cawan tuang 2

8
47 The Microbes Population of Wasted Milk from Milk Cooling Unit Equipment [Prastiwi et al.] POPULASI MIKROBIA SISA SUSU PADA PERALATAN UNIT PENDINGIN SUSU AKIBAT LAMA PENYIMPANAN DAN ARAS PENAMBAHAN DEDAK PADI [Microbes Population of Wasted Milk from Milk Cooling Unit Equipment as Affected by Storage Time and Rice Bran Addition] W. D. Prastiwi, J. Achmadi dan Nurwantoro Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh lama penyimpanan dan aras penambahan dedak padi terhadap jumlah total bakteri, bakteri pembentuk asam, dan fungi pada sisa susu dari peralatan unit pendingin susu sebagai starter silase. Materi penelitian berupa sisa susu dari peralatan unit pendingin susu dan dedak padi. Penelitian disusun dalam rancangan acak lengkap berpola faktorial 4x3 dengan 3 ulangan. Faktor pertama (A) adalah lama penyimpanan, yaitu penyimpanan 2 hari (A1), 4 hari (A2), dan 6 hari (A3). Faktor kedua (B) adalah aras penambahan dedak padi yaitu 0% dedak padi + 100% sisa susu dari peralatan unit pendingin susu (B0), 5% dedak padi + 95% sisa susu dari peralatan unit pendingin susu (B1), 10% dedak padi + 90% sisa susu dari peralatan unit pendingin susu (B2), dan 15% dedak padi + 85% sisa susu dari peralatan unit pendingin susu (B3). Parameter yang diamati adalah jumlah total bakteri, total bakteri pembentuk asam, dan total fungi. Perhitungan jumlah mikrobia menggunakan metode hitungan cawan tuang (pour plate count). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi faktor lama penyimpanan dengan aras penambahan dedak padi memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap jumlah total bakteri, bakteri pembentuk asam, dan fungi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah lama penyimpanan dan penambahan aras dedak padi dapat meningkatkan jumlah total bakteri dan bakteri pembentuk asam pada sisa susu dari peralatan unit pendingin susu sehingga dapat digunakan sebagai starter silase. Kata kunci: sisa susu, unit pendingin susu, mikroba, starter silase ABSTRACT The research was conducted to determine the effect of storage time and level of rice bran addition on the number of total bacteria, lactic acid bacteria, and fungi of wasted milk from milk cooling unit equipment for silage starter. Residual milk cooling unit equipment and rice bran were used as the material of this research. The design of this research was the randomized completely design with factorial model for 4x3 in 3 repetitions. The treatments applied were storage time and the level of rice bran addition as fixed factors. Factor of storage time were 2 days (A1), 4 days (A2), and 6 days (A3). The factor of rice bran addition level were 0% rice bran + 100% wasted milk from milk cooling unit equipment (B0), 5% rice bran + 95% wasted milk from milk cooling unit equipment (B1), 10% rice bran + 90% wasted milk from milk cooling unit equipment (B2), and 15% rice bran + 85% wasted milk from milk cooling unit equipment (B3). The parameter on this research was the number of total bacteria, lactic acid bacteria, and fungi. Pour plate count method was used to count the parameter.The effect of interaction between storage time and the level of rice bran addition significantly (p<0.05) increased the number of total bacteria and lactic acid bacteria on wasted milk from milk cooling unit equipment, while the number of fungi was decreased. From this research, it can be concluded that residual milk cooling unit equipment can be used as silage starter. Keywords: residual milk, cooling unit, microbes, silage starter

Upload: asriani

Post on 04-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: cawan tuang 2

47The Microbes Population of Wasted Milk from Milk Cooling Unit Equipment [Prastiwi et al.]

POPULASI MIKROBIA SISA SUSU PADA PERALATAN UNIT PENDINGINSUSU AKIBAT LAMA PENYIMPANAN DAN

ARAS PENAMBAHAN DEDAK PADI[Microbes Population of Wasted Milk from Milk Cooling Unit Equipment

as Affected by Storage Time and Rice Bran Addition]

