jurnal farmasi vol xi no 1 februari 2015.pdf
TRANSCRIPT
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
1/135
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
2/135
KOMPOSISI PERSONALIA TIM PENGELOLA
JURNAL ILMIAH FARMASI
STIFA PM-PALU
Pelindung/Penasehat:
Ketua STIFA
Drs. Joni Tandi, M.Kes.,Apt.
Ketua Lembaga Penelitian STIFA
Dr. Baso Amri., M,Si
Penanggung Jawab:
Pembantu Ketua I STIFA
Dermiati T, S.Farm., M.Si., Apt
Ketua Penyunting:
Niluh Puspita Dewi, S.Farm., M.Si., Apt
Sekretariatan:Feiverin Tibe, S.Farm., M.Si., Apt
Mustofa
I Wayan Wirawan, S.Farm., M.Si., Apt
Koordinator Dana:
Yuliana
Alamat Sekretariat:
Kampus STIFA-PM Palu
Jln. Wolter Monginsidi No. 106 A
Palu Sulawesi Tengah
Email: [email protected]
Kontak Person
085341419115
082191916697
085342476999
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
3/135
Farmakologi
Jurnal Farmasi
DAFTAR ISI
HalamanAgung Kadek
Sumiasih, Syariful
Anam, H. Baso
Amri
Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Ekstrak
Etanol Daun Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f.)
Merr) Pada Tikus Putih ( Rattus norvegicus) yang
Diinduksi Streptozotosin
1 - 1 5
Abd. Rahman,
Ummul Fitiyani
Ya’la, Niluh
Puspita Dewi
Uji Efektivitas Pemberian Ekstrak Daun Insulin
(Thitonia diversifolia [Hemsl.] A. Gray) sebagai
Antidiabetes Terhadap Tikus Putih Jantan ( Rattus
norvegicus) yang Diinduksi Streptozotosin
16 - 28
Winartivira Uji Aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak Daun Kersen( Muntingia calabura L.) dengan Metode Peredaman
Radikal Bebas DPPH
29 - 41
Mugiati, Joni
Tandi,
Purwaningsih,
Ummul Fitiyani
Profil Pengunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi
Saluran Kemih Pada Bangsal Penyakit Dalam
Selama Periode Desember 2013 – Februari 2014 di
RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah
42 - 54
Muthmainah
Tuldjanah., Yuliet,
Dermiati T.
Uji Aktivitas Antioksidan Dan Tabir Surya Krim
Ekstrak Kulit Batang Kersen ( Muntingia calabura)
55 - 68
Nurhayati, Joni
Tandi, Yuliet,
Dermiati T
Uji Aktivitas Antibakteri Gel Antiseptik Ekstrak
Daun Kersen ( Muntingia calabura) terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan
Pseudomonas aeruginosa
69 - 81
Annastasia
Gantima, Yusriadi,
Dermiati T.
Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Ekstrak
Etanol Kulit Batang Nangka (Artocarpus
heterophyllus Lam) Terhadap Tikus Putih (Rattus
norvegicus) yang Diinduksi Streptozotocin
82 - 90
Linda Pratecia,
Yuliet, Feiverin
Tibe
Uji Efek Antiinflamasi Salep Ekstrak Daun
Binahong ( Anredera cordifolia T. Steen) Terhadap
Tikus ( Rattus norvegicus L.) Edema dengan InduksiKaragenan
91 - 107
Aprilia arieska
Thomson, Yuliet,
Sri.
Uji Efektivitas Antiagregasi Paltelet Kombinasi
Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh ( Averrhoa
bilimbi L) dan Herba Pegagan (Centella asiatica)
Terhadap Tikus Putih
Jantan ( Rattus norvegicus)
108 - 118
Imelda RL, Yuliet,
Niluh P.
Efek Hepatoprotektor Ekstrak Etanol Buah Terong
Belanda (Solanum betaceum Cav) Terhadap Kadar
SGOT DAN SGPT Tikus Putih Jantan ( Rattus
norvegicus) Induksi CCl4
119 - 132
Vol. XI, No.1, Februari 2015
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
4/135
1
UJI EFEK PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH EKSTRAK ETANOL
DAUN KECAPI (Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr) PADA TIKUS
PUTIH ( Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOSIN
THE EFFECT TEST of DECREASE in BLOOD GLUCOSE LEVELS of
ETHANOL EXTRACT of KECAPI LEAVES (Sandoricum koetjape (Burm.f.)
Merr) in RATS ( Rattus norvegicus) INDUCED STREPTOZOTOCIN
Oleh
Agung Kadek Sumiasih, Syariful Anam, H. Baso Amri
Abstrak. daun kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr) merupakan tanaman obat
yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengobati penyakit. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui efek ekstrak daun kecapi terhadap penurunan kadar
glukosa darah tikus putih dan untuk mengetahui dosis ekstrak daun kecapi yang
efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus putih yang diinduksi
streptozotosin dosis 40 mg/kg BB secara intraperitoneal. Penelitian ini menggunakan
hewan uji tikus putih jantan ( Rattus norvegicus) sebanyak 15 ekor dengan metode
eksperimental laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) yang terbagi menjadi lima kelompok perlakuan. Kelompok I kontrol negatif
(Na.CMC), kelompok II ekstrak daun kecapi dosis 50 mg/kg BB, kelompok III ekstrak
daun kecapi dosis 100 mg/kg BB, kelompok IV ekstrak daun kecapi dosis 150 mg/kgBB dan kelompok V kontrol positif (glibenklamid). Data hasil penelitian diolah
menggunakan uji statistik Analisis Sidik Ragam (Uji F) dan dilanjutkan dengan uji
lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil uji BNJ menunjukkan bahwa ekstrak daun kecapi
dosis 100 mg/kg BB dan dosis 150 mg/kg BB dapat menurunkan kadar glukosa darah
pada hari ke-7 dan hari ke-14, sementara ekstrak daun kecapi dosis 50 mg/kg BB dapat
menurunkan kadar glukosa darah pada hari ke-14. Berdasarkan hasil tersebut
disimpulkan bahwa ekstrak daun kecapi dosis 100 mg/kg BB yang efektif dalam
menurunkan kadar glukosa darah tikus putih yang diinduksi streptozotosin.
Kata kunci : Daun kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr), Glukosa darah,
Tikus putih, Streptozotosin.
Abstract. Kecapi leaves (Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr) is a medicinal plant that
is widely used by people to treat disease. This study aimed to determine the effect of
extract of kecapi leaves decrease blood glucose levels of white rats and to determine
dose kecapi leaves extract is effective in lowering blood glucose levels streptozotocin
rats induced a dose of 40 mg/kg body weight intraperitoneally. This study used a test
animal male rats ( Rattus norvegicus) as much as 15 rats with laboratory experimental
method using a Randomized Block Design (RBD) were divided into five treatment
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
5/135
2
groups. Group I negative control (Na.CMC), group II kecapi leaf extract dose of 50
mg/kg body weight, group III kecapi leaf extract dose of 100 mg/kg body weight,
group IV kecapi leaf extract dose of 150 mg/kg body weight and groupV positive
control (glibenclamide). Data were statistically analyzed using analysis of variance test
(Test F) and followed by a further test Honestly Significant Difference (HSD). HSD
test results show that the leaf extract kecapi dose of 100 mg/kg body weight and a
dose of 150 mg/kg body weight can lower blood glucose levels on day 7th and day
14th, while the kecapi leaf extract dose of 50 mg/kg body weight can reduce levels
blood glucose on day 14th. Based on the results can be concluded that the leaf
extract kecapi dose of 100 mg/kg body weight is effective in lowering blood glucose
levels induced rats streptozotocin.
Keywords : Leaves kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr), Blood glucose,Rats white, Streptozotocin.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara
tropis yang sudah dikenal sebagai
penghasil berbagai macam komoditas
hasil pertanian, termasuk diantaranya
tanaman obat. Kondisi tanah yang
subur, iklim yang baik serta
didukung oleh keanekaragaman flora
membuat Indonesia menjadi negara
penghasil komoditas obat- obatan yang
berasal dari alam yang cukup
potensial.1
Penggunaan tumbuh-tumbuhan
dalam penyembuhan adalah bentuk
pengobatan tertua di dunia, setiap
budaya di dunia memiliki sistem
pengobatan tradisional yang khas dan di
setiap daerah dijumpai berbagai macam
jenis tumbuhan yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat.2 Sejak
ratusan tahun yang lalu, leluhur bangsa
Indonesia telah terkenal pandai
meracik jamu dan obat-obatan
tradisional. Beragam jenis tumbuhan
seperti, akar, rimpang, batang, buah,
daun, bunga dan bahan-bahan alamiah
lainnya diracik sebagai ramuan
tradisional untuk menyembuhkan
berbagai penyakit.3
Menurut World Health
Organization (WHO) pada tahun 2013
terdapat 382 juta orang di seluruh
dunia atau 8,3 % menderita penyakitdiabetes melitus.4
Berdasarkan International
Diabetes Federation (IDF) pada tahun
2014 mengungkapkan bahwa penderita
diabetes melitus di Indonesia
menempati urutan ke-7 dengan jumlah
penderita diabetes melitus sebanyak 8,5
juta orang.5 Menurut laporan
RISKESDAS pada tahun 2013,prevalensi diabetes melitus di Indonesia
berdasarkan wawancara yang
terdiagnosis sebesar 1,5 %, diabetes
melitus terdiagnosis atau gejala
sebesar 2,1%. Prevalensi tertinggi
terdapat DI Yogyakarta (2,6%), DKI
Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%),
dan Kalimantan Timur (2,3%).
Prevalensi diabetes melitus yang
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
6/135
3
terdiagnosis atau gejala, tertinggi
terdapat di Sulawesi Tengah (3,7%),
Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi
Selatan (3,4%), dan Nusa Tenggara
Timur (3,3%).6
Tumbuhan kecapi banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam
pengobatan tradisional sebagai obat
diare, obat mulas, sakit mata, obat
panas, keputihan, dan obat batuk.7
Daun kecapi sebelumnya sudah pernah
diteliti oleh Risna S. Siregar (2009)
sebagai antimikroba dan juga diteliti
oleh I.M. Dira Swantara dan Yenni
Ciawi (2009) sebagai antibakteri.7,8
Berdasarkan hasil penelitian skrining
fitokimia pada ekstrak etanol daun
kecapi yang telah dilakukan
terdapat kandungan senyawa kimia
alkaloid, flavonoid, polifenol, saponin,
dan tanin. Senyawa-senyawa kimia
tersebut diketahui dapat berkhasiat
sebagai antidiabetes, seperti senyawa
alkaloid terbukti secara nyata
mempunyai kemampuan regenerasi sel
β pankreas yang rusak. Peningkatan
sekresi insulin diakibatkan oleh adanya
efek perangsangan saraf simpatis
(simpatomimetik).9
Mekanisme dalam penyembuhan
penyakit diabetes melitus, flavonoid
diduga berperan secara signifikan
meningkatkan aktivitas enzim
antioksidan dan mampu meregenerasi
sel-sel β pankreas yang rusak sehingga
defisiensi insulin dapat diatasi.
