keanekaragaman jenis tumbuhan

17
 261 Keanekaragaman Jenis Tumbuhan... J.T ek.Ling. 8:(3):261-276 KEANEKA RAGAMAN JENIS TUMBUHAN  DI CAGAR AL AM KA KENAUWE DAN SU AK A MARGASATWA LAMBUSANGO, PULAU BUTON SULAWESI TENGGARA Tahan Uji dan F.I. Windadri Peneliti pada Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia   Abs tract Study on richness diversity plants in Kakenauwe Nature Reserve and Lambusango Game Reserve had been conducted. One hundred and seventy species of  Spermatophyt a, 12 species of Pteridophyt a and 24 species of Bryophyta are collected from this area. One hundred and four species of Spermatophyta and 6 species of Pteridophyta are reported as potential species of plants. The largest group is timber (32 species) and other is ornamental plants (24 species), medicinal plants (17 species) and edible fruits (13 species). This study also reported that Orthorrhynchium phyllogonioid es is recorded as “new record” of Bryophyta collections in Sulawesi.  Key words : diversity, potential, plants, Kakenauwe Nature Reserve and Lambusango Game Reserve, South-East Sulawesi 1. PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Pengungkapan kekayaan keanekaraga- man jenis flora Sulawesi sampai saat ini masih relatif sedikit dan belum menyeluruh sampai pulau-pulau kecil di sekitarnya. Pada hal kawasan ini selain mempunyai keanekaragaman flora yang cukup tinggi juga banyak di antara jenis-jenisnya yang unik dan endemik (1) . Keßler telah membuat “list of species” tumbuhan berkayu dan dilaporkan terdapat sekitar 120 suku di Sulawesi. Whitmore (2)  memperkirakan dari sekitar 400 jenis pohon di Sulawesi, seperempatnya termasuk jenis endemik. Demikian pula dengan jenis-jenis tumbuhan palem, dari sekitar 168 jenis yang terdapat di pulau ini, 44 jenis (> 25 %) di antaranya merupakan jenis-jenis endemik (3) . Data kekayaan keanekaragaman jenis dan keunikan flora Sulawesi khususnya pulau-pulau kecil di sekitarnya sangat diperlukan. Di pulau-pulau kecil tersebut diduga mempunyai cukup banyak jenis flora yang unik dan endemik. Di samping itu pulau-pulau kecil di sekitar Sulawesi juga dikhawatirkan sangat riskan terhadap musnahnya keragaman jenisnya. Oleh karena itu eksplorasi flora di pulau-pulau kecil di sekitar Sulawesi sangat diperlukan. Cagar Alam Kakenauwe dan Suaka Margasatwa Lambusango di Pulau Buton merupakan bagian dari kawasan konservasi pulau-pulau kecil di sekitar Sulawesi. Kedua kawasan konservasi ini cukup menarik perhatian khususnya bagi para peneliti  I SSN 1441-318X Jakarta, September 2007 Hal. 261-276 No. 3 Vol. 8 J. T ek. Lin g.

Upload: archemist-fadillah-jr

Post on 05-Nov-2015

246 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Biologi

TRANSCRIPT

  • 261Keanekaragaman Jenis Tumbuhan... J.Tek.Ling. 8:(3):261-276

    KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI CAGAR ALAM KAKENAUWE DAN SUAKA

    MARGASATWA LAMBUSANGO, PULAU BUTONSULAWESI TENGGARA

    Tahan Uji dan F.I. WindadriPeneliti pada Pusat Penelitian BiologiLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

    Abstract

    Study on richness diversity plants in Kakenauwe Nature Reserve and LambusangoGame Reserve had been conducted. One hundred and seventy species ofSpermatophyta, 12 species of Pteridophyta and 24 species of Bryophyta are collectedfrom this area. One hundred and four species of Spermatophyta and 6 species ofPteridophyta are reported as potential species of plants. The largest group is timber (32species) and other is ornamental plants (24 species), medicinal plants (17 species)and edible fruits (13 species). This study also reported that Orthorrhynchiumphyllogonioides is recorded as new record of Bryophyta collections in Sulawesi.

