fikosianin_veronika kris hapsari_12.70.0059_c6_unika soegijapranata

22
1. HASIL PENGAMATAN Hasil pengamatan Fikosinain (Pewarna Alami dari “Blue Green Microalga” Sprirulina) dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil pengamatan Fikosinain (Pewarna Alami dari “Blue Green Microalga” Sprirulina) Ke l Berat Biomassa Kering (g) Jumlah Aquades yang Ditambahkan (ml) Total Filtrat yang Diperoleh (ml) OD 615 OD 652 KF (mg/m l) Yiel d (mg/ g) Keterangan Warna Sebelum Dioven Setelah Dioven C1 8 100 50 0,83 48 0,43 43 0,118 0,73 8 Biru tua Biru muda C2 8 100 50 0,83 34 0,43 37 0,118 0,73 8 Biru tua Biru muda C3 8 100 50 0,83 24 0,43 36 0,117 0,73 1 Biru tua Biru muda C4 8 100 50 0,83 17 0,43 35 0,117 0,73 1 Biru tua Biru muda C5 8 100 50 0,83 13 0,43 36 0,117 0,73 1 Biru tua Biru muda C6 8 100 50 0,83 0,43 0,117 0,73 Biru tua Biru muda

Upload: reed-jones

Post on 26-Dec-2015

22 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Fikosianin merupakan pigmen yang dihasilkan oleh Spirulina. Fikosianin memiliki warna biru dan dapat digunakan sebagai pewarna alami

TRANSCRIPT

Page 1: Fikosianin_Veronika Kris Hapsari_12.70.0059_C6_UNIKA SOEGIJAPRANATA

1. HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan Fikosinain (Pewarna Alami dari “Blue Green Microalga” Sprirulina) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil pengamatan Fikosinain (Pewarna Alami dari “Blue Green Microalga” Sprirulina)

KelBerat

Biomassa Kering (g)

Jumlah Aquades yang Ditambahkan

(ml)

Total Filtrat yang Diperoleh

(ml)OD615 OD652

KF (mg/ml)

Yield (mg/g)

Keterangan WarnaSebelum Dioven

Setelah Dioven

C1 8 100 50 0,8348 0,4343

0,118 0,738 Biru tua Biru muda

C2 8 100 50 0,8334 0,4337

0,118 0,738 Biru tua Biru muda

C3 8 100 50 0,8324 0,4336

0,117 0,731 Biru tua Biru muda

C4 8 100 50 0,8317 0,4335

0,117 0,731 Biru tua Biru muda

C5 8 100 50 0,8313 0,4336

0,117 0,731 Biru tua Biru muda

C6 8 100 50 0,8313 0,4332

0,117 0,731 Biru tua Biru muda

Dari tabel 1, dapat dilihat bahwa kelompok C1 hingga C6 memiliki berat biomassa kering yang sama yaitu sebesar 8 gram. Dengan jumlah

aquades yang ditambahkan sebanyak 100 ml dan total filtrat yang diperoleh sebanyak 50 ml. Nilai absorbansi OD615, OD652, nilai

Konsentrasi Fikosianin, dan nilai Yeild kelompok C1 hingga C6 hampir sama. Dimana semakin tinggi nilai OD 615 maka semakin tinggi

pula nilai OD652. Dan nilai Konsentrasi Fikosianin juga berbanding lurus dengan nilai Yield, artinya semakin tinggi nilai Konsentrasi

Page 2: Fikosianin_Veronika Kris Hapsari_12.70.0059_C6_UNIKA SOEGIJAPRANATA

Fikosianin maka semakin tinggi pula nilai Yield. Untuk perubahan warna fikosianin yang terjadi sebelum dan sesudah dioven, semua

kelompok menunjukkan hasil yang sama. Dimana warna sebelum dioven adalah biru tua, sedangkan warna sesudah oven adalah biru muda.

