curriculum development and facilitation techniques
TRANSCRIPT
Seri Pembelajaran dari USAID-KINERJA
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
PE
NG
HITU
NG
AN
KE
BU
TUH
AN
PE
ME
NU
HA
N TA
RG
ET S
PM
PE
ND
IDIK
AN
DA
SA
RUSAID-KINERJAGedung BRI II, Lantai 28, Suite 2807 Jl. Jend Sudirman Kav. 44-46Jakarta, 10210 Phone: +62 21 5702820 Fax: +62 21 5702832Email: [email protected]
IMPLEMENTED BY RTI INTERNATIONAL AND PARTNERS
Maret 2014
1www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
KATA PENGANTAR
Program KINERJA adalah program bantuan teknis dari United State Agency for International Development (USAID) yang berfokus pada tata kelola peningkatan pelayanan publik di Indonesia. Dihibahkan dalam bentuk Cooperative Agreement nomor AID-497-A-10-00003 kepada RTI International dan lima konsorsiumnya, yakni The Asia Foundation (TAF), Social Impact (SI), SMERU Research Institute, Gadjah Mada University (UGM), and Partnership for Governance Reform (Kemitraan) dengan periode implementasi sejak tanggal 30 September 2010 hingga 28 February 2015.
KINERJA dikembangkan berdasarkan asumsi pembangunan dan menargetkan perbaikan pelayanan public di tiga sektor utama yaitu pendidikan, kesehatan dan iklim usaha yang baik (BEE). Kegiatan yang dilakukan oleh Kinerja mencakup pelayanan publik dari sisi permintaan dan penawaran, dan bertujuan untuk memperkuat mekanisme pertanggungjawaban sehingga pemerintah daerah dapat menjawab kebutuhan masyarakat dengan lebih baik lagi. Kinerja juga bekerja melalui lembaga-lembaga lokal untuk membangun kapasitas mereka dan mendorong kemitraan yang berkelanjutan.
Program KINERJA bekerja di Provinsi Aceh, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Barat, untuk 20 kabupaten/kota yang berminat melaksanakan program dengan metode pemilihan secara acak. Dalam melaksanakan bantuan teknis di Kabupaten/kota, KINERJA bekerja sama dengan Organisasi Mitra pelaksana (OMP) di masing-masing Provinsi yang diharapkan OMP ini selanjutnya kan tetap bermitra dan mendampingi Kab/kota di Jawa Timur dalam melaksanakan pendekatan Program KINERJA.
Adapun tujuan pembuatan modul ini didasari dari kebutuhan yang kami lihat di lapangan selama berinteraksi dengan para OMP yang bekerja sama dengan KINERJA. Atas dasar tersebut, kami berinisiatif menyiapkan modul lengkap untuk dijadikan panduan atau referensi bagi organisasi mitra maupun organisasi lain dalam meningkatkan kapasitas organisasi mitra untuk memgembangkan materi pelatihan dan teknik fasilitasi menangkap peluang mengelola program peningkatan kapasitas SDM baik dari Donor tertentu, pihak Pemerintah maupun pihak swasta.
Modul yang berjudul “Pengembangan Kurikulum dan Teknis Fasilitasi ” yang mencakup potret diri, Apa dan Mengapa Fasilitasi (memahami fasilitasi dan nilai-nilai partisipasi); Rumah fasilitasi dan Sikap Dasar fasilitasi; Ketrampilan komunikasi non verbal dan verbal, karena bagian-bagian tersebut adalah hal penting yang diperlukan oleh pihak organisasi masyarakat dalam pengembangan materi pelatihan dan teknik fasilitasi sehingga diharapkan modul ini dapat bermanfaat bagi organisasi baik yang baru berdiri maupun yang telah berjalan guna menyempurnakan sistem dan proses yang ada.
Kami mohon maaf bila terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam penyusunan modul ini baik berupa kata-kata maupun maksud tulisan yang disampaikan. Penyempurnaan-penyempurnaan yang diperlukan dalam modul ini akan terus kami lakukan, tentunya dengan masukan dari pembaca atau pengguna modul ini. Harapan kami, semoga modul ini bermanfaat dalam membangun sistem dan proses organisasi lokal ke arah yang lebih baik lagi.
Jakarta, Oktober 2014
ELKE RAPPChief of Party, USAID - KINERJA
2 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1DAFTAR ISI 2
Evaluasi Pelatihan 6Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan 14Pemetaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan 30Rencana Pembelajaran 38
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation (Hari Ke-1) 53Pembelajaran Orang Dewasa 54Analisis Kebutuhan Pelatihan 66
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation (Hari Ke-3) 79Potret Diri 80Kompetensi Dasar Fasilitator dan Pelatih 82Pengetahuan dan Sikap Dasar Fasilitator 84Keterampilan Dasar Fasilitator 86Mengelola Dinamika Kelompok 90Menyiapkan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan 92Model Evaluasi Fasilitasi/Pelatihan 94
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation (Hari Ke-4) 97Menyiapkan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan 98
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif 112Sesi 1: Potret Diri 112- Bahan Presentasi 114Sesi 2: Apa dan Mengapa Fasilitasi 116- Bahan Presentasi 119Sesi 3: Rumah Fasilitasi dan Sikap Dasar Fasilitator 123- Bahan Presentasi 125Sesi 4: Ketrampilan Komunikasi Non Verbal 128- Bahan Presentasi 129Sesi 5: Ketrampilan Komunikasi Verbal 136- Bahan Presentasi 139
3www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Sesi 6: Ketrampilan Mengelola Dinamika Kelompok 147- Bahan Presentasi 154
DAFTAR PUSTAKA 164BAHAN DI CD 165DAFTAR SINGKATAN/ISTILAH 166
5www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Evaluasi Pelatihan
6 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Evaluasi Pelatihan
Tujuan Pembelajaran
• Pesertamampumenjelaskantipedantujuan
evaluasi pelatihan.
• Pesertamampumerancangbentukevaluasi
pelatihan sesuai dengan sasaran dan tujuan
pelatihan.
Pokok Bahasan
• Membuatevaluasipelatihan
Metode
• Sharing/Brainstorming
• Penugasankelompok
• Pleno
Alat dan bahan
• Kertasflipchart,
• Kertaspotong,
• Kertashvs,
• Spidolwarna,
• Plakban,
• LCDprojector,
• Komputer,
• Slide.
Peserta mampu
merancang bentuk evaluasi
pelatihan......
7www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Waktu
• 90menit
Proses Fasilitasi
No Langkah Bahan Waktu
1 Fasilitator menjelaskan tujuan/capaian sesi:• Pesertamampumenjelaskantipedantujuanevaluasi
pelatihan•Pesertamampumerancangbentukevaluasipelatihan
sesuai dengan sasaran dan tujuan pelatihan
5 menit
2 Fasilitator meminta peserta membentuk 3-4 kelompok dan masing-masing mendiskusikan “Bagaimana cara melakukan evaluasi pelatihan selama ini?.
Kertas flipchart, spidol 15 menit
3 Fasilitator meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya
15 menit
4 Fasilitator kemudian menjelaskan bagaimana melakukan evaluasi dan prinsip-prinsip evaluasi untuk pelatihan menggunakan pendekatan orang dewasa.
Slide evaluasi, fungsi evaluasi dan evaluasi
pelatihan orang dewasa
15 menit
5 Peserta diminta untuk menyusun model atau contoh evaluasi tujuan, evaluasi sasaran dan monitoring
15 menit
6 Peserta diminta untuk mempresentasikan hasilnya 15 menit
7 Fasilitator menegaskan bahwa jawaban peserta dengan kembali menyampaikan prinsip-prinsip evaluasi pelatihan dan beberapa contoh.
Kertas flipchart, spidol 10 menit
Jumlah 90 menit
Evaluasi Pelatihan
8 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Mengukur sejauhmana sasaran dan tujuan pelatihan tercapai
Fungsi Evaluasi
Tahapan Evaluasi Waktu
Proses Dilihat selama proses pelaksanaan proses pelatihan
Out put Dilihat setelah selesai pelatihan
Out come Dilihat setelah penerapan hasil pelatihan
Impact Dilihat perubahan yang terjadi di organisasi akibat penerapan hasil pelatihan
Evaluasi Pelatihan
Bahan Presentasi
9www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Evaluasi untuk pelatihan orang dewasa• Evaluasi hendaknya berorientasi kepada pengukuran perubahan perilaku
setelah mengikuti proses pembelajaran/pelatihan.• Sebaiknya evaluasi dilaksanakan melalui pengujian terhadap dan oleh
peserta pelatihan itu sendiri (Self Evaluation).• Perubahan positif perilaku merupakan tolok ukur keberhasilan ruang
lingkup materi evaluasi "ditetapkan bersama secara partisipatif" atau berdasarkan kesepakatan bersama seluruh pihak terkait yang terlibat.
• Evaluasiditujukanuntukmenilaiefektifitasdanefisiensipenyelenggaraanprogram pelatihan yang mencakup kekuatan maupun kelemahan program.
• Menilaiefektifitasmateriyangdibahasdalamkaitannyadenganperubahansikap dan perilaku.
Evaluasi Pelatihan
10 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Bahan Bacaan
Pelatihan dilakukan sebagai kegiatan yang
merupakan bagian dari pengelolaan sumberdaya
manusia, pengembangan organisasi atau
merupakan bagian dari suatu proyek atau program.
Karena itu menjadi penting untuk melakukan
evaluasi atas pelatihan sehingga bisa diketahui
sejauhmana pelatihan membantu pencapaian atas
pengembangan SDM, pencapaian tujuan proyek/
program atau pencapaian tujuan organisasi.
Evaluasi Pelatihan berfungsi untuk mengukur
sejauhmana sasaran dan tujuan pelatihan tercapai.
Pengukuran atau evaluasi terhadap tingkat
pencapaian sasaran pelatihan dilakukan pada
akhir pelatihan. Sedangkan evaluasi atas tujuan
pelatihan dilakukan setelah warga belajar atau
peserta pelatihan menerapkan hasil pelatihan dalam
dunia kerja atau pemanfaatan hasil pelatihan dalam
kehidupan nyata mereka. Secara harian, evaluasi
juga bisa dilakukan untuk melihat proses pelatihan
tiap hari mencapai out put sebagaimana yang
telah direncanakan serta perkembangan peserta
pelatihan. Evaluasi secara harian tersebut biasa
disebut sebagai monitoring.
Tujuan atas evaluasi sasaran pelatihan sangat
dipengaruhi oleh siapa pengguna evaluasi,
yaitu peserta pelatihan, pelatih/fasilitator dan
penyeelenggara pelatihan. Masing-masing
mempunyai kepentingan atas tujuan evaluasi.
Bagi peserta pelatihan, evaluasi bertujuan
untuk mengukur sejauhmana perubahan sikap,
pengetahuan dan ketrampilan yang didapatkan
selama pelatihan sehingga membantu yang
bersangkutan mencapai tujuan dirinya mengikuti
pelatihan. Pelatih atau fasilitator mempunyai
tujuan untuk mengukur sejauhmana materi,
metode dan teknik yang dipakai dalam pelatihan
efektif untuk mencapai tujuan pelatihan. Evaluasi
bagi penyelanggara pelatihan bertujuan untuk
mengukur tingkat kepuasan peserta pelatihan
atas penyelenggaraan pelatihan yang meliputi
kepanitiaan, administrasi, konsumsi dan akomodasi
serta kemampuan pelatih.
Monitoring atau evaluasi harian akan membantu
pelatih atau fasilitator memperbaiki metode, teknik,
media, jadwal atau posisi tempat duduk peserta
sehingga pelatihan hari berikutnya akan lebih
efektif lagi.
Evaluasi harus dirancang untuk mengkritik kegiatan
atau program belajar dari 4 elemen penting:
program, warga belajar, pelatih/fasilitator, dan hasil
di pekerjaan. Proses evaluasi harus mulai dengan
pengumpulan data dengan menggunakan kuisoner,
wawancara, tes, dan observasi. Kemudian, informasi
yang dikumpulkan harus dianalisis dan ditafsirkan
dan ditarik kesimpulan. Interpretasi dan kesimpulan
ini, yang harus dicatat, merupakan dasar untuk
keputusan program berikutnya.
Pada waktu mengevaluasi pelatihan, Fasilitator
harus mengkaji rancangan pelatihan terhadap tujuan
11www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
pembelajaran, dan mengukur nilai dan kegunaan isi
program pembelajaran. Warga belajar harus diminta
untuk mengevaluasi fasilitator dalam beberapa
bidang, diantaranya adalah kejelasan sasaran
dan capain pelatihan, pengelolaan kelas dan
kemampuan memberikan materi.
Empat jenis evaluasi harus dilakukan untuk
mengevaluasi warga belajar:
1. Reaksi: Seberapa baik warga belajar menyukai
program tersebut?
2. Belajar: Prinsip-prinsip, fakta, dan teknik apa
yang dipahami dan diamati oleh warga belajar?
3. Perilaku: Apakah pelatihan menyebabkan
perubahan langsung dalam perilaku?
4. Hasil: Apakah organisasi menjadi meningkat
(keuntungan,efisiensi)sebagaiakibatdari
pelatihan?
Hasil dapat mencakup volume penjualan, biaya
reduksi langsung, kualitas kerja, tingkat kecelakaan,
kemangkiran, tingkat penggantian (turnover),
keluhan pelanggan, hubungan masyarakat, dan
pelanggan baru. Singkatnya, evaluasi pembelajaran
dilakukan sebagai cara untuk mengkritik setiap
elemen program untuk meningkatkan, menilai dan
mereviewnya.
Evaluasi ke empat tersebut merupakan evaluasi
tujuan pelatihan dan karena baru bisa dinilai setelah
peserta menerapkan hasil pelatihan dalam dunia
kerjanya.
Pendekatan evaluasi secara konvensional
(pedagogi) kurang efektif untuk diterapkan untuk
pelatihan menggunakan pendekatan orang dewasa.
Ada beberapa pokok dalam melaksanakan evaluasi
hasil belajar bagi orang dewasa yakni:
• Evaluasihendaknyaberorientasikepada
pengukuran perubahan perilaku setelah
mengikuti proses pembelajaran/pelatihan.
• Sebaiknyaevaluasidilaksanakanmelalui
pengujian terhadap dan oleh peserta pelatihan
itu sendiri (Self Evaluation).
• Perubahanpositifperilakumerupakantolokukur
keberhasilan.
• Ruanglingkupmaterievaluasi"ditetapkan
bersama secara partisipatif" atau berdasarkan
kesepakatan bersama seluruh pihak terkait yang
terlibat.
• Evaluasiditujukanuntukmenilaiefektifitasdan
efisiensipenyelenggaraanprogrampelatihan
yang mencakup kekuatan maupun kelemahan
program.
• Menilaiefektifitasmateriyangdibahasdalam
kaitannya dengan perubahan sikap dan perilaku.
13www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan
14 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan
Tujuan Pembelajaran
• Pesertamampumenyusuntujuandansasaran
pelatihan berdasar hasil penjajakan kebutuhan
pelatihan.
Pokok Bahasan
• Menyusuntujuandansasaranpelatihan
Metode :
• Penugasankelompok
• Brainstorming
• Pleno
Alat dan bahan
• Kertasflipchart,
• Kertaspotong,
• Kertashvs,
• Spidolwarna,
• Plakban,
• SlideTujuandansasaranpelatihan1-11,
• LCDProjector,
• Komputer.
Peserta mampu menyusun
tujuan dan sasaran
pelatihan......
15www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Waktu
• 110menit
Proses Fasilitasi
No Langkah Bahan Waktu
1 Fasilitator menjelaskan tujuan sesi “Peserta mampu menyusun tujuan dan sasaran pelatihan berdasar hasil penjajakan kebutuhan pelatihan.
5 menit
2 Fasilitator menanyakan kepada peserta “Bagaimana pemanfaatan hasil penjajakan kebutuhan pelatihan untuk membuat pelatihan”.
Kertas flipchart, spidol 15 menit
3 Fasilitator kemudian menegaskan hubungan antara hasil penjajagan kebutuhan dengan disain pelatihan.
Slide Hubungan hasil penjajakan dan disain
pelatihan
15 menit
4 Fasilitator menjelaskan tentang pengertian tujuan pelatihan, sasaran pelatihan, hierarki tujuan, perbedaan sasaran dan tujuan pelatihan serta ciri-ciri sasaran yang baik serta contohnya.
Slide sasaran, perbedaan sasaran dan tujuan, hierarki tujuan
25 menit
5 Fasilitator meminta peserta berkumpul dalam kelompok, masing-masing kelompok berisi 4-5 orang. Setiap kelompok menyusun satu contoh tujuan pelatihan dan satu sasaran.
Kertas flipchart, spidol 20 menit
6 Fasilitator meminta setiap kelompok memprentasikan tujuan yang telah dibuat dan kelompok lain memberikan tanggapan dan koreksi.
Kertas flipchart, spidol, hasil kerja kelompok
25 menit
7 Fasilitator menegaskan kembali pengertian dan hierarki tujuan serta menyampakan bahwa tahap berikutnya akan membahas tentang materi dan capaian tiap materi.
Slide hierarki tujuan 5 menit
Jumlah 110 menit
Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan
16 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Tujuan dan sasaran pelatihan
Karakter warga belajar
Program yang dibutuhkan
Pengetahuan ketrampilan da sikap
yang diperlukan
Penyebab rendahnya kinerja
Analisa tugas
Hubungan hasil penjajakan kebutuhan pelatihan dan disain pelatihan
Tujuan dan sasaran pelatihan
Isi atau materi pelatihan
Metode dan Teknik
Waktu
Lokasi dan Peralatan
Disain
Tujuan Pelatihan
Tujuan pelatihan adalah apa yangakan dicapai setelah peserta pelatihan
menerapkan hasil pelatihan di lingkungan kerjanya.
Tujuan dan sasaran pelatihan
Bahan Presentasi
17www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Sasaran pelatihan
Sasaranpelatihanmenjelaskansecaraspesifikapayang akan langsung dicapai atau dihasilkan oleh warga belajar setelah pelatihan selesai sehingga mereka akan mampu mencapai tujuan pelatihan.
Tujuan dan sasaran pelatihan
Sasaran pelatihan
• Sasaranyangbaikadalahmampumenunjukkanhasil pembelajaran dan terukur.
Tujuan dan sasaran pelatihan
Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan
18 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Tujuan dan sasaran pelatihan
Tujuan Pelatihan
Tujuan dan sasaran pelatihan
Ciri-ciri Sasaran yang baik
Sasaran pelatihan pada tiga lingkup perilaku, yaitu:1. psikomotorik (ketrampilan),2. afektif (sikap, perasaan),3. kognitif (pengetahuan).
19www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran pelatihan
Sasaran pelatihanHal Sasaran Tujuan
Waktu pencapaian Selesai pelatihan. Setelah menerapkan hasil pelatihan.
Hal yang dicapai A Sikap, pengetahuan, ketrampilan yang dimiliki peserta pelatihan setelah pelatihan selesai.
Masalah yang diatasi oleh peserta pelatihan dengan kemampuan (sikap, pengetahuan, ketrampilan) dari pelatihan.
Tanggungjawab Trainer (fasilitator), pengelola pelatihan dan peserta pelatihan.
Peserta pelatihan, supervisor dan pendukung pelaksanaan hasil pelatihan.
Tujuan dan sasaran pelatihan
Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan
20 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Tujuan dan sasaran pelatihan
Tujuan dan sasaran pelatihan
1. Tingkat Pengetahuanmenghitung mendaftar memanggil kembalimembatasi nama mengenalimenggambar menunjuk merekammengidentifikasi mengambilistilah mengulangmengindikasikan membaca menyatakanmenabulasikan melacak menulis
Contoh sasaran Psikomotorik (Ketrampilan)
2. Tingkat Pemahamanmenggabungkan membandingkan menghitungmengkontraskan mendeskripsikan membedakanmembedakan memperkirakan mengekstrapolasimenginterpretasikan mengelompokkan membandingkan
Contoh sasaran Psikomotorik (Ketrampilan)
21www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Tujuan dan sasaran pelatihan
Tujuan dan sasaran pelatihan
3. Tingkat Penerapan
menerapkan menghitung menyelesaikan
mengilustrasikan mempraktekkan mengunakan
memakai menyelesaikan mendemonstrasikan
memperkerjakan menguji mengurutkan
Contoh sasaran Psikomotorik (Ketrampilan)
4. Tingkat Analisis
menggolongkan menghubungkan mentransformasikanmerangkum membangun mendeteksimenganalisis menyimpulkan memisahkanmenjelaskan menyelidiki membagi
Contoh sasaran Psikomotorik (Ketrampilan)
Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan
22 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Bahan Bacaan
Pada tahap sebelumnya, penjajakan kebutuhan
pelatihan (training need assessment/TNA) telah
dilakukan. Dari hasil penjajakan kebutuhan pelatihan
telah dihasilkan berbagai informasi karakteristik
calon peserta pelatihan, kesenjangan atas sikap,
pengetahuan dan ketrampilan yang ada sehingga
kinerja ingin ditingkatkan serta berbagai informasi
yang telah diolah untuk membantu menyusun
pelatihan ini.
Hasil dari penjajakan kebutuhan kemudian menjadi
bahan untuk atau menentukan disain suatu
pelatihan. Secara garis besar hubungan antara
penjajakan kebutuhan dan desain pelatihan dapat
dilihat dalam gambar: Fase penyusunan desain
Orang dewasa sering memandang harga dirinya
sejalan dengan situasi kelas, dan mereka cenderung
merasa secara pribadi salah pada saat membuat
kesalahan. Jadi, program dan kegiatan pelatihan
harus dirancang untuk meminimalkan rasa malu
pribadi dan perasaan kekurangan.
Berdasarkan hasil analisa penjajakan kebutuhan
maka untuk menyusun suatu pelatihan dilanjutkan
dengan tahapan menyusun tujuan dan sasaran
pelatihan. Tujuan dan sasaran pelatihan menjadi
penting karena akan membantu :
1. Dalam proses penyusunan kurikulum pelatihan
akan membantu penyusun/designer pelatihan
membuat kurikulum seperti yang diharapkan.
2. Bagi organisasi dari orang yang dilatih
mengetahui apa yang akan dicapai oleh peserta
Karakter warga belajar
Program yang dibutuhkan
Pengetahuan ketrampilan da sikap
yang diperlukan
Penyebab rendahnya kinerja
Analisa tugas
Tujuan dan sasaran pelatihan
Isi atau materi pelatihan
Metode dan Teknik
Waktu
Lokasi dan Peralatan
Disain
23www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
pelatihan dan manfaat bagi organisasi serta
kemungkinan dampak bagi organisasinya.
Secaraspesifiktujuanpelatihandibuatagarpeserta
pelatihan dan organisasi pengirim atau organisasi
tempat peserta bekerja mengetahui perubahan
apa yang diharapkan sebagai akibat penerapan
hasil pelatihan di lingkungan kerjanya. Dengan
demikian tujuan pelatihan harus sesuai dengan dan
mendukung apa yang ingin dicapai oleh organisasi
atau program dan proyek.
Tujuan pelatihan pelatihan sendiri secara singkat
adalah apa yang akan dicapai setelah peserta pelatihan menerapkan hasil pelatihan di lingkungan kerjanya.
Tujuan pelatihan baru akan dicapai dan kelihatan
setelah peserta pelatihan menerapkan hasil
pelatihan dalam dunia kerja mereka. Jika peserta
pelatihan tidak menerapkan maka tujuan pelatihan
tidak akan tercapai. Demikian halnya jika peserta
pelatihan akan menerapkan hasil pelatihan, namun
supervisor atau organisasi tidak mendukung untuk
penerapan hasil pelatihan maka tujuan pelatihan
juga tidak akan tercapai. Jadi pencapaian tujuan
pelatihan bukan hanya berdasarkan hasil pelatihan,
namun juga sangat ditentukan oleh penerapan hasil
pelatihan oleh peserta pelatihan dan dukungan
supervisor serta organisasi untuk penerapan hasil
pelatihan tersebut.
Berdasarkan tujuan pelatihan yang telah dibuat
maka tahap selanjutnya adalah menyusun sasaran/
hasil atau obyektif dari pelatihan. Sasaran pelatihan
menjelaskansecaraspesifikapayangakan
langsung dicapai atau dihasilkan oleh warga belajar
setelah pelatihan selesai sehingga mereka akan
mampu mencapai tujuan pelatihan.
Sasaran pelatihan harus merupakan turunan dari
tujuan pelatihan atau dalam bahasa lain sasaran
pelatihan harus mendukung pencapaian dari tujuan
pelatihan. Dan sasaran pelatihan hasil secara
spesifikmencantumkanindikatorpencapaiansikap,
pengetahuan dan ketrampilan yang akan dicapai
setelah peserta pelatihan mengikuti pelatihan.
Sasaran ini membantu penyusun pelatihan untuk
membuat kurikulum yang sesuai dengan perubahan
atau capaian yang diinginkan. Bagi peserta dan
organisasi pengirim peserta pelatihan juga akan
membantu mengetahui sejauhmana pelatihan
tersebut akan membantu meningkatkan kompetensi
stafnyasehinggaakanmeningkatkanefektifiktas
danefisiensiorganisasidalammencapaitujuan.
