Slide 1

Endothraceal Intubation and Outcome in High-Risk Acute Myocardial Infarction undergoing Primary Angioplasty*Journal ReviewScholastyka Febrylla (I11111012)Isma Resti Pratiwi (I11111029)

SMF Anestesiologi RSUD dr Abdul Aziz SingkawangPeriode September Oktober 2015*Francesco Tomassini*, Andrea Gagnor, Nicol Montali, Alfonso Gambino, Mario Bollati, Vincenzo Infantino and Ferdinando VarbellaPendahuluanInfark miokard akut (IMA) merupakan salah satu penyebab tersering dari penyakit yang mengancam nyawa.

Salah satu tatalaksana ialah penggunaan dini strategi reperfusi dengan angioplasty primer (percutaneous coronary intervention / PCI).

Beberapa pasien ini memerlukan intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanis invasif.

Prognosis?

TujuanMenilai karakteristik klinis dan kematian di rumah sakit pada suatu populasi pasien dengan IMA komplikasi yang menjalani PCI dan memerlukan intubasi endotrakeal (ETI) vs tidak memerlukan intubasi endotrakeal (No ETI) Mengevaluasi resiko intubasi endotrakeal itu sendiri sebagai prediktor kematian independen.

Metodesemua pasien konsekutif dengan AMI yang dibawa ke rumah sakit antara September 2001 dan Juni 2010, dan ditatalaksana dengan PCI primer dalam 12 jam setelah onset gejala

IMA didefinisikan sebagai nyeri dada khas yang berakhir lebih dari 30 menit berhubungan dengan elevasi segmen ST >0,1 mV di 2 lead elektrokargiogram yang bersebelahan atau dengan left bundle branch block.

Syok kardiogenik dedifinisikan sebagai tekanan darah sistolik