kata kerja mengatakan dalam tuturan bahasa …

14
KATA KERJA MENGATAKAN DALAM TUTURAN BAHASA BANJAR Verb of Saying In Banjar Language Rissari Yayuk Balai Bahasa Kalimantan Selatan Jalan A.Yani, Km 32,2, Loktabat, Banjarbaru, Kalsel. Telepon 089691827674, pos-el: [email protected] Diajukan: 4 Februari 2019, direvisi: 4 Mei 2019 Abstract Verbs say have predicate functions in sentences. The word said can be used in a variety of functions and types of speech. The problem of this research is the meaning of the word saying has an effect on me- and the strategy of using the verb to say in the Banjar language utterance. The purpose of this study is to describe the use of the meaning of the word said to give effect to the strategy and the use of the verb to say in the Banjar language. This research uses structural theory, semantics, and pragmatics. The method used is qualitative by describing each element. The technique used in data collection is the technique of recording and documentation. Data presentation techniques use ordinary words. The result of the research is the meaning of the affix meN- in the verb said in the Banjar language utterance includes the verb governing, providing information, agreement, and hope. Banjar language speech strategies that use verbs say include paying attention to the needs of the speech partners, engaging the speech partners, avoiding mismatches, and fostering an optimistic attitude. Keywords: verb, say, utterance Abstrak Abstrak Kata kerja mengatakan memiliki fungsi predikat dalam kalimat. Kata mengatakan dapat digunakan dalam ragam fungsi dan jenis tuturan. Masalah penelitian ini adalah makna kata mengatakan berimbuhan meN- dan strategi menggunakan kata kerja mengatakan dalam tuturan bahasa Banjar. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan makna kata mengatakan berimbuhan meN- dan strategi menggunakan kata kerja mengatakan dalam tuturan bahasa Banjar. Penelitian ini menggunakan teori struktural, semantik, dan pragmatik. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan mendeskripsikan setiap unsurnya. Teknik yang digunakan dalam pengambilan data adalah teknik rekam dan dokumentasi. Teknik penyajian data menggunakan kata-kata biasa. Hasil penelitian yaitu makna imbuhan meN- dalam kata kerja mengatakan dalam tuturan bahasa Banjar meliputi kata kerja memerintah, memberikan informasi, perjanjian, dan harapan. Strategi tuturan bahasa Banjar yang menggunakan kata kerja mengatakan meliputi memperhatikan kebutuhan mitra tutur, melibatkan mitra tutur, menghindari ketidakcocokan, dan menumbuhkan sikap optimis. Kata kunci: kata kerja, mengatakan, tuturan

Upload: others

Post on 26-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA KERJA MENGATAKAN DALAM TUTURAN BAHASA …

KATA KERJA MENGATAKAN DALAM TUTURAN BAHASA BANJAR

Verb of Saying In Banjar Language

Rissari Yayuk

Balai Bahasa Kalimantan Selatan Jalan A.Yani, Km 32,2, Loktabat, Banjarbaru, Kalsel.

Telepon 089691827674, pos-el: [email protected] Diajukan: 4 Februari 2019, direvisi: 4 Mei 2019

Abstract

Verbs say have predicate functions in sentences. The word said can be used in a variety of functions and types of speech. The problem of this research is the meaning of the word saying has an effect on me- and the strategy of using the verb to say in the Banjar language utterance. The purpose of this study is to describe the use of the meaning of the word said to give effect to the strategy and the use of the verb to say in the Banjar language. This research uses structural theory, semantics, and pragmatics. The method used is qualitative by describing each element. The technique used in data collection is the technique of recording and documentation. Data presentation techniques use ordinary words. The result of the research is the meaning of the affix meN- in the verb said in the Banjar language utterance includes the verb governing, providing information, agreement, and hope. Banjar language speech strategies that use verbs say include paying attention to the needs of the speech partners, engaging the speech partners, avoiding mismatches, and fostering an optimistic attitude. Keywords: verb, say, utterance

Abstrak Abstrak

Kata kerja mengatakan memiliki fungsi predikat dalam kalimat. Kata mengatakan dapat digunakan dalam ragam fungsi dan jenis tuturan. Masalah penelitian ini adalah makna kata mengatakan berimbuhan meN- dan strategi menggunakan kata kerja mengatakan dalam tuturan bahasa Banjar. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan makna kata mengatakan berimbuhan meN- dan strategi menggunakan kata kerja mengatakan dalam tuturan bahasa Banjar. Penelitian ini menggunakan teori struktural, semantik, dan pragmatik. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan mendeskripsikan setiap unsurnya. Teknik yang digunakan dalam pengambilan data adalah teknik rekam dan dokumentasi. Teknik penyajian data menggunakan kata-kata biasa. Hasil penelitian yaitu makna imbuhan meN- dalam kata kerja mengatakan dalam tuturan bahasa Banjar meliputi kata kerja memerintah, memberikan informasi, perjanjian, dan harapan. Strategi tuturan bahasa Banjar yang menggunakan kata kerja mengatakan meliputi memperhatikan kebutuhan mitra tutur, melibatkan mitra tutur, menghindari ketidakcocokan, dan menumbuhkan sikap optimis. Kata kunci: kata kerja, mengatakan, tuturan

