keberimanan kepada malaikat dalam perpektif penddidikan islam

12
KEBERIMANAN KEPADA MALAIKAT DALAM PERSPEKTIFPENDIDIKAN ISLAM Afifuddin Harisah' Abstrak The primariy problem in this research is what and how is the values concept ofeducation wich is contained in faith to the angel. To answer the question mentioned, the datas were collected which based on from the Alquran and 5unnah, reference books, eitherprimerly or secondary, which concern to concept of the faith, specially faith to metaphysical, and the aim concept of Islamic education. In this d!scuss!on, the writer uses descriptive and logical analysis method. In order to solve the problem will be easir, the primary problem above is detailed in two sub-problem, namely: 1) what's the relation between education and faith, specially faith to metaphysical, 2) how the conceptabout the values ofeducation which is contained in faith to the angel. After collecting data from any sources above, the writer analyze and find out that there's the relation and influence between education and faith, a/so was found the values of education wich is able to be written from aspect of faith to metaphysic, inthis case is faith to the angel. This aspect give the soul influence and intuitif experience to student and this matter the concept of value can be applied in islamic education world. Kata Kunci : iman, malaikat, pendidikan Islam. A. Pendahuluan Pendidikan Islam, sebagaimana halnya institusi-institusi pendidik- an lain, memainkan peranan penting dalam menyiapkan aset bangsa yang terdidik, berperilaku dan berkepribadian yang baik. Namun pada sisi lain, pendidikan Islam memiliki karakteristik fundamental yang membedakannya dari bentuk pendidikan lainnya, yaitu bahwa pendidik- an Islam adalah bentuk pendidikan yang dilaksanakan atas dasar keagamaan dan bertujuan mewujudkan tujuan-tujuan keagamaan. Ajaran Islam yang bersifat normatif menjadi landasan utama dalam sistem pendidikan Islam, sehingga dengan sendirinya karakteristik, cita-cita dan tujuan paedagogiknya terwarnai oleh nilai-nilai keislaman yang religlus transendental. Zarkawi Soejoeti mencoba menawarkan analisisnya tentang batasan umum pendidikan Islam. Ia menekankan pada kategori yang Llcence, Magister Agama, dosen STAIN Watampone, dan pembina Ponpes. An Nahdlah Makassar. I,lam, Vol. 2, No. 1, Rj>ruari - Juli 2004 73

Upload: lelien

Post on 13-Jan-2017

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: keberimanan kepada malaikat dalam perpektif penddidikan islam

KEBERIMANAN KEPADA MALAIKAT

DALAM PERSPEKTIFPENDIDIKAN ISLAM

Afifuddin Harisah'

Abstrak

The primariy problem in this research is what and how is thevalues concept ofeducation wich is contained in faith to the angel. Toanswer the question mentioned, the datas were collected which basedon from the Alquran and 5unnah, reference books, eitherprimerly orsecondary, which concern to concept of the faith, specially faith tometaphysical, and the aim concept of Islamic education. In thisd!scuss!on, the writer uses descriptive and logical analysis method.

In order to solve the problem will be easir, the primary problemabove is detailed in two sub-problem, namely: 1) what's the relationbetween education and faith, specially faith to metaphysical, 2) howthe conceptabout the values ofeducation which is contained in faithto the angel.

After collecting data from any sources above, the writer analyzeand find out that there's the relation and influence between educationand faith, a/so was found the values of education wich is able to bewritten from aspect of faith to metaphysic, inthis case is faith to theangel. This aspect give the soul influence and intuitif experience tostudent and this matter the concept of value can be applied in islamiceducation world.

Kata Kunci : iman, malaikat, pendidikan Islam.

A. Pendahuluan

Pendidikan Islam, sebagaimana halnya institusi-institusi pendidik-an lain, memainkan peranan penting dalam menyiapkan aset bangsayang terdidik, berperilaku dan berkepribadian yang baik. Namun padasisi lain, pendidikan Islam memiliki karakteristik fundamental yangmembedakannya dari bentuk pendidikan lainnya, yaitu bahwa pendidik-an Islam adalah bentuk pendidikan yang dilaksanakan atas dasarkeagamaan dan bertujuan mewujudkan tujuan-tujuan keagamaan.Ajaran Islam yang bersifat normatif menjadi landasan utama dalamsistem pendidikan Islam, sehingga dengan sendirinya karakteristik,cita-cita dan tujuan paedagogiknya terwarnai oleh nilai-nilai keislamanyang religlus transendental.

Zarkawi Soejoeti mencoba menawarkan analisisnya tentangbatasan umum pendidikan Islam. Ia menekankan pada kategori yang

Llcence, Magister Agama, dosen STAIN Watampone, dan pembina Ponpes.An Nahdlah Makassar.

I,lam, Vol. 2, No. 1, Rj>ruari - Juli 2004 73

Page 2: keberimanan kepada malaikat dalam perpektif penddidikan islam

menempatkan Islam, bukan saja sebagai sumber nilai yang akandiwu]udkan dalam seluruh kegiatan kependidikan, namun jugamerupakan obyek studi yang ditawarkan lewat proses pendidikandan pengajaran yang diselenggarakan (MuzaffarAkhwan; 1997:35).