Karena meruapakan turun dari tujuan, maka sasaran
harus lebih operasional dibandingkan dengan tujuan.
Dan sasaran yang baik adalah mampu menunjukkan
hasil pembelajaran dan terukur.
Sasaran pelatihan melingkupi tiga perilaku yaitu:
(1) psikomotorik (ketrampilan), (2) afektif (sikap,
perasaan), dan (3) kognitif (pengetahuan).
Menuliskan apa yang ingin dicapai dari hasil
pelatihan kadangkala merupakan hal yang cukup
sulit. Seringkali tujuan pelatihan menggunakan frase
yang terbuka untuk berbeda diinterpretasikan oleh
orang yang berbeda. Sebagai contoh,
Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan
24 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
mengetahui mempercayai
memahami mempunyai keyakinan pada
menghargai menyadari
menikmati mengambil kepentingan dari
Pengetahuan, pemahaman, dan penghargaan,
sebagai tujuan, merupakan hal yang sulit untuk
diukur, atau malah tidak mungkin. Cara terbaik
untuk mengkomunikasikan tujuan seperti itu adalah
menjelaskan perilaku warga belajar yang diinginkan
dalambentukkata-katayangcukupspesifikuntuk
mengurangi interpretasi individual, yang disebut
“kata-kata tindakan” (action words). Contoh-
contoh di Tabel 3 dapat dipakai untuk menulis
tujuan dan sasaran, yang menjelaskan apa yang
harus dilakukan warga belajar pada setiap tingkat
perilaku dibawah lingkup kognitif (Tabel 2). Kata-
kata tersebut harus mencakup jenis pembelajaran,
perilaku yang dapat diamati yang akan menunjukkan
bahwa telah terjadi proses pembelajaran, tingkat
kinerja, dan kondisi dimana proses belajar akan
diukur.
Tabel 2: Lingkup dan Tingkat Perilaku untuk Menentukan Tujuan Pembelajaran
Lingkup Psikomotor1. Persepsi. Menjadi sadar akan obyek, kualitas, atau hubungan melalui indera.
2. Set. Pengaturan persiapan atau kesiapan untuk suatu jenis kegiatan atau pengalaman tertentu.
3. Tanggapan Terbimbing. Tindakan yang jelas dari seorang warga belajar dibawah bimbingan
seorang instruktur.
4. Mekanisme. Tanggapan yang diinginkan menjadi kebiasaan.
5. ReFasilitatoron yang Nyata dan Rumit. Menunjukkan suatu tindakan yang memerlukan suatu
pola gerakan yang rumit.
Lingkup Afektif1. Menerima. Kemauan untuk menerima informasi: sikap menerima terhadap konsep, gagasan,
atau masalah.
2. Menanggapi. Berpartisipasi dalam diskusi, membaca, atau kegiatan lain: berreaksi dengan
sesuatu cara.
3. Manilai. Melekatkan harga atau nilai untuk suatu obyek, gejala, konsep, ketrampilan, atau
perilaku tertentu.
25www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
4. Organisasi.Menyamakannilai-nilaiyangberlainan,mengatasikonflikantarmereka,danmembangun suatu sistem nilai internal yang konsisten.
5. Karakterisasi dengan nilai. Memperbolehkan sistem nilai seseorang untuk mengontrol perilaku
seseorang dan menentukan gaya hidup seseorang, yang berakibat pada perilaku yang konsisten
dan bisa diperkirakan.
Lingkup Kognitif1. Pengetahuan. Mengingat materi yang telah dipelajari terdahulu: mengambil materi dari fakta
khusus untuk membuat teori menjadi komplit.
2. Pemahaman. Mengambil arti materi: mampu untuk menerjemahkan materi dari satu bentuk ke
bentuk lain, untuk menafsirkan materi, dan memperkirakan kecenderungan masa depan.
3. Penerapan. Menggunakan materi yang sudah dipelajari dalam situasi yang baru dan nyata:
mampu menerapkan aturan, metode, konsep, prinsip-prinsip, undang-undang, dan teori.
4. Analisis.Merincimaterikedalambagian-bagiankomponennya:mampumengidentifikasibagian-bagian, menganalisis hubungan antar bagian, dan mengenali prinsip-prinsip organisasi yang terlibat.
5. Sintesis. Mengumpulkan bagian-bagian untuk membentuk suatu keseluruhan yang baru: mampu
menghasilkan suatu komunikasi yang unik (pidato atau presentasi lain), suatu rencana kerja (proposal
penelitian),atauserangkaianhubunganabstrak(skemauntukmengklasifikasikaninformasi).
6. Evaluasi. Menilai nilai materi untuk maksud tertentu: penilaian berdasar pada kriteria tertentu.
Tabel 3: Perilaku Khusus dalam Lingkup Kognitif
1. Tingkat Pengetahuan menghitung mendaftar memanggil kembali
membatasi nama mengenali
menggambar menunjuk merekam
mengidentifikasi mengambilistilah mengulang
mengindikasikan membaca menyatakan
menabulasikan melacak menulis
Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan
26 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
2. Tingkat Pemahaman menggabungkan membandingkan menghitung
mengkontraskan mendeskripsikan membedakan
membedakan memperkirakan mengekstrapolasi
menginterpretasikan mengelompokkan membandingkan
3. Tingkat Penerapan menerapkan menghitung menyelesaikan
mengilustrasikan mempraktekkan mengunakan
memakai menyelesaikan mendemonstrasikan
memperkerjakan menguji mengurutkan
4. Tingkat Analisis menggolongkan menghubungkan mentransformasikan
merangkum membangun mendeteksi
menganalisis menyimpulkan memisahkan
menjelaskan menyelidiki membagi
5. Tingkat Sintesis mengatur mengkombinasikan menciptakan
merancang mengembangkan merumuskan
menggeneralisasi membangun memadukan
mengorganisir merencanakan meyiapkan
mewajibkan menghasilkan mengusulkan
6. Tingkat Evaluasi menilai menjajagi mengkritik
menentukan mengevaluasi memberi tingkatan
menilai mengukur membuat peringkat
merekomendasi membuatspesifikasi memperkirakan
membuat tingkatan menyeleksi mengetes
27www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Mempersiapkan Pelatihan Partisipatif
Dalamidentifikasikebutuhanpelatihan(training
need assessment/TNA) Sebagai langkap berikutnya
dalammempersiapkanpelatihansetelahidentifikasi
kebutuhan pelatihan, ada beberapa langkah penting
dalam mempersiapkan suatu pelatihan yang perlu
ditempuh oleh seorang fasilitator. Langkah-langkah
tersebut mencakup:
• Identifikasi Kebutuhan dan Tingkat Kebutuhan. Langkah pertama adalah
menemukenali atau menjajaki dan mengetahui
kebutuhan pelatihan serta sejauh mana
kebutuhan tersebut perlu dipenuhi. Banyak
metoda dan teknik yang dapat dipergunakan
untuk langkah ini. Langkah ini bersifat mutlak
dan esensial. Langkah ini merupakan langkah
yang paling kritis dan menentukan langkah
selanjutnya.
• Identifikasi Faktor Pendukung dan Sumberdaya lainnya.Mengidentifikasiberbagaifaktor,baik yang mendukung maupun yang menghambat
yang perlu diantisipasi oleh fasilitator serta
sumberdaya lainnya, antara lain meliputi:
○ Mengetahui latar belakang peserta pelatihan
(siapa pesertanya, berapa jumlahnya,
posisi, peran dan tugas dalam lembaga dan
lain sebagainya)
○ Mengetahui berapa lama pelatihan atau
lokakarya itu akan dilakukan.
○ Dimana diselenggarakan (sifat lingkungan,
jenis peralatan yang tersedia).
○ Jika pelatihan ataupun lokakarya itu adalah
bagian dari sebuah program yang lebih
besar,apaaktifitas-aktifitaspelatihanyang
sudah dilakukan sebelumnya dan apa
yang akan dilakukan setelah pelatihan ini
dilakukan.
○ Besar-kecilnya dana yang tersedia untuk
penyelenggaraan pelatihan tersebut.
○ Mengetahui apakah ada batasan-batasan
tertentu atau bagian-bagian tertentu yang
harus dihindari.
○ Mencari dan menemukan perbedaan-
perbedaanfilosofidasardiantarafasilitator
dengan pelaksana pelatihan dan melihat
apakah fasilitator bisa bekerja dengan
mereka. (Jika tidak, barangkali mereka
seharusnya mempertimbangkan untuk
mencari fasilitator yang berbeda lainnya).
•Merumuskan Tujuan dan Sasaran Pelatihan.
Mengetahui secara tepat apa yang ingin dicapai
atau tujuan yang ingin dicapai. Rumuskan tujuan
dan sasaran pelatihan secara tepat. Hendaknya
dalam menyusun dan merumuskan sasaran
perlu dirumuskan dalam bentuk perubahan
tingkah laku yang konkrit yang dapat diamati.
• Memilih dan menetapkan isi dan muatan (atau bahan) yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi dan tujuan pelatihan. Bahan yang dipergunakan dalam
pelatihan seharusnya relevan dengan tujuan
pelatihan dan bermanfaat bagi peserta
pelatihan. Memilih bahan sambil mengingat
tujuansertamelakukanmodifikasitertentu
sehingga bermanfaat bagi peserta pelatihan.
Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan
28 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Beberapa hal lain yang perlu dipertimbangkan
dalam menyusun dan mengembangkan bahan
pelatihan adalah:
○ latar belakang peserta pelatihan yang
berbeda (umur, pengalaman, pendidikan,
posisi dan lain sebagainya)
○ waktu yang tersedia, dan lingkungan dimana
fasilitator harus bekerja
○ kemampuan fasilitator sendiri.
• Membangun hubungan logis dan mengarah ke tujuan. Memastikan bahwa segala sesuatu
yang tertuang dalam agenda pelatihan
mempunyai hubungan-hubungan yang logis
dengan tujuan itu. Dalam menentukan agenda,
pastikan bahwa antara satu hal dengan hal yang
lain mempunyai hubungan yang jelas dan logis.
• Merumuskan materi dan muatan dalam urutan yang logis. Rumuskan dan susunlah
materi dan muatan (atau bahan pembelajaran)
tersebut di atas dalam rangkaian dan urutan
yang logis. Hendaknya juga ada gerak maju
yang logis dari satu pokok agenda ke agenda
berikutnya.
• Merencanakan dan memperkirakan kebutuhan waktu yang sesuai. Pada saat
anda mempunyai ide tentang isi pertemuan atau
pembahasan, usahakan untuk menetapkan
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
setiap bagian. Adalah merupakan suatu ide yang
baik untuk mempersiapkan kemungkinan untuk
menyediakan waktu terlalu sedikit atau terlalu
banyak. Bagian-bagian mana dari agenda anda
bisa dipersingkat atau ditinggalkan bila waktu
mulai habis ? Aturannya disini ialah membuat
agendaandafleksibel.
• Pikirkan dan susunlah langkahlangkah yang tepat. Rencanakan suatu variasi dalam langkah-
langkah. Orang dapat memberikan perhatian
untuk waktu yang lebih panjang jika ada terjadi
pergantian langkah-langkah sesekali. Diskusi-
diskusi yang lama dan panjang bisa membuat
orang menjadi bosan.
• Memilih, menetapkan dan menggunakan beragam metodametoda. Ingatlah bahwa
peserta sekurang-kurangnya mempunyai
panca indra dan akan memalukan bila terjadi
kemacetan karena hanya menggunakan satu
atau dua saja dari metoda yang ada. Para
peserta akan sangat menghargai beragam
metoda yang digunakan untuk menyajikan
informasi dan memberikan pendapat. Kuliah-
kuliah,diagram-diagram,film-film,latihan-
latihan, curah pendapat, dan teknik-teknik
lainnya semuanya berharga, terutama bila
dikombinasikan. Biasanya orang-orang lebih
mengingat informasi yang mereka pelajari
dengan cara yang aktif (permainan peran,
diskusi) dari pada informasi yang mereka
pelajari dengan cara pasif (membaca,
mendengarkan). Bagaimanapun, jangan
menggunakan metode-metode yang berbeda
hanya karena untuk keanekaragaman saja.
Metode-metode itu paling membantu bila
mereka dengan benar/tepat dihubungkan
dengan pokok bahasan yang dengan mana
anda sedang bekerja.
29www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Pemetaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan
30 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Pemetaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan
Tujuan Pembelajaran
• Pesertamampumemetakanfaktor-faktoryang
mempengaruhi pelaksanaan pelatihan.
• Pesertamampumenyusunstrategiuntuk
memanfaatkan faktor-faktor yang mempengaruhi
pelatihan.
Pokok Bahasan
• Memetakanfaktoryangmempengaruhi
pelatihan.
Metode
• Sharing
• Penugasankelompok
• Pleno
Alat dan bahan
• Kertasflipchart,
• Kertaspotong,
• Kertashvs,
• Spidolwarna,
• Plakban/plakban/glue tag
• LCDprojector,
Peserta mampu memetakan
faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pelatihan.
31www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
• Komputer
• Slide1-8Pemetaanfaktorberpengaruhpada
pelatihan
No Langkah Bahan Waktu
1 Fasilitator menjelaskan tujuan/capaian sesi:• Pesertamampumemetakanfaktor-faktoryang
mempengaruhi pelaksanaan pelatihan• Pesertamampumenyusunstrategiuntuk
memanfaatkan faktor-faktor yang mempengaruhi pelatihan
5 menit
2 Fasilitator menanyakan kepada peserta “Apa saja yang berpotensi mempengaruhi keberhasilan pelaksanan pelatihan, selain tujuan, sasaran, materi, metode, serta bahan training?” Fasilitator mencatat inti jawaban tiap peserta dalam kertas potong dan menempelkan di flipchart.
Kertas potong, plakban, spraymount. Glue tag
10 menit
3 Fasilitator kemudian menghubungkan jawaban peserta dengan slide 1 Pemetaan faktor berpengaruh pada pelatihan.
Slide 1. LCD projector, komputer
10 menit
4 Fasilitator meminta peserta dalam kelompok mendiskusikan “Apa pengaruh dari masing-masing faktor terhadap pelatihan?” Masing-masing kelompok mendiskusikan satu faktor.
20 menit
5 Masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan hasilnya. Masing-masing maksimal 5 menit.
30 menit
6 Fasilitator kemudian menegaskan hasil diskusi kelompok dengan menjelaskan slide 2 – 8 Pemetaan faktor berpengaruh pada pelatihan.
Slide 2-8, LCD projector, komputer
10 menit
7 Fasilitator menegaskan bahwa pembahasan berikutnya adalah pembahasan tentang fasilitator, yatu potret diri fasilitator.
5 menit
Waktu
• 90menit
Proses Fasilitasi
Pemetaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan
32 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Faktor yang mempengaruhi pelatihan
Team fasilitator dan organisasi penyelenggara
Peserta
Kegiatan atau program lain
Pelatihan
Lokasi dan peralatan
Ketersediaan dana
Waktu yang tersedia
Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan 1
Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan 2
Peserta
Bahan Presentasi
33www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Kegiatan/Program lain
Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan 3
Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan 4
Tim pelatih dan organisasi penyelenggara
Pelatihan A
Pengembangan organisasi
Peningkatan pelayanankesehatan
masyarakat
Pelatihan apakah merupakan bagian kecil dari program? Kegiatan apa yang akan dilakukan pasca pelatihan
• Sejauhmanaanggotateampelatihanmempunyaikompetensidanfilosofiyangsamadalammemberikanpelatihan.
• Sejauhmanaorganisasipenyelenggaramempunyaifiosofiyang sama tentang pelatihan dengan pelatih
Pemetaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan
34 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Peralatan dan lokasi
Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan 1
Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan 6
Peralatan dan lokasi
• Lokasi:semakindekatdengantempattinggalpesertaataupusatkeramaian akan berpotensi mendorong peserta mencari waktu untuk memanfaatkan hal itu.
• Pesertatinggaldilokasiyangsamadengantempatpelatihanakanmampu mengoptimalkan waktu yang tersedia untuk pelatihan.
• Bentukdanluasanruangakanmempengaruhidalammenggunakanmetode/teknik dan juga model duduk peserta.
• Ruanganyangsejuk,tidakbising,terangakanmembantukenyamanan proses belajar.
• Peralatanpelatihanyangtersediaoptimalmembantufasilitatorrnengoptimalkan penggunaan metode dan teknik untuk rnengoptimalkan pencapaian tujuan.
35www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Waktu yang tersedia
Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan 7
Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan 8
Ketersediaan dana
Ketersediaan dana mempengaruhi
ketersediaan waktu dan ketersediaan
peeralatan dan ruang serta kualitas pelatih.
Lebih lanjut ketersediaan dana akan
mempengaruhi semua proses pelatihan.
Berapa lama waktu yang tersedia untuk pelatihan akan mempengaruhi:• Tingkatcapaiansasaran• Materiyangdiberikandantingkatout
put yang dicapai• Metodedanteknikyangdipakai
37www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Rencana Pembelajaran
38 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Rencana Pembelajaran
Peserta mampu menjelaskan
hubungan rencana pembelajaran dengan tujuan dan sasaran
pelatihan.
Tujuan Pembelajaran
• Pesertamampumendiskripsikanisidarirencana
pembelajaran.
• Pesertamampumenjelaskanhubunganrencana
pembelajaran dengan tujuan dan sasaran
pelatihan.
• Pesertamampumerancangrencana
pembelajaran.
Pokok Bahasan
• MenyusunRencanaPembelajaran
Metode
• Sharing,
• Penugasankelompok,
• Penugasanindividu,
• Pleno.
Alat dan bahan
• Kertasflipchart,
• Kertaspotong,
• Kertashvs,
• Spidolwarna,
39www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
• Plakban
• LCDprojector,
• Komputer
• Slide1-11MenyusunRencanaPelajaran
No Langkah Bahan Waktu
1 Fasilitator menjelaskan tujuan/capaian sesi:
• Pesertamampumendiskripsikanisidarirencana
pembelajaran.
• Pesertamampumenjelaskanhubunganrencana
pembelajaran dengan tujuan dan sasaran pelatihan.
• Pesertamampumampumerancangrencana
pembelajaran.
5 menit
2 Fasilitator mengajak peserta untuk sharing dengan
pertanyaan “Setelah mempunyai tujuan dan sasaran,
bagaimana pengalaman selama ini untuk menyusunnya
menjadi suatu pelatihan?”.
Kertasflipchart,spidol 20 menit
3 Fasilitator kemudian menjelaskan kepada peserta bahwa
langkah berikutnya adalah menentukan materi apa saja
yang harus diberikan dalam pelatihan untuk mencapai
sasaran dan menjelaskan slide 1-4 Menyusun Rencana
Pembelajaran.
10 menit
4 Fasilitator kemudian menjelaskan penyusunan out put dan
metode menggunakan slide 5-10.
25 menit
5 Fasilitator menanyakan siapa yang sudah tahu masing-
masing metode tersebut? Fasilitator kemudian meminta
peserta yang sudah tahu menjadi nara sumber untuk
metode yang ingin diketahui peserta lain. Peserta
berkelompok dalam masing-masing metode. Jika ada
metode yang belum diketahui semua peserta maka
fasiitator menjelaskan metode itu.
25 menit
Waktu
• 180menit
Proses Fasilitasi
Rencana Pembelajaran
40 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
No Langkah Bahan Waktu
6 Fasilitator kemudian menjelaskan bentuk akhir rencana
pembelajaran.
Slide sasaran,
perbedaan sasaran dan
tujuan, hierarki tujuan
25 menit
7 Fasilitator meminta peserta membuat 4 kelompok dan
masing-masing peserta membuat rencana pelajaran untuk
materi “Pemetaan faktor pendukung pelatihan”
Kertas flipchart, spidol 40 menit
8 Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan
hasilnya dan fasiitator memberi masukan untuk setiap
kelompok.
Flipchart, spidol 25 menit
9 Fasilitator menegaskan bahwa sesi berikutnya membahas
“Faktor-faktor yang mempengaruhi pelatihan”.
5 menit
41www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Bahan Presentasi
Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih materi
• Hubunganyanglogisdengansasaran• Hubunganyanglogisantarmateri• Waktuyangtersedia• Kemampuanfasilitator/pelatih
Menyusun rencana pembelajaran
Menyusun rencana pembelajaran 1
2
Rencana Pembelajaran
42 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Menyusun rencana pembelajaran
Menyusun rencana pembelajaran
Menyusun rencana pembelajaran
Menyusun rencana pembelajaran 3
4
43www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Capaian/Out put materi
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun capaian/out put materi:
• Ketersediaanwaktuuntuksetiapmateri.
• Seberapabesarrnendukungpencapaiansasaranpelatihan.
• Kaitandenganpencapaianmateriyanglain.
Menyusun rencana pembelajaran
Menyusun rencana pembelajaran 5
6
Capaian/Out put materi
Rencana Pembelajaran
44 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Metode/Teknik
Menyusun rencana pembelajaran
Menyusun rencana pembelajaran 7
8
• Capaian/out put Menentukan jenis metode/teknik yang dipakai untuk mencapai out put.
• Ketersediaanwaktu
Waktu yang tersedia menentukan metode atau teknik yang dipakai agar dengan waktu yang ada metode/teknik yang dipakai efektif mencapai out put.
Metode/Teknik
• Ketersediaansaranadanprasarana Ketersediaan peralatan untuk memfasilitasi penting diperhatikan dalam memilih suatu teknik, termasuk bentuk dan luasan ruangan pelatihan.
• Jenispartisipasi
Semakin tinggi partisipasi yang diinginkan maka teknik yang dipakai harus menjamin semaksimal mungkin semua peserta aktif dalam proses pelatihan.
45www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
9
10
Menyusun rencana pembelajaran
Metode/Teknik
•Kemampuan dan latar belakang peserta
Tingkat kemampuan bahasa, latar belakang pendidikan, latar belakang pekerjaan dan pengetahuan peserta akan materi.
•Jumlahpeserta
Jumlah peserta pelatihan mempengaruhi pemilihan metode atau teknik karena berdampak kepada waktu yang dibutuhkan untuk mencapai capaian materi.
Metode • Diskusi: - Kelompok- Pleno
• Brainstorming • Buzz group • Ceramah• Simulasi • Demonstrasi • Fish bowl
Menyusun rencana pembelajaran
Rencana Pembelajaran
46 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
9
Rencana pembelajaranTujuan pembelajaran:• Pesertamampumendiskripsikanisidarirencanapembelajaran•Pesertamampumenjelaskanhubunganrencanapembelajarandengantujuandansasaranpelatihan•Pesertamampumampumerancangrencanapembelajaran
Pokok Bahasan:Menyusun Rencana Pembelajaran
Metode:Sharing, Penugasan kelompok, Pleno
Alat dan bahan:-Kertasflipchart -Kertaspotong- Kertas hvs - Spidol warna- Plakban - LCD projector- Komputer - Side 1-11 Menyusun Rencana Petajaran
Waktu90 menit
Proses fasilitasi:
No Langkah Bahan Waktu1 Fasilitator menjelaskan tujuan/capaian sesi:
•Pesertamampumendiskripsikanisidarirencanapembelajaran.•Pesertamampumenjelaskanhubunganrencanapembelajaran
dengan tujuan dan sasaran pelatihan.•Pesertamampumampumerancangrencanapembelajaran.
5 menit
2 Fasilitator mengajak peserta untuk sharing dengan pertanyaan “Setelah mempunyai tujuan dan sasaran, bagaimana pengalaman selama ini untuk menyusunnya menjadi suatu pelatihan?”.
Kertas flipchart,
spidol
20 menit
47www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Bahan Bacaan
Rencana pembelajaran atau rencana pengajaran
menurut Donaldson and Scannell (1986) seccara
sederhana merupakan suatu cetak biru pelatihan
yangmengidentifikasilimaWdasar(who: siapa,
what: apa, where: dimana, when: kapan dan why:
mengapa). Jadi hal tersebut mencakup peserta
pelatihan (siapa), isi pelatihan (apa), lokasi pelatihan
(dimana), pertimbangan waktu yang tersedia
(kapan), serta capaian pelatihan (mengapa). Dalam
pemilihan format rencana pembelajaran menjadi
penting untuk untuk menentukan :
1. Frekuensi penggunaan pengetahuan dan
ketrampilan,
2. Kerumitan dalam melaksanakan tugas yang
diberikan,
3. Waktu yang tersedia untuk pelajaran,
4. Jumlah peserta pelatihan.
Suatu rencana pelajaran yang lengkap harus
mencakup kebutuhan ruangan kelas, alat bantu
pelatihan, peralatan, alat tulis, buku pengangan
dan referensi. Pengaturan rencana pembelajaran
perlu mengkoordinasikan kebutuhan waktu, materi
pelatihan, catatan dan penggunaan audiovisual.
Informasi akan hal-hak tersebut akan membantu
proses fasilitasi pelatihan.
