diabetes self management education · pdf filediabetes mellitus clients at chronic disease...

84
i PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DIABETES SELF MANAGEMENT EDUCATION (DSME) TERHADAP KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES TIPE II DI PROLANIS PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : Rangga Aji Nur Wahid ST 14 050 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

Upload: dangkhue

Post on 06-Feb-2018

238 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

i

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DIABETES SELF

MANAGEMENT EDUCATION (DSME) TERHADAP

KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES

TIPE II DI PROLANIS PUSKESMAS

GAJAHAN SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

Rangga Aji Nur Wahid

ST 14 050

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 2: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

ii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rangga Aji Nur Wahid

NIM : ST 14050

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1) Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKES Kusuma Husada

Surakarta maupun di perguruan tinggi lain.

2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukan tim

penguji.

3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama

pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka

saya bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan gelar yang

telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma

yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Page 3: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DIABETES SELF

MANAGEMENT EDUCATION (DSME) TERHADAP KADAR GULA

DARAH PASIEN DIABETES TIPE II DI PROLANIS PUSKESMAS

GAJAHAN SURAKARTA

Oleh :

RANGGA AJI NUR WAHID

ST. 14050

Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 29 Januari 2016 dan

dinyatakan memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan

Page 4: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis hanturkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,

karunia, hidayah serta petunjuk yang telah dilimpahkan-Nya. Sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan

Diabetes Self Management Education (DSME) Terhadap Kadar Gula Darah

Pasien Diabetes Tipe II di Prolanis Puskesmas Gajahan Surakarta” Sebagai tugas

akhir dalam menyelesaikan studi di program S-1 Keperawatan STIKES Kusuma

Husada Surakarta. Dalam menyelesaikan penelitian ini penulis banyak

mendapatkan pengarahan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis ingin menyampaikan rasa terima

kasih yang tulus kepada :

1. Ns. Wahyu Rima Agustin, M.Kep Selaku ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ns. Atiek Murharyati, M.Kep Selaku ketua program studi S-1 Keperawatan

STIKes Kusuma Husada dan pembimbing utama yang telah meluangkan

waktu dan memberikan bimbingan, arahan serta masukan selama proses

penyusunan skripsi ini hingga selesai.

3. Ns. Galih Setia Adi, M.Kep Selaku pembimbing pendamping yang telah

meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, arahan serta masukan selama

proses penyusunan skripsi ini hingga selesai.

4. Segenap dosen program studi S-1 Keperawatan dan staf pengajar STIKes

Kusuma Husada Surakarta yang telah memberi ilmu dan bimbingan.

Page 5: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

v

5. Keluarga tercinta yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan pendidikan.

6. Teman - teman mahasiswa program studi S-1 Keperawatan transfer angkatan

2 tahun 2014 STIKES Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

dukungan moril dan spiritual.

7. Teman-teman yang menjadi inspirasi dan tak henti memberi motivasi dan

dukungan kepada saya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini

masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya

membangun sangat penulis harapkan sehingga dapat menyempurnakan skripsi ini.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan

terutama bagi penulis serta bermanfaat bagi mahasiswa STIKES Kusuma Husada

Surakarta khususnya bagi ilmu Keperawatan di Indonesia pada umumnya.

Surakarta, 29 Januari 2016

Peneliti

Rangga Aji Nur Wahid

ST 14050

Page 6: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

vi

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

Rangga Aji Nur Wahid

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Diabetes Self Management Education

(DSME) Terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Tipe II di Prolanis

Puskesmas Gajahan Surakarta

Abstrak

Pendidikan manajemen diabetes mandiri Diabetes Self Management

Education (DSME) merupakan elemen yang sangat penting dalam pengelolaan

diabetes yang baik. Diabetes Self Management Education (DSME) dapat

memfasilitasi pasien dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan untuk

perawatan diri untuk mencegah komplikasi yang lebih lanjut. Tujuan penelitian ini

untuk mengetahui pengaruh Diabetes Self Management Education (DSME)

terhadap pengontrolan gula darah pasien DM tipe II di kelompok prolanis

Puskesmas Gajahan Surakarta.

Metode penelitian adalah quasi experimental dengan pre-test and post-test

with control group design. Dengan sampel 40 responden yang dibagi menjadi 2

kelompok yaitu kontrol dan intervensi.

Data dianalisis dengan menggunakan Paired T-test. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa nilai P Paired T-test pada kelompok eksperimen adalah

0,782 dan 0,577 di kelompok kontrol, sedangkan nilai P dari Independent T-test

adalah 0,001 (p <α; α = 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh

penkes DSME untuk mengontrol kadar gula darah pasien diabetes pada tipe 2 di

prolanis Puskesmas Gajahan Surakarta. Disarankan bahwa perawat dapat

memberikan penkes DSME untuk mengontrol kadar gula darah pasien diabetes

pada tipe 2 pasien DM dan menggunakan DSME sebagai program promosi

kesehatan.

Kata kunci : Diabetes mellitus, Diabetes Self Management Education (DSME).

Daftar Pustaka : 45 (2002 - 2013)

Page 7: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

vii

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

Effect of Diabetes Self-Management Education (DSME) on Blood Glucose of

Type-2 Diabetes Mellitus at Chronic Disease Management Unit, Community

Health Center of Gajahan, Surakarta

¹ Rangga Aji Nur Wahid, ² Atiek Murharyati, ³ Galih Setia Adi

1) Student of Bachelor Program in Nursing Science, Kusuma Husada Health

Science College of Surakarta

2) Lecturer of Bachelor Program in Nursing Science, Kusuma Husada Health

Science College of Surakarta

3) Lecturer of Bachelor Program in Nursing Science, Kusuma Husada Health

Science College of Surakarta

ABSTRACT

Diabetes Self-Management Education (DSME) is a pivotal element in the

good diabetes management. It can facilitate the clients in terms of knowledge,

skills, and abilities to do personal care to prevent advanced complications. The

objective of this research is to investigate the effect of the Diabetes Self

Management Education (DSME) on the control of blood glucose of the Type-2

Diabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, Community

Health Center of Gajahan, Surakarta.

This research used the quasi experimental research method with the pre-

test and post-test with control group design. The samples of research consisted of

40 respondents, and they were divided into two groups, namely: control group and

intervention group. The data of research were analyzed by using the Paired T-test.

The result of research shows that the p-values of Paired T-test of the

experiment and control groups were 0.782 and 0.577 respectively whereas the p-

value of Independent T-test was 0.001 (p <α; α = 0.05). Thus, there was an effect

of Diabetes Self Management Education (DSME) on the control of blood glucose

of the Type-2 Diabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit,

Community Health Center of Gajahan, Surakarta. The nurses, therefore, are

suggested to extend the DSME to control the blood glucose of the Type-2

Diabetes Mellitus clients and utilize the DSME as a health promotion program.

Keywords : Diabetes mellitus, Diabetes Self Management Education (DSME).

References : 45 (2002 - 2013)

Page 8: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. I

SURAT PERNYATAAN ............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

ABSTRAK .................................................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 5

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Diabetes Melitus ......................................................................... 8

2.1.1. Pengertian ........................................................................ 8

2.1.2. Etiologi ............................................................................ 9

2.1.3. Patofisiologi .................................................................... 11

2.1.4. Manifestasi klinik ............................................................ 12

Page 9: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

ix

2.1.5. Komplikasi ...................................................................... 14

2.1.6. Penatalaksanaan .............................................................. 17

2.2. Diabetes Self Management Education (DSME) ......................... 20

2.2.1. Definisi DSME ................................................................ 20

2.2.2. Tujuan DSME ................................................................. 21

2.2.3. Prinsip DSME ................................................................. 21

2.2.4. Standar DSME ................................................................. 22

2.2.5. Komponen DSME ........................................................... 24

2.2.6. Tingkat Pembelajaran DSME .......................................... 25

2.2.7. Pelaksanaan DSME ......................................................... 26

2.3. Kadar Gula Darah ....................................................................... 27

2.4. Keaslian Penelitian ...................................................................... 28

2.5. Kerangka Teori ........................................................................... 29

2.6. Kerangka Konsep ........................................................................ 30

2.7. Hipotesis ...................................................................................... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian ............................................................................ 31

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 32

3.3. Lokasi Penelitian ......................................................................... 34

3.4. Waktu Penelitian ......................................................................... 36

3.5. Definisi Operasional ................................................................... 35

3.6. Pengumpulan Data ...................................................................... 35

3.7. Etika Penelitian ........................................................................... 42

Page 10: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

x

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Responden ............................................................. 45

4.2 Analisis Univariat ....................................................................... 47

4.3 Analisis Bivariat .......................................................................... 48

BAB V PEBAHASAN

5.1 Pembahasan Karakteristik Responden ........................................ 51

5.2 Pengaruh kadar gula darah sebelum dilakukan penkes DSME

Pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol .......................

55

5.3 Pengaruh kadar gula darah sesudah dilakukan penkes DSME

Pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol .......................

56

5.4 Perbedaan kadar gula darah pada kelompok intervensi dengan

kelompok kontrol ............................................................

57

5.5 Keterbatasan Penelitian ............................................................... 65

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan ................................................................................. 66

6.2 Saran ............................................................................................ 67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Ukuran Kadar Glukosa darah 28

Tabel 2.2 Keaslian Penelitian 28

Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 36

Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Usia 45

Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin, Pendidikan, dan

Pekerjaan 45

Tabel 4.3 Pre test tingkat pengetahuan responden 47

Tabel 4.4 Distribusi Kadar Gula darah sebelum penkes DSME 47

Tabel 4.5 Distribusi kadar gula darah sesudah penkes DSME 48

Tabel 4.6 Uji normalitas kadar gula darah sebelum DSME 48

Tabel 4.7 Uji Paired T test 49

Page 12: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori 29

Gambar 2.2 Kerangka Konsep 30

Page 13: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Usulan Topik Penelitian

Lampiran 2 Lembar Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 3 Lembar Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4 Lembar Pengajuan Ijin Penelitian

Lampiran 5 Lembar Surat Ijin Penelitian Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME

Lampiran 7 Leaflet DSME

Lampiran 8 Surat Pernyataan Persetujuan (Informed Concent )

Lampiran 9 Lembar Kuesioner Observasi

Lampiran 10 Hasil Penelitian

Lampiran 11 Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Lampiran 12 Lembar Konsultasi

Page 14: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan masyarakat dimasa kini menyebabkan perubahan gaya

hidup masyarakat Indonesia bahkan di dunia. Perubahan gaya hidup seperti pola

makan, kurangnya aktivitas fisik dan perilaku tidak sehat berkontribusi besar

menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit. Salah satu penyakit tersebut

diantarannya adalah Diabetes Mellitus (DM). Diabetes mellitus atau yang lebih

dikenal sebagai kencing manis merupakan suatu kelainan pada seseorang yang

ditandai dengan naiknya kadar glukosa dalam darah dikarenakan akibat dari

kekurangan insulin dalam tubuh (Padila, 2012). Insulin adalah hormon yang

dihasilkan oleh sel beta di pulau langerhans yang berfungsi untuk mengubah

glukosa dalam darah menjadi glikogen yang kemudian akan disimpan di dalam

hati (Wijaya & Putri, 2013).

Diabetes melitus (DM) kini tumbuh menjadi masalah kesehatan dunia.

Internasional Diabetes Federation (IDF) menunjukkan prevalensi DM di dunia

dari 371 juta kasus pada 2012 meningkat 55 persen menjadi 592 juta pada 2035

(VoA Indonesia, 2015). Kenaikan insidensi pasien DM tipe 2 juga terjadi di Asia

Tenggara. Total populasi di Asia Tenggara pada rentang usia 20-79 tahun

sebanyak 838 juta jiwa pada tahun 2010. Dari total populasi tersebut, terdapat

58,7 juta jiwa (7,6%) pasien DM tipe 2. Jumlah tersebut meningkat pada tahun

Page 15: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

2

2030, yaitu dari total populasi pada rentang usia 20-79 tahun sebanyak 1,2 miliar,

terdapat 101 juta (9,1%) pasien DM tipe 2.

Diabetes Mellitus (DM) apabila tidak ditangani secara serius diperkirakan

akan menyebabkan terjadi ledakan penyandang DM menjadi 21,3 juta orang

ditahun 2030 (Kemenkes, 2013). Pada tahun 2010, Diabetes Care memperkirakan

prevalensi DM di Indonesia mencapai 12,7 juta orang pada tahun 2030. Kondisi

ini membuat Indonesia menduduki peringkat empat setelah Amerika Serikat,

China dan India (PDPERSI, 2014). Menurut data Riskesdas 2013, kecenderungan

prevalensi DM adalah (2,1%), lebih tinggi dibanding tahun 2007 yaitu (1,1%).

Khusus di provinsi Jawa Tengah tahun 2013 adalah (2.0%) lebih tinggi dibanding

tahun 2007 yaitu (1.2%). Ini menunjukkan adanya peningkatan jumplah penderita

penyakit di masyarakat khususnya DM Tipe II.

Diabetes mellitus sebagai suatu kelainan metabolik akibat gangguan

hormonal yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa darah (hiperglikemia)

dapat menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan

pembuluh darah (Mansjoer dkk., 2005). Secara epidemiologi, DM sering kali

tidak terdeteksi dan dikatakan mulai terjadinya DM adalah tujuh tahun sebelum

diagnosis ditegakkan sehingga morbiditas dan mortalitas dini terjadi pada kasus

yang tidak terdeteksi ini. Penelitian lain menyatakan bahwa dengan adanya

urbanisasi, populasi DM Tipe II akan meningkat 5 sampai 10 kali lipat karena

terjadi perubahan perilaku rural-tradisional menjadi urban.

Faktor resiko yang berubah secara epidemiologi diperkirakan adalah :

bertambahnya usia, lebih banyak dan lebih lamanya obesitas, distribusi lemak

Page 16: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

3

tubuh, kurangnya aktivitas jasmani, dan hiperinsulinemia. Semua faktor ini

berinteraksi dengan beberapa faktor genetik yang berhubungan dengan terjadinya

DM Tipe II (Reno Gustaviani, 2008). Diabetes Mellitus merupakan penyakit

degeneratif yang memerlukan kontrol secara berkesinambungan. Menurut Perkeni

pada tahun 2011 terdapat empat pilar penatalaksanaan DM antara lain edukasi,

terapi gizi medis, latihan jasmani, dan intervensi farmakologis.