    Key words: diversity, potential, plants, Kakenauwe Nature Reserve andLambusango Game Reserve, South-East Sulawesi

    1. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

    Pengungkapan kekayaan keanekaraga-man jenis flora Sulawesi sampai saat inimasih relatif sedikit dan belum menyeluruhsampai pulau-pulau kecil di sekitarnya. Padahal kawasan ini selain mempunyaikeanekaragaman flora yang cukup tinggi jugabanyak di antara jenis-jenisnya yang unikdan endemik(1). Keler telah membuat listof species tumbuhan berkayu dandilaporkan terdapat sekitar 120 suku diSulawesi. Whitmore(2) memperkirakan darisekitar 400 jenis pohon di Sulawesi,seperempatnya termasuk jenis endemik.Demikian pula dengan jenis-jenis tumbuhanpalem, dari sekitar 168 jenis yang terdapatdi pulau ini, 44 jenis (> 25 %) di antaranyamerupakan jenis-jenis endemik (3).

    Data kekayaan keanekaragaman jenisdan keunikan flora Sulawesi khususnyapulau-pulau kecil di sekitarnya sangatdiperlukan. Di pulau-pulau kecil tersebutdiduga mempunyai cukup banyak jenis florayang unik dan endemik. Di samping itupulau-pulau kecil di sekitar Sulawesi jugadikhawatirkan sangat riskan terhadapmusnahnya keragaman jenisnya. Olehkarena itu eksplorasi flora di pulau-pulaukecil di sekitar Sulawesi sangat diperlukan.Cagar Alam Kakenauwe dan SuakaMargasatwa Lambusango di Pulau Butonmerupakan bagian dari kawasan konservasipulau-pulau kecil di sekitar Sulawesi. Keduakawasan konservasi ini cukup menarikperhatian khususnya bagi para peneliti

    ISSN 1441-318XJakarta, September 2007Hal. 261-276No. 3Vol. 8J. Tek. Ling.

  • 262 Uji T., Windari F.I., dkk. 2007

    maupun wisatawan asing. Ketertarikantersebut antara lain disebabkan karena keduakawasan konservasi ini mempunyaibeberapa jenis biota yang unik. Keunikanbiota tersebut disebabkan karena keduakawasan konservasi merupakan daerah in-termediate bertemunya flora dan fauna darikawasan barat dan timur Sulawesi(4).

    Kawasan Suaka MargasatwaLambusango berdasarkan SK MenteriPertanian tahun 1982 dilaporkan luasnyamencapai 28.510 hektar, namun berdasarkaninformasi terakhir yang tertulis pada papannama luasnya hanya 27. 700 hektar.Meskipun demikian Suaka Margasatwa inimerupakan salah satu kawasan suaka alamterluas nomer dua dari lima suakamargasatwa yang ada di propinsi SulawesiTenggara. Sedangkan Cagar AlamKakenauwe yang luasnya 810 hektar jugamerupakan cagar alam terluas dari tiga cagaralam lainnya di Propinsi SulawesiTenggara(5) . Cagar Alam Kakenauwe danSuaka Margasatwa Lambusango secaraadministrasi pemerintahan termasuk dalamwilayah kabupaten Buton. Kedua kawasankosnervasi ini termasuk dalam tipeekosistem hutan dataran rendah.

    Sampai saat ini ketersediaaan data daninformasi khususnya tentang kekayaankeanekaragaman jenis dan pemanfaatanflora di kedua kawasan konservasi ini masihsangat kurang. Hal ini dapat dilihat antaralain dari sedikitnya jumlah koleksi spesimenherbarium yang disimpan di HerbariumBogoriense serta terbatasnya data /informasidari pustaka yang berkaitan dengankekayaan dan potensi flora di keduakawasan konservasi ini.

