ir. soejanto poedjosoedarto, mm -...

102
Ir. Soejanto Poedjosoedarto, MM

Upload: vudieu

Post on 03-Feb-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Ir. Soejanto Poedjosoedarto, MM

Upstream vs Downstream Reserves Management Cycle Characteristic of Oil n Gas Business Lingkungan Bisnis Migas Hulu

Dasar Hukum Mineral Rights & Kuasa Pertambangan Pengelola Migas Hulu Indonesia Kontrak Kerjasama (Kegiatan Operasi Hulu Migas) Filosofi Kontrak Kerjasama (KKS) Kontraktor, Kontrak, Wilayah kerja (WK) Kontraktor vs Operator First Tranche Petroleum Cost Recovery

Karakteristik Bisnis Migas Hulu

Upstream vs Downstream

Upstream - Reserves Management Cycle

Production : Oil vs Gas

Exploration & Production (EP)

Refinery Transportation Marketing & Distribution

Crude Oil

(Oil)

Crude Oil to Fuel

Natural Gas to LPG/CNG Fuel – Lubricant –

Petrochemical Products

UPSTREAM DOWNSTREAM

Exploration & Discovery Stage

Development Stage

Production

Stage

EXTENTION

INTENSIFICATION

Prod. Optimization EOR

Bisnis yang bersifat Global

Padat Modal – Long-term Investment

Padat Resiko (High Risk)

Padat Technology

OIL BUSINESS

=

GLOBAL BUSINES

o WORLDWIDE = ACROSS THE COUNTRY

o MULTI NATIONAL COMPANIES (MNC)

o STANDARD PRICE (BRENT/NYMEX)

Example: Multinational Company

Total Exploration and Production Area of Operations (Worldwide)

Example: Multinational Company

Algeria Angola

Egypt Mozambique

Sout Africa

Africa Asia & Middle East Australia & New Zealand Europe

South America Noth America

Australia New Zealand

Austria Azerbaijen

Belgium Cyprus

Czechz Republic Denmark

French Georgia

Germany Greece

Hungaria Ireland

Italy Luxembourg Netherlands

Norway Poland

Portugal Russia

Brazil

Mainland China Hongkong Indonesia

India Iraq

Japan Kuwait

Malaysia Oman

Philipines Saudi Arabia

Singapore South Korea

Taiwan Thailand

United Emirate Arab Vietnam

Canada Mexico Trinidad & Tobacco USA

BP Global Operations ( Upstream and Downstream) - 30 Countries

Example: Multinational Company

Bisnis Migas Hulu

=

Bisnis Padat Modal

(Longterm Investment)

PADAT MODAL

Bisnis Migas Hulu

=

Bisnis Beresiko Tinggi

Bisnis yang High Risk

- Menghabiskan US 50 Juta

- Seismik

- G&G Study (Geological Mapping)

- Drilling 5 Wells

NO DISCOVERY >>>> GAGAL

> $ 200 Juta

Biaya Pemboran Sumur Exploration

di Papua - dryhole

Bisnis Migas Hulu

=

Bisnis Padat Technology

Penguasaan Teknologi

Merupakan

KEUNGGULAN KOMPETISI

MULTINATIONAL COMPANY

(MNC)

PADAT TECHNOLOGY

Horizontal Well Drilling has become one of the most valuable technologies

ever introduced into the oil business.

Technology Enhance Oil Recovery (EOR)

Steam – Flooding

CO2 - Flooding

Adalah:

Faktor Oil & Gas Business Yang

Mempengaruhi Kelangsungan Hidup Bisnis

Migas di Indonesia :

Lingkungan Politik & Hukum Hukum & Aturan Perundangan (Perpanjangan Kontrak - Cepu/Mahakam)

Supply and Demand (Musim Dingin Harga Minyak naik)

Harga Minyak Sangat mempengaruhi aktifitas EP

Lingkungan Ekonomi

Masalah lahan/tumpang tindih lahan dg Perkebunan/masyarakat

(Bisnis Migas Indonesia – Mineral Right)

(Lahan Permukaan dan dibawah tanah berbeda kepemilikan

>>>> Sering muncul masalah pembebasan lahan & overlapping lahan

Lingkungan Sosial Masyarakat

Aturan Perpajakan (Exploration phase)

Aturan Prioritas Penjualan Gas Untuk kebutuhan Domestik

Peperangan dan konflik di negara penghasil

Global business

Graphic Oil Price vs World Events

Dasar Hukum

“Mineral rights” & Kuasa Pertambangan

Pengelola Migas Hulu Indonesia

Ayat 1 Perekonomian disusun sebagai usaha bersama

berdasar atas asas kekeluargaan.