Page 2: KATA KERJA MENGATAKAN DALAM TUTURAN BAHASA …

Kelasa, Vol.14,No.1, Juni 2019: 113—126

114

1. Pendahuluan Bahasa digunakan sebagai sarana komunikasi. Melalui bahasa ini setiap penutur mengungkapkan ragam tujuan pembicaraan. Untuk mencapai tujuan pembicaraan membutuhkan strategi tuturan dan pilihan kata yang baik. Penggunaan strategi dan pilihan kata yang digunakan ini sangat mempengaruhi makna sebuah tuturan. (Ali, 2018:1) menyatakan bahwa bahasa memegang peran penting dalam kehidupan kita. Orang menggunakan bahasa untuk mengekspresikan ide, keinginan, dan perasaan mereka melalui proses komunikasi dengan orang lain. Bahasa memiliki banyak kaitan dengan berbagai aspek kehidupan manusia yang dapat dipelajari dari aspek-aspek tertentu. Kata yang digunakan dalam sebuah bahasa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah penyampaian makna. Terdapat ragam kata dengan ragam kelas kata yang digunakan saat berbicara. Ragam kata dengan ragam kelas kata tersebut digunakan sesuai dengan fungsi kata tersebut dalam sebuah kalimat dan tuturan. Kata yang berfungsi sebagai predikat dalam kalimat misalnya, tentu pada umumnya kata yang dipilih adalah yang berhubungan dengan kata kerja. Kata kerja ini terdiri atas kata dasar dan bentukan. Khusus kata bentukan adalah kata kerja yang mendapat imbuhan.. Kata kerja ini merupakan leksikon yang mendukung sebuah fungsi tuturan. Fungsi tuturan antara lain untuk menyatakan adanya aktivitas yang sedang, akan, dan sudah dilakukan subjek kepada objek. Pernyataan-pernyataan yang

diujarkan melalui ragam tindak tutur untuk mengatakan sesuatu dari penutur kepada mitra tutur dalam teori semantik disebut kata kerja , dan secara pragmatik disebut verba mengatakan. Kata kerja adalah kata yang menyatakan perbuatan (Muktiadi, 2014:43). Chaer (2009:154-160) menyatakan kata kerja adalah verba yang secara semantik menyatakan perbuata, tindakan, proses, keadaan, dan aksi.Baryadi (2012: 8-9) menyatakan dari sudut pandang pragmatik kata kerja yang digunakan untuk mengungkapkan berbagai tindak tutur disebut verba atau kata kerja mengatakan. Kata kerja mengatakan ini antara lain memiliki makna berimbuhan meN-. Contoh kata kerja yang bermakna memerintah, bisa saja tidak menggunakan imbuhan meN tetapi memiliki makna meN-. Kata kerja mengatakan berimbuhan meN- ini dalam sebuah tuturan dapat ditemukan dalam ragam strategi kesantunan berbahasa. Pemilihan ragam kesantunan ini memiliki tujuan agar terjalin hubungan yang baik antar anggota tutur dan agar komunikasi menjadi lancar. Oleh karena itu penting sekali peran antaranggota tutur saat komunikasi agar tercapai apa yang diiinginkan. Baryadi (2012:12) menyatakan sebuah tuturan merupakan tindakan sosial dan verba. Tindakan sosial karena berhubungan dengan perbuatan penutur memposisikan diri sebagai anggota masyarakat yang baik dengan mitra tutur. Tindak verbal karena tuturan adalah masalah penggunaan bahasa dalam berkomunikasi.

Page 3: KATA KERJA MENGATAKAN DALAM TUTURAN BAHASA …

Kata Kerja…(Rissari Y.)

115

Sebagai sebuah tindak sosial dan verbal, sebuah tuturan memang harus memperhatikan kesantunan berbahasa. Chaer dan Agustina (2010:5) menyatakan pada umumnya penutur memilih strategi khusus dalam penyusunan kontribusi komunikatif.Penutur memilih alat linguistic yang tepat dalam mencapai strategi pilihan. Alat linguistik yang berbeda berkaitan dengan pemilihan strategi tertentu.Misalnya untuk sebuah permohonan, perintah langsung dianggap sebagai strategi yang tidak sopan. Perintah yang tidak langsung dianggap strategi berbahasa yang sopan atau santun.

Menurut Brown dan Levinson (1987) (dalam Rahardi, 2005:67) kesantunan berbahasa memang sangatlah penting diperhatikan dalam kehidupan sosial untukmenghindari konflik yang mungkin terjadi dalam setiap interaksi komunikasi. Namun, kesantunan dalam bertutur diterapkan secara berbeda pada setiap kebudayaan karenasetiap teks tidak bisa terlepas dari konteksnya. Chaer dan Agustina (2010:172) yang menyatakan bahwa etika berbahasa erat kaitannya dengan pemilihan kode bahasa, norma-norma sosial, dan sistem budaya yang berlaku dalam suatu masyarakat. Etika berbahasa antara lain akan “mengatur “ (1) apa yang harus kita katakan pada waktu dan keadaan tertentu kepada seorang partisipan tertentu berkenaan dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu; (2) ragam bahasa apa yang paling wajar kita gunakan dalam situasi sosiolinguistik dan budaya tertentu;

(3) kapan dan bagaimana kita menggunakan giliran berbicara kita, dan menyela pembicaraan orang lain; (4) kapan kita harus diam; (5) bagaimana kualitas suara dan sikap fisik Penggunaan kata kerja mengatakan ini mengandung strategi kesantunan berbahasa. Akan tetapi penelitian tentang hal ini masih jarang dilakukan Peneliitian ini berjudul kata kerja mengatakan dalam tuturan bahasa banjar. masalah yang dikaji adalah penggunaan kata kerja mengatakan bermakna imbuhan meN- dalam tuturan bahasa Banjar dan strategi tuturan bahasa banjar yang menggunakan kata kerja mengatakan. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan penggunaan kata kerja mengatakan bermakna imbuhan meN dalam tuturan bahasa Banjar dan strategi tuturan bahasa banjar yang menggunakan kata kerja mengatakan. Penelitian ini menggunakan teori struktural, semantik, dan pragmatik. Kajian ini bisa menambah wawasan para peneliti Indonesia dan pemerhati bahasa daerah. Di samping itu, hasil kajian ini bisa menjadi salah satu referensi bagi pemangku kebijakan yang menangani masalah pembinaan dan pengembangan, serta pelindungan bahasa daerah untuk mengambil keputusan selanjutnya tentang bahasa daerah umumnya dan bahasa Banjar khususnya. Secara umum, penelitian tentang bahasa Banjar dengan objek dan masalah yang berbeda pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Suryatin (2016) mengkaji tentang “Analisis Tindak Tutur pada Baliho