    Pada tahun 2003, Uji, dkk.(6,7) telahmelakukan penelitian tentang keaneka-ragaman dan potensi flora di kawasan SuakaMargasatwa Buton Utara di P. Buton. Darihasil penelitian ini dapat dilaporkan bahwatercatat 179 jenis tumbuhan telah dikoleksi,76 jenis diantaranya berpotensi sebagaipenghasil kayu dan 41 jenis penghasil obat-obatan serta 8 jenis merupakan tumbuhanendemik(8).

    1.2. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untukmengumpulkan data dan informasikhususnya tentang kekayaankeanekaragaman dan potensi flora dikawasan Cagar alam Kakenauwe dan SuakaMargasatwa Lambusango di P. Buton. Daripenelitian ini diharapkan Selanjutnya darihasil penelitian ini diharapkan akan dapatmenambah dan melengkapi data daninformasi tentang kekayaankeanekaragaman dan potensi flora dikawasan Sulawesi khususnya di P. Buton.

    2. METODOLOGI2.1. Sampling dan Analisis Sample

    Metode eksplorasi dan koleksi floradilakukan dengan cara jelajah, yaitumenjelajahi setiap sudut suatu lokasi yangmewakili tipe-tipe ekosistem ataupunvegetasi di kawasan yang diteliti(9,10) . Semuajenis tumbuhan (Spermatophyta/ tumbuhanberbiji, Pteridophyta / paku-pakuan danBryophyta/ lumut) yang dijumpai di lapangandiambil contoh herbariumnya. Tumbuhanyang dikoleksi diberi nomor koleksi dandicatat data / informasi lapangannya. Data /informasi yang dicatat antara lain ciri-cirimorfologi tumbuhan, habitat, nama daerahdan pemanfaatannya. Informasi tentangnama daerah / lokal dan pemanfaatannyadiperoleh berdasarkan hasil wawancara daripenduduk lokal yang mengenal tumbuhantersebut. Semua koleksi spesimentumbuhan Spermatophyta dan Pterydophytadiawetkan dengan spiritus agar tidak rusak.Sedangkan spesimen Bryophyta cukupdikering anginkan agar tidak rusak.Identifikasi tumbuhan di lakukan di Her-barium Bogoriense. Identifikasi dilakukandengan mencocokan spesimen-spesimendari lapangan dengan spesimen koleksi diHerbarium Bogoriense dan buku-buku acuanyang tersedia. Untuk tumbuhanSpermatophyta dipergunakan buku FloraMalesiana seri I, volume 4 (5) dan Flora ofJava volume 1 (11). Demikian pula untukPteridophyta digunakan buku Flora

  • 263Keanekaragaman Jenis Tumbuhan... J.Tek.Ling. 8:(3):261-276

    Melesiana seri II, volume 1(11). Sedangkanuntuk tumbuhan Bryophyta digunakan bukuMosses of The Philippines(12).

    2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan di kawasankonservasi Suaka Margasatwa Lambusango(SML) dan Cagar Alam Kakenauwe (CAK)khususnya di daerah yang termasuk dalamwilayah Kecamatan Lasalimu. Lokasipenelitian terletak 40-60 Km utara kota Bau-bau dengan ketinggian tempat 15-100 m diatas permukaan laut. Ke dua lokasipenelitian ini letaknya saling berdampinganhanya dipisahkan jalan raya dari arah Bau-bau ke Maligano. Secara geografis lokasipenelitian di Cagar Alam Kakenauwe terletakpada koordinat dan garis lintang antara 510 24" LS dan 122 55 01" BT. Sedangkandi Suaka Margasatwa Lambusango padakoordinat dan garis lintang 5 12 22" LS dan122 55 41" BT. Waktu Pelaksanaanpenelitian di mulai pada tanggal 3 - 16 Juli2005.

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN3.1. Hasil Pengamatana. Keadaan Fisik dan Vegetasi

    Secara umum keadaan fisik dan vegetasidi dua lokasi penelitian (SML dan CAK) relatifsama karena lokasinya yang salingberdampingan dan hanya dipisahkan olehjalan raya. Topografinya datar sampaiberbukit dengan kelerengan lahan 5-30%.Tipe tanahnya termasuk tanah liat berpasirdan berbatu cadas. Kondisi vegetasihutannya relatif cukup bagus meskipunsecara sporadis ditemukan beberapatonggak-tonggak pepohonan bekaspenebangan liar.

