Download - VOL.XII NO.2 AGUSTUS2OT4 ISSN 1693-3761
VOL.XII NO.2 AGUSTUS2OT4 ISSN 1693-3761
BEBAil PENCEI.IARAI{ DETERJEN KELUMHAN TAIIIBAK WEDIKECAIIIATAI{ KEilJERAN KOTA SURABAYA
Edza Aria Wikurendra, Iva Rustanti, A-T Diana Nerawati
ABSTRACT
The increasing use of detergents as cleaning agents in the community potentially results in the
pollution of the water-bodies, this c5ndition worsened by the quality of water from wells having a high
mineral hardness. When cleaning agents flow into the rivers, it induces negative impact on the
environment and eventually upon health. Results of the observation showed that pollutant loads that came
from the use of detergent in 55 households was at 0.323 mg/lVmonth or 5,924 mg/day, while the
standard maximum pottitant load of detergent waste is 0.0016 mgllVmonth or 0.0292 mg/day- The study
concluded that the pollutant load value wls higher than the maximum pollutant load value, suggesting
inat poltutant load oi detergent waste providea nign contribution to pollution of the land and waters in the
area, ttrereby diminishing 6e surface water quality as well as ground water quality, marked by incidences
of diseases such as diarriea, heavy metal poisoning and skin diseases. Therefore, it is recommended that
households should use environment-friendiy detergents because of its biodegradable properties. They are
encouraged to make simple domestic waste treatment equipment using biofilter technique.
Keywords : Potlubnt tmd, deteryenE, wahr bodie
PENDAHULUAI{Latar EelakangDeterjen adalah salah satu bahan pembersih
sekaligus bahan pencemar yang digunakan
secara luas oleh rumah tangga dan indusffi,dalam berbagai jenis dan volume. Deterjen
termasuk kategori bahan pencemar dari sumber
tidak tentu (non point eurce), yaitu sumberpencemaran yang tidak dapat diketahui secara
pasti keberadaanya misalnya buangan yang
berasal dari rumah tangga, perLanian,
sedimentasi dan bahan pencemar lain yang sulit
dilacak sunnbenrya (ARMS, 1990 dalam Susana
dan Suyarso, 2008 : 117-131)' Fenggunaandeterjen di masyarakat semakin meningkatseiring dengan membaiknya pendapatan
masyarakat, terlihat dari penggunaan deterjenperkapita sejalan dengan pertumbuhan 3lrassdomxlc product (GDP) setiap tahun. Semakinmeningkat pendapatan masyarakat, maka
konsumsi deterjen juga meningkat. Data
sbtistik tahun 1998, konsumsi deterjen per
kapita adatah 1,97 kg pada 1998 dan 2,46 kg
pada1997, namun dengan membaiknya daya
beli masyarakat konsumsi deterjen meningkatmenjadi 2,11 kg pada 1999, 2,26 kg pada 2001
dan 2,32 kg pada 2002 (Bisnis Indonesia ;2004).Air payau atau bmckish water adalah air yang
mempunyai salinitas antara 0,5 ppt s/d 17 ppt.
Air ini banyak dijumpai di beberapa daerah
seperti muara (pertemuan air laut dan air tawar)dan daerah pesisir. Air tanah yang tercampuroleh air laut banyak rnengandung mineral
sepefti : kalsium karbonat (CaCO3), magnesiumkarbonat (i"lgC0g), katsium sulfat (CaSO4),
magnesium sulfat (MgSOq) dan sebagainya.
Mineral yang ter*andung pada air payau
disebabkan oleh air laut yang kontak dengan
bebatuan sehingga air tersebut banyakmengandung mineral. Air yang banyakmengandung mineral kalsium dan magnesium
dikenal sebagai air sadah, yaitu air yang sukar
untuk dipakai mencuci. Mineral air sadah seperti
ion Ca dan Mg dapat bereaksi dengan anionsabun, yang akan menurunkan efisiensipembersihan sehingga memerlukan sabun lebih
banyak untuk mencuci (Effendi, 2003),
senyawa-senyawa kalsium dan magnesiumrelatif sukar larut dalam air, maka cenderung
membentuk endapan atau presipitat yang
akhirnya menjadi kerak.Hasil dari suruei pendahuluan yang dilakukan.Kepala Kelurahan Tambak Wedi, Musdar,SE
mengatakan bahwa meskipun sebagian besar
masyarakat di Kelurahan Tambak Wedi telahmendapatkan layanan dari PDAM Surya
Sembada Surabaya namun untuk kegiabnrumah tangga seperti mencuci baju, mencucipiring maupun kegiatan yang berhubungandengan mencuci masih menggunakan air sumuryang ada pada tiap-tiap rumah penduduk.