Penatalaksanaan DM dimulai dengan edukasi untuk mengubah gaya hidup

dan perilaku pasien. Edukasi yang diberikan meliputi pemahaman tentang

perjalanan penyakit DM, pentingnya pengendalian dan pemantauan DM, penyulit

dan resikonya, intervensi farmakologis dan non farmakologis serta target

perawatan, dan lain-lain. Salah satu aspek yang memegang peranan penting dalam

penatalaksanaan DM tipe 2 adalah edukasi. Edukasi kepada pasien DM tipe 2

penting dilakukan sebagai langkah awal pengendalian DM tipe 2.

Edukasi diberikan kepada pasien DM tipe 2 dengan tujuan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien sehingga pasien memiliki

perilaku preventif dalam gaya hidupnya untuk menghindari komplikasi DM tipe 2

jangka panjang (Smeltzer & Bare, 2001). Salah satu bentuk edukasi yang umum

digunakan dan terbukti efektif dalam memperbaiki hasil klinis dan kualitas hidup

pasien DM tipe 2 adalah Diabetes Self Management Education (DSME)

(McGowan, 2011).

Diabetes Self Management Education (DSME) merupakan komponen

penting dalam perawatan pasien DM dan sangat diperlukan dalam upaya

memperbaiki status kesehatan pasien. DSME merupakan suatu proses

Page 17: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

4

berkelanjutan yang dilakukan untuk memfasilitasi pengetahuan, keterampilan, dan

kemampuan pasien DM untuk melakukan perawatan mandiri (Funnell et.al.,

2008). DSME merupakan suatu proses memberikan pengetahuan kepada pasien

mengenai aplikasi strategi perawatan diri secara mandiri untuk mengoptimalkan

kontrol metabolik, mencegah komplikasi, dan memperbaiki kualitas hidup pasien

DM (Sidani & Fan, 2009).

Tujuan umum DSME adalah mendukung pengambilan keputusan, perilaku

perawatan diri, pemecahan masalah dan kolaborasi aktif dengan tim kesehatan

untuk memperbaiki hasil klinis, status kesehatan, dan kualitas hidup (Funnell

et.al., 2008). Berbagai penelitian mengenai DSME telah dilakukan dan

memberikan hasil yang berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Rondhianto

(2011) mengenai pengaruh Diabetes Self Management Education dalam

Discharge Planning terhadap Self Efficacy dan Self Care Behaviour memberikan

hasil bahwa penerapan DSME dalam discharge planning memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap kepercayaan diri dan perilaku pasien.

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh McGowan (2011) mengenai The

Efficacy of Diabetes Patient Education and Self-Management Education in Type 2

Diabetes. Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat perubahan A1C dan berat

badan pada kedua kelompok setelah 6 bulan, namun perubahan perilaku dan hasil

biologis hanya terdapat pada kelompok intervensi. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa DSME memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku dan hasil

klinis pasien DM tipe 2.

Page 18: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

5

Penelitian lain mengenai DSME juga dilakukan oleh Wicaksana (2010)

yang menunjukkan bahwa DSME memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

pengelolaan mandiri pasien DM tipe 2 yang meliputi peningkatan pengetahuan,

sikap, dan keterampilan manajemen diri. Berdasarkan meta-analisis yang

dilakukan oleh Norris et.al. (2002) terhadap beberapa hasil penelitian mengenai

DSME, pemberian DSME lebih banyak dilakukan di klinik dari pada di

komunitas, sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pemberian

DSME di komunitas. Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Gajahan pada

bulan juli 2015 diketahui bahwa materi Diabetes Self Management Education

(DSME) belum pernah diberikan kepada pasien.

Berdasarkan uraian tersebut, perlu untuk dilakukan penelitian tentang

pengaruh pendidikan kesehatan Diabetes Self Management Education (DSME)

terhadap kadar gula darah pasien DM tipe II di kelompok prolanis Puskesmas

Gajahan Surakarta.

1.2 Rumusan Masalah

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang paling

banyak dialami oleh penduduk di dunia. Strategi yang dapat digunakan untuk

mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut ada 4 pilar utama dalam

penatalaksanaan DM tipe 2, yaitu edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani, dan

intervensi farmakologis (PERKENI, 2011). Edukasi kepada pasien DM tipe 2

penting dilakukan sebagai langkah awal pengendalian DM tipe 2. Salah satu

bentuk edukasi yang umum digunakan dan terbukti efektif dalam memperbaiki

Page 19: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

6

hasil klinis dan kualitas hidup pasien DM tipe 2 adalah Diabetes Self Management

Education (DSME) (McGowan, 2011).

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah penelitiannya

adalah “Apakah ada perubahan gula darah pasien diabetes setelah dilakukan

pendidikan kesehatan Diabetes Self Management Education (DSME) pada pasien

DM tipe II di kelompok prolanis Puskesmas Gajahan Surakarta?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan Diabetes Self

Management Education (DSME) terhadap kadar gula darah pasien DM tipe II

di kelompok prolanis Puskesmas Gajahan Surakarta.

1.3.2 Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik pasien DM tipe II di kelompok prolanis

Puskesmas Gajahan yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan

dan lama menderita DM tipe II.

b. Mengidentifikasi kadar gula darah sebelum DSME dan sesudah penkes

DSME pada pasien DM tipe II di kelompok prolanis bahagia secara

teratur.

c. Menganalisis pengaruh penkes Diabetes Self Management Education

(DSME) setelah dilakukan penkes pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

Page 20: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

7

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi institusi pelayanan kesehatan

Sebagai masukan untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang

manajemen diri dalam mengontrol kadar gula darah yang berdampak pada

pencegahan munculnya komplikasi DM. Selain itu untuk mengembangkan

program edukasi kesehatan yang komprehensif.

1.4.2 Manfaat bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber referensi bagi dosen

dan mahasiswa dalam mengembangkan ilmu keperawatan serta dapat

digunakan sebagai materi pokok dalam asuhan keperawatan pasien dengan

DM tipe II pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah.

1.4.3 Manfaat bagi masyarakat dan responden

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya

responden yaitu menambah informasi, pengetahuan, dan keterampilan dalam

melakukan pengelolaan diabetes secara mandiri. Sehingga harapannya

masyarakat mampu mendampingi dan membantu anggota keluarganya yang

mengalami DM tipe 2 untuk melakukan pengelolaan secara mandiri sebagai

tindakan pencegahan resiko terjadinya komplikasi.

1.4.4 Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini dapat menjadi awal dari penelitian-penelitian

selanjutnya yang terkait dengan penanganan DM tipe 2 sehingga harapannya

dengan adanya penelitian ini peneliti bisa menemukan berbagai solusi untuk

mengatasi permasalahan DM tipe 2.

Page 21: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes Mellitus

2.1.1 Pengertian

Diabetes Mellitus atau yang lebih dikenal sebagai kencing manis

adalah suatu kelainan pada seseorang yang ditandai dengan naiknya kadar

glukosa dalam darah dikarenakan akibat dari kekurangan insulin dalam tubuh.

Insulin adalah hormon yang berfungsi untuk mengubah glukosa dalam darah

menjadi glikogen yang kemudian disimpan di dalam hati (Padila, 2012).

Dalam American Diabetes Association (ADA, 2010) Diabetes Mellitus adalah

suatu kelompok penyakit metabolik yang memiliki karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau

kedua-duanya. Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara

genetik dan klinis termasuk heterogen. Diabetes Mellitus ditandai dengan

hilangnya toleransi tubuh terhadap glukosa (NANDA, 2012).

Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa Diabetes

Mellitus adalah gangguan metabolisme tubuh yang ditandai dengan kenaikan

kadar glukosa dalam darah dikarenakan akibat dari kekurangan insulin dalam

tubuh. Insulin adalah hormon yang berfungsi mengubah glukosa menjadi

glikogen yang selanjutnya akan disimpan di hati.

Page 22: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

9

Menurut Wijaya dan Putri (2013), terdapat beberapa tipe Diabetes

Mellitus, diantaranya adalah:

a. Diabetes tipe 1 (IDDM / Insulin Dependent Diabetes Mellitus), merupakan

tipe Diabetes yang tergantung insulin.

b. Diabetes tipe II (NIDDM / Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus),

merupakan tipe Diabetes yang tidak tergantung insulin.

c. Diabetes karena malnutrisi.

d. Diabetes gestasional.

2.1.2 Etiologi

Penyebab penyakit ini belum diketahui secara lengkap, kemungkinan

faktor penyebab dan faktor risiko penyakit DM sesuai dengan tipe DM 1 dan

2 menurut Clevo (2012) :

a. Diabetes Melitus Tipe 1

1) Faktor Genetik

Penderita diabetes mellitus tidak mewarisi diabetes itu sendiri

tapi mewarisi suatu presdiposisi atau kecenderungan genetik kearah

terjadinya diabetes tipe 1. Kecenderungan genetik ini ditentukan pada

individu yang memiliki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen)

tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab

(Clevo, 2012).

Page 23: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

10

2) Faktor Immunologi

Pada diabetes tipe 1 terdapat bukti adanya suatu respon

autoimun. Ini merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada

jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut

yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing (Clevo, 2012).

3) Faktor Lingkungan

Faktor eksternal yang dapat memicu dekstrusi sel beta pancreas

sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus toksin

tertentu dapat memicu proses autoimun yang dapat menimbulkan

sekstrusi sel beta pancreas (Clevo, 2012).

b. Diabetes mellitus tipe 2

Secara pasti penyebab diabetes mellitus tipe 2 belum diketahui,

faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya

resistensi insulin (Clevo, 2012).

Diabetes mellitus tipe 2 terjadi akibat penurunan sensitivitas

terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan produksi insulin.

DM tipe 2 banyak terjadi pada usia dewasa lebih dari 45 tahun, karena

berkembang lambat dan terkadang tidak terdeteksi tetapi jika gula darah

tinggi baru dapat dirasakan seperti kelemahan, irritabilitas, poliuria,

polidipsi, proses penyembuhan luka yang lama, infeksi vagina, kelainan

penglihatan (Tarwoto, 2012).

Faktor resiko DM tipe 2 :

1) Usia diatas 45 tahun, jarang DM tipe 2 terjadi pada usia muda.

Page 24: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

11

2) Obesitas, berat badan lebih dari 20% berat badan ideal (kira-kira terjadi

pada 90%).

3) Riwayat keluarga.

4) Kelompok etnik (banyak terjadi pada orang Amerika keturunan Afrika

dan Asia).

2.1.3 Patofisiologi

Glukosa secara normal bersikulasi dalam jumlah tertentu dalam darah

dan sangat dibutuhkan untuk kebutuhan sel dan jaringan. Glukosa dibentuk

dihati dari makanan yang dikonsumsi. Makanan yang masuk sebagian

digunakan untuk kebutuhan energi dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk

glikogen dihati dan jaringan lainnya dengan bantuan insulin. Insulin

merupakan hormon yang diproduksi oleh sel beta pualu langerhans pankreas

yang kemudian produksinya masuk dalam darah dengan jumlah yang sangat

sedikit kemudian meningkat jika terdapat makanan yang masuk. Pada orang

dewasa rata-rata produksi 40-50 unit, untuk mempertahankan gula darah tetap

stabil antara 70-120 mg/dl. Pada diabetes terjadi berkurangnya tiga

metabolisme yaitu menurunnya penggunaan glukosa, meningkatnya

mobilisasi lemak, dan mengikat penggunaan protein (Tarwoto, 2012).

Hipoglikemia adalah kadar glukosa darah yang kurang dari

50mg/100ml darah. Hipoglikemia dapat disebabkan oleh puasa, atau

khususnya puasa yang disertai olahraga, karena olahraga meningkatkan

pemakaian glukosa oleh sel-sel otot rangka. Kebanyakan hipoglikemia lebih

Page 25: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

12

sering disebabkan kelebihan dosis insulin pada pengidap diabetes dependen

insulin (Corwin, 2009).

Karena otak memerlukan glukosa darah sebagai sumber energi utama,

hipoglikemia menyebabkan terjadinya berbagai gejala gangguan fungsi

sistem saraf pusat (SSP) seperti konfusi, iritabilitas, kejang, dan koma.

Hipoglikemia menyebabkan sakit kepala, akibat perubahan aliran darah ke

otak dan perubahan keseimbangan air. Secara sistematis, hipoglikemia

menyebabkan pengaktifan sistem saraf simpatis yang menstimulasi rasa lapar,

gelisah, berkeringat, dan takikardia. Tingkat kecemasan meningkat dengan

gemetar dan gelisah (Corwin, 2009).

2.1.4 Manifestasi klinik

Menurut Wijaya dan Putri (2013), adanya penyakit diabetes mellitus

pada awalnya sering kali tidak dirasakan dan tidak disadari oleh penderita,

beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian adalah :

a. Keluhan klasik

1) Poliuria

Jika insulin tidak ada atau sedikit maka ginjal tidak dapat

menyaring glukosa untuk kembali ke dalam darah. Kemudian hal ini

akan menyebabkan ginjal menarik tambahan air dari darah untuk

menghancurkan glukosa. Hal ini membuat kandung kemih cepat penuh

dan hal ini otomatis akan membuat para penderita DM akan sering

kencing buang air kecil (Wijaya dan Putri, 2013).

Page 26: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

13

2) Polidypsia

Keinginan untuk sering minum karena adanya rasa haus banyak

terjadi pada pasien dengan Diabetes melitus ini. Karena memang

adanya juga gangguan hormon serta juga efek dari banyak kencing

diatas, maka penderita akan sering merasakan haus dan ingin untuk

sering minum (Wijaya dan Putri, 2013).

3) Polifagia

Terhambatnya makanan yang harusnya didistribusikan ke semua

sel tubuh untuk membuat energi jadi tidak berjalan dengan optimal.

