determinan premature sign off audit …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi determinan premature...

283
i DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT ( STUDI EMPIRIS PADA KAP di SEMARANG ) SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Negeri Semarang Oleh SHANI RURI EFENDI NIM. 7211412132 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: lymien

Post on 15-May-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

i

DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT

PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN

NEED FOR ACHIEVEMENT

( STUDI EMPIRIS PADA KAP di SEMARANG )

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

SHANI RURI EFENDI

NIM. 7211412132

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

ii

Page 3: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

iii

Page 4: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

iv

Page 5: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

Tidak boleh seorang menginginkan hak orang lain kecuali dua macam yaitu

seseorang yang diberi kekayaan harta oleh Allah lalu digunakannya semata-

mata untuk memperjuangkan kebenaran dan seseorang yang diberi ilmu oleh

Allah lalu digunakan dan diajarkan kepada manusia (HR. Bukhari-Muslim)

Persembahan

Puji syukur kepada ALLAH SWT atas segala

rahmat dan karunia-NYA, skripsi ini penulis

persembahkan kepada:

Almamaterku, Universitas Negeri

Semarang yang telah memberiku ilmu

dan pengetahuan

Fakultas Ekonomi terutama Jurusanku

Akuntansi tempat dimana saya belajar

dan menimba ilmu.

Bapak dan Ibuku tercinta yang

senantiasa mendukung, mendoakan,

memotivasi, serta memberi nasehat

hingga kini dan seterusnya.

Kakakku dan Adikku, terima kasih telah

menjadi saudara yang selalu memberi

dukungan dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Bapak Agung Yulianto, S,Pd., M.Si.

yang telah membimbing serta telah

memberikan kesempatan dan

pengalaman yang berharga bagi saya.

Page 6: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

vi

PRAKATA

Puji syukur kepada Allah SWT.,yang telah melimpahkan taufik dan

hidayah-Nya. Segenap usaha, kerja keras dan upaya yang dilakukan peneliti tidak

akan membuahkan hasil tanpa kehendak-Nya. Atas rahmat-Nyalah, peneliti

mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Determinan Premature Sign Off

Audit Procedures dengan Mediasi Self Esteem dan Need for Achievement (Studi

Empiris Pada KAP di Semarang)”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Jurusan Akuntansi

pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Peneliti menyadari sepenuhnya atas terselesaikannya penulisan skripsi ini

tidak lepas dari dukungan, bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati peneliti menyampaikan ucapan

terima kasih yang tulus kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan

pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Wahyono, M.M., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun sehingga

daat menyelesaikan skripsi dan studi dengan baik.

3. Drs. Heri Yanto, MBA., PhD., selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, atas ijin dan kesempatan

yang telah diberikan untuk mengadakan penelitian skripsi.

4. Drs. Fachrurrozie, M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi, atas bimbingan dan

arahan dalam penyusunan skripsi.

5. Agung Yulianto, S.Pd, M.Si., selaku Dosen pembimbing atas bimbingan,

saran, kritik, arahan dan motivasi yang sangat bermanfaat dalam penyusunan

skripsi.

6. Drs. Sukirman, M.Si, QIA., selaku Dosen penguji I yang telah memberikan

saran dan masukan pada penyusunan skripsi ini.

Page 7: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

vii

7. Badingatus Solikhah, SE, M.Si, Ak, CA., selaku Dosen penguji II yang telah

memberikan saran dan masukan pada penyusunan skripsi ini.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi UNNES, khususnya dosen

Akuntansi, terimakasih atas ilmu dan pengalaman yang telah diberikan.

9. Keluargaku tercinta yang senantiasa mendukung langkahku dengan iringan

do’a dan kasih sayangnya.

10. Sahabat-sahabatku para pejuang skripsi 2016 Ardi, Gilang satu, Gilang dua,

Nadim, Yuda, Rivai, Fadil, Catur, Ami, Arif yang memotivasi dan

mendukung dalam pembuatan skripsiku ini.

11. Keluarga besar Akuntansi C 2012 yang selalu kompak mendukung satu sama

lain demi memakai toga bersama tahun ini.

12. Teman masa kecilku Aswin yang sampai sekarang banyak menolong,

menyemangati, dan memotivasiku, makasih banget sampai jauh – jauh ke

surabaya cuman buat ngumpulin materi skripsiku ini.

13. Teman – teman KKN yang sampai sekarang masih tetap kompak dan

memotivasi dengan caranya masing – masing.

14. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas kebaikan

yang telah diberikan. Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca dan perkembangan pendidikan selanjutnya.

Semarang, 13 Oktober 2016

Penyusun

Page 8: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

viii

SARI

Shani Ruri Efendi. 2016. “Determinan Premature Sign Off Audit Procedures

Dengan Mediasi Self Esteem dan Need for Achievement (Studi Empiris Pada KAP

di Semarang)”. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri

Semarang. Pembimbing Agung Yulianto, S,Pd., M.Si.

Kata kunci: time pressure, audit risk, locus of control, organizational

commitment, self esteem, need for achievement, premature sign off audit

procedures.

Premature sign off audit procedures didefinisikan sebagai sebuah tindakan

yang menunjukkan auditor telah menghentikan satu atau lebih prosedur audit

tanpa menggantikannya dengan langkah lain. Penelitian ini berdasarkan pada teori

atribusi, teori komitmen organisasi, dan teori motivasi kebutuhan. Penelitian ini

bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh time pressure, audit risk,

locus of control, organizational commitment terhadap premature sign off audit

procedures dengan self esteem, dan need for achievement sebagai variabel

mediasi.

Populasi penelitian adalah auditor yang bekerja pada 17 KAP di kota

Semarang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 72 responden. Pengumpulan

data menggunakan metode kuesioner. Metode pengambilan sampel yang

digunakan adalah conveniance sampling. Metode analisis yang digunakan adalah

Structural Equation Modelling (SEM) dengan Partial Least Square (PLS) Path

Modelling dengan alat analisis SmartPLS 3.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel time pressure, locus of

control, organizational commitment, serta need for achievement tidak

berpengaruh secara langsung terhadap premature sign off audit procedures.

Sedangkan variabel audit risk, dan self esteem berpengaruh secara langsung

terhadap premature sign off audit procedures. Variabel organizational

commitment berpengaruh signifikan terhadap premature sign off audit procedures

dengan mediasi self esteem.

Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk mencari indikator

atau variabel lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap premature sign off

audit procedures, menggunakan metode pengumpulan sampel lain, memperluas

populasi yang akan diteliti, dan penggunaan alat analisis yang berbeda. Sehingga,

diharapkan hasil dari penelitian selanjutnya dapat lebih baik dari penelitian yang

selanjutnya.

Page 9: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

ix

ABSTRACT

Shani Ruri Efendi. 2016. “Determinant Premature Sign Off Audit Procedures

with mediation Self Esteem and Need for Achievement (Empirical Studies on

KAP in Semarang)”. Undergraduate Thesis. Accounting Department. Economic

Faculty. Semarang State University. Advisor Agung Yulianto, S,Pd., M.Si.

Keyword: time pressure, audit risk, locus of control, organizational

commitment, self esteem, need for achievement, premature sign off audit

procedures.

Premature sign off audit procedures is defined as an act indicating

auditors has stopped one or more audit procedures without replace it with another

step. This research based on attribution theory, organizational commitment theory,

and acquired needs theory. This research aims to examine and analyze the

influence of time pressure, audit risk, locus of control, organizational commitment

against premature sign off audit procedures with self esteem, and need for

achievement as mediation variable.

Population in this research is an auditor who working on 17 KAP in

Semarang. Sample in this research about 72 respondents. Collect the data uses

questionnaire method. Sampling method used is conveniance sampling. The

analysis method uses Structural Equation Modelling (SEM) with Partial Least

Squares (PLS) Path Modelling with SmartPLS 3.0 analysis tools

The research results show that the variable time pressure, locus of contol,

organizational commitment and need for achievement do not affect directly

against

premature sign off audit procedures. Meanwhile variable audit risk, and self

esteem

influence directly against premature sign off audit procedures. Variable

organizational commitment significant against premature sign off audit

procedures with mediation of self esteem.

Suggestions for further research are expected to look for other indicators

or variables that possibility to affect premature sign off audit procedures, use

different sample collection method. Expand the scope of population which will be

researched. And using the other tools analysis of data. So that the results of the

next researchers can be better for the study later.

Page 10: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................. iii

PERNYATAAN ........................................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... v

KATA PENGANTAR .............................................................................. vi

SARI .......................................................................................................... viii

ABSTRACT .............................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................. x

DAFTAR TABEL .................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah ..................................................................... 20

1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 22

1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 23

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 25

2.1. Kajian Teori ................................................................................. 25

2.1.1. Teori Atribusi ..................................................................... 25

2.1.2. Teori Komitmen Organisasi ............................................... 28

Page 11: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

xi

2.1.3. Teori Motivasi Kebutuhan .................................................. 31

2.2. Premature Sign Off Audit Procedures (PSO) ............................... 33

2.2.1. Konsep Premature sign off audit procedures ...................... 33

2.2.2. Dimensi Pengukuran PSO ................................................... 36

2.2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi PSO ........................... 37

2.3. Time Pressure (TP) ....................................................................... 38

2.3.1. Konsep Time Pressure ......................................................... 38

2.3.2. Dimensi Pengukuran Time Pressure ................................... 40

2.4. Audit risk (AR) .............................................................................. 41

2.4.1. Konsep Audit risk ................................................................ 41

2.4.2. Dimensi Pengukuran Audit risk ........................................... 44

2.5. Locus of Control (LOC) ................................................................ 44

2.5.1. Konsep Locus of Control ..................................................... 44

2.5.2. Dimensi Pengukuran Locus of Control ............................... 47

2.6. Organizational commitment (OC) ............................................... 48

2.6.1. Konsep Organizational commitment ................................... 48

2.6.2. Dimensi Pengukuran Organizational commitment ............ 49

2.7. Self Esteem (SE) ........................................................................... 51

2.7.1. Konsep Self Esteem ............................................................ 51

2.7.2. Dimensi Pengukuran Self Esteem ........................................ 54

2.8. Need for Achievement ................................................................... 55

2.8.1. Konsep Need for Achievement ............................................. 55

2.8.2. Dimensi Pengukuran Need for Achievement ....................... 57

Page 12: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

xii

2.9. Penelitian Terdahulu .................................................................... 60

2.10. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis ........ 68

2.10.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................... 68

2.10.2. Pengembangan Hipotesis ................................................. 80

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 81

3.1. Jenis dan Desain Penelitian .......................................................... 81

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 82

3.2.1. Populasi ............................................................................... 82

3.2.2. Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .......................... 83

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............... 86

3.3.1. Variabel Laten Endogen ..................................................... 86

3.3.2. Variabel Perantara Endogen ............................................... 87

1. Self Esteem .................................................................. 87

2. Need for Achievement .................................................. 88

3.3.3. Variabel Laten Eksogen ..................................................... 89

1. Time Pressure ............................................................... 89

2. Audit Risk ...................................................................... 89

3. Locus of Control ........................................................... 90

4. Organizational commitment .......................................... 91

3.3.4. Operasionalisasi Variabel .................................................... 92

3.4. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 94

3.4.1. Metode Angket ................................................................... 94

3.4.2. Instrumen Pengolahan Data ................................................ 95

Page 13: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

xiii

1. Premature sign off audit procedures ............................. 95

2. Time Pressure ............................................................... 96

3. Audit Risk ...................................................................... 96

4. Locus of Control ........................................................... 97

5. Organizational commitment ......................................... 98

6. Self Esteem .................................................................... 99

7. Need for Achievement ................................................... 100

3.5. Analisis Data ................................................................................ 100

3.5.1. Analisis Data Deskriptif ..................................................... 100

1. Analisis Deskriptif Responden ..................................... 101

2. Analisis Deskriptif Variabel ......................................... 102

3.5.2. Metode Analisis Data ......................................................... 109

1. Teknik Analisis Data .................................................... 109

2. Model Pengukuran (Outer Model ) .............................. 111

3. Model Struktural (Inner Model) ................................... 112

4. Uji Hipotesis ................................................................. 113

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 116

4.1. Hasil Penelitian ............................................................................ 116

4.1.1. Deskripsi Responden Penelitian ......................................... 116

4.1.2. Deskripsi Variabel Penelitian ............................................. 117

4.2. Hasil Analisis Statistik ................................................................. 135

4.2.1. Uji Outer Model atau Measurement Model ........................ 135

1. Uji Validitas Convergent ............................................. 137

Page 14: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

xiv

2. Uji Reliabilitas .............................................................. 141

4.2.2. Uji Inner Model atau Structural Model .............................. 142

4.2.3. Uji Hipotesis ....................................................................... 144

1. Pengaruh Langsung (direct effect) .............................. 144

2. Pengaruh Mediasi (indirect effect) .............................. 150

4.3. Pembahasan .................................................................................. 153

4.3.1. Time Pressure Berpengaruh Positif terhadap Premature

Sign off Audit Procedures ................................................... 153

4.3.2. Audit Risk Berpengaruh Positif terhadap Premature Sign

off Audit Procedures .......................................................... 155

4.3.3. Locus of Control Berpengaruh Positif terhadap

Premature

Sign off Audit Procedures .................................................. 157

4.3.4. Organizational Commitment Berpengaruh Negatif

terhadap Premature Sign off Audit Procedures .................. 159

4.3.5. Organizational Commitment Berpengaruh Positif

terhadap

Self Esteem .......................................................................... 162

4.3.6. Organizational Commitment Berpengaruh Positif

terhadap

Need for Achievement .......................................................... 164

4.3.7. Self Esteem Berpengaruh Negatif terhadap Premature

Sign off Audit Procedures .................................................. 166

Page 15: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

xv

4.3.8. Need for Achievement Berpengaruh Negatif terhadap

Premature Sign off Audit Procedures ................................ 168

4.3.9. Organizational Commitment Berpengaruh terhadap

Premature Sign off Audit Procedures melalui Mediasi

Self Esteem .......................................................................... 171

4.3.10. Organizational Commitment Berpengaruh terhadap

Premature Sign off Audit Procedures melalui Mediasi

Need for Achievement ......................................................... 173

BAB V PENUTUP .................................................................................... 176

5.1. Simpulan ...................................................................................... 176

5.2. Saran ............................................................................................ 178

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 180

LAMPIRAN .............................................................................................. 186

Page 16: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu ................................... 60

Tabel 3.1. Daftar Kantor Akuntan Publik Kota Semarang ....................... 82

Tabel 3.2. Daftar Sampel Kantor Akuntan Publik Kota Semarang .......... 84

Tabel 3.3. Hasil Pengumpulan Data Kuesioner ........................................ 85

Tabel 3.4. Operasionalisasi Variabel Penelitian ....................................... 92

Tabel 3.5. Kategori Variabel Premature sign off audit procedures .......... 102

Tabel 3.6. Kategori Variabel Time pressure ............................................. 103

Tabel 3.7. Kategori Variabel Audit Risk ................................................... 104

Tabel 3.8. Kategori Variabel Locus of Control ......................................... 105

Tabel 3.9. Kategori Variabel Organizational Commitment ...................... 106

Tabel 3.10. Kategori Variabel Need for Achievement ................................. 107

Tabel 3.11. Kategori Variabel Self Esteem ................................................. 108

Tabel 4.1. Data Statistik Responden ......................................................... 116

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Variabel PSO .......................................... 118

Tabel 4.3. Distribusi Per-Indikator Variabel PSO .................................... 119

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Variabel Time Pressure .......................... 121

Tabel 4.5. Distribusi Per-Indikator Variabel Time Pressure..................... 122

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Variabel Audit Risk ................................. 124

Tabel 4.7. Distribusi Per-Indikator Variabel Audit Risk ........................... 125

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Variabel Locus of Control ...................... 126

Tabel 4.9. Distribusi Per-Indikator Variabel Locus of Control ................. 127

Page 17: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

xvii

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Variabel Organizational commitment .. 128

Tabel 4.11. Distribusi Per-Indikator Variabel Organizational

commitment ............................................................................ 129

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Variabel Self Esteem ............................. 130

Tabel 4.13. Distribusi Per-Indikator Variabel Self Esteem ....................... 131

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Variabel Need for Achievement ............ 132

Tabel 4.15. Distribusi Per-Indikator Variabel Need for Achievement ...... 133

Tabel 4.16. Outer Loadings ...................................................................... 137

Tabel 4.17. Average Variance Extracted .................................................. 140

Tabel 4.18. Composite Reliability dan Cronbachs Alpha ......................... 141

Tabel 4.19. Path Coefficient (direct effect) ............................................... 145

Tabel 4.20. Indirect effect ......................................................................... 150

Tabel 4.21. Hasil Rekapitulasi Pengujian Hipotesis ................................. 152

Page 18: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran .............................................................. 79

Gambar 4.1. Uji Full Model SEM PLS Algorithm ...................................... 136

Gambar 4.2. Diagram R Square .................................................................. 143

Page 19: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ............................................................ 187

Lampiran 2. Kisi – Kisi Pertanyaan .......................................................... 203

Lampiran 3. Pengumpulan Data Kuesioner .............................................. 214

Lampiran 4. Data Statistik Responden ...................................................... 215

Lampiran 5. Hasil Jawaban Responden Variabel Premature sign off audit

procedures ........................................................................... 216

Lampiran 6. Hasil Jawaban Responden Variabel Time Pressure ............. 217

Lampiran 7. Hasil Jawaban Responden Variabel Audit Risk .................... 222

Lampiran 8. Hasil Jawaban Responden Variabel Locus of Control ......... 224

Lampiran 9. Hasil Jawaban Responden Variabel Organizational

Commitment .......................................................................... 226

Lampiran 10. Hasil Jawaban Responden Variabel Self Esteem ................ 227

Lampiran 11. Hasil Jawaban Responden Variabel Need for Achievement 230

Lampiran 12. Kriteria Penilaian Persentase Per-Indikator .......................... 232

Lampiran 13. Uji Validitas .......................................................................... 233

Lampiran 14. Uji Reliabilitas ...................................................................... 234

Lampiran 15. Diagram R-Square ................................................................ 237

Lampiran 16. Path Coefficient (direct effect) ............................................. 238

Lampiran 17. Path Coefficient (indirect effect) .......................................... 239

Lampiran 18. Uji Full Model SEM PLS Algoritm ...................................... 240

Lampiran 19. Full Model Bootstraping SmartPLS 3.0 ............................... 242

Page 20: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

xx

Lampiran 20. Surat Izin Penelitian.............................................................. 242

Lampiran 21. Surat Keterangan Penelitian ................................................. 243

Page 21: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada hakekatnya pengguna laporan keuangan perusahaan terbagi menjadi

dua pihak, yang pertama pihak internal yaitu perusahaan itu sendiri dan yang

kedua pihak eksternal. Pihak internal dalam hal ini manajemen perusahaan

merupakan pihak yang secara langsung berkaitan dengan aktivitas operasional

perusahaan laporan keuangan yang dibuat perusahaan digunakan untuk

mengambil keputusan strategis perusahaan yang dijalankan semata – mata untuk

memaksimalkan keuntungan dan menarik investor. Sehinga seringkali pihak

internal menggunakan berbagai cara untuk membuat laporan keuangan semenarik

mungkin. Disisi lain pihak eksternal menginginkan sebuah laporan keuangan yang

andal dan relevan dengan keadaan yang sebenarnya agar tidak salah dalam

mengambil keputusan berinvestasi. Keadaan ini menjadikan audit sebagai bagian

dari jasa assurance yang dianggap penting dan perlu dilakukan.

Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan

kualitas informasi bagi para pengambil keputusan. Jasa semacam ini dianggap

penting karena penyedia jasa assurance bersifat independen dan dianggap tidak

bias berkenaan dengan informasi yang diperiksa. Individu-individu yang

bertanggung jawab membuat keputusan bisnis memerlukan jasa assurance untuk

membantu meningkatkan keandalan dan relevansi informasi yang digunakan

sebagai dasar keputusannya. Menurut Messier, dkk (2006:63) jasa assurance

Page 22: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

2

dalam bentuk audit dapat meningkatkan kualitas informasi dalam hal keandalan,

kredibilitas, relevansi, dan ketepatan waktu suatu laporan keuangan.

Audit ialah pemeriksaan secara sistematis oleh pihak independen terhadap

laporan keuangan yang disusun oleh klien beserta catatan dan bukti pendukung

dengan tujuan memberikan pendapat wajar / tidak atas laporan keuangan tersebut

kemudian disampaikan kepada pihak yang berkepentingan (Agoes,2012:4).

Menurut Arrens (2012) mendefinisikan audit sebagai akumulasi dan evaluasi

bukti yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen tentang

informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi

dan kriteria yang telah ditetapkan. Berdasarkan pengertian diatas audit pada

akhirnya digunakan oleh pihak yang berkepentingan sebagai dasar pengambilan

keputusan. Akan tetapi sering kali hasil audit yang dibuat oleh auditor kurang

berkualitas sehingga salah dalam memberikan pendapat atas laporan keuangan

klien. Untuk menjaga dari kesalahan dalam memberikan pendapat, auditor dalam

melaksanakan tugasnya harus memperhatikan kualitas dari audit.

De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan

(joint probability), dimana seorang auditor akan melaporkan temuan salah saji

material, kekeliruan, dan kelalaian yang terdeteksi pada sistem akuntansi klien.

kualitas audit yang baik akan menghasilkan informasi yang sangat berguna dalam

pengambilan keputusan. Untuk menjaga agar hasil audit berkualitas dalam hal

keandalan, kredibilitas, relevansi, dan ketepatan waktu seorang auditor harus

mematuhi standar audit dan juga prosedur audit. Standar audit yang telah

ditetapkan Ikatan Akuntan Publik (IAI) dalam Pernyataan Standar Auditing No 1

Page 23: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

3

(SA Seksi 150) berisi sepuluh standar yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu

standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Sedangkan

prosedur audit adalah metode atau tekhnik yang digunakan oleh auditor untuk

mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang cukup dan kompeten

(Boynton, dkk. 2003:191).

Berdasarkan teori yang ada dinyatakan dengan jelas audit yang baik adalah

audit yang mampu meningkatkan kualitas informasi beserta konteksnya, namun

dalam prakteknya terdapat perilaku auditor yang dapat menyebabkan

berkurangnya kualitas audit yang dilakukan oleh mereka (Djohari, 2008).

Menurut Alderman (1982) Fenomena perilaku pengurangan kualitas audit

semakin banyak terjadi di dalam suatu proses audit.

Perilaku Reduced Audit Quality behaviours (pengurangan kualitas audit)

adalah tindakan yang diambil auditor guna mengurangi efektivitas pengumpulan

bukti (Weningtyas, dkk. 2006). Pengurangan kualitas audit sering disebut sebagai

Reduced Audit Quality (RAQ) yang berarti kegagalan auditor untuk melengkapi

langkah program audit yang dilakukan secara sengaja. Pengurangan audit disini

diartikan pengurangan mutu dalam pelaksanaan audit yang dilakukan secara

sengaja oleh auditor (Coram, dkk. 2008). Pengurangan ini dilakukan oleh auditor

dengan mengurangi jumlah sampel, mengambil sampel dari klien dengan jumlah

yang sedikit atau melakukan review secara dangkal, tidak memperluas

pemeriksaan saat terjadi sesuatu yang masih perlu dipertanyakan dan pemberian

opini saat semua prosedur yang dipersyaratkan belum dipenuhi oleh auditor. Hal

ini muncul karena adanya dilema antara inherent cost (biaya yang melekat pada

Page 24: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

4

proses audit) dan kualitas yang dihadapi oleh auditor dalam lingkungan auditnya

(Kaplan, 1995). Salah satu perilaku pengurangan kualitas audit (RAQ behaviors)

adalah premature sign off audit procedures (Coram, dkk. 2008).

Premature sign off audit procedures merupakan sebuah tindakan yang

menunjukkan auditor telah menghentikan satu atau lebih prosedur audit tanpa

menggantikannya dengan langkah lain. (Maulina, dkk. 2010). Praktik premature

sign off audit procedures ini berdampak secara langsung terhadap kualitas audit

yang dihasilkan. Hal ini disebakan apabila salah satu langkah dalam prosedur

audit dihilangkan, maka kemungkinan auditor akan membuat judgment / opini

yang salah semakin tinggi (Weningtyas, dkk. 2006). Menurut Herningsih (2001)

yang menegaskan bahwa kesalahan pembuatan opini atau judgment yang

disebabkan karena auditor tidak melakukan prosedur audit yang mencukupi dapat

menyebabkan auditor dituntut secara hukum. Dalam penelitian Herningsih (2001)

ditemukan bahwa terdapat 50% dari responden telah melakukan premature sign

off audit procedure.

Perkembangan kasus dalam bidang pengauditan memperlihatkan adanya

sinyal ketidakpuasan para pengguna laporan keuangan terhadap kualitas audit. Hal

ini terjadi pada tahun 1999 yang menunjukkan dari hasil peer review Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) atas kertas kerja auditor.

Kecurigaaan masyarakat ini sebenarnya ditangkap oleh Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI) dan ditindaklanjuti dengan keinginan pada bulan April 1999 untuk

membentuk tim di bidang penegakan disiplin. Tim ini akan ditugaskan untuk

meneliti kertas kerja kantor akuntan publik (KAP) yang mengaudit laporan

Page 25: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

5

keuangan 37 bank beku usaha (BBKU). Hal ini juga ditujukan agar auditor lebih

menjaga kualitas pekerjaan, menjalankan kode etik dan SPAP (Standar

Profesional Akuntan Publik), yang nantinya berujung agar para bankir tidak lagi

melakukan rekayasa laporan keuangan. Tetapi sayangnya niat tersebut tidak

terlaksana, oleh karena itu Direktorat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai,

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan, Departemen Keuangan pada Oktober

1999 meminta BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) untuk

menggantikan niat IAI dan melakukan peer review terhadap kertas kerja auditor

bank bermasalah untuk tahun buku 1995, 1996, 1997 (agamfat.wordpress.com).

Namun setelah dilaksanakan peer review oleh BPKP atas kertas kerja

auditor bank-bank bermasalah ternyata menunjukkan bahwa 93% auditor dari 10

KAP yang mengaudit laporan keuangan 37 bank bermasalah telah melakukan

premature sign off audit procedures serta melanggar SPAP (Fathir, 2011).

prosedur audit yang dilanggar antara lain hampir semua KAP tidak melakukan

pengujian yang memadai atas suatu akun, 70% dokumentasi audit kurang

memadai, terdapat auditor yang tidak memahami bisnis klien (peraturan

perbankan) akan tetapi menerima penugasan audit terhadap bank, tidak

melakukan perencanaan sampel yang baik, tidak melakukan pengujian fisik,

kesalahan dalam pengklasifikasian atas suatu transaksi. Sungguh ironis

mengetahui dari keseluruhan kertas kerja auditor yang direview, hanya satu KAP

yang menurut BPKP tidak terdapat temuan penyimpangan. Kondisi tersebut

merupakan masalah yang memerlukan perhatian yang berkelanjutan dari para

Page 26: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

6

praktisi maupun organisasi profesi agar auditor dapat mempertahankan kualitas

pekerjaan audit (agamfat.wordpress.com).

Kasus kredit macet pada UD Raden Motor pada tahun 2010 menjadi salah

satu contoh akibat dari auditor tidak melakukan prosedur audit yang mencukupi,

kasus ini bermula ketika perusahaan PT RPL / UD Raden Motor mengajukan

permohonan pinjaman ke BRI Jambi dengan mengagunkan 36 item surat berharga

yang nilai likuiditasnya mencapai Rp100 miliar sebagai jaminan, melakukan

pinjaman sebesar Rp52 miliar dalam beberapa tahun. Namun, Penggunaan kredit

tersebut oleh PT RPL tidak sesuai dengan peruntukan, sebagaimana pengajuan

pinjamannya kepada BRI. Dari itu di nilai ada penyimpangan, dan hingga jatuh

tempo pada 14 April 2008. Dana pinjaman kredit sekitar Rp 52 miliar itu tidak

bisa dikembalikan oleh pihak PT RPL/ UD Raden Motor. Berdasarkan

penyelidikan dikatakan, adanya dugaan kesalahan prosedur dalam pemberikan

kredit sehingga ditemukan kerugian negara senilai Rp52 miliar. Penyidik intelijen

Kejati Jambi terakhir memeriksa saksi ahli adalah Direktur Utama PT RPL Zien

Muhammad, mantan account officer (AO) BRI cabang Jambi Effendi Siam, dan

akuntan publik Biasa Sitepu yang saat itu belum ditahan. Untuk mengetahui

prosedur dan kesalahan dalam masalah pemberian kredit dari BRI ke Raden

Motor (Kompas 18 Mei 2010).

Setelah dilaksanakan penyelidikan ditemukan terdapat empat kegiatan data

laporan keuangan yang tidak dibuat oleh akuntan publik, sehingga terjadilah

kesalahan dalam proses kredit dan ditemukan dugaan korupsinya. Keterangan dan

fakta tersebut terungkap setelah tersangka Effendi Syam diperiksa dan

Page 27: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

7

dikonfrontir dengan saksi Biasa Sitepu sebagai akuntan publik di Kejati Jambi.

Semestinya data laporan keuangan Raden Motor yang diajukan ke BRI saat itu

harus lengkap, namun dalam laporan keuangan yang diberikan tersangka Zein

Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor, tidak dibuat oleh akuntan publik. Hal

tersebut terjadi akibat dari akuntan publik dengan sengaja melakukan premature

sign off audit procedures yang menjadikan akuntan publik Biasa Sitepu diduga

terlibat dalam kasus kredit macet UD Raden Motor. Seharusnya auditor

melaksanakan tugasnya sesuai dengan berdasarkan etika profesi yang ada dan

aturan-aturan yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) serta melaksanakan

prosedur audit dengan semestinya (Aji, 2013).

Teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena terjadinya

perilaku premature sign off audit procedures adalah teori. Menurut Heider (1958),

setiap individu pada dasarnya adalah seseorang ilmuwan semu (pseudo scientist)

yang berusaha untuk mengerti tingkah laku orang lain dengan mengumpulkan dan

memadukan potongan-potongan informasi sampai mereka tiba pada sebuah

penjelasan masuk akal tentang sebab-sebab orang lain bertingkah laku tertentu.

Terdapat dua sumber atribusi tingkah laku (1) Atribusi internal atau atribusi

disposisional. (2) Atribusi eksternal atau atribusi lingkungan. Pada atribusi

internal menyimpulkan bahwa tingkah laku seseorang disebabkan oleh sifat-sifat

atau disposisi (unsur psikologis yang mendahului tingkah laku). Pada atribusi

eksternal menyimpulkan bahwa tingkah laku seseorang disebabkan oleh situasi

tempat atau lingkungan orang itu berada.

Page 28: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

8

Apabila dikaitkan dengan teori atribusi, secara teoritis faktor – faktor yang

mempengaruhi perilaku auditor melakukan penghentian prematur prosedur audit

dapat disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti

kemampuan atau usaha. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari

luar seperti kesulitan dalam pekerjaan atau keberuntungan.

Secara empiris penelitian mengenai faktor–faktor yang mempengaruhi

premature sign off audit procedures telah banyak dilakukan, antara lain penelitian

dilakukan oleh Yusrawati dan Ari (2009) yang menduga adanya pengaruh faktor

eksternal time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol

kualitas terhadap premature sign off audit procedures serta faktor internal locus of

control terhadap premature sign off audit procedures. Kemudian penelitian Fathir

(2011) beranggapan bahwa time pressure, risiko deteksi, materialitas, prosedur

review dan kontrol kualitas sebagai faktor eksternal, sedangkan locus of control

dan self esteem sebagai faktor internal yang dapat mempengaruhi premature sign

off audit procedures. Penelitian Akhsan (2014) yang menduga faktor yang

mempengaruhi premature sign off audit procedures adalah time pressure,

tindakan supervisi, etika profesi sebagai faktor eksternal, sedangkan locus of

control, organizational commitment, dan turnover intensions sebagai faktor

internal. Kemudian penelitian dari Kholidiah (2014) menduga selain dari faktor –

faktor yang sudah disebutkan diatas terdapat satu lagi faktor internal yang dapat

mempengaruhi premature sign off audit procedures yaitu need for achievement.

Page 29: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

9

Berdasarkan dari dugaan penelitian terdahulu mengenai faktor – faktor

yang dapat mempengaruhi perilaku auditor melakukan premature sign off audit

procedures. Peneliti ingin menguji kembali faktor - faktor tersebut dengan

mengacu pada penelitian Akhsan (2014) peneliti memodifikasi variabel yang akan

diteliti dengan menghilangkan variabel tindakan supervisi, etika profesi dan

turnover intention kemudian menambah variabel baru yaitu audit risk, need for

achievement, serta self esteem. Sehingga peneliti mengambil 4 variabel eksogen

yaitu time pressure, risiko audit, locus of control, dan organizational commitment.

Sedangkan untuk variabel self esteem dan need for achievement digunakan

sebagai mediasi variabel organizational commitment.

Time pressure merupakan keadaan dimana auditor dituntut untuk

mempertimbangkan faktor ekonomi (waktu dan biaya) di dalam menentukan

jumlah dan kompetensi bukti audit yang dikumpulkan. Jika dengan memeriksa

jumlah bukti yang lebih sedikit dapat diperoleh keyakinan yang sama tingginya

dengan pemeriksaan terhadap keseluruhan bukti, auditor memilih untuk

memeriksa jumlah bukti yang lebih sedikit berdasarkan pertimbangan ekonomi

biaya dan manfaat. Apabila auditor menyelesaikan tugas melebihi batas waktu

yang dianggarkan, maka auditor cenderung dinilai memiliki kinerja yang buruk

oleh atasannya. Kriteria seorang auditor untuk mendapatkan peringkat yang

baik adalah pencapaian anggaran waktu. Tuntutan-tuntutan seperti inilah yang

menimbulkan time pressure (Kholidiah, 2014).

Time pressure yang diberikan oleh Kantor Akuntan Publik kepada

auditronya bertujuan untuk mengurangi biaya audit (Efisiensi biaya dan waktu

Page 30: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

10

pelaksanaan audit). Semakin cepat waktu pengerjaan audit, maka biaya

pelaksanaan juga akan kecil. Adanya time pressure membuat auditor dituntut

untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah dianggarkan (Liantih,

2010).

Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti menduga adanya pengaruh faktor

time pressure terhadap perilaku premature sign off audit procedures. Dugaan ini

diperkuat oleh argumen Weningtyas, dkk (2006) yang mengatakan untuk

menepati anggaran waktu yang telah ditetapkan, ada kemungkinan bagi auditor

untuk melalukan pengabaian terhadap prosedur audit bahkan pemberhentian

prosedur audit.

Penelitian yang dilakukan Yusrawati (2009), La Ane (2011), dan

Kholidiah (2014) Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya pengaruh positif

pada variabel time pressure terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

akan tetapi hasil berbeda ditunjukan pada penelitian Wahyudi (2011) justru

variabel time pressure tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

penghentian prematur atas prosedur audit.

Audit risk adalah risiko yang terjadi akibat dari auditor tanpa disadari,

tidak dapat memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan

keuangan yang mengandung salah saji material (SA Seksi 312). Audit risk adalah

risiko yang timbul bahwa auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya

sebagaimana mestinya atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji

material (Messier dkk, 2006:88). Saji material ini bisa terjadi karena adanya

kesalahan (error) atau kecurangan (fraud). Error merupakan kesalahan yang tidak

Page 31: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

11

disengaja (unintentional mistakes) sedangkan Fraud merupakan kecurangan yang

disengaja. Audit risk merupakan permasalahan yang sering auditor hadapi, audit

risk ini muncul akibat dari auditor tidak memeriksa 100% saldo akun transaksi

dari asersi, melainkan hanya mengambil beberapa sampel yang dapat di

generalisasikan untuk setiap akun yang ada.

Audit tidak menjamin bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji

material, akan tetapi terdapat beberapa derajat risiko bahwa laporan keuangan

mengandung salah saji yang tidak terdeteksi oleh auditor. Semakin tinggi

kepastian yang ingin diperoleh auditor dalam menyatakan pendapat yang benar,

semakin rendah audit risk yang akan ia terima. Jika 99% kepastian diinginkan,

maka audit risk adalah 1%, sementara jika kepastian sebesar 95 % dianggap

memuaskan, maka audit risk adalah 5%. Biasanya pertimbangan professional

berkenaan dengan keyakinan yang memadai dan keseluruhan tingkat audit risk

dirancang sebagai satu kebijakan kantor akuntan publik, dan audit risk akan dapat

dibandingkan antara satu audit dengan audit lainnya. (Boynton dkk, 2003:202).

Berdasarkan penjelasan tersebut audit risk juga dapat berpengaruh terhadap

pelaksanaan seluruh prosedur audit yang direncanakan. Dengan demikian muncul

dugaan bahwa terdapat pengaruh audit risk terhadap premature sign off audit

procedures yang menjadikan dasar pemilihan variabel audit risk. Hal ini diperkuat

dengan pendapat Weningtyas, dkk (2006) yang mengatakan ketika auditor

menetapkan risiko rendah, maka auditor harus lebih banyak melakukan

prosedur audit sehingga kemungkinan melakukan premature sign off audit

procedures rendah.

Page 32: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

12

Penelitian yang dilakukan Yusrawati (2009), La Ane (2011), Fathir (2011),

dan Nisa (2013) Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya pengaruh positif

pada variabel audit risk terhadap premature sign off audit procedures. akan tetapi

hasil berbeda ditunjukan pada penelitian Wahyudi (2011) justru variabel risiko

audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap premature sign off audit

procedures dan berbeda pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Kholidiah

(2014) yang justru menemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan negatif risiko

audit terhadap premature sign off audit procedures.

Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian, dimana

seseorang individu yakin jika mereka mampu mengontrol nasib dirinya sendiri

(Rotter, 1966). Locus of control / locus pengendalian merupakan kendali individu

atas pekerjaan mereka dan kepercayaan mereka terhadap keberhasilan diri. Lokus

pengendalian ini terbagi menjadi dua yaitu lokus pengendalian internal yang

mencirikan seseorang memiliki keyakinan bahwa mereka bertanggung jawab atas

perilaku kerja mereka di organisasi. Sedangkan lokus pengendalian eksternal yang

mencirikan individu yang mempercayai bahwa perilaku kerja dan keberhasilan

tugas mereka lebih dikarenakan faktor di luar diri yaitu organisasi.

Konsep dari Rotter (1966) ini menggolongkan individu apakah termasuk

ke dalam locus internal atau locus external. Internal locus of control adalah

individu yang yakin bahwa mereka merupakan pemegang kendali atas apa-apa

pun yang terjadi pada diri mereka, sedangkan external locus of control adalah

individu yang yakin bahwa apapun yang terjadi pada diri mereka dikendalikan

oleh kekuatan luar seperti keberuntungan dan kesempatan (Robbins dan Judge,

Page 33: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

13

2007). Individu yang memiliki keyakinan bahwa nasib atau event-event dalam

kehidupannya berada dibawah kontrol dirinya, dikatakan individu tersebut

memiliki internal locus of control. Sementara individu yang memiliki keyakinan

bahwa lingkunganlah yang mempunyai kontrol terhadap nasib atau event-event

yang terjadi dalam kehidupannya dikatakan individu tersebut memiliki external

locus of control.

Berdasarkan penjelasan tersebut muncul dugaan bahwa locus of control yang

dalam penelitian ini menggunakan external locus of control memiliki pengaruh

terhadap premature sign off audit procedures yang menjadikan dasar pemilihan

locus of control. Hal ini diperkuat dengan pendapat Lestari (2010) yang

menyebutkan bahwa auditor yang memiliki external locus of control yang tinggi

akan meningkatkan probabilitas mereka dalam menghentikan prematur prosedur

audit dan temuan pada penelitian tersebut menunjukan bahwa semakin kuat

external locus of control auditor, maka akan cenderung melakukan upaya

penghentian secara prematur prosedur audit.

Penelitian yang dilakukan oleh Yusrawati (2009) yang meneliti KAP di

Pekanbaru. Didapatkan hasil pada variabel locus of control tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap premature sign off audit procedures. Akan

tetapi penelitian lainnya oleh Fathir (2011), Akhsan (2014), dan Kadek dkk

(2014) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan positif locus of control

terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Pendapat berbeda lainnya

muncul dari La Ane (2011) yang mengungkapkan bahwa justru terdapat

Page 34: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

14

pengaruh signifikan negatif locus of control terhadap premature sign off audit

procedures.

Konsep organizational commitment didasarkan pada premis bahwa

individual membentuk suatu keterikatan terhadap organisasi. Secara historis,

organizational commitment merupakan perspektif yang bersifat keperilakuan

dimana komitmen diartikan sebagai perilaku yang konsisten dengan aktivitas

(Setiawan dan Ghozali, 2006). Mowday, dkk (1979) mendefinisikan organizational

commitment sebagai identifikasi dan keterlibatan seseorang yang relatif kuat

terhadap organisasi. Definisi tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan

aktif dan keinginan karyawan dalam menjalin hubungan positif serta memberikan

kontribusi yang berarti pada organisasinya.

Teori organizational commitment menurut Allen dan Meyer (1990)

membagi organizational commitment menjadi tiga komponen organisasi yaitu

komitmen afektif (affective commitment), komitmen kontinuans (continuance

commitment), dan komitmen normatif (normative commitment) dimana ketiga

komponen tersebut dilihatnya komitmen sebagai kondisi psikologis yang dapat

menggambarkan hubungan individu dengan organisasi, dan mempunyai implikasi

dalam keputusan untuk meneruskan atau tidak keanggotaannya dalam organisasi.

Menurut Mowday dkk (1979) mengatakan bahwa karyawan yang memiliki

organizational commitment yang tinggi akan lebih termotivasi untuk hadir dalam

organisasi dan berusaha mencapai tujuan organisasi. Sementara itu, Greenberg &

Baron (2008) menyatakan bahwa organizational commitment berkaitan dengan

keinginan yang tinggi untuk berbagi dan berkorban bagi organisasi.

Page 35: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

15

Berdasarkan penjelasan tersebut muncul dugaan bahwa organizational

commitment memiliki pengaruh terhadap premature sign off audit procedures

yang. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Irawati dan Mukhlasin (2005) yang

berpendapat bahwa komitmen pada organisasi merupakan alat prediksi yang

sangat baik untuk beberapa perilaku penting, diantaranya adalah perputaran

pegawai, kesetiaan pegawai kepada nilai organisasi dan keinginan untuk

melakukan pekerjaan melebihi apa yang seharusnya dikerjakan. Individu dengan

organizational commitment yang tinggi akan lebih tidak terlibat dengan perilaku

premature sign-off. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk tetap mempertahankan

keanggotaan dalam organisasi tempat mereka bekerja (Srimindarti 2012).

Hasil penelitian Srimindarti (2012) terdapat pengaruh signifikan negatif

variabel organizational commitment terhadap premature sign off audit

procedures. Sedangkan hasil penelitian Maryanti (2005) menyatakan bahwa

organizational commitment berpengaruh positif terhadap dysfunctional audit

behavior. Hasil penelitian berbeda ditemukan oleh Irawati dan Mukhlasin (2005)

yang menunjukkan hubungan tidak signifikan antara variabel organizational

commitment dengan perilaku penyimpangan dalam audit. Serta penelitian Akhsan

(2014) yang menunjukkan hubungan tidak signifikan antara variabel

organizational commitment terhadap premature sign off audit procedures.