Pandangan di atas menegaskan bahwa pada dasarnya pendidikanIslam, bagaimanapun betuk, model dan sistem yang diterapkan, sangatmenitikberatkan pada upaya pemahaman terhadap nilai-nilai Islamsebagai way of life. Karena itu dapat dikatakan bahwa pendidikanIslam bukan sekedar melaksanakan proses pembelajaran yangbertujuan menciptakan manusia yang potensial secara intelektualmelalui transferofknowledge. Lebih dari itu, pendidikan Islam tetapbermuara pada cita-cita pembentukan masyarakat yang berwatak,beretika dan berestetika melalui transfer of values yang terkandungdi dalamnya.

Ajaran Islam yang terumuskan dalam bentuk nilai-nilai diharapkanpada gilirannya terekspresi dalam bentuk sikap dan pandangan hidupmuslim sejati sebagaimana yang dicita-citakan oleh Alquran. Dengandemikian, maka jelaslah bahwa hakikat cita-cita pendidikan Islamtampak lebih dekat dengan ruh spiritual yang menjadi kandungannya.Sehingga dikatakan bahwa keinginan yang paling subtansial daripendidikan Islam adalah melahirkan manusia-manusia beriman danberpengetahuan (S. Husein; 1979: 33).

Islam telah menetapkan keimanan sebagai salah satu dasardalam upaya pembinaanjiwa manusia, yang pada gilirannya sangatmenentukan terbentuknya prlbadi muslim yang utuh. Tanpa keimanan,mustahil akan terbentuk pribadi muslim sebagaimana yang diharapkan(Z. Abd. Razzaq; 1994: 52). Secara mendasar, pendidikan Islamberpandangan bahwa kehidupan yang sempurna dan ideal adalahkehidupan yang terkait erat dengan kehidupan di alam akhirat, sebabkeimanan kepada hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadapseluruh sistem perilaku dan aktifitas kehidupan manusia.

Secara khusus, urgensi keimanan pada konsep pendidikan itutentunya memberi isyarat bahwa aspek keimanan, khususnya keimanankepada alam gaib, memberikan dampak atau pengaruh penting dalamproses pembinaan manusia muslim yang kamil. Dengan kata lain, nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam keberimanan seseorang akanmemberikan dorongan-dorongan spiritual untuk senantiasa berpikir,bersikap dan berperilaku baik sesuai dengan tuntunan Islam.

Muhammad Rasyid Ridha (1993:123) menyebutkan bahwa salahsatu lmplikasi keterikatan seseorang dengan alam gaib adalah timbulnyaketakwaan. Dari sikap ketakwaan inilah ia dapatterkontrol oleh potensifurqan, yaitu kemampuan internal pada seseorang yang member'myapengetahuan dan hikmah, hingga ia mampu membedakan antaraperbuatan baik dan buruk.

Bertolak dari pemikiran di atas, penulis akan mencoba mengkajilebih mendalam tentang keterkaitan keimanan terhadap alam gaib

74 Keberimuun Kep>J* Malaitat... (AfifuJJin)

Page 3: keberimanan kepada malaikat dalam perpektif penddidikan islam

dengan pendidikan Islam sebagai suatu konsep yang sarat dengannilai-nilai keagamaan. Namun, mengingatcakupan alam gaib itu sendiriamat luas, yang mencakup seluruh ciptaan ANah yang tidak terjangkauoleh indera manusia, penulis membatasi obyek kajian ini pada alammalaikat.

B. Metode Penelitian

Mengingat penelitian ini bercorak kepustakaan (library research),maka sumber-sumber datanya adalah literatur-literatur yang memilikirelevansi, langsung atau tidak langsung, dengan materi pembahasan.Sumber-sumber utama penelitian ini adalah literatur-literatur yangmemuat teori-teori pendidikan Islam secara umum, konsep akidahIslam yang berkaitan dengan alam gaib dan kajian tentang alammalaikat beserta seluk-beluknya.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua pendekatan,yaitu :1. Pendekatan paedagogis, yaitu pendekatan yang beranjak dari

konsep-konsep dan teori-teori pendidikan. Dengan pendekatanini, penulis mencoba mengimplementasikan nilai keimanan yangtransendental ke dalam wacana kependidikan.

2. Pendekatan filosofis-aksiologis, di mana penulis mencobamenganalisis data dan memberikan interpretasi-interpretasi filosofisterhadap variabel-variabel alam gaib secara mendalam dan logisdalam kerangka bahasan aksiologis, yaitu dengan mengungkaptujuan-tujuan serta manfaat dari pentingnya beriman kepada alamgaib, serta menemukan indikasi terinternalisasinya nilai keimanandalam proses pembinaan kejiwaan.

