diare

28
Diare Cair Akut dengan Dehidrasi pada Anak Abstract : Acute liquid diarrhea is excreting more than 3t imes in 24 hours with the consistency of liquid and lasts less than 1 week. Most causes of diarrheae at age 0-2 years are rotavirus infection. If there are signs and symptoms of acute diarrheae due to be bacterial infection can be given antimicrobial therapy is empirical, which can then be followed by specific therapy according to the results of the culture. Maintain hygiene can prevent the onset of diarrheae. Keyword : Accute diarrheae Abstrak : Diare cair akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Penyebab terbanyak diare pada usia 0-2 tahun adalah infeksi rotavirus. Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi antimikrobial secara empirik, yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan hasil kultur. Menjaga kebersihan tubuh dan hygiene dapat mencegah terjadinya diare. Kata kunci : Diare akut Pendahuluan Diare merupakan masalah umum yang dapat ditemui di berbagai negara. Diare cair akut adalah buang air besar lebih dari 3 1

Upload: elchimreza

Post on 29-Sep-2015

4 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

diare cair akut

TRANSCRIPT

Diare Cair Akut dengan Dehidrasi pada Anak

Abstract :Acute liquid diarrhea is excreting more than 3t imes in 24 hours with the consistency of liquid and lasts less than 1 week. Most causes of diarrheae at age 0-2 years are rotavirus infection. If there are signs and symptoms of acute diarrheae due to be bacterial infection can be given antimicrobial therapy is empirical, which can then be followed by specific therapy according to the results of the culture. Maintain hygiene can prevent the onset of diarrheae.Keyword : Accute diarrheaeAbstrak :Diare cair akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Penyebab terbanyak diarepada usia 0-2 tahun adalah infeksi rotavirus. Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi antimikrobial secara empirik, yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan hasil kultur. Menjaga kebersihan tubuh dan hygiene dapat mencegah terjadinya diare. Kata kunci : Diare akutPendahuluanDiare merupakan masalah umum yang dapat ditemui di berbagai negara. Diare cair akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Penyebab terbanyak diarepada usia 0-2 tahun adalah infeksi rotavirus. Diare merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak dinegara berkembang. Bila diare berlangsung kurang dari 2 minggu dikatakan diare akut. Apabila diare berlangsung 3 minggu atau lebih, maka digolongkan diare kronik. Sebagian besar diare berlangsung selama 7 hari dan biasanya sembuh sendiri.1 TujuanTujuan dari penulisan makalah ini untuk menambah pengetahuan khususnya tentang diare seperti mahasiswa mampu mengetahui patologis diare, derajat dehidrasi berdasarkan gejala klinis yang disertai, pemeriksaan penunjang yang diperlukan, prinsip penatalaksanaan dehidrasi sesuai dengan klasifikasinya serta pengobatan diare yang tepat sesuai dengan kasus.Skenario KasusAnak laki-laki 7 tahun mengalami diare sejak 2 hari yang lalu, disertai demam 38,50C. Selama sakit anak ini hanya meminum obat penurun panas dan tidak berobat ke dokter. Frekuensi diare 6x/hari, konsistensi cair dan tidak ada darah maupun lendir. Sejak 1 hari yang lalu, anak menjadi tidak nafsu makan dan asupan cairan berkurang. Beberapa jam sebelum berobat, anak menjadi lemas dan hanya terbaring ditempat tidur, sehingga Ibunya memutuskan untuk membawa anak tsb ke UGD RS terdekat. Menurut Ibunya anak ini terakhir membuang air kecil 4 jam yang lalu. Pada PF, didapati anak tampak lemas, TD 90/60, denyut nadi 90x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, temperature 390C, kedua kelopak mata tampak cekung, bibir kering dan pecah-pecah, turgor kulit kembali lambat dan akral hangat.PembahasanAnamnesisAnamnesa merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk verbal dan non verbal mengenai riwayat penyakit pasien. Anamnesis bisa dilakukan secara Auto anamnesa yaitu anamnesa dilakukan pada pasien itu sendiri apabilapasien dalam kondisi sadar dan baik, Apabila pasien dalam kondisi tidak sadar atau kesulitanberbicara, serta pada bayi dan anak yang belum bisa berbicara dan sulit ditanyakan maka anamnesis dapat dilakukan secara Allo anamnesa melalui keluarga terdekat yangbersama pasien selama ia sakit.Tujuan utama anamnesis adalah untuk mengumpulkan semua informasi dasar yang berkaitan dengan penyakit pasien dan adaptasi pasien terhadap penyakitnya. Kemudian dapat dibuat penilaian keadaan pasien. Prioritasnya adalah memberitahukan nama, jenis kelamin, dan usia pasien, menjelaskan secara rinci keluhan utama, menjelaskan riwayat penyakit dahulu yang signifikan, riwayat keluarga, pengobatan dan alergi, temuan positif yang relevan dengan penyelidikan fungsional, dan menempatkan keadaan sekarang dalam konteksi situasi sosial pasien. Presentasi anamnesis harus mengarah pada keluhan atau masalah. Saat melakukan anamnesis, hindari penggunaan kata-kata medis yang tidak dimengerti oleh pasien.2 Anamnesis yang didapat sesuai skenario sebagai berikut : Identitas pasien, kita bisa menanyakan nama,umur disini mungkin berpengaruh terhadap penatalaksanaannya nanti kita juga tanya alamatnya dimana. Sesuai dengan skenario adalah anak laki-laki berumur 7 tahun Keluhan Utama merupakan suatu pendorong utama si pasien untuk datang berobat, dalam hal ini keluhan pasien adalah diare sejak 2 hari yang lalu Riwayat Penyakit Sekarang, dalam hal ini kita sebagai dokter harus lebih memperinci keluhan utama dari si pasien dengan menanyakan apa yang pasien rasakan. Karena pasien datang dengan keluhan diare kita tanyakan sifat fesesnya seperti konsistensi, frekuensi, ada tidaknya ampas, ada tidaknya lendir maupun darah, warna fesesnya, berlemak atau tidak. Juga jangan lupa tanyakan keluhan penyerta seperti demam, mual-muntah, penurunan berat badan dan nyeri. Nyeri yang berubah-ubah biasanya fungsional, sedangkan nyeri abdomen menetap biasanya organik. Riwayat Penyakit Dahulu juga penting untuk ditanyakan sebelumnya pernah sakit diare seperti ini juga atau tidak. Riwayat Keluarga, penting untuk mencari penyakit yang pernah diderita oleh kerabat pasien karena terdapat kontribusi genetik yang kuat pada berbagai penyakit termasuk kelompok resiko tinggi. Riwayat Obat kita juga tanyakan, sebelum kesini sudah minum obat atau belum Riwayat Sosial, kita tanyakan disini penting untuk memahami latar belakang pasien, pengaruh penyakit yang mereka derita terhadap hidup dan keluarga mereka. Pekerjaan tertentu beresiko menimbulkan penyakit tertentu, jadi penting untuk mendapatkan riwayat pekerjaan yang lengkap. Dalam hal ini bukan hanya pekerjaan, namun juga kebersihan diri pasien dan lingkungan sekitar tempat tinggal pasien

