jurnal ilmiah maksitek vol. 5 no. 3 issn. 2655-4399

13
JURNAL ILMIAH MAKSITEK ISSN. 2655-4399 Vol. 5 No. 3 September 2020 55 PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT EVALUASI KINERJA PT. GUNUNG SELAMAT LESTARI LABUHAN BATU SELATAN METYRIA IMELDA HUTABARAT STIE ITMI MEDAN ABSTRACT This study aims to determine the application of accountability accounting and how far the effect on management performance as an evaluation tool at PT. Gunung Selamat Lestari Labuhan Batu Selatan in 2017 and 2018. The research method used in this study consisted of the location of the research that was used as the place for this research was at PT. Gunung Selamat Lestari, which is located on the Cross-Sumatra Road Village, Tolan Week. The types and sources of data used in this study are secondary data. Secondary data used are budget and realization in 2017 and 2018. The research variables used in this study are independent variables and dependent variables, namely accountability accounting and management performance evaluation. Data collection methods used in this study are library methods and field methods. While the data analysis method used in this study is using descriptive methods. Based on the discussion and analysis of data, it can be concluded that PT. Gunung Selamat Lestari has implemented accountability accounting but not fully. The application of accountability accounting in the preparation of budgets that have involved all parts, and the preparation of a clearly visible organizational structure. Reporting on budget realization in the company is an accountability and an evaluation material for the manager who compiles the realization report on the costs he manages, the realization report contains the budget, realization, and deviation of each element. Keywords : Responsibility Accounting, Cost Center, Revenue Center, Management Performance PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan perusahaan saat ini memperlihatkan pertumbuhan dunia usaha yang sangat pesat. Hal ini mengakibatkan persaingan perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain menjadi semakin ketat dan beresiko. Perusahaan-perusahaan tersebut kini saling bersaing dalam memperebutkan pasar dengan mengandalkan keunggulan- keunggulan usaha mereka masing-masing. Tuntutan semakin besar ditujukan terhadap pertanggungjawaban yang harus diberikan perusahaan atas kepercayaan yang diberikan kepada mereka. Oleh karena itu perusahaan harus mampu mencari solusi dalam melaksanakan kinerja perusahaan tersebut. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi organisasi yang tertuang dalam perencanaan strategi suatu organisasi. Evaluasi kinerja merupakan proses penilaian secara sistematis terhadap keberhasilan/kegagalan suatu kebijakan dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan pada bagian-bagian dalam organisasi. Kinerja digunakan sebagai alat evaluasinya untuk menilai kewajaran anggaran biaya suatu program atau kegiatan. Alat ukur kinerja pada dasarnya merupakan sebuah sistem yang melakukan pemrosesan terhadap masukan (input) dalam rangka untuk menghasilkan keluaran (output). Mengukur kinerja diperlukan peran serta manajer dalam mengaktualisasikan penerapan akuntansi sebagai alat evaluasinya yang sekarang ini dikenal sebagai akuntansi pusat pertanggungjawaban. Setiap pusat pertanggungjawaban tersebut dapat diperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai laporan pertanggungjawaban oleh pusat pertanggungjawaban kepada manajemen di atasnya. Dengan adanya akuntansi pertanggungjawaban, pimpinan dapat mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab ke tingkat pimpinan dibawahnya dengan lebih efisien tanpa memantau secara langsung seluruh kegiatan perusahaan. Akuntansi pertanggungjawaban juga perlu dievaluasi agar berlangsung dengan baik sehingga manajemen dapat dengan mudah menghubungkan biaya yang timbul dengan manajer pusat pertanggungjawaban yang bertanggungjawab. Dapat diketahui dalam pelaksanaan sistem akuntansi pusat pertanggungjawaban, manajer diminta mempertanggungjawabkan atas prestasinya dan prestasi bawahannya dalam

Upload: others

Post on 18-Apr-2022

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3 ISSN. 2655-4399

JURNAL ILMIAH MAKSITEK

ISSN. 2655-4399 Vol. 5 No. 3

September 2020

55

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT EVALUASI KINERJA PT. GUNUNG SELAMAT LESTARI LABUHAN BATU SELATAN

METYRIA IMELDA HUTABARAT STIE ITMI MEDAN

ABSTRACT

This study aims to determine the application of accountability accounting and how far the effect on management performance as an evaluation tool at PT. Gunung Selamat Lestari Labuhan Batu Selatan in 2017 and 2018. The research method used in this study consisted of the location of the research that was used as the place for this research was at PT. Gunung Selamat Lestari, which is located on the Cross-Sumatra Road Village, Tolan Week. The types and sources of data used in this study are secondary data. Secondary data used are budget and realization in 2017 and 2018. The research variables used in this study are independent variables and dependent variables, namely accountability accounting and management performance evaluation. Data collection methods used in this study are library methods and field methods. While the data analysis method used in this study is using descriptive methods. Based on the discussion and analysis of data, it can be concluded that PT. Gunung Selamat Lestari has implemented accountability accounting but not fully. The application of accountability accounting in the preparation of budgets that have involved all parts, and the preparation of a clearly visible organizational structure. Reporting on budget realization in the company is an accountability and an evaluation material for the manager who compiles the realization report on the costs he manages, the realization report contains the budget, realization, and deviation of each element. Keywords : Responsibility Accounting, Cost Center, Revenue Center, Management Performance

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan perusahaan saat ini memperlihatkan pertumbuhan dunia usaha yang sangat pesat. Hal ini mengakibatkan persaingan perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain menjadi semakin ketat dan beresiko. Perusahaan-perusahaan tersebut kini saling bersaing dalam memperebutkan pasar dengan mengandalkan keunggulan-keunggulan usaha mereka masing-masing. Tuntutan semakin besar ditujukan terhadap pertanggungjawaban yang harus diberikan perusahaan atas kepercayaan yang diberikan kepada mereka. Oleh karena itu perusahaan harus mampu mencari solusi dalam melaksanakan kinerja perusahaan tersebut. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi organisasi yang tertuang dalam perencanaan strategi suatu organisasi. Evaluasi kinerja merupakan proses penilaian secara sistematis terhadap keberhasilan/kegagalan suatu kebijakan dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan pada bagian-bagian dalam organisasi. Kinerja digunakan sebagai alat evaluasinya untuk menilai kewajaran anggaran biaya suatu program atau kegiatan. Alat ukur kinerja pada dasarnya merupakan sebuah sistem yang melakukan pemrosesan terhadap masukan (input) dalam rangka untuk menghasilkan keluaran (output). Mengukur kinerja diperlukan peran serta manajer dalam mengaktualisasikan penerapan akuntansi sebagai alat evaluasinya yang sekarang ini dikenal sebagai akuntansi pusat pertanggungjawaban. Setiap pusat pertanggungjawaban tersebut dapat diperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai laporan pertanggungjawaban oleh pusat pertanggungjawaban kepada manajemen di atasnya. Dengan adanya akuntansi pertanggungjawaban, pimpinan dapat mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab ke tingkat pimpinan dibawahnya dengan lebih efisien tanpa memantau secara langsung seluruh kegiatan perusahaan. Akuntansi pertanggungjawaban juga perlu dievaluasi agar berlangsung dengan baik sehingga manajemen dapat dengan mudah menghubungkan biaya yang timbul dengan manajer pusat pertanggungjawaban yang bertanggungjawab. Dapat diketahui dalam pelaksanaan sistem akuntansi pusat pertanggungjawaban, manajer diminta mempertanggungjawabkan atas prestasinya dan prestasi bawahannya dalam

