakterisasi Spektrum Koloid

Nanopartikel Perak

Pengukuran absorbansi nanopartikel

perak mengunakan spektrofotometer UV-

Vis dilakukan pada rentang panjang

gelombang 300-700 nm. Pengamatan

dilakukan selama 45 jam dan absorbasi

diukur tiap 3 jam. Spektrum UV-Vis

larutan koloid nanopartikel perak

menggunakan ekstrak air jahe merah

dengan rasio 1:20 dapat dilihat pada

Gambar 3.

Gambar 3 menunjukkan serapan

maksimum nanopartikel perak hasil

biosintesis menggunakan ekstrak air

rimpang jahe merah dengan larutan AgNO3

(v/v) 1:20 pada panjang gelombang 418-

424nm.

Berdasarkan studi yang telah

dilakukan oleh Shameli dkk. (2012) larutan

koloid nanopartikel perak memiliki serapan

maksimum pada panjang gelombang 412-

437 nm. Sedangkan hasil penelitian

Sileikaite dkk. (2006) larutan koloid

nanopartikel perak memiliki serapan pada

panjang gelombang 350-550 nm dengan

puncak maksimum pada panjang

gelombang sekitar 450 nm.

Gambar 2. Spektrum UV-Vis koloid nanopartikel perak menggunakan ekstrak air rimpang

jahe merah terhadap fungsi waktu dan rasio perbandingan ekstrak air rimpang

jahe merah dengan AgNO3.

c. Uji Aktivitas Antibakteri

Uji aktivitas antibakteri dilakukan

dengan menggunakan metode difusi agar

terhadap bakteri patogen Gram negatif

(Pseudomonas aeruginosa) dan bakteri

Gram positif (Staphylococcus epidermidis).

Hasil uji aktivitas antibakteri nanopartikel

perak hasil biosintesis menggunakan

ekstrak air rimpang jahe merah dapat

dilihat pada Gambar 3.

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

300 350 400 450 500 550 600 650 700

Ab

sorb

an

si

Panjang gelombang (nm)

Jahe merah : AgNO3 (1:20) 45 jam

42 jam

39 jam

36 jam

33 jam

30 jam

27 jam

24 jam

21 jam

15 jam

12 jam

6 jam

3 jam

0 jam

Page 6: BIOSINTESIS NANOPARTIKEL PERAK MENGGUNAKAN EKSTRAK …

6

Nanonopartikel perak yang diujikan yaitu

hasil biosintesis menggunakan ekstrak air

rimpang jahe merah rasio 1:20 pada 45. Hal

ini dikarenakan hasil biosintesis

nanopartikel tersebut memiliki serapan

maksimum dan SPR yang halus, sehingga

dapat diasumsikan bahwa nanopartikel

perak yang terbentuk dalam jumlah yang

banyak dengan bentuk yang seragam. Tabel

1 menunjukan bahwa ekstrak air rimpang

jahe merah tidak memperlihatkan zona

hambat terhadap kedua bakteri uji. Hal

tersebut dikarenakan ekstrak rimpang air

jahe merah kehilangan kandungan minyak

atsiri yang mempunyai aktivitas antibakteri

selama proses perebusan untuk

memperoleh ekstrak tersebut. Nanopartikel

perak menunjukkan aktivitas antibakteri

terhadap Staphylococcus epidermidis,

namun bakteri Pseudomonas aeruginosa

resisten terhadapnya.

Feng dkk. (2000) menjelaskan bahwa

mekanisme antibakteri nanopartikel perak

adalah diawali dengan pelepasan ion Ag+

oleh nanopartikel perak. Selanjutnya terjadi

interaksi antara ion perak dengan gugus tiol

sulfidril pada protein membran sel bakteri

Ion perak akan menggantikan kation

hidrogen (H+) dari gugus tiol sulfidril

menghasilkan gugus S-Ag yanglebih stabil

pada permukaan sel bakteri. Hal ini dapat

menonaktifkan enzim dan menurunkan

permeabilitas membran. Pada saat yang

bersamaan, ion perak akan memasuki sel

dan mengubah struktur DNA dan pada

akhirnya menyebabkan kematian sel.

Catatan: (+1): Amoxsan®; (+2). Chloramphenicol®; (-): Akua DM steril; E: Ekstrak

air rimpang jahe merah; N: Nanopartikel perak.

Gambar 3. Uji aktivitas antibakteri nanopartikel perak menggunakan ekstrak air rimpang

jahe merah terhadap (a) Pseudomonas aeruginosa dan (b) Staphylococcus

epidermidis.

