erysipelas

Upload: elchimreza

Post on 15-Oct-2015

97 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

erysipelas

TRANSCRIPT

Erysipelas

Abstract :Erysipelas are acute inflammation of the skin caused by Streptococcius haemolyticus group A, with the main symptoms of erythema is colored bright red and firm as well as unbounded symptoms accompanied by the constitution. The disease, which has similar with the diagnosis include ecthyma, celullitis and dermatitis venenata. Erysipelas must rest the body and treated with topical or oral way depending on the good the bad and the bacterial that cause.Keyword :erysipelas, ecthymaAbstrak :Erysipelas merupakan peradangan akut pada kulit yang disebabkan oleh Streptococcus haemolyticus grup A,dengan gejala utama eritema berwarna merah cerah dan berbatas tegas serta disertai gejala konstitusi. Penyakit yang mempunyai kemiripan dengan diagnosa ini antara lain ecthyma, selullitis dan dermatitis venenata. Erysipelas harus mengistirahatkan tubuh dan diobati dengan cara topikal maupun oral tergantung dari baik buruknya fase serta bakteri yang menyebabkan.Kata kunci : erysipelas,ecthymaPendahuluanErysipelas ( Erisipelas ) adalah infeksi akut pada kulit dan jaringan dibawah kulit yang sebagian besardisebabkan oleh bakteri Streptococcus hemolyticus grup A. Erysipelas dapat terjadi pada semua usia dan semua bangsa (ras), namun paling sering terjadi pada bayi, anak dan usia lanjut. Sekitar 85 % Erysipelas terjadi dikaki dan wajah, sedangkan sebagian kecil dapat terjadi di tangan, perut dan leher serta tempat lainnya. Erysipelas terjadi oleh penyebaran infeksi yang diawali dengan berbagai kondisi yang berpotensi timbulnya kolonisasi bekteri, misalnya: luka, koreng,infeksi penyakit kulit lain, luka operasi dan sejenisnya, serta kurang bagusnya hygiene.1

TujuanTujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah ilmu dan pengetahuan baik bagi penulis maupun bagi pembaca terhadap hal-hal yang berkaitan dengan penyakit erisipelas maupun penyakit yang mirip gejalanya seperti selulitis, ectyma dan dermatitis venenanta.Skenario kasusSeorang laki-laki 30 tahun, pekerja bangunan. Datang dengan keluhan terdapat luka kecil bernanah dikelilingi daerah kemerahan yang luas dan membengkak dibadan sejak 3 hari yang lalu.PembahasanAnamnesisAnamnesa merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk verbal dan non verbal mengenai riwayat penyakit pasien. Anamnesis bisa dilakukan secara Auto anamnesa yaitu anamnesa dilakukan pada pasien itu sendiri apabilapasien dalam kondisi sadar dan baik, Apabila pasien dalam kondisi tidak sadar atau kesulitanberbicara, serta pada bayi dan anak yang belum bisa berbicara dan sulit ditanyakan maka anamnesis dapat dilakukan secara Allo anamnesa melalui keluarga terdekat yangbersama pasien selama ia sakit.Tujuan utama anamnesis adalah untuk mengumpulkan semua informasi dasar yang berkaitan dengan penyakit pasien dan adaptasi pasien terhadap penyakitnya. Kemudian dapat dibuat penilaian keadaan pasien. Prioritasnya adalah memberitahukan nama, jenis kelamin, dan usia pasien, menjelaskan secara rinci keluhan utama, menjelaskan riwayat penyakit dahulu yang signifikan, riwayat keluarga, pengobatan dan alergi, temuan positif yang relevan dengan penyelidikan fungsional, dan menempatkan keadaan sekarang dalam konteksi situasi sosial pasien. Presentasi anamnesis harus mengarah pada keluhan atau masalah. Saat melakukan anamnesis, hindari penggunaan kata-kata medis yang tidak dimengerti oleh pasien.2Anamnesis yang dapat dilakukan sesuai sekenario, yaitu: Identitas pasien bertujuan untuk mengenal pasien (nama, usia sesuai skenario 30 tahun, pekerjaan tukang bangunan, dan alamat) Keluhan utama merupakan suatu keluhan pendorong si pasien untuk berobat kedokter (Sesuai skenario si pasien mengeluh ada luka kecil bernanah dikelilingi daerah kemerahan yang luas dan bengkak) Riwayat Penyakit Sekarang ini merupakan suatu faktor yang penting ditanyakan dengan detail untuk memudahkan dalam pemeriksaan dan diagnosis. (Bagaimana gejala yang ditimbulkan? Terasa panas, merah dan bengkak didaerah apa saja? Apa ada keluhan penyerta? Bagaimana keadaan di lingkungan bapak? Riwayat Penyakit Dahulu untuk menduga apa ada kemungkinan riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit sekarang. (dulu pernah sakit seperti ini juga tidak? Apa penderita DM? Mengkonsumsi obat golongan kortikosteroid?) Riwayat Keluarga untuk mengetahui apa dikeluarga ada yang punya sakit seperti ini juga tidak Riwayat Obat (Apa sebelumnya kesini sudah minum obat atau dioleskan ditempat yang dikeluhkan? Kalau sudah obat apa?)PemeriksaanPemeriksaan FisikUntuk dapat melakukan pemeriksaan kulit yang cermat serta teliti dan lengkap kita biasanya menerapkan prinsip inspeksi dan palpasi. Diperlukan penerangan yang baik untuk kita dapat melihat dengan cermat bagaimana bentuk lesinya, kemerahan serta bengkak. Lesi yang samar-samar tidak akan terlihat dengan penerangan yang tidak cukup baik. Setelah kita melihat bagaimana perubahan kulit baik warna, lesi, kemerehan serta bengkak. Selanjutnya yaitu periksa kulit penderita secara keseluruhan. Minta pasien untuk membuka bajunya mulai pemeriksaan dengan melihat pasien dari jarak jauh ini untuk melihat bagaiman penyebaran lesi-nya. Lalu selanjutnya setelah kita melihat perbedaannya jangan takut untuk meraba kulit penderita atau lesi yang terjadi, kita bisa menggunakan sarung tangan dan masker. Rabalah nodul/ papul, kerok setiap sisik yang didapat sehingga kita bisa melihat dasarnya. Bisa juga kita rentangkan kulit apakah kulit menjadi pucat atau tidakPada pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital,inspeksi dan palpasi. Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi pengukuran suhu, tekanan darah, frekuensi napas, dan frekuensi nadi. Pada inspeksi kulit yang dilakukan adalah observasi tampilan tampilan corak kulit, warna keseluruhan, varian warna, dan tampilan umum. Bau badan juga penting terutama bau yang tidak umum seperti bau apek atau asam,yang mengarah pada standar hygiene dan kerapian pasien. Perhatikan ada atau tidaknya gangguan pigmentasi, bintik-bintik, kutil, atau kulit terbakar. Warna kulit juga bervariasi secara normal pada bagian-bagian tubuh yang berbeda, meskipun warna keseluruhan harustetap rata, terutamadalam bagiantubuh.Kemudian lakukanobservasi lesi kulit,dengan memperhatikan morfologi, distribusi (penyebaran lesi), lokasi, dan konfigurasi atau pola.

