digital 20361440 pr yuliana
TRANSCRIPT
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
1/133
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKERDI APOTEK KESELAMATAN
JALAN KESELAMATAN NO.27 MANGGARAIJAKARTA SELATAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
YULIANA, S.Farm.1106047511
ANGKATAN LXXIV
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
2/133
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKERDI APOTEK KESELAMATAN
JALAN KESELAMATAN NO. 27 MANGGARAIJAKARTA SELATAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelaApoteker
YULIANA, S.Farm.1106047511
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
3/133
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
4/133
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Pr
Profesi Apoteker (PKPA) yang diselenggarakan pada tanggal 6 Februa
2012 di Apotek Keselamatan Jalan Keselamatan No. 27 Jakarta Selata
Penulis menyadari tanpa bimbingan, arahan, bantuan, dan du
berbagai pihak penulisan laporan ini sangatlah sulit. Pada kesempata
ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS, Apt. selaku Ketua Departem
FMIPA Universitas Indonesia.
2. Dr. Harmita Apt., selaku Ketua Program Profesi Apoteker Faku
Universitas Indonesia
3. Dra Azizahwati, MS, Apt., selaku Apoteker Pengelola Apotek
Sarana Apotek Keselamatan serta Pembimbing I, yang telah
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan PKPA dan memb
dan bimbingan kepada penulis selama PKPA dan penyusunan lap
ini.
4. Dra. Rosmala Dewi selaku Pembimbing II yang telah memberika
dan arahan kepada penulis selama penulisan Laporan Praktek K
Apoteker.
5. Seluruh karyawan Apotek Keselamatan yang telah memberikan
kerja sama yang baik selama penulis melaksanankan PKPA.
6. Seluruh dosen Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesi
ilmu pengetahuan dan didikannya selama ini.
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
5/133
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vii
BAB 1. PENDAHULUAN ..............................................................1.1 Latar Belakang ................................................................1.2 Tujuan ..............................................................................
BAB 2. TINJAUAN UMUM ..........................................................2.1 Definisi Apotek .............................................................2.2 Landasan Hukum Apotek ...............................................2.3 Tugas dan Fungsi Apotek ..............................................2.4 Persyaratan Apotek ........................................................2.5 Apoteker Pengelola Apotek ...........................................2.6 Pengalihan Tanggung Jawab Apoteker .........................2.7 Studi Kelayakan .............................................................2.8 Tata Cara Perizinan Apotek ...........................................2.9 Pencabutan Izin Apotek .................................................2.10 Pengelolaan Apotek ......................................................2.11 Sediaan Farmasi ..............................................................2.12 Pelayanan Apotek...........................................................2.13 Pelayanan Swamedikasi .................................................2.14 Pelayanan Obat Wajib Apotek (OWA) ...........................
2.15 Pengelolaan Narkotika ...................................................2.16 Pengelolaan Psikotropika ...............................................2.17 Pengadaan Persediaan Apotek .......................................2.18 Pengendalian Persediaan Apotek ...................................2.19 Strategi Pemasaran Apotek ............................................
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
6/133
BAB 4. PEMBAHASAN ..................................................................
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................5.1 Kesimpulan .....................................................................5.2 Saran .................................................................................
DAFTAR ACUAN ..............................................................................
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
7/133
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Penandaan Obat Keras ........................................................Gambar 2.2 Penandaan Obat Bebas Terbatas .........................................Gambar 2.3 Penandaan Obat Keras ........................................................Gambar 2.4 Penandaan Obat Narkotika ..................................................Gambar 2.5 Diagram Model Pengendalian Persediaan..........................Gambar 2.6 Matriks Analisis VEN-ABC ...............................................
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
8/133
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
9/133
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, kesehatan ada
sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungk
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatanhak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dala
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Apoteker sebagai salah satu tenaga kesehatan, berperan dalam
upaya kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan derajamasyarakat dengan melaksanakan pekerjaan kefarmasian. Menurut
Tahun 2009, pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk p
mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan p
atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas r
pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obtradisional.
Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarma
adalah apotek. Menurut PP No. 51 Tahun 2009, apotek adalah saran
kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker. P
menjelaskan dengan tegas bahwa apotek harus dikelola oleh Apoteker.Dalam pengelolaan apotek, Apoteker dituntut untuk mampu m
peran profesinya sebagai tenaga kefarmasian yang mengabdika
pengetahuannya dalam memberikan pelayanan kefarmasian bagi
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
10/133
melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di apotek
Apoteker.
Salah satu apotek yang menjadi tempat pelaksanaan PKPA t
Apotek Keselamatan. Melalui PKPA di Apotek Keselamatan yang d
mulai tanggal 6 Februari hingga 7 Maret 2012, diharapkan calon Ap
dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam
dan pelayanan kefarmasian di Apotek .
1.2 Tujuan
Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Keselamatan b
calon Apoteker :
a. Mengetahui dan memahami peran dan tanggung jawab seora
dalam pengelolaan apotek
b. Mempraktekkan pelayanan kefarmasian di apotek secara profe
dengan peraturan perundang-undangan dan etika yang berlaku d
pelayanan kefarmasian di Indonesia
c. Memahami dan melaksanakan pelayanan secara langsung kepadamengenai informasi obat dalam penerapan Pharmaceutical Car
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
11/133
BAB 2
TINJAUAN UMUM
2.1 Definisi Apotek
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Ind
1332/MENKES/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menter
Republik Indonesia No. 922/MENKES/Per/X/1993 tentang KetentuCara Pemberian Izin Apotek mencantumkan definisi apotek sebagai s
tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sedi
perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51
tentang Pekerjaan Kefarmasian Pasal 1, apotek adalah sarankefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteke
kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sedi
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat atau
obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayana
obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisionalkefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung ja
pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud me
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Sediaan far
obag, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
Apotek merupakan bagian dari sarana pelayanan kesehatan semengutamakan kepentingan masyarakat dan memiliki kewaj
menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan perbekalan farmasi ya
baik dan keabsahannya terjamin.
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
12/133
c. Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
d. Keputusan Pemertintah Kesehatan RI No. 1027/MENKES/SK/X/2
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
e. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/Menkes/SK/X/2
perubahan atas Peraturan Menteri Kese
No.922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Izin Apotek.
f. Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
g. Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MENKES/PER/X/19
Kententuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.
h. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980 tentang perubahan ata
Tahun 1965 tentang Apotek.
2.3 Tugas dan Fungsi Apotek
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980, tuga
apotek sebagai berikut:
a. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah msumpah jabatan.
b. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, penguba
pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat.
c. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarka
diperlukan masyarakat secara luas dan merata.
2.4 Persyaratan Apotek
Suatu apotek baru dapat beroperasi setelah mendapat Surat
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
13/133
tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan f
lain yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.
b. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama denga
komoditi yang lain di luar sediaan farmasi.
c. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi yang lain di
farmasi.
Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam pend
apotek adalah tempat atau lokasi, bangunan, perlengkapan apotek,
apotek, dan perbekalan farmasi (Umar, 2011).
2.4.1 Tempat/Lokasi
Persyaratan jarak minimum antar apotek tidak dipermasalahk
tetapi ketentuan ini dapat berbeda, sesuai dengan kebijakan/perat
masing-masing. Lokasi apotek dapat dipilih dengan mempertimb
pemerataan dan pelayanan kesehatan, jumlah penduduk, jumlah pra
sarana dan pelayanan kesehatan lain, sanitasi dan faktor-faktor lainnya
2.4.2 Bangunan
Suatu apotek harus mempunyai luas bangunan yang cukup da
persyaratan teknis, sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaa
fungsi apotek. Suatu apotek paling sedikit memiliki ruang tunggu p
peracikan dan penyerahan obat, ruang administrasi, ruang kerja apot pencucian alat dan kamar kecil. Bangunan apotek dilengkapi dengan
yang memenuhi syarat kesehatan, sumber penerangan sehingga dapat m
penerangan yang memadai, alat pemadam kebakaran, ventilasi dan s
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
14/133
a. Peralatan pembuatan, pengolahan dan peracikan seperti timbanga
alu,gelas ukur, dan lain-lain.
b. Peralatan dan tempat penyimpanan alat perbekalan farmasi seperti
lemari pendingin (kulkas), dan lemari khusus untuk narkotika dan p
c. Wadah pengemas dan pembungkus.
d. Perlengkapan administrasi seperti blanko pesanan, salinan resep,
penjualan, buku catatan pembelian, kartu stok obat, dan kuitansi.
e. Buku-buku dan literatur standar yang diwajibkan, serta kumpulan
undangan yang berhubungan dengan kegiatan apotek.
2.4.4 Tenaga Kerja Apotek
Pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MENKES/
terdapat penjelasan tentang definisi tenaga kerja yang terlibat dal
operasional apotek yaitu :
a. Apoteker Pengelola Apotek (APA), yaitu apoteker yang telah dibe
Apotek (SIA).
b. Apoteker Pendamping adalah apoteker yang bekerja di apotekApoteker Pengelola Apotek (APA) dan/atau menggantikan pa
tertentu pada hari buka apotek.
c. Apoteker Pengganti adalah apoteker yang menggantikan Apotek
Apotek selama Apoteker Pengelola Apotek tersebut tidak berad
lebih dari 3 (tiga) bulan secara terus-menerus, telah memiliki Surdan tidak bertindak sebagai Apoteker Pengelola Apotek di apotek l
d. Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan
undangan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai Asiste
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
15/133
masih aktif melakukan kegiatan dan APA dapat melakukan pekerja
masih memenuhi persyaratan. Seorang APA bertanggung j
kelangsungan hidup apotek yang dipimpinnya, dan juga bertang
kepada pemilik modal apabila bekerja sama dengan pemilik sarana apo
Apoteker yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasian haru
persyaratan-persyaratan sebagai berikut (Peraturan Pemerintah No
2009 Pasal 35,37,52,54) :
a. Memiliki keahlian dan kewenangan.
b. Menerapkan Standar Profesi.
c. Didasarkan pada Standar Kefarmasian dan Standar Operasional
d. Memiliki sertifikat kompetensi profesi
e. Memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)f. Wajib memiliki Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) bagi Apoteke
Apotek (APA) dan Apoteker Pendamping di Apotek.
g. Apoteker Pengelola Apotek (APA) hanya dapat melaksanakan pra
apotek sedangkan Apoteker Pendamping hanya dapat melaksana
paling banyak di tiga Apotek.