Pemeriksaan FisikMelakukan pemeriksaan tanda-tanda vital yang meliputi tekanan darah, frekuensi napas, suhu, dan nadi serta mengamati keadaan umum. Pemeriksaan fisik umumnya kurang khas, bising usus dapat positif dan meninggi, ada kemungkinan terjadi distensi abdomen, mungkin ada nyeri tekan dan perhatikan juga ada tanda-tanda dehidrasi. Selain pemeriksaan fisik biasa, pemeriksaan antropometri pada anak juga perlu dilakukan untuk memeriksa status gizi anak tersebut. Pada skenario, hasil pemeriksaan fisik didapatkan:Tanda-Tanda Vital: Suhu 39C, TD 90/60, denyut nadi 90x/menit, nafas 20x/menitPemeriksaan Makroskopik: tinja cair, tidak ada darah, tidak ada lendir, sudah 2 hari, sehari 6x melakukan defekasiTanda-Tanda Dehidrasi: lemas, kelopak mata cekung, bibir kering dan pecah-pecah, turgor kulit kembali lambatPemeriksaan Penunjang1. Laboratorium: darah tepi, elektrolit, ureum kreatinin, pemeriksaan tinja lengkap, kultur tinja dan pemeriksaan serologi amoeba atas indikasi2. Endoskopi saluran cerna bagian bawah: Rektoskopi, Sigmoidoskopi, Kolonoskopi jika ada darah pada feses tidak terlalu diindikasikan kecuali ada feses yang berdarah.Pemeriksaan feses harus dilakukan dengan sebelumnya telah dilakukan persiapan. Persiapan yang dimaksud antara lain pasien tidak boleh mengjonsumsi antasida, antidiare, antiparasit, antibiotik, laksan, vitamin C, dan zat besi, terhidung 1 atau 2 hari sebelum pemeriksaan. Feses harus berasal dari defekasi spontan atau dengan sarung tangan, bukan tinja yang telah terkontaminasi dengan benda-benda diluar atau pun air toilet. Feses harus dimasukan ke dalam wadah yang bersih, tidak meresap, berlabel di badan wadah, tertutup rapat, tidak mudah pecah dan mudah dibawa. Pemeriksaan harus segera dilakukan kurang dari satu jam untuk mendapatkan feses yang masih segar.