Page 2: JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3 ISSN. 2655-4399

JURNAL ILMIAH MAKSITEK

ISSN. 2655-4399 Vol. 5 No. 3

September 2020

56

melaksanakan aktifitas perusahaan. Hasil kinerja yang dilakukan setiap pusat pertanggungjawaban akan dilaporkan secara periodik dengan menyajikan biaya-biaya yang dapat dipertanggungjawabkan oleh manajer pusat pertanggungjawaban tersebut. Penerapan akuntansi pertanggungjawaban yang memadai mampu mendorong perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan. PT. Gunung Selamat Lestari Labuhan Batu Selatan bergerak dalam bidang usaha perkebunan pengelolaan dan pemasaran hasil perkebunan. PT Gunung Selamat Lestari Labuhan Batu Selatan memiliki kendala yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan perusahaannya. Pada pusat pendapatan sering sekali ditemukan kurangnya pencapaian target penjualan yang sudah dianggarkan perusahaan sehingga perusahaan tersebut tidak mencapai target yang ditentukan. Penjualan tidak mencapai target karena kinerja manajemen yang kurang efektif, manajer tidak dapat mempertanggungjawabkan biaya yang berkaitan untuk penjualan. Jika target penjualan melebihi dari yang dianggarkan maka kinerja manajer itu baik dalam menjalankan tugasnya sebagai manajer pusat pendapatan, sedangkan Pada pusat biaya perusahaan sering sekali tidak dapat mengontrol biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sehingga biaya melebihi dari yang dianggarkan sehingga menyebabkan penyimpangan biaya. Dari uraian diatas, Peneliti memandang bahwa akuntansi pertanggungjawaban merupakan hal yang penting untuk diterapkan karena dapat menunjang pencapaian tujuan umum perusahaan dimasa yang akan datang dan akuntansi pertanggungjawaban mempunyai peranan dalam evaluasi kinerja manajemen. Pada umumnya, keuangan dalam suatu perusahaan itu harus dikelola dengan baik dengan cara merealisasikan suatu anggaran dengan sebaik-baiknya, maka perlu dilakukan penelitian tentang bagaimana keberadaan dan penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada PT. Gunung Selamat Lestari Labuhan Batu Selatan.

KAJIAN PUSTAKA Informasi akuntansi pertanggungjawaban memerlukan informasi yang penting dalam proses pengendalian manajemen karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi keuangan dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap perencanaan dan pelaksanaannya. Akuntansi pertanggungjawaban memiliki daya tarik bagi kebanyakan pimpinan tertinggidalam suatu perusahaan, karena hal ini memudahkan pelimpahan wewenang dalam pengambilan keputusan.Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep akuntansi manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi. Akuntansi pertanggungjawaban menekankan pada proses akuntansi yang melaporkan sampai sejauh mana manajer setiap pusat pertanggungjawaban dapat mengelola pekerjaan yang langsung dibawah pengawasannya dan tanggungjawabnya atau sebagai sistem yang mengukur rencana dan tindakan setiap pusat pertanggungjawaban. Untuk mengetahui arti akuntansi pertanggungjawaban, maka berikut penulis akan mengutip beberapa definisi yang dikembangkan oleh para ahli. Rudianto (2013:176) membuat definisi bahwa : “Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem akuntansi yang mengakui berbagai pusat tanggung jawab pada keseluruhan organisasi, dan mencerminkan rencana serta tindakan setiap pusat tanggung jawab itu dengan menetapkan penghasilan dan biaya tertentu bagi pusat yang memiliki tanggung jawab bersangkutan”. Baldric Siregar (2013 : 172) membuat definisi bahwa : “Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem akuntansi yang dirancang sedemikian baik sehingga dapat mencatat dan melaporkan pendapatan dan/atau biaya yang timbul akibat pelaksanaan suatu aktivitas kepada manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas tersebut”. Kautsar Riza (2016:108) membuat definisi bahwa : “Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen”. Utari Dewi (2016 : 233) membuat definisi bahwa : “Akuntansi pertanggungjawaban adalah kondisi objektif agar perusahaan dapat melangsungkan hidup, manajemen harus menentukan sistem pemberian tanggung jawab, sistem anggaran, sistem pengukuran kinerja, dan sistem pemberi imbalan kepada setiap manajer”. Dari definisi tersebut akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem akuntansi yang dirancang untuk mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi. Kautsar dan Mochammad Farid (2016:108) Konsep dasar dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat dijelaskan sebagai berikut :

Page 3: JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3 ISSN. 2655-4399

JURNAL ILMIAH MAKSITEK

ISSN. 2655-4399 Vol. 5 No. 3

September 2020

57

1. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem akuntansi yang disusun berdasarkan struktur organisasi yang secara tegas memisahkan tugas, wewenang, dan tanggung jawab tiap-tiap tingkat manajemen.

2. Akuntansi pertanggungjawaban mendorong para individu, terutama para manajer untuk berperan aktif dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.

3. Penyusunan anggaran dalam akuntansi pertanggungjawaban adalah berdasarkan pusat-pusat pertanggungjawaban. Dari laporan pertanggungjawaban dapat diketahui perbandingan antara realisasi dengan anggarannya, sehingga penyimpangan yang terjadi dapat dianalisis dan dicari solusinya oleh manajer pusat pertanggungjawabannya .

4. Akuntansi pertanggungjawaban melaporkan hasil evaluasi dan penilaian kinerja yang berguna bagi manjemen puncak dalam penyusunan rencana kerja periode mendatang, baik untuk tiap-tiap pusat pertanggungjawaban maupun untuk kepentingan perusahaan secara keseluruhan.

Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan diatas dapat kita lihat bahwa adabeberapa syarat untuk dapat menerapkan Akuntansi Pertanggungjawaban, yaitu :

a. Struktur Organisasi (organization Structure) Dalam akuntansi pertanggungjawaban struktur organisasi harus menggambarkan aliran tanggungjawab, wewenang, dan posisi yang jelas untuk setiap unit kerja dari setiap tingkat manajemen.Selain itu, struktur organisasi harus menggambarkan pembagian tugas dengan jelas.Dengan adanya struktur organisasi, organisasi disusun sedemikian rupa sehingga wewenang dan tanggungjawab setiap bagian menjadi jelas.Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa wewenang mengalir dari tingkat manajemen atas ke bawah, sementara tanggungjawab adalah sebaliknya naik dari tingkat manajemen bawah ke atas.

b. Anggaran (Budget) Dalam akuntansi pertanggungjawaban setiap pusat pertanggungjawaban harus ikut serta dalam penyusunan anggaran karena anggaran merupakan gambaran rencana kerja para manajer yang akan dilaksanakan dan sebagai dasar penilaian kerjanya. Peran serta secara aktif semua level manajer dalam penyusunan anggaran atau yang lebih dikenal dengan istilah partisipative budgeting merupakan salah satu syarat dapat diterapkannya akuntansi pertanggungjawaban.

c. Penggolongan Biaya (Cost Classification) Seperti yang sudah kita pahami bahwa tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu bagian dapat dikendalikan oleh manajer, maka hanya biaya yang dapat dikendalikan (controllable cost) yang harus dipertanggungjawabkan oleh manajer.Sebaliknya, biaya yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable cost) oleh manajer bukan merupakan tanggungjawab manajer.

d. Sistem Akuntansi (Accounting System) Biaya yang terjadi diakumulasi untuk setiap tingkatan manajer dan diberi kode (coding) sesuai dengan tingkatan manajemen dalam struktur organisasi.Setiap tingkatan manajemen merupakan pusat biaya (cost center) dan bertanggungjawab terhadap biaya yang terjadi di dalamnya dan adanya pemisahan antara biaya terkendali dan biaya tidak terkendali seperti uraian sebelumnya.

e. Sistem Pelaporan Biaya (Cost Reporting System) Laporan pertanggungjawaban dihasilkan secara berkala oleh bagian akuntansi biaya pada setiap pusat biaya. Tujuan Dan Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban, hal yang sangat penting yang harus diketahui terlebih dahulu adalah apa yang menjadi tujuan akuntansi pertanggungjawaban. Robert N. Anthony dan Roger H. Hermanson (2001) mengemukakan bahwa tujuan akuntansi pertanggungjawaban adalah membebani pusat pertanggungjawaban dengan biaya yang dikeluarkannya. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa tujuan diterapkannya akuntansi pertanggungjawaban adalah melakukan evaluasi hasil kerja suatu pusat pertanggungjawaban dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan di waktu yang akan datang. Selain itu, dengan akuntansi pertanggungjawaban setiap individu dalam organisasi ikut berperan serta secara aktif dalam mencapai sasaran perusahaan secara efektif dan efisien. Pengaruh positif lain dari akuntansi pertanggungjawaban adalah sebagai dasar penyusunan anggaran, menilai kinerja manajer pusat

Page 4: JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3 ISSN. 2655-4399

JURNAL ILMIAH MAKSITEK

ISSN. 2655-4399 Vol. 5 No. 3

September 2020

58

pertanggungjawaban adalah sebagai dasar penyusunan anggaran, menilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban, memotivasi manajer, dan digunakan sebagai alat untuk memantau efektifitas program peneglolaan aktivitas. Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2016 : 174) menyatakan manfaat akuntansi pertanggungjawaban dalam suatu perusahaan sebagai berikut :

1. Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Dasar Penyusunan Anggaran Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan. Dalam proses penyusunan peran anggaran, ditetapkan siapa yang akan berperan dalam melaksanakan sebagian aktivitas pencapaian sasaran perusahaan, dan ditetapkan pula sumber daya yang disediakan bagi pemegang peran tersebut, untuk memungkinkan melaksanakan perannya sumber daya yang disediakan untuk memungkinkan manajer berperan dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan tersebut diukur dengan satuan moneter standar yang berupa informasi akuntansi.

2. Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Penilaian Kinerja Manajer Pusat Pertanggungjawaban Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi, karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan realisasinya. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan pesan bagi setiap manajer untuk merencanakan pendapatan dan biaya yang menjadi tanggungjawabnya, dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan atau biaya tersebut, menurut manajer yang bertanggungjawab. Dengan demikian informasi akuntansi pertanggungjawaban mencerminkan skor yang dibuat oleh setiap manajer, dalam menggunakan berbagai sumber daya untuk melaksanakan peran manajer tersebut, untuk mencapai sasaran perusahaan.

3. Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Pemotivasi Manajer Motivasi adalah proses prakarsa dilakukannya suatu tindakan secara sadar dan bertujuan. Pemotivasi adalah sesuatu yang digunakan untuk mendorong timbulnya prakarsa seseorang untuk melakukan tindakan secara sadar dan bertujuan. Orang akan memiliki motivasi, jika ia memiliki nilai penghargaan yang tinggi atau jika ia berkeyakinan, bahwa suatu kinerja akan diberikan penghargaan adalah tinggi, dan alat ukur kinerja tersebut menggunakan informasi akuntansi pertanggungjawaban.

4. Akuntansi Pertanggungjawaban Memungkinkan Pengelolaan Aktivitas Dengan lingkungan manufaktur maju, manajemen dituntut untuk senantiasa melaksanakan penyempurnaan aktivitas agar customer terjamin tidak akan dibebani dengan biaya bukan penambah nilai. Dengan demikian, manajemen memerlukan pemisahan aktivitas penambah dan bukan penambah nilai dan identifikasi sumber daya yang dikonsumsi oleh kedua tipe aktivitas tersebut.

5. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Memungkinkan Pemantauan Efektivitas Program Pengelolaan Aktivitas Dalam lingkungan manufaktur maju manajemen dituntut untuk melaksanakan penyempurnaan aktivitas secara berkesinambungan, agar perusahaan memiliki daya saing dalam jangka panjang.Dengan demikian, manajemen memerlukan informasi biaya aktivitas untuk memantau secara berkesinambungan program pengelolaan aktivitas.

Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional Akuntansi pertanggungjawaban tradisonal hanya dapat diterapkan dalam kondisi bisnis yang stabil: tidak ada fluktuasinilai tukar mata uang yang signifikan, tidak ada inflasi, tingkat suku bunga relatif stabil, persaingan tidak tajam. Dalam kondisi yang demikian program kerja dan anggaran mudah disajikan dan kinerja manajemen mudah diukur karena biaya-biaya relatif mudah dikendalikan. Organisasi perusahaan dapat diklasifikasikan berdasarkan unit-unit kerja fungsional yang dipimpin oleh manajer, sehingga peranan individu sebagai manajer atau pekerja sangat dominan. Namun dalam praktik bisnis dewasa ini persaingan sangat tajam dan inovasi teknologi cepat berkembang sehingga perkembangan bisnis sangat dinamis, sehingga akuntansi pertanggungjawaban tradisonal sulit diterapkan karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya, antara lain :

1. Berfokus internal yaitu pembuatan standar biaya, anggaran, dan analisis varian biaya dan pendapatan. 2. Penekanannya pada penghematan biaya dan pengukuran kinerja keuangan return on investment (ROI) dan return

on equity (ROE).

Page 5: JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3 ISSN. 2655-4399

JURNAL ILMIAH MAKSITEK

ISSN. 2655-4399 Vol. 5 No. 3

September 2020

59

3. Model ini mengabaikan klasifikasi biaya yang bernilai tambah dan biaya yang tidak bernilai tambah. 4. Model ini hanya menggunakan varian sebagai alat untuk member insentif.