Surat Tanda Registrasi (STRA) merupakan bukti tertulis ya
oleh Menteri kepada Apoteker yang telah diregistrasi. STRA berla
tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu lima tahun se
memenuhi persyaratan. Untuk memperoleh STRA, Apoteker haru
persyaratan (Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Pasal 40):a. Memiliki ijazah Apoteker
b. Memiliki sertifikat kompetensi profesi
c. Mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji Apo
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
16/133
kefarmasian dilakukan. SIPA dapat dibatalkan demi hukum apabil
kefarmasian dilakukan pada tempat yang tidak sesuai dengan yan
dalam surat izin. Untuk mendapatkan SIPA, Apoteker harus memilik
Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Pasal 55) :
a. Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)
b. tempat atau ada tempat untuk melakukan pekerjaan kefarmasian
kesehatan yang memiliki izin
c. rekomendasi dari Organisasi Profesi
Tugas dan kewajiban apoteker di apotek adalah sebagai beriku
a. Memimpin seluruh kegiatan apotek, baik kegiatan teknis maupun
kefarmasian sesuai dengan ketentuan maupun perundangan yang be
b. Mengatur, melaksanakan, dan mengawasi administrasi.c. Mengusahakan agar apotek yang dipimpinnya dapat memberika
optimal sesuai dengan rencana kerja dengan cara meningka
mengadakan pembelian yang sah dan penekanan biaya serendah mu
d. Melakukan pengembangan usaha apotek.
Wewenang dan tanggung jawab APA meliputi (Umar, 2011):
a. Menentukan arah terhadap seluruh kegiatan
b. Menentukan sistem (peraturan) terhadap seluruh kegiatan
c. Mengawasi pelaksanaan seluruh kegiatan
d. Bertanggung jawab terhadap kinerja yang dicapai.
2.6 Pengalihan Tanggung Jawab Apoteker
Pengalihan tanggung jawab apoteker diatur dalam Keputu
Kesehatan RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002 (Pasal 19 dan 24) yaitu
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
17/133
d. Apabila pada apotek tersebut tidak terdapat Apoteker pendampin
oleh ahli waris wajib disertai penyerahan resep, narkotika,
obat keras, dan kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotrop
Pada penyerahan resep, narkotika, psikotropika dan obat keras
tersebut, dibuat berita acara serah terima dengan Kepala Dina
Kabupaten/Kota setempat.
Penunjukkan Apoteker Pendamping dan Apoteker Pen
dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota denga
kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi setempat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keseha
922/MENKES/PER/X/1993 menjelaskan jika pengalihan tangg
pengelolaan kefarmasian yang disebabkan karena penggantia
Pengelola Apotik kepada Apotek Pengganti, wajib dilakukan serah t
narkotika, obat dan perbekalan farmasi lainnya serta kunci-k
penyimpanan narkotika dan psikotropika. Serah terima tersebut d
Acara Serah Terima yang dibuat rangkap empat dan ditandatangani
pihak yang melakukan serah terima.
2.7 Studi Kelayakan
Studi kelayakan ( Feasibility Study ) adalah suatu me
gagasan (ide) suatu proyek dalam hal ini pendirian usaha apote
kemungkinan layak atau tidaknya untuk dilaksanakan. Studi kelayakasebagai pedoman atau landasan pelaksanaan pekerjaan, karena dibuat
data-data dari berbagai sumber yang dianalisis dari banyak aspek.
Tingkat keberhasilan studi kelayakan dipengaruhi oleh 2
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
18/133
a. Pengusaha
Pengusaha dapat mengetahui apakah gagasan usahanya
dilaksanakan atau tidak. Dengan melakukan studi kelayakan, peng
mengambil peluang yang menguntungkan atau dapat menghi
kerugian.
b. Kreditor
Berdasarkan hasil studi kelayakan maka kreditor dapat menilai ap
tersebut pantas diberikan kredit atau tidak.
c. Investor
Investor dapat menganalisis apakah menanamkan modal pada pro
dapat memberikan keuntungan atau tidak.
2.7.1 Proses Pembuatan Studi Kelayakan
Pembuatan studi kelayakan terbagi dalam 5 tahapan
penemuan gagasan (ide), penelitian lapangan, evaluasi data,
perencanaan, dan pelaksanaan kerja.
2.7.1.1 Penemuan gagasan
Gagasan adalah sebuah pemikiran terhadap sesuatu yang
dilaksanakan. Gagasan ini biasanya muncul dari sebuah pemikira
dalam suatu organisasi yang mempunyai keinginan untuk melakuk
Gagasan yang baik untuk didiskusikan dan dianalisis, sebelum dadalah gagasan yang memenuhi beberapa kriteria di antaranya yaitu
harus sesuai dengan visi organisasi, dapat menguntungan organ
dengan kemampuan sumber daya yang dimiliki organisasi, tidak b
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
19/133
a. Data ilmiah yaitu melalui analisis data-data bisnis meng
lingkungan eksternal yang ada di sekitar lokasi yang ditetapkan
strategis sebuah lokasi, data kelas konsumen, peraturan yang berla
tersebut, dan tingkat persaingan yang ada saat ini.
b. Data non-ilimiah yaitu melalui intuisi atau perasaan yang diper
lokasi dan kondisi lingkungan di sekitarnya.
2.7.1.3 Evaluasi
Dalam melakukan evaluasi terhadap data hasil penelitian
dapat dilakukan dengan cara yaitu :
a. Memperhatikan beberapa faktor yang berpengaruh, yang terdiri dar
1) Data lingkungan di sekitar lokasi ( external factor ) : apaterhadap data eksternal yang ada saat ini perspektif yang ba
bagi perusahaan di masa mendatang, seperti : tipe konsume
dilayani (permukiman, perkantoran), tingkat keuntungan
diperoleh, kondisi keamanan, peraturan tentang pengembang
(pelebaran jalan) di tempat lokasi yang ditetapkan, dan kondisi sekitar lokasi yang ditetapkan.
2) Data kemampuan sumber daya yang dimiliki ( internal
sumber daya yang dimiliki saat ini mempunyai kema
merealisasikan gagasan pada lokasi yang ditetapkan, seperti :
keuangan, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan produk, dan pengelolaan (manajemen).
b. Membuat usulan proyek yang meliputi :
1) Pendahuluan
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
20/133
2) Analisis teknis
Analisis teknis merupakan pengkajian terhadap peta lokasi dan
sekitarnya, desain eksterior dan interior serta jenis produk yang
Analisis peta lokasi dan lingkungan di sekitarnya meliputi
yang menjadi target pendirian apotek baru dan situasi lingkung
di sekitar lokasi yang menjadi target seperti situasi, fasilitas
jenis konsumen, jumlah praktek dokter, dan apotek pesaing.
Desain eksterior dan interior merupakan hal penting yang perlu
karena ini yang akan membangun citra apotek di masyar
eksterior dan interior meliputi warna, bentuk gedung dan
dapat memberikan identitas tersendiri yang dapat membedaka
apotek pesaing serta harus dapat menarik perhatian konsumen.
Jenis produk yang dijual juga perlu dianalisis untuk men
produk yang dominan yang akan dibeli oleh masyarakat se
Selain jenis produk yang dominan, perlu diperhatikan juga
produk yang disediakan di apotek.
3) Analisis PasarAnalisis pasar meliputi potensi pasar dan target pasar. Potens
memberikan gambaran tentang jenis konsumen dan daya be
serta daya tarik labanya.
4) Analisis manajemen
Analisis manajemen meliputi struktur organisasi, jenis pekerkebutuhan tenaga kerja, dan program kerja. Struktur org
memberikan gambaran organisasi apakah berdiri sendiri a
bagian dari apotek yang sudah ada. Jenis pekerjaan memberik
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
21/133
5) Analisis Keuangan
Analisis keuangan meliputi jumlah biaya investasi dan modal k
pendanaan serta aliran kas. Jumlah biaya investasi dan
memberikan gambaran mengenai jumlah biaya investasi yang
dan digunakan untuk keperluan apa saja, lama waktu p
( payback periode ), dan besar tingkat pengembalian intern
(internal rate of return ). Sumber pendanaan menggambar
sumber biaya investasi diperoleh, besar tingkat efisiensinya d
sumber lain, dan jenis pinjamannya (jangka pendek atau jang
Aliran kas menggambarkan situasi aliran kas selama perio
(positif atau negatif) dan langkah-langkah yang dilakukan bila a
selama periode inverstasi negatif.
2.7.1.4 Tahap Rencana Pelaksanaan
Setelah usulan proyek disetujui, kemudian mendapatkan
schedule ) untuk memulai pekerjaan sesuai denagn skala p
menyediakan dana biaya investasi dan modal kerja, mengurus izin, dan merehabilitasi gedung, merekrut karyawan, menyiapkan barang da
sarana pendukung dilanjutkan dengan memulai operasional.
2.7.1.5 Tahap Pelaksanaan
Dalam melaksanakan setiap jenis pekerjaan, dibuatlah suatu berisi mengenai jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan, men
penyimpangan yang terjadi dan membuat evaluasi dan solusi penyeles
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
22/133
disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi (Keputu
Kesehatan RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002 Pasal 3).
