homeschooling sebuah upaya pemerataan akses pendidikan bagi generasi putus sekolah dan generasi di...

33
Makalah Simposium; Homeschooling..... Munasprianto Ramli Page1 Homeschooling : Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan bagi Generasi Putus Sekolah dan dan Generasi di Wilayah Terpencil Dosen Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Jakarta, Praktisi Homeschooling (Director Qindy Academy centre for training and alternative education) [email protected], [email protected] Abstrak. Saat ini Homeschooling menjadi sebuah trend pendidikan yang diminati masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat di kota-kota besar. Akan tetapi model pendidikan Homeschooling belum tersosialisasi sebagaimana mestinya. Akibatnya, sebagian masyarakat menganut dua paradigma yang keliru tentang Homeschooling. Pertama, homeschooling adalah jenis pendidikan untuk kalangan selebritis dan anak-anak usia sekolah formal dengan tingkat kesibukan yang tinggi. Kedua, Homeschooling adalah pendidikan alternatif bagi generasi bangsa yang tidak diterima di sekolah formal. Sejatinya, Homeschooling adalah proses layanan pendidikan yang secara sadar teratur dan sistematis dilaksanakan oleh orang tua,keluarga atau komunitas dimana proses pembelajaran bisa berlangsung kapan dan dimana saja dengan menciptakan suasana kondusif demi mengembangkan bakat dan potensi anak. Dengan tujuan utama mengembangkan potensi anak maka model pendidikan ini bisa dilaksanakan oleh seluruh kalangan masyarakat, tidak terkecuali anak putus sekolah dan anak-anak diwilayah terpencil. Untuk pemerataan akses pendidikan bagi anak yang putus sekolah dan anak di wilayah terpencil, kiranya Homeschooling model pembelajaran jarak jauh dan homeschooling model sekolah singgah bisa dijadikan pilihan. Untuk model Homeschooling pembelajaran jarak jauh, anak-anak yang putus sekolah dan wilayah terpencil didaftarkan sebagai anggota komunitas tertentu. Mereka akan dikirimkan modul-modul dan tagihan belajar setiap semesternya. Mereka juga akan mendapatkan rapor dari tugas-tugas yang diberikan oleh komunits penyelenggara. Untuk model sekolah singgah, anak-anak akan diberikan modul serta pendampingan sekali seminggu. Mereka juga akan mendapatkan rapor dari tugas-tugas yang diberikan oleh komunitas penyelenggara. Ketika sudah dianggap tuntas dan memenuhi kompetensi yang disyaratkan, mereka bisa mengikuti Ujian Nasioanl Pendidikan Kesetaraan (UNPK) untuk mendapatkan Ijazah.

Upload: datumuseng

Post on 29-Jul-2015

86 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page1 

Homeschooling : Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan bagi Generasi Putus

Sekolah dan dan Generasi di Wilayah Terpencil

Dosen Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Jakarta, Praktisi Homeschooling (Director Qindy Academy centre for training and alternative education)

[email protected], [email protected]

Abstrak. Saat ini Homeschooling menjadi sebuah trend pendidikan yang diminati masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat di kota-kota besar. Akan tetapi model pendidikan Homeschooling belum tersosialisasi sebagaimana mestinya. Akibatnya, sebagian masyarakat menganut dua paradigma yang keliru tentang Homeschooling. Pertama, homeschooling adalah jenis pendidikan untuk kalangan selebritis dan anak-anak usia sekolah formal dengan tingkat kesibukan yang tinggi. Kedua, Homeschooling adalah pendidikan alternatif bagi generasi bangsa yang tidak diterima di sekolah formal. Sejatinya, Homeschooling adalah proses layanan pendidikan yang secara sadar teratur dan sistematis dilaksanakan oleh orang tua,keluarga atau komunitas dimana proses pembelajaran bisa berlangsung kapan dan dimana saja dengan menciptakan suasana kondusif demi mengembangkan bakat dan potensi anak. Dengan tujuan utama mengembangkan potensi anak maka model pendidikan ini bisa dilaksanakan oleh seluruh kalangan masyarakat, tidak terkecuali anak putus sekolah dan anak-anak diwilayah terpencil. Untuk pemerataan akses pendidikan bagi anak yang putus sekolah dan anak di wilayah terpencil, kiranya Homeschooling model pembelajaran jarak jauh dan homeschooling model sekolah singgah bisa dijadikan pilihan. Untuk model Homeschooling pembelajaran jarak jauh, anak-anak yang putus sekolah dan wilayah terpencil didaftarkan sebagai anggota komunitas tertentu. Mereka akan dikirimkan modul-modul dan tagihan belajar setiap semesternya. Mereka juga akan mendapatkan rapor dari tugas-tugas yang diberikan oleh komunits penyelenggara. Untuk model sekolah singgah, anak-anak akan diberikan modul serta pendampingan sekali seminggu. Mereka juga akan mendapatkan rapor dari tugas-tugas yang diberikan oleh komunitas penyelenggara. Ketika sudah dianggap tuntas dan memenuhi kompetensi yang disyaratkan, mereka bisa mengikuti Ujian Nasioanl Pendidikan Kesetaraan (UNPK) untuk mendapatkan Ijazah.

Page 2: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page2 

Homeschooling : Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan bagi Generasi Putus Sekolah dan dan Generasi di Wilayah Terpencil

Munasprianto Ramli M.A   

A. Pendahuluan

Untuk dapat berhasil dalam proses pembangunan dan mampu bersaing dalam

era globalisasi, setiap bangsa memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas -

generasi bangsa yang mempunyai tingkat pendidikan yang memadai serta

kemampuan yang cukup untuk menunjang proses pembangunan. Demi tercapainya

sumber daya manusia yang berkualitas tersebut diperlukan upaya-upaya untuk

mempermudah akses pendidikan serta berbagai model pendidikan alternatif, salah

satunya homeschooling.

Pendidikan alternatif dengan biaya mahal dan tengah digandrungi oleh

selebritis usia sekolah adalah paradigma yang muncul ketika kita mendengar kata-kata

homeschooling. Sejatinya tidak demikian, homeschooling adalah salah satu jalur

pendidikan yang bisa menjadi pilihan anak bangsa atau bahkan dijadikan pilihan

untuk komunitas tertentu seperti anak yang putus sekolah ataupun anak-anak di

wilayah terpencil.

Tidak bisa dipungkiri, bahwasanya pemerintah belum seratus persen berhasil

mewujudkan tujuan mulia membantu anak-anak bangsa menyelesaikan pendidikan

dasar atau biasa disebut wajib belajar 9 tahun. Data statistik menunjukan angka

partisipasi dan angka putus sekolah jenjang SD dan SMP masih perlu mendapatkan

perhatian serius. Data Susenas tahun 2004 menunjukan angka partisispasi SD dan MI

masih 92-93 persen dan untuk SMP 65,7 persen. Sedangkan angka putus sekolah

untuk SD adalah 2,1 % dan angka putus SMP 4,4 %.( sumber laporan perkembangan

pencapaian tujuan pembangunan milenium indonesia UNDP). Untuk tahun 2005, data

angka partisipasi siswa tingkat SD dan SMP di setiap provinsi dapat dilihat dalam

tabel dibawah ini.

.

Tabel 1. Angka Partisipasi Murni dan Kasar tingkat SD dan SMP

Page 3: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page3 

Nama Propinsi Jumlah 

Kabupaten dalam Propinsi 

APM             SD /MI 

APK              SMP / MTs 

D.K.I. Jakarta  6 96,52  100,59Jawa Barat  25 95,11  90,42Jawa Tengah  35 96,2  96,99D.I. Yogyakarta  5 97,22  109,79Jawa Timur  38 96,55  100,69Nanggroe Aceh Darussalam  21 93,7  90,73Sumatera Utara  25 95,14  98,3Sumatera Barat  19 93,86  95,79Riau  11 91,43  94,52Jambi  10 94,61  90,46Sumatera Selatan  14 94,26  81,83Lampung  10 95,95  89,85Kalimantan Barat  12 91,13  71,9Kalimantan Tengah  14 92,92  67,03Kalimantan Selatan  13 94,05  77,43Kalimantan Timur  13 93,83  81,67Sulawesi Utara  9 93,37  95,48Sulawesi Tengah  10 92,43  78,09Sulawesi Selatan  23 91,89  79,49Sulawesi Tenggara  10 95,79  86,57Maluku  8 92,22  88,33Bali  9 95,91  95,13Nusa Tenggara Barat  9 93,38  91,77Nusa Tenggara Timur  16 90,53  66,94Papua  20 86,65  63,45Bengkulu  9 91,97  86,08Maluku Utara  8 92,35  82,96Banten  6 93,57  86,82Bangka Belitung  7 92,52  84,75Gorontalo  5 93,3  74,31Kepulauan Riau  6 87,41  92,2Irian Jaya Barat  9 82,35  63,96Sulawesi Barat  5 93,9  73,97 Rata‐rata     93,09151515  85,70575758

Sumber : /www.padatiweb.depdiknas.go.id, website pusat statistik BALITBANG DIKNAS

Masih besarnya angka putus sekolah dan belum maksimalnya angka partisipasi siswa

seperti terlihat di tabel diatas, memberikan pekerjaan rumah bagi pemerintah dan

Page 4: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page4 

seluruh warga bangsa yang peduli akan pendidikan. Pendidikan formal semata

sepertinya tidak akan mampu menjamin 100 persen generasi bangsa usia pendidikan

dasar dapat menyelesaikan pendidikannya. Dengan demikian, jalur pendidikan non

formal seperti Homeschooling akan menjadi alternatif yang perlu mendapat perhatian

demi memeratakan akses pendidikan bagi anak yang putus sekolah dan anak

diwilayah terpencil, sehingga 5 tahun mendatang diharapkan seluruh generasi bangsa

telah menyelesaikan pendidikan dasar mereka baik melalui pendidikan formal

maupun informal dan non formal.

B. Kajian Teori

Masih terbatasnya sosialisasi tentang homeschooling di bumi pertiwi membuat

sebagian masyarakat masih mempunyai pandangan yang abu-abu tentang model

pendidikan alternatif ini. Pada bagian ini akan diuraikan kilasan tentang

homeschooling mulai dari pengertian, alasan, tipe-tipe dan payung hukum

penyelenggaraan homeschooling

I. Pengertian Homeschooling

Merujuk kepada panduan pelaksanaan Homeschooling yang dikeluarkan oleh

Direktorat Pendidikan Kesetaraan, Homeschooling adalah proses layanan pendidikan

yang secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh orang tua atau keluarga di rumah

atau tempat-tempat lain dimana proses pembelajaran itu dapat berlangsung secara

kondusif dengan tujuan dapat mengasah potensi, bakat dan minat masing-masing

anak. Dengan Homeschooling akan tercipta situasi yang nyaman dan aman sehingga

anak tidak mendapat tekanan dan menjadikan proses pembelajaran menjadi sebuah

beban.

II. Tujuan Homeschooling

Page 5: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page5 7. Tidak sesuai dengan sistem pendidikan formal seperti model pembelajaran, kurikulum yang

padat, waktu, dan proses pembelajaran

Tujuan dilaksanakannya Homeschooling adalah sebagai berikut :

1. Menjamin penyelesaian pendidikan dasar dan menengah yang bermutu bagi peserta

didik yang berasal dari anak dan keluarga yang memilih jalur homeschooling.

2. Menjamin pemerataan dan kemudahan akses pendidikan bagi setiap individu untuk

proses pembelajaran akademik dan kecakapan hidup.

3. Melayani peserta didik yang memerlukan pendidikan akademik dan kecakapan hidup

secara fleksibel untuk meningkatkan mutu kehidupannya.

III. Payung Hukum Pelaksanaan Homeschooling

1. UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan perubahannya;

2. UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003;

3. UU Nomor 32 tahun 2003 tentang Desentralisasi dan Otonomi Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan

Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah;

7. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0131/U/1991 tentang Paket A

dan Paket B;

8. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 132/U/2004 tentang Paket C.

IV. Alasan Homeschoolers Memilih Homeschooling

Banyak alasan anak dan orang tua memilih homeschooling diantaranya :

1. Menyedikan pendidikan moral dan karakter

2. Memberikan lingkungan sosial dan suasana belajar yang lebih baik.

3. Adanya keterbatasan waktu karena aktifitas tertentu, seperti individu-individu yang bergerak

dibidang entertainment (artis, model, pelukis, penari dll) dan bidang olahraga (atlet).

4. Memberikan kehangatan dan proteksi, khususnya untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus

dan cacat.

5. Menghindari penyakit sosial seperti bullying dan narkoba.

6. Mempunyai pengalaman traumaatik di sekolah

Page 6: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page6 

8. Mempunyai keterbatasan akses sekolah formal baik dari segi lokasi dan biaya.

V. Kelebihan dan Kekurangan Homeschooling

Kelebihan Homeschooling

• Lebih memberikan kemandirian dan kreativitas kepada individu

• Memberikan peluang untuk mencapai kompetensi individual semaksimal mungkin

sehingga tidak harus mengikuti standar kompetensi dan ketuntasan belajar yang ditentukan

oleh rata-rata kelas.

• Lebih terlindungi dari penyakit sosial seperti bullying, narkoba, tawuran, pergaulan bebas.

• Bersosialisasi dengan segala usia

• Lebih disiapkan untuk kehidupan yang nyata

• Lebih didorong untuk melakukan keguatan keagamaan, rekreasi, dan olahraga dengan

keluarga.

• Membantu anak lebih berkembang, memahami dirinya dan perannanya dalam dunia nyata.

• Memberikan suasana yang akomodatif untuk belajar demokrasi: berpendapat, menolak

pendapat dan menyepakati nilai-nilai tertentu tanpa harus takut mendapat celaan dan

tekanan.

• Memberikan peluang untuk sosialisasi berinteraksi dengan teman sebaya diluar jam

belajar

• Mempunyai kebebasan dalam mengatur jam belajar sehingga individu bisa memilih

aktifitas yang sesuai dengan bakat-bakatnya: bidang hiburan, olahraga, dan kursus

keterampilan hidup lainnya.

Kelemahan Homeschooling

• Sosialisasi dengan teman sebaya lebih terbatas dibanding sekolah formal.

• Sekolah adalah tempat belajar yang khas yang dapat melatih anak untuk bersaing.

• Kemungkinan untuk teriosolasi dari lingkungan sosial, khususnya pelaksana

homeschooling tunggal dan majemuk.

VI. Klasifikasi Format Homeschooling

Page 7: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page7 Apapun format homeschooling yang dipilih, perlu diperhatikan bahwa yang

merupakan kunci sukses dan keberhasilan homeschooling adalah peranan, tanggung

Di negara Indonesia, sesuai panduan direktorat pendidikan kesetaraan yang membawahi

homeschooling, homeschooling diklasifikasikan dalam tiga format sesuai kondisi dan

kebutuhan keluarga, yaitu :

1. Homeschooling Tunggal

Dilaksanakan oleh orang tua dalam satu keluarga tanpa bergabung dengan lainnya karena

hal tertentu atau karena lokasi yang berjauhan.

2. Homeschooling Majemuk

Dilaksanakan oleh dua atau lebih keluarga untuk kegiatan tertentu sementara kegiatan

pokok tetap dilaksanakan oleh orangtua masing-masing.Alasannya: terdapat kebutuhan-

kebutuhan yang dapat dikompromikan oleh beberapa keluarga untuk melakukan kegiatan

bersama.Contohnya kurikulum dari konsorsium, kegiatan olahraga (misalnya keluarga

atlet tennis), keahlian musik/seni, kegiatan sosial dan kegiatan keagamaan.

3. Homeschooling Komunitas

Gabungan beberapa homeschooling yang menyusun dan menentukan silabus, bahan ajar,

kegiatan pokok (olah raga, musik/seni, dan bahasa), sarana/prasarana dan jadwal

pembelajaran. Komitmen penyelenggaraan pembelajaran antara orang tua dan

komunitasnya kurang lebih 50:50. Alasan memilih komunitas homeschooling antara lain:

• Terstruktur dan lebih lengkap untuk pendidikan akademik, pembangunan akhlak

mulia dan pencapaian hasil belajar.

• Tersedia fasilitas pembelajaran yang lebih baik misalnya: bengkel kerja,

laboratorium alam, perpustakaan, laboratorium IPA/Bahasa, auditorium, fasilitas

olah raga dan kesenian.

• Ruang gerak sosialisasi peserta didik lebih luas tetapi dapat dikendalikan.

• Dukungan lebih besar karena masing-masing bertanggungjawab untuk saling

mengajar sesuai keahlian masing-masing.

• Sesuai untuk anak di atas 10 tahun

• Menggabungkan keluarga tinggal berjauhan melalui internet dan alat informasi

lainnya untuk tolak banding (benchmarking) termasuk untuk standarisasi

Page 8: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page8 

jawab dan komitmen dari orang tua/wali serta komitmen peserta homeschooling itu

sendiri.

C. Pembahasan

I. Model Homeschooling

Homeschooling sebagai model pendidikan alternatif dapat diimplementasikan untuk

mengurangi angka putus sekolah serta pemerataan akses bagi generasi bangsa yang

tinggal di daerah terpencil. Berikut disajikan tiga model homeschooling yang bisa

dilaksanakan demi pemenuhan hak anak akan pendidikan. Ketiga model tersebut

adalah :

a. Homeschooling Model Distance Learning

b. Homeschooling Model Homeschooling Keliling

c. Homeschooling Model Pendampingan Komunitas

a. Homeschooling Model Distance Learning

Tujuan

Adapun tujuan dari program ini adalah:

1. Upaya pemenuhan hak anak akan pendidikan

2. Membantu program pemerintah dalam memeratakan akses

pendidikan

3. Membantu pembinaan dan pengembangan SDM daerah terpencil.

Sasaran

Sasaran untuk kegiatan Homeschooling model Distance Learning ini adalah

generasi bangsa usia sekolah yang berdomisili di daerah terpencil dan mempunyai

keterbatasan terhadap akses sekolah formal.

Strategi

Skema untuk Homeschooling distance learning ini dapat dilihat dibawah ini.

Page 9: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Skema 1. Skema Implementasi Homeschooling Model Distance Learning

Pemerintah (DIKNAS, PUSLITJAKNOV, Pend. Kesetaraan) Lembaga Funding CSR 

Komunitas Penyelenggara 

Pendataan Peserta

Verifikasi Peserta

Pelaksanaan HS 

Model DL 

Laporan  

(setiap tahun) 

Page9 

Page 10: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page10 

Untuk melaksanakan Homeschooling distance learning ini, komunitas

penyelenggara homeschooling harus menjalin kerjasama dengan lembaga funding,

baik pemerintah, NGO atau perusahaan-perusahaan. Tidak bisa dipungkiri bahwa

penyelenggaraan kegiatan pendidikan ini membutuhkan sejumlah anggaran yang

berasal dari lembaga funding tadi. Setelah tersedia dana yang cukup untuk progrm

yang dimaksud, maka penyelenggara homeschooling akan melakukan pendataan

dan verifikasi data peserta.

Kemudian peserta yang lolos verfikasi akan mendapatkan hak-hak mereka sebagai

anggota komunitas homeschooling yaitu berupa ;

Panduan pembelajaran (modul dan kurikulum)

Alat tulis

Tagihan Tugas

Laporan hasil pembelajaran

Akses Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK)

Komunitas penyelenggara homeschooling akan membantu peserta yang sudah

berada di tingkat akhir setiap satuan pendidikan untuk mengikuti UNPK dengan

bekerjasama dengan suku dinas pendidikan setempat. Disetiap akhir tahun ajaran

penyelenggara akan memberikan laporan kepada pihak-pihak yang terlibat

kerjasama.

Unsur Terkait

Untuk implementasi homeschooling distance learning ini ada empat unsur terkait:

1. Komunitas Penyelenggara homeschooling

Penyelenggara komunitas sekolah rumah menjadi pilar yang sangat penting

sebagai institusi yang menjadi fasilitator dan mediator terhadap model

pendidikan alternatif ini.

2. Peserta Homeschooling dan keluarga

Bagaimanapun juga keberhasilan pendidikan akan sangat tergantung kepada

partsispasi aktif insan pembelajar. Peserta homeschooling adalah subjek

pembelajaran. Kemudian, keluarga harus akomodatif dan memberi semangat

positif peserta dalam menyelesaikan pembelajaran jalur non formal ini.

3. Pemerintah

Page 11: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page11 

Pemerintah dalam hal ini Departemen pendidikan Nasional melalui

PUSLITJAKNOV dan Direktorat pendidikan Kesetaraan bisa menjadi tulang

punggung dalam penyediaan dana dan kebijkan program terkait.

b. Homeschooling Model Homeschooling Keliling

Tujuan

Adapun tujuan dari program ini adalah:

1. Upaya pemenuhan hak anak akan pendidikan

2. Membantu program pemerintah dalam memeratakan akses

pendidikan

3. Membantu pembinaan dan pengembangan generasi putus

sekolah dan keluarga miskin..

Sasaran

Sasaran untuk kegiatan Homeschooling model homeschooling keliling ini adalah

generasi bangsa yang putus sekolah atau berasal dari keluarga miskin yang

berdomisili di daerah terjankau tranportasi berupa mobil homeschooling keliling.

Strategi

Untuk melaksanakan Homeschooling keliling ini, komunitas penyelenggara

homeschooling harus menjalin kerjasama dengan lembaga funding, baik

pemerintah, NGO atau perusahaan-perusahaan untuk penyediaan dana operasional

dan kendaraan keliling. Setelah tersedia mobil dan dana operasional maka

penyelenggara homeschooling akan melakukan studi terkait daerah yang di pilih

untuk kegiatan homeschooling keliling ini.Apabila hasil studi menunjukan

kelayakan maka homeschooling keliling sudah bisa diimplementasikan dengan

jadwal kunjungan sekali seminggu ke daerah yang dimaksud. Pada hari-hari yang

lain peserta bisa belajar secara mandiri sesuai dengan modul yang diberikan

Peserta homeschooling keliling akan mendapatkan hak-hak mereka sebagai

anggota komunitas homeschooling yaitu berupa ;

Panduan pembelajaran (modul dan kurikulum)

Alat tulis

Tagihan Tugas

Laporan hasil pembelajaran

Akses Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK)

Page 12: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page12 

Komunitas penyelenggara homeschooling akan membantu peserta yang sudah

berada di tingkat akhir setiap satuan pendidikan untuk mengikuti UNPK dengan

bekerjasama dengan suku dinas pendidikan setempat. Setiap akhir tahun ajaran

penyelenggara HS akan memberikan laporan kepada pihak yang terlibat kerjasama.

Adapun skema untuk Homeschooling Keliling ini dapat dilihat dibawah ini.

Skema 2. Skema Implementasi Homeschooling Model Homeschooling Keliling

Pemerintah (DIKNAS, PUSLITJAKNOV, Pend. Kesetaraan) Lembaga Funding CSR 

Komunitas Penyelenggara 

Donatur Pribadi 

Studi Kelayakan  

Lokasi 

Relasi Setempat

Pelaksanaan HS 

Keliling 

Laporan  

(setiap tahun) 

Page 13: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page13 

Unsur Terkait

Untuk implementasi homeschooling distance learning ini ada empat unsur terkait:

a. Komunits Penyelenggara homeschooling

Penyelenggara komunitas sekolah rumah menjadi pilar yang sangat

penting sebagai institusi yang menjadi fasilitator dan mediator terhadap

model pendidikan alternatif ini.

b. Peserta Homeschooling dan keluarga

Bagaimanapun juga keberhasilan pendidikan akan sangat tergantung

kepada partsispasi aktif insan pembelajar. Peserta homeschooling

adalah subjek pembelajaran. Kemudian, keluarga harus akomodatif

dan memberi semangat positif peserta dalam menyelesaikan

pembelajaran jalur non formal ini.

c. Pemerintah

Pemerintah dalam hal ini Departemen pendidikan Nasional melalui

PUSLITJAKNOV dan Direktorat pendidikan Kesetaraan bisa menjadi

tulang punggung dalam penyediaan dana dan kebijkan program terkait.

d. Donor Pribadi

Untuk kegiatan homeschooling keliling bantuan mobil operasional

maupun dana operasional bisa dicarikan kepada donatur pribadi,

individu-individu yang mempunyai niat mulia untuk membantu

mencerdaskan generasi bangsa.

e. Lembaga Funding

Lembaga Funding Seperti NGO atau CSR akan menjadi sumber dana

yang akan memfasilitasi program ini.

c. Homeschooling Model Komunitas Pendampingan

Tujuan

Adapun tujuan dari program ini adalah:

1. Upaya pemenuhan hak anak akan pendidikan

2. Membantu program pemerintah dalam memeratakan akses

pendidikan

3. Membantu pembinaan dan pengembangan generasi putus

sekolah, keluarga miskin dan daerah terpencil

Page 14: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page14 

Sasaran

Sasaran untuk kegiatan Homeschooling model Komuitas Pendampingan ini

adalah generasi bangsa yang putus sekolah atau berasal keluarga miskin serta

generasi yang berdomisili di daerah terpencil. Disamping itu program ini akan

membantu pengembangan masyarakat lokal sebagai penggiat dan pelaksana

homeschooling komunitas pendampingan.

Strategi

Komunitas model pendampingan akan melibatkan dua buah komunitas

homeschooling yaitu komunitas induk dan komunitas asuhan. Komunitas induk

akan melakukan pelatihan dan pendampingan untuk komunitas asuhan selama

kurun waktu tertentu. Jika dinilai sudah bisa mandiri maka komunitas asuhan bisa

otonom atau tetap memilih untuk berafiliasi dengan komunitas induk. Komunitas

asuhan bisa dibentuk ari masyrakat setempat (karang taruna,, ibu-ibu pkk) atau

juga yayasan pendidikan. Untuk pembiayaan homeschooling model

pendampingan ini bisa dianggarkan dari komunitas asuhan atau mencari funding

ke pemerintahan ataupun lembaga funding lainnya.

Siswa-siswa yang tergabung dalam komunitas asuhan akan mendapatkan hak-hak

mereka, yaitu :

berupa ;

Panduan pembelajaran (modul dan kurikulum)

Alat tulis

Tagihan Tugas

Laporan hasil pembelajaran

Akses Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK)

Komunitas penyelenggara homeschooling akan membantu peserta yang sudah

berada di tingkat akhir setiap satuan pendidikan untuk mengikuti UNPK dengan

bekerjasama dengan suku dinas pendidikan setempat. Setiap akhir tahun ajaran

penyelenggara HS akan memberikan laporan kepada pihak yang terlibat kerjasama.

Page 15: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page15 

Adapun skema untuk Homeschooling Pendampingan ini dapat dilihat dibawah ini.

Skema 3. Skema Implementasi Homeschooling Model Homeschooling

Pendampingan

Pemerintah (DIKNAS, PUSLITJAKNOV, Pend. Kesetaraan) Lembaga Funding CSR 

Komunitas IndukDonatur Pribadi 

Studi Komunitas Asuhan 

M O U  Komunitas induk‐Komunitas Asuhan 

Pelatihan Komunitas Asuhan 

Laporan Pelaksanaan HS (programpendampingan) 

Page 16: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page16 

Unsur Terkait

Untuk implementasi homeschooling distance learning ini ada empat unsur terkait:

a. Komunitas Induk (Misalnya, Qindy Academy)

Komunitas induk adalah pilar utama dari program komunitas

pendampingan, dimana komunitas induk adalah tempat bernaungan serta

berperan sebagai institusi yang melaksanakan fungsi pelatihan dan

pendampingan. Komunitas induk harus melatih calon-calon tutor di

komunitas asuhan serta melakukan pendampingan selama satu tahun

pertama. Jika dalam waktu setahun komunitas asuhan sudah bisa mandiri

maka komunitas induk bisa melepas komunitas asuhan tersebut dan

membina komunitas asuhan yang lain..

b. Komunitas asuhan

Komunitas asuhanadalah institusi yang dibentuk, atau institusi yang sudah

ada dan mempunyai komitmen untuk menyelenggarakan program

homeschooling bagi anak putus sekolah, keluarga miskin dan generasi di

wilayah terpencil.

Adapun syarat yang harus dipenuhi oleh komunitas asuhan adalah :

• Mempunyai komitmen yang tinggi

• Mempunyai lokasi pembelajaran, lokasi pembelajaran tidak harus

berbentuk bangunan fisik, bisa saja taman, kebun atau lokasi lain

yang bisa dijadikan arena pembelajaran.

• Mempunyai visi dan misi yang jelas serta rencana pengembangan

ke depan

c. Peserta Homeschooling dan keluarga

Bagaimanapun juga keberhasilan pendidikan akan sangat tergantung

kepada partsispasi aktif insan pembelajar. Peserta homeschooling adalah

subjek pembelajaran. Kemudian, keluarga harus akomodatif dan memberi

semangat positif peserta dalam menyelesaikan pembelajaran jalur non

formal ini.

Page 17: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page17 

d. Pemerintah

Pemerintah dalam hal ini Departemen pendidikan Nasional melalui

PUSLITJAKNOV dan Direktorat pendidikan Kesetaraan bisa menjadi

tulang punggung dalam penyediaan dana dan kebijkan program terkait.

e. Donor Pribadi

Untuk kegiatan homeschooling keliling bantuan mobil operasional maupun

dana operasional bisa dicarikan kepada donatur pribadi, individu-individu

yang mempunyai niat mulia untuk membantu mencerdaskan generasi

bangsa.

f. Lembaga Funding

Lembaga Funding Seperti NGO atau CSR akan menjadi sumber dana yang

akan memfasilitasi program ini.

II. Kurikulum Homeschooling

Kurikulum homeschooling dapat didesain oleh komunitas penyelenggara dengan

memperhatikan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kurikulum lainnya seperti

kurikulum cambridge dan IB system. Salah satu contoh kurikulum pendidikan dasar

dapat dilihat dibawah ini :

Bidang Studi : IPA Terpadu

Jenjang : Sekolah Menengah Pertama

A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan

pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar

menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk

inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Page 18: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page18 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai

salah satu ciptaan Tuhan

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui

pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu

dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Di

tingkat SMP/MTs diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman

belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan

kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk

menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta

mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu

pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara

langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SMP/MTs merupakan

standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi

acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan

KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja

ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.

B. Tujuan

Mata pelajaran IPA di SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya

2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat

4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam

Page 19: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page19 

7. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

C. Ruang Lingkup Bahan kajian IPA untuk SMP/MTs merupakan kelanjutan bahan kajian IPA SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

2. Materi dan Sifatnya

3. Energi dan Perubahannya

4. Bumi dan Alam Semesta

*A-C Diambil dari standar kompetensi dan kompetensi Departemen Pendidikan nasional.

D. Konten Kurikulum (berurutan dan sistematis)

Topik/Sub Topik Tujuan Kelas/Semester Referensi

Pengantar Sains:

- Objek dan ruang

lingkup sains

- Peran Sains dalam

kehidupan

- Metode

Ilmiah/penelitian sains

- Besaran pokok dan

besaran turunan

Homeschooler

mengetahui

tentang Sains dan

peranannya dalam

kehidupan

Kelas VII/1 1. Diri Sendiri

2. Pengalaman

sehari-hari

3. Buku Teks

4. Majalah

5. Website

6. Film

7. Lainnya

Atom, Ion dan Molekul

• Definisi Atom, ion

dan molekul

• Konsep atom, ion dan

molekul

• Molekul unsur dan

molekul senyawa

Homeschooler

mengetahui

tentang atom, ion

dan molekul dan

aplikasinya dalam

kehidupan sehari-

hari

Kelas VII/1 1. Diri Sendiri

2. Pengalaman

sehari-hari

3. Buku Teks

4. Majalah

5. Website

6. Film

Lainnya

Zat dan Materi

• Wujud dan sifat zat

Homeschooler

mengetahui wujud

Kelas VII/1 1. Diri Sendiri

2. Pengalaman

Page 20: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page20 

• Kegunaan Zat

• Perubahan Zat

Perubahan kimIa dan

fisika

zat disekitarnya,

memahami sifat

dan kegunaan zat

dan materi serta

perubahan-

perubahan yang

terjadi pada zat-

zat tersebut

sehari-hari

3. Buku Teks

4. Majalah

5. Website

6. Film

Lainnya

Bahan Kimia dalam

kehidupan sehari-hari

• Reaksi Kimia

• Asam basa dan

indikator

• Bahan kimia

berbahaya

• Polusi

• Zat additif

Homeschooler

dapat

mendeskiripsi

reaksi kimia serta

menjelaskan

berbagai macam

bahan kima

kegunaan dan

dampaknya

Kelas VII/1 1. Diri Sendiri

2. Pengalaman

sehari-hari

3. Buku Teks

4. Majalah

5. Website

6. Film

Lainnya

Biotik dan Abiotik Homeschooler

mengetahui

tentang dunia

biotik dan abiotik

dan gejala

kehidupan lainnya

Kelas VII/2 1. Diri Sendiri

2. Pengalaman

sehari-hari

3. Buku Teks

4. Majalah

5. Website

6. Film

Lainnya

Keanekaragaman Makhluk

Hidup

• Klasfikasi M.H

• Ciri-ciri makhluk

hidup

• Menjelaskan sel,

jaringan organ, dan

sistem organ

Homeschooling

mendetahui

danmampu

mendeskripsikan

ciri-cir

danklasifikasi

makhluk hidup.

Homeschooler

Kelas VII/2 1. Diri Sendiri

2. Pengalaman

sehari-hari

3. Buku Teks

4. Majalah

5. Website

6. Film

Lainnya

Page 21: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page21 

memahami sel,

jaringan, organ

dan sistem organ

Mkhluk hidup dan

Lingkungan

• Ekosistem

• Keanekaragaman

ekosistem

• Pengaruh populasi

manusia

• Pengelolaan

lingkungan

Kelas VII/2 1. Diri Sendiri

2. Pengalaman

sehari-hari

3. Buku Teks

4. Majalah

5. Website

6. Film

Lainnya

Memahami kelangsungan

Hidup Makhluk Hidup

• Adaptasi dan Seleksi

• Perkembangbiakan

makhluk hidup

• Genetika

• Biotek dan pangan

Kelas VII/2 1. Diri Sendiri

2. Pengalaman

sehari-hari

3. Buku Teks

4. Majalah

5. Website

6. Film

Lainnya

Mekanika

• Gerak Lurus beraturan

• Gerak lurus berubah

beraturan

• Gaya dan

penerapannya

• Hukum Netwon dan

aplikasinya dalam

kehidupan

• Energi dan perubahan

• Energi dan Usaha

• Pesawat sederhana

Kelas VIII/1 1. Diri Sendiri

2. Pengalaman

sehari-hari

3. Buku Teks

4. Majalah

5. Website

6. Film

Lainnya

Page 22: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page22 

Kalor dan Panas

• Suhu dan pengukuran

• Perpindahan panas

• Pemuaian dan

penyusutan

Kelas VIII/1 1. Diri Sendiri

2. Pengalaman

sehari-hari

3. Buku Teks

4. Majalah

5. Website

6. Film

Lainnya

Dunia Tumbuhan

• Klasifikasi dan ciri-

ciri

• Sel, jaringan dan

organ tumbuhan

• Kegunaan Tumbuhan

• Proses pembuatan

makanan oleh

tumbuhan

Kelas VIII/1 1. Diri Sendiri

2. Pengalaman

sehari-hari

3. Buku Teks

4. Majalah

5. Website

6. Film

Lainnya

Dunia Hewan

• Klasifikasi dan ciri-

ciri

• Sel, jaringan dan

organ hewan

• Kegunaan Hewan

Kelas VIII/2 1. Diri Sendiri

2. Pengalaman

sehari-hari

3. Buku Teks

4. Majalah

5. Website

6. Film

Lainnya

Virus, bakteri dan system

imunitas (kekebalan)

- Ciri, struktur dan

peranan virus

- Ciri, struktur dan

peranan bakteri

- Penyakit yang

diakibatkan oleh virus

Homeschooler

mengetahui cir

dan struktur virus

dan bakteri

Homeschooler

mengetahui

peranan psotif dan

negatif dari virus

Kelas VIII/2 1. Diri Sendiri

2. Pengalaman

sehari-hari

3. Buku Teks

4. Majalah

5. Website

6. Film

Lainnya

Page 23: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page

 23

dan bakteri

- System imunitas

(kekebalan)

dan bakteri

Homeschooler

mengetahui

penyakit yang

disebabkan oleh

virus dan bakteri

serta bagaimana

sistem kekebalan

tubuh dalam

menghadapi

serangan virus dan

bahteri

Fungi dan Protista:

- Ciri, struktur dan

peranan fungi

- ciri, struktur dan

peranan protista

Homeschooler

mengetahui ciri

dan struktur Jamur

dan Protista dan

peranannya dalam

kehidupan sehari-

hari

Kelas VIII/2 1. Diri Sendiri

2. Pengalaman

sehari-hari

3. Buku Teks

4. Majalah

5. Website

6. Film

Lainnya

Manusia

• sel

• jaringan

• organ

• sistem pencernaan

• sistem peredaram

darah

• sistem pernafasan

• sistem eksresi

• sistem reproduksi

Kelas IX/1 1. Diri Sendiri

2. Pengalaman

sehari-hari

3. Buku Teks

4. Majalah

5. Website

6. Film

Lainnya

Gelombang dan bunyi

• Getaran dan

Kelas IX/1 1. Diri Sendiri

2. Pengalaman

Page 24: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page24 

gelombang

• Jenis2 gelombang

• Bunyi

sehari-hari

3. Buku Teks

4. Majalah

5. Website

6. Film

Lainnya

Cahaya dan Optik

• Sifat-sifat cahaya

• Benda-benda optik

dan kegunaanya

dalam kehidupan

sehari-hari

• Prinsip kerja lensa dan

cermin

Kelas IX/2 1. Diri Sendiri

2. Pengalaman

sehari-hari

3. Buku Teks

4. Majalah

5. Website

6. Film

Lainnya

Listrik dan Magnet

• Listrik Statis

• Listrik dinamis

• Muatan, arus,

hambatan listrik

• Rangkaian listrik

• Elemen listrik

• Energi, Daya dan

tagihan listrik

Kelas IX/2 1. Diri Sendiri

2. Pengalaman

sehari-hari

3. Buku Teks

4. Majalah

5. Website

6. Film

Lainnya

Bumi dan Tata Surya

• Karakteristik dan

sistem tata surya

• Bintang dan Planet

• Revolusi dan Rotasi

Bulan dan Bumi

• Proses-proses di

lotosfer dan atmosfer

Kelas IX/2 1. Diri Sendiri

2. Pengalaman

sehari-hari

3. Buku Teks

4. Majalah

5. Website

6. Film

Lainnya

Page 25: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page25 

serta pengaruhnya

terhadap kehidupan

manusia.

III. Penilaian dan Evaluasi

Peniliaian

Homeschoolers akan diberikan nilai dengan memperhatikan performa dan tugas-tugas yang

diberikan. Nilai yang diberikan adalah skala 0-100. Adapun tugas dan komposisi penilaian

adalah sebagai berikut :

Kelas

/Semester

MindMapping

(25%)

Projects

(25%)

Paper

(25%)

Paper Test

(25%)

VII/1 Membuat

Indikator

sendiri

Karya Tulis 250

Kata:

Tema

Bahaya bahan

pengawet dan

bahan pewarna

pada makanan

Test berupa:

• 30 soal pilihan

ganda yang

mencerminkan

pengetahuan

homeschooler

tentang konten

selama

semester satu

• 5 buah soal

essay yang

mengasah

keterampilan

berpikir kritis

dan analitis

serta

kemampuan

memecahkan

masalah

VII/2

Membuat Mind

mapping setiap

topik.

Kriteria penilaian:

1. Konten

Mind

Mapping

2. Tampilan

Mind

Mapping

(warna,

proporsi,

keindahan,

mudah

dimengert,

gambar)

Membuat Karya Tulis 250 Test berupa:

Page 26: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page26 

Kliping

Tentang Flora

dan Fauna

yang terancam

punah

kata

“ Limbah, Banjir

dan nasib Bumi

ku”

• 30 soal pilihan

ganda yang

mencerminkan

pengetahuan

homeschooler

tentang konten

selama

semester dua

• 5 buah soal

essay yang

mengasah

keterampilan

berpikir kritis

dan analitis

serta

kemampuan

memecahkan

masalah

VIII/1

Catatan :

Untuk satu topik

bisa lebih dari satu

mind mapping.

Misalnya topik

Virus, bakteri dan

Sistem Imun bisa

dihasilkan 3 buah

mind mapping

yaitu :

1. Virus

2. Bakteri

3. Sistem

Imun

Science project

Mengenai

Hukum

Newton

Narasi 250 Kata:

Seandainya tidak

ada tumbuhan

hijau

Test berupa:

• 30 soal pilihan

ganda yang

mencerminkan

pengetahuan

homeschooler

tentang konten

selama

semester satu

• 5 buah soal

essay yang

mengasah

keterampilan

berpikir kritis

dan analitis

Page 27: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page27 

serta

kemampuan

memecahkan

masalah

VIII/2 Membuat

Poster atau

iklan layanan

masyarakat

tentang bahaya

penyakit akibat

virus

Narasi 250 Kata:

Seandainya aku

menjadi hewan

Test berupa:

• 30 soal pilihan

ganda yang

mencerminkan

pengetahuan

homeschooler

tentang konten

selama

semester dua

• 5 buah soal

essay yang

mengasah

keterampilan

berpikir kritis

dan analitis

serta

kemampuan

memecahkan

masalah

IX/1 Membuat

poster tentang

sistem

pencernaan,

sistem

pernafasan,

dan sistem

peredaran

darah

Karya Tulis 250

kata

Aku dan Masa

Remaja

Test berupa:

• 30 soal pilihan

ganda yang

mencerminkan

pengetahuan

homeschooler

tentang konten

selama

semester satu

• 5 buah soal

Page 28: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page28 

essay yang

mengasah

keterampilan

berpikir kritis

dan analitis

serta

kemampuan

memecahkan

masalah

IX/2 Science

project:

Membuat

Bel listrik atau

alat sederhana

lainnya

Karya tulis 500

kata :

Alam Semesta “

proses terjadinya

dan

perkembangannya”

Test berupa:

• 30 soal pilihan

ganda yang

mencerminkan

pengetahuan

homeschooler

tentang konten

selama

semester satu

dan dua

• 5 buah soal

essay yang

mengasah

keterampilan

berpikir kritis

dan analitis

serta

kemampuan

memecahkan

masalah

Page 29: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page29 

Nilai

Angka Huruf 90-100 A 80-90 A- 70-80 B 60-70 C < 60 F (failed/gagal) I Incomplete :

Diberikan kepada homeschooler yang belum

melengkapi tugas. Homeschooler mempunyai

kesempatan dalam waktu tertentu untuk

melengkapi tugas (maksimal tenggang waktu

adalah 2 Bulan), jika tidak melengkapi maka

nilai akan diberikan berdasarkan tugas yang

dikumpulkan.

Dalam memberikan penilaian, para tutor akan dipandu oleh rubrik penilaian yang

berbeda untuk tagihan tugas yang berbeda. Rubrik-rubrik penilaian tersebut dapat

dilihat dibawah ini :

1. Rubrik Penilaian untuk Mind Mapping

KRITERIA DAN SKOR ASPEK

3 2 1

Mind Mapping Jika topik utama dan

sub topik jelas, dibuat

dengan menggunakan

gabungan kata-kata

dan gambar, berwarna

dan mudah dipahami.

Jika topik utama dan sub

topik jelas, dibuat

dengan menggunakan

gabungan kata-kata dan

gambar, kurang

berwarna dan agak

susah dipahami.

Jika topik utama dan

sub topik jelas, dibuat

dengan menggunakan

gabungan kata-kata

dan gambar, tidak

berwarna dan susah

dipahami.

Page 30: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page30 

2. Rubrik Penilaiaan untuk Poster/projek/hasil karya

KRITERIA DAN SKOR ASPEK

3 2 1

PERSIAPAN Jika memuat tujuan,

topik, alasan, alat dan

bahan dan langkah

pembuatan projek dan

hasil karya secara

lengkap.

Jika memuat tujuan,

topik, alasan, alat dan

bahan dan langkah

pembuatan projek dan

hasil karya secara

lengkap.kurang lengkap.

Jika memuat tujuan,

topik, alasan, alat dan

bahan dan langkah

pembuatan projek

dan hasil karya secara

lengkap.tidak lengkap

Hasil Karya Hasil karya rapi,

sesuai dengan yang

direncanakan,

menunjukan nilai seni

yang bagus,

dilaksanakan sesuai

jadwal.

Hasil karyakurang rapi,

sesuai dengan yang

direncanakan,

menunjukan nilai seni

yang bagus,

dilaksanakan tidak

sesuai jadwal.

Hasil karya, nilai seni

dan waktu tidak

sesuai dengan apa

yang direncanakan.

PELAPORAN

TERTULIS

Jika sistimatika

penulisan benar,

memuat saran, bahasa

komunikatif.

Jika sistimatika

penulisan benar,

memuat saran, namun

bahasa kurang

komunikatif

Jika penulisan kurang

sistimatis, bahasa

kurang komunikatif,

kurang memuat saran

Page 31: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page31 

3. Rubrik Penilaian untuk Menulis/Karangan

Kriteria

Tata bahasa Kosakata Kelengkapan gagasan

Sistematika penulisan

Skor 0-100

IV. Keberlangsungan Program

Program homeschooling untuk generasi yang putus sekolah, keluarga miskin dan

generasi bangsa yang berada di wilayah terpencil ini akan dapat terlaksana jika ada

kerjasama yang baik antar pihak penyelenggara homeschooling, pemerintah, lembaga

donor serta peserta dan keluarga homeschooling.

Jika ada lembaga donor atau perusahaan atau pusat-pusat dibawah naungan

Departemen Pendidikan Nasional berkeinginan untuk mendanai, maka program yang

diusulkan bisa dilaksanakan dalam waktu singkat ini di wilayah jabodetabek dan

Banten. Kemudian Pihak komunitas penyelenggara harus mencari dana secara

mandiri untuk keberlanjutan program.

D. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Pendidikan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Indonesia dan mensejajarkan negara tercinta ini dengan bangsa-bangsa lain perlu

mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, LSM dan

masayarakat. Cita-cita mulia untuk menghasilkan seluruh genersasi yang setidak-

tidaknya menyelesaikan jenjang pendidikan tingkat dasar atau wajib belajar harus

terus diemban dan diejawantahkan.

Sebagian besar anak bangsa menyelesaikan program pendidikan 9 tahun

melalui jalur formal, padahal pendidikan dasar ini bisa ditempuh melalui jalur non

Page 32: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page

Diharapkan individu-individu yang mempunyai kelebihan rezeki, mau untuk

mendermakan sebagian rezekinya demi mencerdaskan anak-anak bangsa yang

32 

formal seperti homeschooling. Kegiatan pendidikan alternatif dirasa sangat cocok

untuk anak yang putus sekolah, keluarga miskin dan anak-anak di daerah terpencil.

Biasanya anak-anak putus sekolah dan keluarga miskin memilih untuk tidak

melanjutkan sekolah dengan alasan ekonomi. Bahkan tidak sedikit diantara mereka

yang harus bekerja demi menopang roda kehidupan keluarga. Untuk mempermudah

mereka mendapatkan hak mereka akan pendidikan, selayaknyalah program-program

alternatif dan bersifat sosial terus diupayakan, termasuk program yang diusulkan,

yaitu: homeschooling model distance learning, homeschooling model homeschooling

keliling dan homecshooling model komunitas pendampingan.

Ketiga program alternatif yang dirancang akan dapat terlaksana jika kerjasama

berbagai pihak dapat diwujudkan, khususny komunitas penyelenggara dengan

lembaga donor dalam hal ini pemerintah, NGO atau institusi lainnya. Jika kedepannya

program-program alternatif ini dapat di implementasikan, dalam waktu 5-10 tahun

kedepan diharapkan seluruh anak bangsa bisa menyelesaikan pendidikan dasar

mereka baik melalui jalur formal maupun informal.

Saran

Agar program pendidikan alternatif yang dirancang dapat terlaksana, maka disarankan

:

1. Pemerintah

Pemerintah sebaiknya menunjang berbagai program pendidikan alternatif baik

dari segi kebijakan, penyediaan fasilitas pembelajaran dan dana operasional.

2. Penyelenggara Homeschooling

Penyelenggara Homeschooling Komunitas sebaiknya mendisain dan

melaksanakan program-program yang bersifat sosial dan tidak hanya

melaksanakan kegiatan homeschooling bagi kalangan ekonomi menegah keatas

3. Lembaga Donor

Lembaga-lembaga donor dan CSR perusahaan diharapkan bisa mengalihkan

bantuan tidak hanya kepada pengadaan fisik dan fasilitas pembelajaran akan tetapi

penyediaan dana operasional program alternatif yang tidak membutuhkan sarana

fisik dan fasilitias yang berlebihan.

4. Individu peduli pendidikan Anak bangsa

Page 33: Homeschooling Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Generasi Putus Sekolah Dan Generasi Di Wilayah Terpencil

Makalah Simposium; Homeschooling.....    Munasprianto Ramli 

Page33 

mempunyai keterbatasan terhadap akses pendidikan, baik yang putus sekolah

maupun yang tinggal di daerah terpencil.

Daftar Pustaka

1. Direktorat Pendidikan Kesetaraan . Komunitas Sekolah Rumah sebagai Satuan Pendidikan Kesetaraan. 2006

2. Van galden (ed). Homeschooling; Political, Historical and pedagogical Perspective, Ablex Publishing Corporation, New Jersey, 1991

3. Linsenbach, Sherri. Everything Homeschooling Book. Adams Media Corporation, massachusets, 2003.

4. Departemen Pendidikan Nasional. Sosialasasi KTSP, Rancangan Penilaian hasil belajar (PPT), 2006.

5. Menteri Pendidikan Nasional, PERMEN No 22 Tahun 2006, Standar Isi Pendidikan Nasional.

6. UNDP. Laporan perkembangan pencapaian tujuan pembangunan milenium indonesia UNDP,

7. Pusat Statistik BALITBANG DIKNAS.Angka Partsisipasi Murni dan Angka Partisipasi kasar 2005. Di ambil dari www.padatiweb.depdiknas.go.id, website pusat statistik BALITBANG DIKNAS, 20 Juni 2008.

Saya dengan ini menyatakan bahwa makalah diatas adalah benar-benar ide dan karya saya sendiri.

Jakarta, 30 Juni 2008-07-01

Munasprianto Ramli