Flavonoid yang terkandung di dalam
tumbuhan di duga juga dapat
memperbaiki sensitifitas reseptor
insulin, sehingga adanya flavonoid
memberikan efek yang
menguntungkan pada keadaan
diabetes melitus.10
Senyawa saponin juga berperan
dalam menurunkan kadar glukosadarah yaitu dengan menghambat
aktivitas enzim alfa glukosidase, yaitu
enzim yang terdapat dalam pencernaan
yang bertanggung jawab terhadap
pengubahan karbohidrat menjadi
glukosa.11
Polifenol berfungsi sebagai
antioksidan sehingga penderita diabetes
melitus membutuhkan antioksidan
dalam pengobatannya, karena kadar
gula darah yang tinggi dalam jangka
waktu yang lama akan memicu
timbulnya reaksi autooksidasi yang
mengakibatkan menumpuknya radikal
bebas dalam tubuh penderita diabetes
melitus, oleh karena itu dibutuhkan
suatu senyawa yang mampu mengikat
radikal bebas untuk menekan
timbulnya komplikasi.12 Tanin
berfungsi sebagai astrigens atau
pengkhelat yang dapat
mengerutkan membran epitel usus halus
sehingga mengurangi penyerapan sari
makanan dan sebagai akibatnya
menghambat asupan gula dan laju
peningkatan gula darah tidak
terlalu tinggi. Tanin diketahui dapat
memacu metabolisme glukosa danlemak sehingga timbunan kedua kalori
ini dalam darah dapat dihindari. Tanin
juga mempunyai aktivitas hipoglikemik
yaitu dengan meningkatkan
glikogenesis.13
Berdasarkan dari kandungan
senyawa kimia yang terdapat pada
daun kecapi yang dapat menurunkan
kadar glukosa darah sehingga peneliti
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
7/135
4
tertarik untuk melakukan penelitian
Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa
Darah Ekstrak Etanol Daun Kecapi
(Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr)
Pada Tikus Putih Yang Diinduksi
Streptozotosin. Rumusan permasalahan
dalam penelitian apakah ekstrak
daun kecapi dapat menurunkan kadar
glukosa darah tikus putih yang
diinduksi streptozotosin dan pada
dosis berapakah ekstrak daun kecapi
memberikan efek yang efektif dalam
menurunkan kadar glukosa darah tikus
putih yang diinduksi streptozotosin.Tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui efek ekstrak daun kecapi
terhadap penurunan kadar glukosa
darah tikus putih yang diinduksi
streptozotosin dan untuk mengetahui
dosis ekstrak daun kecapi yang
efektif dalam menurunkan kadar
glukosa darah tikus putih yang
diinduksi streptozotosin.Manfaat penelitian semoga dapat
memberikan informasi ilmiah kepada
masyarakat tentang kegunaan dari daun
kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f.)
Merr) dalam menurunkan kadar glukosa
darah sehingga penggunaan daun
kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f.)
Merr) dapat dikembangkan di
masyarakat sebagai pengobatan diabetes
melitus. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK)
yaitu dengan membandingkan kadar
glukosa darah tikus putih yang
diinduksi streptozotosin sebelum dan
sesudah pemberian ekstrak daun
kecapi. Variasi dosis yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu ekstrak daun
kecapi dosis 50 mg/kg BB, ekstrak daun
kecapi dosis 100 mg/kg BB dan ekstrak
daun kecapi dosis 150 mg/kg BB.
Jumlah hewan uji yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 15 ekor
tikus putih jantan yang terbagi dalam 5
kelompok perlakuan dengan 3 kali
pengulangan pada setiap kelompok.
Glukosa darah tikus putih di ukur
dengan menggunakan alat glukometer
(nesco). Data hasil penelitian yang
diperoleh diolah dengan menggunakan
Analisis Sidik Ragam (Uji F).
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada
Analisis Sidik Ragam (Uji F) terdapatperbedaan antar perlakuan, sehingga
dilakukan uji lanjut sesuai dengan nilai
Koefisien Keragaman (KK) yang
diperoleh. Nilai Koefisien Keragaman
(KK) yang diperoleh yaitu kurang dari
10 % sehingga dilakukan uji lanjut yang
sesuai yaitu dengan menggunakan Uji
Beda Nyata Jujur (BNJ).
METODE PENELITIAN
Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Juni 2014 sampai bulan Agustus
2014, Penelitian dilaksanakan di
laboratorium Fitokimia,
Farmakognosi serta laboratorium
Farmakologi STIFA Pelita Mas Palu
dan laboratorium Fitokimia-
Farmakognosi Fakultas MIPA
Universitas Tadulako. Kota Palu
Provinsi Sulawesi Tengah.
Alat Yang Digunakan
Blender (sogo), botol gelap, batang
pengaduk, bejana maserasi, cawan
porselin, gelas kimia (pyrex), gelas
ukur (pyrex), glukometer (nesco),
gunting , jarum suntik ukuran 32,
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
8/135
5
jarum oral, kandang hewan tikus
putih, labu ukur, lumpang dan alu,
penangas air, rak tabung reaksi, satu
set mesin rotavapor, spoit injeksi 3 ml
(terumo syringe ), spoit oral 10 ml
(terumo syringe ), sudip, tabung reaksi
( pyrex), strip (nesco), corong,
timbangan analitik (sartorius),
timbangan hewan (ohaus), tempat air
minum dan makan tikus.
Bahan Yang Digunakan
Aqua pro injeksi, aquades,
aluminium foil, alkohol 75 %, etanol95 %, etanol 96 %, ekstrak daun kecapi
(Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr),
FeCl3 1%, glibenklamid, HCl 2 N,
hewan uji tikus putih jantan ( Rattus
norvegicus), kapas, Na. CMC, pereaksi
bouchardat, serbuk magnesium,
streptozotosin.
Pengambilan Dan PengolahanSampel
Pengambilan sampel daun kecapi
dilakukan pada pagi hari dengan cara
daun kecapi dipetik satu per satu
kemudian daun kecapi
dikumpulkan. Setelah daun kecapi
terkumpul kemudian dilakukan sortasi
basah dengan tujuan agar sampel yang
digunakan merupakan bahan baku
simplisia yang dimaksud, bukan
dari tanaman lain sehingga perlu
dilakukan pemisahan dan pembuangan
bahan organik asing atau tumbuhan atau
bagian tumbuhan lain yang terikut.
Setelah proses sortasi basah kemudian
daun kecapi dicuci pada air yang
mengalir dengan tujuan agar bahan
simplisia bersih tidak terdapat
campuran dengan tanah, serangga atau
bahan pengotor lainnya. Setelah
pencucian kemudian dilakukan
perajangan dengan tujuan agar proses
pengeringan berlangsung lebih cepat,
setelah perajangan dilakukan
pengeringan di dalam ruangan yang
terlindung dari cahaya matahari
langsung untuk menghindari terurainya
kandungan kimia. Setelah sampel
daun kecapi kering (simplisia)
kemudian dilakukan sortasi kering
dengan tujuan untuk memisahkan
kotoran, bahan organik asing, dan
simplisia yang rusak yang disebabkankarena berbagai proses sebelumnya.
Setelah dilakukan sortasi kering
kemudian simplisia dibuat serbuk
dengan cara di blender.14
Pembuatan Ekstrak
Serbuk kering daun kecapi
sebanyak 1 kg diekstraksi
menggunakan pelarut etanol 96 %dengan menggunakan metode maserasi.
Proses ini dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam
bejana maserasi selama 3 sampai 5 hari
pada suhu ruang dan terlindung dari
cahaya matahari sambil diaduk sekali-
kali setiap hari, setelah 3 sampai 5 hari
cairan penyari disaring dan ampasnya
diperas. Setelah itu kemudian ampasnyadi remaserasi kembali dengan
menggunakan cairan penyari yang baru
hingga zat aktif dari sampel tersebut
terekstraksi seluruhnya. Setelah 3
sampai 5 hari kemudian cairan
penyari di saring dan ampasnya
diperas. Hasil dari cairan penyari atau
filtrat yang di peroleh kemudian
dipekatkan dengan menggunakan alat
rotary evaporator untuk memisahkan
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
9/135
6
pelarut dengan zat aktif lalu
diuapkan di atas penangas air
untuk mendapatkan ekstrak kental
etanol.15
Uji Penapisan Fitokimia
1. Pengujian Alkaloid
Ekstrak daun kecapi 0,75 g
ditambah dengan 1 ml asam klorida 2
N dan 9 ml air, kemudian dipanaskan
diatas penangas air selama 2 menit,
setelah itu didinginkan dan di saring.
Pindahkan 3 tetes filtrat pada kaca arloji
dan di tambahkan dengan 2 tetes
Bourchardat LP. Jika terdapat endapan
berwarna coklat sampai kehitaman
sampel mengandung alkaloid.15
2. Pengujian Saponin
Ekstrak daun kecapi 0,75 g
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
kemudian ditambahkan 10 ml air
panas, lalu di dinginkan dan kemudian
kocok kuat-kuat selama 10 detik. Jika
terbentuk buih yang menetap selama
tidak kurang dari 10 menit, setinggi 1
cm sampai 10 cm atau pada
penambahan 1 tetes asam klorida 2 N
buih tidak hilang maka sampel
mengandung saponin.15
3. Pengujian Flavonoid
Ekstrak daun kecapi 0,75 g
diuapkan hingga kering kemudiandilarutkan dalam 1 ml etanol (95%) P
dan ditambahkan 0,1 gram serbuk
magnesium P dan 10 ml asam klorida
pekat P, jika terjadi warna kuning
merah jingga sampai merah unggu
menunjukan sampel mengandung
flavonoid.15
4. Pengujian Tanin
Ekstrak daun kecapi 0,75 g
ditambahkan dengan 10 ml akuades
kemudian di saring dan filtratnya
di encerkan dengan air sampai tidak
berwarna. Kemudian larutan diambil
sebanyak 2 ml dan di tambahkan 1 - 2
tetes pereaksi FeCl3 1 %. Jika terjadi
arna biru hijau sampai kehitaman
menunjukkan sampel mengandung
tanin.16
5. Pengujian Polifenol
Ekstrak daun kecapi 0,75 g
ditambahkan dengan 5 ml akuades dan
didihkan selama 5 menit. Selanjutnya
dilakukan penyaringan hingga
diperoleh filtrat. Filtrat selanjutnya
ditambahkan dengan FeCl3 1%
sebanyak 5 tetes dan diamati perubahan
warna yang terjadi. Jika terjadi warna
hijau sampai kehitaman menunjukkan
sampel mengandung polifeno
Penyiapan Hewan Uji
Hewan uji tikus putih jantan
yang digunakan dalam penelitian
berjumlah 15 ekor. Tikus di
adaptasikan selama ± 2 minggu
kemudian tikus dikelompokkan secara
acak menjadi 5 kelompok perlakuan di
mana masing-masing kelompok
berjumlah 3 ekor tikus. Tikus
dipuasakan (tidak makan tapi tetap
diberi minum) selama 16 jam,kemudian berat badan tikus
ditimbang dan di ukur kadar glukosa
darah puasa pada hari ke-0.
Streptozotosin diinjeksikan sekali
dengan dosis 40 mg/kg BB secara
intraperitoneal. Setelah 3 hari (hari
ke-3), kadar glukosa darah dan berat
badan tikus kembali di ukur, untuk
memastikan kadar streptozotosin
sudah meningkatkan kadar glukosa
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
10/135
7
darah. Adapun perlakuan yang
diberikan sebagai berikut:
1. Kelompok I sebagai kontrol
negatif (tikus sehat) diberikan
suspensi Na.CMC 0,5 %.
2. Kelompok II pemberian ekstrak
daun kecapi dosis 50 mg/kg BB
per oral.