Page 3: Fikosianin_Veronika Kris Hapsari_12.70.0059_C6_UNIKA SOEGIJAPRANATA

2. PEMBAHASAN

Pada praktikum fikosianin ini dilakukan untuk mengisolasi pigmen dari fikosianin dan

membuat pewarna bubuk dari fikosianin. Fikosianin adalah salah satu pigmen dari

Spirulina yang memiliki fungsi untuk menyimpan protein dan sebagai antioksidan.

Didalam spirulina mengandung fikobilisom sebagai protein kompleks yang tersusun

atas polipeptida yang dinamakan fikobiliprotein. Memiliki dua biliprotein yaitu

fikosianin dan alofikosianin (Boussiba dan Richmond,1980; Romay et al., 2003).

Fikosianin sebagai biliprotein ini dapat menghambat pembentukan koloni kanker

(Kabinawa, 2006). Mengandung protein fikosianin berwana hjau biru sehingga sering

disebut blue green algae. Spirulina adalah organisme bersel tunggal (mikroskopis) yang

termasuk dalam Cyanobacteria, memiliki filament spiral dan dapat dikonsumsi menjadi

bahan pangan (Achmadi et al. 2002). Warna hijau tua berasal dari klorofil dalam jumlah

yang tinggi. Habitat hidup spirulina adalah di perairan danau yang bersifat alkali dan

suhu hangat di wilayah tropis (Tietze, 2004).

Klasifikasi Spirulina menurut Bold and Wyne (1978) :

Kingdom : Prorista

Divisi : Cyanophyta

Kelas : Cyanophyceae

Ordo : Npstocales

Famili : Oscilatoriaceae

Genus : Spirulina

Spesies : Spirulina sp

Page 4: Fikosianin_Veronika Kris Hapsari_12.70.0059_C6_UNIKA SOEGIJAPRANATA

Bahan utama yang digunakan dalam praktikum ini adalah biomassa spirulina kering,

aquades, dan dekstrin. Spirulina banyak diproduksi secara massal dengan cara

dikeringkan, sebagai contoh apa pula yang dikemas dalam bentuk kapsul digunakan

untuk suplemen makanan manusia (Abdel-Tawwab et al., 2008). Mikroorganisme ini

berukuran 3,5-10 mikron dan memiliki filamen berbentuk spiral dengan diameter 20-

100 mikron. Spirulina ini sangat baik untuk tubuh karena mengandung asam amino

sebanyak 62% dan sebagai sumber vitamin B12 (Estrada et al., 2001; Kozenko dan

Henson, 2010). Memiliki kelebihan yaitu mengandung betakaroten yang tinggi, sebagai

antioksidan, dan mengandung fikosianin (blue green). Dengan adanya pigmen

fikosianin ini maka makanan yang di campur dengan spirulina akan memiliki warna

alami dan memiiki potensi sebagai antioksidan. Produksi fikosianin oleh spirulina ini

dipengaruhi oleh pengumpulan biomassa, metode ekstraksi, dan media tumbuhnya,

sehingga kemungkinan dengan media kultur yang berbeda akan memberikan kadar

fikosianin yang berbeda pula (Achmadi et al. 2002). Menurut Ortega-Carto (1993),

spirulina mengandung makromineral seperti P, Na, K, Mg, Ca, dan trace element Fe,

Mn, Zn, Cu, Ni, Co, C, PB, Cd, dan mengandung vitamin B dari B1 hingga B12. Selain

itu, menurut Henrikson (2009), spirulina mengandung 4-7% lipid atau lemak dan

sebagian besar dalam bentuk asamlemak esensial. Setiap 10 gram dari spirulina

mengandung 225 mg asam lemak esensial bentuk linoleat dan gamma linolenic acid

(GLA).

