jika - repository.unri.ac.id

9
Seminar Nasional dan Rapat Tahunan BKS - PTN Wilayah BaratBidang IImu Pertanian Tahun 2072 SPECIFIED TECHNOLOGICAL STUDY OF PADDY LOCATION FOR ALTERED FTINCTION OF AGRICULTUR,{L LAND TO PALM OIL PLANTATION IN TYPE B TIDAI, LAND IN KUALA CENAKU. Armaini ol) Wardati t), Jurnawaty Sofjan l) ') Agronomy, Faculty of Agriculture University of Riooff"k anbaru, 63271 ')Soil Science, Faculiy of Agriculture University of Riau Pekanbaru,6327l ABSTRACT The low production rice field paddy which is planted by palm oil trees (Etaies guannensis. Jaq) on Kuala Cenaku tidal land, were caused by difficulty in irrigation system, limited exposlu'e to sun lightf and degradation of soil affter reclzuration. The planting of IR 42 and Senapi with SRI method using 3 combinations of fertilizer on full exposure and half exposure (50%) to sun lights was hoped to be the solution of these problems. The rnethod of this study was split plot design rvith the ptimary plot is variety, and fertilizer as secondary plot. The best soil quality improvement was from K3. lR 42 variety is better than Senapi for its growing and production in condition full and half exposure to sun light.There was decreasing in productlon of IR 42 for 32 o/o and decreasing in weight of IR 42 for 1000 seeds as much 12 7o, while Senapi 3l Vo and24 o/o respectively, both in half exposure area to sunlight. In order to get optimal procluction of paddy (Oryza Sativa. L), it is recommended not to do intercropping between palm oil tree and paddy unless it neects to investigate a tolerable variety if intercropping keeps done. Ke)l words: land, variety, degradation, fertilizer, light intensity PENDAHULIJAN Luas wilayah kec. Kuala Cenaku 381,6 Km2, merupakan kawasan pasang surut type B zotta II, pengaruh air laut seirnbang dengan air tawar, terindikasi dari nilai kation dengan kondisi Mg > Ca >Na atau K. Kawasan direklamasi untuk tanaman pangan tahun 1997. Lahan beralih ftingsi ke kebun dengan system tumpang sari sawit dengan pacli. Kualitas tanah setelah reklamasi menurun, miskin hara, kehilangan lapisan olah dan bahan organik, karena proses degradasi terus berlangsung. (Armaini et a[,2070). Dekomposisi akan menghabiskan cadangan bahan organik dan menghasilkan garam, asam organik, jika tidali ' diimbangi bahan penetral akan melarutkan koloid mineral .l.ngurt memunculkan aluminium sabagai kation utama (Suhardi 2005). Permasalah di kawasan Kuala Cenaku adalah rendahnya produksi, karena petani belum menggunakan sistem teknologi yang sesuai dengan kondisi lapangan procluksi kawasan. Jarak tanam rapat dan padi ternaung oleh sawit. Untuk itu perlu kajian yang bisa menghasilkan telcnologi spesifik lokasi dan model usaba tani yang menguntungkan, rlengan harapan produksi clapat ditingkatkan, ekosistem terjaga dan aspirasi petani untul( hidup sejahtera bisa terwujud. Model dimaksud diprediksi dapat diperoleh melalui kajian keterpaduan tanaman pangan dan kebun, berupa adopsi varitas padi toleran naungan clan aplihasi system Rice Intensific;tio; (SRI) sebagai antisipasi kekeringan lahan sawah, dan dipadukan dengan pemberian bahan organik sebagai pembenahan tanah, yang nantinya merupakan suatu rangkaian paket teknologi berdayu grrnu, menguntungkan dan mudah diterima oleh petani. Menurut Helmi (1999) aplikasi teknologi budidaya padi hemat air belum dilakukan secara luas, pada hal ketersediaan air mulai terbatas lcarena tingginya pemanfaatm air. Teknologi budidaya padi hemat air menurut dikenal dengan SRI yang efektif menin gkatkan produktivitas. Menurut Istian. L N, S. Amiruddin (2005) berbagai bahan organilc rnenganclung unsur hara sesuai dengan serapan masa pertumbuhannya. Untuk tandan buah segar sawit dengan produksi 25 ton/haltahun, terserap sejumlah 73,2kgN, 11,6 kg P, 93,4 kg K,20,8 kg Mg dan 19,5 kg Ca. Adapun kandungan unsur hara dalam tandan kosong helapa sawit adalah 0,30 oh nitrogen, 0,028 Vo fosfor,2S o/o kalium, 0,179 o/o magnesium, dan 0,149 04 calsium. Selain ketersediaan hara, cahaya juga penting untuk proses metabolisme tanaman, karena cahaya dapat menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman yang tak dapat diubah, sehingga diperlukan penggunaan varitas yanng bersifat toleran terhadap radiasi rendah. Cahaya untuk tanaman tergantung dari radiasi matahari dan tidak mudah diatasi bila terdapat permasalahan, jika kondisi naungan semakin besar akan menghalangi fraksi cahaya untuk sampai ke tajuk tanaman, dan akan memunculkan gejala etiolasi bagi tanaman yang tidak toleran dengan keterbatasana cahaya (Gallo & Daughtry,l986, Hall dan Rao,1999 dalam Purnomo (2005).

Upload: others

Post on 09-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: jika - repository.unri.ac.id

Seminar Nasional dan Rapat Tahunan BKS - PTN Wilayah BaratBidang IImu Pertanian Tahun 2072

SPECIFIED TECHNOLOGICAL STUDY OF PADDY LOCATION FOR ALTEREDFTINCTION OF AGRICULTUR,{L LAND TO PALM OIL PLANTATION IN TYPE B

TIDAI, LAND IN KUALA CENAKU.