W. D. Prastiwi, J. Achmadi dan NurwantoroFakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh lama penyimpanan dan aras penambahan dedakpadi terhadap jumlah total bakteri, bakteri pembentuk asam, dan fungi pada sisa susu dari peralatan unitpendingin susu sebagai starter silase. Materi penelitian berupa sisa susu dari peralatan unit pendinginsusu dan dedak padi. Penelitian disusun dalam rancangan acak lengkap berpola faktorial 4x3 dengan 3ulangan. Faktor pertama (A) adalah lama penyimpanan, yaitu penyimpanan 2 hari (A1), 4 hari (A2), dan 6hari (A3). Faktor kedua (B) adalah aras penambahan dedak padi yaitu 0% dedak padi + 100% sisa susu dariperalatan unit pendingin susu (B0), 5% dedak padi + 95% sisa susu dari peralatan unit pendingin susu(B1), 10% dedak padi + 90% sisa susu dari peralatan unit pendingin susu (B2), dan 15% dedak padi + 85%sisa susu dari peralatan unit pendingin susu (B3). Parameter yang diamati adalah jumlah total bakteri, totalbakteri pembentuk asam, dan total fungi. Perhitungan jumlah mikrobia menggunakan metode hitungancawan tuang (”pour plate count”). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi faktor lama penyimpanandengan aras penambahan dedak padi memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap jumlah total bakteri,bakteri pembentuk asam, dan fungi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah lama penyimpanan danpenambahan aras dedak padi dapat meningkatkan jumlah total bakteri dan bakteri pembentuk asam padasisa susu dari peralatan unit pendingin susu sehingga dapat digunakan sebagai starter silase.

Kata kunci: sisa susu, unit pendingin susu, mikroba, starter silase

ABSTRACT

The research was conducted to determine the effect of storage time and level of rice bran additionon the number of total bacteria, lactic acid bacteria, and fungi of wasted milk from milk cooling unitequipment for silage starter. Residual milk cooling unit equipment and rice bran were used as the materialof this research. The design of this research was the randomized completely design with factorial modelfor 4x3 in 3 repetitions. The treatments applied were storage time and the level of rice bran addition as fixedfactors. Factor of storage time were 2 days (A1), 4 days (A2), and 6 days (A3). The factor of rice branaddition level were 0% rice bran + 100% wasted milk from milk cooling unit equipment (B0), 5% rice bran+ 95% wasted milk from milk cooling unit equipment (B1), 10% rice bran + 90% wasted milk from milkcooling unit equipment (B2), and 15% rice bran + 85% wasted milk from milk cooling unit equipment (B3).The parameter on this research was the number of total bacteria, lactic acid bacteria, and fungi. Pour platecount method was used to count the parameter.The effect of interaction between storage time and thelevel of rice bran addition significantly (p<0.05) increased the number of total bacteria and lactic acidbacteria on wasted milk from milk cooling unit equipment, while the number of fungi was decreased. Fromthis research, it can be concluded that residual milk cooling unit equipment can be used as silage starter.

Keywords: residual milk, cooling unit, microbes, silage starter

Page 2: cawan tuang 2

48 J.Indon.Trop.Anim.Agric. 31 [1] March 2006

PENDAHULUAN

Endapan gumpalan-gumpalan susu yangterdapat pada peralatan “cooling unit” merupakanlimbah bagi “cooling unit” karena terdapatnyaendapan ini dapat mempengaruhi proses yangberlangsung pada “cooling unit” sehingga dapatmempengaruhi kualitas susu. Oleh karena ituendapan ini perlu dibersihkan secara kontinyuuntuk menjaga kualitas susu. Terdapatnya sisasusu berupa endapan pada unit pendingin susu,yaitu sebesar ± 52 kg/tahun (Data primer penelitian,2001) ini, membuka peluang untuk pemanfaatandalam bidang pakan ternak, yaitu sebagai starterdalam proses ensilase. Endapan sisa susu dariperalatan unit pendingin susu dengan karakteristikaroma dan rasa asam, diduga banyak mengandungsejumlah bakteri terutama bakteri pembentuk asamlaktat sehingga diharapkan dapat mempercepatproses fermentasi anaerob. Dengan demikian, perludikaji potensi sisa susu dari peralatan unitpendingin susu sebagai starter dalam prosesensilase.

Soeparno (1992) menyatakan bahwa padaperalatan pemrosesan susu, secara berangsur-angsur terdapat deposit padatan-padatan susuyang disebut batu susu (“milk stone”), yangterbentuk pada temperatur yang menguntungkanbagi koagulasi albumin susu, kasein terdenaturasi,serta senyawa-senyawa Ca dan P bersama dengansejumlah kecil lemak. Warner (1978) menyatakanbahwa gumpalan jeli lembut (“curd”) terbentukapabila susu dibiarkan pada suhu berkisar antara15 – 22 C selama 24 jam, ditandai denganmunculnya rasa asam dan kemudian cepat ataulambat akan terbentuk gumpalan-gumpalan padasusu.

Bakteri yang hampir selalu ada dalam susuadalah bakteri penghasil asam susu, yang sebagianbesar berasal dari famili Lactobacteriaceae(Dwidjoseputro, 1998). Lebih lanjut dinyatakancontoh Lactobacteriaceae yang terdapat dalamsusu antara lain: Streptococcus lactis, S. cremoris,Lactobacillus lactis, L. casei, L. acidophilus,Leuconostoc dextranicum dan L. citrovoroum.

