dan cooperative learning tipe stad terhadap · pdf fileprof. dr. trisno martono, mm commit to...

136
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TESIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SELF-REGULATED LEARNING DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP Islam Al-Hadi Mojolaban Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011) OLEH CAHYANA NUR SIDIQ S 990809007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: ngoque

Post on 12-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TESIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SELF-REGULATED LEARNING

DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP PRESTASI

BELAJAR EKONOMI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP Islam Al-Hadi Mojolaban

Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011)

OLEH

CAHYANA NUR SIDIQ

S 990809007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SELF-REGULATED LEARNING

DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP PRESTASI

BELAJAR EKONOMI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP Islam Al-Hadi Mojolaban

Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011)

Disusun Oleh :

CAHYANA NUR SIDIQ

S 990809007

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dosen Pembimbing

Jabatan Nama

Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Soetarno J, M. Pd

NIP 194807131973041001

_____________ _______

Pembimbing II

Dr. Djoko Santosa TH, M. Pd

NIP 195402031981031002

_____________ _______

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Prof. Dr. Trisno Martono, MM

NIP 195103311976031003

Page 3: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SELF-REGULATED LEARNING

DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP PRESTASI

BELAJAR EKONOMI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP Islam Al-Hadi Mojolaban

Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011)

Disusun Oleh :

CAHYANA NUR SIDIQ

S 990809007

Telah Disetujui dan Disahkan Oleh Tim Penguji:

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua

Prof. Dr. Trisno Martono, MM

Sekretaris

Prof. Dr. Sigit Santosa, M. Pd

Anggota Penguji

Prof. Dr. Soetarno J, M. Pd

Dr. Djoko Santosa TH, M. Pd

Mengetahui,

Direktur PPs UNS

Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D.

NIP 195708201985031004

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Prof. Dr. Trisno Martono, MM

NIP 195103311976031003

Page 4: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Cahyana Nur Sidiq

NIM : S 990809007

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Pengaruh Model

Pembelajaran Self-Regulated Learning Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi

Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas

VIII SMP Islam Al-Hadi Mojolaban Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011)

betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut

diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik yang berupa pencabutan tesis dan gelar yang

diperoleh dari tesis tersebut.

Suarakarta, Juli 2011

Yang Membuat Pernyataan

Cahyana Nur Sidiq

Page 5: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah

selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).

Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap

(QS. Al-Insyirah: 6-8)

Page 6: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Teriring rasa syukur kepada Allah SWT.

Karya ini kupersembahkan untuk:

Ibu dan Ayah tercinta,

Saudara-saudaraku

Almamater

Page 7: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahr rabbil’alamin. Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT

atas rahmat dan hidayah-Nya, dan atas kebesaran dan kemurahan yang telah

diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini, sebagai syarat

memperoleh gelar Magister Pendidikan Ekonomi.

Dalam penulisan tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan dan masukan

dari berbagai pihak, maka dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih

yang tak terhingga kepada:

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat menempuh pendidikan di Program

Pascasarjana Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd yang telah memberikan

ijin penelitian ini.

3. Ketua Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi Prof. Dr. Trisno Martono,

MM yang telah memberikan ijin penulisan tesis ini.

4. Prof. Dr. H. Soetarno J, M.. Pd selaku Pembimbing I yang telah dengan sabar

memberikan bimbingan, bantuan dan masukan sehingga penulisan tesis ini

dapat selesai dengan baik.

5. Dr. Djoko Santosa TH, M. Pd selaku Pembimbing II yang telah dengan sabar

memberikan bimbingan, dorongan dan masukan sehingga penulisan tesis ini

dapat selesai dengan baik.

6. Prof. Dr. Trisno Martono, MM selaku Pembimbing Akademik atas dorongan

dan bimbingannya yang tak pernah henti selama masa studi dan penulisan

tesis ini.

7. Drs. H. Haries Fuady selaku Kepala SMP Islam Al-Hadi Mojolaban yang

telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

8. Tim Penguji tesis yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga, sehingga

penulis dapat melaksanakan ujian tesis guna menyelesaikan studi di program

pascasarjana pendidikan ekonomi.

Page 8: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

9. Keluarga besar SMP Islam Al-Hadi Mojolaban, yang telah banyak membantu

dalam penyelesaian penelitian ini.

10. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan bantuan penulisan tesis ini.

Saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan.

Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan

pembaca yang budiman.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

Page 9: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ……………………………………………………………… i

Persetujuan Pembimbing …………………………………………………… ii

Pengesahan Tesis …………………………………………………………… iii

Pernyataan ………………………………………………………………….. iv

Motto ……………………………………………………………………….. v

Persembahan ………………………………………………………………... vi

Kata Pengantar ……………………………………………………………... vii

Daftar Isi ……………………………………………………………………. ix

Daftar Gambar ................................................................................................ xii

Daftar Tabel ………………………………………………………………… xiii

Daftar Lampiran ……………………………………………………………. xv

Abstrak ……………………………………………………………………... xvii

Abstract …………………………………………………………………….. xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................... 8

C. Pembatasan Masalah .......................................................... 10

D. Perumusan Masalah ........................................................... 10

E. Tujuan Penelitian ............................................................... 11

F. Manfaat Penelitian ............................................................. 11

Page 10: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka …..…………………………………… .. 13

1. Model Pembelajaran …..…………………………… .. 13

2. Model Self –Regulated Learning ................................. 15

3. Model Cooperative Learning ........................................ 27

4. Tingkat Motivasi Belajar ............................................. 34

5. Prestasi Belajar Ekonomi ............................................. 39

B. Penelitian Yang Relevan .................................................... 56

C. Kerangka Berpikir .............................................................. 56

D. Hipotesis ............................................................................. 60

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 61

B. Metode Penelitian ............................................................... 62

1. Rancangan Penelitian ................................................... 62

2. Prosedur Penelitian ...................................................... 63

C. Variabel Penelitian ............................................................. 66

1. Variable Bebas ....................................................... 66

2. Variable Terikat ..................................................... 66

3. Variable Atribut ..................................................... 66

D. Populasi dan Sampel ......................................................... 67

E. Metode Pengumpulan Data ................................................ 69

1. Dokumentasi .......................................................... 69

2. Tes Prestasi Belajar ................................................ 69

3. Angket Tingkat Motivasi Belajar Siswa ................. 70

Page 11: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

F. Uji Coba Instrumen ............................................................ 70

G. Teknik Analisis Data .......................................................... 77

1. Uji Prasyarat Analisis .................................................. 77

2. Uji Hipotesis ................................................................ 78

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data .................................................................... 80

B. Uji Kesamaan Prestasi Awal .............................................. 91

1. Uji Normalitas Prestasi Awal ......................................... 91

2. Uji Homogenitas Variansi Prestasi Awal ...................... 92

3. Uji Perbandingan Prestasi Awal .................................... 92

C. Pengujian Prasyarat Analisis .............................................. 93

1. Uji Normalitas ............................................................... 93

2. Uji Homogenitas Variansi ............................................. 94

D. Pengujian Hipotesis ........................................................... 95

E. Uji Setelah Anava .............................................................. 99

F. Pembahasan ....................................................................... 100

G. Keterbatasan Penelitian ...................................................... 106

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................ 108

B. Implikasi ............................................................................ 110

C. Saran .................................................................................. 112

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 114

LAMPIRAN ................................................................................................ 117

Page 12: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Pemikiran ............................................................. 59

Gambar 2. Histogram Frekuensi Prestasi Belajar Dengan Model Self-

Regulated Learning .............................................................. 80

Gambar 3. Histogram Frekuensi Prestasi Belajar Dengan Model

Cooperative Learning ........................................................... 81

Gambar 4. Histogram Frekuensi Prestasi Belajar Dengan Motivasi

Belajar Tinggi ....................................................................... 82

Gambar 5. Histogram Frekuensi Prestasi Belajar Dengan Motivasi

Belajar Rendah ..................................................................... 83

Gambar 6. Histogram Frekuensi Prestasi Belajar Model Self-

Regulated Learning Dengan Motivasi Belajar Tinggi ......... 85

Gambar 7. Histogram Frekuensi Prestasi Belajar Model Self-

Regulated Learning Dengan Motivasi Belajar Rendah ....... 87

Gambar 8. Histogram Frekuensi Prestasi Belajar Cooperative

Learning Dengan Motivasi Belajar Tinggi .......................... 87

Gambar 9. Histogram Frekuensi Prestasi Belajar Cooperative

Learning Dengan Motivasi Belajar Rendah ......................... 88

Page 13: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Deskripsi dan Contoh Strategi Self-Regulated Learning ........... 17

Tabel 2. Siklus Strategi Self-Regulated Learning ................................... 20

Tabel 3. Fase Self-Regulated Learning .................................................... 22

Tabel 4. Sintaks Pembelajaran Cooperative Learning ............................. 29

Tabel 5. Pandangan Tentang Motivasi ..................................................... 38

Tabel 6. Jenis dan Prosedur Penilaian ...................................................... 42

Tabel 7. Waktu Penelitian ......................................................................... 61

Tabel 8. Desain Faktorial (2 x 2) .............................................................. 36

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Dengan Model Self-

Regulated Learning ................................................................... 79

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Dengan Model

Cooperative Learning ................................................................ 81

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Dengan Motivasi

Belajar Tinggi ............................................................................ 82

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Dengan Motivasi

Belajar Rendah .......................................................................... 83

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Model Self-Regulated

Learning Dengan Motivasi Belajar Tinggi ................................ 84

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Model Self-Regulated

Learning Dengan Motivasi Belajar Rendah .............................. 86

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Cooperative Learning

Dengan Motivasi Belajar Tinggi ............................................... 87

Page 14: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Cooperative Learning

Dengan Motivasi Belajar Rendah .............................................. 88

Tabel 18. Uji Normalitas Prestasi Awal ................................................... 89

Tabel 19. Uji Perbadingan Prestasi Awal .................................................. 90

Tabel 20. Hasil Uji Normalitas ................................................................... 91

Tabel 21. Hasil Analisis Variansi Dua Jalan .............................................. 93

Tabel 22. Hasil Uji Setelah Anava ............................................................. 97

Tabel 23. Rata-rata Skor Prestasi Belajar Ekonomi ................................... 102

Page 15: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kisi-Kisi Angket Try Out Motivasi Belajar Siswa .............. 117

Lampiran 2. Angket Try Out Motivasi Belajar Siswa ............................. 118

Lampiran 3. Try Out Tes Prestasi Belajar Ekonomi ............................... 121

Lampiran 4. Data Try Out Tingkat Motivasi Belajar Ekonomi .............. 124

Lampiran 5. Analisis Butir Soal Tes Prestasi Belajar Ekonomi ............. 125

Lampiran 6. Perhitungan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Angket

Motivasi Belajar Siswa ......................................................... 126

Lampiran 7. Perhitungan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Tes Prestasi

Belajar Siswa ........................................................................ 128

Lampiran 8. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa .......................... 130

Lampiran 9. Angket Motivasi Belajar Siswa .......................................... 129

Lampiran 10. Instrumen Tes Prestasi Belajar Ekonomi ........................... 134

Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII

Dengan Model Self-Regulated Learning ............................ 136

Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII

Dengan Model Cooperative Learning Tipe STAD ............ 142

Lampiran 13. Data Prestasi Awal Siswa ................................................... 148

Lampiran 14. Data Skor Motivasi Belajar Kelas Eksperimen .................. 149

Lampiran 15. Data Skor Motivasi Belajar Kelas Kontrol ......................... 150

Lampiran 16. Data Kategori Motivasi Belajar ........................................... 151

Page 16: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Lampiran 17. Data Prestasi Belajar Kelas Eksperimen ............................ 152

Lampiran 18. Data Prestasi Belajar Kelas Kontrol ................................... 153

Lampiran 19. Desain Data Untuk Analisa ................................................ 154

Lampiran 20. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Prestasi Awal ............... 155

Lampiran 21. Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Prestasi Awal ................ 156

Lampiran 22. Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Prestasi Belajar ...... 157

Lampiran 23. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Prestasi Belajar ............ 159

Lampiran 24. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Variansi dan Analisis

Variansi ............................................................................... 160

Lampiran 25. Hasil Perhitungan Uji Scheffe ............................................. 161

Lampiran 26. Lembar Monitoring Pelaksanaan Penelitian ........................ 162

Lampiran 27. Surat Ijin Penelitian ............................................................ 163

Lampiran 28. Surat Telah Melaksanakan Penelitian ................................ 164

Page 17: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

ABSTRAK

Cahyana Nur Sidiq. S 990809007. Pengaruh Model Pembelajaran

Self-Regulated Learning Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Ditinjau Dari

Motivasi Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP Islam

Al-Hadi Mojolaban Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011). Tesis. Surakarta:

Program Studi Pendidikan Ekonomi, Program Pascasarjana. Universitas Sebelas

Maret, Juli 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh

penggunaan Self-Regulated Learning dan Cooperative Learning terhadap prestasi

belajar ekonomi siswa; (2) Perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi dan

motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa; (3) Interaksi

pengaruh antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi

belajar ekonomi siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode

eksperimen. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Desember 2010 sampai

dengan Juli 2011. Populasi penelitian meliputi seluruh siswa kelas VIII SMP

Islam Al-Hadi Mojolaban. Sampel diambil dengan menggunakan teknik simple

random sampling, sebesar 30 orang siswa pada kelas VIII C untuk diberikan

treatment model Self-Regulated Learning dan 30 orang siswa pada kelas VIII D

untuk diberikan treatment cooperative learning metode STAD.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dokumen, tes tertulis bentuk obyektif, tes kinerja, dan angket motivasi belajar

siswa. Instrumen penelitian berupa tes tertulis bentuk obyektif dan angket motivasi

belajar siswa diuji cobakan untuk mengetahui kelayakan instrumen penelitian.

Hasil uji coba instrumen penelitian dianalisis dengan uji validitas, uji analisis butir

soal, dan uji reliabilitas. Uji validitas, reliabilitas dan analisis butir soal dilakukan

dengan menggunakan program SPSS.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif

dan analisis statistik inferensial dengan menggunakan software SPSS. Analisis

statistik deskriptif digunakan untuk membedakan tingkat motivasi belajar siswa

dalam kelompok dan menggambarkan prestasi belajar ekonomi siswa. Analisis

statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan, yaitu

dengan menggunakan analisis variansi dua jalan. Analisis variansi dua jalan

mengharuskan untuk melakukan uji prasyarat analisis berupa uji normalitas dan

uji homogenitas variansi. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

kolmogorov-smirnov test with lilliefors significance correction dan uji

homogenitas variansi dilakukan dengan menggunakan levene’s test.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan

bahwa: (1) Terdapat perbedaan pengaruh signifikan penggunaan model

pembelajaran self-regulated learning dan cooperative learning terhadap hasil

belajar ekonomi siswa (nilai uji statistik F sebesar 5,858 dengan nilai p sebesar

0,019) pada taraf signifikansi 5%. (2) Terdapat perbedaan pengaruh secara

signifikan tingkat motivasi belajar tinggi dan tingkat motivasi belajar rendah

terhadap prestasi belajar ekonomi siswa (nilai uji statistik F sebesar 19,249

dengan nilai p sebesar 0,000) pada taraf signifikansi 5%. (3) Tidak terdapat

Page 18: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

interaksi pengaruh antara model pembelajaran dan tingkat motivasi belajar siswa

terhadap prestasi belajar ekonomi siswa (nilai uji statistik F sebesar 2,868 dengan

nilai p sebesar 0,096.) pada taraf signifikansi 5%.

Kata kunci: self-regulated learning, cooperative learning tipe STAD, motivasi

belajar siswa, prestasi belajar ekonomi.

Page 19: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

ABSTRACT

Cahyana Nur Sidiq. S 990809007. The Effect of Self-Regulated

Learning Model Toward the Achievement in Economics Subject Matter

Viewed From Motivation of Students (An Experimental Study on The Eight

Grade Students of Islam Al-hadi Junior High School in Mojolaban in

Academic Year 2010/2011). Thesis. Surakarta: Economic Educational, on

Postgraduate Program, Sebelas Maret University, July 2011.

The aims of the research are to find out: (1) The effect of self-regulated

learning and cooperative learning with STAD method toward the student

achievement in economics subject matter; (2) The effect of high learning

motivation and low learning motivation toward the student achievement in

economics subject matter; (3) The interaction effect between the instructional

model and student’s learning motivation toward the student achievement in

economics subject matter.

This study is a quantitative research with experimental method. The

research begin December 2010 to July 2011. Population of the study are all the

eigth year students of Islam Al-Hadi junior high school in Mojolaban. The

research sample are selected with simple random sampling technique. The sample

consist of VIII C (30 students) for self-regulated learning treatment and VIII D

(30 students) for cooperative learning with STAD method treatment.

The instruments used to gather data for the study consist of documents,

written test with objective form, performance test, and qoestionnaire for learning

motivation. Writen test with objective form and qoestionnaire for learning

motivation has been tested who know the proper of instruments. The result of try

out test is analyzed with validity test, reliability test and item validity test.

Validity test, reliability test, and item validity test were examined using software

SPSS.

The technique of data analysis are descriptive statistic analysis and

inferensial statistic analyses with use software SPSS. Descriptive statistic analysis

is used to divisions of student’s learning motivation in class and describe about

student achievement in economic. Inferensial statistic analysis is used to test

hypothesis for this research was two path variance analysis. The prerequiste

anlysis test consists of normaly test and homogenity variance test. The normality

test was done using kolmogorov-smirnov test with lilliefors significance

correction and homogenity variance test was done using levene’s test.

Based on the result of analysis data was concluded: (1) There is a

significant effect of self-regulated learning and cooperative learning with STAD

method toward the student achievement in economics subject matter (test statistic

value F of 5.858 with a p-value of 0.019) at 5 % level of significant; (2) There is

a significant effect of high learning motivation and low learning motivation

toward the student achievement in economics subject matter ((F statistic test value of 19.249 with a p-value of 0.000) at 5% level of significant; (3) There was no

interaction effect between learning models and the level of learning motivation of

students to the economics student learning achievement (F statistic test value of

2.868 with a p value of 0.096) at 5% level of significant.

Page 20: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

Key words: self-regulated learning, cooperative learning with STAD method,

motivation of student learning, achievement of economics learning.

Page 21: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Besarnya perhatian pemerintah dalam pendidikan terutama dengan

mengalokasikan APBN sebesar 20% ternyata tidak cukup membawa dunia

pendidikan di Indonesia berkembang ke arah yang lebih baik. Program sertifikasi

guru yang telah dimulai pada tahun 2006 yang sedianya bertujuan untuk

meningkatkan kualitas guru sampai saat ini belum cukup meningkatkan kualitas

pendidikan. Pendidikan yang sedianya merupakan benteng utama dalam

mencerdaskan anak bangsa, ternyata tidak mampu berjalan secara optimal dan

sangat jauh dari harapan bersama. Pendidikan yang sedang dikembangkan saat ini

dapat dikatakan berjalan tanpa tujuan dan arah yang jelas.

Hal tersebut menunjukkan bahwa permasalahan dalam sistem pendidikan

di Indonesia tidak semata-mata hanya masalah klasik (alokasi biaya pendidikan

yang rendah) namun juga banyak faktor yang mempengaruhi kegagalan

pendidikan di Indonesia, antara lain adalah upaya peningkatan mutu dan daya

saing pendidikan, tata kelola maupun kualitas guru dan cara mengajarnya.

Menghadapi hal tersebut maka perlu dilakukan penataan terhadap sistem

pendidikan secara menyeluruh, terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan.

Dalam hal ini, perlu adanya perubahan sosial yang memberi arah bahwa

pendidikan merupakan pendekatan dasar dalam proses perubahan itu.

Page 22: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Upaya meningkatkan kualitas pendidikan sebenarnya terus menerus

dilakukan baik secara konvensional maupun inovatif baik oleh pemerintah

maupun masyarakat. Di antara upaya tersebut, antara lain dengan adanya otonomi

daerah, yang secara langsung berpengaruh terhadap perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi pendidikan. Pemberian otonomi pendidikan yang luas terhadap sekolah

sebenarnya merupakan bagian dari kepedulian Pemerintah untuk meningkatkan

mutu pendidikan. Pemberian otonomi ini menuntut pendekatan kurikulum yang

lebih kondusif di sekolah agar dapat mengakomodasi seluruh keinginan sekaligus

memberdayakan berbagai komponen masyarakat secara efektif, guna mendukung

kemajuan dan sistem yang ada di sekolah.

Tujuan utama dari institusi sekolah adalah terjadinya proses pembelajaran

semaksimal mungkin pada diri siswa. Meski belajar dapat terjadi di mana saja,

namun secara tradisional sekolah memegang peranan yang sangat penting.

Mengajar merupakan salah satu sisi unik sekolah, dan karena belajar merupakan

tujuan utama institusi sekolah, maka mengajar merupakan jantung dari operasi

sekolah. Dengan demikian, keefektifan belajar akan sangat dipengaruhi oleh

keefektifan mengajar yang terjadi.

Dengan adanya otonomi pendidikan, guru memiliki peranan yang lebih

luas untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Guru merupakan ujung tombak

yang dapat menuntun keberhasilan proses belajar-mengajar yang terjadi di

sekolah. Keberhasilan proses belajar siswa di sekolah tidak dapat dilepaskan dari

kualitas proses pengajaran yang terjadi.

Page 23: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Sebagai pemimpin dalam situasi belajar mengajar, guru mempunyai fungsi

sebagai perencana seluruh kegiatan belajar mengajar, mengorganisasikan seluruh

elemen dalam proses tersebut, mengkoordinasikan, dan melakukan evaluasi atas

proses pembelajaran sehingga dapat tercapai tujuan proses belajar mengajar.

Pengajaran yang baik tidak hanya semata-mata menuntut penguasaan materi yang

baik oleh guru, namun juga kemampuan untuk mempresentasikan informasi

dengan jelas, kemampuan memotivasi siswa, dan mengevaluasi hasil belajar.

Apalagi dalam konteks otonomi pendidikan, peran guru sebagai pemimpin dalam

proses pembelajaran tersebut akan semakin mengemuka.

Dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, masih banyak guru yang

menggunakan metode mengajar yang kurang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Penggunaan metode secara sembarangan ini tidak berdasarkan pada analisis

kesesuaian antara tipe isi pelajaran dengan tipe kinerja (performasi) yang menjadi

sasaran belajar. Untuk memperoleh prestasi belajar yang baik, diperlukan kondisi

belajar internal dan kondisi belajar eksternal yang berbeda. Suatu metode

pembelajaran seringkali hanya cocok untuk belajar tipe isi tertentu di bawah

kondisi tertentu. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan adalah

bagaimana guru mampu menerapkan pendekatan pembelajaran yang mampu

membawa siswa mencapai tujuan pembelajaran.

Dewasa ini telah banyak dikembangkan model pembelajaran yang

menuntut guru maupun peserta didik lebih inovatif dalam kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan. Sistem pembelajaran pada hampir semua pelajaran

selama ini masih bersifat satu arah (Teacher Centered Learning), yaitu pemberian

Page 24: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

materi oleh guru yang ternyata membuat siswa pasif karena hanya mendengarkan

pelajaran sehingga kreativitas mereka kurang terpupuk atau bahkan cenderung

tidak kreatif.

Untuk dapat meningkatkan performasi pembelajaran, guru saat ini dituntut

tidak hanya menjadi sumber ilmu pengetahuan tetapi lebih sebagai fasilitator

dalam transfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Guru memberikan

motivasi agar siswa mampu mengembangkan potensi serta daya kreatifitas

sehingga tujuan pembelajaran yang semula Teacher Centered Learning (TCL)

menjadi Student Centered Learning (SCL).

SCL adalah pembelajaran yang berpusat pada aktivitas belajar siswa,

bukan hanya pada aktivitas guru yang mengajar. Guru dalam proses pembelajaran

model SCL memiliki peran yang penting antara lain guru bertindak sebagai

fasilitator dalam proses pembelajaran, mengkaji kompetensi mata pelajaran yang

perlu dikuasai siswa di akhir pembelajaran, merancang strategi dan lingkungan

pembelajaran yang dapat menyediakan beragam pengalaman belajar yang

diperlukan siswa dalam rangka mencapai kompetensi yang dituntut mata

pelajaran, membantu siswa mengakses informasi, menata dan memprosesnya

untuk dimanfaatkan dalam pemecahan permasalahan sehari hari, dan

mengidentifikasi dan menentukan pola penilaian hasil belajar siswa yang relevan

dengan kompetensi yang akan diukur.

Dalam proses belajar mengajar siswa dituntut untuk memilki kemandirian

dalam belajar. Kemandirian tersebut dapat ditunjukkan siswa dengan cara

Page 25: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

mengorganisasikan seluruh pembelajaran yang akan dilakukan. Siswa yang dapat

mengatur proses pembelajaran mereka akan cenderung lebih berhasil dalam

meningkatkan prestasi akademis mereka. Dengan adanya kemampuan

mengorganisisr keterampilan metakognitif, dan mampu memotivasi diri serta

memanfaatkan lingkungan belajar siswa akan cenderung lebih berhasil dalam

proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada

Student Centered Learning (SCL) ini adalah model pembelajaran regulasi diri

(Self-Regulated Learning). Self-Regulated Learner adalah siswa yang secara

metakognitif, motivasional dan behavioral merupakan peserta aktif dalam proses

belajar mereka sendiri. Dari sisi motivasional, Self-Regulated Learner

memandang diri mereka sendiri sebagai memiliki cukup self-efikasi, otonom, dan

termotivasi secara intrinsik. Dari sisi perilaku, Self-Regulated Learner memilih,

menstruktur, dan bahkan menciptakan lingkungan sosial dan lingkungan fisik

untuk mengoptimalisasikan penguasaan mereka atas materi pelajaran.

Self-regulated learning merupakan model pembelajaran yang menekankan

siswa sebagai peserta aktif dalam proses pembelajaran yang terjadi. Dengan Self-

regulated learning siswa akan menjadi sadar diri akan relasi fungsional antara

pola pikir dan tindakan mereka. Self-regulated learning juga mampu mengubah

pandangan siswa tentang pembelajaran sebagai keterampilan dan akan digunakan

untuk menganalisa tugas-tugas belajar, menetapkan tujuan, dan merencanakan tata

cara melaksanakan tugas itu, menerapkan keterampilan, dan khususnya membuat

keputusan tentang bagaimana pembelajaran akan dilaksanakan.

Page 26: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Dalam proses belajar mengajar, siswa juga perlu dilatih untuk bekerjasama

dengan rekan-rekan sebayanya. Ada kegiatan belajar tertentu yang akan lebih

berhasil jika dikerjakan secara bersama-sama, misalnya dalam kerja kelompok,.

Pembelajaran yang mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan

kolaborasi ini dikenal dengan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif

merujuk pada berbagai macam metode pengajaran. Pembelajaran ini siswa bekerja

dalam kelompok-kelompok untuk saling membantu satu sama lainnya untuk

bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan

belajar. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan tidak semata-mata untuk

mencapai hasil belajar akademik, namun juga efektif untuk mengembangkan

keterampilan sosial siswa. Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif

adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.

Prestasi belajar merupakan salah satu indikator dari proses belajar yang

dicapai siswa. Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar, tidak cukup hanya

dengan memberikan model pengajaran dan menciptakan lingkungan pembelajaran

saja. Faktor internal siswa juga memiliki peran yang sangat besar untuk

meningkatkan prestasi belajar, salah satunya adalah motivasi belajar. Siswa yang

memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan

belajar. Seorang siswa yang memiliki intelegensia cukup tinggi bisa gagal karena

kekurangan motivasi. Hasil belajar siswa akan lebih optimal kalau ada motivasi

yang tepat. Dorongan atau motivasi belajar yang kuat pada diri siswa akan

menimbulkan hasil belajar atau prestasi belajar yang sesuai dengan motivasi

belajar yang dimiliki siswa.

Page 27: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Adanya motivasi belajar yang tinggi dapat memacu siswa untuk

melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya. Walaupun motivasi itu sering kali datang tidak dari dirinya, namun

faktor internal siswa memegang peranan yang sangat penting dalam

menumbuhkan motivasi tersebut.

Pembelajaran ekonomi dalam tingkat Sekolah Menengah Pertama menjadi

mata pelajaran terpadu dengan geografi, sosiologi maupun sejarah. Adanya

pendekatan pembelajaran terpadu sebenarnya ditujukan untuk menyamakan realita

dan fenomena sosial yang mewujudkan pendekatan inerdisipliner dari setiap

cabang-cabang ilmu sosial. Dalam perkembangannya, pembelajaran terpadu

masih memiliki banyak kesulitan. Dari sisi pengajar, kesulitan yang akan sering

muncul adalah kurikulum IPS belum menggambarkan kesatuan yang terintegrasi,

melainkan masih terpisah-pisah antar bidang ilmu sosial, latar belakang guru yang

mengajar merupakan guru yang memiliki disiplin ilmu yang berbeda seperti

ekonomi, geografi, sejarah dan sosiologi antropologi mengakibatkan kesulit bagi

pengajar untuk dapat memadukan antardisiplin ilmu tersebut. Dari sisi peserta

didik sendiri, kesulitan yang akan dihadapi pada pembelajaran terpadu ini adalah

banyaknya beban materi yang diberikan, namun tidak sebanding dengan waktu

yang diberikan yang diberikan setiap minggunya di sekolah. Hal ini akan

memberikan kesulitan-kesulitan kepada siswa, salah satunya adalah beban materi

yang harus dipelajari pada saat mereka menghadapi ulangan maupun ujian.

Untuk dapat mengatasi permasalahan ini guru dan siswa diharapkan

mampu mencari jalan keluar, salah satunya adalah menerapkan model

Page 28: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

pembelajaran yang sesuai agar penguasaan kompetensi dalam pembelajaran

ekonomi dapat tercapai.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian eksperimen dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Self-

Regulated Learning Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Ditinjau Dari Motivasi

Belajar Siswa” (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP Islam Al-Hadi

Mojolaban Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah-masalah yang timbul

dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Alokasi dana pendidikan sebesar 20% tidak cukup membawa pendidikan

kearah lebih baik. Permasalahan dalam pendidikan di Indonesia tidak terbatas

alokasi dana pendidikan, tetapi juga pemerataan dan perluasan akses

pendidikan, pemerataan mutu maupun kompetensi guru dan cara mengajarnya.

2. Program sertifikasi guru belum cukup meningkatkan kualitas pendidikan.

Program sertifikasi yang pada awalnya diperkirakan mampu meningkatkan

kualitas dan profesionalisme guru. Untuk dapat meningkatkan kualitas dan

profesionalisme guru ini perlu adanya kelanjutan penilaian guru dari waktu ke

waktu oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah.

3. Sistem pendidikan belum diatur secara menyeluruh, terutama berkaitan

dengan kualitas pendidikan. Dalam hal ini, perlu adanya perubahan sosial

Page 29: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

yang memberi arah bahwa pendidikan merupakan pendekatan dasar dalam

proses perubahan.

4. Pembelajaran pada hampir semua pelajaran masih bersifat satu arah (Teacher

Centered Learning). Untuk dapat meningkatkan performasi pembelajaran,

guru dituntut lebih sebagai fasilitator dalam transfer ilmu pengetahuan. Guru

memberikan motivasi agar siswa mampu mengembangkan potensi serta daya

kreatifitas.

5. Guru masih banyak menggunakan model pembelajaran yang kurang sesuai

dengan kebutuhan siswa. Penggunaan model secara sembarangan ini tidak

berdasarkan pada analisis kesesuaian antara tipe isi pelajaran dengan tipe

kinerja (performasi) yang menjadi sasaran belajar. Guru dituntut

mengembangkan model pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan

kompetensi yang ingin dicapai, salah satunya adalah model yang dapat

meningkatkan prestasi belajar ekonomi adalah Self-Regulated Learning dan

Cooperative Learning.

6. Siswa yang memiliki intelegensia yang tinggi sering gagal meningkatkan

prestasi belajar karena kekurangan motivasi. Tingkat motivasi belajar akan

mempengaruhi prestasi belajar ekonomi siswa. Hasil belajar siswa akan lebih

optimal kalau ada motivasi belajar yang tepat.

7. Interaksi antara motivasi belajar siswa dan model pembelajaran dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Model pembelajaran yang diterapkan

oleh pengajar hendaknya disusun berdasarkan kebutuhan siswa semata, tetapi

dapat membantu siswa meningkatkan motivasi belajar ekonomi.

Page 30: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

8. IPS sebagai pembelajaran terpadu masih memiliki banyak kesulitan dalam

penerapannya. Kesulitan yang akan sering muncul adalah kurikulum IPS

belum menggambarkan kesatuan yang terintegrasi, masih terpisah-pisah antar

bidang ilmu sosial. Pengembangan kurikulum yang tepat harus dapat

dilakukan agar mata pelajaran terpadu dapat berhasil.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka perlu

dilakukan pembatasan terhadap masalah yang telah dipilih agar penelitian yang

dilakukan mempunyai arah yang jelas, yaitu sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang dapat mempengaruhi prestasi belajar ekonomi

siswa, dibatasi pada Self-Regulated Learning dan Cooperative Learning tipe

STAD.

2. Tingkat motivasi belajar siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

ekonomi siswa, dibedakan menjadi dua yaitu tingkat motivasi belajar tinggi

dan tingkat motivasi berprestasi rendah.

3. Interaksi yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, dibatasi pada

interaksi model pembelajaran dan tingkat motivasi belajar siswa.

Page 31: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh penggunaan Self-Regulated Learning

dan Cooperative Learning tipe STAD terhadap prestasi belajar ekonomi siswa

kelas VIII SMP Islam Al-Hadi?

2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi dan

motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas VIII

SMP Islam Al-Hadi?

3. Apakah terdapat interaksi pengaruh antara model pembelajaran dan motivasi

belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas VIII SMP Islam Al-

Hadi?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Perbedaan pengaruh penggunaan model Self-Regulated Learning dan

Cooperative Learning tipe STAD terhadap prestasi belajar ekonomi siswa

kelas VIII SMP Islam Al-Hadi.

2. Perbedaan pengaruh antara motivasi berprestasi tinggi dan motivasi belajar

rendah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas VIII SMP Islam Al-

Hadi.

Page 32: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

3. Interaksi pengaruh antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap

prestasi belajar ekonomi siswa kelas VIII SMP Islam Al-Hadi.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teorotis penelitian ini adalah untuk memberikan sumbangan

pengembangan teori tentang model Self-Regulated Learning dan model

Cooperative Learning tipe STAD, serta pengetahuan tentang motivasi belajar.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini memberikan alternatif tentang model pembelajaran Self-

Regulated Learning dan Cooperative Learning tipe STAD terhadap mata

pelajaran ekonomi. Penelitian ini juga memberikan informasi kepada guru dan

para praktisi pendidikan mengenai model Self-Regulated Learning dan

Cooperative Learning tipe STAD agar dapat diterapkan dalam proses

pembelajaran.

Page 33: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Model Pembelajaran

Winataputra (dalam Sugiyanto, 2009:3) mendefinisikan model pembelajaran

sebagai “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan

berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar

dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran”.

Joyce, Weil & Calhoun (2000:6) menjelaskan bahwa:

Models of teaching are really models of learning. As we help a student’s

acquire information, ideas, skills, value, ways of thinking, and means of

expressing themselves, we are also teaching them how to learn. In fact, the

most important long-term outcome of instruction may be the student’s

creased capabilities to learn more easily and effectively in the future, both

because of the knowledge and skill they have acquired and because they

mastered learning process.

(Model pengajaran sebenarnya merupakan model pembelajaran. Saat kita membantu

siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, dan sarana

mengekspresikan diri, maka kita juga mengajar mereka cara belajar. Bahkan, hasil

jangka panjang yang paling penting dari instruksi dapat meningkatkan kemampuan

siswa untuk belajar lebih mudah dan efektif di masa mendatang, baik karena

pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka peroleh dan karena mereka

menguasai proses pembelajaran).

Page 34: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Joyce, Weil & Calhoun (2000:13) lebih lanjut juga menjelaskan:

The core of the teaching process is the arrangement of environments within

which the students can interact and study how to learn. A model of teaching

is a description of a learning environment. The descriptions have many uses,

ranging from planning curriculums, courses, units, and lessons to designing

instructional materials-book and workbooks, multimedia programs, and

computer-assisted learning programs.

(Inti dari proses pengajaran adalah pengaturan lingkungan di mana para siswa dapat

berinteraksi dan belajar bagaimana cara belajar. Model pembelajaran

mendeskripsikan suatu lingkungan belajar. Deskripsi ini memiliki banyak kegunaan,

mulai dari perencanaan kurikulum, kursus, bagian-bagian, dalam pelajaran untuk

merancang buku panduan intruksional dan buku kerja, program multimedia, dan

program belajar dengan bantuan komputer).

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar.

Ada banyak model atau strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh para

ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Banyaknya model

pembelajaran yang dikembangkan tidak berarti semua pengajar menerapkan

semuanya untuk setiap mata pelajaran karena tidak semua model cocok untuk setiap

topik atau mata pelajaran. Sugiyanto (2009:3) menjelaskan bahwa ada beberapa hal

yang perlu dipertimbangkan dalam memilih model/strategi pembelajaran, yaitu:

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, sifat bahan/materi ajar, kondisi siswa, dan

ketersediaan sarana prasarana belajar.

Page 35: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2. Self-Regulated Learning

a. Pengertian Self-Regulated Learning

Zimmerman (dalam Catherine S. Chen, 2002:12) mendefinisikan “self-

regulated learners are individuals who are metacognitively, motivationally, and

behaviorally active participants in their own learning process”. (self-regulated

learner adalah siswa yang secara metakognitif, motivasional dan behavioral

merupakan peserta aktif dalam proses belajar mereka sendiri). Senada dengan hal

tersebut Elizabeth A. Jordon, Marian J. Poratt (2006:8) menjelaskan “self-regulated

learning includes effective strategies for learning, reflection on one’s own thinking

and learning (metacognition), and motivation and engagement with school tasks”.

(pembelajaran regulasi-diri merupakan bagian dari strategi yang efektif untuk

belajar, merefleksi pada satu cara berpikir dan belajar (metakognisi), memotivasi dan

melibatkan tugas-tugas di sekolah). Lebih lanjut Zimmerman (dalam Anita

Woolfolk, 2009:130) menjelaskan “regulasi diri sebagai proses yang kita gunakan

untuk mengaktifkan dan mempertahankan pikiran, perilaku, dan emosi kita untuk

mencapai tujuan kita”.

Dari sudut proses metakognitif, self-regulated learner melakukan

perencanaan, pengorganisasian, instruksi diri dan evaluasi diri pada berbagai tingkat

selama proses penguasaan materi pelajaran. Dari sisi motivasional, self-regulated

learner memandang diri mereka sendiri sebagai memiliki cukup self-efikasi, otonom,

dan termotivasi secara intrinsik. Dari sisi perilaku, self-regulated learner memilih,

menstruktur, dan bahkan menciptakan lingkungan sosial dan lingkungan fisik untuk

mengoptimalisasikan penguasaan mereka atas materi pelajaran. Menurut sudut

Page 36: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

pandang ini, siswa yang efektif menjadi sadar akan relasi fungsional antara pola pikir

dan tindakan mereka (sering disebut sebagai strategi) dan hasil-hasil sosial dan

lingkungan (Zimmerman & Martinez-Pons, dalam Nugraha Arif Karyanta, 2002:11).

Elizabeth A. Jordon, Marian J. Poratt (2006:8) juga menjelaskan bahwa“The

social support that students receive in classroom enhances self-regulated learning.

Student who are self-regulated tend to take change of their learning”. (Dukungan

sosial yang diterima siswa di kelas dapat meningkatkan pembelajaran regulasi diri.

Siswa yang dapat meregulasi diri cenderung untuk merubah pembelajaran mereka).

Dari hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Self-Regulated Learning

merupakan proses atau perilaku belajar yang secara aktif melibatkan kemampuan

metakognitif, motivasional dan behavioral siswa. Keterlibatan secara aktif dalam

proses belajar meningkatkan performansi akademik mereka.

b. Determinan Self-Regulated Learning

Pandangan akan Self-Regulated Learning mengasumsikan hubungan timbal

balik diantara tiga proses yang berpengaruh. Self-Regulated Learning tidak semata-

mata ditentukan oleh proses-proses personal semata, namun juga dipengaruhi oleh

perilaku dan lingkungan secara timbal balik (Zimmerman, dalam Nugraha Arif

Karyanta, 2002:13).

Lebih lanjut Zimmerman menegaskan bahwa dalam hubungan timbal balik

tersebut, masing-masing pengaruh tidak harus memiliki kekuatan atau pola-pola

temporal yang sama. Pengaruh lingkungan bisa lebih kuat daripada pengaruh

personal atau behavioral dalam konteks tertentu atau pada waktu tertentu. Sebagai

Page 37: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

contoh, pada sekolah dengan kurikulum yang sangat terstruktur atau pada sekolah

dengan aturan tingkah laku yang sangat ketat di ruang kelas, berbagai bentuk SRL

seperti perencanaan (student planning) atau self-reward dapat terpinggirkan.

Sebaliknya, dalam sekolah yang lebih longgar batasan situasionalnya, faktor

personal atau behavioral dapat menjadi pengaruh yang lebih dominan bagi

pengaturan fungsi-fungsi perilaku siswa.

c. Strategi Self-Regulated Learning

Zimmerman (dalam Nugraha Arif Karyanta, 2002:21) menemukan 14 tipe

strategi Self-Regulated Learning. Strategi Self-Regulated Learning merupakan tipe-

tipe strategi yang digunakan oleh siswa dalam konteks belajar umum untuk

meningkatkan prestasi akademis mereka.

Tabel 1

Diskripsi dan contoh-contoh dari strategi Self-Regulated Learning Strategi Diskripsi dan Contoh

1. Self-evaluation

Evaluasi yang diprakarsai sendiri atas tugas yang

terselesaikan, pengertian tentang wilayah tugas, atau

usaha dalam hubungannya dengan permintaan tugas.

Contoh:

“Saya mengecek hasil kerja saya untuk

memastikannya benar”

“Saya meminta ibu saya untuk mengetes apakah

saya tahu atau tidak”

“Saya melihat kembali tingkah laku dan usaha saya

dan mencari tahu mengapa tugas saya tidak selesai

pada waktunya”

2. Organizing and Transforming

Usaha penyusunan materi belajar atas prakarsa

sendiri untuk meningkatkan belajar.

Contoh:

“Saya membuat kerangka sebelum saya mengarang”

“Saya menggunakan stabilo untuk menandai bagian-

bagian penting dalam buku”

“Saya merangkum poin-poin penting dalam setiap

bab”

Page 38: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

3. Goal-setting and planning

Penetapan atas tujuan atau sub-tujuan pendidikan

dan perencanaan atas rangkaian, pewaktuan, dan

penyelesaian aktivitas yang berhubungan dengan

tujuan tersebut.

Contoh:

“Saya memulai revisi beberapa minggu sebelum

tes”

“Saya tinggalkan dulu pertanyaan yang sulit hingga

terakhir untuk kemudian saya lihat kembali”

4. Seeking information

Usaha siswa atas prakarsa sendiri untuk menjamin

informasi lebih jauh atas tugas dari sumber-sumber

non-sosial ketika mengerjakan suatu tugas.

Contoh:

“Saya meminjam buku dari perpustakaan tentang

topik tertentu”

“Saya baca sebanyak mungkin tentang suatu subyek

yang dipelajari”

5. Keeping records and monitoring

Usaha siswa dengan prakarsa sendiri untuk

merekam atau mencatat peristiwa atau hasil.

Contoh:

“Saya menulis catatan tentang diskusi kelas”

“Saya pilih kata-kata yang tidak saya mengerti dan

saya buat dalam kartu”

6. Enviental structuringronm

Usaha siswa dengan prakarsa sendiri untuk

mengatur konteks belajar agar belajar menjadi lebih

mudah. Hal ini termasuk pengaturan lingkungan

secara fisik maupun psikologis.

