Jurnal Teknik Sipil
p-ISSN 2088-9321 e-ISSN 2502-5295
Volume 10 No. 1, Mei 2021
- 1
ANALISIS PERGERAKAN ARUS PASANG SURUT TERHADAP
PERUBAHAN PERLETAKAN PEMECAH GELOMBANG DI
PELABUHAN ULEE LHEUE
Eldina Fatimah1,*, Amir Fauzi1
1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111
*)email: [email protected]
Abstract: The movement of tidal currents at the mouth of the port is determined by the placement of the coastal structures (eg break water). Ulee Lheue Port, which is located in Banda Aceh City as one of the vital inter-island crossing ports, often experiences problems related to the movement of ships during seasonal changes due to currents and waves. The condition of the entrance channel at Ulee Lheue Port becomes difficult for ships to pass in the West and East monsoons. This paper aims to describe the current movement that occurs when the pemecah gelombang at Ulee Lheue Port is varied, its layout is reviewed based on the direction of the waves coming. Scenario I looks at the condition of the existing pemecah gelombang, scenario II extends the building on the right side 100m, scenario III extends the left side 250m, and scenario IV extends the left side 100m and the right side 155m. The data used to analyze the current movement are wind speed taken from the BMKG Blang Bintang station, available measurement currents, and tides records at the port pool for 30 days record. The current movement is simulated using Delft3D software. The simulation results show that inside the port in scenario II the smallest maximum current velocity is 0.25m/sec compared to other scenarios. Of the four simulated scenarios, in terms of current movements, scenario IV is better than the others. Besides that, it also provides the ship comfort when maneuvering into the port.
Keywords : current; tidal; break water; port
Abstrak: Pergerakan arus pasang surut di mulut alur pelayaran ditentukan oleh perletakan bangunan pengarahnya (misalnya pemecah gelombang). Pelabuhan Ulee Lheue yang berada ke Kota Banda Aceh sebagai salah satu pelabuhan penyeberangan antar pulau yang vital, kerap mengalami permasalahan terkait dengan pergerakan kapal saat terjadinya perubahan musim akibat arus dan gelombang. Kondisi alur masuk Pelabuhan Ulee Lheue menjadi sul it dilalui kapal
pada musim barat dan musim timur. Paper ini bertujuan untuk memaparkan pergerakan arus yang terjadi bila pemecah gelombang di Pelabuhan Ulee Lheue divariasikan tata letaknya ditinjau berdasarkan arah datang gelombang. Skenario
I melihat kondisi pemecah gelombang eksisting, skenario II memanjangkan bangunan di sisi kanan 100 m, skenario III memanjangkan sisi kiri 250 m, dan skenario IV pemanjangan sisi kiri 100 m dan sisi kanan 155m. Data yang digunakan untuk menganalisis pergerakan arus adalah kecepatan angin yang diambil dari stasion BMKG Blang
Bintang, arus sesaat yang tersedia, dan pasang surut yang berada di dalam kolam pelabuhan selama 30 hari pencatatan. Pergerakan arus disimulasikan dengan menggunakan perangkat lunak Delft3D. Hasil simulasi menunjukkan bahwa di dalam kolam pelabuhan pada skenario II menghasilkan kecepatan arus maksimum terkecil yaitu 0,25 m/detik
dibandingkan dengan skenario lainnya. Dari keempat skenario yang disimulasikan, ditinjau terhadap pergerakan arus, maka skenario IV lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya. Disamping itu juga perletakan skenario IV
memberikan kenyamanan kapal saat bermanuver ke dalam pelabuhan.