Pertumbuhan mikrobia terhambat bilakondisi nutrisi tidak menguntungkan dan karenaadanya zat-zat beracun hasil metabolisme sel(Fardiaz, 1993). Pertumbuhan mikrobia dalam suatumedium antara lain tergantung pada jumlah energi

yang tersedia dan dapat digunakan dengan mudaholeh mikrobia tersebut (Muchtadi dan Laksmi,1980). Mikrobia pada umumnya menggunakanbermacam-macam karbohidrat sebagai sumberutama energi, baik dalam bentuk polisakarida,disakarida maupun monosakarida (Kuswandi,1993). Lebih lanjut dinyatakan bahwa dedak padimerupakan sumber energi yang baik untukpertumbuhan mikrobia.

Dedak padi merupakan sisa penumbukanatau penggilingan padi (Anggorodi, 1990).Menurut Parakkasi (1990), kualitas dedak halusdipengaruhi oleh banyaknya kulit gabah yangtercampur di dalamnya yang mengandung seratkasar antara 11–19 %. Dedak padi tersusun atas3 bagian bahan asal yaitu kulit gabah, selaputputih dan bahan pati (Lubis, 1992). MenurutAnggorodi (1990), bahan pati sebagian besar terdiridari karbohidrat yang mudah dicerna. Lebih lanjutdinyatakan bahwa kandungan nutrisi dari dedakpadi tergantung dari perimbangan antara ketigakomponen asalnya tersebut. Salle (1979)menyatakan bahwa karbohidrat pada umumnyaditambahkan dalam medium tempat tumbuh bakteridengan tujuan untuk menyediakan sumber energi(“readily available energy”) bagi pertumbuhanbakteri. Pemilihan dedak padi didasarkan ataskemudahan dalam memperoleh, harga yang murahdan kontinyuitas yang terjamin.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji danmembandingkan lama penyimpanan dan araspenambahan dedak padi terhadap populasi totalbakteri, mikrobia pembentuk asam dan total fungipada sisa susu dari peralatan unit pendingin sususebagai starter silase serta memanfaatkan sisa susudari peralatan unit pendingin susu di Koperasi UnitDesa (KUD) Persusuan. Manfaat dari hasilpenelitian diharapkan dapat memberikan informasitentang teknologi pemanfaatan limbah unitpendingin susu sebagai starter silase rumput.

MATERI DAN METODE

Materi penelitian meliputi limbah unitpendingin susu yang diperoleh dari Koperasi UnitDesa (KUD) Persusuan Mekar Sari KabupatenSemarang, dedak padi, medium “Nutrient Agar”(NA), “Tomato Juice Agar” (TJA) dan “AcidifiedPotato Dextrose Agar” (APDA) serta larutanindikator 0,02% “bromcresol green” dalam NaOH

Page 3: cawan tuang 2

49The Microbes Population of Wasted Milk from Milk Cooling Unit Equipment [Prastiwi et al.]

0,01 N dan larutan asam tartarat 10%. Parameteryang diamati meliputi total bakteri, total mikrobiapembentuk asam dan total fungi. Metodepenetapan parameter/ perhitungan jumlah mikrobiamenggunakan metode hitungan cawan tuang atau”pour plate count” (Fardiaz, 1993).

Penyiapan Sampel Sisa Susu dari PeralatanUnit Pendingin Susu

Sisa susu dari peralatan unit pendingin susudiperoleh dari endapan-endapan susu yangterdapat pada saluran penghubung antara tangkipenampung/ penyaring, tangki pendingin(“cooling tank”), dan mobil tangki susu. Endapan-endapan tersebut dibersihkan dengan caramemasukkan pipa/ tongkat panjang yang salahsatu ujungnya diberi spon/ sikat lembut. Endapandalam saluran penghubung didorong keluar dariujung yang satu dengan bantuan tongkat bersponmenuju ke ujung yang lain. Endapan yang keluarditampung dalam kantong plastik kemudian diikaterat-erat.

Perlakuan Sisa Susu dari Peralatan UnitPendingin Susu

Sisa susu dari peralatan unit pendingin susuyang baru diambil dari KUD Persusuan sebanyak100 g tiap sampel ditambah dedak padi denganaras pemberian sebesar 0, 5, 10 dan 15 % bahankering (BK) sisa susu. Sampel sisa susu denganberbagai perlakuan tersebut kemudian disimpandengan waktu 2, 4 dan 6 hari pada kondisi aerob;kemudian dilakukan penghitungan jumlahkelompok mikrobia yang ada. Masing-masingperlakuan diulang tiga kali. Sampel perlakuandisimpan dalam tempat ter tutup untukmeminimalkan kontaminasi mikrobia lain darilingkungan luar. Penyimpanan dilakukan padatemperatur kamar ( 25C). Atherton danNewlander (1977) menyatakan bahwa sebagianbesar bakteri membutuhkan temperatur optimumuntuk pertumbuhan antara 10 – 38C.Medium