    Pada dasarnya ada 3 tipe vegetasi dikedua lokasi ini, yaitu vegetasi semakbelukar, hutan sekunder dan hutan primerdataran rendah.

    b. Vegetasi Semak Selukar

    Tipe vegetasi ini terdapat pada daerahyang terbuka di pinggiran kawasan Cagar

    Alam dan Suaka Margasatwa khususnyayang berbatasan dengan jalan raya. Padatipe vegetasi ini didominasi oleh rumputalang-alang atau dana (Imperata cylindrica).Selain itu juga banyak ditumbuhi olehtumbuhan semak belukar dan herba lainnya.Jenis-jenis tersebut antara lain popoayo(Lantana camara), komba-komba(Chromolaena odorata), lagula gundih(Stachytarpeta jamaicensis), Breynia virgata,Sida rhombifolia, rore (Pipturus argenteus)dan ubi tikus (Ipoemea angulata),

    c. Vegetasi Hutan Sekunder

    Hutan sekunder pada umumnyamerupakan kawasan hutan dengan tajukpohon yang agak terbuka karena pernahmengalami gangguan secara fisik. Denganterbukanya kawasan tersebut maka banyakditumbuhi oleh jenis-jenis pohon sekunder,antara lain lapi kabu (Mallotus risinoides),tawala (Macaranga mappa), kapasono ganda(Glochidion sp.), unea (Callicarpa arborea),moniaga (Anthocephalus macrophyllus),kafofo (Kleinhovia hospita), bangkali(Nauclea orientalis) dan Neonaucleacalycina. Adapun jenis tumbuhan semakbelukar yang mendominasi kawasan iniadalah Donax cannaeformis. Sedangkantumbuhan liana yang sering dijumpai adalahondok (Dioscorea hispida).

    d. Vegetasi Hutan Primer

    Jenis-jenis pohon yang seringditemukan di kedua kawasan ini antara lainpohon kase (Pometia pinnata), dongi(Dillenia serrata), betau (Calophyllumsoulatri) dan logasi (Pangium edule). Adapuntumbuhan perdu yang sering dijumpai antaralain parigi-rigi dan pacombo (Leea spp.).Tumbuhan epifit yang sering dijumpai antaralain berdoa (Asplenium nidus) dan Drynariasparsisora. Sedangkan tumbuhan liana yangcukup banyak populasinya antara lain adalahFreycinetia angustifolia. dan beberapa jenisdari suku talas-talasan (Araceae) serta sirihhutan (Piper sp.). Vegetasi semak penutuplantai hutan yang populasinya cukup banyak

  • 264 Uji T., Windari F.I., dkk. 2007

    ditemukan adalah Elatostema sp. danDonax canaeformis. Sedangkan vegetasiherbanya didominasi oleh Selaginellawildenowii dan S. plana. Pada tipe vegetasiini tumbuhan lumut cukup banyakditemukan. Pada umumnya lumut-lumuttersebut ditemukan di sepanjang sungai yangmengalir di kawasan ini. Sungainya berbatu-batu besar dan agak terbuka. Tumbuhanlumut yang dikoleksi disekitar sungai iniumumnya menempati habitat berupabebatuan ataupun menggantung di ranting-ranting pepohonan di tepi sungai. Sedangkandi lantai hutannya yang berbatu cadassangat jarang ditemukan lumut. Namun padalokasi yang bergelombang dan berbatucadas dapat ditemukan lumut terutama darianggota suku Fisidentaceae danThuidiaceae yang tumbuh dominan. Selainitu juga ditemukan beberapa jenis anggotasuku Hypnaceae. Pada lokasi yang datar,vegetasinya cukup rapat dankelembabannya juga relatif tinggi. Lantaihutannya berupa tanah dan banyakditemukan serasah. Pada tempat inilahbanyak ditemukan lumut dengan populasimelimpah yang tumbuh menggantung di rant-ing-ranting atau menempel pada batang-batang pohon, daun dan serasah. Padaumumnya lumut dari kelompok hepaticaebanyak ditemukan tumbuh pada habitatberupa batang dan ranting-ranting pepohonanserta daun. Beberapa marga dari anggotasuku Leujeuniaceae, Radulaceae,Frullaniaceae, Jubulaceae danPlagiochillaceae juga banyak ditemukan dilokasi ini. Sedangkan beberapa jenis darikelompok lumut sejati (musci) yangditemukan antara lain: Mitthyridiumundulatum, Calymperes spp., Garovagliaplicata, Neckeropsis lepineana, dan Barbellaenervis. Adapun jenis-jenis yang tumbuh dilantai hutannya antara lain Fisidenscristatus, Thuidium spp, dan Ctenidium sp.