Mula-mula biomassa spirulina dimasukkan ke dalam Erlenmeyer sebanyak 8 gram, lalu

dilarutkan dengan aqua destilata perbandingan 2 : 25 (8 gram spirulina dengan 100 ml

aquades). Pemilihan pelarut harus sesuai, hal ini bertujuan supaya hasil ekstraksi dapat

menarik komponen aktif dari campuran sampel. Spirulina kering terdiri atas

fikobiliprotein dan protein lain yang termasuk senyawa polar sehingga larut dalam

pelarut polar contohnya aquades / air (Sedjati et al, 2012). Keuntungan penggunaan

pelarut air dibanding dengan pelarut lain adalah lebih aman, lebih mudah dan dapat

menarik zat-zat aktif dalam spirulina. Pigmen dapat dipengaruhi oleh cahaya, suhu, pH,

oksigen, dan pelarut alkohol. Jika digunakan metanol sebagai pelarut akan bersifat

Page 5: Fikosianin_Veronika Kris Hapsari_12.70.0059_C6_UNIKA SOEGIJAPRANATA

toksik. Maka digunakanlah pelarut aquades yang tidak memiliki aktivitas toksik dan

memiliki nilai ekonomis yang lebih murah (Jos et al., 2011).

Kemudian diaduk dengan stirrer selama kurang lebih 2 jam yang bertujuan untuk

menghomogenkan larutan. Lalu di sentrifugasi 5000 rpm selama 10 menit hingga

diperoleh endapan dan supernatant (cairan berisi fikosianin). Penggunaan sentrifugasi

untuk mendapatkan endapan sudah benar dan sesuai teori dari Gaman & Sherrington

(1994) yang menyatakan bahwa, padatan pada suatu larutan dapat diendapkan dengan

cara di sentrifugasi. Endapan yang terbentuk pada dasar tabung sebagai akibat dari

proses sentrifugasi karena ketika proses setrifugasi sedang berlangsung terjadi proses

pemusingan dengan cara memutar larutan dalam sentrifuge (alat pemusing) sehingga

partikel yang lebih berat akan terlempar keluar, sedangkan partikel yang lebih ringan

akan tetap tinggal di pusat. Setelah itu, supernatan yang di peroleh diukur kadar

fikosianinnya menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 615 nm dan

652 nm. Hal ini sesuai dengan teori dari (Silviera et al, 2007) yang mengatakan bahwa

pengukuran dari pigmen fikosianin menggunakan alat spektrofotometer. Supernatant

yang dihasilkan dari proses ekstraksi ini dilakukan pengukuran Optical Density (OD)

dengan panjang gelombang 615 nm dan 652 nm.

Kemudian supernatan ditambah dekstrin dengan perbandingan 1 : 1,25 (8 ml

supernatant dengan 10 gram dekstrin). Setelah tercampur rata, dituang ke dalam wadah

loyang yang dapat digunakan sebagai alas untuk proses pengeringan. Lalu di oven

dengan suhu 45C hingga kering kurang lebih mencapai kadar sekitar 7%. Untuk

mengetahuinya tidak diukur kadar airnya, cukup di ambil menggunakan spatula dan

dilihat kering atau masih gempal. Setelah membentuk adonan kering yang gempal,

dihancurkan hingga terbentuk powder. Pengukuran fikosianin meliputi penghitungan

kadar fikosianin, yield, dan warna fikosianin sebelum maupun sesudah di oven. Untuk

mengetahui kadar fikosianin dan yield (mg/g) dihitung menggunakan rumus :

Page 6: Fikosianin_Veronika Kris Hapsari_12.70.0059_C6_UNIKA SOEGIJAPRANATA

Konsentrasi Fikosianin / KF (mg /ml )=¿OD615-0,474 ( OD652 )

5,34

Yield (mg / g)=KF x Vol (Total Filtrat)Berat biomassa (g)

Tujuan pengovenan pada suhu 45C adalah untuk mencegah degradasi fikosianin,

karena salah satu faktor yang mempengaruhi pigmen fikosianin adalah suhu (Jos et al.,

2011). Dekstrin adalah polisakarida hasil dari hidrolisis pati oleh enzim-enzim tertentu

atau hidrolisis asam, memiliki warna putih hingga kuning. Dekstrin ini dibuat dengan

cara memutus rantai panjang pati oleh enzim sehingga molekulnya lebih pendek (6-10

unit glukosa), memiliki rumus molekul (C6H10O5)n. Ketika rantai berkurang maka akan

menyebabkan sifat pati yang tidak larut air akan menjadi mudah larut dalam air.