Di samping itu, dalam kajian ini penulis menggunakan dua metodepembahasan, yaitu metode deskriptif-literalis dan analisis logis-filisofis.Metode deskriptif literalis memaparkan data-data yang bersumberdari literatur yang berkaitan dengan permasalahan, baik yang berhu-bungan dengan pendidikan Islam secar umum maupun konsepsi keiman-an kepada alam gaib sebagai salah satu materi pendidikan Islam.

Dengan metode analisis logis-filosofis, penulis menguraikan pokokbahasan secara runtut dan spesifik. Beranjak dari bahasan tentangposisi, urgensi dan pengaruh keberimanan dalam konteks pendidikanIslam, dan selanjutnya penulis mencoba menganalisis secara logisdan filosofis nilai-nilai edukatif yang terfomulasikan dari sikapkeberimanan tersebut.

C. Hasil dan Analisis

1. Keimanan sebagai Landasan dan Sasaran pendidikanPendidikan Islam merupakan konsep pendidikan yang s

formal selaras dengan konsep-konsep pendidikan lalnnya, tapi secara

KepemU&an I<Um, Vol. 2, No. 1, I'ekru,ri - Juli 2004 75

Page 4: keberimanan kepada malaikat dalam perpektif penddidikan islam

substansial memiliki karakteristiktersendiri. Pendidikan islam bertolakdari landasan-landasan nilai islami, yang secara mendasar bermuaradari a]aran wahyu. Sebagai rasul yang membawa misi wahyu, NabiMuhammad melaksanakan amanah kerasulannya dalam suatu prosespendidikan dan pembentukan kepribadian. Dengan demikian, dapatdisimpulkan bahwa ajaran Islam pada dasamya membawa misi dankonsep pendidikan yang berupaya mengarahkan dan membentuk ke-pribadian yang utuh dan integral dalam ikatan nilai-nilai agama, yangsekaligus menjpakan suatu upaya merekonstruksi suatu masyarakatyang ideal.

Secara kontekstual, pendidikan Islam dilaksanakan denganberlandaskan kepada nilai-nilai. Islam sebagai agama wahyu saratdengan konsepsi nilai yang menjadi pedoman hidup manusia dalamsegala bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Dan dapatdibuktikan bahwa nilai Islam yang paling utama, dalam kaitannyadengan proses kependidikan dan pembentukan karakter kepribadianmuslim, adalah nilai keimanan.

Jika diperhatikan dengan seksama, dipahami bahwa Alquran,dalam penuturannya tentang metode pendidikan yang diaplikasikanoleh Luqman al-Hakim, menempatkan keimanan dan pengakuan ke-tauhidan sebagai aspek yang paling ppkok, khususnya dalam menanam-kan nilai-nilai moral kepada anak didik. Karena tidak berlebihan jikadikatakan bahwa keimanan ternyata memainkan peranan pentingdalam setiap proses pendidikan.

Said Ismail Ali (Muhaimin; 1993: 145) memasukkan Alquransebagai salah satu landasan ideal pendidikan Islam. Menurutnya,Alquran merupakan sumber nilai yang bersifat absolut, di mana eksis-tensi dan substansinya tidak mengalami perubahan sesuai dengankonteks zaman, keadaan dan tempat. Penerimaan terhadap kebenaranAlquran sebagai sumber kebenaran dan landasan ideal dalam segalabidang kehidupan sangat tergantung kepada keimanan terhadapAlquran sendiri serta pembawa dan penerima wahyu tersebut.

Dalam kaitannya dengan hal di atas, Ishaq A. Farahan (1983;54) menyatakan bahwa pendidikan keimanan (al-tarbiyatal-imaniyah)yang secara eksplisit maupun implisit dibeberkan Alquran, merupakansalah satu tema pokok dan term penting dalam kajian-kajian ke-pendidikan dalam Islam.

Penempatan keimanan sebagai landasan dalam proses kepen-didikan tidak saja merupakan kepentingan Islam secara primordial,tapi merupakan bagian dari kesadaran nasional tentang pentingnyamemantapkan nilai fungsional keimanan dalamkehidupan masyarakat.Olehnya itu, GBHN 1993 telah menggariskan bahwa pendidikan nasionalbertu]uan meningkatkan kualitas manusiaIndonesia, yaitu salah satucirinya adalah beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.Di sini tampak jelas tanggung jawab dan peranan lembaga pendidikanIslam dalam mengimplementasikan nilai-nilai keimanan dalam

76 Kdwrinunan Kep*Ja MaUiWt... (AfifmUir,)

Page 5: keberimanan kepada malaikat dalam perpektif penddidikan islam

penyelenggaraan pendidikan, baikdalam skala makro maupun mikro.Dalam tujuan pendidikan nasional, keimanan dan ketaqwaan

juga di]adikan ciri utama kualitas manusia Indonesia yang akan dicapaioleh pendidikan, di samping ciri-ciri kualitas yang lain (Ludjito, 1996 :295). Hal ini menegaskan bahwa keberadaan aspek keimanan sebagailandasan pendidikan telah mendapat legitimasi dan legalitas penuhsecara konstitusional dari negara. Dengan demikian, seluruh lembagapendidikan, khususnya lembaga pendidikan Islam pada level manapun,harus menempatkan keimanan sebagai nilai dasardan landasan dalammenetapkan tujuan pendidikan.