Self esteem merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan

memandang dirinya terutama mengenai sikap menerima atau menolak, dan

indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuannya, keberartian,

kesuksesan dan keberhargaan. Secara singkat self esteem adalah “personal

Page 36: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

16

judgment” mengenai perasaan berharga atau berarti yang di ekspresikan dalam

sikap-sikap individu terhadap dirinya. (Coopersmith, 1967). Menurut Robbins dan

Judge (2007) mendefinisikan self esteem sebagai tingkat menyukai atau tidak

menyukai dan tingkat sampai mana individu menganggap diri mereka berharga

atau tidak berharga sebagai seorang manusia.

Fathir (2011) beranggapan bahwa individu yang memiliki self esteem

rendah memandang diri mereka sendiri dalam pemahaman yang negative. Mereka

tidak merasa baik dengan diri mereka sendiri dan dipenuhi rasa tidak percaya akan

kemampuan yang dimilikinya. Individu yang memiliki self esteem rendah adalah

individu yang mudah terpengaruh orang lain dan hanya bergantung pada orang

lain, sehingga mereka melakukan sesuatu hanya dengan meniru orang yang

dihormati dan dianggap benar meskipun orang yang diikuti tersebut belum tentu

benar.

Berdasarkan pada penjelasan tersebut peneliti menduga jika variabel self

esteem ini dapat mempengaruhi perilaku auditor melakukan premature sign off

audit procedures. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Robbins dan Judge (2007)

yang mengatakan individu dengan self esteem tinggi memiliki kecenderungan

mengambil lebih banyak risiko dalam memilih pekerjaan dan memiliki

kemungkinan besar melakukan tindakan popular, sedangkan individu dengan self

esteem rendah cenderung mencari persetujuan dari orang lain, menyesuaikan diri

pada keyakinan dan perilaku orang yang mereka hormati. Self esteem yang tinggi

berhubungan dengan sifat optimis dan tingkat kecemasan yang dimiliki seseorang

(Suharyati, 2003). Peneliti menduga dengan pribadi yang mudah terpengaruh oleh

Page 37: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

17

orang lain dan tidak memiliki kepercayaan diri atau sifat optimis cenderung lebih

banyak menerima perilaku premature sign off audit procedures.

Pada penelitian Fathir (2011) diketahui bahwa terdapat pengaruh

signifikan positif self esteem terhadap premature sign off audit procedures, namun

pada penelitian serupa yang dihasilkan dari penelitian Irawati dan Mukhlasin

(2005) yang menunjukkan tidak adanya pengaruh self esteem terhadap penerimaan

penyimpangan perilaku dalam audit. Serta Malone dan Robert (1996) yang

menunjukkan tidak adanya pengaruh self esteem terhadap perilaku pengurangan

kualitas audit.

Dalam penelitian ini selain menguji variabel self esteem secara langsung

terhadap premature sign off audit procedures. Peneliti juga menggunakan variabel

self esteem sebagai variabel mediasi antara organizational commitment dengan

premature sign off audit procedures. Alasan mendasar penggunaan variabel self

esteem ini sebagai variabel mediasi adalah pernyataan dari Steers (1977) bahwa

komitmen berkaitan dengan intensi bertahan dalam organisasi akan tetapi tidak

secara langsung berkaitan dengan kinerja karena untuk mengetahui kinerja

berkaitan pula dengan motivasi, kejelasan peran, dan kemampuan. Sedangkan

kualitas kinerja auditor akan berimplikasi terhadap perilaku auditor dalam

melakukan kecurangan seperti premature sign off audit procedures. Pernyataan

tersebut diperkuat dengan hasil penelitian Donnelly, dkk (2003) yang

mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara kinerja dengan

perilaku disfungsional audit dimana premature sign off audit procedures

merupakan bagian dari perilaku disfungsional audit. Dalam hal ini variabel self

Page 38: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

18

esteem dianggap mewakili aspek motivasi, sebab seseorang yang memiliki self

esteem tinggi kecenderungan memiliki harga diri yang tinggi dimana akan

menjadikan pribadi yang percaya diri serta percaya terhadap kemampuan yang

dimilikinya.

Need for achievement adalah hasrat seseorang untuk meraih prestasi dalam

hidupnya, ini merupakan proses pembelajaran yang stabil yang mana kepuasan

akan didapatkan dengan berjuang dan memenuhi level tertinggi untuk dapat

menjadi ahli dalam bidang tertentu (McClelland, 1961). Dengan kata lain motivasi

untuk berprestasi merupakan tingkat dimana seseorang memiliki kemauan untuk

menjadi sukses di bidangnya. Menurut Aamodt (1991) need for achievement

merupakan keinginan untuk menantang pekerjaan yang sulit, yang mana orang

yang memiliki need for achievement yang tinggi memiliki kontrol terhadap

prilaku mereka dan menyukai tantangan yang sulit, sementara karyawan yang

memiliki need for achievement yang rendah mudah dipuaskan dengan tantangan

yang sedikit.

Bagi mereka yang memiliki need for achievement tinggi cenderung

menyukai pekerjaan yang menantang dengan sasaran akhir yang masih dapat

dicapai, karena apabila jalan yang mereka tempuh untuk mencapai kesuksesan

memiliki risiko rendah, mereka akan menganggap bahwa itu bukanlah pencapaian

kesuksesan yang sesungguhnya. Sebaliknya seseorang yang memiliki need for

achievement rendah akan cenderung mengambil pekerjaan yang mudah untuk

meminimalisasi risiko kegagalan.

Page 39: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

19

Berdasarkan pada penjelasan tersebut peneliti menduga jika variabel need

for achievement ini dapat mempengaruhi perilaku auditor melakukan premature

sign off audit procedures. individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, dan

individu yang mampu mempertahankan standard kinerja tinggi dan mempunyai

keinginan untuk menyelesaikan tugas yang sulit. Motivasi untuk tetap

mempertahankan standard kinerja akan berkaitan dengan pilihan auditor dalam

melakukan / tidak melakukan perilaku premature sign off audit procedures.

Penelitian mengenai pengaruh need for achievement terhadap premature

sign off audit procedures dilakukan oleh Almar’atus (2013) dan Kholidiah (2014).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa terdapat need for

achievement berpengaruh negatif terhadap premature sign off audit procedures.

hal yang menarik adalah didalam penelitian Kholidiah (2014) ditemukan bahwa

besarnya pengaruh dari need for achievement terhadap premature sign off audit

procedures adalah 6,35 % jumlah tersebut menurut peneliti cukup besar jika

dibandingkan dengan variabel lainnya seperti materialitas yang hanya 3,69 %.

Dalam penelitian ini selain menguji variabel need for achievement secara

langsung terhadap premature sign off audit procedures. Peneliti juga

menggunakan variabel need for achievement sebagai variabel mediasi antara

organizational commitment dengan premature sign off audit procedures. Alasan

mendasar penggunaan variabel need for achievement ini sebagai variabel mediasi

adalah pernyataan dari Steers (1977) bahwa komitmen berkaitan dengan intensi

bertahan dalam organisasi akan tetapi tidak secara langsung berkaitan dengan

kinerja karena untuk mengetahui kinerja berkaitan pula dengan motivasi,

Page 40: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

20

kejelasan peran, dan kemampuan. Sedangkan kualitas kinerja auditor akan

berimplikasi terhadap perilaku auditor dalam melakukan kecurangan seperti

penghentian prematur atas prsedur audit. Pernyataan tersebut diperkuat dengan

hasil penelitian Donnelly, dkk (2003) yang mengungkapkan bahwa terdapat

pengaruh signifikan antara kinerja dengan perilaku disfungsional audit dimana

premature sign off audit procedures merupakan bagian dari perilaku disfungsional

audit. Dalam hal ini variabel need for achievement juga dianggap dapat mewakili

aspek motivasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang dibahas pada

penelitian ini adalah apakah time pressure, audit risk, locus of control, serta

organizational commitment berpengaruh terhadap premature sign off audit

procedures dengan self esteem dan need for achievement sebagai variabel

moderasi. Oleh sebab itu penelitian ini mengambil judul “DETERMINAN

PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI

SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (STUDI EMPIRIS

PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SEMARANG”

1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang sudah dipaparkan sebelumnya, yang menjadi

permasalahan utama pada penelitian ini adalah adanya perbedaan hasil penelitian

atau tidak terdapat kekonsistenan pada penelitian – penelitian terdahulu

Berdasarkan alasan tersebut peneliti melakukan penelitian kembali mengenai

pengaruh mediasi self esteem dan need for achievement terhadap determinan

Page 41: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

21

perilaku premature sign off audit procedures, maka pertanyaan- pertanyaan

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Time Pressure berpengaruh positif terhadap premature sign off audit

procedures pada Kantor Akuntan Publik di Semarang ?

2. Apakah Audit Risk berpengaruh positif terhadap premature sign off audit

procedures pada Kantor Akuntan Publik di Semarang ?

3. Apakah Locus of Control berpengaruh positif terhadap premature sign off

audit procedures pada Kantor Akuntan Publik di Semarang ?

4. Apakah Organizational commitment berpengaruh negatif terhadap premature

sign off audit procedures pada Kantor Akuntan Publik di Semarang ?

5. Apakah Organizational commitment berpengaruh positif terhadap self esteem

?

6. Apakah Organizational commitment berpengaruh positif terhadap need for

Achievement ?

7. Apakah Self Esteem berpengaruh negatif terhadap premature sign off audit

procedures pada Kantor Akuntan Publik di Semarang ?

8. Apakah Need for Achievement berpengaruh negatif terhadap premature sign

off audit procedures pada Kantor Akuntan Publik di Semarang ?

9. Apakah Organizational commitment Melalui Self Esteem berpengaruh negatif

terhadap premature sign off audit procedures pada Kantor Akuntan Publik di

Semarang ?

Page 42: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

22

10. Apakah Organizational commitment Melalui Need for Achievement

berpengaruh negatif terhadap premature sign off audit procedures pada

Kantor Akuntan Publik di Semarang ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh antara time

preassure terhadap premature sign off audit procedures pada Kantor

Akuntan Publik di Semarang.

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh antara audit

risk terhadap premature sign off audit procedures pada Kantor Akuntan

Publik di Semarang.

3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh antara locus of

control terhadap premature sign off audit procedures pada Kantor Akuntan

Publik di Semarang.

4. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh antara

organizational commitment terhadap premature sign off audit procedures

pada Kantor Akuntan Publik di Semarang.

5. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh antara

organizational commitment terhadap self esteem.

6. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh antara

organizational commitment terhadap need for achievement.

Page 43: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

23

7. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh antara self

esteem terhadap premature sign off audit procedures pada Kantor Akuntan

Publik di Semarang.

8. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh antara need for

achievement terhadap premature sign off audit procedures pada Kantor

Akuntan Publik di Semarang.

9. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh antara

organizational commitment melalui self esteem terhadap premature sign off

audit procedures pada Kantor Akuntan Publik di Semarang.

10. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh antara

organizational commitment melalui need for achievement terhadap

premature sign off audit procedures pada Kantor Akuntan Publik di

Semarang.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan

manfaat, antara lain:

1. Manfaat Akademis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang

berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang ilmu

akuntansi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan

referensi dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang

berkaitan dengan premature sign off audit procedures (premature sign off ).

Page 44: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

24

b. Memberikan bukti empiris mengenai ada tidaknya pengaruh antara

variabel time pressure, audit risk, locus of control, organizational

commitment, self esteem, dan need for achievement terhadap perilaku

premature sign off audit procedures.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan bagi Kantor Akuntan Publik untuk mengevaluasi

kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemungkinan

terjadinya praktik penghentian prematur prosedur audit.

b. Menjadi bahan informasi bagi perusahaan selaku pengguna jasa audit bahwa

terdapat premature sign off audit procedures yang telah dilakukan oleh

auditor.

c. Dapat dijadikan referensi bagi para peneliti yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut berkaitan dengan masalah ini.

Page 45: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

25

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Teori Atribusi (Attribution theory)

Dalam penelitian ini, untuk menjelaskan faktor penyebab atau motif

perilaku seseorang melakukan premature sign off audit procedures menggunakan

teori atribusi yang dikembangkan pertama kali oleh Fritz Heider (1958) kemudian

dikembangkan oleh Kelley (1980) dan Bernard Weiner (1974). Menurut Heider

(1958), setiap individu pada dasarnya adalah seseorang ilmuwan semu (pseudo

scientist) yang berusaha untuk mengerti tingkah laku orang lain dengan

mengumpulkan dan memadukan potongan-potongan informasi sampai mereka

tiba pada sebuah penjelasan masuk akal tentang sebab-sebab orang lain bertingkah

laku tertentu. Heider (1958) berargumentasi bahwa terdapat dua sumber atribusi

tingkah laku (1) Atribusi internal atau atribusi disposisional. (2) Atribusi eksternal

atau atribusi lingkungan. Pada atribusi internal menyimpulkan bahwa tingkah laku

seseorang disebabkan oleh sifat-sifat atau disposisi (unsur psikologis yang

mendahului tingkah laku). Pada atribusi eksternal menyimpulkan bahwa tingkah

laku seseorang disebabkan oleh situasi tempat atau lingkungan orang itu berada.

Teori atribusi Harold Kelley (1980) memandang individu sebagai

psikologi amatir yang mencoba memahami sebab-sebab yang terjadi pada

berbagai peristiwa yang dihadapinya. Ia mencoba menemukan apa yang

menyebabkan apa atau apa yang mendorong siapa melakukan apa. Respon yang

Page 46: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

26

kita berikan pada suatu peristiwa bergantung pada interpretasi kita tentang

peristiwa itu. Teori ini diarahkan

untuk mengembangkan penjelasan dari cara-cara kita menilai orang secara

berlainan, tergantung makna apa yang kita hubungkan (atribusikan) ke suatu

perilaku tertentu. Penyebab perilaku tersebut dalam persepsi sosial lebih dikenal

dengan istilah dispositional attributions (penyebab internal) dan situational

attributions (penyebab eksternal) (Robbins, 1996).

Atribusi disposisional atau penyebab internal mengacu pada aspek perilaku

individual, sesuatu yang ada dalam diri seseorang seperti sifat

pribadi, persepsi diri, kemampuan, motivasi. Atribusi situasional atau

penyebab eksternal mengacu pada lingkungan yang mempengaruhi perilaku,

seperti kondisi sosial, nilai sosial, dan pandangan masyarakat.

Penentuan atribusi penyebab apakah individual atau situasi dipengaruhi

oleh tiga faktor (Kelley, 1980):

1. Konsensus (consensus): Konsensus adalah situasi yang membedakan

perilaku seseorang dengan perilaku orang lainnya dalam menghadapi situasi

yang sama. Bila seseorang berperilaku sama dengan kebanyakan orang lain,

maka perilaku orang tersebut memiliki konsesnsus yang tinggi. Tetapi bila

perilaku seseorang tersebut berbeda dengan perilaku kebanyakan orang maka

berarti perilaku tersebut memiliki consensus yang rendah.

2. Konsistensi (consistency): Konsisten adalah derajat kesamaan reaksi

seseorang terhadap stimulus atau peristiwa yang sama pada waktu yang

Page 47: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

27

berbeda. Apakah pelaku yang bersangkutan cenderung melakukan perilaku

yang sama di masa lalu dalam situasi yang sama.

3. Kekhususan (distinctiveness): Keunikan menujukkan sejauh mana seseorang

bereaksi dengan cara yang sama terhadap stimulus atau peristiwa yang

berbeda.

Teori atribusi menurut Weiner (1974) dilandaskan pada pandangan satu

dimensi yang didasarkan pada asumsi bahwa penyebab tingkah-laku menurut

presepsi individu adalah berbeda. Kejadian itu disebabkan (diatribusikan) oleh

atau pada individu (diri) atau pada sifat lingkungan. Teori ini membahas masalah

yang berkenaan dengan analisis suatu dimensi. Atribusi yang terjadi dalam

dimensi yang sama, baik itu internal ataukah eksternal dapat menimbulkan

beberapa hasil atau akibat (Weiner, 1974).

Teori ini menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan

perilaku seseorang yaitu faktor internal dan faktor eksternal, pada penelitian ini

akan menguji pengaruh dari time pressure, audit risk, organizational comitment,

locus of control, self esteem, dan need for achievement, dimana variabel time

pressure, audit risk sebagai faktor eksternal, sedangkan organizational comitment,

locus of control, self esteem, dan need for achievement sebagai faktor internal

sebagai faktor internal penyebab premature sign off audit procedures.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa teori atribusi dapat

digunakan sebagai dasar menemukan penyebab mengapa seorang auditor

melakukan premature sign off audit procedures. Dengan mengetahui faktor-faktor

Page 48: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

28

praktik premature sign off audit procedures, diharapkan pemicu terjadinya praktik

tersebut dapat diminimalisir.

2.1.2. Teori Komitmen Organisasi (Organizational commitment theory)

Teori mengenai komitmen organisasi (organizational commitment)

populer mulai tahun 1977 setelah dibahas oleh Staw dan Salancik yang

mengajukan dua bentuk komitmen yaitu komitmen sikap (attitudinal commitment)

dan komitmen tingkah laku (behavioral commitment). Komitmen sikap adalah

keadaan dimana seorang individu mempertimbangkan sejauhmana nilai dan

tujuan pribadinya dapat sesuai dengan tujuan organisasi, serta sejauhmana

keinginannya untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi.

Pendekatan sikap ini lebih berfokus pada pola pikir seseorang tentang bagaimana

hubungan individu terhadap organisasi tempat ia berada. Sedangkan komitmen

tingkah laku didasarkan pada sejauhmana karyawan menetapkan keputusan untuk

tetap berada pada organisasi saat ini dengan menimbang adanya kerugian apabila

memutuskan untuk melakukan alternatif lain di luar pekerjaan saat ini.

Pendekatan tingkah laku ini lebih menekankan pada proses dimana individu

mengembangkan komitmen tidak pada organisasi melainkan pada tingkah lakunya

terhadap organisasi (Mowday dkk, 1979).

Mowday, dkk (1979) mendefinisikan organizational commitment sebagai

identifikasi dan keterlibatan seseorang yang relatif kuat terhadap organisasi.

Definisi tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan aktif dan keinginan

Page 49: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

29

karyawan dalam menjalin hubungan positif serta memberikan kontribusi yang

berarti pada organisasinya.

Organizational commitment yang dikemukakan oleh Mowday dkk (1979)

ini bercirikan adanya:

1. Kepercayaan yang kuat serta penerimaan terhadap tujuan dan nilai organisasi;

2. Kesiapan untuk bekerja keras; serta

3. Keinginan yang kuat untuk bertahan dalam organisasi. Komitmen ini

tergolong komitmen sikap atau afektif karena berkaitan dengan sejauhmana

individu merasa nilai dan tujuan pribadinya sesuai dengan nilai dan tujuan

organisasi. Semakin besar kongruensi antara nilai dan tujuan individu dengan

nilai dan tujuan organisasi maka semakin tinggi pula komitmen karyawan

pada organisasi.

Teori organizational commitment menurut Allen dan Meyer (1990)

membagi organizational commitment menjadi tiga komponen organisasi yaitu

komitmen afektif (affective commitment), komitmen kontinuans (continuance

commitment), dan komitmen normatif (normative commitment) dimana ketiga

komponen tersebut dilihatnya komitmen sebagai kondisi psikologis yang dapat

menggambarkan hubungan individu dengan organisasi, dan mempunyai implikasi

dalam keputusan untuk meneruskan atau tidak keanggotaannya dalam organisasi.

Adapun definisi dan penjelasan dari ketiga komponen organizational

commitment menurut Allen dan Meyer (1990) adalah sebagai berikut :

Page 50: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

30

1. Komitmen afektif (Affective commitment) Komitmen ini mengacu pada

hubungan emosional anggota terhadap organisasi. Orang-orang ingin terus

bekerja untuk organisasi tersebut karena mereka sependapat dengan tujuan dan

nilai dalam organisasi tersebut. Orang-orang dengan tingkat komitmen afektif

yang tinggi memiliki keinginan untuk tetap berada di organisasi karena mereka

mendukung tujuan dari organisasi tersebut dan bersedia membantu untuk

mencapai tujuan tersebut.

2. Komitmen berkelanjutan (Continuance commitment) Komitmen ini mengacu

pada keinginan karyawan untuk tetap tinggal di organisasi tersebut karena

adanya perhitungan atau analisis tentang untung dan rugi dimana nilai ekonomi

yang dirasa dari bertahan dalam suatu organisasi dibandingkan dengan

meninggalkan organisasi tersebut. Semakin lama karyawan tinggal dengan

organisasi mereka, semakin mereka takut kehilangan apa yang telah mereka

investasikan di dalam organisasi selama ini.

3. Komitmen normatif (Normative commitment) Komitmen ini mengacu pada

perasaan karyawan dimana mereka diwajibkan untuk tetap berada di

organisasinya karena adanya tekanan dari yang lain. Karyawan yang memiliki

tingkat komitmen normatif yang tinggi akan sangat memperhatikan apa yang

dikatakan orang lain tentang mereka jika mereka meninggalkan organisasi

tersebut. Mereka tidak ingin mengecewakan atasan mereka dan khawatir jika

rekan kerja mereka berpikir buruk terhadap mereka karena pengunduran diri

tersebut.

Page 51: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

31

Pengaruh dari variabel organizational commitment dalam penelitian ini

dapat dikaitkan dengan teori organizational commitment ini, dimana apabila

seorang auditor yang memiliki komitmen terhadap organisasi tinggi mereka akan

cenderung memandang KAP sebagai komitmen afektif, komitmen afektif

berkaitan dengan emosional karyawan dalam hal ini keterikatan auditor dengan

KAP tempat ia bekerja. Pola pikir auditor yang seperti ini memandang

kepentingan organisasi adalah kepentingan pribadi mereka, sehingga mereka akan

terus bekerja dengan seluruh kemapuan yang ia miliki untuk organisasi karena

mereka ingin melakukan hal tersebut. Keingingan untuk mengerahkan seluruh

kemampuan yang di miliki auditor untuk KAP tempat ia bekerja pada akhirnya

akan berimplikasi secara langsung terhadap perilaku pengurangan kualitas audit

(RAQ Behaviour) yang dalam penelitian ini adalah premature sign off audit

procedures.

2.1.3. Teori Motivasi Kebutuhan (Acquired needs theory)

Teori motivasi kebutuhan David McClelland (1961) mengemukakan

bahwa terdapat tiga jenis kebutuhan motivasi yaitu motivasi untuk mencapai

prestasi (need for achievement / n-ach ), motivasi untuk mendapatkan kekuasaan /

otoritas (need for power / n-pow), dan motivasi untuk berafiliasi (need for

affiliation / n -affil).

Adapun definisi dan penjelasan mengenai tiga jenis kebutuhan motivasi

menurut Mc Clelland (1961) adalah sebagai berikut :

1. Motivasi untuk berprestasi (need for achievement)

Page 52: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

32

Motivasi untuk berprestasi (need for achievement) adalah motivasi atau hasrat

seseorang untuk meraih prestasi dalam hidupnya, ini merupakan proses

pembelajaran yang stabil yang mana kepuasan akan didapatkan dengan berjuang

dan memenuhi level tertinggi untuk dapat menjadi ahli dalam bidang tertentu.

Dengan kata lain motivasi untuk berprestasi merupakan tingkat dimana seseorang

memiliki kemauan untuk menjadi sukses di bidangnya. Bagi mereka yang

memiliki need for achievement tinggi cenderung menyukai pekerjaan yang

menantang dengan sasaran akhir yang masih dapat dicapai, karena apabila jalan

yang mereka tempuh untuk mencapai kesuksesan memiliki risiko rendah, mereka

akan menganggap bahwa itu bukanlah pencapaian kesuksesan yang

sesungguhnya. Sebaliknya seseorang yang memiliki need for achievement rendah

akan cenderung mengambil pekerjaan yang mudah untuk meminimalisasi risiko

kegagalan.

2. Motivasi untuk berkuasa (need for power)

Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain

berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itui tanpa dipaksa tidak akan

berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk

mengendalikan dan memengaruhi orang lain. Kebutuhan kekuasaan sangat

berhubungan dalam pencapaian posisi kepemimpinan. Karena seorang pemimpin

membutuhkan kekuasaan yang besar untuk dapat mengendalikan anggota agar

dapat terwujud tujuannya sebagai seorang pemimpin. Artinya seseorang yang

memiliki need for power adalah seseorang yang memiliki personal power dan

Page 53: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

33

kekuasaan yang dapat digunakan untuk mengatur, dan mengendalinan orang lain

dalam pencapaiannya memenuhi tujuan.

3. Motivasi untuk berafiliasi (need for affiliation)

Kebutuhan akan afiliasi atau bersahabat adalah hasrat untuk berhubungan

antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk

mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan

pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya

berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi.

McClelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi

karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam

bekerja atau mengelola organisasi.

Pengaruh need for achievement terhadap premature sign off audit

procedures dalam penelitian ini dapat dikaitkan dengan teori motivasi kebutuhan.

Dimana need for achievement merupakan tingkat keinginan seseorang untuk

mempertahankan standard kinerja dan keinginan untuk menyelesaikan pekerjaan

yang sulit secara efektif. hal ini dapat dijadikan dasar dalam menentukan perilaku

pengurangan kualitas audit (RAQ behaviour) yang dalam penelitian ini adalah

premature sign off audit procedures.

2.2. Premature Sign Off Audit Procedures

2.2.1. Konsep Premature sign off audit procedures

Page 54: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

34

Perilaku disfungsional auditor merupakan perilaku menyimpang yang

dilakukan auditor dalam melaksanakan audit. Premature sign off merupakan salah

satu dari perilaku disfungsional auditor. Menurut Donnely, dkk (2003) Perilaku

disfungsional meliputi tindakan melaporkan waktu audit dengan total waktu yang

lebih pendek daripada waktu yang sebenarnya ( underreporting of audit time ),

mengubah prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan audit di lapangan (

replacing and altering original audit procedures ), dan menyelesaikan langkah-

langkah audit yang terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan prosedur (

premature signing off of audit steps without completion of the procedure )

(Donnely dkk, 2003).

Menurut Kholidiah (2014) Penghentian premaur prosedur audit merupakan

tindakan yang dilakukan oleh auditor dengan tidak melaksanakan atau

mengabaikan satu atau beberapa prosedur audit yang disyaratkan, akan tetapi

mendokumentasikan semua prosedur audit telah diselesaikan secara wajar.

Premature sign off audit procedures merupakan penghentian satu atau

beberapa langkah audit yang diperlukan dalam prosedur audit tanpa menggantikan

dengan langkah lain (Maulina dkk, 2010). Prosedur- prosedur audit tersebut

menurut (Mulyadi, 2002: 87) antara lain :

1. Prosedur Analitis (Analytical Procedures)

Prosedur ini terdiri dari kegiatan mempelajari dan membandingkan data

yang memiliki hubungan. Dalam prosedur ini digunakan data finansial dan

non finansial yang menghasiilkan bukti analitis.

2. Menginspeksi (Inspecting)

Page 55: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

35

Prosedur ini melakukan pemeriksaan secara teliti atas dokumen, catatan,

pemeriksaan fisik atas sumber berujud.

3. Mengkonfirmasi (Confirming)

Prosedur ini dilakukan melalui pengajuan pertanyaan yang memungkinkan

auditor untuk mendapatkan informasi langsung dari sumber independen di

luar organisasi klien.

4. Mengajukan Pertanyaan (Inquiring)

Prosedur ini dilakukan secara lisan dan tertulis kepada sumber-sumber

intern dalam perusahaan, seperti manajemen dan karyawan.

5. Menghitung (Counting)

Prosedur ini dilakukan dengan penghitungan fisik atas barang-barang

berujud dan penghitungan atas dokumen bernomor urut tercetak.

6. Menelusur (Tracing)

Prosedur ini dilakukan dengan menelusur informasi sejak awal data

direkam pertama kali pada dokumen hingga pelacakan pengolahan data

tersebut dalam proses akuntansi.

7. Mencocokkan ke dokumen (Vouching)

Prosedur ini dilakukan dengan pencocokan dokumen untuk mendeteksi

terjadinya pencatatan di atas semestinya dalam catatan akuntansi.

8. Mengamati (Observing)

Prosedur ini dilakukan dengan melihat pelaksanaan sejumlah kegiatan atau

proses yang terjadi dalam perusahaan.

Page 56: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

36

9. Melaksanakan ulang ( Reperforming)

Prosedur ini dilakukan dengan menghitung ulang dan membuat

rekonsiliasi yang telah dilakukan oleh klien/perusahaan.

10. Teknik audit berbantuan komputer (Computer assisted audit techniques)

Prosedur ini dilakukan jika perusahaan menyelenggarakan catatan

akuntansi dalam media elektronik.

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil simpulan bahwa premature sign

off audit procedures ialah salah satu tindakan disfungsional yang dilakukan oleh

auditor dengan menghentikan satu atau beberapa prosedur audit yang diperlukan

tanpa menggantikan prosedur tersebut dengan langkah lain sebgai pengganti,

namun semua prosedur audit yang disyaratkan didokumentasikan secara lengkap

dan wajar.

2.2.2. Dimensi Pengukuran Premature sign off audit procedures

Premature sign off audit procedures merupakan tindakan yang dilakukan

oleh auditor dengan tidak melaksanakan atau mengabaikan satu atau beberapa

prosedur audit yang disyaratkan, akan tetapi mendokumentasikan semua prosedur

audit telah diselesaikan secara wajar (Kholidiah, 2014). Berdasarkan hasil

penelitian Herningsih (2001) dimensi pengukuran variabel premature sign off audit

procedures ialah sebagai berikut :

1. Pemahaman bisnis klien;

2. Pertimbangan pengendalian intern klien;

3. Pengujian substantif;

Page 57: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

37

4. Pertimbangan internal auditor;

5. Prosedur analitis;

6. Konfirmasi ;

7. Menggunakan representasi manajemen;

8. Melaksanakan uji kepatuhan terhadap pengendalian atas transaksi dalam

aplikasi sistem online;

9. Mengurangi jumlah sampel; serta

10. Pemeriksaan fisik.

2.2.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Premature sign off audit

procedures

Berdasarkan penelitian Alderman dan Deitrick (1982), serta Raghunathan

(1991) terdeteksi beberapa alasan mengapa auditor melakukan prosedur

penghentian prematur prosedur audit (Prematur Sign- Off Audit Procedures),

yaitu terbatasnya jangka waktu pengauditan yang ditetapkan, adanya anggapan

prosedur audit yang dilakukan tidak penting (risiko kecil), prosedur audit yang

tidak material, prosedur audit yang kurang dimengerti, adanya batas waktu

penyampaian laporan audit, serta adanya pengaruh faktor kebosanan dari auditor.

Dari alasan tersebut Weningtyas, dkk. (2006) menyimpulkan bahwa proses

premature sign off audit procedures dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor

karakteristik personal dari auditor (faktor internal) dan faktor situasional saat

melakukan audit (faktor eksternal).

Page 58: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

38

Faktor Situasional (Faktor Eksternal) yang dapat mempengarui tindakan

Premature sign off audit procedures antara lain :

1. Tekanan waktu,

2. Risiko Audit,

3. Meterialitas,

4. Prosedur Review dan Kontrol kualitas,

5. Tindakan Supervisi.

Faktor karakteristik personal (Faktor Internal) yang mempengarui Premature sign

off audit procedures antara lain :

1. Locus of control,

2. Etika Profesi,

3. Self esteem in relation to ambition,

4. Turnover Intention,

5. Komitmen Profesional,

6. Komitmen Organisasi,

7. Job Level,

8. Need approval,

9. Need for achievement,

10. Competitive type behavior.

2.3. Time Pressure

Page 59: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

39

2.3.1. Konsep Time Pressure

Perikatan merupakan langkah awal dalam kesepakatan antara klien dengan

auditor sebelum dilaksanakannya audit atas laporan klien, dalam ikatan perjanjian

tersebut, klien menyerahkan pekerjaan audit atas laporan keuangan kepada auditor

dan menentukan batas waktu pengerjaan serta besarnya biaya yang disepakati

kemudian auditor menyetujui dan sanggup melaksanakan pekerjaan audit tersebut

berdasarkan komitmen profesionalnya.

Salah satu kunci keberhasilan karir auditor di masa depan adalah dapat

menyelesaikan pekerjaannya dan memenuhi permintaan klien secara tepat

waktu. Hal ini merupakan tekanan bagi auditor untuk menyelesaikan audit

sesuai dengan waktu yang dianggarkan. Apabila auditor menyelesaikan tugas

melebihi batas waktu yang dianggarkan, maka auditor cenderung dinilai memiliki

kinerja yang buruk oleh atasannya. Kriteria seorang auditor untuk

mendapatkan peringkat yang baik adalah pencapaian anggaran waktu.

Tuntutan-tuntutan seperti inilah yang menimbulkan time pressure (Kholidiah,

2014).

Time pressure memiliki dua dimensi yaitu time budget pressure dan

time deadline pressure. Time budget pressure adalah keadaan dimana auditor

dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun,

atau terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang sangat ketat. Time deadline

pressure adalah kondisi dimana auditor dituntut untuk menyelesaikan tugas audit

tepat pada waktunya (Weningtyas, dkk, 2006).

Page 60: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

40

Time Pressure yang diberikan oleh Kantor Akuntan Publik kepada

auditornya bertujuan untuk mengurangi biaya audit. Semakin cepat waktu

pengerjaan audit, maka biaya pelaksanaan audit akan semakin kecil. Keadaan-

keadaan itulah yang memaksa auditor menyelesaikan tugasnya sesuai dengan

batas waktu yang ditetapkan (time deadline preassure) dan tekanan akan anggaran

yang sudah disepakati (time budget preassure), Agar menepati anggaran waktu

yang telah ditetapkan, ada kemungkinan bagi auditor untuk melalukan

pengabaian terhadap prosedur audit bahkan pemberhentian prosedur audit

(Weningtyas, dkk, 2006).

Time budget pressure merupakan suatu keadaan dimana auditor dituntut

untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau

terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang sangat ketat dan kaku,

sedangkan time deadline pressure terjadi jika auditor mendapatkan tekanan waktu

dalam penyelesaian tugas atas target yang telah ditetapkan (Margheim, dkk 2005).

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil simpulan bahwa definisi time

pressure dalam penelitian ini adalah keadaan dimana auditor mendapatkan

tekanan saat melaksanakan audit, keadaan tersebut antara lain time budget

pressure dimana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran

waktu yang telah disusun, serta time deadline pressure atau kondisi dimana

auditor dituntut untuk menyelesaikan tugas audit tepat pada waktunya.

2.3.2. Dimensi Pengukuran Time Pressure

Page 61: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

41

Time pressure adalah suatu kondisi dimana auditor mendapatkan tekanan

dari tempatnya bekerja untuk menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang

telah ditetapkan (Maulina, 2010). Indikator dari variabel time pressure

berdasarkan penelitian Maulina (2010) adalah sebagai berikut :

1. Indikator Time budget pressure

a. Ketepatan anggaran waktu ;

b. Pencapaian anggaran waktu ;

c. Keterbatasan sumber daya ;

d. Tingkat efisiensi terhadap anggaran waktu ; serta

e. Kepatuhan auditor.

2. Indikator Time deadline pressure

a. Ketidakseimbangan antara tugas dan waktu yang tersedia; dan

b. Penetapan batasan waktu.

2.4. Audit risk

2.4.1. Konsep Audit risk

Pada setiap perencanaan pasti akan dihadapkan pada risiko dan

bagaimana cara untuk meminimalkan risiko yang ada, tidak terkecuali auditor

yang harus mempertimbangkan audit risk yang akan dihadapi. Audit risk adalah

risiko yang timbul bahwa auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya

sebagaimana mestinya atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji

material (Messier, dkk, 2006:88). Audit risk adalah risiko yang terjadi dalam hal

auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya,

Page 62: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

42

atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material (SA Seksi

312).

Konsep keseluruhan mengenai audit risk merupakan kebalikan dari

konsep keyakinan yang memadai. Semakin tinggi kepastian yang diperoleh

auditor dalam menyatakan pendapat yang benar, semakin rendah audit risk yang

akan ia terima. Jika kepastian yang diinginkan sebesar 99% maka audit risk

adalah 1%, sementara apabila kepastian sebesar 95 % dianggap cukup, maka

audit risk adalah 5%. (Boynton, 2003:202)

Menurut Mulyadi (2002:166) Audit risk, dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Risiko audit keseluruhan (Overall audit risk)

Pada tahap perencanaan auditnya, auditor pertama kali harus menentukan

risiko audit keseluruhan yang direncanakan. Yang merupakan besarnya risiko

yang dapat ditanggung oleh auditor dalam menyatakan bahwa laporan keuangan

disajikan secara wajar, padahal kenyataannya laporan keuangan tersebut berisi

salah saji material.

2. Risiko audit individual

Karena audit mencangkup pemeriksaan terhadap akun-akun secara

individual, risiko audit keseluruhan harus dialokasikan kepada akun-akun yang

berkaitan.

Page 63: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

43

Sedangkan terdapat tiga unsur dalam model risiko di atas (Mulyadi, 2002:167):

1. Risiko bawaan(Inherent risk)

Adalah ketentuan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu

salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur

pengendalian intern yang terkait.

2. Risiko pengendalian (Control risk)

Adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi yang tidak

dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern

entitas. Risiko ini ditentukan oleh efektivitas kebijakan dan prosedur

pengendalian intern untuk mencapai tujuan umum pengendalian intern yang

relevan dengan audit atas laporan keuangan entitas.

3. Risiko deteksi (Detection risk)

Adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji

material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi ditentukan oleh

efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor. Risiko ini timbul

sebagian karena ketidakpastian lain yang ada, walaupun saldo akun atau

golongan transaksi, dan sebagian lagi karena ketidakpastian lain yang ada,

walaupun saldo akun atau golongan transaksi tersebut diperiksa 100%.

Ketidakpastian lain semacam itu timbul karena auditor mungkin memilih suatu

prosedur audit yang tidak cocok, menerapkan secara keliru prosedur yang

tepat, atau salah menafsirkan hasil audit.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dari audit risk adalah risiko deteksi.

Risiko deteksi merukapakan risiko dimana auditor tidak dapat mendeteksi salah

Page 64: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

44

saji material yang terdapat dalam suatu asersi (Mulyadi, 2002:168). Tidak seperti

risiko bawaan dan risiko pengendalian, tingkat aktual dari risiko deteksi dapat

dirubah oleh auditor dengan memvariasikan sifat, waktu, ekstensivitas pengujian-

pengujian atau penempatan staf audit yang berhubungan dengan pengujian

substantif yang dilaksanakan pada suatu asersi. Risiko deteksi terjadi akibat

adanya kekeliruan auditor dalam menerapkan prosedur audit, kekeliruan dalam

menafsirkan bukti yang sudah diperoleh, serta kesalahan dalam menentukan

prosedur audit. (Boynton, 2003:203)

Berdasarkan uraian diatas pada penelitian ini definisi audit risk dapat

disimpulkan sebagai risiko yang timbul akibat dari auditor tidak dapat mendeteksi

adanya laporan keuangan yang mengandung salah saji material, sehingga gagal

dalam memodifikasi pendapatnya. Kegagalan auditor dalam mendeteksi salah saji

material ini dikarenakan auditor tidak dapat memeriksa 100% saldo akun yang

ada pada laporan keuangan klien, kekeliruan auditor dalam menerapkan prosedur

audit, kekeliruan dalam menafsirkan bukti yang sudah diperoleh, serta kesalahan

dalam menentukan prosedur audit.

2.4.2. Dimensi Pengukuran Audit risk

Dalam penelitian ini yang dimaksud dari audit risk adalah risiko deteksi.

Risiko deteksi merukapakan risiko dimana auditor tidak dapat mendeteksi salah

saji material yang terdapat dalam suatu asersi (Mulyadi, 2002:168). Berdasarkan

pada hasil penelitian Werningtyas, dkk (2006) dimensi pengukuran dari Audit risk

ialah sebagai berikut :

Page 65: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

45

1. Perhitungan Fisik;

2. Pengurangan Sampel Audit; serta

3. Konfirmasi.

2.5. Locus of Control

2.5.1. Konsep Locus of Control

Konsep tentang Locus of control (pusat kendali) pertama kali

dikemukakan oleh Rotter (1966), seorang ahli teori pembelajaran sosial. Locus of

control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility), yang

didefinisikan sebagai keyakinan individu terhadap mampu tidaknya mengontrol

nasib (destiny) sendiri (Kreitner dan Kinicki, 2005). Locus of control adalah cara

pandang seseorang taerhadap suatu peristiwa apakah dia merasa dapat

atau tidak dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi padanya (Rotter, 1966).

Locus of control / locus pengendalian merupakan kendali individu atas

pekerjaan mereka dan kepercayaan mereka terhadap keberhasilan diri. Lokus

pengendalian ini terbagi menjadi dua yaitu lokus pengendalian internal yang

mencirikan seseorang memiliki keyakinan bahwa mereka bertanggung jawab atas

perilaku kerja mereka di organisasi. Lokus pengendalian eksternal yang

mencirikan individu yang mempercayai bahwa perilaku kerja dan keberhasilan

tugas mereka lebih dikarenakan faktor di luar diri yaitu organisasi. Teori ini

menggolongkan individu apakah termasuk ke dalam locus internal atau locus

external. Internal locus of control adalah individu yang yakin bahwa mereka

merupakan pemegang kendali atas apa-apa pun yang terjadi pada diri mereka,

Page 66: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

46

sedangkan external locus of control adalah individu yang yakin bahwa apapun

yang terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh kekuatan luar seperti

keberuntungan dan kesempatan (Robbins dan Judge, 2007).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Individu yang

memiliki keyakinan bahwa nasib atau event-event dalam kehidupannya berada

dibawah kontrol dirinya, dikatakan individu tersebut memiliki internal locus of

control. Sementara individu yang memiliki keyakinan bahwa lingkunganlah yang

mempunyai kontrol terhadap nasib atau event-event yang terjadi dalam

kehidupannya dikatakan individu tersebut memiliki external locus of control.

Individu dengan internal locus of control lebih menyukai untuk memilih ujian

yang membutuhkan keahlian dan ketrampilan daripada individu yang memiliki

external locus of control (Kahle, 1980)

Konsep tentang locus of control yang digunakan Rotter (1966) memiliki

empat konsep dasar, yaitu:

1. Potensi perilaku, yaitu setiap kemungkinan yang secara relatif muncul

pada situasi tertentu, berkaitan dengan hasil yang diinginkan dalam

kehidupan seseorang.

2. Harapan, merupakan suatu kemungkinan dari berbagai kejadian yang akan

muncul dan dialami oleh seseorang.

3. Nilai unsur penguat, yakni pilihan terhadap berbagai kemungkinan

penguatan atas hasil dari beberapa penguat lainnya yang dapat muncul

pada situasi serupa.

Page 67: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

47

4. Suasana psikologis, yakni bentuk rangsangan baik secara internal maupun

eksternal yang diterima seseorang pada suatu saat tertentu, yang

meningkatkan atau menurunkan harapan terhadap munculnya hasil yang

sangat diharapkan.

Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini definisi locus of control

dapat disimpulkan sebagai cara pandang seorang auditor terhadap suatu peristiwa

yang terjadi pada dirinya, apakah dirinya yakin bahwa segala peristiwa yang

terjadi tersebut dikendalikan oleh dirinya sendiri (internal locus of control), atau

keyakinan bahwa segala yang terjadi pada dirinya dikendalikan oleh kekuatan dari

luar diri sendiri seperti keberhuntungan dan kesempatan.

