dokumen.tips pam pulse amplitude modulation.docx

40
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER IV TH 2010/2011 JUDU L ( PAM ) PULSE AMPLITUDE MODULATION GRUP 1

Upload: trio-september

Post on 31-Jan-2016

37 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pulse

TRANSCRIPT

Page 1: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASISEMESTER IV TH 2010/2011

JUDU L

( PAM )

PULSE AMPLITUDE MODULATION

GRUP 1

TELKOM 4A

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Page 2: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

PEMBUAT LAPORAN   : Kelompok 1 

NAMA PRAKTIKAN      :    

1. Ade Kamillia (1309030305)2. Adi Rizky Pratomo (130903031Z)3. Arya Wahyu Wibowo(1309030197)4. Darmawati Anggraini (1309030349)

  

TGL. SELESAI PRAKTIKUM        : 20 April 2011   

TGL. PENYERAHAN LAPORAN  : 27 April 2011  

N I L A I               : . . . . . . . . . .   

KETERANGAN         :  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  

      . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  

Page 3: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

PULSE AMPLITUDE MODULATION

( PAM )

I. TUJUAN

1. Mengerti prinsip dari PAM.

2. Memberukan gambaran tentang fungsi dari PAM.

3. Mengerti tentang fungsi rangkaian hold dan pengaruh frekuensi sampling

terhadap sinyal yang di terima.

II. DIAGRAM RANGKAIAN

Gambar 1

Page 4: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

Gambar 2

III. ALAT DAN KOMPONEN

1. 1 Pulse Amplitude Modulator SO 35 37-7G.

2. 1 Pulse Amplitude Demulator SO 35 37 -7H.

3. 1 DC Power Supply +15 V SO 35 38-8D.

4. 1 Function Generator SO 5127-2R.

5. 1 Dual Trace Osilloscope / Digital Storage OSC.VC – 6041.

6. 3 BNC to Banana cable.

Page 5: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

IV. DASAR TEORI

Pada umumnya kita mengenal system analog untuk mentransmisikan suara, misalnya

dalam jalur telepon, dan informasi lainnya, tetapi system analog semakin hari

semakin terasa kekurangannya dengan meningkatnya jumlah permintaan sambungan

serta jauhnya jarak pemancar dan penerima.

Sebuah pemancar analog, msialnya sebuah mikropon memancarkan sinyal yang jauh

lebih besar daripada noise, umumnya 60 dB. Dengan merambatnya sinyal sepanjang

saluran transmisi, sinyal teredam dan noise menjadi tinggi, sehingga perbandingan

S/N semakin jauh semakin kecil. Bisa juga digunakan penguat/amplifier pada jarak-

jarak tertentu untuk menekan redaman, tetapi sebenarnya tiap amplifier

menambahkan noise pada sinyal. Sehingga output dari amplifier memiliki S/N yang

lebih buruk daripada S/N inputnya. Akibatnya S/N menurun terus sampai akhirnya

sinyal lenyap dalam noise.

Dalam pengembangannya dihasilkan system transmisi PAM (Pulse Amplitude

Modulation) yang terdiri atas proses sampling.

Gambar 3

Teori sampling dari Niquist menyatakan jika sebuah fungsi kontinyu f(t) tidak

mengandung frekuensi lebih besar daripada f/Hz, maka level – level dari fungsi itu

dapat digambarkan dengan sempurna tidak cacat dalam interval waktu tidak kurang

dari f/2 detik. Berarti jika spectrum sebuah sinyal mempunyai batas atas frekuensi

sebesar f/Hz, dan jika frekuensi sampling sekurang – kurangnya 2 f, tidak ada

informasi yang hilang dalam proses sampling itu.

Dalam prakteknya sebuah sinyal analog dilewatkan pada sebuah LPF (Low Pass

Filter) sehingga frekuensi tertinggi yang dimilikinya adalah f. Sinyal analaog yang

Page 6: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

telah difilter ini kemudian disampel oleh pulsa periodic dengan frekuensi sampel

sebesar 2 f. Hasilnya adalah sinyal PAM.