Mengkaji urgensi keimanan ini, dalam pandangan penulis, tidakdapat terlepas dari konsepsi akidah Islam. Akidah adalah sejumlahkonsep yang diimani manusia, sehingga ia berupaya dengan penuhkerelaan menyesuaikan seluruh sikap, perkataan dan perbuatannyadengan konsepsi tersebut. Akidah Islam terkait dengan keimanankepada hal-hal gaib, seperti malaikat dan hari Akhir. Dengan demikian,keimanan merupakan landasan akidah, bahkan sebagai soko guru danpilar utama dalam membangun sistem pendidikan Islam dalampengertian yang sebenarnya.

Memahami makna keimanan dan urgensinya dalam konseppendidikan Islam, Abd. Rahman al-Nahlawi (1983: 74-76) memaparkansebagai berikut:a. Keimanan seseorang kepada sesuatu dibuktikan dengan pengakuan

bahwa sesuatu itu adalah kebenaran dan keyakinan.b. Jika keimanan telah kuat, segala bentuk perilaku orang tersebut

akan didasarkan pada plkiran-pikiran yang telah dibenarkannyadan hatinya pun akan merasa tenteram. Dengan demikian, sistempendidikan yang berpijak pada dasar-dasar keimanan akanmenghasilkan out put yang lebih berkualitas, ketimbang sistempendidikan yang hanya mementingkan aspek kognitif tanpalandasan keimanan.

c. Keimanan yang mengandung pembenaran dan keyakinan kadangmengalami penyimpangan. Karena itu, seorang mukmin memerlukandaya kontrol yang dapat memelihara pikiran dan hatinya daripengaruh kepercayaan yang menyimpang tersebut.

d. Melalui ketundukan perilaku, pola hidup dan hubungan antar individuyang didasarkan pada keimanan, kehidupan individu danmasyarakat akan teratur dan terarah.

Selanjutnya, dari uraian di atas tergambar sasaran ideal yangdiupayakan pencapaiannya dalam proses pendidikan Islam. Jikadisepakati bahwa keimanan sebagai landasan utama, maka tentunyasasaran yang akan dicapai tidak jauh dari lmplementasi nilai-nilaikeimanan tersebut pada diri pribadi dan kehidupan sosial anak didik.Keimanan sebagai landasan dan fundamen pokok pendidikanmemberikan makna bahwa pendidikan Islam pada intinya bertujuanmenjadikan keimanan sebagi nilai dasar pembentukan watak dan mental

KepemUJun I<Um, Vol. 2, No. 1, EU>ruari - ]uli 2004 77

Page 6: keberimanan kepada malaikat dalam perpektif penddidikan islam

anak didik, serta menjadikan aspek tersebut sebagai daya tolak dandaya kontrol dalam kehidupannya.

2. Keimanan sebagai Sumber Nilai KependidikanDalam rangka penataan kehidupan manusia untuk mencapai

tujuan yang hakiki dan sekaligus menyelaraskan perilaku-perilakumereka dengan prinsip-prinsip yang terformulasi dalam tu]uan tersebut,manusia dalam tataran kultur menetapkan nilai-nilai yang merupakanketentuan dan standar kebenaran yang bersifat absolut dan diterimaoleh semua pihak. Pelanggaran dan penyimpangan dari standar nilaitersebut berakibat rusaknya sendi-sendi fundamental dalam kehidupanmasyarakat.

Young memahami nilai sebagai asumsi-asumsi abstrakdan seringtidak disadari yang berkenaan dengan hal-hal yang benar dan penting.Sedangkan Green memandang nilai sebagai kesadaran obyek, ide danperseorangan. Lain halnya dengan Woods, ia menyatakan bahwa nilaimerupakan petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lamayang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. (Huky, 1982: 146).

Urgensi keimanan sebagai sumber nilai kependidikan dimaksudkansebagai penempatanmakna-makna serta prinsip-prinsip keimanansebagai patokan dan sumber nilai yang secara fundamental mendasarikegiatan kependidikan. Keimanan diposisikan sebagai sumber nilaiedukatif, dalam pengertian bahwa segenap proses pendidikan yangdiselenggarakan sedapat mungkin bermuara pada dasar keimanan,dan diupayakan untuk mencapai pembentukan manusia yang memilikikualitas kejiwaan yang optimal, dan memiliki potensi untuk meng-aplikasikan pesan-pesan keimanan tersebutdalam perilaku sosialnya.

Dalam kaitannya dengan wacana implikasi dari konsepsi nilaidalam proses pendidikan, dipastikan adanya keterkaitan erat antarasistem nilai dan pendidikan itu sendiri. Kehidupan manusia tidak lepasdari nilai, dan nilai itu selanjutnya perlu diinternalisasikan, baik secaraformal maupun non formal. Dan metode internalisasi nilai yang palingideal adalah melalui institusi pendidikan.