Medium disterilkan terlebih dahulu dalamautoklaf pada suhu 121C selama 15 menit. Jenismedium yang digunakan untuk menghitung jumlahmikrobia adalah:1. “Nutrient Agar” (NA) untuk menghitung totalbakteri. NA merupakan medium yang mengandungsumber nitrogen dalam jumlah cukup yaitu 0,3%

ekstrak daging sapi dan 0,5% pepton (Fardiaz,1993).2. “Tomato Juice Agar” (TJA) untuk menumbuhkanmikrobia pembentuk asam terutama Lactobacillus(Fardiaz, 1993). Koloni yang tumbuh pada mediumTJA jika ditetesi dengan larutan indikator 0,02%bromcresol green dalam NaOH 0,01 N dan timbulwarna kuning atau biru maka terdapat kolonipembentuk asam.3. “Acidified Potato Dextrose Agar” (APDA) untukmenumbuhkan fungi khususnya kapang dankhamir (Fardiaz, 1993).

Perhitungan jumlah mikrobiaPerhitungan jumlah mikrobia menggunakan

metode hitungan cawan tuang atau “pour platecount” (Fardiaz, 1993). Sebanyak 10 g sampelperlakuan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyerberisi 90 ml air steril (pengenceran 10-1), kemudiandiencerkan secara seri. Suspensi sebanyak 1 mldari seri pengenceran yang sesuai dipipet denganmenggunakan pipet steril dan diletakkan padacawan petri steril kemudian dituangi medium agar(NA, TJA atau APDA) steril sebanyak 12 – 15 mlyang bersuhu 50 – 55°C. Cawan-cawan petritersebut diinkubasi pada suhu 37°Cselama 24 jam,selanjutnya dihitung jumlah koloni mikrobia yangterdapat pada cawan dengan ketentuan jumlahkoloni yang dihitung jumlahnya antara 30 – 300.Jumlah koloni yang terhitung dikalikan denganseperfaktor pengenceran merupakan jumlahmikrobia/g sisa susu.

Analisis DataRancangan yang akan digunakan dalam

penelitian adalah rancangan acak lengkap polafaktorial 4 x 3 dengan 3 ulangan. Faktor pertama(A) adalah lama penyimpanan (2, 4 dan 6 hari).Faktor kedua (B) adalah aras penambahan dedakpadi yaitu sebesar 0, 5, 10 dan 15% BK limbah unitpendingin susu. Pengolahan data menggunakansidik ragam setelah ditransformasikan ke nilaiLogaritma (Steel dan Torrie, 1995).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Populasi Total BakteriPengaruh interaksi perlakuan lama

penyimpanan dan aras penambahan dedak paditerhadap populasi total bakteri dapat dilihat pada

Page 4: cawan tuang 2

50 J.Indon.Trop.Anim.Agric. 31 [1] March 2006

Tabel 1. Hasil analisis ragam menunjukkanbahwa interaksi perlakuan lama penyimpanandan aras penambahan dedak padi memberikanpengaruh nyata (p<0,05) terhadap populasi totalbakteri (SPC/ g sampel). Uji beda Duncanmenunjukkan bahwa interaksi perlakuan lamapenyimpanan 6 hari dengan aras penambahandedak padi sebesar 10% (A3B2) memberikan hasilyang terbaik.

Penambahan dedak padi pada A3B2 didugamampu mensuplai zat nutrisi bagi bakteri yang akanmenjadi sumber energi. Dedak padi akanmensuplai nutrien bagi bakteri dan menyediakanunsur-unsur kimia dasar untuk pertumbuhan sel.Dwidjoseputro (1988) menyatakan bahwa dedakpadi mengandung unsur C, H, O, dan N yangberguna untuk menyusun protoplasma sel bakteri.Dedak padi adalah hasil samping dari penggilingan

padi yang tingkat kecernaannya tinggi (Gee, 2004),merupakan sumber energi yang berupa bahanekstrak tanpa nitrogen (BETN) yang mudah larutdalam air sehingga mudah digunakan oleh bakteri(Kuswandi, 1993).

Karbohidrat yang mudah tersedia sepertihalnya dedak padi merupakan sumber energi yangdapat memfasilitasi aktivitas mikroorganisme dalammelakukan proses fermentasi (Irlbeck, 2000).Penambahan sumber energi pada suatu substratdapat meningkatkan tersedianya sumberkarbohidrat bagi proses fermentasi oleh bakteri.

