free for all km ers kmplus juni, 2015 newsletter · waktu yang lebih singkat. tidak perlu menunggu...

4
NEWSLETTER SHARING IS POWER Juni, 2015 FREE FOR ALL KMERS KMPLUS Kmplus Optima @KMPlusOptima geliat bisnis berbasis platform TABLE OF CONTENTS CHAPTER 1: GELIAT BISNIS BERBASIS PLATFORM CHAPTER 3: WELCOME TO PLATFORM AGE CHAPTER 2: CARTOON: EVERYBODY WANTS TO BE LIKE ‘BILL’ CHAPTER 4: UBER TAKSI Channel: kmplus D alam satu dasawarsa terakhir, perbincangan mengenai plaorm sebagai sebuah model bisnis baru semakin menarik. Apalagi dengan keberhasilan luar biasa yang dicapai oleh para pengusaha yang memanfaatkan plaorm sebagai tool bisnisnya, semakin menegaskan keunggulan ‘genre’ bisnis ini. Akibatnya, banyak pengusaha dan para pemerha bisnis serta manajemen yang mulai melihat plaorm sebagai tren model bisnis yang diakui keunggulannya saat ini. Hampir semua startup company (perusahaan rinsan yang dalam masa berkembang) menyebut dirinya sebagai perusahaan plaorm. Bahkan islah startup company kemudian sangat erat dikaitkan dengan hal-hal yang berbau teknologi seper plaorm, website, internet dan sejenisnya. Sedikit melihat sejarahnya, kemunculan startup company dimulai pada akhir periode 90-an atau awal 2000-an. Islah startup mulai populer secara internasional keka terjadi ‘ledakan’ internet dot-com. Setelah itu, makin banyak perusahaan startup yang bermunculan, termasuk di Indonesia. Dalam buku berjudul The Age of The Plaorm, sang penulis Phil Simon mengup pendapat Eric Schmidt (salah satu penggi Google) yang menyebutkan ada empat perusahaan bergenre plaorm yang paling menonjol dibanding yang lain, yaitu Apple, Amazon, Facebook, dan Google. Schmidt bahkan memiliki julukan khusus bagi mereka, Gang of Four. Meski secara khusus dak (atau lebih tepatnya belum) memasukkan ke dalam Gang of Four, Phil Simon sempat sedikit menyinggung jagoan dari Korea, Samsung, di dalam bukunya itu. Bukan dak mungkin Gang of Four akan direvisi menjadi Gang of Five atau lebih dari itu dengan tambahan Samsung dan perusahaan lainnya. Gang of Four merupakan perusahaan yang mengalami pertumbuhan luar biasa. Belum pernah terjadi sebelumnya, perusahaan yang mencatat pertumbuhan seper Older people sit down and ask, ‘What is it?’ but the boy asks, ‘What can I do with it?’ – Steve Jobs –

Upload: leduong

Post on 02-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

NEWSLETTERSHARING IS POWER

Juni, 2015FREE FOR ALL KM’ERS KMPLUS

Kmplus Optima @KMPlusOptima

geliat bisnis berbasis platform

TABLE OF CONTENTSCHAPTER 1: GELIAT BISNIS BERBASIS PLATFORM

CHAPTER 3: WELCOME TO PLATFORM AGE

CHAPTER 2: CARTOON: EVERYBODY WANTS TO BE LIKE ‘BILL’

CHAPTER 4: UBER TAKSI

Channel: kmplus

Dalam satu dasawarsa terakhir, perbincangan

mengenai platform sebagai sebuah model bisnis baru semakin menarik. Apalagi dengan keberhasilan luar biasa yang dicapai oleh para pengusaha yang memanfaatkan platform sebagai tool bisnisnya, semakin menegaskan keunggulan ‘genre’ bisnis ini.

Akibatnya, banyak pengusaha dan para pemerhati bisnis serta manajemen yang mulai melihat platform sebagai tren model bisnis yang diakui keunggulannya saat ini. Hampir semua startup company (perusahaan rintisan yang dalam masa berkembang) menyebut dirinya sebagai perusahaan platform. Bahkan istilah startup company kemudian sangat erat dikaitkan dengan hal-hal yang berbau teknologi seperti platform, website, internet dan sejenisnya.

