karyailmiah.narotama.ac.idkaryailmiah.narotama.ac.id/files/analisis komposisi modal... · web...
TRANSCRIPT
JURNAL
ANALISIS KOMPOSISI MODAL KERJA PADA UKM SOTO
AYAM CAK TO UNDAAN, SURABAYA
Oleh :
AFIFAH SAHIDNIM : 01213065
PROGRAM STUDI MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAROTAMASURABAYA
2017
1
ANALISIS KOMPOSISI MODAL KERJA PADA UKM SOTO
AYAM CAK TO UNDAAN, SURABAYA
Afifah Sahid
*) Jurusan Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Manajemen, Universitas Narotama
Jl. Arief Rachman Hakim 51, Surabaya 60117
ABSTRACT
ANALYSIS OF WORKING CAPITAL COMPOSITION IN UKM
CHICKEN SOUP CAK TO UNDAAN, SURABAYA
This study aims to determine the composition of existing working capital and determine the efficiency of the use of working capital in SMEs chicken soup Cak To Undaan, Surabaya in 2016. The research method used in this study is descriptive qualitative. The results showed that the composition of working capital that existed in SMEs chicken soup Cak To Undaan, Surabaya increased working capital in 2016. Based on the analysis of data obtained can be concluded as follows: 1. Composition of working capital in SMEs Soto ayam Cak To Undaan, Surabaya in 2016 is Rp. 727,050,000, consisting of cash of Rp. 25,000,000, savings of 700,000,000, and inventories of Rp. 2.050.000. And increased working capital by Rp. 70,950,000 used to finance higher operational needs. Also known the amount of current assets of the company 1.05 times greater than the current debt, or can be interpreted every Rp. 1 Current debt is guaranteed by Rp. 1.05 current assets. 2. Efficiency Working capital in SMEs chicken soup Cak To Undaan, Surabaya seen from the turnover of working capital in 2015 as much as 69.8 times, meaning every Rp. 1.00 working capital can generate Rp. 69.8 is sold. And in 2016 the working capital turnover is 22 times which means every Rp. 1.00 working capital can generate Rp. 22 is sold. There is a decrease in the ratio of working capital turnover from 2015 to 2016. This indicates a decrease in management capability in processing existing working capital. When viewed in terms of sales, working capital is more efficient in the year in 2015, because with working capital of Rp. 9.600.000 can generate sales of Rp. 741.0000.000. While the year 2016 working capital rose to Rp. 32.950.000 is only able to generate sales of Rp. 650.000.000.
Keywords: Working Capital Efficiency, Qualitative Descriptive Research Method
2
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada umunya setiap
perusahaan atau pelaku bisnis yang
menjalankan kegiatan usahanya
mempunyai tujuan yaitu untuk
mendapatkan keuntungan. Selain itu
perusahaan juga berharap dapat
mempertahankan kelangsungan dari
usaha yang dijalankan. Apalagi pada
era globalisasi ini, semakin banyak
bermunculan perusahaan-perusahaan
baru dan juga usaha kecil menengah
(UKM) yang ikut ambil bagian
dalam kegiatan perekonomi
ditengah-tengah masyarakat.
Usaha Kecil Menengah (UKM)
adalah suatu unit usaha kecil yang
mampu berperan dan berfungsi
sebagai penyedia kegiatan usaha
produktif juga sebagai penyerap
tenaga kerja. UKM dianggap sebagai
penyelamat perekonomian Indonesia
di masa krisis pada periode 1999-
2000. Namun pada era globalisasi
saat ini, tidak semua perusahaan
ataupun UKM yang ada dapat
memepertahankan keberadaannya
ataupun kelangsungannya bahkan
tidak sedikit pula dari perusahaan-
perusahaan tersebut yang harus
gulung tikar atau bangkrut karena
tidak dapat mempertahankan
kelangsungan dari setiap usaha yang
dijalankan.
Dalam menjalankan setiap
usahanya tentunya para pelaku usaha
tersebut membutuhkan modal usaha
atau modal kerja yang dapat berasal
dari modal sendiri maupun berasal
dari utang. Dengan kata lain setiap
pendanaan untuk operasi perusahaan
dapat diperoleh dari dua jalur, antara
lain yaitu modal sendiri dari pemilik
perusahaan dan utang yang diperoleh
dari pihak diluar perusahaan.
