indikator tingkat layanan drainase...

10
148 Volume 11, No. 2, April 2012: 148-157 INDIKATOR TINGKAT LAYANAN DRAINASE PERKOTAAN Sih Andayani, Bambang E. Yuwono, Soekrasno Program Studi Teknik Sipil FTSP,Universitas Trisakti Jakarta Jalan Kyai Tapa Grogol, Jakarta Barat e-mail: [email protected] Abstract: Puddles that hit urban areas in the rainy season resulted in great losses both material as well as paralysis of business and social activities. The occurrence in urban inundation caused by many factors, including the reduced service levels of urban drainage systems with time plus the failure of urban drainage management. Thus the existing urban drainage system should be im- proved so that the function returns to normal or near-original so as to reduce the pool. In the current circumstances in which government finances are very limited, so treatment to be effec- tive and efficient pool of necessary existence of a tool to determine the scale of priority handling of existing urban drainage, drainage network is to establish which ones need to be repaired or re- habilitated. While these models can comprehensively to assess the level of urban drainage services have not been there, especially when associated with the determination of treatment priorities, so that the objectives of this research is the creation of a model that can be used to assess the level of urban drainage services as well as useful for determining treatment priorities sustainable ur- ban drainage and environmentally friendly. Research is planned through the six stages. In this first phase of research carried out is the setting of indicators that contribute significantly to the level of urban drainage services and the magnitude of weight for each indicator. Be- sides referring to some existing research, these indicators will be assessed through a more com- prehensive survey by involving various stakeholders. The method used was survey by distributing questionnaires to respondents across Indonesia who came from various government agen- cies related to urban drainage, industrial society that take advantage of drainage cha- nnels, observers of urban drainage, and universities. The method used to test the contribution of the indicators on the service level of urban drainage is a structural equation model with the help of AMOS. To test the validity of the indicators used for factor analysis and reliability test used Cronbach Alpha. The results of this first stage is the result of test validity and reliability based on data from30 respondents. From the test results showed that of all the indicators used in measuring the dimensions of the factors that contribute to urban drainage services almost as a whole are valid, except for the dimensions of reliability of drainage facilities, there is on eindicator of stability indicator channel walls that are not valid. Keywords: drainage, model, priority, service level, treatment Abstrak: Genangan yang melanda perkotaan di musim hujan mengakibatkan kerugian besar baik materiil, maupun lumpuhnya aktivitas bisnis dan sosial. Terjadinya genangan di perkotaan diaki- batkan oleh banyak faktor, di antaranya adalah menurunnya tingkat layanan sistem drainase perko- taan sejalan dengan waktu ditambah adanya kegagalan pengelolaan drainase perkotaan. Dengan demikian sistem drainase perkotaan yang ada perlu ditingkatkan fungsinya sehingga kembali se- perti semula atau mendekati semula sehingga dapat mengurangi genangan. Dalam kondisi seperti saat ini dimana keuangan Pemerintah sangat terbatas, agar penanganan genangan menjadi efektif dan efisien diperlukan adanya suatu alat untuk menentukan skala prioritas penanganan drainase perkotaan yang sudah ada, yaitu untuk menetapkan jaringan drainase mana yang perlu segera di- perbaiki atau direhabilitasi. Sementara ini model yang dapat secara komprehensif untuk menilai tingkat layanan drainase perkotaan belum ada, apalagi bila dikaitkan dengan penentuan skala pri- oritas penanganan, sehingga tujuan penelitian ini adalah terciptanya suatu model yang dapat digu- nakan untuk menilai tingkat layanan drainase perkotaan yang sekaligus berguna bagi penentuan skala prioritas penanganan drainase perkotaan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (ecodrain). Penelitian direncanakan melalui enam tahapan. Pada penelitian tahap pertama ini yang dilakukan adalah penetapan indikator-indikator yang berkontribusi signifikan pada tingkat

Upload: hakhue

Post on 06-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: INDIKATOR TINGKAT LAYANAN DRAINASE PERKOTAANft.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/8_Sih_Andayani_Indikator... · 150 Andayani, dkk /Indikator Tingkat Layanan Drainase Perkotaan

148

Volume 11, No. 2, April 2012: 148-157

INDIKATOR TINGKAT LAYANANDRAINASE PERKOTAAN

Sih Andayani, Bambang E. Yuwono, SoekrasnoProgram Studi Teknik Sipil FTSP,Universitas Trisakti Jakarta

Jalan Kyai Tapa Grogol, Jakarta Barate-mail: [email protected]