Bakteri membutuhkan substrat dengankomposisi utama terdiri atas karbon dan nitrogenuntuk kelangsungan hidupnya (Schlegel, 1993).Kandungan nutrisi sisa susu dari peralatan unitpendingin susu yang cukup tinggi dapatmemenuhi kebutuhan substrat bagi bakteri.Penambahan dedak padi akan dapat menyediakan

cadangan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhanbakteri. Energi yang dihasilkan dari substrat akandigunakan oleh bakteri untuk fungsi-fungsi seluler,sintesis protein, dan pertumbuhan (Schlegel, 1993).

Unsur-unsur C, H, O, N, P dan S merupakankebutuhan esensial bagi pertumbuhan bakteri.Unsur-unsur tersebut terdapat dalam komponen-komponen seperti karbohidrat, protein, dan lemakyang terdapat dalam jumlah yang berlimpah padasusu (Eckles et al., 1980). Unsur-unsur tersebutdipergunakan untuk menyusun 96% dari bahankering (BK) sel (Rahayu et al., 1988). Laktosa padasusu juga merupakan sumber energi utama untukproses metabolisme mikrobial (Webb et al., 1974).

Fardiaz (1987) menyatakan bahwa bakterimembutuhkan karbohidrat dan atau proteinsebagai sumber energi untuk menghasilkan ATP.Selain itu bakteri juga memerlukan beberapa faktor

pertumbuhan. Jawetz et al. (1992) menyatakanbahwa faktor pertumbuhan bagi bakteri antara lainasam amino sebagai bagian dari protein, purin danpirimidin sebagai bagian dari asam nukleat, danvitamin sebagai grup prostetik dari enzim. Populasibakteri yang tinggi pada perlakuan A3B2 dapatdiakibatkan oleh terpenuhinya kebutuhan nutrisibakteri untuk pertumbuhan.

Populasi total bakteri cenderungmeningkat seiring dengan pertambahan lama waktupenyimpanan. Hal ini dapat diakibatkan bakterisedang berada dalam fase logaritmik(eksponensial). Pada fase logaritmik, populasibakteri meningkat dengan progresi geometris. Halini didukung oleh pendapat Soeparno (1992) yangmenyatakan bahwa selama fase logaritmik mikrobiamemperbanyak diri dengan kecepatan maksimal,dengan demikian pertumbuhan bakteri masih belummaksimal karena belum mencapai fase konstan.

Tabel 1. Rataan Populasi Total Bakteri Akibat Interaksi Perlakuan Lama Penyimpanan dan Aras Penambahan Dedak Padi

Aras Dedak Padi (%) Lama Penyimpanan (hari)

0 5 10 15

------------------------- SPC/ g sampel --------------------------- 2 (A1) 2,8x108 cd 5,5x108 cd 3,2x108 cd 1,0x1010 bc

4 (A2) 2,1x109 bc 2,1x108 cd 3,2x109 bcd 2,8x1010 bcd

6 (A3) 2,7x1010 ab 8,4x107 d 6,0x1010 a 7,4x108 cd

Nilai dengan huruf superskrip berbeda menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05).

Page 5: cawan tuang 2

51The Microbes Population of Wasted Milk from Milk Cooling Unit Equipment [Prastiwi et al.]

Oleh karena itu perlu dilakukan penyimpanandengan lama waktu lebih dari 6 hari untukmengetahui pertumbuhan maksimal bakterisehingga dapat diperoleh perlakuan denganpopulasi mikrobia terbaik yang dapat dimanfaatkansebagai starter dalam pembuatan silase rumput.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbahunit pendingin susu dengan perlakuan A3B2 (lamapenyimpanan 6 hari dengan penambahan 10%dedak padi) memberikan hasil yang terbaiksehingga berpeluang untuk digunakan sebagaisumber bakteri (starter) pada silase.

Populasi Mikrobia Pembentuk AsamPengaruh interaksi perlakuan lama

penyimpanan dan aras penambahan dedak paditerhadap populasi mikrobia pembentuk asamtampak pada Tabel 2. Hasil analisis ragammenunjukkan bahwa interaksi perlakuan lamapenyimpanan dan aras penambahan dedak padimemberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap

populasi mikrobia pembentuk asam. Uji bedaDuncan menunjukkan bahwa perlakuan lamapenyimpanan 6 hari dengan aras penambahandedak padi 0% (A3B0) dan lama penyimpanan 6hari dengan aras penambahan dedak padi 10%(A3B2) memberikan hasil yang terbaik.

Pada perlakuan A3B0, walaupun tanpapenambahan dedak padi ternyata limbah unitpendingin susu berpeluang untuk dapat digunakansebagai sumber mikrobia pembentuk asam (starter)pada silase. Atherton dan Newlander (1977)menyatakan bahwa susu merupakan makanansempurna bagi mikrobia karena mengandung pro-tein, lemak, dan karbohidrat yang dibutuhkan bagipertumbuhannya. Pertumbuhan mikrobia antaralain dipengaruhi oleh suplai makanan, kelembaban,suhu, serta lingkungan fisik dan kimia.