Sedikit melihat sejarahnya, kemunculan startup company dimulai

pada akhir periode 90-an atau awal 2000-an. Istilah startup mulai populer secara internasional ketika terjadi ‘ledakan’ internet dot-com. Setelah itu, makin banyak perusahaan startup yang bermunculan, termasuk di Indonesia.

Dalam buku berjudul The Age of The Platform, sang penulis Phil Simon

mengutip pendapat Eric Schmidt (salah satu petinggi Google) yang menyebutkan ada empat perusahaan bergenre platform yang paling menonjol dibanding yang lain, yaitu Apple, Amazon, Facebook, dan Google. Schmidt bahkan memiliki julukan khusus bagi mereka, Gang of Four.

Meski secara khusus tidak (atau lebih tepatnya belum) memasukkan ke dalam Gang of Four, Phil Simon sempat sedikit menyinggung jagoan dari Korea, Samsung, di dalam bukunya itu. Bukan tidak mungkin Gang of Four akan direvisi menjadi Gang of Five atau lebih dari

itu dengan tambahan Samsung dan perusahaan lainnya.

Gang of Four merupakan perusahaan yang mengalami pertumbuhan luar biasa. Belum pernah terjadi sebelumnya, perusahaan yang mencatat pertumbuhan seperti

Older people sit down and ask, ‘What is it?’

but the boy asks, ‘What can I do with

it?’

– Steve Jobs –

welcome to platform agePublished by: KMPLUS

cartoonEverybody wants to be like ‘bill’

Gang of Four. Mereka seakan tengah berupaya menulis sejarah baru dengan kegemilangan yang belum pernah terjadi di jagat ini.

Salah satu pelajaran menarik dari kisah nyata Gang of Four adalah, kesuksesan bisa dicapai dalam waktu yang lebih singkat. Tidak perlu menunggu hingga berganti generasi untuk membuat sebuah perusahaan skala global dengan omset yang fantastis. Mereka juga berhasil membangun merek bernilai tinggi serta merilis produk dan jasa yang populer diluar bisnis teknologi, dalam waktu yang relatif singkat.

Mereka dapat berinovasi dan meluncurkan produk, jasa dan bahkan berbagai lini bisnis baru dengan cepat. Menurut Eric Schmidt, sumber dari keunggulan perusahaan-perusahaan tersebut berakar dari banyak hal,

termasuk wawasan mengenai konsumen yang mendalam yang dimungkinkan oleh kumpulan data yang ada, kemitraan yang sangat penting, budaya yang sangat adaptif dan penggunaan teknologi yang cerdas.

Tidak sedikit perusahaan besar mengalami ‘sindrom perusahaan besar’. Kondisi sindrom tersebut terjadi ketika perusahaan besar tumbuh semakin tinggi, kemudian mulai menunjukkan tanda-tanda retak dan akhirnya mengalami penurunan.

Organisasi besar mulai mengalami kemandekan setelah melalui beberapa tingkat kesuksesan. Dalam jangka waktu beberapa tahun saja, misalnya lima tahun, mereka mulai menunjukkan tanda-tanda organisasi monolitik penghindar risiko yang stereotipikal (stagnan).

Contohnya IBM yang mengalami kesulitan sepanjang akhir tahun 1980-an hingga awal 1990-an. Padahal ketika itu, IBM berhasil melakukan redefinisi bisnisnya sebagai perusahaan yang berorientasi kepada jasa. Contoh lainnya adalah Kodak yang tidak siap menghadapi bangkitnya kamera dan percetakan digital. Banyak perusahaan ikonik yang kehilangan keunggulannya, beberapa diantaranya hanya dalam waktu hitungan tahun.

Akan tetapi, Gang of Four secara umum bebas dari gejala tersebut. Mereka terus mempekerjakan ribuan karyawan baru, memasuki pasar baru yang sangat menantang, membangun rekanan baru, dan meluncurkan lini bisnis yang sama sekali baru. Mereka melakukan lebih dari sekedar menghindari bahaya ‘sindorm perusahaan besar’. Entah bagaimana caranya, mereka meningkatkan kecepatan inovasi dari organisasi mereka.