Abstract: Puddles that hit urban areas in the rainy season resulted in great losses both material aswell as paralysis of business and social activities. The occurrence in urban inundation caused bymany factors, including the reduced service levels of urban drainage systems with time plus thefailure of urban drainage management. Thus the existing urban drainage system should be im-proved so that the function returns to normal or near-original so as to reduce the pool. Inthe current circumstances in which government finances are very limited, so treatment to be effec-tive and efficient pool of necessary existence of a tool to determine the scale of priority handlingof existing urban drainage, drainage network is to establish which ones need to be repaired or re-habilitated. While these models can comprehensively to assess the level of urban drainage serviceshave not been there, especially when associated with the determination of treatment priorities, sothat the objectives of this research is the creation of a model that can be used to assess the levelof urban drainage services as well as useful for determining treatment priorities sustainable ur-ban drainage and environmentally friendly. Research is planned through the six stages. In thisfirst phase of research carried out is the setting of indicators that contribute significantly tothe level of urban drainage services and the magnitude of weight for each indicator. Be-sides referring to some existing research, these indicators will be assessed through a more com-prehensive survey by involving various stakeholders. The method used was survey by distributingquestionnaires to respondents across Indonesia who came from various government agen-cies related to urban drainage, industrial society that take advantage of drainage cha-nnels, observers of urban drainage, and universities. The method used to test the contributionof the indicators on the service level of urban drainage is a structural equation model with the helpof AMOS. To test the validity of the indicators used for factor analysis and reliability test usedCronbach Alpha. The results of this first stage is the result of test validity and reliability based ondata from30 respondents. From the test results showed that of all the indicators used in measuringthe dimensions of the factors that contribute to urban drainage services almost as a wholeare valid, except for the dimensions of reliability of drainage facilities, there is on eindicatorof stability indicator channel walls that are not valid.

Keywords: drainage, model, priority, service level, treatment

Abstrak: Genangan yang melanda perkotaan di musim hujan mengakibatkan kerugian besar baikmateriil, maupun lumpuhnya aktivitas bisnis dan sosial. Terjadinya genangan di perkotaan diaki-batkan oleh banyak faktor, di antaranya adalah menurunnya tingkat layanan sistem drainase perko-taan sejalan dengan waktu ditambah adanya kegagalan pengelolaan drainase perkotaan. Dengandemikian sistem drainase perkotaan yang ada perlu ditingkatkan fungsinya sehingga kembali se-perti semula atau mendekati semula sehingga dapat mengurangi genangan. Dalam kondisi sepertisaat ini dimana keuangan Pemerintah sangat terbatas, agar penanganan genangan menjadi efektifdan efisien diperlukan adanya suatu alat untuk menentukan skala prioritas penanganan drainaseperkotaan yang sudah ada, yaitu untuk menetapkan jaringan drainase mana yang perlu segera di-perbaiki atau direhabilitasi. Sementara ini model yang dapat secara komprehensif untuk menilaitingkat layanan drainase perkotaan belum ada, apalagi bila dikaitkan dengan penentuan skala pri-oritas penanganan, sehingga tujuan penelitian ini adalah terciptanya suatu model yang dapat digu-nakan untuk menilai tingkat layanan drainase perkotaan yang sekaligus berguna bagi penentuanskala prioritas penanganan drainase perkotaan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan(ecodrain). Penelitian direncanakan melalui enam tahapan. Pada penelitian tahap pertama iniyang dilakukan adalah penetapan indikator-indikator yang berkontribusi signifikan pada tingkat

Page 2: INDIKATOR TINGKAT LAYANAN DRAINASE PERKOTAANft.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/8_Sih_Andayani_Indikator... · 150 Andayani, dkk /Indikator Tingkat Layanan Drainase Perkotaan

149

Andayani, dkk /Indikator Tingkat Layanan Drainase Perkotaan / JTS, VoL. 12, No. 2, Mei 2012, hlm 148-157

layanan drainase perkotaan dan besaran bobot tiap indikatornya. Selain mengacu pada beberapapenelitian yang sudah ada, indikator-indikator tersebut akan dikaji melalui survei yang lebih kom-prehensif dengan melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah dan pemangku kepentingan(stakeholder). Metode survei yang digunakan adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada res-ponden di seluruh Indonesia yang berasal dari berbagai instansi pemerintah yang terkait dengandrainase perkotaan, masyarakat industri yang memanfaatkan saluran drainase (masyarakat industri,masyarakat umum), pemerhati drainase perkotaan (organisasi profesi, LSM), dan perguruan tinggi.Sedangkan metoda yang digunakan untuk menguji kontribusi indikator-indikator tersebut padatingkat layanan drainase perkotaan adalah Model Persamaan Struktural (Structural Equation Mod-el/SEM) dengan bantuan program AMOS. Untuk menguji validitas indikator digunakan analisafaktor dan untuk uji reliabilitas dipakai α-Cronbach (Cronbach Alpha). Hasil penelitian tahappertama ini adalah hasil dari uji validitas dan reliabilitas berdasarkan data dari 30 responden. Darihasil uji tersebut, menunjukkan bahwa dari seluruh indikator yang digunakan dalam mengukurdimensi dari faktor-faktor yang memberikan kontribusi pada layanan drainase perkotaan hampirsecara keseluruhan bersifat valid, kecuali untuk dimensi kehandalahan sarana drainase terdapatsatu indikator yaitu indikator kemantapan dinding saluran yang tidak valid.