Page 4: KATA KERJA MENGATAKAN DALAM TUTURAN BAHASA …

Kelasa, Vol.14,No.1, Juni 2019: 113—126

116

Kampanye Calon Legislative Pemilu Tahun 2009 Di Kalimantan Selatan”. Suryatin membahas tindak tutur ilokusi dan perlokusinya. Jahdiah (2015) meneliti tentang “Implikatur Percakapan Transaksi Jual Beli di Pasar Ayam Martapura. “Jahdiah membahas maksud tuturan yang terdapat dalam percakapan antar penutur di Pasar Ayam Martapura. Jahdiah (2015) Pelanggaran Prinsip Kesantunan Tindak Tutur Mengkritik dalam Bahasa Banjar. Kata Kerja

Kata kerja adalah kata-kata yang dapat diikuti oleh frase dengan..., baik yang menyatakan alat, yang menyatakan keadaan, maupun yang menyatakan penyerta.(chaer, 2011:101). Tadjuddin (2013:58) menyatakan bahwa kata kerja dalam bahasa umum disebut verba. Kata ini merujuk kepada pekerjaan, perbuatan, kejadian, keadaan, dan perasaan. Chaer (1989:13) menyatakan bahwa yang dimaksud kata kerja secara semantik adalah kata-kata yang menyatakan tindakan atau perbuatan, pengalaman batin atau emosi, proses terjadinya keadaan, atau berbalasan antara dua pihak ;secara morfologis adalah kata-kata yang antara lain, berimbuhan me-, ber-, -kan, -i. Kata kerja ini terdiri atas kata kerja dasar dan bentukan.Kata kerja dasar adalah kata kerja yang tidak mendapat imbuhan apapun. kata kerja bentukan adalah kata kerja sebagai hasil proses pengimbuhan atau hasil proses pengulangan. Selanjutnya, secara sintaksis adalah kata-kata yang dapat diawali kata ingkar tidak dan

tidak dapat diawali kata tingkatan paling.

Kata kerja (verba) ialah kata yang menyatakan perbuatan atau laku. (Nakhrawie, 2008,:6). Verba atau kata kerja ini terdiri atas beberapa jenis, seperti verba aktivitas, verba proses, verba sensasi tubuh, verba peristiwa transisional, dan verba momentan. (Djajasudarma, 2013, hlm. 72). Dari sekian jenis verba , masing-masing memiliki ciri, kekhasan dan ragam bentuk kata masing-masing. Kata Kerja Mengatakan

Baryadi (2012:9) menyatakan kata kerja mengatakan adalah kata kerja berawalan meN- dan ber- yang digunakan dalam mengungkapkan berbagai jenis dan fungsi tuturan.

Kridalaksana (2008:255) menyebutkan kata kerja adalah kelas kata yang biasanya sebagai predikat. Kata verba secara semantic mewakili perbuatan, keadaan, atau proses. Dalam bahasa Indonesia kata kerja dapat ditandai dengan kata tidak, sangat, lebih, dan lain-lain. Tadjuddin (2013:145-146) menyatakan bahwa secara semantik kata kerja memiliki makna proses, menghasilkan, dan menjadi. Fajriah (2014:20) menyatakan bahwa imbuhan meN- menyatakan suatu kegiatan atau pekerja yang bersifat aktif.

Dengan demikian, kata kerja mengatakan yang berawalan meN- ini yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah berhubungan dengan kata-kata yang secara semantik memiliki makna meN dan ber. Cembes (2018:2) menyatakan bahwa meN- merupakan bagian dari sufiks dalam bahasa Indonesia. Ramza, dkk. (2913:2) menyatakan

Page 5: KATA KERJA MENGATAKAN DALAM TUTURAN BAHASA …

Kata Kerja…(Rissari Y.)

117

bahwa Imbuhan (afiks) adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok kata [1]. Melainkan mengubah leksem menjadi kata kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi kata yang mempunyai arti lebih lengkap, seperti mempunyai subjek, predikat dan objek. Sedangkan prosesnya sendiri di sebut afiksasi (affixation).

Kata-kata tersebut digunakan dalam perkataan penutur maupun mitra tutur dengan ragam jenis dan fungsi tuturan. Kat-kata yang digunakan tidak harus menggunakan imbuhan meN- dan ber-, tetapi memiliki makna yang sama dengan imbuhan meN dan ber. Chaer (2009:160-170) menyatakan bahwa kata kerja yang memiliki makna meN dan ber ini berhubungan dengan tindakan perbuatan dan aksi. Tuturan

Chaer dan Agustin (2010:27), menyatakan bahwa ‘Tindak tutur adalah tuturan dari seseorang yang bersifat psikologis dan yang dilihat dari makna tindakan dalam tuturannya itu’. Maksudnya, tindak tutur merupakan ujaran yang berupa pikiran atau gagasan dari seseorang yang dapat dilihat dari makna tindakan atas tuturannya tersebut . Wijana (2015:92-100) menyatakan bahwa berbagai macam tindakan yang dapat dilakukan oleh penutur dalam menggunakan bahasanya disebut tindak tutur. Menurut para ahli berdasarkan kajian semantic dan pragmatik, sekurang-kurangnya ada 7 jenis tindak tutur seperti, asertif,

perpormatif, verdiktif, ekspresif, direktif, komisif, dan fatis. Tindak tutur asertif adalah tindak tutur yang digunakan untuk mengungkapkan fakta atau pengetahuan. Tindak tutur performatif adalah tindak tuutr yang pelaksanaannya membuat sesuatu yang dinyatakan dalam tuturan terwujud.Tindak tutur verdikatif adalah tindak tutur yang digunakan penutur untuk memberi penilaian atau penghakiman terhadap apa yang dilakukan oleh lawan bicaranya. Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang telah dilakukan oleh penutur. Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang diungkapkan oleh penutur agar lawan tutur melakukan sesuatu.Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melakukan tindakan seperti apa yang dijanjikan.Tindak tutur fatis adalah tindak tutur yang digunakan penutur untuk mengadakan kontak dengan orang lain.Tindak tutur fatis ini berkaitan dengan sapaan, komentar dan ucapan perpisahan Fungsi Tuturan Chaer (2010:79-85) menyatakan bahwa fungsi utama tuturan terdiri atas dua sudut pandang. Pertama kalau dilihat dari pihak penutur adalah fungsi memerintah, menyatakan, menanyakan, menyuruh, melarang, meminta maaf, mengkritik.Dilihat dari lawan tutur adalah fungsi komentar, fungsi menjawab, fungsi menyetujui, fungsi menolak, fungsi menerima, dan fungsi menolak atau menerima kritik.

