kardiovaskular

Download KARDIOVASKULAR

If you can't read please download the document

Upload: 081907475889

Post on 26-Sep-2015

42 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

KARDIOVASKULAR

TRANSCRIPT

BAB I

1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN

SISTEM PERNAPASAN PADA KASUS INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

Konsep Dasar ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)

Pengertian

ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah orang mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti: sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru (Rasmaliah, 2009).

ISPA adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak-anak, baik dinegara berkembang maupun dinegara maju dan sudah mampu dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa (Benih, 2008).

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang datang secara mendadak serta menimbulkan kegawatan atau kematian. ISPA akan semakin berbahaya jika diderita oleh anak-anak. Selama bertahun-tahun ISPA merupakan masalah kesehatan anak dan penyumbang terbesar penyebab kematian balita (Said, 2006).

Etiologi

Infeksi saluran pernafasan adalah suatu penyakit yang mempunyai angka kejadian yang cukup tinggi. Penyebab dari penyakit ini adalah:

Infeksi agen/ kuman. Disamping itu terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu:Usia dari bayi/neonatusUkuran dari saluran pernafasanDaya tahan tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta keadaan cuaca (Mubaraq, 2009).

Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab dari terjadinya infeksi saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang merupakan penyebab utama yakni golongan A B-hemolityc streptococcus, staphylococcus, heamophylus influenzea, clamyadia trachomatis, mycoplasam dan pneumokokus. Pada anak yang mendapatkan air susu ibu angka kejadian pada usia dibawah 3 bulan rendah karena mendapatkan imunitas dari air susu ibu (Mubarak, 2009).

Penyebab ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia, bakteri penyebab ISPA antara lain adalah genus streptococcus, stafiIococus. pneumococus, hemofillus, burdetella dan korinebaktorium. Virus penvebab ISPA antara lain adalah golongan miksovirus, adenovirus, korionacirus, pikornavirus, mikoplasma, horpesivirus dan lain-lain (Depkes RI, 2008).

Patofisiologi

Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus dengan tubuh. Masuknya virus sebagai antigen ke saluran pernafasan menyebabkan silia yang terdapat pada permukaan saluran nafas bergerak ke atas mendorong virus ke arah faring atau dengan suatu tangkapan refleks spasmus oleh laring. Jika refleks tersebut gagal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernafasan (Price, 2006).

Infiltran peradangan dan oedema, mukosa, kongesti vaskuler, bertambahnya sekresi mukosa dan perubahan struktur dan fungsi siliare (Price, 2006).

Berbagai mikroorganisme (terutama virus) terutama mampu menyebabkan penyakit saluran pernafasan atas organisme yang sama dapat menyebabkan infeksi yang tidak tampak atau gejala - gejala klinis dengan berbagai keparahan dan meluas sesuai dengan faktor hospos seperti jamur, jenis kelamin, sebelumnya telah ada kontak dengan agen. alergi dan status nutrisi. Misalnya, pada berbagai anggota dari keluarga yang sama, sanitasi virus secara simultan dapat menyebabkan cold khas pada orang tua, bronchialitis pada bayi, coup pada anak yang sedikit lebih tua, fangiritis pada yang lain (Price, 2006).

Anak - anak yang dimasukkan keperawatan anak terpajang pathogen dengan kisaran yang lebar pada umur yang lebih dini (Price, 2006). Ukuran dari lebar penampang dari saluran pernapasan turut berpengaruh didalam derajat keparahan penyakit. Karena dengan lobang yang semakin sempit maka dengan adanya edematosa maka akan tertutup secara keseluruhan dari jalan nafas. Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya infeksi antara lain malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan yang terjadi secara langsung mempengaruhi saluran pernafasan yaitu alergi, asthma serta kongesti paru. Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan musim, tetapi juga biasa terjadi pada musim dingin (Mubarak, 2009).

WOC (Web Of Caution)

Mikroorganisme

Inhalasi Aerosol

Aspirasi Sekret Terkontaminasi

Penyebaran Hematogen

Pertahanan tubuh lemah

Pneumonia tuberculosis

Pneumonia Virus (pneumonia)

Pneumonia Bakteri

Granuloma berbecak, pembentukan kavitas

Peradangan interstitial yang disertai penimbunan infiltrate dalam dinding alveolar

Eksudat, intraalveolar supuratif disertai konsolidasi

Eksudat dan konsolidasi

nyeri pleuritik

Batuk dan sputum berwarna seperti karat

Demam

Gangguan pertukaran gas

Hipertermi

Tidak efektifnya bersihan jalan napas

MRS

Hospitalisasi

Masalah keluarga

Kurang informasi

Lingkungan baru

Perpisahan

Tindakan intensif

Situasi krisis

Cemas

Kurang pengetahuan

Cemas

CemasGangguan fungsi bermain

Nyeri injuri

Perubaha proses keluarga b/d penyakit dan hospitalisasi anak

Gambar 2.1.WOC ISPA (Modifikasi antara Muttaqin Arif, 2008, Price, 2006 dan Ngastiyah, 2009)

Tanda dan Gejala Yang Muncul

Demam, pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam muncul jika anak sudah mencapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun. Seringkali demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa mencapai 39,5C-40,5C.

Meningismus, adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens, biasanya terjadi selama periodik bayi mengalami panas, gejalanya adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri pada punggung serta kuduk, terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.

Anoresxia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan menjadi susah minum dan bahkan tidak mau minum.

Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi tersebut mengalami sakit. Diare, (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran pernafasan akibat infeksi virus.

Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya lymhadenitis mesenteric. Sumbatan pada jalan/nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih mudah tersumbat oleh karena banyaknya sekret. Batuk, merupakan tanda umum dari terjadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan. Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackles, dan tidak terdapatnya suara pernafasan (Mubarak, 2009).

Terapi dan Penatalaksanaan

Tujuan utama dilakukan terapi adalah menghilangkan adanya obstruksi dan adanya kongesti hidung, pergunakanlah selang dalam melakukan penghisapan lendir baik melalui hidung maupun melalui mulut. Terapi pilihan adalah dekongestan dengan pseudoefedrin hidroklorida tetes pada lobang hidung, serta obat yang lain seperti analgesik serta antipiretik. Antibiotik tidak dianjurkan kecuali ada komplikasi purulenta pada secret (Mubarak, 2009).

Penatalaksanaan pada bayi dengan pilek sebaiknya dirawat pada posisi telungkup, dengan demikian sekret dapat mengalir dengan lancer sehingga drainase sekret akan lebih mudah keluar (Mubarak, 2009).

Diagnosis Banding

Penyakit infeksi saluran pernafasan ini mempunyai beberapa diagnosis banding yaitu difteri, mononucleosis infeksiosa dan agranulositosis yang semua penyakit diatas memiliki manifestasi klinis nyeri tenggorokan dan terbentuknya membran. Mereka masing-masing dibedakan melalui biakan kultur melalui swab, hitungan darah dan test paul-bunnell. Pada infeksi yang disebabkan oleh streptokokus manifestasi lain yang muncul adalah nyeri abdomen akut yang sering disertai dengan muntah (Mubarak, 2009).

Klasifikasi ISPA

Dalam penentuan klasifikasi, penyakit dibedakan atas dua kelompok, yakni kelompok untuk umur 2 bulan hingga kurang dari 5 tahun dan kelompok umur kurang dari dua bulan.

Untuk kelompok umur 2 bulan -