Karena sel tidak mendapat asupan sehingga orang dengan kencing

manis akan merasa cepat lapar (Wijaya dan Putri, 2013).

4) Penurunan berat badan dan rasa lemah

Hal ini salah satu penyebabnya adalah terhambatnya makanan

yang harusnya didistribusikan ke semua sel tubuh untuk membuat

energi tidak berjalan dengan optimal. Karena sel tidak mendapat asupan

untuk metabolisme energi sehingga orang dengan kencing manis akan

merasa cepat lelah. Pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 (faktor

perubahan gaya hidup), penurunan berat badan terjadi secara bertahap

dengan peningkatan resistensi insulin sehingga tidak begitu terlihat

(Wijaya dan Putri, 2013).

b. Keluhan lain

1) Ganguan saraf tepi / kesemutan.

2) Gangguan pengelihatan.

Page 27: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

14

3) Gatal / bisul.

4) Gangguan ereksi.

5) Keputihan.

6) Kulit Kering dan bila terjadi luka akan lama proses penyembuhannya.

2.1.5 Komplikasi

Komplikasi yang berkaitan dengan kedua tipe DM digolongkan

sebagai akut dan kronik menurut Tarwoto (2012), yaitu:

a. Komplikasi akut

Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan

jangka pendek dari glukosa darah:

1) Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah dibawah

60mg/dl, yang merupakan komplikasi potensial tetap insulin atau obat

hipoglikemik oral. Penyebab hipoglikemia pada pasien yang sedang

menerima pengobatan insulin eksogen atau hipoglikemik oral antara

lain: regimen insulin yang tidak fisiologis, overdosis insulin atau

sulfonilurea, tidak makan, tidak mengkonsumsi kudapan yang telah

direncanakan, gerak badan tanpa kompensasi makanan, penyakit ginjal

stadium akhir, penyakit hati stadium akhir, konsumsi alkohol

(Baradero, 2009).

Adapun batasan Adapun batasan hipoglikemia adalah:

Hipoglikemia murni: ada gejala hipoglikemi, glukosa darah < 60 mg/dl.

Page 28: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

15

Reaksi hipoglikemia : gejala hipoglikemi bila gula darah turun

mendadak, misalnya dari 400 mg/dl menjadi 150 mg/dl. Koma

hipoglikemi: koma akibat gula darah < 30 mg. Hipoglikemi reaktif:

gejala hipoglikemi yang terjadi 3-5 jam sesudah makan.

Tanda dan gejala hipoglikemi dibagi menjadi dua yaitu gejala

adrenergik (Pucat, diaphoresis, takikardia, palpitasi, gugup, cepat

marah, merasa dingin, lemah, gemetar, dan rasa lapar) dan gejala

neuroglikopeni (Sakit kepala, konfusi, parestesis sirkumoral, merasa

lelah, berbicara tidak jelas, diplopia, emosi labil, kejang, dan koma)

(Baradero, 2009).

Diagnosis dan pengobatan : Untuk menentukan adanya

hipoglikemia, pemeriksaan glukosa darah melalui finger-stick harus

dilakukan. Hasil darah adalah 60 mg/dl atau kurang (Baradero, 2009).

Pada stadium permulaan (sadar) pengobatan hipoglikemia diberikan

gula murni ± 30g (2 sendok makan) atau sirup, permen dan makanan

yang mengandung hidrat arang. Stop obat hipoglikemia sementara dan

periksa glukosa darah sewaktu (Soegondo, 2007).

Menurut Mansjoer (2007), penatalaksanaan gawat darurat

hipoglikemia di Rumah Sakit:

a) Pengatasan hipoglikemia dapat diberikan bolus glukosa 40% dan

biasanya kembali sadar dengan tipe 1.

Page 29: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

16

b) Tiap keadaan hipoglikemia harus diberikan 50 cc D50W dalam

waktu 3-5 menit dan nilai status pasien dilanjutkan dengan D5W

atau D10W bergantungan pada tingkat hipoglikemia.

c) Pada hipoglikemia yang disebabkan oleh pemberian long-acting

insulin dan pemberian diabetik oral maka diperlukan infuse yang

berkelanjutan.

2) Koma Hiperglikemia Hiperosmolaritas Non Ketotik (HHNK)

Koma Hiperosmolar Non Ketotik merupakan keadaan yang

didominisi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai

perubahan tingkat kesadaran. Salah satu perubahan utamanya dengan

KAD adalah tidak tepatnya ketosis dan asidosis pada HHKN (Brunner

& Suddarth, 2002).

3) Ketoasidosis diabetik (KAD)

Ketoasidosis diabetik merupakan defisiensi insulin berat dan

akut dari suatu perjalanan penyakit DM. Ketoasidosis Diabetik

disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah

insulin yang nyata (Brunner & Suddarth, 2002).

b. Komplikasi kronik

1) Mikronagiopati (kerusakan pada saraf-saraf perifer) pada organ-organ

yang mempunyai pembuluh darah kecil seperti pada: Retinopati

diabetika (kerusakan saraf retina dimata) sehingga mengakibatkan

kebutaan, neuropati diabetika (kerusakan saraf-saraf perifer)

mengakibatkan baal/ gangguan sensoris pada organ tubuh, dan nefropati

Page 30: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

17

diabetika (kelainan/ kerusakan pada ginjal) dapat mengakibatkan gagal

ginjal (Tarwoto, 2012).

2) Makroangiopati meliputi kelainan pada jantung dan pembuluh darah

seperti miokard infark maupun gangguan fungsi jantung karena

arterisklerosis, penyakit vaskuler perifer, gangguan sistem pembuluh

darah otak atau stroke (Tarwoto, 2012).

3) Gangren diabetika karena adanya neuropati dan terjadi luka yang tidak

sembuh-sembuh.

4) Disfungsi erektil diabetika.

2.1.6 Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan pasien dengan DM menurut Tarwoto (2012)

yaitu menormalkan fungsi dari insulin dan menurunkan kadar glukosa darah,

mencegah komplikasi vaskuler dan neuropati, dan mencegah terjadinya

hipoglikemia dan ketoasidosis. Untuk menghontrol gula darah, ada lima

faktor penting yang harus diperhatikan yaitu (a) Asupan makanan atau

management diet, (b) Latihan fisik, (c) Obat-obatan penurun gula darah, (d)

Pendidikan kesehatan, dan (e) Monitoring. Uraian dari lima faktor penting

diatas yaitu :

a. Management diet DM yaitu dengan mengontrol nutrisi, diet, dan berat

badan merupakan dasar penanganan pasien DM. Tujuan paling penting

dalam management nutrisi dan diet adalah mengontrol total kebutuhan

kalori tubuh, intake yang dibutuhkan, mencapai kadar serum lipid normal.

Page 31: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

18

Komposisi nutrisi pada diet DM adalah kebutuhan nutrisi, karbohidrat,

lemak, protein, dan serat (Tarwoto, 2012).

1) Kebutuhan kalori tergantung dari berat badan (kurus, ideal, obesitas),

jenis kelamin, usia, aktivitas fisik. Misalnya untuk pasien kurus

kebutuhan kalori sekitar 2300-2500 kalori, berat badan ideal antara

1700-2100 kalori dan gemuk antara 1300-1500 kalori (Soegondo,

2007).

2) Kebutuhan karbohidrat merupakan komponen terbesar dari kebutuhan

kalori tubuh, yaitu sekitar 50-60%.

3) Kebutuhan protein, untuk adekuatnya cadangan protein, diperlukan

kira-kira 10%-20% dari kebutuhan kalori atau 0,8 g/kg/hari.

4) Kebutuhan lemak kurang dari 30% dari total kalori, sebaiknya dari

lemak nabati dan sedikit dari lemak hewani.

5) Kebutuhan serat dibutuhkan sekitar 20-35 g/hari dari berbagai bahan

makanan atau rata-rata 25 g/hari.

b. Latihan fisik

Latihan fisik kelihatannya mempermudah transport glukosa ke

dalam sel-sel dan meningkatkan kepekaan terhadap insulin. Pada individu

sehat, pelepasan insulin menurun selama latihan fisik sehingga

hipoglikemia dapat dihindarkan. Namun, pasien yang mendapat suntikan

insulin, tidak mampu untuk memakai cara ini, dan peningkatan ambilan

glukosa selama latihan fisik dapat menimbulkan hipoglikemia. Faktor ini

penting khususnya ketika pasien melakukan latihan fisik saat insulin telah

Page 32: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

19

mencapai kadar maksimal atau puncaknya. Dengan menyesuaikan waktu

pasien latihan fisik, pasien mungkin dapat meningkatkan pengontrolan

kadar glukosa mereka (Price et.al., 2006).

c. Obat-obatan penurun gula

1) Obat antidiabetik oral atau Oral Hypoglikemik Agent (OHA)

Efektif pada DM tipe 2, jika managemen nutrisi dan latihan

gagal. Jenis obat-obatan antidiabetik oral antara lain:

a) Sulfonilurea: bekerja dengan merangsang pengeluaran cadangan

insulinnya. Yang termasuk obat ini adalah Glibenklamid,

Tolbutamid, dan Klorpropamid.

b) Biguanida: bekerja dengan menghambat penyerapan glukosa di usus,

misalnya mitformin, glukophage.

2) Terapi Insulin

Tujuan pemberian insulin adalah meningkatkan transpor glukosa

ke dalam sel dan menghambat konversi glikogen dan asam amino

menjadi glukosa. Berdasarkan daya kerjanya insulin dibedakan menjadi

4, yaitu :

a) Insulin dengan masa kerja pendek (2-4jam) seperti regular insulin,

actrapid.

b) Insulin dengan cara kerja menengah (6-12jam) seperti NPH (Neutral

Protamine Hegedorn) insulin, lentre insulin.

c) Insulin dengan masa kerja panjang (18-24jam) seperti protamine

zinc insulin dan ultralente insulin.

Page 33: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

20

d) Insulin campuran yaitu cara kerja cepat dan menengah, misalnya

70% NPH, 30% regular (Tarwoto, 2012).

d. Pendidikan kesehatan

Menurut Tarwoto (2012), hal penting yang perlu disampingkan

pada pasien DM adalah:

1) Penyakit DM yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, penyebab,

pathofisiologi, dan test diagnostik.

2) Diet dan penanganan diet pada pasien DM.

3) Aktivitas sehari-hari termasuk aktivitas dan olahraga.

4) Pencegahan terhadap penyakit DM.

5) Pemberian obat-obatan DM dan cara injeksi insulin.

6) Cara monitoring dan pengukuran glukosa darah secara mandiri.

e. Monitoring

Pasien dengan DM perlu diperkenalkan tanda dan gejala

hiperglikemia dan hipoglikemia serta yang paling penting adalah

bagaimana memonitor glukosa darah secara mandiri. Pemeriksaan glukosa

darah dapat dilakukan secara mandiri dengan menggunakan glukometer

(Tarwoto, 2012).

2.2 Diabetes Self Management Education (DSME)

2.2.1 Definisi DSME

Diabetes Self Management Education (DSME) adalah suatu proses

berkelanjutan yang dilakukan untuk memfasilitasi pengetahuan, keterampilan,

Page 34: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

21

dan kemampuan pasien DM untuk melakukan perawatan mandiri (Funnell

et.al.,2008). Menurut Sidani & Fan (2009), DSME merupakan suatu proses

pemberian edukasi kepada pasien mengenai aplikasi strategi perawatan diri

secara mandiri untuk mengoptimalkan kontrol metabolik, mencegah

komplikasi, dan memperbaiki kualitas hidup pasien DM.

2.2.2 Tujuan DSME

Tujuan DSME adalah mengoptimalkan kontrol metabolik dan kualitas

hidup pasien dalam upaya mencegah komplikasi akut dan kronis, sekaligus

mengurangi penggunaan biaya perawatan klinis (Norris et.al., 2002). Menurut

Funnell et.al. (2008) tujuan umum DSME adalah mendukung pengambilan

keputusan, perawatan diri, pemecahan masalah, dan kolaborasi aktif dengan

tim kesehatan untuk meningkatkan hasil klinis, status kesehatan, dan kualitas

hidup.

2.2.3 Prinsip DSME

Prinsip utama DSME menurut Funnell et.al. (2008) adalah pendidikan

DM efektif dalam memperbaiki hasil klinis dan kualitas hidup pasien

meskipun dalam jangka pendek, DSME telah berkembang dari model

pengajaran primer menjadi lebih teoritis yang berdasarkan pada model

pemberdayaan pasien, tidak ada program edukasi yang terbaik namun

program edukasi yang menggabungkan strategi perilaku dan psikososial

terbukti dapat memperbaiki hasil klinis, dukungan yang berkelanjutan

merupakan aspek yang sangat penting untuk mempertahankan kemajuan yang

Page 35: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

22

diperoleh pasien selama program DSME, dan penetapan tujuan-perilaku

adalah strategi efektif mendukung selfcare behaviour.

2.2.4 Standar DSME

DSME memiliki 10 standar yang terbagi menjadi 3 domain (Funnell

et.al.,2008; Haas et.al., 2012) yaitu:

a. Struktur

1) Standar 1 (internal structure) : DSME merupakan struktur organisasi,

misi, dan tujuan yang menjadikan DSME sebagai bagian dari perawatan

untuk pasien DM

2) Standar 2 (external input) : Kesatuan DSME harus menunjuk suatu tim

untuk mempromosikan kualitas DSME. Tim tersebut harus terdiri dari

tenaga kesehatan, pasien DM, komunitas, dan pembuat kebijakan

3) Standar 3 (access) : Kesatuan DSME akan mengidentifikasi kebutuhan

pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk mendukung peningkatan

kualitas hidup bagi pasien DM. DSME mengidentifikasi kebutuhan

pendidikan kesehatan dari populasi target dan mengidentifikasi sumber

sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut

4) Standar 4 (program coordination) : Koordinator DSME akan ditunjuk

untuk mengawasi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi DSME.

Koordinator yang ditunjuk harus memiliki kemampuan akademik dan

pengalaman dalam perawatan penyakit kronis dan manajemen program

edukasi.

