jurnal-7-jpdgi-63-1-01

7

Click here to load reader

Upload: muhamad-vicki-syahrial

Post on 14-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Nursing Bottle Caries

TRANSCRIPT

  • 1Aviandani dkk : Perbedaan kebocoran tepi tumpatan semen ionomer kacaJurnal PDGI 61 (3) Hal. 81-87 2012

    Nursing mouth caries anak 2-5 tahun di PuskesmasCempaka Banjarmasin

    (Nursing mouth caries children 2-5 years old in Puskesmas CempakaBanjarmasin)

    Rosihan Adhani, Nadya Novia Sari dan Didit AspriyantoProgram Studi Kedokteran GigiFakultas Kedokteran Universitas Lambung MangkuratBanjarmasin Indonesia

    Korespondensi (correspondence): : Rosihan Adhani, Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Universitas Mangkurat. Jl. Veteran128B, Banjarmasin 70249, Kalimantan Selatan. E-mail: [email protected] [email protected]

    ABSTRACTBackground: Nursing mouth caries (NMC) is a caries lesion with unique pattern in infants, toddlers, and preschool childrenwhich caused by the provision of formula milk, breastmilk or other sweet liquid in a long period. Dental caries is still one of themost frequent problems occur in Indonesia society, not only in adults but also in children. Purpose: The aims of this research areto investigate how the NMC level which is seen from the age of the child, the habits of childs feeding and toothbrushing, andalso their mothers level of education and knowledge. Methods: This research used a purely descriptive method. Data taken bypurposive sampling of 100 children aged 2-5 years old with interview procedures on the childs mother and child clinicalexamination of the oral cavity. Results: The results of this research was high level NMC which reached 96%, seen from the ageof the child, the habits of childs feeding and toothbrushing, and mothers level of education and knowledge. Conclusion: Basedon conducted research, it can be concluded that lacking of mothers knowledge of childrens oral health was causing high ratesof NMC. The higher the age of the child, tend to be higher rates of NMC expansion that occurs in children. The children whodrank formula milk have the greater risk on NMC than children only drank breast milk exclusively. Children brushing habitswere also contribute in the formation of the NMC, while the level of education of the mother allegedly did not much contribute inthe occurrence of NMC in children.

    Key words: NMC, breastmilk, formula milk, rate of accidence

    Vol. 63, No. 1, Januari-April 2014 | Hal. 1-7 | ISSN 0024-9548

    PENDAHULUANKaries gigi masih menjadi salah satu masalah

    yang paling sering terjadi pada masyarakatIndonesia, bukan hanya pada orang dewasa tetapijuga pada anak-anak. Proses perkembangan kariesdapat terjadi dimulai pada saat gigi anak pertamaerupsi. Karies sangat berhubungan erat dengankebersihan rongga mulut, terlebih pada anak-anak. Anak yang tidak dibiasakan melakukanpenyikatan gigi sejak dini dari orang tua dapatmengakibatkan kesadaran dan motivasi anakkurang dalam menjaga kesehatan dan kebersihanrongga mulutnya. Keadaan ini memudahkan anak

    terkena resiko penyakit gigi dan mulut, khususnyapada anak usia di bawah 6 tahun .1

    Karies dengan pola yang khas dan seringterjadi pada anak usia di bawah 6 tahun biasadisebut nursing mouth caries (NMC). Definisi NMCmenurut The American Academy of Pediatric Dentistry(AAPD) adalah adanya satu atau lebih karies(kavitas atau non kavitas), adanya gigi yanghilang karena karies pada gigi desidui anak usia0-71 bulan. Biasanya anak dengan NMCmempunyai kebiasaan minum Air Susu Ibu (ASI)ataupun susu botol setiap hari dalam waktu yanglama dan kadang dibiarkan sampai anak tertidur

