ipm kalimantan selatan

5
Propinsi Kalimantan Selatan memiliki peringkat IPM ke 26 dari 33 Propinsi di Indonesia. Hasil ini bersifat konstan dalam kurunwaktu 2005-2008. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pembangunan di Kalimantan Selatan relatif rendah. Meski demikian, nilai IPM Kalimantan Selatan memiliki sedikit kenaikan, meskipun hasilnya tidak cukup kuat untuk mendongkrak peringkat secara nasional. IPM propinsi ini ada pada kisara 67-69, dimana pada tahun 2005 sebesar 67.4, naik berturut- turut menjadi 67.7, 68.01 dan 68.72 dalam kurunwaktu 2007- 2008. 2005 2006 2007 2008 65 66 67 68 69 70 71 72 Grafik 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Propinsi Kalimantan Selatan Dan Nasional Sumber : Sumber : Sakernas Tahun 2005-2008, Propinsi Kalimantan Selatan, Badan Pusat Statistik Indonesia. Nilai IPM Kalimantan selatan reatif jauh dibandingkan dengan kondisi rerata nilai IPM secara nasional. Dalam kurunwaktu 2005-2008, selisih nilai IPM Kalimantan Selatan ada pada kisaran 2 %. Ketertinggalan IPM ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah rendahnya angka harapan hidup, rendahnya angka lama sekolah dan pendapatan per-kapita. Namun demikian, jika ditinjau dari aspek ekonomi, Kalimantan Selatan termasuk salahsatu propinsi dengan pendapatan perkapita diatas rata-rata standart nasional Indoensia (Rp Banjarmasin, MK – Pendapatan per kapita masyarakat Kalsel dari tahun ke tahun selalu menunjukkan peningkatan. Hal tersebut diungkapkan H. Rudy Ariffin, Gubernur Kalsel, beberapa waktu lalu. Pada tahun 2005, pendapatan per kapita atas harga berlaku masyarakat Kalsel hanya sekitar Rp. 9.666.488. Dan, pada 2009, jumlahnya naik menjadi Rp. 14.514.675,” jelas Rudy..Disebutkan dia, persentase pertumbuhan ekonomi Kalsel selama lima tahun terakhir selalu menunjukan peningkatan. Dan, angka pertumbuhan ekonomi tersebut , selalu

Upload: dhoni-wicaksono

Post on 26-Jul-2015

147 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: IPM Kalimantan Selatan

Propinsi Kalimantan Selatan memiliki peringkat IPM ke 26 dari 33 Propinsi di Indonesia.

Hasil ini bersifat konstan dalam kurunwaktu 2005-2008. Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa pembangunan di Kalimantan Selatan relatif rendah. Meski demikian, nilai IPM

Kalimantan Selatan memiliki sedikit kenaikan, meskipun hasilnya tidak cukup kuat untuk

mendongkrak peringkat secara nasional. IPM propinsi ini ada pada kisara 67-69, dimana pada

tahun 2005 sebesar 67.4, naik berturut-turut menjadi 67.7, 68.01 dan 68.72 dalam

kurunwaktu 2007-2008.

2005 2006 2007 2008

IPM KalSel 67.4 67.7 68.01 68.72

IPM Nasional 69.6 70.1 70.59 71.17

65.566.567.568.569.570.571.5

Grafik 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Propinsi Kalimantan Selatan Dan Nasional

Sumber : Sumber : Sakernas Tahun 2005-2008, Propinsi Kalimantan Selatan, Badan Pusat Statistik Indonesia.

Nilai IPM Kalimantan selatan reatif jauh dibandingkan dengan kondisi rerata nilai IPM

secara nasional. Dalam kurunwaktu 2005-2008, selisih nilai IPM Kalimantan Selatan ada

pada kisaran 2 %. Ketertinggalan IPM ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya

adalah rendahnya angka harapan hidup, rendahnya angka lama sekolah dan pendapatan per-

kapita. Namun demikian, jika ditinjau dari aspek ekonomi, Kalimantan Selatan termasuk

salahsatu propinsi dengan pendapatan perkapita diatas rata-rata standart nasional Indoensia

(Rp 1.000.000,-/bulan). Rata-rata pendapatan pendudukan Kalimantan Selatan per bulan

mencapai Rp 1.109.325,- (Feb 2008), Rp 1.134.197,- (Ags 2008) dan Rp 1.280.393,- (feb

2008).