Gambar 1. Wadah untuk Periksa Tinja.Namun pada anak pemeriksaan laboratorium untuk mengenali patogen penyebab diare sering tidak diperlukan karena kebanyakan diare yang terjadi dapat sembuh sendiri. Karena mahalnya biaya pemeriksaan kultur tinja dan tes diagnostik lainnya, pertimbangan yang cermat diperlukan untuk memutuskan pasien diare akut yang harus dievaluasi dan diobati dengan antibiotik. Bagi pasien yang ditemukan tanpa gejala panas yang tinggi, diare berdarah maupun dehidrasi, terapi simptomatik dengan cairan oral tanpa pemeriksaan diagnostik mungkin sudah memadai.Tabel 1. Perbedaan Karakteristik FesesKarakteristikNormalAbnormalKemungkinan Penyebab

WarnaCoklat/kekuninganPekat/putihAdanya pigmen empedu, pemeriksaan diagnostik menggunakan barium

HitamPerdarahan bagian atas GI

MerahPerdarahanbagian bawah GI

Pucat dengan lemakMalabsorbsi lemak; diet tinggi susu dan produk susu dan rendah daging.

Lendir darahInfeksi

KonsistensiBerbentuk, lunak, agak cair / lembek, basahKeras, keringDehidrasi, penurunan motilitas usus akibat kurangnya serat konstipasi

CairPeningkatan motilitas usus (mis. akibat iritasi kolon oleh bakteri) diare

BauDipengaruhi oleh makanan yang dimakan dan flora bakteriBau tak enak yang kerasBerasal dari senyawa indole, skatol, hydrogen sulfide dan amine, diproduksi oleh pembusukan proteinoleh bakteri perusak atau pembusuk

Unsur PokokSejumlah kecil bagian kasar makanan yg tdk dicerna, lemak, protein, cairan pencernaan, dllPusMukusParasitDarahLemak dalam jumlah besarBenda asingInfeksi bakteriKondisi peradanganPerdarahan gastrointestinalMalabsorbsiSalah makan