Armaini ol) Wardati t), Jurnawaty Sofjan l)

') Agronomy, Faculty of Agriculture University of Riooff"k anbaru, 63271')Soil Science, Faculiy of Agriculture University of Riau Pekanbaru,6327l

ABSTRACTThe low production rice field paddy which is planted by palm oil trees (Etaies guannensis. Jaq) on

Kuala Cenaku tidal land, were caused by difficulty in irrigation system, limited exposlu'e to sun lightf anddegradation of soil affter reclzuration. The planting of IR 42 and Senapi with SRI method using 3 combinationsof fertilizer on full exposure and half exposure (50%) to sun lights was hoped to be the solution of theseproblems. The rnethod of this study was split plot design rvith the ptimary plot is variety, and fertilizer assecondary plot. The best soil quality improvement was from K3. lR 42 variety is better than Senapi for itsgrowing and production in condition full and half exposure to sun light.There was decreasing in productlon of IR42 for 32 o/o and decreasing in weight of IR 42 for 1000 seeds as much 12 7o, while Senapi 3l Vo and24 o/o

respectively, both in half exposure area to sunlight. In order to get optimal procluction of paddy (Oryza Sativa.L), it is recommended not to do intercropping between palm oil tree and paddy unless it neects to investigate atolerable variety if intercropping keeps done.Ke)l words: land, variety, degradation, fertilizer, light intensity

PENDAHULIJANLuas wilayah kec. Kuala Cenaku 381,6 Km2, merupakan kawasan pasang surut type B zotta

II, pengaruh air laut seirnbang dengan air tawar, terindikasi dari nilai kation dengan kondisi Mg > Ca>Na atau K. Kawasan direklamasi untuk tanaman pangan tahun 1997. Lahan beralih ftingsi ke kebundengan system tumpang sari sawit dengan pacli. Kualitas tanah setelah reklamasi menurun, miskinhara, kehilangan lapisan olah dan bahan organik, karena proses degradasi terus berlangsung. (Armainiet a[,2070). Dekomposisi akan menghabiskan cadangan bahan organik dan menghasilkan garam,asam organik, jika tidali ' diimbangi bahan penetral akan melarutkan koloid mineral .l.ngurtmemunculkan aluminium sabagai kation utama (Suhardi 2005).

Permasalah di kawasan Kuala Cenaku adalah rendahnya produksi, karena petani belummenggunakan sistem teknologi yang sesuai dengan kondisi lapangan procluksi kawasan. Jarak tanamrapat dan padi ternaung oleh sawit. Untuk itu perlu kajian yang bisa menghasilkan telcnologi spesifiklokasi dan model usaba tani yang menguntungkan, rlengan harapan produksi clapat ditingkatkan,ekosistem terjaga dan aspirasi petani untul( hidup sejahtera bisa terwujud.

Model dimaksud diprediksi dapat diperoleh melalui kajian keterpaduan tanaman pangan dankebun, berupa adopsi varitas padi toleran naungan clan aplihasi system Rice Intensific;tio; (SRI)sebagai antisipasi kekeringan lahan sawah, dan dipadukan dengan pemberian bahan organik sebagaipembenahan tanah, yang nantinya merupakan suatu rangkaian paket teknologi berdayu grrnu,menguntungkan dan mudah diterima oleh petani. Menurut Helmi (1999) aplikasi teknologi budidayapadi hemat air belum dilakukan secara luas, pada hal ketersediaan air mulai terbatas lcarena tingginyapemanfaatm air. Teknologi budidaya padi hemat air menurut dikenal dengan SRI yang efektifmenin gkatkan produktivitas.

Menurut Istian. L N, S. Amiruddin (2005) berbagai bahan organilc rnenganclung unsur harasesuai dengan serapan masa pertumbuhannya. Untuk tandan buah segar sawit dengan produksi 25ton/haltahun, terserap sejumlah 73,2kgN, 11,6 kg P, 93,4 kg K,20,8 kg Mg dan 19,5 kg Ca. Adapunkandungan unsur hara dalam tandan kosong helapa sawit adalah 0,30 oh nitrogen, 0,028 Vo fosfor,2S o/o

kalium, 0,179 o/o magnesium, dan 0,149 04 calsium.Selain ketersediaan hara, cahaya juga penting untuk proses metabolisme tanaman, karena

cahaya dapat menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman yang tak dapat diubah, sehinggadiperlukan penggunaan varitas yanng bersifat toleran terhadap radiasi rendah. Cahaya untuk tanamantergantung dari radiasi matahari dan tidak mudah diatasi bila terdapat permasalahan, jika kondisinaungan semakin besar akan menghalangi fraksi cahaya untuk sampai ke tajuk tanaman, dan akanmemunculkan gejala etiolasi bagi tanaman yang tidak toleran dengan keterbatasana cahaya (Gallo &Daughtry,l986, Hall dan Rao,1999 dalam Purnomo (2005).

Page 2: jika - repository.unri.ac.id

seminar Nasional dan Rapat Tahunan BKS - prN wilayah Barat Bidang IImu Pertanian Tahun 2072

Intensitas cahaya rendah berpengaruh pada hasil berbagai komoditi sudah.banyak dilaporkan'

Naungan 50o/o padapadi genotipe peka yurrg tiOut tahan naunfan' m.?ny"luPkan jumlah gabavmalai

kecit serta persentase gabah hampa t*t-;;;Gid;A p'ootitsibiji rlndah (sopandie et al'' 20a3\'

Intensitas cahaya rendah pada saat p"*uon!"u* paoidapat menurunkan karbohidrat yang terbentuk'

sehingga menyebabkan meningkatnya gabai hampa (Chaturvecli et al'' lgg4)' Mohr dan Schopfer

(1gg5) menyatakan kemampuan tuou*uo ,rrrtuk beiadaptasi terhadap lingkungan ditentukan oleh sifat

genetik tanaman. Secara glnetik, t""r*;;;g iol"ru11 terhadap naungan mempunyai kemampuan

iOuptati yang tinggi terhadap perubahan lingkungan'

BAIIAN DAN METODApenelitian dilaksanakan Oi Uoii F"luk,u"u Teknis gJPT)' laboratorium Tanaman' dan

Laboratorium Tanah Fakurtas pertanian universitas Riau, dimutai turan Ju'i sampai Nopember 201 1'

Bahan yang dipakuir U"nitt IR 42 d"t ;;;"pi' tunuft lahan pasang surut' naungan 50 %' Kompos

tankos, dolomit, Urea, TSP dan Kcl. penetiiian merupakan iua t"egiutan percobaan factorial 2 x 3'

menggunak an Sptit i:t'ot Desain,IR 4i itlj Oun S*upl^(.Vt seiagai Y-"'*^*u*a dan 3 (tiga)

kombinasi pupuk sebagai anak perak t f, )g iJn toropor?99 fg Utea, tSO-kgt'SP' 100 Kg I(cl dan