2.5.2. Dimensi Pengukuran Locus of Control

Setiap aspek locus of control mempunyai karakteristik yang khas.

Perbedaan karateristik antara internal locus control dengan external locus of

control menurut (Crider, dkk, 1983:411) sebagai berikut :

1. Internal locus of control memiliki ciri-ciri, yaitu:

a. Suka bekerja keras.

b. Memiliki inisiatif yang tinggi.

c. Selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah.

d. Selalu mencoba untuk berpikir seefektif mungkin.

e. Selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin

berhasil.

2. External locus of control memiliki ciri-ciri, yaitu:

Page 68: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

48

a. Kurang memiliki inisiatif.

b. Mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara usaha dan

kesuksesan.

c. Kurang suka berusaha, karena mereka percaya bahwa faktor luarlah

yang mengontrol.

d. Kurang mencari informasi untuk memecahkan masalah.

Page 69: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

49

2.6. Organizational commitment

2.6.1. Konsep Organizational commitment

Organizational commitment adalah penerimaan tujuan organisasi dan

kemauan untuk mengerahkan usaha atas nama organisasi, penelitian membuktikan

organizational commitment sebagai ukuran dari identifikasi karyawan dengan

organisasi. (Hollinger dan Clark, 1983). Organizational commitment merupakan

rasa identifikasi (ketertarikan dan kepercayaan terhadap tujuan dan nilai

organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi

organisasi), serta loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi)

yang dinyatakan oleh karyawan terhadap organisasinya. (Wahyudi, 2013).

Konsep organizational commitment didasarkan pada premis bahwa

individual membentuk suatu keterikatan terhadap organisasi. Secara historis,

organizational commitment merupakan perspektif yang bersifat keperilakuan

dimana komitmen diartikan sebagai perilaku yang konsisten dengan aktivitas

(Setiawan dan Ghozali, 2006). Mowday, dkk (1979) mendefinisikan organizational

commitment sebagai identifikasi dan keterlibatan seseorang yang relatif kuat

terhadap organisasi. Definisi tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan

aktif dan keinginan karyawan dalam menjalin hubungan positif serta memberikan

kontribusi yang berarti pada organisasinya.

Page 70: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

50

Organizational commitment yang dikemukakan oleh Mowday dkk (1979)

ini bercirikan adanya:

1. Kepercayaan yang kuat serta penerimaan terhadap tujuan dan nilai

organisasi;

2. Kesiapan untuk bekerja keras; serta

3. Keinginan yang kuat untuk bertahan dalam organisasi. Komitmen ini

tergolong komitmen sikap atau afektif karena berkaitan dengan

sejauhmana individu merasa nilai dan tujuan pribadinya sesuai dengan

nilai dan tujuan organisasi. Semakin besar kongruensi antara nilai dan

tujuan individu dengan nilai dan tujuan organisasi maka semakin tinggi

pula komitmen karyawan pada organisasi.

Berdasarkan uraian diatas definisi dari organizational commitment dalam

penelitian ini adalah rasa keterikatan individu terhadap organisasi dimana ia

berada, keterikatan ini timbul berawal dari rasa identifikasi (ketertarikan dan

kepercayaan terhadap tujuan dan nilai organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk

berusaha sebaik mungkin demi organisasi), serta loyalitas (keinginan untuk tetap

menjadi anggota organisasi).

2.6.2. Dimensi Pengukuran Organizational commitment

Dimensi organizational commitment menurut Allen dan Meyer (1990)

yaitu:

1. Komitmen afektif (Affective commitment) Komitmen ini mengacu pada

hubungan emosional anggota terhadap organisasi. Orang-orang ingin terus

bekerja untuk organisasi tersebut karena mereka sependapat dengan tujuan

Page 71: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

51

dan nilai dalam organisasi tersebut. Orang-orang dengan tingkat komitmen

afektif yang tinggi memiliki keinginan untuk tetap berada di organisasi

karena mereka mendukung tujuan dari organisasi tersebut dan bersedia

membantu untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Komitmen berkelanjutan (Continuance commitment) Komitmen ini mengacu

pada keinginan karyawan untuk tetap tinggal di organisasi tersebut karena

adanya perhitungan atau analisis tentang untung dan rugi dimana nilai

ekonomi yang dirasa dari bertahan dalam suatu organisasi dibandingkan

dengan meninggalkan organisasi tersebut. Semakin lama karyawan tinggal

dengan organisasi mereka, semakin mereka takut kehilangan apa yang telah

mereka investasikan di dalam organisasi selama ini.

3. Komitmen normatif (Normative commitment) Komitmen ini mengacu pada

perasaan karyawan dimana mereka diwajibkan untuk tetap berada di

organisasinya karena adanya tekanan dari yang lain. Karyawan yang memiliki

tingkat komitmen normatif yang tinggi akan sangat memperhatikan apa yang

dikatakan orang lain tentang mereka jika mereka meninggalkan organisasi

tersebut. Mereka tidak ingin mengecewakan atasan mereka dan khawatir jika

rekan kerja mereka berpikir buruk terhadap mereka karena pengunduran diri

tersebut.

Page 72: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

52

2.7. Self Esteem

2.7.1. Konsep Self Esteem

Self esteem merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan

memandang dirinya terutama mengenai sikap menerima atau menolak, dan

indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuannya, keberartian,

kesuksesan dan keberhargaan. Secara singkat self esteem adalah “personal

judgment” mengenai perasaan berharga atau berarti yang di ekspresikan dalam

sikap-sikap individu terhadap dirinya. (Coopersmith, 1967). Menurut Robbins dan

Judge (2007) mendefinisikan self esteem sebagai tingkat menyukai atau tidak

menyukai dan tingkat sampai mana individu menganggap diri mereka berharga

atau tidak berharga sebagai seorang manusia.

Menurut Coopersmith (1967), ada empat komponen yang menjadi sumber

dalam pembentukan Self esteem individu. Keempat komponen itu adalah

keberhasilan (Successes), Nilai-nilai (value),Aspirasi-aspirasi (Aspirations), dan

pendekatan dalam merespon penurunan penilaian terhadap diri (Defences) berikut

adalah definisi komponen self esteem menurut Coopersmith (1967) :

1. Keberhasilan (Successes)

Terdapat empat tipe pengalaman berbeda yang mencoba mendefinisikan

tentang keberhasilan. Setiap hal tersebut memberikan kreteria untuk

mendefinisikan keberhasilan itu adalah area power, area signifikan, area virtue,

dan area kompetensi.

a. Keberhasilan dalam area power, yaitu kemampuan atau keberhasilan

dalam mengontrol perilaku yang akan terjadi pada diri. Pengakuan dan

Page 73: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

53

penghargaan yang diterima seseorang dari orang lain dapat memunculkan

power dan dapat menimbulkan perasaan menghargai pandangan secara

asertif, energik dan eksploratif dan pendapatnya sendiri dengan percaya

diri.

b. Keberhasilan dalam area signifikan yaitu keberhasilan yang tolok

ukurnya didapat dari seberapa banyak penghargaan, perhatian, dan kasih

sayang yang diterima seseorang dari orang lain. penghargaan dan

perhatian akan memunculkan sebuah ekspresi penerimaan dan

popularitas bagi seseorang sedangkan sebaliknya akan memunculkan

penolakan dan isolasi.

c. Keberhasilan dalam area virtue, kemampuan seseorang untuk bisa

menyesuaikan diri dengan standar moral dan etika yang berlaku di

lingkungannya. Kepatuhan terhadap nilai, moral dan etika yang

dijalaninya diasumsikan mengandung sikap positif.

d. Keberhasilan dalam area kompetensi, yaitu keberhasilan menampilkan

performa kerja dan prestasi yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

2. Nilai – nilai (value)

Setiap orang menyikapi dan menilai keberhasilan yang telah dicapainya

dengan berbeda-beda. Perbedaan dalam pemberian nilai dan makna terhadap

pengalaman merupakan fungsi dari nilai yang diinterlisasi orang dan lingkungan

sosial. Perlakuan menerima dan menghargai cenderung dapat menghasilkan

standar nilai yang menimbulkan harga diri serta menumbuhkan standar nilai yang

Page 74: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

54

stabil dan realistis. Tepatnya bahwa standar nilai setiap orang mendapatkan

pengaruhnya dari situasi dan kondisi lingkungan sosialnya.

3. Aspirasi (Aspirations)

Orang dengan harga diri tinggi relatif menentukan tujuan yang lebih tinggi

daripada seseorang dengan harga diri rendah. Pasalnya, orang dengan harga diri

tinggi mempunyai harapan yang lebih dan merasa lebih berharga dengan cara

merealisasikan harapan keberhasilan yang lebih tinggi dari yang mungkin ia

peroleh. Harapan tersebut menunjukkan suatu kepercayaan terhadap kemampuan

dirinya dan keyakinan akan keberhasilan dengan ditunjukkan melalui sikap

eksploratif. Sedangkan orang dengan harga diri rendah merasa tidak yakin akan

kemampuannya untuk mencapai keberhasilan atau kesuksesan walaupun ia juga

mengharapkan dapat mencapai keberhasilan.

4. Defenses

Cara untuk mengatasi ancaman dan ketidakjelasan cara individu dalam

mempertahankan dirinya mengatasi kecemasan atau lebih spesifik,

mempertahankan harga dirinya dari devaluasi atau penurunan harga diri yang

membuatnya merasa incompetent, tidak berdaya, tidak signifikan, dan tidak

berharga. Individu yang memiliki defence mampu mengeliminir stimulus yang

mencemaskan, mampu menjaga ketenangan diri, dan tingkah lakunya efektif.

Individu dengan self esteem tinggi memiliki suatu bentuk mekanisme pertahanan

diri tertentu yang memberikan individu tersebut kepercayaan diri pada penilaian

dan kemampuan dirinya, serta meningkatkan perasaan mampu untuk menghadapi

situasi yang menyulitkan.

Page 75: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

55

Self esteem yang tinggi berhubungan dengan sifat optimis dan tingkat

kecemasan yang dimiliki seseorang (Suharyati, 2003). individu dengan self esteem

tinggi memiliki kecenderungan mengambil lebih banyak risiko dalam memilih

pekerjaan dan memiliki kemungkinan besar melakukan tindakan popular,

sedangkan individu dengan self esteem rendah cenderung mencari persetujuan dari

orang lain, menyesuaikan diri pada keyakinan dan perilaku orang yang mereka

hormati (Robbins dan Judge, 2007).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan definisi self esteem pada

penelitian ini adalah evaluasi akan bagaimana penilaian individu tentang dirinya

sendiri mengenai seberapa besar keberhargaan diri yang ia miliki, harga diri ini

menunjukkan penghargaan dan pengakuan atau tidak, serta menunjukkan sejauh

mana individu tersebut merasa mampu, sukses, dan berharga.

2.7.2. Dimensi Pengukuran Self Esteem

Menurut Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan self esteem sebagai

tingkat menyukai atau tidak menyukai dan tingkat sampai mana individu

menganggap diri mereka berharga atau tidak berharga sebagai seorang manusia.

Aspek-aspek harga diri yang dapat digunakan sebagai indikasi besar atau kecilnya

self esteem dalam aspek keberhasilan seseorang dikemukakan oleh Coopersmith

(1967) sebagai berikut :

1. Keberartian diri

Keberhasilan yang tolok ukurnya didapat dari seberapa banyak

penghargaan, perhatian, dan kasih sayang yang diterima seseorang dari

orang lain. penghargaan dan perhatian akan memunculkan sebuah ekspresi

Page 76: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

56

penerimaan dan popularitas bagi seseorang sedangkan sebaliknya akan

memunculkan penolakan dan isolasi.

2. Kekuatan individu

Kemampuan atau keberhasilan dalam mengontrol perilaku yang akan

terjadi pada diri. Pengakuan dan penghargaan yang diterima seseorang dari

orang lain dapat memunculkan power dan dapat menimbulkan perasaan

menghargai pandangan secara asertif, energik dan eksploratif dan

pendapatnya sendiri dengan percaya diri.

3. Kompetensi

Keberhasilan menampilkan performa kerja dan prestasi yang sesuai

dengan apa yang diharapkan.

4. Ketaatan individu dan kemampuan memberi contoh

Kemampuan seseorang untuk bisa menyesuaikan diri dengan standar

moral dan etika yang berlaku di lingkungannya. Kepatuhan terhadap nilai,

moral dan etika yang dijalaninya diasumsikan mengandung sikap positif.

2.8. Need for Achievement

2.8.1. Konsep Need for Achievement

David Clarence McClelland merupakan ahli teori psikologi dari Amerika

Serikat yang banyak meneliti mengenai teori motivasi diri seseorang, beliau telah

memberikan kontribusi bagi pemahaman motivasi dengan mengidentifikasi tiga

macam kebutuhan, yaitu need for Achievement, need for Power, need for

affiliation. Menurut McClelland (1987) mengatakan need for achievement adalah

Page 77: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

57

proses pembelajaran yang stabil yang mana kepuasan akan didapatkan dengan

berjuang dan memenuhi level tertinggi untuk dapat menjadi ahli dibidang

tertentu.

Need for achievement adalah merupakan jenis motivasi literature, dan

individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi merupakan individu yang

mampu mempertahankan standard kinerja tinggi dan mempunyai keinginan

untuk menyelesaikan tugas yang sulit (Jackson, 1974). need for achievement

adalah motif yang dipelajari yang mana kepuasan akan didapatkan saat

mengerjakan tugas yang sulit untuk mendapakan sebuah keberhasilan (Cook dan

Hunsaker, 2001). Pendapat tersebut dijelaskan kembali oleh (Aamodt, 1991)

mengatakan bahwa need for achieement adalah keinginan untuk menantang

pekerjaan yang sulit, yang mana orang yang memiliki need for achievement yang

tinggi memiliki kontrol terhadap prilaku mereka dan menyukai tantangan yang

sulit, sementara karyawan yang memiliki need for achievement yang rendah

mudah dipuaskan dengan tantangan yang sedikit.

Pendapat lain mengatakan bahwa need for achievement adalah motif yang

dipelajari yang bertujuan mencapai suatu standart keberhasilan dan keunggulan

pribadi di suatu bidang tertentu (Wade dan Tavris, 2008). Need for

achievement juga dapat diartikan sebagai keinginan untuk menyelesaikan suatu

tugas dengan sasaran secara lebih efektif. Individu-individu yang mempunyai

need for achievement yang tinggi cenderung menetapkan sasaran yang cukup sulit

dan mengambil keputusan yang lebih beresiko (Grifffin dan Moorhead, 2013).

Page 78: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

58

Berdasarkan uraian diatas peneliti menyimpulkan definisi dari need for

achievement pada penelitian ini adalah merupakan suatu dorongan / motivasi

untuk mencapai suatu keberhasilan, dimana individu tersebut memiliki motivasi

berprestasi tinggi dengan mempertahankan standar kinerja yang tinggi,

mempunyai keinginan mengerjakan suatu tugas yang sulit, dan memiliki

kecenderungan mengambil keputusan yang lebih berisiko dengan

memperimbangkan keahlian dan kemampuannya.

2.8.2. Dimensi Pengukuran Need for Achievement

Ada beberapa karakteristik dari individu yang memiliki need for

achievement yang tinggi menurut Mc.Clelland (1987), yaitu:

1. Inovatif

Orang yang memiliki need for achievement adalah orang yang aktif dan

menghindari rutinitas. Mereka lebih suka mencari informasi untuk menemukan

cara yang lebih baik ketika melakukan atau mengerjakan suatu tugas. Orang yang

memiliki need for achievement yang tinggi adalah orang yang memiliki inovasi

yang tinggi, ini dikarenakan mereka lebih menyukai tugas yang sulit,

cenderung mencari sesuatu yang baru lebih menantang dibandingkan dengan

tugas yang pernah mereka lakukan sebelumnya. Selain itu orang yang

memiliki need for achievement yang tinggi selalu memiliki ide dan gagasan

untuk dapat melakukan sesuatu yang baru dan melakukan dengan cara yang

benar, serta menghindari kecurangan. Sedangkan orang yang memiliki need for

achievement yang rendah cenderung menetap ditempat yang sama, lebih

menyukai mengerjakan pekerjaan dengan prosedur yang sama, serta menyukai

Page 79: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

59

kegiatan yang memiliki rutinitas yang sama dari waktu ke waktu. Hal ini

menyebabkan orang yang memiliki need for achievement yang rendah memiliki

tingkat kreativitas yang rendah.

2. Membutuhkan Feedback

Orang yang memiliki need for achievement yang tinggi menyukai situasi

pekerjaan dimana mereka mendapatkan feedback tentang bagaimana pekerjaan

yang mereka lakukan. Mereka ingin mengetahui sebaik apa mereka

menyelesaikan masalah dibandingkan mengetahui seberapa baik mereka berbaur

dengan orang lain. Selain itu mereka menyukai pekerjaan yang mendapakan

feedback yang jelas dan cepat dinilai untuk mengetahui seberapa baik pekerjaan

yang mereka lakukan. Mereka yang memiliki need for achievement menganggap

reward sebagai tolak ukur dari keberhasilan bukan hanya sekedar upah yang

mereka dapatkan. Hal ini berbanding terbalik dengan orang yang memiliki

need for achievement yang rendah, mereka tidak memiliki keinginan yang kuat

untuk mendapatkan feedback terhadap pekerjaan mereka, selain itu mereka

cenderung tidak mengharapkan imbalan terhadap pekerjaan yang mereka lakukan.

3. Memiliki Tanggung Jawab Personal terhadap Kinerja

Orang yang memiliki need for achievement yang tinggi akan bertanggung

jawab secara personal dengan hasil dari kinerja mereka, karena dengan

melakukan hal yang baik dan benar mereka mendapatkan kepuasan. Mereka

hanya berfokus pada tugas yang mereka kerjakan untuk dapat selesai dengan

baik dan benar tampa memperhatikan hubungan interpersonal dengan orang

lain. Selain itu mereka menyukai tugas yang sulit dan menantang dimana

Page 80: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

60

mereka akan terlibat langsung dalam menyelesaikan tugas tersebut. Berbeda

dengan orang yang memiliki need for achievement yang rendah mereka lebih

menyukai tugas yang mudah dan menghindari tanggung jawab mereka. Selain itu

orang yang memiliki need for achievement yang rendah menghindari situasi

yang penuh resiko terhadap mereka. Terakhir adalah orang yang memiliki need

for achievement yang rendah lebih menyukai hubungan interpersonal yang baik

dibandingkan mengerjakan tugas yang penuh resiko.

4. Persistence

Orang yang memiliki need for achievement akan bertahan lebih lama pada

setiap tugas yang sulit. Mereka tidak menyerah saat melakukan tugas yang

sulit dan terus berusaha untuk dapat memecahkan masalah hingga waktu yang

ditentukan. Sedangkan orang yang memiliki need for achievement yang rendah

mempunyai ketakutan untuk bertahan saat mengerjakan tugas yang sulit dan

mudah menyerah saat menghadapi tugas yang membutuhkan waktu yang lama

untuk menyelesaikannya.

5. Menyukai Tugas yang Sulit dan Menantang

Orang yang memiliki need for achievement yang tinggi lebih mudah

didorong untuk mengerjakan tugas yang memiliki resiko yang tinggi, menantang

dan berjuang untuk sukses pada tugas yang sulit sekalipun. Saat bersaing dengan

orang lain dengan tugas yang sama, orang memiliki need for achievement yang

tinggi akan berusaha untuk melebihi orang lain, berusaha untuk melakukan lebih

baik dibandingkan orang lain. Mereka juga konsisten saat mengerjakan tugas

Page 81: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

61

yang sulit hingga selesai dan harus lebih baik dibandingkan orang lain.

Karakteristik ini berbeda dengan orang yang memiliki need for achievement yang

rendah. Orang yang memiliki need for achievement yang rendah cenderung

memiliki kinerja yang rendah saat menghadapi tugas yang sulit. Hal ini

disebabkan orang yang memiliki need for achievement yang rendah lebih sulit

memahami tugas yang memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, dan memiliki

ketakutan untuk gagal.

2.9. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai premature sign off audit procedures dan faktor-faktor

yang mempengaruhi seperti time pressure, audit risk, locus of control,

organizational commitment, self esteem, serta need for achievement telah banyak

dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Tabel 2.1 menunjukkan beberapa

hasil penelitian terdahulu mengenai premature sign off audit procedures.

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Variabel Obyek

Penelitian

Hasil

1. Donnely,

dkk (2003)

Variabel Dependen :

Dysfungsional Audit

Behavior

Variabel Independen :

Locus of Control

Variabel Mediasi :

1. Performance

2. Turnover

Intentions

3. Organizational

Commitment

Akuntan

Publik

1. Locus of control

berpengaruh terhadap

Organizational

Commitment

2. Locus of control tidak

berpengaruh terhadap

Performance

3. Locus of control

berpengaruh terhadap

Turnover Intentions

4. Locus of control

berpengaruh terhadap

Dysfungsional Audit

Page 82: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

62

No Peneliti Variabel Obyek

Penelitian

Hasil

Behavior

5. Organizational

Commitment

berpengaruh terhadap

Performance

6. Organizational

Commitment

berpengaruh terhadap

Turnover Intentions

7. Performance

berpengaruh terhadap

Dysfungsional Audit

Behavior

8. Performance tidak

berpengaruh terhadap

Turnover Intentions

9. Turnover Intentions

tidak berpengaruh

terhadap

Dysfungsional Audit

Behavior

2. Malone,

C.F., Robert

R.W (1996)

Variabel Dependen :

RAQ behaviours

Variabel Independen

1. Need for

approval

2. Need for

achievemen

3. organizational

commitment

4. audit firm

quality contro

5. review

procedures

6. locus of control

7. self esteem

8. time budget

pressure

Akuntan

Publik

1. Need for approval,

need for

achievement,

organizational

commitment, audit

firm quality control

dan review

procedures

berpengaruh

signifikan terhadap

RAQ behaviours.

2. Locus of control, self

esteem, time budget

pressure tidak

berpengaruh

terhadap RAQ

behaviours.

3. Yusrawati,

(2009)

Variabel Dependen :

Premature Sign Off

Variabel Independen

1. Time Pressure

2. Risiko Audit

KAP di

Pekanbaru

1. Time pressure

berpengaruh

signifikan positif

terhadap premature

sign off

Page 83: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

63

No Peneliti Variabel Obyek

Penelitian

Hasil

3. Materialitas

4. Prosedur Review

dan Kontrol

Kualitas

5. Locus of Control

2. Risiko Audit

berpengaruh

signifikan positif

terhadap premature

sign off

3. Materialitas tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

premature sign off

4. Prosedur review dan

control kualitas

berpengaruh

signifikan positif

terhadap premature

sign off

5. Locus of control

tidak berpengaruh

signifikan terhadap

premature sign off

4. La Ane,

(2011)

Variabel Dependen :

Premature Sign Off

Variabel Independen

1. Time Pressure

2. Risiko Audit

3. Materialitas

4. Prosedur

Review dan

Kontrol

Kualitas

5. Locus of

Control

KAP di

Medan

1. Time pressure

berpengaruh

signifikan positif

terhadap premature

sign off

2. Risiko Audit

berpengaruh

signifikan positif

terhadap premature

sign off

3. Materialitas tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

premature sign off

4. Prosedur review dan

control kualitas

berpengaruh

signifikan positif

terhadap premature

sign off

5. Locus of control

berpengaruh

signifikan negatif

terhadap premature

sign off

Page 84: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

64

No Peneliti Variabel Obyek

Penelitian

Hasil

5. Khaidier

Annur

Fathir

(2011)

Variabel Dependen :

Penghentian

Prematur atas

Prosedur Audit

Variabel Independen

1. Tekanan Waktu

2. Risiko Deteksi

3. Materialitas

4. Prosedur reviu

dan Kontrol

Kualitas

5. Locus of

Control

Self esteem

Akuntan

Publik di

DIY

5. Tekanan Waktu

berpengaruh positif

terhadap

Penghentian

Prematur atas

Prosedur Audit

6. Risiko deteksi

berpengaruh positif

terhadap

penghentian

prematur atas

prosedur audit

7. Materialitas

berpengaruh negatif

terhadap

penghentian

prematur atas

prosedur audit

8. Prosedur reviu dan

kontrol kualitas

berpengaruh negatif

terhadap

penghentian

prematur atas

prosedur audit

9. Locus of control

berpengaruh positif

terhadap

penghentian

prematur atas

prosedur audit

10. Self esteem

berpengaruh positif

terhadap

penghentian

prematur atas

prosedur audit

6. Imam

Wahyudi

(2011)

Variabel Dependen :

Premature Sign Off

Variabel Independen

1. Time Pressure

2. Risiko Audit

3. Materialitas

KAP di

DKI

Jakarta

1. Time pressure tidak

berpengaruh

terhadap premature

sign off

2. Risiko Audit tidak

berpengaruh

Page 85: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

65

No Peneliti Variabel Obyek

Penelitian

Hasil

4. Prosedur

Review dan

Kontrol

Kualitas

5. Komitmen

Profesional

terhadap premature

sign off

3. Materialitas

berpengaruh

signifikan positif

terhadap premature

sign off

4. Prosedur review dan

control kualitas tidak

berpengaruh

terhadap premature

sign off

5. Komitmen

Profesional tidak

berpengaruh

terhadap premature

sign off

7. Srimindarti

(2012)

Variabel Dependen :

Premature sign off

Variabel Independen

1. Komitmen

organisasi

2. Turnover

intentions

Akuntan

Publik

1. Komitmen

organisasi

berpengaruh

negative terhadap

penerimaan

premature sign off

2. Turnover intentions

berpengaruh positif

terhadap penerimaan

premature sign off

3. Komitmen

organisasi

berpengaruh negatif

terhadap penerimaan

premature sign off.

8. Nisa (2013) Variabel Dependen:

Penghentian

prematur atas

prosedur audit

Variabel Independen

1. Time pressure

2. Risiko audit

3. Materialitas

4. Prosedur

review dan

KAP di

Jawa

Tengah

1. Time pressure

berpengaruh positif

terhadap

penghentian

prematur atas

prosedur audit

2. Risiko audit

berpengaruh positif

terhadap

penghentian

Page 86: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

66

No Peneliti Variabel Obyek

Penelitian

Hasil

kontrol

kualitas

5. Komitmen

profesional

prematur atas

prosedur audit

3. Materialitas

berpengaruh negatif

terhadap

penghentian

prematur atas

prosedur audit

4. Prosedur review dan

kontrol kualitas

tidak berpengaruh

terhadap

penghentian

prematur atas

prosedur audit

5. Komitmen

profesional

berpengaruh positif

terhadap

penghentian

prematur atas

prosedur audit

9. Akhsan

(2014)

Variabel Dependen :

Premature Sign Off

Variabel Independen

1. Time Pressure

2. Tindakan

Supervisi

3. Etika Profesi

4. Locus of control

5. Komitmen

Organisasi

6. Turnover

Intensions

KAP di

Semarang

1. Time pressure

berpengaruh positif

terhadap premature

sign off

2. Tindakan supervise

tidak berpengaruh

terhadap premature

sign off

3. Locus of control

berpengaruh

signifikan positif

terhadap premature

sign off

4. Komitmen

organisasi tidak

berpengaruh

terhadap premature

sign off

5. Turnover intentions

tidak berpengaruh

terhadap premature

sign off

Page 87: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

67

No Peneliti Variabel Obyek

Penelitian

Hasil

6. Locus of control

melalui komitmen

organisasi tidak

diterima, sebab

pengaruh langsung

locus of control

lebih besar daripada

melalui komitmen

organisasi

7. Locus of control

melalui turnover

intentions ditolak,

sebab pengaruh

langsung locus of

control lebih besar

daripada melalui

mediasi turnover

intentions.

10. Kadek dkk,

(2014)

Variabel Dependen :

Penghentian

Prematur atas

Prosedur Audit

Variabel Independen

1. Time Pressure

2. Locus of

control

3. Tindakan

supervise

KAP di

Bali

1. Time pressure

berpengaruh positif

terhadap

penghentian

prematur atas

prosedur audit

2. locus of control

berpengaruh

signifikan positif

terhadap

penghentian

prematur atas

prosedur audit

3. Tindakan Supervisi

tidak berpengaruh

terhadap

penghentian

prematur atas

prosedur audit

11. Kholidiah

(2014)

Variabel Dependen :

Premature sign off

Variabel Independen

1. Time Pressure

2. Risiko audit

3. Materialitas

KAP di

Jawa

Timur

1. Time pressure

berpengaruh positif

terhadap penerimaan

premature sign off

2. Risiko audit

berpengaruh negatif

Page 88: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

68

No Peneliti Variabel Obyek

Penelitian

Hasil

4. Prosedur

review dan

kontrol

kualitas

5. Need for

achievement

terhadap penerimaan

premature sign off

3. Materialitas tidak

berpengaruh

terhadap penerimaan

premature sign off.

4. Prosedur review dan

kontrol kualitas

berpengaruh positif

terhadap penerimaan

premature sign off

5. Need for

achievement

berpengaruh negatif

terhadap penerimaan

premature sign off

Penelitian ini terinspirasi dari beberapa penelitian terdahulu dan lebih

mengarah pada penelitian Akhsan (2014). Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian milik Akhsan (2014) adalah adanya perbedaan dalam pengambilan

variabel dengan memodifikasi variabel yang akan diteliti yaitu dengan

menghilangkan variabel tindakan supervisi, etika profesi, dan turnover intentions

kemudian menambah tiga variabel baru yaitu audit risk, need for achievement,

serta self esteem. Alasan peneliti mengambil variabel tersebut adalah berdasarkan

pada temuan peneliti mengenai reseach gap penelitian terdahulu yang mengalami

ketidakkonsistenan dalam hasil penelitian, saran peneliti terdahulu, serta variabel

– variabel yang jarang di teliti sebelumnya. Kemudian peneliti juga menggunakan

variabel mediasi pada penelitian ini, yaitu variabel self esteem dan need for

achievement yang akan digunakan sebagai mediasi variabel organizational

commitment.

Page 89: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

69

2.10. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

2.10.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

1. Time pressure terhadap premature sign off audit procedures

Salah satu kunci keberhasilan karir auditor di masa depan adalah dapat

menyelesaikan pekerjaannya dan memenuhi permintaan klien secara tepat

waktu. Hal ini merupakan tekanan bagi auditor untuk menyelesaikan audit

sesuai dengan waktu yang dianggarkan. Apabila auditor menyelesaikan tugas

melebihi batas waktu yang dianggarkan, maka auditor cenderung dinilai memiliki

kinerja yang buruk oleh atasannya. Time pressure yang diberikan Kantor Akuntan

Publik kepada auditornya bertujuan untuk mengurangi biaya audit (Weningtyas,

dkk, 2007).

Teori atribusi Harold Kelley (1980) memandang individu sebagai

psikologi amatir yang mencoba memahami sebab-sebab yang terjadi pada

berbagai peristiwa yang dihadapinya. Ia mencoba menemukan apa yang

menyebabkan apa atau apa yang mendorong siapa melakukan apa. Penyebab

perilaku tersebut dalam persepsi sosial lebih dikenal dengan istilah dispositional

attributions (penyebab internal) dan situational attributions (penyebab eksternal)

(Robbins, 1996). Dalam hal ini time pressure merupakan salah satu dari

situational attributions (faktor eksternal) dalam menentukan perilaku auditor

melakukan premature sign off audit procedures. Keadaan dimana tekanan yang

dihadapi oleh auditor sudah mencapai batas toleransi akan mengakibatkan kondisi

mereka tidak stabil, dan menimbulkan stress.

Page 90: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

70

Menurut Sososutikno (2003) Time pressure yang dihadapi oleh auditor

dapat menimbulkan stress tinggi yang dapat mempengaruhi sikap, niat, dan

perilaku auditor, serta mengurangi perhatian mereka terhadap aspek kualitatif dari

indikasi salah saji yang menunjukkan potensial kecurangan pelaporan keuangan.

Keadaan ini dapat memungkinkan auditor untuk melakukan premature sign off

audit procedures mengingat keterbatasan waktu yang diberikan, serta tingkat

stress yang tinggi. Semakin besar pressure terhadap waktu pengerjaan audit,

semakin besar pula kecenderungan untuk melakukan penghentian prematur.

2. Audit risk terhadap premature sign off audit procedures

Audit risk adalah risiko yang timbul bahwa auditor tanpa disadari tidak

memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya atas suatu laporan keuangan

yang mengandung salah saji material (Messier dkk, 2006:88). Audit risk yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah risiko deteksi, risiko deteksi ditentukan oleh

efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor. Risiko ini timbul

sebagian karena ketidakpastian lain yang ada, walaupun saldo akun atau golongan

transaksi, dan sebagian lagi karena ketidakpastian lain yang ada, walaupun saldo

akun atau golongan transaksi tersebut diperiksa 100%. Ketidakpastian lain

semacam itu timbul karena auditor mungkin memilih suatu prosedur audit yang

tidak cocok, menerapkan secara keliru prosedur yang tepat, atau salah

menafsirkan hasil audit (Mulyadi, 2002:168).

Berdasarkan teori atribusi Harold Kelley (1980) menjelaskan bahwa

terdapat dua faktor yang menyebabkan perilaku seseorang yaitu faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor internal mengacu pada aspek perilaku individual,

Page 91: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

71

sesuatu yang ada dalam diri seseorang seperti sifat pribadi, persepsi diri,

kemampuan, motivasi. Sedangkan faktor eksternal mengacu pada lingkungan

yang mempengaruhi perilaku, seperti kondisi sosial, nilai sosial, dan pandangan

masyarakat. Dalam penelitian ini audit risk merupakan salah satu dari situational

attributions (faktor eksternal) dalam menentukan perilaku auditor melakukan

premature sign off audit procedures.

Disaat auditor menginginkan risiko deteksi yang rendah, berarti auditor

menginginkan semua bahan bukti yang diperoleh dapat mendeteksi adanya salah

saji material. Agar bahan bukti dapat mendeteksi salah saji material auditor

memerlukan jumlah bahan bukti lebih banyak dan prosedur yang lebih banyak

pula sehingga kemungkinan melakukan tindakan premature sign off audit

procedures lebih rendah

3. Locus of control terhadap premature sign off audit procedures

Locus of control menggolongkan individu apakah termasuk ke dalam locus

internal atau locus external. Internal locus of control adalah individu yang yakin

bahwa mereka merupakan pemegang kendali atas apa-apa pun yang terjadi pada

diri mereka, sedangkan external locus of control adalah individu yang yakin

bahwa apapun yang terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh kekuatan luar

seperti keberuntungan dan kesempatan (Robbins dan Judge, 2007).

Individu yang memiliki locus of control internal cenderung

menghubungkan hasil atau outcome dengan usaha-usaha mereka atau mereka

percaya bahwa kejadian-kejadian adalah dibawah pengendalian atau kontrol

mereka dan mereka memiliki komitmen terhadap tujuan organisasi yang lebih

Page 92: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

72

besar disbanding individu yang memiliki locus of control eksternal. Sedangkan

individu yang memiliki locus of control eksternal adalah individu yang percaya

bahwa mereka tidak dapat mengontrol kejadian-kejadian dan hasil atau outcome

(Donelly dkk, 2003). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan eksternal locus of

control dimana perilaku premature sign off audit procedures biasa terjadi pada

seseorang yang memiliki ekstenal locus of control.

Teori Atribusi Harold Kelley (1980) menjelaskan bahwa terdapat dua

faktor yang menyebabkan perilaku seseorang yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Dimana locus of control merupakan salah satu faktor internal yang

dapat mempengaruhi perilaku auditor melakukan premature sign off audit

procedures. Hal ini didasarkan pada asumsi Rotter (1966) menjelaskan bahwa

locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility), yang

didefinisikan sebagai keyakinan individu terhadap mampu tidaknya mengontrol

nasib (destiny) sendiri. Sedangkan penyebab internal yang dimaksud Harold

Kelley (1980) mengacu pada aspek perilaku individual, sesuatu yang ada dalam

diri seseorang seperti sifat pribadi, persepsi diri, kemampuan, motivasi.

Seseorang dengan locus of control eksternal yang tinggi memiliki

kecenderungan tidak mempunyai kepercayaan diri, kurang suka berusaha, dan

tidak memiliki inisiatif karena mereka yakin bahwa pemegang kendali atas

keberhasilan diri mereka adalah dari faktor eksternal seperti keberhuntungan dan

kesemapatan. Individu dengan kepribadian seperti ini pada akhirnya akan

berimplikasi terhadap penerimaan perilaku pengurangan kualitas audit (RAQ

Behaviour) yang dalam penelitian ini adalah premature sign off audit procedures.

Page 93: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

73

4. Organizational commitment terhadap premature sign off audit

procedures

Organizational commitment didefinisikan sebagai suatu keinginan kuat

untuk mengerjakan segala upaya atas nama organisasi, suatu keyakinan, nilai dan

tujuan pada organisasi. Mowday, dkk (1979) mendefinisikan organizational

commitment sebagai identifikasi dan keterlibatan seseorang yang relatif kuat

terhadap organisasi. Definisi tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan

aktif dan keinginan karyawan dalam menjalin hubungan positif serta memberikan

kontribusi yang berarti pada organisasinya.

Teori atribusi Harold Kelley (1980) menjelaskan bahwa terdapat dua faktor

yang menyebabkan perilaku seseorang yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Penyebab internal mengacu pada aspek perilaku individual, sesuatu yang ada

dalam diri seseorang seperti sifat pribadi, persepsi diri, kemampuan, motivasi.

Sedangkan penyebab eksternal mengacu pada lingkungan yang mempengaruhi

perilaku, seperti kondisi sosial, nilai sosial, dan pandangan masyarakat. Posisi

organizational commitment pada penelitian ini adalah sebagai faktor internal yang

dapat mempengaruhi perilaku premature sign off audit procedures.

Pengaruh dari variabel organizational commitment dalam penelitian ini juga

dapat dikaitkan dengan teori organizational commitment Allen dan Meyer (1990),

dimana apabila seorang auditor yang memiliki komitmen terhadap organisasi

tinggi mereka akan cenderung memandang KAP sebagai komitmen afektif,

Page 94: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

74

komitmen afektif berkaitan dengan emosional karyawan dalam hal ini keterikatan

auditor dengan KAP tempat ia bekerja. Pola pikir auditor yang seperti ini

memandang kepentingan organisasi adalah kepentingan pribadi mereka, sehingga

mereka akan terus bekerja dengan seluruh kemapuan yang ia miliki untuk

organisasi karena mereka ingin melakukan hal tersebut. Keingingan untuk

mengerahkan seluruh kemampuan yang di miliki auditor untuk KAP tempat ia

bekerja pada akhirnya akan berimplikasi secara langsung terhadap perilaku

pengurangan kualitas audit (RAQ Behaviour) yang dalam penelitian ini adalah

premature sign off audit procedures.

5. Organizational commitment terhadap self esteem

Organizational commitment adalah keinginan kuat untuk mengerjakan

segala upaya atas nama organisasi, suatu keyakinan, nilai dan tujuan pada

organisasi, serta mengedepankan mutu dan kualitas kerja. Sedangkan self

esteem merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang

dirinya terutama mengenai sikap menerima atau menolak, dan indikasi besarnya

kepercayaan individu terhadap kemampuannya, keberartian, kesuksesan dan

keberhargaan.

Teori organizational commitment menurut Allen dan Meyer (1990)

membagi organizational commitment menjadi tiga komponen organisasi yaitu

komitmen afektif (affective commitment), komitmen kontinuans (continuance

commitment), dan komitmen normatif (normative commitment). Komitmen afektif

mengacu pada hubungan emosional anggota terhadap organisasi. Orang-orang

ingin terus bekerja untuk organisasi tersebut karena mereka sependapat dengan

Page 95: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

75

tujuan dan nilai dalam organisasi tersebut. Orang-orang dengan tingkat komitmen

afektif yang tinggi memiliki keinginan untuk tetap berada di organisasi karena

mereka mendukung tujuan dari organisasi tersebut dan bersedia membantu untuk

mencapai tujuan tersebut. Seseorang dengan tingkat komitmen afektif cenderung

memiliki kepercayaan diri (optimis) dan harga diri yang tinggi pula.

6. Organizational commitment terhadap need for achievement

Organizational commitment adalah penerimaan tujuan organisasi dan

kemauan untuk mengerahkan usaha atas nama organisasi, penelitian membuktikan

organizational commitment sebagai ukuran dari identifikasi karyawan dengan

organisasi. (Hollinger dan Clark, 1983). Menurut McClelland (1987) mengatakan

need for achievement adalah proses pembelajaran yang stabil yang mana

kepuasan akan didapatkan dengan berjuang dan memenuhi level tertinggi untuk

dapat menjadi ahli dibidang tertentu.

Sejalan dengan definisi tersebut teori organizational commitment

menjelaskan bahwa individu memiliki keinginan kuat untuk mengerjakan segala

upaya atas nama organisasi, suatu keyakinan, nilai dan tujuan pada organisasi,

serta mengedepankan mutu dan kualitas kerja. Sedangkan menurut Jackson (1974)

seorang individu yang memiliki need for achievement tinggi adalah individu yang

memiliki motivasi berprestasi tinggi, dan individu yang mampu mempertahankan

standard kinerja tinggi dan mempunyai keinginan untuk menyelesaikan tugas

yang sulit. Sehingga kecenderungan seorang individu dengan organizational

commitment tinggi memiliki motivasi diri / need for achievement yang tinggi.

7. Self esteem terhadap premature sign off audit procedures

Page 96: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

76

Self esteem merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan

memandang dirinya terutama mengenai sikap menerima atau menolak, dan

indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuannya, keberartian,

kesuksesan dan keberhargaan. Secara singkat self esteem adalah “personal

judgment” mengenai perasaan berharga atau berarti yang di ekspresikan dalam

sikap-sikap individu terhadap dirinya (Coopersmith, 1967). Menurut Robbins dan

Judge (2007) mendefinisikan self esteem sebagai tingkat menyukai atau tidak

menyukai dan tingkat sampai mana individu menganggap diri mereka berharga

atau tidak berharga sebagai seorang manusia.

Teori atribusi Harold Kelley (1980) menjelaskan bahwa terdapat dua faktor

yang menyebabkan perilaku seseorang yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal mengacu pada aspek perilaku individual, sesuatu yang ada dalam

diri seseorang seperti sifat pribadi, persepsi diri, kemampuan, motivasi.

Sedangkan faktor eksternal mengacu pada lingkungan yang mempengaruhi

perilaku, seperti kondisi sosial, nilai sosial, dan pandangan masyarakat. Self

esteem merupakan salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi perilaku

premature sign off audit procedures. Hal tersebut diperkuat oleh asumsi

Coopersmith (1967) yang mengatakan bahwa individu dengan self esteem tinggi

memiliki suatu bentuk mekanisme pertahanan diri tertentu yang memberikan

individu tersebut kepercayaan diri pada penilaian dan kemampuan dirinya, serta

meningkatkan perasaan mampu untuk menghadapi situasi yang menyulitkan.

Sehingga individu dengan self esteem tinggi memiliki kecenderungan untuk tidak

melakukan premature sign off audit procedures.

Page 97: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

77

8. Need for achievement terhadap premature sign off audit procedures

Menurut teori motivasi kebutuhan David McClelland (1961) dalam

bukunya “The Achieving Society” mengemukakan bahwa terdapat tiga jenis

kebutuhan motivasi yaitu motivasi untuk mencapai prestasi (need for achievement

/ n-ach ), motivasi untuk mendapatkan kekuasaan / otoritas (need for power / n-

pow), dan motivasi untuk berafiliasi (need for affiliation / n -affil).