  • 2sepanjang malam. NMC biasanya membutuhkanperawatan yang lama dan apabila tidak diobati dapatmerusak gigi anak dan berpengaruh pada kesehatanumum anak.1,2 Gambaran klinis NMC adalah khas,kerusakan yang paling parah pada jenis karies inibiasanya terjadi pada keempat gigi insisivus atasmaksila karena posisi lidah pada saat anakmenghisap susu meluas menutupi gigi anteriormandibula sehingga pada regio insisivus mandibulakaries ini jarang terjadi.3

    Prevalensi NMC di beberapa negara masihcukup tinggi. Jose et al.4 melaporkan di Karala, India44% anak usia 8-48 bulan menderita NMC. Martenset al.5 melaporkan prevalensi anak di pedesaan Cinadengan NMC mencapai 85,5%, sedangkan Kumar6melaporkan 11-53% anak di USA menderita NMC,dan 6,8-12% di UK.

    Nursing mouth caries merupakan penyakit multifaktorial. Faktor-faktor penyebab NMC termasukfaktor host yang rentan, plak gigi, tingginya angkakariogenik dari mikroorganisme seperti Streptococcusmutans, Lactobacillus, serta waktu. Nursing mouthcaries merupakan masalah kesehatan masyarakatyang serius pada anak yang masih berusia sangatmuda, meskipun tidak mengancam terhadapkehidupan anak NMC yang dibiarkan dan tidakdiobati dapat menyebabkan rasa sakit pada anak,bakteremia, berkuranganya kemampuan mengunyahanak, maloklusi pada gigi permanen, masalah fonetik,dan kurangnya rasa percaya diri pada anak. Selainitu karies gigi juga dilaporkan dapat mengurangikemampuan seorang anak untuk menambah beratbadan.7

    Nursing Mouth Caries dibagi menjadi empattingkat perluasan,yaitu:19 (a) Tipe I. Minimal: Kariesterdapat pada dua permukaan gigi anteriorrahang atas dan tidak terdapat pada permukaangigi posterior; (b) Tipe II. Mild: Karies terdapatpada lebih dari dua permukaan gigi anteriorrahang atas dan tidak terdapat pada gigiposterior; (c) Tipe III. Moderat: Dua atau lebihpermukaan gigi anterior rahang atas menderitakaries dan ditemukan satu atau lebih gigiposterior menderita karies; (d) Tipe IV. Severe: Duaatau lebih permukaan gigi anterior rahang atasmenderita karies, ditemukan satu atau lebih gigidengan pulpa terbuka, dan karies telah terlihatpada gigi anterior rahang bawah.

    Gigi insisif maksila merupakan gigi yangpertama dan paling lama terserang NMC karenagigi ini adalah gigi yang paling awal erupsi padarahang atas.

    Data statistik mengenai status NMC pada anakusia 2-5 tahun sampai saat ini belum ditemukan didaerah Banjarmasin Kalimantan Selatan.Berdasarkan RISKESDAS tahun 2007, proporsipenduduk bermasalah gigi mulut di ProvinsiKalimantan Selatan 29,2% (rentang 15,9-35,2%), dankota Banjarmasin menjadi salah satu yang memilikitingkat karies tertinggi, padahal Banjarmasinmerupakan kota yang bermasalah gigi muluttertinggi yang menerima perawatan atau pengobatandari tenaga medis yang tinggi, sedangkan prevalensipenduduk yang berprilaku benar dalam menggosokgigi di Provinsi Kalimantan Selatan ini hanya sekitar10,3% (rentang 3,7-19,9%).8 Hal inilah yang membuatpeneliti ingin mengetahui dan menggambarkankeadaan tersebut. Tujuan umum penelitian iniadalah mengetahui tingkat NMC pada anak usia 2-5 tahun di Puskesmas Cempaka Banjarmasin.