2 ton dolomit. K2: 6 ton kompos 150 fg irr"u, 172,5KgTSP, 7; Kg Kcl' dan 4-ton dolomit' K:: 9 ton

kompos 100 Kg ')rea"75

fL .1Sp, SO fei.f J* e"tooaolomit)' Kegiatan 1 (satu) ditanamtanpa

naungan, dan kegiatan 2 (dua) ditanarn ^dnlun

out"'gu" 5^0 o/o' Tiap kegiatan terdiri dari 6 perlakuan'

diulang 3 kali, sehingga didapat.tt suiouo"per"obalan'-S-etiap satuan terdiri da1i2 populasi' Data

dianalisis dengan .rlt?gu* aibniuttun dengan uji DNMRT taxaf 5 Yo'

Tanah sawah pasang surut diambiip"E" t.A"bm1n-25 cm, dikering anginkan dan dimasukan

kedalam pot yang dilobangi dindingnya fuiu f"tiog gian11 cm (7 kg/pot)' - agar air masuk ke pot'' dan

sistem sRI dengan tinggi air tanah s"turu dengan p-t-ylgitanah dapat dibuat' dan lakukan kegiatan

sesuai perlakuan dengan mengadopsi-pofu iJf,"oiogi SRI' Parameteiyang diamati adalah perubahan

kualitas tanah, tidg?-l;;ir, ;rr6uft anakan tital, jumlah anakan produktif umur tanaman

berbunga, panjang malai, panjang "J*rrg *utui, jumhh guUutt' pbrmalai, jmlah gabah bemas

permalai, berat 1000 gabah, produksi perumpun

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kualitas Tanah Setelah Aplikasi Perlakuan' . ^ ,.1, -\ ,-^*r-perubahan kualitas tanah setelih ii-*inggu pemberian 3 (tiga) kombinasi pupuk sebagai

ntrtrisi yang diharapkan berperan s"Uagal p"mb"oailiunih, dapatdilihat pada Tabel 1 s/d 3

1. Perubahan Kualitas Tanah Setelah Aplikasi Pupu\ Kombinasi 1 (%)

Pemberian pupuk K1 (3 ton kompos zoo'rg ureq 150-Kg TSP, ioO Kg Kd dan2 ton dolomit)'

dapat meningkatkan kualitas tanah, Besarnya perubahan ditampilkan pada Tabel I '

Tabel 1. Perubahan Kualitas Tanah setelah Aplikasi Petlakuan Pupuk Kombinasi 1 (K1\

Paranreter Komposllara sebelum Perlakuan Rerata

SetelahPerlakuan K. I

4,5670,51 T8,94 R

1,36 SR2,88 T

11,91R

Perubahan

0,0?*7,67+'o

29,425R 64,57 T11,90i4,00

3,03 T

3 5,1 5*) \')** l'1,4

Page 3: jika - repository.unri.ac.id

Seminar Nasional dan Rapat Tahunan BI$ - PTN Wilayah Barat Bidang llmu Pertanian Tahun 2012

Parameter Kompos Hara sebelum perlakuan SetelahPerlakuan K. I

PerubahanRerata

Qne/l 00g)pH H20

0,47.06

0,45,31 M4,43i}l

0,84,93 M

0,65,12 M

0,206.51AM

nilai o

66,62',7,1

0,4*,r1,39*

KCI** : turun. x : naik. SR: sangat rendah. RAM:agakmasam

4.19 M OSAM: rendah. S : sedang. ST: sangat tinggi.

1.77* 41.1

T: tinggi. M: masam.

Terjadi peningkatan pH, KB, clan unsur hara makro dan mikro (c,.N, P2o5. K, ca, Na, zn,Fedan FeS2). Hara N, P dan K meningkat 2,5 hingga 5,5 kali, karena penambahan pupllk Urea TSP danKalium, secara langsung dapat merubah jumlah ketersediaan hara. Dolomit juga berperanmeningkatkan KB dan pH tanah, sehingga ketersediaan hara menjadi lebih baik. Pola SRI jugamemicu naiknya kandungan FeS2, yang dicirikan dengan adanya bercak coklat kuat pada bagianpermukaan tanah.Menuntt Anonimous (2009) Penggunaan Bahan organik secara continue akmmemperbaiki stuktur dan tektr.rr tanah. Hal ini terjadi karena bahan organil( akan diuraikan olehorganisme tanah dan mempunyai sifat sebagai pengikat butir tanah menjadi butir yang lebih besar.Bakteri dekomposer yang terkandung dan diberikan pada bahan organik akan berkembang dan ikutmembantu dalam perbaikan kondisi tanah.

2.Peruhahan Kualitas Tanah Setelah Aptikasi Pupuk Kombinasi 2 (l<2)Aplikasi pupuk K2 jaga berperan baik meningkatkan kualitas tanah, karena ada penambahan

hara dari balran organik dan pupr"rk kimia. Besarnya perubahan disajikan pada Tabel 2.

Tabel2 Perubahan l(ualitas tanah 12 Minggu Setelah Aplikasi Perlakuan Pupuk Kombinasi 2I(orn pos

ParameterHara setrelum

perlakuan Rerata

"uii 1 aiiz

Perlakuan F. II Perubahan

nilai "C Org (7o)NToral (%)CA{P2O5 ppmK (Cmol,Kg)Ca (Cmol/Kg)Mg (Cmol/Kg)Na(Cmol/Kg)KTK Cmol/Kg)KB (o/o)

Cu (pprn)Zn (ppm)Mn (ppm)Fe (ppm)Fe 52 (ppm)Al(me/l00g)H* (meil00g)pHH20pHKCI

1.91R0,195 R9.915 R18,72 R0,25 R0,505 sR3,17 T0,84 T19,58 S29,425P.14,4159,05512,81 5

75,4480,741,5

0,65,12 M

3,68 T0,60 T6,13 R61,59 ST1,84 ST0,74 SR2,7270,74 S

12,27 R53,50 T13,9r21,257'lt133,04150000,26,82 N

16,240,4331,67207,64,021,323,081,5917"9655,7312,3912,7s'7,69

12,39

00,47.066,50

1,85 R0;tzn10,88, R14,25 R0,30 s1.26 SR3,03 T0,87 T19,31 S

28,2',7 R14,889,7313,4469,0673,930,7a,45,31 M4,43NL

1,97 R0,22P.8,95 R23,19 S0,20 RI,75 SR3,31 T0,81 T19,85 S

30,58 R13,958.3812,1981,8287,55)10,84,93 M

t,'|'t* 92,70,41** 2103,785** 38,242,87* 2291,59* 6360,24* 47,50,45** 1.4,2

0,1 0** 1l,g'/,31*+ 37,324,07* 81,80,51** 3.5412,19* 14110,10** 78,857,6* 76,41419,3* 17581,5* * 100