Gang of Four merupakan representasi dari kegemilangan bisnis masa kini dimana platform menjadi kunci utamanya. Melihat fenomena yang demikian, Eric Schmidt menyebut saat ini merupakan era bisnis platform (The Age of The Platform). Ia menambahkan, era platform tidak bisa terlepas dari perkembangan internet yang semakin massif.o

welcome to platform agePublished by: KMPLUS

Welcome to platform age

Kehadiran berbagai perusahaan berbasis platform membuka

mata kita terhadap era baru dalam melakukan bisnis. Keberhasilan yang dicapai oleh perusahaan tersebut semakin mempertegas bahwa platform bukan hanya gejala musiman yang hilang dalam sekejap. Keberadaannya bukan mereda, justru malah semakin intens hingga memunculkan raksasa-raksasa baru dalam kancah bisnis global.

Dalam buku The Age of The Platform, Phil Simon mendefinisikan platform sebagai sebuah ekosistem yang sangat berharga dan berpengaruh yang dapat dengan cepat dan mudah mengukur, mengubah, dan menggabungkan fitur-fitur baru (plank), pengguna, konsumen, vendor, dan rekanan.

Era platform tidak bisa lepas dari perkembangan internet. Dalam bahasannya, Phil Simon mengurai kisah perkembangan internet ke dalam dua era, yaitu WEB 1.0 (tahun 1993 sampai awal 2005) dan WEB 2.0 (pertengahan 2005 sampai sekarang).

Pertengahan tahun 2000-an menjadi saksi dari jenis baru layanan web yang mulai mengakar. Banyak bisnis mulai merangkul layanan web

untuk mempercepat penyebaran penawaran-penawaran baru yang kuat. Menariknya, WEB 2.0 sangat berfokus kepada konsumen.

Istilah web sosial (social web) mulai muncul. Internet tidak lagi hanya digunakan untuk membuka email. Kemunculan jejaringan sosial memungkinkan orang untuk saling berhubungan dan bertukar informasi secara massal. Popularitas penulisan blog pun meledak. Website menjadi wadah interaksi dunia maya. Internet telah mengubah dunia. Perilaku tersebut semakin kuat dilakukan dengan dukungan perangkat smartphone.

Web sosial membuat orang selalu terhubung bukan hanya setiap hari, namun setiap detik. Dunia maya seolah menjadi kehidupan kedua yang kita jalani. Dengan membawa tablet seperti

iPad, berarti kita kehidupan digital kita setiap hari.

Saat ini, platform terkuat ditanamkan dalam teknologi yang sama kuatnya dan penggunaannya yang cerdas. Berbeda dengan platform tradisional, platform baru ini tidak didasarkan dari aset fisik, lahan, dan sumber daya alam (dalam bahasa lain, dunia maya).

Platform masa kini lebih mengutamakan soal

utilitas konsumen dan komunikasi. Karena selera konsumen jauh lebih cepat berubah dari pada selera bisnis, platform masa kini harus beradaptasi dengan cepat. Jika tidak begitu, platform bersiap menghadapi keusangan juga dengan sangat cepat.

Seandainya perubahan yang disebabkan oleh teknologi itu hanya sementara, maka bisa dibilang hanya percikan kecil dalam kehidupan. Namun faktanya, perjalanan teknologi ini tidak mereda, bahkan semakin intens. Orang semakin butuh berhubungan dengan orang lain, tentunya dengan sangat mudah dan sering. Karena alasan ini, platform menjadi sangat dibutuhkan.o

Disarikan dari buku The Age of The Platform

welcome to platform age

Kmplus Optima @KMPlusOptima

www.kmplus.co.id

FREE FOR ALL KM’ERS PLEASE TAKE ONE

KMPLUS OPTIMA INTERNASIONALJL. Cawang Baru Tengah No. 48

Jakarta021-85917227 | 021-29360893

KMPlus Optima InternasionalKMPlus merupakan sebuah perusahaan konsultan Knowledge Management yang didirikan pada tahun 2005. Sejak awal berdiri, KMPlus memiliki komitmen untuk membantu meningkatkan kinerja individu dan organisasi melalui inovasi dan penerapan Knowledge Management secara efektif.

Dalam 10 tahun terakhir, KMPlus banyak bekerja sama dengan berbagai perusahaan terkemuka di Indonesia dalam pengembangan SDM dan Knowledge Management. Disamping memberikan pelatihan dan pengembangan bagi karyawan, KMPlus juga memberikan jasa konsultasi mengenai penerapan Knowledge Management yang efektif di organisasi. KM yang efektif merupakan KM yang selaras dengan kebutuhan organisasi dalam meningkatkan kinerja, juga membangun motivasi karyawan untuk menjadi pekerja pengetahuan yang cerdas atau SMART Knowledge Worker.

uber taksiaplikasi platform pada bisnis mainstream

Channel: kmplus

Selama ini implementasi platform didominasi oleh perusahaan yang bergerak di bidang teknologi.

Misalnya Gang of Four yang disebutkan dalam artikel halaman pertama newsletter ini, mereka semua bermain dalam arena teknologi. Namun bisakah platform diterapkan dalam bisnis mainstream? Uber Taksi menjadi salah satu contoh kesuksesan aplikasi platform pada bisnis mainstream.

Uber dianggap sukses menawarkan cara baru dalam berbisnis taksi. Sebagai perusahaan jasa transportasi, Uber tidak memiliki armada. Melalui aplikasi yang dikembangkannya, Uber fokus menjadi penghubung antara supir profesional dengan konsumen.

Pengguna Uber bisa memesan kendaraan, layaknya taksi pribadi.

Aplikasi yang dikembangkan bisa digunakan untuk menentukan titik lokasi keberangkatan. Uber menyebut layanannya sebagai smartphone-base car service. Pengguna bisa mengunduh aplikasi Uber pada platform android (google play) dan Apple (app store).

Uber tidak membutuhkan uang tunai sebagai ongkosnya. Konsumen bisa membayar ongkos Uber melalui Google Wallet, PayPal, atau kartu

kredit. Tidak salah jika ada yang menyebut Uber sebagai perusahaan teknologi disamping sebagai perusahaan transportasi.

Armada Uber pun bervariasi, mulai dari mobil biasa hingga mewah. Melalui website Uber, kita bisa melihat pilihan layanan yang ditawarkan yaitu UberX, Taxi, Black, SUV dan Lux. Jenis layanan dibedakan dari jenis mobil yang digunakan.

Uber sukses mengguncang industri transportasi global. Hanya dalam waktu 6 tahun, Uber telah hadir di 58 negara dan 300 kota di seluruh dunia. Diperkirakan pada akhir 2015, Uber akan meraup pendapatan senilai U$ 10 miliar. Khusus untuk pasar Indonesia, disebutkan bahwa dalam sepekan

Uber bisa melayani 1000 konsumen di Jakarta.

Ide mengembangkan Uber pertama kali datang dari Travis Kalanick pada tahun 2008. Kala itu ia tengah mencari Taksi untuk menghadiri konferensi LeWeb di Paris, Perancis. Namun sayangnya, Kalanick tidak mendapatkan satu pun Taksi. Dari sini tercetus ide untuk mengembangkan Uber.

Bersama rekannya yang bernama Garrett Camp, Kalanick memulai Uber dengan nama UberCab pada tahun 2009. Uber mulai berekspansi di pasar internasional pada tahun 2012. Kemunculannya di kancah global bukan tanpa kendala. Di beberapa kota di dunia, pemerintah dan perusahaan taksi banyak yang memprotes Uber dengan menyatakan Uber sebagai layanan taksi ilegal.

Bahkan di Jakarta, Uber dilaporkan ke pihak berwajib dengan tuduhan tidak memiliki ijin frekuensi dan melanggar Undang-Undang Lalu Lintas dan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Sekitar 5 orang supirnya sempat diperiksa oleh pihak berwajib. Apakah layanan Uber berhenti? Tentu saja tidak. Sambil menunggu kepastian hukumnya, secara kreatif mobil-mobil Uber dimanfaatkan sebagai layanan delivery order untuk mengantar makanan. Bukan tidak mungkin, nantinya kita bisa memesan apa pun menggunakan Uber.o