Kata Kunci: drainase, model, penanganan, prioritas, tingkat layanan

PENDAHULUAN

Pada musim hujan, genangan hampir setiaptahun melanda kota-kota besar di Indonesiayang menimbulkan kerugiaan materiil danmoril tidak sedikit serta masalah penyakit yangcukup serius sehingga memerlukan penanganansecepatnya. Sesuai dengan petunjuk teknisdalam peraturan menteri PU nomor :14/PRT/M/2010 (25 Oktober 2010), yangdisebut tergenangnya suatu daerah adalahterendamnya suatu kawasan permukiman lebihdari 30 cm selama lebih dari 2 jam danterjadinya lebih dari 2 kali pertahun. Genangan(inundation) yang dimaksud adalah air hujanyang terperangkap di daerah rendah/cekungandi suatu kawasan, yang tidak bisa mengalir kebadan air terdekat. Genangan terjadi karenabanyak faktor, salah satu penyebabnya adalahkurang berfungsinya drainase perkotaansebagaimana mestinya.

Secara umum, sistem drainase dapatdidefinisikan sebagai serangkaian bangunan airyang berfungsi untuk mengurangi dan/ataumembuang kelebihan air dari suatu kawasanatau lahan, sehingga lahan dapat difungsikansecara optimal. Namun, secara praktis kitadapat mengatakan bahwa drainase menanganikelebihan air sebelum masuk ke alur-alur besaratau sungai (Suripin, 2004). Sampai saat iniperancangan drainase didasarkan pada filosofibahwa air secepatnya mengalir dan seminimalmungkin menggenangi daerah layanan. Tapidengan semakin timpangnya perimbangan air

(pemakaian dan ketersedian) maka diperlukansuatu perancangan drainase yang berfilosofibukan saja aman terhadap genangan tapi jugasekaligus berasas pada konservasi air(Muttaqin, 2007). Bertolak dari hal tersebut,maka yang cocok diterapkan saat ini adalahsistem drainase yang berkelanjutan. Adapunkonsep dasar pengembangan sistem drainaseperkotaan yang berkelanjutan adalahmeningkatkan daya guna air, meminimalkankerugian, serta memperbaiki dan konservasilingkungan (Suripin, 2004). Untuk itudiperlukan usaha-usaha yang komprehensif danintegratif yang meliputi seluruh proses, baikyang bersifat struktural maupun non struktural.Disamping terjadi ketimpangan air, terjadi pulapencemaran air drainase oleh limbah cair danpadat (sampah) yang cukup berat sehinggasehingga penanganan drainase harus terpadudan berwawasan lingkungan (ecodrain).

Menurut Hdarwanto (2007), saluran drainaseperkotaan terdapat pada 88% dari seluruhjumlah kelurahan di kota-kota, namun salurandrainase yang baik hanya terdapat di 48,4% dariseluruh kelurahan dan desa. Kurangberfungsinya drainase perkotaan dapatmenggambarkan menurunnya layanan drainaseperkotaan diakibatkan antara lain oleh waktudan kurang baiknya pengelolaan drainase.Jaringan drainase ada yang rusak, dengandemikian drainase perkotaan yang ada perluditingkatkan layanannya agar berfungsi kembaliseperti semula atau mendekati semula sehinggadapat mengurangi terjadinya genangan air.

Page 3: INDIKATOR TINGKAT LAYANAN DRAINASE PERKOTAANft.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/8_Sih_Andayani_Indikator... · 150 Andayani, dkk /Indikator Tingkat Layanan Drainase Perkotaan

150

Andayani, dkk /Indikator Tingkat Layanan Drainase Perkotaan / JTS, VoL. 12, No. 2, Mei 2012, hlm 148-157

Untuk itu perlu diketahui bagaimana tingkatlayanan saat ini dan tingkat layanan yangdiinginkan drainase perkotaan tersebut. Keduahal tersebut membutuhkan suatu alat untukmenilai tingkat layanan drainase perkotaan.Yang dimaksud dengan tingkat layanandrainase perkotaan di sini adalah tingkatkemampuan saluran drainase perkotaan besertabangunanya yang ada, dalam menampung danmengalirkan air permukaan sehingga tidakmenimbulkan genangan air.

Di sisi lain, dana pembangunan di daerah(APBD) yang dapat digunakan untukmembangun prasarana dan sarana kota, yangdulu dibantu pusat melalui proyek-proyekAPBN, pinjaman luar negeri dan INPRES, kiniberkurang banyak, demikian pula anggaranpembangunan pusat pun sangat berkurang(Hdarwanto, 2007). Dalam kondisi seperti saatini dimana keuangan Pemerintah sangatterbatas, agar penanganan genangan menjadiefektif dan efisien diperlukan adanya suatu alatuntuk menentukan skala prioritas penanganandrainase perkotaan yang sudah ada, yaitu untukmenetapkan jaringan drainase mana yang perlusegera diperbaiki atau direhabilitasi. Untuk inijuga perlu alat untuk menilai tingkat layanandrainase perkotaan. Dengan demikian untukdapat menilai tingkat layanan sekaligus dapatmenentukan skala prioritas penanganandrainase perkotaan yang sudah ada, perludikembangkan suatu model untuk mengevaluasitingkat layanan drainase perkotaan yangnantinya dapat dimanfaatkan oleh Pemerintahsebagai acuan dalam mengambil kebijakan-kebijakan strategis untuk membuat skalaprioritas penanganan drainase perkotaan yangsudah ada. Seperti telah disebutkansebelumnya bahwa konsep drainase perkotaanyang sesuai diterapkan saat ini adalah berasaskonservasi air dan terpadu denganpenanggulangan pencemaran air, yaitu drainaseperkotaan yang berkelanjutan dan berwawasanlingkungan (ecodrain).

