case report interna

26
Case Report Nadia Vinka Lisdianti 1061050189

Upload: nadia-vinka-lisdianti

Post on 25-Aug-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Interna

TRANSCRIPT

Case Report

Case ReportNadia Vinka Lisdianti1061050189PJ:22/4/15TD 170/100TB 170cm BB 52kg23/4/15TD 100/60N 78x/menitS 36RR 22Diagnosis :CHFDM Tipe IIKADSirosis HepatisAsitesTERAPICeftiaxone 2x1 grLasix 2x1 ampDulcolax 1x2 tabCanderin 1x8 mgPropanolol 2x10 mgCurcuma 3x1Sleeding scale/ 4 jamAlbumin 1 seriVip albumin 3x1 caps

PropanololObat antihipertensi, angina, aritmia, dan pencegahan migrainKomposisi:Propranolol 10; tiap tablet mengandung Propranolol HCl 10 mgPropranolol 40; tiap tablet mengandung Propranolol HCl 40 mgPropanololFarmakologi:Propranolol adalah suatu obat penghambat beta-adrenoseptor yang terutama digunakan untuk terapi takiaritma dan antiangina. Propranolol memiliki khasiat menghambat kecepatan konduksi impuls dan mendepresi pembentukan fokus aktopik. Perbedaannya dengan kinidin adalah Propranolol tidak memiliki efek antikolinergik, sehingga tidak mengakibatkan takikardia paradoksal.PropranololIndikasi:AnginaAritmiaHipertensiPencegahan migrainKontraindikasi:Penderita asma bronkial dan penyakit paru obstruktif menahun yang lain.Penderita asidosis metabolik (diabetes militus ).Penderita dengan payah jantung termasuk payah jantung terkompensasi dan yang cadangan kapasitas jantung kecil.Kardiogenik syok.Bila ada "atrio-ventricular (A-V) blok " derajat 2 dan 3.

PropranololDosis:Dewasa :Angina : oral 10 - 20 mg, 3 - 4 kali sehari, setiap 3 - 7 hari dosis dapat ditingkatkan.Aritmia : oral 10 - 20 mg, 3 - 4 kali sehari, dosis dapat ditingkatkan bila diperlukan.Hipertensi : oral 20 mg, 3 -4 kali sehari atau 40 mg , 2 kali sehari, bila diperlukan dosis dapat ditingkatkan.Migrain : oral 20 mg, 3 - 4 kali sehari, bila diperlukan dosis dapat ditingkatkan.Anak-anak :Aritmia : oral 0,5 mg/kg BB perhari dibagi 3 - 4 kali pemberian.Hipertensi : 1 - 3 mg/kg BB/hari dibagi 3 kali pemberian.PropranololEfek Samping:Kardiovascular : bradikardia, gagal jantung kongestif, blokade A-V, hipotensi, tangan terasa dingin, trombositopenia, purpura, insufisiensi arterial.Susunan saraf pusat : rasa capai, lemah dan lesu ( paling sering), depresi mental/insomnia, sakit kepala, gangguan visual, halusinasi.Gastrointesnial : mual, muntah, mulas, epigastric distress, diare, konstipasi ischemic colitis, flatulen.Pernafasan : bronkospasme.Hematologik : diskarasia darah (trombositopenia, agranulositosis).Lain-lain: gangguan fungsi seskual, impotensi, alopesia, mata kering, alergi.PropranololPeringatan dan Perhatian:Jangan diberikan pada wanita hamil dan menyusui kecuali bila sangat dibutuhkan.Bagi penderita yang minum Propranolol dan akan dibius (anestesi umum) harus diberitahukan kepada dokternya.Bila terjadi bradikardia dan hipotensi maka Propranolol harus dihentikan, bila perlu ditanggulangi dengan injeksi intravena 1 - 2 mg atropin dan bila perlu dilanjutkan dengan suatu stimulans beta-reseptor seperti misalnya injeksi intravena mula-mula 25ug isoprenalin atau injeksi intravena 0,5mg orciprenalin.Hati-hati bila diberikan pada penderita renal failureHati-hati bila digunakan bersama obat antiaritmia lain.Keamanan dan keefektifan pada anak-anak belum diketahui dengan pasti.Hati-hati bila diberikan pada penderita gangguan fungsi hati, non-alergic bronchospasm (seperti : bronkitis kronis, emfisema), bedah mayor, diabetes, hipoglikemia, thyrotoxicosis, wolff parkinson white syndrome).PropranololInteraksi Obat:Aluminium hidrosida gel mengurangi absorpsi Propranolol didalam usus.Etanol memperlambat absorpsi PropranololFenitoin, fenobarbital dan rifampin mempercepat klirens PropranololBila diberikan bersama klorpromazin akan menaikkan kadar kedua obat tersebut didalam plasma.Klirens antipirin, lidokain dan teofilin akan berkurang bila diberikan bersama dengan Propranolol.Simetidin akan mengurangi metabolisme Propranolol di dalam hati, memperlambat eliminasi dan meningkatkan kadar di dalam plasma.InsulinInsulin disintesis oleh sel pulau Langerhans dari proinsulin. Indikasi penggunaan insulin eksogen:Diabetes tipe IDiabetes tipe II jika pilihan terapi lain tidak dapat mengontrol kadar glukosa darahDM gestational dan penderita DM yang hamilKetoasidosis diabetikumHiperglikemik hiperosmolar non ketotikPenderita DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori, untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkatGangguan fungsi hati atau ginjal yang beratKontraindikasi atau hipersensitivitas terhadap obat hipoglikemik oralInsulinJenis insulin:Fast actingIntermediate actingLong actingInsulinFast acting; absorbsi cepat, digunakan untuk mengontrol glukosa darah selama makan dan untuk mengoreksi glukosa darah yang tinggiRapid Acting Insulin Analogs (Insulin Aspart, Insulin Lyspro, Insulin Glulisine)Onset kerja 5-15 menitPuncak kerja 1-2 jamDurasi kerja 4-6 jamRegular Human InsulinOnset kerja jam 1 jamPuncak kerja 2-4 jamDurasi kerja 6-8 jamInsulinIntermediate acting; absorbsi lebih lambat, namun bertahan lebih lama, digunakan untuk mengontrol glukosa darah selama malam hari saat puasa dan diantara waktu makanNPH Human InsulinOnset 1-2 jamPuncak kerja 4-6 jamDurasi kerja >12 jamPre Mixed Insulin; NPH + Regular Human Insulin atau Rapid Acting Insulin AnalogInsulinLong acting; absorbsi lambat, memiliki efek yang stabil sepanjang hari, digunakan untuk mengontrol glukosa darah selama malam hari saat puasa dan diantara waktu makanLong Acting Insulin Analogs (Insulin Glargine, Insulin Detemir)Onset 1 jam 2 jamDurasi kerja 12-24 jam (Insulin Detemir) atau 24 jam (Insulin Glargine)