Freeman Butt berpandangan bahwa pendidikan pada hakikatnyaadalah proses transformasi dan internalisasi nilai, proses pembiasaanterhadap sistem nilai, proses rekonstruksi nilai dan penyesuaianterhadap nilai (Ardhana, 1986: 36-39). Sejalan dengan hal itu fungsipendidikan, khususnya pendidikan Islam, adalah pewarisan danpengembangan nilai-nilai agama serta memenuhi aspirasi masyarakatdan kebutuhan tenaga di semua tingkat dan bidang pembangunan

*bagi terwujudnya keadilan, kesejahteraan dan ketahanan (Hasan,1987: 19).

Sistem pendidikan harus menekankan aspek kepercayaan (iman),karena kepercayaan merupakan aplikasi konkret dari nilai-nilai yangberlaku dalam kehidupan manusia. Penerimaan ideologi tentang adanya

78 KeLcrimanan Kepada Malaitat... (Ali(uJtlm)

Page 7: keberimanan kepada malaikat dalam perpektif penddidikan islam

Tuhan dan segala yang terkait dengan eksistensi-Nya inilah yangmerupakan nilai, dan mengembalikan asal-usul kejadian khusus, sepertikejadian manusia, itu merupakan kepercayaan. Beranjak dari konseptersebut, kurikulum pendidikan Islam harus mendasarkan semua bentukpendekatan dan materi-materinya kepada nilai-nilai universal danabsolut guna menciptakan suatu kepercayaan dalam arti yang luas,yaitu kepercayaan terhadap keberadaan Tuhan, pertalian antaramanusla dan Tuhan dan pertalian antara manusia dan alam .

Dalam kaitannya dengan fungsionalisasi nilai-nilai ilahiah dalambidang pendidikan, Hasan Langgulung (1980: 178) memberikan pan-dangan yang cukup menarik. Menurutnya, tujuan-tujuan pendidikanagama harus mampu mengakomodasikan tiga fungsi agama, yaitu :a. Fungsi spiritual yang berkaitan dengan akidah dan imanb. Fungsi psikologis yang berkaitan dengan tingkah laku individuc. Fungsi sosial yang berkaitan dengan aturan-aturan yang

menghubungkan manusia dengan manusia lain secara khusus, danmasyarakat secara umum.

Uraian di atas pada lntinya menegaskan bahwa suatu rumusantujuan pendidikan Islam tidaklah dibuat seenaknya, tapi tetap harusberpijak pada nllai-nilai yang digali dari ajaran Islam itu sendiri.-Nilaidalam pendidikan merupakan penentu bagi arah dan tujuan pelaksanaanpendidikan. Dengan demikian, nllai-nilai edukatlf tersebut menjadipengarah dalam merumuskan tujuan pendidikan, dan pada akhirnyamenentukan corak kepribadian individu dan masyarakatyang dibina.

Di samping itu, pendidikan yang berlandaskan kelmanan sangatmenentukan terinternalisasinya nilai-nilai moral dan pembentukan polaperilaku anakdidik. Keimanan dalamjiwa manusia memberikan implikasiposltifterhadap kecintaan kepada kebaikan sekaligus memotivasi untukmentransformasikan doktrin-doktrin kebaikan dalam perilaku sosialnya.Dengan keimanan tersebut akn tercipta kesadaran transendental-humanistik, yang memberikan kepada manusia pemahaman dankesadaran tentang keberadaannya sebagai manusia individual dansosial.

3. Nilai edukatifdalam keimanan kepada malaikatMalaikat adalah makhluk yang dlberi amanah oleh Allah untuk

mngemban tugas-tugas tertentu. Di antara tugas-tugas itu ada yangbersinggungan langsung dengan kehidupan dan aktifitas manusia.Malaikat merupakan makhluk gaib yang tidak dapat tercapai olehpotensi inderawi manusia, namun dengan potensi intuitif (quwwahwijdaniyah) nya, seoran mukmin dapat merasakan keberadaan makhluktersebut dan berupaya mengadaptasikan pikiran dan perilakunyadengan nilai-nilai moral yang dlrasakannya dalam hubungannya denganmalaikat.

Karena itulah, Abd al-Rahman Nahlawi (1983: 89) berpandanganbahwa keimanan kepada malaikat dianggap sebagai penyempurna

KepeniUiW I>lun, Vol. 2, No. 1, P.Ln,,ri - J,,li 2004 79

Page 8: keberimanan kepada malaikat dalam perpektif penddidikan islam

keimanan kepada Allah, dan menjadi kemestian yang logisjika keimanankepada Allah sendiri adalah wajib. Ketidakberinnanan kepada malaikatakan membawa pengaruhterhadap keimanan kepada keagungan dankebesaran Allah, yang telah menciptakan 'bala tentara'Nya untukmelaksanakan tugas-tugas ilahiah.

