daftar isi - rb.pom.go.idrb.pom.go.id/sites/default/files/pokja/laporan monev spip sm ii...
TRANSCRIPT
![Page 1: DAFTAR ISI - rb.pom.go.idrb.pom.go.id/sites/default/files/pokja/Laporan Monev SPIP SM II 2018.pdf · 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal tahun 2018, Badan POM telah](https://reader030.vdocument.in/reader030/viewer/2022040622/5d153b4488c99312028c62bc/html5/thumbnails/1.jpg)
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2. Maksud dan Tujuan .................................................................................................... 5
1.3. Ruang Lingkup ............................................................................................................ 5
1.4. Landasan Hukum ....................................................................................................... 5
BAB II HASIL EVALUASI ................................................................................................................ 7
2.1. Evaluasi Implementasi ............................................................................................... 7
2.2. Evaluasi Kebijakan ................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................ 13
3.1. Simpulan .................................................................................................................... 13
3.2. Saran .......................................................................................................................... 13
![Page 2: DAFTAR ISI - rb.pom.go.idrb.pom.go.id/sites/default/files/pokja/Laporan Monev SPIP SM II 2018.pdf · 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal tahun 2018, Badan POM telah](https://reader030.vdocument.in/reader030/viewer/2022040622/5d153b4488c99312028c62bc/html5/thumbnails/2.jpg)
2
KATA PENGANTAR
Melalui kerja keras tim Inspektorat Utama dan proses yang terus menerus,
dalam mendorong diterapkannya tata kelola pemerintahan yang baik, implementasi
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Badan POM dibangun setahap
demi setahap.
Inspektorat Utama merasa berkewajiban untuk mendorong implementasi SPIP
secara paripurna. Hal ini merupakan perwujudan fungsi pengawasan internal yang
semakin penting dalam memberikan jasa assurance dan consulting kepada organisasi
Badan POM seiring dengan semakin strategis dan kompleks tantangan yang dihadapi
organisasi.
Seiring dengan adanya perubahan perubahan yang terjadi pada Standar ISO
9001, Badan POM melakukan proses upgrading sistem manajemen mutu yang telah
dibangun sesuai dengan standar ISO 9001:2015 untuk seluruh proses dan unit kerja
yang ada dilingkungan Badan POM. Upgrading system manajemen mutu ini
didalamnya menggunakan pendekatan proses, yang menggabungkan siklus Plan-Do-
Check-Act (PDCA) dan manajemen berbasis risiko. Pengendalian intern dan
manajemen risiko merupakan praktik yang saling melengkapi satu dengan lainnya. Di
sisi lain, seluruh aspek pengendalian dari lingkungan pengendalian sampai dengan
pemantauan dilakukan asesmen secara mandiri melalui tools Penilaian Mandiri
Evaluasi Pengendalian Intern Tingkat Entitas (PM-EPITE).
Laporan hasil evaluasi ini diharapkan memberikan memberikan masukan
kepada manajemen atas hasil evaluasi PM-EPITE serta perbaikan pengelolaan risiko.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
melakukan evaluasi dan penyusunan laporan ini.
Jakarta, Desember 2018
Inspektur II Badan POM
Dra. Zulaimah, Apt., M.Si.
![Page 3: DAFTAR ISI - rb.pom.go.idrb.pom.go.id/sites/default/files/pokja/Laporan Monev SPIP SM II 2018.pdf · 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal tahun 2018, Badan POM telah](https://reader030.vdocument.in/reader030/viewer/2022040622/5d153b4488c99312028c62bc/html5/thumbnails/3.jpg)
3
![Page 4: DAFTAR ISI - rb.pom.go.idrb.pom.go.id/sites/default/files/pokja/Laporan Monev SPIP SM II 2018.pdf · 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal tahun 2018, Badan POM telah](https://reader030.vdocument.in/reader030/viewer/2022040622/5d153b4488c99312028c62bc/html5/thumbnails/4.jpg)
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada awal tahun 2018, Badan POM telah memperoleh maturitas Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada level 3. Sesuai target yang
ditetapkan presiden, tingkat maturitas SPIP tahun 2019 berada pada level 3.
