filsafat etika komunikasi 2

19

Upload: afrilia-wibisono

Post on 13-Jan-2015

5.101 views

Category:

Education


5 download

DESCRIPTION

A presentation by Afril Wibisono on Filsafat Etika Komunikasi course for Bina Nusantara 2nd meeting - 2011

TRANSCRIPT

Page 1: Filsafat Etika Komunikasi 2
Page 2: Filsafat Etika Komunikasi 2

ASPECTS AND PERSPECTIVES OF PHILOSOPHY

Session 2

Course : O0242/Philosophy and Ethics Communication

Year : February 2011

Page 3: Filsafat Etika Komunikasi 2

Bina Nusantara University 3

Materi Diskusi:• Aspek atau bidang tingkatan filsafat• Aspek atau bidang tingkatan filsafat

komunikasi• Perspektif filsafat komunikasi

Page 4: Filsafat Etika Komunikasi 2

• Louis O. Katsoff dalam bukunya ”Elements of Philosophy” menyatakan bahwa kegiatan filsafat merupakan perenungan, yaitu suatu jenis pemikiran yang meliputi kegiatan meragukan segala sesuatu, mengajukan pertanyaan, menghubungkan gagasan yang satu dengan gagasan yang lainnya, menanyakan ”mengapa”’ mencari jawaban yang lebih baik ketimbang jawaban pada pandangan mata. Filsafat sebagai perenungan mengusahakan kejelasan, keutuhan, dan keadaan memadainya pengetahuan agar dapat diperoleh pemahaman. Tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini. Menemukan hakekatnya, dan menerbitkan serta mengatur semuanya itu dalam bentuk yang sistematik. Filsafat membawa kita kepada pemahaman & pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih layak. Tiga bidang kajian filsafat ilmu adalah epistemologis, ontologis, dan oksiologis. Ketiga bidang filsafat ini merupakan pilar utama bangunan filsafat.

Bina Nusantara University 4

Page 5: Filsafat Etika Komunikasi 2

Epistemology

• Also called theory of knowledge • There is a difference between rationalism and empiricism in terms

of knowledge of the truth• Rationalism: the right is in the idea (coherence)• Empiricism: true in reality (correspondence)• The scientific method prioritizes Logico hypotetico verificatio

consisting of: problem formulation, preparation of conceptual framework, hypothesis formulation, data collection (hypothesis test), drawing conclusions.

• cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode, dan batasan pengetahuan manusia yang bersangkutan dengan kriteria bagi penilaian terhadap kebenaran dan kepalsuan. Epistemologi pada dasarnya adalah cara bagaimana pengetahuan disusun dari bahan yang diperoleh dalam prosesnya menggunakan metode ilmiah. Metode adalah tata cara dari suatu kegiatan berdasarkan perencanaan yang matang & mapan, sistematis & logis.Bina Nusantara University 5

Page 6: Filsafat Etika Komunikasi 2

• Epistemology of communication: theory of knowledge about the methodology of science communication including research methods

• Methodology is the path to scientific knowledge • Scientific research: intellectual work to reach the truth • The scientific method includes: bring something, to confirm

something, get rid of something and explain the theory • Two types of communication research methods: deductive

(general-specific) and inductive (specific-general)

Bina Nusantara University 6

Epistemology

Page 7: Filsafat Etika Komunikasi 2

Ontologi• Study of Existence / Reality Structure • At the level of the ontology showing the relationship between

existential (being) and spirit (spirit) • Ontology also examines the assumptions of science (analytical

knowledge). • cabang filsafat mengenai sifat (wujud) atau lebih sempit lagi sifat

fenomena yang ingin kita ketahui. Dalam ilmu pengetahuan sosial ontologi terutama berkaitan dengan sifat interaksi sosial. Menurut Stephen Litle John, ontologi adalah mengerjakan terjadinya pengetahuan dari sebuah gagasan kita tentang realitas. Bagi ilmu sosial ontologi memiliki keluasan eksistensi kemanusiaan.

Bina Nusantara University 7

Page 8: Filsafat Etika Komunikasi 2

Ontologi

• Ontology communication discusses the existence of communication • Science communication was developed to expand the study of

development, especially in newly independent countries after World War II

• Object of science communication: newspapers, news / journalism, public communication and interpersonal reality.