3. Kelompok III pemberian ekstrak
daun kecapi dosis 100 mg/kg BB
per oral.
4. Kelompok IV pemberian ekstrak
daun kecapi dosis 150 mg/kg BBper oral.
5. Kelompok V sebagai kontrol
positif atau pembanding
menggunakan suspensi
glibenklamid
dalam larutan Na- CMC 0.5%.
Pemberian perlakuan pada
masing-masing kelompok dilakukansetiap hari secara oral mulai hari ketiga
setelah di induksi streptozotosin sampai
hari ke-14.,
Pada hari ke-7 dan hari ke-14 dilakukan
pengukuran kadar glukosa darah
kembali dalam keadaan tikus
dipuasakan.17
ANALISIS DATA
Penelitian yang telah dilakukan
menggunakan metode Rancangan
Acak Kelompok (RAK). Data hasil
penelitian yang diperoleh diolah dengan
menggunakan Analisis Sidik Ragam
(Uji F). Berdasarkan hasil yang
diperoleh pada Analisis Sidik Ragam
(Uji F) terdapat perbedaan antar
perlakuan, sehingga dilakukan uji lanjut
sesuai dengan nilai Koefisien
Keragaman (KK) yang diperoleh. Nilai
Koefisien Keragaman (KK) yang
diperoleh yaitu kurang dari 10 %
sehingga dilakukan uji lanjut yang
sesuai yaitu dengan menggunakan UjiBeda Nyata Jujur (BNJ)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Tabel 1. Hasil Uji Penapisan Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Kecapi
Jenis Uji Hasil pengamatan Keterangan
Uji Alkaloid Terbentuk endapan berwarna coklat (+)
Uji Flavonoid Terjadi warna kuning jingga (+)
Uji Saponin Terdapat buih yang stabil (+)
Uji Tanin Terdapat warna hijau kehitaman (+)
Uji Polifenol Terdapat warna biru hijau sampai kehitaman (+)
Keterangan: (+) : Mengandung senyawa yang di uji
(-) : Tidak mengandung senyawa yang di uji
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
11/135
8
Tabel 2. Data Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Setelah Pemberian
Ekstrak Daun Kecapi Pada Hari Ke-7.
Kelompok
Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih (mg/dl)
Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3 Jumlah Rerata
Kontrol Negatif (Na. CMC) 194 195 189 578 192,66 a
Ekstrak Daun Kecapi Dosis 50
mg/kg BB 204 214 209 627 209 a
Ekstrak Daun Kecapi Dosis 100
mg/kg BB 291 250 277 818 272,66 b
Ekstrak Daun Kecapi Dosis 150
mg/kg BB 241 223 231 695 231,66 ab
Kontrol Positif (Glibenklamid) 259 264 326 849 283 b
Keterangan :
Abjad yang sama menunjukan perbedaan yang tidak signifikan, Abjad yang berbeda
menunjukan ada perbedaan yang signifikan
Tabel 3. Data Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Setelah Pemberian
Ekstrak Daun Kecapi Pada Hari Ke-14
Kelompok
Perlakuan
Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih (mg/dl)
Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3 Jumlah Rerata
Kontrol Negatif (Na. CMC) 80 75 92 247 82,33 a
Ekstrak Daun Kecapi Dosis 50
mg/kg BB 219 359 376 954 318 b
Ekstrak Daun Kecapi Dosis 100
mg/kg BB 347 356 340 1043 347,66 b
Ekstrak Daun Kecapi Dosis 150
mg/kg BB 292 372 347 1011 337 b
Kontrol Positif (Glibenklamid) 383 391 345 1119 373 b
Keterangan :
Abjad yang sama menunjukan perbedaan yang tidak signifikan, Abjad yang berbeda
menunjukan ada perbedaan yang signifikan
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
12/135
9
Grafik 1. Profil kadar glukosa darah Selama perlakuan
600
500
400 Kontrol (-)
300 Dosis 50 mg/kg
200 Dosis 100 mg/kg
100 Dosis 150 mg/kg
0 BB K (+)
T0 T1 T2 T3
Keterangan :
T0 : Kadar glukosa darah awal
T1 : Kadar glukosa darah hari ke-3 setelah dinduksi
T2 : Kadar glukosa darah pada hari ke-7 setelah perlakuan
T3 : Kadar glukosa darah pada hari ke-14 setelah perlakuan
Pembahasan
Tanaman yang digunakan adalahdaun kecapi (Sandoricum koetjape
(Burm.f.) Merr). Hasil pengujian
penapisan fitokimia pada (Tabel 1) yang
telah dilakukan menunjukkan bahwa
ekstrak etanol daun kecapi mengandung
senyawa alkaloid, flavonoid, polifenol,
saponin dan tanin.
Uji efek ekstrak etanol daun
kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f.)
Merr) terhadap penurunan kadar
glukosa darah dilakukan pada tikus
putih jantan ( Rattus norvegicus).
Pemilihan tikus putih sebagai hewan uji
karena tikus mudah dikembangbiakkan,
dapat digunakan sebagai model diabetik
sepontan maupun dengan induksi zat
diabetogenik, selain itu tikus putih
memiliki kemampuan metabolik yang
relatif cepat sehingga lebih sensitif jika
digunakan dalam penelitian yang
berhubungan dengan metabolik tubuh.18 Sebelum dilakukan penelitian
tikus putih terlebih dahulu ditimbang
berat badannya dengan tujuan
untuk memudahkan pemberian dosis
injeksi streptozotosin pada setiap
masing-masing tikus dan untuk
memudahkan pada saat pemberian dosis
obat pada tikus, kemudian tikus
dipuasakan selama 16 jam dengantujuan agar glukosa darah stabil dan
tidak terdapat perubahan kadar glukosa
darah karena asupan makanan.19
Setelah
tikus putih di puasakan selama 16
jam dilakukan pengambilan kadar
glukosa darah awal yaitu untuk
mengetahui bahwa kadar glukosa darah
tikus dalam keadaan normal dan
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
13/135
10
kemudian penginduksian dilakukan
pada tikus dengan menggunakan
streptozotosin dosis 40 mg/kg BB
diinjeksikan secara intraperitoneal
dengan tujuan menembus sel β
Langerhans karena aksi streptozotosin
mampu membangkitkan oksigen reaktif
yang mempunyai peran tinggi dalam
kerusakan sel β pankreas.20 Tujuan
pemberian obat glibenklamid pada
kontrol positif yaitu untuk melihat
bagaimana pengaruh ekstrak daun
kecapi terhadap penurunan kadar
glukosa darah tikus putih yang
diinduksi streptozotosin dibandingkan
dengan obat glibenklamid.
Pemberian ekstrak daun kecapi terhadap
penurunan kadar glukosa darah tikus
putih yaitu untuk mengetahui efek
perbandingan dari variasi dosis ekstrak
daun kecapi.
Pengukuran kadar glukosa darah
pada hari ke-0 pada kontrol negatif (Na.CMC), ekstrak daun kecapi dosis
50 mg/kg BB, ekstrak daun kecapi
dosis 100 mg/kg BB, ekstrak daun
kecapi dosis 150 mg/kg BB dan kontrol
positif (glibenklamid) kadar glukosa
darah masih dalam keadaan normal <
110 mg/dl. Peningkatan kadar glukosa
darah terjadi setelah 3 hari atau
72 jam penginduksian setreptozotosin,
semua perlakuan pada kelompok
kontrol negatif (Na.CMC), kelompok
ekstrak daun kecapi dosis 50 mg/kg BB,
dosis 100 mg/kg BB, dosis 150 mg/kg
BB dan kelompok kontrol positif
(glibenklamid) mengalami peningkatan
kadar glukosa darah > 200 mg/dl.
Peningkatan kadar glukosa darah
terjadi akibat penginduksian
setreptozotosin yang mempunyai peran
tinggi dalam kerusakan sel β pankreas
sehingga terjadi penghambatan sekresi
dan sintesis insulin.20 Insulin di dalam
tubuh dibutuhkan untuk memfasilitasimasuknya glukosa ke dalam sel agar
dapat digunakan untuk metabolisme dan
pertumbuhan sel, dengan berkurangnya
atau tidak adanya insulin menjadikan
glukosa tertahan di dalam darah dan
mengakibatkan peningkatan kadar
glukosa darah.21
Pengaruh perlakuan terhadap
penurunan kadar glukosa darah tikus
putih diketahui dengan melakukan
analisis statistik menggunakan
Analisis Sidik Ragam (Uji F).
Berdasarkan hasil perhitungan, pada
hari ke-7 diperoleh nilai Fhitung
(23,48) > Ftabel (4,46) pada taraf
kepercayaan 95%, maka diperoleh
indikasi bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara dosis ekstrak daun
kecapi terhadap penurunan kadar
glukosa darah tikus putih. Data hasil
analisis Koefisien Keragaman (KK)
pada hari ke-7 diperoleh sebesar 1,6 %
karena nilai KK yang diperoleh dibawah
10 % sehingga dilakukan uji lanjut
dengan menggunakan Uji Beda Nyata
Jujur (BNJ). Uji lanjut dilakukan
untuk mengetahui dosis yang efektif
diantara ketiga dosis ekstrak daunkecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f.)
Merr). Hasil uji BNJ pada hari ke-7
diketahui bahwa kontrol negatif
(Na.CMC), ekstrak daun kecapi dosis
50 mg/kg BB berbeda nyata dengan
ekstrak daun kecapi dosis 100 mg/kg
BB, dosis 150 mg/kg BB dan kontrol
positif (glibenklamid). Sedangkan
ekstrak daun kecapi dosis 150 mg/kg
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
14/135
11
BB berbeda tidak nyata dengan dosis
100 mg/kg BB dan kontrol positif
(glibenklamid). Pada hari ke-7
diketahui bahwa ekstrak daun kecapi
dosis 100 mg/kg BB yang lebih efektif
dalam menurunkan kadar glukosa
darah. Meskipun ekstrak daun kecapi
dosis 150 mg/kg BB berbeda tidak
nyata dengan ekstrak daun kecapi
dosis 100 mg/kg BB akan tetapi ekstrak
daun kecapi dosis 100 mg/kg BB
memberikan efek yang lebih efektif
dalam menurunkan kadar glukosa darah
tikus putih dari pada ekstrak daunkecapi dosis 150 mg/kg BB. Hal ini di
sebabkan karena kandungan zat aktif
yang terdapat pada ekstrak daun kecapi
dosis 100 mg/kg BB yaitu senyawa
yang berkhasiat berupa hasil metabolit
sekunder seperti senyawa alkaloid,
flavonoid, polifenol, saponin dan tanin
telah dapat bekerja pada reseptor
masing-masing. Peningkatan dosis 150mg/kg BB seharusnya akan
meningkatkan respon yang sebanding
dengan dosis yang ditingkatkan,
namun dengan meningkatnya dosis
peningkatan respon pada akhirnya
akan menurun, karena sudah tercapai
dosis yang sudah tidak dapat
meningkatkan respon lagi. Hal ini
sering terjadi pada obat bahan alam,
karena komponen senyawa yang
dikandungnya tidak tunggal melainkan
terdiri dari berbagai macam senyawa
kimia, dimana komponen- komponen
tersebut saling bekerjasama untuk
menimbulkan efek, sehingga dengan
peningkatan dosis 150 mg/kg BB
jumlah senyawa kimia yang dikandung
semakin banyak hingga terjadi interaksi
merugikan yang menyebabkan
penurunan efek sehingga peningkatan
dosis tidak bisa mencapai efek
maksimumnya.22
Berdasarkan hasil perhitunganpada hari ke-14 diperoleh nilai Fhitung
(49,06) > Ftabel (4.46) pada taraf
kepercayaan 95%, maka diperoleh
indikasi bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara dosis ekstrak daun
kecapi terhadap penurunan kadar
glukosa darah tikus putih. Data hasil
analisis Koefisien Keragaman (KK)
pada hari ke-14 diperoleh sebesar 2,8
%, karena nilai KK yang diperoleh
dibawah 10 % sehingga dilakukan uji
lanjut dengan menggunakan Uji Beda
Nyata Jujur (BNJ). Uji lanjut
dilakukan untuk mengetahui dosis
yang efektif diantara ketiga dosis
ekstrak daun kecapi (Sandoricum
koetjape (Burm.f.) Merr). Hasil uji
BNJ pada hari ke-14 diketahui bahwa
kontrol negatif (Na.CMC) berbeda
nyata bila dibandingkan dengan ekstrak
daun kecapi dosis 50 mg/kg BB, ekstrak
daun kecapi dosis 100 mg/kg BB,
ekstrak daun kecapi dosis 150 mg/kg
BB dan kontrol positif (glibenklamid).
