breathing , cuoghing in icu 04
TRANSCRIPT
OLEH:
SLAMET SUMARNO.Drs.
PENGERTIAN.
SUSUNAN GERAKAN PERNAFASAN YG SISTEMATIS DENGAN SUATU TUJUAN.
JENIS:
1. Perioral Fasilitasi.
2. Fasilitasi/ inhibisi breathing.
3. Kompresi/ presure brathing.
4. Pasif, asisted aktif, aktif dan resisted. dll
TUJUAN BE.
1. IMPROVE CHEST EXPANTION.
2. RILEXATION OF THE THORAX.
3. INCREASE EXPIRATION OF AIR.
4. INCREASE AEROBIC CAPASITY.
5. INCREASE THE EFECTIVENESS OF THE COUGH MECHANISM.
6. Prevent pulmonary impairments.
7. Corect inefficient or abdominal breathing.
PERNAFASAN NORMAL.
NORMALNYA PERNAFASAN TERJADI PENGEMBANGAN THORAX SAAT INSPIRASI AKTIF DAN PENURUNAN SAAT EKSPIRASI AKIBAT RECOIL OTOT-OTOT PERNAFASAN SAAT INSPIRASI (PASIF).
INSPIRASI / PENGEMBANGAN THORAK
1. VERTICAL (FUNGSI DIAPRAGMA) PEMBANTU PERNAFASAN STERNO CLEDO MASTOID, TRAPESIUS dll.
2. LATERAL.(DIAPRAGMA, INTERCOSTAL EKSTERNUS).
3. ANTEROPOSTERIOR.(DIAPRAGMA,GERAK STERNUM ,PECTORALIS dll.
PENGEMBANGAN THORAK
PENGEMBANGAN CEPAT DIBANTU OLEH OTOT-OTOT PEMBANTU PERNAFASAN SAAT INSPIRASI DAN MENGAKIBATKAN TERTARIKNYA TULANG RUSUK KE LATERAK DAN KEDEPAN TERANGKATNYA STERNUM (ANTEROPOSTERIOR)
EKSPIRASI.
RILEKSASI OTOT-OTOT INSPIRATOR MENIMBULKAN COMPLIN THORAK DAN MENIMBULKAN PENURUNAN VENTILASI THORAK DAN DIASUMSIKAN ALVEOLI MENGECIL AKIBAT PERBEDAAN TEKANAN.
PADA PERNAFASAN BIASA UDARA MASUK PARU ANTARA 400-500 CC/ml DENGAN RR 15-20 (4- 3 SEC/RESPIRASI)
KOMANDOMemberikan rangsang baik stimulasi , komando dalam latihan pernafasan sangat penting.Fasilitasi otot yang akan bekerja, memberikan rileksasi otot antagonis.Komando: Tarik Nafas Dalam dan buang nafas. Waktu pernafasan normal 4 detik. Perintah tarik nafas dapat 1-2 dt, 2-4dt, 4-6 dt DAN perintah buang nafas lebih panjang dari inspirasi.Perlu diingat jangan sampai menimbulkan hyperventilasi bila pola nafas terlalu lama.Hal ini harus dilakukan bila menghendaki perbaikan nafas secara bertahap.
Pattern latihan nafas.(Breathing exercise)
Fleksi trunk = ekspirasi
Ekstensi trunk = Inspirasi.
Fleksi bahu = inspirasi.
Ekstensi bahu = Ekspirasi
Abd bahu=Inspirasi
Add bahu= Ekspirasi
Indorotasi= Ekspirasi
Eksorotasi= Inspirasi
Depresi bahu = ekspirasi
Elevasi bahu = Inspirasi.
Back ward = inspirasi.
Fore ward = Ekspirasi
Ekstensi hip =Inspirasi
Fleksi hip = Ekspirasi
Abd hip = Ekspirasi
Add hip = Inspirasi
Pattern normal Berlaku Untuk Pasien rawatBila pengembangan tertentu Konter patern
Penyebab gangguan venilasi
RO
MS
AN
GK
AR
TH
OR
AK
TE
KA
NA
NR
ON
GG
AP
LE
UR
AE
KONTROLSARAFPUASAT
ADEKUAT
JALAN NAFAS
ELASTISITAS OTOTSANGKAR THORAK
KEKUATAN OTOTSANGKAR THORAK
SESAKNAFAS
VENTILASITHORAK/
PARU GANGGUAN
SIRKULASI
DAN DARAH
NYERIKERJALEBIH
Sesak nafas
GangguanSangkar thorak
Gangguanpleurae
Gangguanparu
Gangguan
Jalan nafas
Gangguan sirkulasiUsia
hormonal
Sesak nafas
1
4
6
3
5
8
7
2 Usia
Gangguan pusatkontrol
Gangguan sirkulasi.