Pada palpasi dilakukan pengkajian tekstur kulit, konsistensi, suhu, kelembapan, dan turgor dan memungkinkan evaluasi perubahan atau nyeri tekan lesi-lesi tertentu. Tekstur kulit adalah kehalusan atau kekasaran; konsistensi adalah perubahan pada ketebalan kulit atau kekerasan dan lebih berhubungan dengan perubahan yang berkaitandengan lesi.3Pada pemeriksaan klinis erisipelas didapatkan adanya macula eritematous yang agak meninggi, berbatas jelas, teraba panas dan terasa nyeri. Diatas macula eritematous dapat dijumpai vesikel. Penderita pun biasanya demam. Sesuai skenario diatas, pada pemeriksaan fisik kita bisa menemukan ada luka kecil bernanah dikelilingi daerah kemerahan yang luas dan membengkak di badan.Pemeriksaan Penunjang Lab darah, pada pemeriksaan laboratorium darah tepi erisipelas didapatkan leukositosis (15.000- 20.000). pada pemeriksaan urine ditemukan proteinuria dan hematuria bila telah ada komplikasi pada ginjal. Spesimen tes bakteriologis bisa diambil dari cairan vesikel atau erosi dari permukaan yang ulserasi. Disini untuk membuktikan jenis bakteri apa yang menyebabkan erisipelas. Kerokan kultur, dari tempat masuk bakteri, bula atau pustul namun pada daerah wajah sering ditemukan pada daerah hidung, tenggorokan maupun sinus. Hal ini bermanfaat khususnya bila dicurigai adanya infeksi jamur, atau mencari tungau skabies. Sedikit kerokan dari permukaan kulit akan mengangkat skuama. Skuama ini ditempatkan dikaca mikroskop, ditetesi dengan kalium hidroksida (KOH) 10% dan ditutup dengan kaca penutup. Didiamkan beberapa menit untuk melarutkan membran sel epidermis, sediaan siap diperiksa.Gambaran KlinisTerdapat gejala konstitusi seperti demam, malaise. Lapisan kulit yang diserang adalah epidermis dan dermis. Penyakit ini didahului trauma, karena itu biasanya tempat predileksinya di tungkai bawah. Kelainan kulit yang utama ialah eritema yang berwarna merah cerah, berbatas tegas dan pinggirnya meninggi dengan tanda-tanda radang akut. Dapat disertai edema, vesikel dan bula. Selepas 2-5 hari masa inkubasi timbul gejala mendadak seperti demam, menggigil, malaise dan mual. Beberapa jam atau sehari setelah itu, timbul pula eritema yang menyebar dengan cepat. Kadang-kadang terdapat bula yang timbul disekitar lesi seiring dengan menyebarnya plak eritema tadi. Lesi pada erisipelas berupa panas, tegang dan mempunyai batas yang tegas dengan bagian kulit yang sehat disertai dengan oedem. Terdapat leukositosis. Jika tidak diobati akan menjalar kesekitarnya terutama proksimal.3 Working DiagnosisErisipelasPeradangan akut pada kulit yang disebabkan oleh Streptococcus haemolyticus grup A,dengan gejala utama eritema berwarna merah cerah dan berbatas tegas serta disertai gejala konstitusi.4EtiologiBiasanya karena infeksi bakteri Streptococcus B hemolyticus grup A. Erisipelas diawali dengan berbagai kondisi bisa karena kondisi potensi yang menimbulkan bakteri seperti luka, koreng, infeksi penyakit lain, luka operasi dan sejenisnya serta kurang bagusnya hygiene. Dengan faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit biasanya itu karena orang-orang dengan kebersihan dan hygiene yang kurang lebih mudah terkena. Dan faktor kemungkinan lainnya seperti diabetes mellitus, infeksi saluran nafas atau gizi kurang serta melemahnya sistem imun juga lebih mudah terkena.

EpidemiologiBanyak pada anak-anak dan dewasa tidak ada perbedaannya, begitupun dengan frekuensinya laki-laki sama dengan wanita. PatofisiologiInokulasi bakteri ke daerah kulityang mengalami trauma merupakan peristiwa awal perkembangan dari erisipelas. Dengan demikian, faktor-faktor lokal, seperti insusfisiensi vena, statis ulserasi, dermatitis, gigitan serangga, dan sayatan bedah telah terlibat sebagai pintu masuknya kuman ke kulit. Sumber bakteri di erisepalas wajah sering bersumber dari nasofaring dan riwayat faringitis streptokokus baru-baru ini telah dilaporkan dalam kasus. Faktor predisposisi lainnya termasuk diabetes, penyalahgunaaan alkohol, infeksi HIV, sindrom nefrotik, kondisi penurunan sistem imun lain, dan tidak optimalnya higienis meningkatkan risiko erisipelas. Disfungsi limfatik subklinis adalah faktor resiko untuk erisipelas. Dalam erisipelas, infeksi dengan cepat menyerang dan menyebar melalui pembuluh limfatik. Kondisi ini akan memberikan manifestasi kerusakan kulit diatasnya dan pembengkakan kelenjar getah beningregional. Respon imunitas menjadi menurun dan memberikan optimalisasi bagi organisme untukberkembang.

Gambar 1. Lesi Erisipelas.4HistopatologiEpidermis tampak edematosa, sel-sel membengkak dan sebukan sel inflamasi serta polimorfonuklear. Pada dermis pelebaran pembuluh darah dan sebukan sel-sel radang.Diferrential DiagnosisEcthymaEcthyma merupakan pyoderma ulkus superfisialis yang menyerang epidermis dan dermis yang disebabkan oleh infeksi Streptococcus B hemolyticus membentuk ulkus dangkal yang ditutupi oleh krusta berlapis. Frekuensi terjadinya biasanya pada anak-anak lebih tinggi daripada dewasa, tidak ada perbedaan antara pria dan wanita. Faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit ini adalah suhu yang panas dan lembab, serta hygiene yang kurang baik dan malnutrisi. Gejala kliniknya keluhan awal yaitu gatal dan lesi awal berupa vesikel atau vesikopustula diatas kulit yang eritomatosa membesar dan pecah membentuk krusta tebal dan kering yang sukar dilepas dari dasarnya. Jika krusta lepas terdapat ulkus dangkal. Jika keadaan umum baik akan sembuh sendiri dalam waktu 3 minggu, meninggalkan jaringan parut yang tidak berarti, jika keadaan umum buruk dapat menjadi gangren. Patogenesisnya Staphylococcus aureus memproduksi beberapa toksin untuk membantu perlekatan bakteri dengan sel host.Pada pemeriksaan kulit biasa tempat lokalisasinya itu ada di ekstremitas bawah khususnya os tibia dan dorsum pedis serta wajah dan ketiak. Lalu gambaran histopatologinya peradangan dalam dengan infiltrasi PMN dan pembentukan abses mulai dari folikel pilosebasea. Pada dermis ujung pembuluh darah melebar dan terdapat serbukan sel PMN. Penatalaksanaan non medika mentosanya umumnya memperbaiki hygiene dan kebersihan. Kalau medika mentosa jika lesi sedikit diberi salep kloramfenikol 2% , jika luas diberi antibiotic sistemik penisilin 600.000-1,5jt IU intramuscular selama 5-10 hari. Terapi topikal dengan kompres terbuka larutan rivanol 1% untuk melunakkan krusta dan membersihkan . Prognosis baik.5