Need for achievement adalah hasrat seseorang untuk meraih prestasi dalam

hidupnya, ini merupakan proses pembelajaran yang stabil yang mana kepuasan

akan didapatkan dengan berjuang dan memenuhi level tertinggi untuk dapat

menjadi ahli dalam bidang tertentu (McClelland, 1961). Individu yang memiliki

motivasi berprestasi tinggi merupakan individu yang mampu mempertahankan

standard kinerja tinggi dan mempunyai keinginan untuk menyelesaikan tugas

yang sulit (Jackson, 1974). need for achievement adalah motif yang dipelajari

yang mana kepuasan akan didapatkan saat mengerjakan tugas yang sulit untuk

mendapakan sebuah keberhasilan (Cook dan Hunsaker, 2001). Pendapat tersebut

dijelaskan kembali oleh Aamodt (1991) yang mengatakan bahwa need for

achievement adalah keinginan untuk menantang pekerjaan yang sulit, yang mana

orang yang memiliki need for achievement yang tinggi memiliki kontrol terhadap

prilaku mereka dan menyukai tantangan yang sulit, sementara karyawan yang

memiliki need for achievement yang rendah mudah dipuaskan dengan tantangan

yang sedikit.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa individu

dengan need for achievement tinggi memiliki kecenderungan untuk tidak

Page 98: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

78

melakukan premature sign off audit procedures dikarenakan lebih

mengedepankan mutu / kualitas dalam setiap pekerjaannya, dan menyukai

tantangan.

9. Organizational commitment terhadap premature sign off audit

procedures melalui self esteem

Teori organizational commitment Allen dan Meyer (1990) membagi

organizational commitment menjadi tiga komponen organisasi yaitu komitmen

afektif (affective commitment), komitmen kontinuans (continuance commitment),

dan komitmen normatif (normative commitment). Dimana apabila seorang auditor

yang memiliki komitmen terhadap organisasi tinggi mereka akan cenderung

memandang KAP sebagai komitmen afektif, komitmen afektif berkaitan dengan

emosional karyawan dalam hal ini keterikatan auditor dengan KAP tempat ia

bekerja. Pola pikir auditor yang seperti ini memandang kepentingan organisasi

adalah kepentingan pribadi mereka, sehingga mereka akan bekerja lebih dengan

seluruh kemapuan yang ia miliki untuk organisasi karena mereka ingin melakukan

hal tersebut. Keingingan untuk mengerahkan seluruh kemampuan yang di miliki

auditor untuk KAP tempat ia bekerja pada akhirnya akan berimplikasi secara

langsung terhadap perilaku pengurangan kualitas audit (RAQ Behaviour) yang

dalam penelitian ini adalah premature sign off audit procedures.

Individu yang memiliki organizational commitment yang tinggi cenderung

tidak melakukan tindakan premature sign off audit procedures, terlebih lagi jika

didukung dengan self esteem yang tinggi, kecenderengan auditor melakukan

premature sign off audit procedures akan semakin rendah.

Page 99: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

79

10. Organizational commitment terhadap premature sign off melalui need

for achievement

Berdasarkan teori organizational commitment Staw dan Salancik (1977)

membagi organizational commitment menjadi dua bentuk komitmen yaitu

komitmen sikap (attitudinal commitment) dan komitmen tingkah laku (behavioral

commitment). Komitmen sikap adalah keadaan dimana seorang individu

mempertimbangkan sejauhmana nilai dan tujuan pribadinya dapat sesuai dengan

tujuan organisasi, serta sejauhmana keinginannya untuk mempertahankan

keanggotaannya dalam organisasi. Pendekatan sikap ini lebih berfokus pada pola

pikir seseorang tentang bagaimana hubungan individu terhadap organisasi tempat

ia berada (Mowday dkk, 1979).

Seorang auditor yang memiliki organizational commitment yang tinggi

terhadap KAP tempat ia bekerja memiliki kecenderungan berusaha semaksimal

mungkin untuk tidak melakukan tindakan yang dapat mencoreng nama baik KAP

tersebut. Sehingga kemungkinan auditor mentoleransi perilaku premature sign off

audit procedures cenderung rendah. Terlebih lagi jika auditor tersebut memiliki

need for achievement yang tinggi dimana auditor tersebut memiliki motivasi

berprestasi tinggi dan mampu mempertahankan standard kinerja tinggi serta

mempunyai keinginan untuk menyelesaikan tugas yang sulit, kecenderengan

auditor melakukan premature sign off audit procedures akan semakin rendah.

Page 100: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

80

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

H10 -

H9 -

H8 - H7 -

H6 +

H5 +

H4 -

H3 + H1 +

H2 +

Premature

Sign Off

Time

Pressure

Audit

Risk

Locus Off

Control

Organizational

Commitment

Self

Esteem

Need For

Achievement

Page 101: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

81

2.10.2. Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka dirumuskan hipotesis penelitian

sebagai berikut :

H1 : Time pressure berpengaruh positif terhadap premature sign off audit

procedures.

H2 : Audit risk berpengaruh positif terhadap premature sign off audit procedures.

H3 : locus of control eksternal berpengaruh positif terhadap premature sign off

audit procedures.

H4 : Organizational commitment berpengaruh negatif terhadap premature sign off

audit procedures.

H5 : Organizational commitment berpengaruh positif terhadap self esteem.

H6 : Organizational commitment berpengaruh positif terhadap need for

achievement.

H7 : self esteem berpengaruh negatif terhadap premature sign off audit

procedures.

H8 : need for achievement berpengaruh negatif terhadap premature sign off audit

procedures.

H9 : Organizational commitment berpengaruh negatif terhadap premature sign off

audit procedures melalui mediasi self esteem

H10 : Organizational commitment berpengaruh negatif terhadap premature sign

off audit procedures melalui mediasi need for achievement

Page 102: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

81

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausal – komparatif. Dimana peneliti

ingin mengetahui kemungkinan hubungan sebab akibat dari beberapa faktor yang

sudah ditentukan yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki.

Berdasarkan pernayataan Arifin (2012:46), studi komparatif (comparative study)

atau studi kausal komparatif (causal comparative study) merupakan jenis

penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih

dari suatu variabel tertentu. Penelitian komparatif ini memiliki tujuan untuk

melihat perbedaan dua atau lebih situasi, peristiwa, kegiatan, atau program yang

sejenis atau hampir sama yang melibatkan semua unsur atau komponennya.

Analisis penelitian dilakukan terhadap persamaan dan perbedaan dalam

perencanaan, pelaksnaaan, faktor-faktor pendukung dan hasil. Hasil analisis

perbandingan dapat menemukan unsure-unsur atau faktor-faktor penting yang

melatarbelakangi persamaan dan perbedaan.

Penelitian kausal komparatif bersifat expost facto, artinya data yang

dikumpulkan setelah semua peristiwa yang dipermaslahkan terjadi. Ex post facto

merupakan suatu penelitian empiris yang sistematis dimana peneliti tidak

mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan variabel

tersebut telah terjadi atau variabel tersebut memang pada dasarnya tidak bisa

dimanipulasi.

Page 103: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

82

Peneliti tidak memberikan perlakuan dalam membandingkan dan mencari

hubungan sebab-akibat dari variabelnya. Peneliti hanya mencari sebab akibat yang

ditimbulkan dan mengujinya dengan menelusuri kembali masa lalu untuk mencari

sebab-sebab, kemungkinan hubungan, dan maknanya. Sehingga penelitian ini

cenderung menggunakan data kuantitatif.

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2013:62). Populasi

penelitian ini adalah seluruh auditor independen yang bekerja pada Kantor

Akuntan Publik (KAP) di Semarang yang berjumlah 257 orang yang tersebar

pada 17 KAP. Data tersebut berdasarkan hasil observasi tahun 2016 yang

dilakukan peneliti.

Tabel 3.1

Daftar Kantor Akuntan Publik Kota Semarang

No Nama Kantor Akuntan Publik Alamat JML

1 KAP Bayudi, Yohana, Suzy & Arie Jl Mangga V No 6. Lamperkidul,

Semarang Selatan

19

2 KAP Benny, Tony, Frans & Daniel

(Cab)

Jl. Puri Anjasmoro Blok DD 1 No

3

15

3 KAP Darsono & Budi Cahyo

Santoso

Jl. Mugas Dalam No. 65 22

4 KAP Acmad, Rasyid, Hisbullah &

Jerry (Cab)

Jl. Muara Mas Timur No.242 10

5 KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan

(Cab)

Jl. Tegalsari No. 53 11

6 KAP Hananata Budianto & Rekan Jl. Sisingamaraja No. 20-22 20

7 KAP I. Soetikno Jl. Durian Raya No.20 4

Page 104: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

83

8 KAP Leonard, Mulia & Richard Jl. Marina No. 8 40

9 KAP Ruchendi, Mardjito dan

Rushadi

Jl. Beruang Raya No. 48 10

10 KAP Herliantono & Rekan Jl. Tegalsari Barat V No. 24 8

11 KAP Drs. Sugeng Pamuji Jl. Bukit Agung Blok AA No. 1-2 13

12 KAP Sukardi Hasan & Rekan (Cab) Jl. Citarum Tengah No.22 20

13 KAP Tarmizi Acmad Jl. Dewi Sartika Raya No. 7 19

14 KAP Tri Bowo Yulianti Jl. MT. Haryono No. 548 11

15 KAP Sodikin dan Harijanto Jl. Pamularsih Raya No. 16 15

16 KAP Dr. Rahardja, M.Si., CPA Jl. Rawasari No.2 Srondol 20

17 KAP Riza, Adi, Syahril & Rekan

(Cab)

Jl. Taman Durian No.2 Srondol

Wetan, Banyumanik

9

Jumlah 256

Sumber : Data observasi tahun 2016

3.2.2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang digunakan untuk penelitian (Sujarweni, 2014). Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut

Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga sampel dapat

mewakili dan dapat menggambarkan populasi sebenarnya (Sugiyono, 2013:63).

Dari 17 KAP yang menjadi populasi dalam penelitian ini 6 diantaranya menolak

untuk berpartisipasi sehingga dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah

auditor yang bekerja pada 11 KAP di Kota Semarang. Penentuan jumlah sampel

menurut Arikunto (2006:134) apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik

diambil semua. Rumus yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel

minimum dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 105: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

84

n = 25% x N

n = 25% x 256

n = 64

Keterangan :

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik non probability sampling, yaitu metode sampling yang tidak memberi

kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap unsur atau populasi untuk dipilih

menjadi sampel (Sugiyono, 2012:122). Jenis non probability sampling yang

digunakan adalah convenience sampling yang merupakan teknik dalam memilih

sampel tanpa mempunyai pertimbangan lain selain unsur kemudahan dalam

memperoleh informasi, dimana dari anggota populasi dengan senang hati bersedia

memberikan informasi (Ferdinand, 2014). Adapun 11 KAP yang menjadi sampel

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2

Daftar Sampel Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang

No Nama Kantor Akuntan Publik Alamat JML

1 KAP Darsono & Budi Cahyo

Santoso

Jl. Mugas Dalam No. 65 22

2 KAP Acmad, Rasyid, Hisbullah &

Jerry (Cab)

Jl. Muara Mas Timur No.242 10

3 KAP Hananata Budianto & Rekan Jl. Sisingamaraja No. 20-22 20

4 KAP I. Soetikno Jl. Durian Raya No.20 4

5 KAP Drs. Sugeng Pamuji Jl. Bukit Agung Blok AA No. 1-2 13

6 KAP Tarmizi Acmad Jl. Dewi Sartika Raya No. 7 19

Page 106: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

85

No Nama Kantor Akuntan Publik Alamat JML

7 KAP Sodikin dan Harijanto Jl. Pamularsih Raya No. 16 15

8 KAP Riza, Adi, Syahril & Rekan

(Cab)

Jl. Taman Durian No.2 Srondol

Wetan, Banyumanik

9

9 KAP Bayudi, Yohana, Suzy & Arie Jl Mangga V No 6. Lamperkidul,

Semarang Selatan

19

10 KAP Benny, Tony, Frans & Daniel

(Cab)

Jl. Puri Anjasmoro Blok DD 1 No

3

15

11 KAP Tri Bowo Yulianti Jl. MT. Haryono No. 548 11

Jumlah 157

Jumlah kuesioner yang dibagikan pada 11 KAP di Kota Semarang yang

akan menjadi sampel penelitian adalah sebanyak 103 ekslempar. sebanyak 103

(100%) kuesioner telah disebar pada 11 KAP di Kota Semarang mulai pada

tanggal 19 Mei 2016 hingga 1 Juni 2016. Jumlah kuesioner yang dikembalikan

sebanyak 74 (71,44%) ekslempar, dan yang tidak dikembalikan sebanyak 31

(30,10%) ekslempar. Kemudian dari 74 ekslempar kuesioner yang sudah diterima

terdapat 2 (1,94%) ekslempar yang pengisiannya tidak lengkap. Sehingga jumlah

keseluruhan kuesioner yang terkumpul dan dapat diolah adalah sebanyak 72

(69,90%) ekslempar. Berikut ini penulis menyajikan Tabel 3.3 sebagai ringkasan

hasil pengumpulan data.

Tabel 3.3

Hasil Pengumpulan Data Kuesioner

Keterangan Jumlah Persentase

Kuesioner yang dikirim 103 100,00

Kuesioner yang Kembali 74 71,84

Kuesioner yang tidak kembali 31 30,10

Kuesioner yang tidak lengkap 2 1,94

Kuesioner yang dapat diolah 72 69,90

Sumber: Hasil olah kuesioner, 2016 (Lampiran 3 Hal 214)

Page 107: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

86

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.3.1. Variabel Laten Endogen

Variabel laten endogen adalah variabel terikat atau variabel yang

dipengaruhi oleh variabel eksogen, atau dapat disebut juga sebagai variabel

dependen. Variabel laten endogen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Premature sign off audit procedures ialah salah satu tindakan disfungsional yang

dilakukan oleh auditor dengan menghentikan satu atau beberapa prosedur audit

yang diperlukan tanpa menggantikan prosedur tersebut dengan langkah lain

sebagai pengganti, namun semua prosedur audit yang disyaratkan

didokumentasikan secara lengkap dan wajar. Premature sign off audit procedures

merupakan penghentian satu atau beberapa langkah audit yang diperlukan dalam

prosedur audit tanpa menggantikan dengan langkah lain (Maulina dkk, 2013).

Adapun indikator yang dapat digunakan untuk mengukur variabel premature sign

off audit procedures menurut Herningsih (2001) dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Pemahaman bisnis klien;

b. Pertimbangan pengendalian intern klien;

c. Pengujian substantif;

d. Pertimbangan internal auditor;

e. Prosedur analitis;

f. Konfirmasi ;

g. Menggunakan representasi manajemen;

Page 108: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

87

h. Melaksanakan uji kepatuhan terhadap pengendalian atas transaksi dalam

aplikasi sistem online;

i. Mengurangi jumlah sampel; serta

j. Pemeriksaan fisik.

3.3.2. Variabel Perantara Endogen

Variabel perantara endogen merupakan variabel antara yang

menghubungkan variabel eksogen dengan variabel endogen. mempunyai anak

panah yang menuju kearahnya dan dari arah variabel tersebut dalam sutau model

diagram jalur. Adapun variabel perantara endogen dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Self Esteem

Self esteem merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan

memandang dirinya terutama mengenai sikap menerima atau menolak, dan

indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuannya, keberartian,

kesuksesan dan keberhargaan. Secara singkat self esteem adalah “personal

judgment” mengenai perasaan berharga atau berarti yang di ekspresikan dalam

sikap-sikap individu terhadap dirinya. (Coopersmith, 1967). Adapun aspek-aspek

harga diri yang dapat digunakan sebagai indikasi besar atau kecilnya self esteem

yang dikemukakan oleh Coopersmith (1967) sebagai berikut :

a. Keberartian diri;

b. Kekuatan individu;

c. Kompetensi;

d. Ketaatan individu dan kemampuan memberi contoh.

Page 109: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

88

2. Need for Achievement

Need for achievement adalah motif yang dipelajari yang mana

kepuasan akan didapatkan saat mengerjakan tugas yang sulit untuk mendapakan

sebuah keberhasilan (Cook dan Hunsaker, 2001). Need for achievement pada

penelitian ini adalah merupakan suatu dorongan / motivasi untuk mencapai suatu

keberhasilan, dimana individu tersebut memiliki motivasi berprestasi tinggi

dengan mempertahankan standar kinerja yang tinggi, mempunyai keinginan

mengerjakan suatu tugas yang sulit, dan memiliki kecenderungan mengambil

keputusan yang lebih berisiko dengan memperimbangkan keahlian dan

kemampuannya. Adapun indikator yang dapat menjelaskan mengenai besarnya

need for achievement yang dimiliki seseorang menurut Mc.Clelland (1987) adalah

sebagai berikut :

a. Inovatif;

b. Membutuhkan feedback;

c. Memiliki tanggungjawab personal terhadap kinerja;

d. Persistence;

e. Menyukai tugas yang sulit dan menantang.

3.3.3. Variabel Laten Eksogen

Variabel laten eksogen adalah variabel yang dapat mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel endogen (terikat).

Page 110: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

89

Dalam istilah lain, dapat disebut pula sebagai independen variabel. Variabel laten

eksogen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Page 111: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

90

1. Time Pressure

Time pressure adalah keadaan dimana auditor mendapatkan tekanan saat

melaksanakan audit, keadaan tersebut antara lain time budget pressure dimana

auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah

disusun, serta time deadline pressure atau kondisi dimana auditor dituntut untuk

menyelesaikan tugas audit tepat pada waktunya. Kriteria seorang auditor untuk

mendapatkan peringkat yang baik adalah pencapaian anggaran waktu.

Tuntutan-tuntutan seperti inilah yang menimbulkan time pressure (Kholidiah,

2014). Adapun indikator yang dapat digunakan untuk mengukur variabel time

pressure menurut Maulina (2010) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Ketepatan waktu;

b. Pencapaian anggaran waktu;

c. Keterbatasan sumber daya;

d. Tingkat efisiensi terhadap anggaran waktu;

e. Kepatuhan auditor;

f. Ketidakseimbangan antara tugas dan waktu yang tersedia;

g. Penetapan batasan waktu.

2. Audit Risk

Dalam penelitian ini yang dimaksud dari audit risk adalah risiko deteksi.

Risiko deteksi merukapakan risiko dimana auditor tidak dapat mendeteksi salah

saji material yang terdapat dalam suatu asersi (Mulyadi, 2002:168). Tidak seperti

risiko bawaan dan risiko pengendalian, tingkat aktual dari risiko deteksi dapat

dirubah oleh auditor dengan memvariasikan sifat, waktu, ekstensivitas pengujian-

Page 112: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

91

pengujian atau penempatan staf audit yang berhubungan dengan pengujian

substantif yang dilaksanakan pada suatu asersi. Risiko deteksi terjadi akibat

adanya kekeliruan auditor dalam menerapkan prosedur audit, kekeliruan dalam

menafsirkan bukti yang sudah diperoleh, serta kesalahan dalam menentukan

prosedur audit. (Boynton, 2003:203). Adapun berdasarkan pada hasil penelitian

Werningtyas (2006) dimensi pengukuran dari Audit risk ialah sebagai berikut :

a. Perhitungan Fisik;

b. Pengurangan Sampel Audit; serta

c. Konfirmasi.

3. Locus of Control

Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility),

yang didefinisikan sebagai keyakinan individu terhadap mampu tidaknya

mengontrol nasib (destiny) sendiri (Kreitner dan Kinicki, 2005). Locus of control

adalah cara pandang seseorang taerhadap suatu peristiwa apakah dia merasa

dapat atau tidak dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi padanya (Rotter,

1966). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan external locus of control dimana

perilaku premature sign off audit procedures biasa terjadi pada seseorang yang

memiliki extenal locus of control. Lestari (2010) menyebutkan bahwa auditor

yang memiliki external locus of control yang tinggi akan meningkatkan probabiltas

mereka dalam menghentikan prematur prosedur audit dan temuan pada penelitian

tersebut menunjukan bahwa semakin kuat external locus of control auditor, maka

akan cenderung melakukan upaya penghentian secara prematur prosedur audit.

Page 113: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

92

Adapun indikator dalam menentukan besarnya external locus of control menurut

Crider (1983) adalah sebagai berikut :

a. Kurang memiliki inisiatif.

b. Mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara usaha dan kesuksesan.

c. Kurang suka berusaha, karena mereka percaya bahwa faktor luarlah yang

mengontrol.

4. Organizational commitment

Organizational commitment merupakan rasa identifikasi (ketertarikan dan

kepercayaan terhadap tujuan dan nilai organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk

berusaha sebaik mungkin demi organisasi), serta loyalitas (keinginan untuk tetap

menjadi anggota organisasi) yang dinyatakan oleh karyawan terhadap

organisasinya (Wahyudi, 2013). Konsep organizational commitment didasarkan

pada premis bahwa individual membentuk suatu keterikatan terhadap organisasi.

Secara historis, organizational commitment merupakan perspektif yang bersifat

keperilakuan dimana komitmen diartikan sebagai perilaku yang konsisten dengan

aktivitas (Setiawan dan Ghozali, 2006). Adapun dimensi pengukuran untuk

menentukan besarnya organizational commitment menurut Allen dan Meyer (1997)

adalah sebagai berikut :

a. Komitmen afektif ;

b. Komitmen berkelanjutan ;

c. Komitmen normatif.

Page 114: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

93

3.3.4. Operasionalisasi Variabel

Berdasarkan uraian di atas mengenai definisi dan pengukuran variabel,

dapat ditabulasikan lebih rinci ke dalam operasionalisasi variabel penelitian yang

terdapat pada Tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4

Operasionalisasi Variabel Penelitian

No Variabel Indikator Skala Referensi

1 Premature

Sign Off Audit

Procedures

Pemahaman Bisnis

Klien

Likert Herningsih (2001),

Weningtyas, dkk

(2006).

Pertimbangan

Pengendalian Intern

Pengujian

Substantif

Pertimbangan

Internal Auditor

Prosedur Analitis

Konfirmasi

Menggunakan

Representasi

Manajemen

Melaksanakan Uji

Kepatuhan terhadap

Pengendalian atas

Transaksi sistem

aplikasi On-line

Mengurangi Jumlah

Sampel

Pemeriksaan Fisik

2 Time Pressure Ketepatan Waktu Likert Herningsih (2001),

Weningtyas, dkk (2006)

Maulina, dkk (2010).

Pencapaian

Anggaran Waktu

Keterbatasan

Sumber Daya

Tingkat Efisiensi

Anggaran Waktu

Kepatuhan Auditor

Page 115: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

94

No Variabel Indikator Skala Referensi

Ketidakseimbangan

Antara Tugas dan

Waktu yang

Tersedia

Penetapan Batasan

Waktu

3 Audit Risk

(Herningsih

2001,

Weningtyas,

2006)

Perhitungan Fisik Likert Herningsih (2001),

Weningtyas, dkk

(2006).

Pengurangan

Sampel Audit

Konfirmasi

4 Locus of

Control

Kurang Suka

Berusaha dalam

Mencapai Prestasi

dan Menyelesaikan

Tugas

Likert Rotter (1996),

Crider (1983),

Spector (1988),

Donnely, dkk (2003).

Kurang Memiliki

Inisiatif

Memiliki

Kepercayaan

bahwa

Keberhasilan dan

Pencapaian Prestasi

dipengaruhi oleh

Faktor dari Luar

(nasib,

keberuntungan,

lingkungan)

5 Organizational

Commitment

Komitmen Afektif Likert Meyer dan Allen

(1997),

Akhsan (2014).

Komitmen

Berkelanjutan

Komitmen

Normatif

6 Self Esteem Keberartian diri Likert Coopersmith (1967),

Malone C.F., dan Kekuatan Individu

Page 116: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

95

No Variabel Indikator Skala Referensi

Kompetensi Robert R.W. (1996),

Fathir (2011). Ketaatan individu

dan kemampuan

memberi contoh

7 Need for

Achievement

Inovatif Likert Mc.Clelland (1987),

Almar’atus (2013),

Kholidiah (2014).

Membutuhkan

feedback

Memiliki Tanggung

Jawab Personal

terhadap Kinerja

Presistence (Tidak

Mudah Menyerah)

Menyukai Tugas

yang Sulit dan

Menantang

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Metode Angket

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan

metode survey yaitu metode pengumpulan data primer dengan cara menyebarkan

kuesioner kepada responden dalam bentuk pertanyaan tertulis. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

jawabannya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan

dari responden (Sugiyono, 2009).

Kuesioner akan diberikan masing-masing KAP diberikan kuesioner

dengan jangka waktu pengembalian 2 - 3 minggu terhitung sejak kuesioner

diterima oleh responden. Setiap responden diminta untuk memilih salah satu

Page 117: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

96

jawaban dalam kuesioner yang sesuai dengan persepsi masing – masing individu

diantara pilihan yang sudah disediakan.

Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner tersebut dibuat menggunakan

skala 1 sampai dengan 5. Untuk mengisi kuesioner responden dapat dengan

memberi tanda cek (v) atau tanda silang (x) pada kolom yang dipilih. Kuesioner

dengan bentuk ini lebih menarik responden karena kemudahannya dalam memberi

jawaban dan juga waktu yang digunakan untuk menjawab akan lebih singkat.

3.4.2. Instrumen Pengolahan Data

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk

mengumpulkan, memeriksa, maupun menyelidiki variabel yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian,

dimana pertanyaan tertulis akan diberikan kepada responden untuk memperoleh

informasi yang diperlukan. Berikut ini adalah instrumen untuk tiap-tiap variabel

dalam penelitian ini :

1. Premature sign off audit procedures

Variabel premature sign off audit procedures ini diukur menggunakan

instrumen Herningsih (2001) yang kemudian dikembangkan oleh peneliti.

Instrumen terdiri dari 20 pertanyaan yang dijawab menggunakan skala likert,

skala yang digunakan adalah skala likert 1 sampai dengan 5 poin. Jawaban dari

responden menentukan tingkat penghentian prosedur audit oleh auditor. Skor yang

diberikan untuk setiap jawaban responden sebagai berikut :

a. Jawaban Selalu (S) diberi skor 5

b. Jawaban Sering (SR) diberi skor 4

Page 118: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

97

c. Jawaban Kadang- kadang (KK) diberi skor 3

d. Jawaban Jarang (J) diberi skor 2

e. Jawaban Tidak pernah (TP) diberi skor 1

2. Time pressure

Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan pertanyaan yang

dikembangkan oleh Maulina (2010) yang kemudian dimodifikasi oleh peneliti.

Instrumen terdiri dari 14 pertanyaan yang dijawab menggunakan skala likert,

skala yang digunakan adalah skala likert 1 sampai dengan 5 poin. Jawaban dari

responden menentukan tingkat time pressure yang dialami oleh auditor. Skor yang

diberikan untuk setiap jawaban responden sebagai berikut :

a. Jawaban Selalu (S) diberi skor 5

b. Jawaban Sering (SR) diberi skor 4

c. Jawaban Kadang- kadang (KK) diberi skor 3

d. Jawaban Jarang (J) diberi skor 2

e. Jawaban Tidak pernah (TP) diberi skor 1

3. Audit risk

Variabel audit risk ini diukur dengan menggunakan instrumen yang

dikembangkan oleh Herningsih (2001) yang kemudian dimodifikasi oleh peneliti.

Instrumen terdiri dari 6 pertanyaan yang dijawab menggunakan skala likert, skala

yang digunakan adalah skala likert 1 sampai dengan 5 poin. Skor yang diberikan

untuk setiap jawaban responden sebagai berikut :

Page 119: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

98

a. Jawaban Sangat tidak setuju (STS) diberi skor 5

b. Jawaban Tidak setuju (TS) diberi skor 4

c. Jawaban Netral (N) diberi skor 3

d. Jawaban Setuju (S) diberi skor 2

e. Jawaban Sangat setuju (SS) diberi skor 1

4. Locus of control

Variabel locus of control ini diukur menggunakan instrumen yang

dikembangkan oleh Donnely, dkk (2003) yang kemudian dimodifikasi oleh

peneliti. Instrumen terdiri dari 12 pertanyaan yang dijawab menggunakan skala

likert, skala yang digunakan adalah skala likert 1 sampai dengan 5 poin. Pada

variabel ini peneliti menerapkan pernyataan favorable dan unfavorable. Dimana

pernyataan favorable ditunjukkan pada item perntanyaan nomor 2, 6, 8, 9, 11, dan

12 sedangkan pernyataan unfavorable ditunjukkan pada item pertanyaan nomor 1,

3, 4, 5, 7, dan 10. Jawaban dari responden menentukan tingkat locus of control

eksternal responden, skor yang lebih tinggi menunjukkan kepribadian responden

akan locus of control eksternal tinggi . Skor yang diberikan untuk setiap jawaban

responden sebagai berikut :

a. Pernyataan Favorable

1) Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

2) Jawaban Setuju (S) diberi skor 4

3) Jawaban Netral (N) diberi skor 3

4) Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

5) Jawaban Sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1

Page 120: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

99

b. Pernyataan Unfavorable

1) Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 1

2) Jawaban Setuju (S) diberi skor 2

3) Jawaban Netral (N) diberi skor 3

4) Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 4

5) Jawaban Sangat tidak setuju (STS) diberi skor 5

5. Organizational commitment

Variabel organizational commitment ini diukur menggunakan instrumen

Mayer dan Allen (1997) yang dimodifikasi oleh peneliti. Instrumen terdiri dari 9

pertanyaan yang dijawab menggunakan skala likert, skala yang digunakan adalah

skala likert 1 sampai dengan 5 poin. Pada variabel ini peneliti menerapkan

pernyataan favorable dan unfavorable. Dimana pernyataan favorable ditunjukkan

pada item perntanyaan nomor 1, 2, 3, 4, 7, dan 8 sedangkan pernyataan

unfavorable ditunjukkan pada item pertanyaan nomor 5, 6, dan 9 Jawaban dari

responden menentukan tingkat organizational commitment auditor, Skor yang

diberikan untuk setiap jawaban responden sebagai berikut :

a. Pernyataan Favorable

1) Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

2) Jawaban Setuju (S) diberi skor 4

3) Jawaban Netral (N) diberi skor 3

4) Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

5) Jawaban Sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1

Page 121: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

100

b. Pernyataan Unfavorable

1) Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 1

2) Jawaban Setuju (S) diberi skor 2

3) Jawaban Netral (N) diberi skor 3

4) Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 4

5) Jawaban Sangat tidak setuju (STS) diberi skor 5

6. Self Esteem

Variabel self esteem ini diukur menggunakan instrumen Fathir (2011)

yang dimodifikasi oleh peneliti. Instrumen terdiri dari 9 pertanyaan yang dijawab

menggunakan skala likert, skala yang digunakan adalah skala likert 1 sampai

dengan 5 poin. Jawaban dari responden menentukan tingkat self esteem yang

dimiliki oleh auditor. Skor yang diberikan untuk setiap jawaban responden

sebagai berikut :

a. Jawaban Selalu (S) diberi skor 5

b. Jawaban Sering (SR) diberi skor 4

c. Jawaban Kadang- kadang (KK) diberi skor 3

d. Jawaban Jarang (J) diberi skor 2

e. Jawaban Tidak pernah (TP) diberi skor 1

Page 122: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

101

7. Need for Achievement

Variabel need for achievement ini diukur menggunakan instrumen yang

dikembangkan oleh Almar’atus (2013) yang kemudian dimodifikasi oleh peneliti.

Instrumen terdiri dari 10 pertanyaan yang dijawab menggunakan skala likert, skala

yang digunakan adalah skala likert 1 sampai dengan 5 poin. Jawaban dari

responden menentukan tingkat need for achievement auditor, Skor yang diberikan

untuk setiap jawaban responden sebagai berikut :

a. Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

b. Jawaban Setuju (S) diberi skor 4

c. Jawaban Netral (N) diberi skor 3

d. Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

e. Jawaban Sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1

3.5. Analisis Data

3.5.1. Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai

responden penelitian. Analisis deskriptif mempelajari cara pengumpulan dan

penyajian data agar mudah dipahami. Analisis ini perlu dilakukan untuk melihat

gambaran dari keseluruhan sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi

syarat untuk dijadikan sampel penelitian. Analisis deskriptif digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2012:207-208).

Page 123: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

102

1. Analisis Deskriptif Responden

Deskripsi responden penelitian digunakan untuk memberikan gambaran

mengenai demografi responden. Gambaran yang diberikan berupa status jabatan,

lama bekerja, jenis kelamin, kualifikasi pendidikan, dan usia pada Kantor

Akuntan Publik. Deskripsi responden penelitian digunakan untuk mengetahui

kumpulan data yang bisa mewakili sampel atau populasi dari setiap data

demografi responden.

2. Analisis Deskriptif Variabel

Deskripsi variabel penelitian digunakan untuk memberikan gambaran

mengenai tendensi sentral dan masing-masing variabel dalam penelitian ini.

Menurut Ghozali (2011), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi

suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, skewness (kemencengan distribusi).

Namun, pada penelitian ini menggunakan nilai rata-rata (mean), maksimum

(max), minimum (min), dan frekuensi dalam pengukuran analisis deskriptif dari

masing-masing variabel penelitian. Analisis deskriptif ini digunakan untuk

mempermudah dalam memahami pengukuran indikator- indikator dalam

setiap variabel yang diungkap.

Page 124: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

103

a. Premature sign off audit procedures

Hasil dari penjumlahan masing – masing butir soal dari skala yang sudah

ditentukan, kemudian ditampilkan dengan tabel kategori tiap variabel. Dalam

menetapkan kategori penghentian prematur prosedur audit dikelompokkan

menjadi lima bagian kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat

rendah. Berikut adalah langkah – langkah yang dapat dilakukan :

1) Menentukan rentang nilai, dengan cara

Data terbesar : 20 x 5 = 100

Data terkecil : 20 x 1 = 20

Sehingga, rentang nilai adalah 100 – 20 = 80

2) Menentukan banyaknya interval yang diperlukan yaitu lima

3) Menentukan panjang interval / (p)

4) Berdasarkan kriteria diatas, maka dapat disusun kategori variabel

dengan tabel interval sebagai berikut :

Tabel 3.5 Kategori Variabel Premature sign off audit procedures

5) No

Interval Skor Kategori 1 84 – 100 Sangat Tinggi

2 68 – 83 Tinggi

3 52 – 67 Sedang

4 36 – 51 Rendah

5 20 – 35 Sangat Rendah

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2016

Page 125: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

104

b. Time Pressure

Hasil dari penjumlahan masing – masing butir soal dari skala yang sudah

ditentukan, kemudian ditampilkan dengan tabel kategori tiap variabel. Dalam

menetapkan kategori time pressure dikelompokkan menjadi lima bagian

kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Berikut adalah

langkah – langkah yang dapat dilakukan :

1) Menentukan rentang nilai, dengan cara

Data terbesar : 14 x 5 = 70

Data terkecil : 14 x 1 = 14

Sehingga, rentang nilai adalah 70 – 14 = 56

2) Menentukan banyaknya interval yang diperlukan yaitu lima

3) Menentukan panjang interval / (p)

4) Berdasarkan kriteria diatas, maka dapat disusun kategori variabel

dengan tabel interval sebagai berikut :

Tabel 3.6 Kategori Variabel Time pressure

No Interval Skor Kategori 1 58 – 70 Sangat Tinggi

2 47 – 57 Tinggi

3 36 – 46 Sedang

4 25 – 35 Rendah

5 14 – 24 Sangat Rendah

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2016

Page 126: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

105

c. Audit risk

Hasil dari penjumlahan masing – masing butir soal dari skala yang sudah

ditentukan, kemudian ditampilkan dengan tabel kategori tiap variabel. Dalam

menetapkan kategori audit risk dikelompokkan menjadi lima bagian kategori

sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Berikut adalah langkah –

langkah yang dapat dilakukan :

1) Menentukan rentang nilai, dengan cara

Data terbesar : 6 x 5 = 30

Data terkecil : 6 x 1 = 6

Sehingga, rentang nilai adalah 30 – 6 = 24

2) Menentukan banyaknya interval yang diperlukan yaitu lima

3) Menentukan panjang interval / (p)

4) Berdasarkan kriteria diatas, maka dapat disusun kategori variabel

dengan tabel interval sebagai berikut :

Tabel 3.7 Kategori Variabel Audit risk

No Interval Skor Kategori 1 26 – 30 Sangat Tinggi

2 21 – 25 Tinggi

3 16 – 20 Sedang

4 11 – 15 Rendah

5 6 – 10 Sangat Rendah

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2016

Page 127: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

106

d. Locus of Control

Hasil dari penjumlahan masing – masing butir soal dari skala yang sudah

ditentukan, kemudian ditampilkan dengan tabel kategori tiap variabel. Dalam

menetapkan kategori locus of control dikelompokkan menjadi lima bagian

kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Berikut adalah

langkah – langkah yang dapat dilakukan :

1) Menentukan rentang nilai, dengan cara

Data terbesar : 10 x 5 = 50

Data terkecil : 10 x 1 = 10

Sehingga, rentang nilai adalah 50 – 10 = 40

2) Menentukan banyaknya interval yang diperlukan yaitu lima

3) Menentukan panjang interval / (p)

4) Berdasarkan kriteria diatas, maka dapat disusun kategori variabel

dengan tabel interval sebagai berikut :

Tabel 3.8 Kategori Variabel Locus of Control

No Interval Skor Kategori 1 42 – 50 Sangat Tinggi

2 34 – 41 Tinggi

3 26 – 33 Sedang

4 18 – 25 Rendah

5 10 – 17 Sangat Rendah

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2016

Page 128: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

107

e. Organizational commitment

Hasil dari penjumlahan masing – masing butir soal dari skala yang sudah

ditentukan, kemudian ditampilkan dengan tabel kategori tiap variabel. Dalam

menetapkan kategori organizational commitment dikelompokkan menjadi

lima bagian kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

Berikut adalah langkah – langkah yang dapat dilakukan :

1) Menentukan rentang nilai, dengan cara

Data terbesar : 9 x 5 = 45

Data terkecil : 9 x 1 = 9

Sehingga, rentang nilai adalah 45 – 9 = 36

2) Menentukan banyaknya interval yang diperlukan yaitu lima

3) Menentukan panjang interval / (p)

4) Berdasarkan kriteria diatas, maka dapat disusun kategori variabel

dengan tabel interval sebagai berikut :

Tabel 3.9 Kategori Variabel Organizational commitment

No Interval Skor Kategori 1 37 – 45 Sangat Tinggi

2 30 – 36 Tinggi

3 23 – 29 Sedang

4 16 – 22 Rendah

5 9 – 15 Sangat Rendah

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2016

Page 129: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

108

f. Need for Achievement

Hasil dari penjumlahan masing – masing butir soal dari skala yang sudah

ditentukan, kemudian ditampilkan dengan tabel kategori tiap variabel. Dalam

menetapkan kategori need for achievement dikelompokkan menjadi lima

bagian kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Berikut

adalah langkah – langkah yang dapat dilakukan :

1) Menentukan rentang nilai, dengan cara

Data terbesar : 10 x 5 = 50

Data terkecil : 10 x 1 = 10

Sehingga, rentang nilai adalah 50 – 10 = 40

2) Menentukan banyaknya interval yang diperlukan yaitu lima

3) Menentukan panjang interval / (p)

4) Berdasarkan kriteria diatas, maka dapat disusun kategori variabel

dengan tabel interval sebagai berikut :

Tabel 3.10 Kategori Variabel Need for Achievement

No Interval Skor Kategori 1 42 – 50 Sangat Tinggi

2 34 – 41 Tinggi

3 26 – 33 Sedang

4 18 – 25 Rendah

5 10 – 17 Sangat Rendah

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2016

Page 130: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

109

g. Self esteem

Hasil dari penjumlahan masing – masing butir soal dari skala yang sudah

ditentukan, kemudian ditampilkan dengan tabel kategori tiap variabel. Dalam

menetapkan kategori self esteem dikelompokkan menjadi lima bagian kategori

sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Berikut adalah langkah –

langkah yang dapat dilakukan :

1) Menentukan rentang nilai, dengan cara

Data terbesar : 9 x 5 = 45

Data terkecil : 9 x 1 = 9

Sehingga, rentang nilai adalah 45 – 9 = 36

2) Menentukan banyaknya interval yang diperlukan yaitu lima

3) Menentukan panjang interval / (p)

4) Berdasarkan kriteria diatas, maka dapat disusun kategori variabel

dengan tabel interval sebagai berikut :

Tabel 3.11 Kategori Variabel Self Esteem

No Interval Skor Kategori 1 37 – 45 Sangat Tinggi

2 30 – 36 Tinggi

3 23 – 29 Sedang

4 16 – 22 Rendah

5 9 – 15 Sangat Rendah

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2016

Page 131: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

110

3.5.2. Metode Analisis Data

1. Teknik Analisis Data

SEM merupakan salah satu jenis analisis multivariate (multivatiate

analysis) dalam ilmu sosial yang membagi menjadi dua kelompok tujuan untuk

penggunaannya, (1) bertujuan konfirmasi (primarily confirmatory) dan (2)

bertujuan eksplorasi (primarily exploratory). Analisis multivariat digunakan untuk

menguji hipotesis yang dikembangkan berdasarkan teori dan konsep yang sudah

ada, sedangkan analisis multivariat eksploratoris digunakan untuk mencari pola

data dalam kasus di mana belum ada atau masih terbatasnya teori yang

menyatakan bagaimana hubungan antarvariabel (Sholihin dan Ratmono, 2013).

Analisis data dan pengujian hipotesis ini menggunakan metode Structural

Equation Model – Partial Least Square (SEM-PLS). Model persamaan struktural

(SEM) merupakan suatu teknik analisis multivariat yang menggabungkan analisis

faktor dan analisis jalur sehingga memungkinkan peneliti untuk menguji dan

mengestimasi secara simultan hubungan antara variabel eksogen dan endogen

multiple dengan banyak faktor (Ghozali dan Latan, 2012).

PLS merupakan metode analisis yang powerfull dan sering disebut juga

sebagai soft modeling karena meniadakan asumsi-asumsi OLS (Ordinary Least

Squares) regresi, seperti data harus terdistribusi normal secara multivariate dan

tidak adanya problem multikolonieritas antar variabel eksogen (Ghozali dan

Latan, 2012). Partial Least Square (PLS) adalah bagian dari SEM. PLS adalah

teknik terbaru yang banyak diminati, karena tidak membutuhkan data yang

terdistribusi normal atau sebuah penelitian dengan sampel yang sedikit. Tujuan

Page 132: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

111

dari penggunaan PLS yaitu untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar

variabel laten dan untuk perluasan teori yang sudah ada.

Tahapan analisis menggunakan PLS-SEM setidaknya harus melalui lima

proses tahapan dimana setiap tahapan akan berpengaruh terhadap tahapan

selanjutnya (Ghozali dan Latan, 2012), yaitu:

a. Konseptualisasi model, pada tahap awal peneliti harus melakukan

pengembangan dan pengukuran konstruk.

b. Menentukan metode analisis algorithm, dalam PLS-SEM menggunakan

program SmartPLS 3.0 M3, metode analisis algorithm yang disediakan

hanyalah algorithm PLS dengan tida pilihan skema yaitu, factorial,

centroid, dan path atau structural weighting.

c. Menentukan metode resampling, umumnya terdapat dua metode yang

digunakan oleh peneliti di bidang SEM untuk melakukan proses

penyempelan kembali (resampling) yaitu, bootstrapping dan jackknifing.

d. Menggambar diagram jalur, pada tahap ini (Falk dan Miller, 1992) dalam

(Ghozali dan Latan, 2012) merekomendasikan untuk menggunakan

prosedur nomogram reticular action modeling (RAM) dengan ketentuan

sebagai berikut:

1) Konstruk teoritikal (theoretical constructs) yang menunjukan variabel

laten harus digambar dengan bentuk lingkaran atau buletan elips

(circle).