Ayat 2 Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan

yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh

negara.

Ayat 3 Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung

didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan

untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

(1) Minyak dan Gas Bumi sebagai sumber daya alam strategis takterbarukan

yang terkandung di dalam Wilayah Hukum Pertambangan Indonesia

merupakan kekayaan nasional yang dikuasai oleh negara.

(2) Penguasaan oleh negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

diselenggarakan oleh Pemerintah sebagai pemegang Kuasa

Pertambangan.

(3) Pemerintah sebagai pemegang Kuasa Pertambangan membentuk Badan

Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 23.

Pasal 4

NEGARA

PEMERINTAH (DEPARTEMEN ESDM)

BADAN PELAKSANA HULU MIGAS

Kontraktor Kontrak Kerjasama

(KKKS)

GOI

Ministry

Mines & Energy

President RI

PT PERTAMINA

(Persero)

Upstream Oil & Gas Contract

Supervising &Coordinating

Body

National Oil & Gas

Regulatory Body

Ministry of

State owned Companies

Hulu

Upstream

Hilir

Down

stream

PT PERTAMINA EP

Operator Company for “old “

Area of Operations

PERTAMINA Oil & Gas

Upstream Directorate

PT PERTAMINA

Hulu Energy

(PHE)

PT Pertagas

A Company

Managing Pertamina’s

Interest In oil blocks

PT PERTAMINA

Cepu

A Gas Trader

Cepu Block

Lemigas

PT Pertamina

Geothermal

National Oil & Gas

Laboratory

PSC/KKKS

PT PERTAMINA

PHE - ONMJ

PT PERTAMINA

PHE - WMO

Lemigas

National Oil & Gas

Laboratory

KEMENTERIAN ENERGI SUMBER DAYA ALAM

REGULATORY BODY

Penyiapan Wilayah kerja & Tender

Standard Keselamatan Kerja

Penyusun Kebijakan Pemerintah

23. Badan Pelaksana adalah suatu badan yang dibentuk untuk melakukan

pengendalian Kegiatan Usaha Hulu di bidang Minyak dan Gas Bumi;

(1) Minyak dan Gas Bumi sebagai sumber daya alam strategis takterbarukan

yang terkandung di dalam Wilayah Hukum Pertambangan Indonesia

merupakan kekayaan nasional yang dikuasai oleh negara.

(2) Penguasaan oleh negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

diselenggarakan oleh Pemerintah sebagai pemegang Kuasa

Pertambangan.

(3) Pemerintah sebagai pemegang Kuasa Pertambangan membentuk Badan

Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 23.

Pasal 4

Undang-Undang Migas No.22 th.2001

Pasal 3

Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan kontrak kerja sama dengan semangat kemitraan untuk menjamin efektivitas dan efisiensi kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi guna sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

MANAGEMENT CADANGAN OIL AND GAS

(EXPLORATION, DEVELOPMENT)

MANAGEMENT PRODUKSI OIL AND GAS

(PRIMARY, EOR)

MANAGEMENT PENGADAAN BARANG DAN JASA

MANAGEMENT KEUANGAN

MANAGEMENT KEWAJIBAN2 KONTRAK - KKS

DLL

Pengawasan dan Pengendalian Kegiatan Hulu Migas:

POD : Plan of Development

WP&B: Work Program and Budget

AFE: Authorization For Expenditures

RPTKA: Rencana Penggunaan

Tenaga Kerja Asing

PTK 007: Peraturan & Tatacara

Pengadaan Barang & Jasa

Amdal: Analisa mengenai Dampak

Lingkungan

Contoh Bentuk Kontrol BPMigas

Pasal 11

(1) Kegiatan Usaha Hulu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 angka 1

dilaksanakan oleh Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap berdasarkan

Kontrak Kerja Sama dengan Badan Pelaksana.

(2) Setiap Kontrak Kerja Sama yang sudah ditandatangani harus

diberitahukan secara tertulis kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Indonesia.