Didukung oleh pengambilan sampel air sumurgali milik warga untuk uji laboratorium, seluruhsampel air tersebut memiliki nilai kesadahanyang tinggi yaitu 600 mg/lt dan 570 mg/lt.Secara keseluruhan sampel air melebihi kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 500 mg/ltmenurut PERMENKES
No.416/Menkes/Per/IV1990 tentang syarat-
syarat dan pengawasan kualitas air.Berdasarkan permasalahan yang ada, seberapabesar beban pencemaran pada Kelurahan
Tambak Wedi akibat penggunaan deterjen'Maka penulis tertarik untuk melakukanpenelitian dengan judul "Beban Pencemaran
Detejen Kelurahan Tambak Wedi Kecamatan
GEI{A KESEHATAFI IIHGKUNGANKenjeran Kota Surabaya".
81
VOL. XII NO. 2 AGUSTUS 2OT4 ISST{ 1693-3761
TujuanUntuk menggambarkan besar bebanpencemaran deterjen di Kelurahan Tambak WediKecamatan Kenjeran Kota Surabaya.
METODE PENELITHI{Ienis PenelitianJenis penelitian ini bersifat deskiptif ,menggunakan metode survey Yaitumenggambarkan seberapa besar bebanpencemaran di wilayah pesisir. Denganpendekatan cross wtional, karena pengambilandata dilakukan berdasarkan wawancara danobseruasi dalam waktu Yangbersamaan/serentak. (S. Notoatmodjo, 2010).
Populasi dan Sampel1. PopulasiPopulasidalam penelitian ini adalah seluruhrumah tangga di Kelurahan Tambak WediKecamabn Tambak Wedi Kota Surabaya yangmemiliki sumur gali yaitu 121 rumah tangga.2. SampelSampel dalam penelitian iniadalah sebagian darijumlah rumah tangga di Kelurahan TambakWedi Kecamatan Kenjeran untuk mengetahuigambaran beban pencemaran penggunaan
deterjen pada daerah yang menggunakan sumurdalam kegiatan mencuci baik mencuci pakaianmaupun yang lainnya yaifu sebesar 55 rumahbngga
Analisis DataData dianalisa secara deskiptif yang disajikandalam benfuk narasi dan tabel untuk analisabeban pencemaran menggunakan metodevolumetrik berdasarkan Baku Mutu Air LimbahBagi Industri dan atau Kegiatan Usaha Lainnya(Pergub Jatim No.72 Tahun 2013).
HASIL PETI ELITIAII DAN PE},I BA}IASANIumlah Penggunaan tleterjen RumahTanggalumlah penggunaan deterjen per-hari diKelurahan Tambak Wedi Kecamatan KenjeranKota Surabaya total dari 55 rumah adalahsebanyak 5,033 grlhari. Penggunaan deterjen diKelurahan Tambak Wedi Kecamatan KenjeranKota Surabaya rata-rata adalah sebesar 91,059gr/hari disetiap rumah sedangkan untuk setiap25 gr dapat mencuci sebanyak 5 kg pakaianmaka apabila rata-rata penggunaan deterjenUap rumah sebesar 91,059 grlhari maka dapatmencuci sebanyak 18,301 kg cucian.Kadar deterjen yang relative tinggimengakibatkan gangguan pada permukaan kulitsecara langsung maupun tidak langsung. Secara
langsung gangguan kulit tersebut berupa rasapanas pada kulit saat pertama kali kontakdengan deterjen dimana deterjen mengandungNaOH kontak dengan kulit meningkatkanpermeabilitas kulit terhadap bahan kimia akibatadanya kerusakan stratum komeum pada kulitakibatnya bahan kimia dapat lebih mudahmasuk ke kulit (Mulyaningsih ; 2005 dalamAfifah 2012). Secara tidak langsung adalahpenggunaan deterjen akan menimbulkan gejalaketika bahan tersebut diberikan dalam waktuyang lama dan frekuensi yang sering (Sularsitodkk ; 2005 dalam Afifah ;20t2). Sehingga perludigunakan deterjen ramah lingkungan dimanadidalam deterjen ini mengandung NaOH yangsedikit sehingga mengurangi efek yangditimbulkan berupa iritasi pada kulit saatpenggunaan deterjen tersebut.