2) Variabel observed atau indikator harus digambarkan dengan bentuk

kotak (square).

Page 133: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

112

3) Hubungan-hubungan asimetri (asymmetrical relationships)

digambarkan dengan arah panah tunggal (single headed arrow)

4) Hubungan-hubungan simetris (symmetrical relationships)

digambarkan dengan arah panah dobel (double headed arrow)

e. Evaluasi model, dalam PLS-SEM dengan program SmartPLS 3.0 dapat

dilakukan dengan menilai hasil pengukuran model kemudian dilanjutkan

dengan evaluasi model structural dan pengujian signifikansi.

2. Model Pengukuran (Outer Model)

Model pengukuran (measurement model) atau outer model menunjukkan

bagaimana variabel manifest mempresentasikan variabel laten untuk diukur

(Ghozali, 2012). Tahap pertama dalam SEM-PLS adalah menilai outer model,

yang memfokuskan pada pengujian validitas dan reliabilitas yang

mempresentasikan setiap konstruk. Bagian ini memberikan evaluasi mengenai

keakuratan (reliabel) dari item dan juga untuk validitas convergent dan

discriminant. Uji validitas convergent indikator refleksif dapat dilihat dari nilai

loading factor untuk tiap indikator konstruk. Sedangkan validitas discriminant

berhubungan dengan prinsip bahwa manifest variabel konstruk yang berbeda

seharunya tidak berkolerasi dengan tinggi (Ghozali dan Latan, 2012). Uji yang

dilakukan pada model pengukuran atau outer model sebagai berikut:

a. Convergent Validity. Untuk menilai validitas convergent dilihat dari nilai

loading factor, untuk indikator refleksif dikatakan tinggi jika nilai loading

factor lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian,

pada penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai

Page 134: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

113

loading factor 0,50 sampai 0,60 dianggap cukup (Chin, 1998 dalam Ghozali,

2008). Konstruk dengan nilai loading factor kurang dari 0,50 harus didrop

(dihapus) agar dapat menghasilkan model yang baik.

b. Untuk melihat convergent validity juga dapat dilihat dari nilai Average

Variance Extracted (AVE). Nilai AVE harus lebih dari 0.5.

c. Discriminant Validity yang baik ditunjukkan dari akar kuadrat AVE untuk

tiap konstruk lebih besar dari korelasi antar konstruk dalam model.

d. Cronbach Alpha. Uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach alpha,

dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha lebih dari 0,70.

e. Composite Reliability. Untuk menilai reliabilitas konstruk yang nilai

composite reliability harus lebih besar dari 0.7.

3. Model Struktural (Inner Model)

Model struktural dengan menggunakan PLS, kita mulai dengan melihat

nilai R-Square untuk setiap variabel laten endogen sebagai kekuatan prediksi dari

model struktural (Ghozali dan Latan, 2012). Model struktural atau inner model

merupakan bagian pengujian hipotesis yang digunakan untuk menguji variabel

laten eksogen (independen) terhadap variabel laten endogen (dependen) apakah

mempunyai pengaruh yang substantif. Nilai R-Square 0.75, 0.50, 0.25

menunjukkan bahwa model kuat, moderate, lemah. Pengaruh F2 dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

Dimana R2 included dan R

2 excluded adalah R-Square dari variabel laten

endogen ketika predictor variabel laten digunakan atau dikeluarkan di dalam

Page 135: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

114

persamaan structural. Nilai f2 0.02, 0.15, dan 0.35 menunjukkan bahwa predictor

variabel laten memiliki pengaruh kecil, menengah dan besar pada level structural.

Disamping melihat besarnya nilai R-Squares, evaluasi model PLS dapat

juga dilakukan dengan predictive relevance atau predictive sample, dengan

rumus:

= ∑ ∑

dimana:

D = omission disatnce

E = the sum of squares of prediction error

O = the sum of squares errors using the mean for prediction

Nilai >0 menunjukkan bahwa model mempunyai mempunyai predictive

relevance, sedangkan Nilai <0 menunjukkan bahwa model kurang mempunyai

predictive relevance.

4. Uji Hipotesis

a. Uji t (direct effect)

Ukuran signifikansi keterdukungan hipotesis dapat digunakan

perbandingan nilai t-table dan t-statistic. Jika t-statistic lebih tinggi dibandingkan

nilai t-table, berarti hipotesis terdukung atau diterima. Penelitian ini menggunakan

tingkat keyakinan 95 persen (alpha 95 persen), maka nilai t-table untuk hipotesis

satu ekor (one-tailed) adalah >1,96. Pengujian hipotesis statistic dalam

permodelan PLS yang digunakan dengan menggunakan model bootstrapping.

Page 136: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

115

b. Uji Mediasi (indirect effect)

Salah satu pendekatan untuk menguji hipotesis mediasi adalah dengan

strategi product of coefficient, yaitu dengan menguji signifikansi indirect effect

(perkalian direct effect variabel independen terhadap mediator , p1 dan direct

effect mediator terhadap variabel dependen,p2, sehingga indirect effect adalah

p1*p2). Akan tetapi sampai saat ini belum ada software PLS yang memiliki

fasilitas pengujian langsung terhadap indirect effect, sehingga pengujian

mediasional berdasarkan signifikansi indirect effect pada PLS dilakukan secara

manual.

Uji signifikansi indirect effect p1*p2 didasarkan pada rasio antara

koefisien p1*p2 dengan standard error-nya yang akan menghasilkan nilai z

statistik (z-value). Standard error koefisien p1*p2 dihitung berdasarkan versi

Aroian dari Sobel test yang dipopulerkan dan direkomendasikan oleh Baron and

Kenny (1986), yaitu :

Dimana:

P1 adalah koefisien path pengaruh variabel independen terhadap variabel mediasi

P2 adalah koefisien path pengaruh variabel mediasi terhadap variabel dependen

SP1 adalah standard error dari koefisien path p1

SP2 adalah standard error dari koefisien path p2

Page 137: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

116

Jika z-value dalam harga mutlak = 1,96 atau tingkat signifikansi statistik z

(p-value) = 0,05, berarti indirect effect variabel independen terhadap dependen

melalui variabel mediasi, signifikan pada taraf signifikansi 0,05 (Preacher and

Hayes., 2004). Sedangkan untuk mengetahui koefisien indirect effect dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dimana :

P1 adalah koefisien path pengaruh variabel independen terhadap variabel mediasi

P2 adalah koefisien path pengaruh variabel mediasi terhadap variabel dependen

Selain menggunakan rumus diatas kita juga dapat mengetahui tingkat

signifikan dan koefisien indirect effect melalui alat hitung interaktif sobel test

calculator hanya dengan memasukkan nilai P1, P2, beserta standart error-nya yang

dapat diakses pada http://www.danielsoper.com/statcalc/calculator.aspx?id=31.

Hasilnya akan sama dengan rumus yang tertera diatas.

Page 138: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

116

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Responden Penelitian

Identitas responden yang diungkap dalam penelitian ini meliputi

jenis kelamin, pendidikan terakhir, posisi / jabatan saat ini, dan lama

bekerja. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui latar belakang

responden yang menjadi sampel penelitian. Terdapat sejumlah 72

responden yang dapat dijadikan sampel penelitian. Data mengenai latar

belakang responden ditampilkan pada tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1

Data Statistik Responden

No Keterangan Jumlah Presentase

1. Jenis Kelamin

a. Pria 51 70,83%

b. Wanita 21 29,17%

Jumlah 72 100%

2. Pendidikan Terakhir

a. Pasca Sarjana 6 8,33%

b. Sarjana 58 80,56%

c. Diploma 8 11,11%

d. SMA / SMK sederajat 0 0%

e. Lain – lain 0 0%

Jumlah 72 100%

3. Posisi / Jabatan saat ini

a. Auditor Junior 16 22,22%

b. Auditor Senior 47 65,28%

c. Supervisor 6 8,33%

d. Manajer 1 1,08%

e. Partner 2 2,78%

Jumlah 72 100%

4. Lama Bekerja

a. < 1 tahun 2 2,78%

b. 1 – 3 Tahun 33 45,83%

c. > 3 Tahun 37 51,39%

Jumlah 72 100%

Page 139: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

117

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebanyak 51 (70,83%) responden

berjenis kelamin pria, sedangkan sisanya yaitu sebanyak 21 (29,17%)

responden berjenis kelamin wanita. Kemudian untuk pendidikan terakhir

auditor yang bekerja pada KAP di Kota Semarang sebanyak 6 (8,33%)

responden merupakan lulusan pasca sarjana, sebanyak 58 (80,56%)

responden lulusan sarjana, dan sebanyak 8 (11,11%) responden lulusan

diploma, sedangkan untuk SMA / SMK sederajat dan lain lain tidak ada.

Pada bagian posisi / jabatan saat ini, sebanyak 16 (22,22%) responden

merupakan auditor junior, sebanyak 47 (65,28%) responden menjabat

sebagai auditor senior, 6 (8,33%) responden menjabat sebagai supervisor,

sedangkan untuk jabatan manajer dan partner masing – masing terdapat 1

(1,08%) responden dan 2 (2,78%) responden. Kemudian lamanya

responden bekerja pada KAP di Kota Semarang paling banyak yaitu > 3

tahun dengan jumlah 37 (51,39%) responden, sedangkan yang paling

rendah adalah < 1 tahun dengan jumlah 2 (2,78%), dan sisanya sebanyak

33 (45,83%) responden telah bekerja selama kurang lebih 1 – 3 tahun.

4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)

(Ghozali, 2011). Peneliti menggunakan analisis deskriptif berupa mean,

maksimum, minimum, dan frekuensi untuk mempermudah dalam

Sumber : Data primer diolah, 2016 ( Lampiran 4 Hal 215 )

Page 140: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

118

memahami pengukuran indikator-indikator dalam setiap variabel yang

diungkapkan dalam penelitian. Berikut ini disajikan deskripsi masing-

masing variabel penelitian.

1. Premature Sign Off Audit Procedures

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Variabel Premature sign off audit procedures

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

84 – 100 Sangat Tinggi 7 9,7%

68 – 83 Tinggi 9 12,5%

52 – 67 Sedang 9 12,5%

36 – 51 Rendah 12 16,7%

20 – 35 Sangat Rendah 35 48,6%

Jumlah 72 100%

Skor Tertinggi 89

Skor Terendah 20

Rata-rata 45,32

Kategori R

Sumber: Data primer diolah, 2016 (Lampiran 5 Hal 216)

Berdasarkan jawaban responden, ringkasan deskripsi variabel yang

tersaji dalam Tabel 4.2 menunjukkan hasil bahwa variabel Premature sign

off audit procedures memiliki skor rata – rata 45,32 dengan demikian

dapat diketahui variabel tersebut termasuk dalam kategori rendah, yang

artinya auditor yang bekerja pada KAP di kota Semarang memiliki

toleransi yang rendah terhadap perilaku premature sign off audit

procedures. Dari penelitian ini diketahui juga KAP yang sangat tidak

mentolerir prilaku premature sign off audit procedures antara lain KAP

ARHJ, KAP Sodikin, KAP Hananta, KAP Darsono, KAP RAS, KAP

BYSA, serta KAP BTFD. Adapun untuk distribusi jawaban rensponden

per-indikator dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 141: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

119

Tabel 4.3

Distribusi Per-Indikator Variabel Premature sign off audit procedures

No Indikator Persentase Kategori

1 Pemahaman Bisnis Klien 44,03 Rendah

2 Pertimbangan Pengendalian Intern 43,33 Rendah

3 Pengujian Substantif 46,11 Rendah

4 Pertimbangan Internal Auditor 45,56 Rendah

5 Prosedur Analitis 45,83 Rendah

6 Konfirmasi 45,83 Rendah

7 Menggunakan Representasi

Manajemen 45,69 Rendah

8

Melaksanakan Uji Kepatuhan

terhadap Pengendalian atas

Transaksi sistem aplikasi On-line

45,42 Rendah

9 Mengurangi Jumlah Sampel 48,47 Rendah

10 Pemeriksaan Fisik 42,92 Rendah

Sumber: Data primer diolah, 2016 (Lampiran 5 Hal 216)

Berdasarkan Tabel 4.3 yang menunjukkan distribusi jawaban

responden untuk setiap indikator yang membentuk variabel premature

sign off audit procedures. Untuk indikator pemahaman bisnis klien

memiliki nilai presentase 44,03% dengan kategori rendah, artinya

toleransi auditor untuk tidak melaksanakan prosedur audit mengenai

pemahaman bisnis klien rendah atau bisa dikatakan baik. Indikator

pertimbangan pengendalian intern mendapatkan nilai persentase 43,33%

dengan kategori rendah, artinya toleransi auditor untuk tidak

melaksanakan prosedur audit mengenai pertimbangan pengendalian

intern rendah atau bisa dikatakan baik. Indikator pengujian substantif

Page 142: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

120

mendapatkan nilai persentase 46,11% dengan kategori rendah, artinya

toleransi auditor untuk tidak melaksanakan prosedur audit mengenai

pengujian substantif rendah atau bisa dikatakan baik. Indikator

pertimbangan internal auditor memperoleh nilai persentase 45,56%

dengan kategori rendah, artinya toleransi auditor untuk tidak

melaksanakan prosedur audit mengenai pertimbangan internal auditor

rendah atau bisa dikatakan baik. Indikator prosedur analitis memperoleh

nilai persentase 45,83% dengan kategori rendah, artinya toleransi auditor

untuk tidak melaksanakan prosedur audit mengenai prosedur analitis

rendah atau bisa dikatakan baik. Indikator konfirmasi memperoleh nilai

persentase 45,83% dengan kategori rendah, artinya toleransi auditor

untuk tidak melaksanakan prosedur audit mengenai konfirmasi rendah

atau bisa dikatakan baik. Indikator menggunakan representasi

manajemen memperoleh nilai persentase 45,69% dengan kategori rendah,

artinya toleransi auditor untuk tidak melaksanakan prosedur audit

mengenai menggunakan representasi manajemen rendah atau bisa

dikatakan baik. Indikator melaksanakan uji kepatuhan terhadap

pengendalian atas transaksi sistem aplikasi on-line memperoleh nilai

persentase 45,42% dengan kategori rendah, artinya toleransi auditor

untuk tidak melaksanakan prosedur audit mengenai pengendalian atas

transaksi sistem aplikasi on-line rendah atau bisa dikatakan baik.

Indikator mengurangi jumlah sampel memperoleh nilai persentase

48,47% dengan kategori rendah, artinya toleransi auditor untuk tidak

Page 143: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

121

melaksanakan prosedur audit mengenai mengurangi jumlah sampel

rendah atau bisa dikatakan baik. Indikator pemeriksaan fisik memperoleh

nilai persentase 42,92% dengan kategori rendah, yang artinya toleransi

auditor untuk tidak melaksanakan prosedur audit mengenai pemeriksaan

fisik rendah atau bisa dikatakan baik. Penentuan kategori per-indikator

yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada lampiran 12.

2. Time pressure

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Variabel Time Pressure

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

58 – 70 Sangat Tinggi 3 4,2%

47 – 57 Tinggi 19 26,4%

36 – 46 Sedang 19 26,4%

25 – 35 Rendah 30 41,7%

14 – 24 Sangat Rendah 1 1,4%

Jumlah 72 100%

Skor Tertinggi 60

Skor Terendah 20

Rata-rata 38,83

Kategori S

Sumber: Data primer diolah, 2016 (Lampiran 6 Hal 219)

Berdasarkan jawaban responden, ringkasan deskripsi variabel yang

tersaji dalam Tabel 4.4 menunjukkan hasil bahwa variabel time Pressure

memiliki skor rata – rata 38,83 dengan demikian apabila dilihat dari skor

rata- rata variabel tersebut termasuk dalam kategori sedang, yang artinya

auditor memiliki tingkat keadaan time pressure yang seimbang. Akan

tetapi jika dilihat dari frekuensinya auditor kecenderungan memiliki time

pressure yang rendah. Hal ini mengindikasi bahwa sesungguhnya auditor

Page 144: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

122

yang bekerja pada KAP di kota Semarang tidak terlalu banyak mendapat

tekanan saat melaksanakan audit. Dari penelitian ini dapat diketahui juga

KAP yang tidak terlalu banyak mendapat tekanan dalam pengerjaan audit

antara lain KAP Hananta, KAP RAS, KAP BYSA, dan KAP BTFD.

Adapun untuk distribusi jawaban rensponden per-indikator dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.5

Distribusi Persentase Per-Indikator Time Pressure

No Indikator Persentase Kategori

1 Ketepatan Waktu 54,44 Sedang

2 Pencapaian Anggaran Waktu 56,11 Sedang

3 Keterbatasan Sumber Daya 55,14 Sedang

4 Tingkat Efisiensi Anggaran

Waktu 60,14 Sedang

5 Kepatuhan Auditor 53,33 Sedang

6 Ketidakseimbangan Antara

Tugas dan Waktu yang

Tersedia

55,42 Sedang

7 Penetapan Batasan Waktu 53,75 Sedang

Sumber: Data primer diolah, 2016 (Lampiran 6 Hal 219)

Berdasarkan Tabel 4.5 yang menunjukkan distribusi jawaban

responden untuk setiap indikator yang membentuk variabel time

pressure. Untuk indikator ketepatan waktu memperoleh nilai persentase

sebesar 54,44% dengan kategori sedang, yang berarti tekanan yang

diterima auditor saat melaksanakan audit berdasarkan ketepatan waktu

tidak terlalu tinggi namun juga tidak terlalu rendah. Indikator pencapaian

Page 145: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

123

anggaran waktu memperoleh nilai persentase sebesar 56,11% dengan

kategori sedang, yang berarti tekanan yang diterima auditor saat

melaksanakan audit berdasarkan pencapaian anggaran waktu tidak terlalu

tinggi namun juga tidak terlalu rendah. Indikator keterbatasan sumber

daya memperoleh nilai persentase sebesar 55,14% dengan kategori

sedang, yang berarti tekanan yang diterima auditor saat melaksanakan

audit berdasarkan keterbatasan sumber daya tidak terlalu tinggi namun

juga tidak terlalu rendah. Indikator tingkat efisiensi anggaran waktu

memperoleh nilai persentase sebesar 60,14% dengan kategori sedang,

yang berarti tekanan yang diterima auditor saat melaksanakan audit

berdasarkan tingkat efisiensi anggaran waktu tidak terlalu tinggi namun

juga tidak terlalu rendah. Indikator kepatuhan auditor memperoleh nilai

persentase sebesar 53,33% dengan kategori sedang, yang berarti tekanan

yang diterima auditor saat melaksanakan audit berdasarkan kepatuhan

auditor tidak terlalu tinggi namun juga tidak terlalu rendah. Indikator

ketidakseimbangan antara tugas dan waktu yang tersedia memperoleh

nilai persentase sebesar 55,42% dengan kategori sedang, yang berarti

tekanan yang diterima auditor saat melaksanakan audit berdasarkan

kesenjangan antara tugas dengan waktu yang diberikan seimbang.

Indikator penetapan batasan waktu memperoleh nilai persentase sebesar

53,75% dengan kategori sedang, yang berarti tekanan yang diterima

auditor saat melaksanakan audit berdasarkan penetapan batasan waktu

Page 146: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

124

tidak terlalu tinggi namun juga tidak terlalu rendah. Penentuan kategori

per-indikator yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada lampiran 12.

3. Audit Risk

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Variabel Audit Risk

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

26 – 30 Sangat Tinggi 2 2,8%

21 – 25 Tinggi 9 12,5%

16 – 20 Sedang 10 13,9%

11 – 15 Rendah 25 34,7%

6 – 10 Sangat Rendah 26 36,1%

Jumlah 72 100%

Skor Tertinggi 27

Skor Terendah 6

Rata-rata 13,61

Kategori R

Sumber: Data primer diolah, 2016 (Lampiran 7 Hal 222)

Berdasarkan jawaban responden, ringkasan deskripsi variabel yang

tersaji dalam Tabel 4.6 menunjukkan hasil bahwa variabel audit risk

memiliki skor rata – rata 13,61 dengan demikian apabila dilihat dari skor

rata- rata variabel tersebut termasuk dalam kategori rendah, yang artinya

auditor memiliki tingkat audit risk yang rendah, dimana tingkat audit risk

yang rendah mengindikasi jika auditor secara mayoritas mampu

mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan klien. Dari

penelitian ini diketahui juga KAP yang memiliki tingkat audit risk yang

rendah antara lain KAP ARHJ, KAP Sodikin, KAP Hananta, KAP

Darsono, KAP RAS, KAP BYSA, dan KAP BTFD. Adapun untuk

Page 147: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

125

distribusi jawaban rensponden per-indikator dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 4.7

Persentase Per-Indikator Variabel Audit Risk

No Indikator Persentase Kategori

1 Perhitungan Fisik 43,19 % Rendah

2 Pengurangan Sampel

Audit 48,19 % Rendah

3 Konfirmasi 44,72 % Rendah

Sumber: Data primer diolah, 2016 (Lampiran 7 Hal 222)

Berdasarkan Tabel 4.7 yang menunjukkan distribusi jawaban

responden untuk setiap indikator yang membentuk variabel audit risk.

Untuk indikator perhitungan fisik memperoleh nilai persentase sebesar

43,19% dengan kategori rendah, hal ini menunjukkan bahwa toleransi

auditor untuk tidak melaksanakan perhitungan fisik rendah sehingga

audit risk yang diterima rendah atau bisa dikatakan baik. Indikator

pengurangan sampel audit memperoleh nilai persentase sebesar 48,19%

dengan kategori rendah, hal ini menunjukkan bahwa toleransi auditor

untuk mengurangi jumlah sampel audit rendah sehingga audit risk yang

diterima rendah atau bisa dikatakan baik. Indikator konfirmasi

memperoleh nilai persentase sebesar 44,72% dengan kategori rendah,

hal ini menunjukkan bahwa toleransi auditor untuk tidak melaksanakan

konfirmasi rendah sehingga audit risk yang diterima rendah atau bisa

Page 148: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

126

dikatakan baik. Penentuan kategori per-indikator yang dilakukan

peneliti dapat dilihat pada lampiran 12.

4. Locus of control

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Variabel Locus of control

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

42 – 50 Sangat Tinggi 1 1,4%

34 – 41 Tinggi 16 22,2%

26 – 33 Sedang 14 19,4%

18 – 25 Rendah 31 43,1%

10 – 17 Sangat Rendah 10 13,9%

Jumlah 72 100%

Skor Tertinggi 42

Skor Terendah 12

Rata-rata 25,56

Kategori S

Sumber: Data primer diolah, 2016 (Lampiran 8 Hal 224)

Berdasarkan jawaban responden, ringkasan deskripsi variabel yang

tersaji dalam Tabel 4.8 menunjukkan hasil bahwa variabel locus of

control memiliki skor rata – rata 25,56 dengan demikian apabila dilihat

dari skor rata- rata variabel tersebut termasuk dalam kategori sedang,

yang artinya auditor memiliki tingkat keadaan locus of control yang

seimbang. Akan tetapi jika dilihat dari frekuensinya auditor

kecenderungan memiliki locus of control yang rendah. locus of control

yang rendah dalam penelitian ini bermakna bahwa secara garis besar

auditor di semarang menganggap mereka merupakan pemegang kendali

atas apa-apa pun yang terjadi pada diri mereka sendiri. Dari penelitian ini

Page 149: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

127

dapat diketahui juga KAP yang cenderung memiliki locus of control

rendah antara lain KAP ARHJ, KAP Darsono, KAP RAS, KAP BYSA,

serta KAP BTFD. Adapun untuk distribusi jawaban rensponden per-

indikator dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.9

Persentase Per-Indikator Variabel Locus of control

No Indikator Persentase Kategori

1

Kurang Suka Berusaha dalam

Mencapai Prestasi dan

Menyelesaikan Tugas

45,14 % Rendah

2 Kurang Memiliki Inisiatif 51,53 % Rendah

3

Memiliki Kepercayaan bahwa

Keberhasilan dan Pencapaian

Prestasi dipengaruhi oleh Faktor dari

Luar (nasib, keberuntungan,

lingkungan)

53,68 % Sedang

Sumber: Data primer diolah, 2016 (Lampiran 8 Hal 224)

Berdasarkan Tabel 4.9 yang menunjukkan distribusi jawaban

responden untuk setiap indikator yang membentuk variabel locus of

control. Untuk indikator kurang suka berusaha dalam mencapai prestasi

dan menyelesaikan tugas memperoleh hasil persentase sebesar 45,14%

dengan kategori rendah, hal ini menunjukkan bahwa mayoritas auditor

yang bekerja pada KAP di Kota Semarang cenderung suka berusaha

dalam mencapai prestasi sehingga bisa dikatakan baik. Indikator kurang

memiliki inisiatif memperoleh hasil persentase sebesar 51,53% dengan

kategori rendah, hal ini menunjukkan bahwa mayoritas auditor yang

bekerja pada KAP di Kota Semarang memiliki inisiatif yang baik dalam

melaksanakan tugasnya sebagai auditor. Indikator auditor memiliki

Page 150: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

128

kepercayaan bahwa keberhasilan dan pencapaian prestasi dipengaruhi

oleh faktor dari luar memperoleh hasil persentase sebesar 53,68% dengan

kategori sedang, hal ini menunjukkan bahwa mayoritas auditor yang

bekerja pada KAP di Kota Semarang mengenai kepercayaan bahwa

keberhasilan dan pencapaian prestasi dipengaruhi oleh faktor dari luar

seperti nasib, keberuntungan, dan lingkungan cenderung seimbang.

Penentuan kategori per-indikator yang dilakukan peneliti dapat dilihat

pada lampiran 12.

5. Organizational commitment

Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Variabel Organizational commitment

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

37 – 45 Sangat Tinggi 10 13,9%

30 – 36 Tinggi 23 31,9%

23 – 29 Sedang 16 22,2%

16 – 22 Rendah 16 22,2%

9 – 15 Sangat Rendah 7 9,7%

Jumlah 72 100%

Skor Tertinggi 43

Skor Terendah 11

Rata-rata 27,46

Kategori S

Sumber: Data primer diolah, 2016 (Lampiran 9 Hal 226)

Berdasarkan jawaban responden, ringkasan deskripsi variabel yang

tersaji dalam Tabel 4.10 menunjukkan hasil bahwa variabel

Organizational commitment memiliki skor rata – rata 27,46 dengan

demikian apabila dilihat dari skor rata- rata variabel tersebut termasuk

dalam kategori sedang, yang artinya auditor memiliki tingkat

Page 151: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

129

organizational commitment yang seimbang. Akan tetapi jika dilihat dari

frekuensinya auditor kecenderungan memiliki organizational

commitment yang tinggi. Hal ini mengindikasi bahwa kecenderungan

auditor pada KAP di kota Semarang memiliki komitmen yang tinggi

terhadap organisasi tempat ia bekerja saat ini. Dari penelitian ini dapat

diketahui juga KAP yang cenderung memiliki organizational

commitment tinggi antara lain KAP Sodikin, KAP Darsono, KAP RAS,

KAP BYSA, serta KAP BTFD. Adapun untuk distribusi jawaban

rensponden per-indikator dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.11

Persentase Per-Indikator Variabel Organizational commitment

No Indikator Persentase Kategori

1 Komitmen Afektif 61,57 Sedang

2 Komitmen Berkelanjutan 59,07 Sedang

3 Komitmen Normatif 62,41 Sedang

Sumber: Data primer diolah, 2016 (Lampiran 9 Hal 226)

Berdasarkan Tabel 4.11 yang menunjukkan distribusi jawaban

responden untuk setiap indikator yang membentuk variabel

organizational commitment. Untuk indikator komitmen afektif

memperoleh nilai persentase sebesar 61,57% dengan kategori sedang, hal

ini menunjukkan bahwa keterikatan atau hubungan emosional yang

dimiliki auditor dengan KAP tempat ia bekerja cenderung seimbang.

Indikator komitmen berkelanjutan memperoleh nilai persentase sebesar

Page 152: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

130

59,07% dengan kategori sedang, hal ini menunjukkan bahwa keinginan

untuk tetap bekerja di KAP menurut perhitungan analitis untung dan rugi

yang dimiliki auditor cenderung seimbang. Indikator komitmen normatif

memperoleh nilai persentase sebesar 62,41% dengan kategori sedang, hal

ini menunjukkan bahwa keinginan untuk tetap bertahan karena

pertimbangan perasaan tidak enak yang dimiliki auditor cenderung

seimbang. Penentuan kategori per-indikator yang dilakukan peneliti

dapat dilihat pada lampiran 12.

6. Self esteem

Tabel 4.12

Distribusi Frekuensi Variabel Self Esteem

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentasi

37 – 45 Sangat Tinggi 27 37,5%

30 – 36 Tinggi 21 29,2%

23 – 29 Sedang 11 15,3%

16 – 22 Rendah 4 5,6%

9 – 15 Sangat Rendah 9 12,5%

Jumlah 72 100%

Skor Tertinggi 45

Skor Terendah 12

Rata-rata 31,96

Kategori T

Sumber: Data primer diolah, 2016 (Lampiran 10 Hal 228)

Berdasarkan jawaban responden, ringkasan deskripsi variabel yang

tersaji dalam Tabel 4.12 menunjukkan hasil bahwa variabel self esteem

memiliki skor rata – rata 31,96 dengan demikian apabila dilihat dari skor

rata- rata variabel tersebut termasuk dalam kategori tinggi, yang artinya

auditor yang bekerja pada KAP di kota Semarang cenderung memiliki

tingkat self esteem yang tinggi, dimana tingkat self esteem yang tinggi

Page 153: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

131

mengindikasi jika auditor memiliki harga diri yang tinggi. Harga diri ini

menunjukkan penghargaan dan pengakuan atau tidak, serta menunjukkan

sejauh mana individu tersebut merasa mampu, sukses, dan berharga. Dari

penelitian ini dapat diketahui juga KAP yang cenderung memiliki self

esteem tinggi antara lain KAP ARHJ, KAP Sodikin, KAP Hananta, KAP

Darsono, KAP RAS, KAP BYSA, serta KAP BTFD. Adapun untuk

distribusi jawaban rensponden per-indikator dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 4.13

Persentase Per-Indikator Variabel Self Esteem

No Indikator Persentase Kategori

1 Keberartian diri 71,53 Tinggi

2 Kekuatan Individu 70,83 Tinggi

3 Kompetensi 69,44 Tinggi

4 Ketaatan individu dan kemampuan

memberi contoh 71,85 Tinggi

Sumber: Data primer diolah, 2016 (Lampiran 10 Hal 228)

Berdasarkan Tabel 4.13 yang menunjukkan distribusi jawaban

responden untuk setiap indikator yang membentuk variabel self esteem.

Untuk indikator keberartian diri memperoleh nilai persentase sebesar

71,53% dengan kategori tinggi, hal ini menunjukkan bahwa mayoritas

auditor pada KAP di Kota Semarang menganggap diri mereka berarti dan

menunjukkan auditor memiliki harga diri yang tinggi. Indikator kekuatan

individu memperoleh nilai persentase sebesar 70,83% dengan kategori

Page 154: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

132

tinggi, hal ini menunjukkan bahwa mayoritas auditor pada KAP di Kota

Semarang memiliki kemampuan atau keberhasilan dalam mengontrol

perilaku yang akan terjadi pada diri mereka yang menunjukkan auditor

memiliki harga diri yang tinggi. Indikator kompetensi memperoleh nilai

persentase sebesar 69,44% dengan kategori tinggi, hal ini menunjukkan

bahwa mayoritas auditor pada KAP di Kota Semarang mampu

menunjukkan performa kerja dan prestasi yang sesuai harapan yang

mengindikasi auditor mempunyai harga diri yang tinggi. Indikator

ketaatan individu dan kemampuan memberi contoh memperoleh nilai

persentase sebesar 71,85% dengan kategori tinggi, hal ini menunjukkan

bahwa mayoritas auditor pada KAP di Kota Semarang mampu

menyesuaikan diri dengan standar moral dan etika yang berlaku di

lingkungannya yang mengindikasi auditor mempunyai harga diri yang

tinggi. Penentuan kategori per-indikator yang dilakukan peneliti dapat

dilihat pada lampiran 12.

7. Need for achievement

Tabel 4.14

Distribusi Frekuensi Variabel Need for Achievement

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentasi

42 – 50 Sangat Tinggi 36 50%

34 – 41 Tinggi 15 20,8%

26 – 33 Sedang 13 18,1%

18 – 25 Rendah 8 11,1%

10 – 17 Sangat Rendah 0 0%

Jumlah 72 100%

Skor Tertinggi 45

Skor Terendah 21

Rata-rata 38,53

Page 155: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

133

Kategori T

Sumber: Data primer diolah, 2016 (Lampiran 11 Hal 230)

Berdasarkan jawaban responden, ringkasan deskripsi variabel yang

tersaji dalam Tabel 4.14 menunjukkan hasil bahwa variabel need for

achievement memiliki skor rata – rata 38,53 dengan demikian apabila

dilihat dari skor rata- rata variabel tersebut termasuk dalam kategori tinggi,

yang artinya auditor yang bekerja pada KAP di kota Semarang cenderung

memiliki tingkat need for achievement yang tinggi, dimana tingkat need

for achievement yang tinggi mengindikasi jika auditor memiliki motivasi

untuk mencapai suatu keberhasilan, dimana individu tersebut memiliki

motivasi berprestasi tinggi dengan mempertahankan standar kinerja yang

tinggi, mempunyai keinginan mengerjakan suatu tugas yang sulit, dan

memiliki kecenderungan mengambil keputusan yang lebih berisiko

dengan memperimbangkan keahlian dan kemampuannya. Dari penelitian

ini dapat diketahui juga KAP yang cenderung memiliki need for

achievement tinggi antara lain KAP ARHJ, KAP Sodikin, KAP Hananta,

KAP RAS, KAP BYSA, serta KAP BTFD. Adapun untuk distribusi

jawaban rensponden per-indikator dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.15

Persentase Per-Indikator Variabel Need for Achievement

No Indikator Persentase Kategori

1 Inovatif 76,53 Tinggi

2 Membutuhkan feedback 77,64 Tinggi

3 Memiliki Tanggung Jawab Personal

terhadap Kinerja 78,47 Tinggi

Page 156: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

134

4 Presistence (Tidak Mudah Menyerah) 77,08 Tinggi

5 Menyukai Tugas yang Sulit dan

Menantang 75,56 Tinggi

Sumber: Data primer diolah, 2016 (Lampiran 11 Hal 230)

Berdasarkan Tabel 4.15 yang menunjukkan distribusi jawaban

responden untuk setiap indikator yang membentuk variabel need for

achievement. Untuk indikator inovatif memperoleh nilai persentase

sebesar 76,53% dengan kategori tinggi, hal ini menunjukkan bahwa

auditor yang bekerja pada KAP di kota Semarang cenderung memiliki

inovatif yang tinggi yang akan mengindikasi adanya need for

achievement yang tinggi pula. Indikator membutuhkan feedback

memperoleh nilai persentase sebesar 77,64% dengan kategori tinggi, hal

ini menunjukkan bahwa auditor yang bekerja pada KAP di kota

Semarang cenderung memerlukan timbal balik untuk mengetahui

seberapa baik mereka dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan yang akan

mengindikasi adanya need for achievement yang tinggi. Indikator

memiliki tanggung jawab personal terhadap kinerja memperoleh nilai

persentase sebesar 78,47% dengan kategori tinggi, hal ini menunjukkan

bahwa auditor yang bekerja pada KAP di kota Semarang cenderung

bertanggung jawab atas kinerja mereka yang akan mengindikasi adanya

need for achievement yang tinggi. Indikator Presistence (tidak mudah

menyerah) memperoleh nilai persentase sebesar 77,08% dengan kategori

tinggi, hal ini menunjukkan bahwa auditor yang bekerja pada KAP di

kota Semarang cenderung tidak mudah menyerah apabila mendapatkan

Page 157: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

135

tugas yang sulit sekalipun yang akan mengindikasi adanya need for

achievement yang tinggi. Indikator menyukai tugas yang sulit dan

menantang memperoleh nilai persentase sebesar 75,56% dengan kategori

tinggi, hal ini menunjukkan bahwa auditor yang bekerja pada KAP di

kota Semarang cenderung menyukai tugas yang sulit dan menantang

yang akan mengindikasi adanya need for achievement yang tinggi.

Penentuan kategori per-indikator yang dilakukan peneliti dapat dilihat

pada lampiran 12.

4.2 Hasil Analisis Statistik

Penelitian ini menggunakan teknik pengolahan data metode SEM

(structural equation modeling) berbasis partial least squares dengan alat

analisis data SmartPLS 3.0. Untuk pengujian konstruk dengan indikator

refleksif pada SEM berbasis partial least squares meliputi uji outer model

atau measurement model atau model pengukuran yang menunjukkan

bagaimana variabel manifest merepresentasi variabel laten untuk diukur.

Uji outer model atau measurement model atau model pengukuran

didalamnya terdapat uji validitas dan uji reliabilitas. Kedua uji inner model

atau structural model atau model struktural yang menguji pengaruh

variabel laten dengan variabel konstruknya.

4.2.1. Uji Outer Model atau Measurement Model

Uji outer model digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas

setiap konstruk dalm model penelitian. Kategori yang digunakan untuk

Page 158: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

136

menilai outer model antara lain adalah validitas convergent dan

reliabilitas. Metode pengujian outer model dalam Structural Equation

Model (SEM) berbasis variance dengan menggunakan SmartPLS 3.0

adalah dengan menggunakan pls alogarithm Berikut merupakan hasil

pengujian Full Model SEM Algorithm pada Gambar 4.1.

Sumber: Output SmartPLS 3.0, 2016 (Lampiran 18 Hal 240)

Gambar 4.1 Uji Full Model SEM PLS Algorithm

Penelitian ini menggunakan 4 variabel laten eksogen (variabel

independen) yaitu time pressure dengan 14 indikator pertanyaan, audit risk

dengan 6 indikator pertanyaan, locus of control dengan 10 indikator

pertanyaan, dan organizational commitment dengan 9 indikator

pertanyaan. Kemudian untuk variabel laten endogen yaitu premature sign

off audit procedures menggunakan 20 indikator pertanyaan. Sedangkan

untuk variabel mediasi yaitu self esteem dan need for achievement, masing

Page 159: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

137

– masing menggunakan 9 indikator pertanyaan dan 10 indikator

pertanyaan. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah

indikator reflektif, sehingga arah hubungan kausalitas berasal dari

konstruk yang menuju pada indikator.

1. Uji Validitas Convergent

Uji validitas convergent dari measurement (outer) model

digunakan untuk menguji validitas indikator dengan melihat masing-

masing konstruk. Validitas convergent dengan indikator reflektif dinilai

berdasarkan korelasi antara item score atau component dengan construct

score yang dihitung dengan PLS. Uji validitas convergent indikator

reflektif dengan program SmartPLS 3.0 dapat dilihat dari loading factor,

average variance extracted (AVE).

a. Loading Factor

Nilai loading factor menjadi kriteria dalam menilai validitas

convergent. Jika dilihat dari loading factor maka ukuran model reflektif

dikatakan bagus apabila nilai loading factor lebih dari 0,50. Konstruk

dengan nilai loading factor kurang dari 0,50 harus dihapus atau didrop

agar dapat menghasilkan model yang baik dari sebelumnya. Nilai loading

factor dapat dilihat dari tabel outer loadings pada Tabel 4.16

Tabel 4.16

Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values, P-Values).