Frekuensi>3 kali/hariDiare

Pemeriksaan darah perifer lengkap digunakan untuk melihat hemoglobin, hematokrit, leukosit, dan hitung jenis leukosit. Pasien dengan diare karena virus, biasanya memiliki jumlah dan hitung jenis leukosit yang normal atau limfositosis. Pasien dengan infeksi bakteri terutama pada infeksi bakteri invasif ke mukosa, memiliki leukositosis dengan kelebihan darah putih. Jumlah leukosit biasanya tidak meningkat pada diare virus-mediated dan racun-dimediasi.Bakteri atau virus yang menginvasi ke usus akan menyebabkan leukosit (terutama neutrofil) berada dalam feses.Working DiagnosisDari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik serta gejala klinis maka dapat ditentukan bahwa kemungkinan pasien tersebut mengalami diare cair akut dengan dehidrasi ringan-sedang. Namun untuk penatalaksanaannya kita butuh kelengkapan dari pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan feses untuk mengetahui apa penyebab dari diarenya untuk lebih tepat dalam pengobatan. Dimana untuk pengetahuan apa sebenarnya diare cair akut, diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat) karena kandungan air tinja yang lebih banyak dari biasanya lebih dari 200gram atau 200ml/24 jam. Dan biasanya diare akut itu berlangsung sekitar kurang dari 14 hari.Differential DiagnosisDiare Infeksius dengan Penyebab BakteriBakteri yang bisa kemungkinan menyebabkan diare adalah E.coli patogen, Shigella sp, Salmonella sp, Vibrio cholera, Yersinia enterocolytica, Campylobacter jejuni, V. Parahaemoliticus, V.NAG, Staphylococcus aureusm, Streptococcus, Klebsiella, Pseudomonas, Aeromonas, Proteus dan lain-lain. Itu merupakan contoh-contoh bakteri yang dapat menyebabkan diare biasanya ini adalah invasif karena akan merusak mukosa terutama bagian kolon. Karena merusak mukosa menimbulkan nekrosis da ulserasi biasanya pada penyebab diare ini akan disertai demam dan feses yang berdarah. Pada saat ini dikenal 3 macam strain E.coli yang dianggap patogen dan dapat menyebabkan diare, yaitu: Enteropathogenic E.coli (EPEC), Enterotoxigenic E.coli (ETEC), dan Enteroinvasisve E.coli (EIEC).3 EPEC merupakan penyebab diare pada bayi yang penting, khususnya dinegara berkembang. Dahulu EPEC dikaitan dengan wabah diare di ruang perawatan bayi di negara maju. EPEC melekat ke sel mukosa usus dan terkadang masuk ke sel mukosa. ETEC merupakan penyebab diare turis yang lazim ditemui dan diare pada bayi yang sangat penting di negara berkembang. EIEC dapat dibedakan dari strain EPEC dan ETEC karena strain ini dapat menembus muka usus besar (kolon), menimbulkan kerusakan jaringan mukosa, sehingga dapat ditemukan eritrosit dan leukosit dalam tinja penderita.Infeksi Shigella pada manusia dapat menyebabkan keadaan seperti ringan tanpa demam, disenteri hebat disertai demam, toksis, kejang terutama pada anak, tenesmus dan tinja berlendir atau berdarah. Patogenesisnya terjadinya diare oleh Shigella spp. ialah disebabkan kemampuannya mengadakan invasi ke epitel sel mukosa usus, berkembang biak dan kemudian mengeluarkan eksotoksin.Vibrio cholerae dapat menyebabkan suatu penyakit yang disebut kolera dengan manifestasi berupa diare dan kadang-kadang disertai dengan muntah. Tinja diare akan tampak seperti air cucian beras atau tajin, kadang-kadang disertai muntah, turgor yang cepat menurun, mata cekung, ubun-ubun cekung, pernafasan cepat dan dalam, dianosis, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, bunyi jantung melemah hingga akhirnya dapat timbul renjatan.3 Bakteri ini tertelan dan masuk ke dalam usus halus lalu melakukan multiplikasi di dalam usus halus. Bakteri kemudian akan mengeluarkan enterotoksin kolera yang akan mempengaruhi sel mukosa usus halus (menstimulasi enzim adenilisiklase).

Diare Infeksius dengan Penyebab VirusDalam kategori virus ini ada beberapa virus yang bisa menyebabkan diare terutama rotavirus menyebabkan gangguan gastritis pada anak-anak. Selain rotavirus juga ada Adenovirus, Norwalk virus, Cytomegalo virus dan lain-lain. Virus ini tergolong kedalam enterotoksigenik karena bakteri non invasif yang tidak menyebabkan kerusakan dinding mukosa. Biasanya gejalanya pun tidak disertai demam dan feses yang berdarah. 4Diare Infeksius dengan Penyebab ParasitAda beberapa parasit yang kita temui bisa menyebabkan diare yaitu ada dalam golongan protozoa seperti Entamoeba histolytica , Giardia lamblia biasanya parasit ini menginfeksi manusia dengan cara Penularannya melalui transfer kista (bukan trofozoit) secara fekal-oral melalui kontak manusia ke manusia atau konsumsi makanan atau air yang terinfeksi. Masa inkubasi sekitar 2 minggu. Setiap kista melepaskan dua trofozoit dalam usus bagian atas yang melekat ke mukosa dan bermultiplikasi dengan pembelahan biner.5Diare Akut yang Disebabkan ObatDisebabkan oleh memgkonsumsi obat tertentu. Antibiotik sering mengakibatkan hal ini. Dalam konsumsi berlebian obat pencahar maupun antasida dengan kandungan magnesium dapat pula memicu timbulnya diare akut. Namun gejala yang ditimbulkan umumnya adalah feses hanya menjadi cair, tidak terdapat demam, darah atau lendir, dan umumnya tidak akan berlangsung dalam waktu yang lama. Tidak ada keluhan spesifik untuk kondisi feses atau keadaan khusus lainnya.4