Gambar 4

Spektrum sinyal PAM :

Gambar 5

Page 7: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

V. LANGKAH PERCOBAAN

V.1 Menghubungkan rangkaian seperti gambar 1

Mengeset function generator pada gelombang sinus 200 Hz, 2 Vpp.

Mengeset generator clock (frequncy sampling) dari PAM ke 2 kHz.

V.2 Menggambarkan hasilnya :

a. Sinyal input (1)

b. Sinyal PAM (2)

c. Sinyal sampling (3)

V.3 Memberikan keterangan atau komentar.

V.4 Menghubungkan rangkaian seperti gambar 2

Mengeset frequency sampling 8 kHz dan lebar pulsa 50 µs.

V.5 Menggambarkan hasilnya :

a. Sinyal SYN (4)

b. Sinyal output (5)

V.6 Memberikan komentar tentang :

a. Sinyal output (5)

(mengamati hubungan antara sinyal sampling (3) dan SYN (4) terhadap

sinyal output (5).

b. Sinyal SYN (4).

c. Mengubah lebar pulsa, amati pengaruhnya pada sinyal output (5)

d. Mengubah frequency sampling, amati pengaruhnya pada sinyal output (5).

V.7 Menghubungkan rangkaian seperti gambar 2.3, set frequency sampling ke

porsi maksimum.

V.8 Menggambarkan hasilnya pada sinyal output (5).

V.9 Memberikan komentar tentang :

a. Fungsi Hold

b. Sinyal output (5) dengan frequency sampling, 2 kHz, 8 kHz, dan posisi

maksimum

Page 8: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

VI. DATA PERCOBAAN

6.1 Hasil percobaan langkah 5.2

Gambar Keterangan

Sinyal Input 2 ms

0.5V/div

Sinyal PAM 0.5 ms

0.5V/div

Sinyal Sampling 0.2 ms

2 V/div

Page 9: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

6.2 Hasil percobaan langkah 5.3

Keterangan / Komentar :

Sinyal input berupa sinyal sinusoida, sedangkan sinyal sampling berupa

gelombang kotak (sinyal digital)

Sinyal output adalah sinyal sampling yang amplitudonya (level tegangan)

mengikuti amplitude gelombang sinus (input)

6.3 Hasil percobaan langkah 5.5

Gambar Keterangan

Sinyal SYN 50 μs

2 V/div

Sinyal Output 50 μs

1 V/div

6.4 Hasil percobaan langkah 5.6

Komentar tentang :

a. Pengaruh sinyal sampling dan sinyal syn terhadap sinyal output adalah

semakin besar sinyal sampling dan sinyal syn yang dihasilkan maka

semakin besar pula sinyal output yang dihasilkan

Page 10: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

b. Sinyal SYN merupakan kebalikan dari sinyal sampling. Sinyal sampling

memiliki lebar pulsa 50μs pada level tingginya sedangkan pada sinyal

SYN lebar pulsa 50μs pada level rendahnya.

c. Setelah lebar pulsa diubah dapat dilihat bahwa lebar pulsa sinyal

sampling mempengaruhi lebar step pulsa pada sinyal output

d. Setelah frekuensi diubah dapat dilihat bahwa frekuensi sinyal sampling

akan mempengaruhi jumlah dan kerapatan step pulsa (sampling)pada

sinyal output

6.5 Hasil percobaan langkah 5.8

Gambar Keterangan

Sinyal Output 2 ms

1 V/div

6.6 Hasil percobaan langkah 5.9

Komentar :

a. Hold berfungsi untuk menahan/menyimpan sementara sinyal output

sehingga sinyal output bisa match/ sinkron dengan clock pada proses

demodulasi.