Dwidjoseputro (1998) menyatakan bahwa laktosayang terdapat dalam susu merupakan substratyang baik bagi pertumbuhan bakteri Streptococ-cus lactis dan Lactobacillus bulgaricus.

Unsur-unsur C, H, O, N, P dan S merupakanunsur esensial bagi mikrobia (Van den Berg, 1988).Unsur-unsur tersebut dapat diperoleh darikomponen-komponen antara lain protein, lemak,dan karbohidrat yang terdapat dalam susu.Dwidjoseputro (1998) menyatakan bahwa protein,lemak, dan karbohidrat yang terkandung dalamsusu merupakan substrat yang baik bagi bakteri,baik bakteri patogen maupun bakteri saprofit. Lebihlanjut dikemukakan bahwa jika temperatur 37Cmaka bakteri saprofit akan tumbuh dengan baiksekali.

Van den Berg (1988) mengemukakan bahwalaktosa yang terdapat dalam susu dapatdifermentasi oleh bakteri asam laktat menjadi asamlaktat dan sejumlah “by-products” sampai asamyang terakumulasi menghambat reproduksi dan

aktivitas selanjutnya dari bakteri. Pada awalnyapembentukan asam laktat terjadi sangat lambat,tetapi akan meningkat cepat seiring denganpeningkatan aktivitas mikrobia. Warner (1978)menyatakan bahwa Lactobacillus bulgaricusdapat mencapai kadar asam laktat pada susu sampaidengan 2,25% sebelum mengalami penurunanaktivitas pada akhirnya. Adanya kemampuanbertoleransi terhadap asam mengakibatkan bakteriasam laktat dapat dengan mudah menjadi dominanpada suatu substrat meskipun produksi laktat yangdihasilkan dalam jumlah yang besar (Schlegel,1993).

Pada perlakuan A3B2 dengan penambahandedak padi sebesar 10% dapat memberikan suplainutrisi bagi pertumbuhan bakteri pembentuk asamsehingga memberikan hasil yang terbaik pada

Tabel 2. Rataan Populasi Mikrobia Pembentuk Asam Akibat Interaksi Perlakuan Lama Penyimpanan danAras Penambahan Dedak Padi

Aras Dedak Padi (%) Lama Penyimpanan (hari) 0 5 10 15

------------------------- SPC/ g sampel --------------------------- 2 (A1) 1,1x108 b 1,5x108 b 1,3x108 b 1,3x108 b

4 (A2) 6,5x108 b 1,4x108 b 9,2x108 b 1,2x108 b

6 (A3) 2,8x109 a 5,4x107 b 2,9x109 a 1,6x108 b

Nilai dengan huruf superskrip berbeda menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05).

Page 6: cawan tuang 2

52 J.Indon.Trop.Anim.Agric. 31 [1] March 2006

materi penelitian. Kandungan asam amino dan vi-tamin B dari dedak padi banyak dibutuhkan untukpembiakan dan pertumbuhan bakteri pembentukasam (Dwidjoseputro, 1998). Lubis (1992)mengemukakan bahwa selaput putih merupakanbagian dari dedak padi yang kaya akan protein,vitamin B, lemak, dan mineral. Lactobacillus sp.mempunyai sifat spesifik yaitu tidak mampumensintesis vitamin yang dibutuhkan untukpertumbuhannya sehingga membutuhkanmakanan yang tersedia vitaminnya (Rahayu et al.,1988).

Populasi mikrobia pembentuk asamcenderung meningkat seiring dengan pertambahanlama waktu penyimpanan. Hal ini dapat diakibatkanmikrobia sedang berada dalam fase logaritmik(eksponensial). Pada fase logaritmik populasibakteri meningkat dengan progresi geometris.Soeparno (1992) menyatakan bahwa selama faselogaritmik mikrobia memperbanyak diri dengankecepatan maksimal.

Pertumbuhan bakteri masih belum maksimalkarena belum mencapai fase konstan. Oleh karenaitu perlu dilakukan penyimpanan dengan lamawaktu lebih dari 6 hari untuk mengetahuipertumbuhan optimal mikrobia pembentuk asamsehingga dapat diperoleh populasi mikrobiaterbaik untuk digunakan sebagai starter silase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbahunit pendingin susu dengan perlakuan A3B0 danA3B2 memberikan hasil yang terbaik sehinggaberpeluang untuk digunakan sebagai sumbermikrobia pembentuk asam (starter) pada silase.