0,4** 66,61,7* 33,22.08* 484,r9 M 4.31M 6.39** :turun. *:naik SR: sangatrendah. R:rendah. S: sedang. ST: sangattinggi.T:Tinggi. M:masam. AM:agak

masam. N : netral

Peningkatan pH dan KB, serta hara C, P2O5. K, Ca, Zn, Fe dan FeS2, berubah rendah (R)menjadi T dan ST, kecuali Ca. Bahan organik dapa! meninghatkan C organik tanah sebesar 92,7o/o,tetapi nilai KTK tidak meningkat karena banyak faktor yang menentukannya, diantaranya reaksi dantekstur tanah. Armaini dkk (2010) menyatakan bahwa tanah yang digunakan sebagai mediumpenelitian mengandung debu cukup tinggi yakni 72,6I-87,64 %. Kondisi ini mendominasi terhadaprendahnya nilai KTK tanah.

Page 4: jika - repository.unri.ac.id

seminar Nasional dan RapatTahunan BKS - PTN Wilayah Barat Bidang llmu Pertaniqn Tahun 201-2

3. Perubahan Kualitas Tanah Setelah Aplikasi Pupuk Kombinasi 3 (K3)perubahan kualitas tanah menunSut<an bahwa perlakuan K3 (9 ton kompos 100 IQ Ute4 75

Kg TSP, 50 Kg Kcl dan 6 ton dolomit) dapat memperba.iki.sifat kimia tanah (Tabel 3)' Hara makro

dan mikro semua meningkat kecuali: Mg, cu, Mn, dan kriteria hara berubah dari rendah (R) ke tinggi

(T) dan sangat tinggi (J!. ferubahzur kualitas cukup memadai, namun penurunan nilai KTK tetap

terjadi. karena Uafrao'orjanik yang ditambahkan lebih banyak, dan anotganik hanya 50 % dari I(1'

sehingga memerlukan *ut to lebih lama untuk terclekompojisi. Menurut Padmini. o'S (2001) pupuk

organik dapat menyuburkan tanah,memperbaiki aerase, d* -u*pt' memberikan kehidupan biologis

pada mikroorganisme tanah, jamur dan bakteri penyubur tanah, sehingga dapat menjadi sy{u

alternatif pertirian berkelanjutin, karena pupuk organik lebih lama mengendap dalam tanah dibanding

pupuk kimia, namun untuk membanfu kiukupan hara tanaman dalam tanah masih diperlukan

penggunaan pupuk kimia.

Tabel 3 Perubahan KualitasKompo l{ara seSelum

s perlakuan RerataPerubahanSetelah

PerlakuanF.III

Parameternilai

I23

45

6,7

8

9l011

t2t3l415

16

L'7

18

19

n,zo st 15'3* 800

N roTJ t"zo o,ql o,lz n 0',22r. 0,195 R 0'76 sr 0's7* 290

c/N y,g 10,88 R g,SS n 9.915 R 22'63 T 12'72* 128

p2o5 ppm 207'6 14'25 R zi.lg s 18,72 R 34,55T 15'83* 84'6

r tcti,i,rncgi 4,0; 0,30 s 0,20 R 0,25 R-- 2,11 sr 1'86* '144

Ca (CmoV{g) l]32 r.Ze Sn t,Z: Sn 0,505 SR 1,03 R 0'525* 104

Mg'(cmoyK!) 3;0s 3,03 T 3',311 3,17 T 2,27 T 0'9x* 28'4

Nicmol/rgl' l',5g o,gr r o,st r 0,84 T 1,03 sr 0'19* 22'6

rrk (cmoiii<g) |7,96 19,31 S t-g,es S 19,58 S 13,36 R 6'22** 31'77

KB ("/,) 5s,73 2S:,2'7 k SO,SS n VO,IZ:SX 46,93 S 77'5* 59'49

cu Cipini t2,3e l4;ss t3,s5 l4:!rs^. : , lr,7! 1'!l:- 18'6

zn (i,bmi tz,,ts . 9,73 R e,ja n 9,055 R :'- :. 18,25 ?,?91 101

lun'tppm) l,og i3,44 ti,tg 12,815 '10,0 2'82'F* 22

r. ipp'-l' t)3g agi.oe 81;82 75,44 101 25,s6* 33'9

r" di Oprn) 50,0 73,93 R 87,55 R 80,74 R 1700 1619'26* 2005

at (me)ioog) 0 0,7 sR z,j sn 1,5 sR 0 1,5** 100

Hi f."lfOO"e) 0,4 0,4 O,S 0,6 0,2 0'4** 6'66

pHirzo 7.06 5,31M 4',93M 5,12M 6,90N 7,'78'K 34'8

pH I(Cl 6,50 4,43M 4,lgw 4,31M 6,54 2'23* 11"/** gi. T: Tinggi' M: masam' N: netral

C.organik tanah rneningkat 800 o/0, nisbah CA{ jadi tinggi, dan pH juga meningkat' Bahan

organik dapat mengatasi masalah degradasi lahan, baik pada lahan kering ataupun lahan sawah, karena

bahan organik adalah komponen penting agroekosistem. Menurut Sanchez (1992) dalam Jamilah dan

Hanum. U (ZOf 1) kandungan bahan oiganik, KTK tanah sawah sebagian besar termasuk kriteria

Rendah dan Sangat Rendah, bahan organik berperan memperbanyak tempat perfukaran kation pada

tanah yang mel-apuk, dan rnenjaga tetap adanya bahan organik pada tanah merupakan cara untuk

mempertahankan nilai KTK dalam tingkat yang memadai'