Akuntansi Pertanggungjawaban Kontemporer Akuntansi pertanggungjawaban kontemporer ialah sistem akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan pada situasi bisnis yang dinamis yang melibatkan proses seluruh tim manajemen yang bertujuan reduksi biaya dan peningkatakan kualitas melalui mata rantai nilai. Seluruh tim manajemen harus bertanggung jawab kesuksesan operasional, mulai dari riset sampai dengan layanan purna jual produk yang dihasilkan.

1. Berfokus kerja sama tim dan mata rantai nilai. 2. Penekanannya reduksi biaya dan perbaikan terus menerus disegala bidang. 3. Model ini menekankan pentingnya klasifikasi biaya yang bernilai tambah dan biaya yang tidak bernilai tambah. 4. Model ini menggunakan keberhasilan kerja tim yaitu peningkatan kualitas. dan pengurangan biaya sebagai alat

untuk member insentif. Pusat Pertanggungjawaban Dalam konsep akuntansi pertanggungjawaban, terdapat sistem pembentukan unit-unit organisasi sebagai pusat pertanggungjawaban.Suatu pusat pertanggungjawaban dibentuk guna mencapai tujuan tertentu, yang secara individual diharapkan dapat membantu pencapaian tujuan suatu organisasi secara keseluruhan. Defenisi pusat pertanggungjawaban menurut beberapa ahli sebagai berikut : Slamet Sugiri (2015 : 54) Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas semua aktivitas unit tersebut. Menurut Kautsar Riza Salman (2016 : 111) Pusat pertanggungjawaban adalah setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas yang dilakukan oleh unit organisasi yang dipimpinnya Menurut Thomas Sumarsan (2017 : 81) Pusat pertanggungjawaban dapat diartikan sebagai setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas kegiatan-kegiatan dalam unit kerjanya. Dari defenisi tersebut dapat dipahami bahwa pusat pertanggungjawaban merupakan segmen bisnis atau aktivitas tertentu yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas yang terjadi.

Jenis - Jenis Pusat Pertanggungjawaban Pusat pertanggungjawaban pada dasarnya diciptakan untuk mencapai sasaran tertentu. Dalam pusat pertanggungjawaban diharapkan terjadi kondisi dimana sasaran setiap individu dalam pusat pertanggungjawaban harus selaras, serasi, dan seimbang dalam usaha mencapai sasaran umum organisasi secara keseluruhan. Ada empat tipe pusat pertanggungjawaban yang didasarkan pada sifat pertanggungjawabannya pada biaya atau pendapatan atau keduanya, yaitu:

1. Pusat Biaya (cost center)

Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang hanya bertanggungjawab mengendalikan semua biaya yang terjadi didalam lingkup pusat pertanggungjawabannya, tanpa menghubungkan dengan pendapatan yang terima atau diperolehnya.Dalam konsep ini, pusat biaya tidak mengendalikan penjualan atau aktivitas perusahaan, jadi hanya mengendalikan biaya saja.Tujuan manajer pusat biaya ini adalah meminimalkan perbedaan antara realisasi biaya dengan anggarannya, karena dengan inilah mereka dievaluasi kinerjanya oleh manajer yang lebih tinggi. Pusat biaya dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu :

a. Pusat biaya teknik. Pusat biaya teknik adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya berupa biaya teknik, yaitu biaya yang masukannya mempunyai hubungan yang nyata dan erat dengan keluarannya. Dalam mengukur prestasi kerja manajer pusat biaya, biaya-biaya yang dapat diukur biasanya telah mengadopsi biaya standar. Penilaian efisiensi pusat biaya teknik dilakukan dengan membandingkan masukan dengan

Page 6: JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3 ISSN. 2655-4399

JURNAL ILMIAH MAKSITEK

ISSN. 2655-4399 Vol. 5 No. 3

September 2020

60

keluarannya, artinya biaya yang sesungguhnya terjadi pada pusat biaya ini dibandingkan dengan biaya standarnya, kemudian dihitung dan dianalisa selisih atau penyimpangan yang terjadi.

b. Pusat biaya kebijakan. Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya berupa biaya kebijakan, yaitu biaya yang antara masukan dan keluarannya tidak memiliki hubungan yang nyata dan erat. Pusat biaya ini keluarannya tidak dapat diukur dengan besaran nilai uang, disebabkan karena keluarannya sulit diukur secara kuantitatif atau tidak mempunyai hubungan yang nyata dengan masukannya.

Manajer dan karyawan dari pusat biaya tidak dimintai pertanggungjawaban atas keputusan laba dan investasi yang dibuatnya, tetapi mereka bertanggung jawab atas keputusan biaya yang mereka keluarkan. Secara umum, manajer dari pusat biaya bertanggungjawab untuk :

1. Mengendalikan biaya dalam anggaran mereka. 2. Melacak atau menelusuri aset yang digunakan oleh pusat biaya. 3. Mengelola karyawan, tugas dan kompensasinya.

Kinerja dari manajer pusat ini dinilai dengan membandingkan biaya yang sesungguhnya (actual expense) dengan biaya standar atau yang dianggarkan untuk pusat biaya tersebut. Beberapa manfaat pusat biaya diantaranya adalah :

a. Efisiensi pengawasan (monitoring) Pusat biaya memungkinkan efektifitas semua aspek dalam perusahaan karena adanya monitoring atau pengawasan secara ketat.

b. Meningkatkan kepercayaan diri karyawan Pendelegasian wewenang kepada karyawan membuat karyawan-karyawan menjadi lebih bertanggungjawab terhadap tugas yang dibebankan kepadanya sehingga selanjutnya dapat meningkatkan kepercayaan diri karyawan.

c. Menghindari dan mencegah kerugian Pusat biaya berupaya untuk memperbarui proses agar lebih efektif menghemat uang untuk mengurangi biaya.

d. Meningkatkan laba Jika satu dari pusat biaya dihapus maka dapat berdampak negatif pada margin laba perusahaan secara keseluruhan.

e. Membuat manajer menjadi lebih efisien Manajer membandingkan data biaya dari periode waktu yang berbeda untuk melihat apakah pusat biaya menjadi lebih manguntungkan atau tidak.

2. Pusat Pendapatan Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang keluarannya dapat diukur dengan satuan nilai moneter, sedangkan masukannya tidak terukur.Oleh karenanya prestasi manajernya dinilai atas dasar jumlah atau nilai pendapatan pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.Dalam pusat pendapatan, keluaran (dalam bentuk pendapatan) diukur dengan moneter, tetapi tidak terdapat hubungan yang erat dan nyata antara masukan (biaya) dengan pendapatan.Artinya, dalam pusat pendapatan ini, biaya tidak menjadi ukuran evaluasi kinerja dari pusat ini.Pengukuran kinerja pusat pendapatan yang hanya berdasarkan tingkat penjualan kelihatan terlalu sempit dan perlu ditambah dengan penilaian prestasi atas dasar laba atau kontribusi laba bruto, yaitu dengan menganalisa laba kotor dengan laba bruto yang diharapkan atau dianggarkan. Penilaian dengan cara ini dipandang lebih baik dan menghasilkan evaluasi kinerja yang lebih objektif.