Page 6: KATA KERJA MENGATAKAN DALAM TUTURAN BAHASA …

Kelasa, Vol.14,No.1, Juni 2019: 113—126

118

Strategi Kesantunan Berbahasa

Berkaitan dengan strategi kesantunan berbahasa ini Levinson dalam (Rohmadi, 2009: 135-136) ada beberapa tindakan dalam upaya menerapkan startegi kesantunan berbahasa baik positif maupun negatif.

Khusus untuk strategi kesantunan positif meliputi 1. Memperhatikan apa yang

dibutuhkan lawan tutur. Contohnya, seseorang menawarkan batuan kepada mitra tutur.

2. Menggunakan penanda solidaritas. Contohnya penutur menggunakan kata sapaan kepada mitra tutur.

3. Menumbuhkan sikap optimis. Contoh memberi pernyatakaan keyakinan.

4. Melibatkan mitra tutur ke dalam aktivitas penutur. Contoh penutur meminta pendapat tentang sesuatu kepada mitra tutur.

5. Menghindari sedemikian rupa ketidakcocokan. Penutur berupaya menolak santun permintaan mitra tutur.

6. melucu. Contoh penutur membuat humor dalam komunikasi dengan mitra tutur.

2. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk dalam metode deskriptif . Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data, mendeskripsikannya berdasarkan hasil lapangan, menganalisis dan kemudian menyajikannya dengan kata-kata biasa. Metode pengumpulan data observasi dan dokumentasi. Teknik

yang digunakan adalah rekam dan catat. Peneliti merekam tuturan yang terjadi di lapangan. Selanjutnya mencatat hasil rekaman tersebut. Sugiono (2011:8) mengatakan bahwa metode kualitatif merupakan metode yang hasil penelitiannya berkenaan dengan interpretatif data. Data diambil pada bulan Januari 2017 sampai dengan bulan Maret 2017. Lokasi pengumpulan data di Kampung Banua Anyar, Banjarmasin. 3. Hasil dan Pembahasan Kata Kerja Mengatakan dalam Tuturan Bahasa Banjar Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kata kerja mengatakan ini terdiri atas kata kerja yang berimbuhan meN- dan ber-. Paparan mengenai penggunaan kata kerja mengatakan dalam bahasa Banjar yang dimaksud adalah sebagai berikut. Kata Kerja Mengatakan bermakna Imbuhan meN- dalam Tuturan Bahasa Banjar Kata kerja mengatakan berfungsi memerintah Data 1 Penutur: Baju ikam samalam kuputikiakan, tuh masih ada di dalam rumah, ambil! ‘Kemarin baju kamu yang ada di jemuran masih ada di dalam rumahku’ Mitra tutur: Uh iya, makasih. Kaina aku ambil pas kita datang bagawi.

Page 7: KATA KERJA MENGATAKAN DALAM TUTURAN BAHASA …

Kata Kerja…(Rissari Y.)

119

‘Oh iya, terima kasih. Nanti aku ambil setelah kita pulang kerja’ Data [1] menggunakan kata kerja mengatakan untuk memerintah. Kata yang dimaksud adalah ambil yang dinyatakan penutur Baju ikam samalam kuputikiakan, tuh masih ada di dalam rumah “Baju kamu kemarin kuangkatkan, itu masih ada di dalam rumah. Kata ambil merupakan kata kerja. Kata ini memiliki makna aktivitas melakukan pekerjaan yang memiliki makna meN-. Hapip (2008:3) menyatakan bahwa ambil ;mengambil. Djajasudarma (2013, hlm. 72) menyatakan bahwa verba aktivitas adalah verba yang menggambarkan adanya aktivitas atau perbuatan yang dilakukan subjek atau sesuatu yang dianggap subjek. Chaer (2009:160-170) menyatakan bahwa kata kerja yang memiliki makna meN- dan ber- ini berhubungan dengan tindakan perbuatan dan aksi. Kalimat ujar ini terjadi di depan sebuah rumah sewaan. Saat itu penutur dan mitra tutur sama-sama keluar dari rumahnya masing-masing. Mereka akan menuju kantor yang sama. Penutur yang melihat keberadaan mitra tutur lalu berkata seperti data [1]. Data [1] ini menggunakan kalimat perintah. Penutur menyatakan kepada mitra tutur bahwa dia telah mengangkat jemuran milik mitra tutur yang sekarang ada dalam rumah penutur. Penutur menyuruh langsung mitra tutur untuk mengambil jemurannya. Harapannya mitra tutur akan melakukan apa yang diperintahkan oleh penutur. Ujaran ini menggunakan kata kerja ambil ’ambil’ bermodus imperatif

digunakan dalam mengungkapkan tindak tutur direktif. Penutur memerintahkan agar mitra tutur melakukan sesuatu Hal ini sesuai dengan yang dimaksudkan Chaer (2010:27) Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang diungkapkan oleh penutur agar lawan tutur melakukan sesuatu. Penggunaan kata kerja ambil ’ambil’ dalam data [1] yang memiliki fungsi memerintah dilihat dari sudut pandang penutur. Dalam sudut pandang mitra tutur, kata perintah tersebut tidak diikuti dengan tindakan sebagaimana yang dimaksudkan penutur. Mitra tutur melakukan penolakan terhadap penutur secara tidak langsung. Mitra tutur tidak langsung mengambil jemuran miliknya melalui ujaran “uh iya, makasih. Kaina aku ambil pas kita datang bagawi. “oh iya, terimakasih. Nanti aku ambil setelah kita pulang kerja” Kata kerja mengatakan berfungsi menyatakan informasi Data 2 Penutur: Ui, pambakal kita diampihi sudah ulih pamarintah ‘Eh. Lurah kita sekarang sudah diberhentikan oleh pemerintah’ Mitra tutur: Uh iyakah, hanyar tahunah saurang. Bagusai mun kaya itu. Nyaman duit kampung kada dimakan sidin lagi ‘Oh iyakah, aku baru tahu. Bagus sekali kalau begitu. Biar uang kampung tidak dimakan dia lagi’