Page 36: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

23

b. Proses

1) Standar 5 (instructional staff) : DSME dapat dilakukan oleh satu atau

lebih tenaga kesehatan. Edukator DSME harus memiliki kemampuan

akademik dan pengalaman dalam memberikan edukasi dan manajemen

DM atau harus memiliki sertifikat sebagai edukator. Edukator DSME

mempersiapkan materi yang akan disampaikan secara berkelanjutan.

2) Standar 6 (curriculum) : Penyusunan kurikulum harus menggambarkan

fakta DM, petunjuk praktek, dengan kriteria untuk hasil evaluasi dan

akan digunakan sebagai kerangka kerja DSME. Pengkajian kebutuhan

pasien DM dan pre-DM akan mengindentifikasi informasi-informasi

yang harus diberikan kepada pasien.

3) Standar 7 (individualization): pengkajian individual dan perencanaan

edukasi akan dilakukan oleh kolaborasi antara pasien dan edukator

untuk menentukan pendekatan pelaksanaan DSME dan strategi dalam

mendukung manajemen pasien. Strategi yang digunakan adalah

mempertimbangkan aspek budaya dan etnis pasien, usia, pengetahuan,

keyakinan dan sikap, kemampuan belajar, keterbatasan fisik, dukungan

keluarga, dan status finansial pasien. Pengkajian, perencanaan edukasi,

dan intervensi akan didokumentasikan pada dokumen DSME

4) Standar 8 (ongoing support): perencanaan follow-up pasien untuk

mendukung DSME akan dilakukan dengan kolaborasi antara pasien dan

edukator. Hasil follow-up tersebut akan diinformasikan kepada seluruh

pihak yang terlibat dalam DSME.

Page 37: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

24

c. Hasil

1) Standar 9 (patient progress): kesatuan DSME akan mengukur

keberhasilan pasien dalam mencapai tujuan dan hasil klinis pasien

dengan menggunakan teknik pengukuran yang tepat untuk

mengevaluasi efektivitas dari DSME.

2) Standar 10 (quality improvement): Kesatuan DSME akan mengukur

efektivitas proses edukasi dan mengidentifikasi peluang untuk

perbaikan DSME dengan menggunakan perencanaan perbaikan kualitas

DSME secara berkelanjutan yang menggambarkan peningkatan kualitas

berdasarkan kriteria hasil yang dicapai.

2.2.5 Komponen DSME

Menurut Schumacher dan Jancksonville (2005 dalam Rondhianto,

2011) komponen dalam DSME yaitu:

a. Pengetahuan dasar tentang diabetes, meliputi definisi, patofisiologi dasar,

alasan pengobatan, dan komplikasi diabetes

b. Pengobatan, meliputi definisi, tipe, dosis, dan cara menyimpan.

Penggunaan insulin meliputi dosis, jenis insulin, cara penyuntikan, dan

lainnya. Penggunaan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) meliputi dosis,

waktu minum, dan lainnya.

c. Monitoring, meliputi penjelasan monitoring yang perlu dilakukan,

pengertian, tujuan, dan hasil dari monitoring, dampak hasil dan strategi

lanjutan, peralatan yang digunakan dalam monitoring, frekuensi, dan

waktu pemeriksaan

Page 38: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

25

d. Nutrisi, meliputi fungsi nutrisi bagi tubuh, pengaturan diet, kebutuhan

kalori, jadwal makan, manjemen nutrisi saat sakit, kontrol berat badan,

gangguan makan dan lainnya

e. Olahraga dan aktivitas, meliputi kebutuhan evaluasi kondisi medis

sebelum melakukan olahraga, penggunaan alas kaki dan alat pelindung

dalam berolahraga, pemeriksaan kaki dan alas kaki yang digunakan, dan

pengaturan kegiatan saat kondisi metabolisme tubuh sedang buruk

f. Stres dan psikososial, meliputi identifikasi faktor yang menyebabkan

terjadinya distres, dukungan keluarga dan lingkungan dalam kepatuhan

pengobatan

g. Perawatan kaki, meliputi insidensi gangguan pada kaki, penyebab, tanda

dan gejala, cara mencegah, komplikasi, pengobatan, rekomendasi pada

pasien jadwal pemeriksaan berkala

h. Sistem pelayanan kesehatan dan sumber daya, meliputi pemberian

informasi tentang tenaga kesehatan dan sistem pelayanan kesehatan yang

ada di lingkungan pasien yang dapat membantu pasien.

2.2.6 Tingkat Pembelajaran DSME

Menurut Jones et.al. (2008) tingkat pembelajaran DSME terbagi

menjadi tiga tingkatan, yaitu:

a. Survival/basic level

Edukasi yang diberikan kepada pasien pada tingkat ini meliputi

pengetahuan, keterampilan dan motivasi untuk melakukan perawatan diri

Page 39: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

26

dalam upaya mencegah, mengidentifikasi dan mengobati komplikasi

jangka pendek.

b. Intermediate level

Edukasi yang diberikan kepada pasien pada tingkat ini meliputi

pengetahuan, keterampilan dan motivasi untuk melakukan perawatan diri

dalam upaya mencapai kontrol metabolik yang direkomendasikan,

mengurangi resiko komplikasi jangka panjang dan memfasilitasi

penyesuaian hidup pasien.

c. Advanced level

Edukasi yang diberikan kepada pasien pada tingkat ini meliputi

pengetahuan, keterampilan dan motivasi untuk melakukan perawatan diri

dalam upaya mendukung manajemen DM secara intensif untuk kontrol

metabolik yang optimal, dan integrasi penuh ke dalam kegiatan perawatan

kehidupan pasien.

2.2.7 Pelaksanaan DSME

DSME dapat dilakukan secara individu maupun kelompok, baik di

klinik maupun komunitas (Norris et.al., 2002). Pelaksanaan DSME dapat

dilakukan sebanyak 4 sesi dengan durasi waktu antara 1-2 jam untuk tiap sesi

(Central Dupage Hospital, 2011), yaitu:

a. Sesi 1 membahas pengetahuan dasar tentang DM (definisi, etiologi,

klasifikasi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, diagnosis,

pencegahan, pengobatan, komplikasi)

Page 40: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

27

b. Sesi 2 membahas pengaturan nutrisi/diet dan aktivitas/latihan fisik yang

dapat dilakukan

c. Sesi 3 membahas perawatan kaki dan monitoring yang perlu dilakukan

d. Sesi 4 membahas manajemen stress dan dukungan psikososial, dan akses

pasien terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.

2.3 Kadar Gula darah

Menurut PERKENI (2011), diagnosis DM tipe 2 dapat ditegakkan melalui

tiga cara, yaitu:

a. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu

lebih dari 200 mg/dl cukup untuk menegakkan diagnosis DM tipe 2

b. Pemeriksaan glukosa plasma puasa lebih dari 126 mg/dl dengan adanya

keluhan klasik

c. Tes toleransi glukosa oral (TTGO).

Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau DM tipe 2

dapat digolongkan ke dalam kelompok toleransi glukosa terganggu (TGT) atau

glukosa darah puasa terganggu (GDPT). Kelompok toleransi glukosa terganggu

(TGT) yaitu bila setelah pemeriksaan TTGO diperoleh glukosa plasma 2 jam

setelah beban antara 140-199 mg/dl. Kelompok glukosa darah puasa terganggu

(GDPT) yaitu bila setelah pemeriksaan glukosa plasma puasa diperoleh antara

100-125 mg/dl dan pemeriksaan TTGO gula darah 2 jam < 140 mg/dl.

(PERKENI, 2011; Mansjoer dkk., 2005).

Page 41: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

28

Penegakan diagnosis DM tipe 2 juga didukung dengan pemeriksaan

penunjang. Pemeriksaan penunjang bertujuan untuk menentukan apakah pasien

mengalami DM tipe 2, TGT, maupun GDPT, sehingga pasien dapat ditangani

secara cepat dan tepat. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan melalui

pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa darah puasa

(Mansjoer dkk., 2005; PERKENI, 2011).

Tabel 2.1 Daftar Ukuran Kadar Glukosa darah

Kadar

Glukosa

Darah

Bukan DM Belum Pasti

DM DM

Sewaktu

Plasma Vena < 100 mg/dL 100 – 199

mg/dL > 200 mg/dL

Darah Kapiler < 90 mg/dL 99 – 199

mg/dL > 200 mg/dL

Puasa

Plasma Vena < 100 mg/dL 100 – 125

mg/dL > 126 mg/dL

Darah Kapiler < 90 mg/dL 90 – 99

mg/dL > 100 mg/dL

2.4 Keaslian Penelitian

Tabel 2.2 Keaslian Penelitian

No Nama Judul Metode Hasil

1 Nadia rohmatul laili, Yulis setia

dewi, Ika yuni

widyawati

Edukasi dengan pendekatan

prinsip DSME

meningkatkan

perilaku

kepatuhan diet

pada penderita

DM tipe 2.

Metode penelitian menggunakan

desain eksperimen

semu (quasi

eksperiment).

Besar sampel

sebanyak 24 orang

Terdapat perubahan pengetahuan, sikap

dan tindakan

kepatuhan diet

sebelum & sesudah

dilakukan edukasi

dengan pendekatan

prinsip DSME. Hasil uji statistik dengan

menggunakan Mann

Whitney U test.

2 Theresia Anita

Pramesti, I Made Sudarma

Adiputra, Kadek

Ayu Astri

Pengaruh

DSME terhadap tingkat

pengetahuan dan

self efficacy

Metode penelitian

menggunakan desain eksperimen

semu (quasi

eksperiment).

Terdapat pengaruh

DSME terhadap tingkat pengetahuan

dan self efficacy

pada DM tipe 2.

Page 42: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

29

Novitasari. pada DM tipe 2. Besar sampel

sebanyak 30 orang

Hasil dianalisis

menggunakan uji paied samples t test

dan independent

samples t test.

2.5 Kerangka Teori

Sumber : Schumacher dan Jancksonville (2005 dalam Rondhianto, 2011); Funnell

et.al., 2008; Notoatmodjo (2010); PERKENI, 2011

Gambar 2.1 Kerangka teori

Metode Pendidikan

Kesehatan :

1. Ceramah

2. Demostrasi

3. Panel

4. Forum Panel

5. Symposium

6. Permainan Peran

7. Diskusi Kelompok

Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penkes :

1. Penyuluh

2. Sasaran 3. Proses dalam Pemberian

Pendidikan Kesehatan

Pasien DM Tipe II

Empat Pilar Manajemen DM Tipe II

Edukasi

TNM/Pengaturan Diit

Latihan Fisik

Terapi Farmakologi

Penkes DSME :

1. Pengetahuan dasar tentang

diabetes

2. Pengobatan

3. Monitoring

4. Nutrisi

5. Olahraga dan aktivitas

6. Stres dan psikososial

7. Perawatan kaki

8. Sistem pelayanan kesehatan

dan sumber daya

Faktor Pendukung :

1. Pengambilan keputusan

2. Perawatan diri

3. Pemecahan masalah

4. Kolaborasi dengan tim kesehatan

Page 43: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

30

2.6 Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Variabel Perancu

Gambar 2.2 Kerangka konsep penelitian

2.7 Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara penelitian yang diajukan

oleh peneliti yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut

(Setiadi, 2007). Hipotesis dalam penelitian ini :

Ha : Ada pengaruh pendidikan kesehatan DSME terhadap pengontrolan kadar

gula darah pada pasien prolanis DM tipe 2.

Ho : Tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan DSME terhadap pengontrolan

kadar gula darah pada pasien prolanis DM tipe 2.

Pendidikan kesehatan tentang

Diabetes Self Management

Education (DSME)

Kadar gula darah pasien

prolanis DM tipe II

Komponen yang Mempengaruhi Keberhasilan dalam

Pendidikan Kesehatan :

1. Pengetahuan dasar tentang diabetes

2. Pengobatan

3. Monitoring

4. Nutrisi

5. Olahraga dan aktivitas

6. Stres dan psikososial

7. Perawatan kaki

8. Sistem pelayanan kesehatan dan sumber daya

Page 44: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimental. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental

(penelitian eksperimen semu) dengan desain penelitian pre-test and post-test with

control group design. Rancangan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh penkes Diabetes Self Management Education (DSME) terhadap kadar

gula darah pasien DM tipe II di kelompok prolanis Puskesmas Gajahan Surakarta.

Responden pada penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok

kontrol dan kelompok intervensi. Kelompok kontrol diobservasi tanpa dilakukan

intervensi, sedangkan kelompok intervensi diobservasi terlebih dahulu (observasi

awal/pre-test) sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi kembali

setelah dilakukan intervensi (post-test) (Nursalam, 2008; Setiadi, 2007).

Pre-test (O1 dan O3) dilakukan untuk mengetahui pengetahuan pasien DM

dan DSME sebelum penkes Diabetes Self Management Education (DSME) (X).

Post-test dilakukan untuk mengetahui kadar gula darah pasien DM tipe 2 sesudah

penkes Diabetes Self Management Education (DSME). Rancangan penelitian ini

dapat digambarkan sebagai berikut :

Pre-test Post-test

Kelompok kontrol O1 O2

Kelompok intervensi O3 X O4

Page 45: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

32

Gambar 3.1 Pola penelitian pre-test dan post-test with control group design

(Setiadi, 2007)

Keterangan :

X : Intervensi (Diabetes Self Management Education (DSME))

O1 : Pre-test (awal pada kelompok kontrol)

O2 : Post-test (akhir pada kelompok kontrol)

O3 : Pre-test (sebelum intervensi)

O4 : Post-test (sesudah intervensi)

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti dan memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh peneliti (Nursalam,

2008; Budiarto, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien prolanis

DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di kelompok prolanis puskesmas

gajahan, yaitu sebanyak 42 orang sesuai dengan data sekunder dan studi

pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti.

3.2.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang

hampir sama dengan populasi dan dapat mewakili populasi. Teknik sampling

yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik consequtive sampling,

yaitu teknik penentuan sampel dengan cara memasukkan setiap pasien yang

Page 46: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

33

memenuhi kriteria sampai kurun waktu tertentu hingga jumlah pasien yang

diinginkan terpenuhi (Setiadi, 2007). Sugiyono (2012) menyatakan bahwa

jumlah sampel pada penelitian eksperimen sederhana berkisar antara 10-20

orang.