• So, the science of human communication include all statements either through mass media and rhetoric as well as those undertaken directly

• Perspective classic / mechanical conceptualize interpersonal communication as a mechanistic process in which a (message) flows across the space / time from one point (donor) to another point (receiver)

Bina Nusantara University 8

Page 9: Filsafat Etika Komunikasi 2

Aksiologi

• cabang filsafat yang berkaitan dengan nilai seperti etika, estetika, atau agama. Litle John menyebutkan bahwa aksiologis, merupakan bidang kajian filosofis yang membahas value (nilai-nilai) Litle John mengistilahkan kajian menelusuri tiga asumsi dasar teori ini adalah dengan nama metatori. Metatori adalah bahan spesifik pelbagai teori seperti tentang apa yang diobservasi, bagaimana observasi dilakukan dan apa bentuk teorinya. ”Metatori adalah teori tentang teori” pelbagai kajian metatori yang berkembang sejak 1970 –an mengajukan berbagai metode dan teori, berdasarkan perkembangan paradigma sosial.

• Membahas hal-hal seperti bagaimana sebuah knowledge itu (epistemologi) berkembang. Sampai sejauh manakah eksistensinya (ontologi) perkembangannya dan bagaimanakah kegunaan nilai-nilainya (aksiologis) bagi kehidupan sosial.

Bina Nusantara University 9

Page 10: Filsafat Etika Komunikasi 2

• Axiology is value of science communications • Axiology of communication include: logic, ethics and aesthetics• Logic is necessary in the communication process because it

thought should be communicated to others and which communicated the decision of the thought processes of logical-rational

• Ethics is important for good communication processes take place in accordance with the standards of good value too

• Aesthetics communication regarding the composition containing the value of a beautiful feeling, and harmony (the form and the content / meaning of communication)

Bina Nusantara University 10

Aksiologi

Page 11: Filsafat Etika Komunikasi 2

• Pembahasan ; Berita infotainment dalam kajian filosofis. Kajian ini akan meneropong lingkup persoalan di dalam disiplin jurnalisme, sebagai sebuah bahasan dari keilmuan komunikasi, yang telah mengalami degradasi bias tertentu dari sisi epistemologis, ontologis bahkan aksiologisnya terutama dalam penyajian berita infotainment di televisi.

Bina Nusantara University 11

Page 12: Filsafat Etika Komunikasi 2

Kajian Aspek Epistemologis:• Dalam berita hal terpenting adalah fakta. Pada titik yang paling inti dalam

setiap pesannya pelaporan jurnalisme mesti membawa muatan fakta. Setiap kepingan informasi mengimplikasikan realitas peristiwa kemasyatakatan. Tiap pesan menjadi netral dari kemungkinan buruk penafsiran subyektif yang tak berkaitan dengan kepentingan–kepentingan kebutuhan masyarakat. Charnley (1965 : 22.30) mengungkapkan kunci standardisasi bahasa penulisan yang memakai pendekatan ketepatan pelaporan faktualisasi peristiwa, yaitu akurat, seimbang, obyektif, jelas dan singkat serta mengandung waktu kekinian. Hal-hal ini merupakan tolok ukur dari ”The Quality of News” dan menjadi pedoman yang mengondisikan kerja wartawan di dalam mendekati peristiwa berita & membantu upaya tatkala mengumpulkan & mereportase berita. Secara epistemologis cara-cara memperoleh fakta ilmiah yang menjadi landasan filosofis sebuah berita infotainment yang akan ditampilkan berdasarkan perencanaan yang matang, mapan, sistematis & logis.

Bina Nusantara University 12

Page 13: Filsafat Etika Komunikasi 2

Kajian Aspek Ontologis

• Dalam kajian berita infotainment ini bahasan secara ontologis tertuju pada keberadaan berita infotainment dalam ruang publik. Fenomena tentang berita infotainment bukan gejala baru di dunia jurnalisme. Pada abad 19, pernah berkembang jurnalisme yang berusaha mendapatkan audiensnya dengan mengandalkan berita kriminalitas yang sensasional, skandal seks, hal-hal, yang menegangkan dan pemujaan kaum selebritis ditandai dengan reputasi James Callender lewat pembeberan petualangan seks, para pendiri Amerika Serikat, Alexande Hamilton & Thomas Jeferson merupakan karya elaborasi antara fakta dan desus-desus. Tahun itu pula merupakan masa kejayaan William Rudolf Hearst dan Joseph Pulitzer yang dianggap sebagai dewa-dewa ”Jurnalisme kuning.”