Kata kunci : arus; pasang surut; pemecah gelombang; pelabuhan
Disetujui : 25 Januari 2021
Diterbitkan : 31 Mei 2021
Diterima : 12 September 2020
Direvisi : 18 Desember 2020
Jurnal Teknik Sipil Volume 10, No.1, Mei 2021 Universitas Syiah Kuala
- 2
1. PENDAHULUAN
Pelabuhan Ulee Lheue merupakan pelabuhan
penyeberangan terpenting di Kota Banda Aceh, karena
merupakan prasarana penghubung antara Kota Banda
Aceh-Sabang-Pulau Nasi. Pelabuhan ini berada di wila-yah teluk Ulee Lheue dimana secara alamiah terjadi
proses pergerakan arus saat terjadi pasang dan surut air
laut disepanjang garis pantainya. Proses pergerakan arus
yang masuk dan keluar dari alur pelabuhan sangat di-
pengaruhi oleh karakteristik hidrodinamika pantai seperti angin, pasang surut, dan gelombang. Keberadaan
pemecah gelombang di mulut Pelabuhan Ulee Lheue se-
bagai pelindung kolam pelabuhan secara langsung telah
mempengaruhi pergerakan arus di sepanjang pantai di te-
luk Ulee Lheue.
Pemecah gelombang dibangun untuk membuat ko-lam yang tenang terhadap pengaruh gelombang dan arus
selain untuk melindungi fasilitas darat yang penting
lainnya. Pemecah gelombang juga didisain untuk
melindungi area pelabuhan dari erosi dan sedimentasi [1].
Diperkirakan konstruksi pemecah gelombang belum dapat sepenuhnya melindungi kolam pelabuhan
dari permasalahan pergerakan arus yang menghambat
aktivitas kapal di pelabuhan. Permasalahan ini belum
dapat dijelaskan secara pasti apakah akibat pengaruh
konstruksi pemecah gelombang yang pendek atau disebabkan oleh pengaruh perubahan iklim yang
menyebabkan perubahan gelombang dan arus di
lingkungan Pelabuhan. Oleh karena itu perlu dilakukan
analisis mengenai pergerakan arus saat pasang dan surut
yang terjadi di pelabuhan Ulee Lheue dengan mempertimbangkan kondisi arah angin, pasang surut,
dan gelombang yang mempengaruhinya untuk
mendapatkan peletakan konstruksi pemecah gelombang
dengan kecepatan arus yang aman untuk pergerakan
kapal di Pelabuhan.
Beberapa peneliti terdahulu telah mengkaji perubahan garis pantai di teluk Ulee Lheue, pergerakan
arus dominan tanpa meninjau pergerakan arus di
Pelabuhan Ulee Lheue [2], [3]. Kajian secara numerik
tentang perpanjangan di kedua sisi pemecah gelombang
pelabuhan Ulee Lheue terhadap sedimentasi di dalam kolam pelabuhan sudah dilakukan. Namun hasil yang
diperoleh tidak signifikan dalam mengurangi
sedimentasi [4].
Karakteristik hidrodinamika perairan seperti pasang
surut dan arus merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi perubahan morfologi pantai di kawasan
teluk Ulee Lheue telah dijelaskan oleh [2], Menurut [2],
pola pergerakan arus terhadap pasang surut pada titik
lokasi yang ditinjau tidak seimbang dan dari grafik
mawar arus dapat disimpulkan bahwa arus dominan
terdapat dari arah utara dan arus dominan juga berasal
dari arah tenggara.
Sementara menurut [3], simulasi sirkulasi pasang
surut di Laguna Ulee Lheue yang menggunakan software
Delft3D-Flow menunjukkan bahwa rentang tinggi muka
air pada Laguna Ulee Lheue adalah 1,46 m. Kecepatan pada saat kondisi surut lebih besar dari pada kondisi saat
pasang terjadi. Kecepatan maksimum pada saat pasang
adalah 0,41 m/s dan kecepatan maksimum pada saat
surut adalah 0,67 m/s.
Hasil kajian [4] dan [5] yang dilakukan di Pelabuhan Ulee Lheue menjelaskan bahwa pasang surut
bertipe Semi Diurnal, dimana tunggang pasut (Mean
Range) di pelabuhan penyeberangan Ulee Lheue adalah
179 cm. Menurut [4], pasang surut di pelabuhan Ulee
Lheue dan barang Lafarge Cement Lhoknga tidak
mempengaruhi besar dengan pendaratan kapal-kapal di dermaga karena konstruksi dermaga di pelabuhan
tersebut sudah tepat sesuai dengan tunggang pasut yang
terjadi di pelabuhan tersebut.