Modal kerja adalah suatu
investasi perusahaan di dalam aktiva
jangka pendek seperti kas, sekuritas
(surat-surat berharga) piutang dagang
dan persediaan (Huston & Brigham,
2006:131). Menurut pernyataan
tersebut dapat diartikan bahwa modal
kerja adalah keseluruhan aktiva
lancer yang dimiliki oleh perusahaan
dan juga dipergunakan untuk
kegiatan operasi perusahaan.
Modal kerja biasanya erat
kaitannya dengan likuiditas dan
profitabilitas perusahaan, apabila
modal kerja yang ada besar maka
likuiditasnya akan tinggi, namun jika
modal yang ada terlalu kecil akan
membuat perusahaan tidak dapat
3
memenuhi kewajiban financialnya.
Modal kerja yang berlebihan
menunjukkan adanya dana yang
tidak produktif, namun apabila
modal kerja yang sedikit atau kurang
dapat berdampak pada terganggunya
proses produksi, dimana akan
menurunkan dari tingkat keuntungan
perusahaan.
Apabila suatu perusahaan
dapat mengoptimalkan dan
menggunakan modal kerja secara
efisien, maka perusahaan tersebut
dapat meningkatkan tingkat
profitabilitasnya. Dengan demikian
modal kerja sangat penting bagi
setiap perusahaan, maka perlu diatur
sedemikian rupa berapa banyaknya
modal dan penggunaanya untuk
kelancaran operasi perusahaan yang
akan berdampak pada kelangsungan
perusahaan tersebut. Efisiensi
penggunaan modal kerja adalah
penggunaan sumber modal kerja
dengan sebaik-baiknya tanpa adanya
pemborosan (Riyanto, 2000:54).
Menurut Husnan (1998:550)
semakin besar kemampuan modal
kerja menghasilkan keuntungan
operasi, maka semakin efisien
pengelolaan modal kerja tersebut.
Dari pernyataan tersebut, dapat
diartikan bahwa pengelolaan modal
kerja yang semakin efisien dapat
membuat kemungkinan yang lebih
besar agar perusahaan mendapatkan
keuntungan yang ditargetkan atau
diharapkan.
Efisiensi modal kerja
merupakan indikator dari menejemen
modal kerja yang baik. Dapat dilihat
dari perputaran modal kerja (working
capital turnover), perputaran
persediaan (inventory turnover), dan
Perputaran persediaan (inventory
turnover). Semakin lama waktu yang
dibutuhkan perusahaan dalam untuk
melakukan proses produksi barang,
maka akan semakin besar biaya yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan
baik biaya pemeliharaan maupun
biaya produksi.
Setiap kegiatan perusahaan
akan berdampak pada kemampuan
perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya
(likuiditas) dan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba
(profitabilitas), maka modal kerja
perlu dikelola dan diperhatikan
dengan baik setiap periodenya.
Banyak manfaat dari tersedianya
modal kerja yang cukup, namun ada
4
juga dampak dari kelebihan dan
kekurangan modal kerja tersebut.
Berdasarkan alasan dan latar
belakang diatas, maka penulis
memilih untuk meneliti lebih dalam
lagi tentang manajemen modal kerja
dan mengambil judul skripsi “
Analisis Komposisi Modal Kerja
Pada UKM Soto Ayam Cak To
Undaan, Surabaya “
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis komposisi
modal kerja yang ada pada UKM
soto ayam Cak To Undaan,
Surabaya.
2. Untuk menganalisis tingkat
efisiensi penggunaan modal kerja
yang ada pada UKM soto ayam Cak
To Undaan, Surabaya.
2. Landasan Teori
Kerangka Teori
Modal Kerja
Dalam menjalankan setiap
usahanya tentunya para pelaku usaha
tersebut membutuhkan modal usaha
atau modal kerja yang dapat berasal
dari modal sendiri maupun berasal
dari utang.
Menurut Weston dan
Copeland (1997:239) modal kerja
ialah analisis saling hubungan antara
aktiva lancar dengan kewajiban
lancar. Modal kerja juga disebut
manajemen keuangan jangka pendek.
Gifman (1994:643) menjelaskan
bahwa modal kerja adalah jumlah
harta lancar yang merupakan bagian
dari investasi yang bersirkulasi dari
satu bentuk ke bentuk yang lain
dalam suatu kegiatan bisnis.
Menurut Prawironegoro (2006)
modal kerja adalah investasi dalam
harta jangka pendek atau investasi
dalam harta lancar (current assets).