    e. Keanekaragaman dan PotensiFlora di SML dan CAK

    Kawasan konservasi SML dan CAKmemiliki keanekaragaman jenis tumbuhanyang relatif cukup tinggi. Berdasarkan hasilidentifikasi tercatat 170 jenis tumbuhanberbiji (Spermatophyta) telah dikoleksi, 104jenis diantaranya telah diketahui potensipemanfaatannya oleh masyarakat setempat.Kelompok jenis tumbuhan berpotensisebagai penghasil kayu tercatat palingbanyak yaitu 32 jenis. Potensi lain daritumbuhan yang dikoleksi diantaranyasebagai tanaman hias (20 jenis), tumbuhanobat (16 jenis), penghasil buah-buahan (13jenis), tumbuhan racun (5 jenis) danpenghasil minyak atsiri (1 jenis) (Lampiran1).

    Untuk tumbuhan paku (Pteridophyta)telah dikoleksi 12 jenis dan 6 jenisdiantaranya telah diketahuipemanfaatannya, yaitu 4 jenis sebagaitanaman hias, 1 jenis tumbuhan obat serta1 jenis lainnya untuk bahan kerajinan(Lampiran 2.)

    3.2. Pembahasana. Penghasil Kayu Bangunan

    Berdasarkan informasi penduduk tidakkurang dari 32 jenis pohon kayunyabermanfaat untuk berbagai keperluan, antaralain untuk bangunan rumah, pembuatanmebel, papan, tiang dan kaso sertapembuatan perahu. Dari 32 jenis pohontersebut, 3 jenis diantaranya merupakanpenghasil kayu kelas satu yang pentingsebagai bahan bangunan maupunpembuatan mebel. Ketiga jenis pohon iniadalah binti atau wola (Vitex coffasus),cendana (Pterocarpus indicus) dan suwele(Palaquium obtusifolium). Di samping ituterdapat pula jenis-jenis pohon lainnya yangmerupakan penghasil kayu kelas dua, yaitusaru (Actinodaphne borneensis), sangkorea(Knema sp.), ete (Palaquium bataanense),moniaga (Anthocephalus macrophyllus),bangkali (Nauclea orientalis), dongi (Dilleniaserrata), bolongita (Melochia umbellata),

  • 265Keanekaragaman Jenis Tumbuhan... J.Tek.Ling. 8:(3):261-276

    sarempa (Pterospermum diversifolium) danbau atau rumbai (Pterospermumcelebicum). Pohon bau (Pterospermumcelebicum) merupakan jenis yangdilindungi pemerintah(14). Sedangkan pohondongi (Dillenia serrata) merupakan jenisendemik di Sulawesi dan banyakdimanfaatkan penduduk lokal untukpembuatan perahu. Jenis-jenis pohon lainyang dimanfaatkan penduduk untukpembuatan perahu adalah kapuk hutan(Bombax valetonii), betau (Calophyllumsoulatri) dan bolongita (Melochia umbellata).Khususnya untuk kapuk hutan (B. valetonii)selain dimanfaatkan untuk pembuatanperahu, jenis ini pada waktu berbungabanyak dikunjungi lebah madu. Kualitasmadu yang dihasilkannya sangat baik.