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
1332/MENKES/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menter
Republik Indonesia No. 922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentu
Cara Pemberian Izin Apotek adalah sebagai berikut :
a. Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala DinaKabupaten/Kota dengan menggunakan contoh Formulir M
(Lampiran 1).
b. Dengan menggunakan Formulir APT-2 (Lampiran 2) Kepala Dina
Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja setela
permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan apotek melakukan kegia
c. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai PO
lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah permintaan bantuan teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksa
dengan menggunakan contoh Formulir APT-3 (Lampiran 3).d. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) d
dilaksanakan, Apoteker Pemohon dapat membuat surat pern
melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/K
dengan tembusan kepada Kepala Dinas Propinsi dengan menggun
Formulir Model APT-4 (Lampiran 4).e. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah dite
pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (3) atau pernyataan aya
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
23/133
persyaratan yang belum dipenuhi selambat-lambatnya dalam jan
(satu) bulan sejak tanggal surat penundaan.
h. Terhadap permohonan izin apotek yang ternyata tidak memenuhi
atau lokasi yang tidak sesuai dengan permohonan, maka K
Kesehatan Kabupaten/Kota dalam jangka waktu selambat-lambat
belas) hari kerja wajib mengeluarkan surat penolakan dis
alasannya dengan menggunakan formulir model APT-7 (Lampiran
Bila Apoteker menggunakan sarana milik pihak lain dala
apotek, dengan mengadakan kerja sama dengan Pemilik Sarana A
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Penggunaan sarana apotek yang dimaksud, wajib didasarkan ata
kerja sama antara Apoteker dan pemilik sarana. b. Pemilik sarana yang dimaksud harus memenuhi persyaratan t
terlibat dalam pelanggaran peraturan perudang-undangan di
sebagaimana dinyatakan dalam surat pernyataan yang bersangkutan
2.9 Pencabutan Izin ApotekSetiap pelanggaran apotek terhadap ketentuan yang b
dikenakan sanksi, baik sanksi administratif maupun sanksi pid
administratif yang diberikan menurut Keputusan Menteri Kesehat
Indonesia No. 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang Perubahan ata
Menteri Kesehatan No.922/MENKES/PER/X/1993 adalah pencabutaapotek.
Pencabutan surat izin apotek dilakukan oleh Kepala Din
Kabupaten/Kota apabila :
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
24/133
undangan di bidang obat.
e. Surat Izin Kerja (SIK) Apoteker Pengelola Apotek tersebut dicabutf. Pemilik Sarana Apotek terbukti dalam pelanggaran Perundang-
bidang obat.
g. Apotek tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Apotek.
Pelaksanaan pencabutan izin apotek dilakukan setelah dikelua
a. Peringatan secara tertulis kepada APA sebanyak tiga kali berturut-tenggang waktu masing-masing dua bulan.
b. Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya enam
dikeluarkannya penetapan pembekuan kegiatan apotek.
Sanksi pidana diberikan bila terdapat pelanggaran terhadap:
a. Undang-Undang Narkotika No. 35 Tahun 2009. b. Undang-Undang Obat Keras St.1937 No.541.
c. Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun 1992.
d. Ketentuan Peraturan Perundang-undangan lainnya.
2.10 Pengelolaan ApotekKegiatan pengelolaan apotek adalah seluruh upaya dan kegiat
untuk melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan apotek. Pengelolaan a
dibagi menjadi dua jenis, yaitu pengelolaan teknis farmasi dan peng
teknis farmasi.
Kegiatan pengelolaan non teknis kefarmasian meliputi semadministrasi, keuangan, personalia, pelayanan komoditi selain perbek
dan bidang lainnya yang berhubungan dengan fungsi apotek
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik In
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
25/133
2.11 Sediaan Farmasi
2.11.1. Obat bebas (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indone2380/A/SK/VI/83)
Obat bebas adalah obat tanpa peringatan, yang dapat diperoleh
dokter. Tanda khusus yang terdapat pada obat bebas adalah ling
berwarna hijau dengan garis tepi hitam.
Gambar 2.1 Penandaan obat bebas
2.11.2. Obat bebas terbatas (Keputusan Menteri Kesehatan Repub Nomor : 2380/A/SK/VI/83)
Obat bebas terbatas adalah obat dengan peringatan, yang dap
tanpa resep dokter. Tanda khusus yang terdapat obat bebas terb
lingkaran bulat berwarna biru dengan garis tepi hitam.
Gambar 2.2 Penandaan obat bebas terbatas
2.11.3. Obat keras daftar G (Keputusan Menteri Kesehatan Repub
Nomor:2396/A/SK/VII/86)
Obat keras adalah obat yang dapat diperoleh dengan resep d
pada obat keras berupa lingkaran bulat berwarna merah dengan gari
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
26/133
2.11.4. Narkotika (Undang-undang nomor 35 Tahun 2009)
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai me
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Gambar 2.4 Penandaan obat narkotika
Narkotika dibagi ke dalam tiga golongan yaitu :
a. Narkotika Golongan I Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digu
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan d
serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantung
Contoh : Tanaman Papaver somniferum (kecuali bijinya
heroin, psilosibin, amfetamin. b. Narkotika Golongan II
Narkotika Golongan II adalah narkotika berkhasiat pengobata
sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi da
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai po
mengakibatkan ketergantungan.Contoh : Difenoksilat, metadon, morfin, petidin.
c. Narkotika Golongan III
Narkotika Golongan III adalah narkotika berkhasiat pengobatan
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
27/133
2.11.5. Psikotropika (Undang-undang nomor 5 Tahun 1997)
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun s
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada su
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan pe
Psikotropika digolongkan menjadi empat golongan :
a. Psikotropika Golongan I
Psikotropika Golongan I adalah psikotropika yang hanya dapauntuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
mempunyai potensi sangat kuat mengakibatkan sindroma ketergant
Contoh : Psilosibin, lisergida
b. Psikotropika Golongan II
Psikotropika Golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pendapat digunakan dalam terapi dan/atau tujuan ilmu penge
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Amfetamin, deksamfetamin, metamfetamin, sekobarbital.
c. Psikotropika Golongan III
Psikotropika Golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pen banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu penge
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantunga
Contoh : Amobarbital, pentazosin, pentobarbital, siklobarbital.
d. Psikotropika Golongan IV
Psikotropika Golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pensangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergan
Contoh : Alobarbital, alprazolam, barbital, diazepam, fenobarbital.
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
28/133
b. Apoteker wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan do
Pelayanan resep di apotek sepenuhnya atas tanggung jawaPengelola Apotek (APA), sesuai dengan tanggung jawab dan keah
yang dilandasi pada kepentingan masyarakat.
c. Apoteker tidak diizinkan untuk menggantikan obat generik yan
dalam resep dengan obat paten.
d. Dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis Apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan oba
tepat.
e. Apoteker wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan peng
yang diserahkan kepada pasien dan penggunaan obat secara
rasional atas permintaan masyarakat.f. Apabila Apoteker menganggap bahwa dalam resep terdapat kek
penulisan resep yang tidak tepat, Apoteker harus memberitah
dokter penulis resep.
Apabila karena pertimbangan tertentu dokter penulis resep
pendiriannya, dokter wajib menyatakannya secara tertulis atau mtanda tangan yang lazim di atas resep.
g. Salinan resep harus ditandatangani oleh Apoteker.
h. Resep harus dirahasiakan dan disimpan di Apotek dengan baik d
waktu 3 (tiga) tahun.
i. Resep atau salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada doresep, penderita yang bersangkutan atau yang merawat pende
kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut perunda
yang berlaku.
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
29/133
Apoteker Pengganti. Penunjukkan ini harus dilaporkan kepada Ke
Wilayah dengan tembusan kepada Direktur Jenderal dan KPemeriksaan Obat dan Makanan setempat.
l. Apoteker Pengelola Apotek turut bertanggung jawab atas pelaksan
yang dilakukan oleh Apoteker Pendamping dan Apoteker Pengga
pengelolaan Apotek.
m. Apoteker Pendamping bertanggung jawab atas pelaksanaan tugakefarmasian selama yang bersangkutan bertugas menggantika
Pengelola Apotek.
n. Dalam pelaksanaan pengelolaan Apotek, Apoteker Pengelola A
dibantu oleh Asisten Apoteker di bawah pengawasan Apoteker.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1027/MENKESmengatur tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Kefarmasian ( Pharmaceutical care ) adalah bentuk pelayanan
jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarm
meningkatkan kualitas hidup pasien. Pelayanan kefarmasian pada s
bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu kepadkefarmasian ( pharmaceutical care ). Kegiatan pelayanan kefarmasi
hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pela
komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
Pelayanan kefarmasian di dalam Keputusan Menteri Kesehatan
1027/MENKES/SK/IX/2004, terdiri dari pelayanan resep, promosi serta Pelayanan residensial ( Home Care ).
2.12.1. Pelayanan Resep.
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
30/133
e) Nama obat , potensi, dosis, jumlah yang minta.
f) Cara pemakaian yang jelas.g) Informasi lainnya.
2) Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potens
inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.
3) Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, interaks
(dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain).Jika ada keraguan tehendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan
pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan
setelah pemberitahuan.
b. Penyiapan obat.
1) Peracikan.Peracikan merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang,
mengemas dan memberikan etiket pada wadah. Dalam m
peracikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap dengan me
dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar.
2) Etiket.Etiket harus jelas dan dapat dibaca.
3) Kemasan obat yang diserahkan.
Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang co
terjaga kualitasnya.
4) Penyerahan Obat.Sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemer
terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan ob
oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konse
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
31/133
6) Konseling.
Konseling adalah suatu proses komunikasi dua arah yang sisteapoteker dan pasien untuk mengidentifikasi dan memecahkan m
berkaitan dengan obat dan pengobatan. Apoteker harus
konseling, mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekala
lainnya sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasie
bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggsediaan farmasi atau perbekalan kesehatan lainnya. Unt
penyakit tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC,
penyakit kronis lainnya, apoteker harus memberikan kons
berkelanjutan.
7) Monitoring Penggunaan Obat.Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus m
pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien ter
cardiovascular, diabetes , TBC, asma, dan penyakit kronis lainny
2.12.2. Promosi dan EdukasiDalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus
secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu
informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet / brosur, poster,
lain-lainnya.
2.12.3. Pelayan Residensial ( Home Care )
Pelayanan residensial (Home care) adalah pelayanan apoteker
giver dalam pelayanan kefarmasian di rumah-rumah khususnya untu
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
32/133
2.13 Pelayaanan Swamedikasi
Penggunaan obat bebas, obat bebas terbatas dan obat wajib apdalam pengobatan sendiri (swamedikasi) harus mengikuti prinsip
obat secara aman dan rasional. Pelaksanaan swamedikasi yang bertang
membutuhkan produk obat yang sudah terbukti keamanan,
kualitasnya, serta membutuhkan pemilihan obat yang tepat sesuai den
penyakit dan kondisi pasien.Apoteker mempunyai peran yang sangat penting dalam
bantuan, nasehat dan petunjuk kepada masyarakat yang ingin
swamedikasi, agar dapat masyarakat dapat melakukan swamed
bertanggung jawab. Apoteker harus dapat menekankan kepada pa
walaupun dapat diperoleh tanpa resep dokter, namun penggunaan obat bebas terbatas, dan OWA tetap dapat menimbulkan bahaya dan ef
yang tidak dikehendaki jika dipergunakan secara tidak semestinya.