2. Pertumbuhan dan Komponen Produksi varietas lR42 dan senapi

1 . Respon Varietas Pada Kondisi 50 % Ternaung dan Tanpa Naunganpertumbuhan vegetatif dan komponen produksi kedua Varietas, setelah dianalisis dan di uji

lanjut DNMRT 5 o/o, menunjukan perbedaan yang nyat4 kecuali pada parameter jumlah anakan

produktif dan jumlah gab'ah/malai (Tabel 4)'Tanpa ourrog[rr, IR 42 lebih baik pertumbuhan vegetatif dan generalifnya dari Senapi,

tanaman tidak terlalti tinggi, muncul bunga lebih cepat 36,77 hari. Produksi gabahlrumpun var IR 42

ini lebih tinggi 30 % dibinding Senapi. Pada kondisi ternaung IR 42 juga lebih unggul dibanding

Senapi, umur muncul bunganya lebih cepat 24,49 hari, perbedaan produksi per rumpun 29'4 Vo, karena

veritas IR 42 merupakan Varitas unggul yang sudah teruji potensinya. Senapi merupakan tanaman

daerah setempat, belum mampu menyamai Var unggul, karena adannya perbedaan genotip kedua

taRaman, Moirr dan $shopfef (lgg5) menyatakan bahwa kemampuan tanaman untuk beradaptasi

Page 5: jika - repository.unri.ac.id

Seminar Nasional dan Rapat Tahunan BKS - PTN Wilayah Barat Bidang llrnu Pertanian Tahttn 2012

terhadap lingkungan ditentukan oleh sifat genetik tanaman. Secara genetilq tanaman yang toleranterhadap naungan mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan.

Tabel4. Rerata Hasil PengamatanVarietas IR 42 dan Senapi Pada kondisi Ternaung 50 Yo danTa4paNaungan.

ParameterTR 42 SENAPI IR 42 SENAPI

No

I Tinggi tan (crn)2 Jum. an. Total(buah)3 Jum. an. produktif(buah)4 Umur keluar malai(hari)5 Panjang malai(cm)6 Panjang cab.malai(cm)7 Jum.gabah/malai(biji)8 Jum.g. gemas//malai(biji)9 Berat gab/rumpun(g)

_10 Berat 1000 gabah(g) 20,93 A 17,428 18.32 a

83,35 A32,72 A15,38 A56,72 A53,17 A24,87 A

169,66 At4g,7g A41,63 A

91,50 B25,55 B13,83 A93,49 B52,23820,50 B

149,15 A100,55 B29,12r^

110,74 a11,72 a9,44 a

77,60 a59,51 a27,63 a

188,67 a154,83 a28,44 a

119,83 b11,78b

9,38 a101,11 b

52,43b20,97 b

l6B,6l a56,77 b

20,09 bt3.lt b

Angka-angka pada setiap parameter (baris) yang diikuti oleh hururf kecil yang sama berbedanyata memrrutDNMRT taraf 5 %. Begitu juga dengan yang diil<uti oleh huruf besar yang szuxa.

Tabel 5. PerbedaanRespon IR42 dan Senapi PadaLokasi TanpaNaunsan dan50Yo Ternaunsi.

Paiameter IR 42 SENAPITN N BEDA (%) BEDA (%)

Tinggi tan (cm)Jum. an. Total(buah)Jum. an. Produktif(buah)Umur keluar malaiftari)Panjang malai(cm)Panjang cab.malai(cm)Jum.gabah/malai(bij i)Jum. g.bemas//malai(bij i)Berat gablrumpun(g)

83,35 110,7432,72 11,7215,39 9,4456,72 77,6053,17 59,5124,87 24,50169,66 188,67148,79 154,8341,63 28,44

33*64,2**5.9**

37*72*I 7**l1*

44<

32**72**

91,50?5 55

13,83

93,49<)')?20,50

149,15100,5529,1217,42

I 19,8311,78g,3g

101,1 1

52,4320,97

168,61

56,7720,4913,17

3l*54**

32**8*0,3*2,3*

13*46x*3l **a A*trBerat 1000 gabah(g) 20,93 18,32

*=raik **: tlu.lrr

Respon IR 42 dan Senapi tidak sebaik pada kondisi dengan cahaya penuh. Kurangnya cahayamenjadi faktor penekan dan penghambat proses fisiologis tanaman (Chaturvedi et al., (1994)menyatakan bahwa Intensitas cahaya rendah pada saat pembungaan padi dapat menumnkankarbohidrat yang terbentuk, sehingga menyebabkan meningkatnya gabah hampa.Tabel 5 menunjukanbesarnya perbedaan respon lR 42 dan Senapi pada kondisi ternaungi. Umur muncul malai semakinlama, tanaman semakin tinggi, sehingga panjang malai menjadi lebih panjang dan diikuti denganadanya sedikit peningkatan jumlah gahahl mala| Hal ini merupakan indikasi tentang dampakkekurangan cahaya pada tanaman padi. Komponen produksi yang menurun pada IR 42 adalah jumlahanakan 64,20A, produksi 32 o/o, dan biji tanaman kurang sempurna pengisiannya, terlihat padapenurunan berat 1000 biji sebesar 12Yo.Pada Senapi juga demikian halnya, jumlah anakan produhifberkurang 52,43 Yo,jumlah gabah bernas 46 Yo, produlcsi 31 %o dan penllrunan berat 7000 biji sebesar24 o/o.

2. Pengaruh Pupuk Pada Kondisi 507o Ternaung dan Tanpa NaunganPemberian bahan organik dan pupuk anorganik, mempakan faktor penting untuk mamacu

pertumbuhan tanantan, dan peningkatan produksi. Berikut ini ditampilkan tabel tentang besarnyaperan penambahan hara terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman IR 42 dan Senapi.

Page 6: jika - repository.unri.ac.id

Seminar Nasional dan Rapat Tahunan BKS - PTN Wilayah Barat Bidang llmu pertanian Tahun 2012

Tabel 6. Rerata Pertumbuhan dan Komponen produksi Dengan Aplikasi Beberapa Kombinasi

ParameterPupuk Pada Kondisi Ternauns 50% dan T Nau

Tanpa naungan Ternaung ib ZoKI K3 KI K2 K3

Tinggi tanaman (cm)Jum.an. total (bh)Jum. an. Produktif (bh)Umur keluar malai(cm)Panjang malai (cm)Panjang cab.malai (crn)Jum. gabah/malai (bii i)Jum . (bernas/m al ai (bij i)Berat gablrumpun (g)

86,13 A3 1,50 A17,58 A75,25 A53,48 A23,05 A

161,00 A134,00 A3 1,89 A

87,47 A29,58 A14,33 A77,58 A53,09 A23,30 A

I 56,00 AI 18,00 A35,84 A

88,68 A26,33 BI1,91 A72,49 A51,53 A22,72 A

160,00 A121,00 A32,41A

112,97 a12,50 a10,16 a9Q50 a55,56 a23,73 a

181,50 a85,50 a22,t1 a

1 14,13 ab10,58 a8,58 a

89,59 a55,36 a24,57 a

196,25 a110,83 a24,63 a

I 18,87 bI 1,59 a9,66 a

88,00 a56,99 a24,61a

208,17 a121,58 a25,96 a

fnqJ<a-gela rada sCtiap puiurn_ rut DNMRT taraf 57o. Begitu iuga dengan yang diikuti oleh huruf besax yang sarna.