Nilai-nilai edukat;f yang terkandung dalam keberimanan kepadamakhluk gaib ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Motivasi kedisiplinan dan ketaatanPemberian tugas-tugas tertentu kepada para malaikat ini nilai

motivasi yang dapat mempengaruhi sisi psikologis anak didik dalamprosespendidikannya. Dengan keberadaan malaikatdan penetapantugas-tugas tertentu kepada mereka serta ketaatan mereka dalammen]alankan tugas, sorang anak didik dapat dipahamkan tentangpentingnya keteraturan, kedisiplinan, dan ketaatan, dengan cerminanpada keteraturan dalam sistenVmanajemen kerajaan'Allah dan loyalitastinggi para malaikat-Nya.

Aspek ini mengandung nilai edukatifyang memotivasi anak didikuntuk membiasakan diri berdisiplin dan mengajarkan pentingnyaketaatan dan tanggung jawab penuh dalam menjalankan tugas yangdibebankan, sebagaimana kedisiplinan malaikatdalam men]alankantugas dan Allah. Sikap ketaatan dan kedisiplinan ini semestinya men]adinilai panutan (qudwah) untuk diteladani oleh manusia. Seorang yangberiman kepada malaikat, dengan pendekatan spiritualnya, akansenantiasa meneladani sikap-sikap positifyang dicontohkan malaikat.

Abd alOalil al-Andalusi (T.Th., 312) mengemukakan analisisnyatentang nilai-nilai kebaikan yang ada pada malaikat. Malaikat padaumumnya memiliki karekter-karakteryang merupakan formulasi dariseluruh nilai-nilai keutamaan (fadhail), yaitu:1) Malaikat memiliki kesempurnaan ilmu (al-ilm al-kamil). Dalam QS.

3: 18, Allah menyertakan persaksian-Nya dengan persaksianmalaikat.

2) Malaikat adala makhluk yang memiliki kesempurnaan dalam halpenjagaan diri (iffah) dari nafsu syahwat. Karena itu ia dijadikansimbolisasi dalam pengendalian diri dari godaan nafsu. Dalam kisahNabi Yusuf as. para wanita bangsawan terkagum-kagum danmenggambarkanYusufsebagaimalaikatyangmulia(QS. 12: 31).Salah satu penafsiran menjelaskan bahwa kekaguman tersebutsebenarnya beranjak dari sikap Yusuf yang sangat iffah dari godaanwanita cantik.

3) Malaikat adalah makhluk yang senantiasa, dan selamanya,menghindari maksiat kepada Allah. Disebutkan dalam Alquran (QS.66: 6) bahwa mereka sama sekali tidak pernah, dan tidak akanpernah, mendurhakai Allah atas segala perintah-Nya.

Pada bagian lain, Andalusi menyatakan bahwa keimanan kepadamalaikat diaktualisasikan dalam tiga hal, yaitu :

8O Kelerinunan KepaJ* Malaikat... (A{iCuJJin)

Page 9: keberimanan kepada malaikat dalam perpektif penddidikan islam

1) Berbuat dan beramal sesuai dengan amal perbuatan mereka,dengan merealisasikan ketaatan kepada Tuhan dan sedapatmungkin meminimalkan kedurhakaan kepada-Nya.

2) Meyakini keberadaan mereka sebagai makhluk gaib3) Berupaya menyesuaikan diri dengan sifat-sifat merka dan

menjadikan mereka sebagai idealisme dalam kesempurnaan ilmudan kebaikan perilaku.

Urgensi keteladanan kepada malaikat, dalam skala makro pen-didikan Islam, bertujuan membentuk manusia yang bermoral danberakhlak malaikat (adamiymalakiy), dan tidak menjadi manusia yangbermoral dan berperilaku setan (adamiysyaithaniy).

b. Kontrol diri dari perilaku negatifKrisis moral yang paling utama yang melanda diri manusia secara

umum sebenarnya adalah menipisnya keimanan kepada alam gaib.Kondisi ini menyebabkan mereka lepas kontrol, bebas nilai dan berbuatseenaknya tanpa ada rasa bersalah. Kalaupun ada kontrol, itu hanyasebatas pada nilai-nilai yang mereka buatsendiri dan bersifat relatif(n/sW). Mereka hanya mempertimbangkan adanya pujian atau celaandari manusia sekitarnya, tanpa mempertimbangkan apakah perilakunyaitu positif atau negatif.

Karena itulah agama mengajarkan kepercayaan akan adanyaalam gaib, yaitu alam yang tidak nampak dalam alam realita, tapidapat mengetahui dan menyaksikan segala tingkah laku manusia.Dengan kepercayaan tersebut, manusia dapatterdidik untuk berbuatikhlas dan secara internal mengontrol diri dari perbuatan buruk, baikdilakukan secara terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi.