b. Frekuensi sinyal sampling mempengaruhi level tegangan dan bentuk

sinyal output hasil demodulasi. Pada frekuensi 2 kHz siyal ouput belum

berupa sinus dan memiliki tegangan 1,7 Vpp. Pada frekuensi 8kHz, sinyal

output berupa sinus, tetapi masih terdapat bayak ripple. Sinyal ini

memiliki tegangan 2 Vpp. Pada frekuensi maksimum, yaitu 11,1 kHz,

sinyal output sudah berupa sinus yang halus. Sinyal ini memiliki tegangan

5 Vpp.

Page 11: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

VII. ANALISA

Pada percobaan ini digunakan gelombang sinusoida dari function generator sebagai

gelombang informasi. Gelombang informasi yang digunakan frekuensinya sebesar

200 Hz dengan amplitudo 2 Vpp. Gelombang carrier yang digunakan berasal dari

generator clock, dengan frekuensi 2 KHz. Gelombang carrier ini merupakan

gelombang kotak (digital). Secara teori, gelombang carrier akan menjadi clock yang

melakukan sampling pada gelombang informasi. Level tegangan saat bit 1 akan

mengikuti amplitudo gelombang informasi. Hal ini terlihat pada bentuk gelombang

output pada Osciloscope. Sinyal output berupa gelombang kotak yang level

tegangannya membentuk sinyal sinus. Atau seakan-akan outputnya berupa

gelombang sinus yang terbentuk dari step-step gelombang kotak Gelombang ini

merupakan hasil sampling dari gelombang sinus.

Kemudian frekuensi sinyal sampling diubah menjadi 8 KHz dan lebar pulsanya

diatur menjadi 50 µs. Pada PAM modulator terdapat sinyal synchronous (SYN).

Sinyal ini jika dilihat dari bentuknya merupakan kebalikan dari sinyal sampling.

Pada sinyal sampling, lebar pulsa 50 µs berada pada bit 1 (level tinggi), sedangkan

pada sinyal SYN, lebar pulsa 50 µs ditemukan pada bit 0 (level rendah). Sinyal

SYN ini digunakan untuk clock pada proses demodulasi untuk menghilangkan

sinyal sampling. Sinyal sampling kemudian diubah-ubah frekuensi dan lebar

pulsanya. Dari bentuk gelombang output pada oscilloscope, terlihat adanya

pengaruh dari lebar pulsa dan frekuensi sinyal sampling. Lebar pulsa akan

mempengaruhi lebar step (sampling) pada gelombang output. Frekuensi sampling

akan mempengaruhi jumlah dan kerapatan step (sampling) pada gelombang output.

Gelombang output lalu dimasukkan ke rangkaian demodulator, dengan sinyal SYM

digunakan sebagai clock. Pada output demodulator, terlihat bahwa gelombang mulai

membentuk gelombang sinus yang sempurna. Akan tetapi masih terdapat sinyal-

sinyal sampling pada gelombang tersebut. Hal ini disebabkan sinyal output masih

belum sinkron dengan clock demodulator. Selanjutnya, sinyal output modulator

dimasukkan ke rangkaian ‘Hold’ sebelum dimasukkan ke demodulator. Fungsi

rangkaian ini adalah untuk menahan sementara gelombang, sehingga gelombang

output bias sinkron dengan clock demodulator. Hasilnya seperti yang ditunjukkan

Page 12: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

pada oscilloscope. Gelombang output demodulator berbentuk sinyal sinus yang

sempurna seperti sinyal input (informasi) semula. Frekuensi sinyal sampling

diubah-ubah untuk melihat pengaruhnya pada sinyal output demodulator. Dari

bentuk gelombang output, dapat diketahui bahwa semakin kecil frekuensi sampling,

gelombang sinus yang dihasilkan akan semakin cacat. Jika frekuensi sampling

dinaikkan, maka bentuk gelomnbang sinus yang didapat dari proses demodulasi

akan semakin sempurna. Pada percobaan ini, bentuk gelombang sinus yang

sempurna dengan amplitudo terbesar didapatkan ketika frekuensi sinyal sampling

maksimum, yaitu 11,1 KHz.

VIII. KESIMPULAN

Pada PAM, gelombang carrier yang digunakan adalah gelombang kotak (digital) yang

akan digunakan sebagai sinyal sampling.