Banjarmasin, MK – Pendapatan per kapita masyarakat Kalsel dari tahun ke tahun selalu menunjukkan peningkatan. Hal tersebut diungkapkan H. Rudy Ariffin, Gubernur Kalsel, beberapa waktu lalu.“Pada tahun 2005, pendapatan per kapita atas harga berlaku masyarakat Kalsel hanya sekitar Rp. 9.666.488. Dan, pada 2009, jumlahnya naik menjadi Rp. 14.514.675,” jelas Rudy..Disebutkan dia, persentase pertumbuhan ekonomi Kalsel selama lima tahun terakhir selalu menunjukan peningkatan. Dan, angka pertumbuhan ekonomi tersebut , selalu berada di atas angka pertumbuhan ekonomi nasional(dikutip dari : http://www.kalselprov.go.id/berita/pendapatan-masyarakat-kalsel-meningkat)

Page 2: IPM Kalimantan Selatan

Meskipun pendapatan rata-rata pekerja Kalimantan Selatan berada diatas standart nasional,

namun Indeks Pendapatan relatif rendah, yaitu ada pada kisaran 67-68%. Kondisi ini

menunjukkan adanya indikasi kesenjangan didalam masyarakat. Disparitas pendapatan ada

pada tingkat pendapatan masyarakat yang berprofesi sebagai pegawai dengan masyarakat

yang bekerja di sektor non-formal (petani, pedagang, jasa dll), hal ini nampak dari komparasi

data dimana tingkat pendapatan pegawai cukup tinggi, namun indeks pendapatan rendah.

Lapangan pekerjaan yang tersedia berperan sebagai penyebab adanya kesenjangan

pendapatan, penduduk yang mampu bekerja sebagai pegawai dalam perusahaan atau BUMN

memiliki pendapatan yang tinggi, sementara pendapatan di sektor lain cenderung lebih

sedikit.

Nilai IPM dipengaruhi oleh 3 parameter dasar, yaitu Indeks Harapan Hidup, Indeks

Pendidikan dan Indeks Pendapatan. Dalam kasus Kalimantan Selatan, faktor yang paling

berpengaruh adalah Pendidikan, disusul oleh Angka Harapan Hidup dan yang terakhir adalah

pendapatan.

2005 2006 2007 20080.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

Grafik Indikator IPM Propinsi Kalimantan Selatan

Indeks Harapan HidupIndeks PendidikanIndeks Pendapatan

Sumber : Sumber : Sakernas Tahun 2005-2008, Propinsi Kalimantan Selatan, Badan Pusat Statistik Indonesia.

Melalui grafik idndikator IPM dapat diketahui faktor apa saja yang lebih berpengaruh

terhadap nilai IPM pada suatu daerah. Dari grafik tersebut nampak bahwa pendidikan

menyumbang peranan besar dalam meningkatkan angka IPM. Dari kurunwaktu 2005-2006,

formasi dari peringkat indikator tidak mengalami perubahan, kondisi ini menunjukkan bahwa

tidak adanya tindakan yang cukup signifikan dalam meningkatkan indeks-indeks dalam IPM

yang masih rendah, seperti Indeks Harapan Hidup dan Indeks Pendapatan.

Page 3: IPM Kalimantan Selatan

Permasalahan menganai Angka Harapan Hidup (AHH) menduduki prioritas kedua di

Kalimantan Selatan. Rendahnya AHH dapat disebabkan oleh kekurangan fasilitas kesehatan,

tidak meratanya fsilitas kesehatan, buruknya gizi masyarakat, kekritisan pangan dan gaya

hidup masyarakat yang tidak sehat. Untuk masalah pangan (ketahanan dan kekritisan),

Kalimantan Selatan relatif tidak mengkhawatirkan, dimana dalam publikasi Peta Kerentanan

Terhadap Kerawanan Pangan Indonesia oleh Dewah Ketahanan Pangan Departemen

Pertanian, Kalimantan Selatan mayoritas ada pada prioritas 5 dan 6, serta sebagian kecil ada

pada priorotas 2 dan 3. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kerentanan pangan propinsi

ini cenderung rendah.