Dekstrin memiliki struktur berbentuk spiral yang akan menyebabkan flavor

terperangkap didalamnya. Kegunaan dari dekstrin ini adalah mencegah kehilangan

komponen volatile selama pengolahan. Memiliki viskositas yang rendah sehingga

cenderung aman digunakan dalam jumlah yang besar. Aplikasi dari dekstrin ini adalah

sebagai bahan pengisi (filler) sehingga dapat meningkatkan berat produk (Reynold,

1982). Pada praktikum ini tujuan penambahan dekstrin adalah untuk mempercepat

proses pengeringan dan mencegah kerusakan yang akibatkan oleh panas. Dekstrin juga

dapat berfungsi untuk pelapis komponen flavor dan meningkatkan volume padatan

(Murtala, 1999). Dekstrin lebih stabil terhadap suhu panas sehingga dapat mencegah

kehilangan senyawa volatile dan senyawa lain yang peka terhadap panas contohnya

fikosianin (Fennema, 1976).

Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa berat biomassa kering sebanyak 8 gram,

jumlah aquades yang ditambahkan sebanyak 100 ml, dan total filtrat yang diperoleh

sebanyak 50 ml. Nilai absorbansi OD615, OD652, nilai Konsentrasi Fikosianin, dan nilai

Yeild kelompok C1 hingga C6 hampir sama. Dimana semakin tinggi nilai OD615 maka

semakin tinggi pula nilai OD652. Dan diikuti juga dengan peningkatan nilai Konsentrasi

Fikosianin dan nilai Yield, artinya semakin tinggi nilai absorbansi OD615, OD652 maka

semakin tinggi pula nilai Konsentrasi Fikosianin dan nilai Yield. Untuk perubahan

Page 7: Fikosianin_Veronika Kris Hapsari_12.70.0059_C6_UNIKA SOEGIJAPRANATA

warna fikosianin yang terjadi sebelum dan sesudah dioven, semua kelompok

menunjukkan hasil yang sama. Dimana warna sebelum dioven adalah biru tua,

sedangkan warna sesudah oven adalah biru muda. Hal ini sesuai dengan dengan teori

Syah et al. (2005) yang menyatakan bahwa spirulina mampu menghasilkan pigmen

fikosianin berwarna biru. Menurut Kabinawa (2006), spirulina memiliki konsentrasi

pigmen atau zat warna berupa klorofil a (hijau) sebesar 0,8 – 1,5%, karotenoid (oranye)

sebesar 0,65%, betakaroten (oranye-merah) sebesar 28%, fikosianin (biru) sebesar 20%,

dan xanthofil sebesar 0,69%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pigmen fikosianin

merupaka pigmen terbesar yang dimiliki oleh spirulina.

Sampel kelompok C1 hingga kelompok C6 mendapat perlakuan yang sama, namun

hasil nilai absorbansi OD615 dan OD652 menunjukkan berbedaan. Hal ini disebabkan

karena pigmen spirulina dipengaruhi oleh cahaya, suhu, pH, oksigen, dan pelarut

organik. Sehingga menyebabkan nilai absorbansi yang berbeda walaupun sampel

mendapat perlakuan yang sama. Selain itu, disebabkan karena penggunakan pelarut air

dapat menyebabkan ketidakstabilan warna karena sifat air yang sensitif terhadap suhu

dan pH (Jos et al., 2011). Hal ini sesuai dengan teori dari Estrada et al (2001) yang

mengatakan bahwa fikosianin memiliki sifat yang sensitif terhadap cahaya sehingga

dibutuhkan perlakuan khusus untuk menghindari perubahan warna. Fikosianin juga

sensitive terhadap panas, tidak stabil pada pH rendah. Tetapi fikosianin memiliki

beberaa kelebihan dibanding warna biru sintesis antara lain tahan terhadap oksidasi dan

lebih aman dari segi kesehatan karena dapat berfungsi sebagai antioksidan.