Debit Buangan Air Limbah CucianDebit air buangan limbah deterjen yang
dikeluarkan oleh responden yang dilakukanpenelitian adalah sebanyak 35.000 literlharisedangkan sampel yang diambil dalampenelitian ini adalah sebanyak 55 rumah. Datadebit air yang dikeluarkan selama prosespencucian digunakan untuk perhitungan bebanpencemaran penggunaan deterjen dalam prosespencucian. Dalam perhitungan bebanpencemaran dibutuhkan rata-rab debit air yangdigunakan dalam setiap rumah dimana totaldebit keseluruhan dibagi dengan sampel yangdiambil sehingga didapatkan hasil 635,363liter/hari per rumah.Beban pencemaran pengguflaan sangatberpengaruh terhadap debit yang dikeluarkan.Semakin besar debit buangan yang dikeluarkanmaka beban pencemaran semakin tinggi. Bebanpencemaran yang tinggi dapat mempengaruhikualitas lingkungan apabila bahan ini mengalirke perairan melalui sungai-sungai dapatmenimbulkan dampak negatif terhadaplingkungan dan kesehatan. Dampak palingbanyak ditemukan pada lokasi penelitian adalahtercemarnya sungai di wilayah tersebut. Bilakonsentrasinya berlebih maka kandunganbensen dalam deterjen akan bersenyawadengan klor yang terdapat dalam air laut,membentuk senyawa organoklorin yang bersifatkarsinogen (Unfield, 1976).
Beban Pencemaran dari PenggunaanDeterjen di Kelurahan Tambak WediKecamatan Kenjeran Kota SurabaYaDari perhitungan yang telah dilakukan diperolehhasil debit dan beban pencemaran air limbahdeterjen di Kelurahan Tambak Wedi KecamatanKenjeran Kota Surabaya Tahun 2014 yaitu :
GEtt{A KESE HATAN LING KUNGAN 82
vol.xrr No.2 AGUSTUS2o14 rssNr693-3761
Tabel.lDEBIT DAN BEBAN PENCEMAMN AIR UMBAH DETER'EN DI KELURAHAN TAMBAK WEDI KECAMATAN
KENJEMN KOTA SUMBAYA
Jumlah pencucian selama 1 bulan = 12 kali
lumlah pencucian yang dihasilkan 1 bulan = 219,612 kg pakaian
DEBIT UMBAH CAIR
@nu.iDA (debit limbah cair sebenarnYa) = 420 mYhariDM (debit limbah cair maksimum) = 3,513 m'/hari
BEBAN PEI{CEI4ARAI{ UMBAH CAIRIndikator ParaqlELEQQs__
BPM 0.0016 mq/ltBPA 0.323 mq/ttBPMi A,0292 mq/hari
BPAi 5.924 mqlhari
Keterangan :
BPMBPA
Beban pencemaran maksimum bulananBeban pencemaran sebenarnya bulananBeban pencemaran maksimum harianBeban pencemaran sebenamya harian
BPMi
BPAi
Beban pen@maran sebenarnya (BPA) lebih
besar dari beban pencemaran maksimum (BPM).
Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa debitdan beban pencemaran limbah deterjenmemberikan kontribusi pencemaran besarterhadap lingkungan dengan parameter BOD5.