Contoh:

“Saya bikin meja saya bersih dan rapi dan

meletakkan semua buku yang saya perlukan

didekatnya”

“Saya mandi sebelum mulai mengerjakan PR”

7. Self-consequences

Pengaturan atau imajinasi siswa atas hadiah atau

hukuman sehubungan dengan kesuksesan atau

kegagalan.

Contoh:

“Saya beri hadiah untuk diri saya sendiri selama

masa istirahat belajar, seperti menonton televisi”

“Saya berpikir tentang kegagalan, dan hal itu

membuat saya ingin berusaha”

8. Rehearsing and memorizing

Usaha siswa atas prakarsa sendiri untuk menghafal

materi pelajaran.

Contoh:

“Saya tuliskan semua poin penting berulang-ulang

hingga saya hafal”

“Saya kerjakan contoh soal yang sejenis sebanyak-

Page 39: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

banyaknya sehingga saya akan ingat bagaimana

mengerjakan soal yang serupa dalam tes”

9 – 11 Seeking social assistance

Usaha siswa dengan prakarsa sendiri untuk meminta

pertolongan dari teman (9), guru (10), dan orang

dewasa (11).

Contoh:

(9)“Saya mendiskusikan tugas dengan teman”

(10)“Jika saya kesulitan dalam memahami suatu

pelajaran, saya akan mengatur pertemuan dengan

guru usai sekolah”

(11)“Saya minta ayah saya untuk menjelaskan cara

mengerjakannya

12 – 14 Reviewing records Usaha siswa atas prakarsa sendiri untuk membaca

kembali catatan (12), tes (13), atau buku (14).

Contoh:

(12)“Saya buka kembali semua catatan saya tentang

topik tersebut”

(13)“Saya buka kembali semua tugas dan tes yang

telah saya kerjakan”

(14)“Saya baca buku pelajaran itu beberapa kali”

Tujuan dari tiap-tiap strategi tersebut adalah untuk meningkatkan pengaturan

diri dari (a) fungsi-fungsi personal mereka, (b) performansi behavioral akademis,

dan (c) lingkungan belajar. Sebagai contoh, strategi organizing dan transforming,

rehearsing dan memorizing, dan goal setting dan planing memfokuskan pada

pengoptimalisasian pengaturan personal. Strategi seperti evaluasi diri dan self-

consequences di desain untuk meningkatkan fungsi-fungsi behavioral. Strategi

penstrukturan lingkungan, mencari informasi, mereview, dan mencari bantuan

dimaksudkan untuk mengoptimalisasikan lingkungan belajar seseorang.

d. Model Self-Regulated Learning

Model-model self-regulated learning mendeskripsikan bagaimana proses

pembelajaran memilik keterampilan-keterampilan yang digunakan untuk belajar dan

bagaimana mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Phil Winne dan

Page 40: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Allyson Hadwin (dalam Anita Woolfolk, 2009:132) mengembangkan salah satu

model self-regulated learning tersebut.

Tabel 2

Siklus Self-Regulated Learning

Menganalisa Tugas Fitur-fitur tugas:

Tugas itu tentang apa?

Sumber daya apa saja yang tersedia?

Apa standar untuk kesuksesanya?

Fitur-fitur personal:

Pengetahuan apa yang dapat saya terapkan?

Apa interes/makna tugas itu?

Bagaimana efikasi-diri saya?

Meregulasi Pembelajaran Metacognitive monitoring

Metacognitive control

Menetapkan Tujuan Apa orientasi tugas belajar saya?

Konsekuensi apa yang menyertai hasilnya?

Usaha apa yang dibutuhkan?

Menyusun Rencana Apakah sebelumnya saya pernah berpartisipasi dalam tugas yang

serupa?

Apa langkah untuk menyelesaikan tugas itu?

Keterampilan-keterampilan belajar apa yang akan berguna?

Apakah akan ada umpan balik selama pekerjaan berjalan?

Menerapkan Taktik dan Strategi Mengambil kembali pengetahuan yang sebelumnya sudah ada dari

ingatan

Memeriksa informasi yang ada

Menerapkan objek operasi-operasi kognitif

Memantau produk

Mengelola muatan kognitif

Model self-regulated learning dalam gambar di atas didasarkan pada

pendapat bahwa model pembelajaran adalah agents. Agency adalah kapasitas untuk

mengkoordinasikan berbagai keterampilan belajar, motivasi dan emosi untuk

mencapai tujuan. Self-regulated learning menerapkan agency ketika mereka terlibat

dalam siklus empat tahap utama: menganalisa tugas, menetapkan tujuan dan

merancang rencana, terlibat dalam pembelajaran, dan menyesuaikan pendekatan

pembelajaran. Keempat siklus tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 41: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

1) Menganalisa tugas pembelajaran

Secara umum dalam tahapan ini, pembelajar memeriksa informasi apapun

yang mereka anggap releven untuk mengkontruksikan sense tentang seperti

apakah tugasnya, sumber daya apa yang harus dimiliki, dan bagaimana

perasaanya tentang tugas yang akan dikerjakannya.

2) Menetapkan tujuan dan menyusun rencana

Mengetahui kondisi-kondisi yang mempengaruhi hasil kerja memberikan

informasi yang digunakan oleh pembelajar untuk menetapkan tujuan belajar.

Setelah iu rencana tentang bagaimana cara mencapai tujuan itu dapat

dikembangkan. Memilih atau menetapkan tujuan mempengaruhi bentuk

rencana pembelajaran untuk bagaimana cara belajar.

3) Menetapkan taktik dan strategi untuk menyelesaikan tugas

Self-regulated learners sangat siaga selama tahap ini karena mereka selalu

memantau seberapa baikkah rencananya berjalan.

4) Meregulasi pembelajaran

Dalam tahap self-regulated learning ini, pembelajar mengambil keputusan

tentang apakah perlu dilakukan perubahan pada ketiga tahap sebelumnya.

Sebagai contoh, apabila pembelajaran lamban, apakah pembelajar harus

belajar bersama siswa lain, lalu apakah siswa perlu mereview beberapa

materi sebelumnya yang merupakan pondasi terhadap materi yang saat ini

sedang dipelajari.

Page 42: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Anita Woolfolk (2009:142) menjelaskan, “dalam self-regulated learning,

guru seharusnya melibatkan siswa dalam tugas-tugas yang bermakna dan kompleks

yang membutuhkan waktu lama. Memberi mereka kontrol atas proses dan produk

belajarnya, sehingga siswa dapat membuat pilihan-pilihan. Melibatkan siswa dalam

menetapkan kriteria untuk mengevaluasi proses dan produk pembelajarannya, lalu

memberi mereka kesempatan untuk menilai kemajuan dengan menggunakan standar

tersebut. Terakhir, guru memberikan dorongan kepada siswa untuk bekerja secara

kolaboratif dan mencari umpan balik sesaman teman”.

e. Fase Self-Regulated Learning

Pintrich (dalam Maria Carmen Gonzalez Torres, 5:2004) mengembangkan

kerangka teoritis, mengklasifikasikan dan menganalisis terhadap self-regulated

learning kemudian membaginya ke dalam empat fase antara lain dijelaskan dalam

tabel berikut.

Tabel 3

Phasaes y areas for self-regulated learning

Forethought planing and activation Phase Cognition Motivation/Affect Behaviour Context

Forethought

planing and

activation

Target goal setting

prio content know

ledge activation

metecognitive

knowledge

activation

Goal orientation

adoption

Efficacy judgements

Ease of learning

judgements (EOLs);

peceptions of task

difficulty

Task value ctivation

interest activation

(time and effort

planning)

(planing for self-

observations of

behavior)

(perseptions of

task)

(perceptions of

context)

monitoring Metacognitive

awareness and

monitoring of

cognition (FOKs,

JOLs)

Awareness and

monitoring of

motivation and

affect

Awareness and

monitoring of

effort, time use,

need for help

Self observation of

behavior

Monitoring

changing task

contex condition

Control Selection and

adaptation of

cognitive strategies

Selection and

adaptation of

strategies for

Increase/ decrease

effort

Persist give up

Change or

renegotiate task

Change of leave

Page 43: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

for learning,

thinking

managing

motivation and

affect.

Help-seeking

behaviour

context

Reaction and

reflection

Cognitive

judgement

attributions

Affective reactions

attributions

Behaviour choice Evaluation of task

Evaluation of

context

Secara ringkas, model Pintrich ditawarkan sebagai kerangka kerja, yang

secara umum digunakan untuk menganalisis secara rinci terhadap kemampuan

kognitif siswa yang berbeda, motivasi proses afektif, perilaku dan kontekstual yang

mempromosikan self-regulated learning. Seperti pada model pembelajaran baru

yang berdasarkan perspektif sosiokontrutivisme, seperti masyarakat belajar, dan

pembelajar dalam kelas berpusat, dalam model ini dicatat siswa utamanya bisa

melakukan sesuatu untuk mengubah dan memodifikasi pemahaman mereka,

sehingga aspek ini harus dianggap sebagai pertanyaan penting dalam pembelajaran

self-regulated learning

Seperti dapat dilihat pada tabel tersebut bahwa tahapan self-regulated

learning oleh Pintrich dibagi kedalam empat tahapan, tahapan tersebut antara lain:

1) Fase Perencanaan, dimana kita menemukan kegiatan penting seperti: penetapan

tujuan yang diinginkan atau tujuan spesifik yang dicari setelah disesuaikan

dengan tugas (tujuan yang ditetapkan), aktivasi pengetahuan sebelumnya

tentang materi dan pengetahuan metakognitif (mengakui kesulitan melibatkan

dalam tugas yang berbeda, mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang

dibutuhkan untuk mengatasi tugas-tugas tersebut, pengetahuan tentang sumber

daya dan strategi yang dapat membantu dalam menangani tugas, dll.). Tahapan

ini adalah dalam (area kognitif), pengaktifan keyakinan motivasi, kemudian

(motivasi/daerah afektif); perencanaan waktu dan usaha yang akan digunakan

Page 44: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

dalam tugas-tugas, sedangkan (area perilaku) aktivasi dan persepsi tentang tugas

dan konteks kelas.

2) Fase Self-Monitoring, dalam fase ini kita menemukan kegiatan-kegiatan yang

membantu siswa menjadi sadar akan kognisi, motivasi, emosi, penggunaan

waktu dan usaha, serta kondisi tugas dan konteksnya. sebagai contoh, aktivitas

mereka yang berkaitan dengan pengamatan terhadap pemahaman diri (kesadaran

metakognitif). Kegiatan ini nyata ketika siswa menyadari bahwa mereka tidak

memahami sesuatu yang mereka baru saja membaca atau mendengar, ketika

mereka menyadari bahwa mereka membaca terlalu cepat untuk tipe dari bacaan

yang rumit atau untuk tujuan yang telah ditetapkan (pemahaman utama tentang

ide), atau ketika mereka aktif mengamati untuk memahami bacaan mereka

sendiri, bertanya pada diri sendiri pertanyaan untuk melihat keduanya. Penilaian

para siswa dimasukkan ke dalam kegiatan bermain dalam rangka untuk

menyadari pola motivasi mereka (apakah mereka merasa berkompeten untuk

melaksanakan tugas, apakah mereka menghargai mereka, atau apa pedoman dan

usaha untuk memahami bagian ini), serta karakteristik tugas dan konteks kelas

(aturan apa yang ada dalam kelas, bagaimana kinerja akan dievaluasi,

persyaratan tugas, sistem penghargaan dan sanksi , perilaku guru, dll.).

3) Fase Pengendalian, mengingat hasil dari fase sebelumnya, aktivitas

pengendalian yang dimasukkan ke dalam pembelajaran ini, meliputi

pemanfaatan dan pemilihan strategi untuk kontrol pikiran mereka (penggunaan

strategi kognitif dan metakognitif), motivasi dan emosi (strategi motivasi dan

strategi pengendalian emosi), serta yang terkait untuk mengatur waktu dan

Page 45: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

upaya untuk mengendalikan tugas akademik yang beragam, dan pengendalian

suasana dan struktur kelas.

4) Fase Refleksi, meliputi penilaian dan evaluasi bahwa siswa membuat

pelaksanaan tugas yang berhubungan, membandingkannya dengan kriteria yang

ditetapkan sebelumnya (baik dirinya pribadi atau guru); atribusi yang dibuat

mengenai penyebab dari keberhasilan atau kegagalan; reaksi afektif karena

pengalaman yang hasil, sebagai konsekuensi dari atribusi yang dibuat; pilihan

perilaku yang harus diikuti di masa depan serta penilaian umum tentang tugas

dan lingkungan kelas.

Dalam teori kognitif sosial, faktor-faktor internal maupun eksternal dianggap

penting. Peristiwa di lingkungan, faktor-faktor personal dan perilaku dilihat saling

berinteraksi dalam proses pembelajaran. Faktor-faktor personal (keyakinan,

ekspektasim sikap dan pengetahuan), lingkungan fisik dan sosial (sumber daya,

konsekuensi orang lain) semuanya akan saling mempengaruhi dan dipengaruhi.

Bandura (dalam Anita Woolfolk, 2009:125) menyebut interaksi kekuatan-kekuatan

ini sebagai reciprocal determinism (determinisme resiprokal).

Dalam proses pembelajaran self-regulated learning, pemantauan diri dan

evaluasi diri akan menjadi kunci bagi self-regulated learning. Guru dapat membantu

siswa mengembangkan SLR dengan melibatkan mereka dalam menetapkan kriteria

untuk mengevaluasi proses dan produk belajarnya.

f. Kelebihan dan Kekurangan Self-Regulated Learning

Penggunaan teknik self-regulated learning dalam pembelajaran baik bagi

pengajar dan siswa. Elizabeth A. Jordon, Marian J. Poratt (2006:8) menjelaskan

Page 46: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

“self-regulated learning includes effective strategies for learning, reflection on

one’s own thinking and learning (metacognition), and motivation and engagement

with school tasks”. (pembelajaran regulasi-diri merupakan bagian dari strategi yang

efektif untuk belajar, merefleksi pada satu cara berpikir dan belajar (metakognisi),

memotivasi dan melibatkan tugas-tugas di sekolah). Anita Woolfolk (2009:130)

juga menjelaskan bahwa “self-regulated learner memiliki kombinasi keterampilan

belajar akademik dan pengendalian diri yang membuat pembelajarannya terasa lebih

mudah, sehingga mereka lebih termotivasi”.

Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan self-regulated

learning akan membawa dampak yang positif untuk menemukan cara atau strategi

yang efektif dalam belajar, sebagai contoh, pebelajar tahu gaya pembelajaran yang

lebih disukai (apa yang mudah dan sulit, bagaimana cara mengatasi bagian-bagian

yang sulit, apa minat dan bakatnya, dan bagaimana cara memanfaatkan

kekuatannya). Self-regulated learner akan mentranformasikan kemampuan-

kemampuan mental mereka, apa pun itu menjadi keterampilan-keterampilan dan

strategi-strategi akademik.

Untuk pengajar, penggunaan self-regulated learning dalam belajar akan

memberikan dampak positif dalam pembelajaran. Dengan menggunakan

pembelajaran ini, proses belajar akan menjadi lebih terarah karena tidak semata-

mata hanya guru yang merencanakan pembelajaran, tetapi siswa turut serta dalam

merencanakan strategi belajar yang akan merekan gunakan. Guru dapat membantu

siswa mengembangkan SLR dengan melibatkan mereka dalam menetapkan kriteria

untuk mengevaluasi proses dan produk belajarnya. Guru juga dapat memberikan

Page 47: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

perhatian personal lebih baik sehingga turut serta mengetahui kesulitan-kesulitan

apa yang dihadapi tiap siswa dalam pembelajaran.

Selain kelebihan self-regulated learning tersebut di atas, penggunaan self-

regulated learning juga memiliki kekurangan. Guru ataupun keluarga yang kurang

memberikan perhatian personal bagi siswa akan membuat pembelajaran ini menjadi

tidak bermakna. Modeling, memberi dorongan, memfasilitasi dan memberikan

reward merupakan beberapa hal yang dapat mendukung self-regulated learning.

3. Cooperative Learning

a. Pengertian Cooperative Learning

Dalam proses belajar mengajar, siswa perlu dilatih untuk bekerjasama

dengan rekan-rekan sebayanya. Ada kegiatan belajar tertentu yang akan lebih

berhasil jika dikerjakan secara bersama-sama, misalnya dalam bentuk kerja

kelompok. Pembelajaran yang mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama

dan kolaborasi ini dikenal dengan pembelajaran kooperatif. Slavin (2008:4)

menyatakan bahwa “Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode

pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk saling

membantu satu sama lainnya untuk mempelajari materi pelajaran”. Senada dengan

hal tersebut Sugianto (2009:37) menjelaskan “pembelajaran kooperatif (Cooperative

Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan

kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar

untuk mencapai tujuan belajar”, Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi (2010:67)

menjelaskan Cooperative learning sebagai “model pengajaran dimana siswa belajar

Page 48: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda”,

sedangkan Anita Woolfolk (2009:269) menjelaskan Cooperative learning sebagai

“penataan pada siswa yang bekerja dikelompok kemampuan campuran dan diberi

reward berdasarkan kesuksesan kelompok”. Senada dengan hal tersebut, Slavin

(1995:2) menjelaskan bahwa:

Cooperative leaning refers to a variety of teaching methods in which students

work in small groups to help one another learn academic content. In

cooperative classrooms, student are expected to help each other, to discuss

and argue with each onther, to asses each other’s current knowledge and fill

in gaps in each other’s understanding.

(Pembelajaran kooperatif merujuk pada suatu ragam metode pembelajaran dimana

siswa belajar dalam suatu kelompok kecil untuk dapat membantu siswa yang lain

mempelajari isi pembelajaran. Dalam ruang-ruang kelas pembelajaran kooperatif,

para siswa diharapkan dapat saling menolong, untuk berdiskusi dan berargumentasi,

untuk saling menerima aliran pengetahuan dan saling mengisi kesenjangan

pemahaman).

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan tidak semata-mata untuk

mencapai hasil belajar akademik, namun juga efektif untuk mengembangkan

keterampilan sosial siswa. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan Sofan Amri

dan Iif Khoiru Ahmadi (2010:67) bahwa “disamping model pembelajaran kooperatif

dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran

kooperatif juga efektif mengembangkan keterampilan sosial siswa”. Lebih lanjut

Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi (2010:68) menjelaskan bahwa “tujuan penting

lain dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa

keterampilan kerjasama dan kolaborasi”.

Page 49: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode pembelajaran dimana siswa

belajar dalam kelompok kecil yang memiliki kemampuan yang berbeda dan

membantu siswa yang lain dalam mempelajari isi pelajaran.

b. Sintaks Pembelajaran Cooperative Learning

Arends (1998:313) menjelaskan enam sintaks dalam cooperative learning.

Tabel 4

Syntax of the cooperative learning model

Phases Teacher Behavior

Phase 1 : Present goals and set Teacher goes over objectives for the lesson and

establishes learning set.

Phase 2 : Present information Teacher presents information to students either

verbally or with text.

Phase 3 : Organize students into learning teams Teacher explains to students how to form

learning teams and helps groups make efficient

transition,

Phase 4 : Assist team work and study Teacher assists learning teams as they do their

work.

Phase 5 : Test on the materials Teacher tests knowledge of learning materials, or

groups present results of their work.

Phase 6 : Provide recognition Teacher finds ways to recognize both individual

and group effort and achievement.

Dalam tabel tersebut dijelaskan bahwa sintaksis model cooperative learning

dibagi ke dalam 6 fase yang dapat dilakukan guru dalam mempengaruhi proses

belajar, antara lain:

1) Fase pertama, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai dan memotivasi siswa untuk belajar.

Page 50: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

2) Fase kedua, guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan

demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

3) Fase ketiga, guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar

dan membantu siswa melakukan transisi secara efisien.

4) Fase keempat, guru membimbing kelompok belajar pada saat mereka

mengerjakan tugas.

5) Fase kelima, guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah

dipelajari atau meminta masing-masing kelompok mempresentasikan

hasil tugas mereka.

6) Fase keenam, guru memberikan penghargaan atas hasil belajar individu

dan kelompok.

c. Bentuk-Bentuk Cooperative Learning

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang dapat

diterapkan. Isjoni (2009:73) dalam pembelajaran kooperatif, membagi sedikitnya

enam bentuk pembelajaran kooperatif antara lain: 1) Student Team Achievement

Division (STAD), 2) Jigsaw, 3) Teams Games-Tournament, 4) Group Investigation,

5) Rotating Trio Exchange, dan 6) Group Resume. Sementara itu Arends (1995)

dalam bukunya Learning to Teach, dan Sugiyanto (2009) dalam bukunya Model-

Model Pembelajaran Inovatif, membagi cooperative larning ke dalam 4 bentuk

antara lain, 1) Student Team Achievement Division (STAD), 2) Jigsaw, 3) Group

Investigation, dan The Struktural Approach (Metode Struktural).

Page 51: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Dalam penelitian ini, model cooperative learning yang digunakan adalah

dengan pendekatan Student Team Achievement Division (STAD). Dalam Student

Team Achievement Division (STAD) siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari

empat orang anggota belajar yang terdiri dari berbagai tingkat kemampuan, jenis

kelamin maupun etnis. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan Slavin (1995:5)

dalam cooperative learning bahwa “in STAD, students are assigned to four-member

learning teams that are mixed in performance level, gender , and ethnicity”.

Student Team Achievement Division (STAD) ini dikembangkan oleh Robert

Slavin dan kawan-kawan dari universitas John Hopkins (Sugiyanto, 2009:44) dan

merupakan bentuk yang paling sederhana dan paling banyak dikembangkan dan

merupakan model yang paling baik bagi guru pemula yang baru memulai

menggunakan pendekatan kooperatif.

Dalam pembelajaran STAD, Slavin (1995:5) menjelaskan bahwa “The

teacher presents a lesson, and than students work within their teams to make sure all

team members have mastered the lesson. Then, all students take individual quizzes in

the material, at which time they may not help one another”. (Guru menyajikan

pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan semua

anggota tim telah menguasai pelajaran. Kemudian, semua siswa diberikan kuis

individu dalam materi yang disampaikan, dan pada saat itu mereka tidak dapat

membantu satu lain).