Sedangkan ekstrak daun kecapi dosis 50
mg/kg BB, ekstrak daun kecapi dosis
100 mg/kg BB dan ekstrak daun
kecapi dosis 150 mg/kg BB berbedatidak nyata bila dibandingkan dengan
kontrol positif (glibenklamid). Pada hari
ke-14 diketahui bahwa ekstrak etanol
daun kecapi dosis 50 mg/kg BB
yang lebih efektif dalam menurunkan
kadar glukosa darah.
Berdasarkan pada hari ke-7
diketahui bahwa ekstrak daun kecapi
dosis 100 mg/kg BB yang lebih
efektif dalam menurunkan kadar
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
15/135
12
glukosa darah tikus putih karena
pada dosis 100 mg/kg BB telah
memberikan efek yang sebanding
dengan kontrol positif (glibenklamid),
sementara pada hari ke-14 diketahui
bahwa ekstrak daun kecapi dosis 50
mg/kg BB yang lebih efektif dalam
menurunkan kadar glukosa darah
tikus putih karena pada dosis 50 mg/kg
BB telah memberikan efek yang
sebanding dengan kontrol positif
(glibenklamid). Berdasarkan hal
tersebut sehingga dapat disimpulkan
bahwa ekstrak daun kecapi yangefektif dalam menurunkan kadar
glukosa darah tikus putih yaitu ekstrak
daun kecapi dosis 100 mg/kg BB karena
pada dosis 100 mg/kg BB telah dapat
memberikan efek dalam waktu yang
lebih cepat yaitu pada hari ke-7 sudah
dapat memberikan efek yang sebanding
dengan obat pembanding glibenklamid
bila dibandingkan pada ekstrak daunkecapi dosis 50 mg/kg BB dapat
memberikan efek dalam waktu yang
lebih lama yaitu pada hari ke-14.
Penurunan kadar glukosa darah
pada tikus putih dipengaruhi oleh
senyawa-senyawa kimia yang
berkhasiat yang terdapat pada
ekstrak daun kecapi berupa hasil
metabolit sekunder seperti senyawa
alkaloid menurunkan glukosa darah
dengan cara menghambat absorbsi
glukosa di usus, meningkatkan
transportasi glukosa didalam darah,
merangsang sintesis glikogen dan
menghambat sintesis glukosa
dengan cara menghambat enzim
glukosa 6-fosfatase, fruktosa 1,6-
bifosfatase, serta meningkatkan oksidasi
glukosa melalui glukosa 6-fosfat
dehidrogenase. Glukosa 6-fosfatase dan
fruktosa 1,6-bifosfatase merupakan
enzim yang berperan dalam
glukoneogenesis. Penghambatan pada
kedua enzim ini akan menurunkan
pembentukan glukosa dari substrat lain
selain karbohidrat.9 Flavonoid
diketahui memiliki aktivitas antioksidan
yang diyakini mampu melindungi tubuh
terhadap kerusakan yang disebabkan
spesies oksigen reaktif, sehingga
mampu menghambat terjadinya
penyakit degeneratif seperti diabetes
melitus.10
Peran polifenol sebagai
antioksidan diduga mampu melindungi
sel β pankreas dari efek toksik radikal
bebas yang diproduksi dibawah kondisi
hiperglikemia kronis,sehingga dengan
pemberian antioksidan mampu
meningkatkan masa sel β pankreas dan
menjaga kandungan insulin
didalamnya. Peningkatan radikal
bebas akan meningkatkan insulin
signaling pada translokasi GLUT 4
intraseluler ke membran sel
sehingga mampu mengambil glukosa
dari darah. Secara umum, penurunan
stres oksidatif dapat mengurangi
resistensi insulin dan menghambat
kerusakan sel β pankreas, sehingga
polifenol terindikasi mampu menahanresiko penyakit diabetes melitus
berkembang menjadi lebih parah.23
Saponin meningkatkan permeabilitas
usus kecil, sehingga meningkatkan
uptake zat yang sesungguhnya kurang
diserap dan menyebabkan hilangnya
fungsi normal usus. Pengaruh saponin
terhadap susunan membran sel
dapat menghambat absorbsi molekul
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
16/135
13
zat gizi yang lebih kecil yang
seharusnya cepat diserap, misalnya
glukosa.24 Tanin berperan sebagai
astrigens atau pengkhelat yang dapatmengerutkan membran epitel usus
halus sehingga mengurangi penyerapan
sari makanan dan sebagai akibatnya
menghambat asupan gula dan laju
peningkatan gula darah tidak terlalu
tinggi. Tanin juga mempunyai aktivitas
hipoglikemik yaitu dengan
meningkatkan glikogenesis.13
Hasil pengamatan yang dilakukan
selama 14 hari terhadap tikus putih
diabetes melitus mengalami penurunan
berat badan, poliuria, polidipsia dan
polifagia. Hal ini sesuai dengan
literatur yang menyatakan bahwa ketika
konsentrasi glukosa di dalam darah
bila cukup tinggi, maka ginjal
tidak dapat menyerap kembali semua
glukosa yang tersaring keluar akibatnya
glukosa tersebut muncul dalam urin
(glukosuria). Glukosa darah yang
berlebihan disekresikan kedalam urin,
ekskresi ini akan disertai pengeluaran
cairan dan elektrolit yang berlebihan
yang dinamakan diuresis osmotik.
Sebagai akibat dari kehilangan cairan
yang berlebihan sehingga akan
mengalami peningkatan dalam
berkemih (poliuria) serta rasa haus(polidipsia) dan defisiensi insulin juga
mengganggu metabolisme protein dan
lemak yang menyebabkan penurunan
berat badan yang dapat mengalami
peningkatan selera makan (polifagia)
akibat menurunnya simpanan kalori.25
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian uji
efek penurunan kadar glukosa darah
ekstrak etanol daun kecapi (Sandoricum
koetjape (Burm.f.) Merr) pada tikus
putih ( Rattus norvegicus) yang
diinduksi streptozotosin maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Ekstrak daun kecapi (Sandoricum
koetjape (Burm.f.) Merr) dapat
menurunkan kadar glukosa darah
tikus putih ( Rattus
norvegicus) yang diinduksi
streptozotosin.2. Dosis ekstrak daun kecapi
(Sandoricum koetjape (Burm.f.)
Merr) yang efektif dalam
menurunkan kadar glukosa darah
tikus putih ( Rattus norvegicus)
yang di induksi streptozotosin yaitu
dosis 100 mg/kg BB.
DAFTAR PUSTAKAAnonim. 1995. Materia Medika
Indonesia. Jilid VI. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta. Hal: 333 - 334, 336 –
337.
Anonim. 2013. IDF Diabetes Atlas.
Sixth Edition.Hal: 34.
Brunner & Suddarth. 2002.
Keperawatan Medikal- Bedah.
Edisi 8. Vol. 2. EGC. Jakarta. Hal:
1220
Dharmayudha A.A.G.O., Anthara
M.S. 2013. Identifikasi
Golongan Senyawa Kimia Dan
Pengaruh Ekstrak Etanol Buah
Naga Daging Putih
(Hylocereusundatus) Terhadap
PenurunanKadar Glukosa Darah
Serta Bobot Badan Tikus Putih
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
17/135
14
Jantan (Rattus norvegicus) Yang
Diinduksi Aloksan. Bulletin
Veteriner Udayana. Vol.5. No.1.
Universitas Udayana. Hal: 34-35.
Emilan T., Dkk. 2011. Konsep Herbal
Indonesia: Pemastian Produk
Mutu Herbal. Universitas
Indonesia. Hal: 7-8.
Fauziah., Putri N.N., Firdus. 2014. The
Effect Of Curry Leaves (Murayya
koenigii L) On Blood Glucose
Levels In Alloxan Diabetic Mice
(Mus musculus). Jurnal Natural.
Vol. 4. No. 1. Hal: 25.Juniarti C., Semana A. 2014.
Hubungan Pengetahuan Dengan
Kepatuhan Diet Pada Penderita
Diabetes Mellitus Yang Dirawat
Di RSUD Labuang Baji
Makassar . Jurnal Ilmiah
Kesehatan Diagnosis. Vol.4.
No.6. Stikes Nani Hasanuddin.
Makassar. Hal: 769.Kendran A.A.S., Dkk. 2013.
Toksisitas Ekstrak Daun Sirih
Merah Pada Tikus Putih
Penderita Diabetes Melitus.
Jurnal Veteriner. Vol.4. No.4.
Universitas Udayana. Hal: 531-
532.
Makalalag I., Wullur A., dan
Wiyono W.2013. Uji
Ekstrak Daun Binahong
(Anredera cordifolia Steen.)
Terhadap Kadar Gula Darah
Pada Tikus Jantan Galur Wistar
(Rattus norvegicus) yang
Diinduksi Sukrosa. Jurnal Ilmiah
Farmasi: Vol. 2, No. 01.
UNSRAT. Manado. Hal:34.
Marianne., Yuandani., Rosnani. 2011.
Antidiabetic Activity From
Ethanol Extract Of Kluwih’s
Leaf (Artocarpus camansi).
Jurnal Natural: Vol. 11.No.2.
Universitas Sumatra Utara &
universitas Syiah Kuala,
Darussalam. Banda Aceh. Hal: 67.
Meiyanti., Dewoto H.R., Suyatna F.D.
2006. Efek Hipoglikemik Daging
Buah Mahkota Dewa (Phaleria
macrocarpa (Scheff.) Boerl.)
Terhadap Kadar Gula Darah
Pada Manusia Sehat Setelah
Pembebanan Glukosa. Univesa
Medicina. Vol. 25. No.3. Hal:119.
Monteiro Melita. 2013. Pengaruh
Pemberian Ekstrak Labu
Kuning Per Oral (Cucurbita
moschata duchenes) Terhadap
Kadar Trigliserida Tikus Jantan
(Rattus norvegicus Strain Wistar)
Model Diabetes Mellitus Tipe 2.
Skripsi. Universitas Braiwijaya.Malang. Hal : 17.
Murni S.A., Prawito P., Widiono
S. 2012.Eksistensi Pemanfaatan
Tanaman Obat Tradisional (TOT)
Suku Serawai Diera Medikalisasi
Kehidupan. Jurnal Penelitian
Pengelolaan Sumber Daya Alam
Dan Lingkungan. Vol. 1. No. 3.