Simulasi numerik terhadap laju dan volume dari
sedimentasi yang terjadi di kolam Pelabuhan Ulee Lheue dengan dua skenario panjang pemecah gelombang di
kolam pelabuhan telah dilakukan oleh [4]. Simulasi
dilakukan dengan menggunakan Delft3D-Flow dan
Delft3D-Wave. Simulasi dilakukan dengan dua skenario
panjang pemecah gelombang, dimana skenario pertama dimodelkan dengan kondisi eksisting dan skenario kedua
dimodelkan dengan menambahkan panjang dari struktur
pemecah gelombang sepanjang kurang lebih 150 m ke
arah laut. Berdasarkan hasil simulasi, dapat disimpulkan
bahwa kedua skenario panjang konstruksi pemecah gelombang ini belum cukup efektif untuk menahan laju
sedimentasi pada kolam Pelabuhan Ulee Lheue.
2. METODE PENELITIAN
Pada bagian ini diuraikan mengenai data yang
digunakan dan persamaan yang diperlukan dalam perhi-tungan.
Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih adalah lingkungan Pelabuhan
Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh. Pelabuhan Ulee Lheue merupakan pelabuhan
penyeberangan yang menjadi penghubung antara Kota
Banda Aceh dengan Pelabuhan Balohan di Kota Sabang
dan juga dengan Pelabuhan Lampuyang di Pulau Nasi.
Lokasi ini dapat dilihat secara garis besar pada Gambar 1.
Skenario Model
Perubahan arus saat pasang dan surut pada berbagai
arah angin dikaji berdasarkan empat skenario pemodelan
Jurnal Teknik Sipil Volume 10, No. 1, Mei 2021 Universitas Syiah Kuala
- 3
yang dipilih. Panjang dan sudut peletakan pemecah
gelombang divariasikan di mulut alur pelabuhan, Ske-nario yang dimaksud disajikan dalam Tabel 1. berikut.
Kekuatan struktur pemecah gelombang tidak termasuk
dalam kajian ini, dimana dimensi pemecah gelombang di
dalam pemodelan tidak berpengaruh terhadap parameter
yang ditinjau. Hanya panjang pemecah gelombang saja
yang dipertimbangkan dan yang memberikan pengaruh terhadap karakteristik gelombang dan arus.
Gambar 1. Lokasi penelitian di Pelabuhan Ulee
Lheue (Sumber : [6])
Pembuatan Peta
Peta topografi dan batimetri sangat diperlukan untuk kebutuhan simulasi. Data dari peta batimetri
digunakan sebagai bagian kedalaman sisi laut didalam
domain model. Data topografi digunakan untuk kondisi
sisi darat pelabuhan.
Tabel 1 . Model pertama
`No Skenario Kondisi
1 Skenario I
Kondisi eksiting panjang pemecah gelombang sisi kanan (± 254m), dan panjang
pemecah gelombang sisi kiri (±197 m)
2 Skenario II Tambahan pemecah gelom-
bang sisi kanan (100m)
3 Skenario III Tambahan pemecah gelom-
bang sisi kiri (250m)
4 Skenario IV
Tambahan pemecah gelom-bang sisi kiri (100m) dan
pemecah gelombang sisi kanan (155m)
Persiapan Data
Data yang perlu disiapkan adalah data angin dengan pencatatan selama sekurang-kurangnya 10 tahun. Dari
data ini diperoleh kecepatan angin dari masing-masing
arah angin. Data angin juga digunakan untuk melakukan
proses hindcasting gelombang, yang nantinya akan
didapatkan tinggi gelombang signifikan (Hs) dan periode
gelombang signifikan (Ts). Data angin diperoleh dari
Stasiun Klimatologi Bandara Sultan Iskandar Muda Blang Bintang. Data angin diolah untuk mendapatkan
kecepatan angin dari berbagai arah seperti Barat (B),
Utara (U), Timur Laut (TL), dan Barat laut (BL).
Data pasang surut diperlukan untuk mengetahui
batas-batas muka air laut pada saat pasang tertinggi
maupun saat surut terendah. Nilai batas awal (boundary condition) pada saat simulasi arus dilakukan memerlukan
data pasang surut ini. Komponen utama pasang surut
yang dipergunakan berupa komponen diurnal (K1 dan
O1) dan komponen semi-diurnal (M2 dan S2).