Gambar 2. Lesi ecthyma.4SelulitisMerupakan infeksi bakteri pada jaringan subkutan yang biasanya pada orang-orang normal yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes atau Streptococcus aureus.1 Selulitis umumnya terjadi akibat komplikasi suatu luka/ulkus atau lesi kulit yang lain, namun dapat terjadi secara mendadak pada kulit yang normal terutama pada edema limfatik,renal atau hipostatik. Gambaran kliniknya tergantung akut/tidaknya infeksi. Umumnya pada semua bentuk ditandai dengan kemerahan yang batasnya tidak jelas, nyeri tekan dan pembengkakan. Pada pemenksaan klinis selulitis : adanya makula eritematous, tepi tidak meninggi, batas tidak jelas, edema, infiltrat dan teraba panas. 5Tujuan terapi adalah untuk eradiksi infeksi secepat mungkin dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Pemilihan antimikroba didasarkan pada kuman penyebab. Bila diduga selulitis disebabkan oleh streptokokus, yang hanya dapat diobati dengan penisilin, maka mulailah dengan memberi benzil penisilin intravena. Bila tungkai terserang, istirahat ditempat tidur merupakan hal yang penting dalam pengobatan. Bila berkembang menjadi nekrosis jaringan luas, maka perlu dilakukan tindakan bedah untuk mengngangkat jaringan nekrotik (debridement). Keadaan yang sangat parah dimana terjadi selulitis yang dalam yang juga mengenai fascia dan otot disebut necrotizing fascilitis. Beberapa pasien mengalami selulitis yang sering kambuh dimana setiap episode merusak saluran limfe yang kemudian akan menyebabkan edema. Kasus ini biasa diatasi dengan memberikan penisilin v oral untuk pencegahan atau eritromisin untuk mencegah terjadinya serangan lanjut.