Capaian yang sudah diperoleh perlu dipertahankan dan ditingkatkan melalui
asesmen oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP),
sehingga tata kelola pemerintahan semakin baik.
Implementasi SPIP di Badan POM dilaksanakan sesuai dengan
Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.23.08.11.07430 Tahun 2011
tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan
Badan pengawas Obat dan Makanan. Badan POM. Implementasi ini diperkuat
dengan identifikasi risiko, analisis risiko dan pemantauan risiko pada masing-
masing unit Kerja Pusat dan Balai.
Badan POM memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 yang diterbitkan oleh
United Registrar of System (URS) UK. Seluruh unit Badan POM baik di pusat
maupun daerah telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 ini.
Seiring dengan adanya perubahan perubahan yang terjadi pada Standar
ISO 9001, maka United Registrar of System (URS) UK telah menerbitkan
Standar ISO terbaru yaitu ISO 9001:2015. Untuk menyesuaikan dengan standar
ISO terbaru, maka Badan POM sedang melakukan proses upgrading sistem
manajemen mutu yang telah dibangun sesuai dengan standar ISO 9001:2015
untuk seluruh proses dan unit kerja yang ada dilingkungan Badan POM.
Upgrading system manajemen mutu dengan ISO 9001:2015 yang
didalamnya mempergunakan pendekatan proses, yang menggabungkan siklus
Plan-Do-Check-Act (PDCA) dan manajemen berbasis risiko.
Pengendalian intern dan manajemen risiko merupakan praktik yang
saling melengkapi satu dengan lainnya. Secara prinsip, pengendalian intern dan
manajemen risiko mengacu pada proses yang ekuivalen. Keduanya merupakan
proses terintegrasi yang dipengaruhi oleh seluruh pejabat/pegawai dalam rangka
mendukung pencapaian tujuan organisasi. Manajemen risiko memastikan
![Page 5: DAFTAR ISI - rb.pom.go.idrb.pom.go.id/sites/default/files/pokja/Laporan Monev SPIP SM II 2018.pdf · 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal tahun 2018, Badan POM telah](https://reader030.vdocument.in/reader030/viewer/2022040622/5d153b4488c99312028c62bc/html5/thumbnails/5.jpg)
5
bahwa risiko yang dihadapi telah dikendalikan dengan baik sedangkan
pengendalian intern memastikan arahan manajemen telah dilaksanakan.
Untuk instansi pemerintah, manajemen risiko instansi pemerintah
diinisiasi dengan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah. PP Nomor 60 Tahun 2008 mewajibkan seluruh
instansi pemerintah pusat dan daerah untuk menerapkan SPIP.
Untuk itu, dalam rangka mempertahankan maturitas SPIP dan
implementasi manajemen risiko, Inspektorat Utama melakukan langkah-langkah
evaluasi SPIP melalui dua hal, yaitu: evaluasi hasil Penilaian Mandiri Evaluasi
Pengendalian Intern Tingkat Entitas serta Manajemen risiko yang telah disusun
oleh unit kerja.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan disusunnya laporan evaluasi manajemen risiko ini
untuk:
1. memberikan masukan kepada manajemen atas hasil evaluasi PM-EPITE
2. memberikan masukan kepada manajemen pada level unit kerja maupun top
management dalam perbaikan dan pengelolaan risiko
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup evaluasi manajemen risiko mencakup dokumen risk
register, risk mitigation plan, dan risk monitoring seluruh unit kerja di Badan POM
tahun 2018.
1.4. Landasan Hukum
Penyusunan naskah akademis ini didasarkan pada peraturan
perundang-undangan sebagai berikut:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah.
2. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang
Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern Dan Keandalan
Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern Dalam Rangka Mewujudkan
Kesejahteraan Rakyat;
![Page 6: DAFTAR ISI - rb.pom.go.idrb.pom.go.id/sites/default/files/pokja/Laporan Monev SPIP SM II 2018.pdf · 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal tahun 2018, Badan POM telah](https://reader030.vdocument.in/reader030/viewer/2022040622/5d153b4488c99312028c62bc/html5/thumbnails/6.jpg)
6
3. Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.23.08.11.07430 Tahun 2011
tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di
lingkungan Badan pengawas Obat dan Makanan. Badan POM
4. Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.01.1.23.08.17.3896 Tahun
2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Manajemen Risiko di
Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan
![Page 7: DAFTAR ISI - rb.pom.go.idrb.pom.go.id/sites/default/files/pokja/Laporan Monev SPIP SM II 2018.pdf · 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal tahun 2018, Badan POM telah](https://reader030.vdocument.in/reader030/viewer/2022040622/5d153b4488c99312028c62bc/html5/thumbnails/7.jpg)
7
BAB II
HASIL EVALUASI
2.1. Evaluasi Implementasi
Inspektorat Utama melakukan pemantauan terhadap kepatuhan unit kerja
dalam menyusun Penilaian Mandiri Evaluasi Pengendalian Intern Tingkat Entitas (PM-
EPITE) dan formulir manajemen risiko (risk register, risk mitigation plan, dan risk
monitoring). Unit kerja diwajibkan menyampaikan EPITE ke Inspektorat Utama sekali
dalam setahun. Sedangkan isian formulir manajemen risiko direviu oleh unit kerja
setiap semester.
Berdasarkan pemantauan Inspektorat Utama, tingkat kepatuhan
penyampaian PM-EPITE semester II tahun 2017 dan semester I tahun 2018 berturut-
turut sebesar 32,79% dan 52,46%. Sedangkan penyampaian isian formulir
manajemen risiko semester II tahun 2017 dan semester I tahun 2018 berturut-turut
sebesar 40,98% dan 45,90%. Tampilan grafis tingkat kepatuhan penyampaian PM-
EPITE dan isian formulir manajemen risiko disajikan di bawah ini.
Gambar 1. Tingkat Kepatuhan Penyampaian PM-EPITE dan
Isian Formulir Manajemen Risiko
![Page 8: DAFTAR ISI - rb.pom.go.idrb.pom.go.id/sites/default/files/pokja/Laporan Monev SPIP SM II 2018.pdf · 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal tahun 2018, Badan POM telah](https://reader030.vdocument.in/reader030/viewer/2022040622/5d153b4488c99312028c62bc/html5/thumbnails/8.jpg)
8
Berdasarkan gambar tersebut di atas, kenaikan kepatuhan penyampaian isian
formulir manajemen risiko lebih rendah dibandingkan penyampaian PM-EPITE. Hal
ini selaras dengan proses transisi dari ISO 9001:2008 menjadi ISO 9001:2015 yang
membutuhkan perubahan peta bisnis proses dan Standar Operating Procedure (SOP)
Makro di seluruh unit kerja di Badan POM. Perubahan tersebut mempunyai
konsekuensi pada perubahan isian formulir manajemen risiko unit.
Hasil evaluasi Inspektorat Utama, terdapat 5 (lima) kesalahan utama dalam
penyusunan manajemen risiko sebagai berikut.
Kesalahan pemberian skor risiko yang terjadi antara lain:
• Skor risiko residual lebih tinggi dari skor risiko inheren
• Skor target risiko lebih tinggi dari skor risiko residual
Secara ideal, analisis penentuan bobot atau
nilai risiko terbagi dalam 3 besaran yaitu:
• Tingkat eksposur inherent, besarnya
eksposur awal suatu risiko sesuai dengan
karakteristiknya (tanpa memperhitungkan
kontrol/pengendalian internal yang dimiliki).
• Tingkat eskposur residual, besarnya
eksposur sisa setelah memperhitungkan
kecukupan dan efektifitas fungsi pengedalian
internal/Kontrol yang dimiliki.
Gambar 2. Hubungan Risk vs Control
• Tingkat eksposur target, proyeksi besarnya eksposur risiko setelah
pelaksanaan rencana perlakuan/mitigasi risiko dengan mengasumsikan
rencana perlakuan/mitigasi telah terlaksana secara utuh dan efektif.
Kesalahan pemberian skor risiko
![Page 9: DAFTAR ISI - rb.pom.go.idrb.pom.go.id/sites/default/files/pokja/Laporan Monev SPIP SM II 2018.pdf · 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal tahun 2018, Badan POM telah](https://reader030.vdocument.in/reader030/viewer/2022040622/5d153b4488c99312028c62bc/html5/thumbnails/9.jpg)
9
Gambar 3. Kesalahan Pemberian Skor Risiko pada Isian Risk Register dan
Risk Mitigation Plan
Kesalahan penentuan kejadian risiko, penyebab dan akibat yaitu tertukarnya
pengisian formulir pada kolom kejadian risiko, kolom penyebab, dan kolom
akibat. Hal ini mengakibatkan mitigasi risiko tidak tepat.