Rendanya AHH Kalimantan Selatan juga dipengaruhi oleh faktor migrasi. Dibeberapa

rumahsakit terdapat pasien-pasien yang berasal dari propinsi lain, seperti Kalimantan Tengah

dan Kalimantan Timur. Banyaknya pasien yang berasal dari daerah lain ini turut

menyumbang angka kematian, dimana akan dihitung berdasarkan lokasi kematian, yang

dalam kasus ini adalah Kalimantan Selatan.

Ketidakmerataan sarana kesehatan merupakan salahsatu indikasi penyebab rendahnya AHH.

Dalam kasus ini, komponen yang paling rentan adalah ibu dan bayi. Kondisi kesehatan ibu

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, sementara kondisi sekehatan bayi dipengaruhi oleh

kondisi kesehatan ibu, sehingga hubungan antar komponen bersifat dependen atau saling

mempengaruhi. Penduduk di perdesaan yang minim akan fasilitas kesehatan memungkinkan

adanya angka kematian ibu dan bayi yang tinggi.

BANJARMASIN - Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin gelisah terhadap rendahnya angka harapan hidup warga Kalimantan Selatan dibanding angka harapan hidup warga Kalimantan, Tengah maupun Kalimantan Timur. Gubernur Rudy Ariffin Rabu di Banjarmasin mengatakan, angka harapan hidup warga Kalimantan Selatan hingga saat ini rata-rata 63 tahun, jauh lebih rendah dibanding Kalimantan Tengah yang mencapai 72 tahun dan Kalimantan Timur 73 tahun.. Masih rendahnya angka harapan hidup tersebut membuat indeks pembangunan manusia (IPM) Kalsel juga rendah atau masih berada di peringkat ke-26 nasional.Dikutip dari : http://kalsel.bkkbn.go.id/berita/340/

Dari data yang ada, 30 persen dari pasien rumah sakit di Kalsel adalah dari Kalimantan Tengah dan beberapa diantaranya dari Kalimantan Timur. Namun anehnya, kata dia, justru angka harapan hidup Kalsel masih belum juga terjadi kenaikan. “Tidak menutup kemungkinan pasien sakit asal Kalteng yang meninggal di Kalsel tercatat sebagai warga Kalsel,” katanya.Dikutip dari : http://kalsel.bkkbn.go.id/berita/340/

Page 4: IPM Kalimantan Selatan

DAFTAR PUSTAKA

Banjarmasin post. 2011. Indeks Pendapatan Kalsel Tertinggi. Kalimantan Selatan : Banjarmasin Post. (http://www.kalselprov.go.id/berita/indeks-pendapatan-kalsel-tertinggi, diakses 19 April 2012)

Mata Banua. 2010. Jumlah Penduduk Kalses 3,6 Juta. Kalimantan Selatan : Mata Banua. (http://www.kalselprov.go.id/berita/jumlah-penduduk-kalsel-36-juta, diakses 19 April 2012)

Mawardi. 2011. Angka Harapan Hidup Kalsel Rendah. Kalimantan Selatan : BKKBN Kalimantan Selatan. (http://kalsel.bkkbn.go.id/berita/340/, diakses 19 April 2012)

Mawardi. 2011. Kesehatan Ibu Hamil di Kalimantan Selatan. Kalimantan Selatan : BKKBN Kalimantan Selatan. (http://kalsel.bkkbn.go.id/rubrik/99/, diakses 19 April 2012)

Dewan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI and World Food Programe (WFP),

2009. Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia. Jakarta : PT Enka Deli

Di Kalimantan Selatan sebanyak 83,7% wanita hamil perkotaan memperoleh perawatan lengkap dan di perdesaan sedikit lebih rendah yaitu 72,6%. Hampir semua ibu di Kalimantan Selatan menerima perawatan dari tenaga medis professional. Hampir 80 persen kelahiran hidup di Kalimantan Selatan terjadi di rumah sedangkan ditempat fasilitas kesehatan hanya berjumlah 19,4%. Di perdesaan yang melahirkan di tempat fasilitas kesehatan lebih rendah yaitu 13,7% dibanding di perkotaan yang mencapai 32,6%.Dikutip dari : http://kalsel.bkkbn.go.id/rubrik/99/