    Penelitian ini dilakukan di Puskemas CempakaBanjarmasin dengan sasaran anak usia 2-5 tahun.Alasan penelitian dilakukan di Puskesmas CempakaBanjarmasin karena puskesmas ini merupakan salahsatu puskesmas terbesar di wilayah Banjarmasin,sehingga sangat banyak pasien anak yang datangberobat ke puskesmas ini. Penelitian ini dilakukanpada anak 2-5 tahun karena diasumsikan pada usiaini umumnya gigi susu anak telah tumbuhseluruhnya, sehingga NMC yang terjadi dapatdikelompokkan berdasarkan kriteria tingkatperluasannya.

    BAHAN DAN METODEPenelitian ini menggunakan jenis penelitian

    deskriptif yang diperoleh dari wawancara danpemeriksaan klinis pada rongga mulut anak usia2-5 tahun pengunjung Puskesmas CempakaBanjarmasin. Bahan yang digunakan adalahalkohol 70%, kapas dan tisu. Alat yang digunakanadalah alat diagnostik, nierbekken, sarung tangan,masker, senter, alat tulis, formulir informed consentdan lembar pemeriksaan untuk karies serta lembarkuesioner untuk wawancara.

    Populasi pada penelitian ini adalah ibu besertaanaknya yang berusia 2-5 tahun pengunjungPuskesmas Cempaka Banjarmasin. Sampel padapenelitian ini diambil dengan purposive sampling.Sampel adalah anak berusia 2-5 tahun yang masihmengkonsumsi ASI maupun susu formula diPuskesmas Cempaka Banjarmasin dan memenuhikriteria inklusi. Kriteria inklusinya adalah anakberusia 2-5 tahun, anak masih mengkonsumsi ASI

    Adhani dkk.: Nursing mouth caries anak 2-5 tahun di Puskesmas Cempaka BanjarmasinJurnal PDGI 63 (1) Hal. 1-7 2014

  • 3ataupun susu formula, bersedia menjadi responden(kooperatif) dan menandatangani informed consent.Kriteria eksklusinya adalah pasien yang tidakbersedia menjadi responden (tidak kooperatif).

    Variabel bebas yang diteliti pada penelitian iniumur anak, kebiasaan menyikat gigi anak, kebiasaananak meminum susu, dan tingkat pendidikan sertapengetahuan orang tua (ibu). Variabel terikat padapenelitian ini adalah NMC. Penelitian ini dilakukandi Puskesmas Cempaka Banjarmasin denganprosedur ibu dan anak yang berusia 2-5 tahundidatangi oleh peneliti. Pasien dijelaskan tentangmanfaat dan prosedur penelitian yang akandilakukan peneliti dan diberikan lembar informedconsent sebagai tanda persetujuan menjadi subyekpenelitian, kemudian dilakukan wawancara terhadapibu anak terkait dengan kebiasaan menyikat gigianak, kebiasaan anak meminum susu, danpertanyaan yang akan melihat tingkat pendidikandan tingkat pengetahuan ibu serta dilakukanpemeriksaan klinis secara langsung pada ronggamulut anak untuk melihat tingkat perluasanNMC yang terjadi pada anak. Kebiasaan menyikatgigi pada anak dibagi menjadi 2 kelompok yaituyaitu frekuensi benar dan salah, serta waktumenyikat gigi yang benar dan salah. Frekuensimenyikat gigi yang benar apabila anak menyikatgigi setiap hari sebanyak 2 atau 3 kali sehari,frekuensi menyikat gigi yang salah apabila anaktidak menyikat gigi setiap hari, atau menyikat gigihanya 1 kali sehari. Waktu menyikat gigi yangbenar apabila anak menyikat gigi setelah sarapandan sebelum tidur. Waktu menyikat gigi yang salahapabila anak menyikat gigi saat mandi, sebelummakan, atau tidak tentu kapan waktu anakmenyikat gigi.

    HASILPenelitian ini dilaksanakan di Puskesmas

    Cempaka Banjarmasin pada bulan Juni-Agustus2013. Hasil penelitian gambaran NMC pada anakusia 2-5 tahun di Puskesmas Cempaka Banjarmasindengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Jumlahsubjek penelitian yang mengalami NMC sebanyak96 orang dan 4 orang tidak mengalami NMC.Berikut ini merupakan tabel hasil penelitiantingkat NMC pada anak usia 2-5 tahun diPuskesmas Cempaka Banjarmasin.