Perhitungan Gelombang
Perhitungan tinggi gelombang sangat penting untuk
perencanaan pelabuhan. Berdasarkan penelitian terbaru
yang dilakukan oleh the European Community menun-
jukkan bahwa gelombang-gelombang ekstrim dengan tinggi antara 20-30meter sering terjadi. Lebih jauh lagi,
beberapa dekade yang lalu, sudah banyak kapal komersil
yang hilang akibat gelombang ekstrim ini [7]. Untuk itu
perlu kehati-hatian dalam menghitung tinggi dan periode
gelombang dalam perencanaan pelabuhan.
Tinggi dan periode gelombang diperoleh dari data angin terbesar dengan persentase semua arah yang
mempengaruhi pergerakan arus di Pelabuhan Ulee
Lheue. Tinggi dan periode gelombang dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut ini [8]:
𝑔.𝐻𝑠
𝑈𝐴2 = 0,30
[
1 − 1
{1+0,004(𝑔.𝐹
𝑈𝐴2)
12⁄
}
2
]
(1)
𝑔.𝑇𝑠
2𝜋𝑈𝐴= 1,37
[
1 − 1
{1+0,008(𝑔.𝐹
𝑈𝐴2)
13⁄
}
5
]
(2)
dimana Hs adalah tinggi gelombang signifikan
(m). Ts adalah periode gelombang signifikan (dt). F
merupakan panjang fetch (km). UA merujuk pada ke-
cepatan seret angin (m/dt). g adalah gravitasi (9,8 m/dt2).
Perhitungan Pasang surut
Tiupan angin atau pergerakan pasang surut air laut
dapat menyebabkan terjadinya pergerakan suatu massa
air dari suatu tempat ke tempat yang lain yang disebut juga arus [7]. Rentang pasang surut diperoleh dari data
pasang surut yang dilakukan selama 30 hari pencatatan.
Pengamatan ini bertujuan untuk menghitung kedudukan
air tertinggi (high water spring) dan ketinggian ratarata
Jurnal Teknik Sipil Volume 10, No.1, Mei 2021 Universitas Syiah Kuala
- 4
permukaan (low water spring) sebagai faktor koreksi
nilai kedalaman perairan [9]. Rentang pasang surut pada paper ini dianalisis
dengan menggunakan metode Least Square. Metode ini
memberikan akurasi cukup baik pada hasil prediksi
harmonik pasang surut [10]. Hasil penelitian [10]
mendapatkan analisis komponen harmonik pasang surut
data lengkap menghasilkan koreksi eror sebesar 1.98 cm pada panjang data 45 hari di bulan purnama ke purnama.
Modifikasi data menghasilkan eror sebesar 0,52 cm pada
panjang data 15 hari dengan toleransi kerusakan
sebanyak 5% kerusakan data teratur. Modifikasi data
elevasi pasut menunjukkan perolehan data eror 0,8 cm pada panjang data 30 hari dengan toleransi kerusakan
sebanyak 20% kerusakan data teratur.
Pentingnya analisis pasang surut ini menurut [11],
salah satu kegagalan yang dapat menyebabkan
pelabuhan/dermaga tidak dapat berfungsi dengan baik adalah tidak direncanakan berdasarkan pasang naik dan
pasang surut, sehingga kapal tidak dapat bersandar
dengan baik pada waktu berlabuh ke dermaga.
Persiapan Model
Secara umum persiapan model untuk simulasi dida-hului oleh digitasi land boundary, pembuatan grid, dan
pemasukan data kedalaman. Pada persiapan model
simulasi ini bagian yang digunakan merupakan Delft3D-
Rgfgrid dan Delft3D-QuickIn. Delft3D-RGFGRID
digunakan untuk membuat dan memodifikasi grid, sedangkan Delft3D-QuickIn digunakan untuk input
sample data (topografi dan batimetri) ke dalam grid yang
telah dibuat sebelumnya, yang kemudian
diinterpolasikan menjadi data kedalaman (depth). Dalam
pemodelan ini, grid dibuat menggunakan koordinat certesian. Karena keterbatasan data batimetri maka grid
ditetapkan berukuran 10m x 10m, dimana hal ini
dianggap cukup merepresentasikan kondisi di lapangan.