InsulinDosis

InsulinEfek SampingHipoglikemiaLipoatrofiLipohipertrofiAlergi sistemik atau lokalResistensi insulinEdema insulinSepsisSliding Scale InsulinThe term sliding scale refers to the progressive increase in the pre-meal or nighttime insulin dose, based on pre-defined blood glucose ranges. Sliding scale insulin regimens approximate daily insulin requirements.Common sliding scale regimens:Long-acting insulin (glargine/detemir or NPH), once or twice a day with short acting insulin (aspart, glulisine, lispro, Regular) before meals and at bedtimeLong-acting insulin (glargine/detemir or NPH), given once a dayRegular and NPH, given twice a dayPre-mixed, or short-acting insulin analogs or Regular and NPH, given twice a dayThe general principles of sliding scale therapy:The amount of carbohydrate to be eaten at each meal is pre-set.The basal (background) insulin dose doesnt change. You take the same long-acting insulin dose no matter what the blood glucose level.The bolus insulin is based on the blood sugar level before the meal or at bedtimePre-mixed insulin doses are based on the blood sugar level before the mealA typical sliding-scale insulin regimen calls for a progressive increase in the amount of premeal and bedtime insulin (if the patient is eating), with the calculated dose of insulin to be administered based only on the patients finger-stick blood sugar taken at that point in time. Patients typically have finger-stick blood sugars done every 6 hours or prior to meals and before bedtime. Premeal blood glucose levels do not accurately predict the insulin needed at that time but rather reflect the activity of insulin previously given. If rapid-acting insulin is given with the previous meal and its effects last only three or four hours, then the patient may experience high blood glucose levels for several hours prior to the next dose of insulin being given.Rather than being proactive in preventing wide fluctuations in blood glucose levels, sliding-scale insulin regimens are reactive and work to treat hyperglycemic episodes after they have already occurred. Insulin administered in response to current blood glucose alone can compound a prior dosing error, which can lead to significant fluctuations in high and low blood glucose levels. The risk of hypoglycemia is of significant concern since administering insulin doses without regard to meal intake and other factors can result in excessive doses of insulin being administered.