Penting untuk memilih dan menetapkan isi dan
muatan (atau bahan) pelatihan yang relevan dan
mempunyai hubungan logis dengan tujuan dan
sasaran pelatihan. Semua isi dan muatan pelatihan
harus mengarah kepada pencapaian tujuan dan
sasaran pelatihan. Masing-masing materi harus
mempunyai hubungan logis dan langsung untuk
mencapai sasaran dan tujuan. Selain itu masing-
masing materi juga mempunyai keterkaitan yang
erat sebagai suatu rangkaian dalam mencapai
sasaran dan tujuan.
Dengan demikian menjadi hal penting untuk
merumuskan materi dan muatan dalam urutan
yang logis. Rumuskan dan susunlah materi dan
muatan (atau bahan pembelajaran) tersebut di atas
dalam rangkaian dan urutan yang logis. Hendaknya
susuanan materi merupakan rangkaian gerak
maju yang logis dari satu pokok materi ke materi
berikutnya.
Beberapa hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam
menyusun dan mengembangkan isi atau materi
pelatihan adalah:
• latarbelakangpesertapelatihanyangberbeda
(umur, pengalaman, pendidikan, posisi dan lain
sebagainya)
• waktuyangtersedia,danlingkungandimana
fasilitator harus bekerja
• kemampuanfasilitatorsendiri.
Capaian/Out Put Materi
Jika kita melihat kembali dalam materi penyusunan
tujuan dan sasaran pelatihan, maka di posisi paling
bawah adalah menyusun capaian/hasil. Capaian/
hasil merupakan hal yang akan dicapai dari
Rencana Pembelajaran
48 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
setiap materi yang disampaikan. Cara dan kriteria
penyusunan capaian/hasil sama dan mengikuti
penyusunan sasaran pelatihan tentang kejelasan
capaian sikap, pengetahuan dan ketrampilan.
Namun demikian, berikut ini hal-hal yang harus
dipertimbangkan dalam menyusun capaian suatu
materi yaitu :
1. Ketersediaan waktu untuk setiap materi.
2. Hubungan untuk mendukung pencapaian
sasaran pelatihan
3. Hubungan dengan pencapaian materi yang lain.
Metode Instruksi
Dalam situasi kelas orang dewasa, kunci proses
belajar adalah suatu lingkungan nyaman – baik
fisikdanpsikis-danyangmembantuinteraksiserta
pertukaran pengalaman dan informasi. Orang
dewasa membawa banyak pengalaman dari proses
perjalanan hidup dan pengalaman kerja diri mereka
sebelum pelatihan.
Perlu diperhatikan agar fasilitator tidak terjebak
dengan memaksimalkan kontrol dengan memberikan
materi sebanyak-banyaknya dengan waktu yang
sedikit. Pengetahuan baru yang diberikan dalam
pelatihan perlu dipadukan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki oleh peserta pelatihan
sebelum mengikuti pelatihan. Pengetahuan dan
pengalaman peserta pelatihan dapat dilihat dari hasil
penjajakan kebutuhan pelatihan.
Dalam memilih metode atau teknik maka beberapa
hal berikut harus diperhatikan, yaitu :
1. Capaian materi akan membantu fasilitator
menentukan metode dan teknik yang sesuai
untuk pencapaian capaian suatu materi.
Capaian yang berupa ketrampilan tidak bisa
tidak harus menggunakan teknik praktek atau
penugasan.
2. Ketersediaan waktu membantu fasilitator untuk
memilih teknik atau metode yang paling efektif
mencapai capaian materi.
3. Kondisi peserta belajar yang meliputi tingkat
kemampuan bahasa, pengalaman bekerja, latar
belakang pendidikan, latar belakang pekerjaan
dan pengetahuan peserta akan materi yang
akan diberikan membantu fasilitator memilih
tekikyangefisienmembantupesertamencapai
capaian materi.
4. Jumlah peserta pelatihan juga mempengaruhi
pemilihan metode atau teknik karena akan
berdampak kepada waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai capaian materi.
5. Ketersediaan peralatan untuk memfasilitasi
penting untuk diperhatikan dalam memilih suatu
teknik. Termasuk peralatan adalah bentuk dan
luasan ruangan pelatihan.
6. Jenis partisipasi yang diinginkan selama
pelatihan. Semakin tinggi partisipasi yang
diinginkan maka teknik yang dipakai juga hharus
yang menjamin semaksimal mungkin semua
peserta aktif dalam proses pelatihan.
Secara garis besar dalam satu proses interaksi
belajar menempuh 4 (empat) phase pokok yang
meliputi :
49www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Metoda Ceramah
Metoda Ceramah seringkali disebut metoda kuliah
(The Lecture Method) merupakan komunikasi satu
arah, penyampaian serangkaian fakta atau informasi
mengenai bahasan tertentu. Metoda ceramah
merupakan metoda yang memberikan penjelasan
atau memberi deskripsi lisan secara sepihak
tentang suatu materi pembelajaran tertentu.
Curah Pendapat (Brainstorming)
Merupakan proses berbagi ide dan gagasan.
Selama berlangsungnya curah pendapat peserta
didorong untuk menghasilkan pendapat, gagasan
secepat mungkin tanpa perlu memikirkan nilai
dari pada pendapat itu. Hal yang dicari adalah ide
sebanyak-banyaknya dan belum kepada kualitas ide.
Dalam curah pendapat tidak dibenarkan adanya
kritik ide-ide yang disampaikan agar imajinasi
berkembang dan berjalan sejauh mungkin. Setelah
dilakukan curah pendapat selesai baru kemudian
dilanjutkan dengan tahap analisa terhadap ide-ide
tersebut.
Metoda Diskusi
Metoda Diskusi merupakan metode dapat
mendorong berpartisipasi aktif peserta untuk
menyumbangkan pemikiran, gagasan dalam
kegiatan diskus. Peserta diskusi diminta untuk
mendiskusikan suatu masalah. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam menggunakan Metoda
Diskusi dalam pelatihan:
○ Diskusi dilakukan dalam suasana santai dan
informal
○ Tugas, pertanyaan atau bahan diskusi dibuat
secara tertulis.
○ Sebelum diskusi, fasilitator memberi pengantar
atas tugas, capaian serta waktu yang dibutuhkan
untuk diskusi.
○ Sebelum diskusi dilaksanakan, ditetapkan dulu
siapa ketua dan penulis dalam diskusi.
○ Sediakan ruangan dengan tempat duduk serta
perlengkapan yang memadai untuk pelaksanaan
diskusi.
Beberapa bentuk diskusi diantaranya adalah:
• DiskusiKelompok(Group Discussion) Diskusi Kelompok adalah upaya pembahasan
atas suatu permalahan atau topik dengan
4-8 peserta. Tujuan diskusi kelompok adalah
semakin banya orang untuk aktif berpendapat
dalam proses belajar atau diskus.
• DiskusiPleno Merupakan proses diskusi dengan mengajak
semua peserta diskusi untuk mendengarkan
dan mendiskusikan hasil diskusi di tiap-tiap
kelompok. Masing-masing kelompok akan
mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok
lain akan memberi tanggapan atau masukan
untuk hasil lebih baik lagi.
• DiskusiPanel Diskusi Panel juga dipergunakan untuk
membahas suatu permasalahan tertentu dimana
Rencana Pembelajaran
50 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
2 atau 3 orang dari luar atau dari peserta
pelatihan itu sendiri diminta untuk menyajikan
sesuatu permasalahan atau pendapatnya
tentang sesuatu kemudian seluruh peserta
diminta untuk menanggapi dan dan terlibat
untuk mendiskusikannya
• Syndicate Group
Suatu kelompok besar dibagi menjadi kelompok
kecil dengan anggota tidak lebih dari 5 orang.
Masing-masing kelompok kecil tersebut melakukan
diskusi tertentu, dan tugas ini bersifat sementara.
Fasilitator memberikan penjelasan secara umum
dan garis besar permasalahan, kemudian tiap-
tiap kelompok kecil (syndicate) diberi tugas
mempelajari suatu praktek tertentu yang berbeda
dengan kelompok kecil lainnya. Jika memungkinkan
fasilitator menyediakan referensi. Setelah kelompok
bekerja sendiri-sendiri, kemudian masing-masing
kelompok menyajikan hasil diskusinya dalam sidang
pleno untuk dibahas lebih jauh.
• KelompokDengung(BuzzGroup)
Peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil
(2-3) orang untuk mendiskusikan "sesuatu topik"
terlepas dari bantuan fasilitator (yang bahkan
meninggalkan tempat pertemuan). Tempat
duduk diatur sedemikian rupa hingga peserta
dapat berhadap muka. Teknik ini memberikan
kesempatan kepada individu-individu untuk menguji
dan memperdalam pemikiran-pemikirannya atau
mempertajam suatu upaya pemecahan masalah dan
mendapatkan kepercayaan dirinya sendiri.
• Diskusi"LingkarandalamLingkaran" (Fish Bowl)
Para peserta pelatihan dibagi menjadi beberapa
kelompok; salah satu kelompok, yang dapat disebut
dengan "kelompok dalam" mendiskusikan suatu
masalah tertentu dan "kelompok luar" (kelompok
lainnya) sebagai pendengar. Sebagai contoh,
kelompok dalam dapat merupakan kelompok
panitia pelaksana (OC) sedangkan kelompok
luarnya adalah "Kelompok Panitia Pengarah" (SC)
yang tugasnya mendengarkan, menganalisis serta
menterjemahkan apa yang dibahas, didiskusikan
dan dibicarakan menjadi tindak tindakan nyata.
• Role Play (Bermain Peran)
Peserta pelatihan diminta untuk melakukan peran
tertentu dan menyajikan "permainan peran"
dan melakukan "dialog-dialog" tertentu yang
menekankan pada karakter, sifat atau sikap
yang perlu dianalisa. Bermain peran haruslah
mengungkapkan suatu masalah atau kondisi
nyata yang akan dipergunakan bahan diskusi atau
pembahasan materi tertentu.
Dengan demikian, setelah selesai melakukan peran,
langkah penting adalah analisis dari bermain peran
tersebut. Para pemain diminta untuk mengemukakan
peran dan perasaan mereka tentang peran yang
dimainkan, demikian pula dengan peserta yang lain.
Untuk itu fasilitator harus mempersiapkan skenario
dan cerita tertentu dan mempersiapkan "peserta"
yang akan memerankan peran tertentu tersebut,
serta kelengkapan lain sebagai bahan analisis yang
diperlukan.
51www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
• Simulasi
Simulasi berarti meniru perbuatan yang bersifat
pura-pura atau tidak dalam kondisi sesungguhnya.
Tujuan simulasi mengkondisikan peserta menjalani
proses dalam kondisi mirip seperti kondisi lapangan.
Misalkan saja melakukan "simulasi penyuluhan TB".
• Demonstrasi
Merupakan suatu metoda yang digunakan untuk
memperagakan atau menggambarkan suatu proses.
53www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
Hari Ke-1
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
54 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Pembelajaran OrangDewasa
Hari Ke-1
Penjabaran materi modul diawali dengan pemaparan tentang pentingnya Kantung Persalinan,
........
Tujuan Pembelajaran
Peserta memahami pengertian dan proses
Pembelajaran Orang Dewasa (Andragogy)
Pokok Bahasan
• MembahaspengertianPembelajaranuntuk
Orang Dewasa (Andragogy);
Metode
• Penyampaianmateritentangpengertian
Pembelajaran Orang Dewasa (Andragogy);
• MengapaAndragogy,danapabedanyadengan
Pedagogy;
• Bagaimanaciri-cirinya,prosespembelajaran,
dan contoh penerapannya.
Alat dan Bahan
• Bahanpresentasi(.ppt)
• Bahantulisan(text)
• Formlatihan
55www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Waktu
• 1sesi=90menit
Proses Fasilitasi
• Pengantarpembuka
• Penyajianbahanpresentasidandiskusiuntuk
pemahaman
• Latihanindividual,latihankelompok
• Diskusipenutup.
Bahan Presentasi dan Penjelasan
• Bahanpresentasi(.ppt)tentangPembelajaran
Orang Dewasa (Andragogy);
• Bahantulisan(text)tentangPembelajaran
Orang Dewasa (Andragogy) l;
Lampiran-Lampiran
• Bahanpresentasi(.ppt)tentangPembelajaran
Orang Dewasa (Andragogy);
• Bahantulisan(text)tentangPembelajaran
Orang Dewasa (Andragogy) l;
PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
(Hari ke-1)
PROSES BELAJAR
Proses Belajar merupakan proses perubahan,baik
menetap atau relatif, menyangkut perilaku
seseorang sebagai akibat pengalaman hidup,
atau pengalaman dalam proses pelatihan yang
diterapkan. Proses ini dapat dikenali sejak
seseorang dilahirkan dan berlangsung terus-
menerus sepanjang hidupnya,dan mencakup hampir
seluruh aspek kehidupannya.
ANEKA PROSES BELAJAR
Ada beberapa proses belajar, kalau dikenali akan
memudahkan seseorang untuk meningkatkan
efektifivitasnya,yaitu:prosesasosiasi,danproses
pengondisian,
1. Asosiasi
Proses belajar ini terjadi melaluiterjadinya asosiasi
antara dua kejadian dalam pikiran manusia yang
mencerminkan kejadian-kejadian yang ada di
sekitar. Proses belajar melalui asosiasi ini hampir
mendasari semua proses belajar.
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
56 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Contoh sederhana proses belajar melalui asosiasi
ini ialah saat seorang bayi merasa lapar. Ia segera
menangis. Mendengar tangisan itu ibunya datang
memberi makan. Suatu kejadian spontan yang
segera mendapat respons. Karena kejadian
berulang, maka si bayi belajar melalui proses
asosiasi, yaitu hubungan asosiatif antara “lapar
menangis mendapat makanan”. Dengan asosiasi
ini, si bayi belajarkalau lapar, dia tinggal menangis
saja, makanan akan datang.
Silahkan pembaca/peserta menghubungkan situasi
yang dijumpainya dengan tindakan-tindakan
tertentu. Misalnya: setiap menjelang bulan puasa
(Ramadhan), permintaan akan bahan makanan
meningkat, harga naik. Maka oang yang belajar
akan belanja jauh hari, pedagang menimbun barang
yang tahan lama.
Contoh sederhana lainnya: peserta dari daerah
biasanya ingin menceritakan pengalaman dan
prestasinya, kalau tidak diberi kesempatan mereka
akan resah, banyak protes kalau diberi teori. Maka
fasilitator yang belajar akan memberi kesempatan
mereka mengungkapkan pengalamannya, sebelum
memberikan materi dan konsep baru. Peserta
pun akan belajar, bahwa diundang pelatihan atau
lokakarya berarti presentasi karya mereka.
2. Pengondisian (conditioning)
Proses belajar selanjutnya ialah “pengondisian”.
Proses belajar melalui pengondisian ini prinsipnya
menyangkut: "menanamkan" respons spontan atas
stimulus tertentu.
Reaksi spontan tertanam, tercipta setelah ia melalui
proses pengkondisian, yaitu secara berulang-ulang
diberi stimulus tertentu, serta mendapatkan “hasil
positif” tertentu yang relatif konsisten atas respons
tersebut. Atau sebaliknya, yaitu mendapatkan "hasil
negatif" dari respons tersebut.
Beberapa pola yang dapat diterapkan untuk proses
belajar melalui pengkondisian ini, antara lain melalui:
a. Penghilangan (extinction)
Yaitubila secara berulang-ulang orang tidak
mendapatkan “hasil positif”, maka respons
yang timbul makin berkurang dan dapat hilang
sama sekali. (misal: jika seseorang mengikuti
antrian tidak dipedulikan oleh petugas loket,
malah penyerobot terus dilayani, maka dia akan
meninggalkan kebiasaan mengantri yang telah
dipelajari dari orang tua atau sekolah dulu).
b. Penguatan (reinforcement)
Untuk mengembalikan apa yang sudah mulai
mengalami proses penghilangan, maka dapat
dilakukan penguatan lagi dengan menegaskan
“hasil positif” atas respons positif yang
dikehendaki. Termasuk dalam hal ini memberi
pujian, apresiasi bagi mereka yang berprestasi
atau mengikuti aturan main tertentu.Kalau di
kelas tentunya "sistem penilaian siswa" akan
menentukan.
Contoh di masyarakat: banyak hotel, restoran
cepat saji (fast-food) yang memajang foto
57www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
"karyawan berprestasi" minggu ini. Inovasi ini
menanamkan kebiasaan kinerja baik karyawan.
c. Pemulihan spontan (spontaneous recovery)
Jika "pelajaran" yang tertanam sudah baik,
menetap, maka meskipun terjadi degradasi,
dalam banyak kasus terjadi pemulihan spontan
dari hasil pengondisian setelah ada jeda/istirahat
beberapa saat. Tentunya akan lebih baik kalau
secara periodik dilakukan penyegaran.
d. Generalisasi stimulus (stimulus generalization)
Dalam praktik, proses pengondisian
dampaknyabisa luas, jika terjadi generalisasi
stimulus. Yaitu bila beberapa stimulus juga
mendapatkan respons yang sama. Contohya:
fasilitator/pelatih baiasanya melihat jika diberikan
stimulus macam-macam, biasanya peserta
yang baik, cerdas akan memberikan respons
yang konsisten tepat, sehingga fasilitator/
pelatih cenderung secara umum menilai peserta
tersebut akan selalu baik prestasinya.
Dalam pelatihan, pengkondisian diwujudkan
dalam bentuk memberikan penjelasan
serta latihan yang berulang-ulang serta ada
tanggapan positif/mendukung dari instruktur
atau fasilitatornya.
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
58 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES BELAJAR
1. Motivasi
Asosiasi dalam proses belajar umumnya terbentuk
bila orang tersebut mempunyai kebutuhan, atau
termotivasi. Motivasi selain mempercepat proses
belajar juga meningkatkan variabilitas perilaku.
Dalam hal ini, penghargaan (reward) dan sanksi
(punishment) dalam bentuk yang lebih halus masih
sering efektif digunakan dalam mempercepat proses
belajar.
2. Metode Belajar
Setidaknya ada dua metode pengajaran: searah,
dan interaktif. Metode belajar searah, dimana
pelatih/instruktur menyampaikan, mengajarkan
materi, dan peserta mengikuti pelajaran atau
instruksi dari pengajar.
Metode belajar interaktif, atau partisipatif,
dimana peserta terlibat aktif untuk merancang,
melaksanakan proses belajar, dan tindak lanjutnya.
(Mengenai pendekatan yang berbasis andragogy ini
akan dibahas pada sub-bab berikutnya).
59www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
3. Bahan yang sistematis
Materipelajaran yang tersusun sistematis,
terstruktur, berurutan dan sederhana akan semakin
mempercepat proses belajar, dibanding materi
pelajaran yang merupakan tumpukan bahan
yang banyak tetapi tidak jelas urutan dan struktur
bahasannya.
PEMBELAJARAN ORANG DEWASA (ANDRAGOGI)
Pembelajaran bagi orang dewasa tentu berbeda
dengan proses pembelajaran pada siswa di sekolah
ataupun di kampus. Pembelajaran di sekolah titik
beratnya ialah menyampaikan pengetahuan dan
keterampilan dengan asumsi siswa belum tahu
Sementara itu, pembelajaran bagi orang dewasa
asumsinya peserta sudah punya bekal pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman tertentu. Lebih
jelasnya dapat dilihat perbedaan dua pendekatan ini
sebagaimana Tabel di bawah ini.
Tabel Perbandingan Pedagogi vs Andragogi
PEDAGOGI ANDRAGOGI
(Berpusat pada Pengajar) (Berpusat pada Pemelajar)
Pemelajar tergantung (dependent) Pemelajar independen, dorongan oleh diri sendiri
Pemelajar dimotivasi faktor luar (misal kenaikan gaji/pangkat, kompetisi)
Pemelajar termotivasi oleh dirinya sendiri (ingin menguasai kemampuan baru)
Lingkungan belajar formal, berciri kompetisi, penilaian
Lingkungan pemelajaran lebih informal, berciri kerjasama, saling menghargai, saling berbagi
Perencanaan dan asesmen dilakukan oleh Pengajar Perencanaan dan asesmen dilakukan oleh bersama (Pengajar dan peserta)
Pengajaran bercirikan penyampaian materi (kuliah, tugas)
Pengajaran bercirikan pengkajian, eksperimen, studi mandiri
Evaluasi dilaksanakan dengan metode eksternal (test, kuis (quiz), dst)
Evaluasi diri
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
60 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Dari sisi lain beda antara pedagogi dan andragogi ini bisa dilihat dari sisi: "mengarahkan" atau "memfasilitasi".
DIARAHKAN … DIFASILITASI
Dicirikan dengan kuliah/ceramah, menghafal, tanya-jawab, feed-back langsung.
Dicirikan dengan diskusi yang didampingi fasilitator, kerja kelompok, pemecahan persoalan.
Dicirikan dengan kegiatan independen, diskusi sesama peserta, berpikir kritis.
Pengajar bertanggungjawab penuh dalam merumuskan tujuan dan asesmen keterampilan yang dibutuhkan peserta.
Pengajar dan Pemelajar bernegoisasi untuk menetapkan tujuan pemelajaran.
Pengajar berperan sebagai nara-sumber, supervisi, fasilitasi kegiatan,Pemelajar menyusun tujuan pemelajaran dengan sedikit dampingan fasilitator.
Pemelajar butuh BIMBINGAN PENUH karena mereka belum menguasai ketrampilan, pengetahuan tersebut, dan kurang percaya diri untuk mempelajarinya.
Pemelajar butuh BIMBINGAN SEDANG, karena mereka setidaknya punya bekal awal untuk mempelajari ketrampilan/pengetahuan tersebut, dan kepercaya diri.
Pemelajar hanya butuh BIMBINGAN MINIMAL, karena sebetulnya sudah menguasai sebagian ketrampilan/pengetahuan tersebut, dan percaya diri dalam mempelajarinya.
ANTARA PEMBELAJARAN: DIARAHKAN vs DIFASILITASI
Tantangan pembelajaran orang dewasa:
• Melepaspengetahuanlama(yangtakrelevan
lagi)
• Menyesuaikandiridenganformatkelas
sekarang
• Ketidakmampuanuntukfokuspadatopik-topik
beragam
• Keterampilanberpikirdanbelajardengancara
barunya terbatas
• Tujuanyangtidakrealistis
• Keterbatasanwaktu,komitmen
• Rendahnyaself-esteem.
Kapan desain untuk dewasa dipertimbangkan:
• APAMANFAATNYABAGIKU?
• Mengapaorangdewasainginbelajar?
• Orangdewasabutuhbelajardaripengalaman,
menolak pendekatan yang terlalu teoritis
• Akanlebihmengenapendekatandengantopik
“pemecahan masalah”;
• Ulangipenekananrelevansitopikdengan
permasalahan “dunia nyata”;
• Libatkanpesertadewasadalamperencanaan,
pemelajaran, dan evaluasi dari ide-ide.
61www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Bahan Presentasi
Syllabus ToT: Curriculum Development and Effective Facilitation
1
2
PENYUSUNAN KURIKULUM KINERJA
Risfan Munir
10.30 – 12.00 Pembelajaran Orang Dewasa Risfan Munir
12.00 – 13.30 ISHOMA
13.30 – 15.00 Analisis Kebutuhan Pelatihan Risfan Munir
15.00 – 15.30 Rehat Kopi
15.30 – 17.00 Analisis Kebutuhan Pelatihan (Lanjutan) Risfan Munir
Day #4
08.30 – 10.00 Keterampilan Komunikasi Interpersonal Doni A. Baruno
10.00 – 10.30 Rehat Kopi
10.30 – 12.00 Mengelola Dinamika Kelompok Doni A. Baruno
12.00 – 13.30 ISHOMA
13.30 – 15.00 Menyiapkan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan Risfan Munir
15.00 – 15.30 Rehat Kopi
15.30 – 17.00 Model Evaluasi Fasilitasi/Pelatihan Agus Priyo
17.00 – 17.30 Penutupan
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
62 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
PEMBELAJARAN ORANG DEWASA (Hari ke-1)
PENGERTIAN BELAJAR
4
• Suatu PROSES …
• Yang berlangsung secara BERTAHAP (selangkah demi selangkah)
• Dan, BERULANG-ULANG
• Sehingga menimbulkan PERUBAHAN (pengetahuan, keterampilan,
perilaku kerja)
• Yang bersifat MENETAP/berkelanjutan
3
63www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
PROSES BELAJAR
5
6
PEMELAJARAN ORANG DEWASA (ANDRAGOGI)
KEBUTUHAN
PEMANTAPAN STIMULUS
RESPONS
PEDAGOGI (Berpusat pada Pengajar)
ANDRAGOGY (Berpusat pada Pemelajar)
Pemelajar tergantung (dependent) Pemelajar independen, dorongan oleh diri sendiri
Pemelajar dimotivasi faktor luar (misal kenaikan gaji/pangkat, kompetisi)
Pemelajar termotivasi oleh dirinya sendiri (ingin menguasai kemampuan baru)
Lingkungan belajar formal, berciri kompetisi, penilaian
Lingkungan pemelajaran lebih informal, berciri kerjasama, saling menghargai, saling berbagi
Perencanaan dan asesmen dilakukan oleh Pengajar
Perencanaan dan asesmen dilakukan oleh bersama (Pengajar dan peserta)
Pengajaran bercirikan penyampaian materi (kuliah, tugas)
Pengajaran bercirikan pengkajian, eksperimen, studi mandiri
Evaluasi dilaksanakan dengan metode eksternal (test, kuis (quiz), dst)
Evaluasi diri
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
64 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Facili-training Rainbow
8
7
PEMELAJARAN ORANG DEWASA (ANDRAGOGI)DIARAHKAN DIFASILITASI
Dicirikan dgn kuliah/ ceramah, menghafal, tanya-jawab, feed-back langsung.