Dalam pelaksanaan swamedikasi, Apoteker memiliki dua
sangat penting, yaitu menyediakan produk obat yang sudah terbukt
khasiat dan kualitasnya serta memberikan informasi yang dibumemberikan informasi kepada pasien dan keluarganya agar obat digun
aman, tepat dan rasional. Pemberian informasi dilakukan teru
mempertimbangkan :
1. Ketepatan penentuan indikasi atau penyakit.
2. Ketepatan pemilihan obat yang efektif, aman, dan ekonomis.
3. Ketepatan dosis dan cara penggunaan obat.
Satu hal yang sangat penting dalam informasi swamed
meyakinkan agar produk yang digunakan tidak berinteraksi neg
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
33/133
1. Khasiat obat
Apoteker perlu menerangkan dengan jelas khasiat obat yang bsesuai atau tidak dengan indikasi atau gangguan kesehatan y
pasien.
2. Kontraindikasi
Pasien perlu diberi tahu dengan jelas kontraindikasi dari obat yan
agar tidak menggunakannya jika memiliki kontra indikasi dimaks3. Efek samping dan cara mengatasinya (jika ada)
Pasien juga perlu diberi informasi tentang efek samping ya
muncul dan apa yang harus dilakukan untuk menghindari atau me
4. Cara pemakaian
Cara pemakaian harus disampaikan secara jelas kepada pmenghindari salah pemakaian, apakah ditelan, dihirup
dimasukkan melalui anus, atau cara lain.
5. Dosis
Dosis harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien. Ap
menyarankan dosis sesuai dengan yang disarankan ol(sebagaimana petunjuk pemakaian yang tertera di etiket)
menyarankan dosis lain sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki
6. Waktu pemakaian
Waktu pemakaian juga harus diinformasikan dengan jelas ke
misalnya sebelum atau sesudah makan atau saat akan tidur.7. Lama penggunaan
Lama penggunaan obat juga harus diinformasikan kepada pasien
tidak menggunakan obat secara berkepanjangan karena penyak
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
34/133
12. Cara membedakan obat yang masih baik dan sudah rusak.
Di samping itu, Apoteker juga perlu memberi informasi ktentang obat generik yang memiliki khasiat sebagaimana yang dibut
keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan obat gene
penting dalam pemilihan obat yang selayaknya harus selalu memperh
farmakoekonomi dan hak pasien.
Selain konseling dalam farmakoterapi, Apoteker juga memil jawab lain yang lebih luas dalam swamedikasi. Dalam pernyataan b
dikeluarkan oleh IPF ( International Pharmaceutical Federation
(World Self-Medication Industry ) tentang swamedikasi yang bert
( Responsible Self-Medication ) dinyatakan sebagai berikut:
1. Apoteker memiliki tanggung jawab profesional untuk memberikaninformasi yang benar, cukup dan objektif tentang swamedikasi
produk yang tersedia untuk swamedikasi.
2. Apoteker memiliki tanggung jawab profesional untuk merek
kepada pasien agar segera mencari nasehat medis yang diperlu
dipertimbangkan swamedikasi tidak mencukupi.3. Apoteker memiliki tanggung jawab profesional untuk memberi
kepada lembaga pemerintah yang berwenang, dan untuk mengi
kepada produsen obat yang bersangkutan, mengenai efek
dikehendaki ( adverse reaction ) yang terjadi pada pasien yang
obat tersebut dalam swamedikasi.4. Apoteker memiliki tanggung jawab profesional untuk mendoro
masyarakat agar memperlakukan obat sebagai produk khusus
dipergunakan dan disimpan secara hati-hati, dan tidak boleh d
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
35/133
a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita ham
bawah usia 2 tahun dan orangtua di atas 65 tahun. b. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan
kelanjutan penyakit.
c. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
d. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinyIndonesia.
e. Obat dimaksud memiliki resiko khasiat keamanan
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
Obat Wajib Apotek (OWA) yaitu obat keras yang dapat dise
Apoteker kepada pasien di Apotek tanpa resep dokter. Obat yang termOWA ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Apoteker di apotek dala
pasien yang memerlukan obat wajib :
a. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien sesuai
disebutkan dalam daftar obat wajib apotek.
b. Membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan.c. Memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakainya, kontrai
samping dan hal-hal lain yang perlu diperhatikan oleh pasien.
Obat-obat yang termasuk ke dalam daftar obat wajib apotek an
1. Obat kontrasepsi oral, baik tunggal maupun kombinasi.
2. Obat saluran cerna, yang terdiri dari :a) Antasida + sedativ/spasmodik
b) Anti spasmodik
c) Spasmodik+analgesik
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
36/133
6. Antiparasit yang terdiri dari obat cacing.
7. Obat topikal untuk kulit yang terdiri dari :a) Semua salep/krim antibiotik
b) Semua salep/krim kortikosteroid
c) Semua salep/krim/gel antiinflamasi nonsteroid (AINS)
d) Antijamur
e) Antiseptik lokalf) Enzim antiradang topikal
g) Pemutih kulit
2.15 Pengelolaan Narkotika
Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayandan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menur
undang Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika, pengaturan narkotika
a. Menjamin ketersediaan narkotika untuk kepentingan pelayana
dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan.
b. Mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika.
c. Memberantas peredaran gelap narkotika.
Pengelolaan narkotika di apotek meliputi perencanaan,
pemesanan, penyimpanan, pelayanan/penyerahan, pemusnahan, pen
pelaporan serta dokumentasi.
2.15.1 Perencanaan Narkotika (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timu
Perencanaan narkotika adalah kegiatan menetapkan jenis
narkotika sesuai dengan kebutuhan narkotika dengan meto
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
37/133
c. Menentukan jumlah narkotika sesuai dengan kebutuhan.
2.15.2 Pengadaan/Pemesanan Narkotika (Dinas Kesehatan Provinsi
2010)
Apoteker hanya dapat memesan narkotika melalui Ped
Farmasi (PBF) yang telah ditunjuk khusus oleh Menteri yaitu PT. K
dengan tujuan untuk memudahkan pengawasan peredaran narkotika.narkotika dilakukan dengan membuat surat pesanan narkotika asli
dari empat rangkap. Surat pesanan narkotika dilengkapi dengan nam
tangan APA, nomor Surat Izin Apotek (SIA), tanggal dan nomor s
lengkap dan stempel apotek. Satu surat pesanan hanya untuk satu jenis
2.15.3 Penyimpanan Narkotika (Departemen Kesehatan, 1978)
Bedasarkan Permenkes Nomor 28/MENKES/PER/V/19
penyimpanan narkotika, apotek harus memiliki tempat khusus untuk p
narkotika yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a.
Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat b. Harus mempunyai kunci yang kuat
c. Dibagi dua masing-masing dengan kunci yang berlainan; bag
dipergunakan untuk menyimpan morfin, petidin, dan garam-gar
untuk persediaan, bagian kedua digunakan untuk menyimpan
narrkotika lainnya yang dipakai sehari-harid. Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari berukuran kurang da
100 cm, maka lemari tersebut harus dibaut pada tembok atau lantai
e. Lemari harus dikunci dengan baik.
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
38/133
2.15.4 Pelayanan/penyerahan Narkotika
Menurut Undang-undang nomor 35 tahun 2009 pasal 43, Adapat melakukan penyerahan narkotika kepada rumah sakit, pus
masyarakat, apotek lainnya, balai pengobatan, dokter, dan ke
berdasarkan resep dari dokter. Apotek dilarang mengulangi m
narkotika atas dasar resep yang sama dari seorang dokter atau atas d
resep dokter (Undang-Undang Nomor 9 tahun 1976 Pasal 7). Pada reseyang baru dilayani sebagian, apotek boleh membuat salinan resep te
resep tersebut hanya boleh dilayani di apotek yang menyimpan resep a
2.15.5 Pemusnahan Narkotika
Tujuan dilakukannya pemusnahan narkotika adalah untuk pertanggungjawaban apoteker terhadap pengelolaan narkotika
narkotika yang sudah tidak memenuhi persyaratan dikelola sesuai den
yang berlaku, dan mencegah penyalahgunaan bahan narkotika serta
resiko terjadinya penggunaan obat yang substandar (Departemen K
2008).Berdasarkan Undang-undang nomor 22 tahun 1997 tentan
Pasal 60, pemusnahan narkotika dilakukan dalam hal diproduksi tanp
standar dan persyaratan yang berlaku dan/atau tidak dapat digun
proses produksi, kadaluarsa, tidak memenuhi syarat untuk digu
pelayanan kesehatan dan/atau berkaitan untuk pengembangan ilmu patau berkaitan dengan tindak pidana.
Pemusnahan yang dilakukan oleh apotek dengan membuat
pemusnahan narkotika dan dilaporkan kepada pihka-pihak y
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
39/133
c. Nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang saksi dari peru
badan tersebut.d. Nama dan jumlah narkotika yang dimusnahkan.
e. Cara pemusnahan.
f. Tanda tangan penanggung jawab apotik/pemegang izin khusus, do
narkotika dan saksi-saksi.
Berita acara pemusnahan tersebut dikirimkan kepada dibuat rauntuk ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, K
Kesehatan Propinsi, Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makana
disimpan sebagai arsip di apotek.
2.15.6 Pencatatan dan Pelaporan NarkotikaUndang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika
bahwa apotek wajib membuat, menyampaikan, dan menyimpan lapo
mengenai pemasukan dan/atau pengeluaran narkotika yang be
penguasaannya. Pelaporan penggunaan narkotika telah dikemban
bentuk perangkat lunak atau program Sistem Pelaporan NaPsikotropika (SIPNAP) sejak tahun 2006 oleh Kementerian Keseh
Pelaporan Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP) adalah sistem yan
pelaporan penggunaan Narkotika dan Psikotropika dari Unit Layanan
Rumah Sakit dan Apotek) ke Dinas Kesehatan Kabupaten/K
menggunakan pelaporan elektronik selanjutnya Dinas Kesehatan Kabmelaporkan ke tingkat yang lebih tinggi (Dinkes Provinsi dan Ditjen
Alkes) melalui mekanisme pelaporan online yang menggunakan fa
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
40/133
a. Menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayana
dan ilmu pengetahuan. b. Mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika.
c. Memberantas peredaran gelap psikotropika.