Modal kerja dapat dikategorikan
menjadi dua yaitu modal kerja kotor
(gross working capital) dan modal
kerja bersih (net working capital).
Menurut Kasmir (2012:250)
modal kerja merupakan modal yang
digunakan untuk melakukan kegiatan
operasi perusahaan. Modal kerja
diartikan sebagai investasi yang
ditanamkan dalam aktiva lancar atau
aktiva jangka pendek, seperti kas,
bank, surat-surat berharga, piutang,
persediaan dan aktiva lancar.
5
Fungsi Manajemen Modal Kerja
Horne dan Wachowicz
(1997:215), menyatakan bahwa
manajemen modal kerja juga
mendasari dua keputusan penting
perusahaan. Manajemen modal kerja
ini merupakan penentu dari:
1. Tingkat optimal dari investasi
pada aktiva lancar.
2. Perpaduan yang sesuai antara
pembiayaan jangka panjang yang
digunakan untuk mendukung
investai pada aktiva lancar.
Brealy, Myers, dan Marcus
(2007:244) menyebutkan bahwa
ketika perusahaan meningkatkan
persediaan bahan mentah atau
produk jadi, kas perusahaan akan
berkurang. Pengurangan kas
mencerminkan investasi perusahaan
dalam persediaan. Dengan begitu
persediaan yang naik maka investasi
kas dalam piutang akan naik pula.
Fungsi ataupun tujuan dari
manajemen modal kerja bagi
perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Modal kerja digunakan untuk
memenuhi kebutuhan likuiditas
perusahaan, yang artinya
likuiditas suatu perusahaan
sangat tergantung pada
manajemen modal kerja.
2. Memungkinkan perusahaan
untuk memiliki persediaan yang
cukup dalam memenuhi
kebutuhan pelanggannya.
3. Memungkinkan perusahaan
untuk memperoleh tambahan
dana dari para kreditor, apabila
rasio keuangannya memenuhi
syarat seperti likuiditas yang
terjamin.
4. Dengan modal kerja yang cukup,
perusahaan memiliki kemampuan
untuk memenuhi kewajiban pada
waktunya.
5. Perusahaan mampu melundungi
diri apabila terjadi krisis modal
kerja akibat turunnya aktiva
lancar.
Sumber Modal Kerja
Menurut Kasmir (2011:256),
menyatakan bahwa sumber-sumber
dana untuk modal kerja dapat
diperoleh dari penurunan jumlah
aktiva dan kenaikan passive.
Adapun beberapa sumber
modal kerja yang biasa digunakan
yaitu:
1. Hasil operasi perusahaan
Yaitu laba yang diperoleh pada
periode tetentu. Diperoleh dari laba
atau pendapatan perusahaan
6
ditambah dengan penyusutan seperti
laba cadangan atau laba yang belum
dibagi kepada pemegang saham
2. Keuntungan penjualan surat
berharga perusahaan
Diperoleh dari selisih antara harga
beli dan harga jual surat berharga
tersebut.
3. Penjualan saham
Perusahaan menjual atau melepas
sejumlah saham yang masih dimiliki
untuk dijual kepada pihak lain.
4. Penjualan aktiva tetap
Pada aktiva tetap biasanya dapat
dijual apabila aktiva tersebut kurang
produktif.
5. Penjualan obligasi
Sama halnya dengan penjualan
saham, hasil dari penjualannya
biasanya digunakan untuk investasi
dalam jangka panjang.
6. Memperoleh pinjaman
Pinjaman diperoleh dari kreditur
misalnya bank atau lembaga
keuangan lainnya.
7. Dana hibah
Dana ini dapat diperooleh dari
berbagai lembaga, pada dana hibah
tidak dikenakan beban biaya dan
tidak ada kewajiban untuk
mengembalikan dana tersebut.
8. Sumber dana lainnya.
Komponen Modal Kerja
Komponen modal kerja itu
dapat dilihat pada setiap neraca
perusahaan, yaitu pada aktiva lancar
dan utang lancar.
Mernurut Munawir (2002:14-
16) yang termasuk kedalam aktiva
lancar adalah:
1. Kas atau uang tunai yang
dapat digunakan untuk
membiayai operasi
perusahaan.
2. Investasi jangka pendek
(surat-surat berharga atau
marketable securities). Yaitu
investasi yang sifatnya
sementara (jangka pendek)
dengan maksud untuk
memanfaatkan uang kas yang
sementara belum dibutuhkan
dalam operasi.