3. Pusat Laba Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang keluaran (output)-nya maupun masukan (input)-nya diukur dalam satuan moneter, sehingga laba dapat diukur. Laba adalah selisih antara pendapatan dengan beban.Pusat laba bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaaan tersebut dan menjadi tolak ukur kinerja pimpinan pusat laba.Sebuah organisasi mengukur kinerjanya adalah dengan semakin tinggi laba, maka kinerja perusahaan dinilai semakin baik. Pusat laba memberikan pusat pertanggungjawaban yang paling adil untuk diterapkan di dalam setiap perusahaan dibandingkan dengan pusat pendapatan maupun pusat biaya. Pusat laba adalah jenis pusat pertanggungjawaban yang terbaik akan tetapi pusat laba juga memiliki kelemahan. Kelemahan dari pusat laba adalah munculnya

Page 7: JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3 ISSN. 2655-4399

JURNAL ILMIAH MAKSITEK

ISSN. 2655-4399 Vol. 5 No. 3

September 2020

61

perselisihan antara unit bisnis mengenai harga transfer produk dan adanya kepentingan manajer unit bisnis untuk lebih memfokuskan laba jangka pendek terkait dengan penilaian kinerjanya. Untuk dapat mengecilkan akibat dari kelemahan-kelemahan itu, diperlukan pengendalian dan koordinasi yang baik oleh manajemen puncak sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Perusahaan yang menggunakan pusat laba memiliki manfaat dan keunggulan seperti berikut ini :

1. Pusat laba mengharuskan disiplin atas identifikasi dan penyelesaian masalah. 2. Pusat laba menyediakan pengarahan ke semua tingkatan manajemen. 3. Pusat laba meningkatkan koordinasi. 4. Pusat laba meningkatkan koordinasi dalam organisasi sehingga para manajer dalam organisasi lebih bebas

dan lebih cepat untuk mengambil keputusan yang semuanya untuk mencapai tujuan perusahaan. 5. Pusat laba menyediakan suatu cara untuk memperoleh ide dan kerja sama dari semua tingkatan manajamen. 6. Pusat laba meningkatkan kualitas keputusan karena semua karyawan dalam organisasi sadar dan terlibat

dalam penyusunan pusat pertanggungjawaban laba (pusat pendapatan-pusat biaya) 7. Pusat menyediakan suatu tolak ukur untuk mengevaluasi kinerja aktual dan meningkatkan kemampuan dari

individu-individu, seperti: return on investment (ROI), return on equity (ROE), return on asset (ROA), rasio laba bersih dan indikator keuangan lainnya.

Terdapat beberapa konsep yang dapat digunakan untuk mengukur laba suatu divisi, yaitu :

1. Laba Kontribusi Laba kontribusi adalah selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit atau perbedaan antara jumlah penjualan dan jumlah biaya variabel.Laba kontribusi berfungsi untuk perencanaan laba jangka pendek.Laba kontribusi digunakan sebagai pengukur laba dan kinerja unit bisnis/divisi atau perusahaan karena biaya yang lebih dapat dikendalikan adalah biaya berubah (biaya variabel), sehingga para penanggungjawab pusat laba berfokus untuk meningkatkan laba kontribusi.Dan para penanggung jawab pusat laba berupaya untuk mengecilkan biaya tetap perusahaan dengan menaikkan jumlah penjualan dan menaikkan produktivitas perusahaan.

2. Laba Langsung Unit Bisnis/Divisi Laba langsung unit bisnis/divisi dihitung dari pendapatan unit bisnis/divisi dikurangi biaya langsung unit bisnis/divisi (biaya total terkendali dan biaya total tak terkendali). Laba langsung unit bisnis/divisi belum termasuk beban yang dipindahbukukan (overbooking) dari kantor pusat.

3. Laba Terkendali Unit Bisnis/Divisi Perusahaan pada umumnya terdiri dari biaya yang dapat dikendalikan dengan biaya yang tidak dapat dikendalikan. Laba terkendali unit bisnis/divisi dihitung dari pendapatan unit bisnis/divisi dikurangi dengan semua biaya terkendali unit bisnis/divisi (biaya tetap terkendali dan biaya variabel terkendali) termasuk biaya terkendali dari kantor pusat.

4. Laba Bersih Sebelum Pajak Unit Bisnis/Divisi Laba bersih sebelum pajak unit bisnis/divisi dihitung dari pendapatan unit bisnis/divisi dikurangi biaya langsung unit bisnis/divisi, alokasi biaya kantor pusat tetapi belum diperhitungkan pajak penghasilan dari unit bisnis/divisi.

5. Laba Bersih Setelah Pajak Unit Bisnis/Divisi Laba bersih setelah pajak unit bisnis/divisi dihitung dari pendapatan unit bisnis/divisi dikurangi biaya langsung unit bisnis/divisi, alokasi kantor pusat, dan pajak penghasilan unit bisnis/divisi.

4. Pusat Investasi Pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban berdasarkan tingkat laba yang dihasilkan dikaitkan dengan besarnya investasi yang ditanamkan.Pengukurannya berdasarkan perbandingan antara laba yang dihasilkan dengan investasi yang ditanamkan pada pusat pertanggungjawaban yang menjadi tanggung jawabnya sehingga pusat investasi dianggap sebagai perluasan dari pengukuran prestasi pusat laba.Manajemen pusat investasi diharapkan

Page 8: JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3 ISSN. 2655-4399

JURNAL ILMIAH MAKSITEK

ISSN. 2655-4399 Vol. 5 No. 3

September 2020

62

memperoleh laba sebesar jumlah yang ditetapkan untuk setiap nilai rupiah yang diinvestasikan.Prestasi pusat investasi ini diukur dengan menilai tingkat residual income maupun tingkat return on investment (ROI).

Kerangka Berpikir Menurut Juliansyah Noor (2011 : 76) kerangka berpikir merupakan konseptual mengenai bagaimana suatu teori berhubungan diantara berbagai faktor yang telah diidentifikasi penting terhadap masalah penelitian. Alur pikir yang disusun berdasarkan sistematika dan analisis yang digunakan untuk pemecahan masalah, sehingga PT. Gunung Selamat Lestari Labuhan Batu Selatan dalam melaksanakan akuntansi pertanggungjawaban yang dilakukan oleh perusahaan, maka yang menjadi masalah bagi perusahaan adalah sejauh mana pertanggungjawaban pusat pendapatan dan pusat biaya diterapkan sebagai alat evaluasi kinerja manajemen.

METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Metode Kepustakaan. Metode ini dilakukan untuk memperoleh data secara teoritas dengan membaca dan mempelajari berbagai tulisan yang berkaitan dengan hal-hal yang dibahas dalam skripsi ini seperti buku-buku, karyailmiah, bahan bacaan internet dan lain-lain.