Penelitian direncanakan melalui enam tahapan.Pada penelitian tahap pertama ini yangdilakukan adalah penetapan indikator-indikatoryang berkontribusi signifikan pada tingkatlayanan drainase perkotaan dan besaran bobottiap indikatornya. Selain mengacu pada bebe-rapa penelitian yang sudah ada, indikator-indikator tersebut akan dikaji melalui survei

yang lebih komprehensif dengan melibatkanberbagai pihak seperti pemerintah danpemangku kepentingan (stakeholder). Metodesurvei yang digunakan adalah denganmenyebarkan kuesioner kepada responden diseluruh Indonesia yang berasal dari berbagaiinstansi pemerintah yang terkait dengandrainase perkotaan, masyarakat industri yangmemanfaatkan saluran drainase (masyarakatindustri, masyarakat umum), pemerhati drainaseperkotaan (organisasi profesi, LSM), danperguruan tinggi. Sedangkan metoda yangdigunakan untuk menguji kontribusi indikator-indikator tersebut pada tingkat layanan drainaseperkotaan adalah Model Persamaan Struktural(Structural Equation Model/SEM). Untukmenguji validitas indikator digunakan analisafaktor dan untuk uji reliabilitas dipakai α-Cronbach (Cronbach Alpha). Nantinyaindikator-indikator tersebut dipakai sebagaiacuan penilaian tingkat layanan drainaseperkotaan.

METODOLOGI

Metodologi penelitian yang digunakan secaragaris besar dapat dilihat pada Gambar 1 dansecara lebih rinci dapat dilihat pada uraian dibawah ini.

Studi Pustaka

Pada tahapan ini dilakukan studi literatur daribuku-buku referensi, hasil penelitian-penelitiandan jurnal-jurnal yang berkaitan dengandrainase perkotaan khusunya di kota-kota besardi Indonesia. Tujuannya adalah mempelajarimasalah-masalah drainase perkotaan danpenyelesaian permasalahannya, guna men-dapatkan indikator-indikator apa saja yangberkontribusi signifikan pada tingkat layanandrainase perkotaan. Nantinya indikator-indi-kator tersebut yang akan dipakai sebagai dasarevaluasi dan penilaian tingkat layanan drainaseperkotaan.

Pembuatan Kuesioner

Selain mengacu pada beberapa pustaka yangsudah ada, indikator-indikator tersebut akandikaji melalui survei yang lebih komprehensifdengan melibatkan berbagai pihak sepertipemerintah dan pemangku kepentingan

Page 4: INDIKATOR TINGKAT LAYANAN DRAINASE PERKOTAANft.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/8_Sih_Andayani_Indikator... · 150 Andayani, dkk /Indikator Tingkat Layanan Drainase Perkotaan

151

Andayani, dkk /Indikator Tingkat Layanan Drainase Perkotaan / JTS, VoL. 12, No. 2, Mei 2012, hlm 148-157

(stakeholder). Metode survei yang digunakanadalah dengan menyebarkan kuesioner kepadaresponden di seluruh Indonesia yang berasaldari berbagai instansi pemerintah yang terkaitdengan drainase perkotaan, masyarakat industriyang memanfaatkan saluran drainase(masyarakat industri, masyarakat umum),pemerhati drainase perkotaan (organisasiprofesi, LSM), dan perguruan tinggi.Mengingat penelitian ini nantinya dapatdimanfaatkan oleh Pemerintah untuk menilaitingkat layanan drainase perkotaan, maka sedinimungkin Tim Peneliti dalam pembuatankuesioner telah melibatkan pihak instansipemerintah dalam hal ini Departemen PekerjaanUmum dan Dinas Pekerjaan Umum DKIJakarta.