Universitas Bengkulu. Hal: 225.
Nugrahani septhi santika. 2012.
Analisis Perbandingan Efektifitas
Ekstrak Akar, Batang, Dan Daun
Herba Meniran Dalam
Menurunkan Kadar Glukosa
Darah Mencit . Jurnal Kesehatan
Masyarakat: Vol. 8, No. 1.
Universitas Negeri Semarang.
Indonesia. Hal: 59.
Nugroho Agung Endro. 2006. Review
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
18/135
15
Hewan Percobaan Diabetes
Melitus: Patologi Dan Mekanisme
Aksi Diabetogenik . Biodiversitas:
Volum. 7, No. 4. Universitas
Gadjah Mada. Hal:381.
Pasaribu F., Sitorus P., Bahri S.
2012. Uji Ekstrak Etanol Kulit
Buah Manggis (Garcinia
Mangostana L.) Terhadap
Penurunan Kadar Glukosa
Darah. Journal Of Pharmceutics
And Pharmacology: Vol. 1, No. 1.
Universitas Sumatra Utara. Hal: 6.
Prameswari O.M., Widjanarko S.B.2014. Uji Efek Ekstrak Daun
Pandan Wangi Terhadap
Penurunan Kadar Glukosa
Darah Dan Histopalogi Tikus
Diabetes Melitus. Jurnal Pangan
dan Agroindustri. Vol.2 , No.2.
Universitas Brawijaya Malang.
Hal: 23.
Ridwan A., Astrian R.T. BarlianA. 2012.Pengukuran Efek
Antidiabetes Polifenol
(Polyphenol 60) Berdasarkan
Kadar Glukosa Darah Dan
Histologi Pankreas Mencit (Mus
musculus L.) S. W. Jantan Yang
Dikondisikan Diabetes Melitus.
Jurnal Mate-Matika & Sains. Vol.
17. No. 2. Institute Teknologi
Bandung. Hal:82.
Riswan S., Andayaningsih
D. 2008.Keanekaragaman
Tumbuhan Obat Yang
Digunakan Dalam Pengobatan
Tradisional Masyarakat Sasak
Lombok Barat. Jurnal Farmasi
Indonesia. Vol.4. No. 2.
Universitas Nasional. Hal:96.
Scobie I.N., Samaras K. 2014.
Fast Facts: Diabetes Mellitus.
Fifth Edition. Health Press.
Hal:10.
Siregar Risna S. 2009. Skrining
Fitokimia Dan Uji Aktivitas
Antimikroba Dari Ekstrak Etanol,
Ekstrak Air Daun Tumbuhan
Kecapi (Sandoricum Koetjape.
Burm.F. Merr) Terhadap
Staphylococcus Aureus,
Escherichia Coli Dan Candida
Albicans Secara In Vitro. Skripsi.
Universitas Sumatra Utara.Medan. Hal: 5-6.
Siregar Risna S. 2009. Skrining
Fitokimia Dan Uji Aktivitas
Antimikroba Dari Ekstrak Etanol,
Ekstrak Air Daun Tumbuhan
Kecapi (Sandoricum Koetjape.
Burm.F. Merr) Terhadap
Staphylococcus Aureus,
Escherichia Coli Dan Candida Albicans Secara In Vitro. Skripsi.
Universitas Sumatra Utara.
Medan. Hal: 5-6.
Swantara I.M Dira., Ciawi
Yenni. 2009. Identifikasi
Senyawa Pada Daun Kecapi
(Sandoricum Koetjape
(Burm.F.)), Jurnal Kimia: Vol. 3,
No. 2. Universitas Udayana. Bukit
Jimbaran. Hal: 62.
Tandi Joni. 2011. Obat Tradisional.
STIFA Pelita Mas. Palu. Hal: 2.
Trihono. 2013. Riset Kesehatan
Dasar 2013.Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia Tahun 2013. Jakarta.
Hal: 88.
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
19/135
16
UJI EFEKTIVITAS PEMBERIAN EKSTRAK DAUN INSULIN (Thitonia
diversifolia [Hemsl.] A. Gray) SEBAGAI ANTIDIABETES TERHADAP
TIKUS PUTIH JANTAN ( Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI
STREPTOZOTOSIN
THE EFFECTIVE TEST of INSULIN LEAF (Thitonia diversifolia [Hemsl.] A.
Gray) EXTRACT AS ANTIDIABETIC TO MALE RATS WHITE ( Rattus
norvegicus) INDUCED STREPTOZOTOCIN
Oleh
Abd. Rahman, Ummul Fitiyani Ya’la, Niluh Puspita Dewi
Abstract. Insulin leaf has the scientific name Thitonia diversivolia [Hemsl.] A. Gray.
that contain flavanoid compounds that are used as a treatment of diabetes mellitus. This
study aimed to determine the effect of leaf extract of insulin to decrease blood sugar
levels male rats with streptozotocin-induced variations in the dose of 200 mg/kg bw,
400 mg/kg bw and 600 mg/kg bw, and to determine the effective dose to lower blood
glucose of male rats ( Rattus norvegicus). Research conducted laboratory experiments
using randomized block design (RBD). Animal testing were 20 white male rats which
were divided into 5 groups, each consists of 4 rats for treatment. The treatment I was
given a suspension of Na CMC as a negative control. Treatments II, III, and IV were
given insulin leaf extract with variations of each dose of 200 mg/kg bw, 400 mg/kg bw
and 600 mg/kg bw. Treatment V given glibenclamide suspension as a positive control.
Data were analyzed using analysis of variance statistical test (TEST-F) at the level of
95%. The analysis shows that the leaf extract of insulin has an effect on reducing blood
glucose levels of mice on the day 14. Based on further HSD test shows that the dose that
effectively to lower blood glucose levels of mice is 400 mg/kg bw.
Keywords : Insulin Leaves (Thitonia diversivolia [Hemsl.] A. Gray), Antidiabetic,
Streptozotocin.
Abstrak. Daun insulin mempunyai nama ilmiah Thitonia diversivolia [Hemsl.] A.
Gray. yang memiliki kandungan senyawa flavanoid yang digunakan sebagai pengobatanpenyakit diabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak daun
insulin terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih jantan yang diinduksi
streptozotocin dengan variasi dosis 200 mg/Kg BB, 400 mg/Kg BB dan 600 mg/Kg BB,
serta menentukan dosis yang efektif untuk menurunkan kadar gula darah tikus putih
jantan ( Rattus norvegicus). Penelitian dilakukan secara eksperimen laboratorium dengan
menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK). Hewan uji berupa tikus
putih jantan berjumlah 20 ekor dibagi dalam 5 kelompok perlakuan, tiap perlakuan
terdiri dari 4 ekor. Perlakuan I diberikan suspensi Na CMC sebagai kontrol negatif.
Perlakuan II, III, dan IV diberikan ekstrak daun insulin dengan variasi dosis masing-
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
20/135
17
masing 200 mg/Kg BB, 400 mg/Kg BB, dan 600 mg/Kg BB. Perlakuan V diberikan
suspensi glibenklamid sebagai kontrol positif. Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan uji statistik Analisis Sidik Ragam (UJI-F) pada taraf kepercayaan 95%.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ekstrak daun insulin memiliki efek terhadap
penurunan kadar glukosa darah tikus pada hari ke 14. Berdasarkan uji lanjut BNJ
diperoleh bahwa dosis yang efektif menurunkan kadar glukosa darah tikus adalah 400
mg/Kg BB.
Kata kunci : Daun Insulin (Thitonia diversivolia [Hemsl.] A. Gray), Antidiabetes,
Streptozotocin.
PENDAHULUAN
Perubahan pola hidup masyarakat
dari natural menuju kemajuan yangberdampak pada terciptanya polusi
memunculkan banyak penyakit
degeneratif. Krisis ekonomi yang
merupakan bagian dari krisis
multidimensi di Indonesia
menyebabkan tingginya biaya
pengobatan dan obat-obatan kimia.
Tingginya biaya obat dan pengobatan
dikarenakan sebagian besar bahan
bakunya berasal dari luar negeri.
Kondisi itu mendorong masyarakat
untuk mencari berbagai macam
alternatif untuk pengobatan. Salah
satunya pengobatan dengan tanaman
obat tradisonal. Gaya hidup masyarakat
modern yang serba instan dan
mengabaikan gaya hidup sehat
merupakan penyebab peningkatan
resiko terjadinya penyakit degeneratif.
Penyakit degeneratif merupakan
penyakit yang dapat menyebabkan
kematian bagi manusia, salah satunya
diabetes melitus.1
Diabetes melitus (DM)
merupakan suatu penyakit gangguan
metabolisme dimana kadar glukosa
darah diatas normal (hiperglikemia)
akibat tubuh kekurangan insulin atau
fungsi insulin tidak aktif. Penderita
penyakit ini dari tahun ke tahun
semakin meningkat. Data global
menunjukkan bahwa jumlah
kejadian diabetes mellitus tahun 1987
adalah 37 juta orang pada tahun
1993 menjadi 100 juta orang. Tahun
2020 Sidartawan Sugondo dkk,
perkiraan jumlah penduduk di
Indonesia yang berusia di atas 20
tahun adalah 178 juta jiwa, sehingga
diperkirakan prevalensi diabetes
melitus (DM) adalah 5%, maka
penderita diabetes diperkirakan 9 juta
orang. Jumlah tersebut menempatkan
Indonesia pada peringkat keempat
dunia setelah India, China dan
Amerika Serikat dengan jumlah
penderita diabetes melitus terbesar di
dunia.2
International Diabetes Federation
(IDF) tahun 2014 mengungkapkanbahwa penderita diabetes melitus
diseluruh dunia mencapai 382 juta jiwa
pada tahun 2035 akan meningkat lebih
dari 592 juta dan Indonesia menempati
urutan ke-7 sebanyak 8,5 juta penderita
diabetes melitus.3
World Health
Organization (WHO) memprediksikan
pada tahun 2030, penderita diabetes
melitus di Indonesia akan mencapai
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
21/135
17
21,3 juta dan merupakan urutan ke-7 di
dunia.4
Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) tahun 2013
menyatakan penderita diabetes melitus
sebanyak 2,1%. Peningkatan jumlah
penderita diabetes melitus dari tahun ke
tahun menunjukkan perlu perhatian
serius dalam terapi penyakit tersebut.
Terapi dengan obat sintesis sering
menemui kegagalan disebabkan efek
samping yang tidak diinginkan dan
biaya yang lebih mahal karena
penggunaannya dalam jangka waktu
yang lama.5
Penyakit kronis yang ditandai
oleh tingginya kadar glukosa darah
disertai gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid dan protein ini tidak
menyebabkan kematian secara
langsung, tetapi dapat menyebabkan
berbagai komplikasi bila pengobatannya
tidak tepat. Komplikasi dapat terjadi
pada makrovaskuler mencakup penyakit jantung koroner dan stroke sedangkan
mikrovaskular mencakup nefropati dan
neuropati diabetikum yang tidak jarang
menyebabkan kematian. Pasien diabetes
melitus diharuskan mengendalikan
kadar glukosa darahnya melalui diet,
olahraga, penggunaan insulin atau
mengkonsumsi obat antidiabetik oral
dalam jangka waktu lama.6
Penyakit ini
bersifat menahun alias kronis.