2. Metode Lapangan. Penulis melakukan wawancara kepada pihak yang perusahaan dan juga mengamati masalah yang dihadapi perusahaan terutama hal-hal yang berkaitan dengan pusatpertanggungjawaban, pusat pendapatan dan pusat biaya.

Metode Analisis Data Adapun metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini merupakan metode deskriptif yaitu metode yang memaparkan masalah yang terjadi kemudian mengumpulkan data, menyusun dan menginterpretasikan sehingga dapat memberikan informasi yang lengkap. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini penulis akan menjelaskan penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat evaluasi kinerja manajemen pada PT. Gunung Selamat Lestari Labuhan Batu Selatan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Dalam mengevaluasi pengukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban ada tiga kriteria yang digunakan yaitu efesiensi, efektivitasn dan ekonomis. Efesiensi adalah perbandingan antara output dan input yang digunakan. Sedangkan efektivitas adalah hubungan antara output suatu pusat pertanggungjawaban yang sasarannya harus dicapai. Efektivitas selalu berhubungan dengan tujuan organisasi sedangkan efesiensi tidak ekonomis dimasukkan sebagai penggunaan sumber dana seminimal mungkin. PT. Gunung Selamat Lestari Labuhan Batu Selatan mengukur kinerja manajer pusat

Pusat Biaya

dan Pusat

Pendapatan

Akuntansi

Pertanggung

jawaban

Evaluasi

Kinerja

Manajemen

Page 9: JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3 ISSN. 2655-4399

JURNAL ILMIAH MAKSITEK

ISSN. 2655-4399 Vol. 5 No. 3

September 2020

63

pertanggungjawaban berdasarkan laporan anggaran dan realisasinya sehingga kinerja manajer bisa dinilai. Dengan adanya laporan anggaran dan realisasinya, maka PT Gunung Selamat Lestari Labuhan Batu Selatan dengan mudah untuk mengukur kinerja manajer. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Pada PT. Gunung Selamat Lestari Labuhan Batu Selatan Salah satu penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada PT. Gunung Selamat Lestari Labuhan Batu Selatan meliputi pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada setiap manajer pusat pertanggungjawaban dalam menyusun anggaran dan melakukan pengawasan untuk mencapai tujuan kinerja manajemen perusahaan. Manajer pusat pertanggungjawaban akan menyusun anggaran dan realisasi produksi dan penjualan. Akuntansi Pertanggungjawaban Pada Pusat Biaya Prestasi pusat biaya diukur dengan cara membandingkan realisasi biaya dengan anggarannya. Demikian pula di perusahaan ini, prestasi pusat biaya dinilai melalui perbandingan antar realisasai biaya selama satu tahun periode anggaran dan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Semakin kecil penyimpangan yang terjadi, semakin baiklah kinerja pusat biaya tersebut. Sebagai tindak lanjut dari pengukuran prestasi, diberlakukan sistem reward dan punishment yaitu pemberian penghargaan kepada pusat biaya, apabila kinerjanya dinilai baik oleh pimpinan ataupun hukuman, jika kinerjanya dinilai buruknya. Penghargaan yang diberikan tergantung pada kebijaksanaan pimpinan, dapat berupa bonus ataupun promosi jabatan, sedangkan hukuman yang diberikan biasanya hanya sebatas peringatan dan mutasi saja. Dilihat secara keseluruhan dapat dinyatakan bahwa PT. Gunung Selamat Lestari Labuhan Batu Selatan telah menjalankan sistem akuntansi pertanggungjawaban dengan baik, dimulai dari penyusunan struktur organisasi, penyusunan anggaran, penerapan akuntansi pertanggungjawaban, pengukur prestasi hingga menyediakan laporan pertanggungjawaban telah dilakukan dengan baik. Laporan pertanggungjawaban pusat biaya disusun oleh perusahaan pada umumnya membandingkan anggaran dan realisasinya, cara penyajian laporan tergantung kepada pengaruh terhadap operasi perusahaan dan besar kecilnya penyimpangan serta suatu keadaan yang sangat berpengaruh terhadap operasi perusahaan dan jumlahnya cukup material jadi dalam suatu pelaporan diarahkan kepada efisiensi penyusunan laporan tersebut, agar waktu pimpinan dapat digunakan secara efisien, maka tindakan yang diambil dan laporan dibuat memakai prinsip “exception” yakni tindakan-tindakan yang diambil adalah bila timbul perbedaan-perbedaan yang penting dan material demikian juga halnya, laporan-laporan oleh tiap kepala bagian yang disampaikan kepada atasan makin ringkas dan luas, hanya menyangkut penyimpangan-penyimpangan yang serius dan material yang ditonjolkan dalam penyimpangan tersebut. Hal-hal yang melandasi laporan pertanggungjawaban pusat biaya tiap-tiap bagian dalam organisasi adalah untuk memudahkan pengukuran prestasi manajemen. Disamping itu, bila terjadi penyimpangan biaya dari yang dianggarkan, maka akan mudah diketahui siapa yang bertanggungjawab. Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Pendapatan Secara teoritis pengukuran prestasi pusat pertanggungjawaban pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi suatu pusat pertanggungjawaban. Penilaian kinerja manajer pusat pendapatan pada PT. Gunung Selamat Lestari Labuhan Batu Selatan dilakukan dengan cara menggunakan indikator anggaran sebagai alat untuk mengevaluasi yaitu dengan cara membandingkan angka pendapatan yang sebenarnya dengan pendapatan yang dianggarkan, dan dari hasil perbandingan tersebut akan diperoleh selisih atau deviasi yang terjadi dalam perusahaan. Selisih antara anggaran dengan realisasinya dapat berupa selisih laba atau selisih menguntungkan (favorable) maupun selisih merugikan (unfavorable) yang selanjutnya akan dianalisis untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya selisih/deviasi tersebut kemudian diambil tindakan-tindakan perbaikan. Evaluasi kinerja terhadap manajer suatu pusat pertanggungjawaban biasanya dilakukan sebulan sekali yaitu melalui laporan keuangan. Dalam menilai kinerja terhadap pusat pendapatan, PT Gunung Selamat Lestari Labuhan Batu Selatan telah menerapkan reward dan punishment yang ketat bagi para manajer pusat pertanggungjawaban terhadap kemampuannya dalam mencapai target anggaran yang telah ditetapkan maka manajer tersebut akan menerima punishment begitu juga jika seorang manajer pusat pertanggungjawaban pendapatan dapat melebihi target anggaran yang telah ditetapkan maka akan mendapat balas jasa atau reward.