Simulasi arus dilakukan dengan menggunakan Delft3D-
Flow dan simulasi transformasi gelombang
menggunakan Delft3D-Wave.
Simulasi Arus dengan Delft3D-Flow
Menurut [12] Delft3D-Flow adalah sistem bagian
Delft3D yang digunakan untuk menghitung SWE
(shallow water equation) atau persamaan pada kondisi air dangkal dalam variabel kecepatan dan tinggi ke dalam
bentuk dua atau tiga dimensi. Delft3D-Flow merupakan
salah satu bagian dari Delft3D yang digunakan untuk
melakukan simulasi arus.
Simulasi Gelombang dengan Delft3D-Wave
Delft3D-Wave adalah sistem bagian Delft3D yang
yang digunakan untuk memodelkan perambatan
gelombang. Delft3D-Wave dapat juga diterapkan di
perairan dalam, menengah dan dangkal [13]. Dalam
simulasi gelombang, selain data-data sekunder diperlukan pula input dari hasil simulasi Delft3D-Flow.
3. HASIL PEMBAHASAN
Menurut [14] pasang surut dan gelombang
mempengaruhi perencanaan sebuah pelabuhan.
Khususnya bangunan pelindung pantai. Pergerakan arus, tinggi, dan arah datang gelombang sangat
menentukan tata letak pemecah gelombang.
Pelabuhan Ulee Lheue kerap mengalami permasala-
han khususnya pergerakan arus dari dan keluar
pelabuhan. Kajian tentang arus ini dibahas detail dalam paper
ini. Arus memainkan peran penting dalam proses
transpor sedimen/ material dan pergerakan air di area
pantai [15]. Pembahasan dikhususkan pada perge-
rakan arus pasang dan surut untuk arah angin dari U saja. Mengingat tinggi gelombang terbesar yang ter-
jadi dari arah U.
Analisis Pasang Surut
Analisis pasang surut penting dalam hal kea-
manan kapal, keselamatan kru di atas kapal selama memasuki alur Pelabuhan [16]agar aman, lancar, dan
kondusif.
Adapun hasil pengolahan data pasang surut
menghasilkan besaran amplitude (A), rentang
pasang, dan lain-lain. Selanjutnya fluktuasi pasang surut tersebut disajikan dalam grafik seperti pada
Gambar 2. Dari data ini dapat dilihat bahwa pasang
surut terjadi 2 kali dalam sehari. Hal ini
menunjukkan bahwa komponen semi diurnal yang
dipengaruhi bulan lebih dominan daripada komponen diurnal yang dipengaruhi matahari.
Analisis Tinggi (Hs) dan periode Gelombang (Ts)
Berdasarkan penggambaran mawar angin di-
peroleh hasil bahwa angin yang berpengaruh secara
signifikan adalah arah Barat (B), Barat Laut (BL), Utara (U), dan Timur Laut (TL). Sementara dari arah
lain tidak diperhitungkan termasuk dari arah Barat.
Data angin ini kemudian diolah untuk mendapatkan
tinggi dan periode gelombang signifikan.
Hasil perhitungan tinggi dan periode gelombang signifikan dapat dilihat pada Tabel 2.
berikut. Gelombang terbesar berasal dari arah U dan
BL.
Pemodelan arus
Hasil pemodelan arus untuk keempat skenario
yang dipilih yang berasal dari arah Utara disajikan
Jurnal Teknik Sipil Volume 10, No. 1, Mei 2021 Universitas Syiah Kuala
- 5
dalam Gambar 3. Sampai dengan Gambar 10. beri-
kut. Sementara analisis pengaruh gelombang tidak menjadi bagian dalam paper ini. Adapun informasi
tinggi gelombang dipaparkan untuk menunjukkan
arah angin yang paling dominan yang akan dibahas
secara rinci.