Penderitanya dari semua lapisan umur
serta tidak membeda-bedakan orang
kaya maupun miskin. namun
membutuhkan biaya yang tidak sedikit
sehingga masyarakat menggunaan obat
tradisonal sebagai pengobatan alternatif
antidiabetes.7
Tanaman insulin merupakan jenis
tanaman berbunga dengan warna kuning
keemasan yang keluar pada akhir
musim penghujan dengan penampilan
mirip dengan bunga matahari. Anggota
suku Asteraceae diduga berasal dari
Meksiko dan kini tersebar hampir di
seluruh belahan dunia.8
Negara Nigeria
berbagai bagian tanaman insulin
digunakan untuk pengobatan malaria,
diabetes melitus, hati, nyeri haid dan
anti-inflamasi. Rebusan daun dan
batang digunakan untuk pengobatan
hepatitis di Taiwan dan gangguan
pencernaan di Kenya dan Thailand.
Kosta Rika, daun insulin keringditerapkan pengobatan pada luka.
sementara di Kamerun, sebuah infus
daun digunakan untuk pengobatan
campak.9
Efek antioksidan terutama
pada komponen fenolik, seperti
flavonoid, asam fenolik dan diterpenes
fenolik yang dapat menunda atau
menghambat oksidasi lipid atau
molekul lain dengan menghambatinisiasi atau propagasi oksidatif reaksi
berantai.10
Penelitian yang dilakukan oleh
Thongsom, M. pada tahun 2013 dengan
dosis 100 mg/kg BB, 250 mg/kg BB
dan 500 mg/kg BB menyatakan bahwa
efek hipoglikemik ekstrak daun
Tithonia diversifolia pada dosis 500
mg/kg BB menunjukkan secara
signifikan mengurangi kadar glukosa
darah pada Oral Glukosa Toleransi
Test (OGTT) pada tikus normal
(P
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
22/135
18
antioksidan dengan menghambat reaksi
berantai lipid peroksidasi dan bertindak
sebagai aktivitas hipoglikemik,
mengurangi kadar gula darah pada tikus
diabetes yang diinduksi aloksan.
Toksisitas dan mekanisme Tithonia
diversifolia harus lebih lanjut dipelajari
sebagai pengembangan suplemen diet
untuk pengobatan diabetes tipe 2.10
Berdasarkan latar belakang diatas,
maka peneliti ingin mengetahui apakah
pemberian ekstrak daun insulin
(Tithonia diversifolia [Hemsl.] A.
Gray.) dapat menurunkan kadar glukosadarah dan pada dosis berapakah ekstrak
daun insulin yang efektif dalam
menurunkan kadar glukosa darah.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efek ekstrak daun insulin
terhadap penurunan kadar gula darah
tikus putih jantan yang diinduksi
streptozotocin dengan variasi dosis 200
mg/kg BB, 400 mg/kg BB dan 600mg/kg BB, serta menentukan dosis yang
efektif untuk menurunkan kadar gula
darah tikus putih jantan ( Rattus
norvegicus). Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi ilmiah
bagi masyarakat tentang efektivitas
kegunaan daun insulin (Tithonia
diversifolia [Hemsl.] A. Gray.) dalam
menurunkan kadar glukosa darah dan
membantu bidang farmasi dalam
memberikan salah satu alternatif
pengobatan diabetes melitus.
Metode penelitian yang
digunakan adalah metode eksperimen
laboratorium dengan membandingkan
kadar glukosa tikus putih jantan ( Rattus
norvegicus) sebelum dan sesudah
pemberian ekstrak daun insulin
(Tithonia diversifolia [Hemsl.] A.
Gray.) secara oral. Jumlah hewan uji
yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 20 ekor tikus putih jantan
yang dibagi dalam 5 kelompok
perlakuan. Kadar glukosa darah diukur
dengan menggunakan glukometer.
Data hasil pengamatan yang
diperoleh, dianalisis menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dengan uji statistik analisis sidik ragam
(ANSIRA) dengan taraf kepercayaan
95%. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah antara konsentrasi
ekstrak daun insulin yang digunakanterdapat perbedaan signifikan atau
tidak, jika terdapat perbedaan yang
signifikan maka dilakukan uji lanjut
sesuai nilai koefisien keragaman (KK)
data yang diperoleh.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada
bulan Oktober-Desember 2014 diLaboratorium Fitokimia-Farmakognosi,
Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
Pelita Mas, Jalan Wolter Monginsidi,
No. 106A, Kota Palu.
Bahan yang digunakan
Aquadest, Aluminium foil, Asam
klorida, Etanol 96%, Ekstrak daun
insulin (Tithonia diversifolia [Hemsl.]
A. Gray.), Na CMC, Pereaksi
Dragendorf LP, Pereaksi Lieberman
Buchard, Serbuk magnesium,
Streptozotocin, Glibenklamid 5 mg.
Alat yang digunakan
Alat gelas laboratorium, Blender,
Glucometer (NESCO), Glucotest strips,
cawan porselin, Kandang hewan uji,
Neraca analitik, Penangas air,
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
23/135
19
Rotavapor (Rotary vacuum evaporator),
Spoit injeksi, Spoit oral, Stopwatch,
Timbangan hewan uji, Wadah maserasi
dan Wadah penampung ekstrak.
Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tikus
putih jantan ( Rattus norvegicus) yang
berbadan sehat dan aktifitas yang
normal, berumur 2 sampai 3 bulan
dengan bobot badan yang bervariasi
yaitu antara 150 sampai 200 gram.
PROSEDUR PENELITIANPengambilan bahan sampel
Bahan yang digunakan adalah
daun tanaman Insulin (Tithonia
diversifolia [Hemsl.] A. Gray.) yang
diperoleh dari Hutan Lindung Desa
Bahagia, Kecamatan Palolo, Kabupaten
Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.
Pengolahan Bahan PenelitianDaun insulin (Thitonia
diversifolia [Hemsl.] A. Gray) diambil
dan dikumpulkan kemudian disortasi
basah untuk memisahkan bagian
tanaman yang tidak dibutuhkan lalu
dicuci dengan air mengalir sampai
bersih. Kemudian dilakukan
perajangan dan dikeringkan dengan
cara diangin-anginkan tanpa terkena
sinar matahari langsung hingga bahan
tersebut mengering. Selanjutnya
dilakukan sortasi kering untuk
memisahkan benda-benda asing yang
masuk pada saat pengeringan. lalu
simplisia siap untuk di ekstraksi.
Pembuatan Ekstrak
Daun insulin (Tithonia
diversifolia [Hemsl.] A. Gray.)
diekstraksi dengan metode maserasi
yaitu dengan merendam serbuk
daun insulin kering dalam etanol
(96%) dalam suatu bejana. Dengan
derajat halus yang cocok
ditimbang sebanyak 250 mg
dimasukkan ke dalam wadah
maserasi dan ditambahkan etanol
96% sampai 2 cm di atas permukaan
sampel, diaduk lalu didiamkan
selama 3 hari untuk proses
ekstraksi yang sempurna sambil
diaduk sekali-kali. Disaring untuk
mendapatkan ekstrak etanol, laludipekatkan dengan menggunakan
alat rotavapor hingga diperoleh
ekstrak kental selanjutnya diuapkan
diatas penangas air untuk
menguapkan etanol yang
terkandung.
Pemilihan Hewan Uji
Hewan uji yang digunakansebanyak 20 ekor tikus putih jantan
( Rattus norvegicus) yang memiliki
kondisi tubuh yang sehat dan
aktifitas yang normal, serta
ditempatkan pada kandang dan dibagi
dalam 5 kelompok perlakuan, setiap
kelompok terdiri dari 4 ekor hewan
uji. Semua kelompok diadaptasikan
selama satu minggu di laboratorium
dan diberi pakan standar guna untuk
menyesuaikan diri dilingkungannya.
Perlakuan Terhadap Hewan Uji
Pemeriksaan awal kadar glukosa
darah dilakukan pada semua
kelompok tikus putih jantan ( Rattus
norvegicus) yang sebelumnya telah
dipuasakan selama 16 jam.
Melakukan pemeriksaan awal kadar
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
24/135
20
glukosa darah semua kelompok
tikus putih jantan, pada hari yang
sama tikus diinduksi streptozotosin
dengan dosis 40 mg/Kg BB secara
intraperitonial (rongga perut) dan hari
ke 3 induksi, tikus dipuasakan
selama 16 jam kemudian mengukur
kembali kadar glukosa darah tikus.
Kadar glukosa darah puasa tikus
mencapai hiperglikemia yaitu diatas
126 mg/dL. 20 ekor tikus dibagi
menjadi 5 kelompok secara acak dan
diberi perlakuan peroral selama 14
hari.Kelompok 1 : Diberikan suspensi Na
CMC sebagai kontrol
negatif ( – )
Kelompok 2 : Diberikan ekstrak daun
insulin (Tithonia
diversifolia [Hemsl.] A.
Gray.) dengan dosis
masing-masing 200
mg/Kg BB.Kelompok 3 : Diberikan ekstrak daun
insulin (Tithonia
diversifolia [Hemsl.] A.
Gray.) dengan dosis
masing-masing 400
mg/Kg BB.
Kelompok 4 : Diberikan ekstrak daun
insulin (Tithonia
diversifolia [Hemsl.] A.
Gray.) dengan dosis
masing-masing 600
mg/Kg BB.
Kelompok 5 : Diberikan suspensi
glibenklamid sebagai
kontrol positif (+)
Tikus dipuasakan selama 16 jam
pada hari ke 7 dan hari ke 14
sebelum diukur kadar glukosa
darahnya, kemudian kadar glukosa
darah tikus diukur kembali dan
semua data kadar glukosa darah yang
diperoleh dicatat kemudian dianalisis.
Analisis Data
Data hasil pengamatan yang
diperoleh dianalisis menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dengan uji statistik analisis sidik ragam
(ANSIRA) dengan taraf kepercayaan
95%. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah antara konsentrasi
ekstrak daun insulin yang digunakan
terdapat perbedaan yang signifikan atautidak dalam menurunkan kadar gula
darah. Jika terdapat perbedaan yang
signifikan maka dilakukan uji lanjut
sesuai nilai koefisien keragaman (KK)
data yang diperoleh.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Sebelum dilakukan penelitian
mengenai efek antidiabetes ekstrak daun
insulin (Tithonia diversifolia [Hemsl.]
A. Gray.) pada tikus putih jantan
( Rattus norvegicus) yang diinduksi
streptozotocin, terlebih dahulu
dilakukan uji penapisan fitokimia
ekstrak daun insulin.
Penapisan fitokimia yang
dilakukan yaitu uji flavonoid, uji
polifenol, uji alkaloid, uji saponin dan
tanin. Hasil penapisan fitokimia yang
terdapat pada ekstrak daun insulin dapat
dilihat pada Tabel 1 berikut ini :
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
25/135
21
Tabel 1 Hasil Uji Penapisan Fitokimia Ekstrak Daun Insulin (Tithonia
diversifolia [Hemsl.] A. Gray.)
Perlakuan Hasil
Uji Alkaloid Positif
Uji Flavonoid Positif
Uji Saponin Positif
Uji Tanin Positif
Uji Polifenol Positif
Uji Aktivitas Antidiabetes
Uji aktivitas antidiabetes dilakukan selama 2 minggu. Pengukuran kadar
glukosa darah dilakukan pada hari ke-7 dan ke-14. Hasil pengamatan dapat dilihatpada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2 Data pengukuran penurunan kadar glukosa darah pada tikus setelah
perlakuan pemberian ekstrak daun insulin (Tithonia diversifolia
[Hemsl.] A. Gray.)