Dari berbagai pustaka yang ada dan hasildiskusi ditetapkan ”tingkat layanan drainaseperkotaan” sebagai variabel latent (unobservedvariable) atau variabel yang tidak dapat diukurlangsung dalam penelitian ini, dan ada enam (6)dimensi tingkat-1 yang dianggap berkontribusisignnifikan pada tingkat layanan drainase.Keenam dimensi tersebut adalah (1) manajemenair drainase perkotaan, (2) piranti lunak, (3)partisipasi pemangku kepentingan, (4)infrastruktur, (5) operasi dan pemeliharaan, (6)gangguan alam. Dari keenam dimensi tingkat-1tersebut secara bertahap dijabarkan lagi menjadidimensi tingkat-2 dan lebih rinci lagi menjadiempat puluh lima (45) indikator (observedvariable) atau variabel yang dapat diukurlangsung (Gambar 2). Indikator-indikatortersebut yang dipakai sebagai dasar pertanyaandalam kuesioner (Lampiran 1).Skala pengukuran dari indikator adalah intervalberupa persepsi dengan menggunakan 4 skalaLikert. Dalam hal ini tidak memakai bilanganganjil untuk menghindari responden memilihskala yang di tengah.

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian iniberupa data kualitatif yang merupakan hasiljawaban kuesioner dari responden di seluruhIndonesia yang terdiri dari berbagai pihak dariinstansi pemerintah, dan pihak pemangkukepentingan (stakeholder) seperti masyarakatindustri yang memanfaatkan saluran drainase(masyarakat industri, masyarakat umum),

pemerhati drainase perkotaan (organisasiprofesi, LSM), dan perguruan tinggi.Responden yang dituju (karakteristikresponden) minimal berpendidikan S1,mempunyai pengetahuan tentang kaidah-kaidahdrainase perkotaan, dan pemerhati drainaseperkotaan mengingat pertanyaan dalamkuesioner sangat teknis sekali. Jika diperlukanpada saat pengumpulan dilakukan jugawawancara. Wawancara merupakan bentukkomunikasi langsung antara peneliti danresponden. Dalam penelitian ini digunakanwawancara untuk mendapatkan keteranganyang lebih jelas tentang pandangan dariindividu responden yang diwawancara.

Pengolahan Data

Data yang dimaksud adalah hasil jawabankuesioner dari responden. Metoda yangdigunakan untuk mengolah data ataumemperoleh signifikansi kontribusi indikator-indikator pada tingkat layanan drainaseperkotaan adalah Model Persamaan Struktural(Structural Equation Model / SEM) denganbantuan program AMOS (Analysis of MomentStructure). SEM adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkanpengujian sebuah rangkaian hubungan yangrelatf ”rumit”, secara simultan (Ferdinand,Augusty, 2000). Dengan model ini secaralangsung dapat diperoleh bobot faktor tiapindikator. Bentuk dari SEM adalah sebagaiberikut (Jogiyanto, 2004) :Y1 = X11 + X12 + ... + X1nX11 = X21 + X22 + ... + X2n

. . . . .

. . . . .X1n = Xn1 + Xn2 + ... + Xnn(metrik, nonmetrik) (metrik, nonmetrik)

Ukuran sampel (banyaknya data) yang sesuaiuntuk SEM adalah antara 100 - 200, atauukuran sampel minimum adalah sebanyak 5observasi untuk setiap estimated parameter(Hair dkk, 1995; dalam Ferdinand, 2000).Model yang dikembangkan dalam penelitian inidapat dilihat pada gambar 2. Dalam penelitianini direncanakan banyaknya data (sampel) yangakan dipakai adalah ketentuan yang pertamayaitu sebanyak 100. Dengan alasan jikamengacu pada ketentuan yang kedua yaitu 5kali estimated parameter (indikator), makajumlah data yang harus dikumpulkan cukup

Page 5: INDIKATOR TINGKAT LAYANAN DRAINASE PERKOTAANft.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/8_Sih_Andayani_Indikator... · 150 Andayani, dkk /Indikator Tingkat Layanan Drainase Perkotaan

152

Andayani, dkk /Indikator Tingkat Layanan Drainase Perkotaan / JTS, VoL. 12, No. 2, Mei 2012, hlm 148-157

MULAI

STUDIPUSTAKA

PEMBUATANKUESIONER

PENGUMPULANDATA ? 30

UJI TIDAK VALIDVALIDITAS

INDIKATOR INDIKATORYANG TIDAK RELIABEL VALID YANG TIDAK VALID

TDK RELIABEL UJIRELIABILITAS

RELIABEL

PENGUMPULANDATA ? 100

MODEL PERSAMAANSTRUKTURAL (SEM)

DENGAN AMOS

INDIKATOR &BOBOT FAKTOR

TINGKAT LAYANAN

SELESAI

banyak yaitu 5 x 45 indikator sama dengan 225.Berdasarkan pengalaman hal ini cukup sulitdilakukan.

Sebelum pengolahan data, terlebih dahuludilakukan 2 tahapan pengujian, yaitu ujivaliditas, dan uji reliabilitas. Uji validitasadalah untuk menguji apakah indikator-indikator yang digunakan tersebut mengukurapa yang mau diukur (dalam hal ini tingkatlayanan drainase perkotaan). Sedangkan uji

reliabilitas adalah untuk menguji konsistensijawaban dari responden. Jika variabel terdiridari beberapa dimensi dan setiap dimensi terdiridari beberapa indikator maka pengujianvaliditas dilakukan terhadap indikator,sedangkan uji reliabilitas dilakukan terhadapdimensi (dalam hal ini dimensi tingkat-2).Masukan dari nara sumber, berdasarkanpengalamannya minimal data responden yangdiperlukan untuk uji validitas dan reliabilitasadalah 30 data.