Diawali dengan gangguan jantung sebagai pompa darah.Darah akan mengalir dengan baik/ lancar bila.
Gangguansirkulasi
Vikositas darah
Inaktivitas
psykologisFungsimotorik
obat immobilisasi
Pom
pojantung
Tahananperifer
Pengumpulan data pasien1. Proses dimulainya dengan
pertanyaan: kapan, berapa lama bagaimana frekuensinya.
2. Pengobatan medik dll
3. Relevan fisioterapi
4. Assesment:
a. Anamnesa.
b. Pemeriksaan.
c. Pengukuran.
Using the question to guide searching
Scenario – Anda harus berminat check dan mendengar
masalah pasien dan mempunyai hati walaupun anamnesa dilakukan dengan suara bisikan asal dng etika.QuestionPopulation Indicator (intervention, test, etc)Comparator (perbandingkan)Outcome
PEMERIKSAAN UMUM
1. Vital sign2. Observasi= a)Kesadaran, b)Cyanosis,
c)kepala dan leher tanda-tanda sesak nafas, (1)pernafasan mulut, (2)Vena jugularis, (3) Hypertropy otot-otot ventilator,(4) Supra clavikula retraksi (5) Pursed lip breathing
d)Dareah periper= Kondisi kulit, klubing digital, edema.
e) Bentuk tubuh= Obesitas, normal,
Analis bentuk chest/postur1. Simetris dada dan trunk
anterior, posterior, dan lateral. 2. Mobilisasi trunk
check gerak aktif= bahu, scapula costae, intercostalis, trunk.
3. Bentuk umum kelaianan dada. a) Barel chest, funnel chest(bagian
bawah sternum kedalam), pigeon chest(Sternum menonjol kedepan)
4. Bentuk=sikap kiposis, skoliosis dll
Breathing patternRate=regulasi=daerah pernafasan saat rest normal rasio inspirasi dan ekspirasi =1:2 bila aktif = 1: 1. Pasien dengan chronic penyakit paru rasio dapat menjadi 1:4 karena reflek kesulitan ekspirasi sehingga phase ekspirasi menjadi lebih panjangNormal pernafasan (1)dilakukan diapragma 65% dimana ditandai dengan gerakan perut. (2)Gerakan dada kearah lateral dan depan atas (3) Upper chest terangkat.Otot pembantu pernafasan bekerja bila aktif pernafasan atau deep breathing.
Abnormal pola pernafasan1. Dyspnea.
2. Tachypnea
3. Bradypnea
4. Hyperventilasi
5. Orthopnea
6. Apnea
7. Apneusis
8. Cheyne stokes.
Palpasi.
Simetri mobilisasi dada.
letakkan telapak tangan anda diatas dada pasien dan periksa gerakannya saat inspirasi dan ekspirasi pada segment dan lobus check gerakan:
ekspansi upper chest lobe dimana ibu jari di sternum notch dan jari jari di atas clavikula dan pasien diminta tarik dan buang nafas dalam.12
Fremitus
Pemeriksaan untuk mengetahui getaran pada dinding dada pasien saat mengucapkan ”99” (ninety nine) beberapa kali. Caranya: Letakkan telapak tangan terapis di dinding dada pasien dengan kontak penuh. Rasakan apakah fremitus sama pada setiap dinding dada pasien.
fremitus normal bila dada tidak ada getaran skret atau ada kantung udara pada saluran pernapasan.
fremitus tidak normal bila ada getaran skret pada suatu sisi dada pada saluran pernapasan.
Check middle, lower lobe expansion
Middle lobe : Ibu jari di xypoid prosesus dan jari di antara intercostal tengah.
Lower lobe expansion ibu jari di xypoid prosesus dan jari di intercostal bawah.
Bagian belakang : ibu jari diantara thoracal dan jari jari di intercostal.
Pengukuran sesak nafas
Tujuan : membedakan tingkat keparahan
& evaluasi perjalanan dispnea
Beberapa cara pengukuran :
1.Skala analog visual (VAS)
2.Skala Borg yang dimodifikasi,
3.Skala sesak Medical Research Council (MRC)
4.Skala sesak American Thoracic Sosiety (ATS)
5.Baseline Dyspnea Index (BDI)
6.Transitional Dyspn Index (TDI)
Jenis latihan pernafasan1. Segmentall breathing
2. Diapraghmatic Breathing
3. Pursed lipe breathing
4. Deep breathing
5. Belt breathing.
6. Pasive breathing
7. Assisted breathing
8. Active breathing
9. Resisted breathing.
10. Paradoksal breathing
Fasilitasi breathingButterfly breathingDog breathing.