Tingginya beban pencemaran sebenarnya BOD5
dibandingkan dengan beban pencemaran
maksimum, menunjukan bahwa kapasitasproses penguraian/degradasi bahan-bahanorganik yang mudah terurai (bidegndable)secara alami sangat terbatas' Hal ini sangatdimungkinkan karena limbah cair penggunaan
deterjen dalam proses pencucian perlu dilakukanpengolahan sebelum dibuang ke lingkungan(badan air/tanah). Perlu dilakukan pengawasan
terhadap kegiatan pencucian di daerah yang
memiliki karakteristik air payau meliputipengendalian terhadap debit limbah cair yang
dibuang dan pengurangan kadar deterjen yang
digunakan. Apabila uPaya pengendalian
terhadap debit limbah cair yang dibuang danpengurangan kadar deterjen yang digunakantidak mengatasi beban pencemaran maka
diperlukan produk deterjen yang lebih ramahlingkungan yang dapat diterima oleh badan airmaupun bnah
Analisa dampak beban Penoemaranpenggunaan deterjen terhadap lingkungandan gangguan ksehatanHasil dari beban pencemaran menunjukanbahwa air limbah deterjen melebihi batas
maksimum beban pencemaran sehingga airlimbah buangan proses pencucian di KelurahanTambak Wedi Kcamatan Kenjeran Kota
Surabaya memberikan kontribusi besar dalam
mencemari tanah maupun perairan. Dua bahan
terpenting dari pembentuk deterjen yakni
surfaktan dan builders, diidentifikasi mempunyaipengaruh langsung dan tidak langsung terhadapmanusia dan lingkungannya.Penelitian Heryanidan tuji (2008) mendapatkan hasil bahwa alammembutuhkan waktu t hari untuk menguraikan50o/o limbah deterjen.Kerugian lain dari penggunaan deterjen adalahterjadinya proses eutrofikasi di perairan. Initerjadi karena penggunaan deterjen dengankandungan fosfat tinggi. Eutofikasimenimbulkan pertumbuhan tak terkendali bagieceng gondok dan merryebabkan pendangkalan
sungai. Sebaliknya deterjen dengan rendahfosfat beresiko menyebabkan iritasi pada tangandan kaustik. Karena dikebhui lebih bersifat
alkalis. Tingkat keasamannya (pH) antara 10-12(Ahsan S et al, 2005). Berdasarkan datawawancara terhadap responden didapatkanbahwa sebagian besar respunden mengeluhkulitrrya panas saat mencuci dan kontak dengandeterjen. Menurut istilah dari kedokteranpenyakit berhubungan dengan p€nggunaan
deterjen adalah penyakit dermatis kontak iritan.
DermatiUs kontak iritan merupakan reaksiperadangan pada kulit akibat suatu bahan yang
kontak dengan kulit (Rice dkk ; 1996 dalamAfifah ; 2012). Bahan penyebab dermatitiskontak iritan ini dapat berupa bahan kimia, fisik,maupun biologi (Harahap ; 2000 dalam Afifah ;2012). Proses pencucian langsung memberikankonsekuensi akan lebih sering kontak denEan
bahan-bahan yang dapat menyebabkan
dermatitis kontak. Proses pencucian meliputi
memilah cucian, mencuci, membilas danmerendam. Masing-masing proses kerja tersebutmemungkinkan responden kontak dengan agenpenyebab dermatitis konbk iritan akibat kerJa'
GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN 83
KESII{PUIAil1. Penggunaan DeterienPenggunaan deterjen Kelurahan Tambak Wedi
Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya sebanyak
5.033 grlhari atau rata-rata sebanyak 91,059grlhari/rumah, untuk jumlah pakaian yang dapatdicuci tiap rumah adalah sebanyak 18,301kg/hari.2. Debit timbah DeterjenDebit buangan yang dihasilkan dalam Uap
proses pencucian pada Kelurahan Tambak Wedi
Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya sebesar35.000 liter/hari, rata-rata buangan yang
dihasilkan 636,363 liter/hari/rumah sehinggauntuk debit limbah cair sebernamya adalah 420
m3/hari (standar yang diperbolehkan > 3,513
m3/hari).3. Beban Pencemaran Limbah DeterjenBeban pencemaran sebenarnYa 0,323mg/lVbulan atau 5,924 mg/hari (standar yang
diperbolehkan > 0,0016 mgllVbulan atau >0,0792 mg/hari). Nilai beban pencemaran
sebenamya lebih besar dibandingkan nilai bebanpencemaran maksimum sehingga bebanpencemaran limbah deterjen memberikankontribusi tinggi tercemamya tanah dan perairan
dikawasan tersebut.4. Dampak Limbah DeterjenBeban pencemaran yang tinggi mengakibatkanbeberapa dampak di lingkungan sekibrdiantaranya adalah mengurangi kualitas airpermukaan sehingga menyebabkan matinya
ikan-ikan di pet'Eliran, menyebabkan proses
eutrofikasi, turunnya kualitas air tanah,mengakibatkan berbagai penyakit antara lainadalah diare, kasiogenik dan yang paling banyakdiderita adalah penyakit kulit (dermatiUs kontakiritan) akibat kontak langsung dengan deterjen
SARAN1. Bagi Masyarakat SetempatMenggunakan deterjen ramah lingkungan untukmengurangi pencemaran yang ferjadi.2. Bagi Lembaga Kesehatan SetempatHendaknya melakukan pelatihan mengenaipengolahan limbah deterjen secara sederhanadengan menggunakan media biofilter untukmenguranEi beban pencemaran yang diterimaoleh lingkungan dan meningkatkan kepedulian
masya ra kat terhadap kesehatan lingkungan.3. Bagi Penelitilaina- Agar melakukan penelitian tentang beban
pencemaran Penggunaan deterjenrnenggunakan parameter lainnya sepertiTSS, COD, Minyak dan Lemak, fosfat danMBAS.
b. Agar melakukan penelitian membandingkanbeban pencemaran deterjen di wilayah jauh
dari pesisir dan di wilayah pesisir.
c. Melakukan penelitian mengenai pengolahan
timbah deterjen yang efektif yang dapat
mengurangi kadar pencemar dalam airlimbah deterjen.