Dari Tabel 6 diketahui bahwa perlakuan 3 kombinasi pupuk, untuk semua parameter, tidakmenunjukan perbedaan yang nyata baik pada kondisi tanpa naungan ataupun temaungi 5004, lcecualitinggi tanaman pada kondisi ternaung, dimana kombinasi k: t"titt tinggi dibanding Ki, meskipun takberbeda nyata dengan K2. Aplikasi pupuk pada kondisi ternaung 5a % (Tabit 11,' men;qiukanperubahan respon tanaman. Terjadi p"nutro* jumlah anakan total pada KI, K2 dan I13 mlsingmasing 60 oA, 64,2 oA dan 56 Yo, jumlah gabah bernas/malai 9,7;/o,7,5 ;/o dan 0,05 o/o, beritgabah/rumpun sebesar 3a,1oA, 31,3 Yo d,an 20,i o/0, sedangkan berat I 000 gabah secara berturut-furutterjadi penurunan 74,106,20,3 yo dan 24,3 Yo. lHal ini ienunjukan bahwa ketersediaan hara tanpa"-?!uyu

yang cukup, akan mempenga-ruhi pertumbuhan dan komponen produksi IR 42 dan Senapidikategorikan pada genotip yang tidak toleran. Memrut Soverda. N (2011) Tanaman yang toleranbisa mengalami perubahan karakter akibat perbedaan cahaya sebagai bentuk mekanisme adaptasigenotip terhadap cekaman naungan. Adaptasi tanaman terhaclap kortdisi naungan, ditentukan olehkemampuannya untuk dapat melakukan proses fotosintesa pada inteniit"r ;"rr"vi vang rendah secaranormal, yang dapat dilakukan dengan cara menghinclar maupun toleran.

Tabel 7' Perbedaan Pefiumbuhan dan Komponen Produksi Dengan Aplikasi Beberapa KombinasiPupuk Pada Kon di si Temaung 5 Oyo d,an Tanpa Naunsan

Parameter Pertredaan Tananaman PadiKZ K3

Tinggi tanaman (cm)Jum.an. total (bh)

31*60**42*t20*3,9 *2.9 *12,7*9,7**30,1 x*

14,1 xx

30,4*64,2**40,1 **16,6*4,2*5,4*25,9*7 {**31,3**

20,3**

30*56**8,5**21,4*10,6*8,3 *

30,1 x

0,05*20,2**

24,3**

Jum. an. Produktif (bh)Umw keluar malai(cm)Pa4jang malai (cm)Panjang cab.malai (cm)Jum. gabah/malai (bij i)Jum.g. bemas/m alai(biji)Berat gablrumpun (C)Berat 1000 gabah (g)

*:naik **: turu

Perlakuan K3 lebih baik responnya, dan penurunan produksi lebih rendah dibanding KI danK 2' Hal ini berkaitan dengan tu*b"t hara yang didominasi oleh pupuk organik, sehingga stabilitasketersediaan hara lebih baik, karena bahan organik dapat memp"ruulti riaiuru"'ut-tu dan biologitanah' Menurut Anonimous (2011) pengaruh uanan organik terhaaup tanah antara adalahmenaikka'daya serap air' karena bahan organik mempunyai daya serap air yang besar, mengandung haralengkap meskipun dalam kadar yang renclah,^sehi"ggu upriliurl p,rput organik dengan pupuk buatansecara berirnbang akan mendapatkan kondisi tanamJi Srang aiinginkan aeiigan tetap mengkondisikankeadaan tanah.

)94

Page 7: jika - repository.unri.ac.id

seminar Nasional dan Rapat Tahunan BI$ - PTN wilayah Barat Bidang llmu pertanian Tahun 2012

3 Komtrinasi Perlakuan pupuk Dengan VarietasPengamaran

Jt-:ry3buhan d; produksi padi (IR 42 .dan senapi) yang diplrpuk denganberbagai kombinasi S-1.: K2, K3) pada kondisi tanpa naunguo a* 50 o/o ternaungi, setelah dianalisissecara statistik dapat dilihat pada Tibel g dan 9.

Tabe 8' Rerata Pertumbuhan Tanaman Padi Dengan Aplikasi Kombinasi pupuk padaKondisi Tanpa Naungan

TANPA NAUNGANPARAMETER. IR 42 SENAPI-_=-.---*---.- Kl rz ---K- xftTinggi tanJum. anakan. total 34,0 ab 34,7 a 29',5 bc 29,0 cd, 24,5 de 23,2 eJum. an. produktif lgl,7 a l3,g ab lz',i i 15,5 ab l4,B ab ll.2 bUmur keluar malai 60,5 a 59,0 a 50',7 a 90,0 b g6,2b g4,2 bPaqiang malai fi,2 a 5l,g a 5l',3 a 53,4 a 54,4 a 51,7 aPanjang cab.malai 25,0 a 24,1a z5',4 ; 2l,l b 20,2b 20,0 bJum.gabah/malai

!7,9,9 o 16q,a a rci,o i t46,0 a 148,0 a t52,0 aJum.g. bemas//malai 1gg,g a 750,0 a i:s,O il 107,A bc g6,2 c 107,0 bcR::ll*l'm*: .Io:! ?, ^1i,?, ;;',;;; 31,6 b zl,4b 27.3 bBerar 1000 bii;(s) 20,01 ab 20,67 a 22,t3 a , #"it i ll"tf "__Jil_fipffi1-ff r;$

eda nyata menu,ut

Tabel 9' Rerata Pertumbr-rhan Tanaman Padi Dengan Aplikasi Kombinasi pupuk pada Kondisi50 oZ Temaunsi