Keberadaan dan peranan malaikat pencatat amal misalnya,tentunya memberikan pengaruh penting dalam pendidikan moral. Ke-engganan untuk melanggar norma-norma tertentu, karena hanya takutkepada hukum buatan manusia atau person tertentu, tidak dapatmemberi ekses edukatifdalam pembinaan kejiwaannya. Hukum danpengawasan manusia pada dasarnya belum mampu membina moraldan mengontrol perilaku manusia. Tanpa kesadaran diri dan keimananyang mendalam kepada adanya pengawasan dari alam gaib, niscayamanusia akan dengan mudahnya menginjak-injak dan mempermainkannorma hukum yang telah disepakati.

Jika hanya mengandalkan hukum dan kontrol manusia, tindakanperzinaan, pencurian, manipulasi, korupsi dan sebagainya nyaristidakdapatterantisipasi secara optimal. Pihak-pihakyang memiliki pengaruhdan kekuasaan tertentu dapat saja merekayasa image dan berkelitdari tudingan hukum. Batasan-batasan hakpr;Vacxsebagai bagiandari HAM, yang tidak mudah diintervensioleh kekuasaan hukum,semakin memudahkan terJadinya tindakan-tindakan negatif yangsangat mengganggu stabilitas dan ketenteraman masyarakat.

Kop<-n<liJiUn I>Um, V,>l. 2, No. 1, R,4jru,ri . Juli 2U04 81

Page 10: keberimanan kepada malaikat dalam perpektif penddidikan islam

Di antara nas-nas agama yang berkenaan dengan urgensi dayakontrol dari keimanan kepada malaikatadalah hadisyang diriwayatkanJabir, di mana ia menyebutkan adanya sekelompok orang yang datangkepada Nabi saw. dan tiba-tiba beliau mencium bau yang tidak sedap.Bau itu ternyata berasal dari makanan sejenis bawang yang telahdikonsumsi mereka. Nabi langsung memberikan teguran:

"Bukankah aku telah melarang kamu memakan tumbuhantersebut? Sesungguhnya malaikatjuga merasa tersiksa oleh sesuatuyangmemfauatmanus/aters/7csa"(Qazwini,t.th. : 1116)

Dapat dipahami dari hadis di atas bahwa jika bau bawang yangtidak enak saja dapat menyebabkan kebencian malaikat, bagaimanahalnya dengan perilaku-perilaku yang jelas menyebabkan kerugiandan mengganggu ketenteraman umum.

Pada hadisyang lain dinyatakan bahwa ada dua pengaruh yangselalu ingin menguasai hati manusia, yaitu pengaruh negatif setandan pengaruh positif malaikat (al-Mubarakfuri, 1979: 332). Setanberupaya mempengaruhi dan menggoda hati manusia untuk berbuatkejahatan serta mengingkari kebenaran-kebenaran agama. Adapunmalaikat, ia senantiasa mengimbangi pengaruh negatiftersebutdanmengalihkannya kepada kebaikan dan penerimaan kebenaran-kebenaran agama.

Dapat disimpulkan bahwa malaikat pada hakikatnya senantiasamengadakan proses pendidikan sepanjang hidup (long-life education)kepada manusia, yaitu dengan mengarahkan dan memberikan stimulasipada sisi-sisi kebaikan dalam hati manusia. Dengan demikian, orangyang beriman merasakan adanya tuntunan dan kontrol melekat padadiri mereka, yang pada hakikatnya berasal dari bisiskan-bisikan (llham)malaikat.

c. Nilai responsibilitasKonsep pendidikan Islam menempatkan nilai responsibilitas

(syu'urbil mas'uliyyah) sebagai dasar sistem pendidikan rohaniah,dengan alasan bahwa kesadaran akan adanya tanggung jawab yangtertanam dalam hati nurani manusia memberikan pengaruh pentingdalam pembinaan pribadi individu dan masyarakat.

Islam mendidik umatnya dengan menanamkan keyakinan bahwasetiap perbuatan dan ucapan manusia diketahui oleh Allah, dan merekaakan bertanggung jawab atas segala hal tersebut. Selain itu, akidahIslam menekankan adanya pembalasan atau ganjaran amal perbuatandi Hari Kemudian. Merupakan syarat mutlak dan utama bagi keislamanseseorang untuk meyakini bahwa setiap ucapan dan perbuatan, baikatau buruk, seluruhnya akan dibalas oleh Allah dengan balasan yangsetimpal.

Ideologi tersebut merupakan salah satu unsur keimanan yangpada dasarnya berkaitan langsung dengan perilaku manusia sepanjang

32 KeUrimuum KcpaJ, Malaik,l... (A(ifmUin)

Page 11: keberimanan kepada malaikat dalam perpektif penddidikan islam

hidupnya di dunia. Tanpa keimanan tersebut, manusia akan berbuatsekehendak hatinya dan tidak segan untuk melakukan perbuatan yangmenyakiti dan merugikan orang lain.

Dalam konsep keimanan kepada malaikat, diyakini adanyamalaikat yang mendatangi dan menanyai setiap manusia dalam kubur.Manusia akan dimintai pertanggungjawaban mereka atas apa yangmereka perbuat selama di dunia.