Page 52: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

d. Prosedur Cooperative Learning Model STAD

Slavin (1995:71) menjelaskan bahwa “STAD consists of five major

components-class presentation, teams, quizzes, individual improvement score, and

teams recognition”. (STAD terdiri dari lima komponen kelas utama yaitu presentasi,

tim, kuis, skor perbaikan individu, dan pengakuan tim).

Secara sederhana, lima komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Presentasi kelas, pada komponen ini, materi dalam STAD diperkenalkan

dalam kelas oleh guru. Selanjutnya guru memberikan materi dan menjelaskan

konsep-konsep dan keterampilan yang harus dikuasai dengan berbagai

sumber belajar.

2) Tim, dalam kegiatan belajar di kelas, guru membagi kelas dalam kelompok

heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa.

3) Kuis, setelah siswa bekerja dalam kelompok, setiap siswa akan mengerjakan

kuis secara individu dan para siswa tidak diperbolehkan untuk saling

membantu dalam mengerjakan kuis.

4) Skor perbaikan individu, pemberian evaluasi secara individu mempunyai

tujuan untuk membandingkan skor yang diperoleh dengan tes dengan skor

awal yang dimiliki siswa.

5) Pengakuan tim, setelah siswa memperoleh skor, maka tim akan mendapatkan

suatu bentuk penghargaan apabila skor rata-rata mereka mencapai criteria

tertentu.

Page 53: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

e. Kelebihan dan Kekurangan Cooperative Learning Model STAD

Penggunaan Cooperative Learning Model STAD dalam belajar dapat

membantu siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Anita Woolfolk

(2009:257) menjelaskan bahwa “para teoritis pemrosesan informasi menunjuk

pentingnya diskusi kelompok dalam membantu para partisipannya berlatih,

mengelaborasi, dan memperluas pengetahuannya”. Dalam STAD peran siswa yang

aktif akan mendorong dan memberikan semangat kepada siswa yang lain untuk

sama-sama berhasil, dan memberikan bantuan dalam belajar sehingga berhasil dalam

pembelajaran.

Cooperative learning selalu memperoleh manfaat dari perencanaan yang

seksama, tetapi kadang-kadang memasukan siswa dengan kebutuhan khusus

membutuhkan perhatian ekstra pada tahap perencanaan dan persiapan. Anderson,

Holland, Paliscar, 1997; Cohen, 1986; Marry McCalsin dan Tom Good, 1996 (dalam

Anita Woolfolk, 2009:258) mendaftar ketidakuntungan dalam coperative learning

antara lain:

Siswa sering lebih menganggap penting proses dan prosedur daripada

pembelajarannya. Kecepatan dan selesai lebih awal lebih

dikedepankan ketimbang thoughtfulness (pemikiran yang mendalam)

dan pembelajaran.

Alih-alih menantang dan mengkoreksi miskonsepsi, siswa

mendukung dan memperkuat pemahaman yang keliru.

Bersosialisasi dan hubungan interpersonal lebih dianggap penting

daripada belajar.

Siswa mungkin hanya memindahkan ketergantungan dari guru ke

“pakar” di kelompoknya. Pembelajarannya masih tetap pasif dan apa

yang dipelajari bisa jadi keliru.

Page 54: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Kesulitan lain akan muncul ketika siswa yang memiliki disabilitas dalam

belajar sering kali mengalami masalah dengan hubungan sosial, dan cooperative

learning bukan merupakan ide yang baik untuk menempatkan mereka dalam situasi

yang debagian besar akan ditolak. Jadi jika siswa belajar dalam konsep-konsep baru

dan sulit dipahami, cooperative learning mungkin bukan pilihan terbaik bagi

siswadengan disabilitas belajar.

4. Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar, motivasi memberikan peranan yang sangat penting

dalam keberhasilan dalam belajar. Penggunaan model pembelajaran yang baik

sekalipun tanpa adanya motivasi belajar menjadikan kegiatan belajar menjadi kurang

bermakna. Elliot, Kratochwill, Littlrfield Cook, dan Travers (2000:332)

menjelaskan:

Motivation is defined as an internal state that arouses us to action, pushes

us in particular direction, and keeps us engaged in certain activities.

Learning and motivation are equally essential for performance: Learning

enables us to acquire new knowledge and skills, and motivation provides the

impetus for showing what we have learned. In general, more-motivated

people achieve at higher levels. motivation is are important psychological

construct that affects learning and performance in at least four ways:

1) Motivation increases an individual’s energy and activity level. It

influences the extent to which an individual is likely to engage in a

certain activity intensively or half-heartedly.

2) Motivation directs an individual toward certain goals. Motivation affects

choices people make and the results they find rewarding.

3) Motivation promotes initiations of certain activities and persistence in

those activities. It increases the likelihood that people will begin

something on their own, persist in the face of difficulty, and resume a task

after a temporary interruption.

Page 55: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

4) Motivation affects the learning strategies and cognitive processes an

individual employs. It increases the likelihood that people will pay

attention to something, study and practice it, and try to learn it in a

meaningful fashion. It also increases the likelihood that they will seek

help when they encounter difficulty.

(Motivasi didefinisikan sebagai keadaan internal yang membangkitkan kita untuk

bertindak, mendorong kita ke arah tertentu, dan membuat kita terlibat dalam

kegiatan-kegiatan tertentu. Motivasi dan belajar sama-sama penting untuk sebuah

kinerja: Belajar memungkinkan kita untuk memperoleh pengetahuan baru dan

keterampilan, dan motivasi memberikan dorongan untuk menunjukkan apa yang

telah kita pelajari. Secara umum, semakin banyak orang termotivasi akan mencapai

pada tingkat yang lebih tinggi. Setidaknya ada empat cara motivasi yang penting

dalam membangun keadaan psikologis yang mempengaruhi belajar dan kinerja:

1) Motivasi meningkatkan energi individu dan tingkat aktivitas. Ini

mempengaruhi sejauh mana individu kemungkinan akan terlibat dalam

aktivitas tertentu dengan intensif atau setengah hati.

2) Motivasi mengarahkan individu menuju tujuan-tujuan tertentu. Motivasi

mempengaruhi pilihan orang membuat dan hasil yang mereka temukan

bermanfaat.

3) Motivasi inisiasi mempromosikan aktivitas tertentu dan ketekunan dalam

kegiatan tersebut. Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa orang akan

memulai sesuatu dari mereka sendiri, bertahan dalam menghadapi

kesulitan, dan melanjutkan tugas setelah gangguan sementara.

4) Motivasi mempengaruhi strategi pembelajaran dan mempekerjakan

proses kognitif individu. Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa

Page 56: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

orang akan memperhatikan sesuatu, belajar dan berlatih, dan mencoba

untuk belajar dengan cara yang bermakna. Hal ini juga meningkatkan

kemungkinan bahwa mereka akan mencari bantuan ketika mereka

menghadapi kesulitan).

Anita Woolfolk (2009:186) mendefinisikan motivasi sebagai “keadaan

internal yang membangkitkan, mengarahkan dan mempertahankan perilaku”. Mc.

Donald yang dikutip oleh Sardiman A.M (2006: 73) juga menjelaskan “motivasi

adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya feeling dan

didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. Haris Mudjiman (2006:37)

lebih lanjut menjelaskan “motivasi belajar adalah kekuatan pendorong dan pengarah

perbuatan belajar”.

Anita Woolfolk (2009:188) kemudian menjelaskan tentang salah satu

perbedaan klasik dalam motivasi adalah antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

1) Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah kecenderungan alamiah untuk mencari dan

menaklukkan tantangan ketika kita mengejar kepentingan pribadi dan

menerapkan kapabilitas mencari dan menaklukkan tantangan ketika kita

mengejar kepentingan pribadi dan menerapkan kapabilitasnya.

2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik didasarkan pada faktor-faktor yang yang berhubungan

dengan kegiatan itu sendiri. Kita tidak benar-benar tertarik dengan kegiatan

itu demi kegiatan itu; kita hanya peduki dengan apa yang kita dapatkan

darinya.

Page 57: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Elliot, Kratochwill, Littlrfield Cook, dan Travers (2000:333) lebih lanjut

menjelaskan:

Intrinsic or internally oriented motivation means that students themselves

demonstrate the desire to learn without the need for external inducements.

Obviously, this is an ideal state of intrinsic motivation, however, can be

elusive for some students. Consequently, marks, prize, and other tangible

rewards have been used to influence some students behavior. If students

respond to these externally controlled inducements, they are said to be

extrinsically motivated.

(Motivasi intrinsik atau berorientasi internal berarti bahwa siswa itu sendiri

menunjukkan keinginan untuk belajar tanpa membutuhkan bujukan eksternal. Jelas,

ini merupakan kondisi ideal dari motivasi intrinsik, meskipun bisa sulit bagi

beberapa siswa. Akibatnya, tanda, hadiah, dan penghargaan berwujud lainnya telah

digunakan untuk mempengaruhi beberapa perilaku siswa. Jika siswa menanggapi

bujukan eksternal yang dikendalikan, mereka dikatakan termotivasi ekstrinsik).

Perbedaan mendasar antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik seseorang

adalah alasan orang itu itu untuk bertindak, artinya apakah letak penyebab tindakan

itu berada di dalam atau di luar dirinya. Kebanyakan motivasi memiliki kedua

elemen tersebut. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik mungkin merupakan dua

kecenderungan yang independen, yang keduanya dapat beroperasi secara bersama-

sama dalam situasi tertentu.

Anita Woolfolk (2009:192) lebih lanjut menyatakan bahwa kaum behavioris

cenderung menekankan motivasi ekstrinsik yang disebabkan oleh insentif, reward

dan hukuman. Pandangan humanistik menekankan motivasi intrinsik yang tercipta

oleh kebutuhan akan pertumbuhan pribadi, fulfillment, dan self-determination.

Pandangan kognitif menekankan pada pencari makna, pemahaman, kompetensi,

Page 58: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

kekuatan atribusi, dan interpretasi individual. Pandangan sosiokultural menekankan

legitimate peripheral participation dan identitas dalam masyarakat.

Tabel 5

Empat pandangan tentang motivasi

Behavioral Humanistik Kognitif Sosiokultural

Sumber Motivasi Ektrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik

Pengaruh Penting Reinforcer,

reward, Insentif, dan Punisher

Kebutuhan akan

self-esteem, self fulfillment dan

self-

determination

Keyakinan,

atribusi untuk sukses dan

kegagalan,

ekspektasi

Partisipasi dalam masyarakat

pembelajara, mempertahankan identitas

melalui partisipasi dalam

berbagai kegiatan kelompok

Teori Kunci Skinner Maslow Deci

Weiner Graham

Lave Wenger

Oemar Hamalik (2003: 154) mendefinisikan belajar sebagai ”perubahan

tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman”. Belajar dalam hal

ini harus dilakukan dengan sengaja, direncanakan sebelumnya dengan struktur

tertentu, sehingga proses belajar dan hasil yang dicapai dapat dikontrol secara

cermat.

Arden N.Frandsen yang dikutip oleh Sardiman A.M (2006:46) menyatakan

ada beberapa hal yang mendorong seseorang untuk belajar, yakni:

1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.

2) Adanya sifat yang kreatif pada orang yang belajar dan adanya

keinginan untuk selalu maju

3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan

teman-temannya

4) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan

usaha yang baru, baik dengan kooperasi mupun kompetisi

5) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai

pelajaran

6) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar

Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar

adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi

sebagai hasil dan praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan

Page 59: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

untuk mencapai tujuan tertentu. Hamzah B Uno (2007:23 ) menjelaskan bahwaa

“hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa

yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tinglah laku, pada umumnya

dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung”. Lebih lanjut Hamzah B

Uno menjelaskan bahwa “indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan kedalam

beberapa hal, antara lain: “(1) adanya hasrat dan keinginan berhasil, (2) adanya

dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan,

(4) adanya penghargaan dalam belajar, (5) adanya kegiatan yangmenarik dalam

belajar, (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan

seorang siswa dapat belajar dengan baik”

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar

adalah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menggerakan dirinya

untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan yang dilakukan

secara sadar yang dilakukan melalui latihan dan pengalamannya untuk menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai

sikap.

5. Prestasi Belajar Ekonomi

Prestasi belajar merupakan hal penting yang nantinya akan digunakan untuk

mengetahui sejauh mana proses belajar mengajar itu tercapai. Prestasi belajar yang

dicapai merupakan hasil dari proses yang telah dilakukan. Crowl, Sally, Podell

(1997:2) menjelaskan bahwa “Learning refers to changes in individual due

experience” (Pembelajaran mengaju untuk mengubah individu melalui pengalaman).

Page 60: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Dengan adanya pengalaman tersebut akan memperlihatkan kemampuan dan tingkat

penguasaan materi pembelajaran.

a. Konsep Penilaian

Elliot, Kratochwill, Littlrfield Cook, Travers (2000:421) mendefinisikan

tentang penilaian yaitu, “assesment is the process of gathering information about

student’s abilities and using such information to make decisions about the student

and future intruction.” (Penilaian adalah proses pengumpulan informasi mengenai

kemampuan siswa, dan menggunakan informasi tersebut untuk membuat keputusan

terhadap siswa dan pengajaran yang akan datang). Senada dengan hal tersebut Linn

dan Miller (dalam Anita Woolfolk, 2009:413) menjelaskan bahwa “asesmen bisa

berupa satu atau banyak prosedur yang digunakan untuk mendapatka informasi

tentang kinerja siswa. Asesmen dapat bersifat formal, misalnya tes unit, atau

informal, seperti mengobservasi siapa yang memimpin dalam kerja kelompok”.

Mimin Haryati (2007: 13) menjelaskan bahwa dalam konsep penilaian,

terdapat empat macam istilah yang sering digunakan untuk mengetahui keberhasilan

belajar dari peserta didik yaitu pengukuran, pengujian, penilaian dan evaluasi. Dari

keempat istilah tersebut seringkali masih disamakan, padahal keempat istilah

tersebut memiliki pengertian yang berbeda.

Kegiatan ini merupakan suatu proses kegiatan yang bersifat hirarkis yang

dilakukan secara berurutan dan berjenjang yang dimulai dari proses pengukuran

kemudian penilaian dan yang terakhir adalah evaluasi, sedangkan proses pengujian

merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian.

Page 61: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

1) Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha

memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta

didik telah mencapai karakteristik tertentu. Pengukuran akan sangat berkaitan

erat dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif.

2) Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dengan menggunakan

alat untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta

didik atau informasi tentang ketercapaian kompetensi peserta didik. Proses

penilaian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil

atau prestasi belajar peserta didik.

3) Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program

yang direncanakan telah tercapai atau belum, sehingga evaluasi akan

berhubungan erat dengan keputusan nilai (value judgement).

Linn dan Groundlund (2000:31) menjelaskan bahwa:

The term assessment, test and measurement are easily confused because all

may be involved in a single process. Assessment is a general term that

includes the full range of procesures used to gain information about student

learning (observatioans, ratings of performances or projects, paper-and-

pencil tests) and formation of value judgments concerring learning progress.

A test is a particular type of assessment that typically consists of a set of

questions for all students. We sometimes speak of testing and assessment

together even though tests are a specific type of assessment. When used in

this way, assessment emphasizes the broader array of performance and

projects that might not be sults of a test or other type of assessment

according to a specific rule (e.g, counting correct answers or awarding

points for particular aspects of an essay.

(Kata penilaian, pengukuran dan evaluasi sesunggunya merupakan hal yang

membingungkan karena semua mungkin terlibat dalam suatu proses tunggal.

Penilaian adalah istilah umum yang mencakup berbagai macam prosedur yang

digunakan untuk mendapatkan informasi tentang belajar siswa (observasi, penilaian

Page 62: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

kinerja atau proyek, kertas-dan-pensil tes) dan pembentukan pertimbangan nilai

tentang kemajuan belajar. Tes adalah suatu jenis penilaian yang biasanya terdiri dari

serangkaian pertanyaan untuk semua siswa. Kita kadang-kadang berbicara tentang

pengujian dan penilaian bersama-sama meskipun tes adalah jenis penilaian tertentu.

Ketika digunakan dengan cara ini, penilaian menekankan penyusunan yang lebih

luas terhadap kinerja dan proyek-proyek yang mungkin tidak menggunakan uji atau

jenis penilaian menurut aturan tertentu (misalnya, menghitung jawaban benar atau

pemberian poin untuk aspek-aspek tertentu dari esai).

Linn & Groundlund (2000:31) lebih lanjut juga menjelaskan bahwa

”assessment is much more comprehensive and inclusive term than measurement or

testing”. (penilaian jauh lebih komprehensif dan inklusif panjang daripada

pengukuran atau pengujian).

Linn & Groundlund (2000:37) selanjutnya membagi jenis dan prosedur

penilaian kedalam beberapa bagian.

Tabel. 6

Basic for

clasification

Type of

assessment

Function of the asessment Illustrative instruments

Nature of

assessment

Maximum

performance

Typical

performance

Determines what individuals

can do when performing at their

best.

Determines what individuals

will do under natural

conditions.

Aptitude tests, achievement tests

Attitude, interest, and personality

inventories; observational

techniques; peer appraisal

Form of

assessment

Fixed-choice

test

Complex-

performance

assessment

Efficient measurement of

knowledge and skill, indirect

indicator.

Measurement of performance in

contexts and on problems

valued in their own right.

Standarized multiple-choice test

Hands-on laboratory experiment,

projects, essays, oral

presentations.

Use in

classroom

instruction

Placement

Formative

Determines prerequisite skills,

degree of mastery of course

goals, and/or best mode of

learning.

Determines learning progress,

provides feedback to reinforce

learning, and corrects learning

Readiness tests, aptitude test,

presents on course objectives,

self-report inventories,

observational techniques.

Teacher-made tests, custom-made

tests from textbook publishers,

observational techniques.

Page 63: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Diagnostic

Summative

errors.

Determines causes (intelectual.

Physical, emotional,

environmental) of persistent

learning difficulties.

Determines end-of-course

achievement for assigning

grades or certifying mastery of

objectives.

Published diagnostic test,

teacher-made diagnostic tests,

observational techniques.

Teacher-made survey test,

performance rating scales,

product scales.

Method of

interpreting

results

Criterion

referenced

Norm

referenced

Describes student performance

according to a specified domain

of clearly defined learning tasks

(e.g., adds single-digit whole

numbers)

Describes sudent performance

accordingto relative position in

some know group (e.g., ranks

tenth in classroom group of 30).

Teacher-made test, custom-made

tests from tests publishers,

observational techniques.

Standardized aptitude and

achievement tests, teacher-made

survey tests, interest inventories,

adjusment inventories.

Dalam tabel tersebut membagi penilaian kedalam empat bentuk klasifikasi.

Tahapan tersebut antara lain:

1) Penilaian berdasarkan sifatnya, dalam penilaian ini kita dapat mengukur

kemampuan siswa dalam kondisi terbaik dalam belajar mereka maupun dalam

kondisi normal. Bentuk penilaian yang dapat digunakan dalam penilaian ini

adalah tes kemampuan, tes prestasi, sikap, minat, dan kepribadian, teknik

observasi, penilaian teman sebaya.

2) Penilaian berdasarkan bentuknya, dalam penilaian ini dapat dibedakan kedalam

penilaian standar antara lain untuk mengukur tingkat pengetahuan, kemampuan,

dan indikator lainnya dalam bentuk tes pilihan ganda. Kemudian penilaian yang

lebih komplek, yaitu penilaian dalam kontek masalah dalam diri mereka sendiri

melalui penilaian esay, lisan dsb.

3) Penilaian yang digunakan di dalam kelas, antara lain penilaian penempatan yaitu

untuk menentukan prasyarat keterampilan, tingkat penguasaan tujuan tentu saja,

dan atau mode terbaik untuk belajar. Formatif digunakan untuk menentukan

Page 64: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

kemajuan belajar, memberikan umpan balik untuk memperkuat belajar, dan

belajar memperbaiki kesalahan. Diagnoistik digunakan untuk menentukan

penyebab (intelektual. fisik, emosional, lingkungan) dari kesulitan belajar terus-

menerus. Penilaian sumatif digunakan untuk menentukan akhir-pencapaian-

kursus untuk menetapkan nilai atau sertifikasi penguasaan tujuan .

4) Metode interpretasikan hasil, antara lain kriteria referensi digunakan untuk

menjelaskan domain tertentu tentang tugas-tugas belajar, misalnya tes buatan

guru, tes dari buku. Penilaian norma merupakan penilaian yang digunakan untuk

menjelaskan kinerja siswa dalam suatu kelompok di kelas, misalnya dengan tes

bakat dan tes prestasi.

Berlakunya kurikulum tingkat satuan pendidikan mengharapkan adanya

perubahan kegiatan belajar mengajar di kelas, baik proses kegiatan pembelajaran

maupun proses penilaiannya. Pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan

menekankan pada konsep penguasaan kompetensi, maka jenis penilaian juga harus

disesuaikan dengan masing-masing kompetensi. Mimin Haryati (2007:19)

selanjutnya menunjukan dalam proses penilaian dapat dilakukan dengan langkah-

langkah:

1) Perencanaan penilaian.

2) Pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukan pencapaian

hasil belajar.

3) Pelaporan.

4) Penggunaan informasi tentang hasil belajar.

Page 65: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

b. Aspek Penilaian

Mimin Haryati (2007: 22) menjelaskan bahwa dalam kurikulum tingkat

satuan pendidikan menerapkan sistem penilaian berkelanjutan yang mencakup tiga

aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Secara eksplisit ketiga ranah ini

tidak dapat dipisahkan satu sama lain, setiap mata ajar mengandung ketiga ranah ini,

hanya penekanannya yang berbeda.

1) Penilaian Aspek Kognitif

Aspek kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berfikir

termasuk di dalamnya kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi,

menganalisis, mensintetis dan kemampuan mengevaluasi. Tujuan aspek

kognitif bertujuan pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan

intlektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan

memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan

menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari

untuk pemecahan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah

subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering

berawal dari tingkat pengetahuan sampai tingkat yang paling tinggi yaitu

evaluasi.