Tabel 2. Jenis Obat yang Sering Menimbulkan Diare.4

Diare Akut yang Disebabkan Alergi MakananBeberapa makanan yang mengandung suatu alergen yang bisa menyebabkan suatu hipersensitivitas imun akan menimbulkan alergi. Biasanya kalau pada anak-anak pada protein susu sapi yang mengandung eksim/atopi juga bisa protein susu kedelai serta makanan penyebab alergi lainnya. Reaksi terhadap protein makanan yang merugikan, yang disebabkan oleh suatu hipersensitivitas imun, yaitu suatu interaksi antara sedikitnya satu protein makanan dengan satu atau lebih mekanisme imun.EtiologiDiare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri, parasit, virus), keracunan makanan dan efek-efek obat lain. Menurut World Gastroenterology Association global guidelines 2005, etiologi diare akut dibagi atas 4 penyebab: bakteri, virus, parasit dan non-infeksi.11. Infeksia. Enteral Bakteri: Shigella sp, E. coli patogen, Salmonella sp, Vibrio cholera, Yersinia enterocolytica, Campylobacter jejuni, V. Parahaemoliticus, V. NAG, Staphylococcus aureusm Streptococcusm Klebsiella, Pseudomonas, Aeromonas, Proteus dan lain-lain. Virus: Rotavirus, Adenovirusm Norwalk virus, Norwalk like virus, cytomegalovirus, echovirus, virus HIV. Parasit: Protozoa seperti Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Cryptosporidium parvum, Balantidium coli; Cacing seperti A. Lumbricoides, cacing tambangm Trichuris trichiura, S. Stercoralis, cestodiasis. Fungus: kandida/moniliasis

b. Parenteral: Otitis media akut (OMA), pneumonia. Travelers diarrhea: E.coli, Giardia lamblia, Shigella, Entamoeba histolytica.Makanan: Intoksikasi makanan: Makanan beracun atau mengandung logam berat, makanan mengandung bakteri/toksin: Clostridium perfringens, B. Cereus, S. Aureus, Streptococcus anhemolyticus. Alergi: susu sapi, makanan tertentu. Malabsorpsi/maldigesti: karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral

2. Imunodefisiensi: hipogamaglobulinemia, panhipogamaglobulinemia (Bruton), penyakit granulomatose kronik, defisiensi IgA heavycombination.3. Terapi obat: antibiotik, kemoterapi, antasida dan lain-lain.4. Tindakan tertentu seperti gastrektomim gastroenterostomi, dosis tinggi terapi radiasi.Lain-lain, seperti Sindrom Zollinger-Ellison, neuropati autonomik (neuropatik diabetik).EpidemiologiSampai saat ini penyakit diare pada balita masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di duia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak dibawah umur 5 tahun. Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan menimbulkan kematian terutama pada bayi dan balita, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa. Diare dapat menyebar dengan cepat dalam komunitas tertutup seperti di rumah atau bangsal perawatan rumah sakit, atau tempat penitipan anak, dan pada musim-musim tertentu.6

PatofisiologiDiare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologi sebagai berikut : Diare osmotik : diare tipe ini disebabkan meingkatnya tekanan osmotik intralumen dari usus halus yang disebabkan oleh obat-obat atau zat kimia yang hiperosmotik (cth, MgSO4, Mg(OH)2), malabsorbsi umum dan defek dalam absopsi mukosa usus misal pada defisiensi disakaridase, malabsorpsi glukosa/galaktosa.

Diare sekretorik : diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus, menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis ditemukan diare dengan volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun dilakuakn puasa makan/minum. Penyebab dari diare ini antara lain karena efek enterotoksin pada infeksi Vibrio cholerae atau Escherechia coli, penyakit yang menghasilkan hormon (VIPoma), sekresi ileum (gangguan absorpsi asam empedu), dan efek obat laksatif dioctyl sodium sulfosuksinat dili).

Malabsorpsi asam empedu, malabsorpsi lemak : diare tipe ini didapatkan pada gangguan pembentukan atau produksi micelle empedu dan penyakit-penyakit saluran bilier dan hati. 1,2,6

Defek sistem pertukaran anion atau transpor elektrolit aktif : diare tipe ini disebabkan adanya hambatan mekanisme transport aktif Na+, K+, ATPase di enterosit dan absorpsi Na+ dan air yang abnormal.