50 o1q TERNAUNGIPARAMETER

SENA

Jum. an. total 1l;50 a 11,33 a l1S3; 73,5 a 9,g a I t,g3 aJum.an.produktif '9, l(4- 9,33a 9',66a 11 ,2a 1,ga 9,33aUmur keluar malai 7g,g0 b 7g,20 b 76',70; 103,0 a 101,0 a 99,33 aPanjang malai 60,4g a 59,46 ab ss,oo auc 50,6 c 5r,6 b c 55,39 abcP*j*g cab.malai ,?7,?5 a 27,56 a 27',40 a 19,5 b 21,6b 2I,g2bJum'gabah/malai 19!,g3 a 207',83 a 203"lii tsl,z u 184,7 a 213,17 aJum.g.bemas//malai 13g,61 a 16t',33 a 164',50 i 31,3 c 60,3 b 78,66 bBerat gablrumpun _2,6,20 ab 3l,Za a 3{,59 a 1j.29 c l g,0g c 24,2g bBerat l000brji(g) 2aJ0a lg,iqa 15,4gb 11,70b r3,07b 14,76b

Tabel 8' menunjukan bahwa pada kondisi tanpa naungan kornbinasi IR 42 dengan pupuk Kl,K2 dan K3 tidal< be1ljda nyata, begitu juga dengan komiinasi Senapi dengan Kl, K2 dan K3,sedangkan kombinasi IR 42 dengan t<t, rz dan K3, lebih baik pertumbuhannya dari pada kombinasisenapi dengan K1, K2 dan K3, terutama pada parameter umur l<eluar malai, jumlah gabahbernas/malai,berat gabah/rumpun dan berat l0b0 gabah.rerbedaan respon tanaman akibat perlakuanpupuk' ditentukan oleh sumber unsur hara, dimana kecendrungall respon terbaik ditemukan padaperlakuan IR 42 yang.clipupuk dengan.K3 (v]Kl) yang ditanam pu.ru rronJisi tanpa naungan.Perlakuan ini terdiri <lari pemberian pupuk organik tiigii qi tonrnay,pengapluan 6 tonthadan pupukanorganik dosis rendah' Hasil penelitian armaini o:.n <zol l) menyatakan bahwa tanah pasang sun_rtEpe B sebagai medium penelitian telah mengalami p.o*uoun kualitas, yang clicirikan denganrendahnya kandungan bahan organik serta unsur makronya sehingga dikategorik an tanahvang miskinhara' Keadaan ini sangat cocok diperbaiki dengan menambahkan bahan irganik tinggi yang tetapdibarengi dengan pemupukan anorganik dosis rindarr tr:1,-karena bahan organik berf'ngsi gandasebagai bahan amelioran tanah. Menurut Stevenson dalam Hur.orro. p, dan S. Dja,far (2011) bahanorganik secara langsung ataLr tidak langsung akan mempengaruhi ketersecliaan hara, memperbaiki dan

Page 8: jika - repository.unri.ac.id

Seminar Nasional dan Rapat Tahunan BKS - PTN Wilayah Barat Bidang IImu Pertanian Tahun 2012

memantapkan agregat tanah dan membaiknya aeresi, permeabilitas dan infiltrasi, meningkatnya retensiair dan hara, immobilisasi senyawa antropogenik maupun logam berat yang masuk kedalam tanah,meningkatkan suhu dan kapasitas sangga tanah, suplai energi organisme tanah, menngkatkanorganisme sapropit dan menekan organisme parasit tanaman.

Untuk kondisi 50 %o ternaungi ternyata perlakuan kombinasi IR 42 dengan K1,K2 dan K3lebih baik dibanding perlakuan kombinasi Senapi dengan Kl, K2dan K 3 terutama untuk parameterkomponen produksi (Tabel 9). Hal ini menunjukan bahwa lR 42 lebih toleran naungan dibandingSenapi. Berdasarkan parameter komponen yang diamati dapat dikatakan bahwa kedua tanamantergolong kedalam tanaman yang tidak toleran dengan adanya keterbatasan cahaya hingga tingkat 50o%, meskipun tanaman tetap berproduksi. akan tetapi penurunan produksi tanaman yang ternaungcukup tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 10

Tabel 10. Perbedaan Res TR42 dan i Pada Kondisi Lahan 50 % TPERBEDAAN RESPON TANAMAN

PARAMETER SENAPI#xt K3

Tinggi tanJum. An. TotalJum. An. ProduktifUmrn keluar malaiPa4iang malaiPanjang cab.malaiJum.gabah/malaiJum.g. bernas//malaiBerat gablrumpun

#46,4*#

66,2**' s3**-i ro ?*

ffi r:,0*fti I 1,8*. 24,9*

ffi 13,3**

*i40,6**# 1--5*

tit$;I

*iffiti

t$Bflit

#rli

39,5*67,3**32,4 **32,5*14,9x14,3*26,7*7,5*27,8**

23,6*49**16,7**5,4*4,2*9,1*42,2*26,5*xI 1,1*x

Berat 1000 7.2** t7 -1',I***:naik *x: tunm

,.

Penurunan produksi tertinggi akibat ternaung terjadi pada kombinasi Senapi dengan K2(V2K2), yakni 71 ,5 o/o, dan diikuti perlakuan k Senapi dengan Kl CV2K1) sebesar 45,3 yo, serta IR 42dengan Kl CVl K1) sebesar 40,6 yo. Untuk parameter berat gabah/rumpun dan berat 1 000 biji, ternyataIR 42 dengan Kl, K2 dan K3, lebih rendah penurunannya dibanding senapi dengan Kl, K2 dan K3,dengan kata lain IR 42 lebih baik adaptasinya dibanding Senapi jika temaungi. Kombinasi keduavarietas dengan Pupuk K3 ( V1K3 dan VZK3) lebih baik dibanding yang lainnya, terlihat darirendahnya penurunan produksi pada kedua perlakuan tersebut.

KESIMPULAN KBSIMPULAN DAN SARAN

1. Kombinasi pupuk organik dan anorganik dapat meningkatkm pH, C organik, N total, kandunganP2O5, K, Mg dan KB dengan perubahan kriteria dari rendah (R) ke tinggi (T) dan sangat Tinggi(ST), tetapi nilai KTK tanah belum dapat ditingkatkan. Pemberian K3 ( 9 ton kompos, 6 tonkapur dan 1/3 dosis anjuran pupuk anorganiklha lebih baik peranannya unhrk meningkatkankualitas tanah.