Dicirikan dgn diskusi yang didampingi fasilitator, kerja kelompok, pemecahan persoalan.
Dicirikan dgn kegiatan independen, diskusi sesama peserta, berpikir kritis.
Pengajar bertanggung-jawab penuh dalam merumuskan tujuan dan asesmen keterampilan yang dibutuhkan peserta.
Pengajar dan Pemelajar bernegoisasi untuk menetapkan tujuan pemelajaran.
Pengajar berperan sebagai narasumber, supervisi, fasilitasi kegiatan Pemelajar menyusun tujuan pemelajaran dengan sedikit dampingan fasilitator.
Pemelajar butuh BIMBINGAN PENUH karena mereka belum menguasai ketrampilan, pengetahuan tsb, dan kurang percaya diri untuk mempalajarinya.
Pemelajar butuh BIMBINGAN SEDANG, karena mereka setidaknya punya bekal awal untuk mempelajari ketrampilan/pengetahuan tsb, dan kepercaya diri.
Pemelajar hanya butuh BIMBINGAN MINIMAL, krn sebetulnya sudah menguasai sebagian ketrampilan/pengetahuan tsb, dan percaya diri dlm mempelajarinya.
Jml. Transfer of Content
Jml.
In
tera
ksi
dg
Tra
inee
LOW
HIGH
HIGH
PROCESSMONITORING
BRAIN-STORMING
FACILITATINGDISCUSSION
SOCRATIC DIRECTION
(Tanyakan – Formulasikan)
TEACHING
DEMON-STRATING
PRESENTING
Sasaran:Sikap atau Pengetahuan
Ketersediaan WaktuTkt. Pengetahuan
Facilitator Skill LOWHIGH
65www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
TANTANGAN PEMELAJARAN ORANG DEWASA
9
10
KAPAN DESAIN UNTUK DEWASA DIPERTIMBANGKAN
• Melepas pengetahuan lama (yang tak relevan lagi)
• Menyesuaikan diri dengan format kelas sekarang
• Ketidak-mampuan untuk fokus pada topik-topik beragam
• Keterampilan berpikir dan belajar dengan cara barunya terbatas
• Tujuan yang tidak realistis
• Keterbatasan waktu, komitmen
• Rendahnya self-esteem
• APA MANFAATNYA BAGIKU? • Mengapa orang dewasa ingin belajar?• Orang dewasa butuh belajar dari pengalaman, menolak pendekatan
yang terlalu teoritis;• Akan lebih mengena pendekatan dengan topik “pemecahan masalah”;• Ulangi penekanan relevansi topik dengan permasalahan “dunia nyata”;• Libatkan peserta dewasa dalam perencanaan, pemelajaran, dan
evaluasi dari ide-ide.
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
66 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Analisis Kebutuhan Pelatihan
Membahas pengertian,
lingkup, pendekatan dan proses
Analisis Kebutuhan Pelatihan/Fasilitasi.
Tujuan Pembelajaran
Peserta memahami Analisis Kebutuhan Pelatihan/
Fasilitasi: pengertian, lingkup, pendekatan dan
prosesnya.
Pokok Bahasan
• Membahaspengertian,lingkup,pendekatandan
proses Analisis Kebutuhan Pelatihan/Fasilitasi.
Metode
• Penyampaianpengertian,lingkup,pendekatan
dan proses Analisis Kebutuhan Pelatihan/
Fasilitasi;
• LatihanmenyusunAnalisisKebutuhan
Pelatihan/Fasilitasi.
Alat dan Bahan
• Bahanpresentasi(.ppt)
• Bahantulisan(text)
• Formlatihan
Hari Ke-1
67www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Waktu
• 2sesi=2x90menit
Proses Fasilitasi
• Pengantarpembuka
• Penyajianbahanpresentasidandiskusiuntuk
pemahaman
• Latihanindividual,latihankelompok
• Diskusipenutup.
Bahan Presentasi dan Penjelasan
• Bahanpresentasi(.ppt)tentangAnalisis
Kebutuhan Pelatihan/Fasilitasi;
• Bahantulisan(text)tentangAnalisisKebutuhan
Pelatihan/Fasilitasi;
Lampiran-Lampiran
• Bahanpresentasi(.ppt)tentangAnalisis
Kebutuhan Pelatihan/Fasilitasi
• Bahantulisan(text)tentangAnalisisKebutuhan
Pelatihan/Fasilitasi
ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN(Hari ke-1)
KEBUTUHAN PELATIHAN
Identifikasikebutuhanpelatihanbertujuanuntuk
mengkaji adanya kebutuhan, karena adanya
"kesenjangan" (gap) pengetahuan, keterampilan,
dan sikap pada individu-individu dikaitkan dengan
tuntutan fungsi atau jabatannya.
Fasilitasi atau pelatihan akan efektif hanya jika
prosesnya mengisi kebutuhan pelatihan yang
benar. Sekali lagi kebutuhan itu disebabkan adanya
kesejnangan atau kekurangan pengetahuan,
keterampilan atau sikap.Tentunya masing-masing
dengan kadar yang bervariasi.
Beberapa tujuan dalam mengisi kesenjangan
kebutuhan fasilitasi/pelatihan ini antara lain:
1. Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan peran tertentu (misal: Fasilitator)
Dalam meningkatkan efektivitas suatu program
pemberdayaan masyarakat dibutuhkan peran
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
68 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
fasilitator yang sesuai kualitas dan jumlahnya.
Dalam organisasi, peningkatan kinerja organisasi
sering dibutuhkan fungsi atau jabatan tertentu yang
baru.
Jika fungsi/jabatan tersebut akan diisi oleh staf di
dalam organisasi sendiri, maka dibutuhkan pelatihan
yang sesuai dengan bidang keahlian bagi fungsi
atau jabatan tersebut.
2. Untuk memenuhi tututan jabatan sekarang
Kebutuhan untuk memenuhi "kesenjangan"
dapatdiidentifikasidaripenilaiankinerja
(performance) para manajer atau keahlian saat
ini, apakah sudah sesuai dengan standar kinerja
yang dituntut untuk posisi tersebut. Kesenjangan ini
menjadi tujuan dari prosesfasilitasi/pelatihan.
3. Untuk memenuhi tuntutan perubahan
Terjadinya aneka perubahan yang cepat, baik
internal organisasi (restrukturisasi, perampingan),
ataupun eksternal organisasi (perubahan teknologi,
pasar, fokus bisnis perusahaan) tentu memerlukan
adanya pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang baru. Perubahan selaluperlu mengantisipasi
perubahan yang membutuhkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang berbeda.
Sebagai contoh: pada Era Orde Baru, umumnya
praktik hubungan dengan masyarakat bersifat
satu arah (instruksi, sosialisasi). Sedang pada Era
Reformasi, pendekatan partisipatif dan dialogis
menjadi keharusan. Sehingga dibutuhkan pelatihan
fasilitator yang berbeda.
Begitu pula perkembangan pesat dalam teknologi
informasi, mendorong perubahan cepat pula
dalam pemanfaatan open-source, on-line media,
media sosial, dengan sendirinya membutuhkan
penguasaan keterampilan, pengetahuan, dan sikap
yang sesuai.
Pada era (pasca) reformasi ini, dalam dunia
pergerakan sosial belakangan muncul
modelwirausaha sosial (social-enterprise), mau tak
mau tren ini perlu diantisipasi oleh pelaku lembaga
swadaya masyarakat, karena cara pandangan
masyarakat dan donor juga ikut berubah.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
Kajian kebutuhan fasilitasi/pelatihan merupakan
upaya mengumpulkan dan menganalisis gejala-
gejala dan informasiuntuk mengenali adanya
"kesenjangan" pengetahuan, keterampilan, dan
sikap pada individu-individu yang (akan) memegang
fungsi atau jabatan dalam organisasi.
Identifikasikebutuhanpelatihandapatdilakukan
dengan beberapa cara, a.l.:
69www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
1. Rencana jangka menengah/ panjang organisasi
Rencana jangka menengah/panjang organisasi
umumnya memasukkan Rencana Pengembangan
Sumber Daya Manusia. Isinya antara lain tentu
antisipasi perubahan-perubahan yang akan terjadi,
dan bagaimana organisasi akan meresponsnya.
Dengansendirinyaakandiidentifikasi"kesenjangan"
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam
memenuhi kebutuhan misi dan strategi organisasi
dalam jangka menengah/panjang.
2. Analisis Masalah
Masalah yang dihadapi organisasi secara umum
dibedakanatas dua masalah pokok: masalah
menyangkut sistem, yang menyangkut manusia.
Masalah yang menyangkut manusia umumnya
berimplikasi pada kebutuhan pelatihan. Contohnya,
jika organisasi menghadapi permasalahan
penurunan permintaan, maka otomatis yang
dipikirkan misalnya kebutuhan peningkatan
keterampilan dan sikap dalam pemasaran, atau
peningkatan kepuasan pelanggan.
3. Analisis Uraian Jabatan
Setelah mempelajari struktur organisasi dan
pembagian tugas, akan dipelajari "uraian jabatan"
(job description). Dari analisis uraian kerja ini akan
dapat dilihat "kesenjangan" antara uraian jabatan
dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang
telah dikuasai pemegang jabatan tersebut saat ini.
4. Analisis Penilaian Prestasi
Penilaian kinerja yang dilakukan secara periodik
juga dapat menunjukkan "kesenjangan" antara
"capaian kinerja" seorang staf atau pemegang
jabatan dengan "standar kinerja" yang telah
ditentukan atau disepakati sebelumnya. Begitu pula
jika karyawan tersebut akan dipromosikan untuk
menduduki jabatan lain atau jenjang lebih tinggi di
atasnya.
SUMBER INFORMASI
Ada berbagai informasi yang dapat digali untuk
mengidentifikasikebutuhanpelatihan,antaralain:
1 Melakukan diskusi kelompok;
2 Pengamatan di tempat (on the spot);
3 Mengumpulkan permintaan pelatihan dari para
manajer dan staf senior
4 Melakukan wawancara langsung, yaitu: kepada
target peserta, atasannya, atau bawahannya;
5 Menyebar kuesioner;
6 Melakukan test tertulis.
Sebetulnya asesmen ini lebih mudah dilakukan jika
organisasi mempunyai Rencana Pengembangan
Sumber Daya Manusia, atau setidaknya rencana
pengisian posisi-posisi dengan individu sesuai
kebutuhan kompetensinya.
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
70 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
JENIS KEBUTUHAN PELATIHAN
Pada sisi lain, dapat dikatakan bahwa setiap
kegiatan pelatihan pada dasarnya juga diharapkan
untuk menghasilkan perubahan tingkah laku pada
orang yang dilatih. Perubahan tingkah laku ini dapat
berupa "bertambahnya pengetahuan, keterampilan",
dan/atau "berubahnya sikap". Terkait itu sasaran
pelatihan dapat dikategorikan kepada perubahan/
perkembangan tingkah-laku, yang terdiri dari: (1)
Psiko-motorik (keterampilan); (2) Afektif (sikap,
nilai,perasaan); (3) Kognitif (pengetahuan).
(1) Psiko-motorik (keterampilan), menyangkut
pengendalian otot-otot sehingga orang dapat
melakukan gerakan-gerakan yang tepat.
Sasaran pelatihan untuk kategori ini untuk
membuat peserta mempunyai keterampilan fisik tertentu.
a. Minat, terbangkitkan minatnya untuk
mempelajari atau meningkatkan
keterampilan tersebut (misal:
mengemudikan mobil)
b. Serial keterampilan dasar, mengajarkan,
melayih keterampilan langkah demi langkah
(misal: langkah muju, mudur, parkir)
c. Respons dengan dampingan, latihan untuk
menerapkan, memberikan respons secara
terbatas, dengan bimbingan (nyetir mobil di
jalan sepi, didampingi instruktur)
d. Mekanistik, tumbuhnya respons yang tepat
dan menetap (kian terbiasa di jalan umum,
dengan dampingan)
e. Respons yang kompleks, peserta dapat
memberikan respons atau menerapkan
keterampilan dalam situasi kompleks secara
tepat, mudah, tanpa ragu (mengemudikan
mobil di jalan umum tanpa bimbingan).
(2) Afektif (sikap, nilai, perasaan), mencakup sikap,
nilai, cara pandang, persepsi. Sasaran pelatihan
kategori ini adalah membuat orang mempunyai
sikap tertentu.
Belajar dalam kategori afektif ini dapat
dikategorikan dalam 5 tingkatan, yaitu:
a. menerima dan memerhatikan, ialah sadar
dan bersedia menerima serta memerhatikan
masukan-masukan,
b. memberikan respons, yaitu bersedia
memberikan respons atas permintaan yang
kemudia berkembang menjadi respons
secara aktif,
c. menghargai, menerima dan senang
terhadap masukan atau nilai yang baru
dikenalkan,
d. mengorganisasi, mengembangkan
sistem nilai dalam diri dan membuat
rencana mengenai suatu masalah dengan
menggunakan nilai-nilai itu,
e. karakter, mengembangkan kode etik atau
falsafah, yang ditunjukkan dengan tingkah
laku yang konsisten, sehingga dapat dikenali
sebagai ciri-ciri dari orang itu.
(3) Kognitif (pengetahuan), mencakup proses
intelektual seperti mengingat, memahami,
menganalisis, dan sejenisnya. Sasaran
pelatihan kategori ini untuk membuat peserta
71www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
mempunyai pengetahuan dan kemampuan berpikir (intelektual).
Belajar dalam kategori kognitif, intelektual, ada
beberapa tingkatan:
a. pengetahuan, mengenali dan dapat mengingat
kembali(hafal)fakta,definisi,simbol,langkah-
langkah dalam suatu proses,
b. pengertian atau pemahaman,
c. aplikasi, mampu secara sederhana
menggunakan/mengaplikasikan hal-hal yang
dipelajarinya,
d. analitis,dapat menguraikan, menjabarkan
suatu pengetahuan/sistem dalam komponen-
komponennya,
e. sintesis, menyusun struktur dan pola dari
komponen-komponen yang ditemukan dari
sumber yang berbeda,
f. evaluasi, dengan pengetahuannya mampu
menilai dan mengambil keputusan.
TAHAP PSIKO-MOTORIK AFEKTIF KOGNITIF
Tahap-1 Minat Menerima Pengetahuan
Tahap-2 Seri keterampilan Merespons Pemahaman
Tahap-3 Respons (didampingi) Menghargai Aplikasi
Tahap-4 Mekanistik Mengorganisasi Analistis & Sintesis
Tahap-5 Respons (kompleks) Menjadi karakter Evaluasi
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
72 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
SASARAN PELATIHAN YANG EFEKTIF
Berbagai perspektif kebutuhan pelatihan/fasilitasi
di atas tentunya harus difokuskan untuk mencapai
"sasaran", yaitu apa yang diharapkan dikuasai oleh
peserta. Secara umum suatu pelatihan dilakukan
agar setelah mengikuti pelatihan peserta dapat:
• melakukan suatu keterampilan tertentu,
• menguasai pengetahuan pada tingkatan lebih
tinggi,
• menguasai atau memiliki sikap yang sesuai
untuk fungsi/jabatan yang dituju.
Dengan sendirinya sasaran pelatihan yang efektif
haruslah mencerminkan hasil yang akan dicapai
oleh peserta setelah mengikuti pelatihan, sesuai
dengan sasaran yang disepakati, selanjutnya
peserta dapat menerapkannya di tempat kerjanya.
Oleh karena itu, kriteria yang perlu dipenuhi dalam
merumuskan sasaran pelatihan paling tidak perlu
mencakup:
1. APA yang dapat dicapai oleh peserta sesudah
mngikuti fasilitasi/pelatihan;
2. Dalam KONDISI bagaimana peserta dapat
mencapai kinerja yang diharapkan dengan baik;
3. STANDAR atau indikator kinerja apa saja yang
menunjukkan hasil yang baik atau memenuhi
syarat.
Contoh:
Apa Peserta dapat menyusun rencana pelatihan
Kondisi Dengan anggaran yang terbatas, secara partisipatif (banyaknya perbedaan
pendapat)
Standar Sesuai dengan format dan analisis biaya yang ditetapkan donor.
73www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Lampiran berikut ini adalah Formulir Analisis Pekerjaan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis
kebutuhan pelatihan:
Contoh:
FORMULIR ANALISIS PEKERJAAN(Untuk Analisis Kebutuhan Pelatihan)
Nama Jabatan: ....
Tugas-tugas Pokok: ...
Pengetahuan yang dibutuhkan (apa yang harus diketahui dan dipahami oleh pemegang jabatan/fungsi:
a. .....
b. .....
c. .....
Keterampilan yang harus dikuasai (apa yang harus bisa dilakukan dan ditunjukkan oleh staf atau
pemegang jabatan ini) :
a. ....
b. ....
c. ....
Perilaku, sikap yang dibutuhkan (bagaimana staf atau pemegang jabatan ini harus bisa bersikap dalam
melakukan pekerjaannya misal: harus mampu mendengarkan pendapat peserta, masyarakat, dst)
a. .....
b. .....
c. .....
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
74 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN
12
11
ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN (Hari ke-1)
• Bertujuanuntukmengidentifikasi“pengetahuan,keterampilan,dan
perilaku kerja” yang dibutuhkan individu, kelompok, organisasi, untuk
meningkatkan KINERJA.
Bahan Presentasi
75www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
EMPAT JENIS KEBUTUHAN
13
14
TARGET PROSES PEMBELAJARAN
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN ORGANISASI
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
LINGKUNGANYG MENDUKUNG
KINERJA
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
KINERJASETIAP JABATAN
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHANSETIAPJABATAN/
INDIVIDU
PENGETAHUAN KETRAMPILAN SIKAP PERUBAHAN DI TKT
ORGANISASI
ORGANISASI
TIM
INDIVIDU LOWESTIMPACT
HIGHESTIMPACT
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
76 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
KEBUTUHAN ORGANISASI & KEBUTUHAN KINERJA
16
15
THE STAIRWAY OF LEARNING “People Don’t Know What They Don’t Know”
Orang Dewasa merasa comfort, penuh, pintar menolak hal baru
Source : Jim Mckinley, Partner, Centre for Strategic Management
“You don’tknowwhatyoudon’t know.”
Awareness
Open to Feedback
Attitude
Knowledge
Initial skills development
Practice
Practice
Practice
Ability
NewHabitsofPerformance
#1
Unconscious
Incompetence
#2
Conscious
Incompetence
#3
Conscious
Competence
#4
Unconscious
Competence
#5
High Level Consistent Performance
Awareness
Knowledge
Attitude
Skills
Mastery
INTERVENSI
KEBUTUHAN ORGANISASI:• SASARAN yang ingin dicapai suatu Organisasi, atau Unit kerja• Umumnya diawali dengan PELUANG, atau TANTANGAN (problem)• Contoh: …
KEBUTUHAN KINERJA:• PRESTASI, kinerja yang dituntut dari seseorang/jabatan dalam
melaksanakan perkerjaan/fungsi-nya, agar dapat mendukung tercapainya sasaran organisasi
• Contoh: …
77www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
KEBUTUHAN PELATIHAN
17
18
Contoh PENGETAHUAN, KETERAMPILAN, SIKAP
• PENGETAHUAN, KETERAMPILAN, dan SIKAP yang harus
dimiliki oleh seseorang (pemangku jabatan, staf, karyawan)
agar dapat BERPRESTASI dalam melaksanakan pekerjaannya
(kebutuhan Kinerja)
• PENGETAHUAN- Kemampuanmemahamidanmenjelaskandenganbenar:Definisi,
Prosedur, Argumen/alasan (mengapa?)
• KETERAMPILAN- Kemampuan melakukan (mengajar, mengemudikan, …) secara mandiri
• SIKAP- Kesadaran (untuk menerima sesuatu)- Kemampuan menerima, menggunakan “Cara Pandang yang Baru”
(mindset)- Kemampuan bersikap dengan kesadaran/mindset baru
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
78 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
KEBUTUHAN LINGKUNGAN KERJA
20
19
• Sistem dan prosedur, perangkat kerja, pendampingan – yang
harus tersedia, terpasang di tempat kerja, supaya seseorang dapat
berprestasi dalam melaksanakan pekerjaannya, dan memenuhi
kinerja yang diharapkan.
Contoh KEBUTUHAN P-K-S
POSISI MANAJER OPERASI FASILITATORPENGETAHUAN • Mengerti dan mampu menjelaskan
urutan pekerjaan dan alasannya mengapa harus berurut
KETERAMPILAN • Mampumenghitungefisiensipenggunaan sumberdaya
•Mampu menilai kemampuan tiap anak-buah dan membagi tugas
SIKAP • Konsisten dalam menjalankan SOP• Fokus pada kinerja Tim
79www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
Hari Ke-3
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
80 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Potret Diri
Hari Ke-3
Dapat menjelaskan
pentingnya mengenal diri sendiri dan
peserta lain dalam setting fasilitasi.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan; pada akhir sesi, peserta diharapkan:
• Mengetahuilevelpenguasaanterhadapskill
fasilitasi yang ia dan peserta lain miliki pada saat
sebelum dimulainya sesi pelatihan.
• Dapatmenjelaskanpentingnyamengenaldiri
sendiri dan peserta lain dalam setting fasilitasi.
Metode
• Demostrasi
• Diskusi
Media
• Flipchart,Marker,
• HasiltestMBTI.
Waktu
• 60-90menit(15-20peserta)
81www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Proses Fasilitasi
Pelaksanaan:
1) Pastikan bahwa peserta telah mengisi lembar
test MBTI.
2) Sebelum memulai program, jelaskan bahwa
mengenali diri sendiri dalam menguasai sebuah
skill itu sangat penting, untuk mengetahui
secaraspesifikhalapayangperluditingkatkan.
Tekankan bahwa hal ini sangat penting.
3) Sampaikan naskah skenario ‘rencana bersama’
(lihatboxskenario),danmintalahsemua
peserta secara bergiliran memfasilitasi dengan
pembagian waktu yang seimbang. Durasi
terpendek adalah 3 menit, dan terpanjang 5
menit, tergantung jumlah peserta.
4) Mintalah semua peserta bergantian melakukan
fasilitasi seperti proses yang selama ini mereka
lakukan. Hal ini penting untuk membuat peserta
merasa nyaman dan anda sebagai pelatih dapat
mengamati dan mencatat cara dan skill fasilitasi
yang dimiliki oleh peserta.
5) Amati dan catat hal-hal menarik yang dapat
menjadi awal pembelajaran bagi proses
pelatihan. Jadikan fasilitasi bersama ini sebagai
referensi selama proses pelatihan.
6) Setelah waktu habis atau setelah semua
peserta sepakat dengan hasil fasilitasi bersama,
tanyakan perasaan peserta selama mereka
melakukan fasilitasi dan mengikuti peserta lain
melakukan fasilitasi. Mintalah masing-masing
peserta untuk menggambarkan penilaian
terhadap diri sendiri dengan cara membuat
gambar pada kertas (minimal berukuran
A4) yang setidaknya memuat kekuatan dan
kelemahan diri peserta. Berikan waktu 10
menit kepada peserta untuk menggambar.
Doronglah peserta untuk selengkap mungkin
menggambarkan penilaian kekuatan dan
kelemahan masing-masing.
7) Mintalah peserta untuk menjelaskan gambar
potret diri mereka. Jika peserta pelatihan lebih
dari 5 orang, bagilah dalam kelompok dan minta
masing-masing kelompok untuk saling berbagi
cerita tentang potret diri mereka. Tugaskan
kelompok untuk menemukan kekuatan dan
kelemahan yang sama, dan hal-hal unik yang
hanya muncul pada beberapa peserta.
8) Minta setiap kelompok untuk menyajikan temuan
kelompok dalam bentuk presentasi 5 menit.
9) Tuliskan point-point penting presentasi
kelompokpadaflipchart.Eksplorasikalimat
atau kata yang masih belum menggambarkan
perasaan peserta sehingga menjadi kalimat
yang jelas untuk peserta lain.
10) Tekankan bahwa dengan menyadari kekuatan
dan kelemahan dalam memfasilitasi, lebih
mudah bagi kita untuk menemukan kebutuhan
peningkatan ketrampilan fasilitasi yang harus
kitamiliki.Dengandemikian,efektifitas
pembelajaran selama pelatihan akan meningkat.