Data [2] menggunakan kata kerja yang memiliki makna imbuhan meN- dalam kalimat Ui, pambakal kita diampihi sudah ulih pamarintah ‘Eh. Lurah kita sekarang sudah

Page 8: KATA KERJA MENGATAKAN DALAM TUTURAN BAHASA …

Kelasa, Vol.14,No.1, Juni 2019: 113—126

120

diberhentikan oleh pemerintah’. Kata yang dimaksud adalah diampihi ‘diberhentikan’. Kata kerja ini sebagai predikat dalam kalimat tersebut. Makna kata kerja mengatakan diampihi dalam kalimat adalah diberhentikan. Subjek yaitu pemerintah telah menghentikan terhadap jabatan objek, yaitu lurah di desa penutur dan mitra tutur. Di sini kata kerja pada data [2] memiliki makna imbuhan meN- melakukan aksi atau perbuatan menghentikan sebagaimana yang disebutkan pada kata dasar dalam kata kerja tersebut. Kalimat dalam data [2] ini menggunakan kata kerja yang menyatakan informasi. Penutur memberitahukan kepada mitra tutur tentang lurah mereka yang sudah diberhentikan oleh pemerintah, atau pemerintah sudah memberhentikan lurah. Data [2] yang memiliki fungsi sebagai tuturan memberi informasi dalam tindak tutur termasuk dalam asertif. Tujuan penutur adalah sekadar memberi informasi yang dia ketahui berdasarkan fakta yang dia dengar lewat televisi lokal saat itu. Pengetahuan yang diungkapkan melalui ujaran kepada mitra tutur termasuk tindak tutur asertif. Hal ini sesuai dengan apa yang dimaksudkan Chaer (2010:27) bahwa tindak tutur asertif adalah tindak tutur yang digunakan untuk mengungkapkan fakta atau pengetahuan. Data [2] menggunakan kalimat deklaratif. Kalimat deklaratif adalah kalimat pernyataan memberitakan. Penutur menggunakan intonasi datar saat mengujarkan kalimat ini kepada mitra tutur.

Sebagai sebuah ujaran yang memiliki fungsi menyampaikan informasi, sebenarnya penutur tidak menginginkan jawaban dari mitra tutur. Dalam data [2], mitra tutur membalas dengan menggunakan tindak tutur ekspresif. Dia mengujarkan bahwa apa yang terjadi tersebut memang bagus, sebab selama ini uang desa telah dikorupsi oleh Lurah mereka tersebut. Mitra tutur melalukan ujaran Uh iyakah, hanyar tahunah saurang. Bagusai mun kaya itu. Nyaman duit kampung kada dimakan sidin lagi. ‘Oh iyakah, baru tahu aku. Bagus sekali kalau begitu. Biar uang kampung tidak dimakan dia lagi’.

Kata kerja mengatakan berfungsi menyatakan perjanjian Data [3] Penutur: Ya kainalah, kita pandirankan masalah nang samalam.Aku handak ka pasar hululah ‘Ya nanti kita bicarakan masalah yang kemarin. Aku akan ke pasar dulu ya’ Mitra Tutur: Ya, satuju. ‘ya setuju’

Data [3] menggunakan kata kerja pandirakan ‘bicarakan’. Kata ini memiliki makna imbuhan meN- dalam kalimat Ya kainalah, kita pandirankan masalah nang samalam. Aku handak ka pasar hululah. ‘Ya nanti kita bicarakan masalah yang kemarin. Aku akan ke pasar dulu ya’. Kata ini dalam bahasa Banjar memiliki arti perbuatan untuk membicarakan sesuatu. Hapip (2008:84) menyatakan pandirakan ‘bicarakan’ sama artinya dengan bicarakan.

Page 9: KATA KERJA MENGATAKAN DALAM TUTURAN BAHASA …

Kata Kerja…(Rissari Y.)

121

(Kridalaksana, 2008:35) artinya perbuatan menghasilkan bahasa untuk berkomunikasi. Tadjuddin (2011:173) menyatakan bahwa imbuhan -kan pada kata kerja dasar memiliki makna verba proses atau aktivitas.

Posisi kata kerja ini adalah sebagai predikat dalam kalimat [3]. Subjek kalimat adalah penutur dan mitra tutur itu sendiri. Sebuah kata kerja mengatakan memiliki salah satu ciri bahwa dia merupakan jawaban dari pertanyaan kepada objek. Ada apa dengan masalah kemarin? Jawabannya adalah dibicarakan.

Dengan demikian, kata kerja mengatakan yang bermakna imbuhan meN- pada pandirakan ‘bicarakan’ memiliki makna sebuah perbuatan yang berhubungan dengan proses atau aktivitas menghasilkan sebuah pembincaraan kala berkomunikasi. Kata kerja ini memiliki fungsi perjanjian. Penutur mengujarkan kalimat yang berisi maksud berjanji kepada mitra tutur. Artinya masalah yang dibicarakan sebelumnya akan dibicarakan kembali nanti setelah pulang kerja.

Ujaran berjanji yang dituturkan penutur ini termasuk dalam jenis tindak tutur komisif. Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang menyatakan sebuah janji. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Wijana (2015:92-100) tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melakukan tindakan seperti apa yang dijanjikan.

Selanjutnya sebagai sebuah ujaran komisif, tentu penutur mengharapkan setuju tidaknya mitra tutur akan apa yang dia

janjikan. Ya kainalah, kita pandirankan masalah nang samalam.Aku handak ka pasar hululah ‘Ya nanti kita bicarakan masalah yang kemarin. Aku akan ke pasar dulu ya’. Penutur berjanji akan membicarakan sesuatu kepada mitra tutur. Penutur menggunakan kalimat deklaratif untuk mengatakan ujaran perjanjiannya kepada mitra tutur. Tanggapan persetujuan telah dilakukan oleh mitra tutur. Mitra tutur menganggukan kepala melalui ujaran Ya, satuju. ’ya setuju’. Kalimat mitra tutur ini memiliki arti kalau dia menyetujui akan membicarakan masalah yang belum selesai.