Motilitas dan waktu transit usus abnormal : diare tipe ini disebabkan hipermotilitas dan iregularitas motilitas usus halus. Penyebab gangguan motilitas antara lain : diabetes melitus, pasca vagotomi, hipertiroid.

Gangguan permeabilitas usus : diare tipe ini disebabkan adanya kerusakan mukosa usus karena proses inflamasi, sehingga terjadi produksi mukus yang berlebihan dan eksudasi air dan elektrolit ke dalam lumen, gangguan absorpsi air-elektrolit. Inflamasi mukosa usus halus dapat disebabkan infeksi (disentri Shigella) atau non infeksi (kolitis ulseratif dan penyakti Crohn).

Diare infeksi : infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering diare. Dari sudut kelainan usus, diare oleh bakteri dibagi atas non-invasif (tidak merusak mukosa) dan invasif (merusak mukosa)/ bakteri non-invasif menyebabkan diare karena toksin yang disekresi oleh bakteri tersebut, yang disebut diare toksigenik. Contoh diare toksigenik : kolera (Eltor). Enterotoksin yang di hasilkan kuman Vibrio cholare/eltor merupakan protein yang dapat menempel pada epitel usus, yang lalu membentuk adenosin monofosfat siklik (AMF siklik) di dinding usus dan menyebabkan sekresi aktif anion klorida yang diikuti air, ion bikarbonat, air, natrium, ion kalium) dapat dikompensasi oleh meningginya absorpsi ion natrium (diiringi oleh air, ion kalium, dan ion bikarbonat, klorida). Kompensasi ini dapat dicapai dengan pemberian larutan glukosa yang diabsorpsi secara aktif oleh dinding sel usus.3

Yang paling berperan pada terjadinya diare akut terutama karena infeksi yaitu faktor kausal (agent) dan faktor penjamu (host). Faktor penjamu adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap organisme yang dapat menimbulkan diare akut, terdiri dari faktor-faktor daya tangkis atau lingkungan internal saluran cerna misalnya antara lain : keasaman lambung, motilitas usus, imunitas dan juga lingkugnan mikroflora usus. Faktor kausal yaitu daya penetrasi yang dapat merusak sel mukosa. Kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan usus halus serta daya lekat kuman.Gejala KlinisBerdasarkan ada atau tidaknya infeksi. Penyebab diare yang terbanyak adalah diare karena infeksi (lebih dari 90%). Diare infeksi adalah diare yang penyebabnya infeksi, sebaliknya disebut diare non infeksi. Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Adanya lendir atau darah menunjukkan adanya proses inflamasi, biasanya disebabkan invasi bakteri ke mukosa saluran cerna. Warna tinja makin lama berubah menjadi kehijau - hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena sering defekasi, terutama pada anak kecil. Tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat, yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare.6Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan kesimbangan asam -basa dan elektrolit. Selain itu muntah biasanya dihubungkan dengan neuroenterotoksin pada makanan beracun dari Staphylococcus aureus atau Bacillus cereus.6Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan eletrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.6Diare dengan dehidrasi terbagi atas tiga derajat :a. Diare dengan dehidrasi ringan, kehilangan cairan 5-6% dari berat badan, dengan gejala sebagai berikut: Frekuensi buang air besar 3 kali atau lebih dalam sehari Keadaan umum baik dan sadar Mata normal dan air mata ada Mulut dan lidah basah Tidak merasa haus dan bisa minum

b. Diare dengan dehidrasi sedang, kehilangan cairan sampai 5-10% dari berat badan, dengan gejala sebagai berikut : Frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dan sering Kadang-kadang muntah, terasa haus Kencing sedikit, nafsu makan kurang Aktivitas menurun Mata cekung, mulut dan lidah kering Gelisah dan mengantuk Nadi lebih cepat dari normal, ubun-ubun cekung.

c. Diare dengan dehidrasi berat, kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan, dengan gejala: Frekuensi buang air besar terus-menerus Muntah lebih sering, malas minum Tidak kencing, tidak ada nafsu makan Sangat lemah sampai tidak sadar Mata sangat cekung, mulut sangat kering Nafas sangat cepat dan dalam Nadi sangat cepat, lemah atau tidak teraba Ubun-ubun sangat cekung

Gambar 2. Tanda-tanda Dehidrasi.