11) Akhiri sesi dengan menjelaskan dan
menghubungkan style dan cara fasilitasi
beberapa peserta dengan hasil test MBTI.
Gunakan contoh-contoh ekstrim yang terjadi
selama proses fasilitasi bersama.
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
82 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Kompetensi Dasar Fasilitator dan Pelatih
Memahami teknik dasar yang
harus dimiliki oleh fasilitator.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan; pada akhir sesi, peserta diharapkan:
• Memahamiteknikdasaryangharusdimilikioleh
fasilitator.
• Dapatmenerapkanteknikdasardalamkegiatan
keseharian organisasi.
Metode
• Role play
• Diskusi
Media
• Skenariopelatihandengancarapenyuluhdan
fasilitator.
• Flipchart
• Slidetentangketrampilandasar,prinsip
fasilitator & participatory.
Waktu
• 90menit
Hari Ke-3
83www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Proses Fasilitasi
Pelaksanaan:
• Siapkanskenariopenyuluhdanfasilitator(lihat
box).
• Bagipesertamenjadiduakelompok,yaitu
kelompok skenario penyuluh dan kelompok
skenario fasilitator. Pastikan masing-masing
kelompok saling tidak mengetahui skenario
kelompok lainnya.
• Mintamasing-masinggroupuntukmementaskan
skenario yang ada, dan minta kelompok lainnya
mengamati proses yang terjadi. Beri waktu
yang cukup (10-15 menit) untuk setiap kelompok
untuk melakukan pementasan sehingga
kelompok lain mendapatkan waktu yang cukup
untuk menarik pembelajaran.
• Tuntaskanpementasankeduakelompok
sebelum mendiskusikan pembelajaran.
• Setelahkeduakelompokselesaimelakukan
pementasan, mintalah masing-masing kelompok
untuk menyampaikan pendapat mereka.
• Arahkanpenilaianpadaperbedaanparticipatory
training/meeting dan konvensional.
• Lakukanbrainstorming singkat tentang defenisi
pelatihan tradisional dan partisipatif. Tuliskan
beberapa kata kunci pada kertas plano dalam 2
kolom.
• Setelahsemuamemilikigambaranyangjelas
tentang masing-masing pendekatan, lakukan
eksplorasi agar masing-masing kelompok
menemukan kekuatan dan kelemahan dari
masing-masing pendekatan.
- Diskusikan pada situasi apa saja yang
cocok untuk masing-masing pendekatan,
sambil menarik kesimpulan bahwa semau itu
tergantung pada: ketrampilan dan pengalaman
pelatih, kebiasaan belajar peserta, jumlah
pembelajar, kebiasaan pelatihan di tempat itu,
waktu yang disediakan.
• Jelaskandenganslide/flipchart: bahwa prinsip-
prinsip pembelajaran orang dewasa menjadi
penting dikuasai. Sampaikan slide tentang
prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa:
Partisipatif,mengalamisendiri,reflektif,
memenuhi kebutuhan langsung, untuk diri
sendiri, menghargai mereka yang belajar,
memberikan umpan balik, menciptakan suasana
aman, terjadi dalam lingkungan yang aman.
• Jelaskandenganslide/flipchart: perbedaan
fasilitator, penyuluh, motivator, mediator,
pimpinan rapat.
• Jelaskandenganslide/flipchart: Rumah
pelatihan; dimana didalamnya terdapat 3
lantai ketrampilan: 1) ketrampilan mendengar,
2) ketrampilan memfasilitasi kelompok, 3)
ketrampilan perencanaan partisipatif.
• Padaakhirsesi,sampaikansatuslide
kesimpulan tentang pentingnya fasilitasi dengan
mempertimbangkan prinsip partisipasi dan cara
belajar orang dewasa.
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
84 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Pengetahuan dan Sikap Dasar Fasilitator
Mampu menerjemahkan
proses ke dalam program dan perilaku keseharian organisasi.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan; pada akhir sesi, peserta diharapkan:
• Mampu(dalamkonteksfasilitasi)memahami
maksud dari Empati, Minat, Selalu bersikap
positif dan Selalu percaya pada potensi
kelompok.
• Mampumenterjemahkanproseskedalam
program dan perilaku keseharian organisasi.
Metode
• Presentasi
• Diskusi
Media
• Videopresentation
• PresentasitentangSikapDasarfasilitator
• LCD
Waktu
• 60menit
Hari Ke-3
85www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Proses Fasilitasi
Pelaksanaan:
• Jelaskantujuansesi.
• TayangkanvideopendektentangEmpati,Minat,
Selalu bersikap positif dan Selalu percaya pada
potensi kelompok.
• Lakukaneksplorasipengetahuanpeserta
terhadap pengertian bagaimana Empati, Minat,
Selalu bersikap positif dan Selalu percaya pada
potensi kelompok. Mintalah peserta untuk
menyampaikan pengetahuan dan tanggapannya
dihubungkan dengan video pendek. Tuliskan
point-point yang disampaikan pada flipchart.
• Akhirieksplorasidenganmenyampaikan
bahwa point-point yang telah disampaikan oleh
peserta akan dikupas bersama selama sesi
berlangsung.
• SampaikanmateriEmpati,Minat,Selalu
bersikap positif dan Selalu percaya pada
potensi kelompok. Hubungkan dengan proses
benchmarking (pada awal sesi pelatihan) yang
telah berlangsung. Gunakan peristiwa-peristiwa
penting dalam benchmarking sebagai contoh,
dan hubungkan dengan topik Empati, Minat,
Selalu bersikap positif dan Selalu percaya pada
potensi kelompok.
• Mintalahpesertamembuatposterdalamukuran
besar secara bersama-sama yang berisi kata
“Empati”, “Minat”, “Selalu bersikap positif”
dan “Selalu percaya pada potensi kelompok”.
Mintalah seluruh peserta berpartisipasi dalam
pembuatan poster tersebut. Minta seluruh
peserta menyumbangkan satu buah gambar
untuk setiap nilai-nilai dasar.
• Tempelkanposterbesartersebutpadabagian
utama ruang kelas.
• Akhirisesidenganmenekankanbahwadalam
kondisi apapun, nilai-nilai dasar itu harus
diyakini dan dilaksanakan oleh para fasilitator.
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
86 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Keterampilan Dasar Fasilitator
Peserta dapat menjelaskan
mengapa ketrampilan dasar menjadi sangat penting untuk dikuasai.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan; pada akhir sesi, peserta diharapkan:
• Pesertamemahamiketrampilandasaryang
harus dimiliki oleh fasilitator, berupa ketrampilan
mengamati, mendengar, menyimak, bertanya
dan memberikan umpan balik personal.
• Pesertadapatmenjelaskanmengapa
ketrampilan dasar menjadi sangat penting untuk
dikuasai.
Metode
• Roleplay
• Diskusi
Media
• Lembarcerita(lihatbox)danFlipchart yang
berisi “kata-kata/gambar pengganggu”
• Lembarroleplay;
○ (lihatbox:roleplay mengamati-mendengar-
menyimak)
○ (lihatbox:bertanya;menggaliinformasi
dari salah satu peserta. Penanya pertama
dengan pertanyaan tertutup, penanya kedua
dengan pertanyaan terbuka. Targetnya:
mendapatkan informasi sedetil mungkin
Hari Ke-3
87www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
tentang hal-hal personal dari peserta yang
ditanya)
○ Slide tentang ketrampilan dasar fasilitasi
(mengamati, bertanya, menyimak,
paraphrase)
Waktu
• 90menit
Proses Fasilitasi
Pelaksanaan:
OBSERVASI dan MENYIMAK; NON VERBAL:
• Mintalahsemuapesertauntuktidakmenulisapa-
pun selama anda menyampaikan cerita pendek.
• Tampilkankata-kata/gambarpengganggu
pertama sesaat setelah anda selesai
membacakan/menceritakan paragraf pertama.
Demikian seterusnya hingga paragraf ke-empat.
Tutup flipchart setelah selesai membacakan
cerita.
• Mintalahpesertauntukmenyampaikanpendapat
mereka tentang proses yang terjadi. Arahkan
untuk memunculkan pendapat tentang relevansi
hubungan isi setiap paragraph dengan kata-
kata/gambar pengganggu. Tuliskan point-point
dari peserta pada flipchart.
• Lakukaneksplorasilebihjauhtentang
“Observasi/Mengamati” dengan pertanyaan:
○ Apa hubungan antara kata-kata/gambar
dengan cerita?
○ Apa perasaan anda saat kata-kata/gambar
muncul?
○ Bagaimana anda merespon perasaan
tersebut? Apa upaya yang anda lakukan
agar anda tetap dapat menyimak dengan
baik?
• Lakukaneksplorasilebihjauhtentang
“Menyimak” dengan pertanyaan:
○ Apakah adakah hal penting yang menurut
anda tidak muncul secara jelas dalam
cerita?
○ Adakah hal yang samasekali tidak
berhubungan yang muncul pada cerita?
○ Mengapa anda beranggapan bahwa hal
tersebut tidak berhubungan?
Siapkan satu lembar kertas berisi cerita pendek, empat paragraf. Cerita harus mengandung unsur teka-teki danmemerlukantanya-jawabuntukmemecahkannya.
Kata-kata/gambarpenggangguadalahkata-kata/gambaryangsamasekalitidak berhubungan dengan setiap paragraf yang dibacakan.
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
88 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
○ Bagaimana cara anda menemukan hal-hal
penting dan hal-hal yang tidak behubungan
itu? (eksplorasi hal ini, untuk menjadi
pembelajaran bagi peserta lainnya).
• Tutup sub-sesi ini sementara waktu, dan
lanjutkan pada sub-sesi lainnya. (ingat, bahwa
materi sub-sesi ini akan dibahas kembali setelah
keseluruhan sub-sesi selesai)
VERBAL (BERTANYA, PARAFRASE) & NON VERBAL (BAHASA TUBUH, MEMBERIKAN PERHATIAN, MEMBERIKAN SEMANGAT, SUARA/INTONASI, EKPRESI WAJAH, KEBIASAAN BURUK):
• Minta peserta berkelompok, masing-masing
kelompok berisi 3 orang.
• Bagikan lembar roleplay “bertanya” kepada
masing-masing kelompok.
• Minta masing-masing kelompok mencari
tempat yang nyaman untuk melakukan roleplay.
Berikan waktu 5 menit agar masing-masing
kelompok dapat memahami peran.
• Berikan waktu untuk menjalankan roleplay
selama 15 menit. Pastikan bahwa penanya
“tertutup” dan penanya “terbuka” mempunyai
kesempatan waktu yang sama.
• Setelah waktu habis, minta semua peserta
untuk menyampaikan hasil kelompok, dengan
melakukan eksplorasi lebih jauh tentang
“bertanya” dengan pertanyaan:
○ Apa perasaan peserta, baik yang ditanya
maupun yang memberikan pertanyaan?
○ Apa yang dilakukan oleh penanya dengan
pertanyaan tertutup?
○ Apa yang dilakukan oleh penanya dengan
pertanyaan terbuka?
○ Bagaimana proses yang terjadi? Apa yang
dilakukan oleh masing-masing peserta
untuk mendapatkan hasil/jawaban yang
memuaskan?
○ Apakah ada situasi dimana peserta yang
ditanya terlihat antusias menjawab? enggan
menjawab? terlihat bosan? mencurigakan?
Mengundang rasa penasaran?; bilamana
hal itu terjadi? dan mengapa?
• Tutup sub-sesi ini sementara waktu, dan
lanjutkan pada sub-sesi lainnya. (ingat, bahwa
materi sub-sesi ini akan dibahas kembali setelah
keseluruhan sub-sesi selesai)
• Sampaikan keseluruhan materi tentang
Ketrampilan dasar fasilitasi, gunakan
89www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
pengalaman peserta untuk menjelaskan
ketrampilan dasar yang harus dikuasai oleh
fasilitator/pelatih.
• Pastikan peserta memahami pentingnya
penguasaan ketrampilan dasar yang dibagi
menjadi dua bagian, yaitu:
○ Ketrampilan non-verbal, yaitu menyimak,
mengamati, bahasa tubuh, intonasi dan
kebiasaan.
○ Ketrampilan verbal, yaitu mengamati,
bertanya, menyimak, paraphrase.
• Pada akhir sesi, minta peserta untuk
menggambar ketrampilan dasar dalam bentuk
visual, pada dua buah kertas A4 berwarna:
kertas pertama berisi ketrampilan-ketrampilan
non-verbal dan kertas kedua berisi ketrampilan
verbal. Harus dalam bentuk gambar dan tidak
boleh ada teks/tulisan.
o Minta peserta untuk menempelkan dua kertas
tersebut pada tempat yang paling mudah dilihat
oleh peserta itu sendiri, tetapi masih berada di
dalam kelas.
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
90 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Mengelola Dinamika Kelompok
Mengantisipasi dan mengatasi situasi yang
sulit di dalam kelompok.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan; pada akhir sesi, peserta diharapkan:
• Memahamiartidaridinamikakelompok.
• Mengantisipasidanmengatasisituasiyangsulit
di dalam kelompok.
Metode
• Roleplay(BOX:Roleplay Mengelola Dinamika
Kelompok; “Investor”)
• PresentasiDiskusi
Media
• Lembarroleplay Dinamika Kelompok
• FilepresentasiDinamikaKelompok
• Flipchart
• LCD
Waktu
• 90menit
Hari Ke-3
91www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Proses Fasilitasi
Pelaksanaan:
• Jelaskantujuansesi.
• JalankanRoleplay;
◦ Pastikan bahwa seluruh peserta memahami
tujuan dari “pertemuan” dalam roleplay
(misalnya memutuskan untuk menerima
atau menolak kedatangan investor pada
suatu kawasan)
◦ Pilihlah satu peserta yang telah memiliki
pengalaman dalam memfasilitasi sebagai
fasilitator. Minta peserta tersebut keluar
ruangan.
◦ Bagi kartu-kartu peran kepada seluruh
peserta. Pastikan bahwa seluruh peserta
mendapatkan peran.
◦ Atur sedemikian rupa agar skenario bisa
berjalan baik, dimana proses dinamika
kelompok berjalan sesuai waktu/durasi sesi.
◦ Durasi maksimal adalah 15 menit, tetapi
roleplay dapat dihentikan lebih cepat jika
dirasa seluruh peran telah berjalan dan titik
kritis telah dilewati.
◦ Pastikan setelah diselesaikannya roleplay,
seluruh peserta kembali berada pada level
energy yang sama. Jika diperlukan dapat
dilakukan kegiatan bersama. Meminta
peserta utnuk bersama-sama bertepuk
tangan dan tertawa adalah tindakan paling
efektif untuk ini.
◦ Lakukan eksplorasi dengan memberikan
pertanyaan:
- Apa yang terjadi?, Apa perasaan peserta?,
Bagaimana peserta memulai peran? Apa
yang dilakukan setelahnya?
- Apa yang berjalan sesuai rencana/
keinginan? Apa yang tidak sesuai
keinginan?
- Apa peran masing-masing peserta?
Apa dampaknya pada situasi di dalam
kelompok?
- Apa tindakan peserta saat berada pada
situasi yang sulit? Apa tindakan peserta
yang lainnya? Bagaimana tindakan satu
peserta dapat berdampak pada peserta
yang lain?
- Apakah saat dimana fasilitator roleplay
mendapat tekanan, apa yang dilakukan oleh
kelompok? Siapa yang membantu? Siapa
yang justru menambah tekanan?
- Bagaimana jika roleplay ini terjadi dalam
aktivitas sehari-hari dalam organisasi?
Tindakan apa yang biasanya dilakukan?
◦ Minta peserta untuk menuliskan di dalam
kartu-kartu minimal 3 tips/usulan cara untuk
menangani situasi yang sulit. Tempelkan kartu-
kartu pada dinding kelas. Beri judul “jika situasi
yang sulit terjadi, kami akan melakukan ini”.
◦ Sajikan materi “mengelola dinamika kelompok”.
Berikan penekanan pada point-point krusial/
penting untuk ketrampilan ini, misalnya sangat
diperlukan memahami karakter anggota
kelompok, dll.
◦ Tutup sesi dengan tips-tips untuk menghadapi
situasi yang sulit.
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
92 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Menyiapkan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan
Mampu mempersiapkan
fasilitasi/pelatihan dengan tepat.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan; pada akhir sesi, peserta diharapkan:
• Mampumempersiapkanfasilitasi/pelatihan
dengan tepat.
• Mampumengantisipasiperubahan-perubahan
dalam rencana fasilitasi/pelatihan.
Metode
• Roleplay (BOX roleplay)
• Presentasi
Media
• Lembarroleplay
• Filepresentasi“menyiapkankegiatanfasilitasi/
pelatihan”
• LCD
• Flipchart
Waktu
• 90menit
Hari Ke-3
93www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Proses Fasilitasi
Pelaksanaan:
• Sampaikantujuansesi.
• Karenasesiiniadalahmasukdalamketrampilan
personal, maka berikan tugas personal pada
peserta untuk merancang sebuah fasilitasi.
• Berikanjuduldankasusyangsamakepada
semua peserta, dan berikan tugas: “rancanglah
sebuah pertemuan 3 hari dimana anda diminta
sebagai fasilitatornya”.
• Bebaskanpesertauntukpenggunaanformat.
• Berikanwaktu10menituntukmenyusun
rancangan.
• Mintalahseluruhpesertauntukpresentasihasil
rancangannya. Berikan waktu 1 menit untuk
masing-masing peserta.
• Setelahseluruhpesertaselesai,lakukan
eksplorasi peserta dengan pertanyaan:
◦ Tahapan apa yang dilakukan dalam
pembuatan rancangan pertemuan?
◦ Apakah hal yang paling memudahkan dalam
proses membuat rancangan pertemuan?
Mengapa?
◦ Apakah hal yang menantang dalam proses
membuat rancangan pertemuan? Mengapa?
• Tuliskanpointjawabanpesertapada flipchart.
• Lanjutkandenganpenyampaianmateri
Merancang Proses Pertemuan. Berikan
kesempatan peserta untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan penting.
• Setelahmateriselesai,bagilahpesertakedalam
2-3 kelompok, dan mintalah peserta melakukan
tugas pembuatan rencana pertemuan yang
benar.
• Mintalahmasing-masingkelompokmembuat
perencanaan pertemuan yang ideal dan
lengkap.
• Jadikanprosesinisebagaikompetisi,jikaperlu,
dan sediakan hadiah.
• Berikanwaktuyangcukupuntukpenyusunan
rancangan ini. Dalam hal ini 30 menit.
• Mintalahkelompokmempresentasikan.Minta
kelompok lain untuk memberikan input.
• Tutupsesidenganpenekananpadapoint-point
pentingnya sebuah rancangan pertemuan.
Tampilkan contoh rancangan pertemuan yang
baik.
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
94 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Model Evaluasi Fasilitasi/Pelatihan
Mengenali beberapa pilihan metode evaluasi
proses pertemuan.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan; pada akhir sesi, peserta diharapkan:
• Memahamimaksuddantujuanevaluasiproses
pertemuan.
• Mengenalibeberapapilihanmetodeevaluasi
proses pertemuan.
Metode
• Games (variatif,lihatBOX)
Media
• Alatpermainan(kertas/bola/boneka/…)
• Flipchart
Waktu
• 30-60menit
Hari Ke-3
95www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Proses Fasilitasi
Pelaksanaan:
• Jelaskantujuansesi.
• Lakukaneksplorasipengetahuanpeserta
terhadap maksud dari melakukan evaluasi untuk
setiap akhir pertemuan.
• Lakukaneksplorasijugauntukmetode-metode
evaluasinya.
• Kelompokkanpesertamenjadi3kelompok,
dan mintalah peserta untuk merancang sebuah
evaluasi pertemuan. Berikan waktu 5 menit
untuk proses perancangan.
• Mintakelompokuntukpresentasikan,danminta
kelompok lainnya untuk memberikan input.
Eksplorasi lebih jauh metode-metode lainnya
dengan meminta peserta bersimulasi. Semakin
banyak contoh metode, maka semakin baik.
• Mintapesertauntukmelihatkesamaan,
kekurangan dan keunggulan dari semua metode
contoh.
• Mintalahpesertamenganalisabentukmetode
evaluasi apa yang tepat dilakukan untuk proses
pertemuan tertentu.
• Catatsemuainputdankomentarpentingpada
flipchart.
• Sampaikanmaterievaluasiprosespertemuan,
dan berikan penekanan pada pentingnya proses
evaluasi dilakukan.
• Tutupsesidenganmemunculkanpoint-point
terbaik dari metode usulan peserta.
97www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
Hari Ke-4
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
98 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Menyiapkan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan
Hari Ke-4
Membahas pengertian proses
Penyiapan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan
Tujuan Pembelajaran
Peserta memahami proses Penyiapan Kegiatan
Fasilitasi/Pelatihan dan mampu menyusun rencana
persiapan fasilitasi/pelatihan
Pokok Bahasan
• MembahaspengertianprosesPenyiapan
Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan;
Metode
• PenyampaianmateritentangprosesPenyiapan
Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan;
• LatihanmenyusunprosesPenyiapanKegiatan
Fasilitasi/Pelatihan.
Alat dan Bahan
• Bahanpresentasi(.ppt)
• Bahantulisan(text)
• Formlatihan
99www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Waktu
• 1sesi=90menit
Proses Fasilitasi
• Pengantarpembuka
• Penyajianbahanpresentasidandiskusiuntuk
pemahaman
• Latihanindividual,latihankelompok
• Diskusipenutup.
Bahan Presentasi dan Penjelasan
• Bahan presentasi (.ppt) tentang proses
Penyiapan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan;
• Bahantulisan(text)tentangprosesPenyiapan
Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan;
Lampiran-Lampiran
• Bahan presentasi (.ppt) tentang proses
Penyiapan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan
• Bahantulisan(text)tentangprosesPenyiapan
Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan
PERSIAPAN KEGIATAN FASILITASI
Penyiapan sesi dan proses fasiltasi dapat dilakukan
dengan melaksanakan pengecekan atas komponen
fasiltasi atau pelatihan tersebut. Komponen fasilitasi
yang dimaksud menyangkut: tujuan pembelajaran,
metode, alat bantu, waktu dan proses yang dilalui
selama pelatihan berlangsung.
Secara singkat, penjelasan untuk masing-masing
bagian adalah sbb:
Tujuan pembelajaran
Menguraikan tujuan atau sasaran yang hendak
dicapai dari kegiatan pelatihan. Terutama
menggambarkan apa yang akan diperoleh peserta
setelah mengikuti pelatihan, dengan tingkat capaian:
tahu, paham, trampil, mampu bersikap sesuai peran/
fungsinya.
Metode
Menjelaskan mengenai metode yang akan dipakai
dalam pelatihan. Metode yang digunakan meliputi:
ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, praktek,
dll.
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
100 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Alat bantu belajar
Menjelaskan mengenai bahan baku, alat bantu
atau alat-alat yang akan digunakan dalam kegiatan
pelatihan. Alat bantu meliputi: papan tulis, flip-
chart, kertas plano, metaplan, kliping koran, alat
permainan, atau alat peraga lainnya.
Dalam hal ini, jika alat bantu utama berupa
presentasi melalui program power point. Dengan
demikian diperlukan seperangkat komputer dan
LCD. Disamping itu mungkin diperlukan flip-chart,
kertas plano, juga kerta metaplan sebagai alat bantu
proses belajar secara partisipatif.
Waktu
Estimasi waktu perlu dilakukan agar alokasi waktu
bisa dilakukan untuk seluruh materi fasilitasi/
pelatihan. Dalam kegiatan pelatihan ini, digunakan
pendekatan sesi (jam pelajaran). Antara lain: 1
sesiadalahsamadengan90menit(2x45menit).
Waktu, dalam pengertian ini juga termasuk perlunya
memperkirakan lama waktu untuk kegiatan dalam
kelas dan kegiatan lapangan (di luar kelas).
Langkah kegiatan/proses pelatihan
Langkah kegiatan/proses pelatihan menggunakan
langkah OPAKK (Orientasi, Pengembangan Materi,
Aplikasi,KonfirmasidanKonsolidasi).Secara
singkat dapat dijelaskan untuk masing-masing
langkah OPAKK.
Langkah kegiatan:
• LANGKAH 1 - ORIENTASI: merupakan langkah
perkenalan serta menyampaikan tujuan
pembelajaran. Tahap orientasi juga merupakan
tahap membangun komitmen dan motivasi
kepada peserta untuk masuk dalam materi
pelatihan.
• LANGKAH 2 - PENGEMBANGAN MATERI:
merupakan paparan tentang apa saja yang
dibahas dalam modul. Pembahasan lebih
ditekankan pada pemahaman pengetahuan
(kognitif).
• LANGKAH 3 - APLIKASI: merupakan
pembahasan yang menekankan pada aspek
ketrampilan (psikomotorik), berupa penerapan
atau aplikasi dari aspek pengetahuan yang
telah dibahas sebelumnya.
• LANGKAH 4 - KONFIRMASI: berupa metode
untuk menguji sejauh mana pemahaman
peserta atas sub-bahasan yang telah diperoleh.