Fikosianin memiliki struktur rantai tetraphyrroles terbuka yang mempunyai

kemampuan untuk menangkap radikal bebas. Struktur chromophores (tetraphyrroles

terbuka ) sangat mirip dengan struktur yang dimiliki bilirubin. Bilirubin adalah

antioksidan yang mampu mengikat radikal peroksi dengan cara mendonorkan atom

hidrogen yang terikat pada atom C ke 10 pada molekul tetraphyrroles (Romay et al,

1998).

Page 8: Fikosianin_Veronika Kris Hapsari_12.70.0059_C6_UNIKA SOEGIJAPRANATA

Menurut jurnal dari Wenjun Song, Cuijuan Zhao, and Suying Wang (2013) mengatakan

bahwa fikosianin adalah komponen terbesar dari fikobiliprotein spirulina. Fikosianin

memiliki berat molekul 140-210 kDa. Absorbansi maksimal dari fikosianin adalah

sekitar 610 sampai 620 nm yang memberikan warna biru tua. Kegunaan dari fikosianin

ini adalah sebagai bahan makanan alami yang memberikan nutrisi. Metode ekstraksi

fikosianin dalam penelitian jurnal ini sedikit berbeda dengan metode praktikum.

Dimana metode ekstraksi fikosianin dalam penelitian jurnal ini dilakukan dengan cara

melarutkan spirulina kering ke dalam larutan Tris HCl buffer. Kemudian diinkubasi

selama 1 jam pada suhu 30C. lalu disentrifugasi untuk memisahkan padatan dan cairan.

Menurut jurnal dari Raziye Ozturk Urek, Leman Tarhan. (2012), Spirulina sp dapat

menjadi sumber protein sel tunggal karena memiliki kandungan vitamin, mineral,

protein, dan polyunsaturated fatty acid. Spirulina maxima memiliki ketahanan terhadap

nitrat. Antioksidan enzimatis maupun non enzimatis memiliki potensi yang dapat

digunakan sebagai obat-obatan maupun makanan.

Menurut jurnal dari Yong Chang Seo, Woo Seok Choi, Jong Ho Park, Jin Oh Park,

Kyung-Hwan Jung and Hyeon Yong Lee (2013), mengatakan bahwa Spirulina plantesis

mengandung asam nukleat yang rendah. Memiliki kandungan 55%–70% protein, 6%–

9% lemak, dan 15%–20% karbohidrat, kaya akan vitamin mineral, serat, dan juga

pigmen. Termasuk dalam golongan alkali halobacteria yang hidup di danau tropis dan

subtropis. Pada penelitian jurnal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pengekstraksian dengan tekanan tinggi dan tekanan rendah untuk melihat kestabilan dari

fikosianin. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa proses ekstraksi tekanan tinggi

dengan heksana diperoleh fikosianin yang relatif stabil, langkah dan waktu juga lebih

singkat.

Page 9: Fikosianin_Veronika Kris Hapsari_12.70.0059_C6_UNIKA SOEGIJAPRANATA

Menurut jurnal dari J. Devanathan and N. Ramanathan (2012), mengatakan bahwa

pigmen dari spirulina dapat digunakan untuk kosmetik, farmasi, dan industri makanan.

Fikosianin adalah pigmen berwarna biru yang digunakan untuk pewarna makanan

maupun minuman. Dengan begitu banyak manfaat yang diperoleh dari penggunaan

spirulina maka semakin banyak pembudidayaan yang dilakukan. Penelitian dalam

jurnal ini menunjukkan bahwa air laut memiliki potensi untuk mengembangkan

Spirulina plantesis menggunakan kotoran ayam kering.

