emergency portofolio franz
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 Emergency Portofolio Franz
1/6
Kasus 5
Topik : Intoksikasi Organofosfat
Tanggal Kasus : 23-April-2013 Presenter : dr. Franz Josef Tarigan
Tanggal Presentasi : Dokter Pendamping: dr. Andreas Purba
dr. Sahat Sidauruk
Tempat Presentasi : RSUD Perdagangan
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Ketrampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Perempuan remaja usia 18 tahun, mual, muntah, nyeri perut, hiperlakrimasi, intoksikasi organofosfat
Tujuan : melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan pada intoksikasi organofosfat, mencegah komplikasi pada intoksikasi organfosfat
Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas : Diskusi Presentasi dan Diskusi E-mail Pos
-
7/30/2019 Emergency Portofolio Franz
2/6
Data Pasien : Nama : Nn. JG No. Registrasi : 1302786
Nama Rumah Sakit : RSUD PERDAGANGAN Telp : Terdaftar sejak : 23-April-2013
Data Utama untuk bahan Diskusi :
1. Diagnosis/ Gambaran Klinis : Intoksikasi OrganofosfatKU: sedang, mual dan muntah sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit, nyeri pada bagian perut, hiperlakrimasi
2. Riwayat Pengobatan : IVFD NaCl 500cc, susu3. Riwayat Kesehatan/ Penyakit : pasien tidak pernah mengalami gangguan kejiwaan atau penyakit lainnya4. Riwayat Keluarga : ayah terkena hipertensi5. Riwayat Pekerjaan : pelajar6. Lain-lain : hubungan dengan keluarga terutama ibu tidak terlalu baik
Daftar Pustaka :
1. Jackson, J.E. and Aaron, C.K. Cholinergic Agents. In Rippe, J.M., Irwin, R.S., Fink, M.P. and Cerra, F.B. (Third Ed., Volume II). Intensive CareMedicine. Boston: Little, Brown and Company,1996: 1546 - 1553.
2. Nosocomial poisoning associated with emergency department treatment of organophosphate toxicity - Georgia, 2001. Pp: 1156-1159.
-
7/30/2019 Emergency Portofolio Franz
3/6
3. Sudoyo A W, Setiyohadi B, Alwi I et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I, edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan ilmu Penyakit Dalam FakultasKedokteran Universitas Indonesia, 2006.
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis intoksikasi organofosfat2. Pertolongan gawat darurat terhadap intoksikasi organofosfat3. Penatalaksanaan terhadap intoksikasi organofosfat4. Komplikasi akibat intoksikasi organofosfat
Rangkuman Hasil pembelajaran
Subjektif:
Seorang perempuan, usia 18 tahun datang dengan keluhan mual dan muntah. Hal ini dialami sejak 1 jam sebelum datang ke rumah sakit. Pasien juga
mengeluhkan nyeri pada bagian tengah perut yang dirasakan sejak 1 jam ini. Sebelumnya pasien diketahui meminum racun serangga sebanyak 1 tegukan 1 jam
yang lalu. Hal ini dilatarbelakangi pertengkaran dengan ibunya, sebelumnya pasien mengaku dimarahi dan dipukul oleh ibunya. Pasien juga mengeluhkan
mengalami keringat yang berlebihan. Sebelumnya pasien sudah ditangani oleh bidan dan diberi cairan NaCL 500cc dan susu. Riwayat gangguan kejiwaan tidak
dijumpai pada pasien ini.Objektif:
KU: sedang, mulut pasien berbau racun serangga, pasien tampak kesakitan pada bagian perut, dan berkeringat banyak
Vital Sign :
-
7/30/2019 Emergency Portofolio Franz
4/6
TD : 120/70mmHg
HR : 94 x/menit
RR : 20x/menit
Temp : 37,5oC
SL :
Kepala : Mata : conjungtiva palpebra inferior pucat (-/-)
Mulut : bau racun serangga, tampak bengkak dan merah pada kedua bibir
Hidung : NGT terpasang, keluar cairan lambung berbau racun serangga
Telinga : tidak dijumpai kelainan
Leher : tidak dijumpai kelainan
Toraks : Inspeksi : simetris fusiformis
Palpasi : SF kanan = kiri
Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : suara pernafasan : vesikuler
suara tambahan : -
Jantung : tidak dijumpai kelainan
Abdomen : Inspeksi : abdomen, simetris
Palpasi : soepel, hepar/lien : tidak teraba
-
7/30/2019 Emergency Portofolio Franz
5/6
Perkusi : timpani
Auskultasi : peristaltik (+) kesan meningkat
Inguinal : Pembesaran KGB (-)
Ekstremitas : Dalam batas normal
Assessment
Organofosfat adalah insektisida yang paling toksik diantara jenis pestisida lainnya dan sering menyebabkan keracunan pada orang. Organofosfat menghambat
aksi pseudokholinesterase dalam plasma dan kholinesterase dalam sel darah merah dan pada sinapsisnya. Enzim tersebut secara normal menghidrolisis
asetilkolin menjadi asetat dan kolin. Pada saat enzim dihambat, mengakibatkan jumlah asetilkolin meningkat dan berikatan dengan reseptor muskarinik dan