Dalam Manajemen Risiko, prinsip tindakan pengendalian ada dua yaitu:
menangani kemungkinan/likelihood risiko dan menangani dampak/impact risiko.
1. Menangani sumber risiko berarti mencegah terjadinya risiko dengan
menangani penyebab risiko dan pemicu timbulnya risiko sehingga likelihood
timbulnya risiko menjadi rendah.
2. Menangani dampak risiko juga berarti mengantisipasi apa yang harus
dilakukan bila risiko tersebut terjadi guna memperkecil dampak yang akan
diakibatkan.
Kesalahan penentuan kejadian risiko, penyebab
dan akibat
![Page 10: DAFTAR ISI - rb.pom.go.idrb.pom.go.id/sites/default/files/pokja/Laporan Monev SPIP SM II 2018.pdf · 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal tahun 2018, Badan POM telah](https://reader030.vdocument.in/reader030/viewer/2022040622/5d153b4488c99312028c62bc/html5/thumbnails/10.jpg)
10
Terdapat beberapa akibat dalam satu risiko tanpa ditentukan dampak yang
paling signifikan. Untuk Dampak risiko jika terdapat lebih dari satu dampak risiko yang
memiliki korelasi kuat atas suatu risiko atau berada dalam tanggung jawab satu
Kepala Satuan/Unit Kerja (Risk Owner) maka akan dipilih dampak risiko yang paling
dominan dan berpengaruh signifikan terhadap sasaran.
Kurang tepat dalam penentuan dampak yang paling signifikan yaitu: semua
risiko direduksi tanpa mempertimbangkan top risk/risiko utama organisasi
maupun biaya dan manfaat.
Top Risk/Risiko Utama Organisasi merupakan risiko-risiko prioritas yang
dapat menjadi rintangan terbesar bagi pencapaian tujuan Badan Pengawas Obat dan
Makanan. Apabila terdapat lebih dari satu risiko yang tingkat eksposurnya sangat
tinggi atau tinggi, maka harus dipilih Risiko-risiko yang paling signifikan dan/atau
dominan.
Antara peristiwa risiko dan penyebab risiko tidak selaras dengan tindakan
mitigasi, yaitu:
• Mitigasi tidak menangani sumber/penyebab risiko dan pemicu timbulnya risiko
sehingga likelihood timbulnya risiko tidak menurun.
Kurang tepat dalam penentuan respon risiko
Kurang tepat dalam penentuan dampak yang
paling signifikan
Mitigasi risiko tidak selaras dengan kejadian
risikonya
![Page 11: DAFTAR ISI - rb.pom.go.idrb.pom.go.id/sites/default/files/pokja/Laporan Monev SPIP SM II 2018.pdf · 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal tahun 2018, Badan POM telah](https://reader030.vdocument.in/reader030/viewer/2022040622/5d153b4488c99312028c62bc/html5/thumbnails/11.jpg)
11
• Mitigasi tidak menangani dampak/antisipasi apa yang harus dilakukan bila
risiko tersebut, sehingga dampak yang akan diakibatkan tetap tinggi.
Gambar 4. Ketidakselarasan Mitigasi Risiko dengan Kejadian Risikonya
2.2. Evaluasi Kebijakan
Implementasi SPIP perlu dilaksanakan dalam semua lini dan tingkatan
manajemen. Namun, selama ini terdapat kendala untuk mengetahui implementasinya
pada level eselon I. Selain itu, tingkat kepatuhan dalam melakukan reviu maupun
update PM-EPITE dan isian formulir manajemen risiko tergolong rendah. Untuk itu,
diperlukan langkah-langkah pada tingkat kebijakan untuk mengatasi kendala tersebut.