Kelompok Perlakuan
Nomor
Hewan
Uji
t0 t1 t2 t3
Kontrol Positif (+) I 116 383 294 91II 84 352 230 97
III 99 371 220 89
IV 113 402 259 116
Rerata 103 377 250,75 98,25
Kontrol Negatif ( – ) I 103 411 343 271
II 107 402 329 243
III 103 373 322 241
IV 115 365 303 240
Rerata 107 387,75 324,25 246,25Dosis 200 mg/Kg BB I 100 410 323 227
II 83 382 296 193
III 106 397 305 194
IV 96 361 295 187
Rerata 96,25 387,5 304,75 200,25
Dosis 400 mg/Kg BB I 82 325 232 100
II 88 364 254 136
III 124 409 249 125
IV 109 398 297 171
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
26/135
22
Rerata 100,75 374 258 133
Dosis 600 mg/Kg BB I 98 384 274 87
II 114 418 290 125
III 100 405 269 98
IV 116 421 296 107
Rerata 107 407,5 282,25 104,25
Keterangan : t0 = Kadar Glukosa Darah Awal
t1 = Kadar Glukosa Darah Setelah Diinduksi
t2 = Kadar Glukosa Darah Hari ke 7
t3 = Kadar Glukosa Darah Hari ke 14
Gambar 1 Grafik penurunan kadar glukosa darah pada tikus setelah perlakuan
pemberian ekstrak daun insulin.
Tabel 3 Penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih
PerlakuanRata – rata penurunan kadar glukosa darah
Hari ke-7 Hari ke-14
Kontrol Positif (+) 137,5c
271,25c
Kontrol Negatif (-) 63,5a
141,5a
Dosis 200 mg/Kg BB 82,75a
187,5
Dosis 400 mg/Kg BB 104,75 241c
Dosis 600 mg/Kg BB 125,25 303,25
Keterangan : Abjad yang berbeda menunjukan perbedaan yang signifikan, abjad
yang sama menunjukan perbedaan yang tidak signifikan.
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
H0 H1H7
H14
K a d a r G l u k o s a D a r a h T i k u s
( m g / d L ) Kontrol (+)
Kontrol (-)
Ekstrak 200 mg/kg BB
Ekstrak 400 mg/kg BB
Ekstrak 600 mg/kg BB
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
27/135
23
Pembahasan
Penggujian fitokimia dilakukan
sebagai uji pendahuluan bahwa tanaman
daun insulin yang digunakan memiliki
khasiat sesuai literatur karena adanya
senyawa-senyawa aktif yang dikandung
dari tanaman tersebut. Hasil pengujian
fitokimia dapat dilihat pada Tabel 1
yang menunjukan bahwa hasil
pengujian alkaloid, flavonoid, saponin,
tannin dan polifenol diperoleh hasil
positif. Hal ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang mengatakan bahwa
daun insulin mengandung senyawa-senyawa kimia yaitu alkaloid,
flavonoid, saponin, tanin dan polifenol.
(Thongsom,2013)
Ekstrak daun insulin (Tithonia
diversifolia [Hemsl.] A. Gray.) dibuat
dalam 3 variasi dosis yaitu 200 mg/Kg
BB, 400 mg/Kg BB dan 600 mg/Kg
BB. Kontrol negatif hanya mengandung
larutan kolodial Na CMC 1%. Larutanyang mengandung zat aktif
glibenklamid digunakan sebagai kontrol
positif.
Penelitian ini menggunakan
larutan ekstrak daun insulin untuk
menurunkan kadar glukosa darah
terhadap tikus putih, sedangkan yang
digunakan sebagai pembanding (kontrol
positif) adalah larutan glibenklamid
yang mekanisme kerjanya menstimulasi
sel-sel beta pankreas sehingga sekresi
insulin meningkat. Glibenklamid
diperlukan untuk melihat pengaruh obat
antidiabetik oral yang telah terbukti
khasiatnya dalam menurunkan kadar
glukosa darah. Glibenklamid
merupakan obat golongan sulfonilurea
yang sering digunakan untuk pasien
diabetes melitus tipe 2 serta kontrol
negatif hanya mengandung larutan
kolodial Na CMC 1% tanpa ekstrak. Na
CMC diperlukan untuk mengetahui
peningkatan kadar glukosa darah dari
keadaan normal selama penelitian.
Tikus dipuasakan selama 16 jam lalu
diambil darahnya sebagai kadar glukosa
darah awal. Tikus putih diinduksi
dengan streptozotocin dengan dosis 40
mg/Kg BB secara intraperitoneal (i.p)
dengan volume pemberian sesuai bobot
badan masing-masing hewan uji.
Induksi streptozotocin diberikan dengan
tujuan untuk mengganggu kerja sel-selbeta pankreas sehingga insulin yang
dihasilkan berkurang, jika insulin
berkurang maka glukosa dalam darah
akan sulit masuk kedalam sel.
Akibatnya kadar glukosa dalam darah
meningkat (Hiperglikemia).
Tikus putih diberi perlakuan
selama 14 hari yaitu pada perlakuan 1
tikus diberi larutan glibenklamidsebagai kontrol positif, perlakuan 2
tikus diberi larutan tanpa ekstrak
sebagai kontrol negatif dan perlakuan 3,
4 dan 5 diberikan ekstrak daun insulin
dengan variasi dosis masing-masing
200 mg/Kg BB, 400 mg/Kg BB dan 600
mg/Kg BB dengan dosis pemberian
sesuai berat badan tikus putih.
Kemudian dilakukan pemeriksaan kadar
glukosa darah pada hari ke-7 dan ke-14.
Hasil penelitian rata-rata penurunan
kadar glukosa darah tikus putih dapat
dilihat pada Tabel 3.
Analisis statistik dilakukan untuk
mengetahui adanya pengaruh perlakuan
yang signifikan terhadap penurunan
kadar glukosa darah tikus putih.
Analisis statistik yang digunakan yaitu
analisis sidik ragam (ANSIRA).
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
28/135
24
Berdasarkan hasil perhitungan, pada
hari ke 7 diperoleh nilai Fhitung (27,66) >
dari Ftabel (3,26) dengan taraf
kepercayaan 95 %, sedangkan pada hari
ke 14 diperoleh nilai Fhitung (60,87) >
dari Ftabel (3,26) dengan taraf
kepercayaan 95 %. Dilihat dari hasil
yang diperoleh dapat diketahui bahwa
ada perbedaan yang signifikan antara
dosis ekstrak daun insulin terhadap
penurunan kadar glukosa darah tikus
putih pada hari ke 7 dan hari ke 14. Uji
lanjut dilakukan untuk mengetahui
dosis efektif diantara ketiga dosisekstrak daun insulin pada hari ke 7 dan
hari ke 14. Berdasarkan hasil analisis
data, maka didapatkan koefisien
keragaman (KK) pada hari ke 7 adalah
2,24% dan pada hari ke 14 adalah
1,47%, sehingga digunakan uji lanjut
dengan menggunakan uji beda nyata
jujur (BNJ). Uji BNJ dilakukan karena
nilai KK kurang dari (
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
29/135
25
penurunan glukosa darah dalam tubuh.
Flavonoid pada daun insulin bersifat
antioksidan, sehingga dapat
menghambat kerusakan sel-sel β
pankreas pulau Langerhans di pankreas
akan beregenerasi dan mensekresikan
insulin kembali ke dalam darah. Tanin
diketahui dapat memacu metabolisme
glukosa dan lemak sehingga timbunan
kedua sumber kalori ini dalam darah
dapat dihindari. Selain itu, tanin juga
berfungsi sebagai astringent atau
pengkhelat yang dapat mengerutkan
membran epitel usus halus sehinggamengurangi penyerapan sari makanan
dan sebagai akibatnya menghambat
asupan gula dan laju peningkatan gula
darah tidak terlalu tinggi. Saponin
diduga dapat menurunkan kadar
glukosa darah dengan menghambat
aktivitas enzim alfa glukosidase, yaitu
enzim dalam pencernaan yang
bertanggung jawab terhadappengubahan karbohidrat menjadi gula.
Antioksidan pada polifenol mampu
mengurangi stres oksidatif dengan cara
mencegah terjadinya reaksi berantai
pengubahan superoksida menjadi
hidrogen superoksida dengan
mendonorkan atom hidrogen dari
kelompok aromatik hidroksil (-OH)
polifenol untuk mengikat radikal bebas
dan membuangnya dari dalam tubuh
melalui sistem ekskresi.
Pemberian ekstrak daun insulin
(Tithonia diversifolia [Hemsl.] A.
Gray.) dosis 600 mg/Kg BB pada hari
ke-7 sudah memberikan efek yang lebih
baik dibandingkan dosis 200 mg/Kg BB
dan 400 mg/Kg BB. Namun, belum
memberikan efek yang signifikan apa
bila dibandingkan dengan kontrol
positif. Hal ini disebabkan kadar
kandungan zat aktif belum mampu
menembus jaringan sel β pankreas.
Pada hari ke 14 dosis 600 mg/Kg BB
sudah memberikan efek yang lebih baik
dibandingkan dengan kontrol positif.
Hal ini disebabkan karena senyawa
yang terkandung dalam ekstrak daun
insulin sudah memberikan yang lebih
baik karena kandungan senyawa seperti
alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan
polifenol mampu bekerja secara efektif
untuk meregenerasi sel β pankreas
akibat induksi streptozotocin sehinggamenimbulkan efek yang lebih baik
dibandingkan dengan kontrol positif.
Dimana Kandungan yang terdapat pada
ekstrak daun insulin seperti alkaloid
terbukti mempunyai kemampuan
regenerasi sel β pankreas yang rusak.
Adanya perbaikan pada jaringan
pankreas, maka akan terjadi
peningkatan jumlah insulin didalamtubuh sehingga glukosa darah akan
masuk kedalam sel sehingga terjadi
penurunan glukosa darah dalam tubuh.
Flavonoid pada daun insulin bersifat
antioksidan, sehingga dapat
menghambat kerusakan sel-sel β
pankreas pulau Langerhans di pankreas
akan beregenerasi dan mensekresikan
insulin kembali ke dalam darah. Tanin
diketahui dapat memacu metabolisme
glukosa dan lemak sehingga timbunan
kedua sumber kalori ini dalam darah
dapat dihindari. Selain itu, tanin juga
berfungsi sebagai astringent atau
pengkhelat yang dapat mengerutkan
membran epitel usus halus sehingga
mengurangi penyerapan sari makanan
dan sebagai akibatnya menghambat
asupan gula dan laju peningkatan gula
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
30/135
26
darah tidak terlalu tinggi. Saponin
diduga dapat menurunkan kadar
glukosa darah dengan menghambat
aktivitas enzim alfa glukosidase, yaitu
enzim dalam pencernaan yang
bertanggung jawab terhadap
pengubahan karbohidrat menjadi gula.
Antioksidan pada polifenol mampu
mengurangi stres oksidatif dengan cara
mencegah terjadinya reaksi berantai
pengubahan superoksida menjadi
hidrogen superoksida dengan
mendonorkan atom hidrogen dari
kelompok aromatik hidroksil (-OH)polifenol untuk mengikat radikal bebas
dan membuangnya dari dalam tubuh
melalui sistem ekskresi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian uji
efek antidiabetes ekstrak daun insulin
(Tithonia diversifolia [Hemsl.] A.