Menurut jurnal dari Rachen Duangsee, Natapas Phoopat and Suwayd Ningsanond

(2009) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pH dan temperature terhadap

kestabilan dari fikosianin. Dari hasil penelitian diketahui bahwa fikosianin stabil pada

pH diatas 5 dan bentuk fikosianin parsial pada pH dibawah 5. Sedangkan pemanasan

akan menyebabkan ketidakstabilan fikosianin pada pH diatas 5 dan pH dibawah 3.

Page 10: Fikosianin_Veronika Kris Hapsari_12.70.0059_C6_UNIKA SOEGIJAPRANATA

3. KESIMPULAN

Fikosianin adalah salah satu pigmen dari Spirulina berwarna hijau biru yang

memiliki fungsi untuk menyimpan protein dan sebagai antioksidan.

Spirulina mengandung fikobilisom sebagai protein kompleks yang tersusun atas

polipeptida yang dinamakan fikobiliprotein.

Spirulina memiliki dua biliprotein yaitu fikosianin dan alofikosianin.

Spirulina adalah organisme bersel tunggal (mikroskopis) yang termasuk dalam

Cyanobacteria, memiliki filament spiral

Warna hijau tua berasal dari klorofil dalam jumlah yang tinggi.

Habitat hidup spirulina adalah di perairan danau yang bersifat alkali dan suhu hangat

di wilayah tropis.

Spirulina mengandung asam amino sebanyak 62% dan sebagai sumber vitamin B12.

Spirulina kering terdiri atas fikobiliprotein dan protein lain yang termasuk senyawa

polar sehingga larut dalam pelarut polar contohnya aquades / air.

Keuntungan penggunaan pelarut air dibanding dengan pelarut lain adalah lebih aman,

lebih mudah dan dapat menarik zat-zat aktif dalam spirulina.

Pigmen dapat dipengaruhi oleh cahaya, suhu, pH, oksigen, dan pelarut alkohol.

Supernatant yang dihasilkan dari proses ekstraksi ini dilakukan pengukuran Optical

Density (OD) dengan panjang gelombang 615 nm dan 652 nm.

Dekstrin adalah polisakarida hasil dari hidrolisis pati oleh enzim-enzim tertentu atau

hidrolisis asam, memiliki warna putih hingga kuning.

Dekstrin lebih stabil terhadap suhu panas sehingga dapat mencegah kehilangan

senyawa volatile dan senyawa lain yang peka terhadap panas contohnya fikosianin.

Kegunaan dari dekstrin ini adalah mencegah kehilangan komponen volatile selama

pengolahan.

Penggunakan pelarut air dapat menyebabkan ketidakstabilan warna karena sifat air

yang sensitif terhadap suhu dan pH.

Fikosianin memiliki sifat yang sensitif terhadap cahaya sehingga dibutuhkan

perlakuan khusus untuk menghindari perubahan warna.

Fikosianin stabil pada pH diatas 5 dan bentuk fikosianin parsial pada pH dibawah 5.

Page 11: Fikosianin_Veronika Kris Hapsari_12.70.0059_C6_UNIKA SOEGIJAPRANATA

Fikosianin sensitif terhadap panas, tidak stabil pada pH rendah tetapi tahan terhadap

oksidasi (antioksidan).

Pigmen dari spirulina dapat digunakan untuk kosmetik, farmasi, dan industri

makanan.

Semarang, 12 September 2014

Praktikan Asisten Dosen:

- Agita Mustikahandini

Veronika Kris Hapsari

12.70.0059

Page 12: Fikosianin_Veronika Kris Hapsari_12.70.0059_C6_UNIKA SOEGIJAPRANATA

4. DAFTAR PUSTAKA

Abdel-Tawwab M, Ahmad MH, Abdel-Hadi YM, Seden MEA. (2008). Use of Spirulina (Arthrospir platensis) as a growth and immunity promoter for nile tilapia,Oreochromis niloticus (L.) fry challenged with pathogenic Aeromonas hydrophila. 8th International Symposium on Tilapia in Aquaculture. 1015-1032.