2. Varietas IR 42lebih baik pertumbuhan dan produksinya dibanding Senapi pacla kondisi tanpanaungan dan ternaungi, yang ditanam dengan menerapkan sistim teknologi SRI. Varietas IR 42lebih toleran terhadap naungan dibanding Senapi dilihat dari keragaan agronomi dan potensiproduksinya.

3- Penanaman IR 42 dan Senapi pada kondisi 50 % ternaung, memicu penurunan produksi sebesar32Yo dan3l Yo, serta mengurangi berat 1000 biji sebesar 12Yo dan24Yo-Pemberian kombinasipupuk K3 ( 9 ton kompos, 6 ton kapur dan l/3 dosis anjuran pupuk anorganik)/ha padakondisiternaung dapat meminimalkan penurLrnan produksi IR 42 dan Senapi dibanding peilukuuttlainnya.

SARAN1. Sistim leknologi SRI dapat diterapkan di lahan pasang surut yang mengalami keterbatasan

ketersediaan air, dengan mengaplikasikan kombinasi pupuk K3 (9 ton kompos, 6 ton kapur dan

'roA

50,8*61,6*x31,8**51,3 *74,2*7,9*27,7*2r,8*75,7**29.5x*

17,4*54,2**27,7**14,4*< a**

7,6*15,42*70,7**45,3**32**

.18,1*i 57,4**i:,47,3x*

its,o*I5l**

'#s,g*fr24,8*1* 3o**$ 71,5**#24.7**

rid

islriiilt

lftril

Page 9: jika - repository.unri.ac.id

Seminar Nasianal dan Rapat Tahunan EKS - PTN Wilayah Barat Bidang llmu Pertanian Tahun 2072

1/3 dosis axjuran pupuk axorganik)lha. Dianjurkan menggunakan IR 42 baikuntllk lokasi lahanyang ternaung tajuk sawit, maupun tanpa naungan.

2. Untuk mendapatkan produksi padi optimal diaqiurkan tidak melakukan tumpang sari sawit danpadi, serta perlu penelusuran Var toleran jika tumpangsari sawit dan padi tetap dipertahankan.

DAFTAR PUSTAKAAnonimous, (2009).Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah. Buletin Teknologi Informasi

Pertanian.http://litbangdeptan.go.id/ind/index. Diakses tanggal24Februri201l.Anonomous, (2011). Peningkatan Produksi Padi Menuju 2A20. litbang.deptan.go.id d/h

www.puslittan.bogor.netArmaini, B. Nasnrl , G. Manurung (2011).Dampak Reklamasi Lahan Pasang Surut Type Bterhadap

Kualitas Lahan dan Potensi Produksi Tanaman Sawit (Elaies Guanensrs Jaq) di Shceme KualaCenaku Kabupaten Indragiri Hulu. Prosiding Seminar Nasional. BKS-PTN Wilayah BaratPalembang.

Chaturvedi GS, Ram PC, Singh AK, Ram P, Ingrarn KT, Singh BB, Singh RK, Singh YK. 1994.Carbohydrate Status of Rainfed Lowland Rice in Relation to Submergence, Drought and ShadeTolerance.In Proceeding: Physiologlt of Stress Tolerance in Rice. Los Banos: IRRI Philippines.hal:104-122.

Hanum. H dan Jamilah.(2011) Evaluasi Tingkat Kesuburan Tanah Sawah Akibat Pemberian PupukOrganik Secara Terus Menerus Di Kabupaten Batu Bara. Prosiding Seminar Nasional. BKS-PTN Wilayah Barat Palembang.

Harsono. P, Dj. Shiddieq (2011). Peran Mulsa Organik dan Musim Tanam Budidaya Cabai Merah diVertisol Kabupaten Sukoharjo. Prosiding Seminar Nasional. BKS-PTN Wilayah BaratPalernbang.

Helmi, (1999) Memposisikan stahrs Air Sebagai Barang Ekonomi di Indonesia.isu Konstitusi,Kebijaksanaan, dan Implementasi Dalam Rangka Memberikan Jaminan Air BagiPetani.Prosiding Lokakarya Nasional Jaminan Air Bagi Petani, 15-17 Desember 1999,Bandung. Pusat Dinamika Pembangunan (PDP) LTNPAD bekerjasama Dengan Jaringan IrigasiIndonesia (JKID. Badin perencanaan Pembangunan Nasional.

Istian. {. N, S. Amiruddin (2005) . Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertcmian Vol Bnol. Pusat Penelitiax dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Badan Penelitian danPengembanagan Pertanian Departemen Pertani an. IS SN- I 4 1 0-9 59X

Mohr H, Schopfer P. 1995. Plant Phltsiologt. Translated by Gudrun and D.W. Lawlor. Springer.Pasandaran, E, dan taylor,D.C. (19S4). Irigasi perencataan dan pengelolaan. PT Gramedia. Jakarta.Padmini. O. S (2001). Pengaruh Pupuk Organik Terhadap Perhrmbuhan dan Hasil Jagung Hibrida

Pioner. Prosiding Seminar Nasional Organil<. Kerjasama Fakultas Pertanian UPN VeteranYogyakarta.Dengan CV Cipta Takni Makmur Cirebon Jawa Barat.

Pumomo. J (2005). Tanggapan varitas Tanaman Jagung Terhadap Irradiasi rendah. Agro Sains 7 m(l):86-e3.

Sopandie D, Chozin MA, Sastrosumarjo S, Juhaeti T, dan Sahardi. 2003. Toleralsi Pacli Gogoterhadap Naungan. Hayan. 1 0(2): 7 1 -7 5.

Suhardi, 2005. Pengaruh Pengglrnaan Tanah Gambut Sebagai lahan Pertanian Terhadap perubahanPola Laju Mineralisasi Nitrogen. Jurnal llmu-Ilmu Ptertantan.vol 7 no 2 Lembaga PenerbitanFakultas Pertanian Universitas Bengkulu ISSN I 41I- 0067

Soverda. N (2011). Activitas Pigmen Pemanen Cahaya Pada Tanaman Kedelai Toleran TerhaclapNaungan. Pros i ding Seminar Nasional. BKS-PTN Wi layah Barat Palembang.

::.:!:

j',