    Tabel 1 menunjukkan dari 100 orang anak usia2-5 tahun di Puskesmas Cempaka Banjarmasin,ditemukan prosentase NMC mencapai 96% atau 96

    orang anak terkena NMC, dan hanya 4 orang anakyang ditemukan bebas karies. Hal ini menunjukkanprosentase anak yang mengalami NMC sangattinggi, hampir mencapai 100%.

    Tabel 1. Data prosentase NMC pada anak usia 2-5 tahundi Puskesmas Cempaka Banjarmasin (n=100)

    Ada 96 96%Tidak 4 4%

    Jumlah 100 100%

    Nursing mouth caries Jumlah Persentase

    PEMBAHASANBerdasarkan hasil penelitian yang telah

    dilakukan pada 100 subjek penelitian anak usia 2-5tahun di Puskesmas Cempaka Banrmasin, sebesar96% (96 orang anak) mengalami NMC. Persentaseini sangat tinggi karena hampir mencapai

    Adhani dkk.: Nursing mouth caries anak 2-5 tahun di Puskesmas Cempaka BanjarmasinJurnal PDGI 63 (1) Hal. 1-7 2014

    Gambar 1. Data prosentase tingkat perluasan NMC berdasarkanusia pada anak 2-5 tahun di Puskesmas CempakaBanjarmasin (n=100).

    Gambar 2. Data prosentase tingkat perluasan NMC berdasarkankebiasaan pemberian susu dilihat dari jenis susuyang dikonsumsi anak usia 2-5 tahun di PuskesmasCempaka Banjarmasin (n=100).

  • 4keseluruhan dari total subjek penelitian. Tingginyatingkat kejadian NMC ini bisa disebabkan olehbanyak sekali faktor. Faktor utama penyebab kariesseperti host, bakteri, substrat dan waktu sudahpasti berperan besar dalam penyebab terjadinyakaries pada anak ini. Faktor-faktor lain sepertitingkat pendidikan dan pengetahuan ibu, kebiasaanpemberian susu pada anak, kebiasaan membersihkangigi anak dan usia anak pun juga dapat berperandalam menyebabkan tingginya angka kejadianNMC disini. Hal ini sesuai dengan data mengenaiangka karies gigi berdasarkan RISKESDAS8 tahun2007 yang menyatakan angka karies gigi diKalimantan Selatan sangat tinggi yaitu 50,7% kariesaktif dan 83,4% pengalaman karies. Selain itu datamengenai angka kejadian karies juga dapat dilihatpada hasil Studi Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)8

    Gambar 3. Data prosentase tingkat perluasan NMC berdasarkankebiasaan pemberian susu dilihat dari kebiasaananak meminum susu sebagai pengantar tidur padaanak usia 2-5 tahun di Puskesmas CempakaBanjarmasin (n=100).

    Gambar 4. Data prosentase tingkat perluasan NMCberdasarkan kebiasaan pemberian susu dilihatdari frekuensi anak meminum susu dalam seharipada anak usia 2-5 tahun di Puskesmas CempakaBanjarmasin (n=100).

    Gambar 5. Data prosentase tingkat perluasan NMC berdasarkankebiasaan menyikat gigi pada anak usia 2-5 tahundi Puskesmas Cempaka Banjarmasin (n=100).

    Gambar 6. Data prosentase tingkat perluasan NMC berdasarkantingkat pendidikan ibu pada anak usia 2-5 tahun diPuskesmas Cempaka Banjarmasin (n=100).

    Gambar 7. Data prosentase tingkat perluasan NMC berdasarkantingkat pengetahuan ibu pada anak usia 2-5 tahundi Puskesmas Cempaka Banjarmasin (n=100).