Gray.) pada tikus putih ( Rattusnorvegicus) dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Ekstrak daun insulin (Tithonia
diversifolia [Hemsl.] A. Gray.)
dengan variasi dosis 200 mg/Kg
BB, 400 mg/Kg BB dan 600 mg/Kg
BB memiliki efek untuk
menurunkan kadar glukosa darah
tikus putih ( Rattus norvegicus)
yang diinduksi streptozotocin.
2. Ekstrak daun insulin (Tithonia
diversifolia [Hemsl.] A. Gray.)
dengan dosis 400 mg/Kg BB efektif
untuk menurunkan kadar glukosa
darah pada hari ke-14.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Diabetes Mellitus
Penyebab Kematian Nomor 7 di
Dunia. Kementerian KesehatanRepublik Indonesia. Jakarta.
Anonim. 2013. Riset Kesehatan Dasar,
Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Hanafiah. 2011. Rancangan Percobaan
Teori & Aplikasi. Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya.Palembang.
Mahendra, B. 2005. 13 Jenis Tanaman
Obat Ampuh. Penebar Swadaya.
Jakarta
Otusanya, O., Ilori, O. 2012.
Phytochemical Screening and the
Phytotoxic Effects of Aqueous
Extracts of Tithonia diversifolia
(Hemsl) A. Gray. International
Journal of Biology Vol. 4, No. 3;
2012.
Scobie, I.N., Samaras, K. 2013. Fast
Fact : Diabetes Mellitus. Healt
Press. Fift edition.
Setiawan, R. 2010. Pengaruh Pemberian
Ekstrak Kelopak Bunga Rosela
( Hibiscus sabdariffa L.) Terhadap
Penurunan Kadar Glukosa Darah
Tikus Putih ( Rattus norvergicus)yang Diinduksi Aloksan. Skripsi
Fakultas Kedokteran. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
Sutjiatmo, A.B., Yulinah, E.S.,
Ratnawati, Y., Kusmaningati, S.,
Wulandari, A., Narvikasari, S.
2011. Efek Antidiabetes Herba
Ciplukan (Physalis angulata
Linn.) Pada Mencit Diabetes
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
31/135
27
Dengan Induksi Aloksan. Fakultas
Farmasi. Universitas Jendral
Achmad Yani. Cimahi. Jurnal
Farmasi Indonesia. Vol. 5. No. 4.
Thongsom, M., Chunglok, W.,
Kuanchuea, R., Tongpong, J.
2013. Antioxidant And
Hypoglycemic Effects Of
Tithonia diversifolia Aqueous
Leaves Extract In Alloxan-
Induced Diabetic Mice. Advances
In Environmental Biology Journal
Vol. 7. No.9.
Tobing, E. L. 2009. Studi TentangKandungan Nitrogen, Karbon (C)
Organik Dan C/N Dari Kompos
Tumbuhan Kembang Bulan
(Tithonia diversifolia). Skripsi
Departemen Kimia Fakultas
Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara Medan.
Wulandari, S.F. 2011. PengaruhPemberian Sari Buah Mengkudu
( Morinda citrifolia Linn.)
Terhadap Glibenklamid Dalam
Menurunkan Kadar Glukosa
Darah Tikus Putih Jantan Yang
Dibuat Diabetes. Skripsi Farmasi
FMIPA UI. Depok.
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
32/135
29
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK DAUN KERSEN
( Muntingia calabura L.) DENGAN METODE PEREDAMAN
RADIKAL BEBAS DPPH
ANTIOXIDANT ACTIVITY TEST of CREAM LEAF EXTRACT CHERRY
( Muntingia calabura L.) WITH DPPH FREE RADICAL
REDUCTION METHOD
Oleh
Winartivira
Abstrak. Kersen ( Muntingia calabura L.) merupakan tanaman buah tropis yang banyak
dijumpai di pinggir jalan sebagai pohon peneduh. Daun kersen memiliki aktivitasantioksidan yang kuat karena mengandung senyawa antioksidan yaitu flavonoid,
saponin, polifenol dan tanin. Ekstrak daun kersen diformulasikan dalam bentuk krim
dengan variasi konsentrasi 1%, 2% dan 3%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh variasi konsentrasi ekstrak daun kersen terhadap mutu fisik krim dan aktivitas
antioksidannya dan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun kersen dalam krim yang
efektif sebagai antioksidan. Pengujian mutu fisik krim meliputi uji organoleptik,
homogenitas, pH, tipe krim, viskositas, uji iritasi dan stabilitas fisik krim. Penentuan
aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan peredaman radikal bebas DPPH
berdasarkan nilai penghambatan DPPH (IC50). Rancangan penelitian yang digunakanadalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data pada pengujian organoleptik,
homogenitas, tipe krim, uji iritasi dan stabilitas fisik krim dianalisis secara deskriptif
dan data yang diperoleh pada pengujian pH, viskositas dan aktivitas antioksidan
dianalisis secara statistik dengan metode One Way ANOVA pada taraf kepercayaan
95%. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa variasi konsentrasi ekstrak daun kersen
dalam krim tidak mempengaruhi mutu fisik krim yaitu organoleptik, homogenitas, tipe
krim dan tidak menimbulkan iritasi tetapi mempengaruhi stabilitas mutu fisik krim yang
meliputi pH dan viskositas serta aktivitas antioksidan. Hasil uji aktivitas antioksidan
menunjukkan krim ekstrak daun kersen dengan konsentrasi 1% (F2)efektif sebagai
antioksidan dengan nilai IC50 yang diperoleh adalah 5,80 ppm.
Kata kunci : Ekstrak daun kersen, krim, stabilitas mutu fisik, aktivitas antioksidan
Abstract. Cherry ( Muntingia calabura L.) is a tropic plant fruit which found many in
roadside as tree shade. The leaf cherry have strong antioxidant activity because
chemical content such as flavonoids, saponins, polyphenols and tannins. Cherry leaf
extracts formulated into dosage forms cream with various concentration of 1%, 2% and
3%. The study aims to determine the effect variations in the concentration of cherry leaf
extract on the physical quality of the cream and antioxidant activity and determine the
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
33/135
30
concentration of cherry leaf extract effective as an antioxidant. The physical quality of
the cream was tested such as organoleptic, homogeneity, pH, type of cream, viscosity,
irritation test and cream physical stability. Determining antioxidant activity used free
radical reduction DPPH based on value prevent DPPH (IC50). The study design was a
Completely Randomized Design (RAL). Data obtained on organoleptic testing,
homogeneity, type of cream, irritation testing and cream physical stability were
analyzed descriptively and the data obtained in testing pH, viscosity and antioxidant
activity were statistically processed by the method of One Way ANOVA at 95%
confidence level. Variations in the concentration of cherry leaf extract in the cream does
not affect the physical quality of the cream which includes organoleptic, homogeneity,
type of cream, and does not irritate but affect the physical quality of the cream which
includes pH and viscosity as well as antioxidant activity. The result antioxidant activity
test indicates that cream of cherry leaf extract with concentration of 1% (F2) effective as
an antioxidant which value IC50 are 5.80 ppm.
Keywords: cherry leaf extract, cream, the stability of the physical quality, antioxidant
activity
PENDAHULUAN
Salah satu efek obat herbal yang
paling banyak mendapat perhatian
adalah antioksidan.Antioksidan lebih
banyak dibahas dan diklaim bermanfaatuntuk mencegah dan mengobati
berbagai macam penyakit.Antioksidan
sangat bermanfaat terutama dalam
mengatasi masalah penuaan pada
kulit.Penggunaan antioksidan untuk
mengatasi penuaan kulit didasarkan
pada teori radikal bebas. Pengaruh
lingkungan seperti sinar ultraviolet,
asap rokok, polutan, temperatur, nutrisi
dan gaya hidup dapat memberikan
kontribusi dalam pembentukan radikal
bebas.Paparan radikal bebas membuat
kulit cepat menua atau mengalami
degenerasi.Penuaan kulit dapat
menurunkan elastisitas kulit dan
menyebabkan kerusakan melanin.1
Saat ini banyak dikembangkan
kosmetik perawatan kulit dari bahan
herbal yang mengandung
antioksidan.Sebagian besar kosmetik
yang mengandung antioksidan untuk
sediaan topikal ada dalam bentuk krim
atau lotion.Krim adalah sediaan
setengah padat, berupa emulsimengandung air tidak kurang dari 60%
dan dimaksudkan untuk pemakaian
luar.Krim mengandung satu atau lebih
bahan obat yang terlarut dalam bahan
dasar yang sesuai.Sifat umum sediaan
krim adalah mampu melekat pada
permukaan tempat pemakaian dalam
waktu yang cukup lama sebelum
sediaan ini dicuci dan dihilangkan.2
Salah satu bahan alamiah yang
berfungsi sebagai antioksidan adalah
daun kersen. Kersen ( Muntingia
calabura L.) banyak dijumpai di pinggir
jalan sebagai pohon peneduh.5
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Zakaria Z.A (2011) kersen dapat
dimanfaatkan sebagai obat karena
mengandung senyawa flavonoid,
saponin, polifenol dan tanin.3 Potensi
-
8/15/2019 JURNAL FARMASI VOL XI NO 1 FEBRUARI 2015.pdf
34/135
31
antioksidan tanaman kersen sangat
tinggi sehingga sangat baik untuk
perawatan kesehatan maupun
kecantikan. Penelitian yang dilakukan
oleh Ayesha Siddiqua(2010) mengenai
aktivitas antioksidan ekstrak daun
kersen menunjukkan bahwa ekstrak
daun kersen memiliki aktivitas
peredaman radikal bebas sangat tinggi
dengan nilai IC50 diperoleh pada
konsentrasi 22 µg/mL.4
Bahan alam
dikatakan sebagai antioksidan kuat jika
memiliki nilai IC50 kurang dari 200
µg/mL.5
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variasi
konsentrasi ekstrak daun kersen
terhadap mutu fisik krim dan aktivitas
antioksidannya dan untuk mengetahui
konsentrasi ekstrak daun kersen dalam
krim yang efektif sebagai
antioksidan.Rancangan penelitian yang
digunakan merupakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data yang diperoleh
pada pengujian organoleptik,
homogenitas, tipe krim, iritasi dan
stabilitas krim dianalisis secara
deskriptif. Data yang diperoleh pada
pengujian pH, viskositas dan aktivitas
antioksidan dianalisis secara statistik
dengan metode One Way ANOVA
( Analisis of Varians) pada taraf
kepercayaan 95% dengan menggunakan
uji lanjut.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di
Laboratorium Fitokimia dan
Farmakognosi STIFA Pelita Mas Palu
dan Laboratorium Farmasetik program
studi Farmasi FMIPA Universitas
Tadulako, mulai bulan Februari sampai
April 2014.
Alat yang digunakan
Alat-alat gelas (Pyrex), Batang
pengaduk, Bejana maserasi, Blender
(Panasonic), Botol vial, Cawan porselin,
Inkubator, Kuvet, Labu ukur (Pyrex),
Mortir dan stamper, Neraca analitik
(Citizen), Objek glass, Pipet tetes,
Penangas air (Memmert), pH-meter
(Hanna), Vacuum rotary evaporator
(Buchi R-3000), Sendok tanduk,
Spektrofotometer UV-Vis (Unico 2800UV-Vis), Viskometer Brookfield,
Wadah krim.
Bahan yang digunakan
Aquadest, Asam stearat (Brataco),