• LANGKAH 5 - KONSOLIDASI: berupa simpulan
akhir atas seluruh rangkaian proses pelatihan.
Langkah yang tersusun dalam OPAKK kiranya bisa
membantu fasilitator dalam menyusun langkah
demi langkah secara konsisten. Langkah pertama
orientasi (O) menjadi entry point yang sangat
menentukan tentang berhasil tidaknya proses
pelatihan. Ciptakan suasana akrab, informal,
menyenangkan – tanpa meninggalkan keseriusan –
pada awal pelatihan. Apabila langkah pertama telah
terlampaui dengan baik, maka langkah selanjutnya
akan lebih mudah.
101www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Langkah OPAKK tidak harus selalu urut.
Adakalanya langkah aplikasi mendahului langkah
pengembangan materi. Artinya, peserta lebih dulu
dibawa ke dalam praktek, baru diajak membahas
teori. Pada kali lain, Langkah yang ada, hanya
berupa orientasi. Pada kondisi ini, maka fokus
kegiatan fasilitasi lebih pada presentasi saja.
Secara visual, OPAKK menggunakan icon (ilustrasi
simbol) untuk menandai setiap kegiatan yang
dilakukan pada saat proses berlangsung. Dengan
melihat icon, maka fasilitator akan secara mudah
mengetahui pada proses yang keberapa kegiatan
pelatihan sedang berlangsung.
MENYUSUN RENCANA PELATIHAN
Sementara itu dalam menyusun rencana pelajaran,
fasilitator perlu menyiapkan bahan dengan urutan
kebalikan OPAKK, yaitu KAPOK sebagai berikut:
TahapKonfirmasi:
• Perkirakantugas-tugas,testyangberhubungan
dengan keberhasilan pencapaian sasaran
penguasaan materi pelatihan;
• Sebaiknyabersifatterbuka,mengembangkan
inisiatif secara bertahap;
• Pertimbangkanfaktorwaktuyangsesuai.
Tahap Aplikasi:
• Persiapkanlatihan-latihanuntukpraktik
dengan tujuan mengembangkan kemampuan
menerapkan dan menguasai materi;
• Mengembangkaninisiatifpesertasecara
bertahap dan sedikit-demi sedikit mengurangi
petunjuk;
• Pertimbangkanalokasiwaktunya.
Tahap Pengembangan Materi:
• Merencanakandenganpolamundur,dariapa
yang ingin dicapai dalam tahap aplikasi dan
konfirmasi;
• Uraikanmulaidariaspek-aspekpokok;
• Susundalamurutanprosesbelajaryang
progresif, sesuai proses belajar;
• Perkuatdenganbahanreferensi,perbandingan,
case-studies;
• Pertimbangkankombinasipenggunaanmedia
(lihat, dengar, alami);
• Pertimbangkansituasiruangan,juga
perabotnya;
• Persiapkanskenariountukdapatmenarik
peserta semuanya bisa aktif, tak ada yang
hanya sembunyi atau numpang pada temannya;
• Sebanyakmungkinmenggunakan“pengalaman
peserta“, dan agar apa yang mereka pelajari
relevan bagi mereka;
• Persiapkankerangka,tahapanuntukmenguji
kemajuan/perkembangan penguasaan mereka
secara bertahap;
Tahap Orientasi:
• Persiapkanpendahuluanyangmenarik
perhatian, sekaligus bisa mengembangkan
cairnya situasi;
• Penyampaiansasarandankerangkasesi
dengan jelas;
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
102 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
• Mengaitkansasarandankerangkadengan
kebutuhan peserta.
Tahap Konsolidasi:
• Persiapkanrangkumansesi,sebaiknyadalam
bentuk skema;
• Ajakpesertauntukmenyusun(pointers)
rangkuman pokok-pokok bahasan;
• Hubungkandengansasaranseluruhsesi.
CATATAN UNTUK FASILITATOR
TUJUAN pembelajaran merupakan petunjuk tentang
apa yang harus dicapai. Selanjutnya seluruh
proses dan langkah kegiatan harus mengacu pada
tujuan pembelajaran ini. Tercapai tidaknya tujuan
pembelajaran dapat dipastikan dengan bertanya
kepada peserta: Apakah tujuan pembelajaran yang
telah disepakati di awal pelatihan, benar-benar telah
tercapai, dan menciptakan perubahan.
Selanjutnya, untuk mencapai tujuan tersebut
tanyakan: Apa yang perlu diperhatikan menyangkut
komponen: metode, alat bantu belajar dan waktu
yang disediakan.
Metode, alat bantu belajar dan waktu yang ada pada
panduan fasilitator tidaklah bersifat mutlak-kaku,
namunfleksibelmengikutiinteraksidenganpeserta
pelatihan. Pelatihan dengan metode partisipatif
sangat terbuka kemungkinan untuk berubah, namun
tujuan pembelajaran harus tercapai.
Selanjutnya ada beberapa hal yang perlu diingat
oleh seorang fasilitator dalam mendeliveri suatu
fasilitasi/pelatihan, yaitu antara lain:
• Apakah pendekatan yang diterapkan sesuai
dengan prinsip perencanaan partisipatif, untuk
itu metode pelatihannya juga harus partisipatif.
• Perlu diingat bahwa fasilitator bukanlah orang
yang serba tahu dan peserta bukanlah "gelas
kosong" yang bisa diisi begitu saja dengan
teori atau materi sebanyak-banyaknya. Ingat
pepatah “nobody knows everything, everybody
knows something”, artinya tidak ada orang yang
tahu segalanya (termasuk fasilitator), tapi tiap
orang pasti tahu sesuatu. Dengan pepatah ini,
fasilitator menyadari bahwa segala pengetahuan
dan pengalaman justru harus digali dari seluruh
peserta.
• Jangan lupa untuk menciptakan dan memelihara
suasana belajar, di mana setiap peserta merasa
didengar dan bebas untuk berpartisipasi dalam
kelompok, kelas atau program pelatihan secara
keseluruhan.
• Usahakan agar diskusi dan pengerjaan
tugas-tugas yang dikerjakan dalam kelompok
merupakan hasil partisipasi seluruh anggota
kelompok, bukan dikerjakan oleh satu-dua
peserta yang dominan saja.
• Sampaikan umpan-balik positif maupun negatif,
dengan begitu tiap peserta dapat tumbuh
berkembang.
103www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
RANCANGAN PROSES MENGAJAR(Contoh)
Judul Pelatihan : Pengantar Konsep Manajemen bagi ...
Sasaran Pelatihan : Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta:a. mampu menjelaskan dengan benar pentingnya proses manajemen
bagi ...;b. mapu menjelaskan dengan benar kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian;
Durasi Pelatihan : 5 jam
Tingkat Jabatan Peserta : - Staf dari Lembaga Swadaya Masyarakat,- Lama kerja 2-3 tahun,- Pendidikan minimum D-3
Metode Pelatihan : Kuliah, diskusi kelompok, latihan, membahas kasus sederhana
Pokok-pokok Bahasan : a. Proses manajemen proyek (30')b. Perencanaan kegiatan (90')c. Pengorganisasian pekerjaan, sumber daya (60')d. Memotivasi anak buah (60')e. Pengendalian kerja pelaksana (60')
Topik dan Sub-topik:
Topik : Proses manajemen dan peran supervisi
Sub-topik : a. Proses manajemen proyekb. Peran supervisor
Waktu : 30'
Peserta : Staf LSM dengan pengalaman 2-3 tahun
Topik/pelatihan sebelumnya
: Orientasi tentang pelatihan secara umum
Topik/pelatihan sesudahnya
: Perencanaan kegiatan proyek
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
104 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Rincian Sesi:
TAHAP FASILITASI PENYAJIAN WKT KET.
ORIENTASI: 5'
Pengantar Nama, jabatan, alasan
Menarik minat Pelatihan ini hanya untuk mereka yang terpilih, akan dipromosikan menjadi ...
Interaksi
Pokok materi Perencanaan, pengorganisasian, ...
Aturan main Ada pre dan post test. Passing grade min. 80% untuk menjadi supervisor
Tulis di flip-chart
Sasaran sesi (lihat di atas) Slide
PENGEMBANGAN MATERI: 5'
Pengertian manajemen Flip-chart, slides no.4
Peran dan tanggungjawab supervisor
Slide no.5
Quiz: apakah anda sudah bersikap sbg supervisor
Bagi Quiz-2
Kegiatan dalam proses manajemen
Berikan contoh Slide
Pentingnya proses manajemen bagi supervisor
Bahas hasil quiz dan kaitkan dengan contoh
Slide quiz
APLIKASI: 5'
Kegiatan dalam proses manajemen Gali pengalaman peserta dan
diskusikan kaitannya dengan materi Flip-chart, metaplanPentingnya proses manajemen bagi supervisor
KONFIRMASI: 5'
Kegiatan dalam proses manajemen
Minta peserta latihan menyusun proses manajemen
Gunakan flip-chartPentingnya proses manajemen bagi supervisor
Minta peserta latihan menyusun lingkup peran supervisor
105www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
TAHAP FASILITASI PENYAJIAN WKT KET.
KONSOLIDASI: 5'
Merangkum konsep dan hasil diskusi
Peserta diajak me-review sasaran sesi, materi proses manajemen proyek dan peran supervisi
Flip-chart
Menyinggung kaitan dengan materi berikutnya, yaitu perencanaan kegiatan proyek.
Slide Perencanaan Kegiatan
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
106 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
MENYIAPKAN KEGIATAN FASILITASI/PELATIHAN
(Hari ke-4)
21
22
• OPAKK
•Orientasi, Pengembangan Materi, Aplikasi,
Konfirmasi,Konsolidasi
•Latihan Kasus: Sodori atau pilih?
Bahan Presentasi
107www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
SISTEMATIKA SESI
24
23
KOMPONEN TRAINING
Te
Ta
PMo
Bi
L
TeTaP MoBiL
Tujuan
Trainee
Pelatih/ Pendamping
Metode
Bahan-bahan
Lingkungan(lokasi, ruang)
O Orientasi
P Pengembangan Materi
A Aplikasi
K Konfirmasi
K Konsolidasi
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
108 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
25
26
• OPAKK1. Orientasi
- Tujuan - menarik minat dan menyiapkan peserta untuk belajar/
berpartisipasi
2. Pengembangan Materi
- Tujuan - memasukkan materi konsep, teori, metode, rumus, atau
pengetahuan lainnya, beserta contoh-contoh
TEKNIK MENYUSUN SESI
K Konfirmasi
A Aplikasi
P Pengembangan Materi
O Orientasi
K Konsolidasi
RANCANGAN PROGRAM FASILITASI
109www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
PROSES MEMFASILITASI
28
27
3. Aplikasi
- Tujuan - memberi kesempatan pada peserta, mencoba menerapkan
materi yang baru diperolehnya dengan bimbingan fasilitator
4. Konfirmasi
- Tujuan - menguji kemampuan peserta, sesuai dengan sasaran
belajar yang telah disepakati, tanpa bimbingan fasilitator
5. Konsolidasi
- Tujuan - menutup dan memantapkan proses belajar yang telah
dilalui.
OPAKK
SESITRAININGMODULORGANISASI
ORIENTASI
PENGEMBANGANMATERI
APLIKASI
KONFIRMASI
KONSOLIDASI
ORIENTASI
PENGEMBANGANMATERI
APLIKASI
KONFIRMASI
KONSOLIDASI
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
110 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
29
30
TEKNIK MENYUSUN SESIURUTAN PENYAJIAN WAKTU KETERANGAN
ORIENTASI1. Intro2. Sasaran
Fakta-fakta yang melatar belakangiUkuran keberhasilan
Slide 1,2
PENGEMBANGAN MATERI1.Definisi2. How
Definisi,LingkupCara kerja
Slide 3-8
APLIKASI1.Example
Pembahasan KasusDiskusi
Fotokopi
KONFORMASI Beri pertanyaan Tes kecil
KONSOLIDASI Review key-words Slide 1
TERIMA KASIH
111www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
112 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Menjadi fasilitator dimulai dengan mengenal diri sendiri.
Bagaimana menjadi fasilitator yang efektif, berkesan
dan bisa memberi inspirasi bagi orang lain? Berbeda
dengan apa yang sering dikatakan orang, seorang
fasilitator tidak dilahirkan, bukan pula karena bakat
atau jenjang pendidikannya. Siapapun bisa menjadi
fasilitator jika itu memang pilihannya.
Menjadi seorang fasilitator yang efektif tidak sulit.
Namun, kita sudah terbiasa dan dibiasakan agar
menghindari peran ini. Panduan ini bertujuan
meyakinkan Anda bahwa Anda sudah memiliki
bakat, ketrampilan, dan pengetahuan untuk
membuat perubahan-perubahan yang berarti. Yang
paling penting adalah menyadari bahwa Anda
tidak harus menunggu saat yang tepat atau secara
khusus belajar sesuatu atau menunggu diminta atau
ditunjuk orang lain. Anda bisa memulainya hari ini.
Saat ini juga.
Dalam melangkah menempuh petualangan belajar
menjadi fasilitator yang efektif,Anda harus siap
untuk berubah. Perubahan seringkali dilihat sebagai
sesuatu yang tidak nyaman, bahkan menakutkan.
Padahal, perubahan bisa memberikan harapan baru
dan lebih dari itu, mewujudkan mimpi dan harapan
menjadi kenyataan.
Sesi 1: Potret Diri
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
Siapapun bisa menjadi fasilitator
jika itu memang pilihannya.
113www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Pendekatan paling praktis mengasah diri menjadi
fasilitator yang efektif dengan cara menemukenali
hal-hal yang positif dalam kehidupan dan
memanfaatkannya secara maksimal dalam
menjalani hidup Anda. Pendekatan ini mengajak
kita melakukan perubahan-perubahan kecil dalam
cara kita menerima, memandang, menyaring dan
mengelola informasi. Dengan menggunakan
kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak
memusatkan perhatian pada apa yang bekerja
bukan pada apa yang tidak bekerja. Pendekatan ini
mengutamakan inspirasi dan harapan. Pendekatan
ini ternyata mampu menularkan energi yang positif
pada orang lain.
Sehingga, berpikir bertumpu pada kekuatan
menjadi titik tolak penting bagi seorang fasilitator,
Dengan semangat positif, Anda bisa meningkatkan
antusiasme dan energi diri dan orang lain,
membangun relasi yang lebih erat dengan orang
lain, serta menggerakkan orang lain agar berbuat
lebih baik lagi.
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
114 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Bahan Presentasi
Myers Briggs Types Indicator
1
2
16WATAK DASAR MANUSIA
115www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
WATAK KITA
3
4
SUMBER TENAGA Terbuka (E)Mengambil tenaga dari Luar
Tertutup (I)Mengambil Tenaga dari Dalam
SUMBER PENGETAHUAN Sentuhan (S) Melalui Panca Indera
Naluri (N)Melalui Indera Keenam
CARA MEMUTUSKAN Pemikir (T)Gunakan Akal Sehat
Perasa (F)Gunakan Perasaan Sendiri
CARA JALANI KEHIDUPAN Penilai (J)Terencana dan teratur
Pembebas (P)Mudah menyesuaikan diri
INFJ MysticForeseer | Develope
INFP DreamerHarmonizer|Clarifier
ISTJ Reliant Planner | Inspector
ISFJ NurtureProtector | Supporter
ENFJ SageEnvisioner | Mentor
ENFP VisionaryDiscoverer | Advocate
ESTJ Enforcer Implementor | Supervisor
ESFJ Helper Facilitator | Caretaker
INTJ WizardConceptualizer | Director
INTP FreeThinkerDesigner | Theorizer
ISTP RealistAnalyzer | Operator
ISFP AestheteMotivator | Presenter
ENTJ LeaderStrategist | Mobilizer
ENTP InnovatorExplorer|Inventor
ESTP Adventurer Promoter|Executor
ESFP Joker Presenter | Motivator
IDEALIST GUARDIAN
RATIONAL ARTISAN
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
116 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Sesi 2: Apa dan Mengapa Fasilitasi
Mengapa fasilitasi penting ?
Menjadi fasilitator yang hebat dimulai dengan:
Terus menerus bertanya pada diri sendiri apa yang
membuat kita bersemangat. Inilah kekuatan yang
utama. Kalau sudah menemukannya, mulailah
bermimpi. Bukan mimpi kosong atau khayalan,
tetapi mimpi adalah masa depan yang memanggil.
Lihatlah kenyataan yang brutal. Kenyataan yang
bila tidak kita urus dan kerjakan, maka akan fatal,
menimbulkan masalah serius. Gunakan semangat
kita untuk mencapai mimpi dan menghapus
kenyataan yang brutal. Bila ada semangat, maka
sesuatu yang besar akan menjadi mudah. Menjadi
fasilitator yang hebat dimulai dari diri sendiri. Kita
harus mengfasilitasi diri sendiri menjadi orang yang
hebat. Tapi bila kita sendiri saja yang hebat, itu juga
tidak cukup. Bila ingin menjadi hebat, maka teman
dan komunitas pun harus hebat.
Memahami Fasilitasi
Apa yang muncul di kepala Anda bila mendengar
kata fasilitasi? Jawaban yang sering keluar biasanya
beragam: sebuah proses, suatu sarana, persiapan,
mengarahkan,membantu orang lain, media
penghubung, suatu cara, suatu alat komunikasi,
teknik komunikasi, jembatan.
Memang ada banyak tafsir terhadap fasilitasi.
Seringkali narasumber, mediator, penyuluh pun
disebut fasilitator.
Kata dasar dari fasilitasi adalah facile, yang berarti
mudah. Inilah kata dasar yang harus ada di kepala
fasilitator ketika sedang memfasilitasi.
Fasilitasi berarti menjadikan semua hal menjadi
mudah. Maka seorang fasilitator harus berpikir
untuk memudahkan segala sesuatu, bukan
menganggap atau menjadikan segalanya sulit.
Seringkali memudahkan ini tidak ada hubungannya
dengan isi, tetapi justru tentang cara atau proses.
Hal ini sangat penting diperhatikan oleh fasilitator,
karena banyak sekali pertemuan seperti pelatihan,
lokakarya, proses-proses pengambilan keputusan
yang ‘berpenyakit.’
Penyakit Pertemuan
Tujuan pertemuan tidak jelas, sering sekali
peserta tidak memahami apa yang menjadi tujuan
pertemuan. Karenanya,diskusi yang terjadi menjadi
simpang-siur dan tidak tercipta dialog antar peserta.
Pertanyaan fokus tidak ada, pertanyaan fokus
misal nya “Apakah pada mau liburan atau tidak”.
Pertanyaan fokus bukan untuk dibahas, tetapi mem-
117www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
bantu orang fokus pada apa yang mau dibicarakan
dalam pertemuan, jadi menggoda otak orang.
Pertanyaan Diskusi tidak jelas, modal fasilitator
adalah pertanyaan. Pertanyaan harus dipersiapkan
dengan baik. Soal isi dari diskusi yang berlangsung
menjadi milik peserta, begitupun hasilnya.Tugas
fasilitator adalah menyiapkan proses dan memandu
proses tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan
diskusi yang menggugah agar peserta dapat
melakukan dialog yang bermakna.
Informasi Palsu, fasilitator sering berubah sebagai
narasumber, memberikan informasi agar proses
menjadi lebih mudah bagi fasilitatornya. Terkadang
informasi ini dimanipulasi, maka jadilah fasipulator –
fasilitator yang manipulator.
Proses pertemuan, sering fasilitator tidak siap
dengan metode yang digunakan dalam membantu
proses pertemuan. Fasilitator harus selalu siap
dengan berbagai metode yang akan memudahkan
peserta berpartisipasi dan mencapai tujuan
pertemuan.
Sindroma sepakat/voting, bila metode dan
proses tidak dikuasai, maka fasilitator akan sering
menyebutkan ‘sepakat’ atau melakukan voting.
Fasilitator cenderung takut bila ada perbedaan ide
atau pendapat, karena merasa atau menyangka
semua ide yang keluar akan menjadi keputusan.
Padahal ide-ide penting untuk ada kesepahaman
(understanding) dan bukan langsung pada
kesepakatan (agreement).
Belenggu rasionalitas, seringkali fasilitator
terjebak oleh rasionalitasnya sendiri, sehingga tidak
menjadi pemandu proses yang netral. Pesertapun
biasanya cenderung loncat ke berpikir rasional
daripada berpikir kreatif dulu baru mencari pola atau
membuat analisis. Fasilitator harus selalu sadar agar
rasionalitas tidak menjadi belenggu proses kreatif
peserta menentukan pilihan-pilihan terbaik menurut
mereka bukan maunya fasilitator.
Monster berkepala banyak, otak manusia memiliki
100 milyar sel otak. Kecepatan berpikir otak kita 800
kata per menit, sedangkan kecepatan bicara hanya
120 kata per menit. Peserta biasanya akan keluar
“monster”nya, jika proses pertemuan melambat
dan tujuan tidak jelas. Monster ini bisa keluar bila
fasilitator mengeluarkan pertanyaan yang salah.
Memang ada monster yang rasional, tetapi tidak
sedikit yang hanya karena tidak puas dan jadi
mengacau saja.
Nilai-nilai Partisipasi
Partisipasi Penuh berarti bahwa fasilitator harus
memastikan setiap peserta berkesempatan
menyampaikan gagasan dan pendapatnya - tanpa
kecuali.
Saling Memahami berarti bahwa peserta harus
dibantu agar memahami pendapat peserta yang lain.
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
118 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Ini harus dibedakan dengan menyamakan persepsi -
karena persepsi orang tidak bisa disamakan. Setiap
orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda, dan
yang penting adalah bagaimana membantu mereka
untuk saling memahami persepsi masing-masing.
Keputusan Bersama hanya bisa dicapai jika
peserta sudah saling memahami. Proses-proses
pengambilan keputusan seringkali menjadi ‘seolah-
olah’partisipatif tetapi sebenarnya hanya keputusan
beberapa orang saja. Proses fasilitasi yang
sebenarnya harus menghasilkan sebuah keputusan
bersama yang dimiliki seluruhpeserta, tanpa kecuali.
Tanggung Jawab Bersama akan terbangun jika
keputusan yang dihasilkan proses fasilitasi sungguh-
sungguh merupakan keputusan bersama. Ini berarti
bahwa pada akhir pertemuan, segala sesuatu yang
diputuskan – meskipun belum tentu memenuhi
keinginan masing-masing peserta 100% - setidaknya
dimiliki oleh peserta dan akan ditindak lanjuti.
Jadi fasilitasi itu sendiri berarti proses sadar dan
sepenuh hati membantu kelompok mencapai tujuan
terbaiknya dengan taat pada nilai-niai partisipasi.
119www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Bahan Presentasi
APA ITU FASILITASI?
1
2
APA ITU FASILITASI
• Berasal dari kata “Facile”=Mudah
• Fasilitasi=MembuatSemuaMenjadiMudah
• Fasilitator=Pemudahcara
• Fasilitasi adalah proses sadar, sepenuh hati dan sekuat tenaga
membantu kelompok sukses meraih tujuan terbaiknya dg taat pada
nilai-nilai dasar partisipasi
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
120 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
PENYAKIT PERTEMUAN
3
4
• Tujuan pertemuan yg tidak jelas
• Struktur pertemuan belum ada
• Fokus pertemuan yg selalu bergeser
• Monster berkepala banyak
• Kesepakatan Dini--pembunuhan ide
• Kesimpangsiuran peran fasilitator
NILAI-NILAI PARTISIPASI
Tanggung Jawab BersamaSemua peserta mengerti dan menerima hasil kesepakatan baru
Solusi Inklusif Semua peserta mendorong solusi yang segar
Saling Memahami Semua peserta menerima pemahaman orang lain
Partisipasi Penuh Semua peserta terlibat tanpa terkecuali
121www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
PERAN UTAMA FASILITATOR
5
6
FASILITATOR
• Pemandu Proses• Pendidik Proses• Penantang• Pemberi Alat Bantu
PENYULUH
PENGAMAT CERAMAH
Memberi Tahu
Berta
nya
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
122 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
7
8
MANFAAT FASILITASI
• Meningkatkan Efektivitas Kelompok• Mendorong Komunikasi yang Produktif• Meningkatkan Teamwork• MenyelesaikanKonflikAlami• Kapitalisasi Sinergi• Meningkatkan Keterlibatan Semua Anggota Kelompok• Keputusan yang Bertanggung Jawab
APLIKASI FASILITASI
APLIKASI FASILITASI
Situasi Fasilitasi Peran Fasilitator Hasil Optimal
Satu lawan Satu Membantu meningkatkan kualitas pembicaraan
Kedua belah pihak salingmemahami dan mulai membangunrelasi yg sehat.