(3) Kontrak Kerja Sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib

memuat paling sedikit ketentuan-ketentuan pokok yaitu :

Undang-Undang Migas No.22 th.2001

(Tentang Kontrak Kerjasama)

System:

Through Production Sharing Contract (Now called –

Kontrak Kerjasama/KKS

Contractors MNC

Pertamina NOC

KKS (Kontrak Kerjasama)

- PSC -

GOI

1. Pemilik sawah mempunyai keterbatasan dalam hal:

a. Teknologi

b. Finansial

c. Manajemen

2. Pengelolaan Sawah di-kerjasamakan dengan

pihak lain yang mempunyai kemampuan tersebut

diatas dengan pola bagi hasil

Model Pengelolaan Sawah

Oleh

Petani Penggarap

• Ada Pemilik Lahan Sawah (Juragan)

• Ada Petani Penggarap (Individual/

Kelompok)

• Ada perjanjian kerjasamA Bagi Hasil

Panen (Tidak Tertulis – Acceptable)

• Biaya Operasi diganti & dipotongkan

Dari hasil Panen (Cost Recovery)

Di daerah jawa Tengan, perjanjian bagi hasil tergantung pada kualitas tanah, macam tanaman, yang

akan dikerjakan. Jika kualitas tanah baik, maka pemilik tanah akan memperoleh bagian hasil yang

lebih besar dari pada penggarap ketentuan bagi hasilnya sebagai berikut :

a. Pemilik tanah dan penggarap mendapat bagian yang sama besar (50% - 50%) disebut ”maro”.

b. Pemilik tanah mendapat 2/3 bagian dari hasil panen, sedang penggarap memperoleh 1/3 bagian,

yang disebut dengan “ mertelu”.

c. Pemilik tanah memperoleh 4/5 bagian, dari hasil panen, sedangkan penggarap memperoleh 1/5

bagian, Perjanjian bagi hasil ini dikenal dengan sebutan “merlima”

Ketentuan tambahannya bahwa yang menyediakan bibit pupuk dan obat obatan serta mengolah

tanahnya menjadi kewajiban penggarap.

Pihak yang berkontrak dengan Pemerintah RI (BPMigas) : (Badan Usaha Tetap)/

Company Pemegang working Interest dalam suatu Blok atau Wilayah Kerja

Badan Usaha Tetap (BUT)/Company yang Mengelola dan Menjalankan

Kegiatan Operasi sesuai yang diatur dalam Kontrak Kerjasama

Area dengan koordinat tertentu dan tercantum dalam

Kontrak yang merupakan area operation KKKS

Kontrak Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah RI (BPMigas) dengan

Kontraktor yang berisi hak & Kewajiban dalam Pengelolaan SDMigas

BADAN USAHA TETAP

(PMDN, PMA, PA)

UU No.22 – th.2001, Pasal 14

(1) Jangka waktu Kontrak Kerja Sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11

ayat (1) dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) tahun.

(2) Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap dapat mengajukan perpanjangan

jangka waktu Kontrak Kerja Sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

paling lama 20 (dua puluh) tahun.

Perusahaan “X”

Mr

“ A” PT

“ S”

Mr

“Y”

75 % 20% 5%

Blok Cepu

PERTAMINA

45%

Mobil Cepu Ltd

45% 4 BUMD

Working Interest Saham /Shares

10%

Blok Siak PSC

100 %

Chevron Siak Ltd

Blok Rokan PSC

100 %

Chevron Rokan Ltd

PT Chevron Pacific

Indonesia Operator

Contractor Contractor

Blok Cepu

PERTAMINA

45%

Mobil Cepu

Ltd

45% 4

BUMD

Operator

10%

Contractor:

Pertamina, 4 BUMD & Mobil Cepu Ltd

Operator:

Mobil Cepu Ltd

Pasal 14

(1) Jangka waktu Kontrak Kerja Sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11

ayat (1) dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) tahun.

(2) Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap dapat mengajukan perpanjangan

jangka waktu Kontrak Kerja Sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

paling lama 20 (dua puluh) tahun.