    b. Tumbuhan obat

    Jumlah tumbuhan obat yangdimanfaatkan penduduk lokal ada 16 jenis.Tiga diantaranya merupakan jenis tumbuhanobat langka, yaitu oeo kuning atau tali kuning(Arcangelisia flava), kambo-kamboa(Oroxylum indicum) dan gompanga (Alsto-nia scholaris) (13). Bagian akar dan batangtali kuning (Arcangelisia flava) serta kulitbatang gompanga (Alstonia scholaris) olehpenduduk dimanfaatkan untuk mengobatimalaria. Sedangkan kambo-kamboa (O.indicum), bijinya dimanfaatkan untukmengobati disentri, rematik dan penguatsetelah melahirkan. Di samping itu pohonmangkudu (Morinda citrifolia var. bracteata)juga banyak ditemukan di kawasan ini. Buahmangkudu beberapa saat terakhir ini banyakdicari orang untuk pengobatan berbagaipenyakit berat. Dengan demikian pohon inimempunyai nilai ekonomi cukup tinggi.Penduduk lokal menggunakannya untukpencegahan penyakit kanker atau tumordengan cara meminum rebusan air buahnya.Sedangkan kulit batang saungkorea(Myristica fatua) dan kulit batang dongi(Dillenia celebica) digunakan penduduk lokaluntuk mengobati muntah darah.

    c. Buah-buahan

    Jenis-jenis pohon penghasil buah-buahanyang dapat dimakan (edible fruits) tidakbanyak ditemukan di kawasan ini. Salahsatunya yaitu dongi (Dillenia serrata)merupakan tumbuhan endemik yangbuahnya dapat dimakan dan digunakan olehpenduduk lokal sebagai pengganti asam. Dikawasan ini juga banyak ditumbuhi pandopi(Eltingera sp.) yang buahnya manis, pohonkase (Pometia pinnata) yang rasa buahnyacukup manis, pohon rambutan hutan(Nephelium sp.), dan kafofo (Mangifera in-dica). Pohon kangkose (Gnetum gnemon)juga sering ditemukan. Pendudukmemanfaatkan bijinya untuk dimakansetelah dimasak. Pohon kalopa (Inocarpusfagiferus) bijinya dapat dimakan setelahdirebus.

    d. Tanaman hias

    Salah satu koleksi yang menarik danberpotensi sebagai tanaman hias adalahBegonia sp., banyak ditemukan di pinggir-pinggir sungai berbatu. Di samping itu jugaditemukan Impatiens platypetala yangberbunga jingga. Beberapa jenis tumbuhanpaku-pakuan yang dapat dimanfaatkansebagai tanaman hias, antara lain Drynariasparsisora dan berdoa (Asplenium nidus).Penduduk lokal mengenal ada dua macamtumbuhan berdoa (A. nidus), yaitu tumbuhanberdoa (A. nidus), yaitu berdoa perempuandan berdoa laki-laki. Keduanya dibedakanberdasarkan ukuran daunnya. Berdoaperempuan mempunyai ukuran daun lebihpendek dari pada berdoa laki-laki. Olehkarena itu kedua takson ini perlu ditelitisecara taksonomi. Tumbuhan palem-paleman (Arecaceae) yang berpotensisebagai tanaman hias antara lain sampu(Pinanga caesia), dan kabaru-baru (Caryotamitis). Di kawasan ini ditemukan satu jenisanggrek tanah (Habenaria medusa)berbunga putih menarik. Kajini-jini(Clerodendrum sp.) merupakan tumbuhansemak berbunga merah jingga dan menariksebagai tanaman hias.