Jumlah sampel pada penelitian ini sesuai dengan kriteria inklusi dan

eksklusi adalah 40 responden yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu 20

responden pada kelompok kontrol dan 20 responden pada kelompok

intervensi.

3.2.3 Kriteria Subyek Penelitian

Kriteria subjek penelitian terdiri dari kriteria inklusi dan kriteria

eksklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo,

2010). Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan anggota

populasi yang tidak memenuhi kriteria inklusi karena terdapat penyakit yang

mengganggu, keadaan yang mengganggu kemampuan pelaksanaan, hambatan

etis dan menolak berpartisipasi (Setiadi, 2007).

a. Kriteria Inklusi

Sampel pada penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 yang terdaftar di

kelompok prolanis puskesmas gajahan dengan kriteria sebagai berikut:

1) Ber usia 30-65 tahun

2) Pendidikan minimal SMP

3) Mampu melakukan aktivitas mandiri

4) Memiliki kemampuan membaca yang baik

Page 47: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

34

5) Tinggal dengan keluarga.

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi penelitian ini yaitu :

1) Pasien DM Tipe II yang berusia lanjut (lansia) dengan penurunan

kemampuan mengingat.

2) Pasien DM Tipe II dengan gangguan penglihatan

3) Pasien DM Tipe II dengan gangguan pendengaran

3.3 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan juni tahun 2015 sampai dengan bulan

November tahun 2015. Waktu penelitian ini dihitung mulai dari penyusunan

proposal hingga penyusunan laporan dan publikasi penelitian. Lokasi penelitian

ini adalah di prolanis Puskesmas Gajahan Surakarta

Page 48: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

35

3.4 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

No Variabel Devinisi Alat Ukur Skala Hasil 1 Variabel

independen :

Diabetes Self

Management

Education

(DSME)

Suatu metode

pemberian

pendidikan

kesehatan

mengenai

pengelolaan

DM secara

mandiri yang

dilakukan

sebanyak 4 sesi

dalam waktu 1

bulan dengan

durasi 1-2 jam

untuk tiap

sesinya

Kuesioner Nominal 1. Paham (5 - 10)

2. Tidak Paham

(0 - 5)

2 Variabel

dependen :

Kadar Gula

Darah

Suatu cara

untuk

mengetahui

apakah gula

darah pasien

dalam tubuh

tinggi, normal

atau rendah.

Lembar

Observasi &

Easy Touch Ordinal 1. Rendah ( < 90

mg/dL )

2. Normal ( 90 –

199 mg/dL )

3. Tinggi ( > 200

mg/dL )

3.5 Pengumpulan Data

3.5.1 Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagai

sumber data. Menurut Setiadi (2007), data primer merupakan data yang

diperoleh sendiri oleh peneliti dari hasil pengukuran, pengamatan, survei, dan

lain sebagainya. Data primer penelitian ini diperoleh dari hasil observasi.

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari bagian rekam medik, yaitu

jumlah pasien DM tipe 2 yang tergabung di kelompok puskesmas gajahan

dan data lengkap kunjungan pasien DM tipe 2 yang berisi nama, usia, jenis

kelamin, dan alamat pasien.

Page 49: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

36

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mengetahui persebaran

data dan cara memperoleh data tersebut dari subyek penelitian. Teknik

pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan

observasi pada responden. Responden akan dibagi menjadi dua kelompok,

yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Responden pada kedua

kelompok akan diobservasi terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat

pengetahuan pasien terhadap diabetes yang dialami responden.

Tahap selanjutnya responden pada kelompok intervensi akan

diberikan intervensi berupa DSME sebanyak 1 sesi selama 1 kali pertemuan

dan observasi akan dilakukan kembali pada kedua kelompok. Langkah-

langkah pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini

diklasifikasi menjadi dua, yaitu:

a. Langkah Administratif

1) Mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke kampus STIKes

Kusuma Husada

2) Setelah mendapatkan surat dari kampus STIKes dilanjutkan perijinan

ke Kesbangpolinmas kota surakarta.

3) Setelah mendapatkan ijin dari Kesbangpolinmas kota, dilanjutkan ke

Dinas Kesehatan Kota Surakarta dilanjutkan ke UPTD puskesmas

Gajahan.

4) Mengajukan surat permohonan ijin penelitian kepada kepala Puskesmas

Gajahan

Page 50: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

37

5) Mengajukan permohonan ijin pengumpulan data kunjungan pasien DM

tipe 2 ke prolanis puskesmas Gajahan

6) Menentukan responden penelitian sesuai kriteria inklusi dan eksklusi

7) Melakukan pengumpulan pasien yang memenuhi kriteria inklusi untuk

menjelaskan mekanisme penelitan

8) Mengajukan ijin dan kesepakatan kepada responden untuk menjadi

sampel dan menandatangani lembar persetujuan menjadi responden

(informed concent) bagi responden yang bersedia untuk menjadi sampel

penelitian

9) Mendiskusikan waktu pelaksanaan penelitian dengan responden.

b. Langkah Teknis Penelitian

1) Membagi sampel penelitian ke dalam dua kelompok

2) Mempersiapkan lembar observasi dan alat yang dibutuhkan saat

melakukan intervensi untuk masing-masing responden penelitian

3) Menghubungi masing-masing responden untuk mengajukan ijin

melakukan penelitian.

4) Menjelaskan kepada responden pada kelompok kontrol bahwa

penelitian pada responden dilakukan dengan cara mengobservasi tanpa

pengetahuan tetang DSME. Setelah itu pasien diberikan lembaran

observasi yang akan di kumpulkan 3 hari mendatang.

5) Menjelaskan kepada responden pada kelompok intervensi bahwa

penelitian pada responden dilakukan dengan cara mengobservasi

pengetahuan pasien tentang DSME di awal penelitian, kemudian

Page 51: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

38

dilanjutkan dengan pemberian materi DSME sebanyak 1 sesi dalam

waktu 1 kali pertemuan. Di akhir sesi dilanjutkan dengan

mengobservasi kembali pengetahuan pasien tentang DSME. Setelah

pasien paham, pasien diberikan lembaran observasi yang akan di

kumpulkan 3 hari mendatang.

3.5.3 Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah set Easy Touch, LCD

monitor, pengeras suara, lembar observasi dan kuesioner.

a. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji validitas yaitu suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap

isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan

instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2012). Untuk

mendapatkan instrumen yang valid makan instrumen harus di ujikan terlebih

dahulu. Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur yang

digunakan memiliki suatu kesamaan apabila pengkuran dilaksanakan oleh

orang berbeda ataupun waktu yang berbeda (Setiadi, 2007).

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas tidak dilakukan dalam penelitian ini

karena instrumen untuk mengukur adalah dengan menggunakan kuesioner

dan alat cek gula darah Easy Touch. Easy Touch adalah alat untuk mengukur

kadar gula darah yang sudah ter standarisasi nasional dan sudah valid. Selain

Easy Touch, ada juga lembar obvervasi untuk mengontrol aktivitas harian

pasien.

Page 52: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

39

b. Uji Inter – Rater

Penelitian ini akan melibatkan asisten dalam pengumpulan data.

Asisten peneliti adalah teman perawat. Untuk menguji tingkat kesepahaman

dalam teori DSME antara peneliti dan asisten peneliti diperlukan uji

kesepahaman. Uji kesepahaman akan dilaksanakan di kelompok prolanis

puskesmas Gajahan dengan melibatkan dua pasien sesuai dengan kriteria

inklusi.

3.5.4 Pengolahan Data

a. Editing

Editing merupakan pemeriksaan instrumen penelitian sesuai dengan

hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti (Setiadi, 2007). Pemeriksaan

ini meliputi pemeriksaan kelengkapan isi, keterbacaan tulisan, dan relevansi

isi. Editing pada penelitian ini meliputi pemeriksaan kelengkapan isi lembar

observasi, kesesuaian skor yang dicantumkan oleh peneliti dengan skor

masing masing indikator, dan pemeriksaan jumlah skor total.

b. Coding

Coding merupakan pemberian tanda atau mengklasifikasikan jawaban

jawaban dari para responden ke dalam kategori tertentu (Setiadi, 2007).

Pemberian coding pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan kode 0

untuk tidak dilakukan dan 1 untuk dilakukan pada variabel independen.

c. Processing/entry

Proses memasukkan data ke dalam tabel dilakukan dengan program

yang ada di komputer (Setiadi, 2007). Proses memasukkan data pada

Page 53: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

40

penelitian ini menggunakan program SPSS. Data yang diolah pada SPSS

meliputi karakteristik responden, hasil observasi pre-test dan post-test, dan

perbedaan hasil observasi pre-test dan post-test pada kelompok kontrol dan

kelompok intervensi.

d. Cleaning

Cleaning merupakan teknik pembersihan data-data yang tidak sesuai

dengan kebutuhan peneliti (Setiadi, 2007). Cleaning pada penelitian ini

dilakukan dengan cara memeriksa data yang benar-benar dibutuhkan oleh

peneliti (karakteristik responden, hasil observasi pre-test dan post-test) dan

menghapus data-data yang tidak dibutuhkan pada setiap variabel. Semua data

yang diperoleh peneliti merupakan data yang digunakan dan diolah untuk

dianalisa.

3.5.5 Analisis Data

Analisis data memiliki posisi strategis dalam suatu penelitian. Analisis

data dengan pendekatan kuantitatif dapat dilakukan melalui tahap analisa

deskriptif (univariat), analisis analitik (bivariat), dan analisis multivariat.

Tujuan analisis data secara umum adalah untuk memperoleh gambaran

masing-masing variabel, membandingkan dan menguji suatu teori dengan

fakta yang ada, menemukan adanya teori baru dari data yang dikumpulkan,

dan mencari penjelasan apakah teori baru yang diuji berlaku secara umum

atau hanya pada kondisi tertentu (Budiarto, 2002). Analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data univariat dan analisis data

bivariat.

Page 54: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

41

a. Univariat

Analisis data univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik

responden dan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Variabel

yang berbentuk kategorik (jenis kelamin dan pendidikan) disajikan dalam

bentuk proporsi, sedangkan variabel yang berbentuk numerik (usia) disajikan

berupa nilai dalam bentuk mean, median, standar deviasi, dan nilai minimum-

maksimum (Hidayat, 2009).

b. Bivariat

Analisis data bivariat bertujuan untuk menganalisis dua kelompok

data yang terdiri dari variabel independen dan dependen. Kelompok data yang

akan dianalisis yaitu variabel DSME sebagai variabel independen dan

variabel pengontrolan gula darah sebagai variabel dependen. Skala data pada

penelitian ini adalah ordinal untuk variabel dependen. Teknik analisis data

yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut :

1) Perbedaan pengontrolan gula darah pada kelompok kontrol dari observasi

awal dan observasi akhir digunakan paired T-test dengan Ha diterima jika

p < 0,05

2) Perbedaan pengontrolan gula darah pada kelompok intervensi sebelum dan

sesudah pemberian DSME digunakan paired T-test dengan Ha diterima

jika p < 0,05

3) Perbedaan pengontrolan gula darah antara kelompok kontrol dan

kelompok intervensi digunakan Independent T-test dengan Ha diterima

jika p < 0,05

Page 55: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

42

Uji paired T-test atau uji beda dua mean dependen digunakan untuk

menguji perbedaan mean antara dua kelompok data dependen yang berskala

interval/rasio, yaitu membandingkan nilai mean pengontrolan gula darah

sebelum dan sesudah pemberian DSME. Uji Independent T-test atau uji beda

dua mean independen digunakan untuk mengetahui perbedaan mean antara

dua kelompok data independen yang berskala nominal, yaitu membandingkan

nilai mean pengontrolan gula darah antara kelompok kontrol dan kelompok

intervensi (Sugiyono, 2012). Uji Kolmogorov Smirnov dilakukan untuk

mengetahui normalitas dan homogenitas data sebelum dilakukan uji paired T-

test dan uji Independent T-test. Data dikatakan terdistribusi normal jika p > a

(a = 0,05) (Hastono, 2007).

3.7 Etika Penelitian

Penelitian yang berkaitan dengan manusia sebagai objek penelitian, wajib

mempertimbangkan etika penelitian agar tidak menimbulkan masalah etik yang

dapat merugikan responden maupun peneliti (Komisi Nasional Etik Penelitian

Kesehatan. 2005). Etika penelitian yang harus dipenuhi oleh peneliti yaitu :

3.7.1 Lembar persetujuan (Informed Consent)

Informed consent merupakan pernyataan kesediaan dari subyek

penelitian untuk diambil datanya dan ikut serta dalam penelitian. Responden

dalam penelitian ini memperoleh lembar informed consent yang berisi

penjelasan mengenai gambaran DSME yang akan diberikan, tujuan

penelitian, mekanisme penelitian, dan pernyataan kesediaan untuk menjadi

Page 56: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

43

responden. Responden yang bersedia mengikuti penelitian harus

menandatangani lembar informed consent dan responden yang tidak bersedia

mengikuti penelitian diperkenankan untuk tidak menandatangani lembar

informed consent tersebut.

3.7.2 Kerahasiaan (Confidentialy)

Kerahasiaan adalah suatu pernyataan jaminan dari peneliti bahwa

segala informasi yang berkaitan dengan responden tidak akan diberikan

kepada orang lain. Kerahasiaan pada penelitian ini dilakukan dengan cara

tidak memberikan identitas responden dan data hasil penelitian kepada orang

lain.

3.7.3 Tanpa nama (Anonimity)

Nama responden tidak perlu dicantumkan pada lembar observasi.

Penggunaan anonymity pada penelitian ini dilakukan dengan cara

menggunakan kode dan alamat responden pada lembar observasi dan

mencantumkan tanda tangan pada lembar persetujuan sebagai responden.

3.7.4 Keadilan (Justice)

Prinsip keadilan memenuhi prinsip keterbukaan. Penelitian dilakukan

secara jujur, hati–hati, professional, berperikemanusiaan, dan memperhatikan

faktor faktor ketepatan, kecermatan, psikologis dan perasaan subyek

penelitian. Penggunaan prinsip keadilan pada penelitian ini dilakukan dengan

cara tidak membedakan jenis kelamin dan usia, dan pemberian booklet

mengenai materi DSME kepada responden pada kelompok kontrol sebagai

rencana tindak lanjut dari penelitian ini.