Bloom (dalam Sardiman, 2006: 23) membagi ranah kognitif ini

menjadi enam tingkatan, yaitu knowledge (pengetahuan), comprehension

(pemahaman), Analysis (menguraikan), evaluation (menilai) dan Aplication

(menerapkan).

Page 66: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

2) Penilaian Aspek Psikomotor

Singer (dalam Mimin Haryati, 2007: 24) menjelaskan bahwa ”mata

ajar yang termasuk kelompok mata ajar psikomotorik adalah mata ajar yang

lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi fisik”. Tidak

jauh berbeda dengan penilaian kognitif, penilaian psikomotor pun di mulai

dengan pengukuran hasil belajar. Perbedaanya adalah pengukuran hasil

belajar ranah kognitif dilakukan dengan tes tertulis, sedangkan pengukuran

hasil belajar ranah psikomotor dilakukan dengan menggunakan tes unjuk

kerja, lembar tugas atau lembar pengamatan. Bloom (dalam Sardiman, 2006:

24) hanya membagi aspek ini menjadi tiga tingkatan yaitu initianaty level,

pre-routine level dan routinized level.

3) Penilaian Aspek Afektif

Pophan (dalam Mimin Haryati, 2007: 36) mengemukakan bahwa,

”ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang, artinya ranah

afektif sangat menentukan keberhasilan seorang peserta didik untuk

mencapai ketuntasan dalam proses pembelajaran”. Seorang peserta didik

yang tidak memiliki minat atau karakter terhadap mata ajar tertentu, maka

akan mengalami kesulitan untuk mencapai ketuntasan belajar secara

maksimal, sedangkan peserta didik yang memiliki minat atau karakter

terhadap mata ajar akan membantu mencapai ketuntasan pembelajaran secara

maksimal.

Penilaian terhadap aspek afektif dapat dilakukan dengan

menggunakan angket/kuisioner, inventori dan pengamatan. Bloom (dalam

Sardiman, 2006: 23) membagi aspek afektif kedalam lima tingkatan, yaitu

Page 67: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

recieving (menerima), responding (tanggapan), valuing (menilai),

organization (organisasi) dan characterization (karakterisasi).

c. Teknik Penilaian

Dalam penilaian pada kurikulum tingkat satuan pendidikan, banyak teknik

yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar

peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar.

Teknik atau metode pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara

penilaian kemajuan dan perkembangan belajar peserta didik berdasarkan standar

kompetensi, kompetensi dasar serta pencapaian indikator yang harus dicapai. Mimin

Haryati (2007: 45) menjelaskan bahwa terdapat tujuh pendekatan atau teknik yang

dapat digunakan untuk melakukan penilaian, yaitu teknik penilaian unjuk kerja,

project work, tertulis, produk, portofolio, sikap dan penilaian diri.

1) Teknik Penilaian Unjuk Kerja

Teknik penilaian unjuk kerja merupakan proses penilaian yang

dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan suatu

hal. Teknik ini sangat cocok untuk menilai ketercapaian ketuntasan belajar

(kompetensi) yang sangat menuntut peserta didik untuk melakukan

tugas/gerak (psikomotor).

Dalam melakukan penilaian unjuk kerja harus memperhatikan hal-hal

berikut:

a). Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk

menunjukan kinerja dari suatu organisasi.

b). Kelengkapan dan ketetapan aspek yang di nilai dalam kinerja tersebut.

Page 68: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

c). Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan

tugas.

d). Upayakan kemampuan yang akan di nilai tidak terlalu banyak, sehingga

semua yang ingin di nilai dapat di amati.

e). Kemampuan yang akan di nilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan

di amati.

Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan teknik

pengamata atau observasi yang digunakan untuk menentukan tingkat

ketercapaian kemampuan tertentu dari suatu kompetensi dasar. Pengamatan

atau penilaian terhadap unjuk kerja peserta didik dapat meggunakan alat atau

instrumen berupa skala penilaian (rating scale) maupun daftar cek (chek

List). Penilaian unjuk kerja dengan menggunakan rating scale

memungkinkan seorang guru memberikan nilai tengah terhadap penguasaan

atau ketercapaian ketuntasan belajar dari suatu kompetensi, sedangkan

penilaian dengan daftar check list dapat dilakukan dengan menggunakan

lembar observasi. Lembar observasi adalah lembar yang digunakan untuk

mengobservasi gejala yang timbul dari suatu objek yang sedang diamati, dan

pada umumnya berbentuk check list (√) karena hanya berupa daftar

pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya tinggal memberi tanda check

list pada jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

2) Teknik Penilaian Projeck Work

Projeck work merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas

yang mencakup beberapa kompetensi yang harus diselesaikan oleh peserta

didik dalam periode atau waktu tertentu. Tugas tersebut dapat berupa

Page 69: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

investigasi terhadap suatu proses atau kejadian yang di mulai dari

perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan data dan

penyajian data.

Dalam melakukan penilaian projeck work harus memperhatikan hal-

hal berikut ini:

a). Kemampuan pengolahan, yaitu kemampuan peserta didik untuk memilih

topik, informasi, mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan

laporan.

b). Relevansi, yaitu kesesuaian mata pelajaran dengan mempertimbangkan

tahapan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.

c). Keaslian, yaitu proyek yang dilakukan adalah hasil karyanya, dengan

mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk, arahan serta

dukungan proyek kepada peserta didik.

Penilaian projeck work dilakukan mulai perencanaan, proses

pengerjaan sampai akhir proyek, untuk itu seorang guru atau asesor perlu

memperhatikan hal-hal atau tahapan yang perlu di nilai. Pelaksanaan

penilaian dapat huga menggunakan rating scale atau check list.

3) Penilaian Tertulis

Penilaian tertulis merupakan penilaian dalam bentuk tes, dimana guru

dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soal dilakukan secara tertulis

dan jawaban yang diberikan oleh peserta didik dilakukan secara tertulis pula.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penilaian

tertulis diantaranya adalah:

Page 70: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

a). Tempat pelaksanaan tes harus kondusif dan jauh dari

kegaduhan/keramaian. Suasana yang kondusif, jauh dari kegaduhan

sangat mendukung konsentrasi peserta didik yang mengikuti tes tertulis.

b). Ruang tempat tes, khususnya tempat duduk peserta didik diatur

sedemikian rupa, sehingga kemungkinan kerjasama dalam menjawab soal

tes atau melakukan kecurangan-kecurangan dapat di minimalis.

c). Sistem pencahayaan di ruang tes harus di atur, jangan gelap atau remang-

remang dan juga jangan terlalu terang.

d). Lembar soal diberikan satu-persatu dengan cara terbalik, kemudian di

buka bersama-sama sehingga setiap peserta didik mempunyai kesempatan

waktu yang sama untuk mengerjakan soal tersebut.

e). Seorang guru yang bertindak sebagai pengawas dalam pelaksanaan tes

bersikap dan bertindak wajar, jangan terlalu banyak gerak sehingga dapat

mengganggu konsentrasi peserta tes.

f). Sebelum pelaksanaan tes, guru atau pengawas membacakan tata tertib tes,

apabila terjadi penyimpangan sanksi yang diberikan mengacu pada tata

tertib tersebut.

g). Sebagai bukti mengikuti tes di buat daftar hadir yang di isi oleh peserta

didik yang mengikuti tes.

h). Apabila waktu tes sudah habis, maka pengawas mengingatkan peserta

untuk segera mengakhiri pekerjaan dan meninggalkan ruangan.

i). Untuk menghindari kesulitan dikemudian hari, di buat berita acara

j). pelaksanaan tes yang ditandatangani oleh semua pengawas dan identitas

berita acara di isi lengkap.

Page 71: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

4) Penilaian Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan kualitas

suatu produk. Penilaian jenis ini meliputi penilaian kemampuan peserta didik

terhadap proses pembuatan suatu produk, misalnya produk teknologi,

makanan, karya seni dan lain sebagainya.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penilaian

produk, diantaranya:

a). Tahap persiapan, tahap ini meliputi penilaian peserta didik dalam

merencanakan, menggali dan mengembangkan gagasan serta mendesain

produk.

b). Tahap proses/pembuatan produk, meliputi penilaian kemampuan peserta

didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, metode dan

teknik.

c). Tahap penilaian produk, tahap ini meliputi penilaian produk yang

dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang diterapkan.

Dalam teknik penilaian produk dapat digunakan dua cara yaitu

penilaian holistik dan penilaian analitik.

a). Penilaian dengan cara holistik merupakan penilaian yang berdasarkan

kesan keseluruhan dari produk.

b). Penilaian dengan analitik merupakan penilaian berdasarkan aspek-aspek

produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada

semua tahap proses perkembangan.

Page 72: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

5) Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan proses penilaian yang berkelanjutan

dan didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukan perkembangan

kemampuan khususnya aspek psikomotorik/unjuk kerja peserta didik dalam

satu periode tertentu. Penilaian jenis ini pada dasarnya menilai karya-karya

peserta didik secara individual dalam satu periode tertentu per mata

pelajaran. Setiap akhir periode pembelajaran hasil karya atau tugas belajar

dikumpulkan dan di nilai bersama-sama antara guru dengan peserta didik,

sehingga penilaian portofolio dapat memberikan gambaran secara jelas

tentang perkembangan/kemajuan peserta didik.

Dalam melakukan penilaian portofolio harus memperhatikan hal-hal

berikut:

a). Asli, artinya karya atau tugas yang dinilai adalah asli sebagai hasil karya

peserta didik.

b). Adanya rasa saling percaya antara guru dan peserta didik, baik dalam

proses penilaian maupun dalam proses menjaga rahasia tentang

pengumpulan informasi hasil belajar (bukan nilai).

c). Joint Ownershif, antara guru dan peserta didik memiliki rasa saling

memiliki terhadap berkas-berkas portofolio, sehingga ada upaya dari

peserta didik untuk terus memperbaiki hasil karyanya.

d). Identitas yang tercantum dalam portofolio sebaiknya berisi tentang

keterangan/bukti yang mampu menumbuhkan semangat peserta didik

untuk terus meningkatkan karya yang lebih baik lagi.

Page 73: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

e). Adanya kesesuaian antara hasil informasi hasil belajar atau karya dengan

pencapaian indikator dari setiap kompetensi dasar/standar kompetensi

yang tercantum dalam kurikulum.

f). Penilaian portofolio mencakup penilaian proses belajar dan hasil belajar.

g). Penilaian portofolio terintegrasi dengan kegiatan proses pembelajaran,

hal ini sangat bermanfaat bagi seorang guru untuk melakukan diagnosa

serta mengetahui perkembangan/ kemajuan belajar peserta didik.

6) Penilaian Sikap

Penilaian sikap berkaitan erat dengan ranah afektif, karena sangat

menentukan keberhasilan peserta didik untuk mencapai ketuntasan dalam

pembelajaran. Sikap pada awalnya berawal dari perasaan (suka atau tidak

suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon suatu

objek. Sikap merupakan ekspresi dari pandangan hidup/nilai yang diyakini

seseorang.

Secara umum, aspek sikap/afektif yang perlu di nilai dalam proses

pembelajaran terhadap berbagai mata pelajaran mencakup hal-hal berikut:

a). Penilaian sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik harus mempunyai

sikap posotif terhadap materi pelajaran. Berawal dari sikap positif ini

akan melahirkan minat belajar, kemudian mudah diberi motivasi serta

lebih mudah dalam penyerapan materi pelajaran.

b). Penilaian sikap terhadap guru. Peserta didik perlu memiliki sikap positif

terhadap guru, apabila tidak memiliki sikap positif akan cenderung

mengabaikan apa yang disampaikan oleh gurunya.

Page 74: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

c). Penilaian sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik perlu

memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran, strategi, metodologi

serta teknik atau model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Proses

pembelajaran yang menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar

sehingga pencapaian hasil belajar bisa maksimal.

d). Penilaian sikap yang berkaitan dengan nilai atau norma yang

berhubungan dengan materi pelajaran. Peserta didik harus memiliki sikap

yang tepat terhadap suatu kasus/kejadian dari suatu materi yang sedang

dipelajari dengan dilandasi nilai-nilai positif terhadap kejadian tersebut.

e). Penilaian sikap yang berkaitan dengan kompetensi afektif lintas

kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran. Peserta didik memiliki

sikap positif terhadap berbagai kompetensi setiap kurikulum yang terus

mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan (lintas Kurikulum).

7) Penilaian Diri

Penilaian diri atau evaluasi diri merupakan teknik/metode penilaian di

mana peserta didik di minta untuk menilai dirinya sendiri yang berkkaitan

dengan status, proses dan tingkat ketercapaian kompetensi yang sedang

dipelajari dari suatu mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian ini dapat

mengukur dengan sekaligus aspek kognitif, psikomotor dan afektif.

Langkah-langkah yang harus di tempuh dalam melakukan penilaian

diri/evaluasi diri diantaranya:

a). Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar dan pencapaian

indikator yang akan di nilai.

b). Menentukan kriteria/acuan yang akan di nilai.

Page 75: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

c). Merancang dan merumuskan format penilaian (pedoman penskoran, skala

penilaian, kriteria penilaian dan lain-lain).

d). Meminta peserta didik melakukan evaluasi diri.

e). Guru menganalisis hasil penilaian secara acak.

f). Hasil analisis daripada hasil evaluasi diri peserta didik disampaikan

kepada peserta didik.

Implementasi Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan membawa implikasi terhadap model dan teknik penilaian

proses dan hasil belajar. Pelaku penilaian proses dan hasil belajar diantaranya adalah

penilaian internal dan eksternal. Penilaian internal merupakan penilaian yang

dilakukan oleh guru pada saat pembelajaran berlangsung, sedangkan penilaian

eksternal merupakan penilaian yang dilakuakan oleh pihak luar yang tidak

melaksanakan proses pembelajaran, biasanya dilakasanakan oleh instansi maupun

lembaga lain. Hal tersebut menunjukan bahwa prestasi belajar tidak semata dapat

dilihat dari prestasi akhir yang diperoleh, namun juga terjadi nya perubahan selama

proses pembelajaran berlangsung.

Prestasi belajar merupakan tolak ukur penguasaan materi yang dikuasai oleh

siswa setelah mereka mengikuti pelajaran atau bidang studi tertentu, dalam hal ini

pelajaran ekonomi. Dalam penelitian ini, penilaian yang digunakan dalam proses

pembelajaran ekonomi menggunakan tes tertulis dan juga tes kinerja. Tes tertulis

digunakan untuk menilai perubahan perilaku siswa setelah pembelajaran berakhir,

sedangkan tes kinerja digunakan untuk menilai perilaku siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan

Page 76: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

bahwa prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomu adalah penguasaan

pengetahuan, keterampilan, dan keahlian yang dimiliki siswa selama dan setelah

mengikuti pembelajaran ekonomi.

B. Penelitian Yang Relevan

1. Pintrich, Paul R. & Elisabeth V. De Groot dalam ”Motivational and Self-

Regulated Learning Components of Classroom Academic Performance”

menemukan bahwa terdapat hubungan antara tingkat motivasi dan self-

regulatred learning dalam performa akademis di dalam kelas. Siswa yang

mengembangkan pembelajaran self-regulated learning akan termotivasi untuk

meningkatkan prestasi akademis.

2. Berdasarkan hasil penelitian Bashori (2009:xi) dalam “Pengaruh Metode

Pembelajaran Kooperatif Terhadap Prestasi Belajar Kimia Ditinjau Dari

Kemampuan Awal Siswa“ menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran

dengan pendekatan cooperative learning terhadap prestasi mata pelajaran kimia.

Siswa yang mampu menyelesaikan tugas secara bersama-sama akan cenderung

untuk mengatasi kesulitan dan diselesaikan scara bersama-sama.

C. Kerangka Berpikir

1. Perbedaan Pengaruh Model Self-regulated Learning dan Cooperative

Learning Tipe STAD Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa

Keberhasilan dalam proses belajar mengajar tentu tidak lepas dari guru dan

cara mengajarnya. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan

Page 77: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik sehingga dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa.

Salah satu model pembelajaran yang mampu meningkatkan perfomasi siswa

dalam meningkatkan prestasi adalah pembelajaran regulasi diri (self-regulated

learning) dan pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran regulasi

diri (Self-Regulated Learnig) adalah siswa yang secara metakognitif, motivasional

dan behavioral aktif dalam proses belajar mereka sendiri. Berbeda dengan self-

regulated learning, cooperative learning menuntut siswa mampu mengembangkan

belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda.

Model pembelajaran kooperatif selain dikembangkan untuk mencapai hasil belajar

akademik, pembelajaran kooperatif juga efektif mengembangkan keterampilan sosial

siswa.

Walaupun keduanya memiliki pendekatan yang berbeda namun sama-sama

memiliki kontribusi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran mata

pelajaran ekonomi yang diajarkan dengan menggunakan kedua model pembelajaran

tersebut akan meningkatkan hasil prestasi belajar ekonomi siswa.

2. Perbedaan Pengaruh Pengaruh Tingkat Motivasi Belajar Tinggi dan

Rendah Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa

Salah satu aspek yang membantu dan mendorong individu untuk melakukan

suatu kegiatan adalah motivasi. Motivasi belajar adalah dorongan yang timbul dari

dalam diri seseorang yang menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu untuk

mencapai tujuan yang diinginkan yang dilakukan secara sadar yang dilakukan

Page 78: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

melalui latihan dan pengalamannya untuk menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai sikap.

Siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk

melakukan kegiatan belajar. Seorang siswa yang memiliki intelegensia cukup tinggi

bisa gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar siswa akan lebih optimal kalau

ada motivasi yang tepat. Dorongan atau motivasi belajar yang kuat pada diri siswa

akan menimbulkan hasil belajar atau prestasi belajar yang sesuai dengan motivasi

belajar yang dimiliki siswa.

Tingkat motivasi belajar yang tinggi akan membantu siswa untuk melakukan

kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan sebelumnya.

Seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi akan cenderung memusatkan

perhatian terhadap kegiatan yang dilakukannya sehingga akan lebih berhasil dalam

proses belajar. Sebaliknya, siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah akan

cenderung kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran.

3. Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Tingkat Motivasi Belajar

Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa

Model pembelajaran dan motivasi belajar secara bersama-sama digunakan

oleh guru untuk merubah tingkah laku siswa dalam rangka mencapai performa yang

lebih tinggi. Interaksi antara model pembelajaran yang digunakan dengan tingkat

motivasi belajar siswa akan turut membawa meningkatkan prestasi belajar siswa.

Penggunaan self-regulated learning dan cooperative learning dalam pembelajaran

Page 79: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

ekonomi turut menentukan prestasi belajar ekonomi siswa, adanya tingkat motivasi

belajar juga turut berperan dalam menentukan prestasi belajar.

Proses pembelajaran yang direncanakan dengan baik, ditunjang dengan

motivasi yang baik dari siswa dalam pembelajaran ekonomi akan turut membawa

siswa memperoleh prestasi belajar yang optimal. Keberhasilan pembelajaran yang

berorientasi pada guru maupun pada siswa tidak hanya semata-mata ditentukan oleh

model serta proses pengajaran yang terjadi, motivasi yang dimiliki siswa turut aktif

menentukan keberhasilan pembelajaran yang terjadi. Dengan adanya motivasi

belajar yang tinggi akan turut menentukan seberapa besar keinginan siswa untuk

berhasil dalam belajarnya.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat digambarkan kerangka pemikiran

sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Keterangan :

X1 : Model Pembelajaran

X11 : Model Self-Regulated Learning

X1

X11 X12

X2

X21 X22

Y

Page 80: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

X12 : Model Cooperative Learning tipe STAD

X2 : Motivasi Belajar Siswa

X21 : Motivasi Belajar Siswa Tinggi

X22 : Motivasi Belajar Siswa Rendah

D. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori maupun kerangka berpikir yang telah

dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran Self-Regulated

Learning dan Cooperative Learning tipe STAD terhadap prestasi belajar

ekonomi siswa.

2. Ada perbedaan pengaruh tingkat motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar ekonomi siswa.

3. Ada Interaksi pengaruh model pembelajaran dan tingkat motivasi belajar

terhadap prestasi belajar ekonomi siswa.

Page 81: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Al-Hadi Mojolaban Sukoharjo

tahun ajaran 2010/2011, yang terletak di jalan Solo-Tawangmangu Km 9,5

Mojolaban Sukoharjo dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Kesediaan dari pihak sekolah yang mengijinkan tempatnya untuk penelitian.

b. Tersedianya data yang diperlukan untuk penelitian, sehingga dapat

mendukung dalam menjawab perumusan masalah dengan sebaik-baiknya.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang direncanakan dalam penelitian selama enam bulan yaitu

dari bulan Desember 2010 sampai dengan Juli 2011 yang dimulai dengan

pengajuan judul sampai dengan penyelesaian penulisan laporan penelitian ini.

Tabel. 7

Kegiatan Tahun 2010/2011

D

E

S

J

A

N

F

E

B

M

A

R

A

P

R

M

E

I

J

U

N

a. Tahap Perencanaan

1) Pengajuan Judul

2) Penyusunan Proposal

3) Perijinan

b. Tahap Pelaksanaan

1) Pengumpulan Data

2) Pengolahan Data

c. Penyusunan Laporan

Page 82: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

B. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

penelitian eksperimen. Suharsimi Arikunto (2002:3) menyatakan bahwa

“penelitian eksperimen merupakan suatu cara untuk mencari hubungan sebab

akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan

mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa

menggangu”.

Dalam pelaksanaanya, penelitian eksperimen membutuhkan suatu desain

eksperimen. Sudjana (2002:1) mengemukakan bahwa “Desain eksperimen

merupakan langkah-langkah lengkap yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen

dilakukan, supaya data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga akan

membawa kepada analisa obyektif dan kumpulan yang berlaku untuk persoalan

yang sedang dibahas”. Desain eksperimen yang digunakan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah desain faktorial (2x2) yang dapat digambarkan dalam tabel

berikut ini.