    Adhani dkk.: Nursing mouth caries anak 2-5 tahun di Puskesmas Cempaka BanjarmasinJurnal PDGI 63 (1) Hal. 1-7 2014

  • 5pada tahun 2001 yang diperoleh hasil sebanyak81,3% anak berusia 5 tahun memiliki gigi yangberlubang. Hal ini juga bisa terjadi karena kesadaranmasyarakat untuk menjaga kebersihan gigi danmulut masih kurang serta karena kesehatan gigi danmulut masih menjadi hal yang dianggap kurangpenting bagi masyarakat sekarang ini.9

    Nursing mouth caries merupakan penyakit multifaktorial. Faktor-faktor penyebab NMC termasukfaktor host yang rentan, plak gigi, tingginya angkakariogenik mikroorganisme seperti Streptococcusmutans, Lactobacillus, serta waktu. Nursing mouth cariesyang dibiarkan dan tidak diobati dapat menyebabkannyeri pada anak, bakteremia, berkurangnyakemampuan pengunyahan anak, maloklusi pada gigipermanen, masalah fonetik, dan kurangnya rasapercaya diri pada anak. Selain itu karies gigi jugadilaporkan dapat mengurangi kemampuan seoranganak untuk menambah berat badan.11 Banyak faktorlain yang mempengaruhi terjadinya NMC seperti usiaanak, kebiasaan meminum susu anak, kebiasaanmenyikat gigi anak, serta tingkat pendidikan danpengetahuan orang tua khususnya ibu anak.

    Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat dariGambar 1, persentase NMC yang dilihat berdasarkanusia anak menunjukkan semakin bertambah usiaanak cenderung semakin tinggi pula tingkatperluasan NMC yang terjadi. Hal ini sesuai denganpenelitian terdahulu yang dilakukan oleh Setiawati10pada tahun 2012 di DKI Jakarta yang menyatakanpeningkatan usia anak meningkatkan resikokejadian NMC. Pada anak yang diberikan susu lebihdini, kemungkinan akumulasi karbohidrat dalamsusu yang diberikan akan lebih tinggi sehinggamenyebabkan gigi menjadi lebih rentan terserangkaries. Sejalan dengan pertumbuhan usia anak,resiko kejadian NMC meningkat.10

    Pada Gambar 2, 3 dan 4 didapatkan data persentaseNMC yang dilihat dari kebiasaan meminum susu padaanak, dijumpai anak yang meminum susu formulasebagian besar telah menderita NMC, dan hanya 1orang anak yang ditemukan bebas karies. Begitu pulapada anak yang meminum kombinasi ASI dan susuformula, 100% menderita NMC. Pada anak yang hanyamengkonsumi ASI eksklusif, ditemukan 3 orang bebaskaries dan tingkat perluasan tertinggi masih beradapada tipe II. Anak yang mengkonsumsi susu sebagaipengantar tidur, 100% telah menderita NMC. Dilihatdari frekuensi anak meminum susu dalam sehari, padaanak yang mengkonsumsi susu lebih dari 9 kali seharitingkat perluasan karies tertinggi sudah berada padatipe III dan tipe IV.

    Hal ini didukung oleh teori dari AmericanAcademy of Pediatric Dentistry14 yang menyatakanbahwa pemberian ASI sebenarnya merupakan nutrisiyang ideal untuk anak. Walaupun demikian,pemberian ASI yang berkepanjangan juga dapatmenjadi resiko potensial terjadinya NMC. ApabilaASI dan susu formula beresiko besar terhadapkejadian NMC, maka hal itu juga dapat terjadi padaanak yang mengkonsumsi kombinasi ASI dan susuformula.