Populasi Total FungiPengaruh interaksi perlakuan lama

penyimpanan dan aras dedak padi terhadappopulasi total fungi dapat dilihat pada Tabel 3. Hasilanalisis ragam menunjukkan bahwa interaksi

perlakuan lama penyimpanan dan araspenambahan dedak padi memberikan pengaruhnyata (p<0,05) terhadap populasi total fungi.Perlakuan lama penyimpanan 2 hari denganpenambahan dedak padi sebesar 5% (A1B1), lamapenyimpanan 6 hari dengan penambahan dedakpadi sebesar 10% (A3B2), dan lama penyimpanan4 hari dengan penambahan dedak padi sebesar 15%(A2B3) memberikan hasil yang terbaik.

Kondisi substrat yang sesuai bagipertumbuhan fungi mengakibatkan populasi fungipada perlakuan A1B1, A3B2 dan A2B3 cukuptinggi. Penambahan aras dedak padi pada limbahunit pendingin susu berguna sebagai sumberkarbohidrat bagi pertumbuhan fungi (Fardiaz,1993). Pelzcar et al. (1986) menyatakan bahwa fungimembutuhkan karbohidrat sebagai sumber karbon(C) untuk pertumbuhannya. Fungi dapat memecahbahan-bahan organik kompleks menjadi bahanyang lebih sederhana (Buckle et al., 1987) sehinggatersedia zat nutrisi yang mencukupi kebutuhanfungi untuk pertumbuhan. Kandungan proteindedak padi yang cukup tinggi juga dapat berfungsisebagai pemberi suplai unsur N bagi fungi. Fungimembutuhkan unsur N dan mineral-mineral sepertiS, P, Mg, Ca, dan Na untuk pertumbuhannya(Pelzcar et al., 1986).

Peningkatan lama waktu penyimpananmengakibatkan hasil yang cenderung menurunpada populasi fungi. Kelembaban substrat yangsemakin tinggi seiring dengan peningkatan lamawaktu penyimpanan diduga kurang sesuai bagipertumbuhan fungi, terutama kapang. Kapangmemerlukan kelembaban yang rendah untukpertumbuhannya, sedangkan khamir sebaliknya(Muchtadi dan Laksmi, 1980). Dengan demikiandapat diduga bahwa populasi fungi yang teramatilebih didominasi oleh khamir. Soeparno (1992)menyatakan bahwa khamir dapat tumbuh pada

Tabel 3. Rataan Populasi Total Fungi Akibat Interaksi Perlakuan Lama Penyimpanan dan Aras Penambahan Dedak Padi

Aras Dedak Padi (%) Lama Penyimpanan (hari)

0 5 10 15

------------------------- CFU/ g sampel --------------------------- 2 (A1) 5,2x105 d 2,2x109 a 4,7x108 bc 1,2x108 bc

4 (A2) 6,1x105 d 1,6x107 c 6,8x107 b 6,9x108 a

6 (A3) 8,2x105 d 8,1x106 cd 8,0x108 a 6,8x106 cd

Nilai dengan huruf superskrip berbeda menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05).

Page 7: cawan tuang 2

53The Microbes Population of Wasted Milk from Milk Cooling Unit Equipment [Prastiwi et al.]

temperatur relatif agak tinggi (24 – 37,8 C) dandapat bertahan pada lingkungan asam (pada pH 3,5).

Rendahnya populasi fungi dapatdiakibatkan karena adanya pengaruhpertumbuhan mikrobia lain dalam limbah unitpendingin susu. Dwidjoseputro (1998)menyatakan bahwa kebutuhan zat makanan yangsama dapat menyebabkan terjadinya persainganantar mikrobia. Lebih lanjut dinyatakan bahwaspesies mikrobia yang dapat menyesuaikan diripaling baik maka spesies tersebut yang akanmengalami pertumbuhan subur. Dalam hal inibakteri mengalami pertumbuhan yang lebih suburdibanding dengan fungi. Fungi dalampertumbuhannya harus bersaing dengan bakteridalam mendapatkan makanannya (Eckles et al.,1980). Fungi dapat mengakibatkan berbagaiperubahan dalam susu, namun reaksi ini dapatterhambat sebab fungi mempunyai pertumbuhanyang lambat (Van den Berg, 1988).

Populasi fungi yang tinggi dapatmenghambat peran limbah unit pendingin sususebagai sumber bakteri pembentuk asam (starter)pada pembuatan silase. Weiser et al. (1971)menyatakan bahwa fungi bukanlah faktorpengganggu (penyebab kerusakan) yang seriuspada silase hijauan, namun demikian terdapatnyafungi pada silase dapat mengurangi kualitas silaseyang dihasilkan. Oleh karena itu sebaiknyapopulasi fungi pada limbah unit pendingin susudiupayakan minimal agar diperoleh populasimikrobia pembentuk asam yang optimal.