Tabel . 8

Tingkat Motivasi belajar

Siswa (B)

Model pembelajaran (A)

Self-regulated Learning Cooprative Learning

Tingkat motivasi belajar

tinggi (B1)

(A1. B1) (A2. B1)

Tingkat motivasi belajar

rendah (B2)

(A1. B2) (A2. B2)

Page 83: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Keterangan:

A = Model pembelajaran

A1 = Model pembelajaran regulasi diri (Self-regulated

Learning)

A2 = Model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning)

B = Tingkat motivasi belajar siswa

B1 = Tingkat motivasi belajar tinggi

B2 = Tingkat motivasi belajar rendah

A1.B1 = Kelompok yang memiliki tingkat motivasi belajar

tinggi diberi perlakuan dengan self-regulated learning.

A1.B2 = Kelompok yang memiliki tingkat motivasi belajar

rendah diberi perlakuan dengan self-regulated learning.

A2.B1 = Kelompok yang memiliki tingkat motivasi belajar

tinggi di beri perlakuan dengan Cooperative Learning.

A2.B2 = Kelompok yang memiliki tingkat motivasi belajar

rendah diberi perlakuan dengan Cooperative Learning.

2. Prosedur penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini,

prosedur yang akan dilakukan diawali dengan melakukan pengukuran tingkat

motivasi belajar siswa, pemberian treatment, dan diakhiri dengan pemberian tes

prestasi belajar ekonomi. Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yang akan

diberikan treatment berbeda. Kelompok pertama diberikan tretment Self-

Regulated Learning, selanjutnya kelompok kedua diberikan treatment

Cooperative Learning tipe STAD. Prosedur yang akan digunakan adalah dari

awal sampai akhir dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 84: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

a. Pra Treatment

1) Kedua kelompok dilakukan pengukuran motivasi belajar melalui angket

motivasi belajar siswa.

b. Pelaksanaan Treatment

1) Treatment Self-Regulated Learning, dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a) Gambaran awal materi pembelajaran

Guru menjelaskan tentang model pembelajaran yang akan digunakan

(Self-Regulated Learning) dan manfaat apa saja yang akan diperoleh

dengan model pembelajaran ini.

b) Perencanaan dan menganalisa tugas belajar

Siswa dengan bantuan guru merencanakan waktu dan usaha yang akan

digunakan dalam tugas-tugas, serta menganalisa kesulitan-kesulitan

apa saja yang akan dihadapi dalam menyelesaikan tugas.

c) Monitoring

Menemukan kegiatan-kegiatan yang membantu siswa menjadi sadar

akan kognisi, motivasi, emosi, penggunaan waktu dan usaha.

d) Pengendalian

Pemanfaatan dan pemilihan strategi untuk mengatur kognisi, motivasi

serta yang terkait untuk mengatur waktu belajar.

e) Refleksi dan meregulasi pembelajaran

Merupakan tahapan yang meliputi proses penilaian dan evaluasi,

kemudian membandingkan dengan hasil yang telah ditetapkan

Page 85: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

sebelumnya, menganalisa penyebab keberhasilan dan kegagalan serta

membuat pilihan perilaku yang akan digunakan di masa depan.

2) Treatment Cooperative Learning tipe STAD, dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a) Presentasi kelas

Guru memperkenalkan materi dalam STAD, selanjutnya guru

menjelaskan konsep dan keterampilan yang harus dikuasai.

b) Membentuk tim

Guru membagi kelas kedalam kelompok yang heterogen sebanyak 5

orang setiap kelompok.

c) Kuis

Setelah siswa bekerja dalam kelompok, siswa mengerjakan tugas

individu dan anggota kelompok tidak diperbolehkan untuk saling

membantu.

d) Skor perbaikan individu

Membandingkan skor yang diperoleh dengan tes dengan skor awal

yang dimiliki.

e) Pengakuan tim

Memberikan penghargaan kepada tim yang mencapai skor rata-rata

sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

c. Pasca Treatment

Kelompok pertama yang diberikan treatment Self-Regulated

Learning, dan kelompok kedua yang diberikan treatment Cooperative

Page 86: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Learning tipe STAD selanjutnya diberikan tes tertulis untuk prestasi belajar

ekonomi. Hasil tes tertulis ini digabungkan dengan penilaian kinerja yang

dilakukan selama pembelajaran ekonomi berlangsung. Prestasi belajar

ekonomi siswa diperoleh dengan menggabungkan hasil penilaian kinerja

dengan tes tertulis.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang dipilih untuk dicari

pengaruhnya terhadap variabel langsung. Dalam penelitian ini variabel bebasnya

adalah model pembelajaran regulasi diri (Self-Regulated Learning) dan

pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning tipe STAD).

2. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang kehadirannya dipengaruhi oleh

variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar ekonomi.

3. Variable Atribut

Variabel atribut dalam penelitian ini adalah tingkat motivasi belajar

siswa. Motivasi belajar adalah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang

maupun lingkungan yang menggerakan dirinya untuk melakukan sesuatu untuk

mencapai tujuan yang diinginkan yang dilakukan secara sadar yang dilakukan

melalui latihan dan pengalamannya untuk menghasilkan perubahan-perubahan

Page 87: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai sikap. Indikator

motivasi belajar ini antara lain: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil, (2)

adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3) adanya harapan dan cita-cita

masa depan, (4) adanya penghargaan dalam belajar, (5) adanya kegiatan yang

menarik dalam belajar, (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif,

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Suharsimi Arikunto (2002:108) berpendapat bahwa “populasi adalah

keseluruhan subyek penelitian”. Sehingga populasi penelitian merupakan suatu

kelompok individu yang diselidiki tentang aspek-aspek yang terdapat dalam

kelompok. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Islam Al-

Hadi Mojolaban Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011, yang terdiri dari 5 kelas dan

berjumlah 179 orang siswa.

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2008:56), “sampel adalah sebagian dari jumlah dari

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan metode pengambilan secara simple random sampling.

Teknik simple random sampling merupakan merupakan teknik pengambilan

sampel terhadap anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.

Page 88: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara undian. Pada

tahap pertama peneliti memilih 1 kelas yang digunakan sebagai kelas uji coba

instrumen penelitian, kemudian 2 kelas yang digunakan sebagai kelas eksperimen

dan kelas kontrol yang masing-masing dipilih secara acak dengan cara diundi.

Kelas yang digunakan sebagai uji coba intrumen penelitian adalah kelas VIII E

yang berjumlah 29 orang siswa, sedangkan kelas yang digunakan sebagai kelas

eksperimen adalah kelas VIII C yang yang berjumlah 30 siswa diberikan model

pembelajaran Self-Regulated Learning, dan kelas kontrol adalah kelas VIII D

yang berjumlah 30 siswa dengan model Cooperative Learning tipe STAD.

Untuk mengetahui bahwa kedua kelas tersebut memiliki kesetaraan,

maka dilakukan dilakukan uji kesamaan. Uji kesetaraan prestasi belajar sebelum

dilakukan eksperimen adalah syarat yang menjamin ketepatan analisis

berdasarkan prestasi belajar setelah eksperimen. Berdasarkan hasil perhitungan

diketahui bahwa uji normalitas terhadap data prestasi awal kedua kelas memiliki

nilai p > 0,05. Dengan demikian disimpulkan bahwa data prestasi belajar awal

dari kedua kelas berdistribusi normal. Setelah diketahui bahwa data prestasi

belajar awal kedua kelas berdistribusi normal maka perlu diketahui pula bahwa

perbandingan awal prestasi kedua kelas tersebut. Berdasarkan perhitungan yang

dilakukan diketahui bahwa uji perbedaan rata-rata prestasi awal antara kedua

kelas memiliki p > 0,05. Dengan demikian disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan prestasi awal yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas

kontrol atau dengan kata lain prestasi awal kedua kelas adalah sama (hasil

Page 89: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

perhitungan dapat dilihat pada bab IV dan lampiran, hasil uji coba instrumen

dapat dilihat pada bab III bagian F).

E. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara

tertentu yang disebut dengan teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini

menggunakan tiga teknik dalam pengumpulan data, yaitu dokumen, tes prestasi

belajar ekonomi siswa dan angket tingkat motivasi belajar siswa.

1. Dokumen

Dokumen dalam penelitian ini berupa catatan kompetensi awal siswa

sebelum penelitian dilakukan. Dokumen yang digunakan adalah nilai ulangan

ekonomi sebelumnya. Dari nilai tersebut selanjutnya dilakukan uji kesetaraan

dengan menggunakann uji-t.

2. Tes Prestasi Belajar Ekonomi Siswa

Metode ini digunakan untuk mengukur kemampuan individu tentang

penguasaannya mengenai materi ekonomi. Tes yang digunakan berupa tes

obyektif berbentuk pilihan ganda. Tes prestasi belajar mengukur penguasaan

kompetensi tertentu sebagai hasil dari proses belajar. Tes obyektif terdir dari 25

butir soal. Jawaban yang benar mendapat skor 1, sedangkan jawaban yang salah

mendapatkan skor 0.

Page 90: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

3. Angket Tingkat Motivasi Belajar Siswa

Angket tingkat motivasi belajar ekonomi siswa digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden. Angket sebagai alat pengumpul data berisi

daftar pertanyaan secara tertulis yang ditujukan kepada subyek atau responden

penelitian. Daftar pertanyaan yang disampaikan adalah untuk memperoleh

informasi dari responden tentang dirinya sendiri yang berkaitan dengan obyek

penelitian. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengukur tingkat

motivasi belajar siswa dengan menggunakan penilaian skala likert.

F. Uji Coba Instrumen

Sebelum pelaksanaan pengumpulan data yang sebenarnya maka perlu

dilakukan uji coba terlebih dahulu terhadap instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian. Kualitas sebuah instrumen ditentukan oleh dua macam indikator, yakni

kesahihan atau validitas dan kepercayaan atau reliabilitas instrumen. Validitas

sangat berkaitan dengan seberapa jauh butir-butir instrumen mengukur apa yang

diukur, dalam arti hasil pengukuran relatif tidak berbeda jika digunakan dalam

waktu yang berbeda. Uji coba dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan data

yang benar-benar sahih dan dapat diandalkan. Pengujian ini sering juga

dimaksudkan untuk mengetahui validitas maupun reliabilitas dan pemeriksaan

setiap item butir pertanyaan/pernyataan melalui cara tertentu.

Agar diperoleh hasil penelitian yang valid dan reliabel, maka alat atau

instrumen yang digunakan untuk mengambil atau mengumpulkan data harus

Page 91: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

bersifat valid dan reliabel, oleh karena itu perlu dilakukan pengujian validitas dan

reliabilitas.

1) Validitas

Suharsimi Arikunto (2002: 144) berpendapat bahwa ”Validitas

adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan dan

kesahihan suatu instrumen”. Sebuah angket akan dikatakan valid apabila

dapat mengungkapkan data dari variabel yang ditelii secara tepat. Sejalan

dengan itu, Sugiyono (1999:272) mengemukakan bahwa untuk menguji

korelasi butir-butir instrumen dilakukan dengan analisis item. Analisis item

dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir instrument dengan

skor total. Validitas tes yang digunakan adalah validitas isi yaitu dengan cara

menyusun tes berdasarkan kisi-kisi tes dengan tujuan pengajaran pada

rancangan pembelajaran ekonomi.

Untuk pemeriksaan korelasi butir soal digunakan rumus korelasi product

moment dari Pearson sebagai berikut:

rxy = N XY – (X.Y)

N X2 – (X)

2 N Y

2 – (Y)

2

Keterangan:

r xy : korelasi product moment

N : banyaknya siswa

X : skor butir soal

Y : skor total

XY : jumlah (X) (Y)

(Suharsimi Arikunto, 2002:72)

Page 92: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Angka hasil perhitungan korelasi product moment (rxy) tersebut,

kemudian dikonsultasikan dengan tabel (rxy) pada taraf signifikansi 5%.

Butir soal dikatakan baik jika r hitung ≥ r tabel.

2) Reliabilitas

Suharsimi Arikunto (2002: 154) berpendapat bahwa “reliabilitas

menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik”. Untuk menghitung koefisien realibilitas tes bentuk

obyektif digunakan rumus KR 20 sebagai berikut:

r11 = n S2 - pq

n-1 S2

Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

n = banyaknya item

S2 = varians dari tes

p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)

pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

(Masidjo, 1995:233)

Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut:

0,91 – 1,00 : Sangat Tinggi (ST)

0,71 – 0,90 : Tinggi (T)

0,41 – 0,70 : Cukup (C)

0,21 – 0,40 : Rendah (R)

Negatif – 0,20 : Sangat Rendah (SR)

(Masidjo, 1995:233)

Page 93: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

3) Tingkat Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

sukar, sehingga dapat dikerjakan semua siswa dalam kelompok kelas tersebut.

Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berusaha

memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan

siswa menjadi putus asa dan membuat siswa malas untuk mengerjakannya.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:208) untuk mengetahui tingkat

kesukaran soal dapat digunakan rumus:

P = B

JS

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = jumlah seluruh peserta tes

Menurut ketentuan yang sering digunakan untuk menentukan tingkat

kesukaran soal sering diklasifikasikan sebagai berikut:

a) Soal dengan tingkat kesukaran 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

b) Soal dengan tingkat kesukaran 0,30 sampai 0,70 adalah soal

sedang

c) Soal dengan tingkat kesukaran 0,70 sampai 1,00 adalah soal

mudah

(Suharsimi Arikunto, 2002:208)

4) Daya Beda

Perhitungan daya beda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal

mampu membedakan anak yang pandai dan anak yang kurang pandai

Page 94: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

berdasarkan kriteria tertentu. Daya beda butir soal adalah indeks yang

menunjukkan tingkat kemampuan butir soal membedakan kelompok

berprestasi tinggi (kelompok atas) dari kelompok yang berprestasi rendah

(kelompok bawah) dari peserta tes. Untuk mengetahui daya beda tersebut

dapat digunakan rumus sebagai berikut:

D : BA - BB = PA - PB

JA JB

Keterangan :

D = daya beda

JA = jumlah peserta kelompok atas

JB = jumlah peserta kelompok bawah

BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan

benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

(Suharsimi Arikunto, 2002:213)

Soal yang mempunyai daya beda 0,20 – 0,40 tergolong soal yang

cukup daya pembedanya (Suharsimi Arikunto, 2008: 218). Dalam penelitian

ini butir soal tes dikatakan memenuhi daya pembeda yang baik jika D ≥ 0,2.

Apabila langkah-langkah tersebut telah dilaksanakan berarti

persyaratan butir tes sebagai alat pengumpul data telah dapat dipenuhi. Untuk

mempermudah penelitian ini maka uji validitas, reliabilitas, dalam penelitian

ini diperoleh dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.0 dan analisis

butir soal diperoleh dengan bantuan program Microsoft Excel. Adapun

Page 95: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

instrumen yang akan diujicobakan ada dua jenis, yaitu instrument motivasi

belajar ekonomi dan instrument tes prestasi belajar ekonomi.

1. Instrumen Angket Motivasi Belajar

Uji coba instrumen dilakukan pada instrumen angket motivasi belajar

untuk menentukan butir-butir pernyataan yang memenuhi syarat sebagai alat

pengambilan data dengan menentukan validitas dan reliabilitas.

a. Validitas

Berdasarka hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS

17, dapat diketahui bahwa dari 30 pernyataan, 6 item dinyatakan tidak valid,

karena r hitung < r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan N = 29 dengan nilai

kritis 0,361. 6 item tersebut adalah nomor 8, 13, 16, 19, 21, 28., dan untuk

selanjutnya 6 item tersebut tidak diikut sertakan dalam penelitian. Hasil

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.

b. Reliabilitas

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 17.0,

diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,829. Hasil tersebut menunjukan

bahwa instrumen motivasi belajar yang digunakan memiliki ringkat

kepercayaan atau reliabilitas yang tinggi. Hasil perhitungan dapat dilihat pada

lampiran 6.

Page 96: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

2. Instrumen Tes Hasil Belajar Ekonomi

a. Validitas

Berdasarka hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS

17.0, dapat diketahui bahwa dari 25 pertanyaan, 5 item dinyatakan tidak

valid, karena r hitung < r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan N = 29

dengan nilai kritis 0,361. 5 item tersebut adalah nomor 2, 8, 18, 19, 20. Untuk

selanjutnya 5 item tersebut tidak diikut sertakan dalam penelitian. Hasil

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7.

b. Reliabilitas

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS

17.0, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,815. Hasil tersebut

menunjukan bahwa instrumen prestasi belajar yang digunakan memiliki

ringkat kepercayaan atau reliabilitas yang tinggi. Hasil perhitungan dapat

dilihat pada lampiran 7.

c. Tingkat kesukaran soal

Tingkat kesukaran butir soal merupakan proporsi peserta tes yang

menjawab benar terhadap butir soal tersebut. Setelah dilakukan perhitungan

maka dapat diketahui bahwa dalam soal yang digunakan dalam penelitian ini

dapat diketahui bahwa terdapat 7 item soal yang mudah, 12 item yang sedang

dan 1 item soal yang sukar. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 5.

Page 97: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

d. Daya beda

Daya beda butir soal adalah indeks yang menunjukkan tingkat

kemampuan butir soal membedakan kelompok berprestasi tinggi (kelompok

atas) dari kelompok yang berprestasi rendah (kelompok bawah) dari peserta

tes. Setelah dilakukan perhitungan maka dapat diketahui bahwa dalam soal

yang digunakan dalam penelitian telah memenuhi daya pembeda yang baik

karena D ≥ 0, 2. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 5.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu analisis

deskriptif dan analisis inferensial. Analisi deskriptif dilakukan dengan menyajikan

data melalui tabel distribusi frekuensi, histogram. Analisis inferensial digunakan

untuk menguji hipotesis. Untuk menguji analisis data diadakan uji persyaratan.

1. Uji Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah populasi

data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk

mengukur data berskala ordinal, interval, maupun rasio. Dalam penelitian ini

uji normalitas yang digunakan adalah metode Liliefors pada taraf signifikansi

α=0,05

Page 98: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas variansi ditujukan untuk menguji seragam tidaknya

variansi sampel-sampel penelitian. Pengujian homogenitas varians sampel

dengan menggunakan uji F (varians) dengan tingkat signifikansi α=0,05.

Kriteria untuk menentukan data memiliki populasi homogen atau tidak. Jika

Fhitung < Ftabel, kesimpulannya H0 diterima dan H1 ditolak, varians sampel

homogen.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengolah data yang berupa angka sehingga

dapat ditarik suatu keputusan logis. Untuk menguji hipotesis dalam pengolahan

data digunakan teknik analisa varians (Anava Dua Jalan). Tujuan dari analisis

varians dua jalan adalah untuk menguji signifikansi efek dua variabel bebas dan

satu variabel terikat.

a. Hipotesis satu

Model pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi

siswa. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:

H0 : α = 0

H0 : α ≠ 0

Keterangan : α adalah model pembelajaran

b. Hipotesis dua

Tingkat motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar

ekonomi siswa. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:

H0 : β = 0

H0 : β ≠ 0

Keterangan : β adalah tingkat motivasi belajar siswa.

Page 99: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

c. Hipotesis tiga

Interaksi antara model pembelajaran dan tingkat motivasi belajar siswa

berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi siswa. Hipotesis yang diuji

adalah sebagai berikut:

H0 : α x β = 0

H0 : α x β ≠ 0

Keterangan : α adalah model pembelajaran, dan β adalah tingkat

motivasi belajar siswa.

Agar lebih efektif hasilnya, pengolahan data dan analisis data dalam

proses perhitungan dilakukan dengan menggunakan alat bantu komputer SPSS

17.0

Page 100: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Pada bab ini disajikan data prestasi belajar pada masing-masing kelompok

siswa menurut pembagian model pembelajaran, motivasi belajar, dan interaksi

antara keduanya. Ada dua model pembelajaran dan dua kategori motivasi belajar

sehingga siswa dapat dikelompokkan menjadi 8 kelompok sebagai berikut:

1. Kelompok siswa yang diajar dengan model self-regulated learning

2. Kelompok siswa yang diajar dengan model cooperative learning tipe STAD

3. Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi

4. Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah

5. Kelompok siswa yang diajar dengan model self-regulated learning dan

memiliki motivasi belajar tinggi

6. Kelompok siswa yang diajar dengan model self-regulated learning dan

memiliki motivasi belajar rendah

7. Kelompok siswa yang diajar dengan model cooperative learning tipe STAD

dan memiliki motivasi belajar tinggi

8. Kelompok siswa yang diajar dengan model cooperative learning tipe STAD

dan memiliki motivasi belajar rendah

Deskripsi data prestasi belajar masing-masing kelompok dapat diuraikan sebagai

berikut.

Page 101: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

1. Prestasi Belajar Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Self-

Regulated Learning

Jumlah siswa yang berada pada kelas eksperimen yaitu yang diajar

dengan model self-regulated learning adalah sebanyak 30 siswa. Prestasi

belajar pada kelompok ini memiliki nilai rata-rata (mean) 77,417 dan nilai

tengah (median) 77,5 dengan simpangan baku (standar deviasi) sebesar

7,0553. Nilai terendah yang diperoleh adalah 62,5 dan nilai tertinggi adalah

90. Data prestasi belajar kelompok ini dapat disajikan dalam bentuk distribusi

dan histogram frekuensi sebagai berikut.

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa yang Diajar dengan

Model Self-Regulated Learning

Interval Nilai Frekuensi Prosentase

62 – 66 2 6,67%

67 – 71 4 13,33%

72 – 76 6 20,00%

77 – 81 9 30,00%

82 – 86 6 20,00%

87 – 91 3 10,00%

Jumlah 30 100,00%

Page 102: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Gambar 2. Histogram Frekuensi Prestasi Belajar Siswa yang Diajar dengan

model Self-Regulated Learning

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

62 - 66 67 - 71 72 - 76 77 - 81 82 - 86 87 - 91

Interval

Fre

ku

en

si

2. Prestasi Belajar Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran

Cooperative Learning Tipe STAD

Jumlah siswa yang berada pada kelas kontrol yaitu yang diajar dengan

model cooperative learning tipe STAD adalah sebanyak 30 siswa. Prestasi

belajar pada kelompok ini memiliki nilai rata-rata (mean) 71,017 dan nilai

tengah (median) 71,75 dengan simpangan baku (standar deviasi) sebesar

7,1961. Nilai terendah yang diperoleh adalah 55 dan nilai tertinggi adalah

87,5. Data prestasi belajar kelompok ini dapat disajikan dalam bentuk

distribusi dan histogram frekuensi sebagai berikut.