DiskusiMembantu meningkatkan kualitas diskusi dan memperjelas tujuan diskusi
Banyak gagasan dan usulan tindakan baru serta kesepakatan bersama
RapatMerancang, menfasilitasi dan Mengevaluasi rapat serta menjamin partisipasi penuh
Pertemuan terencana, terkelola dan terevaluasi serta tindak lanjut jelas
Tim KerjaFasilitasi dan membantu tim bagaimana menjadi tim yg efektif dan berfungsi sebagai tim
Tim sukses mencapai tujuan sesuai tugasnya karena bantuan fasilitator
Lintas Organisasi
Berkontribusi pada efektivitas organisasi melalui rapat-rapat multipihak dan proses pengambilan keputusan
Meningkatnya efektivitas organisasiberkat aplikasi ketrampilan fasilitasi
123www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Sesi 3: Rumah Fasilitasi dan Sikap Dasar Fasilitator
Rumah fasilitasi
Menjadi fasilitator yang efektif bisa dimetaforakan
seperti sebuah rumah. Rumah Fasilitator terdiri
dari Sikap Dasar (fondasi), serta lantai-lantai
Pengetahuan dan Ketrampilan yang harus dimiliki
fasilitator untuk bisa menjalankan perannya. Pelatih
mengingatkan bahwa seringkali orang menganggap
fasilitator handal adalah fasilitator yang sekaligus
menjadi manusia super, bahkan malaikat. Semuanya
sah-sah saja. Tetapi beberapa hal yang paling
penting ada dalam Rumah Fasilitator adalah:
Sikap Dasar (Behaviour and Attitude)
Minat. Seorang fasilitator harus mempunyai minat
terhadap apa yang difasilitasi dan siapa yang
difasilitasi. Bila sudah ada minat, maka kita akan
mulai memberi perhatian. Jika tidak ada minat, yang
akan menjadi korban adalah peserta.
Empati. Kemampuan untuk merasakan apa yang
dirasakan oleh orang yang kita fasilitasi. Seringkali
disebut juga memiliki compassion - dimana tidak ada
batas lagi antara fasilitator dan peserta.
Positif tanpa syarat. Bila sudah berempati, maka
kita bisa berpikir positif. Fasilitator harus bisa
mengelola emosi saat berinteraksi dengan peserta
dan siap memfasilitasi dengan sikap yang positif.
Apapun situasinya, dan siapapun pesertanya.
Percaya pada kekuatan kelompok. Fasilitator
harus percaya bahwa kelompok bisa menemukan
sendiri gagasan-gagasan yang kreatif, dan membuat
keputusan yang kolektif dan inklusif tanpa intervensi.
Tugas fasilitator adalah merancang proses yang
memungkinkan hal ini terjadi dan memandu proses
tersebut.
Ketrampilan Diri (Personal Skills)
Dengan sikap dasar sebagai fondasi seorang
fasilitator, maka lantai-lantai selanjutnya dalam
rumah fasilitasi dimulai dengan ketrampilan diri.
Banyak ketrampilan yang dapat dipelajari dan
terus dikembangkan oleh seorang fasilitator
dalam meningkatkan ‘jam terbangnya’. Tetapi ada
beberapa ketrampilan kunci yang penting dikuasai
dan terus menerus diperdalam.
Listening atau ketrampilan menyimak. Yang
dimaksud dengan listening disini bukan sekedar
mendengar atau to hear, tetapi benar-benar to
listen atau lebih tepatnya menyimak. Fasilitator
harus mengaktifkan seluruh panca inderanya bukan
hanya telinga ketika menyimak. Atau dengan kata
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
124 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
lain, bersengaja mendengarkan apa yang dikatakan
peserta tanpa menilai atau membiarkan asumsi
mewarnai apa yang ditangkap oleh fasilitator.
Ketrampilan mengamati. Dengan sadar dan
sepenuh hati memperhatikan orang lain dan gejala-
gejala lain diantara peserta: siapa yang serius, diam,
sungguh-sungguh sehingga ketika mengamati, tidak
hanya mata yang memperhatikan, tetapi seluruh
tubuh, hati dan pikiran fasilitator juga terlibat.
Ketrampilan parafrase. Dalam banyak pertemuan
seringkali orang kehilangan fokus ketika berbicara.
Fasilitator harus bisa menggunakan ketrampilan
menyimaknya untuk sesekali mengulang (mirroring)
sebagai cara meyakinkan peserta bahwa fasilitator
memberi perhatian. Dan kalau ada peserta yang
berbicara panjang lebar dan tidak fokus, ketrampilan
parafrase bisa membantu orang itu merunut kembali
apa yang ingin disampaikan.
Ketrampilan Sosial (Social Skills). Dalam
komunikasi yang efektif, ketrampilan sosial seorang
fasilitator hanya akan kuat jika ketrampilan dirinya
juga kuat. Beberapa ketrampilan sosial yang penting
dikuasai seorang fasilitator adalah:
- Memotivasi. Kita hanya bisa memotivasi orang
lain bila kita memiliki motivasi diri dan keyakinan
yang kuat tentang apa yang disampaikan.
Bila fasilitator tidak yakin akan apa yang
dilakukannya, kita tidak yakin, peserta akan
merasakan kegelisahan fasilitator dan dinamika
kelompok pun akan terpengaruh.
- Menginspirasi. Proses fasilitasi yang
meyakinkan akan bisa menginspirasi orang lain
untuk menemukan gagasan dan inovasi baru
ketika berinteraksi dalam pertemuan.
- Mempengaruhi. Ketrampilan sosial dalam
fasilitasi yang efektif juga mengandung arti
bahwa seorang fasilitator juga harus bisa
mempengaruhi orang untuk melakukan aksi.
Sehingga keputusan sebuah pertemuan menjadi
keputusan yang oleh peserta dirasakan sebagai
tanggung jawab bersama berdasarkan rencana
aksi yang nyata bukan sekedar RTL (rencana
‘tidak’ lanjut).
Ketrampilan Perencanaan (Planning Skills)
Membangun sebuah rumah fasilitator yang utuh
juga membutuhkan ketrampilan perencanaan
atau planning skills. Implikasi dari peran fasilitator
sebagai pemandu proses berarti fasilitator
memegang tanggung jawab penuh untuk merancang
dan merencanakan proses fasilitasi. Bagi fasilitator,
80 persen keberhasilan sebuah pertemuan terletak
pada persiapan prosesnya.
125www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Bahan Presentasi
1
2
Rumah FASILITATORSIKAP DAN TEHNIK YANG HARUS DIMILIKI SEORANG FASILITATOR
TUGAS KELOMPOK
• SikapDasarapasajayangharusdimilikiolehseorangFASILITATOR
(satu sikap satu post it)
• KetrampilanapasajayangharusdikuasaiolehseorangFASILITATOR
(satu ketrampilan satu post it)
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
126 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
RUMAH FASILITATOR
3
4
• Ketrampilan Merancang Proses
• Ketrampilan Mengelola Dinamika
Kelompok
• Ketrampilan Komunikasi Interpersonal
• Sikap Dasar Fasilitator
SIKAP DASAR FASILITATOR• Percaya Pada Kekuatan Kelompok KemampuanberfikirpositifpadagilirannyaAndapercayaseseorang/
kelompok selalu bisa menemukan jalan terbaiknya.• BerfikirPositif Bagaimana memanfaatkan empati dan compassion Anda untuk selalu
berfikirpositif.• Empati Menemukenali apa yang membuat motivasi diri Anda berlebihan dan
melahirkan empati.• Minat Menemukenali kesadaran diri dan kontrol diri dengan menemukan apa
yang Anda suka dan tidak suka.
127www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
5
6
Kesadaran Diri
Mengatur Diri
Menggerakan Diri
Merasakan KebutuhanOrang Lain
Hubungan ygBermanfaat
Ketrampilan Diri
Ketrampilan Sosial
ketidakpastian Kompleksitas
sistem sosial
personal skills
interpersonal skills
group dynamics
leadership skills
systemic thinking
ketrampilanmengelola diri
kemampuan bekerjadengan orang lain
ketrampilan berkomunikasidlm kelompok(co-ownership)
mendorong prosesdialog antar pihak
(co-creation)systemic intervention tools (shared learning)
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
128 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Sesi 4: Ketrampilan Komunikasi Non Verbal
Komunikasi Non Verbal
Mengamati (mata) mengamati perilaku orang lain,
tidak saja dengan mata tetapi juga mengaktifkan
tubuh dan hati agar bisa merasakan apa yang
sedang terjadi pada saat fasilitasi.
Menyimak (telinga) seperti yang dijelaskan di atas,
menyimak berarti mengaktifkan telinga dengan hati
dan tubuh kita menyimak apa yang terjadi di sekitar
kita.
Bahasa tubuh sadar penuh bahwa tubuh kita juga
‘berbicara’. Implikasinya adalah bahwa seorang
fasilitator harus bisa berkomunikasi dengan
ekspresi, gaya, dan perilakunya dan memanfaatkan
seluruh tubuhnya ketika melakukan fasilitasi.
Suara mengontrol kecepatan berbicara, tinggi
rendah suara (intonasi), dan keras pelannya suara
agar pas dengan ruangan dan orang yang mau
kita jangkau,dan sesuai dengan pesan yang akan
disampaikan secara verbal.
Cara mengasah ketrampilan non verbal seorang fasilitator
Bahasa tubuh. Yang penting adalah fasilitator
harus nyaman dan menunjukkan bahasa tubuh
yang terbuka, karena fasilitator adalah contoh bagi
peserta. Upayakan kontak mata dengan semua dan
perhatikan posisi berdiri agar dapat dilihat semua
peserta.
Suara. Sesuaikan naik turunnya suara dengan
penekanan pada kata tertentu sesuai kebutuhan.
Keras pelannya disesuaikan dengan besar ruangan
dan jumlah peserta.
Mengamati. Terus-menerus melatih kemampuan
mengamati tanpa menilai. Fasilitator harus sadar
bahwa kita selalu mempunyai asumsi yang kita
bawa berdasarkan pengalaman hidup masing-
masing. Begitupun peserta. Fasilitator harus
mampu melakukan suspending atau menggantung
asumsinya, dan berusaha sekuat tenaga agar
asumsi itu tidak mempengaruhi cara dia melakukan
fasilitasi. Mengamati juga berarti peka terhadap
lingkungan belajar peserta.
Menyimak. Aktifkan telinga, hati, tubuh. Ketika
menyimak, perhatikan apa yang dikatakan oleh yang
berbicara, bukan cara dia mengatakannya atau
siapa yang mengatakannya. Tingkatkan kemampuan
menyadari emosi diri sendiri, dan perlu terus
menerus melatih diri agar mengontrol emosi ketika
sedang menyimak.
129www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Bahan Presentasi
1
2
MENGAMATI
APA ITU MENGAMATI
Melihat dengan HATI
• Mengamati apa yang sedang terjadi tanpa menghakimi.
• Memahami tanda-tanda non verbal seseorang dan kelompok secara
objektif.
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
130 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
3
4
Pengamatan yang baik akan membantu anda:
• Mendapatkan gambaran perasaan dan sikap peserta
• Memantau dinamika, proses-proses dan partisipasi kelompok
apa yang diamati?
individu
• Penggunaan suara: berbisik, berteriak
• Gaya komunikasi: pernyataan, pertanyaan
• Kontak mata: menghindar atau mengajak
• Gerakan tubuh: jenis gerakan seperti dengan
tangan dan kaki
• Postur tubuh: bagaimana orang duduk atau
berdiri
131www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
5
6
apa yang diamati?
kelompok
• siapa mengatakan apa
• siapa melakukan apa, siapa melihat pada siapa
ketika berbicara
• siapa yang menghindar kontak mata
• siapa duduk dekat siapa
• siapa menghindar dari siapa
• bagaimana tingkat energi kelompok
• bagaimana tingkat minat kelompok
MENYIMAK
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
132 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
7
8
Hambatan MENYIMAK• Menyimak hidup-mati [on-off] Teorinya orang berpikir 4 kali lebih cepat dari orang bicara. Ada 3/4
menit waktu berpikir tersisa• Menyimak bendera merah-menggoyang keyakinan orang lain. Untuk
beberapa orang ‘kata tertentu’ bisa memancing emosi. Kata ‘suku terasing’ -- padanan masyarakat adat. Pendengar kehilangan kontak dan berhenti menyimak
• Menyimak dengan kuping terbuka-pikiran tertutup. Pembicara membosankan, seringkali meramalkan apa yang dikatakan
pembicara [menyimpulkan].
• Meminta pembicara cepat-cepat menyelesaikan pembicaraan
• Berargumentasi dengan pembicara
• Potong pembicaraan orang
• Memberikan nasihat tanpa diminta
• Loncat ke Solusi
anda akan gagal bila...
133www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
9
10
• Tunjukkan minat dan empati. Bayangkan diri anda berada dalam
posisi orang yang bicara
• Mendengar dengan aktif :
- Perhatikan bahasa tubuh pembicara
- Gunakan pertanyaan terbuka
- Saat menyimak, hati-hati bila akan bertanya
- Jangan loncat ke solusi
Kiat MENYIMAK
• Bahasa tubuh adalah pesan yang ditunjukkan dari gerakan tubuh Anda.
• Cara Anda berdiri, duduk, bergerak
• Cara paling sederhana membuat kelompok merasa nyaman, buatlah bahasa tubuh paling rileks
• Pelajari bahasa tumbuh orang lain agar Anda tahu bahasa tubuh yang buruk
• Hilangkan kebiasan buruk anda (garuk2 dll)
Bahasa TUBUH
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
134 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
11
12
Kontak Mata I Perhatian
• Fasilitator hendaknya selalu menjaga kontak mata pada anggota
kelompok saat mereka berbicara.
• Kontak mata bukan berarti Anda memandang orang itu terus menerus
melainkan Anda menatap pembicara dengan cara yg rileks.
• Kontak mata memiliki kekuatan untuk memberikan perhatian pada
seseorang -- hati-hati pada kebudayaan tertentu.
• Ekspresi wajah Anda amat mempengaruhi energi kelompok.
• Tunjukkan espresi wajah Anda dan sesuaikan dengan mood yang
diharapkan pada kelompok
• Semisal: bila Anda ingin kelompok rileks, terbuka dan penuh
perhatian, Anda harus tunjukkan bagaimana Anda juga rileks.
Ekspresi
135www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
13
• Tone -- kontrol pitch suara (tinggi, rendah) dan emotional overtone
(semangat, sedih, bosan, takut, was-was)
• Kecepatan berbicara -- terlalu cepat melelahkan, terlalu lamban
mengantuk.
Suara
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
136 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Sesi 5: Ketrampilan Komunikasi Verbal
Komunikasi Verbal
Teknik verbal adalah kata-kata yang keluar dari
mulut fasilitator. Secara umum, ketika berkomunikasi
dengan peserta maka yang ditangkap dari apa
yang dikatakan seorang fasiltator hanya 7% dari
apa yang disampaikan. Sedangkan perhatian
peserta biasanya 38% terarah pada suara dan
irama: pitch control (penekanan pada kata-kata
khusus); 55% bahasa tubuh: gerak tangan, mimik,
dan sebagainya. Maka penting sekali bagi seorang
fasilitator untuk menyadari bahwa tehnik non verbal
yang digunakan mendukung komunikasi verbal yang
disampaikan.
Melatih ketrampilan verbal penting bagi seorang
fasilitator karena digunakan untuk:
• Questioning, bertanya
• Probing, menggali lebih dalam
• Paraphrasing, mengulang dengan kata-kata
sendiri yang lebih sederhana
Bertanya
Membuat pertanyaan yang bagus seringkali
diabaikan oleh fasilitator, padahal karena fasilitator
harus netral pada isi, maka senjata utamanya ketika
fasilitasi adalah pertanyaan yang tepat. Banyak
fasilitator beranggapan bahwa pertanyaan yang baik
adalah pertanyaan yang sulit dijawab. Padahal yang
benar adalah yang sebaliknya. Pertanyaan yang
mematikan diskusi atau yang sulit dipahami peserta
justru bertentangan dengan arti fasilitasi yang
seharusnya memudahkan.
Pertanyaan yang Tajam
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam untuk
menghasilkan pertanyaan yang tajam: Bentuk -
harus sesederhana mungkin, misalnya apa yang
unik dari...? Apa yang menarik dari...? Fasilitator
tidak boleh menganggap bahwa pertanyaan yang
sederhana adalah pertanyaan bodoh.
Lingkup pertanyaan - makin jelas lingkup
pertanyaannya, makin tajam pertanyaannya.
Misalnya, “bagaimana membangun desa mandiri?”
adalah jenis pertanyaan yang lingkupnya tidak jelas.
Jawaban pasti tidak memuaskan. Berikan lingkup
pada pertanyaan tersebut, misalnya: “bagaimana
membangun desa mandiri di kabupaten Gunung
mas? Lingkup bisa berupa wilayah, waktu, dll”.
Asumsi - adalah keyakinan atau sesuatu yang ada
di balik pertanyaan tersebut. Misalnya pertanyaan
“Bagaimana mendorong kreatifas di komunitas-
komunitas kita?” Berasumsi bahwa ada kreatiftas
yang bisa ditingkatkan. Fasilitator harus selalu sadar
bahwa di balik setiap pertanyaan ada asumsi.
137www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Apakah pertanyaan anda tajam?
Check list yang dapat digunakan untuk membantu
fasilitator memeriksa apakah pertanyaanya sudah
tajam atau belum disampaikan sebagai berikut:
- Relevan? Apakah pertanyaan yang diajukan
relevan dengan konteks yang sedang dibahas,
peserta yang berdiskusi?
- Jujur? Apakah pertanyaan yang diajukan
memang benar-benar ingin dicari jawabannya
dan bukan basa basi?
- Bekerja? Apakah pertanyaan yang diajukan
mempunyai momentum sendiri, sehingga
mendorong peserta untuk menggali dan mencari
jawabannya?
- Ide baru? Apakah pertanyaan yang diajukan
menciptakan ide-ide baru?
- Asumsi? Apa asumsi dibalik pertanyaan itu?
- Harapan? Apakah pertanyaan yang diajukan,
saat didiskusikan akan menimbulkan harapan?
- Pertanyaan baru? Apakah pertanyaan yang
diajukan bisa melahirkan pertanyaan-pertanyaan
baru?
Setelah beberapa latihan membuat pertanyaan dan
refleksibersama,pelatihkembalimengingatkan
pentingnya pertanyaan dari fasilitator, karena
fasilitator harus netral terhadap isi percakapan.
Bertanya sangat bermanfaat untuk:
• Menggalibanyakide.
• Menyusunataumenataberbagaigagasanyang
muncul.
• Menggerakkanprosesdarisatutahapketahap
berikutnya.
• Menilaiisigagasan.
Probing
Probing atau menggali lebih dalam biasanya
dilakukan oleh fasilitator ketika memasuki tahapan
menggali akar masalah atau isu. Dalam proses ini,
fasilitator boleh mulai menggunakan kata ‘mengapa’.
Sebelumnya, pada tahap menggali gagasan,
fasilitator harus menghindari kata ‘mengapa’ karena
kata ‘mengapa’ berhubungan dengan nilai atau
prinsip yang dipegang seseorang.
Probing bertujuan untuk:
• Menggaliakarmasalah/isu
• Mencerahkanpeserta
• Membongkaragargagasanmenjadilebihjelas
atau tajam
• Membangunpercakapanygjujur
• Meningkatkanrasasalingpercaya
Untuk membantu merunut bagaimana membuat
pertanyaan secara bertahap, maka pelatih
mengenalkan Segitiga Pertanyaan - diagram yang
mengurut ‘5W 1 H’ sesuai dengan jawaban yang
ingin diperoleh fasilitator. Peserta diminta latihan
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
138 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
probing dengan mengajukan pertanyaan kepada
pelatih.Refleksipesertamenghasilkantipsyang
bisa dipakai oleh fasilitator:
• Janganmengulangpertanyaanyangsama
terus menerus. Eksplorasi pertanyaan ‘kapan,
dimana, bagaimana..’’ Tiap pertanyaan akan
menghasilkan pertanyaan berikutnya.
• Ajukanpertanyaan-pertanyaanyang
mengeksplorasi masa depan, jangan selalu ke
belakang.
• Eksplorasiberdasarkandatayangada,jangan
melompat ke hal-hal yang diluar fakta tersedia.
Dalam memfasilitasi komunitas, kita harus
membongkar fakta-fakta secara runut. Jadi
harus terus menerus berlatih untuk bertanya
dengan suatu urutan tertentu.
Beberapa tips lain dalam membuat pertanyaan:
• Fokuspadatujuanbersamaatassituasiyang
dihadapi (pertanyaan apa saja yang bila dijawab
akan membuat hidup kita berubah).
• Mempertautkangagasandanmenemukan
pemahaman yang lebih dalam (apa yang hilang
dalam mimpi kita, apa yang belum terlihat?).
• Pertanyaanyangmenciptakangerakankemasa
depan (apa yang harus kita lakukan agar kita
lebih semangat setelah keluar ruangan ini?).
139www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Bahan Presentasi
1
2
BERTANYA
Mengapa BERTANYA?
• Supaya semua peserta terlibat
• Mendukungprosesrefleksi
• Menggali lebih jelas isi gagasan
• Membangun kesepahaman pandangan para pihak
• Melibatkan peserta yang diam
• Menghargai sumbangan pikiran peserta
• Mengelola waktu
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
140 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
3
4
Siapa Dimana Kapan
Apa Bagaimana
Mengapa
fakta
pendapat
nilai/ideologi
Jawaban sederhana Ya dan Tidak
Mulai dengan Siapa, Apa, Kapan, Dimana, Mengapa
Mudah bertanya, mudah menjawab, tidak makan waktu
Memperoleh jawaban kongkrit, diskusi berkualitas, paham lebih jelas,
analisis situasi yang kompleks
Tidak memperoleh hal yang lebih rinci atau informasi baru. Tidak
memperbaiki kualitas diskusi.
Beberapa pertanyaan kadang sulit dijawab. Gunakan segitiga bertanya
Tertutup vs Terbuka
141www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
5
6
PROBING
Lebih Memberdayakan Lebih Mengontrol
PERTANYAAN PERTANYAANLebih tinggi bila peserta memiliki
pengalaman dan ketrampilanKualitas
HasilLebih rendah, kecuali bila hasil
yang diharapkan sederhana
Pemahaman lebih dalam Belajar bagiPeserta
Bisa lebih dalam, bila pakar memang benar-benar pakar
Tinggi pada banyak kasus MotivasiPeserta
Rendah, apalagi peserta tidak tertarik
Potensi Tinggi Belajar bagiFasilitator
Sangat Rendah
Bila membutuhkan variasi hasil dan kreativitas
Kapan digunakan
Situasi Kritis, tugas yang amat sederhana
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
142 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
7
8
PROBING
• Bertanya lebih jauh untuk memperoleh pengertian lebih dalam: - bisa anda menjelaskan lebih lanjut?
- bisakahandaberfikirdengancaralain?- tetapi mengapa begitu?- ada hal lain?
• Merangsangorangberfikirlebihdalam• Mengklarifikasipertanyaan,masukanataupendapatorang• Menciptakan dialog• Memecahkan masalah
Mengapa PROBING?
143www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
9
10
• Menyimak secara aktif
• Bertumpu pada jawaban sebelumnya untuk pertanyaan berikut
• Klarifikasiinformasi
• Fokus pada satu gagasan yang ingin kita cari
Bagaimana Caranya?
• Menghakimi sambil menyimak pembicaraan orang
• Pertanyaannya loncat-loncat
• Membuat banyak asumsi
• Kehilangan arah pertanyaan
Larangan Saat PROBING
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
144 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
11
12
PARAPHRASING
• Paraphrasing adalah mengulang apa yang dikatakan seseorang dengan menggunakan kata-kata sendiri yang lebih pendek dan sederhana.
• Paraphrasing banyak menggunakan tehnik menyimak seperti pada mirroring, gathering, drawing people out.
• Paraphrasing bukan menyimpulkan (summarizing)!
Apa itu PARAPHRASING ?
145www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
13
14
• Paraphrasing bisa membuat orang menjadi tenang karena membuat segala hal menjadi lebih jelas.
• Pembicara merasa apa yang diucapkan ternyata di dengar dan dimengerti orang lain.
• Pendengar merasa ada kesempatan kedua untuk memperoleh kejelasan
• Paraphrasing digunakan bila pembicara mengungkapkan pendapatnya secara berbelit-belit.
• Paraphrasingmembantuorangberfikirsambilberbicara.
Manfaat PARAPHRASING
• Gunakan kata anda sendiri• Jika pembicara menggunakan satu atau dua kalimat, lakukan
dengan jumlah kata yang hampir sama• Jika pembicara berpanjang-panjang, ringkaslah!• Mulailah dengan kata-kata seperti....• Kedengarannya anda ingin mengatakan bahwa...• Yang saya tangkap dari pernyataan anda adalah...• Apakah yang anda maksud adalah....• Apakah yang saya tangkap dari anda adalah.....
Cara PARAPHRASING
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
146 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
15
Tips PARAPHRASING
• Setelah melakukan paraphrasing, amati mimik sang pembicara, dengan menyampaikan kata2: apakah benar pemahaman saya? pembicara akan merespon apakah yang telah anda lakukan sesuai dengan apa yang ia katakan.