Page 57: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

44

3.7.5 Asas kemanfaatan (Beneficiency)

Peneliti harus secara jelas mengetahui manfaat dan resiko yang

mungkin terjadi pada responden. Penelitian boleh dilakukan apabila manfaat

yang diperoleh lebih besar daripada resiko yang akan terjadi. Penelitian tidak

boleh menimbulkan penderitaan kepada subjek penelitian. Penggunaan asas

kemanfaatan pada penelitian ini dilakukan dengan cara menjelaskan secara

detail tujuan, manfaat, dan teknik penelitian kepada responden.

Page 58: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan, dan

pekerjaan. Distribusi responden berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, dan

pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Usia Pada Pasien Prolanis dengan DM

Tipe 2 di puskesmas gajahan Bulan Juli Tahun 2015 (Agustus-September 2015; n

: 40)

Variabel Mean Median SD Min – Maks

Usia (tahun)

Kelompok Intervensi

Kelompok Kontrol

57,05

58,75

59

58

5,898

4,375

47 – 65

49 - 65

Sumber: Data Primer, Agustus-September 2015

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa usia responden pada

kelompok intervensi rata-rata berusia 57 tahun, dan pada kelompok kontrol rata-

rata berusia 59 tahun.

Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin, Pendidikan, dan

Pekerjaan Pada Pasien prolanis dengan DM Tipe 2 di puskesmas gajahan Bulan

Juli Tahun 2015 (Agustus - September 2015; n : 40)

No Karakteristik Frekuensi Presentase

(%)

1

2

Jenis Kelamin

Kelompok Intervensi

- Laki Laki

- Perempuan

Kelompok Kontrol

- Laki Laki

- Perempuan

Pendidikan

Kelompok Intervensi

- SMP Sederajat

- SMA Sederajat

- PT Sederajat

5

15

9

11

8

6

6

25

75

45

55

40

30

30

Page 59: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

46

3

Kelompok Kontrol

- SMP Sederajat

- SMA Sederajat

- PT Sederajat

Pekerjaan

Kelompok Intervensi

- Tidak Bekerja

- PNS

- Wiraswasta

- Pensiunan

Kelompok Kontrol

- Tidak Bekerja

- PNS

- Wiraswasta

- Pensiunan

8

8

4

7

4

4

5

8

2

1

9

40

40

20

35

20

20

25

40

10

5

45

Sumber: Data Primer, Agustus-September 2015

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar jenis kelamin

responden pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol adalah perempuan,

yaitu pada kelompok intervensi sebanyak 15 orang (75%) dan pada kelompok

kontrol berjumlah 11 orang (55%). Distribusi tingkat pendidikan responden pada

kelompok intervensi sebagian besar berpendidikan SMP sederajat sebanyak 8

orang (40%), sedangkan pada kelompok kontrol responden yang berpendidikan

SMP sederajat dan SMA sederajat sama besar yaitu 8 orang (40%) berpendidikan

SMP sederajat dan 8 orang (40%) berpendidikan SMA sederajat. Distribusi

pekerjaan responden pada kelompok intervensi sebagian besar adalah tidak

bekerja sebanyak 7 orang (35%), sedangkan distribusi pekerjaan pada kelompok

kontrol sebagian besar adalah pensiunan sebanyak 9 orang (45%).

Page 60: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

47

4.2 Analisis Univaiat

4.2.1 Pre test tingkat pengetahuan responden

Tabel 4.3 Pre test tingkat pengetahuan responden

No Tingkat Pengetahuan Frekuensi %

1 Kelompok Intervensi

a. Rendah

b. Sedang

c. Tinggi

12

7

1

60

35

5

2 Kelompok Kontrol

a. Rendah

b. Sedang

c. Tinggi

13

6

1

65

30

5

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar tingkat

pengetahuan diabetes dan DSME pada kelompok Intervensi yaitu rendah

sebanyak 12 orang (60 %), sedangkan tingkat pengetahuan pada kelompok

kontrol yaitu rendah sebanyak 13 orang (65 %).

4.2.2 Kadar gula darah sebelum DSME

Tabel 4.4 Distribusi Kadar Gula darah sebelum penkes DSME

No. Kadar gula darah Fekuensi %

1. Kelompok Intervensi

a. Rendah (90 mg/dL)

b. Sedang (99 – 199 mg/dL)

c. Tinggi (> 200 mg/dL)

2

13

5

10

65

25

2. Kelompok Kontrol

a. Rendah (90 mg/dL)

b. Sedang (99 – 199 mg/dL)

c. Tinggi (> 200 mg/dL)

3

10

7

15

50

35

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar kadar

gula darah sebelum DSME pada kelompok Intervensi yaitu pada kadar gula

darah normal yaitu 13 orang (65 %), sedangkan pada kelompok kontrol yaitu

pada kadar gula darah normal yaitu 10 orang (50 %).

Page 61: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

48

4.2.3 Kadar gula darah sesudah DSME

Tabel 4.5 Distribusi kadar gula darah sesudah penkes DSME

No. Kadar gula darah Fekuensi %

1. Kelompok Intervensi

a. Rendah (90 mg/dL)

d. Sedang (99 – 199 mg/dL)

a. Tinggi (> 200 mg/dL)

0

15

5

0

75

25

2. Kelompok Kontrol

a. Rendah (90 mg/dL)

b. Sedang (99 – 199 mg/dL)

c. Tinggi (> 200 mg/dL)

1

13

6

5

65

30

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar

Kelompok kadar gula darah sesudah DSME pada kelompok intervensi adalah

pada kelompok pasien dengan kada gula darah normal yaitu 15 orang (75 %),

sedangkan pada kelompok kontol kadar gula darah terjadi pada kadar gula

darah normal yaitu 13 orang (65 %).

4.3 Analisis Bivariat

4.3.1 Normalitas data

Tabel 4.6 Uji normalitas kadar gula darah sebelum DSME

Kadar gula darah

sebelum DSME

Kadar gula darah

setelah DSME

a. Kelompok intervensi

N 20 20

Mean 179.25 178.10

SD 81.938 69.557

Kolmogorov-Smirnov Z 0.820 0.988

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.512 0.283

b. Kelompok kontrol

N 20 20

Mean 172.35 169.65 SD 80.462 74.110

Kolmogorov-Smirnov Z 0.720 0.745

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.677 0.635

Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa mean kadar gula darah sebelum

DSME pada kelompok intervensi 179.25 mg/dl dengan SD 81.938 dan

Page 62: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

49

didapat nilai p value 0.512 > 0,05 maka Ho diterima sehingga data distribusi

normal. Kadar gula darah setelah DSME mempunyai mean 178.10 mg/dl

dengan SD 69.557 dan didapat nilai p value 0.283 > 0.05 maka Ho diterima

sehingga data distibusi normal. Pada kelompok kontrol nilai mean sebelum

DSME 172.35 mg/dl dengan SD 80.462 dan didapat nilai p value 0.677 >

0.05 sehingga Ho diterima sehingga data distribusi nomal. Sedangkan nilai

mean setalah DSME nilai mean pada kelompok kontrol 169.65 dengan SD

74.110 dan didapat nilai p value 0.635 > 0.05 maka Ho diterima sehingga

data distribusi normal.

4.3.2 Paired Test

Setelah diketahui data berdistibusi normal, kemudian dilakukan uji

paired t test, maka kadar gula darah sebelum DSME dengan sesudah DSME

dapat diketahui sebagai berikut:

Tabel 4.7 Uji Paired T test

Paired T Test t p value

Kelompok Intervensi

Kadar gula darah sebelum dan

sesudah DSME 0.281 0.782

Kelompok Kontrol

Kadar gula darah sebelum dan

sesudah DSME -0.567 0.577

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan ada perbedaan antara kadar gula

darah sebelum DSME dengan kadar gula darah sesudah DSME pada

kelompok Intervensi, p value yaitu 0,782 > 0,05. Nilai t positif (0.281)

menunjukkan bahwa jumlah kadar gula darah sebelum DSME lebih besar dari

jumlah kadar gula darah setelah DSME. Sedangkan pada kelompok kontrol

menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara kadar gula darah sebelum

Page 63: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

50

DSME dan kadar gula darah setelah DSME, p value 0,577 > 0.05 dengan

nilai t negative (-0.567) menunjukkan bahwa kadar gula darah sebelum

DSME lebih kecil dari kadar gula darah setelah DSME.

Page 64: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

51

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 yang termasuk

dalam kelompok usia yang sama, yaitu usia 40 – 65 tahun. Usia mempengaruhi

kemampuan seseorang dalam melakukan perawatan mandiri DM. Semakin

bertambah usia seseorang, maka semakin tinggi kemampuan dalam membimbing

dan menilai diri sendiri (Potter & Perry, 2005). Berdasarkan American Diabetes

Association (2007), kelompok usia 40 tahun ke atas merupakan kelompok usia

yang beresiko tinggi mengalami DM dan penyakit jantung. Diet yang buruk,

peningkatan berat badan, kebiasaan merokok, dan kurang aktivitas merupakan

faktor resiko DM yang banyak terjadi pada kelompok usia tersebut. Resiko DM

semakin meningkat seiring peningkatan usia. The Canadian Diabetes Association

merekomendasikan skrining kadar gula darah puasa dilakukan saat seseorang

berusia 40 tahun dan setiap 3 bulan seiring peningkatan usia (CDA, 2008).

Menurut Nugroho dalam Efendi dan Makhfudli 2009, kelompok usia 40 –

65 tahun merupakan masa setengah umur (Presenium). Menurut Papalia dalam

Rondhianto 2011, kemampuan kognitif perseptual dan numerik seseorang

mengalami penurunan pada masa setengah umur, sedangkan kemampuan kognitif

penalaran induktif, orientasi spasial, kosakata, dan memori verbal mengalami

peningkatan. Kemampuan pemecahan masalah dan pemikiran integratif juga

cenderung meningkat seiring dengan peningkatan usia karena semakin bertambah

Page 65: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

52

usia semakin terjadi peningkatan cristalized intelligence. Cristalized intelligence

diperoleh dari pengalaman masa lalu. Cristalized intelligence akan selalu berubah

karena setiap informasi baru yang diperoleh akan meningkatkan pengetahuan

(Roach, 2011). Karakteristik usia yang sama pada responden ini dapat

memudahkan melakukan pendekatan dalam pemberian DSME. Pendekatan yang

dapat dilakukan pada kelompok usia presenium berupa pendekatan yang berpusat

pada masalah, pendekatan proyektif, dan pendekatan aktualisasi diri (Mappa dan

Basleman, 1994 dalam Suprayogi, 2005).

Nilai rata-rata usia pada kedua kelompok menunjukkan bahwa rata-rata

pasien termasuk kelompok lansia. Penuaan pada pasien lansia dengan DM lebih

cepat terjadi daripada pasien lansia non diabetes, karena pada pasien lansia

dengan DM terjadi peningkatan ikatan kolagen, penebalan membrane basal,

aterosklerosis, dan katarak. Peningkatan resiko terjadinya komplikasi

makrovaskuler dan mikrovaskuler juga terjadi pada pasien lansia dengan DM, dan

resiko akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan usia, lama mengalami

DM, dan nilai hemoglobin terglikosilasi. Pasien lansia dengan DM memiliki

kualitas hidup yang buruk dan lebih sering menggunakan perawatan medis.

Kontrol gula darah yang baik pada pasien lansia dengan DM dapat memperbaiki

kualitas hidup pasien dan hasil jangka panjang (Morley, 1998; Meneilly & Elahi

2005).

Berdasarkan tabel 4.2, mayoritas pasien pada kelompok intervensi dan

kelompok kontrol adalah perempuan, yaitu 15 orang (75%) pada kelompok

intervensi dan 11 orang (55%) pada kelompok kontrol. Hasil penelitian tersebut

Page 66: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

53

sesuai dengan teori dan beberapa hasil penelitian lain yang menyatakan bahwa

penyakit DM lebih banyak dialami oleh perempuan dari pada laki-laki. Hal

tersebut dikarenakan tiga faktor. Faktor pertama, kadar kolesterol HDL, LDL, dan

trigliserida lebih tinggi pada perempuan daripada laki-laki. Jumlah lemak pada

laki-laki dewasa rata-rata berkisar antara 15 – 20% dan berat badan total, dan pada

perempuan sekitar 20 – 25%. Faktor kedua, tingginya kadar kolesterol HDL,

LDL, dan trigliserida pada perempuan dapat menyebabkan penurunan sensitivitas

insulin. Faktor ketiga, mekanisme protektif pada dinding pembuluh darah

perempuan lebih tinggi daripada laki-laki sehingga dapat memperparah

penyumbatan pembuluh darah (Juutilainen et.al., 2004; Soeharto, 2003 dalam

Nurlaily, 2010).

Berdasarkan tabel 4.2, mayoritas tingkat pendidikan pasien adalah SMP

sederajat, yaitu 8 orang (40%) pada kelompok intervensi dan 8 orang (40%) pada

kelompok kontrol. Menurut Notoatmodjo (2007), tingkat pendidikan juga

menentukan kemampuan seseorang memahami pengetahuan yang diperoleh, yaitu

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah seseorang

tersebut menerima informasi. Menurut Mink Young (2010 dalam Gamara, 2013),

tingkat pengetahuan perawatan diabetes melitus dapat dipengaruhi oleh lama

penyakit yang diderita, tingkat pendidikan dan faktor ekonomi, sehingga pasien

dengan tingkat pendidikan rendah namun memiliki kemampuan manajemen

perawatan diri yang baik akan memiliki hasil yang baik pula. Kriteria responden

minimal berpendidikan SMP bertujuan untuk mengoptimalkan penerimaan

informasi yang diberikan. Seseorang yang telah melalui tingkat pendidikan SMP

Page 67: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

54

diharapkan telah mengalami perkembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan

dasar sebagai bekal hidup dan dapat digunakan untuk menghadapi kehidupan di

masyarakat (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2009). Pasien yang telah

melalui tingkat pendidikan SMP menunjukkan bahwa pasien telah mengetahui

kemampuan dasar yang diajarkan pada pendidikan SD seperti membaca,

berhitung, berlogika, berkomunikasi yang baik, dan menulis. Pasien yang telah

melalui tingkat pendidikan SMP juga menunjukkan terjadinya peningkatan

cristalized intelligence, sehingga dengan kemampuan tersebut diharapkan pasien

mampu memahami materi yang diberikan dalam pemberian DSME. Cristalized

intelligence diperoleh dari pengalaman masa lalu. Cristalized intelligence akan

selalu berubah karena setiap informasi baru yang diperoleh akan meningkatkan

pengetahuan (Roach, 2011).