Page 103: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa yang Diajar dengan

model Cooperative Learning Tipe STAD

Interval Nilai Frekuensi Prosentase

54 – 59 2 6,67%

60 – 65 3 10,00%

66 – 71 10 33,33%

72 – 77 9 30,00%

78 – 83 5 16,67%

84 – 89 1 3,33%

Jumlah 30 100,00%

Gambar 3. Histogram Frekuensi Prestasi Belajar Siswa yang Diajar dengan

model Cooperative Learning Tipe STAD

0

2

4

6

8

10

12

54 - 59 60 - 65 66 - 71 72 - 77 78 - 83 84 - 89

Interval

Fre

ku

en

si

3. Prestasi Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi

Jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi baik yang ada di

kelas eksperimen maupun yang di kelas kontrol adalah sebanyak 34 siswa.

Prestasi belajar pada kelompok ini memiliki nilai rata-rata (mean) 77,838 dan

nilai tengah (median) 77,5 dengan simpangan baku (standar deviasi) sebesar

6,8132. Nilai terendah yang diperoleh adalah 62,5 dan nilai tertinggi adalah

Page 104: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

90. Data prestasi belajar kelompok ini dapat disajikan dalam bentuk distribusi

dan histogram frekuensi sebagai berikut.

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi

Belajar Tinggi

Interval Nilai Frekuensi Prosentase

62 – 66 3 8,82%

67 – 71 3 8,82%

72 – 76 7 20,59%

77 – 81 11 32,35%

82 – 86 6 17,65%

87 – 91 4 11,76%

Jumlah 34 100,00%

Gambar 4. Histogram Frekuensi Prestasi Belajar Siswa yang Memiliki

Motivasi Belajar Tinggi

0

2

4

6

8

10

12

62 - 66 67 - 71 72 - 76 77 - 81 82 - 86 87 - 91

Interval

Fre

ku

en

si

4. Prestasi Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah

Jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar rendah baik yang ada di

kelas eksperimen maupun yang di kelas kontrol adalah sebanyak 26 siswa.

Prestasi belajar pada kelompok ini memiliki nilai rata-rata (mean) 69,481 dan

Page 105: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

nilai tengah (median) 70 dengan simpangan baku (standar deviasi) sebesar

6,3206. Nilai terendah yang diperoleh adalah 55 dan nilai tertinggi adalah 80.

Data prestasi belajar kelompok ini dapat disajikan dalam bentuk distribusi dan

histogram frekuensi sebagai berikut.

Tabel 12 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa yang Memiliki

Motivasi Belajar Rendah

Interval Nilai Frekuensi Prosentase

53 – 57 1 3,85%

58 – 62 2 7,69%

63 – 67 5 19,23%

68 – 72 7 26,92%

73 – 77 8 30,77%

78 – 82 3 11,54%

Jumlah 26 100,00%

Gambar 5. Histogram Frekuensi Prestasi Belajar Siswa yang Memiliki

Motivasi Belajar Rendah

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

53 - 57 58 - 62 63 - 67 68 - 72 73 - 77 78 - 82

Interval

Fre

ku

en

si

Page 106: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

5. Prestasi Belajar Siswa yang Diajar dengan Model Self-Regulated

Learning dan Memiliki Motivasi Belajar Tinggi

Jumlah siswa yang berada pada kelas eksperimen yaitu yang diajar

dengan model self-regulated learning dan yang memiliki motivasi belajar

tinggi adalah sebanyak 21 siswa. Prestasi belajar pada kelompok ini memiliki

nilai rata-rata (mean) 80,476 dan nilai tengah (median) 80 dengan simpangan

baku (standar deviasi) sebesar 5,1611. Nilai terendah yang diperoleh adalah 70

dan nilai tertinggi adalah 90. Data prestasi belajar kelompok ini dapat

disajikan dalam bentuk distribusi dan histogram frekuensi sebagai berikut.

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa yang Diajar dengan

Model Self-Regulated Learning yang Memiliki Motivasi Belajar

Tinggi

Interval Nilai Frekuensi Prosentase

68 – 72 1 4,76%

73 – 77 3 14,29%

78 – 82 8 38,10%

83 – 87 6 28,57%

88 – 92 3 14,29%

Jumlah 21 100,00%

Page 107: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Gambar 6. Histogram Frekuensi Prestasi Belajar Siswa yang Diajar dengan

Model Self-Regulated Learning yang Memiliki Motivasi Belajar

Tinggi

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

68 - 72 73 - 77 78 - 82 83 - 87 88 - 92

Interval

Fre

ku

en

si

6. Prestasi Belajar Siswa yang Diajar dengan Metode Self-Regulated

Learning dan Memiliki Motivasi Belajar Rendah

Jumlah siswa yang berada pada kelas eksperimen yaitu yang diajar

dengan model self-regulated learning dan yang memiliki motivasi belajar

rendah adalah sebanyak 9 siswa. Prestasi belajar pada kelompok ini memiliki

nilai rata-rata (mean) 70,278 dan nilai tengah (median) 70 dengan simpangan

baku (standar deviasi) sebesar 5,6519. Nilai terendah yang diperoleh adalah

62,5 dan nilai tertinggi adalah 80. Data prestasi belajar kelompok ini dapat

disajikan dalam bentuk distribusi dan histogram frekuensi sebagai berikut.

Page 108: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa yang Diajar dengan

Model Self-Regulated Learning yang Memiliki Motivasi Belajar

Rendah

Interval Nilai Frekuensi Prosentase

62 – 66 2 22,22%

67 – 71 3 33,33%

72 – 76 3 33,33%

77 – 81 1 11,11%

Jumlah 9 100,00%

Gambar 7. Histogram Frekuensi Prestasi Belajar Siswa yang Diajar dengan

Model Self-Regulated Learning yang Memiliki Motivasi Belajar

Rendah

0

1

2

3

4

62 - 66 67 - 71 72 - 76 77 - 81

Interval

Fre

ku

en

si

7. Prestasi Belajar Siswa yang Diajar dengan Model Cooperative Learning

Tipe STAD dan Memiliki Motivasi Belajar Tinggi

Jumlah siswa yang berada pada kelas kontrol yaitu yang diajar dengan

model cooperative learning Tipe STAD dan yang memiliki motivasi belajar

tinggi adalah sebanyak 13 siswa. Prestasi belajar pada kelompok ini memiliki

nilai rata-rata (mean) 73,577 dan nilai tengah (median) 75 dengan simpangan

baku (standar deviasi) sebesar 7,1701. Nilai terendah yang diperoleh adalah

Page 109: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

62,5 dan nilai tertinggi adalah 87,5. Data prestasi belajar kelompok ini dapat

disajikan dalam bentuk distribusi dan histogram frekuensi sebagai berikut.

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa yang Diajar dengan

Model Cooperative Learning Tipe STAD yang Memiliki Motivasi

Belajar Tinggi

Interval Nilai Frekuensi Prosentase

60 – 65 1 7,69%

66 – 71 4 30,77%

72 – 77 4 30,77%

78 – 83 3 23,08%

84 – 89 1 7,69%

Jumlah 13 100,00%

Gambar 8. Histogram Frekuensi Prestasi Belajar Siswa yang Diajar dengan

Model Cooperative Learning Tipe STAD yang Memiliki Motivasi

Belajar Tinggi

0

1

2

3

4

5

60 - 65 66 - 71 72 - 77 78 - 83 84 - 89

Interval

Fre

ku

en

si

8. Prestasi Belajar Siswa yang Diajar dengan Model Cooperative Learning

Tipe STAD dan Memiliki Motivasi Belajar Rendah

Jumlah siswa yang berada pada kelas kontrol yaitu yang diajar dengan

model cooperative learning Tipe STAD dan yang memiliki motivasi belajar

Page 110: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

rendah adalah sebanyak 17 siswa. Prestasi belajar pada kelompok ini memiliki

nilai rata-rata (mean) 69,059 dan nilai tengah (median) 68,5 dengan

simpangan baku (standar deviasi) sebesar 6,7751. Nilai terendah yang

diperoleh adalah 55 dan nilai tertinggi adalah 78. Data prestasi belajar

kelompok ini dapat disajikan dalam bentuk distribusi dan histogram frekuensi

sebagai berikut.

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa yang Diajar dengan

Model Cooperative Learning Tipe STAD yang Memiliki Motivasi

Belajar Rendah

Interval Nilai Frekuensi Prosentase

55 – 59 2 11,76%

60 – 64 1 5,88%

65 – 69 6 35,29%

70 – 74 4 23,53%

75 – 79 4 23,53%

Jumlah 17 100,00%

Gambar 9. Histogram Frekuensi Prestasi Belajar Siswa yang Diajar dengan

Model Cooperative Learning Tipe STAD yang Memiliki Motivasi

Belajar rendah

0

1

2

3

4

5

6

7

55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75 - 79

Interval

Fre

ku

en

si

Page 111: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

B. Uji Kesamaan Prestasi Awal

Kesamaan prestasi belajar sebelum dilakukan eksperimen adalah syarat

yang menjamin ketepatan analisis berdasarkan prestasi belajar setelah eksperimen.

Apabila prestasi belajar awal antara dua kelompok sama maka perbedaan yang

terjadi setelah eksperimen dapat disimpulkan karena adanya perbedaan perlakuan.

Perbandingan prestasi awal kedua kelas diuji dengan menggunakan model

independent samples t test. Terdapat dua pengujian asumsi yang disyaratkan

model ini yaitu uji normalitas dan uji homogenitas variansi.

1. Uji Normalitas Prestasi Awal

Uji t termasuk salah satu metode parametrik. Penggunaan metode ini

mensyaratkan normalitas tiap-tiap kelompok sampel. Pengujian normalitas

dilakukan dengan menggunakan metode kolmogorov-smirnov test with

lilliefors significance correction. Rangkuman hasil uji normalitas data prestasi

belajar awal disajikan pada tabel berikut.

Tabel 17. Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Awal

Kelas Statistik p Keterangan

Eksperimen

Kontrol

0,139

0,091

0,144

0,200

Normal

Normal

Berdasarkan tabel 17 diketahui bahwa uji normalitas terhadap data

prestasi awal kedua kelas memiliki nilai p > 0,05. Dengan demikian

disimpulkan bahwa data prestasi belajar awal dari kedua kelas berdistribusi

normal.

Page 112: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

2. Uji Homogenitas Variansi Prestasi Awal

Uji homogenitas variansi bukan syarat boleh tidaknya penggunaan

metode parametrik seperti uji t. Pengujian ini dilakukan untuk menentukan

ketepatan perhitungan standard error parameter uji. Uji homogenitas variansi

dilakukan dengan menggunakan levene’s test. Perhitungan menghasilkan nilai

uji statistik F sebesar 0,194 dengan nilai p sebesar 0,661. Oleh karena p > 0,05

maka disimpulkan bahwa variansi data prestasi belajar awal antara kedua

kelas termasuk homogen.

3. Uji Perbandingan Prestasi Awal

Rumusan hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:

H0 : tidak ada perbedaan prestasi awal yang signifikan antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol

Ha : ada perbedaan prestasi awal yang signifikan antara kelas eksperimen

dengan kelas kontrol

Tabel 4.10 menyajikan hasil perhitungan uji t untuk membandingkan prestasi

awal kedua kelas.

Tabel 18. Hasil Uji Perbandingan Prestasi Awal

Kelas Rata-rata t p Keterangan

Eksperimen

Kontrol

71,733

70,887 0,691 0,492

Tidak ada perbedaan

signifikan

Berdasarkan tabel 18 tersebut diketahui bahwa uji perbedaan rata-rata

prestasi awal antara kedua kelas memiliki p > 0,05 sehingga diputuskan

menerima H0 atau menolak Ha. Dengan demikian disimpulkan bahwa tidak

Page 113: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

ada perbedaan prestasi awal yang signifikan antara kelas eksperimen dengan

kelas kontrol atau dengan kata lain prestasi awal kedua kelas adalah sama.

C. Pengujian Prasyarat Analisis

Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian

ini adalah analisis variansi dua jalan (two way analysis of variance). Terdapat dua

uji prasyarat yang harus dilakukan sebelum dilakukan perhitungan anava yaitu uji

normalitas dan uji homogenitas variansi.

1. Uji Normalitas Prestasi Belajar

Pengujian normalitas dilakukan terhadap tiap-tiap kelompok sampel

yang terbentuk dalam desain eksperimen. Terdapat 8 kelompok sampel

sebagaimana telah disebutkan pada bagian deskripsi data. Metode yang

digunakan untuk uji normalitas adalah kolmogorov-smirnov test with lilliefors

significance correction. Rangkuman hasil uji normalitas data prestasi belajar

disajikan pada tabel berikut.

Tabel 19. Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Awal

Kelompok Sampel Statistik p Keterangan

A1

A2

B1

B2

A1B1

A1B2

A2B1

A2B2

0,110

0,087

0,103

0,107

0,108

0,147

0,128

0,106

0,200

0,200

0,200

0,200

0,200

0,200

0,200

0,200

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Page 114: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Keterangan:

A1 : kelompok siswa yang diajar dengan model self-regulated learning

A2 : kelompok siswa yang diajar dengan model cooperative learning

tipe STAD

B1 : kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi

B2 : kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah

A1B1 : kelompok siswa yang diajar dengan model self-regulated learning

dan memiliki motivasi belajar tinggi

A1B2 : kelompok siswa yang diajar dengan model self-regulated learning

dan memiliki motivasi belajar rendah

A2B1 : kelompok siswa yang diajar dengan model cooperative learning

tipe STAD dan memiliki motivasi belajar tinggi

A2B2 : kelompok siswa yang diajar dengan model cooperative learning

tipe STAD dan memiliki motivasi belajar rendah

Berdasarkan tabel 19 diketahui bahwa uji normalitas pada semua

kelompok sampel dalam eksperimen memiliki p > 0,05. Dengan demikian data

prestasi belajar secara keseluruhan berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Variansi Prestasi Belajar

Sebagaimana pada uji t (uji kesamaan prestasi awal), uji homogenitas

variansi bukan syarat boleh tidaknya penggunaan anava. Pengujian ini

sebenarnya merupakan dasar penentuan teknik uji setelah anava (post hoc

test). Uji setelah anava dalam penelitian ini dilakukan dengan scheffe test.

Page 115: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Metode ini mensyaratkan adanya homogenitas variansi antar kelompok

sampel yang dilakukan dengan levene’s test. Perhitungan menghasilkan nilai

uji statistik F sebesar 0,844 dengan nilai p sebesar 0,476. Oleh karena p > 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa variansi antar kelompok sampel data prestasi

belajar termasuk homogen.

D. Pengujian Hipotesis

Terdapat tiga hipotesis yang diuji dalam penelitian ini yaitu:

1. Ada perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran self-regulated

learning dan cooperative learning terhadap prestasi belajar ekonomi siswa.

2. Ada perbedaan pengaruh tingkat motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar ekonomi siswa.

3. Ada Interaksi pengaruh model pembelajaran dan tingkat motivasi belajar

terhadap prestasi belajar ekonomi siswa.

Berikut adalah hasil analisis variansi dua jalan untuk menguji ketiga hipotesis

tersebut.

Tabel 20. Hasil Analisis Variansi Dua Jalan

Sumber

variasi SS df MS F p Keterangan

A

B

A B

223,806

735,459

109,570

1

1

1

223,806

735,459

109,570

5,858

19,249

2,868

0,019

0,000

0,096

Signifikan

Signifikan

Tidak signifikan

Error 2139,658 56 38,208

Total 3559,683 59

Page 116: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Keterangan:

A : model pembelajaran

B : motivasi belajar

A B : interaksi model pembelajaran dan motivasi belajar

Hasil analisis variansi dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar ekonomi

Metode pembelajaran merupakan sumber variasi pertama (A) untuk

prestasi belajar. Hipotesis yang diuji dapat dirumuskan sebagai berikut:

H0 : model pembelajaran tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi

belajar

Ha : model pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar

Berdasarkan tabel 20 diketahui bahwa uji pengaruh sumber variasi A

menghasilkan nilai uji statistik F sebesar 5,858 dengan nilai p sebesar 0,019.

Oleh karena p < 0,05 maka diputuskan untuk menolak H0 atau menerima Ha.

Dengan demikian disimpulkan bahwa model pembelajaran berpengaruh

signifikan terhadap prestasi belajar.

Perbandingan relatif antar jenis metode pembelajaran dapat langsung

dilakukan dengan nilai rata-rata karena hanya ada dua model yang

dibandingkan. Berdasarkan deskripsi data diketahui bahwa rata-rata prestasi

belajar siswa yang diajar dengan self-regulated learning (77,417) lebih tinggi

dibandingkan rata-rata prestasi belajar siswa yang diajar dengan cooperative

learning tipe STAD (71,017). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

Page 117: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

metode self-regulated learning dapat memberikan prestasi belajar yang lebih

baik dibandingkan model cooperative learning tipe STAD.

2. Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar ekonomi

Model pembelajaran merupakan sumber variasi kedua (B) untuk

prestasi belajar. Hipotesis yang diuji dapat dirumuskan sebagai berikut:

H0 : motivasi belajar tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar

Ha : motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar

Berdasarkan tabel 20 diketahui bahwa uji pengaruh sumber variasi B

menghasilkan nilai uji statistik F sebesar 19,249 dengan nilai p sebesar 0,000.

Oleh karena p < 0,05 maka diputuskan untuk menolak H0 atau menerima Ha.

Dengan demikian disimpulkan bahwa motivasi belajar berpengaruh signifikan

terhadap prestasi belajar.

Perbandingan relatif antar kategori motivasi belajar dapat langsung

dilakukan dengan nilai rata-rata karena hanya ada dua kategori yang

dibandingkan. Berdasarkan deskripsi data diketahui bahwa rata-rata prestasi

belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi (77,838) lebih tinggi

dibandingkan rata-rata prestasi belajar siswa yang memiliki motivasi belajar

rendah (69,481). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi akan meraih prestasi belajar yang lebih baik

dibandingkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

Page 118: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

3. Interaksi model pembelajaran dan motivasi belajar dalam

mempengaruhi prestasi belajar ekonomi

Metode pembelajaran merupakan sumber variasi ketiga (A B) untuk

prestasi belajar. Hipotesis yang diuji dapat dirumuskan sebagai berikut:

H0 : tidak ada interaksi model pembelajaran dan motivasi belajar dalam

mempengaruhi prestasi belajar

Ha : ada interaksi model pembelajaran dan motivasi belajar dalam

mempengaruhi prestasi belajar

Berdasarkan tabel 20 diketahui bahwa uji pengaruh sumber variasi C

menghasilkan nilai uji statistik F sebesar 2,868 dengan nilai p sebesar 0,096.

Oleh karena p > 0,05 maka diputuskan untuk menerima H0 atau menolak Ha.

Dengan demikian disimpulkan bahwa tidak ada interaksi metode pembelajaran

dan motivasi belajar dalam mempengaruhi prestasi belajar.

Tidak adanya interaksi mengindikasikan bahwa tidak ada kombinasi

tertentu antar kategori dari kedua faktor (sumber variasi) untuk memperoleh

suatu level prestasi belajar tertentu. Prestasi belajar tertinggi dapat diketahui

akan diperoleh siswa yang diajar dengan model self-regulated learning dan

memiliki motivasi belajar tinggi. Sebaliknya prestasi belajar terendah akan

diperoleh siswa yang diajar dengan model cooperative learning tipe STAD

dan memiliki motivasi belajar rendah. Meskipun begitu untuk mengetahui

perbandingan berpasangan antar empat kelompok perlu dilakukan uji lanjut

setelah anava (post hoc test).

Page 119: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

E. Uji Setelah Anava

Uji setelah anava (post hoc test) dilakukan untuk membandingkan secara

berpasangan masing-masing dari empat kelompok sampel berikut:

1. Kelompok siswa yang diajar dengan model self-regulated learning dan

memiliki motivasi belajar tinggi (A1B1 ; rata-rata = 80,476).

2. Kelompok siswa yang diajar dengan model self-regulated learning dan

memiliki motivasi belajar rendah (A1B2 ; rata-rata = 70,278).

3. Kelompok siswa yang diajar dengan model cooperative learning tipe STAD

dan memiliki motivasi belajar tinggi (A2B1 ; rata-rata = 73,577).

4. Kelompok siswa yang diajar dengan model cooperative learning tipe STAD

dan memiliki motivasi belajar rendah (A2B2 ; rata-rata = 69,059).

Pengujian dilakukan dengan menggunakan scheffe test. Rangkuman hasil

post hoc test disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 21. Hasil Uji Setelah Anava

Perbandingan Selisih rata-rata p Keterangan

A1B1 – A2B1

A1B1 – A1B2

A1B1 – A2B2

A2B1 – A1B2

A2B1 – A2B2

A1B2 – A2B2

6,8993

10,1984

11,4174

3,2291

4,5181

1,2190

0,026

0,002

0,000

0,680

0,280

0,973

Berbeda signifikan

Berbeda signifikan

Berbeda signifikan

Tidak berbeda signifikan

Tidak berbeda signifikan

Tidak berbeda signifikan

Berdasarkan tabel 21. diketahui bahwa prestasi belajar kelompok siswa

yang diajar dengan model self-regulated learning dan memiliki motivasi belajar

tinggi (A1B1) berbeda signifikan dengan ketiga kelompok yang lain, sedangkan

ketiga kelompok lain tersebut (A1B2, A2B1, A2B2) satu dengan yang lain tidak

Page 120: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

berbeda signifikan. Berdasarkan nilai rata-ratanya terbukti bahwa prestasi belajar

tertinggi diperoleh siswa yang diajar dengan model self-regulated learning dan

memiliki motivasi belajar tinggi. Ketiga kelompok siswa yang lain meraih prestasi

belajar yang tidak berbeda.