Segmental breathing
Indikasi.
Gangguan lokal fungsi pernafasan.
Skoliosis, gangguan pleurae, fibrotik lokal
Tehnik:
Fiksasi daerah yang tidak dilatih.
Bantu dan kembangkan daerah dilatih.
Contoh:
Lateral costal expansion1. Subjek tidur, duduk dibed atau
half lying.2. Terapis di depan subyek,
letakkan telapak tangan terapis di sisi lateral costae terakhir.
3. Lakukan prosedur pernapasan segmental.
4. Ajarkan pernapasan, pasif, asisted, aktif atau resisted.
5. Gerakan Pasif :bantu dorong ke bawah pada costae terakhir ke dalam saat ekspirasi dan lepas saat inspirasi.
6. Selanjutnya latihan dapat dilakukan oleh pasien dengan meletakkan tangannya sendiri.
Segmental breathing
Satu tangan fisioterapis sebagai fiksator Tangan yg satuSebagai kompresiAtau stimulasi
Posterior Basal Expansion
Anterior kanan dan kiriaktif.
Diaprgmatik breathingpasif, asisted,aktif,aktif asestedPasif dilakukan dengan memberikan presure saat ekspirasi dan inspirasi dilepas
Pursed lips deep Breathing
Latihan nafas dengan inspirasi maksimal dengan ekspirasi dengan mengecilkan mulut seperti meniup lilin.
Dengan memperlambat ekspirasi.
Inspirasi = 1-3 detik.
Ekspirasi = 3-6 detik
Deep Breathing.1. Memperkecil jumlah pernafasan per menit.2. Normal dewasa sehat= 16- 20 /min.3. Sakit dewasa = 20 – 24 / min.4. Melatih pasien / klien dengan memperkecil
jumlah pernafasan / min.5. 20 RR/min dibuat 15 RR/min6. 32 RR/min dibuat 20 RR/min dst.RR 10= waktu inspirasi dan ekspirasi= 6 detikRR 15= “ = 5 detikRR 20= “ = 4 detikRR 30= “ = 2 detik
Belt Breathing
Belt = sabuk berfungsi sebagai:
Asisted atau resisted.
Asisted bila beltt diberikan tekanan saat ekspirasi dan saat inspirasi dilepas.
Resisted bila belt ddiberikan tahanan saat inspirasi dan saat ekspirasi lepas.
Paradogsal Breathing
Latihan pernafasan bila saat inspirasi penuh , tahan nafas dan dilakukan bending ke kontra lateral daerah paru yang ingin dikembangkan ventilasinya, atau fleksibilitas parunya,
Karena dengan latihan nafas aktif tidak bermanfaat.
Dog Breathing
Berfungsi untuk meningkatkan tahanan perifer, sehingga pasien/klien cepat lelah dan memacu timbulnya gangguan fungsi jantung biasanya dipakai untuk pre tredmil test agar diketahui fungsi jantung minimal.
BATUK.
Adalah: reaksi fisiologis yg ada pada setiap orang untuk mengeluarkan benda asing yg ada pada alat pernafasan (jalan nafas = bronchus, trachea).Benda asing dapat berbentuk: makanan, debu, sputum (skret), iritator: asap, aroma dll Di alveoli tidak ada receptor untuk batuk tetapi ada cilia di bronchus sebagai penggerak lendir ke arah proksimal atau oral.Ada 2 jenis batuk:
1. Menurut stadium : akut dan kronis. 2. Menurut fungsi : produktif dan tidak produktif.
AKTIVITAS CILIARY.
akan terganggu
karena:1. Anasthesia
bedah.
2. Trauma.
3. Infeksi.
4. Hyperaktif.
Kerja ciliary.Cilia = bulu getar yang menggerakkan benda asing ke arah orah.
Yang melemahkan kerja cilia.
1. Mucous pekat.
2. Anaetesia.
3. infeksi dan luka
4. Trauma cerebral.
5. Hyperaktif.
Dorongan batuk (Cough Pump)Mucous bergerak melawan gravitasi, dan kepala semi ekstensi untuk batuk.Batuk efektif bila dilakukan pada akir inspirasi maksimal selama 6-7 detik dengan volume besar.Untuk pasien bronchopneumonia atau atelektasis batuk tidak mampu membersihkan jalan nafas sehingga perlu tehnik lain spt PD, Vibrasi, topotemen dan coughing.