Original

Sample

(O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|) P Values

PSO1 <- PSO 0.932 0.932 0.014 66.364 0.000

Page 160: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

138

Original

Sample

(O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|) P Values

PSO2 <- PSO 0.915 0.914 0.023 39.902 0.000

PSO3 <- PSO 0.916 0.913 0.024 37.724 0.000

PSO4 <- PSO 0.852 0.850 0.032 26.678 0.000

PSO5 <- PSO 0.886 0.885 0.027 32.445 0.000

PSO6 <- PSO 0.901 0.900 0.020 43.964 0.000

PSO7 <- PSO 0.910 0.907 0.023 40.272 0.000

PSO8 <- PSO 0.926 0.926 0.016 57.204 0.000

PSO9 <- PSO 0.936 0.936 0.013 72.733 0.000

PSO10 <- PSO 0.905 0.903 0.021 43.382 0.000

PSO11 <- PSO 0.935 0.934 0.012 75.945 0.000

PSO12 <- PSO 0.924 0.924 0.015 60.367 0.000

PSO13 <- PSO 0.908 0.908 0.027 33.162 0.000

PSO14 <- PSO 0.888 0.886 0.025 35.988 0.000

PSO15 <- PSO 0.876 0.874 0.026 33.874 0.000

PSO16 <- PSO 0.883 0.883 0.029 30.844 0.000

PSO17 <- PSO 0.840 0.840 0.029 28.877 0.000

PSO18 <- PSO 0.934 0.933 0.015 60.480 0.000

PSO19 <- PSO 0.921 0.921 0.020 45.893 0.000

PSO20 <- PSO 0.883 0.884 0.028 31.926 0.000

TP1 <- TP 0.871 0.875 0.023 37.527 0.000

TP2 <- TP 0.791 0.794 0.035 22.493 0.000

TP3 <- TP 0.689 0.676 0.102 6.736 0.000

TP4 <- TP 0.906 0.906 0.016 56.454 0.000

TP5 <- TP 0.753 0.745 0.062 12.056 0.000

TP6 <- TP 0.726 0.729 0.047 15.558 0.000

TP7 <- TP 0.664 0.647 0.119 5.575 0.000

TP8 <- TP 0.712 0.698 0.102 6.975 0.000

TP9 <- TP 0.794 0.792 0.049 16.225 0.000

TP10 <- TP 0.717 0.719 0.066 10.825 0.000

TP11 <- TP 0.838 0.833 0.037 22.461 0.000

TP12 <- TP 0.889 0.889 0.022 40.183 0.000

TP13 <- TP 0.896 0.897 0.017 51.191 0.000

TP14 <- TP 0.787 0.795 0.037 21.147 0.000

AR1 <- AR 0.865 0.863 0.043 19.941 0.000

AR2 <- AR 0.916 0.916 0.023 39.656 0.000

AR3 <- AR 0.890 0.889 0.023 38.034 0.000

AR4 <- AR 0.895 0.893 0.027 33.087 0.000

AR5 <- AR 0.905 0.903 0.021 43.449 0.000

Page 161: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

139

Original

Sample

(O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|) P Values

AR6 <- AR 0.908 0.906 0.019 48.170 0.000

LOC1 <- LOC 0.777 0.781 0.035 22.166 0.000

LOC2 <- LOC 0.846 0.845 0.035 24.220 0.000

LOC5 <- LOC 0.688 0.695 0.069 9.911 0.000

LOC6 <- LOC 0.816 0.811 0.037 21.980 0.000

LOC7 <- LOC 0.696 0.700 0.059 11.770 0.000

LOC8 <- LOC 0.720 0.710 0.054 13.373 0.000

LOC9 <- LOC 0.777 0.770 0.048 16.050 0.000

LOC10 <- LOC 0.773 0.772 0.047 16.542 0.000

LOC11 <- LOC 0.781 0.773 0.060 12.992 0.000

LOC12 <- LOC 0.772 0.766 0.057 13.605 0.000

OC1 <- OC 0.851 0.850 0.031 27.027 0.000

OC2 <- OC 0.867 0.867 0.026 33.031 0.000

OC3 <- OC 0.882 0.879 0.025 34.831 0.000

OC4 <- OC 0.888 0.885 0.022 40.919 0.000

OC5 <- OC 0.816 0.812 0.040 20.493 0.000

OC6 <- OC 0.839 0.835 0.034 24.991 0.000

OC7 <- OC 0.838 0.836 0.031 27.302 0.000

OC8 <- OC 0.885 0.884 0.023 37.979 0.000

OC9 <- OC 0.792 0.788 0.039 20.377 0.000

SE1 <- SE 0.860 0.859 0.033 26.040 0.000

SE2 <- SE 0.884 0.883 0.028 31.083 0.000

SE3 <- SE 0.909 0.908 0.018 51.136 0.000

SE4 <- SE 0.905 0.905 0.020 44.959 0.000

SE5 <- SE 0.955 0.955 0.008 114.216 0.000

SE6 <- SE 0.849 0.848 0.038 22.213 0.000

SE7 <- SE 0.938 0.937 0.014 65.237 0.000

SE8 <- SE 0.933 0.933 0.017 53.719 0.000

SE9 <- SE 0.894 0.893 0.022 40.243 0.000

NFA1 <- NFA 0.783 0.783 0.054 14.600 0.000

NFA2 <- NFA 0.845 0.842 0.034 24.740 0.000

NFA3 <- NFA 0.867 0.866 0.030 28.879 0.000

NFA4 <- NFA 0.860 0.858 0.037 23.306 0.000

NFA5 <- NFA 0.884 0.883 0.025 35.375 0.000

NFA6 <- NFA 0.726 0.726 0.062 11.729 0.000

NFA7 <- NFA 0.868 0.867 0.033 26.109 0.000

NFA8 <- NFA 0.879 0.876 0.032 27.325 0.000

NFA9 <- NFA 0.799 0.794 0.060 13.227 0.000

Page 162: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

140

Original

Sample

(O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|) P Values

NFA10 <- NFA 0.820 0.815 0.063 13.037 0.000

Sumber: Output SmartPLS 3.0, 2016 (Lampiran 13 Hal 233)

Dilihat dari Tabel 4.16 outer loadings menunjukkan bahwa seluruh

konstruk mempunyai nilai loading factor diatas 0,5 dan signifikan (t-

statistic lebih besar daripada t-tabel). Tetapi, penelitian ini masih dapat

menerima nilai loading factor 0,60 sesuai dengan tahap pengembangan

skala. Sehingga, indikator konstruk dengan nilai loading factor (original

sample) yang kurang dari 0,6 harus di dihapus (drop) agar mampu

menghasilkan model yang lebih baik dari model sebelumnya.

b. Average Variance Extracted (AVE)

AVE merupakan salah satu paramater untuk menilai validitas

convergent. Variabel laten dikatakan valid jika nilai AVE harus lebih dari

0,5. Nilai AVE direkomendasikan harus lebih dari 0,5 mempunyai arti

bahwa 50% atau lebih variance dari indikator dapat dijelaskan (Ghozali

dan Latan, 2012). Nilai AVE dapat dilihat pada Tabel 4.17 sebagai

berikut:

Tabel 4.17

Average Variance Extracted (AVE)

Average

Variance

Extracted

(AVE)

PSO 0.817

TP 0.627

AR 0.804

LOC 0.587

Page 163: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

141

OC 0.725

SE 0.816

NFA 0.696

Sumber: Output SmartPLS 3.0, 2016 (Lampiran 13 Hal 235)

Berdasarkan tabel 4.17 menunjukkan bahwa variabel laten eksogen

memiliki nilai average variance extracted (AVE) masing-masing yaitu

time pressure (0,627), audit risk (0,804), locus of control (0,587),

organizational comitment (0,725), self esteem (0,816), dan need for

achievement (0,696). sehingga bisa dikatakan valid karena nilai AVE lebih

dari 0,50. Sedangkan untuk variabel laten endogen yaitu premature sign

off audit procedures (0,817). Dilihat dari nilai AVE keseluruhan variabel

laten maka dapat diketahui bahwa untuk semua variabel laten adalah valid

karena memiliki nilai AVE diatas 0,50.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk membuktikan akurasi, konsistensi,

dan ketepatan instrumen dalam mengukur konstruk (Ghozali dan Latan,

2012). PLS-SEM menggunakan program SmartPLS 3.0, untuk mengukur

reliabilitas suatu konstruk dengan indikator reflektif dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha dan

Composite Reliability. Konstruk dinyatakan reliable jika nilai Cronbach’s

Alpha dan Composite Reliability diatas 0,70. Berikut hasil output nilai

Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability dengan menggunakan

SmartPLS 3.0 dapat dilihat pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18

Composite Reliability dan Cronbachs Alpha

Page 164: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

142

Composite

Reliability

Cronbach's

Alpha

PSO 0.989 0.988

TP 0.959 0.954

AR 0.961 0.951

LOC 0.934 0.922

OC 0.959 0.952

SE 0.976 0.972

NFA 0.958 0.951

Sumber: Output SmartPLS 3.0, 2016 (Lampiran 14 Hal 236)

Berdasarkan hasil olah data pada tabel 4.18, nilai composite

reliability maupun cronbachs alpha seluruh konstruk diatas 0,70. Nilai

tersebut menunjukkan bahwa konsistensi dan stabilitas dari instrumen

yang digunakan sangat tinggi, maka konstruk atau variabel dalam model

penelitian ini telah menjadi alat ukur yang fit dan semua pertanyaan yang

diajukan kepada responden untuk mengukur masing-masing konstruk

dalam penelitian merupakan pertanyaan yang reliabel. Sehingga dapat

ditarik kesimpulan bahwa masing-masing konstruk yang digunakan dalam

model penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas yang baik.

4.2.2. Uji Inner Model atau Structural Model

Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk

melihat hubungan antar konstruk, nilai signifikan, dan R-square dari

model penelitian. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-

square untuk konstruk dependen, Stone-Geiser Q-Square untuk predictive

relevance dan uji t serta signifikan dari koefisien parameter jalur

struktural. Penilaian model dengan PLS, dapat dimulai dengan melihat R-

square untuk variabel laten dependen. Berikut adalah hasil pengujian R-

Page 165: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

143

Square menggunakan SmartPLS 3.0 yang disajikan dalam Gambar 4.2

dibawah ini :

Page 166: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

144

Sumber: Output SmartPLS 3.0, 2016 (Lampiran 15 Hal 237)

Gambar 4.2. Diagram R Square

Berdasarkan hasil Gambar 4.2, nilai R-Square dari variabel laten

endogen need for achievement sebesar 0,539. Nilai tersebut dapat diartikan

bahwa variabilitas konstruk need for achievement dalam penelitian ini

adalah sebesar 53,9% dapat dijelaskan oleh variabel organizational

commitment, sementara sisanya yaitu 46,1% dijelaskan oleh variabel lain

diluar model penelitian ini. Selanjutnya untuk variabel laten endogen

premature sign off audit procedures mendapatkan hasil r-square sebesar

0,857. Nilai tersebut bermakna bahwa variabilitas konstruk premature sign

off audit procedures dalam penelitian ini adalah sebesar 85,7% mampu

dijelaskan oleh variabel time pressure, audit risk, locus of control,

organizational commitment, self esteem, dan need for achievement.

sedangkan sisanya sebesar 14,3% dijelaskan oleh variabel lain diluar

penelitian. Kemudian untuk variabel laten endogen self esteem memiliki

R

Square

NFA 0.539

PSO 0.857

SE 0.578

Page 167: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

145

nilai r-square sebesar 0,578. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa

variabilitas konstruk self esteem dalam penelitian ini adalah sebesar 57,8%

dapat dijelaskan oleh variabel organizational commitment, sementara

sisanya sebesar 42,2% dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian

ini.

4.2.3. Uji Hipotesis

1. Pengaruh Langsung (direct effect)

Uji hipotesis dilakukan dengan meilhat nilai path coeffisient yang

menunjukkan koefisen parameter dan nilai t-statistic. Signifikan parameter

yang diestimasi memberikan informasi mengenai hubungan antara

variabel-variabel dalam penelitian kemudian membandingkan nilai t-

statistic dengan nilai t-tabel. Jika t-statistic lebih tinggi dibandingkan nilai

t-table, berarti hipotesis terdukung atau diterima. Dalam penelitian ini

untuk tingkat keyakinan 95 persen (alpha 95 persen), maka nilai t-table

untuk hipotesis satu ekor (one-tailed) adalah >1,96. Tabel 4.19 berikut

menyajikan hasil pengujian path coefficient dengan SmartPLS 3.0.

Page 168: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

146

Tabel 4.19

Path Coefficient (Mean, STDEV, T-Values, P Values)

Original

Sample

(O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|) P Values

TP -> PSO 0.053 0.051 0.073 0.718 0.237

AR -> PSO 0.326 0.335 0.130 2.514 0.006

LOC -> PSO 0.123 0.106 0.148 0.833 0.202

OC -> PSO -0.077 -0.098 0.119 0.644 0.260

OC -> SE 0.760 0.758 0.052 14.526 0.000

OC -> NFA 0.734 0.735 0.047 15.771 0.000

SE -> PSO -0.399 -0.380 0.132 3.023 0.001

NFA -> PSO -0.038 -0.045 0.116 0.330 0.371

Sumber: OutputSmartPLS 3.0, 2016 (Lampiran 16 Hal 238)

Berdasarkan output path coefficient dengan SmartPLS 3.0 yang di

tampilkan pada tabel 4.19 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Time pressure tidak berpengaruh terhadap premature sign off audit

procedures.

Hasil uji resampling bootstrapping dengan program SmartPLS 3.0

pada tabel 4.20 diatas menunjukkan hasil koefisien untuk variabel time

pressure terhadap premature sign off audit procedures sebesar 0,053

dengan nilai t-statistic sebesar 0,718. Hal tersebut menunjukkan bahwa

variabel time pressure tidak berpengaruh signifikan terhadap

premature sign off audit procedures dikarenakan besarnya t-stastistic <

t-tabel untuk signifikansi 5% yaitu 1,96. Sehingga H1 dalam

penelitian ini yang menduga adanya pengaruh positif dan signifikan

Page 169: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

147

antara time pressure terhadap premature sign off audit procedures

ditolak.

b. Audit risk berpengaruh positif terhadap premature sign off audit

procedures.

Hasil uji resampling bootstrapping dengan program SmartPLS 3.0

pada tabel 4.20 diatas menunjukkan hasil koefisien untuk variabel

audit risk terhadap premature sign off audit procedures sebesar 0,326

dengan nilai t-statistic sebesar 2,514. Hal tersebut menunjukkan bahwa

variabel audit risk berpengaruh positif terhadap premature sign off

audit procedures dikarenakan besarnya t-stastistic > t-tabel untuk

signifikansi 5% yaitu 1,96. Sehingga H2 dalam penelitian ini yang

menduga adanya pengaruh positif dan signifikan antara audit risk

terhadap premature sign off audit procedures diterima.

c. Locus of control tidak berpengaruh terhadap premature sign off audit

procedures.

Hasil uji resampling bootstrapping dengan program SmartPLS 3.0

pada tabel 4.20 diatas menunjukkan hasil koefisien untuk variabel

locus of control terhadap premature sign off audit procedures sebesar

0,123 dengan nilai t-statistic sebesar 0,833. Hal tersebut menunjukkan

bahwa variabel locus of control tidak berpengaruh signifikan terhadap

premature sign off audit procedures dikarenakan besarnya t-stastistic <

t-tabel untuk signifikansi 5% yaitu 1,96. Sehingga H3 dalam

Page 170: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

148

penelitian ini yang menduga adanya pengaruh positif dan signifikan

antara locus of control terhadap premature sign off audit procedures

ditolak.

d. Organizational commitment tidak berpengaruh terhadap premature

sign off audit procedures.

Hasil uji resampling bootstrapping dengan program SmartPLS 3.0

pada tabel 4.20 diatas menunjukkan hasil koefisien untuk variabel

organizational commitment terhadap premature sign off audit

procedures sebesar -0,077 dengan nilai t-statistic sebesar 0,644. Hal

tersebut menunjukkan bahwa variabel organizational commitment

tidak berpengaruh signifikan terhadap premature sign off audit

procedures dikarenakan besarnya t-stastistic < t-tabel untuk

signifikansi 5% yaitu 1,96. Sehingga H4 dalam penelitian ini yang

menduga adanya pengaruh negatif dan signifikan antara organizational

commitment terhadap premature sign off audit procedures ditolak.

e. Organizational commitment berpengaruh positif terhadap self esteem.

Hasil uji resampling bootstrapping dengan program SmartPLS 3.0

pada tabel 4.20 diatas menunjukkan hasil koefisien untuk variabel

organizational commitment terhadap self esteem sebesar 0,760 dengan

nilai t-statistic sebesar 14,528. Hal tersebut menunjukkan bahwa

variabel organizational commitment berpengaruh signifikan terhadap

self esteem dikarenakan besarnya t-stastistic > t-tabel untuk

signifikansi 5% yaitu 1,96. Sehingga H5 dalam penelitian ini yang

Page 171: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

149

menduga adanya pengaruh positif dan signifikan antara organizational

commitment terhadap self esteem diterima.

f. Organizational commitment berpengaruh positif terhadap need for

achievement.

Hasil uji resampling bootstrapping dengan program SmartPLS 3.0

pada tabel 4.20 diatas menunjukkan hasil koefisien untuk variabel

organizational commitment terhadap self esteem sebesar 0,734 dengan

nilai t-statistic sebesar 15,771. Hal tersebut menunjukkan bahwa

variabel organizational commitment berpengaruh signifikan terhadap

need for achievement dikarenakan besarnya t-stastistic > t-tabel untuk

signifikansi 5% yaitu 1,96. Sehingga H6 dalam penelitian ini yang

menduga adanya pengaruh positif dan signifikan antara organizational

commitment terhadap need for achievement diterima.

g. Self esteem berpengaruh negatif terhadap premature sign off audit

procedures.

Hasil uji resampling bootstrapping dengan program SmartPLS 3.0

pada tabel 4.20 diatas menunjukkan hasil koefisien untuk variabel self

esteem terhadap premature sign off audit procedures sebesar -0,399

dengan nilai t-statistic sebesar 3,023. Hal tersebut menunjukkan bahwa

variabel self esteem berpengaruh signifikan terhadap premature sign

off audit procedures dikarenakan besarnya t-stastistic > t-tabel untuk

signifikansi 5% yaitu 1,96. Sehingga H7 dalam penelitian ini yang

Page 172: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

150

menduga adanya pengaruh negatif dan signifikan antara self esteem

terhadap premature sign off audit procedures diterima.

h. Need for achievement tidak berpengaruh terhadap premature sign off

audit procedures

Hasil uji resampling bootstrapping dengan program SmartPLS 3.0

pada tabel 4.20 diatas menunjukkan hasil koefisien untuk variabel need

for achievement terhadap premature sign off audit procedures sebesar

--0.038 dengan nilai t-statistic sebesar 0,330. Hal tersebut menunjukkan

bahwa variabel need for achievement tidak berpengaruh signifikan

terhadap premature sign off audit procedures dikarenakan besarnya t-

stastistic < t-tabel untuk signifikansi 5% yaitu 1,96. Sehingga H8

dalam penelitian ini yang menduga adanya pengaruh negatif dan

signifikan antara need for achievement terhadap premature sign off

audit procedures ditolak.

2. Pengaruh Mediasi (indirect effect)

Salah satu pendekatan untuk menguji hipotesis variabel mediasi

adalah dengan strategi product of coefficient, yaitu dengan menguji

signifikansi indirect effect (perkalian direct effect variabel independen

terhadap mediator, p1 dan direct effect mediator terhadap variabel

dependen,p2, sehingga indirect effect adalah p1*p2). Akan tetapi sampai

saat ini belum ada software PLS yang memiliki fasilitas pengujian

langsung terhadap indirect effect, sehingga pengujian mediasional

berdasarkan signifikansi indirect effect pada PLS dilakukan secara manual

Page 173: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

151

menggunakan program excel. Berikut adalah hasil pengujian indirect

effect.

Tabel 4.20

Indirect effect (STDEV, T-Values, P Values)

Original

Sample

(O)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|) P Values

OC -> SE -> PSO -0,303 0.102 2.953 0.003

OC->NFA->PSO -0,028 0,126 0,327 0,371

Sumber : Output Excel Aorian Sobel Test, 2016 (Lampiran 17 Hal 239)

Berdasarkan Output Excel Aorian Sobel Test dengan menggunakan

program Ms.Excel yang di tampilkan pada tabel 4.19 dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

a. Organizational commitment berpengaruh negatif terhadap premature

sign off audit procedures dengan mediasi self esteem.

Berdasarkan hasil uji signifikansi indirect effect dengan

menggunakan metode Aorian Sobel Test pada program Microsoft

Excel. Ditemukan besarnya koefisien organizational commitment

dengan mediasi self esteem terhadap premature sign off audit

procedures adalah -0,303 dengan t-statistic sebesar 2,953. Hal tersebut

menunjukkan bahwa variabel organizational commitment berpengaruh

signifikan terhadap premature sign off audit procedures dengan

mediasi self esteem, dikarenakan besarnya t-stastistic > t-tabel untuk

signifikansi 5% yaitu 1,96. Sehingga H9 dalam penelitian ini yang

Page 174: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

152

menduga adanya pengaruh negatif dan signifikan antara organizational

commitment terhadap premature sign off audit procedures dengan

mediasi self esteem diterima.

b. Organizational commitment tidak berpengaruh signifikan terhadap

premature sign off audit procedures dengan mediasi need for

achievement.

Berdasarkan hasil uji signifikansi indirect effect dengan

menggunakan metode Aorian Sobel Test pada program Microsoft

Excel. Ditemukan besarnya koefisien organizational commitment

dengan mediasi need for achievement terhadap premature sign off

audit procedures adalah -0,028 dengan t-statistic sebesar 0,327. Hal

tersebut menunjukkan bahwa variabel organizational commitment

tidak berpengaruh signifikan terhadap premature sign off audit

procedures dengan mediasi need for achievement, dikarenakan

besarnya t-stastistic < t-tabel untuk signifikansi 5% yaitu 1,96.

Sehingga H10 dalam penelitian ini yang menduga adanya pengaruh

negatif dan signifikan antara organizational commitment terhadap

premature sign off audit procedures dengan mediasi need for

achievement ditolak.

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan SmartPLS 3.0 terdapat

5 hipotesis yang diterima dari 10 hipotesis yang diajukan oleh peneliti.

Hasil rekapitulasi pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.21

dibawah ini :

Page 175: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

153

Page 176: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

154

Tabel 4.21

Hasil Rekapitulasi Pengujian Hipotesis

Hipotesis Pernyataan Hasil

H1 Time pressure berpengaruh positif terhadap

premature sign off audit procedures

Hipotesis

ditolak

H2 Audit risk berpengaruh positif terhadap

premature sign off audit procedures

Hipotesis

diterima

H3 locus of control eksternal berpengaruh

positif terhadap premature sign off audit

procedures

Hipotesis

ditolak

H4 Organizational commitment berpengaruh

negatif terhadap premature sign off audit

procedures

Hipotesis

ditolak

H5 Organizational commitment berpengaruh

positif terhadap self esteem

Hipotesis

diterima

H6 Organizational commitment berpengaruh

positif terhadap need for achievemet

Hipotesis

diterima

H7 self esteem berpengaruh negatif terhadap

premature sign off audit procedures

Hipotesis

diterima

H8 need for achievement berpengaruh negatif

terhadap premature sign off audit

procedures

Hipotesis

ditolak

H9 Organizational commitment berpengaruh

terhadap premature sign off audit

procedures melalui mediasi self esteem

Hipotesis

diterima

H10 Organizational commitment berpengaruh

terhadap premature sign off audit

procedures melalui mediasi need for

achievement

Hipotesis

ditolak

Page 177: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

155

4.3 Pembahasan

4.3.1. Time Pressure Berpengaruh Positif terhadap Premature Sign off Audit

Procedures

Hipotesis satu (H1) menyatakan bahwa time pressure berpengaruh

positif terhadap premature sign off audit procedures dalam penelitian ini

ditolak. Berdasarkan hasil uji resampling bootstrapping diperoleh

parameter koefisien sebesar 0.053 dengan nilai t-statistic sebesar 0,718

Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel time pressure tidak berpengaruh

signifikan terhadap premature sign off audit procedures dikarenakan

besarnya t-stastistic < t-tabel untuk signifikansi 5% yaitu 1,96. Selain itu

jika dilihat dari nilai parameter koefisien pada variabel time pressure yang

bernilai positif menunjukkan bahwa time pressure berpengaruh positif

terhadap premature sign off audit procedures akan tetapi nilai tersebut

tidak signifikan.

Berdasarkan teori atribusi Harold Kelley (1980) menjelaskan

bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan perilaku seseorang yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Penyebab internal mengacu pada

aspek perilaku individual, sesuatu yang ada dalam diri seseorang seperti

sifat pribadi, persepsi diri, kemampuan, motivasi. Sedangkan penyebab

eksternal mengacu pada lingkungan yang mempengaruhi perilaku, seperti

kondisi sosial, nilai sosial, dan pandangan masyarakat.Menurut

Weningtyas, dkk (2006) menyimpulkan bahwa variabel time pressure

merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi tindakan

Page 178: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

156

premature sign off audit procedures. Hal ini menjadi menarik untuk dikaji

kembali sebab berdasarkan penelitian ini time pressure tidak berpengaruh

signifikan terhadap premature sign off audit procedures.

Hubungan yang tidak signifikan antara time pressure dengan

premature sign off audit procedures dapat dianalisis dengan melihat dari

analisis deskriptif hasil jawaban responden. Dari hasil analisis tersebut

dapat dilihat berdasarkan frekuesinya kecenderungan auditor mentoleransi

perilaku premature sign off audit procedures adalah Sangat Rendah (SR)

yaitu sebanyak 35 (48,6%) responden. Akan tetapi pada variabel time

pressure frekuensi pada kategori yang sama yaitu Sangat Rendah (SR)

hanya terdapat 1 (1,4%) responden. Kemudian jika dilihat dari frekuensi

pada kategori Tinggi (T) variabel premature sign off audit procedures

hanya terdapat 9 (12,5%) responden, sedangkan pada variabel time

pressure sebanyak 19 (26,4%) responden. Perbedaan yang cukup besar

inilah yang kemungkinan menyebabkan tidak signifikannya variabel time

pressure. Alasan logis yang dapat menggambarkan fenomena tersebut

adalah walaupun auditor mendapatkan time pressure yang besar pada KAP

tempat ia bekerja mereka tetap tidak mentoleransi perilaku premature sign

off audit procedures. Hal ini menunjukkan bahwa auditor memegang

teguh sikap profesionalisme.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya milik

Wahyudi (2011) yang mengungkapkan bahwa tidak ada pengaruh yang

signifikan antara time pressure dengan premature sign off audit

Page 179: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

157

procedures. Tetapi menolak penelitian sebelumnya milik Yusrawati

(2009), La Ane (2011), dan Kholidiah (2014) yang mengungkapkan

adanya pengaruh positif antara time pressure dengan premature sign off

audit procedures.

4.3.2. Audit Risk Berpengaruh Positif terhadap Premature Sign off Audit

Procedures

Hipotesis dua (H2) menyatakan bahwa audit risk berpengaruh

positif terhadap premature sign off audit procedures dalam penelitian ini

diterima. Berdasarkan hasil uji resampling bootstrapping diperoleh

parameter koefisien sebesar 0.326 dengan nilai t-statistic sebesar 2,514

Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel audit risk berpengaruh

signifikan terhadap premature sign off audit procedures dikarenakan

besarnya t-stastistic > t-tabel untuk signifikansi 5% yaitu 1,96. Selain itu

jika dilihat dari nilai parameter koefisien pada variabel audit risk yang

bernilai positif menunjukkan bahwa audit risk berpengaruh positif dan

signifikan terhadap premature sign off audit procedures.

Hasil penelitian sejalan dengan teori atribusi Harold Kelley (1980)

yang menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan perilaku

seseorang yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Penyebab internal

mengacu pada aspek perilaku individual, sesuatu yang ada dalam diri

seseorang seperti sifat pribadi, persepsi diri, kemampuan, motivasi.

Sedangkan penyebab eksternal mengacu pada lingkungan yang

mempengaruhi perilaku, seperti kondisi sosial, nilai sosial, dan pandangan

Page 180: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

158

masyarakat. Menurut Weningtyas, dkk (2006) menyimpulkan bahwa

variabel audit risk merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat

mempengaruhi tindakan premature sign off audit procedures.

Hubungan yang signifikan antara audit risk dengan premature sign

off audit procedures dapat dianalisis dengan melihat dari analisis

deskriptif hasil jawaban responden. Dari hasil analisis tersebut dapat

dilihat berdasarkan frekuesinya kecenderungan auditor mentoleransi

perilaku premature sign off audit procedures adalah Sangat Rendah (SR)

yaitu sebanyak 35 (48,6%) responden. Hal yang serupa terlihat pada

variabel audit risk frekuensi pada kategori yang sama yaitu Sangat Rendah

(SR) terdapat 26 (36,1%) responden. Kemudian jika dilihat dari frekuensi

pada kategori Tinggi (T) variabel premature sign off audit procedures

hanya terdapat 9 (12,5%) responden, hal yang serupa terlihat pada variabel

audit risk sebanyak 9 (12,5%) responden. Perbedaan yang tidak terlalu

besar tersebut menjadikan pengaruh signifikan antara audit risk dengan

premature sign off audit procedures logis dan dapat diterima.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

Yusrawati (2009), La Ane (2011), Fathir (2011), dan Nisa (2013) yang

menunjukkan adanya pengaruh positif pada variabel audit risk terhadap

premature sign off audit procedures. Akan tetapi menolak hasil penelitian

Wahyudi (2011) yang mengungkapkan bahwa risiko audit tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap premature sign off audit procedures

dan berbeda juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Kholidiah (2014)

Page 181: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

159

yang justru menemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan negatif risiko

audit terhadap premature sign off audit procedures.

4.3.3. Locus of Control Berpengaruh Positif terhadap Premature Sign off

Audit Procedures

Hipotesis tiga (H3) menyatakan bahwa locus of control

berpengaruh positif terhadap premature sign off audit procedures dalam

penelitian ini ditolak. Berdasarkan hasil uji resampling bootstrapping

diperoleh parameter koefisien sebesar 0.123 dengan nilai t-statistic sebesar

0,833 Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel locus of control eksternal

tidak berpengaruh signifikan terhadap premature sign off audit procedures

dikarenakan besarnya t-stastistic < t-tabel untuk signifikansi 5% yaitu

1,96. Selain itu jika dilihat dari nilai parameter koefisien pada variabel

locus of control eksternal yang bernilai positif menunjukkan bahwa time

pressure berpengaruh positif terhadap premature sign off audit procedures

akan tetapi nilai tersebut tidak signifikan.

Berdasarkan teori atribusi Harold Kelley (1980) menjelaskan

bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan perilaku seseorang yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Penyebab internal mengacu pada

aspek perilaku individual, sesuatu yang ada dalam diri seseorang seperti

sifat pribadi, persepsi diri, kemampuan, motivasi. Sedangkan penyebab

eksternal mengacu pada lingkungan yang mempengaruhi perilaku, seperti

kondisi sosial, nilai sosial, dan pandangan masyarakat. Menurut

Weningtyas, dkk (2006) menyimpulkan bahwa variabel locus of control

Page 182: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

160

eksternal merupakan salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi

tindakan premature sign off audit procedures. Hal ini menjadi menarik

untuk dikaji kembali sebab berdasarkan penelitian ini locus of control

eksternal tidak berpengaruh signifikan terhadap premature sign off audit

procedures.

Menurut Lestari (2010) yang menyebutkan bahwa auditor yang

memiliki locus of control eksternal yang tinggi akan meningkatkan

probabilitas mereka dalam menghentikan prematur prosedur audit dan

temuan pada penelitian tersebut menunjukan bahwa semakin kuat locus of

control eksternal auditor, maka akan cenderung melakukan upaya

premature sign off audit procedures. Akan tetapi berdasarkan hasil

penelitian ini justru sebaliknya, dimana peneliti menemukan bahwa tidak

adanya pengaruh signifikan antara locus of control eksternal dengan

premature sign off audit procedures. Hubungan yang tidak signifikan

antara locus of control eksternal dengan premature sign off audit

procedures dapat dianalisis dengan melihat dari analisis deskriptif hasil

jawaban responden. Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat berdasarkan

frekuesinya kecenderungan auditor mentoleransi perilaku premature sign

off audit procedures adalah Sangat Rendah (SR) yaitu sebanyak 35

(48,6%) responden. Akan tetapi pada variabel locus of control eksternal

frekuensi pada kategori yang sama yaitu Sangat Rendah (SR) hanya

sebanyak 10 (13,9%) responden. Kemudian jika dilihat dari frekuensi pada

kategori Tinggi (T) variabel premature sign off audit procedures hanya

Page 183: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

161

terdapat 9 (12,5%) responden, sedangkan pada variabel locus of control

eksternal sebanyak 16 (22,2%) responden. Perbedaan yang cukup besar

inilah yang kemungkinan menyebabkan tidak signifikannya variabel locus

of control eksternal.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya milik

Yusrawati (2009) yang mengungkapkan bahwa tidak adanya pengaruh

signifikan variabel locus of control terhadap premature sign off audit

procedures. Akan tetapi menolak hasil penelitian milik Fathir (2011),

Akhsan (2014), dan Kadek dkk (2014) menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh signifikan positif locus of control terhadap penghentian

premature sign off audit procedures. Dan menolak juga hasil penelitian

milik La Ane (2011) yang mengungkapkan bahwa justru terdapat

pengaruh signifikan negatif locus of control terhadap penghentian

premature sign off audit procedures.

4.3.4. Organizational Commitment Berpengaruh Negatif terhadap Premature

Sign off Audit Procedures

Hipotesis empat (H4) menyatakan bahwa organizational

commitment berpengaruh negatif terhadap premature sign off audit

procedures dalam penelitian ini ditolak. Berdasarkan hasil uji resampling

bootstrapping diperoleh parameter koefisien sebesar -0.077 dengan nilai t-

statistic sebesar 0,644 Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel

organizational commitment tidak berpengaruh signifikan terhadap

premature sign off audit procedures dikarenakan besarnya t-stastistic < t-

Page 184: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

162

tabel untuk signifikansi 5% yaitu 1,96. Selain itu jika dilihat dari nilai

parameter koefisien pada variabel organizational commitment yang

bernilai negatif menunjukkan bahwa organizational commitment

berpengaruh negatif terhadap premature sign off audit procedures akan

tetapi nilai tersebut tidak signifikan.

Berdasarkan teori atribusi Harold Kelley (1980) menjelaskan

bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan perilaku seseorang yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Penyebab internal mengacu pada

aspek perilaku individual, sesuatu yang ada dalam diri seseorang seperti

sifat pribadi, persepsi diri, kemampuan, motivasi. Sedangkan penyebab

eksternal mengacu pada lingkungan yang mempengaruhi perilaku, seperti

kondisi sosial, nilai sosial, dan pandangan masyarakat. Menurut

Weningtyas, dkk (2006) menyimpulkan bahwa variabel organizational

commitment merupakan salah satu faktor internal yang dapat

mempengaruhi tindakan premature sign off audit procedures. Hal ini

menjadi menarik untuk dikaji kembali sebab berdasarkan penelitian ini

organizational commitment tidak berpengaruh signifikan terhadap

premature sign off audit procedures.

Teori organizational commitment menurut Allen dan Meyer (1990)

membagi organizational commitment menjadi tiga komponen organisasi

yaitu komitmen afektif (affective commitment), komitmen kontinuans

(continuance commitment), dan komitmen normatif (normative

commitment) dimana ketiga komponen tersebut dilihatnya komitmen

Page 185: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

163

sebagai kondisi psikologis yang dapat menggambarkan hubungan individu

dengan organisasi. Menurut Srimindarti (2012) Individu dengan

organizational commitment yang tinggi akan lebih tidak terlibat dengan

perilaku premature sign off audit procedures. Hal ini dilakukan dengan

tujuan untuk tetap mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tempat

mereka bekerja. Akan tetapi hasil penelitian ini tidak selaras dengan teori

tersebut, dimana hasil menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang

signifikan antara organizational commitment dengan premature sign off

audit procedures.

.Hubungan yang negatif tetapi tidak signifikan antara

organizational commitment dengan premature sign off audit procedures

dapat dianalisis dengan melihat dari analisis deskriptif hasil jawaban

responden. Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat berdasarkan

frekuesinya kecenderungan auditor mentoleransi perilaku premature sign

off audit procedures adalah Sangat Rendah (SR) yaitu sebanyak 35

(48,6%) responden. Akan tetapi pada variabel organizational commitment

frekuensi pada kategori yang berlawanan yaitu Sangat Tinggi (ST) hanya

sebanyak 10 (13,9%) responden. Kemudian jika dilihat dari frekuensi pada

kategori Tinggi (T) variabel premature sign off audit procedures hanya

terdapat 9 (12,5%) responden, sedangkan pada kategori yang berlawanan

yaitu Rendah (R) variabel organizational commitment sebanyak 16

(22,2%) responden. Perbedaan yang cukup besar inilah yang kemungkinan

menyebabkan tidak signifikannya variabel organizational commitment.

Page 186: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

164

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya milik

Irawati dan Mukhlasin (2005) yang menunjukkan tidak adanya pengaruh

signifikan antara variabel organizational commitment dengan premature

sign off audit procedures. Akan tetapi menolak hasil penelitian milik

Srimindarti (2012) yang menyimpulkan bahwa adanya pengaruh negatif

antara organizational commitment dengan premature sign off audit

procedures.

4.3.5. Organizational Commitment Berpengaruh Positif terhadap Self Esteem

Hipotesis lima (H5) menyatakan bahwa organizational commitment

berpengaruh positif terhadap self esteem dalam penelitian ini diterima.

Berdasarkan hasil uji resampling bootstrapping diperoleh parameter

koefisien sebesar 0,760 dengan nilai t-statistic sebesar 14,528 Hal tersebut

menunjukkan bahwa variabel organizational commitment berpengaruh

signifikan terhadap self esteem dikarenakan besarnya t-stastistic > t-tabel

untuk signifikansi 5% yaitu 1,96. Selain itu jika dilihat dari nilai parameter

koefisien pada variabel organizational commitment yang bernilai positif

menunjukkan bahwa organizational commitment berpengaruh positif dan

signifikan terhadap self esteem.

Hasil penelitian ini selaras dengan teori organizational

commitment yang dikemukakan oleh Allen dan Meyer (1990) yang

membagi organizational commitment menjadi tiga komponen organisasi

yaitu komitmen afektif (affective commitment), komitmen kontinuans

(continuance commitment), dan komitmen normatif (normative

Page 187: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

165

commitment) dimana ketiga komponen tersebut dilihatnya komitmen

sebagai kondisi psikologis yang dapat menggambarkan hubungan individu

dengan organisasi. Organizational commitment adalah keinginan kuat

untuk mengerjakan segala upaya atas nama organisasi, suatu keyakinan,

nilai dan tujuan pada organisasi, serta mengedepankan mutu dan kualitas

kerja. Individu yang memiliki organizational commitment tinggi akan

cenderung memiliki kepercayaan diri (optimis) dan harga diri yang tinggi

pula karena mereka mendukung tujuan dari organisasi tersebut dan

bersedia membantu untuk mencapai tujuan tersebut.

Hubungan yang signifikan antara organizational commitment

dengan self esteem dapat dianalisis dengan melihat dari analisis deskriptif

hasil jawaban responden. Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat

berdasarkan frekuesinya kecenderungan auditor memiliki self esteem

adalah Tinggi (T) yaitu sebanyak 21 (29,2%) responden. Hal yang serupa

terlihat pada variabel organizational commitment dengan frekuensi pada

kategori yang sama yaitu Tinggi (T) terdapat 23 (31,9%) responden.

Kemudian jika dilihat dari frekuensi pada kategori Sangat Rendah (SR)

variabel self esteem hanya terdapat 9 (12,5%) responden, hal yang serupa

terlihat pada variabel audit risk pada kategori Sangat Rendah (SR)

sebanyak 7 (9,7%) responden. Perbedaan yang tidak terlalu besar tersebut

menjadikan pengaruh signifikan antara organizational commitment

terhadap self esteem logis dan dapat diterima.

Page 188: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

166

4.3.6. Organizational Commitment Berpengaruh Positif terhadap Need for

Achievement

Hipotesis enam (H6) menyatakan bahwa organizational

commitment berpengaruh positif terhadap need for achievement dalam

penelitian ini diterima. Berdasarkan hasil uji resampling bootstrapping

diperoleh parameter koefisien sebesar 0,734 dengan nilai t-statistic sebesar

15,771 Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel organizational

commitment berpengaruh signifikan terhadap need for achievement

dikarenakan besarnya t-stastistic > t-tabel untuk signifikansi 5% yaitu

1,96. Selain itu jika dilihat dari nilai parameter koefisien pada variabel

organizational commitment yang bernilai positif menunjukkan bahwa

organizational commitment berpengaruh positif dan signifikan terhadap

need for achievement.

Hasil penelitian ini selaras dengan teori organizational

commitment yang dikemukakan oleh Allen dan Meyer (1990) yang

membagi organizational commitment menjadi tiga komponen organisasi

yaitu komitmen afektif (affective commitment), komitmen kontinuans

(continuance commitment), dan komitmen normatif (normative

commitment) dimana ketiga komponen tersebut dilihatnya komitmen

sebagai kondisi psikologis yang dapat menggambarkan hubungan individu

dengan organisasi. Organizational commitment adalah keinginan kuat

Page 189: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

167

untuk mengerjakan segala upaya atas nama organisasi, suatu keyakinan,

nilai dan tujuan pada organisasi, serta mengedepankan mutu dan kualitas

kerja. Sedangkan menurut McClelland (1987) mengatakan need for

achievement adalah proses pembelajaran yang stabil yang mana kepuasan

akan didapatkan dengan berjuang dan memenuhi level tertinggi untuk

dapat menjadi ahli dibidang tertentu. Sehingga Individu yang memiliki

organizational commitment tinggi akan cenderung memiliki motivasi diri

atau need for achievement yang tinggi pula.

Hubungan yang signifikan antara organizational commitment

dengan need for achievement dapat dianalisis dengan melihat dari analisis

deskriptif hasil jawaban responden. Dari hasil analisis tersebut dapat

dilihat berdasarkan frekuesinya kecenderungan auditor memiliki need for

achievement adalah Tinggi (T) yaitu sebanyak 15 (20,8%) responden. Hal

yang serupa terlihat pada variabel organizational commitment dengan

frekuensi pada kategori yang sama yaitu Tinggi (T) terdapat 23 (31,9%)

responden. Kemudian jika dilihat dari frekuensi pada kategori Rendah (R)

variabel need for achievement hanya terdapat 8 (11,1%) responden, hal

yang serupa terlihat pada variabel organizational commitment pada

kategori Rendah (R) sebanyak 16 (22,2%) responden. Perbedaan yang

tidak terlalu besar tersebut menjadikan pengaruh signifikan antara

organizational commitment terhadap need for achievement logis dan dapat

diterima.

Page 190: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

168

4.3.7. Self Esteem Berpengaruh Negatif terhadap Premature Sign off Audit

Procedures

Hipotesis tujuh (H7) menyatakan bahwa self esteem berpengaruh

negatif terhadap premature sign off audit procedures dalam penelitian ini

diterima. Berdasarkan hasil uji resampling bootstrapping diperoleh

parameter koefisien sebesar -0.399 dengan nilai t-statistic sebesar 3,023

Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel self esteem berpengaruh

signifikan terhadap premature sign off audit procedures dikarenakan

besarnya t-stastistic > t-tabel untuk signifikansi 5% yaitu 1,96. Selain itu

jika dilihat dari nilai parameter koefisien pada variabel self esteem yang

bernilai negatif menunjukkan bahwa self esteem berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap premature sign off audit procedures.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori atribusi Harold Kelley

(1980) yang menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan

perilaku seseorang yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Penyebab

internal mengacu pada aspek perilaku individual, sesuatu yang ada dalam

diri seseorang seperti sifat pribadi, persepsi diri, kemampuan, motivasi.

Sedangkan penyebab eksternal mengacu pada lingkungan yang

mempengaruhi perilaku, seperti kondisi sosial, nilai sosial, dan pandangan

masyarakat. Menurut Weningtyas, dkk (2006) menyimpulkan bahwa

variabel self esteem merupakan salah satu faktor internal yang dapat

Page 191: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

169

mempengaruhi tindakan premature sign off audit procedures. Alasan logis

diterimanya hipotesis tersebut adalah asumsi yang dikemukakan oleh

Coopersmith (1967) yang mengatakan bahwa individu dengan self

esteem tinggi memiliki suatu bentuk mekanisme pertahanan diri tertentu

yang memberikan individu tersebut kepercayaan diri pada penilaian dan

kemampuan dirinya, serta meningkatkan perasaan mampu untuk

menghadapi situasi yang menyulitkan. Sehingga individu dengan self

esteem tinggi memiliki kecenderungan untuk tidak melakukan premature

sign off audit procedures.

Hubungan yang signifikan antara self esteem dengan premature

sign off audit procedures dapat dianalisis dengan melihat dari analisis

deskriptif hasil jawaban responden. Dari hasil analisis tersebut dapat

dilihat berdasarkan frekuesinya kecenderungan auditor mentoleransi

perilaku premature sign off audit procedures adalah Sangat Rendah (SR)

yaitu sebanyak 35 (48,6%) responden. Hal yang serupa terlihat pada

variabel self esteem dengan frekuensi pada kategori yang berlawanan yaitu

Sangat Tinggi (ST) terdapat 27 (37,5%) responden. Kemudian jika dilihat

dari frekuensi pada kategori Sangat Tinggi (ST) variabel premature sign

off audit procedures hanya terdapat 7 (9,7%) responden, hal yang serupa

terlihat pada variabel audit risk pada kategori Sangat Rendah (R) sebanyak

9 (12,5%) responden. Perbedaan yang tidak terlalu besar tersebut

menjadikan pengaruh signifikan antara self esteem dengan premature sign

off audit procedures logis dan dapat diterima.

Page 192: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

170

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Fathir (2011) dimana hasil penelitian tersebut

mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh positif self esteem terhadap

premature sign off audit procedures. Sedangkan hasil penelitian ini

menunjukkan sebaliknya yaitu self esteem justru mempunyai pengaruh

negatif terhadap premature sign off audit procedures.

4.3.8. Need for Achievement Berpengaruh Negatif terhadap Premature Sign

off Audit Procedures

Hipotesis delapan (H8) menyatakan bahwa need for achievement

berpengaruh negatif terhadap premature sign off audit procedures dalam

penelitian ini ditolak. Berdasarkan hasil uji resampling bootstrapping

diperoleh parameter koefisien sebesar -0.038 dengan nilai t-statistic

sebesar 0,330 Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel need for

achievement tidak berpengaruh signifikan terhadap premature sign off

audit procedures dikarenakan besarnya t-stastistic < t-tabel untuk

signifikansi 5% yaitu 1,96. Selain itu jika dilihat dari nilai parameter

koefisien pada variabel need for achievement yang bernilai negatif

menunjukkan bahwa need for achievement berpengaruh negatif terhadap

premature sign off audit procedures akan tetapi nilai tersebut tidak

signifikan.