Achmadi, Suminar S, Jayadi, Panji. (2002). Produksi Pigmen oleh Spirulina platensi yang Ditumbuhkan Pada Media Limbah Lateks Pekat. J. Hayati of Biosci. Vol 9 : 1-6.

Bold,H.C, Dan Wynne,M.J. (1978), Introduction to The Algae. Second Edition, Pretice-Hall Mc. Engelwood Cliffs, New York.Boussiba S, Richmond AE. (1979). Isolation and characterization of phycocyanin from theBlue Green Alga Spirulina platensis. Arch Microbiol 120 : 155-159.

Estrada JEP, Bermejo Besco´s P, Villar del Fresno AM. (2001). Antioxidant activity of different fractions of Spirulina platensis protean extract. Il Farmaco 56 : 497–500.

Fennema, O.R. (1976). Principles of Foods Science. Marcel Dekker. Inc. New York.

Gaman, P. B. & K. B. Sherrington. (1994). Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi, dan Mikrobiologi, Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Henrikson, R. (2009). Earth Food Spirulina. Ed ke-6. Hawai : Ronore Interpise. Inc.

J. Devanathan and N. Ramanathan. (2012). Pigment Production from Spirulina platensis Using Seawater Supplemented With Dry Poultry Manure. J. Algal Biomass Utln.3 (4): 66–73.

Jos, B., Setyawan, PE., dan Satria, Y. 2011. Optimalisasi Ekstraksi dan Uji Stabilitas Phycocyanin dari Mikroalga Spirulina platensis. Jurnal Teknik Vol. 32, No.3.

Kabinawa, I.N.K. (2006). Spirulina Ganggang Penngempur Aneka Penyakit. Jakarta. PT. Agomedia Pustaka.

Page 13: Fikosianin_Veronika Kris Hapsari_12.70.0059_C6_UNIKA SOEGIJAPRANATA

Kozenko R, Henson RH. 2010. The Study of Spirulina. Effects on the AIDS Virus. Cancer and the Immune System. Healthy & Natural Journal. 2 hal. Down load: 4 April 2010.

Murtala, S. S. 1999. Pengaruh Kombinasi Jenis Dan Konsentrasi Bahan Pengisi Terhadap Kualitas Bubuk Sari Buah Markisa Siul (Passiflora edulis F. Edulis). Tesis. Pasca Sarjana Universitas Bawijaya Malang. 70 hal.

Ortega-Carto JJ, Mazuelos C, Hermosin B, Saiz-Jimenes C. (1993). Chemical Composition of Spirulina and Eucarryotic Algae Food Product Marketed in Spain. J. of Appl. Phycol. Vol 5 : 425-435.

Rachen Duangsee, Natapas Phoopat and Suwayd Ningsanond. (2009). Phycocyanin Extraction from Spirulina platensis and Extract Stability Under Various pH and Temperature. Asian Journal of Food and Agro Industry. 2(04), 819-826.

Raziye Ozturk Urek, Leman Tarhan. (2012). The Relationship Between The Antioxidant System and Phycocyanin Production in Spirulina maxima With Respect to Nitrate Concentration. Turk J Bot 36 : 369-377.

Reynold, James E.F. (1982). Martindale the Extra Pharmacopolia, Edition Twenty Eight The Pharmacentical Press. London.

Romay C, Armesto J, Remirez D, González R, Ledón N, García I. (1998). Antioxidant and anti-inflammatory properties of c-phycocyanin from blue-green algae. Inflammation Research 47:36-41.