Tabel 1. Nilai rata-rata pengukuran zona hambat pada uji aktivitas antibakteri

Bakteri patogen

Zona hambat

Nanopartikel perak hasil biosintesis ekstrak air jahe merah

dan ekstrak rimpang jahe merah

(+) (-) E.JM NPP

Pseudomonas aeruginosa 1 23,0 TM TM TM

Staphylococcus epidermidis 2 26,0 TM TM 0,74

Catatan: (+): 1. Amoxsan®; 2. Chloramphenicol®; (-): Akua DM steril; TM: Tidak muncul; E.JM: Ekstrak air

rimpang jahe merah; NPP: Nanopartikel perak.

Page 7: BIOSINTESIS NANOPARTIKEL PERAK MENGGUNAKAN EKSTRAK …

7

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan bahawa biosintesis

nanopartikel perak dapat dilakukan

dengan menggunakan ekstrak air

rimpang jahe merah (Zingiber officinale

Rosc). Nanopartikel perak hasil

biosintesis menggunakan ekstrak air

rimpang jahe merah memiliki aktivitas

antibakteri terhadap bakteri

Staphylococcus epidermidis, sedangkan

ekstrak air rimpang jahe merah tidak

memiliki aktivitas antibakteri terhadap

Pseudomonas aeruginosa dan

Staphylococcus epidermidis.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima

kasih kepada LPPM Universitas Riau

untuk bantuan dana penelitian melalui

dana Hibah Bersaing Tahun 2015 atas

nama Yuli Haryani, M.Sc, Apt.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. & Khairurrijal. 2009.

Karakterisasi Nanomaterial.

Jurnal Nasional Teknologi. Vol.

2(1):1979-80.

Buchbaufr, G. 2003. Original Research

Paper. Acta Pharm. Vol. 53:73-

81.

Feng, Q. L., Wu, G. Q. & Cui, F. Z.

2000. A Mechanistic Study of

the Antibacterial Affect of

Silver Ions on Escherichia coli

& Taphylococcus aureus.

Journal of Biomedical

Materials Research.Vol. 52(4):

662-668.

Haryono, A. & Harmami, S.B. 2010.

Aplikasi Nanopartikel Perak

Pada Serat Katun Sebagai

Produk jadi Tekstil

Antimikroba. Jurnal Kimia

Indonesia. Vol. 5(1): 1-6

Mallikarjuna, K., Narasimha, G., Dillip,

G. R., Preveen, B., Shreedaher,

B., Lakshmi, C. S., Reddy, V.

S. & Raju, B. D. P. 2012. Green

Synthesis of Silver

Nanoparticles Using Ocium

Leaf Extract & Thier

Charactrization. Digest Journal

of Nanomaterials &

Biostructures, Vol. 6(1): 181-

186.

Mitra, B., Visnhudas, D., Sant S. B. &

Annamalai, A. 2012. Green-

Synthesis and Charactherization

of Silver Nanoparticles by

Aqueous Leaf Extract of

Cardiospermum helicacabum

Leaves. Drug Invention Today.

Vol. 4(2): 340-344.

Muhlisah, F. 1999. Temu-Temuan &

Empon-Empon Budi Daya dan

Manfaatnya. Kanisius,

Yogyakarta.

Otari, S.V., Patil, R.M., Ghosh, S. J. &

Pawar, S. H. 2014. Green

Phytosynthesis of Silver

Nanoparticles Using Aqueous

Extract of Manilkara zapota

(L.) Seeds & Its Inhibitory

Action Against Candida

Page 8: BIOSINTESIS NANOPARTIKEL PERAK MENGGUNAKAN EKSTRAK …

8

Species. Mater Letter. Vol.

72:367–9.

Shameli, K., Masnor B. A., Jazayeri, S.

D., Shabanzaden, P., Sangpour,

P., Jahangirian, H. &

Gharayebi, Y. 2012.

Investigation of Antibacterial

Properties Silver Nanoparticles

Prepared Via Green Method.

Chemistry Central Journal.

Vol. 6(1): 73.

Sileikaite, A., Igoris, P., Judita, P.,

Algimantas, j. & Asta, G. 2006.

Analysis of Silver

Nanoparticles Produced by

Chemical Reduction of Silver

Salt Solution. Materials

Science. Vol. 12(4).

Singh, A., Jain, D., Upadhyay, M. K.,

Khandelwal, N. & Verma H. N.

2010. Green Synthesis of Silver

Nanoparticles Using Argenone

mecxicana Leaf Extract &

Thier Charactrization. Digest

Journal of Nanomaterials and

Biostructures, Vol. 6(1): 483-

489.

Solomon, S.D., Bahadory, M.,

Jeyarajasingam, A.V., Rut-

kowsky, S.A. & Boritz, C.

2007. Synthesis and Study of

Silver Nanoparticles. Journal

Chemistry Education. Vol.

84(2): 322-325.

Sondik, I. & Salopek, S. B. 2004. Silver

Nanoperticles as Antimicrobial

Agent: A Case Study on E. coli

as a Model for Gram-Nrgstive

Bacteria. Journal Calloid

Interface Science. Vol. 275(4):

177-182.