    Kebiasaan pemberian susu pada anak yangdikaitkan dengan kebiasaan anak meminum sususebagai pengantar tidur, dapat terlihat tingkat NMCyang tinggi pada anak yang mengkonsumsi sususebagai pengantar tidur yang mana tingkatperluasan NMC sudah berada pada tipe III (moderate)dan tipe IV (severe), dan dari 83 anak yangmengkonsumsi susu sebagai pengantar tidur tidakada anak yang bebas karies. Pada anak yang tidakmengkonsumsi susu sebagai pengantar tidurditemukan 4 orang anak bebas karies, 5 orang beradapada tipe I, dan 8 orang berada pada tipe II. MenurutBerkowitz,3 hal ini dapat disebabkan karena cairanyang mengandung karbohidrat akan mengalamistagnasi cukup lama pada permukaan gigi, terutamaapabila anak dibiarkan mengedot selama anaktertidur. Selama anak tertidur, terjadi penurunanaktifitas penelanan dan penurunan aliran saliva,hal inilah yang menyebabkan cairan yangmengandung karbohidrat stagnasi cukup lama padapermukaan gigi dan menjadi awal terjadinya proseskaries.3 Apabila dikaitkan dengan frekuensipemberian susu dalam sehari, terlihat kecenderunganmeningkatnya distribusi NMC seiring denganseringnya anak meminum susu. Hal ini didukungdengan penelitian dari Widyastuti12 di Bandung padatahun 2010 yang menyatakan karies yangdipengaruhi oleh pemberian air susu berhubungandengan frekuensi meminum susu setiap harinya,lama menyusui dan terutama seberapa sering anakmeminum susu pada malam hari.

    Pada Gambar 5, diperoleh gambaran perilakumengenai frekuensi penyikatan gigi yang dibagi kedalam 2 kelompok yaitu frekuensi benar dan salah,serta waktu menyikat gigi yang benar dan salah.Frekuensi menyikat gigi yang benar apabila anakmenyikat gigi setiap hari sebanyak 2 atau 3 kalisehari, frekuensi menyikat gigi yang salah apabilaanak tidak menyikat gigi setiap hari, atau menyikatgigi hanya 1 kali sehari. Sedangkan waktumenyikat gigi yang benar apabila anak menyikatgigi setelah sarapan dan sebelum tidur. Waktu

    Adhani dkk.: Nursing mouth caries anak 2-5 tahun di Puskesmas Cempaka BanjarmasinJurnal PDGI 63 (1) Hal. 1-7 2014

  • 6menyikat gigi yang salah apabila anak menyikatgigi saat mandi, sebelum makan, atau tidak tentukapan waktu anak menyikat gigi. Berdasarkan hasilpenelitian dapat dilihat bahwa frekuensi menyikatgigi yang dilakukan anak sekalipun itu benar, tetapiapabila dilakukan pada waktu yang tidak tepat jugadapat menyebabkan tingginya resiko karies padaanak. Hal ini sesuai dengan penelitian yangdilakukan oleh Anitasari15 di Samarinda (2004) yangmenyatakan bahwa tidak terdapat hubunganantara frekuensi menyikat gigi dengan kebersihangigi dan mulut. Ini dapat terjadi akibat terdapatfaktor lain yang berperan dalam menentukankebersihan rongga mulut seperti waktu salah dalampenyikatan gigi serta metode yang digunakan dalammenyikat gigi. Faktor waktu merupakan faktorpokok yang mempengaruhi perkembangan kariesdan akan memperparah karies apabila pemberiansusu dilakukan pada waktu malam hari, olehkarena anak tidak menyikat gigi sebelum tidurmaka akan mempercepat dan memperparah tingkatNMC.13