Gambar 1. Diagram Alir Metode Penelitian.

Page 6: INDIKATOR TINGKAT LAYANAN DRAINASE PERKOTAANft.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/8_Sih_Andayani_Indikator... · 150 Andayani, dkk /Indikator Tingkat Layanan Drainase Perkotaan

153

Andayani, dkk /Indikator Tingkat Layanan Drainase Perkotaan / JTS, VoL. 12, No. 2, Mei 2012, hlm 148-157

Gambar 2. Model Persamaan Struktural.

Page 7: INDIKATOR TINGKAT LAYANAN DRAINASE PERKOTAANft.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/8_Sih_Andayani_Indikator... · 150 Andayani, dkk /Indikator Tingkat Layanan Drainase Perkotaan

154

Andayani, dkk /Indikator Tingkat Layanan Drainase Perkotaan / JTS, VoL. 12, No. 2, Mei 2012, hlm 148-157

Pada uji validitas dipakai Analisa Faktordengan menggunakan kriteria nilai KMO(Kaiser-Meyer-Olkin) untuk uji dimensitingkat-2 dan anti-image correlation darimatriks diagonal untuk uji tiap indikator. BilaKMO > 0,5 maka valid, jika KMO < 0,5 makatidak valid. Bila anti-image correlation matriksdiagonal > 0,5 maka valid dan bila anti-imagecorrelation matriks diagonal < 0,5 maka tidakvalid.

Pada uji reliabilitas digunakan Cronbach Alpha(α-Cronbach) untuk uji tiap dimensi tingkat-1dan/atau tingkat-2. Menurut Triton (2006;dalam Nurhakim, 2011), jika skala itudikelompokkan ke dalam 5 kelas dengan rangeyang sama, maka ukuran kemantapan alphadapat diinterpretasikan sebagai berikut.1. Nilai Alpha Cronbach’s 0,00 s.d 0,20

berarti kurang reliabel2. Nilai Alpha Cronbach’s 0,20 s.d 0,40

berarti agak reliabel3. Nilai Alpha Cronbach’s 0,40 s.d 0,60

berarti cukup reliabel4. Nilai Alpha Cronbach’s 0,60 s.d 0,80

berarti reliabel5. Nilai Alpha Cronbach’s 0,80 s.d 1,00

berarti sangat reliable

Untuk selanjutnya dalam penelitian ini bila nilaiCronbach Alpha > 0,6 dianggap reliabel, jikanilai Cronbach Alpha < 0,6 maka tidak reliabel.

Validitas dan reliabilitas harus terjadi padaindikator yang sama. Jika di dalam pengujianvaliditas ada indikator yang tidak validsehingga harus dihilangkan, maka pengujianreliabilitas dilakukan hanya pada indikator yangvalid saja. Sebaliknya jika pada pengujianreliabilitas ada indikator yang tidak reliabelsehingga harus dihilangkan, maka pengujianvaliditas harus diulang untuk indikator yangreliabel saja.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah data jawaban dari responden yangberhasil dikumpulkan sampai dengan bataswaktu penelitian ini hanya 32, belum mencapaiminimum yang disyaratkan untuk pengolahandata menggunakan SEM yaitu sebanyak 100responden, namun sudah cukup untuk ujivalidas dan realibitas. Dari 32 tersebut ada 2hasil jawaban responden yang tidak dapat

diolah karena pengisiannya tidak lengkap.Dengan demikian yang dapat disajikan daripenelitian ini adalah hasil dari uji validitas danreliabilitas berdasarkan data dari 30 respondensesuai dengan minimal yang disyaratkan.Responden tersebut berasal dari perguruantinggi (Dosen) yaitu sebanyak 21 orang (70%),sisanya dari instansi pemerintah 3 orang (10%),pemerhati drainase perkotaan 5 orang (17%)dan masyarakat industri 1 (3%). Pendidikanresponden tersebut adalah dengan latarbelakang magister (S2) sebanyak 15 orang(50%), sarjana 5 orang (17%), dan doktor 10orang (33%). Dengan karakteristik respondenseperti tersebut, diasumsikan kualitas data yangterkumpul dapat dipertanggung jawabkankarena dianggap responden dapat memahamipertanyaan dalam kuesioner. Namun demikianuji validitas dan reliabilitas tetap harusdilakukan.