  • 266 Uji T., Windari F.I., dkk. 2007

    e. Penghasil Minyak Atsiri

    Satu-satunya jenis tumbuhan yangbernilai ekonomi penting sebagai penghasilminyak atsiri adalah pohon lawang(Cinnamomum celebicum). Pohon lawangmasih cukup banyak ditemukan di kawasanini dan merupakan penghasil minyak lawangyang bernilai ekonomi cukup tinggi.

    f. Tumbuhan Racun

    Di kedua kawasan ini banyak ditemukanpohon Silato (Dendrochnide stimulan) yangbulu-bulunya sangat beracun. Bulu-bulutersebut apabila mengenai anggota badandapat mengakibatkan bengkak dan rasapanas. Buah logasi (Pangium edule), kolowe(Chydenanthus exelcus), dan tongke-tongke(Barringtonia sp.) serta batang Derriselliptica digunakan penduduk lokal sebagairacun ikan.

    g. Tumbuhan new record

    Lumut merupakan satu kelompoktumbuhan yang umumnya menyukailingkungan lembab, teduh dan realtif bersih,sehingga pada tempat-tempat yang sangatterbuka dan panas serta lingkungan kurangbersih jarang ditemukan kelompoktumbuhan ini. Dengan demikian lumut seringdigunakan juga sebagai indikator lingkunganseperti halnya lumut kerak (lichen) (Manning& Feder, 1980)7. Dari koleksi yang diperolehditemukan satu jenis lumut yaituOrthorrhynchium phyllogonioides yangberperawakan cukup menarik seperti buluayam, hijau muda agak mengkilat, tumbuhdi bebatuan lantai hutan Suaka MargasatwaLambusango. Jenis ini sangat jarangditemukan bahkan di Cagar AlamKakenauwe yang lokasinya berdekatanmaupun pada kegiatan eksplorasi flora dikawasan suaka margasatwa Buton Utara diP. Buton pada tahun 2003 dan 2004 jugatidak ditemukan(6,7). Jenis ini merupakannew record untuk Sulawesi. Hal inididasarkan pada laporan sebelumnyabahwa jenis ini hanya tumbuh tersebar diJawa, Nugini dan Pulau Chrismast (12).

    4. KESIMPULAN

    Kondisi vegetasi hutan di kedua lokasipenelitian pada umumnya relatif masih cukupbagus walaupun secara sporadis masihdijumpai adanya penebangan pohon. Padakegiatan eksplorasi dan koleksi flora dikawasan ini telah dikumpulkan 97 jenistumbuhan berbiji, 54 jenis di antaranya telahdiketahui potensinya terutama sebagaitumbuhan obat, penghasil kayu, tanamanhias dan buah-buahan. Pohon biti atau wola(Vitex coffasus) dan suwele (Palaquiumobtusifolium) merupakan jenis-jenistumbuhan penghasil kayu penting dan perlumendapatkan perhatian khususnya dalamusaha pelestarian dan pengembangannya dimasa mendatang. Di samping itu pohon soni(Dillenia serrata) yang merupakan salah satujenis tumbuhan endemik di Sulawesi ini jugaperlu mendapat perhatian, karena banyakmanfaatnya baik sebagai penghasil kayu,tumbuhan obat maupun penghasil buah.Keanekaragaman dan populasi flora lumutdi kedua lokasi penelitian relatif rendah,akibat kondisi lingkungan yang kurangmendukung untuk pertumbuhannya. Lumuthanya ditemukan pada lokasi-lokasi dengankerapatan pohon dan kelembaban cukuptinggi, teduh serta lokasi bertopografi datar.Sedangkan pada lokasi-lokasi yangbergelombang dengan kemiringan tajambanyak ditemukan tumbuhan lumut. Lumutyang umum tumbuh di kedua kawasankonservasi adalah anggota dari sukuFissidentaceae dan Thuidiaceae. Ditemukansatu jenis lumut yang merupakan catatanbaru (new record) untuk Sulawesi yaituOrthorrhynchium phyllogonioides.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Anonim. 1999. Informasi kawasankonservasi Propinsi Sulawesi Tenggara.Departemen Kehutanan, kantorWilayah Propinsi Sulawesi Tenggara,Sub Balai KSDA Sulawesi tenggara,Kendari.