    Pada Gambar 6, didapatkan data persentaseNMC yang dilihat dari tingkat pendidikan ibuanak. Tidak terlihat kecenderunganmeningkatnya keparahan NMC pada ibu yangmemiliki tingkat pendidikan rendah. Pemantauanpeneliti selama proses penelitian diperolehketerangan bahwa sebagian besar respondentidak mengetahui atau jarang memperolehinformasi tentang cara pemeliharaan kesehatanrongga mulut. Dapat disimpulkan bahwa tingkatpendidikan yang baik tidak mengindikasikanseseorang juga mempunyai tingkat pengetahuanyang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasilpenelitian, ibu dengan tingkat pendidikan yangtinggi tetapi angka kejadian NMC pada anaknyajuga tergolong tinggi. Penelitian terdahulu olehAngela16 pada tahun 2005 di DKI Jakartamenyatakan bahwa tidak ada hubungan antarapendidikan ibu dengan kejadian karies pada anakusia 4-5 tahun. Pada penelitian terdahulu olehSuryaningrum17 juga didapatkan hasil tidak adahubungan yang signifikan antara tingkatpendidikan ibu dengan angka kejadian kariespada balita di PAUD Jatipurno Kartasura. Hal initidak sesuai dengan penelitian terdahulu yangdilakukan oleh Kerrod B, Hallet dan Peter K.Opada tahun 2006 yang didapatkan hasil pendidikanibu memiliki hubungan bermakna dengan tingkatkeparahan NMC. Makin tinggi pendidikan ibu,makin rendah rata-rata skor def-t.10

    Hasil penelitian pada Gambar 7 diperoleh dataprosentase NMC yang dilihat dari tingkatpengetahuan ibu anak. Terlihat kecenderunganpeningkatan keparahan NMC pada ibu dengantingkat pengetahuan buruk/kurang. Chesnut18menunjukkan bahwa sebenarnya banyak ibu tahubahwa anak-anak tidur dengan botol berisi cairangula itu berbahaya, namun karena mereka tidakmengerti mengapa hal itu berbahaya mereka terusmemberikan minuman manis di malam hari.Pendidikan maupun pengetahuan tentang kariesgigi sangat penting dalam pencegahan NMC.18

    Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkanbahwa terdapat tingkat NMC yang sangat tinggipada anak yaitu 96%. Anak dengan NMC yangdilihat berdasarkan usia, menunjukkan hasil tingkatNMC tertinggi terdapat pada anak di kelompok usia4-5 tahun. NMC yang dilihat berdasarkan kebiasaanpemberian susu pada anak juga dapat dilihat tingkatNMC tertinggi terjadi pada anak yang mengonsumsisusu formula dan dikonsumsi sebelum tidur, tetapidalam penelitian ini juga ditemukan hasil bahwaanak yang mengonsumsi ASI eksklusif pun tidakmenutup kemungkinan anak menderita NMCmeskipun tidak separah pada anak yangmengonsumsi susu formula. Berdasarkan kebiasaanmenyikat gigi anak, ditemukan bahwa frekuensipenyikatan gigi tidak berpengaruh besar terhadapterjadinya NMC, hanya saja waktu anak menyikatgigi akan berpengaruh terhadap tingginya NMCyang dapat terjadi pada anak. NMC yang dilihatberdasarkan tingkat pendidikan ibu menunjukkanhasil ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendahsangat besar kemungkinan anak memiliki resikoNMC yang tinggi, sedangkan tingkat pengetahuanibu juga berperan sangat penting terhadap resikokaries pada anak, ibu dengan tingkat pengetahuanyang rendah hampir 100% anaknya ditemukanmenderita NMC. Hal ini membuktikan bahwatingkat pengetahuan ibu terhadap kesehatan gigidan mulut anak sangat perlu ditingkatkan agar ibumengerti dampak apabila tidak menjaga kesehatangigi dan mulut anak.

    DAFTAR PUSTAKA1. McDonald RE, Avery DR, Dean JA. Dentistry for the child

    and adolescent. 8th ed. New Delhi: Elsevier; 2008. p. 209-10.2. Dye BA, Shenkin JD, Ogden CL, Marshall TA, Levy SM,

    Kanellis MJ. The relationship between healthful eatingpractices and dental caries in children aged 2-5 years in theUnited States 1988-1994. J Am Dent Assoc 2004; 135(1): 55-66.

    Adhani dkk.: Nursing mouth caries anak 2-5 tahun di Puskesmas Cempaka BanjarmasinJurnal PDGI 63 (1) Hal. 1-7 2014

  • 73. Hallas D, Fernandez J, Lim L, Carobene M. Nursingstrategies to reduce the incidence of early childhoodcaries in culturally diverse populations. J PediatricNursing 2011; 26: 248-56.