Berdasarkan teori atribusi Harold Kelley (1980) menjelaskan

bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan perilaku seseorang yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Penyebab internal mengacu pada aspek

Page 193: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

171

perilaku individual, sesuatu yang ada dalam diri seseorang seperti sifat

pribadi, persepsi diri, kemampuan, motivasi. Sedangkan penyebab

eksternal mengacu pada lingkungan yang mempengaruhi perilaku, seperti

kondisi sosial, nilai sosial, dan pandangan masyarakat. Menurut

Weningtyas, dkk (2006) menyimpulkan bahwa variabel need for

achievement merupakan salah satu faktor internal yang dapat

mempengaruhi tindakan premature sign off audit procedures. Hal ini

menjadi menarik untuk dikaji kembali sebab berdasarkan penelitian ini

need for achievement tidak berpengaruh signifikan terhadap premature

sign off audit procedures.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori motivasi kebutuhan

David McClelland (1961) yang mengemukakan bahwa terdapat tiga jenis

kebutuhan motivasi yaitu motivasi untuk mencapai prestasi (need for

achievement / n-ach ), motivasi untuk mendapatkan kekuasaan / otoritas

(need for power / n-pow), dan motivasi untuk berafiliasi (need for

affiliation / n -affil). Motivasi untuk berprestasi (need for achievement)

adalah motivasi atau hasrat seseorang untuk meraih prestasi dalam

hidupnya, ini merupakan proses pembelajaran yang stabil yang mana

kepuasan akan didapatkan dengan berjuang dan memenuhi level tertinggi

untuk dapat menjadi ahli dalam bidang tertentu. Dengan kata lain motivasi

untuk berprestasi merupakan tingkat dimana seseorang memiliki kemauan

untuk menjadi sukses di bidangnya. Bagi mereka yang memiliki need for

achievement tinggi cenderung menyukai pekerjaan yang menantang

Page 194: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

172

dengan sasaran akhir yang masih dapat dicapai, karena apabila jalan yang

mereka tempuh untuk mencapai kesuksesan memiliki risiko rendah,

mereka akan menganggap bahwa itu bukanlah pencapaian kesuksesan

yang sesungguhnya. Berdasarkan teori tersebut seharusnya individu

dengan need for achievement tinggi memiliki kecenderungan untuk

tidak melakukan premature sign off audit procedures dikarenakan lebih

mengedepankan mutu / kualitas dalam setiap pekerjaannya, dan

menyukai tantangan.

Hubungan yang tidak signifikan antara need for achievement

dengan premature sign off audit procedures dapat dianalisis dengan

melihat dari analisis deskriptif hasil jawaban responden. Dari hasil analisis

tersebut dapat dilihat berdasarkan frekuesinya kecenderungan auditor

mentoleransi perilaku premature sign off audit procedures pada kategori

Sangat Tinggi (ST) yaitu sebanyak 7 (9,7%) responden. Hal yang berbeda

terlihat pada variabel need for achievement dengan frekuensi pada

kategori yang berlawanan yaitu Sangat Rendah (SR) yaitu sebanyak 0

(0,0%) responden. Artinya 7 (9,7%) responden tersebut meskipun

cenderung mentoleransi sikap perilaku premature sign off audit

procedures sangat tinggi tetapi tetap memiliki need for achievement yang

tinggi pula. Hal tersebut kemungkinan yang menakibatkan tidak

signifikannya pengaruh varibel need for achievement terhadap

premature sign off audit procedures.

Page 195: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

173

Hasil penelitian ini menolak hasil penelitian sebelumnya milik

Almar’atus (2013) dan Kholidiah (2014). Yang mengungkapkan bahwa

terdapat pengaruh negatif antara need for achievement dengan premature

sign off audit procedures. Dimana pada penelitian ini menunjukkan

bahwa tidak adanya pengaruh antara need for achievement dengan

premature sign off audit procedures.

4.3.9. Organizational Commitment Berpengaruh terhadap Premature Sign off

Audit Procedures melalui Mediasi Self Esteem

Hipotesis sembilan (H9) menyatakan bahwa organizational

commitment berpengaruh terhadap premature sign off audit procedures

melalui mediasi self esteem dalam penelitian ini diterima. Berdasarkan

hasil uji signifikansi indirect effect dengan menggunakan metode Aorian

Sobel Test pada program Microsoft Excel. Ditemukan besarnya koefisien

organizational commitment dengan mediasi self esteem terhadap

premature sign off audit procedures adalah -0,303 dengan t-statistic

sebesar 2,953. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel organizational

commitment berpengaruh signifikan terhadap premature sign off audit

procedures dengan mediasi self esteem, dikarenakan besarnya t-stastistic >

t-tabel untuk signifikansi 5% yaitu 1,96. Selain itu jika dilihat dari nilai

parameter koefisien pada variabel organizational commitment yang

bernilai negatif menunjukkan bahwa organizational commitment

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap premature sign off audit

procedures melalui mediasi self esteem. kemudian jika dilihat dari sifat

Page 196: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

174

mediasinya, variabel self esteem merupakan full mediation hubungan

antara organizational commitment dengan premature sign off audit

procedures. full mediation terjadi apabila dimasukkannya variabel mediasi

akan menghilangkan hubungan langsung antara variabel eksogen yaitu

organizational commitment dengan variabel endogen yang dalam penelitian

ini adalah premature sign off audit procedures. Sehingga meskipun

organizational commitment tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

premature sign off audit procedures, dengan adanya mediasi dari self

esteem terjadi pengaruh signifikan antara organizational commitment

dengan premature sign off audit procedures.

Berdasarkan teori atribusi Harold Kelley (1980) menjelaskan

bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan perilaku seseorang yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Penyebab internal mengacu pada

aspek perilaku individual, sesuatu yang ada dalam diri seseorang seperti

sifat pribadi, persepsi diri, kemampuan, motivasi. Sedangkan penyebab

eksternal mengacu pada lingkungan yang mempengaruhi perilaku, seperti

kondisi sosial, nilai sosial, dan pandangan masyarakat. Menurut

Weningtyas, dkk (2006) menyimpulkan bahwa variabel organizational

commitment merupakan salah satu faktor internal yang dapat

mempengaruhi tindakan premature sign off audit procedures.

Hasil penelitian ini selaras dengan teori organizational

commitment menurut Allen dan Meyer (1990) yang membagi

organizational commitment menjadi tiga komponen organisasi yaitu

Page 197: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

175

komitmen afektif (affective commitment), komitmen kontinuans

(continuance commitment), dan komitmen normatif (normative

commitment) dimana ketiga komponen tersebut dilihatnya komitmen

sebagai kondisi psikologis yang dapat menggambarkan hubungan individu

dengan organisasi. Menurut Srimindarti (2012) Individu dengan

organizational commitment yang tinggi akan lebih tidak terlibat dengan

perilaku premature sign off audit procedures. Hal ini dilakukan dengan

tujuan untuk tetap mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tempat

mereka bekerja. Individu yang memiliki organizational commitment yang

tinggi cenderung tidak melakukan tindakan premature sign off audit

procedures, terlebih lagi jika didukung dengan self esteem yang tinggi,

kecenderengan auditor melakukan premature sign off audit procedures

akan semakin rendah.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan

adanya organizational commitment yang tinggi dan didukung dengan self

esteem yang tinggi pula, kecenderungan auditor untuk melakukan

premature sign off audit procedures akan semakin rendah. Dan sebaliknya

jika organizational commitment rendah ditambah dengan self esteem yang

rendah pula, kecenderungan auditor menerima tindakan premature sign off

audit procedures akan semakin tinggi.

4.3.10. Organizational Commitment Berpengaruh terhadap Premature Sign off

Audit Procedures melalui Mediasi Need for Achievement

Page 198: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

176

Hipotesis sepuluh (H10) menyatakan bahwa organizational

commitment berpengaruh terhadap premature sign off audit procedures

melalui mediasi need for achievement dalam penelitian ini ditolak.

Berdasarkan hasil uji signifikansi indirect effect dengan menggunakan

metode Aorian Sobel Test pada program Microsoft Excel. Ditemukan

besarnya koefisien organizational commitment dengan mediasi need for

achievement terhadap premature sign off audit procedures adalah -0,028

dengan t-statistic sebesar 0,327. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel

organizational commitment tidak berpengaruh signifikan terhadap

premature sign off audit procedures dengan mediasi need for achievement,

dikarenakan besarnya t-stastistic < t-tabel untuk signifikansi 5% yaitu

1,96. Selain itu jika dilihat dari nilai parameter koefisien pada variabel

organizational commitment yang bernilai negatif menunjukkan bahwa

organizational commitment berpengaruh negatif terhadap premature sign

off audit procedures melalui mediasi need for achievement akan tetapi

nilai tersebut tidak signifikan.

Hasil penelitian ini tidak selaras dengan teori organizational

commitment menurut Allen dan Meyer (1990) yang membagi

organizational commitment menjadi tiga komponen organisasi yaitu

komitmen afektif (affective commitment), komitmen kontinuans

(continuance commitment), dan komitmen normatif (normative

commitment) dimana ketiga komponen tersebut dilihatnya komitmen

sebagai kondisi psikologis yang dapat menggambarkan hubungan individu

Page 199: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

177

dengan organisasi. Menurut Srimindarti (2012) Individu dengan

organizational commitment yang tinggi akan lebih tidak terlibat dengan

perilaku premature sign off audit procedures. Hal ini dilakukan dengan

tujuan untuk tetap mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tempat

mereka bekerja.

Hubungan yang tidak signifikan antara organizational commitment

dengan premature sign off audit procedures melalui mediasi need for

achievement dapat dianalisis dengan melihat dari analisis deskriptif hasil

jawaban responden. Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat berdasarkan

frekuesinya kecenderungan auditor mentoleransi perilaku premature sign

off audit procedures pada kategori Sangat Tinggi (ST) yaitu sebanyak 7

(9,7%) responden. Hal yang berbeda terlihat pada variabel need for

achievement dengan frekuensi pada kategori yang berlawanan yaitu

Sangat Rendah (SR) yaitu sebanyak 0 (0,0%) responden. Artinya 7 (9,7%)

responden tersebut meskipun cenderung mentoleransi sikap perilaku

premature sign off audit procedures sangat tinggi tetapi tetap memiliki

need for achievement yang tinggi pula. Hal tersebut menakibatkan

tidak signifikannya pengaruh variabel need for achievement terhadap

premature sign off audit procedures. Salah satu syarat menjadi variabel

mediasi yaitu harus memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap

variabel endogen akan tetapi berdasarkan hasil penelitian variabel mediasi

need for achievement tidak memiliki pengaruh terhadap premature sign off

Page 200: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

178

audit procedures. Sehingga variabel need for achievement tidak dapat

dijadikan sebagai pemediasi variabel organizational commitment.

Page 201: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

176

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil hasil pengujian dan pembahasan yang penulis

sajikan, maka dapat ditarik kesimpulan terdapat lima hipotesis yang

diterima dan sisanya ditolak dengan rincian sebagai berikut :

1. Hipotesis satu (H1) menyatakan bahwa time pressure berpengaruh

positif terhadap premature sign off audit procedures dalam penelitian

ini ditolak. Artinya variabel time pressure dalam penelitian ini tidak

terbukti sebagai salah satu variabel yang dapat mempengaruhi

premature sign off audit procedures.

2. Hipotesis dua (H2) menyatakan bahwa audit risk berpengaruh positif

terhadap premature sign off audit procedures dalam penelitian ini

diterima. Artinya variabel audit risk dalam penelitian ini terbukti

sebagai salah satu variabel yang dapat mempengaruhi premature sign

off audit procedures.

3. Hipotesis tiga (H3) menyatakan bahwa locus of control berpengaruh

positif terhadap premature sign off audit procedures dalam penelitian

ini ditolak. Artinya variabel locus of control dalam penelitian ini tidak

terbukti sebagai variabel yang dapat mempengaruhi premature sign off

audit procedures.

Page 202: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

177

4. Hipotesis empat (H4) menyatakan bahwa organizational commitment

berpengaruh negatif terhadap premature sign off audit procedures

dalam penelitian ini ditolak. Artinya variabel organizational

commitment dalam penelitian ini tidak terbukti sebagai variabel yang

dapat mempengaruhi premature sign off audit procedures.

5. Hipotesis lima (H5) menyatakan bahwa organizational commitment

berpengaruh positif terhadap self esteem dalam penelitian ini diterima.

Artinya variabel organizational commitment dalam penelitian ini

terbukti sebagai variabel yang dapat mempengaruhi self esteem.

6. Hipotesis enam (H6) menyatakan bahwa organizational commitment

berpengaruh positif terhadap need for achievement dalam penelitian

ini diterima. Artinya variabel organizational commitment dalam

penelitian ini terbukti sebagai variabel yang dapat mempengaruhi need

for achievement.

7. Hipotesis tujuh (H7) menyatakan bahwa self esteem berpengaruh

negatif terhadap premature sign off audit procedures dalam penelitian

ini diterima. Artinya variabel self esteem dalam penelitian ini terbukti

sebagai salah satu variabel yang dapat mempengaruhi premature sign

off audit procedures.

8. Hipotesis delapan (H8) menyatakan bahwa need for achievement

berpengaruh negatif terhadap premature sign off audit procedures

dalam penelitian ini ditolak. Artinya variabel need for achievement

Page 203: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

178

dalam penelitian ini tidak terbukti sebagai salah satu variabel yang

dapat mempengaruhi premature sign off audit procedures.

9. Hipotesis sembilan (H9) menyatakan bahwa organizational

commitment berpengaruh terhadap premature sign off audit

procedures melalui mediasi self esteem dalam penelitian ini diterima.

Artinya variabel self esteem dapat memediasi pengaruh organizational

commitment terhadap premature sign off audit procedures.

10. Hipotesis sepuluh (H10) menyatakan bahwa organizational

commitment berpengaruh terhadap premature sign off audit

procedures melalui mediasi need for achievement dalam penelitian ini

ditolak. Artinya variabel need for achievement tidak dapat memediasi

pengaruh organizational commitment terhadap premature sign off

audit procedures.

5.2. Saran

Penelitian lanjutan mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi

perilaku premature sign off audit procedures menjadi suatu hal yang perlu

untuk dikembangkan lebih dalam sebab masih terdapat keberagaman pada

hasil penelitian. Mempertimbangkan hasil penelitian dan analisis hasil

penelitian ini, peneliti menemukan beberapa keterbatasan antara lain

penggunaan metode conveinance sampling Berdasarkan keterbatasan

tersebut peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut :

Page 204: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

179

1. Berdasarkan keterbatasan penggunaan metode conveinance sampling,

peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya dapat menggunaan

metode pengumpulan sampel lain, peneliti menyarankan untuk

menggunakan metode purposive sampling dengan memberikan

kriteria tertentu sebagai syarat menjadi sampel penelitian. Akan tetapi

peneliti tidak menyarankan untuk memberi kriteria harus memiliki

jabatan diatas auditor junior karena menurut penelitian Weningtyas,

dkk (2006) ditemukan bahwa 70% auditor junior melakukan

premature sign off audit procedures sehingga jika auditor junior tidak

dijadikan sampel penelitian justru akan menghilangkan variasi data

penelitian.

2. Dalam penelitian ini hanya mengkaitkan organizational commitment

dengan salah satu aspek yang dijelaskan Steers (1977) yaitu aspek

motivasi (self esteem, dan need for achievement). Untuk penelitian

selanjutnya dapat mengkaitkan dengan aspek yang lain seperti aspek

kejelasan peran, serta aspek kemampuan.

Page 205: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

180

DAFTAR PUSTAKA

Aamodt, M. G. 1991. Applied Industrial Organizational Psychology. California:

Wadsworth Pub.Co.

Agoes, S. 2012. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan

Publik. Jakarta: Salemba Empat

Aji, B.P. 2013. Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas dan

Kesadaran Etis Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit

(Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Semarang). Skripsi.

Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Akhsan, M.F. 2014. Pengaruh Mediasi Komitmen Organisasi dan Turnover

Intentions terhadap Determinan Perilaku Premature Sign Off. Accounting

Analysis Journal. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Alderman, W.C. dan J.W. Deitrick. 1982. “Auditor’s Preceptions of time budget

pressures and premature sign-offs: A replication and extension.”

Auditing: A Journal of Practice & Theory

Almar’atus, A. 2013. Pengaruh Time Pressure, Audit Risk, Need For

Achievement, Quality Control dan Review Procedures Terhadap

Premature Sign-Off. Skripsi S1. Universitas Airlangga Surabaya.

Ardiansah, M.N. 2003. Pengaruh Gender dan Locus of Control terhadap

Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Keinginan Berpindah Kerja

(Studi pada Auditor di Pulau Jawa). Tesis. Semarang: Universitas

Diponegoro.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta.

Arens, A.A., Randal J. E., & Mark S.B. 2012. Auditing and Assurance Services :

An Integrated Approach, 14th

Edition, Pearson, Prentice Hall Inc.

Arifin, Z. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Asrini, K.J., Edy S., & Nyoman A.S.D. Pengaruh Tekanan Waktu, Locus of

Control, dan Tindakan Supervisi terhadap Penghentian Prematur atas

Prosedur Audit (Studi Empiris pada KAP di Bali). Jurnal Akuntansi

Program S1. Universitas Pendidikan Ganesha.

Boynton, W. C., Raymon N. Johnson, dan Walter G. Kell. 2003. Modern

Auditing. Edisi Terjemahan Ketujuh. Jakarta: Erlangga.

Page 206: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

181

Cook, C. W., & Phillip L. Hunsaker. 2001. Management and Organizational

Behavior. New York: McGraw-Hill/Irwin.

Coopersmith, S. 1967. Antecedents of Self Esteem. University of Michigan:

Consulting Psychologists Press.

Coram, P., Glovovic, A,Ng, J dan Woodliff, D. 2004. The Moral Intensity of Reduced Audit Quality Acts. Auditing : Journal of Practice & Theory.

Vol 27 No. 1.

Coram, P., Glovovic, A,Ng, J dan Woodliff, D. 2008. The Fact of Risk

Misstatement on The Propensity to Commit Reduced Audit Acts Under

Time Budget Preassure. Auditing : Journal of Practice & Theory. 23(2).

Crider, A.B., Goethals G.R., Kavanaugh R.D., dan Solomon P.R. 1983.

Psychology. United States: Scott, Foresman & Company.

DeAngelo, LE. 1981. Auditor Size and Auditor Quality. Journal of Accounting

and Economics.

Donnely, David P., Jeffrey, J.Q., & David. 2003. Auditor Acceptance of

Dysfunctional Audit Behavior : An Explanatory Model Using Auditors’

Personal Characteristics. Journal of Behavioral Research In Accounting.

Djohari, G.P. 2008. Pengaruh Pelaksanaan Supervisi oleh Senior Auditor

terhadap Kinerja Junior Auditor. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas

Widyatama, Bandung.

Fatchurrochman, A. (2005). Melanggar Standar Atau Kejahatan Profesi ? Hasil

Peer Review BPKP Atas Kertas Kerja Auditor Bank-Bank Bermasalah.

https://agamfat.wordpress.com/2005/07/05/melanggar-standar-atau-

kejahatan-profesi-hasil-peer-review-bpkp-atas-kertas-kerja-auditor-bank-

bank-bermasalah/. (diunduh tanggal 2 Mei. 2016)

Fathir, K. A. 2011. Pengaruh Faktor Eksternal dan Internal Terhadap Keputusan

Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit. Thesis. Yogyakarta:

Universitas Gajah Mada.

Ferdinand, A. 2014. Metode Penelitian Manajemen Pedoman Penelitian untuk

Penulisan Skripsi Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I., & Hengky, L. 2012. Partial Least Squares : Konsep, Teknik dan

Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 2.0 M3, Badan Penerbit

Universitas Diponegoro, Semarang-Jawa Tengah

Page 207: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

182

Ghozali, I. 2011. Analisis Multivariate Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponogoro.

Greenberg, J. dan Robert A.B. 2008. Behavior in Organizations. Prentice Hall

India.

Herningsih, S. 2001. Penghentian prematur atas prosedur audit : Studi empiris

pada kantor akuntan publik. Thesis, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Heider, F. 1958. The Psychology of Interpersonal Relations. New Jersey Hillsdale

: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

Hollinger dan J. Clark. 1983. Theft by Employees. Lexington MA: Lexington

Books.

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). 2011. Standar Profesional

Akuntan Pub(SPAP). Jakarta : Salemba Empat.

Ikhsan. A., dan M. Iskak. 2008. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba

Empat.

Irawati, Y., & Mukhlasin, T. A. P. (2005). Hubungan karakteristik personal

auditor terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam

audit. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo. 15–16 September 2005.

Jackson, D.N. 1974. Personality research form manual. Goshen, N.Y. Research

Psychologists Press.

Kahle, L. R. 1980. Stimulus condition self-selection by males in interaction of

locus of control and skill-change situations. Journal of Personality and

Sosial Psychology.

Kaplan, S.E. 1995. An Examination of Auditors’ Reporting Intentions Upon

Discovery of Procedures Prematurely Signed-Off. Auditing : A

Journal of Practice and Theory.

Kelley, H.H., & John L.M. 1980. Attribution Theory And Research. Department

of Psychology. University of California.

Kholidiah., & Siti Aisah Murni. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh

Terhadap Terjadinya Penghentian Prematur (Premature Sign Off) atas

Prosedur Audit (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa

Timur). Simposium Nasional Akuntansi XVII.

Kompas. (2010). Kredit Macet Rp 52 Miliar, Akuntan Publik Diduga Terlibat. 18

Mei

Page 208: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

183

Kreitner, R., & Kinichi, A. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat

Kusharyanti. 2003. Temuan penelitian mengenai kualitas audit dan kemungkinan

topik penelitian di masa mendatang. Jurnal Akuntansi dan Manajemen.

La Ane., & Lubis A.A. 2011. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Auditor Dalam Penghentian Prematur Prosedur Audit. Jurnal Telaah

Akuntansi. Medan : Universitas Negeri Medan.

Lestari, A.P. 2010, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Auditor Dalam

Penghentian Prematur Prosedur Audit, Skripsi. Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro.

Liantih, R. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penghentian

Prematur Atas Prosedur Audit. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah. Jakarta.

Malone, C.F., & Roberts R.W. 1996. Factor Associated With the Incidence of

Reduced Audit Quality Behaviour. Auditing: A Journal of Practice and

Theory.

Maulina, M., Anggraini R., & Choirul A. 2010. Pengaruh Tekanan Waktu dan

Tindakan Supervisi Terhadap Penghentian Atas Prosedur Audit.

Simposium Nasional Akuntansi XIII.

Margheim, L., Tim, K., & Diane, P. 2005. An Empirical Analysis of the Effect of

Auditor Time Budget Pressure and Time Deadline Pressure. The Journal

of Applied Business Research.

Maryanti, P. (2005). Analisis penerimaan auditor atas dysfunctional audit

behavior: pendekatan karakteristik personal auditor (Studi empiris pada

kantor akuntan publik di Jawa). Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

McClelland, D.C. 1961. The Achieving Society. New York: D. Van Nostrand

Company, Inc.

______________. 1987. Human Motivation. New York: Press Syndicate of the

University of Cambridge

Messier, G., & Prawit. 2006. Auditing &Assurance Service: a Sistem Appoarch.

Jakarta: Salemba Empat.

Meyer, J.P. dan Allen. N.J. 1990. The Measurement and Antecedents of Affective,

Continuance, and Normative Commitment to the Organization. Journal of

Occupational Psychology.

Page 209: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

184

Meyer, J.P. dan Allen. N.J. 1997. Commitment in the Workplace: Theory,

Reasearch and Application. California : Sage Publications.

Mowday, R., Porter, L., & Dubin, R. (1979). The measurement of organizational

commitment. Journal of vocational behavior, 14, 224-247.

Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Preacher, K.J., & Hayes A.F. 2004. SPSS and SAS Procedures for Estimating

Indirect Effect in Simple Mediation Models. Behavior Research Methods,

Instruments, & Computers.

Qurrahman, T., & Susfayetti, M.A. 2012. Pengaruh Time Pressure, Resiko Audit,

Materialitas, Prosedur Review dan Kontrol Kualitas, Locus of Control,

Serta Komitmen Profesional Terhadap Penghentian Prematur Prosedur

Audit (Studi Empiris pada KAP di Palembang). e-jurnal Binar Akuntansi.

Robbins., & Judge. 2007. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Rotter, J.B. 1966. Generalized Expectancies For Internal Versus External

Control Of Reinforcement. Psychological Monographs. Vol.80 PP.1-28.

Setiawan, & Imam, G. 2006. Akuntansi Keperilakuan Konsep dan Kajian

Empiris Perilaku Akuntan. Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Bandung: Alfabeta.

________. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

________. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sholihin, Mahfud dan Dwi Ratmono. 2013. Analisis SEM-PLS dengan WarpPLS

3.0 Untuk Hubungan Nonlinier dalam Penelitian Sosial dan Bisnis.

Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Sososutikno, C. 2003. “Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku

Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap Kualitas Audit”. Simposium

Nasional Akuntansi VI.

Srimindarti, C. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Premature Sign-Off

Dengan Turnover Intention Sebagai Variabel Intervening: Suatu Tinjauan

dari Goal Setting Theory. Jurnal Organisasi dan Manajemen.

Page 210: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

185

Steers, R.M. 1977. Antecedents & outcomes of organizational commitment.

Administrative Science Quarterly.

Robbins, S.P. 1996. Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi dan Aplikasi.

Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.

Suharyati, R. 2003. Pengaruh Self-Efficacy, Assertiveness, dan Self Esteem

terhadap Keinginan Auditor Berpindah Kerja dengan Mediasi Tekanan

Kerja dan Kepuasan Kerja. Thesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

Sujarweni, V.W. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Nisa, V.F. 2013. Analisis Faktor Eksternal dan Internal Yang Mempengaruhi

Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit. Diponegoro Journal Of

Accounting.

Wahyudi, E. 2013. Pengaruh Locus of Control, Kinerja, Komitmen Organisasi,

dan Turnover Intentions terhadap Penyimpangan Perilaku dalam Audit

(Studi Empiris pada KAP di Jakarta Selatan). Skripsi S1. Jakarta:

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Wahyudi, I., Lucyanda, J., & Suhud, L.H. 2011. Praktik Penghentian Prematur

Atas Prosedur Audit. Media Riset Akuntansi.

Weiner, B. 1974. Achievement motivation and attribution theory. New Jersey

Morristown: General Learning Press.

Weningtyas,S., Dody, S dan Hanung,T. 2006. “Penghentian Prematur atas

Prosedur Audit”. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang.

Yusrawati., & Ari S. 2009. Pengaruh Time Preesure, Risiko Audit, Materialitas,

Prosedur Review dan Kontrol Kualitas Serta Locus of Control Terhadap

Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Pada KAP di Pekanbaru.

Jurnal Kiat UIR.

Page 211: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

186

Page 212: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

187

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Page 213: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

188

Page 214: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

189

Page 215: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

190

Page 216: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

191

Page 217: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

192

Page 218: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

193

Page 219: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

194

Page 220: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

195

Page 221: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

196

Page 222: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

197

Page 223: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

198

Page 224: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

199

Page 225: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

200

Page 226: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

201

Page 227: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

202

Page 228: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

203

Lampiran 2 Kisi – Kisi Pertanyaan

No Variabel Indikator Pertanyaan Skala Sumber

1 Premature

Sign Off Audit

Procedures

Pemahaman Bisnis

Klien

Seberapa sering

anda tidak

memerlukan

pemahaman bisnis

klien dalam

perencanaan audit ?

Likert Herning

sih

2001,

Wening

tyas,

dkk

2006 Seberapa sering

anda berfikir bahwa

pemahaman bisnis

klien dalam

perencanaan audit

tidak terlalu penting

?

Pertimbangan

Pengendalian Intern

Seberapa sering

anda tidak

menggunakan

pertimbangan sistem

pengendalian intern

dalam audit laporan

keuangan ?

Seberapa sering

anda berfikir bahwa

pemahaman

pengendalian intern

klien tidak terlalu

penting ?

Pengujian Substantif Seberapa sering

anda tidak

menggunakan

informasi asersi

dalam merumuskan

tujuan audit dan

merancang

pengujian

substantive ?

Seberapa sering

anda berfikir bahwa

pengujian

substantive tidak

terlalu penting

dalam audit ?

Pertimbangan

Internal Auditor

Seberapa sering

anda tidak

menggunakan fungsi

auditor internal

dalam audit ?

Seberapa sering

Page 229: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

204

No Variabel Indikator Pertanyaan Skala Sumber

anda berfikir bahwa

fungsi auditor

internal klien tidak

membantu banyak

dalam pelaksanaan

audit ?

Prosedur Analitis Seberapa sering

anda tidak

melakukan prosedur

analitis dalam

perencanaan dan

review audit ?

Seberapa sering

anda berfikir bahwa

prosedur analitis

dalam perencanaan

dan review audit

tidak terlalu penting

?

Konfirmasi Seberapa sering

anda tidak

melakukan

konfirmasi dengan

pihak ketiga dalam

audit laporan

keuangan ?

Seberapa sering

anda berfikir bahwa

melakukan

konfirmasi dengan

pihak ketiga dirasa

tidak perlu

dilakukan ?

Menggunakan

Representasi

Manajemen

Seberapa sering

anda tidak

menggunakan

representasi

manajemen dalam

audit laporan

keuangan ?

Seberapa sering

anda beranggapan

bahwa representasi

manajemen dalam

audit laporan

keuangan tidak

penting ?

Melaksanakan Uji

Kepatuhan terhadap

Seberapa sering

anda tidak

Page 230: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

205

No Variabel Indikator Pertanyaan Skala Sumber

Pengendalian atas

Transaksi sistem

aplikasi On-line

melakukan uji

kepatuhan terhadap

pengendalian

transaksi dalam

aplikasi sistem

komputer on-line ?

Seberapa sering

anda berfikir bahwa

uji kepatuhan

terhadap

pengendalian

transaksi dalam

aplikasi sistem

komputer on-line

tidak perlu

dilakukan ?

Mengurangi Jumlah

Sampel

Seberapa sering

anda mengurangi

jumlah sampel yang

direncanakan dalam

audit laporan

keuangan ?

Seberapa sering

anda berfikir bahwa

mengurangi jumlah

sampel perlu

dilakukan guna

mempercepat proses

audit ?

Pemeriksaan Fisik Seberapa sering

anda tidak

melakukan

perhitungan fisik

terhadap kas atau

persediaan ?

Seberapa sering

anda berfikir bahwa

perhitungan fisik

terhadap kas atau

persediaan tidak

terlalu penting ?

2 Time

Pressure

Ketepatan Waktu Seberapa sering

anda merasa

anggaran waktu

anda dalam

melakukan audit

kurang ?

Likert Herning

sih

(2001),

Wening

tyas,

dkk

(2006),

Maulina Seberapa sering

anda merasa bahwa

Page 231: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

206

No Variabel Indikator Pertanyaan Skala Sumber

anggaran waktu

yang ada terlalu

ketat ?

dkk

(2010).

Pencapaian

Anggaran Waktu

Seberapa sering

dalam periode

bersamaan, anda

mengaudit beberapa

perusahaan ?

Seberapa sering

anda merasa kurang

mampu memenuhi

target yang telah

ditentukan ?

Keterbatasan Sumber

Daya

Seberapa sering

anda lembur dalam

melaksanakan audit

?

Seberapa sering

anda merasa sumber

daya yang ada dalam

mengerjakan audit

kurang ?

Tingkat Efisiensi

Anggaran Waktu

Seberapa sering

anda merasa

efisiensi dalam

pekerjaan proses

audit sangat

ditekankan ?

Seberapa sering

anda menyediakan

waktu cadangan

untuk hal – hal yang

tidak terduga dalam

melakukan audit ?

Kepatuhan Auditor Seberapa sering

anda merubah waktu

audit yang sudah

direncanakan

sebelumnya agar

seluruh prosedur

audit dapat

dilakukan ?

Seberapa sering

anda melanggar

anggaran waktu

yang telah

direncanakan dalam

melakukan audit ?

Ketidakseimbangan Seberapa sering

Page 232: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

207

No Variabel Indikator Pertanyaan Skala Sumber

Antara Tugas dan

Waktu yang Tersedia

anda merasa terdapat

ketidakseimbangan

antara tugas dan

waktu yang

diberikan saat

melaksanakan audit

?

Seberapa sering

anda berfikir bahwa

tugas yang diberikan

kepada anda menyita

banyak waktu ?

Penetapan Batasan

Waktu

Seberapa sering

anda merasa

terganggu dengan

penetapan batasan

waktu saat

melaksanakan audit

?

Seberapa sering

anda merasa cemas

akan penetapan

batasan audit yang

diberikan kepada

anda ?

3 Audit Risk

(Herningsih

2001,

Weningtyas,

2006)

Perhitungan Fisik Tidak melakukan

perhitungan fisik

terhadap kas,

investasi, persediaan

/ aktiva tetap dalam

audit laporan

keuangan

merupakan tindakan

berisiko.

Likert Herning

sih

(2001),

Wening

tyas dkk

(2006).

Melakukan

perhitungan fisik

terhadap kas,

investasi, persediaan

/ aktiva tetap dalam

audit laporan

keuangan wajib

dilakukan oleh

auditor.

Pengurangan Sampel

Audit

Melakukan

pengurangan jumlah

sampel dalam

melakukan audit

merupakan tindakan

berisiko tinggi.

Page 233: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

208

No Variabel Indikator Pertanyaan Skala Sumber

Mengurangi jumlah

sampel yang diaudit

merupakan tindakan

yang kurang etis

bagi auditor.

Konfirmasi Tidak melakukan

konfirmasi dengan

pihak ketiga

merupakan tindakan

berisiko tinggi.

Tidak melakukan

konfirmasi saldo

piutang klien

merupakan tindakan

berisiko tinggi.

4 Locus of

Control

Kurang Suka

Berusaha dalam

Mencapai Prestasi

dan Menyelesaikan

Tugas

Dengan perencanaan

yang baik maka

penyelesaian

pekerjaan akan dapat

dilakukan dengan

lebih baik. *

Likert Rotter

(1996),

Crider

(1983),

Spector

(1988),

Donnel

y dkk

(2003).

Kebanyakan orang

yang mampu

mengerjakan

pekerjaan dengan

baik bila mereka

berusaha dengan

sungguh-sungguh. *

Pada sebagian besar

pekerjaan, orang

dengan mudah

mencapai apa yang

telah mereka

tetapkan untuk

dicapai. *

Karyawan yang

melaksanakan

pekerjaan dengan

baik biasanya akan

mendapatkan

imbalan yang

sesuai.*

Kurang Memiliki

Inisiatif

Jika auditor kurang

senang dengan

keputusan yang

dibuat atasan mereka

tetap harus

melakukan sesuatu,

seperti memberikan

Page 234: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

209

No Variabel Indikator Pertanyaan Skala Sumber

masukan, usulan dan

memberitahu atasan.

*

Agar dapat

memperoleh

pekerjaan yang

benar-benar bagus,

anda harus

mempunyai anggota

keluarga atau teman

yang menduduki

jabatan (posisi) yang

tinggi.

Kebanyakan auditor

mempunyai lebih

banyak pengaruh

terhadap atasannya,

daripada yang

auditor bayangkan

(pikirkan). *

Ketika memperoleh

pekerjaan yang

bagus, siapa yang

anda kenal dan dekat

lebih tinggi daripada

keahlian dan

kemampuan yang

dimiliki.

Memiliki

Kepercayaan bahwa

Keberhasilan dan

Pencapaian Prestasi

dipengaruhi oleh

Faktor dari Luar

(nasib,

keberuntungan,

lingkungan)

Perbedaan utama

antara orang yang

menghasilkan

banyak uang dengan

yang menghasilkan

sedikit uang adalah

keberuntungan

(nasib baik)

Diperlukan banyak

nasib baik untuk

menjadi karyawan

yang berprestasi.

Promosi biasanya

merupakan

keberuntungan

(nasib baik).

Memperoleh

pekerjaan yang anda

inginkan merupakan

masalah

Page 235: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

210

No Variabel Indikator Pertanyaan Skala Sumber

keberuntungan

(nasib baik).

5 Organization

al

Commitment

Komitmen Afektif Saya merasa senang

menghabiskan

waktu bekerja di

organisasi tempat

saya bekerja.

Likert Meyer

dan

Allen

(1997)

Saya menganggap

masalah organisasi

di tempat saya

bekerja juga seperti

masalah saya

sendiri.

Saya merasa akan

mudah menjadi

terikat pada

organisasi lain

seperti saya terikat

pada organisasi saat

ini. *

Komitmen

Berkelanjutan

Saya merasa sulit

meninggalkan

organisasi tempat

saya bekerja saat ini,

walaupun saya

ingin.

Untuk sekarang

bertahan untuk

organisasi saat ini

lebih kearah

kebutuhan daripada

keinginan.

Saya tidak takut

akan apa yang

mungkin terjadi jika

saya berhenti dari

pekerjaan saya.*

Komitmen Normatif Salah satu alasan

utama saya terus

bekerja di organisasi

ini adalah saya

percaya bahwa

loyalitas itu penting,

karena itu saya

merasa masuk akal

untuk tetap tinggal

di organisasi ini.

Jika saya

mendapatkan

Page 236: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

211

No Variabel Indikator Pertanyaan Skala Sumber

penawaran untuk

pekerjaan yang lebih

baik di tempat lain,

saya merasa tidak

tepat untuk

meninggalkan

organisasi tempat

saya bekerja saat ini.

Saya tidak percaya

bahwa seseorang

harus selalu setia

dengan

organisasinya.*

6 Self Esteem Keberartian diri Seberapa sering

anda diperlakukan

secara serius di KAP

tempat anda bekerja

?

Likert Coopers

mith

(1967),

Fathir

(2011).

Seberapa sering

anda melakukan

rapat bersama

dengan anggota tim

lainnya dalam

menyelesaikan

pekerjaan audit yang

ditugaskan pada tim

anda ?

Kekuatan Individu Seberapa sering

anda dianggap

penting di KAP

tempat anda bekerja

?

Seberapa sering

anda dipercaya

dalam

menyelesaikan

pekerjaan audit ?

Kompetensi Seberapa sering

anda merasa yakin

akan kemampuan

anda menyelesaikan

pekerjaan audit tepat

pada waktunya ?

Seberapa sering

anda bisa

menciptakan suatu

perbedaan atau

inovasi terhadap

pekerjaan anda di

Page 237: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

212

No Variabel Indikator Pertanyaan Skala Sumber

KAP ?

Ketaatan individu

dan kemampuan

memberi contoh

Seberapa sering

anda merasa bahwa

anda telah banyak

membantu dalam

menyelesaikan

pekerjaan audit ?

Seberapa sering

anda merasa bahwa

norma, aturan yang

berlaku ditempat

anda bekerja perlu

ditekankan ?

Seberapa sering

anda merasa perlu

mengingatkan

apabila rekan kerja

anda melakukan

kesalahan ?

7 Need for

Achievement

Inovatif Saya merasa

memerlukan

mencari cara yang

lebih baik ketika

mengerjakan suatu

tugas yang diberikan

kepada saya.

Likert Mc.Clel

land

1987,

Kholidi

ah 2014

Saya merasa perlu

memberikan

gagasan yang baru

dan inovatif

terhadap pekerjaan

yang saya lakukan.

Membutuhkan

feedback

Bagi saya, feedback

atas tugas yang

diberikan

merupakan sesuatu

yang penting.

Saya merasa senang

apabila diberi

reward jika

mengerjakan tugas

dengan baik.

Memiliki Tanggung

Jawab Personal

terhadap Kinerja

Saya merasa

memiliki tanggung

jawab yang besar

terhadap setiap

pekerjaan yang

diberikan kepada

saya.

Page 238: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

213

No Variabel Indikator Pertanyaan Skala Sumber

Bagi saya

menyelesaikan tugas

dengan baik adalah

suatu kepuasan

tersendiri.

Presistence (Tidak

Mudah Menyerah)

Saya memiliki

komitmen yang

tinggi dalam

melaksanakan tugas

yang diberikan

kepada saya,

meskipun tugas itu

sulit.

Saya berusaha

melaksanakan tugas

sebaik mungkin

yang diberikan

kepada saya.

Menyukai Tugas

yang Sulit dan

Menantang

Saya mempunyai

standar prestasi yang

tinggi di KAP

tempat saya bekerja.

Saya lebih menyukai

tugas yang

memerlukan

kemampuan dan

ketrampilan yang

tinggi.

Catatan : tanda (*) dalam tabel diatas memiliki arti pertanyaan tersebut termasuk

dalam kategori unfavorable.