Hubungan batuk dng makan dan minum
Gangguan menelan.Bila kita rangsang pada perioral ada gerakan menelan (menggerakkan glotis).Untuk test gangguan menelan dapat dilakukan dengan larutan barium lalu di observasi dengan melihat ada aspirasi atau tidak. Untuk mengatasi perlu fasilitasi perioral atau terapi wicara agar fungsi laring dan epiglotis optimal pada posisi hal flyng.Ajari menelan ludah berulang-ulang agar tidat tersedak (aspirasi)Aspirasi makan dan minuman dapat menimbulkan kematian.
Komplikasi batuk.Batuk menyulitkan pasien karena jumlah ulangan batuk saat latihan.Bronchospasme disebabkan karena expirasi yg dipaksa dan menyebabkan iritasi jl nafas menyempit bila tidak ada mukos terutama pasien asma jangan dilatih batuk bila tidak ada mukos.Jika hasil RO ada mukos anjurkan dulu minum air 2 l/24 jam agar mokos menjadi lebih encer.
Anjurkan pasien untuk batuk saat mukos ada di jl nafs atas. Atau batuk terkontrol setelah PD dng tehnik ekspirasi spontan ( forced expirasi tehnigue) dng tehnik ini batuk dapat dilakukan satu dua kali atau huffing (huffing ganda) dpt dikombinasi dng kompresi dada saat batuk.
Tehnik force caughing dapat menaikan BP dan turunnya COP, pingsan saat batuk karena tekanan intra thorak naik dan turunnya darah
masuk jantung.Tetapi batuk dapat meningkatkan aliran darah ke otak.
Menurunya aliran darah dapat pusing, atau kesadaran turun.
Saat batuk terkontrol tekanan intra thorak meningkat dan menyebabkan peningkatan venous return
Kontrol batuk agar tidak menimbulkan efek samping (hernia DLL).
Ada 4 Tahapan batuk efektif (linder ,bach dan jaeger 93)
1. Inspirasi maksimal. Agar volume penuh, agar tenaga penuh untuk batuk inspirasi yg adekwat 60% dari vital kapasity
2. Penutupan glotis. 3. Kontraksi otot-otot abdomen dan intercostal
untuk memproduksi tekanan intra thorak positif dari bawah ke glotis dilanjutkan kontraksi spontan otot perut.
4. Pembukaan glotis dan pengeluaran udara spontan sehingga dapat ikut terbawanya benda asing dalam jalan nafas.
Frekuensi batuk.
Bila FEV1 (Forced Expirasi Volume 1 detik) 60% dari Vital capasitasnya.
Dalam setiap batuk: alveoli, pleurae dan tekanan sub glotyal setara 200 Cm H2O (Bach,jeage, linder, 93).
EVALUASI BATUK.Memeriksa batu efektif.
Minta pasien untuk batuk, kadang-kadang tidak sesuai analisa fungsi batuk adekwat bila ada penurunan neurologis.
Klinikus profesional harus mampu mempertimbangkan posisi yang baik untuk mendapatkan batuk efektif dlm evaluasi.
Penataan posisi batuk.1. Jangan meminta untuk batuk pada
posisi sembarangan.
2. Tanyakan posisi apa yg suka untuk batuk ketika ingin batuk.
3. Usahakan pasien dalan sikap yg diinginkan dan minta tarik nafas penuh tahan.
4. Posisi yang menguntungkan pasien mestinya fleksi trunk, pilihan jelek bila memilih Supine lying (terlentang)
Perintah : Lihat saya (PTs) batuk ini tidak mungkin mengeluarkan batuk.Yg benar Lihat saya batuk untuk mengeluarkan dahak didada anda.Evaluasi dapat dilakukan dengan test obyektif atau test fungsi paru.Klinikus harus tau kelemahan sikap batuk:
1. Belum Inspirasi maksimal2. Karena inspirasi tergesa batuk lebih awal.3. Kelemahan otot ekspirator.4. Pemilihan posisi (sikap batuk)5. Pembukaan glotis tidak spontan.6. Yang membantu efektifnya batuk tidak
dipakai.
I. Gagal batuk Apakah ekspirasi spontan saat inspirasi belum maksimal?Apakah batuk saat ekspiasi ?Apakah melakukan fleksi trunk saat batuk ?Apakah melihat keatas dan lengan eksorotasi saat inspirasi ?Apakah inspirasi maks sebelum batuk ?Bila inspirasi maks batuk dapat dilakukan lebih dari satu kali.Kelemahan neurologis inspirasi tidak adekwat shg batuk lemah.