• Fenomena jurnalisme infotainment kembali mencuat ketika terjadi berita hebohnya perselingkuhan Presiden Amerika ”Bill Clinton- Lewinsky”. Sejak saat itu seakan telah menjadi karakteristik pada banyak jaringan TV di dunia. Di Indonesia, fenomena ini juga bukan terbilang baru. Sejak zaman Harmoko (Menteri Penerangan pada saat itu) banyak surat kabar–surat kabar kuning muncul & diwarnai dengan antusias masyarakat. Bahkan ketika Arswendo Atmowiloto menerbitkan Monitor semakin membuat semarak ”Jurnalisme kuning di Indonesia”. Pasca Orde Baru ketika kebebasan pers dibuka lebar-lebar semakin banyak media baru bermunculan, ada yang memiliki kualitas tetapi ada juga yang mengabaikan kualitas dengan mengandalkan sensasional, gosip, skandal dan lain-lain. Ketika tayangan Cek & Ricek dan Kabar Kabari berhasil di RCTI, TV lainnya juga ikut-ikut menayangkan acara gosip. Dari sinilah cikal bakal infotainment marak di TV kita. Fenomena infotainment merupakan hal yang tidak bisa terhindarkan dari dunia jurnalisme kita. Pada realitasnya ini banyak disukai oleh masyarakat dengan bukti rating tinggi (public share tinggi)

Bina Nusantara University 13

Page 14: Filsafat Etika Komunikasi 2

Kajian pada aspek aksiologis• Secara aksiologis kegunaan berita infotainment dititik beratkan kepada hiburan.

Pengelola acara ini menarik audiens hanya dengan menyajikan tontonan yang enak dilihat sebagai sebuah strategi bisnis jurnalisme. Hal ini akan berdampak pada menundanya selera dan harapan sejumlah orang terhadap sesuatu yang lain. Ketika etika infotainment telah salah langkah mencoba untuk ”menyaingkan” antara berita & hiburan. Padahal nilai dan daya pikat berita itu berbeda, infotainment pada gilirannya akan membentuk audiens yang dangkal karena terbangun atas bentuk bukan substansi.

• Pengelola media melalui berita infotainment terkadang tidak lagi mempertimbangkan moral sebagai pengontrol langkah mereka sehingga begitu mengabaikan kepentingan masyarakat.Hal itulah yang terjadi dengan berita infotainment di Indonesia, beberapa kaidah yang semestinya dijalankan malah diabaikan demi kepentingan mengejar rating dan meraup keuntungan dari pemasang iklan.

Bina Nusantara University 14

Page 15: Filsafat Etika Komunikasi 2

Perspektif Filsafat Komunikasi: School of Chicago

• The study of communication is mostly done with quantitative methods

• Many studies of communication focus on persuasion, propaganda and direct effect of media on public

• It’s fully recommended study of communication needs to refine, prepare and present the program, for the more efficient deployment

• Mazhab Chicago dengan positive empirik menitikberatkan penelitiannya pada pemecahan masalah kriminal, prostitusi, dan masalah-masalah lainnya yang timbul akibat industralisasi dan urbanisasi yang berlangsung sangat cepat di Amerika : 34)

Bina Nusantara University 15

Page 16: Filsafat Etika Komunikasi 2

• Also called Critical Theory by Max Horkheimer and updated by Jurgen Habermas

• Yang dijadikan objek studi adalah peranan media massa dalam kehidupan modern dengan filosofi kritik dalam bentuk lain terhadap teori kritik Karl Marx. Tetapi yang ditentangnya bukan saja determinisme ekonomi yang marxistis, tetapi juga positivisme empirik dari penelitian empirik dari penelitian komunikasi massa Amerika Serikat.

• Kritik Mazhab Frankfurt terhadap Mazhab Chicago, antara lain menyatakan bahwa penelitian komunikasi massa yang positivistik empirik oleh Mazhab Chicago yang tidak menggunakan teori sosial secara umum tidak dapat mengkaji fenomena-fenomena komunikasi massa.

• till the 1980s Habermas believes that criticism can only be developed on the basis of communicative ratio is understood as a praxis of communication / communicative action Bina Nusantara University 16

Perspektif Filsafat Komunikasi: Frankfurt School

Page 17: Filsafat Etika Komunikasi 2

Tugas kelompok1. Iklan perusahaan telco yang saling menyerang di TV

2. Sinetron di TV

3. Film lokal di bioskop

4. Kemenangan Obama jadi Presiden AS Pertama Kulit Hitam

• Analisis berdasarkan tiga bidang kajian filsafat. Bentuk presentasi.• Minggu ke- 3, 4, 5 dan 6 masing2 satu kelompok. Satu kelompok

30 menit.• Penilaian kelompok adalah yang hadir waktu presentasi.• Penilaian berdasarkan kesiapan presentasi, materi (menarik,

tersusun rapi, interaktif, banyak referensi, minimal 20 slide)

Bina Nusantara University 17

Page 18: Filsafat Etika Komunikasi 2

TUGAS MANDIRI 1• BUAT PAPER PERTEMUAN 1 DAN PERTEMUAN 2• MINIMAL 4 HALAMAN• SPASI 1,5 ARIAL 10• DIKUMPULKAN MINGGU KE-4

Bina Nusantara University 18

Page 19: Filsafat Etika Komunikasi 2

Bina Nusantara University 19

end