KESIMPULAN

Perlakuan lama penyimpanan danpenambahan aras dedak padi dapat meningkatkanpopulasi total bakteri dan mikrobia pembentukasam pada sisa susu dari peralatan unit pendinginsusu sehingga dapat digunakan sebagai starterpada silase. Penambahan dedak padi sebagaisumber RCA bagi pertumbuhan bakteri memberikanhasil signifikan pada penelitian ini. Limbah unitpendingin susu dengan perlakuan lamapenyimpanan 6 hari dengan aras penambahandedak padi 10% (A3B2) memberikan hasil yangterbaik sehingga berpeluang untuk dapatdigunakan sebagai starter silase rumput;sedangkan penambahan dedak padi

mengakibatkan pertumbuhan fungi pada limbahunit pendingin susu sehingga dapat mempengaruhikualitas limbah sebagai starter silase.

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum.PT. Gramedia, Jakarta.

Atherton, H.V. and J.A. Newlander. 1977. Chemis-try and Testing of Dairy Products. 4th Ed.Avi Publishing Co. Inc., Westport.

Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet dan M.Wooton. 1987. Ilmu Pangan. UniversitasIndonesia Press, Jakarta. (Diterjemahkanoleh H. Purnomo dan Adiono).

Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi.Cetakan Ke-13. Penerbit Djambatan, Jakarta.

Eckles, C.H., W.B. Combs and H. Macy. 1980. Milkand Milk Products. Tata Mc. Graw – HillPublishing Co. Ltd., Bombay.

Fardiaz, S. 1987. Fisiologi Fermentasi. Pusat AntarUniversitas Institut Pertanian BogorLembaga Sumber Daya Informasi InstitutPertanian Bogor, Bogor.

Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan.PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Gee, E. 2004. Feeding the performance horse: theimportance of forage, and what to feed thefizzy horse. Equine Vet. J. (Supplement) 34 :66-70.

Irlbeck, N.A. 2000. Basics of Alpaca Nutrition. Al-paca Owners and Breeder Association An-nual Conference Proceedings. June 4. Lou-isville.

Jawetz, E., J.L. Melnick dan E.A. Adelberg. 1992.Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan(Review OX Medical Microbiology). Edisike-16. Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta. Editor: G. Bonang. (Diterjemahkanoleh: H. Tonang).

Page 8: cawan tuang 2

54 J.Indon.Trop.Anim.Agric. 31 [1] March 2006

Kuswandi. 1993. Kegiatan Mikrobia di Rumendan Manipulasinya untuk MenaikkanEfisiensi Produksi Ternak. BuletinPeternakan. 17 : 68 – 76.

Lubis, D.A. 1992. Ilmu Makanan Ternak. PT.Pembangunan, Jakarta.

Muchtadi, D. dan B.S. Laksmi. 1980. PetunjukPraktek Mikrobiologi Hasil Pertanian.Departemen Pertanian dan Kebudayaan,Jakarta.

Parakkasi, A. 1990. Ilmu Gizi dan Makanan TernakMonogastr ik. Penerbit UniversitasIndonesia, Jakarta.

Pelzcar, M.J., R.D. Reid and E.C.S. Chan. 1986.Microbiology. Mc. Graw – Hill Book Co.,New York.

Rahayu, K., Kuswanti dan S. Sudarmadji. 1988.Mikrobiologi Pangan. Pusat AntarUniversitas Pangan dan Gizi UniversitasGadjah Mada, Yogyakarta.

Salle, A.J. 1979. Fundamental Principles of Bacte-riology. 7th Ed. Tata Mc. Graw – Hill Pub-lishing Co. Ltd., New Delhi.

Schlegel, H.G. 1993. Mikrobiologi Umum. EdisiKe-7. Cambridge University Press,

Cambridge. (Diterjemahkan oleh M. Kogut).

Soeparno. 1992. Prinsip Kimia dan Teknologi Susu.Departemen Pendidikan Pendidikan danKebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi.Proyek Pengembangan Fasilitas BersamaAntar Universitas. UIC (Bank Dunia XVII).Pusat Antar Universitas Pangan dan GiziUniversitas Gadjah Mada, Yogyakarta.(Tidak diterbitkan).

Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie. 1995. Prinsip danProsedur Stastistika Suatu PendekatanBiometrik. Cetakan Keempat. PT. Gramedia,Jakarta. (Diterjemahkan oleh B. Sumantri).

Van den Berg, J.C.T. 1988. Dairy Technology inThe Tropics and Subtropics. Pudoc,Wagenigen.

Warner, J.N. 1978. Principles of Dairy Processing.Wiley Eastern Ltd., New Delhi.

Webb, B.H., A.H. Johnson and J.A. Alford. 1974.Fundamentals of Dairy Chemistry. The AviPublishing Company Inc., Westport.

Weiser, H.H., G.J. Mountney and W.A. Gould. 1971.Practical Food Microbiology and Technol-ogy. 2nd Ed. The Avi Publishing Co. Inc.,Westport.