II. Cek Penutupan glotis.Apakah pengaruh inspirasi maks sebelum ekspirasi?Apakah pasien lansung dari Inspirasi ke ekspirasi ?Apa anda dengar batuk atau huffing.Saat sebelum batuk ada sumbataun (glotis) yang terbuka mendadak.Penyumbatan glotis yang tidak bisa membuka seperti: Post intubasi peradangan glotis, pita suara layuh, hemiparese dan trauma kepala menyebabkan pita suara tidak bisa menutup dengan baik.
III. Proses peningkatan tekanan intra thorak dan abdominalApakah otot-otot intercostalis dan abdominal berkontraksi aktif ?Apakah ada gerakan fleksi trunk ?Apakah batuk ada suara gema ?Saat batuk timbul suara keras (throaty cough) bila batuk lemah sunyi saat ekspirasi Penyebab posisi ekstensi.Batuk yg baik tidak perlu banyak tapi efektif dan efisien.
IV. Pembukaan glotis /Letupan batuk.
Ketepatan saat batuk dipengaruhi ketepatan saat membuka glotis dan memberikan tekanan maksimal pada intra thorak (Expulsion).
Keterbatasan memanfaatkan semua udara untuk mendorong skret batuk tak efektif seperti: injury otak, kesulitan koordinasi, bronchospasme, dan pasien kesulitan mengambil nafas kembali (inspirasi terganggu) juga karena tak mengetahui tehnik batuk yg benar.
Asisted Cough Technigues
Manual assisted technigues.
1. Costophrenic assist
2. Abdominala thrust assist (Heimlich).
3. Anterior chest compression Assist.
4. Counterrota ion assist
Self assisted technigues
1. Prone on elbow head flexion
2. Long sitting
3. Short sitting
4. Hand-knees rocking
5. Standing
self assisted coughsself assisted coughs
1. Bantuan costphrenic.
Dapat digunakan segala sikap
Setelah diperiksa posisi yg paling tepat duduk atau tidur miring, pasien diminta memaksimalkan empat unsur batuk, tangan Pts diletakkan didaerah iga ke 7 s/d 12
Pada akhir ekspirasi Pts menarik tangan ke arah tali pusat untuk memfasilitasi diapraghmatic saat inspirasi bersamaan dengan otot intercostal dibantu semua unsur inspirasi: lengan, kepala dan diminta menahan sejenak saat inspirasi maksimal untuk persiapan batuk.
Mengaktifkan ekspirasisaat periapan batuk
Dari persiapan diatas pasien diminta aktif menggunakan semua unsur ekspirasi: trunk, kepala, lengan dll.Bersamaan batuk tangan terapis ke intercostalis untuk membantu secara pasif (presure) costphrenic.Tehnik ini baik untuk membantu perbaikan jalan nafas bagian bawah dan kurang cocok untuk bagian atas dan cocok untuk masa akut atau kronik.
2. Bantuan mendorong perut (HEIMLICH).
Tangan terapis letakkan diatas perut dibawah xipoid secara hati-hati.Hindarkan penekanan pada costae melayang.Saat perintahkan batuk dorong tangan terapis kearah atas dalam diaprhagma.Dibantu pasien untuk menerapkan unsur pembantu batuk: trunk semi fleksi.Tehnik ini kurang nyaman krn: kontok area, sifat mendadak, kemungkinan hernia abdominal.Sehingga disarankan digunakan bila tehnik lain tidak berhasil.
3. Anterior chest compression assist
Memberikan penekanan pada upper dan lower chest saat batuk.
Tehnik satu orang. Letakkan lengan diatas pectoralis
dan lengan lain diatas perut bagian atas secara paralel.
Aba-aba sama seperti sebelunya. Pada saat batuk dilakukan
penekanan dari bawahperut) menyusul diatas dan mengikuti huruf V.
Cocok untuk kelemahan dinding dada.
4. Bantuan putar balik
Posisi supine lying.
Terapis berdiri disamping bed.
Tangan terapis memegang tungkai bawah dan pinggul, kemudian sedikit mendorong ke atas samping (rotasi).
Dan atau sebaliknya, memegang lengan dan bahu mengangkat dan memutar.
Merangsang batuk
methode tickhing.
Lakukan penekanan Sampai timbul rangsangbatukDi atas manubrium sterni atau dibawah glotis.