Kata kerja mengatakan berfungsi menyatakan harapan Data[4] Penutur: Mudahan-mudahan salamat di jalan lah. Jangan kada ka sini lagi lah. Pukuknya aku hadangi satiap tahun. ‘Mudah-mudahan selamat di jalan ya. Jangan tidak ke sini lagi ya. Pokoknya aku tunggu setiap tahun’. Mitra tutur: Iya makasiih. Bahara salamatan ja kita barataan. Sihat badan, banyak rajaki, panjang umur. Nyaman kita batamuan pulang tahunkaina. Hadangi ha kami kaina datang pulang barumbungan. Jangan jara lah manarima kami nang sakampungan nih. ‘Iya terimakasih. Semoga kita semua selamat. Sehat badan, banyak rejeki, panjang umur. Biar kita dapat bertemu tahun depan. Tunggu saja kami nanti datang lagi satu rombongan. Jangan jera ya menerima kami yang satu kampung ini.’

Page 10: KATA KERJA MENGATAKAN DALAM TUTURAN BAHASA …

Kelasa, Vol.14,No.1, Juni 2019: 113—126

122

Data [4] menggunakan kata kerja yang memiliki makna imbuhan meN- pada kalimat Mudahan-mudahan salamat di jalan lah. Jangan kada ka sini lagi lah. Pukuknya aku hadangi satiap tahun. ‘Mudah-mudahan selamat di jalan ya. Jangan tidak ke sini lagi ya. Pokoknya aku tunggu setiap tahun’. Kata kerja ini adalah Mudah-mudahan ‘Mudah-mudahan’ merupakan kata kerja yang memiliki makna secara pragmatik artinya harapan agar doa yang disampaikan tercapai. Kata ini memiliki fungsi menyatakan harapan dalam ujaran yang berwujud kalimat deklaratif atau pernyataan. Kata mudah-mudahan dalam bahasa Banjar menurut Hapip (2008:98) menyatakan sama artinya dengan mudahan. Mudahan sebuah harapan. Mitra tutur dalam data [4] ini berharap besar agar mitra tutur dengan rombongan selamat di jalan dan bisa datang kembali tahun depan. Tuturan [4] terjadi antara dua keluarga besar yang akan berpisah. Tuturan ini terjadi di tepi jalan depan sebuah rumah keluarga Banjar. Saat itu penutur melepas kepergian mitra tutur dengan rombongan yang akan kembali ke daerah mereka masing-masing. Posisi kata kerja dalam ujaran ini adalah sebagai predikat. Kata kerja ini menjadi materi pertanyaan objek secara tidak langsung. Yang menjadi mudah-mudahan adalah objek yaitu rombongan mitra tutur. Kata kerja yang berfungsi menyatakan harapan ini digunakan dalam tindak tutur fatis. Penutur dengan menggunakan kata tersebut secara tidak langsung menyatakan

keadaan hati mitra tutur nanti. Kata kerja ini memiliki makna keadaan. Kefatisan yang terdapat dalam ujaran [4] ini digunakan sebagai sarana doa bagi penutur kepada Tuhan agar apa yang diucapkannya terkabul. Doa secara tidak langsung ini dimaksudkan agar lebih menjalin ikatan rasa kekeluargaan yang erat dari keluarga kepada keluarga. Tindak tutur fatis ini memang sering dilakukan oleh penutur bahasa Banjar pada umumnya saat akan berpisah atau bertemu dalam suatu komunikasi. Hal ini sesuai dengan Wijana (2015:92-100) bahwa Tindak tutur fatis ini berkaitan dengan sapaan, komrntar, ucapan perpisahan, dan lain-lain. Strategi Tuturan Bahasa Banjar yang Menggunakan Kata Kerja Mengatakan Berdasarkan hasil penelitian, ujaran yang menggunakan kata kerja mengatakan ini dilihat dari sudut pandang pragmatik menggunakan beberapa strategi kesantunan berbahasa. Strategi ini secara tidak langgsung dipilih oleh penutur sebagai bagian dari cara menjalin hubungan yang baik dengan mitra tutur dalam kehidupan sosial. Penjelasan mengenai hal ini dapat dilihat pada paparan berikut. Memperhatikan apa yang dibutuhkan mitra tutur Memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh mitra tutur ini berhubungan dengan kemampuan penutur dalam memahami kebutuhan mitra tutur. Kata kerja yang memiliki makna berimbuhan meN ini terdapat pada data [1]. Baju ikam samalam kuputikiakan, tuh

Page 11: KATA KERJA MENGATAKAN DALAM TUTURAN BAHASA …

Kata Kerja…(Rissari Y.)

123

masih ada di dalam rumah, ambil! ‘Baju kamu kemarin kuangkatkan, itu masih ada di dalam rumah, ambil’! Data [1] ini bertujuan memerintahkan mitra tutur agar mengambil jemuran yang sudah diangkatnya atau diputikinya tersebut. Penutur mengujarkan data [1] yang memiliki kata kerja perintah ambil”ambil.ini menyatakan bahwa penutur telah melakukan aktivitas kerja seperti kata dasar terhadap jemuran mitra tutur. Jemuran tersebut diharapkan oleh penutur untuk diambil oleh mitra tutur.Meskipun kemudian, mitra tutur menolak secara halus perintah langsung. Perintah yang dilakukan oleh penutur ini sebagai wujud strategi kesantunan berbahasa memperhatikan kebutuhan mitra tutur. Kata perintah langsung tersebut diintonasikan dengan halus kepada mitra tutur. Penutur menyadari kalau mitra tutur membutuhkan jemurannya yang terdiri atas pakaian sehari-harinya. Menyadari hal tersebut penutur memerintahkan mitra tutur untuk segera mengambilnya, siapa tahu mitra tutur membutuhkannya saat itu. Penjelasan ini sesuai pula dengan apa yang dimaksudkan oleh (Rohmadi, 2009: 135-136) ada beberapa tindakan dalam upaya menerapkan strategi kesantunan berbahasa, salah satunya Memerhatikan apa yang dibutuhkan lawan tutur. Dalam bertutur, seorang penutur hendaknya selalu memperhatikan apa yang dibutuhkan mitra tutur. Mitra tutur akan merasa senang dan nyaman ketika kebutuhannya diperhatikan penutur.