Gambar 3. Selulitis.4Dermatitis VenenataDermatitis venenata adalah dermatitis kontak iritan yang disebabkan oleh terpaparnya bahan iritan dari beberapa tanaman, bahan kimia seperti deterjen,pelumas, serbuk kayu juga karena serangga. Penyakit ini paling banyak ditemukan pada golongan pekerja, dan bisa menyerang siapa saja tidak mengenal golongan umur,ras dan jenis kelamin. Pekerja yang memiliki resiko besar untuk terpapar ada pekerja industri, pegawai rumah sakit, pekerja di gudang. Pada dermatitis ini ada beberapa pengklasifikasian yaitu DKI akut, lambat akut dan kumulatif. Pada DKI akut yang menyebabkan adalah iritan kuat seperti larutan asam sulfat yang langsung menimbulkan reaksi, intensitas reaksi sebanding dengan lamanya kontak pada iritan. DKI lambat akut biasanya itu disebabkan karena adanya iritan pada serangga yang bersifat aktif pada malam harinya kelihatan gejala klinis dan nampak baru pada pagi harinya sedangkan DKI kumulatif ini merupakan suatu yang paling sering terjadi, kontak dengan iritan tidak hanya sekali namun sering yaitu berulang-ulang bahkan bisa sampai berminggu-minggu. Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi maupun fisis. Gejala klinis yang terjadi pun sangat beragam tergantung dengan kontak iritan yang terkait. Kelainan kulit bergantung pada stadium penyakit, pada stadium akut tampak eritema,edema, vesikel, eksudasi sehingga nampak basah. Stadium sub akut eritem berkurang eksudat kering menjadi krusta. Sedangkan pada kronis nampak skuama, lalu erosi /ekskoriasi karena garukan. Penatalaksanaan non medika mentosa adalah dengan menghindari kontak iritan, medika mentosanya topikal bisa dikompres dengan larutan NaCl 0,9% dan sistemik bisa menggunakan kortikosteroid hanya untuk kasus berat dan waktu singkat prednisolon dewasa 5-10mg/dosis/2-3 sehari, anak-anak 1mg/KgBB/hari. Antihistamin chlorpeniramine maleat dewasa 3-4mg/dosis, anak 0,09 mg/KgBB. Prognosis kalau akut baik jika penyebabnya diketahui dan dihilangkan, untuk kronis tidak pasti.6 PenatalaksanaanNon Medika MentosaIstirahat, bila keluhan ada dikaki bisa melakukan elevasi dengan cara meninggikan tungkai.7 Medika MentosaPenatalaksanaan secara medikamentosa, pada erysipelas seperti benzatin penisilin diberikan IM atau penisilin oral 7-10 hari dapat berlangsung cepat dan efektif namun jika telah terjadi resisten penislin ada pilihan lain yaitu sefalosporin. Perbaikan kondisi umum terjadi dalam 24 sampai 48 jam, namun resolusi lesi cutaneus mungkin memerlukan beberapa hari. Pengobatan dengan antibiotik yang kuat harus dilanjutkan selama minimal 10 hari. Erytromicin juga berkhasiat untuk mencegah kekambuhan, meskipun beberapa streptococci ditemui resisten terhadap macrolide. Secara lokal, lakukan kompres dengan larutan antispetik. Bila sudah terdapat bula, akan lebih mungkin memerlukan rawat inap dengan antibiotik intravena. Pengobatan sistemik adalah antibiotic, topical diberikan kompres terbuka dengan larutan antiseptic. Jika terdapat edema diberikan antidiuretika.8KomplikasiBila tidak diobati atau diobati tetapi dosis tidak adekuat, maka kuman penyebab erysipelas akan menyebar melalui aliran limfe sehingga terjadi abses subkutan, septikemi dan infeksik organ lain (nefritis). Pengobatan dini dan adekuat dapat mencegah terjadinya komplikasi supuratif dan non supuratif. Erysipelas cenderung rekuren pada lokasi yang sama, mungkin disebab kan oleh kelainan imunologis, tetapi factor predisposisi yang berperan pada serangan pertama harus dipertimbangkan sebagai penyebab misalnya obstruksi limfatik akibat mastek tomiradikal (merupakan factor predidposisi erispelas rekuren). Komplikasi erisipelas yang penting adalah Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokok. Penyebaran jauh streptokok dapat menyebabkan bursitis, endokarditis bakterial subakut, mediastinitis, dan abses retrofaring.

PrognosisUmumnya baik, akan tetapi apabila sudah terjadi komplikasi dapat mengancam jiwa. Sebagian besar kasus sembuh dengan penggunaan antibiotic tanpa gejala sisa . Butuh beberapa minggu untuk kembali sembuh normal. Pencegahan Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi teratur dan menggunakan sabun atau shampoo yang mengandung antiseptik, agar kuman patogen secepatnya hilang dari kulit Mengatasi faktor predisposisi Mengusahakan tidak terjadinya kerusakan kulit atau bila telah terjadi kerusakan kulit berupa luka kecil maka segera dirawat dan diobatiKesimpulanErysipelas merupakan suatu penyakit peradangan akut pada kulit yang disebabkan oleh Streptococcus haemolyticus grup A. Yang biasanya memiliki ciri-ciri eritema berwarna merah cerah dan berbatas tegas dan bisa disertai gejala konstitusi. Dan didahului oleh trauma. Daftar Pustaka1. Habif T. Clinical dermatology. 4thed. Jakarta: A color guide to diagnosis and therapy;2003.h.273.2. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga; 2005. h.55.3. Morton PG. Panduan pemeriksaan kesehatan. Jakarta:EGC;2005.h.107-11. 4. Bolognia JL, Rapini RP. Dermatology. 2nded. Jakarta: colleman;2008.h.262.5. Graham R, Burns BT. Dermatologi.8thed. Jakarta: EMS;2005.h.19.6. Pohan SS, Hutomo MM, Sukanto H. Pedoman diagnosis dan terapi. Pusat penerbitan Universitas Airlangga;2005.h.5-8.7. Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 6thed. Jakarta: Fakultas kedokteran Universitas Indonesia;2010.h.61.8. Nah YK, Arif A, Rumawas MA, Angelia F. Buku ajar farmakoterapi. Jakarta: Fakultas kedokteran UKRIDA;2013.h.3.

11