    2. Backer, C.A. & R.C. Bakhuizen van denBrink. 1963. Flora of Java. N.V.P.

  • 267Keanekaragaman Jenis Tumbuhan... J.Tek.Ling. 8:(3):261-276

    Noordhoff Groningen, TheNetherlands.

    3. Balgooy van, M.M.J. 1987. Collecting.In: Vogel (ed.). Manual of HerbariumTaxonomyTheory and Practice. Unesco.

    4. Bartram, E.B. 1939. Mosses of ThePhilippines. The Philippine Journal ofScience 68 (1): 1 437.

    5. Keler, P.J.A.; M.M.Bos; S.E.C.SierraDaza; A.Kop; L.P.M.Willemse;R.Pitopang andS.R.Gradstein. 2002. Checklist ofwoody plants of Sulawesi, Indonesia.BlumeaSupplement, 159 p.

    6. Keng, H. 1978. Orders and families ofMalayan seed plants. SingaporeUniversity Press, Singapore.

    7. Manning,W.J. & W.A. Feder. 1980.Biomonitoring Air Pollutans with Plants.X+142pp. London.

    8. Mogea, J.P. 1992. Utilization andConservation of Indonesia Palms. In :Palms for Human Needs in Asia : 37 73.

    9. Rifai, M.A., Rugayah & E.A. Widjaja(eds.),1992. Tiga Puluh TumbuhanObat Langka Indonesia. PenggalangTaksonomi Tumbuhan Indonesia, Bogor.

    10. Rugayah, A. Retnowati, F.I. Windadri& A.Hidayat. 2004. Pengumpulan datataksonomi. Dalam: Pedomanpengumpulan data keanekaragamanflora. Pusat Penelitian Biologi, Bogor Indonesia.

    11. Steenis van, C.G.G.J. 1948 -1954. FloraMalesiana, seri I, volume 4.Spermatophyta. Noordhoff Kolff, N.V.Djakarta.

    12. Steenis van, C.G.G.J. & R.E.Holtum.1959 1982. Flora Malesiana, seri II,volume 1. Pteridophyta. MartinusNijhoff/W. Junk Publishers, TheHague,Boston, London.

    13. Uji,T., M. Mansur, F.I. Windadri.,A.Sujadi dan Sudirman. 2003.Keanekaragaman dan potensi flora diSuaka Margasatwa Buton Utara dansekitarnya, Sulawesi Tenggara. Laporanperjalanan. Bidang Botani, Puslitbiologi-LIPI, Bogor. -------------------------

    14. Uji T., H. Rustiami F.I. Widadri, M.Mansur, S. Purwaningsih,Mulyadi,A.Suyadi & Wardi. 2004. Keanekraga-man dan potensi flora, mikroba tanahdan kopepoda laut di kawasan suakamargasatwa Buton Utara dansekitarnya. Laporan perjalanan BidangBotani Puslit Biologi LIPI, Bogor.

    15 .Uji, T. 2005. Keanekaragaman danpotensi flora di Suaka MargasatwaButon Utara,

  • Lampiran 1. Daftar jenis tumbuhan berbiji (Spermatophyta) dan potensinya di kawasan CAK dan SML

    Uji T., Windari F.I., dkk. 2007272

  • 269Keanekaragaman Jenis Tumbuhan... J.Tek.Ling. 8:(3):261-276

  • 270 Uji T., Windari F.I., dkk. 2007

  • 271Keanekaragaman Jenis Tumbuhan... J.Tek.Ling. 8:(3):261-276

  • 272 Uji T., Windari F.I., dkk. 2007

  • Keanekaragaman Jenis Tumbuhan... J.Tek.Ling. 8:(3):265-280

  • 274 Uji T., Windari F.I., dkk. 2007

  • 275Keanekaragaman Jenis Tumbuhan... J.Tek.Ling. 8:(3):261-276

    Lampiran 2. Daftar jenis tumbuhan paku (Pteridophyta) dan potensinya di kawasan CAKdan SML.

  • 276 Uji T., Windari F.I., dkk. 2007

    Lampiran 3. Daftar Jenis Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Potensinya di kawasanCAK dan SML