2.16.1 Pemesanan Psikotropika (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tim
Pemesanan psikotropika dilakukan dengan menggunakan SPsikotropika yang ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan
(Lampiran 10). Surat pesanan tersebut dibuat rangkap tiga dan setiap
digunakan untuk memesan beberapa jenis psikotropika.
2.16.2
Penyimpanan PsikotropikaPenyimpanan psikotropika belum diatur di dalam perunda
atau peraturan lainnya. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan
maka sebaiknya obat golongan psikotropika disimpan pada rak
khusus.
2.16.3 Penyerahan Psikotropika
Penyerahan psikotropika oleh apotek hanya dapat dilakukan k
lain, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter dan pasien.
psikotropika oleh apotek dilaksanakan berdasarkan resep dokter.
2.16.4 Pemusnahan Psikotropika
Pada Undang-undang No. 5 tahun 1997 pasal 53disebu
pemusnahan psikotropika dilaksanakan dalam hal berhubungan de
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
41/133
2.16.5 Pelaporan Psikotropika
Apotek berkewajiban menyusun dan mengirimkan lapomelalui perangkat lunak atau program Sistem Pelaporan Na
Psikotropika (SIPNAP). Mekanisme pelaporan psikotropika sa
pelaporan narkotika.
2.17 Pengadaan Persediaan Apotek Pengadaan farmasi merupakan kegiatan untuk memenuh
perbekalan farmasi berdasarkan fungsi perencanaan dan pengangga
pengadaan adalah memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan da
yang cukup dengan kualitas harga yang dapat dipertanggungjawa
waktu dan tempat tertentu secara efektif dan efisien menurut taketentuan yang berlaku (Quick, 1997). Pengadaan harus memenu
syarat, yaitu (Seto, Yunita&Lily, 2004):
a. Doematig , artinya sesuai tujuan/sesuai rencana. Pengadaan
kebutuhan yang sudah direncanakam sebelumnya.
b. Rechtmatig , artinya sesuai hak/sesuai kemampuan.
c. Wetmatig, artinya sistem/cara pengadaannya harus sesuai deng
ketentuan yang berlaku.
Secara umum, jenis pengadaan berdasarkan waktu terdiri
1997) :
a. Annual purchasing , yaitu pemesanan dilakukan satu kali dalam sa
b. Scheduled purchasing , yaitu pemesanan dilakukan secara p
waktu tertentu misalnya mingguan, bulanan, dan sebagainya.
c. Perpetual purchasing , yaitu pemesanan dilakukan setiap
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
42/133
secara reguler dapat dipesan secara periodik setiap tahun
purchasing ), dan obat-obatan yang banyak diminati dan obatharganya sangat mahal maka pemesanan dilakukan seca
purchasing .
Setelah menentukan jenis pengadaan yang akan diterapkan
frekuensi dan waktu pemesanan maka pengadaan barang di a
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu (Seto, Yunita&Lily, 2004):a. Pembelian kontan
Dalam pembelian kontan, pihak apotek langsung membayar harg
dibeli dari distributor. Biasanya dilakukan oleh apotek yang baru di
untuk melakukan pembayaran kredit apotek harus
kemampuannya dalam menjual. b. Pembelian kredit
Pembelian kredit adalah pembelian yang pembayarannya dilakukan
jatuh tempo yang telah ditetapkan, misalnya 30 hari setelah o
apotek.
c.
Konsinyasi (titipan obat)Konsinyasi adalah titipan barang dari pemilik kepada apotek, dim
bertindak sebagai agen komisioner yang menerima komisi bila bar
terjual. Bila barang tersebut tidak terjual sampai batas waktu kad
waktu yang telah disepakati maka barang tersebut dapat dikemb
pemiliknya.
2.18 Pengendalian Persediaan Apotek
Pengendalian persediaan dalam hal ini berhubungan den
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
43/133
2.18.1 Parameter – parameter dalam pengendalian persediaan
a. Konsumsi rata-rataKonsumsi rata-rata sering juga disebut permintaan ( dem
yang diharapkan pada pemesanan selanjutnya merupakan variabel
menentukan berapa banyak stok barang yang harus dipesan (Quick, 19
b. Waktu tunggu/waktu tenggang ( Lead Time ) Waktu tunggu merupakan waktu tenggang yang dibutuhk
pemesanan sampai dengan penerimaan barang. Waktu tunggu ini dap
beda untuk setiap pemasok. Faktor-faktor yang dapat berpengaruh
tunggu adalah jarak antara pemasok dengan apotek, jumlah pesanan,
pemasok (Quick, 1997).
c. Persediaan Pengaman ( Safety Stock )
Persediaan pengaman merupakan persediaan yang dica
kebutuhan selama menunggu barang datang untuk mengantisipasi ke
barang pesanan atau untuk menghadapi suatu keadaan tertentu yangkarena perubahan pada permintaan misalnya karena adanya permin
yang meningkat secara tiba-tiba (karena adanya wabah penyakit) (Quic
Persediaan pengaman dapat dihitung dengan rumus (Quick, 1997):
SS = LT x CA
Keterangan :
SS = Safety stock (persediaan pengaman)
LT = Lead Time (waktu tunggu)
CA = Average Consumption (konsumsi rata-rata)
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
44/133
e. Persediaan maksimum
Persediaan maksimum merupakan jumlah persediaan terbesatersedia. Jika jumlah persediaan telah mencapai jumlah maksimum
perlu lagi melakukan pemesanan untuk menghindari terjadinya sto
dapat menyebabkan kerugian (Quick, 1997).
f. Perputaran persediaanPerputaran persediaan menggambarkan jumlah siklus yang di
dari mulai pembelian hingga penjualan kembali. Jika suatu barang mem
perputaran persediaan yang besar maka barang tersebut dikategori
barang fast moving . Sebaliknya, jika angka perputaran persediaan
terbilang kecil maka barang tersebut termasuk slow moving (QuiPerputaran persediaan dihitung dengan cara :
erputaran persed aan o n
r
Keterangan :
So = Persediaan awal Sr = Persediaan rata-rata
P = Jumlah pembelian Sn = Persediaan Akhir
g. Jumlah pesanan ( Economic Order Quantity / Economic Lot Size
Di apotek, jumlah persediaan yang harus ada adalah pers
jangka waktu tertentu dan disesuaikan dengan kebijakan pada pola
Persediaan dirancang agar setiap saat harus tersedia dan sek
mengantisipasi permintaan yang tidak menentu, kemampuan
terbatas, waktu tenggang pesanan yang tidak menentu, ongkos kirim
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
45/133
Keterangan :
R = Jumlah kebutuhan dalam setahunP = Harga barang / unit
S = Biaya memesan tiap kali pemesanan
I = % Harga persediaan rata-rata
h. ReOrder Point ( ROP / Titik pemesanan)Titik pemesanan merupakan saat dimana harus diadakan
kembali sedemikian rupa sehingga penerimaan barang yang dipesan
dimana persediaan di atas stok pengaman sama dengan nol atau sa
nilai persediaan minimum. Pada keadaan khusus (mendesak), dap
pemesanan langsung tanpa harus menunggu hari pembelian yang telah bersama antar apotek dan pemasok (Quick, 1997).
Rumus perhitungan ROP adalah (Quick, 1997):
ROP = SS + LT
Keterangan :
ROP = Reorder point (titik pemesanan kembali)SS = Safety stock (stok pengaman)
LT = Lead time (waktu tunggu)
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
46/133
2.18.2 Penentuan Prioritas PengadaanMetode ini mengelompokan obat berdasarkan nilai kepe
vitalitas obat terhadap pelayanan kesehatan untuk melayani permi
pengobatan.
Dalam melakukan pengadaan dibutuhkan penentuan prioritas
akan dipesan. Pemilihan prioritas pengadaan dapat dilakukan dengmetode. Penyusunan prioritas dapat dilakukan dengan mengguna
sebagai berikut (Quick, 1997):
a. Analisis VEN (Vital, Esensial, Non-esensial)
1. V (Vital)
Obat yang tergolong dalam kategori vital adalah obat untuk mehidup manusia atau untuk pengobatan karena peny
mengakibatkan kematian. Pengadaan obat golongan ini diprio
2. E (Esensial)
Kategori esensial digunakan untuk obat-obat yang banyak di
digunakan dalam tindakan atau pengobatan penyakit t
masyarakat. Dengan kata lain, obat-obat golongan ini adal
fast-moving .
3. N (Non-esensial)
Kategori non-esensial untuk obat-obat pelengkap yang si
esensial, tidak digunakan untuk penyelamatan hidup maupun
penyakit terbanyak, contohnya suplemen vitamin.
b. Analisis Pareto (ABC)
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
47/133
hanya sekitar 10-20% dari seluruh item. Kelas A memi
biaya yang tinggi terhadap biaya pengadaan. Pengenddilakukan secara intensif (Quick, 1997).
2. Kelas B
Persediaan yang memiliki volume rupiah yang menengah
mewakili sekitar 15-20 % dari total nilai persediaan, meskipu
hanya sekitar 10-20% dari seluruh item (Quick, 1997).3. Kelas C
Persediaan yang memiliki volume rupiah yang rendah. Kelas
sekitar 5-10% dari total nilai persediaan, tapi terdiri sekitar
seluruh barang (Quick, 1997).
Analisis pareto dilakukan dengan menghitung nilai investsediaan obat dengan cara :
a. Menghitung total investasi tiap jenis obat.
b. Pengelompokan obat berdasarkan nilai investasi dan diurutkan
nilai investasi terbesar hingga terkecil.
c. Analisis VEN-ABC
Metode analisis ini mengkombinasi kedua metode sebelum
metode ini pengelompokan barang berdasarkan volume dan nilai pen
selama periode waktu tertentu. Analisa VEN-ABC menggabun
pareto dan VEN dalam suatu matriks sehingga analisis menjadi
(Quick, 1997). Matriks dapat dibuat sebagai berikut :
V E N
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
48/133
Semua obat vital dan esensial dalam kelompok A, B, dan C harus ters
kuantitasnya disesuaikan dengan kebutuhan konsumen apotek. Untuesensial dalam kelompok A tidak diprioritaskan, sedangkan kelomp
pengadaannya disesuaikan dengan kebutuhan (Quick, 1997).