Berdasarkan tabel 4.2, mayoritas pasien pada kelompok intervensi tidak

bekerja yaitu sebanyak 7 orang (35%), sedangkan mayoritas pekerjaan pasien

pada kelompok kontrol sebagian besar adalah pensiunan sebanyak 9 orang (45%).

Jenis pekerjaan pasien mempengaruhi pasien dalam melakukan perawatan

mandiri. Jenis pekerjaan pasien dapat secara tidak langsung menggambarkan

aktivitas fisik yang sehari-hari dilakukan oleh pasien dan kebutuhan kalori yang

dibutuhkan pasien. Seseorang yang melakukan aktivitas berat akan membutuhkan

kalori/energi yang banyak. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Aerenhouts et.al. (2011) yang menunjukkan bahwa semakin berat

aktivitas fisik yang dilakukan oleh seseorang, maka akan semakin meningkat

kalori yang dibutuhkan. Perhitungan kalori untuk setiap aktivitas fisik yang

Page 68: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

55

dilakukan dapat menggunakan TEE (Total Energy Expenditure). Manfaat latihan

fisik untuk penderita DM adalah untuk memperlancar peredaran darah,

mengontrol gula darah, memperkuat otot-otot, dan untuk menurunkan tekanan

darah.

5.2 Pengaruh kadar gula darah pasien DM tipe II sebelum dilakukan penkes

DSME Pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

Hasil penelitian berdasarkan tentang tingkat pengetahuan responden

kelompok intervensi di peroleh hasil sebagai berikut : kategori rendah 12 orang

(60%), kategori sedang 7 orang (35%) dan kategori tinggi 1 orang (5%)

sedangkan untuk kelompok kontrol diperoleh hasil : kategori rendah 13 orang

(65%), kategori sedang 6 orang (30%), dan kategori tinggi 1 orang (5%). Dari

tabel (4.3) diatas sebagian responden pengetahuan tentang diabetes nya rendah

meskipun tidak terlalu jauh dengan nilai sedang. Untuk meningkatkan

pengetahuan pasien salah satunya dengan edukasi. Edukasi kepada masyarakat

adalah salah satu tercapainya tujuan dari penelitian ini. Dengan demikian

meningkat juga kesadaran diri dari segi kesehatan, merubah gaya hidup kearah

sehat, patuh terhadap terapi, dan hidup berkualitas. Hasil penelitian ini sejalan

dengan hasil penelitian Direktorat Pengendalian PTM RI (2009) bahwa mayoritas

gaya hidup masyarakat yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik adalah penyebab

diabetes tipe II.

Page 69: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

56

5.3 Pengaruh kadar gula darah pasien DM tipe II setelah dilakukan penkes

DSME Pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok intervensi mengalami

penurunan skor sebanyak 5 orang dan kelompok kontrol sama-sama mengalami

penurunan skor sebanyak 4 orang pada nilai gula darah sewaktu (GDS), namun

berdasarkan hasil Paired t-test (tabel 4.7) diperoleh hasil bahwa penurunan skor

pada kelompok intervensi lebih besar daripada dengan kelompok kontrol. Hasil

ini diperkuat oleh hasil Independent t-test (tabel 4.7) yang menunjukkan terdapat

perbedaan penurunan GDS yang signifikan di kelompok intervensi. Hasil ini juga

menunjukkan bahwa ada pengaruh penkes DSME terhadap kadar gula darah pada

pasien DM tipe 2.

Menurut Norris et.al. (2002), tujuan DSME adalah mengoptimalkan

kontrol metabolik dan kualitas hidup pasien dalam upaya mencegah komplikasi

akut dan kronis, sekaligus mengurangi penggunaan biaya perawatan klinis.

Edukasi yang diberikan melalui DSME dapat memfasilitasi pengetahuan,

keterampilan, dan kemampuan pasien DM dalam melakukan perawatan mandiri

(Funnell et.al., 2008). Pemberian DSME pada kelompok intervensi dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien dalam melakukan perawatan

mandiri, sehingga indikator/tanda dan gejala resiko terjadinya komplikasi yang

muncul sebelum pemberian DSME berkurang lebih banyak daripada kelompok

kontrol. Penurunan yang terjadi pada kelompok kontrol dapat disebabkan oleh

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki pasien. Pasien pada kelompok

kontrol telah mengetahui konsep dasar DM tipe 2 secara umum dan perawatan

Page 70: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

57

mandiri yang harus dilakukan, namun rata-rata pasien pada kelompok kontrol

menyatakan tidak melakukan perawatan mandiri secara rutin dan komprehensif,

seperti perawatan kaki, pengaturan nutrisi, dan jenis olahraga yang dianjurkan

(Data Primer, 2015). Berdasarkan hasil pernyataan pasien tersebut, peneliti

berasumsi penurunan resiko yang terjadi pada kelompok kontrol disebabkan

sebagian pasien melakukan perawatan mandiri namun tidak rutin dan tidak

komprehensif.

5.4 Perbedaan kadar gula darah pada kelompok intervensi dengan

kelompok kontrol

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok intervensi dan kelompok

kontrol sama-sama mengalami penurunan nilai kadar gula darah, namun

berdasarkan hasil Paired t-test (tabel 4.7) diperoleh hasil bahwa penurunan skor

pada kelompok intervensi lebih besar daripada dengan kelompok kontrol. Hasil

ini diperkuat oleh hasil Independent t-test (tabel 4.7) yang menunjukkan terdapat

perbedaan penurunan kadar GDS yang signifikan antara kelompok intervensi dan

kelompok kontrol. Hasil ini juga menunjukkan bahwa ada pengaruh penkes

DSME terhadap kadar GDS pada pasien DM tipe 2.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI, 2011) yang

menyatakan bahwa ada empat pilar penanganan utama pada pasien DM tipe 2,

yaitu edukasi, terapi nutrisi medis, latihan jasmani, dan intervensi farmakologis.

Edukasi memegang peranan yang sangat penting dalam penatalaksanaan DM tipe

Page 71: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

58

2 karena pemberian edukasi kepada pasien dapat merubah perilaku pasien dalam

melakukan perawatan mandiri DM.

Edukasi dapat diberikan melalui suatu promosi kesehatan. Promosi

kesehatan merupakan proses pemberdayaan atau memandirikan masyarakat agar

dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Ottawa Charter, 1986 dalam

Maulana, 2009). Proses pemberdayaan atau memandirikan masyarakat tidak

hanya terbatas pada pemberian informasi (seperti pendidikan kesehatan) tetapi

juga upaya untuk merubah perilaku dan sikap seseorang, sehingga promosi

kesehatan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor

seseorang (Maulana, 2009). Durasi waktu untuk perubahan perilaku tidak

ditentukan secara jelas karena kemampuan setiap individu dalam menerima dan

merespon stimulus berbeda. Perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan dan

kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Roger, dalam Notoatmodjo, 2003).

World Health Organization (dalam Notoatmodjo, 2003) menyatakan

bahwa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku terutama dalam perilaku

kesehatan dapat menggunakan kekuatan atau dorongan, pemberian informasi dan

diskusi serta partisipasi. Perubahan perilaku yang dilakukan dengan kekuatan dan

dorongan yaitu perubahan perilaku yang dipaksakan kepada individu sehingga

individu mau berperilaku seperti yang diharapkan. Perubahan perilaku dengan

pemberian informasi adalah perubahan perilaku yang dihasilkan karena adanya

pemberian informasi yang akan meningkatkan cara-cara mencapai hidup sehat,

cara pemeliharaan kesehatan, dan cara menghindari penyakit. Diskusi dan

partisipasi adalah strategi untuk merubah perilaku dengan meningkatkan

Page 72: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

59

pemberian informasi. Sasaran tidak lagi pasif tetapi berpartisipasi dalam kegiatan

sehingga pengetahuan akan diperoleh lebih dalam dan perilaku yang diperoleh

akan lebih bersifat kuat. Setiap individu bisa memiliki respon yang berbeda pada

stimulus yang sama (Notoatmodjo, 2003).

DSME merupakan salah satu bentuk edukasi yang efektif diberikan kepada

pasien DM karena pemberian DSME dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan

perilaku pasien dalam melakukan perawatan mandiri. DSME bertujuan untuk

mendukung pengambilan keputusan, perawatan diri, pemecahan masalah, dan

kolaborasi aktif dengan tim kesehatan, sehingga dapat meningkatkan hasil klinis,

status kesehatan, dan kualitas hidup (Funnell et.al., 2008). Pemberian DSME

dapat merubah perilaku pasien melalui informasi yang diberikan kepada pasien.

Pemberian informasi kepada pasien merupakan suatu stimulus yang dapat

meningkatkan pengetahuan, sehingga menimbulkan kesadaran untuk berperilaku

sesuai dengan yang diharapkan. Pasien DM tipe 2 memiliki kemampuan dan

respon yang berbeda terhadap stimulus yang diberikan, sehingga perilaku dan

kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri juga berbeda. Pemberian

DSME dapat menghasilkan berbagai outcomes, yaitu hasil jangka pendek, hasil

jangka menengah, dan hasil jangka panjang (Norris et.al., 2002).

Pemberian DSME dapat memberikan banyak manfaat bagi pasien DM.

Pemberian DSME dapat memberikan hasil yang positif, baik hasil jangka pendek,

jangka menengah, maupun jangka panjang. Hasil jangka pendek meliputi kontrol

glikemik (hemoglobin terglikosilasi dan gula darah), kontrol fisik (berat badan,

kadar lipid, luka pada kaki, tekanan darah, mikroalbuminuria, retinopati),

Page 73: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

60

modifikasi gaya hidup (aktivitas fisik, diet, kebiasaan merokok), dan kontrol

status mental (depresi dan ansietas). Hasil jangka menengah meliputi peningkatan

pengetahuan, keterampilan (memecahkan masalah, kontrol gula darah secara

mandiri, dan penggunaan obat-obatan), status psikologis (kepercayaan diri,

perilaku, koping), dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan (rutin kontrol).

Hasil jangka panjang meliputi pencegahan komplikasi makrovaskular (penyakit

vaskuler perifer, penyakit jantung coroner, penyakit serebrovaskuler), pencegahan

komplikasi mikrovaskuler (penurunan penglihatan, neuropati perifer, penyakit

ginjal, penyakit gigi dan mulut, ulkus diabetik, dan amputasi), penurunan angka

kematian, peningkatan kualitas hidup, dan perbaikan sosial ekonomi (Norris et.al.,

2002).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sidani & Fan (2009),

pasien DM yang menerima DSME dapat mengalami perbaikan kontrol metabolik,

perbaikan kualitas hidup, dan mengurangi komplikasi. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Rondhianto (2011) juga menyatakan bahwa DSME terbukti

memiliki pengaruh yang positif terhadap peningkatan kepercayaan diri dan

perubahan perilaku perawatan diri pasien DM tipe 2. Dengan adanya pemberian

DSME pada pasien DM dalam penelitian ini, pasien memperoleh informasi terkait

perawatan mandiri DM. Pengetahuan, keterampilan, dan status psikologis pasien

mengalami peningkatan, sehingga pasien mulai melakukan perawatan mandiri

terhadap penyakitnya dan hal tersebut dapat membantu mengurangi resiko untuk

terjadinya komplikasi. Komponen DSME yang diajarkan selama pemberian

DSME kepada pasien DM dalam penelitian ini adalah pengetahuan dasar tentang

Page 74: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

61

DM, pengobatan DM, monitoring yang harus dilakukan, pengaturan nutrisi/diet,

olahraga dan aktivitas sehari-hari, manajemen stress dan dukungan psikososial,

perawatan kaki, dan akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan. Selama proses

pemberian DSME, peneliti mengeksplorasi pengetahuan yang telah dimiliki

pasien dan perawatan yang telah dilakukan.

Komponen-komponen DSME yang diajarkan kepada pasien dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien sekaligus memperbaiki

perawatan yang dilakukan pasien yang kurang benar. Pasien diajarkan untuk

mengenal apa itu DM, penyebab DM, faktor resiko DM, tanda dan gejala DM,

proses perjalanan penyakit DM, penatalaksanaan DM, dan komplikasi DM.

Sebelum pemberian DSME, peneliti terlebih dahulu menanyakan kepada pasien

tentang apa yang diketahui pasien mengenai penyakit DM karena persepsi pasien

terhadap penyakitnya akan mempengaruhi perawatan yang dilakukan pasien.

Pasien diajarkan beberapa jenis obat DM yang biasanya diberikan dokter, dalam

hal ini peneliti juga menanyakan obat apa saja yang diperoleh pasien dan

bagaimana efek yang dirasakan pasien. Pemberian informasi mengenai

pengobatan DM perlu diberikan karena pengobatan merupakan pilar keempat

dalam penatalaksanaan DM yang dianjurkan oleh PERKENI (2011). Pasien

diajarkan monitoring apa yang harus dilakukan, yaitu monitoring metabolik secara

umum. Pasien diajarkan pentingnya pemeriksaan gula darah secara rutin, baik

pemeriksaan gula darah secara mandiri maupun dengan pemeriksaan ke

laboratorium. Pasien diajarkan bagaimana cara menggunakan alat easy touch dan

waktu yang tepat untuk memantau kadar gula darahnya, yaitu saat sebelum

Page 75: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

62

makan, 2 jam setelah makan, menjelang waktu tidur, dan saat tidur (PERKENI,

2011).