Tabel 2. Hasil prediksi tinggi dan periode gelombang
`No Parame-
ter B
BL U TL
1 Hs 1,676 2,271 2,411 1,896
2 Ts 4,357 5,677 5,809 4,983
Gambar 2. Grafik pasang surut di kolam Pelabuhan Ulee Lheue
Pergerakan arus biasanya kompleks, berfluk-
tuasi terhadap arah dan waktu. Sehingga informasi
lokal san-gat penting diketahui untuk keamanan pe-
layaran [17]. Manuver kapal sangat dipengaruhi oleh arus. Bahkan oleh arus dengan kecepatan yang
lemah sebesar 0,5 Knot (0,257 m/dt). Walaupun ada
faktor lain yang ber-pengaruh seperti tipe kapal dan
tujuan dari manuver yang akan dilakukan [18][17].
Skenario I
Hasil pemodelan arus yang ditampilkan dalam
Gambar 3. dan Gambar 4., menunjukkan
kecepatan arus di luar kolam bervariasi dari 0 sampai
0,8 m/s. Di daerah kolam pelabuhan, kecepatan arus pada kondisi pasang tertinggi adalah sebesar 0,1
sampai 0,5 m/s. Dari hasil analisis arus, khususnya
daerah dekat pantai menunjukkan pola arus yang
relatif sama dengan pola arah angin dominan yang
bertiup di daerah tersebut yaitu berarah U dan arah
lainnya yaitu BL dan TL. Dapat dilihat kondisi arus cukup tinggi pada saat pasang dari arah U ini.
Menurut [18] pengontrolan khusus terhadap manu-
ver kapal perlu dilakukan untuk kondisi arus yang
kuat seperti ini.
Gambar 3. Vektor arus pada saat kondisi pasang
MSL: 1.24
-0.273724874
1.589791277
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
2.5
20
-Ju
n-1
9
21
-Ju
n-1
9
22
-Ju
n-1
9
23
-Ju
n-1
9
24
-Ju
n-1
9
25
-Ju
n-1
9
26
-Ju
n-1
9
27
-Ju
n-1
9
28
-Ju
n-1
9
29
-Ju
n-1
9
30
-Ju
n-1
9
01
-Ju
l-1
9
02
-Ju
l-1
9
03
-Ju
l-1
9
04
-Ju
l-1
9
05
-Ju
l-1
9
06
-Ju
l-1
9
07
-Ju
l-1
9
08
-Ju
l-1
9
09
-Ju
l-1
9
10
-Ju
l-1
9
11
-Ju
l-1
9
12
-Ju
l-1
9
13
-Ju
l-1
9
14
-Ju
l-1
9
15
-Ju
l-1
9
16
-Ju
l-1
9
17
-Ju
l-1
9
18
-Ju
l-1
9
19
-Ju
l-1
9
20
-Ju
l-1
9
21
-Ju
l-1
9
Observation(obs)
Calculation(calc)
obs - calc(V)
MSL
Jurnal Teknik Sipil Volume 10, No.1, Mei 2021 Universitas Syiah Kuala
- 6
Gambar 4. Vektor arus pada saat kondisi surut
Skenario II
Pada skenario II pemecah gelombang sisi kanan
dipanjangkan 100m dengan peletakan seperti yang disajikan di Gambar 5.
Gambar 5. Vektor arus pada saat kondisi pasang
Pada saat pasang, arus dialihkan ke sisi kiri
menjauh dari mulut pelabuhan karena adanya
perpanjangan pemecah gelombang. Arus cukup be-
sar di luar mulut pelabuhan yang bervariasi dari 0,0 m/dtk – 0,8 m/detik dan terlihat membentuk pusaran
di ujung pemecah gelombang. Namun arus menjurus
tenang di zona mulut Pelabuhan dan bahkan di dalam
kolam Pelabuhan dengan kecepatan berkisar antara
0,0 m/detik – 0.19 m/detik.
Ada phenomena penting yang harus diwaspadai dengan skenario II ini. Pengaruh perpanjangan
pemecah gelombang di sisi kanan, terlihat meng-
hambat arus masuk ke dalam alur yang menuju la-
guna. Hal ini tidak baik bila ditinjau dari sirkulasi
arus di laguna tersebut.