2.19 Strategi Pemasaran Apotek
Strategi pemasaran yang umumnya dilakukan oleh apotek adAIDA ( Attention, Interest, Desire, Action ). Analisis AIDA m
rangkaian proses dimulai dari menarik perhatian calon pembeli hin
memutuskan untuk membeli di apotek.
2.19.1 AttentionStrategi ini merupakan upaya apotek untuk dapat menar
pengunjung/konsumen, yang dapat dilakukan dengan:
a. Membuat desain eksterior apotek yang menarik, seperti papan nam
dan memasang neon box agar mudah terlihat oleh orang yang lew
b. Mendesain bangunan agar terlihat menarik dan juga memperhat
ekonomi di lingkungan tempat pendirian apotek. Jika apote
lingkungan daerah menengah ke atas, maka desainnya dapat
mewah agar tampak meyakinkan pengunjung di lingkungan ter
obat yang dijual lengkap dan berkualiatas. Namun sebaliknya, ap
didirikan di lingkungan menengah ke bawah, maka desain yang
perlu mewah agar tidak membuat pengunjung merasa enggan atau
datang karena memiliki sugesti obat yang dijual di apotek tersebut m
c. Menggunakan kaca transparan pada sisi depan apotek agar de
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
49/133
kemasan dan disusun berdasarkan efek farmakologis. Hal tersebut dap
terlihat oleh pengunjung saat memasuki apotek.2.19.3 Desire
Langkah selanjutnya setelah pengunjung masuk ke dalam a
menimbulkan keinginan mereka untuk membeli obat. Upaya yang dap
adalah melayani pengunjung dengan ramah, cepat tanggap denga
pelanggan, meningkatkan kelengkapan obat, dan memberikan bersaing.
2.19.4 Action
Setelah melalui beberapa tahap diatas, akhirnya pengun
tersebut memutuskan mengambil sikap untuk menjadi pembeli obaPada tahap ini pembeli akan merasakan sendiri pelayanan yang diberi
Pelayanan yang dapat diberikan antara lain dengan menunjukka
pelayanan dan pemberian informasi yang diperlukan.
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
50/133
BAB 3TINJAUAN KHUSUS APOTEK KESELAMATAN
3.1 Pendahuluan Apotek Keselamatan
Apotek Keselamatan didirikan pada bulan April tahun 2004
dikelola oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek, Ibu Dra. Azizahwa
dengan SIK No. 2621/B dan SIA No. 87.SIA.0/04./YANKES/04.
3.2 Lokasi dan Tata Ruang
3.2.1 Lokasi
Apotek Keselamatan berlokasi di Jalan Keselamatan No
Selatan. Apotek ini berada di perumahan padat penduduk, yang berj
lebih 200 meter dari jalan raya. Meskipun tidak terletak di tepi jalan
jalan di depan Apotek Keselamatan cukup ramai dan digunakan s
alternatif. Selain itu, Apotek Keselamatan terletak di pusat pertiga
dapat dijangkau dari tiga arah. Lokasi Apotek Keselamatan dapat
Lampiran 8 .
3.2.2 Tata Ruang
Bangunan Apotek Keselamatan terdiri dari halaman parkir, ru
meja kasir dan tempat penerimaan resep, ruang peracikan, meja ker
ruang praktek dokter, ruang istirahat karyawan dan tempat pen
wastafel. Denah ruangan Apotek Keselamatan dapat dilihat pada Lam
3.3 Sumber Daya Manusia dan Struktur Organisasi
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
51/133
a. Tenaga kefarmasian
APA dan PSA : 1 orangApoteker Pendamping : 1 orang
b. Tenaga non teknis kefarmasian
Juru resep : 1 orang
Tenaga pembantu : 1 orang
3.4 Tugas dan Fungsi Tiap Jabatan
3.4.1 Apoteker Pengelola Apotek (APA)
Apoteker Pengelola Apotek memiliki tugas dan tanggung ja
berikut:
a. Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yang sesuai denga
(apotek sebagai tempat pengabdian profesi) dan memenuhi segal
perundang-undangan di bidang perapotekan yang berlaku.
b. Memimpin seluruh kegiatan manajerial apotek termasuk mengk
dan mengawasi dinas kerja karyawan lainnya antara lain men
giliran kerja, menetapkan pembagian beban kerja, dan tanggung jaw
masing karyawan.
c. Secara aktif berusaha sesuai dengan bidang tugasnya untuk m
omset penjualan dan mengembangkan hasil usaha apo
mempertimbangkan masukan dari karyawan lainnya untu
pelayanan dan kemajuan apotek.
d. Melayani permintaan obat bebas dan resep dokter, mulai dari
resep, menyiapkan obat, meracik, menulis etiket, mengemas, sam
menyerahkan obat.
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
52/133
kemudian menyerahkan obat kepada pasien dan memberikan inform
penggunaan obat tersebut serta informasi tambahan lain yang diperh. Membuat salinan resep dan kuintasi bila dibutuhkan.
i. Mengatur dan mengawasi pengamanan hasil penjualan tunai harian
3.4.2 Apoteker Pendamping
Apoteker Pendamping memiliki tugas dan fungsi sebagai berika. Mendata kebutuhan barang
b. Mengatur, mengontrol, dan menyusun obat pada tempat penyimp
ruang peracikan.
c. Melayani permintaan obat bebas dan resep dokter, mulai dari
resep, menyiapkan obat, meracik, menulis etiket, mengemas, sam
menyerahkan obat.
d. Memberi harga-harga untuk resep-resep yang masuk dan
kelengkapan resep.
e. Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pas
bentuk sediaan obat, jumlah obat, nama obat, nomor resep,
kemudian menyerahkan obat kepada pasien dan memberikan inform
penggunaan obat tersebut serta informasi tambahan lain yang diper
f. Mencatat keluar masuk barang
g. Melakukan pengecekan terhadap obat-obat yang mempunyai kadal
h. Menyusun daftar masuknya barang dan menandatangani faktu
masuk setiap harinya.
i. Mencatat penerimaan uang setelah dihitung terlebih dahulu, begitu
pengeluaran yang harus dilengkapi dengan kuintasi, nota dan t
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
53/133
3.4.3 Juru Resep
Juru resep adalah tenaga yang membantu apoteker dalam meapotek. Tugas dan kewajiban juru resep adalah:
a. Membantu tugas APA dan Apoteker Pendamping dalam peny
pembuatan obat jadi maupun obat racikan.
b. Menyiapkan dan membersihkan alat-alat peracikan serta mela
sediaan yang sudah jadi kepada apoteker.c. Membuat obat-obat racikan standar di bawah pengawasan apoteker
d. Menjaga kebersihan apotek.
3.4.4 Tenaga Pembantu
Tenaga pembantu di Apotek Keselamatan mempunyai tang
untuk menjaga kebersihan dan kerapihan di apotek beserta sarana
seperti etalase, rak obat, dan lain-lain.
3.5 Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Lainnya
3.5.1 Pengadaan
Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan lain menjad
wewenang Apoteker Pendamping, kecuali untuk pengadaan n
psikotropika menjadi tanggung jawab APA. Untuk menjaga kela
ketepatan persediaan barang, Apoteker Pendamping dapat melakukan
barang yang dilakukan pada pagi hari dengan surat pesanan. Prinsip
barang pada Apotek Keselamatan :
1. Berasal dari sumber yang jelas.
2. Macam dan jumlah barang disesuaikan dengan kondisi keuangan
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
54/133
tiga cara, yaitu pembelian secara terbatas, spekulasi dan berencana.
cara tersebut Apotek Keselamatan lebih menggunakan pembelian secHal tersebut untuk menghindari penumpukan barang yang menyeba
terhenti.
Langkah-langkah pengadaan barang di Apotek Keselamatan a
a. Pemeriksaan dan Pencatatan Barang
Setiap hari dilakukan pemeriksaan kemudian barang yang
pada buku defekta untuk dilakukan pemesanan. Selain itu, di buku
dapat ditulis obat-obat yang belum tersedia di apotek tapi sudah mula
dan banyaknya permintaan dari pelanggan.
b. Pemesanan Barang
Pemesanan dilakukan berdasarkan buku defekta kepada Ped
Farmasi (PBF) dan menggunakan surat pesanan langsung kepada
melalui telepon. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
kerjasama dengan PBF adalah :
1. Ketepatan dan kecepatan dalam pelayanan
2. Bertanggung jawab terhadap barang pesanan apabila terjadi keru
3. Memberikan jaminan terhadap barang pesanan
4. Ada kepastian memperoleh barang yang dipesan
5. Diskon yang diberikan
6. Lama waktu kredit
c. Penerimaan Barang
Barang yang datang diterima oleh Apoteker Pendamping dari
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
55/133
maka barang tersebut akan dikembalikan langsung. Apotek menerima
faktur sebagai arsip. Barang yang baru datang tersebut kemudian sesuai dengan rumus perhitungan harga jual yang telah ditetapkan
Faktur yang diterima dicatat pada buku pencatatatan untuk menginven
yang diterima dan jumlah nilai yang akan dibayarkan ketika jatuh temp
3.5.2 Penyimpanan
Barang yang baru datang/baru diterima dari PBF diberi h
dahulu kemudian ditempatkan di etalase/rak obat. Penempatan bar
menggunakan sistem First In First Out (FIFO) dan First E
(FEFO). Pada sistem FIFO, barang yang keluar lebih dahulu adala
lebih dahulu masuk sedangkan pada sistem FEFO, obat/barang
tanggal kadaluarsa lebih cepat maka obat tersebut yang paling pertam
Apotek Keselamatan, pengambilan barang dilakukan dari depan e
barang yang baru datang ditempatkan di belakang barang yang lama.