DAFTAR PUSTAKAAMurochman, A., 2005. Studi Parameter Fisika-
Kimia di Perainn Pulau Panggang,Kepulauan krifu DM Jakarta. Skipsi.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.Afifah, A., 2012. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan dengan TerjadinYaDermatifrs Konbk Akibat Keria PadaKaryawan Binatu. Karya Tulis Ilmiah.Fakultas KedolGeran. UniversitasDiponegoro, Semarang.
Ahsan, S., 2005. Effect of Temperature onWastewater Treafirent with Natural andWaste ltlateials. Clean TechnologyEnviroment Policy. 7: 198-202.
Bisnis Indonesia, 2004. Deterien, Bisnis Rakssyang Makin "Berbus-bus1 Bisnis Com'
Djabu, U. Koesmantoro, H. et al., 1990/1991.Pdoman Bidang Studi Pembuangan Tinja
dan Air Limbah pada Institusi Pendidikangnitasi/Kexhabn Lingkungan. Jakarta,Departemen Kesehatan RI PusatPendidikan Tenaga Kesehatan.
Effendi, H., 2003. TelaahKualibs Air: tugiPengelolaan Sumber DaYa danLingkungan Periann. YogYakarta,Kanisius.
Fakhri, I., 2000. Evaluasi Kualibs Air Sungai diDaenh Aliran Sungai (DAS) CitarunJawa Earat *lama periode 1996-1998.Skipsi. Program Studi ManajemenSumberdaya Perairan. FakultasPerikanan dan llmu Kelautan, Bogor.
Fardiaz, S., 1992. tulusi Udara dan Air.Yogyakarta, Karnisius.
Hantorq 2OM. Pengaruh lbnkteisttk Laut danPanbi terhadap Perkembangan KawasnKota Parltai. Yogyakafta, Kamisius
Heryani. A, Puji, H. 2008. Pengolahan LimbhMterien Sintetik dengan Trickling Filter.Skrips,i. Program Studi Ilmu Lingkungan.Universibs Diponegoro, Semarang.
Linfield, M., 1976. Anionic Surfacbns. New York,Marcel Dekker.
Notoatrnodjo,Soekidjo, 2010. MetodologiPenelitian Keshatan. Jakarta, Rineka
Cipta.Pankratz, T., 2001. Enuironmenbl Engineeing
Didbnary and Dirxtory Florida, CRC
Press LCC Bocar Raton.Peraturan Gubemur Jawa Timur, 2013' Pergub
latim No.72. Tentang Baku Mutu AirLimbah Bagi Industri dan atau KqiatanUnha l-ainnya
Sahubawa, 1., 2004. fungendalian funcemarandi Kawasn EudidaYa Peikanan.Makalah, Disampaikan dalam TOT
GEMA KESEHATAT{ LIilGKUNGAil
Pengendalian Pencemaran WilaYah
Pesisir dan Laut. SuMit Pengendalian
Pencemaran Pesisir dan Laut DirektoratBina Pesisir Ditjen KP3K DKP RI' Jakarta,
12 hal.Susana, T. dan Suyarso, 2008. Penyefuran
tusfat dan futerjen di Perainn Pesisir
dan Laut sekitar Cirefun. Jawa Barat,Pusat PeneliUan Oseanografi - UPI.Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 34
: 117-131.
Warlina, L., 20M. Pencemann Air : Sumber,Da mpa k, da n Penangg ulanga nnYa,
Makalah Pribadi. Sekolah Pasca Sarjana,ITB, Bogor.
Widiyani, P. 2010. Dampak Dan PenangananLimbah Deterjen. Program StudiKesehatan Masyarakat Veteriner FakultasKedokteran Hewan Institut PertanianBogor.
Zoller, U., 20M. Handbook of futerJ'ents Part B :Environmental impact New York Dekker.
GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN 85