Contractors

PT Pertamina EP

KKS (Kontrak Kerjasama)

(Cooperation Contract) - PSC -

Production Split:

85% (GOI) : 15% (Contractors)

Production Split:

60% (GOI) : 40% (Pertamina)

GOI

PIHAK PIHAK DALAM KONTRAK KERJASAMA

a. penerimaan negara;

b. Wilayah Kerja dan pengembaliannya;

c. kewajiban pengeluaran dana (Commitments);

d. perpindahan kepemilikan hasil produksi atas Minyak dan Gas Bumi; (Prod. Vs Lifting)

e. jangka waktu dan kondisi perpanjangan kontrak;

f. penyelesaian perselisihan;(ARBRITASE)

g. kewajiban pemasokan Minyak Bumi dan/atau Gas Bumi untuk kebutuhan dalam

negeri; (DMO)

h. berakhirnya kontrak;

i. kewajiban pascaoperasi pertambangan;

j. keselamatan dan kesehatan kerja;

k. pengelolaan lingkungan hidup; (AMDAL dll)

l. pengalihan hak dan kewajiban;

m. pelaporan yang diperlukan;

n. rencana pengembangan lapangan; (POD)

o. pengutamaan pemanfaatan barang dan jasa dalam negeri;

p. pengembangan masyarakat sekitarnya dan jaminan hak-hak masyarakat adat; (CSR)

q. pengutamaan penggunaan tenaga kerja Indonesia.

Ketentuan-ketentuan pokok

dalam KKS UU Migas Pasal 11, Ayat 3

Wilayah Kerja (WK)

Block/Konsesi

Wilayah Kerja :

Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS)

(File: Map of Indonesia)

Wilayah Kerja

PT Pertamina EP REGION SUMATRA

Wilayah Kerja PT Pertamina EP

REGION JAWA

Wilayah Kerja PT Pertamina EP Region KTI

Regular Tender

Mekanisme “Joint Study” – Direct Selection. WK/BLOCK BARU

FARM – IN

Pembelian Sebagian Working Interest

TOTAL TAKE OVER

Pembelian Seluruh Working Interest

TENDER TERBUKA (Ditjen Migas – ESDM)

UMUM

PREVILLEDGE:

Pertamina Bisa langsung meminta daerah “Open Area” dimana

Saja di Seluruh Indonesia.

Pertamina

Untuk daerah yang sudah direncanakan untuk di tenderkan atau sedang

ditenderkan oleh Ditjen Migas, apabila Pertamina tertarik untuk

menjadikannya WK, maka Pertamina harus mengikuti proses tender

seperti halnya peserta umum yang lain.

Split - Existing Production Sharing Contract

(Now Called – Kontrak Kerjasama/KKS)

Contractors

PERTAMINA

KKS (PSC)

Production Split:

85% (GOI) : 15% (Contractors)

Production Split:

60% (GOI) : 40% (PERTAMINA)

GOI

Ring Fence Policy :

Cost Recovery berlaku untuk semua Investasi

& Biaya Operasi semua kegiatan dalam satu block/ WK.

POD Based Cost Recocery :

Cost Recovery berlaku untuk semua Investasi

& Biaya Operasi terbatas pada Kegiatan yang tercakup

dalam Plan of Development (POD).

Acquisition & Exploration

Development & Early Production

Production Production Optimization (EOR)

Crude/Gas

Gov’t Rels & Human Resources Management

Finance

Procurement and Legal

Other Support Operations

Exploration

Strategy

PROSPECT GENERATION

Basin Assessment

Regional Geology

Study

Petroleum System

Study

Contract Area

Assessment

Tendering

Process

Exploration

Campaign

Seismic,

Mapping

,

Drilling Wild cat

and

Discovery

Pengeboran

Delineasi

Sumur Pengembangan

Sumur Disposal

Pembangunan:

• Fasilitas Produksi (pipa,

Gathering Station)

•Jaringan Listrik

•Jalan raya

Field & Subsurface Development

Development:

Production Infra-

Structure

Processing Facility

Storage/HC Transportation

FUND RAISING

Pemilihan

& Pemasangan

Pompa

• Pelaksanaan Pemroduksian awal

• Pengadaan Barang & Jasa

• Pengembangan Lapangan (3D)

• Reserves Determination

Development & Early Production

Infill Field & Subsurface Development

Pressure

Maintainance

Detail Reservoir Characterization

EOR

-Water Flooding -Chemical Flooding

(Surfactant) -Steam Flooding

-Co2 Flooding

PRODUCTION & PRODUCTION

OPIMIZATION, EOR

Method of Recovery Process Use

Immiscible Gas Injection

Natural gas, flue gas, nitrogen

Gas is injected to maintain formation pressure, to slow the rate of decline of natural reservoir drives.

Secondary Recovery

Method of Recovery Process Use

Water – Flooding

Water Water is pumped into the reservoir through injection wells to force oil toward Production wells.