Di Apotek Keselamatan, etalase depan apotek digu
penempatan obat-obat bebas maupun perbekalan kesehatan lainnya sep
termometer, dan lain-lain. Untuk produk obat bebas atau perbekala
lainnya, penyusunannya dilakukan sedemikian rupa serta penampilan
menarik sehingga akan menarik perhatian pasien yang datang ke apot
mudah diambil. Di bagian dalam apotek terdapat rak-rak obat yan
untuk penyimpanan obat-obat keras, obat narkotik, dan psikotropika
terdapat rak obat yang disediakan dengan fungsi sebagai gudang
menyimpan obat-obat bebas yang baru datang dan belum ditaruh di et
Penyimpanan obat di bagian dalam apotek, dilakukan dengan c
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
56/133
e. Obat-obat yang dipersyaratkan disimpan pada suhu dingin disi
lemari pendingin (suppositoria, ovula, tablet, serbuk).
3.5.3 Pencatatan
Apotek keselamatan menerapkan pencatatan di kartu stok un
perbekalan kesehatan lainnya. Pencatan meliputi tanggal, jumlah ba
beserta sumbernya, jumlah barang keluar, saldo dan keterangan (La
Pencatatan dilakukan setiap ada barang yang datang dan barang terj
kadaluarsa. Untuk barang-barang yang terletak di etalase depan
tersimpan terpisah dan dikelompokkan berdasarkan penyusunan obatn
memudahkan pencarian. Kartu stok untuk obat-obat yang terletak d
apotek ditempatkan masing-masing tepat di samping dus obat t
tersebut memudahkan pencatatan serta pengecekan kesesuaian cat
kondisi nyata obat.
3.6 Pelayanan Apotek
Pelayanan yang dilakukan di Apotek Keselamatan terdiri dari:
3.6.1 Pelayanan Obat Bebas (Swamedikasi)
Pelayanan obat bebas adalah pelayanan obat kepada konsumen
dokter. Obat-obat yang dapat dijual bebas adalah obat yang termasuk d
obat bebas, obat bebas terbatas, kosmetika dan alat keseha
Pembayaran dilakukan di kasir, setelah lunas obat diserah
konsumen/pembeli.
Pelayanan swamedikasi yang diberikan oleh Apotek Kesel
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu hanya dilakukan un
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
57/133
memilih obat yang efektif, aman dan ekonomis, serta ketepatan dos
diberikan.
3.6.2 Pelayanan Obat dengan Resep
Pelayanan atau penjualan dengan resep diberikan kepada
membeli obat dengan resep dokter secara tunai, proses pelayan
sebagai berikut :
a. Apoteker menerima resep dari pasien, kemudian dilakukan sk
ketersediaan obat di apotek dan diberi harga.
b. Pasien diberi tahu tentang harga obat, jika pasien setuju
dipersilahkan langsung membayar pada kasir dan diminta menu
disiapkan obatnya. Bila pasien merasa keberatan dengan harga
apoteker dapat menawarkan obat generik.
c. Resep dibawa ke bagian peracikan untuk dikerjakan juru resep
resep diberi kertas penanda, yang berisi: nomor resep, tanggal resep
nama pasien. Obat yang telah selesai disiapkan kemudian dibe
diperiksa oleh Apoteker baik bentuk sediaan, nama pasien,
kesesuaian jumlah obat dengan resep.
d. Penyerahan obat diberikan kepada pasien dengan pemberia
kemudian dicatat alamat dan nomor telepon pasien, jumlah dan ha
dalam buku resep.
e. Salinan resep atau kuitansi dapat dibuat atas permintaan pasien.
f. Pada pelayanan resep yang mengandung narkotika, tidak d
menyerahkan narkotika atas dasar salinan resep dokter dan re
disimpan terpisah dengan resep obat non narkotika.
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
58/133
3.6.4 Pelayanan Informasi Obat
Di Apotek Keselamatan setiap penyerahan obat disertai denga
informasi obat (PIO) kepada pasien. Pelayanan ini terutama dib
apoteker. PIO dilakukan bukan hanya apabila pasien membeli obat,
saat pasien tidak membeli dan sekedar bertanya. Pertanyaan mengen
obat yang biasa ditanyakan di Apotek Keselamatan meliputi in
pemakaian, efek samping obat, interaksi dengan obat lain dan makan
harus dihindari selama menggunakan obat dan sebagainya.
3.6.5 Pelayanan Pemeriksaan Glukosa Darah, Asam Urat, dan Koles
Di Apotek Keselamatan juga melayani pemeriksaan kadar g
urat, dan kolesterol bagi pasien yang menginginkannya. Pemeriksaa
menggunakan alat digital khusus dan dilakukan oleh apoteker. Setiap
melakukan pemeriksaan, dicatat pada buku pelayanan pemeriksaan da
kartu hasil pemeriksaan. Setelah itu, pasien dapat berkonsultasi deng
tentang hasil pemeriksaannya. Pelayanan pemeriksaan ini dilakukan
belakang kebutuhan masyarakat di sekitar apotek. APA melihat bahw
tersebut merupakan suatu peluang mengembangkan pelayanan a
masyarakat sekitar.
3.7 Pengelolaan Narkotika
Pengelolaan narkotika terdiri dari pemesanan, penerimaan, p
dan pelaporan keluar masuknya obat narkotika di apotek.
3.7.1 Pemesanan Narkotika
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
59/133
c. Surat pesanan harus ditandatangani oleh Apoteker Pengelola
terdapat stempel Apotek pemesan
d. Surat pesanan dibuat empat rangkap, satu untuk arsip di Apote
sisanya diserahkan kepada Pedagang Besar Farmasi Kimia
bersangkutan.
3.7.2 Penerimaan dan Penyimpanan Narkotika
Narkotika yang datang diterima oleh Apoteker Pengelola A
penerimaan ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek. Narkoti
pada lemari khusus yang terkunci, terjamin keamanannya,
dipertanggungjawabkan. Lemari tersebut terdiri dari tiga bagian unt
sehari-hari maupun untuk persediaan. Satu lemari digunakan seb
persediaan dan dua lemari untuk kebutuhan sehari- hari untuk
narkotika dan psikotropika. Dilemari penyimpanan terdapat kartu
mencatat pemasukan dan pengeluaran narkotika serta mengetahu
narkotika.
3.7.3 Laporan Pemasukan dan Pengeluaran Narkotika
Setiap bulan apotek wajib membuat laporan narkotika
pemasukan dan pengeluaran narkotika yang tercatat di buku harian
narkotika. Data pemasukan dan pengeluaran narkotika di masukka
sebuah software khusus dan hasil data dikirim ke suku dinas kese
selatan dalam bentuk softcopy yang disimpan di CD dan tembusan
POM dalam bentuk hardcopy .
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
60/133
a. Dalam satu lembar surat pesanan boleh terdapat lebih dar
psikotropika
b. Dalam surat Pemesanan mencantumkan nama Apotek, alamat Ap
Surat Izin Apotek (SIA), nama Apoteker pengelola Apotek dan
Izin Kerja (SIK)
c. Surat pesanan harus ditandatangani oleh APA dan terdapat stempel
d. Surat pesanan dibuat tiga rangkap, dua surat salinannya digu
pengarsipan di Apotek sedangkan lembar yang asli diserahkan k
bersangkutan. Pemesanan psikotropik tidak harus dilakukan di
Farma
3.8.2 Penerimaan dan Penyimpanan Psikotropika
Penerimaan Psikotropika dapat dilakukan oleh APA ataup
pendamping. Bukti penerimaan obat diterima dan ditandatangi ole
Pengelola Apotek. Obat psikotropika di Apotek Keselamatan disimp
khusus yang terkunci dan terjamin keamanannya.
3.8.3 Pelaporan Penggunaan Psikotropika
Laporan pemakaian Psikotropika dilakukan sebulan seka
dengan laporan narkotika dan dikirim ke suku dinas kesehatan d
softcopy yang disimpan dalam CD dengan tembusan ke balai besar
bentuk hardcopy .
3.9 Kegiatan Administrasi dan Keuangan
3.9.1 Kegiatan Administrasi
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
61/133
b. Administrasi Pembelian Kredit atau Hutang Dagang
Apotek Keselamatan melakukan pembelian produk dari ped
farmasi dengan cara kredit dan kontan. PBF memberikan disko
harga serta jatuh tempo pembayaran yang berbeda. Pencata
pembelian kredit di buat berdasarkan faktur hutang yang masuk
Apotek. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan pengawas
pembayaran sehingga pembayaran dapat dilakukan sesuai dengan w
c. Administrasi Pembukuan
Administrasi pembukuan dilakukan untuk mencatat transa
penjualan yang telah dilaksanakan oleh Apotek Keselamatan baik
maupun pemasukan.
3.9.2 Sistem Administrasi
Apotek Keselamatan memiliki sistem administrasi yang dik
baik, Sistem administrasi tersebut meliputi perencanaan, pengadaan,
dan pelaporan barang yang masuk dan keluar, pengelolaan ini dil
Apoteker pendamping yang dibantu oleh karyawan. Kelengkapan adm
Apotek Keselamatan meliputi
a. Buku defekta
Buku ini digunakan untuk mencatat daftar nama obat atau sediaan
atau yang harus segera dipesan untuk dapat memenuhi kebutuhan
Buku defekta di Apotek Keselamatan terdiri dari 2 jenis yaitu b
obat dalam yang terdiri dari obat ethical dan obat luar yang
OTC. Dengan adanya buku defekta, karyawan ataupun ap
mengetahui dengan pasti perbekalan farmasi yang harus
di j k d b j i k di
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
62/133
ditunjuk, nomor dan nama barang, jenis kemasan yang dipe
pesanan, tanda tangan pemesanan dan stempel apotek.
3.9.3 Kegiatan Keuangan
Kegiatan keuangan meliputi kegiatan yang meliputi aliran
yang berasal dari setiap transaksi penjualan produk dan jasa di Apot
uang keluar berasal dari berbagai macam pengeluaran atau pembia
dagang dan biaya perasional apotek lainnya. Setiap tahun, Apotek K
melakukan stok opname untuk mengetahui jumlah aset obat yang
tahun. Administrasi kegiatan keuangan meliputi :
a. Buku kas untuk mencatat kegiatan yang terkait dengan uang
kasapotek setiap bulannya.
b. Laporan laba rugi untuk mengetahui keuntungan dan kerugian y
apotek selama satu tahun.
c. Neraca tahunan untuk mengetahui aset apotek baik berupa harta lan
harta tetap.