Berdasarkan uji validitas (Tabel 1)menunjukkan bahwa dari seluruh indikatoryang digunakan dalam mengukur dimensi yangmemberikan kontribusi pada tingkat layanandrainase perkotaan hampir secara keseluruhanbersifat valid, kecuali satu indikator padadimensi kehandalahan sarana drainase yaituindikator kemantapan dinding saluran (Q_411).Hasil ini dapat dilihat dari dari KMO untuksetiap dimensi yang keseluruhannya diatas 0,5serta anti-image correlation dari setiap indikatoryang nilainya lebih besar dari 0,5 dianggapvalid. Secara teoritis indikator yang tidak validtersebut harus dihilangkan. Tetapi menurutTim Peneliti indikator kemantapan dindingsaluran merupakan salah satu indikator yangberkontribusi signifikan pada tingkat layanandrainase perkotaan, karena dinding saluran yangtidak mantap (longsor) sering terjadi padahampir semua saluran drainase dimana hal inidapat mengganggu aliran dan menurunkantingkat layanan drainase perkotaan.

Hasil jawaban responden menghasilkandemikian ada kemungkinan karena kurangsesuainya pertanyaan.

Dengan demikian untuk selanjutnya indikatorkemantapan dinding saluran tetapdipertahankan tidak akan dihilangkan, hanyakalimat pertanyaannya dalam kuesioner akandirubah menjadi penanganan longsoran dindingsaluran.

Page 8: INDIKATOR TINGKAT LAYANAN DRAINASE PERKOTAANft.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/8_Sih_Andayani_Indikator... · 150 Andayani, dkk /Indikator Tingkat Layanan Drainase Perkotaan

155

Andayani, dkk /Indikator Tingkat Layanan Drainase Perkotaan / JTS, VoL. 12, No. 2, Mei 2012, hlm 148-157

KMO Anti-ImageCorrelation

Kesimpulan CronbachAlpha

Kesimpulan

Kemampuan membuang air drainase tepat waktuQ_111 0,834 ValidQ_112 0,757Q_113 0,807 ValidQ_114 0,828 Valid

Pengendalian kualitas air drainaseQ_121 0,634 ValidQ_122 0,565 ValidQ_123 0,610 0,623 Valid 0,7730 ReliabelQ_124 0,579 ValidQ_125 0,664 Valid

Kelengkapan Piranti Lunak (Dokumen penunjang perencanaan & perancangan)Q_21 0,724 ValidQ_22 0,770 0,744 Valid 0,9658 ReliabelQ_23 0,859 Valid

Q_4120,644

0,663 ValidQ_413 0,713 ValidQ_414 0,663 ValidQ_415 0,612 Valid

Iterasi 2 0,8256 ReliabelQ_412 0,692 ValidQ_413 0,709 0,696 ValidQ_414 0,746 ValidQ_415 0,714 Valid

Kehandalan BangunanQ_421 0,842 Valid 0.9224 ReliabelQ_422 0,857 ValidQ_423 0,848 0,893 ValidQ_424 0,827 ValidQ_425 0,819 Valid

Pemenuhan Kebutuhan Biaya OPQ_511 0,852 ValidQ_512 0,835 ValidQ_513 0,737Q_514 0,762 Valid

Tabel 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Dimensi Pengujian Validitas Pengujian Relialibitas

0,802Valid

0,8331 Reliabel

Partisipasi Instansi Terkait

Q_311 0,500 ValidQ_312 0,500 0,500 Valid 0,8787 Reliabel

Partisipasi MasyarakatQ_321 0,714 ValidQ_322 0,645 0,663 Valid 0,8892 ReliabelQ_323 0,590 Valid

Partisipasi SwastaQ_331 0,500Q_332 0,500 0,500

ValidValid

0,6076 Reliabel

Iterasi 1Kehandalan Sarana Drainase

Q_411 0,399 Tidak Valid

0,786Valid

0,8779 Reliabel

Page 9: INDIKATOR TINGKAT LAYANAN DRAINASE PERKOTAANft.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/8_Sih_Andayani_Indikator... · 150 Andayani, dkk /Indikator Tingkat Layanan Drainase Perkotaan

156

Andayani, dkk /Indikator Tingkat Layanan Drainase Perkotaan / JTS, VoL. 12, No. 2, Mei 2012, hlm 148-157

KMO Anti-ImageCorrelation

Kesimpulan CronbachAlpha

Kesimpulan

Kapasitas Sumber Daya ManusiaQ_531 0,745 ValidQ_532 0,751 0,734 Valid 0,8914 ReliabelQ_533 0,778 Valid

Kualitas Pedoman OPQ_541 0,582 ValidQ_542 0,637 0,589 Valid 0,8832 ReliabelQ_543 0,938 Valid

Tabel 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian..(lanjutan)

Dimensi Pengujian Validitas Pengujian Relialibitas

Q_61Q_62Q_63

Sumber : data diolah

0,7410,6830,6960,894

Gangguan AlamValidValidValid

KESIMPULAN

0,9393 Reliabel

Uji reliabilitas untuk mengukur konsistensijawaban dari responden juga menunjukkanseluruh dimensi yang digunakan dalampenelitian ini bersifat reliabel seperti dapatdilihat dari besarnya koefiisen Cronbach Alphauntuk seluruh dimensi yang lebih besar dari 0,6.Dengan demikian kuesioner tersebut dapatdigunakan dan disebarkan lagi ke sejumlahresponden untuk memperoleh jawabankuesioner sebanyak 100 guna pengolahan dataselanjutnya dengan SEM.