Gelombang output merupakan hasil sampling dari gelombang informasi, sehingga

level tegangan sinyal sampling pada bit 1 akan mengikuti amplitudo sinyal informasi

Semakin tinggi frekuensi sinyal sampling, maka akan semakin bagus dan presisi

output yang dihasilkan.

Page 13: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

IX. REFERENSI

http://meandmyheart.files.wordpress.com/2009/09/kuliah-5-modulasi-pulsa.pdf

Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk memperoleh

transmisi yang efisien dan handal. Pemodulasi yang merepresentasikan pesan yang

akan dikirim, dan carrier (gelombang pembawa) yang sesuai dengan aplikasi yang

diterapkan. Modulasi adalah variasi secara sistematis dari parameter gelombang

carrier secara proporsional terhadap sinyal pemodulasi (sinyal informasi). Jika

amplitudo sinyal informasi memvariasi amplitudo suatu gelombang carrier, maka

akan terbentuk sinyal termodulasi amplitudo (AM-Amplitude Modulation). Variasi

juga dapat diberikan pada frekuensi atau sinyal phasa, yang menghasilkan sinyal

termodulasi frekuensi (FM) atau termodulasi phasa (PM). Semua metode untuk

modulasi carrier sinusoidal dikelompokkan sebagai modulasi gelombang kontinyu

(Continuous Wave Modulation).

Demodulasi adalah Proses mengkodekan kembali sinyal digital menjadi sinyal

analog kembali yang sama dari sumber. Peralatan untuk melaksanakan proses

modulasi disebut modulator, sedangkan peralatan untuk memperoleh informasi

informasi awal (kebalikan dari dari proses modulasi) disebut demodulator dan

peralatan yang melaksanakan kedua proses tersebut disebut modem.

Gambar 6 Diagram Modulator-Demodulator

Page 14: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

Modulasi Phasa (PM)

Phasa dari gelombang pembawa (carrier wave) diubah-ubah menurut besarnya

amplitudo dari sinyal informasi. Karena noise pada umumnya terjadi dalam bentuk

perubahan amplitudo, PM lebih tahan terhadap noise dibandingkan dengan AM.

Gambar 7. Sinyal Modulasi Analog

Pulse Amplitude Modulation

Pada PAM, amplitudo pulsa-pulsa pembawa dimodulasi oleh sinyal pemodulasi

Amplitudo pulsa-pulsa pembawa menjadi sebanding dengan amplitudo sinyal

pemodulasi. Semakin besar amplitudo sinyal pemodulasi maka semakin besar pula

amplitudo pulsa pembawa. Pembentukan sinyal termodulasi PAM dapat dilakukan

dengan melakukan pencuplikan (sampling), yaitu mengalikan sinyal pencuplik

dengan sinyal informasi. Proses ini akan menghasilkan pulsa pada saat pencuplikan

yang besarnya sesuai dengan sinyal informasi (pemodulasi). Hal ini dapat dilihat

pada gambar 8

Page 15: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

Gambar 8 (a) Sinyal asli (b) PAM polaritas ganda

(c) PAM polaritas tunggal

Pada proses pemodulasian ini perlu diperhatikan bahwa kandungan informasi pada

sinyal pemodulasi tidak boleh berkurang. Hal ini dapat dilakukan dengan persyaratan

bahwa pencuplikan harus dilakukan dengan frekuensi minimal dua kali frekuensi

maksimum sinyal pemodulasi (2.fm), atau sering disebut dengan syarat Nyquist. Jika

frekuensi sinyal pencuplik dinotasikan dengan fs dan frekuensi maksimum sinyal

pemodulasi dinotasikan dengan fm, maka syarat Nyquist dapat ditulis sebagai:

fs ≥ 2.fm

Dimana : fs = frekuensi sampling ( pencuplikan )

fs = frekuensi maksimum sinyal analog

Page 16: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

Gambar 9. Sinyal yang dicuplik dengan beberapa macam frekuensi pencuplik

Gambar 9. memperlihatkan sinyal yang dicuplik dengan beberapa macam frekuensi

pencuplik. Sebagai contoh, dalam komunikasi melalui telefon, sinyal informasi yang

berupa suara manusia (atau yang lain) dicuplik dengan frekuensi 8 kHz. Hal ini

didasarkan pada persyaratan Nyquist, karena lebar bidang jalur telefon dibatasi

Page 17: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

antara 300 Hz sampai dengan 3400 Hz. Ada selisih kira-kira 1200 Hz yang dapat

digunakan sebagai guard band. Jika frekuensi sampling lebih rendah dari dua kali

frekuensi maksimum sinyal input analog maka terjadi overlap (tumpang tindih).