Oleh karena itu, diperlukan suatu kebijakan khusus yang terintegrasi dengan
sistem manajemen mutu/bisnis proses yang mengharuskan level eselon I turut
menyusun dokumen implementasi SPIP, baik berupa PM-EPITE maupun isian
formulir manajemen risiko. Dengan disusunnya dokumen implementasi SPIP pada
level eselon I, diharapkan:
1. Memudahkan dalam penyusunan dokumen implementasi SPIP level instansi
(hasil konsolidasi).
2. Dapat dijadikan acuan dalam penyusunan dokumen implementasi SPIP pada
level di bawahnya.
![Page 12: DAFTAR ISI - rb.pom.go.idrb.pom.go.id/sites/default/files/pokja/Laporan Monev SPIP SM II 2018.pdf · 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal tahun 2018, Badan POM telah](https://reader030.vdocument.in/reader030/viewer/2022040622/5d153b4488c99312028c62bc/html5/thumbnails/12.jpg)
12
Untuk meningkatkan kepatuhan dalam menyusun dokumen implementasi
SPIP, perlu ditetapkan dalam prosedur level makro yang dapat diacu oleh seluruh unit
di Badan POM. Didalamnya ditentukan periode penyampaian laporan dan diberikan
tenggat waktu penyusunannya.
Selanjutnya dengan ditetapkannya kebijakan tersebut, dilakukan evaluasi
untuk mengetahui efektifitas implementasi SPIP setelah adanya kebijakan yang baru.
![Page 13: DAFTAR ISI - rb.pom.go.idrb.pom.go.id/sites/default/files/pokja/Laporan Monev SPIP SM II 2018.pdf · 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal tahun 2018, Badan POM telah](https://reader030.vdocument.in/reader030/viewer/2022040622/5d153b4488c99312028c62bc/html5/thumbnails/13.jpg)
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Tingkat kepatuhan penyampaian PM-EPITE semester II tahun 2017 dan semester
I tahun 2018 berturut-turut sebesar 32,79% dan 52,46%. Sedangkan
penyampaian isian formulir manajemen risiko semester II tahun 2017 dan
semester I tahun 2018 berturut-turut sebesar 40,98% dan 45,90%.
2. Proses transisi dari ISO 9001:2008 menjadi ISO 9001:2015 yang mengakibatkan
perubahan peta bisnis proses dan Standar Operating Procedure (SOP) Makro di
seluruh unit kerja di Badan POM turut memberikan konsekuensi pada perubahan
isian formulir manajemen risiko unit.
3. Terdapat 5 (lima) kesalahan utama dalam penyusunan manajemen risiko antara
lain: kesalahan pemberian skor risiko, kesalahan penentuan kejadian risiko,
penyebab dan akibat, kurang tepat dalam penentuan respon risiko, kurang tepat
dalam penentuan dampak yang paling signifikan, dan mitigasi risiko tidak selaras
dengan kejadian risikonya.
4. Terdapat kendala penyusunan dokumen implementasi SPIP pada level eselon I
dan tingkat kepatuhan unit kerja dalam melakukan reviu maupun update PM-
EPITE dan isian formulir manajemen risiko tergolong rendah. Untuk itu, diperlukan
langkah-langkah pada tingkat kebijakan khusus yang terintegrasi berupa SOP
Makro yang mengharuskan penyusunan PM-EPITE maupun isian formulir
manajemen risiko pada level eselon I dan periode pelaporan oleh unit kerja.
3.2. Saran
Berdasarkan hasil evaluasi implementasi SPIP, untuk meningkatkan
efektivitasnya disarankan agar:
1. Mendorong unit kerja melakukan perbaikan isian formulir manajemen risiko untuk
dijadikan acuan dan pertimbangan manajemen dalam pengambilan keputusan.
2. Melakukan pemantauan kepatuhan unit kerja dalam melakukan reviu maupun
update PM-EPITE dan isian formulir manajemen risiko.
![Page 14: DAFTAR ISI - rb.pom.go.idrb.pom.go.id/sites/default/files/pokja/Laporan Monev SPIP SM II 2018.pdf · 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal tahun 2018, Badan POM telah](https://reader030.vdocument.in/reader030/viewer/2022040622/5d153b4488c99312028c62bc/html5/thumbnails/14.jpg)
14
3. Melakukan evaluasi efektifitas implementasi SPIP setelah adanya kebijakan yang
baru berupa SOP Makro yang terkait implementasi SPIP.