Melibatkan mitra tutur ke dalam aktivitas penutur. Tuturan melibatkan mitra tutur ke dalam aktivitas penutur ini berhubungan dengan kemampuan penutur memahami situasi dan kondisi saat komunikasi akan terjadi. Keinginan penutur untuk melibatkan mitra tutur ini sebagai upaya untuk menjalin hubungan baik dengan mitra tutur. Hubungan sosial yang baik antar penutur bahasa ini ditandai oleh adanya saling komunikasi.

Data [2] merupakan contoh ujaran yang melibatkan mitra tutur ke dalam aktivitas penutur.Ujaran ini memuat kata kerja mengatakan dalam kalimat hui pambakal kita diampihi sudah ulih pamarintah. Kata kerja ini terdapat dalam ujaran yang melibatkan mitra tutur ke dalam aktivitas penutur.

Penutur saat itu mengujarkan data [2] ketika dia dan mitra tutur secara tidak sengaja bertemu. Untuk mencairkan suasana agar tidak kaku, maka penutur mengatakan sesuatu yang sesuai dengan fakta dan pengetahuannya kepada mitra tutur. Penutur merasa dengan melakukan ujaran tersebut, dia sudah berupaya untuk santun berbahasa. Kesantunan ini ditandai dengan penutur mengajak bicara mitra tutur. Meskipun sebenarnya penutur juga tidak mengharapkan jawaban dari mitra tutur. Yang penting bagi penutur dia sudah berupaya untuk melibatkan mitra tutur saat berkomunikasi tersebut.

Data [2] Mitra tutur melibatkan penutur saat berkomunikasi dengan cara menjawab pertanyaan penutur. Dalam data [2] ini, penutur dan

Page 12: KATA KERJA MENGATAKAN DALAM TUTURAN BAHASA …

Kelasa, Vol.14,No.1, Juni 2019: 113—126

124

mitra tutur saling menjalin komunikasi dengan baik. Peristiwa tutur yang terjadi ini menunjukkan bahwa komunikasi akan lancar jika saling melibatkan diri dalam pembicaraan. Saling melibatkan lawan bicara kala bertutur atau bertemu akan membuat mitra tutur merasa dihargai. Penjelasan ini Melibatkan mitra tutur ke dalam aktivitas penutur Dengan melibatkan mitra tutur dalam sebuah tuturan maka komunikasi akan menjadi lancar. Mitra tutur merasa dihiraukan dan dihargai sebagai lawan tutur. Hal ini sesuai dengan Levinson dalam (Rohmadi, 2009: 135-136) yang menyatakan bahwa strategi melibatkan mitra tutur dalam aktivitas bertutur merupakan sdalah satu strategi kesantunan berbahasa yang dapat kita lakukan dalam berkomunikasi sehari-hari. Menghindari sedemikian rupa ketidakcocokan. Menghindari sedemikian rupa ketidakcocokan merupakan salah satu strategi bertutur yang penting diperhatikan. Sebuah tuturan akan tidak lancar dan tidak mencapai tujuan jika adanya ketidakcocokan dalam tuturan. Data [3] merupakan contoh tuturan yang menghindari ketidakcocokan saat bertutur.

Ya kainalah, kita pandirankan masalah nang samalam.Aku handak ka pasar hululah. ‘Ya nanti kita bicarakan masalah yang kemarin. Aku akan ke pasar dulu ya’. Data [3] ini menggunakan kata kerja mengatakan yang terdapat dalam tuturan ketidakcocokan. Hal ini dapat dilihat dari makna yang

terkandung dalam ujaran. Penutur menyatakan nanti akan membicarakan masalah mereka kemarin. Mitra tutur rupanya mengajak penutur agar nanti membicarakan masalah mereka tersebut.

Penutur pun melakukan persetujuan dengan mengujarkan data [2]. Persetujuan yang dilakukan oleh penutur ini sebagai wujud menghindari ketidakcocokan. Tujuan strategi ini adalah sebuah komunikasi bisa berjalan lancar dengan baik. Kelancaran komunikasi ini dapat dilihat dari apa yang dilakukan mitra tutur saat mendengar apa yang diujarkan penutur. Mitra tutur pun melakukan jawaban persetujuan. Apa yang terjadi dalam komunikasi yang menggunakan data [3] ini sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh Levinson dalam Rohmadi (2009:135-136) bahwa Menghindari sedemikian rupa ketidakcocokan. Strategi ini merupakan salah satu upaya agar komunikasi menjadi lancar. Menumbuhkan sikap optimis Menumbuhkan sikap optimis ini berhubungan dengan keinginan menghadapi segala sesuatu. Melalui sikap ini penutur akan berupaya menyemangati mitra tutur. Apabila mitra tutur menjadi semangat maka sebuah komunikasi juga akan berjalan lancar dan dapat menacapi tujuan yang diinginkan.

Data [3] merupakan contoh tuturan yang menumbuhkan sikap optimis. Mudahan-mudahan salamat di jalan lah. Jangan kada ka sini lagi lah. Pukuknya aku hadangi satiap tahun.“Mudah-mudahan selamat di jalan ya. Jangan tidak ke sini lagi ya.

Page 13: KATA KERJA MENGATAKAN DALAM TUTURAN BAHASA …

Kata Kerja…(Rissari Y.)

125

Pokoknya aku tunggu setiap tahun”.. Kata kerja mengatakan mudah-mudahan”mudah-mudahan” merupakan harapan secara optimis bahwa doanya akan dikabulkan oleh Tuhan . Penutur memberi doa semoga Tuhan akan menyelamatkan mitra tutur. Selain itu terdapat tambahan sikap optimis yaitu penutur berharap nanti mitra tutur akan kembali sebanyak satu rombongan tahun depan.