Page 10: JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3 ISSN. 2655-4399

JURNAL ILMIAH MAKSITEK

ISSN. 2655-4399 Vol. 5 No. 3

September 2020

64

Pembahasan Hasil Penelitian

Tabel Laporan Anggaran Biaya Dan Realisasi Biaya Produksi Kelapa Sawit PT. Gunung Selamat Lestari Per 01 jan s/d Des 2017

Keterangan (1)

Anggaran (2)

Realisasi (3)

Selisih F/U Biaya

(4)=3-2 %

(5)=4/2

Biaya Gaji Langsung 326,591,178.24 498,371,997.86 171,780,819.62 0.52 F

Penerimaan Buah 1,732,507,172.88 2,429,910,870.38 697,403,697.50 0.40 F

Sterilisasi 646,684,397.52 683,562,158.33 36,877,760.81 0.05 F

Pengirikan 1,051,621,507.01 727,945,665.88 (323,675,841.13) (0.30) U

Penekan 1,126,734,057.04 1,239,570,414.81 112,836,357.77 0.10 F

Klarifikasi 77,913,913.76 105,840,831.78 27,926,918.02 0.35 F

Depricarping 60,263,344.00 101,558,900.40 41,295,556.40 0.68 F

Pemulihan Kernel 656,736,747.33 835,243,430.87 178,506,683.54 0.27 F

Boiler 479,288,911.16 618,510,295.47 139,221,384.31 0.29 F

Pabrik Demint 188,402,490.13 187,417,653.14 (984,836.99) (0.00) U

Pembangkit Listrik 817,448,865.22 1,003,373,554.44 185,924,689.22 0.22 F

Pengolahan Air 153,545,730.40 192,822,175.62 39,276,445.22 0.25 F

Laboratorium 307,348,570.03 476,089,962.06 168,741,392.02 0.54 F

Bengkel 1,172,597,694.65 1,831,672,844.94 659,075,150.29 0.56 F

Biaya Gaji tak Langsung

1,203,733,639.73 1,441,916,533.24 238,182,893.51 0.19 F

Pengomposan - - - - -

Tangki Penyimpanan 21,528,713.85 11,053,451.77 (10,475,262.08) (0.48) U

Bangunan Pabrik 35,745,500.00 7,285,639.03 (28,459,860.97) (0.79) U

Pengolahan Limbah Cair

160,262,691.34 179,828,752.25 19,566,060.46 0.12 F

Kendaraan/Alat Berat 243,888,062.34 315,876,672.97 71,988,610.62 0.29 F

Biaya Kesejahteraan 220,000,000.00 2,378,377.61 (217,621,622.39) (0.98) U

Biaya Umum 2,255,856,363.18 1,486,083,164.84 (769,773,198.34) (0.34) U

Jumlah Biaya Produksi 12,938,699,550.26 14,376,313,347.69 1,437,613,797.43 0.11 F

Sumber : Hasil Pengelolahan Data PT. Gunung Selamat Lestari Labuhan Batu Selatan *Unfavorable : Rugi *Favorable : Untung

Tabel Laporan Anggaran Biaya Dan Realisasi Biaya Produksi Kelapa Sawit PT. Gunung Selamat Lestari Per 01 jan s/d Des 2018

Keterangan (2) Anggaran (2) Realisasi (3) Selisih

Biaya (4)=3-2 %

(5)=4/2 F/U

Biaya gaji langsung 372,415,561.19 386,082,896.19 13,667,335.00 0.03 F

Penerimaan Buah 2,090,127,820.65 2,152,135,254.92 62,007,434.27 0.02 F

Page 11: JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3 ISSN. 2655-4399

JURNAL ILMIAH MAKSITEK

ISSN. 2655-4399 Vol. 5 No. 3

September 2020

65

Sumber : Hasil Pengolahan Data PT. Gunung Selamat Lestari Labuhan Batu Selatan *Favorable : Untung *Unfavorable : Rugi

Tabel Perbandingan Laporan Anggaran Biaya dan Realisasi Biaya ProduksiTahun 2017 dan Tahun 2018

Keterangan Tahun 2017 Tahun 2018

Anggaran 12,938,699,550.26 13,458,065,080.73

Realisasi 14,376,313,347.69 15,559,883,515.27

Sumber : Data Diolah Oleh Penulis Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa :

- Realisasi biaya gaji langsung pada tahun 2017 Rp 498.371.997,86 sedangkan anggaran untuk biaya ini sebesar Rp 326,591,178.24 sehingga terjadi penyimpangan yang menguntungkan/favorable sebesar Rp 171.780.819.6 atau varians sebesar 52%

- Realisasi biaya gaji langsung pada tahun 2018 Rp 386.082.896,19 sedangkan anggaran untuk biaya ini sebesar Rp 372.415.561,19 sehingga terjadi penyimpangan yang menguntungkan/favorable sebesar Rp 13.667.335.01 atau varians sebesar 3%

- Realisasi biaya gaji langsung pada tahun 2017 dengan tahun 2018 terjadi penyimpangan yang menguntungkan/favorable.

Sterilisasi 731,248,929.77 774,005,921.48 42,756,991.71 0.05 F

Pengirikan 912,609,987.99 599,569,354.66 (313,040,633.33) (0.34) U

Penekan 1,434,490,444.42 1,288,761,175.39 (145,729,269.03) (0.10) U

Klarifikasi 453,929,298.21 98,571,364.98 (355,357,933.23) (0.78) U

Depricarping 214,038,206.48 84,743,326.78 (129,294,879.70) (0.60) U

Pemulihan Kernel 926,547,454.18 863,497,077.70 (63,050,376.48) (0.06) U

Boiler 649,640,132.84 538,183,244.78 (111,456,888.06) (0.17) U

Pabrik Demint 413,388,295.95 253,077,579.68 (160,310,716.27) (0.38) U

Pembangkit Listrik 1,054,997,122.05 1,180,429,602.44 125,432,480.39 0.11 F

Pengolahan Air 277,790,601.54 188,010,395.58 (89,780,205.96) (0.32) U

Laboratorium 329,502,638.02 405,164,351.26 75,661,713.24 0.22 F

Bengkel 1,258,747,006.32 1,327,586,598.89 68,839,592.57 0,05 F

Biaya gaji tak langsung 1,251,326,962.19 1,342,283,539.73 90,956,577.54 0.06 F

Pengomposan - - - - -

Tangki Penyimpangan 11,781,492.00 - (11,781,492.00) - U

Bangunan Pabrik 67,794,872.00 10,570,801.92 (57,224,070.08) (0.84) U

Pengolahan Limbah Air 167,073,876.56 189,659,327.63 22,585,451.07 0.13 F

Kedaraan Alat Berat 242,360,648.26 301,491,379.49 59,130,731.23 0.24 F

Biaya Kesejahteraan 3,095,475.99 46,900,000.00 43,804,524.01 0.93 F

Biaya Umum 2,562,215,587.11 1,562,102,988.77 1,000,112,598.34 0.39 F

Jumlah Biaya Produksi 13,458,065,080.73 15,559,883,515.11 2,101,818,434.38 0.13 F

Page 12: JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3 ISSN. 2655-4399

JURNAL ILMIAH MAKSITEK

ISSN. 2655-4399 Vol. 5 No. 3

September 2020

66

- Realisasi biaya gaji tidak langsung pada tahun 2017 Rp 1.441.916.533,24 sedangkan anggaran untuk biaya ini sebesar Rp 1.203.733.639,73 sehingga terjadi penyimpangan yang menguntungkan/favorable sebesar Rp 238.182.893,51 atau selisih varians sebesar 19%.