nikotinik pada system saraf pusat dan perifer. Hal tersebut menyebabkan timbulnya gejala keracunan yang berpengaruh pada seluruh bagian tubuh. Tanda dan
gejala yang timbul 12-24 jam pertama setelah terpapar termasuk: diare, urinasi, miosis, bronkospasma, bradikardi, mual muntah, peningkatan lakrimasi,
hipersalivasi dan hipotensi. Efek muskarinik menurut sistem organ termasuk pada kardiovaskular menimbulkan bradikardi, hipotensi; pada respirasi
menimbulkan bronkospasma, batuk, depresi saluran pernafasan; pada sistem gastrointestinal menimbulkan hipersalivasi, mual muntah, nyeri abdomen, diare;pada sistem genitourinaria menimbulkan inkontinensia urin; pada bagian mata menimbulkan keluhan mata kabur, miosis; pada kelenjar menimbulkan keluhan
lakrimasi yang meningkat, keringat berlebihan. Efek nikotinik menimbulkan fasikulasi otot, kram, lemah, dan gagal diafragma yang bisa menyebabkan paralisis
otot, dab efek nikotinik autonom termasuk hipertensi, takikardi, midriasis, dan pucat. Efek sistem saraf pusat menimbulkan emosi labil, insomnia, gelisah,
bingung, cemas, depresi salur nafas, ataksia, tremor, kejang, dan koma. Pada keadaan gawat darurat seperti ini harus dilakukan penanganan yang tepat dan
cepat terhadap penderita. Stabilisasi keadaan umum penderita dilakukan secara cepat baik dengan penilaian jalan nafas dan pemberian oksigen, juga
penanganan sirkulasi dengan pemasangan infus dan cairan juga dengan pemasangan NGT untuk mengeluarkan sisa organofosfat yang dapat diserap tubuh dan
mengiritasi lambung. Arang aktif 1g/kg BB harus diberikan secara rutin untuk menyerap toksikan yang masih tersisa di saluran cerna. Arang aktif harus
diberikan setelah pasien mengalami pengosongan lambung. Muntah yang dialami pasien perlu dikontrol untuk menghindari aspirasi arang aktif karena dapat
menimbulkan gangguan paru. Pada keadaan ini juga perlu dipersiapkan agen anti muskarinik seperti sulfas atropin atau pralidoksin. Atropin melawan tiga efek
yang ditimbulkan karena keracunan organofosfat pada reseptor muskarinik, yaitu bradikardi dan bronkospasme, sedangkan pralidoksin dapat mereaktivasi
enzim kholinesterase dengan membuang fosforil organofosfat dari sisi aktif enzim. Pada pasien dengan intoksikasi organofosfat yang paling ditakutkan adalah
timbulnya gagal nafas. Pada kasus ini penderita mengalami perbaikan keadaan umum menjadu stabil setelah diberikan oksigen, cairan intravena dan
dekontaminasi dengan menggunakan NGT yang diikuti dengan pemberian arang aktif. Perlu dijelaskan pada pasien dan keluarga pasien dilakukan pemeriksaan
laboratorium dan observasi untuk memantau keadaan klinis penderita. Konseling perlu dilakukan kepada penderita dan keluarganya agar kejadian seperti ini
tidak terulang lagi.
-
7/30/2019 Emergency Portofolio Franz
6/6
Plan
Diagnosis : Diagnosis dapat ditegakkan dengan gejala klinis dan anamnesa yang tepat, dimana terdapat riwayat meminum racun serangga sebelumnya
Pengobatan : dilakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan pada penderita ini dengan menstabilisasi keadaan umum, baik pernafasan, pemberian cairan, dan
dengan pemasangan NGT yang diikuti pemberian arang aktif 1g/kgBB setelah pengosongan lambung untuk menyerap toksin secara berkala. Persiapan sulfas
atropine dan jika tersedia pralidoksin harus segera dilakukan agar dapat digunakan apabila dibutuhkan. Pada kasus ini setelah pemasangan NGT dan pemberiankarbon aktif dan cairan penderita keadaannya berlangsung stabil.
Pendidikan : memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai kegawatdaruratan yang dialami, komplikasi apa yang mungkin terjadi dan
penanganan yang dapat dilakukan. Edukasi dan konseling kepada pasien dan keluarganya agar hal yang serupa tidak kembali terulang.
Konsultasi : dijelaskan kepada pasien dan keluarga pasien perlunya pemantauan secara komprehensif terhadap keadaan pasien sampai keadaan umumya stabil
dan baik. Berikan pengertian dan penjelasan kepada pasien dan keluarganya perlu dilakukan konsultasi dengan bagian kejiwaan untuk penanganan masalah
kejiwaan dan pendekatan yang mungkin diperlukan agar hal ini tidak terulang.
Kegiatan Hasil yang diharapkan
Keadaan Umum Pernafasan dan sirkulasi yang adekuat, tidak
adanya tanda gagal nafas
Laboratorium Parameter laboratorium dalam keadaan baik
Konsultasi ke bagian kejiwaan Pendekatan masalah kejiwaan secara
komprehensif