Kelancaran tuturan terlihat dalam data [4]. Sikap optimis dari penutur ini menjadi semangat yang kuat bagi mitra tutur . Mitra tutur turut terpengaruh dengan sikap optimis yang sama. Iya makasih. Bahara salamatan ja kita barataan. Sihat badan, banyak rajaki, panjang umur. Nyaman kita batamuan pulang tahun kaina. Hadangi ha kami kaina datang pulang barumbungan. Jangan jara lah manarima kami nang sakampungan nih.’Iya terimakasih. Semoga selamat kita semua. Sehat badan, banyak rejeki, panjang umur. Biar kita dapat bertemu tahun depan. Tunggu saja kami nanti datang lagi satu rombongan. Jangan jera ya menerima kami yang satu kampung ini’.

Jawaban mitra tutur dalam data [2] memiliki makna berjanji akan datang lagi tahun depan. Dia bahkan memiliki harapan yang sama dengan penutur. Mereka semua selamat, sejahtera, sehat, panjang umur. Kenyataan ini sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh Levinson dalam Rohmadi (2009:135-136) bahwa menumbuhkan sikap optimis merupakan strategi kesantunan berbahasa dengan cara menumbuhkan sikap optimis

kepada mitra tutur akan mampu menciptakan komunikasi yang santun. Mitra tutur akan merasa terdorong dan hidup semangatnya kala menghadapi masalah tertentu

4. Simpulan Penggunaan kata kerja mengatakan bermakna imbuhan meN dalam tuturan bahasa Banjar meliputi kata kerja memerintah, memberikan informasi, perjanjian, dan harapan. Kata-kata tersebut dituturkan dalam tindak tutur yang bervariasi. Tindak tutur yang dimaksud terdiri atas tindak tutur direktif, asertif, komisif, dan fatis. Strategi tuturan bahasa banjar yang menggunakan kata kerja mengatakan. Meliputi memperhatikan kebutuhan mitra tutur, melibatkan mitra tutur. Menghindari ketidakcocokan, dan menumbuhkan sikap optimis. Strategi ini digunakan oleh penutur tanpa disadari atau tidak. Tujuan penggunaan strategi ini adalah agar komunikasi menjadi lancar dan hubungan sosial penutur dengan mitra tutur dapat berjalan baik. Daftar Acuan

Ali,Novita. Kata Kerja Dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Konjo (Suatu Analisis Kontrastif). Skripsi. Manado. Universitas Sam Ratulangi Fakultas Ilmu Budaya Manado

Baryadi. I.Praptomo. 2012. Bahasa, Kekuasaan, dan Kekerasan.

Cembes, M.A. 2018. Analisis Kesalahan Penggunaan Afiks pada Artikel Opini Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Edisi Januari—April 2017. Skripsi. Yogyakarta: universitas Sanata Dharma.

Page 14: KATA KERJA MENGATAKAN DALAM TUTURAN BAHASA …

Kelasa, Vol.14,No.1, Juni 2019: 113—126

126

Chaer, A. & Agustina, L. 2010.

Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Chaer, Abdul dan Agustina, L. . 1995.

Sosiolinguistik: pengenalan awal. Jakarta: Balai Pustaka

Chaer, Abdul dkk. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta

Chaer,Abdul.2011.SosiolinguistikJakarta: Rineka Cipta

Djjasudarma, T.F. 2013. Metode Linguistik; Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: PT Eresco,

Fajriah, W.N. 2014. Proses Morfofonemik Prefiks Me-, Ber-, Ter-, dan Di- dengan Istilah Teknologi Informasi dalam Tujuh Buku Teknologi Informasi. Skripsi. Jakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (Uin) Syarif Hidayatullah.

Jahdiah.2015. “Implikatur Percakapan Transaksi Jual Beli di Pasar Ayam Martapura. Jurnal Undas 2(12):38-47. Banjarbaru: Balai Bahasa Kalimantan Selatan

Jahdiah.2015. Pelanggaran Prinsip Kesantunan Tindak Tutur Mengkritik dalam Bahasa Banjar. Jurnal Malngun: Kantor Bahasa Jambi.

Kridalaksana, H. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Muktiadi, Ridho, dan Wibowo, A.A. 2014. Analisis Leksikal untuk Mengidentifikasi Kata Kerja. Jurnal Juita (3) 1. 43-46. Jawa Tengah: University of Muhammadiyah Purwokerto.

Nakhrawie, asrifin An. 2008. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Agung Media Mulia

Rahardi, R. Kunjana. 2005. Pragmatik. Jakarta: Erlangga

Ramza, Harry., dkk. 2015. Analisis Hubungan Imbuhan Me dan Ber pada setiap Perenggan dalam Tulisan Cerita Pendek “Kembali Kasih”. Jurnal Matematika Terapan Indonesia. Vol. (1,) No. 1. 1-12. Jakarta Timur; Departemen Nakhrawie, asrifin An. 2008. Intisari

Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Agung Media Mulia

Rahardi, R. Kunjana. 2005. Pragmatik. Jakarta: Erlangga

Ramza, Harry., dkk. 2015. Analisis Hubungan Imbuhan Me dan Ber pada setiap Perenggan dalam Tulisan Cerita Pendek “Kembali Kasih”. Jurnal Matematika Terapan Indonesia. Vol. (1,) No. 1. 1-12. Jakarta Timur; Departemen Matematika dan Fisika Teknik, Kemala Indonesia.

Rohmadi, Muhammad. 2009. Pragmatik Teori dan Analisis. Jogya: Lingkar Media Jogja

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suryatin, Eka. 2016.“Analisis Tindak Tutur pda Baliho Kampanye Calon Legislatif Pemilu Tahun 2009 di Kalimantan Selatan”. Jurnal Undas (12) 1: 27-34: Banjarbaru: Balai Bahasa Kalimantan Selatan.

Tadjuddin, Mohammad. 2013. Bahasa Indonesia Bentuk dan Makna.Bandung: Alumni

Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2015. Analisis Wacana Pragmatik. Surakarta : Yumna Pustaka