- Realisasi biaya gaji tidak langsung pada tahun 2018 Rp1.342.283.539,73 sedangkan anggaran untuk biaya ini sebesar Rp 1.251.326.962,19 sehingga terjadi penyimpangan yang menguntungkan/favorable sebesar Rp 90.956.577,54 atau selisih varians sebesar 6%.

- Realisasi biaya gaji tidak langsung pada tahun 2017 mengalami keuntungan dengan selisih varians 19% sedangkan pada tahun 2018 mengalami keuntungan dengan selisih varians 6%.

- Realisasi biaya kesejahteraan pada tahun 2017 Rp 220.000.000,00 sedangkan anggaran untuk biaya ini sebesar Rp 2.378.377,61 sehingga terjadi penyimpangan yang menguntungkan/favorable sebesar Rp 217.621.622,39 atau selisih varians sebesar 98%.

- Realisasi biaya kesejahteraan pada tahun 2018 Rp 3.095.475,99 sedangkan anggaran untuk biaya ini sebesar Rp 46.900.000,00 sehingga terjadi penyimpangan yang menguntungkan/favorable sebesar Rp 43.804.524,01 atau selisih varians sebesar 93%.

- Realisasi biaya kesejahteraan pada tahun 2017 mengalami keuntungan dengan selisih varians 98% sedangkan pada pada tahun 2018 mengalami keuntungan dengan selisih varians sebesar 93%.

- Realisasi biaya umum pada tahun 2017 Rp 2.255.856.363,18 sedangkan anggaran untuk biaya ini sebesar Rp 1.486.083.164,84 sehingga terjadi penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp 769.773.198,34 atau selisih varians sebesar 34%.

- Realisasi biaya umum pada tahun 2018 Rp 1.562.102.988,77 sedangkan anggaran untuk biaya ini sebesar Rp 2.562.215.587,11 sehingga terjadi penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp 1.000.112.598,34 atau selisih varians sebesar 39%.

- Realisasi biaya umum pada tahun 2017 mengalami keuntungan dengan selisih varians 34% dan pada tahun 2018 mengalami keuntungan dengan selisih varians 39%.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam mengendalikan dan mengevaluasi kinerja perusahaan pada PT. Gunung Selamat Lestari Labuhan Batu Selatan. Telah berjalan secara efektif dan efisien, hal ini dibuktikan dengan adanya partisipasi dari manajemen level bawah dalam proses penetapan anggaran. Anggaran yang telah disahkan tersebut kemudian akan digunakan sebagai alat pengendalian kegiatan operasi perusahaan oleh manajemen puncak dan para manajer pusat pertanggungjawaban akan dievaluasi dan dianalisa prestasi aktualnya berdasarkan anggaran tersebut. 1. Secara umum struktur organisasi pada PT. Gunung Selamat Lestari Labuhan Batu Selatan telah membagi departemen-

departemen berdasarkan pusat pertanggungjawaban biaya yang ada. Bentuk struktur organisasi yang terdapat pada PT. Gunung Selamat Lestari adalah berbentuk organisasi garis dan organisasi fungsional, yang dalam penyampaian informasinya terlihat jelas. Pelaporan realisasi anggaran pada perusahaan merupakan pertanggungjawaban dan menjadi bahan evaluasi bagi manajer yang menyusun laporan realisasi atau biaya yang dikelolanya, laporan realisasi tersebut memuat anggaran, realisasi serta penyimpangan tiap umunya. Penyimpangan antara realisasi dan anggaran untuk 2 tahun yang dimulai dari tahun 2017 sampai 2018, menunjukkan penyimpangan yang favorable/menguntungkan. Evaluasi kinerja manajer pusat pendapatan dilakukan dengan menggunakan perbandingan target penjualan dengan realisasi penjualan. PT. Gunung Selamat Lestari Labuhan Batu Selatan dapat mencapai target penjualan dengan efektif.

Saran 1. Penyusunan anggaran PT. Gunung Selamat Lestari Labuhan Batu Selatan sebaiknya perusahaan melibatkan seluruh

bagian yang terkait dengan anggaran yang disusun dalam melakukan penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada perusahaan harus tetap dipertahankan sehingga dapat mendukung pencapaian efisiensi dan efektifitas perusahaan.

2. Sebaiknya jika perusahaan menemukan adanya penyimpangan yang tidak menguntungkan maka manajer sebaiknya melakukan analisis dan koreksi dan menyajikan rekomendasi menanggapi penyimpangan materil yang terjadi.

Page 13: JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3 ISSN. 2655-4399

JURNAL ILMIAH MAKSITEK

ISSN. 2655-4399 Vol. 5 No. 3

September 2020

67

Perusahaan juga diharapkan lebih giat lagi agar tetap tercapai hasil melebihi target yang dianggarkan untuk pusat pendapatan.

3. Dalam melakukan perencanaan target penjualan, manajer perusahaan perlu mengevaluasi kinerja perusahaan yang dicapai pada periode sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA Haruman, Tendi. 2103. Penyusunan Anggaran Perusahaan. Cetakan Keempat. Yogyakarta.

Mulyadi. 2016. Akuntansi Manajerial : Konsep Manfaat dan Rekayasa. Edisi Empat. Salemba Empat. Jakarta.

Noor, Juliansyah. 2015. Metodologi Penelitian. Prenadamedia Group. Jakarta. Rachmina, Dwi. 2017. Akuntansi Manajemen. Cetakan Keempat. Polimedia Publishing. Jakarta.

Rivai, Veithzal. 2009. Manajemen Sumber daya Manusia Untuk Perusahaan. RajaGrafindoPersada. Jakarta. Salman, Kautsar Riza. 2016. Akuntansi Manajemen : Alat Pengukuran dan Pengambilan Keputusan Manajerial. Indeks. Jakarta.

Siregar, Baldric. 2013. Akuntansi Biaya. Salemba Empat. Jakarta. Siregar, Baldric. 2013. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat. Jakarta.

Sjahrial D, and Hotman. 2012. Akuntansi Manajemen. Mitra Wacana Media. Jakarta.

Sofyandi, Herman. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Kedua. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Subekhi, Akhmad, and Mohammad Jauhar. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia : (MSDM). Prestasi Pusta Karya. Jakarta.

Sugiri, Slamet. 2015. Akuntansi Manajemen. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen. Yogyakarta.

Sumarsan, Thomas. 2017. Sistem Pengendalian Manajemen : Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja. Cetakan Kedua : Indeks. Jakarta.

Utari, Ari, Parsono. 2016. Akuntansi Manajemen :pendekatanpraktis. Mitra Wacana Media. Jakarta.

Wibowo, 2016. Manajemen Kinerja. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Pedoman Penulisan Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia. 2010.