Gambar 10. Spektrum Frekuensi Proses Sampling

Page 18: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

http://liyantanto.files.wordpress.com/2010/09/komdat-09-10-analogdigital.pdf

Konsep dasar PAM adalah mengubah amplitudo pembawa yang berupa deretan

pulsa (diskrit) mengikuti bentuk amplitudo dari signal informasi yang akan

dikirimkan. Sinyal informasi yang dikirim tidak seluruhnya tapi hanya sampelnya

saja (sampling signal).

Gambar 11

Page 19: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

Sampling PAM Alami

Sampling Alami (Natural Sampling) terjadi bila pada modulator digunakan pulsa–

pulsa dengan lebar terbatas, tetapi puncak–puncak pulsa dipaksa untuk mengikuti

bentuk gelombang modulasi.

Gambar 12. Bentuk Gelombang Sampling PAM

Page 20: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

Sampling PAM dengan Puncak – Rata

Sampling PAM dengan Puncak–Rata (flat topped sampling) adalah proses dimana

pulsa–pulsa dengan lebar terbatas dimodulasi kemudian dihasilkan puncak-puncak

yang rata. Maka lebar pulsa harus dibentuk jauh lebih kecil daripada perioda

sampling Ts, sehingga bentuk gelombang yang disampel berpuncak rata dilewatkan

pada sebuah filter low pass akan diperoleh kembali gelombang modulasi tanpa cacat

(distorsi).

Gambar 13. Samping PAM Puncak Rata

Page 21: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

Modulasi 4-PAM

Pada modulasi pulsa, pembawa informasi berupa deretan pulsa-pulsa. Pembawa

yang berupa pulsa-pulsa ini kemudian dimodulasi oleh sinyal informasi, sehingga

parameternya berubah sesuai dengan besarnya amplitudo sinyal pemodulasi (sinyal

informasi). Teknik modulasi pulsa mulai menggantikan system analog, karena

beberapa keuntungan antara lain:

a. Kebal terhadap derau.

b. Sirkuit digital cenderung lebih murah.

c. Jarak transmisi yang dapat ditempuh lebih jauh (dengan penggunaan

pengulang regeneratif).

d. Rentetan pulsa digital dapat disimpan.

e. Sinyal direpresentasikan dengan 4 nilai besaran amplitudo dari gelombang

pembawa.

Gambar 14. Bentuk Konstelasi 4-PAM

Page 22: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

Jika pulsa-pulsa dikirim dengan pesat fs bit per detik maka pulsa-pulsa tsb akan

mencapai amplitude penuhnya jika dilewatkan LPF dengan lebar bidang fs/2 Hz.

Maka dimungkinkan untuk mengirim 2 simbol per detik per hz tanpa terjadi

interferensi antar simbol pada PAM 4 level berarti 1 simbol terdiri atas 2 bit maka

secara teoritis 4-PAM dapat mentransmisikan 4 b/s/hz (yaitu 2 x 2 = 4)

Gambar 15. Sinyal NRZ 2 level dan konversinya ke PAM 4 level

Page 23: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

DAFTAR PUSTAKA

http://meandmyheart.files.wordpress.com/2009/09/kuliah-5-modulasi-pulsa.pdf

http://liyantanto.files.wordpress.com/2010/09/komdat-09-10-analogdigital.pdf

Page 24: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx

X. LAMPIRAN LAPORAN SEMENTARA

Page 25: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx
Page 26: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx
Page 27: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx
Page 28: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx
Page 29: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx
Page 30: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx
Page 31: Dokumen.tips Pam Pulse Amplitude Modulation.docx