• Jikatidak,andaharusterusmelakukanklarifikasihinggaandabenar-benar memahami apa yang dikatakan orang itu.
• Hati-hati menggunakan tehnik ini, jangan terlalu sering!
147www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
membuat kesepakatan. Padahal, agar pertemuan
menghasilkan sesuatu yang inovatif, tidak cukup
kalau gagasan yang diungkapkan hanya sedikit.
Fasilitator harus mendorong bahwa gagasan yang
diungkapkan peserta jumlahnya sama dengan atau
beberapa kali lipat jumlah peserta. Tetapi, fasiltator
juga harus ingat untuk lebih dulu menjelaskan
tentang metode brainstorming itu sendiri, dan apa
aturan mainnya.
Misalnya, fasilitator dapat mengatakan “Dalam 5
menit ke depan, kita ingin mendapatkan 50 ide
tentang ... “ dimana setiap orang harus mendapat
kesempatan untuk menyampaikan idenya, kalau
bisa sampai dua atau tiga putaran.
Brainstorming harus cepat. Sehingga terjadi ‘badai
otak.’ Metode ini diciptakan karena biasanya ide
pertama sampai kesepuluh adalah ide biasa saja.
Sehingga harus dipercepat proses berpikirnya
sehingga yang muncul adalah yang tidak biasa saja.
Biasanya yang tidak dipikir lama-lama malah bisa
jadi menarik dan melahirkan inovasi baru.
Cara kedua yang bisa digunakan pada tahap
divergen adalah menggunakan metaplan atau
metacard. Yang harus dipastikan disini adalah
bahwa setiap ide harus ditulis pada satu metaplan,
dan metaplan kemudian menjadi alat bantu setiap
peserta untuk menjelaskan gagasannya. Jadi, kalau
sudah menggunakan metaplan, fasilitator jangan
menuliskan lagi apa yang sudah ditulis! Kartu
metaplan bisa ditempel langsung pada dinding
atau plano, kemudian bisa dipindah-pindahkan
Sesi 6: Ketrampilan Mengelola Dinamika Kelompok
Teori Permata
Salah satu metode fasilitasi yang secara umum
berlaku bagi banyak proses fasilitasi adalah Model
Permata atau Diamond Theory. Pada model
Diamond Theory prinsipnya ada tiga zona atau
tahapan, yaitu Zona Divergen atau Divergent Zone,
Zona Sulit atau Groan Zone, dan Zona Konvergen
atau Convergent Zone. Seorang fasilitator harus
bisa membantu peserta melalui ketiga tahapan atau
‘zona’ ini dengan menggunakan metode-metode
yang memudahkan peserta.
Divergent Thinking
Pada tahap divergent, peserta diajak untuk berpikir
meluas. Tugas fasilitator adalah mendorong peserta
agar mengeluarkan gagasan-gagasan sebanyak
mungkin, tanpa menilai dan tanpa melakukan
‘sensor diri.’ Metode yang sering digunakan
pada tahap ini adalah brainstorming. Metode
brainstorming adalah sebuah metode yang berbeda
dengan sekedar curah pendapat.
Nilai-nilai partisipasi harus melandasi penggunaan
metode ini, supaya lahir gagasan-gagasan baru,
bukan ide yang biasa-biasa saja. Seringkali,
fasilitator maupun peserta ingin cepat-cepat
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
148 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
saat proses sudah memasuki tahap menuju
pengerucutan atau convergent thinking.
Zona Sulit
Justru karena proses pertemuan akan mempunyai
zona sulit, maka fasilitator dibutuhkan. Pada tahapan
ini, peserta didorong untuk saling-memahami makna
dibalik gagasan-gagasan yang sudah diungkapkan
atau dituliskan. Lagi-lagi fasiltator harus ingat bahwa
tujuan dari tahapan ini adalah agar peserta saling
memahami, bukan menyamakan persepsi. Boleh
jadi persepsi peserta akan tetap berbeda, tetapi
paling tidak mereka saling memahami mengapa
masing-masing memiliki persepsi tertentu tentang
pokok bahasan.
Pada tahap ini, fasilitator harus bisa sabar dan
meyakinkan peserta bahwa tahapan ini bisa dilalui
dengan mengajak peserta melakukan reframing
atau ‘membingkai ulang’ gagasan-gagasan yang
dilahirkan pada Zona Divergen.
Transisi dari zona sulit atau zona frustrasi ke zona
mengerucut (convergent zone) bisa dibantu dengan
menggunakan clustering, misalnya dengan diagram T.
Convergent Thinking
Beberapa metode lain yang bisa dimanfaatkan
peserta untuk mulai mengerucutkan hasil dialog atau
diskusi antara lain:
• Time Beam: mengajak orang untuk berpikir dari
akhir ke awal
• Bidodiasi:menggunakanpengandaian
• Transporter:memindahkanperan
• Greenfield: tidak ada hambatan atau halangan
apapun untuk beride.
Bila sudah ada ide-ide yang keluar dan ada
pemahaman bersama atas setiap ide, baru fasilitator
bisa mengajak peserta mengambil keputusan atau
malah menciptakan solusi baru yang inovatif.
Siklus Perkembangan Kelompok
Setiap kelompok membutuhkan waktu untuk
berkembang menjadi kelompok yang berfungsi.
Tahap-tahap perkembangan kelompok adalah:
Forming. Tahap orang berkumpul dan
membentuk sebuah kelompok. Mungkin ada
yang tidak memilih untuk bergabung, tetapi
diutus. Mungkin ada perasaan ketidakpastian
atau keresahan. Seringkali pada tahap ini,
anggota kelompok bertanya pada dirinya:
“Apakah saya akan cocok dengan peserta yang
lain? Apakah orang lain akan menerima saya?”
Peran Fasilitator: Beri kesempatan bagi
peserta untuk saling berkenalan. Pastikan
bahwa Anda membantu setiap anggota
kelompok merasa nyaman.
Informing. Pada tahap ini, anggota kelompok
mulai saling berbagi informasi tentang diri
mereka dan mulai saling mengenal lebih jauh.
Peran Fasilitator: Bantulah kelompok dalam
mencari kesamaan, hal-hal menarik yang dari
149www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
diri mereka masing-masing dan apa yang
menjadi keberagaman dan kekuatan kelompok.
- Storming. Semakin mengenal belum berarti
semakin sayang. Kadang, justru dengan
mengenal posisi dan kepribadian yang berbeda-
beda, sebuah kelompok bisa menjadi tegang.
Komunikasi mulai tidak lancar, kepentingan dan
minat masing-masing anggota bisa jadi saling
bertolak belakang atau berbenturan.
Peran Fasilitator: Tunjukkan dukungan kepada
seluruh kelompok. Kembangkan dan gunakan
tehnik-tehnik komunikasi vibran serta ingatkan
peserta akan tujuan bersama dan nilai-nilai
kebersamaan kelompok. Usahakan agar tercipta
keterbukaan dan keinginan untuk mengatasi
keteganganataukonflik.
Norming. Tahap dimana kelompok mencari
dan menciptakan kestabilan kelompok.
Peserta menemukan cara berinteraksi yang
konstruktif dan produktif. Pada tahap ini,
kelompok membangun kebersamaan agar bisa
menciptakan hasil kelompok yang disetujui
bersama.
Peran Fasilitator: Dukung peserta dalam
menemukan cara berkomunikasi yang produktif.
Ingat bahwa kesuksesan kelompok adalah
tanggung jawab bersama, dan jika dirasa perlu,
bisa mengajak kelompok mengingat kembali
norma-norma kelompok.
- Performing. Dalam tahap ini, kelompok berada
padapuncakproduktifitasnya.Semuaanggota
kelompok nyaman dengan fungsi dan perannya
masing-masing dan seluruh kelompok berfungsi
secara utuh. Pada tahap ini, kelompok bisa
menghasilkan hal-hal yang luar biasa; yang tidak
bisa dilakukan jika anggota kelompok bekerja
sendiri-sendiri saja.
Peran Fasilitator: Dukungan dan apresiasi
fasilitator terhadap kinerja puncak kelompok
akan sangat berarti pada tahap ini. Sangat
penting bagi fasilitator untuk tidak terpancing
untuk menjadi “bintang” tetapi sebaliknya
mendukung seluruh kelompok untuk merayakan
kinerja terbaiknya dan berupaya menjadikan
kinerja itu berkelanjutan.
- Mourning. Setiap kelompok pada satu saat
akan berhenti berfungsi sebagai kelompok, baik
karena ada perubahan dari dalam kelompok
sendiri maupun karena pengaruh konteks di luar
kelompok. Ini bisa menjadi tahap yang sulit atau
menyedihkan bagi anggota kelompok, tetapi
juga perlu disadari bahwa ini adalah tahap yang
sangat alami, bukan akhir dari segala-galanya.
Peran Fasilitator: Fasilitator perlu waspada
terhadap kapan kelompok memasuki tahap
ini dan menyiapkan cara untuk membantu
kelompok merasakan dan melewatinya. Yang
penting ditekankan bahwa kelompok tidak
perlu ‘berkabung’ karena sudah berakhir, tetapi
sebaliknya harus merayakan apa yang berhasil
dicapainya.
- Transforming. Tahap ‘mourning’ atau
‘berkabung’ karena fungsi sebuah kelompok
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
150 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
sudah selesai atau berakhir bisa diubah menjadi
tahap transformasi. Jadi, meskipun kelompok
dengan fungsi semula ketika dibentuk sudah
berakhir, sangat mungkin bahwa kelompok
berubah fungsi sesuai dengan kebutuhan dan/
atau merespon perubahan yang terjadi baik di
dalam maupun di luar kelompok.
Peran Fasilitator: Tunjukkan dukungan dan
rasa percaya pada kelompok. Hargai perubahan
yang terjadi dan ajaklah kelompok bersama-
sama menciptakan masa depan yang ingin
diraih oleh kelompok, kemudian mencari
bagaimana kelompok bisa betransformasi untuk
mencapai mimpi bersama itu – bersama-sama
maupun secara individu yang tetap berjaringan.
Setiap Kelompok Selalu Memiliki Dinamika Sendiri
Fasilitator berperan sebagai penyeimbang
(balancing) agar dinamika kelompok dapat mencapai
hasil yang diinginkan (performing). Untuk membuat
dinamika kelompok seimbang, fasilitator perlu
melakukan kombinasi berbagai tehnik komunikasi
seperti menyimak, mengamati, bertanya, probing,
menyimpulkan, mengelola perbedaan pendapat,
memberikan semangat (encouraging) dan lain-lain.
Manfaatkan Pendukung Anda
Ketika menghadapi situasi dimana terjadi dinamika
kelompok yang sulit, seorang fasilitator harus
mengingat bahwa dalam setiap kelompok ada
berbagai perilaku, baik yang konstruktif maupun
yang menyulitkan. Dalam mengelola sebuah
kelompok dengan dinamika yang sulit, fasilitator
harus bisa memanfaatkan anggota yang konstruktif
agar turut membantu mengelola dinamika kelompok.
Perilaku Konstruktif dan Ciri-cirinya:
• Inisiator. Mengusulkan gagasan-gagasan baru
untuk didiskusikan sertapendekatan-pendekatan
baru untuk mengatasi masalah.
• Pemberi Opini. Menyampaikan pandangan-
pandangan yang relevan dan menawarkan
solusi lainnya.
• Pembangun. Membangun dari apa yang
diusulkan orang lain.
• PemberiKlarifikasi. Memberikan contoh-contoh
relevan, menawarkan alasan,mencari pengertian
dan pemahaman, melakukan klari!kasi atas
masalah.
• Penguji. Mengangkat pertanyaan-pertanyaan
untuk ‘menguji’ apakah kelompok sudah siap
mengambil keputusan.
• Pembuat Kesimpulan. Melakukan review atas
diskusi dan menyimpulkannya.
• Penantang. Menantang kelompok agar berpikir
kritis tentang gagasan mereka sendiri.
• Pereda Ketegangan. Menggunakan humor atau
meminta rehat pada saat-saat yang tepat.
151www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
• Pencari Kompromi. Mengalah sewaktu
dibutuhkan agar kelompok dapat melangkah
maju.
• Pencipta Keharmonisan. Membantu
menciptakan suasana harmonis.
• PenjagaGawang. Menjaga agar komunikasi
berjalan lancar dan mendorong partisipasi.
Perilaku Sulit dan Bagaimana Mengelolanya
Ada kalanya dalam sebuah kelompok terdapat
beberapa orang yang karena satu atau lain hal
berperilaku yang mengganggu dinamika kelompok.
Yang perlu dipahami dan diyakini seorang fasilitator
adalah bahwa ini adalah hal yang sangat alami.
Karenanya, yang penting adalah mengenal perilaku
sulit dalam kelompok dan mengelolanya – baik
secara langsung oleh fasilitator maupun oleh seluruh
kelompok secara bersama-sama.
Beberapa perilaku yang bisa menjadikan dinamika
kelompok terganggu, serta kiat mengelolanya
adalah:
• Pendiam. Orang pendiam harus dihargai
apapun partisipasi mereka. Pada saat di luar
ruang pertemuan, berikan semangat. Berikan
umpan balik pribadi secara tersendiri. Berikan
kesempatan memperoleh materi sebelumnya
agar bisa mempersiapkan diri. Luangkan waktu
bersama. Bersabarlah. Undang bicara dan
cari tahu bagaimana pemahamannya atas isi
pertemuan. Dorong kelompok membantu ia
belajar. Bentuklah kelompok diskusi kecil.
Penghalang. Cari penyebabnya. Berikan umpan
balik. Ingatkan tentang norma belajar dan jika
perlu disesuaikan bila akan mendorongnya lebih
positif. Berikan tanggung jawab pada kelompok.
Hadapi perilaku jika ia benar-benar menjadi
penghalang. Dukung dan perkuat perilaku lain di
dalam kelompok. Berikan kesempatan berbicara
di luar pertemuan.
Agresor. Cari penyebabnya dan hilangkan jika
memungkinkan. Berikan umpan balik. Ubah
komposisi kelompok. Ingatkan kelompok tentang
norma belajar. Hadapi perilakunya ketika terjadi
dan perkuat perilaku lain ketika terjadi. Bentuk
kelompok alternatif nonagresif. Diskusikan
dampak perilakunya dengan seluruh anggota
kelompok.
Dominator. Beri umpan balik. Catat tingkat
partisipasinya. Buat kelompok bagi orang-
orang yang bertipe sama. Bisa meminta ia diam
beberapa saat. Undang agar ia ikut bertanggung
jawab atas partisipasi peserta yang lain.
Kembangkan sikap asertif terhadap orang lain.
Menarik Diri. Cari alasannya. Berikan peran
saat memberikan tugas kepada kelompok.
Perkuat, berikan semangat, dukung
partisipasinya dan berikan tanggung jawab
khusus. Tempatkan pada kelompok yang mau
memberikan dukungan. Terima keputusannya
dan bersabarlah. Dorong terus partisipasinya.
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
152 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Pelawak. Ingatkan kelompok akan manfaat dan
penyalahgunaan humor. Hadapi perilakunya.
Berikan umpan balik – beri waktu agar bisa berubah.
Dukung perilaku anggota kelompok yang berbeda
dengan perilaku orang ini.
Penyendiri. Tunjukkan sikap menerima. Berikan
umpan balik jika sesuai. Berikan dukungan khusus.
Alokasikan peran atau tanggung jawab khusus.
Dukung – ciptakan kesempatan untuk meraih
penghargaan.
Mengelola Resistensi
Kadangkala fasilitator menghadapi anggota
kelompok yang karena satu atau lain hal terlihat
tidak menginginkan berada di dalam sesi tersebut
atau anggota kelompok yang tidak juga bisa
memberikan perhatian penuh terhadap apa yang
sedang dilakukan kelompok.
Berikut adalah beberapa contoh tanda-tanda umum
orang yang resisten dalam sebuah kelompok:
• Hadir atau Terlibat Tanpa Persiapan. Orang
ini hadir dalam sebuah pertemuan atau terlibat
dalam sebuah kelompok tanpa persiapan
sebelumnya atau mengetahui (dan berusaha
tahu) untuk apa pertemuan diadakan atau apa
yang menjadi tujuan kelompok.
- Tidak Memberikan Respon. Ketika ditanya,
orang ini tidak menjawab ataupun bereaksi.
Yang perlu dipastikan adalah bahwa bahwa
ini adalah karena perilakunya bukan reaksi
terhadap pertanyaan yang diajukan. Berbeda
Pemikiran Sendiri | Dalam interaksi dengan
kelompok, orang seperti ini sering memancing
pembicaraan yang sama sekali tidak ada
hubungan dengan apayang sedang dibicarakan.
- Tidak Menghargai Waktu. Seringkali anggota
kelompok yang resisten ini sengaja terlambat
dari waktu yang telah ditentukan, atau sering
keluar masuk ruang pertemuan selama
pertemuan berlangsung tanpa alasan yang jelas.
- Mengerjakan Sesuatu yang Sama Sekali Tidak Berhubungan. Ketika pertemuan
berlangsung, orang ini sibuk dengan akti!tas
yang tidak ada hubungannya dengan apa yang
sedang berlangsung. Misalnya, sibuk membaca
koran,menggunakan handphone tanpa keluar
ruangan, dll.
- Tidak Menyelesaikan Tugas yang Diberikan. Ketika diminta mengerjakan sesuatu, dengan
sengaja tidak melakukan apa-apa atau
melakukannya dengan asal-asalan.
Berikut adalah beberapa saran yang bisa membantu
anda untuk mencegah resistensi pada anggota
kelompok.
Bersikaplah terbuka, dan tersenyumlah. Senyum
akan memancarkan energi positif, dan ini terbukti
mampu membuat orang lain tertarik akan diri kita
153www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Ajukan pertanyaan dan berikan tantangan. Anggota kelompok dapat belajar melalui tanya jawab
dan pembahasan ide. Oleh karena itu sediakan
kesempatan yang cukup bagi anggota kelompok
untuk melakukannya.
Bangun rasa percaya. Lakukan tindakan-tindakan
positif yang mampu menjamin anggota kelompok
untuk merasa tenang dan nyaman dalam setiap
sesi. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.
Hindari anggota kelompok dari tekanan ataupun
intimidasi, maupun dari kritik yang prematur.
Yakinkan anggota kelompok untuk merasa yakin
bisa mengutarakan pemikirannya secara penuh dan
bebas.
Persiapan yang matang. Persiapkan diri untuk
segala situasi agar bisa selalu memastikan apa yang
ingin dikomunikasikan dapat diterima dengan baik,
dankegiatan berlangsung dengan lancar.
Berikan perhatian secara non verbal. Anda tidak
harus berbicara sepanjang waktu. Berhentilah
berbicara secara berkala untuk memberikan
kesempatan kepada anggota kelompok berpikir
dan bertanya. Dan ketika ada anggota kelompok
yang berbicara, simaklah dengan baik, tunjukkan
bahasa tubuh yang meyakinkan bahwa anda
sangat menghargai apa yang disampaikan dan
dilakukannya.
Bersiaplah untuk menerima dan memberikan Umpan
Balik. Sediakan waktu yang cukup untuk mengenali
perilaku positif dari setiap anggota kelompok dan
berikan pujian dan tanggapan secara personal. Hal
ini akan mendorong anggota kelompok aktif.
Waktu berinteraksi dalam sebuah kelompok sangat
berharga. Seringkali seorang fasilitator terpancing
untuk mengeluarkan banyak energi dan waktu untuk
mengatur anggota kelompok dengan perilaku yang
mengganggu dinamika kelompok. Akibatnya, para
anggota yang berperilaku konstruktif sebaliknya
malah terabaikan. Ini bisa berbahaya karena
orang yang tadinya konstruktif, jika merasa tidak
dihargai atau diabaikan bisa berubah menjadi
menyulitkan atau resisten. Karenanya, penting bagi
seorang fasilitator untuk terus-menerus mengasah
dan melatih ketrampilan berkomunikasinya serta
mengenal berbagai watak orang supaya bisa
semakin canggih dalam mengelola interaksi dirinya
dengan orang lain.
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
154 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Bahan Presentasi
1
2
TEORI PERMATA
Berapa Jumlah Segitiga?
155www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
3
4
TEORI PERMATA
Brainstorming
➡ Tanya➡ Rekam➡ Picu➡ Rangkum
SETIAP SUMBANGAN PIKIRAN ITU BERHARGADILARANG MENILAI
KITA BISA MODIFIKASI PROSES SEBELUM MULAI ATAU SETELAH BERAKHIR TAPI BUKAN
SAAT BERPROSES
Brainstorming Reframing
Divergent Thinking Groan Zone
Convergent Thinking
GagasanAwal
SolusiBaru
GagasanBiasa
Perspektifyg Berbeda
KeputusanDini
KonteksPertemuan
KerangkaBerfikirBaru
EvaluasiApresiatif
Brainstorming Reframing
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
156 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
5
6
Reframing
Berfikir positifdan berbeda
Brainstorming Reframing
• Ingatkan kembali pada konteks pertemuan• Perkuat relasi dan saling percaya antar-peserta• Galilah prinsip-prinsip inklusivitas• Ajak berfikir kreatif atau reframing
Reframing
TimeBeam : Ajakpesertaberfikirmundurkebelakang
Tahun 2030: Ajakpesertaberfikirloncatmelampauiwaktu
Greenfield: Ajakpesertaberfikirseolah-olahtakadahambatan
Transporter: Ajak peserta berperan menjadi orang dari lembaga lain
Eureka : Ajakpesertaberfikirdenganmengkaitkanpadasuatubenda
Scenario Building: Ajak peserta menulis cerita apa yg dibayangkan
House of Process: Ajak peserta membuat alur bergambar
Contradiction: Ajak membedakan antara masalah dan penghalang
157www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
7
8
DINAMIKA KELOMPOK
Siklus Perkembangan Kelompok
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
158 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Siklus Perkembangan Kelompok
9
10
Tahap FORMING-INFORMINGApa yang terjadi ?• Berperilaku aman, ingin diterima kelompok dan perlu merasa aman
dalam kelompok.• Saling kenal, cari kesamaan dan perbedaan, hindari pertentangan. • Saling memahami tugas sambil saling mengenal
Bantu peserta merasa nyaman! Beri waktu untuk berkenalan! Gunakan ice breaker
159www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
11
12
Tahap STORMING
Siklus Perkembangan Kelompok
Apa yang terjadi?• Membangun kelompok, pembagian peran• Adakompetisi,adakonflik,adapertentangan• Ada perasaan takut gagal, takut terbuka dan takut komitmen• Perdebatan aturan main, siapa yang melakukan
Beri dukungan kepada kelompok! Kembangkan teknik fasilitasi! Ingatkan tujuan dan norma-norma kelompok! Ciptakan keterbukaan agar kelompok mengatasi!
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
160 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Siklus Perkembangan Kelompok
13
14
Tahap NORMINGApa yang terjadi ?• Aturan, ritual, prosedur ditetapkan dan diterima• Pembagian peran disepakati• Tercipta suasana kebersamaan dan saling percaya• Cara mencapai tujuan disetujui bersama
Bantu haluskan proses! Serahkan tanggung jawab kepada kelompok!
161www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
15
16
Tahap PERFORMING
Siklus Perkembangan Kelompok
Apa yang terjadi?• Pelaksanaan tugas• Tim bekerja sama dalam kelompok• Pembagian peran jelas
Monitoring dan sesekali bantu review! Biarkan kelompok bekerja sendiri! Gunakan metode jika diminta kelompok!
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
162 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
Siklus Perkembangan Kelompok
17
18
Tahap MOURNING
Apa yang terjadi ?• Tugas selesai dikerjakan• Tujuan utama pembentukan kelompok sudah terpenuhi• Kelompok berakhir• Rasa sedih di anggota kelompok
Gunakan metode umpan balik! Pastikan ada semaca ritual perpisahan
163www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
19
20
Tahap PERFORMING
Siklus Perkembangan Kelompok
Apa yang terjadi?• Pelaksanaan tugas• Tim bekerja sama dalam kelompok• Pembagian peran jelas
Monitoring dan sesekali bantu review! Biarkan kelompok bekerja sendiri! Gunakan metode jika diminta kelompok!
164 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
DAFTAR PUSTAKA
165www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
BAHAN DI CDPresentasi Powerpoint
1. Presentasi1 - Sesi Potret Diri
2. Presentasi2 - Sesi Apa dan Mengapa Fasilitasi
3. Presentasi3 - Sesi Rumah Fasilitator & Sikap Dasar
4. Presentasi4 - Sesi Komunikasi Non Verbal
5. Presentasi5 - Sesi Komunikasi Verbal
6. Presentasi6 - Sesi Dinamika Kelompok
7. Day#1-Kurikulum Kinerja paparan
166 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id
DAFTAR SINGKATAN/ISTILAH
USAID - KINERJAGedung BRI II, Lantai 28, Suite 2807 Jl. Jend Sudirman Kav. 44-46Jakarta, 10210 Phone: +62 21 5702820 Fax: +62 21 5702832Email: [email protected]
IMPLEMENTED BY RTI INTERNATIONAL AND PARTNERS