BAB 4
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
63/133
BAB 4PEMBAHASAN
Upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyar
tanggung jawab pemerintah yang tidak hanya menitikberatkan kualita
medis tetapi juga kualitas pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarm
meliputi pengelolaan distribusi obat serta pelayanan yang berorien
pasien menjadi bagian penting untuk meningkatkan kualitas hidup
Apotek menjadi sarana pelayanan kefarmasian yang dapat
masyarakat lebih luas. Dalam upayanya menyediakan pelayanan
apotek membutuhkan manajemen khusus agar dapat menjalanka
dengan optimal. Apotek memiliki fungsi unik yang tidak hanya mem
bisnis yang berorientasi profit tetapi juga fungsi sosialnya dalam mend
obat dan pelayanan kefarmasian lainnya agar tercipta penggunaan
rasional di masyarakat.
Apotek Keselamatan menjadi salah satu fasilitas pelayanan ke
Jakarta selatan tepatnya di Jalan Keselamatan No.27. Apotek
memiliki letak yang strategis. Walaupun tidak berada di tepi jalan
menuju apotek ramai oleh pengendara yang menjadikan jalan terse
jalan alternat f dar jalan utama sepert Jalan KH. Abdullah yaf
Saharjo. Letak apotek yang terletak di sisi pertigaan jalan menjadi
apotek ini. Masyarakat dapat dengan mudah mengaksesnya dari 3 ara
berbeda. Hal ini menjadi peluang apotek untuk menambah jum
customer . Keberadaan apotek juga mudah dikenali dengan adanya 2
yang terpasang di apotek dan neon box di depan halaman apot
kesehatan seperti praktek dokter praktek dokter gigi klinik yakin kl
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
64/133
kesehatan seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, klinik yakin, kl
dan puskesmas kecamatan. Sarana pelayanan kesehatan tersebut men
apotek karena menambah jumlah resep yang masuk. Selain saran
kesehatan, di sekitar apotek juga terdapat apotek kompetitor se
Amani, Apotek LaRose, Apotek Barkah dan Apotek K24. Kebera
kompetitor menyebabkan masyarakat memiliki banyak alternatif dal
apotek.
Selain memiliki lokasi yang strategis, pengelolaan
membutuhkan desain yang baik untuk pemasaran yang optimal. De
Keselamatan disesuaikan dengan kondisi lingkungan agar menar
masyarakat sekitar. Apotek Keselamatan memiliki desain ek
sederhana sehingga tidak menimbulkan kesan mahal terhadap produk
di apotek mengingat masyarakat sekitar merupakan masyarak
menengah hingga menengah ke bawah. Obat yang disusun rapi dan tam
di lemari serta etalase juga tampak jelas terlihat dari luar sehingga me
lengkap akan ketersediaan obat.
Di ruang depan apotek tidak ada penghalang yang menghala
atau karyawan dalam melayani pengunjung baik saat menyerahkan at
informasi obat. Pengunjung dan apoteker/karyawan hanya dibatasi
yang ketinggiannya disesuaikan dengan kenyamanan pengunjung da
Ruang tunggu juga dilengkapi kursi dengan jumlah yang cukup ag
kenyamanan pengujung dan televisi agar pengunjung tidak bosan
dominan putih serta tanaman hias dan pohon di halaman sekitar
memberi kesan bersih, teduh dan asri pada apotek. Apotek Kes
lengkapi dengan fasilitas halaman yang cukup luas, sehingga m
mendorong keinginan pelanggan untuk membeli produk yang ada
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
65/133
mendorong keinginan pelanggan untuk membeli produk yang ada
Dengan pelayanan yang ramah dan cepat, banyak di antara pela
kembali lagi ke apotek dan menjadi regular customer . Selain
melakukan swamedikasi dan memberikan informasi obat kepada pa
bentuk kepedulian terhadap pasien sehingga pelayanan yang diberikan
harapan pasien. Hal tersebut akan memberikan kepuasan pelanggan
daya tarik apotek.
Selain desain eksterior, apotek juga membutuhkan sarana d
untuk menunjang kegiatannya. Sarana dan prasarana Apotek Keselam
umum sudah sesuai dengan Keputusan Menkes
1027/MENKES/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di A
apotek harus memiliki ruang tunggu, ruang racikan, keranjang s
tempat menampilkan informasi. Selain itu, di Apotek Keselamatan j
kasir, kamar mandi, ruang shalat, ruang istirahat karyawan, ruang pra
yang terpisah, ruang Apoteker, dan tempat pencucian atau wastafel se
parkir.
Desain interior Apotek Keselamatan sederhana dengan kondi
rapi sehingga memberikan kenyamanan bagi karyawan dan
Kerapihan Apotek dapat dilihat dari penyusunan obatnya. Penyusu
Apotek Keselamatan dikelompokkan berdasarkan OTC ( Over T
ethical, obat narkotika dan psikotropik, obat racikan, obat topikal da
membutuhkan penyimpanan khusus di lemari pendingin. Obat OTC
ruang depan apotek agar tampak dari luar. Obat tersebut juga disu
memperhatikan estetika bentuk dan warna agar tampak menari
Sebagian besar obat OTC sediaan cair disusun berdasarkan efek far
tempatkan di etalase khusus di dekat kasir pembayaran agar mu
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
66/133
tempatkan di etalase khusus di dekat kasir pembayaran agar mu
pengunjung.
Obat ethical atau yang dikenal dengan obat dalam yang s
merupakan obat keras disusun berdasarkan alphabet dengan kartu
disisipkan di sebelah kiri obat. Di ruang tengah apotek, obat
berbentuk sediaan cair disusun berdasarkan alphabet. Selain itu, Di r
juga terdapat etalase tempat menyimpan obat OTC yang sengaja disim
persediaan. Di ruang dalam apotek, sebagian besar obat keras dik
berdasarkan obat generik dan obat nama dagang yang disusun secara
rak kayu yang dirancang sesuai dengan antropometri karyawan.
diletakkan di sebelah kiri obat tersebut. Penyusunan obat yan
memudahkan karyawan untuk melayani pelanggan sehingga pela
dilaksanakan dengan cepat dan tepat.
Penyimpanan narkotika dan psikotropika di Apotek
dilakukan sesuai dengan permenkes 28 tahun 1978 agar terjamin ke
Khusus obat narkotika dan psikotropik, obat tersebut diletakkan di le
dengan 3 pintu yang terkunci. Satu bagian merupakan tempa
narkotika dan psikotropik. Obat-obat di dalamnya sudah dibagi-bagi
rupa, sehingga tiap pengeluaran obat dari persediaannya dapat dihit
mudah. Dua bagian sisanya, masing-masing untuk menyimpan n
psikotropik keperluan sehari-hari. Didalamnya terdapat kartu stok yan
di samping obat-obat tersebut.
Penyimpanan obat juga perlu memperhatikan stabilitas obat
obat terjaga. Beberapa obat di Apotek Keselamatan disimpan pada su
lemari pendingin. Lemari pendingin digunakan untuk menyimpan oba
dalam melayani konsumen. Selain itu, pemisahan tersebut juga be
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
67/133
y , p j g
mencegah terjadinya kesalahan pengambilan obat dan medicatio
dengan obat ethica l yang disusun di rak, kartu stok obat cair dan s
tersimpan di etalase dan obat OTC tidak diletakkan di samping oba
disimpan terpisah agar susunan obat terjaga kerapihannya. Tinggi
ada dibuat sedemikian rupa untuk mempermudah karyawan dalam
obat serta melayani pengunjung.
Fasilitas lain di ruang dalam apotek yakni terdapat ruang pe
terdiri dari meja racik, perlengkapan meracik seperti alu, m
timbangan, kertas perkamen, kapsul dan pot. Selain itu, terdapat
faksimili yang sengaja disediakan bagi karyawan untuk memesa
menerima pesan dari instansi lain.
Dalam hal pelayanan kefarmasian, APA dibantu ol
pendamping dan karyawan. Hal tersebut dilakukan agar perputaran
farmasi dan uang berjalan dengan baik. Agar manajemen pengelola
pelayanan kefarmasian dapat dilaksanakan dengan baik, APA m
pemasukan dan pengeluaran uang dan barang serta memberikan masu
karyawan akan hal tersebut. Terkadang, karyawan dan apoteker
berdiskusi dengan APA untuk menambah pengetahuan terutama
swamedikasi sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik kepad
walaupun APA sedang tidak berada di tempat. Hubungan kekeluar
APA, apoteker pendamping dan karyawan juga terjalin dengan ba
mereka memiliki self of belonging terhadap apotek. Dengan sua
mendukung, karyawan, APA dan apoteker pendamping dapat
pelayanan yang optimal kepada pelanggan sehingga memberi ke
Apotek Keselamatan terdiri dari dua jenis yaitu buku defekta obat
-
8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana
68/133
meliputi obat ethical dan obat luar yang meliputi obat OTC. Stok ob
dan permintaan obat tertentu dari masyarakat yang belum tersed
ditulis di buku defekta. Selain itu, pertimbangan jenis dan jumlah oba
dipesan untuk pengadaan obat juga dipengaruhi dengan anggaran yang
pola peresepan dokter dan jumlah persediaan minimum obat di
tersebut dilakukan agar apotek dapat melaksanakan pelayanan apotek
dan mendapat kepercayaan dari masyarakat bahwa apotek memiliki
obat yang lengkap. Setelah perencanaan, hal penting dilakukan apotek adalah
Pengadaan obat diawali dengan pemesanan obat ke PBF baik mel
ataupun melalui pemesanan langsung kepada karyawan PBF
berkunjung ke apotek. Pemesanan langsung membutuhkan su
sedangkan pemesanan lewat telepon terkadang tidak membut
pemesanan. Jika apotek sedang tidak mengadakan pemesanan, kar
yang berkunjung ke apotek untuk menawarkan pesanan akan meminta
sebagai tanda bukti sudah menawarkan pesanan. Pemesanan dilakuka
kali seminggu yakni pada hari selasa dan kamis. Pemesanan tida
dalam jumlah besar mengingat apotek tidak memiliki gudang. Jumlah
obat di Apotek Keselamatan bervariasi hal