Dari 30 hasil jawaban responden, 25 respondenmemberi masukan/saran/pendapat nya. Secaragaris besar responden tersebut memberimasukan/saran/pendapat yang berkaitan denganpenanganan sistem drainase yang diharapkan.Pada tahapan penelitian selanjutnya hal inisangat bermanfaat. Sedangkan darimasukan/saran/pendapat yang berkaitan dengankuesionernya, ada 2 hal yang perlu menjadiperhatian bagi Peneliti untuk tahapanselanjutnya, yaitu:

Dalam abstrak kuesoner tidak diuraikan lingkupwilayah yang dinilai.

Tingkat Kinerja untuk gangguan alam tidakdapat diisi karena tidak dapat diukur. Saranbentuk pertanyaanya dirubah.

Berdasarkan masukan tersebut, dalam abstrakkuesioner telah ditambahkan keterangan yangberkaitan dengan point 1, dan bentukpertanyaan untuk gangguan alam dirubah.

Dari hasil uji validitas menunjukkan bahwa dariseluruh indikator yang digunakan dalammengukur dimensi yang memberikan kontribusipada layanan drainase perkotaan hampir secarakeseluruhan menunjukkan bersifat valid,kecuali untuk dimensi kehandalahan saranadrainase terdapat satu indikator yaitu indikatorkemantapan dinding saluran yang tidak valid.Secara teoritis indikator yang tidak validtersebut harus dihilangkan. Namun secara faktabahwa indikator tersebut merupakan salah satuindikator yang berkontribusi signifikan padatingkat layanan drainase perkotaan, karenadinding saluran yang tidak mantap (longsor)sering terjadi pada hampir semua salurandimana hal ini dapat mengganggu aliran danmenurunkan tingkat layanan drainase per-kotaan. Hasil jawaban responden menghasilkandemikian ada kemungkinan karena kurangmemahami pertanyaan.

Dengan demikian untuk selanjutnya indikatortersebut tidak akan dihilangkan, tetapdipertahankan hanya kalimat pertanyaannyaakan dirubah menjadi penanganan longsorandinding saluran. Uji reliabilitas untukmengukur konsistensi jawaban dari respondenjuga menunjukkan seluruh dimensi yangdigunakan dalam penelitian ini bersifat reliable.Dengan demikian kuesioner dapat dipakai dandisebarkan lagi untuk memperoleh datasebanyak minimal 100 guna pengolahan dataselanjutnya.

Page 10: INDIKATOR TINGKAT LAYANAN DRAINASE PERKOTAANft.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/8_Sih_Andayani_Indikator... · 150 Andayani, dkk /Indikator Tingkat Layanan Drainase Perkotaan

157

Andayani, dkk /Indikator Tingkat Layanan Drainase Perkotaan / JTS, VoL. 12, No. 2, Mei 2012, hlm 148-157

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepadaP2M khususnya untuk skema Penelitian HibahBersaing yang telah membiayai penelitiantahap I ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada para responden baik daripemerhati drainase dan dosen dosen maupuninstansi pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Barbara van Koppen. (1998). More Jobs perDrop, Targeting Irrigation to PoorWomen and Men, Royal TropicalInstitute, Amsterdam.

Ecodrain. (2008). Executive Summary DrafPedoman Pengelolaan Drainase SecaraTerpadu Berwawasan Lingkungan(Ecodrain). Diunduh tanggal 23 Juli 2010dari http://ecodrain.wordpress.com.

Ferdinand, Augusty.(2000). StructuralEquation Modelling Dalam PenelitianManajemen. Badan Penerbit UniversitasDiponegoro, Semarang. ISBN 979-9156-75-0.

Hdarwanto. (2007). Tantangan PembangunanPerkotaan. Diakses tanggal 13 Juni 2010dari Hdarwanto.blogspot.com

Hector M.Malano and Paul J.M.vanHofwegen. (2006). Management ofIrrigation and Drainage Systems- AService Approach, Unesco-IHEMonograph 3.

Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. BPFE, Yogyakarta.

Muttaqin, Adi.Y. (2006). ”Kinerja SistemDrainase Yang Berkelanjutan BerbasisPartisipasi Masyarakat”. Tesis. ProgramPascasarjana Universitas Diponegoro.Semarang.

Nurhakim, Bayu. (2011). ” IdentifikasiKontribusi Partisipasi PemangkuKepentingan Dalam Evaluasi TingkatLayanan Drainase Perkotaan”. Skripsi.Program Sarjana Teknik Sipil UniversitasTrisakti. Jakarta.

Pasaribu, Dominggo. (2007). ”KonsepPengelolaan Drainase Kota Medan SecaraTerpadu”. Tesis. Program PascasarjanaUniversitas Sumatera Utara. Medan.

Suripin. (2004). Sistem Drainase PerkotaanYang Berkelanjutan. Penerbit Andi,Yogyakarta.