Keimanan ini mengandung nilai yang dapat dijadikan dasar dalamsistem pendidikan, yaitu menanamkan kepada anak didik rasa tanggungjawab atas segala tindakan mereka, sekaligus memberikan indoktrinasibahwa setiap perbuatan, baik dan buruk, pasti mendapat ganjaran.Dan balasan itu merupakan konsekuensi yang harus diterima olehsetiap manusia. Dengan demikian, moral dan perilaku anak didik lebihmudah untuk dibina dan diarahkan. Dan hal itu memberikan harapanbahwa pencapaian tujuan pendidikan Islam, yaitu pembentukanmanusia yang beriman dan bertakwa, yang diwarnai oleh moralkeimanan, bukanlah suatu idealismeyang mustahil terwujud.

D. Kesimpulan

Salah satu tu]uan prinsipil dalam sistem pendidikan Islam adalahpencapaian dan pembentukan kualitas manusia seutuhnya, dalamarti prncapaian tingkat kualitas manusia yang optimal, baik dari segilahiriah maupun batiniah. Dengan demikian dapat dipahami bahwatujuan dan clta-clta pendidikan Islam pada intinya adalah pembentukanmanusia muslim tidak hanya berilmu pengetahuan, tapijuga berimandan bertakwa. Pendidikan Islam tldak hanya melaksanakan transferofknowledge, tapi juga melaksanakan hal yang tidak kalah pentingnya,yaitu transfer of value. Di antara nilai-nilai yang sangat mendasar ituadalah nilai keimanan kepada alam gaib, dalam hal ini adalah keimanankepada malaikat.

Keimanan kepada malaikat membawa implikasi dan efek ruhaniahyang dapat mempengaruhi moral dan perilaku manusia. Dengan katalain, keimanan kepada malaikat memiliki nilai-nilai edukatif yangtentunya sangat urgen untuk diaplikasikan dan merupakan acuandasardalam proses pendidikan agama.Di antara nilai-nilai edukatiftersebut adalah :1. Motivasi dan teladan dalam kedisiplinan dan ketaatan, yaitu bahwa

orang yang beriman akan terdorong untuk menauladani danmen]adikan malaikat sebagai panutan yang ideal dalam halkedisiplinan dan ketaatan kepada Allah.

2. Nilai kohtrol, yaitu orang yang beriman kepada malaikat akan merasadiawasi dan terjaga dari perilaku negatif.

3. Nilai responsibilitas, yaitu bahwa segala perbuatan dan ucapanakan dimintai pertanggungjawabannya di hari pembalasan kelak.

Kep<in<Uikan I,lam, Vol. 2, No. 1, Bjmuri - Juli 2004 83

Page 12: keberimanan kepada malaikat dalam perpektif penddidikan islam

DAFTAR PUSTAKA

Akhwan, Muzhoffar. Karakter!stlk, Tujuan, dan Sasaran PendidikanIslam, dalam Muslih Usa dan Aden Wijaya (ed), Pendidikan Islamda/am Peradaban Industrial. Yogyakarta: Aditya Media, 1997.

AI-Andalusi, Abd al-3alil. Syu'ab al-Iman. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah,t.t.

Ardhana, Wayan (ed). Dasar-DasarPendidikan. Malang: FIP-IKIP, 1986.Farahan, Ishaq Ahmad. al-Tarbiyatal-Islamiyah baina al-Ashalah wa

al-Mu'asharah. Yordania: Daral-Furqan,1983.Hasan, Muhammad Tolchah. Islam dalam PerspektifSosial Budaya.

Jakarta: Galasa Nusantara, 1987.Huky, D. A. Wila. PengantarSosiologi. Surabaya: Usaha Nasional,

1982.Husein, Syed Sajjad. Crisis in Muslim Education. Jeddah : Galasa

Nusantara, 1979.Langgulung, Hasan. Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam.

Bandung: al-Ma'arif, 1980.Ludjito, Ahmad. Pendekatan Integralistik Pendidikan Agama pada

Sekolah di Indonesia, dalam Chabib Thaha (ed), ReformulasiFilsafatPendidikanIslam. Jakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

Mishriy, Z. Abd. Razzaq. Ahammiyatal-Tawhid wa Khathral-Syirk.Beirut: Muassasah al-Risalah, 1994.

AI-Mubarakfuri, Abu Ali Muhammad Abd Rahman. Tuhfatal-AhwazibiSyarhJamial-Turmudzi. Cet. III. Beirut: Daral-Fikr, 1979.

Muhaimin. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Trigenda Karya, 1993.AI-Nahlawi, Abd. Rahman. Ushulal-Tarbiyatal-Islamiyah waAsalibiha

fial-Bait wa al-Madrasah wa al-Mujtama'. Beirut: Dar al-Fikr,1983.

Qazwini, Muhammad bin Yazid (Ibnu Majah). Sunan Ibnu Majah. Beirut: Dar al-Fikr, juz I, t.t.

Ridha, Muhammad Rasyid. al-Wahyu al-Muhammadiy. Kairo: al-Zahra,1993.

84 K.,l.,:,,,,l.m.,,, Kep<uU MaUUat...