    4. Kramer MS, McGill J, Matush L, Vanilofich I, Platt R,Bogdanovich N, Sevkosvskaya Z, Dzikovich I, ShiskoG, Mazer B. Effect of prolonged and exclusive breast-feeding on risk of allergy and asthma: clusterrandomised trial. Caries Res 2007; 41: 484-8.

    5. Martens L, Vanobbergen J, Williems S, Aps J, DeMassener JD. Determinants of early childhood cariesin a group of inner-city children. Quint Int Belgia 2006;37(75): 27-36.

    6. Kumar VD. Early childhood caries-an insight. J Int OralHealth 2010; 2: 1-9.

    7. Prakash P, Subramaniam P, Durgesh BH, Konde S.Prevalence of early childhood caries and associated risk-factors in preschool children of urban Bangalore, India: across sectional study. Eur J Dent 2012; 6: 141-50.

    8. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2007. Jakarta:Badan Penelitian dan Pengembangan KesehatanDepartemen Kesehatan R.I; 2008. Hal. 116-34.

    9. Brodeur JM, Galarneau C. The high incidence of earlychildhood caries in kindergarten-age childrenJ College of Dentists of Quebec 2006; 6 (3): 3-5

    10. Setiawati F. Peran pola pemberian air susu ibu (ASI)dalam pencegahan early childhood caries (ECC) di DKIJakarta. Disertasi. Jakarta: Universitas Indonesia; 2012.hal 73-121.

    11. Soesilo D, Santoso RE, Diyatri I. Peranan sorbitol dalammempertahankan kestabilan ph saliva pada prosespencegahan karies. Majalah Kedokteran Gigi (Dent J)2005; 38: 21-5.

    12. Avianty RS, Tedjosasongko U, Irmawati. Aktivitaskaries anak usia prasekolah berdasarkan pola nursingbottle feeding. Dental J (Majalah Kedokteran Gigi)2011; 2 (3): 1-7.

    13. Widyastuti T. Kejadian karies aktif pada anak usia 3-5tahun yang tercatat di posyandu wilayah kerjapuskesmas Mohammad Ramdan kota Bandung tahun2010 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tesis.Depok: Universitas Indonesia; 2010. hal 20-30.

    14. American Academy of Pediatric Dentistry. Symposiumon the prevention of oral disease in children andadolescents. Chicago, Ill; November 11-12, 2005:Conference papers. Pediatr Dent 2006; 28(2): 96-198.

    15. Anitasari S, Rahayu NE. Hubungan frekuensi menyikatgigi dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut siswaSekolah Dasar Negeri di Kecamatan PalaranKotamadya Samarinda Provinsi Kalimantan Timur.Dent. J Maj. (Ked. Gigi.) 2005; (38): 8890.

    16. Angela A. Pencegahan primer pada anak berisikokaries tinggi. Dent. J Maj. (Ked. Gigi.);: 38(3): 130-4.

    17. Sariningrum E. Hubungan tingkat pendidikan,pengetahuan dan sikap orangtua tentang kebersihangigi dan mulut pada anak balita usia 3-5 tahun dengantingkat kejadian karies di Paud Jatipurno. Skripsi.Surakarta: Fakultas Kedokteran Gigi UniversitasMuhammadiyah Surakarta; 2009.

    18. Chestnut IG, Murdoch C, Robson KF. Parents andcarers: choices of drinks for infants and toddlers inareas of social and economic disadvantages.Community Dental Health. 2004; (20): 139"45.

    19. Jayakumar HL, Chandra M, Pallavi HN.Jyothi D.Management of early childhood caries: A perpetualchallenge to clinician. J of Oral Health and Comm Dent.2011;5(1): 4-11

    Adhani dkk.: Nursing mouth caries anak 2-5 tahun di Puskesmas Cempaka BanjarmasinJurnal PDGI 63 (1) Hal. 1-7 2014