Penatalaksanaan Non Medika MentosaMeskipun pasien penderita diare seringkali kehilangan nafsu makan, pemerian makanan yang tepat sangat dianjurkan. Hal ini dapat dilakukan setelah rehidrasi tercapai. Pada mayoritas anak penyerapan karbohidrat dari ASI dan susu formula reglar tidak menunjukan penurunan sehingga dapat diberikan, namun pada anak yang lebih besar sebaiknya menghindari produk-produk yang mengandung laktosa selama beberapa minggu karena sering terjadi intoleransi terhadap bahan makanan tertentu pasca diare. Makanan yang mengandung karbohidra kompleks, daging mentah, yoghurt, buah dan sayuran masih dapat ditoleransi tetapi makanan berlemak serta makanan yang mengandung karbohidat simpleks dalam jumlah besar sebaikanya dihindari.6 Pengurangan asupan lemak semasa penyembuhan dapat mengurangi nausea dan vornitus. Selain itu dianjurkan juga suplementasi pisang hijau atau pectin dalam diet.

Medika MentosaRehidrasi OralPenggunaan terapi rehidrasi oral efektif dalam mengobati anak apapun penyebab diare atau berapapun kadar natrium serium anak saat awitan terapi. Larutan rehidrasi oral yang optimal harus dapat mengganti air, natrium, kalium, dan bikarbonat. Larutan tersebut juga harus istonik atau hipotonik. Penambahan glukosa ke dalam larutan berguna untuk meningkatkan penyerapan natrium dengan memanfaatkan kontraporasi natrium yang digabungkan dengan larutan rehidrasi oral standar WHO (90mEq natrium dan 111 mmol glukosa per liter) sudah adekuat. Jus dan soda kurang mengandung natrium dan kalium untuk mengganti kehilangan akibat diare.7 Pencampuran larutan rehidrasi oral dengan jus dan soda harus dihindari karena hal ini akan mengencerkan konsentrasi natrium dan kalium dan pada sebagian besar kasus akan meningkatkan kadar glukosa melebihi kadar efektif, serta dapat menyebabkan diare semakian parah akibat kadar glukosa yang tinggi (hipertonisitas).6

Gambar 3. Oralit Sebagai Rehidrasi Oral

Rehidrasi IntravenaAnak yang tidak dapat minum harus mendapat rehidrasi secara intravena yang dapat menggantikan volume air yaang hilang di urin dan tinja, serta mencegah perkembangan dari dehidrasi dan defisiensi natrium-kalium. Perhitungan kebutuhan carian semuanya menggunakan berat badan normal anak, dimana perhitungan kebutuhan cairan per hari seperti tertera pada Tabel 3.Tabel 3. Kebutuhan Cairan Rehidrasi Intavena per Hari6Berat BadanCairan per hari

0-10 kg100mL/kg

11-20kg1000mL + 50mL/kg unuk setiap kg >10kg

>20kg1500mL + 20mL/kg untuk setiap kg >20kg

Suplementasi ZinkTerdapat bukti yang kuat bahwa suplementasi Zink dapat mengurangi durasi dan tingkat keparahan dari diare dan mengurangi angka kematian akibat diare. WHO dan UNICEF menganjurkan suplementasi zink oral dalam 10-14 hari selama dan setelah diare (10 mg/hari untuk balita 6 bulan).Terapi AntimikrobaTerapi antimikroba pada kasus tertentu mungkin dapat mengurangi durasi dan tingkat keparahan dari diare dan mencegah komplikasi. Namun penggunaannya secara berlebihan dan tidak rasional dapat menyebabkan resistensi terhadap antimikroba. Nitaxozanide, terbukti efektif dalam terapi berbagai jenis patogen. Untuk lebih khusus terapi ini telah dibahas pada masing-masing etiologi penyebab diare.

Komplikasi1. Hipernatremia : (Na serum > 150 mmol/L)a. Oleh karena muntah dengan intake cairan/makan menurunb. Sangat haus dengan tanda dehidrasi tidak jelas, kejang

2. Hiponatremia : (Na serum < 130 mmol/L)a. minum cairan sedikit / tanpa Nab. lemas, kejang (jarang)c. kematian > tinggi dari no.1

3. Demama. Bisa oleh karena : mikroorganisme penyebab diare, dehidrasi, penyakit lain yang menyertaib. Cegah kejang dengan kompres dingin, antipiretika

4. Overhidrasi (Keracunan Air)a. Pemasukan air terlalu banyakb. kelopak mata bengkak, odema paru (jarang)c. cairan oral/iv stop

5. Asidosis Metabolika. karena bertambahnya asam atau hilangnya basa ekstraseluler oleh karena dehidrasib. Tanda: nafas cepat dan dalam/ nafas kussmaulc. Pemberian oralit yg cukup bikarbonat atau sitrat dapat memperbaiki asidosis.