Page 239: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

214

Lampiran 3 Pengumpulan Data Kuesioner

Nama Kantor

Akuntan

Publik

Distribusi Kuesioner Penelitian

Kuesioner

yang

Dikirim

Kuesion

er yang

Kembali

Kuesioner

yang Tidak

Kembali

Kuesioner

yang

Tidak

Lengkap

Kuesioner

yang

Dapat

Diolah

1

KAP Darsono

& Budi Cahyo

Santoso

12 8 4 0 8

2

KAP Acmad,

Rasyid,

Hisbullah &

Jerry (Cab)

10 8 2 0 8

3

KAP Hananata

Budianto &

Rekan

13 9 6 0 9

4 KAP I.

Soetikno 4 4 0 2 2

5 KAP Drs.

Sugeng Pamuji 10 5 5 0 5

6 KAP Tarmizi

Acmad 12 8 4 0 8

7 KAP Sodikin

dan Harijanto 6 4 2 0 4

8

KAP Riza,

Adi, Syahril &

Rekan (Cab)

5 4 1 0 4

9

KAP Bayudi,

Yohana, Suzy

& Arie

12 8 4 0 8

10

KAP Benny,

Tony, Frans &

Daniel (Cab)

10 8 2 0 8

11 KAP Tri Bowo

Yulianti 9 8 1 0 8

Jumlah 103 74 31 2 72

Page 240: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

215

Lampiran 4 Data Statistik Responden

No Keterangan Jumlah Presentase

1. Jenis Kelamin

c. Pria 51 70,83%

d. Wanita 21 29,17%

Jumlah 72 100%

2. Pendidikan Terakhir

f. Pasca Sarjana 6 8,33%

g. Sarjana 58 80,56%

h. Diploma 8 11,11%

i. SMA / SMK sederajat 0 0%

j. Lain – lain 0 0%

Jumlah 72 100%

3. Posisi / Jabatan saat ini

f. Auditor Junior 16 22,22%

g. Auditor Senior 47 65,28%

h. Supervisor 6 8,33%

i. Manajer 1 1,08%

j. Partner 2 2,78%

Jumlah 72 100%

4. Lama Bekerja

d. < 1 tahun 2 2,78%

e. 1 – 3 Tahun 33 45,83%

f. > 3 Tahun 37 51,39%

Jumlah 72 100%

Page 241: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

216

Lampiran 5 Hasil Jawaban Responden Variabel Premature sign off audit procedures

PSO 1 PSO 2 PSO 3 PSO 4 PSO 5 PSO 6 PSO 7 PSO 8 PSO 9 PSO 10 PSO 11 PSO 12 PSO 13 PSO 14 PSO 15 PSO 16 PSO 17 PSO 18 PSO 19 PSO 20

1 KAP ARHJ 1 2 1 2 3 3 3 1 2 3 2 3 2 3 3 3 3 1 1 1 43 R

2 KAP ARHJ 1 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 3 4 3 2 1 3 1 1 1 39 R

3 KAP ARHJ 1 2 1 2 1 2 3 1 1 3 1 3 4 3 2 1 3 1 1 1 37 R

4 KAP ARHJ 3 3 2 4 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 52 S

5 KAP ARHJ 2 1 1 2 2 3 1 1 2 1 1 2 2 1 3 1 3 2 1 1 33 SR

6 KAP ARHJ 1 1 1 1 3 2 2 1 2 1 3 1 1 2 2 3 1 3 2 3 36 R

7 KAP ARHJ 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 26 SR

8 KAP ARHJ 1 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 31 SR

9 KAP SO DIKIN 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 SR

10 KAP SO DIKIN 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 SR

11 KAP SO DIKIN 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 SR

12 KAP SO DIKIN 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 SR

13 KAP TARMIZI 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 61 S

14 KAP TARMIZI 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 61 S

15 KAP TARMIZI 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 88 ST

16 KAP TARMIZI 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 83 T

17 KAP TARMIZI 3 4 5 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 78 T

18 KAP TARMIZI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 T

19 KAP TARMIZI 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 85 ST

20 KAP TARMIZI 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 86 ST

21 KAP HANANTA 3 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 42 R

22 KAP HANANTA 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 55 S

23 KAP HANANTA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 SR

24 KAP HANANTA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 SR

25 KAP HANANTA 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 3 2 1 1 35 SR

26 KAP HANANTA 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 3 2 1 1 35 SR

No Nama Instansi SkorKriter

ia

Page 242: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

217

27 KAP HANANTA 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 28 SR

28 KAP HANANTA 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 3 1 26 SR

29 KAP HANANTA 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 27 SR

30 KAP DARSO NO 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 3 26 SR

31 KAP DARSO NO 2 1 2 2 2 1 2 1 1 3 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 30 SR

32 KAP DARSO NO 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 29 SR

33 KAP DARSO NO 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 3 2 1 2 1 1 29 SR

34 KAP DARSO NO 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 3 2 2 3 1 2 2 33 SR

35 KAP DARSO NO 1 1 3 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 26 SR

36 KAP DARSO NO 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 27 SR

37 KAP DARSO NO 2 3 1 1 1 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1 3 1 1 2 3 37 R

38 KAP RAS 1 2 2 3 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 40 R

39 KAP RAS 2 3 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 29 SR

40 KAP RAS 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 29 SR

41 KAP RAS 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 25 SR

42 KAP SUGENG 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 5 4 4 3 3 3 67 S

43 KAP SUGENG 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 64 S

44 KAP SUGENG 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 5 3 3 3 3 4 69 T

45 KAP SUGENG 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 82 T

46 KAP SUGENG 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 T

47 KAP I SO ETIKNO 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 62 S

48 KAP I SO ETIKNO 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 61 S

49 KAP BYSA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 R

50 KAP BYSA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 21 SR

51 KAP BYSA 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 22 SR

52 KAP BYSA 1 1 2 2 3 3 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 31 SR

53 KAP BYSA 1 1 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43 R

54 KAP BYSA 2 1 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 35 SR

Page 243: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

218

55 KAP BYSA 1 1 3 2 2 2 1 3 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 3 35 SR

56 KAP BYSA 2 1 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 2 1 40 R

57 KAP BTFD 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 33 SR

58 KAP BTFD 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 22 SR

59 KAP BTFD 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 24 SR

60 KAP BTFD 2 1 2 2 3 1 1 2 2 3 1 3 2 3 3 2 2 1 2 1 39 R

61 KAP BTFD 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 2 2 3 40 R

62 KAP BTFD 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 25 SR

63 KAP BTFD 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 23 SR

64 KAP BTFD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 24 SR

65 KAP TBY 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 89 ST

66 KAP TBY 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 79 T

67 KAP TBY 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 5 85 ST

68 KAP TBY 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 86 ST

69 KAP TBY 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 68 T

70 KAP TBY 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 54 S

71 KAP TBY 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 77 T

72 KAP TBY 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 84 ST

RATA - RATA 45,32

KRITERIA R

MO DUS SR

JUMLAH 3263

Page 244: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

219

Lampiran 6 Hasil Jawaban Responden Variabel Time Pressure

TP1 TP2 TP3 TP4 TP5 TP6 TP7 TP8 TP9 TP10 TP11 TP12 TP13 TP14

1 KAP ARHJ 4 5 3 4 4 3 4 5 2 3 3 4 3 3 50 T

2 KAP ARHJ 4 5 3 3 4 3 4 5 2 4 5 4 3 2 51 T

3 KAP ARHJ 4 5 3 3 4 3 4 5 2 4 5 4 3 2 51 T

4 KAP ARHJ 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 41 S

5 KAP ARHJ 4 5 3 5 5 3 4 4 5 4 4 5 4 3 58 ST

6 KAP ARHJ 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 1 1 27 R

7 KAP ARHJ 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 20 SR

8 KAP ARHJ 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 27 R

9 KAP SO DIKIN 3 3 5 3 5 4 4 4 4 1 3 3 3 3 48 T

10 KAP SO DIKIN 3 3 5 4 5 4 4 3 2 1 3 3 3 3 46 S

11 KAP SO DIKIN 3 3 5 3 5 4 4 4 4 1 3 3 3 3 48 T

12 KAP SO DIKIN 3 3 5 3 5 4 4 4 4 1 3 3 3 3 48 T

13 KAP TARMIZI 3 3 3 3 4 2 2 4 2 3 3 2 3 3 40 S

14 KAP TARMIZI 3 4 5 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 4 45 S

15 KAP TARMIZI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56 T

16 KAP TARMIZI 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 45 S

17 KAP TARMIZI 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 43 S

18 KAP TARMIZI 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 47 T

19 KAP TARMIZI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 S

20 KAP TARMIZI 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 44 S

21 KAP HANANTA 3 1 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 34 R

22 KAP HANANTA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 S

23 KAP HANANTA 1 1 5 1 3 1 5 5 1 3 3 1 1 1 32 R

24 KAP HANANTA 1 1 5 2 3 1 5 5 2 3 3 1 1 1 34 R

25 KAP HANANTA 4 3 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 4 3 49 T

26 KAP HANANTA 4 3 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 4 3 49 T

No Nama Instansi Skor Kriteria

Page 245: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

220

27 KAP HANANTA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 R

28 KAP HANANTA 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 28 R

29 KAP HANANTA 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 28 R

30 KAP DARSO NO 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 29 R

31 KAP DARSO NO 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 37 S

32 KAP DARSO NO 2 2 1 2 3 2 1 3 2 2 3 2 2 1 28 R

33 KAP DARSO NO 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 R

34 KAP DARSO NO 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 24 R

35 KAP DARSO NO 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 26 R

36 KAP DARSO NO 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 26 R

37 KAP DARSO NO 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 29 R

38 KAP RAS 2 1 2 2 3 2 3 2 2 1 1 2 2 3 28 R

39 KAP RAS 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 1 25 R

40 KAP RAS 2 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 1 2 2 29 R

41 KAP RAS 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 26 R

42 KAP SUGENG 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 50 T

43 KAP SUGENG 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 47 T

44 KAP SUGENG 4 4 3 4 3 3 3 5 4 4 4 4 3 4 52 T

45 KAP SUGENG 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 S

46 KAP SUGENG 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 43 S

47 KAP I SO ETIKNO 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 44 S

48 KAP I SO ETIKNO 3 3 4 4 3 4 3 5 4 4 3 4 3 4 51 T

49 KAP BYSA 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 58 ST

50 KAP BYSA 3 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 55 T

51 KAP BYSA 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 33 R

52 KAP BYSA 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 3 29 R

53 KAP BYSA 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27 R

54 KAP BYSA 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27 R

Page 246: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

221

55 KAP BYSA 2 3 2 3 2 3 1 2 2 2 2 3 3 2 32 R

56 KAP BYSA 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 36 S

57 KAP BTFD 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 26 R

58 KAP BTFD 1 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 24 R

59 KAP BTFD 3 3 4 3 3 2 3 5 3 2 3 3 3 2 42 S

60 KAP BTFD 4 4 4 3 3 2 3 4 3 2 2 2 3 4 43 S

61 KAP BTFD 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 25 R

62 KAP BTFD 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 30 R

63 KAP BTFD 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 28 R

64 KAP BTFD 3 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 26 R

65 KAP TBY 4 3 4 4 5 4 3 4 5 4 4 3 4 5 56 T

66 KAP TBY 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 48 T

67 KAP TBY 4 4 3 4 3 3 3 5 4 4 4 4 3 4 52 T

68 KAP TBY 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 60 ST

69 KAP TBY 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 46 S

70 KAP TBY 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 36 S

71 KAP TBY 3 3 4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 52 T

72 KAP TBY 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 42 S

JUMLAH 2796

RATA - RATA 38,83

KRITERIA S

MO DUS R

Page 247: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

222

Page 248: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

223

Lampiran 7 Hasil Jawaban Responden Variabel Audit Risk

No Nama Instansi

Skor Kriteria AR1 AR2 AR3 AR4 AR5 AR6

1 KAP ARHJ 1 2 3 2 3 2 13 R

2 KAP ARHJ 1 2 3 2 2 2 12 R

3 KAP ARHJ 1 2 3 2 2 2 12 R

4 KAP ARHJ 2 1 3 2 3 3 14 R

5 KAP ARHJ 5 1 2 2 3 2 15 R

6 KAP ARHJ 2 2 1 3 2 2 12 R

7 KAP ARHJ 2 1 1 1 2 1 8 SR

8 KAP ARHJ 2 2 2 2 2 2 12 R

9 KAP SODIKIN 1 1 2 1 1 2 8 SR

10 KAP SODIKIN 1 1 2 1 1 2 8 SR

11 KAP SODIKIN 1 1 2 1 1 1 7 SR

12 KAP SODIKIN 1 1 2 1 1 2 8 SR

13 KAP TARMIZI 1 2 1 1 1 1 7 SR

14 KAP TARMIZI 1 1 2 1 2 3 10 SR

15 KAP TARMIZI 3 4 4 4 4 4 23 T

16 KAP TARMIZI 3 3 3 4 4 3 20 S

17 KAP TARMIZI 4 4 3 3 3 3 20 S

18 KAP TARMIZI 3 3 3 3 3 3 18 S

19 KAP TARMIZI 4 4 3 3 4 4 22 T

20 KAP TARMIZI 4 4 3 3 4 4 22 T

21 KAP HANANTA 2 2 2 2 2 2 12 R

22 KAP HANANTA 4 2 2 2 1 3 14 R

23 KAP HANANTA 1 1 2 1 1 2 8 SR

24 KAP HANANTA 1 1 2 1 1 2 8 SR

25 KAP HANANTA 1 2 2 1 2 2 10 SR

26 KAP HANANTA 1 2 2 1 2 2 10 SR

27 KAP HANANTA 2 2 2 2 2 2 12 R

28 KAP HANANTA 2 2 2 2 2 2 12 R

29 KAP HANANTA 1 2 2 2 2 2 11 R

30 KAP DARSONO 2 2 2 2 2 2 12 R

31 KAP DARSONO 1 3 2 1 1 3 11 R

32 KAP DARSONO 1 2 2 2 2 2 11 R

33 KAP DARSONO 2 2 2 1 2 1 10 SR

34 KAP DARSONO 2 2 2 3 2 2 13 R

35 KAP DARSONO 1 1 2 2 2 1 9 SR

36 KAP DARSONO 2 1 2 2 1 2 10 SR

37 KAP DARSONO 2 2 2 2 2 2 12 R

Page 249: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

224

38 KAP RAS 1 2 2 1 1 1 8 SR

39 KAP RAS 2 2 2 3 2 2 13 R

40 KAP RAS 1 1 2 2 1 1 8 SR

41 KAP RAS 1 1 1 2 2 2 9 SR

42 KAP SUGENG 3 3 3 2 4 4 19 S

43 KAP SUGENG 3 3 3 2 4 4 19 S

44 KAP SUGENG 3 4 4 3 3 3 20 S

45 KAP SUGENG 5 4 4 4 4 4 25 T

46 KAP SUGENG 4 4 4 4 4 4 24 T

47 KAP I SOETIKNO 3 4 4 4 3 3 21 T

48 KAP I SOETIKNO 3 3 3 3 3 3 18 S

49 KAP BYSA 2 2 2 2 2 2 12 R

50 KAP BYSA 2 2 2 2 2 2 12 R

51 KAP BYSA 2 2 3 2 2 3 14 R

52 KAP BYSA 2 2 2 2 1 2 11 R

53 KAP BYSA 2 2 2 1 1 2 10 SR

54 KAP BYSA 1 1 2 1 1 2 8 SR

55 KAP BYSA 1 1 2 2 2 2 10 SR

56 KAP BYSA 2 2 3 3 1 2 13 R

57 KAP BTFD 1 2 2 2 2 1 10 SR

58 KAP BTFD 1 1 1 1 1 1 6 SR

59 KAP BTFD 1 2 2 2 2 2 11 R

60 KAP BTFD 2 2 3 2 3 3 15 R

61 KAP BTFD 1 1 1 1 1 1 6 SR

62 KAP BTFD 1 2 1 1 2 1 8 SR

63 KAP BTFD 2 1 1 1 1 1 7 SR

64 KAP BTFD 1 1 2 1 1 2 8 SR

65 KAP TBY 4 5 5 4 4 5 27 ST

66 KAP TBY 4 5 5 5 4 4 27 ST

67 KAP TBY 4 4 3 3 3 4 21 T

68 KAP TBY 4 4 4 4 4 5 25 T

69 KAP TBY 4 3 3 4 4 4 22 T

70 KAP TBY 3 3 3 3 3 3 18 S

71 KAP TBY 4 3 3 4 3 3 20 S

72 KAP TBY 3 4 3 3 3 3 19 S

JUMLAH 980

RATA - RATA 13,61

KRITERIA R

MODUS SR

Page 250: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

225

Page 251: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

1

Lampiran 8 Hasil Jawaban Responden Variabel Locus of Control

No Nama Instansi

Skor Kriteria LOC

1

LOC

2

LO

C5

LOC

6

LOC

7

LOC

8

LOC

9

LOC

10

LOC

11

LOC

12

1 KAP ARHJ 1 2 2 4 2 3 2 3 2 4 25 R

2 KAP ARHJ 1 2 2 3 1 3 1 2 2 4 21 R

3 KAP ARHJ 1 2 2 3 1 3 1 2 2 4 21 R

4 KAP ARHJ 1 4 3 3 2 3 3 3 4 3 29 S

5 KAP ARHJ 1 2 2 4 2 3 2 3 2 4 25 R

6 KAP ARHJ 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 17 SR

7 KAP ARHJ 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 17 SR

8 KAP ARHJ 1 2 2 3 3 2 2 3 2 1 21 R

9 KAP SODIKIN 1 2 1 1 3 3 3 2 2 2 20 R

10 KAP SODIKIN 1 2 1 1 3 3 3 2 2 2 20 R

11 KAP SODIKIN 1 2 1 1 3 3 3 2 2 2 20 R

12 KAP SODIKIN 1 2 1 1 3 3 3 2 2 2 20 R

13 KAP TARMIZI 3 3 4 4 3 3 2 4 3 3 32 S

14 KAP TARMIZI 1 3 1 2 2 4 3 2 3 3 24 R

15 KAP TARMIZI 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39 T

16 KAP TARMIZI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 S

17 KAP TARMIZI 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 39 T

18 KAP TARMIZI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 S

19 KAP TARMIZI 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 40 T

20 KAP TARMIZI 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 32 S

21 KAP HANANTA 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 27 S

22 KAP HANANTA 2 2 2 4 1 5 5 2 4 4 31 S

23 KAP HANANTA 1 3 2 3 2 4 4 2 5 5 31 S

24 KAP HANANTA 1 3 2 3 2 4 4 2 5 5 31 S

25 KAP HANANTA 2 5 2 5 2 4 4 2 5 5 36 T

26 KAP HANANTA 2 5 2 5 2 4 4 2 5 5 36 T

27 KAP HANANTA 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 22 R

28 KAP HANANTA 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 16 SR

29 KAP HANANTA 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 19 R

30 KAP DARSONO 2 4 2 4 2 4 3 3 3 3 30 S

31 KAP DARSONO 1 2 3 2 1 2 3 3 2 3 22 R

32 KAP DARSONO 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 19 R

33 KAP DARSONO 3 3 2 1 2 2 3 2 2 2 22 R

34 KAP DARSONO 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 21 R

35 KAP DARSONO 2 2 1 2 2 2 1 3 2 2 19 R

36 KAP DARSONO 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 20 R

37 KAP DARSONO 2 2 3 3 3 2 3 2 1 1 22 R

Page 252: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

2

38 KAP RAS 2 3 2 2 2 1 2 3 2 1 20 R

39 KAP RAS 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 21 R

40 KAP RAS 1 2 3 2 2 3 1 1 2 1 18 R

41 KAP RAS 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 21 R

42 KAP SUGENG 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 34 T

43 KAP SUGENG 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 34 T

44 KAP SUGENG 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 36 T

45 KAP SUGENG 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 35 T

46 KAP SUGENG 5 4 3 3 3 3 3 3 3 3 33 S

47

KAP I

SOETIKNO 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 35 T

48 KAP I

SOETIKNO 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 34 T

49 KAP BYSA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 R

50 KAP BYSA 1 3 2 3 1 2 3 3 3 3 24 R

51 KAP BYSA 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 26 S

52 KAP BYSA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 R

53 KAP BYSA 2 1 1 1 1 2 1 3 1 1 14 SR

54 KAP BYSA 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 16 SR

55 KAP BYSA 1 3 2 1 1 2 1 1 2 1 15 SR

56 KAP BYSA 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 15 SR

57 KAP BTFD 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 20 R

58 KAP BTFD 1 1 1 3 1 2 3 2 3 2 19 R

59 KAP BTFD 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 19 R

60 KAP BTFD 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 24 R

61 KAP BTFD 2 1 3 1 3 2 1 2 1 2 18 R

62 KAP BTFD 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 12 SR

63 KAP BTFD 2 1 3 2 1 2 2 1 1 1 16 SR

64 KAP BTFD 1 2 1 1 1 1 1 2 3 2 15 SR

65 KAP TBY 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 35 T

66 KAP TBY 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 34 T

67 KAP TBY 4 4 2 5 3 4 4 3 4 4 37 T

68 KAP TBY 4 4 4 5 3 4 4 5 5 4 42 ST

69 KAP TBY 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 37 T

70 KAP TBY 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 27 S

71 KAP TBY 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 37 T

72 KAP TBY 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 31 S

JUMLAH 1840

RATA - RATA 25,56

KRITERIA S

MODUS R

Page 253: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

3

Lampiran 9 Hasil Jawaban Responden Variabel Organizational Commitment

No Nama Instansi

Skor Kriteria OC1 OC2 OC3 OC4 OC5 OC6 OC7 OC8 OC9

1 KAP ARHJ 4 4 2 2 2 1 2 3 2 22 R

2 KAP ARHJ 4 4 2 2 2 1 2 3 2 22 R

3 KAP ARHJ 4 4 2 2 2 1 2 3 4 24 S

4 KAP ARHJ 3 4 3 3 3 3 3 3 3 28 S

5 KAP ARHJ 4 4 2 2 2 1 2 3 2 22 R

6 KAP ARHJ 4 5 5 4 4 3 4 4 4 37 ST

7 KAP ARHJ 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 T

8 KAP ARHJ 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 T

9 KAP SODIKIN 4 4 4 3 3 4 4 3 5 34 T

10 KAP SODIKIN 4 4 4 3 3 4 4 3 5 34 T

11 KAP SODIKIN 4 4 4 3 3 4 4 3 5 34 T

12 KAP SODIKIN 4 4 5 3 3 4 4 3 5 35 T

13 KAP TARMIZI 4 4 4 4 2 3 4 3 2 30 T

14 KAP TARMIZI 3 4 3 3 2 3 2 3 3 26 S

15 KAP TARMIZI 2 1 1 2 2 2 1 1 2 14 SR

16 KAP TARMIZI 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 R

17 KAP TARMIZI 2 1 1 2 2 2 2 2 2 16 R

18 KAP TARMIZI 2 2 2 1 2 2 2 2 2 17 R

19 KAP TARMIZI 2 2 3 2 2 2 1 2 2 18 R

20 KAP TARMIZI 1 1 2 1 2 1 1 1 1 11 SR

21 KAP HANANTA 4 4 3 3 3 3 3 3 3 29 S

22 KAP HANANTA 3 3 3 3 2 2 4 4 2 26 S

23 KAP HANANTA 2 2 2 2 3 2 4 2 4 23 S

24 KAP HANANTA 2 2 2 2 3 2 4 2 4 23 S

25 KAP HANANTA 2 2 2 2 3 2 4 2 4 23 S

26 KAP HANANTA 2 2 2 2 3 2 4 2 4 23 S

27 KAP HANANTA 4 4 3 4 3 3 4 4 4 33 T

28 KAP HANANTA 4 3 3 4 4 3 4 4 4 33 T

29 KAP HANANTA 4 3 4 4 4 4 4 4 4 35 T

30 KAP DARSONO 4 4 4 4 2 2 4 4 2 30 T

31 KAP DARSONO 4 3 2 3 3 3 3 3 4 28 S

32 KAP DARSONO 3 3 4 3 3 3 4 3 4 30 T

33 KAP DARSONO 3 3 3 3 4 3 3 3 3 28 S

34 KAP DARSONO 3 3 4 4 3 3 4 4 4 32 T

35 KAP DARSONO 4 4 4 3 3 3 4 4 3 32 T

36 KAP DARSONO 3 4 4 4 3 4 5 4 3 34 T

37 KAP DARSONO 4 4 4 4 3 3 4 4 3 33 T

Page 254: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

4

38 KAP RAS 3 4 3 4 4 4 3 4 3 32 T

39 KAP RAS 4 5 4 4 5 4 4 3 4 37 ST

40 KAP RAS 3 5 3 4 4 4 3 5 4 35 T

41 KAP RAS 4 5 5 4 4 4 4 5 4 39 ST

42 KAP SUGENG 2 2 3 2 2 2 3 2 2 20 R

43 KAP SUGENG 2 2 2 2 3 3 2 1 2 19 R

44 KAP SUGENG 2 2 1 2 1 2 2 1 2 15 SR

45 KAP SUGENG 2 2 1 2 1 1 1 2 1 13 SR

46 KAP SUGENG 1 1 2 1 1 1 2 1 1 11 SR

47 KAP I SOETIKNO 3 2 2 3 2 2 2 3 1 20 R

48 KAP I SOETIKNO 2 2 2 1 3 3 2 2 3 20 R

49 KAP BYSA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 T

50 KAP BYSA 4 4 3 3 3 3 3 3 3 29 S

51 KAP BYSA 4 4 3 3 4 4 4 4 3 33 T

52 KAP BYSA 4 4 3 3 3 3 3 3 3 29 S

53 KAP BYSA 4 4 4 5 3 3 4 4 3 34 T

54 KAP BYSA 4 4 4 5 4 4 4 4 4 37 ST

55 KAP BYSA 5 5 4 5 4 4 4 4 4 39 ST

56 KAP BYSA 5 5 5 5 4 5 4 5 5 43 ST

57 KAP BTFD 4 3 4 4 3 3 3 4 3 31 T

58 KAP BTFD 4 4 3 3 3 4 3 2 3 29 S

59 KAP BTFD 4 5 2 2 2 4 5 3 2 29 S

60 KAP BTFD 4 5 4 4 2 3 4 4 4 34 T

61 KAP BTFD 4 4 4 5 4 4 5 4 3 37 ST

62 KAP BTFD 5 5 5 4 3 3 5 4 3 37 ST

63 KAP BTFD 4 5 5 5 4 4 5 5 4 41 ST

64 KAP BTFD 5 5 4 5 4 4 4 5 5 41 ST

65 KAP TBY 2 2 3 2 2 2 3 2 2 20 R

66 KAP TBY 2 2 2 2 3 3 2 1 2 19 R

67 KAP TBY 2 2 1 2 1 2 2 1 2 15 SR

68 KAP TBY 2 2 1 2 1 1 1 2 1 13 SR

69 KAP TBY 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 R

70 KAP TBY 2 3 3 3 3 3 3 3 3 26 S

71 KAP TBY 3 3 2 2 2 2 3 2 2 21 R

72 KAP TBY 2 2 2 2 1 2 2 2 1 16 R

JUMLAH 1977

RATA - RATA 27,46

KRITERIA S

MODUS T

Page 255: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

5

Lampiran 10 Hasil Jawaban Responden Variabel Self Esteem

No Nama Instansi

Skor Kriteria SE1 SE2 SE3 SE4 SE5 SE6 SE7 SE8 SE9

1 KAP ARHJ 4 5 3 4 4 2 4 4 3 33 T

2 KAP ARHJ 4 5 3 4 4 2 4 4 3 33 T

3 KAP ARHJ 4 5 3 4 4 2 4 4 3 33 T

4 KAP ARHJ 3 3 4 3 3 3 4 3 3 29 S

5 KAP ARHJ 4 5 3 4 4 2 4 5 3 34 T

6 KAP ARHJ 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 ST

7 KAP ARHJ 4 4 5 5 4 4 4 4 5 39 ST

8 KAP ARHJ 4 5 5 5 5 5 5 5 5 44 ST

9 KAP SODIKIN 5 5 5 5 5 3 5 4 4 41 ST

10 KAP SODIKIN 5 5 5 5 5 3 5 4 4 41 ST

11 KAP SODIKIN 5 5 5 5 5 3 5 4 4 41 ST

12 KAP SODIKIN 5 5 5 5 5 3 5 4 4 41 ST

13 KAP TARMIZI 4 4 3 4 3 4 2 3 3 30 T

14 KAP TARMIZI 3 4 4 4 4 3 4 3 3 32 T

15 KAP TARMIZI 2 2 2 1 2 2 2 1 1 15 SR

16 KAP TARMIZI 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 R

17 KAP TARMIZI 2 2 2 1 2 2 1 1 2 15 SR

18 KAP TARMIZI 2 2 2 1 1 1 1 1 1 12 SR

19 KAP TARMIZI 2 1 1 2 2 1 1 1 2 13 SR

20 KAP TARMIZI 2 1 1 2 2 1 1 1 2 13 SR

21 KAP HANANTA 3 4 3 4 4 4 4 4 4 34 T

22 KAP HANANTA 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 ST

23 KAP HANANTA 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 ST

24 KAP HANANTA 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 ST

25 KAP HANANTA 4 5 5 4 5 5 4 5 5 42 ST

26 KAP HANANTA 4 5 5 4 5 5 4 5 5 42 ST

27 KAP HANANTA 4 4 4 3 4 5 5 5 5 39 ST

28 KAP HANANTA 4 3 4 5 4 4 5 4 4 37 ST

29 KAP HANANTA 3 3 4 4 3 5 4 3 4 33 T

30 KAP DARSONO 2 2 2 2 2 2 1 4 4 21 R

31 KAP DARSONO 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35 T

32 KAP DARSONO 3 4 4 5 5 4 4 4 5 38 ST

33 KAP DARSONO 4 4 5 4 4 4 4 4 5 38 ST

34 KAP DARSONO 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 T

35 KAP DARSONO 4 4 5 5 5 4 5 5 5 42 ST

36 KAP DARSONO 3 4 4 4 5 4 4 5 4 37 ST

Page 256: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

6

37 KAP DARSONO 4 4 4 5 4 5 5 5 5 41 ST

38 KAP RAS 5 4 4 3 4 5 5 4 5 39 ST

39 KAP RAS 4 3 5 5 5 3 5 5 4 39 ST

40 KAP RAS 4 4 3 4 5 4 4 4 4 36 T

41 KAP RAS 3 4 4 5 4 4 4 4 3 35 T

42 KAP SUGENG 3 3 3 2 3 3 2 3 3 25 S

43 KAP SUGENG 2 3 3 2 3 3 3 3 2 24 S

44 KAP SUGENG 2 3 3 3 2 2 3 2 3 23 S

45 KAP SUGENG 2 2 2 1 1 1 1 2 2 14 SR

46 KAP SUGENG 1 1 2 2 1 1 1 2 2 13 SR

47 KAP I SOETIKNO 3 3 3 2 2 3 3 3 3 25 S

48 KAP I SOETIKNO 3 3 3 2 3 3 3 3 2 25 S

49 KAP BYSA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 T

50 KAP BYSA 4 4 4 5 5 5 5 5 5 42 ST

51 KAP BYSA 4 3 3 4 4 4 4 4 4 34 T

52 KAP BYSA 4 3 3 4 4 4 4 4 4 34 T

53 KAP BYSA 4 4 4 3 4 3 4 4 4 34 T

54 KAP BYSA 5 4 4 3 4 3 4 4 4 35 T

55 KAP BYSA 5 4 4 4 4 3 4 4 5 37 ST

56 KAP BYSA 4 4 4 3 4 4 3 4 4 34 T

57 KAP BTFD 3 3 4 4 4 3 3 4 4 32 T

58 KAP BTFD 3 5 3 4 4 4 4 4 4 35 T

59 KAP BTFD 5 4 4 5 5 4 4 5 4 40 ST

60 KAP BTFD 4 3 2 3 3 2 2 3 2 24 S

61 KAP BTFD 4 3 4 3 4 4 4 4 4 34 T

62 KAP BTFD 5 5 4 5 5 5 5 5 5 44 ST

63 KAP BTFD 5 5 5 5 5 5 5 5 4 44 ST

64 KAP BTFD 4 5 5 4 5 5 5 5 5 43 ST

65 KAP TBY 3 3 3 2 3 3 2 3 3 25 S

66 KAP TBY 2 3 3 2 3 3 3 3 2 24 S

67 KAP TBY 2 3 3 3 2 2 3 2 3 23 S

68 KAP TBY 2 2 2 1 1 1 1 2 2 14 SR

69 KAP TBY 4 2 2 1 2 2 1 2 3 19 R

70 KAP TBY 3 3 3 3 3 3 3 3 4 28 S

71 KAP TBY 2 3 3 2 2 2 3 2 2 21 R

72 KAP TBY 2 1 2 2 2 1 1 2 2 15 SR

JUMLAH 2301

RATA - RATA 31,96

KRITERIA T

MODUS ST

Page 257: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

7

Lampiran 11 Hasil Jawaban Responden Variabel Self Esteem

No Nama Instansi

Skor Kriteria NF

A1

NF

A2

NF

A3

NF

A4

NF

A5

NF

A6

NF

A7

NF

A8

NFA

9

NFA

10

1 KAP ARHJ 5 4 4 5 5 2 4 5 4 5 43 ST

2 KAP ARHJ 5 4 4 5 5 3 4 5 4 5 44 ST

3 KAP ARHJ 5 4 4 5 5 3 4 5 4 5 44 ST

4 KAP ARHJ 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39 T

5 KAP ARHJ 5 5 4 5 4 2 4 5 4 5 43 ST

6 KAP ARHJ 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 47 ST

7 KAP ARHJ 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 43 ST

8 KAP ARHJ 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 49 ST

9 KAP SODIKIN 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5 39 T

10 KAP SODIKIN 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5 39 T

11 KAP SODIKIN 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 40 T

12 KAP SODIKIN 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5 39 T

13 KAP TARMIZI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 ST

14 KAP TARMIZI 3 5 5 5 5 4 5 5 3 3 43 ST

15 KAP TARMIZI 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 22 R

16 KAP TARMIZI 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 22 R

17 KAP TARMIZI 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 22 R

18 KAP TARMIZI 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 31 S

19 KAP TARMIZI 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 31 S

20 KAP TARMIZI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 S

21 KAP HANANTA 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 38 T

22 KAP HANANTA 5 5 5 5 4 4 4 5 1 1 39 T

23 KAP HANANTA 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 47 ST

24 KAP HANANTA 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 47 ST

25 KAP HANANTA 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 37 T

26 KAP HANANTA 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 37 T

27 KAP HANANTA 4 4 3 4 4 3 4 4 5 5 40 T

28 KAP HANANTA 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 44 ST

29 KAP HANANTA 5 4 4 3 4 5 4 3 5 5 42 ST

30 KAP DARSONO 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 39 T

31 KAP DARSONO 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 42 ST

32 KAP DARSONO 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 45 ST

33 KAP DARSONO 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 44 ST

34 KAP DARSONO 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 43 ST

35 KAP DARSONO 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 43 ST

Page 258: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

8

36 KAP DARSONO 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 44 ST

37 KAP DARSONO 5 4 4 3 4 5 5 5 5 5 45 ST

38 KAP RAS 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 46 ST

39 KAP RAS 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 45 ST

40 KAP RAS 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 42 ST

41 KAP RAS 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 44 ST

42 KAP SUGENG 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 29 S

43 KAP SUGENG 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 S

44 KAP SUGENG 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 31 S

45 KAP SUGENG 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 37 T

46 KAP SUGENG 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 33 S

47 KAP I

SOETIKNO 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 26 S

48 KAP I

SOETIKNO 2 2 2 2 3 3 3 1 3 3 24 R

49 KAP BYSA 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 32 S

50 KAP BYSA 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 40 T

51 KAP BYSA 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39 T

52 KAP BYSA 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 43 ST

53 KAP BYSA 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 44 ST

54 KAP BYSA 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 48 ST

55 KAP BYSA 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 48 ST

56 KAP BYSA 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 49 ST

57 KAP BTFD 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 44 ST

58 KAP BTFD 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 ST

59 KAP BTFD 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 47 ST

60 KAP BTFD 4 3 3 4 3 4 5 4 4 4 38 T

61 KAP BTFD 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 47 ST

62 KAP BTFD 3 3 5 5 5 5 5 3 5 3 42 ST

63 KAP BTFD 5 4 5 4 5 5 4 5 3 3 43 ST

64 KAP BTFD 5 4 5 4 5 3 3 5 5 5 44 ST

65 KAP TBY 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 23 R

66 KAP TBY 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 22 R

67 KAP TBY 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 23 R

68 KAP TBY 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 21 R

69 KAP TBY 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 S

70 KAP TBY 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 32 S

71 KAP TBY 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 31 S

72 KAP TBY 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 S

JUMLAH 2774

RATA - RATA 38,53

KRITERIA T

Page 259: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

9

MODUS ST

Lampiran 12 Kriteria Penilaian Persentase Per-Indikator

DP =

Keterangan:

DP : Deskriptif Persentase (%)

n : Jumlah nilai yang diperoleh

N : Jumlah nilai ideal

Kriteria interval di dapat dari perhitungan sebagai berikut:

Persentase maksimal :

Persentase minimal :

Rentang : 100% - 20% = 80%

Panjang kelas interval : 80% : 5 = 16%

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan diatas, maka dapat

disusun tabel interval nilai persentase indikator penelitian pada gambar

tabel berikut.

Interval Persen Kriteria

84% < Skor ≤ 100% Sangat Tinggi

68% < Skor≤ 84% Tinggi

52% < Skor ≤ 68% Sedang

36% < Skor ≤ 52% Rendah

20% < Skor≤ 36% Sangat Rendah

Sumber : Data primer diolah, 2016

Page 260: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

10

Page 261: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

11

Lampiran 13 Uji Validitas

Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)

Original

Sample

(O)

Sample

Mean (M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|)

P

Values

PSO1 <- PSO 0.932 0.932 0.014 66.364 0.000

PSO2 <- PSO 0.915 0.914 0.023 39.902 0.000

PSO3 <- PSO 0.916 0.913 0.024 37.724 0.000

PSO4 <- PSO 0.852 0.850 0.032 26.678 0.000

PSO5 <- PSO 0.886 0.885 0.027 32.445 0.000

PSO6 <- PSO 0.901 0.900 0.020 43.964 0.000

PSO7 <- PSO 0.910 0.907 0.023 40.272 0.000

PSO8 <- PSO 0.926 0.926 0.016 57.204 0.000

PSO9 <- PSO 0.936 0.936 0.013 72.733 0.000

PSO10 <- PSO 0.905 0.903 0.021 43.382 0.000

PSO11 <- PSO 0.935 0.934 0.012 75.945 0.000

PSO12 <- PSO 0.924 0.924 0.015 60.367 0.000

PSO13 <- PSO 0.908 0.908 0.027 33.162 0.000

PSO14 <- PSO 0.888 0.886 0.025 35.988 0.000

PSO15 <- PSO 0.876 0.874 0.026 33.874 0.000

PSO16 <- PSO 0.883 0.883 0.029 30.844 0.000

PSO17 <- PSO 0.840 0.840 0.029 28.877 0.000

PSO18 <- PSO 0.934 0.933 0.015 60.480 0.000

PSO19 <- PSO 0.921 0.921 0.020 45.893 0.000

PSO20 <- PSO 0.883 0.884 0.028 31.926 0.000

TP1 <- TP 0.871 0.875 0.023 37.527 0.000

TP2 <- TP 0.791 0.794 0.035 22.493 0.000

TP3 <- TP 0.689 0.676 0.102 6.736 0.000

TP4 <- TP 0.906 0.906 0.016 56.454 0.000

TP5 <- TP 0.753 0.745 0.062 12.056 0.000

TP6 <- TP 0.726 0.729 0.047 15.558 0.000

TP7 <- TP 0.664 0.647 0.119 5.575 0.000

TP8 <- TP 0.712 0.698 0.102 6.975 0.000

TP9 <- TP 0.794 0.792 0.049 16.225 0.000

TP10 <- TP 0.717 0.719 0.066 10.825 0.000

TP11 <- TP 0.838 0.833 0.037 22.461 0.000

TP12 <- TP 0.889 0.889 0.022 40.183 0.000

TP13 <- TP 0.896 0.897 0.017 51.191 0.000

Page 262: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

12

Original

Sample

(O)

Sample

Mean (M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|)

P

Values

TP14 <- TP 0.787 0.795 0.037 21.147 0.000

AR1 <- AR 0.865 0.863 0.043 19.941 0.000

AR2 <- AR 0.916 0.916 0.023 39.656 0.000

AR3 <- AR 0.890 0.889 0.023 38.034 0.000

AR4 <- AR 0.895 0.893 0.027 33.087 0.000

AR5 <- AR 0.905 0.903 0.021 43.449 0.000

AR6 <- AR 0.908 0.906 0.019 48.170 0.000

LOC1 <- LOC 0.777 0.781 0.035 22.166 0.000

LOC2 <- LOC 0.846 0.845 0.035 24.220 0.000

LOC5 <- LOC 0.688 0.695 0.069 9.911 0.000

LOC6 <- LOC 0.816 0.811 0.037 21.980 0.000

LOC7 <- LOC 0.696 0.700 0.059 11.770 0.000

LOC8 <- LOC 0.720 0.710 0.054 13.373 0.000

LOC9 <- LOC 0.777 0.770 0.048 16.050 0.000

LOC10 <- LOC 0.773 0.772 0.047 16.542 0.000

LOC11 <- LOC 0.781 0.773 0.060 12.992 0.000

LOC12 <- LOC 0.772 0.766 0.057 13.605 0.000

OC1 <- OC 0.851 0.850 0.031 27.027 0.000

OC2 <- OC 0.867 0.867 0.026 33.031 0.000

OC3 <- OC 0.882 0.879 0.025 34.831 0.000

OC4 <- OC 0.888 0.885 0.022 40.919 0.000

OC5 <- OC 0.816 0.812 0.040 20.493 0.000

OC6 <- OC 0.839 0.835 0.034 24.991 0.000

OC7 <- OC 0.838 0.836 0.031 27.302 0.000

OC8 <- OC 0.885 0.884 0.023 37.979 0.000

OC9 <- OC 0.792 0.788 0.039 20.377 0.000

SE1 <- SE 0.860 0.859 0.033 26.040 0.000

SE2 <- SE 0.884 0.883 0.028 31.083 0.000

SE3 <- SE 0.909 0.908 0.018 51.136 0.000

SE4 <- SE 0.905 0.905 0.020 44.959 0.000

SE5 <- SE 0.955 0.955 0.008 114.216 0.000

SE6 <- SE 0.849 0.848 0.038 22.213 0.000

SE7 <- SE 0.938 0.937 0.014 65.237 0.000

SE8 <- SE 0.933 0.933 0.017 53.719 0.000

SE9 <- SE 0.894 0.893 0.022 40.243 0.000

NFA1 <- NFA 0.783 0.783 0.054 14.600 0.000

NFA2 <- NFA 0.845 0.842 0.034 24.740 0.000

NFA3 <- NFA 0.867 0.866 0.030 28.879 0.000

Page 263: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

13

Original

Sample

(O)

Sample

Mean (M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|)

P

Values

NFA4 <- NFA 0.860 0.858 0.037 23.306 0.000

NFA5 <- NFA 0.884 0.883 0.025 35.375 0.000

NFA6 <- NFA 0.726 0.726 0.062 11.729 0.000

NFA7 <- NFA 0.868 0.867 0.033 26.109 0.000

NFA8 <- NFA 0.879 0.876 0.032 27.325 0.000

NFA9 <- NFA 0.799 0.794 0.060 13.227 0.000

NFA10 <- NFA 0.820 0.815 0.063 13.037 0.000

Diagram Average Variance Extracted (AVE)

Average Variance

Extracted (AVE)

PSO 0.817

TP 0.627

AR 0.804

LOC 0.587

OC 0.725

SE 0.816

NFA 0.696

Page 264: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

14

Lampiran 14 Uji Reliabilitas

Diagram Composite Reliability

Diagram Cronbach’s Alpha

Page 265: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

15

Lampiran 15 Diagram R-Square

R

Square

NFA 0.539

PSO 0.857

SE 0.578

Page 266: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

16

Lampiran 16 Path Coefficient (direct effect)

Path Coefficient (Mean, STDEV, T-Values, P Values)

Original

Sample

(O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|) P Values

TP -> PSO 0.053 0.051 0.073 0.718 0.237

AR -> PSO 0.326 0.335 0.130 2.514 0.006

LOC -> PSO 0.123 0.106 0.148 0.833 0.202

OC -> PSO -0.077 -0.098 0.119 0.644 0.260

OC -> SE 0.760 0.758 0.052 14.526 0.000

OC -> NFA 0.734 0.735 0.047 15.771 0.000

SE -> PSO -0.399 -0.380 0.132 3.023 0.001

NFA -> PSO -0.038 -0.045 0.116 0.330 0.371

Page 267: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

17

Lampiran 17 Path Coefficient (indirect effect)

Indirect effect (STDEV, T-Values, P Values)

Original

Sample

(O)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|) P Values

OC -> SE -> PSO -0,303 0.102 2.953 0.003

OC->NFA->PSO -0,028 0,126 0,327 0,371

Aroian dari Sobel test

Dimana:

P1 adalah koefisien path pengaruh variabel independen terhadap variabel mediasi

P2 adalah koefisien path pengaruh variabel mediasi terhadap variabel dependen

SP1 adalah standard error dari koefisien path p1

SP2 adalah standard error dari koefisien path p2

Page 268: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

18

Lampiran 18 Uji Full Model SEM PLS Algoritm

Page 269: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

19

Lampiran 19 Full Model Bootstraping SmartPLS 3.0

Page 270: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

20

Lampiran 20 Surat Izin Penelitian

Page 271: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

21

Page 272: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

22

Lampiran 21 Surat Keterangan Penelitian

Page 273: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

23

Page 274: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

24

Page 275: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

25

Page 276: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

26

Page 277: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

27

Page 278: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

28

Page 279: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

29

Page 280: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

30

Page 281: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

31

Page 282: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

32

Page 283: DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT …lib.unnes.ac.id/26025/1/7211412132.pdfi DETERMINAN PREMATURE SIGN OFF AUDIT PROCEDURES DENGAN MEDIASI SELF ESTEEM DAN NEED FOR ACHIEVEMENT (

33