F. Pembahasan

Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut, dapat diuraikan pembahasan hasil

penelitian sebagai berikut:

1. Perbedaan Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Self-Regulated

Learning dan Cooperative Learning Tipe STAD Terhadap Prestasi

Belajar Ekonomi Siswa

Hasil analisis tersebut menunjukan bahwa model pembelajaran Self-

Regulated Learning dan Cooperative Learning tipe STAD menghasilkan

perbedaan pengaruh terhadap hasil belajar ekonomi siswa. Berdasarkan hasil

perhitungan diketahui bahwa model pembelajaran menghasilkan nilai uji

statistik F sebesar 5,858 dengan nilai p sebesar 0,019. Oleh karena p < 0,05

maka diputuskan untuk menolak H0 atau menerima Ha. Dengan demikian

disimpulkan bahwa metode pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap

prestasi belajar.

Siswa yang diajarkan dengan model Self-Regulated Learning

memperoleh skor rata-rata prestasi belajar ekonomi sebesar 77,417. Siswa

yang diajarkan dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD

memperoleh rata-rata skor hasil belajar sebesar 71,017. Dengan demikian

Page 121: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

dapat diketahui bahwa siswa yang diajarkan dengan model self-regulated

learning memiliki hasil belajar ekonomi yang lebih tinggi daripada siswa

yang diajarkan melalui model cooperative learning tipe STAD.

Self-regulated learning merupakan model pembelajaran yang secara

aktif melibatkan kemampuan metakognitif, motivasional dan behavioral

siswa. Keterlibatan secara aktif dalam proses belajar meningkatkan

performansi akademik mereka. Elizabeth A. Jordon, Marian J. Poratt (2006:8)

menjelaskan “self-regulated learning includes effective strategies for

learning, reflection on one’s own thinking and learning (metacognition), and

motivation and engagement with school tasks”. (pembelajaran regulasi-diri

merupakan bagian dari strategi yang efektif untuk belajar, merefleksi pada

satu cara berpikir dan belajar (metakognisi), memotivasi dan melibatkan

tugas-tugas di sekolah).

Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa Self-Regulated

Learning dapat menghasilkan hasil belajar yang lebih baik karena dengan

menggunakan model pembelajaran ini siswa dapat merencanakan

pembelajaran dan menemukan cara atau strategi yang efektif dalam belajar,

sebagai contoh, pebelajar tahu gaya pembelajaran yang lebih disukai (apa

yang mudah dan sulit, bagaimana cara mengatasi bagian-bagian yang sulit,

apa minat dan bakatnya, dan bagaimana cara memanfaatkan kekuatannya).

Pembelajaran Cooperative Learning sebenarnya dapat membantu para

partisipannya berlatih, mengelaborasi, dan memperluas pengetahuannya,

namun sering kali anggota kelompok hanya memindahkan ketergantungan

Page 122: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

dari guru kepada teman yang lebih ahli dalam kelompoknya sehingga

pembelajaran tetap pasif dan apa yang dipelajari bisa jadi keliru.

2. Perbedaan Pengaruh Tingkat Motivasi Belajar Siswa Tingkat Tinggi

dan Tingkat Motivasi Belajar Siswa Rendah Terhadap Prestsai Belajar

Ekonomi Siswa

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa uji pengaruh tingkat

motivasi belajar menghasilkan nilai uji statistik F sebesar 19,249 dengan nilai

p sebesar 0,000. Oleh karena p < 0,05 maka diputuskan untuk menolak H0

atau menerima Ha. Dengan demikian disimpulkan bahwa motivasi belajar

berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. Hasil analisis menunjukan

bahawa tingkat motivasi belajar tinggi dan tingkat motivasi belajar rendah

menghasilkan perbedaan pengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi siswa.

Siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi menghasilkan prestasi

belajar ekonomi yang lebih tinggi dengan rata-rata skor sebesar 77,838. Siswa

yang memiliki tingkat motivasi belajar rendah memiliki prestasi belajar

ekonomi yang lebih rendah dengan skor rata-rata sebesar 69,481.

Motivasi belajar adalah dorongan yang timbul dari dalam diri

seseorang yang menggerakan dirinya untuk melakukan sesuatu untuk

mencapai tujuan yang diinginkan yang dilakukan secara sadar yang dilakukan

melalui latihan dan pengalamannya untuk menghasilkan perubahan-

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai

sikap. Elliot, Kratochwill, Littlrfield Cook, dan Travers (2000:332)

Page 123: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

menjelaskan: “Motivation is defined as an internal state that arouses us to

action, pushes us in particular direction, and keeps us engaged in certain

activities. Learning and motivation are equally essential for performance:

Learning enables us to acquire new knowledge and skills, and motivation

provides the impetus for showing what we have learned”. (Motivasi

didefinisikan sebagai keadaan internal yang membangkitkan kita untuk

bertindak, mendorong kita ke arah tertentu, dan membuat kita terlibat dalam

kegiatan-kegiatan tertentu. Motivasi dan belajar sama-sama penting untuk

sebuah kinerja: Belajar memungkinkan kita untuk memperoleh pengetahuan

baru dan keterampilan, dan motivasi memberikan dorongan untuk

menunjukkan apa yang telah kita pelajari).

Siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi memiliki prestasi

belajar ekonomi yang lebih baik, karena siswa tersebut memiliki dorongan

yang kuat dari dalam dirinya untuk melakukan berbagai kegiatan positif yang

menunjang pembelajaran. Motivasi memberikan peranan yang sangat penting

dalam keberhasilan dalam belajar. Penggunaan model pembelajaran yang

baik sekalipun tanpa adanya motivasi belajar menjadikan kegiatan belajar

menjadi kurang bermakna.

Page 124: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

3. Tidak Terdapat Interaksi Pengaruh Antara Model Pembelajaran dan

Tingkat Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi

Siswa

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara model

pembelajaran dan tingkat motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar

ekonomi siswa. Tidak adanya interaksi mengindikasikan bahwa tidak ada

kombinasi tertentu antar kategori dari kedua faktor (sumber variasi) untuk

memperoleh suatu level prestasi belajar tertentu. Prestasi belajar tertinggi

dapat diketahui akan diperoleh siswa yang diajar dengan model Self-

Regulated Learning dan memiliki motivasi belajar tinggi. Sebaliknya prestasi

belajar terendah akan diperoleh siswa yang diajar dengan model Cooperative

Learning tipe STAD dan memiliki motivasi belajar rendah.

Tabel 22. Rata-Rata Skor Prestasi Belajar Ekonomi Siswa

No

Kombinasi Rata-Rata Prestasi

Belajar Ekonomi Model Pembelajaran Motivasi Belajar

1 Self-Regulated Learning Tinggi 80,476

2 Self-Regulated Learning Rendah 70,278

3 Cooperative Learning Tipe STAD Tinggi 73,577

4 Cooperative Learning Tipe STAD Rendah 69,059

Tabel tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran

tertentu disertai dengan perbedaan tingkat motivasi belajar siswa, menghasilkan

perbedaan rata-rata skor prestasi belajar ekonomi. Prestasi belajar ekonomi

Page 125: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

tertinggi diperoleh dari siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Self-

Regulated Learning dan memiliki tingkat motivasi belajar tinggi dengan rata-rata

skor sebesar 80,476. Untuk siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran

yang sama, dengan motivasi belajar rendah menghasilkan skor rata-rata sebesar

70,278. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan tingkat motivasi belajar

diantara para siswanya. Walaupun siswa dapat merencanakan proses pembelajaran

dengan baik dan mampu menemukan cara atau strategi yang efektif dalam belajar,

tetapi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggiakan lebih berhasil dalam

menjalankan rencana pembelajaran yang telah disusun dengan baik. Siswa yang

diajakan dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD dan

diikuti dengan tingkat motivasi belajar tinggi akan menghasilkan skor rata-rata

prestasi belajar ekonomi sebesar 73,577, sedangkan siswa yang diajarkan dengan

model pembelajaran yang sama disertai dengan tinggkat motivasi belajar yang

rendah hanya memperoleh skor rata-rata prestasi belajar sebesar 69,059.

Untuk siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, model pembelajaran

Self-Regulated Learning menghasilkan prestasi belajar ekonomi siswa yang lebih

baik dibandingakan dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe

STAD dengan skor rata-rata sebesar 80,476 untuk model pembelajaran Self-

Regulated Learning, dan 73,577 untuk model pembelajaran Cooperative Learning

tipe STAD. Hal ini terjadi karena siswa yang menggunakan model pembelajaran

Self-Regulated Learning siswa dapat merencanakan proses pembelajaran dengan

baik dan mampu menemukan cara atau strategi yang efektif dalam belajar, sebagai

contoh, pebelajar tahu gaya pembelajaran yang lebih disukai (apa yang mudah dan

Page 126: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

sulit, bagaimana cara mengatasi bagian-bagian yang sulit, apa minat dan bakatnya,

dan bagaimana cara memanfaatkan kekuatannya) dibandingkan dengan

menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD dimana

seringkali siswa memindahkan ketergantungan mereka dari guru kepada teman

dalam pembelajaran. Hal yang sama juga akan terjadi bagi siswa yang memiliki

motivasi belajar rendah, dimana dengan penggunaan model pembelajaran Self-

Regulated Learning menghasilkan rata-rata prestasi belajar sebesar 70,278 dan

siswa yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD

menghasilkan prestasi belajar sebesar 69,059. Dari uraian tersebut dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan

tingkat motivasi belajar siswa yang mempengaruhi prestasi belajar ekonomi

siswa.

G. Keterbatasan Penelitian

Peneliti sudah berusaha untuk mempersiapkan dan merancang penelitian

secara cermat sebagai upaya untuk memperoleh data dan kesimpulam yang dapat

dipertanggungjawabkan, namun demikian masih banyak faktor yang sangat sulit

diantisipasi yang merupakan keterbatasan penelitian ini. Beberapa keterbatasan

penelitian ini perlu diketahui untuk menghindari kesalahan yang ditimbulkan

dalam penafsiran dan implikasi hasil penelitian, yaitu:

1. Pemberian treatment dapat dipengaruhi oleh variabel lain diluar treatment

yang diberikan.

Page 127: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

2. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini disusun

berdasarkan pada kisi-kisi kemudian diuji validitas dan reliabilitasnya, dan

bukan merupakan instrumen yang terstandarisasi.

Page 128: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Terdapat perbedaan pengaruh signifikan penggunaan model pembelajaran

Self-Regulated Learning dan Cooperative Learning tipe STAD terhadap hasil

belajar ekonomi siswa. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa uji

pengaruh sumber variasi A menghasilkan nilai uji statistik F sebesar 5,858

dengan nilai p sebesar 0,019. Oleh karena p < 0,05 maka diputuskan untuk

menolak H0 atau menerima Ha. Berdasarkan hasil penelitian, siswa yang

diajarkan dengan model Self-Regulated Learning menghasilkan hasil belajar

yang jauh lebih baik, dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan

model Cooperative Learning. Self-Regulated Learning dapat menghasilkan

hasil belajar yang lebih baik karena dengan menggunakan model

pembelajaran ini siswa dapat merencanakan pembelajaran dan menemukan

cara atau strategi yang efektif dalam belajar, sebagai contoh, pebelajar tahu

gaya pembelajaran yang lebih disukai (apa yang mudah dan sulit, bagaimana

cara mengatasi bagian-bagian yang sulit, apa minat dan bakatnya, dan

bagaimana cara memanfaatkan kekuatannya). Pembelajaran Cooperative

Learning sebenarnya dapat membantu para partisipannya berlatih,

mengelaborasi, dan memperluas pengetahuannya, namun sering kali anggota

kelompok hanya memindahkan ketergantungan dari guru kepada teman yang

Page 129: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

lebih ahli dalam kelompoknya sehingga pembelajaran tetap pasif dan apa

yang dipelajari bisa jadi keliru.

2. Terdapat perbedaan pengaruh secara signifikan antara motivasi belajar siswa

tinngi dan tingkat motivasi belajar siswa rendah terhadap hasil belajar

ekonomi siswa. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa uji pengaruh

sumber variasi B menghasilkan nilai uji statistik F sebesar 19,249 dengan

nilai p sebesar 0,000. Oleh karena p < 0,05 maka diputuskan untuk menolak

H0 atau menerima Ha. Berdasarkan hasil penelitian, siswa dengan tingkat

motivasi belajar tinggi menghasilkan hasil belajar ekonomi yang lebih baik,

dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Siswa

yang memiliki motivasi belajar tinggi memiliki motivasi kuat akan

mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Siswa yang

memiliki motivasi yang tinggi akan cenderung memusatkan perhatian

terhadap kegiatan yang dilakukannya sehingga akan lebih berhasil dalam

proses belajar. Sebaliknya, siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah

akan cenderung kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran.

3. Tidak terdapat interaksi pengaruh antara model pembelajaran dan tingkat

motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar ekonomi siswa. Hal ini

diketahui berdasarkan uji pengaruh sumber variasi C menghasilkan nilai uji

statistik F sebesar 2,868 dengan nilai p sebesar 0,096. Oleh karena p > 0,05

maka diputuskan untuk menerima H0 atau menolak Ha. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi model pembelajaran dan tingkat

motivasi belajar dalam mempengaruhi prestasi belajar ekonomi siswa. Tidak

Page 130: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

adanya interaksi mengindikasikan bahwa tidak ada kombinasi tertentu antar

kategori dari kedua faktor (sumber variasi) untuk memperoleh suatu level

prestasi belajar tertentu. Prestasi belajar tertinggi dapat diketahui akan

diperoleh siswa yang diajar dengan model self-regulated learning dan

memiliki motivasi belajar tinggi. Sebaliknya prestasi belajar terendah akan

diperoleh siswa yang diajar dengan model cooperative learning tipe STAD

dan memiliki motivasi belajar rendah. Prestasi belajar kelompok siswa yang

diajar dengan model self-regulated learning dan memiliki motivasi belajar

tinggi (A1B1) berbeda signifikan dengan ketiga kelompok yang lain,

sedangkan ketiga kelompok lain tersebut (A1B2, A2B1, A2B2) satu dengan

yang lain tidak berbeda signifikan. Berdasarkan nilai rata-ratanya terbukti

bahwa prestasi belajar tertinggi diperoleh siswa yang diajar dengan model

self-regulated learning dan memiliki motivasi belajar tinggi. Ketiga

kelompok siswa yang lain meraih prestasi belajar yang tidak berbeda.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka dapat diuraikan beberapa

implikasi sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Model pembelajaran Self-Regulated Learning, Cooperative Learning tipe

STAD dan tingkat motivasi belajar siswa telah terbukti menghasilkan

perbedaan pengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi siswa. Self-Regulated

Learning adalah siswa yang secara metakognitif, motivasional dan behavioral

Page 131: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

aktif dalam proses belajar mereka sendiri, keterlibatan secara aktif dalam

proses belajar meningkatkan performansi akademik siswa. Berbeda dengan

Self-Regulated Learning, Cooperative Learning tipe STAD menuntut siswa

mampu mengembangkan belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang

memiliki tingkat kemampuan berbeda dan membantu para partisipannya

berlatih, mengelaborasi, dan memperluas pengetahuannya. Motivasi belajar

merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang

menggerakan dirinya untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang

diinginkan yang dilakukan secara sadar yang dilakukan melalui latihan dan

pengalamannya untuk menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai sikap.

2. Implikasi Praktis

Guru mata pelajaran ekonomi sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar di

dalam kelas untuk dapat menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam

kelas dengan mempertimbangkan berbagai faktor baik kondisi lingkungan,

sarana pendukung, karakteristik materi pembelajaran maupun karakteristik

siswa termasuk tingkat motivasi belajarnya. Model pembelajaran Self-

Regulated Learning dan Cooperative Learning tipe STAD telah terbukti

memberikan perbedaan pengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi siswa.

Page 132: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah

diuraikan sebelumnya, maka saran yang diajukan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Kepada Pengajar

a. Pengajar diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran Self-

Regulated Learning pada mata pelajaran ekonomi karena telah

terbukti memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi

siswa, tanpa mengesampingkan model pembelajaran lain sebagai

penunjang dalam kegiatan pembelajaran.

b. Pengajar diharapkan dapat mengidentifikasi motivasi belajar siswa,

dan dapat memberikan perhatian serta perlakuan yang dapat

meningkatkan motivasi dalam belajar terhadap siswa yang memiliki

motivasi belajar rendah dalam kelas.

2. Kepada Siswa

a. Siswa diharapkan dapat lebih aktif untuk terlibat dalam pembelajaran.

Tanpa adanya dukungan positif dari siswa dalam kegiatan belajar,

maka apapun model pembelajaran yang diberikan akan menjadi

kurang bermakna.

b. Siswa diharapkan dapat motivasi belajar internalnya, karena adanya

motivasi yang tinggi akan membantu siswa menggerakan dirinya

untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan

dalam belajar.

Page 133: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

3. Kepada Kepala Sekolah

Kepala sekolah diharapkan dapat memberikan kesempatan penuh kepada

pengajar untuk mengembangkan model pembelajaran inovatif, sehingga dapat

menjadi suatu referensi baru untuk menerapkan model pembelajaran inovatif

tersebut sesuai dengan proses belajar dan karakteristik mata pelajaran di

dalam kelas.

4. Kepada Komite Sekolah

Peran orang tua dalam mengembangkan sekolah harus lebih ditingkatkan

dengan mendorong sekolah untuk mampu mengembangkan model

pembelajaran inovatif dengan memberikan kemudahan bagi sekolah dalam

pemenuhan sarana dan prasarana yang mampu menunjang pengembangan

model pembelajaran inovatif.

5. Peneliti lain

Peneliti lain diharapkan dapat memanfaatkan dan mengembangkan hasil

penelitian ini sebagai salah satu bentuk referensi pembelajaran dan dapat

mengembangkan hasil penelitian ini dalam ruang lingkup yang lebih luas.

Page 134: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

maka diputuskan untuk menerima H0 atau menolak Ha. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi model pembelajaran dan tingkat

motivasi belajar dalam mempengaruhi prestasi belajar ekonomi siswa. Tidak

adanya interaksi mengindikasikan bahwa tidak ada kombinasi tertentu antar

kategori dari kedua faktor (sumber variasi) untuk memperoleh suatu level

prestasi belajar tertentu. Prestasi belajar tertinggi dapat diketahui akan

diperoleh siswa yang diajar dengan model self-regulated learning dan

memiliki motivasi belajar tinggi. Sebaliknya prestasi belajar terendah akan

diperoleh siswa yang diajar dengan model cooperative learning tipe STAD

dan memiliki motivasi belajar rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I. 1998 Leearning to Teach. Boston: McGraw-Hill.

Birnadeta Darmastuti. 2007. Pengaruh Sikap Siswa Pada Guru dan Kebiasaan

Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat Ekonomi Siswa Kelas III di

SMK Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi (tidak

diterbitkan). FKIP UNS.

Chen, Catherine S. 2002. Self-Regulated Learning Strategies And Achievement

In An Introduction To Information System Course. Information

Technology, Learning, and Performance Journal, Vol 20, No. 1, Spring,

2002.

Crowl, Sally, Podell. 1997. Educational psychology. New York: University of

New York.

Elliot, Stephen N., Thomas R. Kratochwill, Joan Littlrfield Cook & John F.

Travers. 2000. Educational Psychology. International Edition: Boston:

McGraw-Hill

Endah Rahmawati. 2006. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap

Kemampuanmemecahkan Masalah Matematika Ditinjau Dari

Kemampuan Awal Siswa. Tesis (tidak diterbitkan). Pascasarjana UNS.

Haris Mudjiman. 2007. Belajar Mandiri. Surakarta: UNS Press

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jordon, Elizabeth A., & Marian J. Poratt. 2006. Educational Psychology:

Problem-based Approach. Boston. Pearson Education, Inc.

Page 135: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Joyce, Bruce., Marsha Weil & Emily Calhoun. 2000. Models of Teaching-6th

ed.

Boston: McGraw-Hill

Linn, Robert L., & Norman E Groundlund. 2000. Measurement and assessment in

theaching. Upper Saddle River. Prentice-Hall, Inc.

Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah.

Yogyakarta:Kanisius.

2010. Quantum Teaching. Jogjakarta: DIVA Press

Nana Diana. 2008. Implementasi Model Pembelajaran Langsung (Direct

Instruction) Dengan Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran

Matematika Pada Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar Kelas

Viii Smp Muhammadiyah 1 Malang. Skripsi (tidak diterbitkan). FKIP

UMM

Nugraha Arif Karyanta. 2002. Hubungan Persepsi gaya Kepemimpinan

Transformasional Guru dengan Strategi Self-Regulated Learning Siswa

Skripsi (tidak diterbitkan). Psikologi UGM.

Oemar Hamalik. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta: Bumi Aksara

Pintrich, Paul R., & Elisabeth V. De Groot. 1990. Motivational and Self-

Regulated Learninng Components of Classroom Academic Performance.

Journal of Educational psychology, vol 82, no. 1, 33-40. 1990.

Sardiman A. M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Slavin, Robert. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research and Practice-2nd

ed. Boston : A Simon & Schusster Company

____________ 2008. Psikologi Pendidikan. Penerjemah Marianto Samosir.

Jakara: PT Indeks.

Sofan Amri, Iif Khoiru Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inofatif

Dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakakarya.

Sudjana. 2002. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito.

Sugiyanto. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Mata Padi

Presindo.

Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek).

Jakarta: Rineka Cipta.

Page 136: DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP · PDF fileProf. Dr. Trisno Martono, MM commit to user ii ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas VIII Dengan Model Cooperative

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Surtatinah Tirtonegoro. 2001. Anak Supernormal & Program pendidikannya.

Jakarta: Bina Aksara.

Torres, Maria Carmen Gonzales. 2004. Self-Regulated Learning: Current And

Future Directions. Electronic Journal Of Research In Educational

Psychology, 2(1), 1-34.

Woolfolk, Anita. 2009. Educational Psychology: Active Learning Edition-bagian

pertama. Penerjemah Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini

Seotjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

______________ 2009. Educational Psychology: Active Learning Edition-bagian

kedua. Penerjemah Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Seotjipto.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar