ikhtisar diskusi smart city and smart villagecipa.or.id/wp-content/uploads/2019/08/ikhtisar... ·...

36
COVER IKHTISAR DISKUSI “Smart City and Smart Village” Ikhtiar Lompatan Pembangunan Nasional Billy Aries Bayu Budiandrian

Upload: others

Post on 23-Oct-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • COVER

    IKHTISAR DISKUSI

    “Smart City and Smart Village”

    Ikhtiar Lompatan Pembangunan Nasional

    Billy Aries

    Bayu Budiandrian

  • PUBLIKASI CIPA

    dapat diunduh di cipa.or.id

  • Ikhtisar Diskusi

    “Smart City and Smart Village”

    Ikhtiar Lompatan Pembangunan Nasional

    Keynote Speaker & Penulis Buku

    : Billy Aries

    Bayu Budiandrian Moderator : Iwan Ismi F. Hari/Tanggal : Sabtu, 24 Agustus 2019 Tempat : Kedai Tempo, Utan Kayu, Jakarta Timur

    Konsep pembangunan perkotaan di Indonesia menjadi smart city telah

    diarusutamakan oleh pemerintah melalui peta jalan pembangunan perkotaan dalam Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Dalam rangka menyambut

    kebijakan perencanaan tersebut, Center for Indonesian Policy Analysis (CIPA) menghelat

    diskusi bertajuk ‘Smart City and Smart Village sebagai Ikhtiar Lompatan Pembangunan

    Nasional’

    Digelar di Kedai Tempo Jakarta Timur, Sabtu (24/08/2019), CIPA menghadirkan

    Billy Aries dari Climate Institute dan Bayu Budiandrian sebagai pemantik diskusi.

    Lebih dari setengah populasi dunia tinggal di daerah perkotaandan akan terus tumbuh

    menjadi 70 persen pada tahun 2050. Diperkirakan 68 persen penduduk Indonesia akan tinggal

    di perkotaan pada tahun 2035.

    Tanpa strategi pembangunan perkotaan yang tepat, Indonesia akan menghadapi

    bencana yang dahsyat. Meningkatnya kemacetan lalu lintas, polusi udara, ketidakcukupan

    energi, serta menurunnya kwalitas hidup masyarakat adalah sederet masalah yang menghantui

    wilayah perkotaan.

  • Billy Ariez

    Smart city dapat membantu solusi kendala perkotaan. Seperti adanya transparansi dan partisipasi publik, transportasi publik, transaksi non tunai, manajemen limbah, energi, keamanan, data dan informasi. Hal ini dapat didukung melalui teknologi informasi dan komunikasi. Smart City tidak selalu untuk kota yang harus mempunyai akses internet yang memadai dan berbasis IT. smart city adalah kota yang bisa mengelola Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber daya la innya sehingga warganya bisa hidup nyaman aman dan berkelanjutan. IT bukan tujuan utama. Banyak kota yang membelanjakan IT tapi tidak mengelolanya dengan maksimal. Kota cerdas adalah kota yang paling cepat dan akurat memberikan solusi kepada warganya,"

    Prof. Dr. Ir. Suhono Harso Supangkat M.Eng. Supangkat

    Smart city For better live

  • Milestone smart city

    2001 Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia.

    2003 Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan e- Government oleh Megawati. Menggeser dari Wapres dan Menko kepada Menkominfo.

    Sampai tahun 2008 Belum ada payung hukum berupa

    undang-undang yang secara tegas, jelas dan pasti yang mengamanatkan atau mewajibkan paling tidak melindungi pemerintah daerah melakukan pembaharuan dan inovasi di bidang teknologi informasi. Pada tahun 2008, hanya ada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

    2008 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik menjadi landasan ke arah smart city

    2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.

    24 Maret 2015 Peluncuran Indeks Kota Cerdas Indonesia 2015

    Pengembangan suatu kota menjadi sebuah smart city

    sejalan dengan program pemerintah melalui Bappenas, yang telah menetapkan peta jalan pembangunan perkotaan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Adanya pengembangan 7 kawasan metropolitan yang sudah ada saat ini, 5 kawasan metropolitan baru, 10 kota baru publik, 20 kota otonom, dan 39 pusat pertumbuhan baru.

  • Diskusi-diskusi yang terjadi saat ini adalah, apakah strategi kota pintar adalah rute menuju keberlanjutan ekonomi, sosial dan lingkungan. Dimana saat ini lebih dari setengah populasi dunia tinggal di daerah perkotaan, dan proporsi ini akan tumbuh menjadi sekitar 70 persen pada tahun 2050. Pada tahun 2035, di Indonesia diperkirakan sebanyak 68 persen penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan. Terutama di 12 Kota metropolitan dan 20 kota sedang. Saat ini kawasan perkotaan juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Tanpa strategi perkotaan yang dapat ditindaklanjuti, kota-kota menghadapi bencana meningkatnya kemacetan dan polusi, energi yang tidak memadai dan tidak dapat diandalkan, serta menurunnya kwalitas hidup masyarakat secara umum serta layanan dan manajemen lingkungan yang buruk.

  • Variable smart city

  • Oleh:BAYU BUDIANDRIAN

  • 2

    What is “Smart Villages”?

    1. Pada 2017, European Commission, bersama dengan Parlemen Eropa, menerbitkan

    dokumen yang disebut “EU Action for Smart Villages” sebagai upaya untukmemperluas peluang bagi desa dan komunitas pedesaan agar lebih mandiri. Salah satu

    penerapannya adalah dengan Pilot Project on Smart Eco-Social Villages/yang biasa disebut dengan “Smart Villages” (ENRD, 2018)

    2. Smart Villages are rural areas and communities which build on their existing strengthsand assets as well as new opportunities to develop added value and where traditional

    and new networks are enhanced By means of Digital CommunicationsTechnologies, Innovations, and the better use of Knowledge for thebenefit of inhabitants (European Union, 2018)

    3. Desa Cerdas adalah inisiatif yang (seharusnya) digagas oleh masyarakat desa itusendiri untuk melakukan revitalisasi pelayanan publik melalui inovasi digital dibidangkesehatan, layanan sosial, pendidikan, energi, transportasi, dll dengan mengembangkan

    perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

  • 3

    “Smart Villages” Certain Traits

    1. They are care about peoples

    2. They are using digital technologies

    3. They are thinking beyond the village boundaries

    4. They are building new forms of cooperation and alliances

    5. They are thinking about for yourself

  • 4

    PENERAPAN DESA DIGITAL DI JERMAN

    Penerapan Desa Digital di Jerman bertujuan untuk memperkuat kohesi sosial. Penekanan yang kuat pada interaksi

    publik menandakan bahwa layanan yang dikembangkan memiliki tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi

  • 5

    PENERAPAN EFISIENSI ENERGI DENGAN ECO-TAXI DI PORTUGAL

    Setelah berhasil menghubungkan masyarakat Pedesaan di kawasan pegunungan Portugal, Penerapan Desa Pintar

    dilanjutkan dengan menyediakan infrastruktur Ramah Lingkungan yang disebut Eco-Taxi

  • SEJAUH MANA KONSEP SMART VILLAGES DITERAPKAN DI INDONESIA?

  • Nawacita 3:

    “Komitmen Pemerintah

    Mewujudkan Pemerataan

    Pembangunan”

    Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberi rasa

    aman pada seluruh warga negara1

    Membangun tata kelola Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya2

    Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

    desa dalam kerangka Negara Kesatuan3

    Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan

    hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya4

    Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia5

    Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional6

    Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis

    ekonomi domestik7

    Melakukan revolusi karakter bangsa8

    Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial9

    9 Agenda Nawacita

    7

  • PERUBAHAN PARADIGMA PEMBANGUNAN DESA:

    DESA SEBAGAI SUBYEK UTAMA PEMBANGUNAN

    Desa BaruDesa Lama

    ObjekPembangunan

    SubyekPembangunan:Partisipatoris

    • Pertama, Pemberian kewenangan berdasarkan azasrekognisi dan subsidiaritas. Rekognisi berarti pengakuandan penghormatan terhadapkeberadaan (eksistensi) desa. Sedangkan subsidiaritas berartipenggunaan kewenangan skalalokal.

    • Kedua, kedudukan desa sebagai pemerintahan berbasis masyarakat, yaitu campuran dari komunitas yang mengatur dirinya sendiri (self governing community) dan pemerintahan lokal (local self government).

    8

  • Kesiapan Desa Menghadapi Revolusi Industri 4.0

    9.658 (12%)

    desa/kelurahan ada jasa

    ekspedisi selain Pos

    77.172 (92%)

    desa/kelurahan telah

    dapat dijangkau sinyal

    telepon seluler/

    handphone di sebagian

    besar wilayah desa

    70.190 (84%)

    desa/kelurahan telah

    dapat dijangkau sinyal

    internet di sebagian besar

    wilayah desa

    Sumber: BPS, 2018

    9

  • 48,25%

    49,49%

    Rural Village Urban Village

    45,42%

    23,42%

    Smartphone / Tablet

    Komputer / Laptop

    42,06%

    23,83%

    Smartphone / Tablet

    Komputer / Laptop

    Paparan internet telah menerpa 48,25% desa terpelosok (rural village) pada tahun 2017,

    sedangkan desa yang berciri kota (urban village) mencapai 49,49%.

    Masyarakat desa masih banyak mengakses internet melalui tablet / smartphone

    dibandingkan komputer / laptop.

    Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2017

    Sebagian besar masyarakat desa sudah

    melek internet, artinya ada peluang untuk

    dikembangkan ekonomi digital yang

    diharapkan dapat meningkatkan jaringan

    pemasaran, memotong jalur distribusi dan

    meningkatkan pendapatan.

    Generasi millenial yang memiliki

    pengetahuan teknologi tinggi diharapkan

    dapat membantu mendampingi

    masyarakat membangkitkan ekonomi

    digital desa.

    10

    Potensi Ekonomi Digital Desa

  • 11

    Dana Desa dapat

    digunakan untuk

    mendukung kegiatan

    pembangunan dan

    pemberdayaan Desa

    dengan pengembagan

    teknologi digital sesuai

    dengan Musyawarah

    Desa

    11

  • 12

  • FASILITAS INTERNET DESA 2018

    20.489

    31.874

    9.496

    13.577

    -

    5.000

    10.000

    15.000

    20.000

    25.000

    30.000

    35.000

    Jumlah Desa

    63.068

    9.113

    3.255

    -

    10.000

    20.000

    30.000

    40.000

    50.000

    60.000

    70.000

    Sebagian BesarWarga

    Beberapa Warga NA

    Penggunaan Telepon Seluler

    • Potensi digital di desa

    terlihat dari:

    • 82% desa memiliki

    jaringan internet

    • 96% penduduk

    desa menggunakan

    telepon seluler

    13

    Sumber : Potensi Desa 2018

  • Potensi Usaha Desa

    0

    5.000

    10.000

    15.000

    20.000

    25.000

    30.000

    35.000

    40.000

    Industri Kayu IndustriGerabah/Keramik

    Industri Kain Tenun Industri Kulit Industri Anyaman

    Series 1 37.955 15.139 19.068 3.052 17.141

    Jumlah Desa/Kelurahan yang ada industri, mikro dan kecil (tenaga kerja < 20 orang)

    Khusus industri kain tenun, jumlahnya meningkat 44% dibandingkan Tahun 2014

    Sumber: BPS, 2018

    27.657desa/kelurahan

    memiliki produk

    unggulan

    11%(2.929) desa telah

    mengekspor

    14

  • 76.085 (91%) desa/kelurahan ada keberadaan

    warung/ toko kelontong

    16.738 (20%) desa/kelurahan ada pasar

    dengan bangunan (naik 23% dibanding 2014)

    11.082 (13%) desa/kelurahan ada kelompok

    pertokoan

    Peluang pemasaran

    Meningkatnya Layanan Perbankan (Ekonomi Inklusif)

    Layanan Bank Umum Pemerintah

    dari 7.704 desa Tahun 2014 menjadi

    8.950 Tahun 2018 (naik 16%)

    Layanan Bank Perkreditan Rakyat

    (BPR)

    dari 3.708 desa Tahun 2014 menjadi

    4.584

    Tahun 2018 (naik 11%)Layanan Kredit Usaha Rakyat

    (KUR)

    dari 35.755 desa Tahun 2014

    menjadi 51.882 Tahun 2018 (naik

    45%)

    Sumber: BPS, 2018

    Potensi Pengembangan Produk Desa

    1515

  • Peluang Mengoptimalkan Peran BUM Desa dalam Pengembangan Ekonomi Digital

    1.022

    11.945

    18.446

    39.149

    41.796

    2014 2015 2016 2017 2018

    Perkembangan Jumlah BUM DesaBUM Desa dapat memfasilitasi dan melatih

    kelompok ekonomi desa, misalnya untuk

    pemasaran digital dan peningkatan produk

    seperti packaging sehingga punya daya saing

    BUM Desa dapat menjadi tempat konsolidasi

    produk warga yang selanjutnya mendeliver

    pada market place terkait atau membangun

    sistem pemasaran digital sendiri

    Dengan adanya unit layanan, BUM Desa dapat

    memberikan layanan internet kepada

    masyarakat sehingga akses kepada pasar

    digital lebih mudah dijangkau

    16

  • BUMDES DENGAN OMSET DI ATAS RP 1 MILIAR/TAHUN

    Sumber: Kemendesa, PDT dan Transmigrasi, 2018

    17

  • 18

  • 19

  • 20

    INOVASI DIGITAL DI DESA PUNGGUL, BALI

    • SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan desa)Lewat aplikasi ini semua data masyarakat dapat terekam. Hal ini memudahkan untuk mendapatkandata penduduk yang bersih

    • SIADEK (Sistem Administrasi Desa dan Kelurahan)Memudahkan pelayanan administrasi dan surat menyurat berbasis online yang dibangun bersama-sama perangkat desa untuk memberi pelayanan kepada masyarakat

    • SIGADIS (Sistem Informasi Georafis Administrasi Desa ter-integrasi)Mempermudah pendataan, baik para perangkat desa, maupun warganya, termasuk pendataanwarga pendatang yang banyak terdapat di Bali. Informasi-informasi tersebut bisa langsung tersediabagi siapa saja yang ingin mengaksesnya lewat aplikasi

    • SIPEMDES (Sistem Informasi Pemerintahan Desa)Aplikasi yang memuat rencana pembangunan jangka menengengah desa yang akandiimplementasikan dalam penyusunan rencana kerja pembangunan desa sekaligus akan masukke dalam APBD desa

  • Menteri Desa

    PDTT bersama

    CEOTokopedia

    dan Kepala

    BALILATFO

    diwawancarai

    oleh media

    21

  • Menteri Desa

    PDTT bersama

    CEOTokopedia

    dan Kepala

    BALILATFO

    diwawancarai

    oleh media

    22

  • 23

  • 24

  • 25

  • 3.675

    6.266

    4.303

    10.491

    12.114

    7.224

    -

    2.000

    4.000

    6.000

    8.000

    10.000

    12.000

    14.000

    Infrastruktur Kewirausahaan SDM

    2017 2018

    JENIS INOVASI DESA 2017-2018

    • Seluruh jenis inovasi

    desa meningkat pada

    2017-2018

    • Jenis inovasi yang paling

    banyak di bidang

    kewirausahaan (total

    18.380 inovasi)

    • Jumlah inovasi yang

    bertambah paling cepat

    pada 2017-2018 ialah

    bidang infrastruktur

    (meningkat 6.816

    inovasi)

    Sumber: Dit PMD, Ditjen PPMD, Kemendesa PDTT, 31 Desember 201826

  • 14.244

    29.829

    2017 2018

    Jumlah Inovasi Desa

    PERKEMBANGAN INOVASI DESA 2017-2018

    6.167

    69.786

    2017 2018

    Inovasi yang Direplikasi

    • Desa teruji responsif

    terhadap inovasi

    • Pada 2017-2018 inovasi

    desa meningkat hampir

    2 kali lipat, sedangkan

    replikasinya meningkat

    lebih dari 11 kali lipat

    • Pada 2017-2018 jumlah

    inovasi yang diajukan

    desa mencapai 44.073

    inovasi

    • Pada 2017-2018

    sebanyak 75.953

    inovasi desa

    direplikasi

    Sumber: Dit PMD, Ditjen PPMD, Kemendesa PDTT, 31 Desember 201827

    Sumber: Kemendesa PDT dan Transmigrasi, 31 Des 201827

  • 28

  • THANK YOU

    29

    Smart cityFor better live