6. Hipokalemia (serum K < 3 mmol/L)a. lemas,ileus,aritmia jantung,kerusakan ginjalb. terapi oralit (20 mmol/L)

7. Ileus Paralitika. oleh karena hipokalemia, obat anti motilitasb. perut kembung, peristaltik menurun / tidak ada muntahc. Tindakan : cairan oral stopiv

8. Kejanga. Oleh karena hipoglikemia, kejang demam, hiper/hipo Nab. oleh karena penyakit SSP : meningitis, ensefalitis, epilepsi,makanan yg mengandung K.

9. Malabsorpsi dan intoleransi laktosaa. Oleh karena infeksi bakteri invasif menyebabkan mukosa usus rusak, produksi laktase menurun, laktosa dalam makanan tidak dicerna dengan baik, sehingga terjadi osmotik diare.

10. Malabsorpsi Glukosaa. terjadi diare ok infeksi bakteri, gizi burukb. pada kasus ini, oralit stop, beri cairan iv

11. Muntaha. Dehidrasi, iritasi usus, gastritis ok infeksi, ileus, pemberian cairan oral dengan cepatb. Pada anak kecil, bayi jangan diberi anti emetik karena kesadaran menurun, intake berkurang

12. Gagal ginjal akuta. Oleh karena dehidrasi berat dan syokb. Bila pengeluaran urine tidak terjadi dalam 12 jam setelah rehidrasi cukup, perlu perawatan intensifPrognosisDi negara berkembang, dengan manajemen yang lebih baik, prognosisnya sangat baik. Kematian sebagian besar disebabkan karena dehidrasi dan malnutrisi sekunder. Dehidrasi berat harus ditangani dengan cairan parenteral. Sekali malnutrisi dari malabsorpsi sekunder terjadi, prognosis menjadi jelek kecuali penderta dirawatinapkan di rumah sakit dan diberikan suplemen nutrisi parenteral. Neonatus dan infant muda merupakan kelompok yang beresiko terjadinya sindrom dehidrasi, malnutrisi, dan malabsorpsi. Meskipun angka kematian rendah di negara berkembang, anak-anak dapat meninggal karena komplikasi yang ada, prognosis anak-anak di negara tanpa perawatan kesehatan modern harus lebih berhati-hati.Pencegahan Dicegah dengan menjaga higiene pribadi yang baik. Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan khususnya selama mengolah makanan. Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman, dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia.Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama, ini harus diberikan perhatian khusus. Minum air, air yang digunakan untuk membersihkan makanan, atau air yang digunakan untuk memasak harus disaring dan diklorinasi. Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak dimurnikan yang diambil dari danau atau air, harus direbus dahulu beberapa menit sebelum dikonsumsi. Ketika berenang di danau atau sungai, harus diperingatkan untuk tidak menelan air. Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan, saringan, atau olahan) sebelum dikonsumsi. Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran. Semua daging dan makanan laut harus dimasak. Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi. Wabah EHEC terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel terkontaminasi, setelah jatuh dan terkena kotoran ternak.Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius, tetapi efektivitas dan ketersediaan vaksin sangat terbatas. Pada saat ini, vaksin yang tersedia adalah untuk V. colera, dan demam tipoid. KesimpulanDiare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara maju. Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi antimikrobial secara empirik, yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan hasil kultur. Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan sesuai dengan aturan. Terapi yang dapat dilakukan untuk pengobatan diare adalah memberikan rehidrasi oral maupun intravena, antimikroba bila diperlukan, dan memperhatikan makanan yang diberikan. Menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan dapat mencegah timbulnya diare.

Daftar Pustaka1. Marcellus SK, Daldiyono. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Diare Akut. 5thed. Jakarta:Interna Publishing. 2009.2. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga; 2005. h.55.3. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007.4. Jawetz, Melnick, Adelberg. Mikrobiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012.5. Radji M. Imunologi dan virologi. Jakarta: ISFI;2010.6. Kliegman, Behram, Jenson, Stanton. Nelson textbook of pediactric. 18th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2007.7. Rudolph AM, Hoffman, JIE, Rudolph CD. Buku ajar pediatri rudolp. Ed 20. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2007.19