Romay Ch, González R, Ledón N, Remirez D, Rimbau V. (2003). C-Phycocyanin: A Biliprotein with Antioxidant. Anti-Inflammatory and Neuroprotective Effects. Current Protein and Peptide Science 4 : 207-216.

Sedjati, S., Yudiati, E., dan Suryono. 2012. Profil Pigmen Polar dan Non Polar Mikroalga Laut Spirulina sp. dan Potensinya sebagai Pewarna Alami. Jurnal Ilmu Kelautan Vol. 17(3): 176-181.

Page 14: Fikosianin_Veronika Kris Hapsari_12.70.0059_C6_UNIKA SOEGIJAPRANATA

Silviera, S.T,; J.F.M. Burkert; J.A. V. Costa; C.A.V. Burkert and S.J. Kalil. (2007). Optimalization of Phycocyanin Extraction From Spirulina plantesis Using Factorial Desaign. Bioresource Technology 98 : 1629-1634.

Syah et al. 2005.Manfaat dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan. Bogor: Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

Tietze,HW.(2004). Spirulina Micro Food Macro Blessing. Ed ke-4. Australia: Harald W. Tietze Publishing. Hal 8-10

Wenjun Song, Cuijuan Zhao, and Suying Wang. (2013). A Large-Scale Preparation Method of High Purity C-Phycocyanin. International Journal of Bioscience, Biochemistry and Bioinformatics, Vol. 3, No. 4, July 2013.

Yong Chang Seo, Woo Seok Choi, Jong Ho Park, Jin Oh Park, Kyung-Hwan Jung and Hyeon Yong Lee. (2013). Stable Isolation of Phycocyanin from Spirulina platensis Associated with High-Pressure Extraction Process. International Journal of Molecular Sciences 14 : 1778-1787.

Page 15: Fikosianin_Veronika Kris Hapsari_12.70.0059_C6_UNIKA SOEGIJAPRANATA

5. LAMPIRAN

5.1. Perhitungan

Konsentrasi Fikosianin/KF (mg/ml) = OD615 -0,474 (OD652 )

5,34

Yield (mg/g) = KF x Vol (Total Filtrat)Berat biomassa (g)

Kelompok C1

OD615 = 0,8348

OD625 = 0,4343

KF = 0,8348 - 0,474 (0,4343)5,34

= 0,118 mg/ml

Yield = 0,118 x 508

= 0,738 mg/g

Kelompok C2

OD615 = 0,8334

OD625 = 0,4337

KF = 0,8334 - 0,474 (0,4337)5,34

= 0,118 mg/ml

Yield = 0,118 x 508

= 0,738 mg/g

Kelompok C3

OD615 = 0,8324

OD625 = 0,4336

KF = 0,8324 - 0,474 (0,4336)5,34

= 0,117 mg/ml

Yield = 0,117 x 508

= 0,731 mg/g

Page 16: Fikosianin_Veronika Kris Hapsari_12.70.0059_C6_UNIKA SOEGIJAPRANATA

Kelompok C4

OD615 = 0,8317

OD625 = 0,4335

KF = 0,8317 - 0,474 (0,4335)5,34

= 0,117 mg/ml

Yield = 0,117 x 508

= 0,731 mg/g

Kelompok C5

OD615 = 0,8313

OD625 = 0,4336

KF = 0,8313 - 0,474 (0,4336)5,34

= 0,117 mg/ml

Yield = 0,117 x 508

= 0,731 mg/g

Kelompok C6

OD615 = 0,8313

OD625 = 0,4332

KF = 0,8313 - 0,474 (0,4332)5,34

= 0,117 mg/ml

Yield = 0,117 x 508

= 0,731 mg/g

5.2. Foto

Gambar 1. Fikosianin setelah dioven (kelompok C1 sampai C6)

Page 17: Fikosianin_Veronika Kris Hapsari_12.70.0059_C6_UNIKA SOEGIJAPRANATA

5.3. Diagram Alir

5.4. Laporan Sementara