Method most widely used in Secondary Recovery

Method of Recovery Process Use

Immiscible Gas Injection

Natural gas, flue gas, nitrogen

Gas is injected to maintain formation pressure, to slow the rate of decline of natural reservoir drives.

Secondary Recovery

Method of Recovery Process Use

Immiscible Gas Injection

Carbon-dioxide, Propane, Ethane, Nitrogen.

Under pressure, carbon dioxide becomes miscible with oil, vaporizes hydrocarbons, and enables oil to flow more freely. Often followed by injection of water.

Secondary recovery or tertiary recovery following water flooding. Considered especially applicable if carbon-dioxide supplies located with a feasible distance.

Method of Recovery Process Use

Chemical Flooding

Polymer Water thickened with polymers is used to aid water flooding by improving fluid-flow patterns.

Used during secondary recovery to aid other processes during tertiary recovery.

Micelllar Polymer

A solution of detergent – like chemicals miscible with oil is injected into the reservoir.

Almost always used during tertiary recovery after secondary recovery by water flooding.

Method of Recovery Process Use

THERMAL RECOVERY

Steam drive Steam is injected continuously into heavy-oil reservoirs to drive the oil toward production wells.

Used when oil is too viscous for water flooding. Tertiary recovery by water flooding.

In-Situ Combustion

A part of the oil in the reservoir is set on fire, and compressed air is injected to keep it burning. Gases and heat advance through the formation, moving the oil toward the production wells.

Used with heavy-oil reservoirs during Primary recovery when oil is too viscous to flow under normal reservoir conditions.

Technology Enhance Oil Recovery

CO2 – Flooding

Steam – Flooding

Exploration Phase

Perusahaan Seismic

Acquisition

Dan Processing

Wellsite

Geologist

Mud logging

Company Petrophisicist

Management

Drilling

Computer

Workstation Office

Wireline

logging

Development

Engineering Procurement Construction

(EPC)

Pumping Unit & Well Completion

Transportation Power Plant

Construction Management

Drilling

Computer

Workstation Office

Production & Production

Optimization

Production

Operators

Operation Management

Work over

Rigs Transportation

Overview - Oil and Gas Indonesia

Value Chain – Upstream Oil & Gas Business

Characteristic - Upstream Oil & Gas Business

Business Environment - Upstream Oil & Gas Business

Management - Upstream Oil & Gas Business Indonesia

Indonesian Production Sharing Contract/ KKS

Component Upstream Oil & Gas Business

Inside Oil & Gas Business

Overview Oil & Gas Business Services

Indonesia Oil and Condensate Reserves 2001-2008 (Juta BO)

Indonesia Gas Reserves 2001-2008 (TCF)

Graphic Tingkat Produksi Minyak Nasional 2006-2008

Tin

gk

at

Pro

du

ksi

(Rib

u B

arr

el

Pe

rda

y)

Biggest 10 Indonesia Oil Producer October 2009

Biggest 10 Indonesia Gas Producer October 2009

Curriculum Vitae……..

Nama : SOEJANTO POEDJOSOEDARTO, Ir. MM.

Pendidikan :

a) TK-SD-SMP-SMA : Yogyakarta

b) Teknik Geologi UGM :

Angkatan 1974

Lulus (Insinyur) 1980

c) Sekolah Tinggi Manajemen PPM – Jakarta

Magister Manajemen (MM) – Jur. Manajemen Strategik (1997)

Pengalaman Kerja: 6 Jan 1981 : PT Caltex Pacific Indonesia

(Development Geologist)

14 Maret 2004 : Pensiun Dini/Pensiun Muda

(Manager New Venture Exploration – Business Development)

Penugasan Overseas: 1982/83 : OJT – CO2 Flooding Project, Snider Texas – USA

1986/1988 : Assignment Kantor Pusat Caltex di Dallas, Texas - USA

Curriculum Vitae:

Pengalaman Entrepeneurship:

2004 – 2006 : Ikut Mendirikan dan Memimpin Sebuah Perusahaan Minyak Nasional (Non Operating Company – Focus on Participating Interest)

2006 – Sekarang : Ikut Mendirikan Group Syabas Energi - Non Operating Company

- Production Oil Company – PT Formasi Sumatera Energi (KSO – PT Pertamina EP)

2008 – Sekarang : Mendirikan Group Yudistira Energi

Personal : Istri – 1 (Satu)

Anak – 3 (Tiga):

• Drg (UI)

• Dr (UGM)

• Kuliah di STM – Prasetiya Mulya Jakarta