Gambar 6. Vektor arus pada saat kondisi surut
Perpanjangan pemecah gelombang di sisi
kanan terlihat sangat membantu pergerakan arus meninggalkan kolam pelabuhan, dimana pengaruh
arus surut yang keluar dari mulut alur di sisi kanan
pemecah gelombang di arahkan menjauh dari areal
mulut pelabuhan. Sehingga mulut pelabuhan terlihat
tenang. Hal ini diperlihatkan secara jelas dalam Gambar 6. Kecepatan arus maksimum yang terjadi
adalah 0,25 m/detik dan menjadi sangat kecil di da-
lam kolam.
Skenario III Pada skenario III, pemecah gelombang sisi kiri
dipanjangkan 250m dengan ujungnya dibelokkan
seperti disajikan dalam Gambar 7. Pembelokan dil-
akukan sampai mencapai kedalaman -10,0m. Ter-
lihat bahwa arus pasang yang masuk ke mulut
pelabuhan bervariasi dari 0,0m s/d 0,58m/detik dan ke kolam pelabuhan berkisar dari 0m/detik– 0,193
m/detik.
Seperti halnya dengan skenario II, pergerakan
arus masuk ke laguna terhambat karena perpanjan-
gan pemecah gelombang di sisi kiri. Pergerakan arus saat surut dari kolam
pelabuhan sama sekali tidak terganggu oleh arus
sepanjang pantai (di luar mulut pelabuhan) seperti
yang diperlihatkan di Gambar 8.
Namun dari pergerakan kapal masuk ke dalam pelabuhan terlihat sulit, sebab kapal harus
melakukan manuver yang cukup jauh sebelum
mengarah langsung ke mulut pelabuhan.
Skenario IV
Skenario ke IV dilakukan dengan meman-jangkan pemecah gelombang sisi kiri dan kanan
dengan bukaan mengarah ke BL (Gambar 9. dan
Gambar 10.). Saat pasang arus yang masuk ke
Jurnal Teknik Sipil Volume 10, No. 1, Mei 2021 Universitas Syiah Kuala
- 7
mulut pelabuhan cukup kecil berkisar antara
0,0m/detik s/d 0,20m/detik.
Gambar 7. Vektor arus pada saat kondisi pasang
Gambar 8. Vektor arus pada saat kondisi surut
Arus juga dengan mudah masuk ke alur yang
mengarah ke dalam laguna. Kondisi ini cukup baik, sebab proses sirkulasi air laut dapat selalu di dalam
laguna. Dengan bukaan yang secara langsung
mengarah ke BL, maka kapal juga tidak mengalami
gangguan yang berarti saat pasang maupun surut.
Pada saat surut (Gambar 10.) arus yang
meninggalkan kolam pelabuhan tidak terganggu oleh pergerakan arus dari sisi kanan pemecah gelombang.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pergerakan arus baik saat pasang dan surut berpengaruh terhadap peletakan pemecah gelombang di
Pelabuhan Ulee Lheue. Skenario IV memberikan hasil
yang terbaik dibandingkan dengan skenario lainnya ter-
hadap pergerakan arus. Baik ditinjau dari kemudahan ka-
pal bermanuver ke dalam mulut pelabuhan, maupun sir-kulasi arus dari dan ke laguna yang berada di sisi kanan
pelabuhan. Kecepatan maksimum arus sebesar 0,89
m/detik di luar mulut pelabuhan terjadi di skenario IV,
namun tidak mempengaruhi ketenangan kolam
pelabuhan.
Gambar 9. Vektor arus pada saat kondisi pasang
Gambar 10. Vektor arus pada saat kondisi surut
Saran
Berdasarkan hasil analisis pergerakan arus dan kesimpulan yang diberikan, maka untuk lebih
memperkuat penetapan pemilihan skenario
peletakan pemecah gelombang ini perlu dilakukan
penelitian/kajian lanjutan dengan
mempertimbangkan pengaruh gelombang dan
sedimen di dalam kolam Pelabuhan Ulee Lheue, tin-jauan perubahan musim dan kecenderungan
terjadinya kenaikan muka air laut serta mendetailkan
grid domain menjadi lebih kecil.
5. DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Teknik Sipil Volume 10, No.1, Mei 2021 Universitas Syiah Kuala
- 8
[1] S. Takahashi, “Breakwater design” In
Handbook of Port and Harbor Engineering. Boston, MA: Springer, 1997.
[2] A. N. Munir, “Karakteristik Arus Pasang
Surut Menggunakan Data Acoustic Doppler
Current Profiler (ADCP) Di Teluk Ulee
Lheue Aceh Besar,” Universitas Syiah Kuala,
2019. [3] M. I. Gumara, “Sirkulasi Arus Pasang Surut
Dengan Simulasi Numerik Di Laguna Ulee
Lheue, Banda Aceh,” Universitas Syiah
Kuala, 2017.
[4] C. R. Ananda dkk., “Analisis Sedimentasi Kolam Pelabuhan Ulee Lheue Dengan
Menggunakan Piranti Lunak Delft3D,” vol. 2,
no. 3, pp. 232–238, 2020.
[5] R. Fahmi, “tudi Perbandingan Pasang Surut
Di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue Dan Di Pelabuhan Barang Pt. Lafarge
Cement Lhoknga,” Universitas Syiah Kuala,
2014.
[6] Esri, “Digital Globe,” 2020.
https://discover.digitalglobe.com/.
[7] C. B. Smith, “Extreme waves and ship design,” in 10th International Symposium on
Practical Design of Ships and other Floating
Structures, PRADS 2007, 2007, vol. 2, pp.
1033–1040.
[8] CERC, Shore Protection Manual. Mississippi: U.S. Army Coastal Engineering
Research Center, 1984.
[9] Suhaemi, S. Raharjo, and Marhan,
“Penentuan Tipe Pasang Surut Perairan pada
Alur Pelayaran Manokwari Dengan menggunakan Metode Admiralty,” J.
Sumberd. Akuatik Indopasifik, vol. 2, no. 1,
pp. 57–64, 2018.
[10] R. Kurniawan, A. A. Kushadiwijayanto, dan
R. Risko, “Pengaruh Kelengkapan Data
Pasang Surut Laut Terhadap Kualitas Hasil T_Tide,” J. Laut Khatulistiwa, vol. 2, no. 3,
p. 137, 2020, doi:
10.26418/lkuntan.v2i3.34432.
[11] S. Simanjuntak, “Perencanaan Pelabuhan
Ditinjau Dari Pasang Surut,” Medam, 2009. [12] Anonim, User Manual Deflt3D-Flow:
Simulation of Multi-Dimensional
Hydrodynamic Flows and Transport
Phenomena, Including Sediments. Delft:
Deltares, 2009. [13] Anonim, User Manual Delft3D-RGFGRID:
Generation and manipulation of curvilinear
grids for FLOW and WAVE. Delft: Deltares,
2007.
[14] S. N. Jha, V. B. Sharma, J. Sinha, dan M. D.
Kudale, “Significance of wave and tide induced circulation in development of a
fishery harbour,” Procedia Eng., vol. 116, no.
1, pp. 293–299, 2015, doi:
10.1016/j.proeng.2015.08.293.
[15] A. Basofi M., “Pengaruh Pasang Surut Dalam
Bernavigasi Di Alur Pelayaran Sempit,” Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, 2016.
[16] S. M. B. Putra, A. Suharyanto, dan A.
Pujiraharjo, “Simulasi Numeris Perubahan
Morfologi Dasar Laut Pada Desain
Pelabuhan Di Kabupaten Gresik, Indonesia,” J. Tenik Pengair., vol. 008, no. 01, pp. 130–
138, 2017, doi:
10.21776/ub.jtp.2017.008.01.13.
[17] J. Kornacki, “Analysis of the influence of
current on the manoeuvres of the turning of the ship on the ports turning-basins,” Mar.
Navig. Saf. Sea Transp., vol. 4, no. 4, pp.
365–370, 2009, doi:
10.1201/9780203869345.ch65.
[18] Y. NIWA, M. Numano, J. Fukuto, dan M.
TADA, “Effect on Ship Maneuvering Motion under Strong Tidal Current,” J. Japan Inst.
Navig., vol. 106, pp. 113–120, 2002.