Pada penelitian ini, pasien juga diajarkan cara pengaturan nutrisi/diet yang

tepat. Prinsip pengaturan nutrisi pada pasien DM tipe 2 yaitu makanan yang

seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing

individu. Pengaturan jadwal, jenis, dan jumlah makanan merupakan aspek yang

sangat penting untuk diperhatikan, terutama pada pasien dengan terapi insulin

(PERKENI, 2011; Smeltzer & Bare, 2001). Peneliti memberikan penguatan

kepada pasien untuk sebaiknya mematuhi pengaturan nutrisi yang tepat agar

penyakitnya tidak berkembang semakin parah. Olahraga dan aktivitas fisik

merupakan salah satu dari empat pilar penatalaksanaan DM. Olahraga dan

aktivitas fisik dapat menjaga kebugaran, menurunkan berat badan, dan

memperbaiki sensitivitas insulin. Olahraga yang dilakukan sifatnya CRIPE

(Continous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance training) (PERKENI,

2011). Peneliti memberikan saran kepada pasien agar sebaiknya menghindari

kebiasaan hidup bermalas-malasan dan mengkonsumsi makanan siap saji. Peneliti

memberikan informasi mengenai jenis olahraga yang bisa dilakukan dan sesuai

dengan kemampuan pasien, waktu olahraga, dan hal-hal yang harus dilakukan

sebelum olahraga.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hanif (2012), DSME

terbukti mampu menurunkan tingkat stres dan meningkatkan mekanisme koping

pasien DM tipe 2. Peneliti mengeksplorasi perasaan pasien, stres yang dialami

pasien, harapan-harapan pasien, dan masalah yang mungkin dialami pasien.

Page 76: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

63

Pasien diajarkan bagaimana stres dapat mempengaruhi kadar gula darah dan

memperparah penyakit. Pasien juga diajarkan pentingnya keterbukaan kepada

keluarga terhadap masalah yang dialaminya, sehingga pasien dapat memperoleh

dukungan sosial. Manajemen stress yang baik terbukti dapat menurunkan kadar

hormon kortisol dalam darah dan memperbaiki kontrol metabolik pasien (Wade &

Tavris, 2007).

Komponen terakhir yang diajarkan kepada pasien adalah mengenai sistem

pelayanan kesehatan dan akses pasien terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.

Sebelum memberikan informasi terkait sistem pelayanan kesehatan ini, peneliti

terlebih dahulu mengkaji fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di sekitar pasien.

Peneliti memberikan saran kepada pasien untuk kontrol secara rutin ke puskesmas

atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, sehingga pasien dapat mengetahui

perkembangan penyakitnya dan berkonsultasi dengan dokter. Berdasarkan hasil

wawancara dengan Kepala Prolanis Puskesmas Gajahan Surakarta, pemeriksaan

kadar gula darah pada pasien DM dilakukan 1 bulan sekali, sedangkan

pemeriksaan kadar kolesterol dilakukan 3 bulan sekali. Rata-rata pasien dalam

penelitian menjalani rawat jalan untuk memeriksakan kadar gula darah ke Prolanis

sebanyak 1 bulan sekali, namun beberapa pasien menjalani pertemuan prolanis 1

bulan 2 kali dan 3 bulan sekali, tergantung pada kemauan pasien dan ketersediaan

obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien (Data Primer, 2015).

Komponen-komponen DSME yang telah diajarkan kepada pasien dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawatan mandiri pasien.

Kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri (self care) dipengaruhi

Page 77: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

64

oleh usia, status perkembangan, pengalaman hidup, orientasi sosial budaya,

kesehatan, dan sumber daya yang tersedia. Perawatan diri dilakukan karena

adanya masalah kesehatan atau penyakit dengan tujuan mencegah penyakit dan

meningkatkan kesehatan (Asmadi, 2008).

Self care sangat penting dilakukan oleh pasien DM tipe 2 untuk mencegah

terjadinya ulkus diabetik dan komplikasi lain yang lebih parah. Self care yang

dilakukan oleh pasien erat kaitannya dengan teori Orem dalam keperawatan.

Model konseptual keperawatan Orem dikenal sebagai self care deficit theory of

nursing (SDCTN) yang terdiri dari tiga teori yang saling berhubungan, yaitu teori

perawatan diri yang menggambarkan mengapa dan bagaimana manusia

melakukan perawatan terhadap dirinya sendiri, teori defisit perawatan diri yang

menggambarkan dan menjelaskan mengapa manusia dapat dibantu melalui

keperawatan, dan teori sistem keperawatan yang menggambarkan dan

menjelaskan bagaimana asuhan keperawatan dapat diterapkan pada pasien

(Tomey dan Alligood, 2006 dalam Rondhianto, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang telah dijabarkan di atas, DSME

mampu menurunkan kadar gula darah melalui perawatan mandiri yang dilakukan

oleh pasien pada kelompok intervensi. Penurunan yang terjadi pada kelompok

kontrol dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah pasien pada

kelompok kontrol telah mengetahui secara singkat mengenai konsep dasar DM

dan perawatan mandiri yang harus dilakukan. Pasien telah mengetahui definisi

DM, klasifikasi DM, penyebab DM, faktor resiko DM, tanda dan gejala DM,

komplikasi DM, monitoring yang harus dilakukan, namun pasien tidak

Page 78: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

65

mengetahui pengaturan nutrisi yang tepat, jenis-jenis olahraga yang dianjurkan,

dan manajemen stres yang bisa dilakukan (Data Primer, 2015).

5.5 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam pelaksanaannnya. Keterbatasan

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pada penelitian ini DSME terdapat 8 komponen yang berpengaruh dengan alat

ukur masing masing. Akan tetapi pada komponen stres dan psikososial peneliti

tidak menggunakan kuesioner.

Page 79: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

66

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

a. Karakteristik responden pada distribusi umur responden menunjukkan

bahwa rata-rata usia responden antara 47 tahun sampai 67 tahun dan

mayoritas responden berjenis kelamin perempuan, mayoritas tingkat

pendidikan responden adalah SMP sederajat, dan mayoritas jenis

pekerjaan responden adalah tidak bekerja pada kelompok intervensi dan

pensiunan pada kelompok kontrol

b. Dilihat dari hasil pengukuran kadar gula darah pasien intervensi prolanis

sebelum penkes DSME terdapat 65 % gula darah pasien dalam batas

normal. Setelah diberikan DSME meningkat menjadi 75 % gula darah

pasien yang menjadi normal.

c. Dilihat pengaruh DSME pada kelompok pasien intervensi dan kelompok

pasien kontrol jelas terdapat perbedaan tingkat pengetahuannya.

Pengetahuan pasien dibuktikan dengan adanya tanya jawab langsung pada

kelompok kontrol yang mengatahan intervensi pasien DM hanyalah empat

pilar saja. Pengetahuan pasien intervensi juga dibuktikan dengan tanya

jawab setelah penkes bahwa selain empat pilar DM, pasien juga sudah

paham tentang DSME.

Page 80: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

67

6.2 Saran

Saran yang dapat diberikan terkait dengan hasil penelitian ini antara lain

sebagai berikut.

a. Bagi Institusi Pendidikan

DSME dapat dijadikan suatu materi pokok dalam pembelajaran asuhan

keperawatan pada pasien DM tipe 2 dan sumber referensi bagi dosen dan

mahasiswa dalam mengembangkan ilmu keperawatan atau penelitian

terkait.

b. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

DSME dapat dijadikan sebagai suatu program promosi kesehatan untuk

meningkatkan kemampuan perawatan mandiri pasien DM tipe 2. DSME

dapat dijadikan suatu SOP, sumber referensi, atau sumber acuan dalam

penanganan pasien DM tipe baik dalam lingkup klinik maupun komunitas.

c. Bagi Profesi Keperawatan

DSME dapat dijadikan sumber informasi bagi perawat dalam memberikan

edukasi kepada pasien DM tipe 2 baik perawat klinik maupun perawat

komunitas. Sehingga harapannya perawat ikut membantu pasien dalam

upaya pengontrolan gula darah agar tidak terjadi komplikasi DM lainnya.

d. Bagi Masyarakat dan Responden

Masyarakat dan responden diharapkan dapat menerapkan ilmu yang telah

diperoleh melalui perawatan mandiri yang benar dan memberikan ilmu

tersebut kepada orang lain yang belum mengetahuinya, sehingga

Page 81: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

68

diharapkan masyarakat juga ikut serta membantu mengurangi komplikasi

yang terjadi pada pasien akibat penyakit DM.

e. Bagi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan peneliti lain yang ingin meneliti tentang pengaruh DSME

terhadap aspek lain terkait penyakit DM. Rekomendasi penelitian yang

perlu dilakukan oleh peneliti lain di antaranya sebagai berikut :

1) Pengaruh DSME terhadap pengontrolan gula darah pada penderita

awal terdiagnosa DM

2) Pengaruh DSME terhadap kualitas hidup pasien DM tipe 2

3) Penelitian kuantitatif mengenai efektivitas DSME yang diberikan

kepada pasien DM tipe 2 dengan setting kelompok atau FGD (Focus

Group Discussion).

Page 82: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

DAFTAR PUSTAKA

Aerenhouts, D., Zinzen, E., Clarys, P.. (2011). Energy expenditure and habitual

physical activities in adolescent sprint athletes. Journal of Sports Science

and Medicine (10), p. 362-368.

American Diabetes Association. (2010). Position statement: Standards of Medical

Care in Diabetes. Diabetes Care (33).

Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2009). Evaluasi Pelaksanaan

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun. [serial on line].

http://bappenas.go.id/get-file-server/node/10815/ [diakses tanggal 30

Desember 2015].

Baradero, Mary. (2009). Seri Asuhan Keperawatan: Klien Gangguan Endokrin.

Jakarta: EGC.

Canadian Diabetes Association. (2008). Prediabetes Prevention. CDA Clinical

Practice Guidelines, p. 1-2.

Clevo, Rendy, & Margareth ,T.H. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah

dan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Corwin, Elizabeth J. (2009). Buku saku: Patofisiologi alih bahasa Nike Budi

Subekti. Jakarta: EGC.

Efendi, F. dan Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan

Praktik dalam Keperawatan. Jakata: Salemba Medika.

Funnell, M. M., et.al. (2008). National Standards for Diabetes Self-Management

Education. Diabetes Care Volume 31 Supplement 1: p. S87-S94.

Gamara, S. E. (2013). Hubungan Antara Pengetahuan Perawatan dengan

Kemampuan Manajemen Perawatan Diri pada Pasien Diabetes Mellitus di

Rumah Sakit Umum Daerah Kuningan 45 Kuningan 2013.

Gustaviani, Reno.(2008). Diagnosis dan Klasifikasi diabetes Mellitus.Jakarta:

Balai Penerbit FKUI

Hanif, R. A. (2012). Perbedaan Tingkat Stres Sebelum dan Sesudah Dilakukan

Diabetes Self Management Education (DSME) pada Pasien Diabetes

Page 83: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember.

[skripsi]. Jember: Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.

Hastono, S. P. (2007). Analisis Data Kesehatan. Jakarta: FKM UI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Riset Kesehatan Dasar.

http://www.depkes.go.id/, diakses pada tanggal 02 Juni 2015 pukul 19.20

WIB.

Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan. (2005). Pedoman Nasional Etik

Penelitian Kesehatan. [serial online]. www.knepk.litbang.depkes.go.id

[diakses tanggal 02 Juni 2015].

Mansjoer, A., dkk. (2005). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media

Aesculapius.

Mansjoer, A., dkk. (2007). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi 3. Jakarta:

Media Aesculapius.

Maulana, H. D. J. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.

McGowan, P. (2011). The Efficacy of Diabetes Patient Education and Self

Management Education in Type 2 Diabetes. Canadian Journal of Diabetes

Volume 35 (1): p. 46-53.

Meneilly, G. S., & Elahi, D. (2005). Metabolic Alterations in Middle-Aged and

Elderly Lean Patient With Type 2 Diabetes. Diabetes Care Volume 28 (6) :

p. 1498-1499.

Norris, S. L., et.al. (2002). Increasing Diabetes Self-Management Education in

Community Settings. Am J Prev Med Volume 22 (4S): p. 39–66.

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Cetakan Pertama.

Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurlaily. (2010). Analisis Beberapa Faktor Risiko Terjadinya Diabetes Mellitus

pada RSUD dr. Mm. Dunda Limboto Kab.Gorontalo. [serial on line].

http://dc162.4shared.com/doc/lYqjkf5o/preview.html [diakses tanggal 30

desember 2015].

Page 84: Diabetes Self Management Education · PDF fileDiabetes Mellitus clients at Chronic Disease Management Unit, ... Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME Lampiran 7 Leaflet

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Yogyakarta:

Nohamedika.

PD-PERSI. (2015). RI Rangking Keempat Jumlah Penderita Diabetes Terbanyak

Dunia,(https://pd-persi.co.id/ RI Rangking Keempat Jumlah Penderita

Diabetes Terbanyak Dunia.html/) diakses tanggal 02 Juni 2015

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. (2011). Konsensus Pengelolaan dan

Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB.PERKENI.

Potter, P. A. & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:

konsep, proses, dan praktik. Jakarta: EGC.

Price, Sylvia Anderson, & Lorraine McCarty Wilson. (2006). Patofisiologi:

Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit alih bahasa Brahm U. Jakarta: EGC.

Roach, C. (2011). The Differences Between Fluid and Cristallized Intelligence.

[serial on line]. http://voices.yahoo.com/the-differences-between-

fluidcrystallized-intelligence-7758930.html [diakses tanggal 30 Desember

2015].

Rondhianto. (2011). Pengaruh Diabetes Self Management Education dalam

Discharge Planning terhadap Self Efficacy dan Self Care Behaviour Pasien

Diabetes Mellitus Tipe 2. [tesis]. Surabaya: Program Studi Magister

Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.

Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Sidani, S. & Fan, L. (2009). Effectiveness of Diabetes Self-management

Education Intervention Elements: A Meta-analysis. Canadian Journal of

Diabetes Volume 33 (1): p. 18-26.

Soegondo, Sindartawan. (2007). Penetalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.

Jakarta: FKU.

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.