3. Piutang wesel yaitu tagihan
perusahaan kepada pihak lain
yang dinyatakan dalam suatu
wesel atau perjanjian yang
diatur dalam undang-undang.
4. Piutang dagang atau tagihan
kepada pihak lain (kreditur
atau langganan) sebagai
akibat adanya penjualan
barang dagangan secara
kredit.
7
5. Persediaan, pada perusahaan
perdagangan persediaan
dapat diartikan semua
barang-barang yang
diperdagangkan yang sampai
tanggal neraca masih
digudang dan belum laku
jual.
6. Piutang penghasilan atau
penghasilan yang harus
diterima adalah penghasilan
yang sudah menjadi hak
perusahaan karena
perusahaan sudah
memberikan jasa atau
prestasinya, tetap belum
diterima pembayarannya,
sehingga merupakan tagihan.
7. Persekot atau biaya yang
dibayar dimuka.
Adalah pengeluaran untuk
memperoleh jasa atau prestasi dari
pihak lain itu belum dinikmati oleh
perusahaan pada periode ini
melainkan pada periode berikutnya.
Sedangkan utang lancar
menurut Munawir (2002: 18) adalah
kewajiban keuangan perusahaan
yang pelunasannya atau
pembayarannya akan dilakukan
dalam jangka waktu pendek (satu
tahun sejak tanggal neraca) dengan
menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki oleh perusahaan. Utang
lancar meliputi:
1. Hutang dagang, adalah
hutang yang timbul karena
adanya pembelian barang
dengan cara kredit.
2. Hutang wesel, adalah hutang
yang disertai dengan janji
tertulis (yang diatur dengan
undang-undang) untuk
melakukan pembayaran
sejumlah tertentu pada waktu
tertentu dimasa yang akan
dating.
3. Hutang pajak, baik pajak
untuk perusahaan yang
bersangkutan maupun pajak
pendapatan karyawan yang
belum disetorkan kepada kas
negara.
4. Hutang yang masih belum
dibayar adalah biaya-biaya
yang sudah terjadi tetapi
belum dilakukan
pembayarannya.
5. Hutang jangka pendek yang
segera jatuh tempo, adalah
sebagian (seluruh) hutang
jangka panjang yang sudah
menjadi hutang jangka
8
pendek, karena harus segera
dilakukan pembayarannya.
6. Penghasilan yang diterima
dimuka (differed revenue),
adalah penerimaan uang
untuk penjualan barang atau
jasa yang belum direalisir.
Efisiensi Modal Kerja
Menurut Hanafi (2005:125)
manajemen atau pengelolaan modal
kerja merupakan hal yang sangat
penting agar kelangsungan usaha
perusahaan dapat dipertahankan.
Kesalahan atau kekeliruan dalam
pengolahan modal kerja perusahaan
akan menyebabkan terhambatnya
operasi perusahaan bahkan dapat
menyebabkan kebangkrutan.
Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian
yang dikembangkan seperti tersaji
pada gambar berikut ini :
Gambar 2.3 Kerangka Konsep
3. METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan
pada penelitian ini adalah
pendekatan yang bersifat deskriptif
kualitatif.
Tekhnik Pengumpulan Data
Adapun beberapa teknik yang
digunakan dalam pengambilan data
pada penelitian ini, diantaranya yaitu
sebagai berikut: 1) Observasi 2)
Studi Dokumentasi.
Teknik Analisa Data
Adapun tahapan analisis data
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Observasi serta mendapatkan
data-data keuangan maupun
laporan penjualan perusahaan
atau objek yang diteliti.
2. Mengidentifikasikan aktiva
lancar pada objek penelitian.
3. Menghitung hutang lancar pada
objek penelitian.
4. Menghitung modal kerja pada
objek penelitian.
9
5. Menganalisis tingkat efisiensi
modal kerja yang ada pada objek
penelitian.
6. Mendeskripsikan dan menarik
kesimpulan dari hasil pengujian
tersebut.
4. HASIL DAN
PEMBAHASAN
Gambaran umum perusahaan
UKM soto ayam Cak To
Undaan Wetan Surabaya merupakan
salah satu soto ayam terbaik yang
ada disurabaya. UKM soto ayam Cak
To Undaan, Surabaya ini sudah
dirintis sejak tahun 1975. Masih
dimulai dengan berjualan keliling
dengan satu gerobak dorong, soto
ayam ini hanya dikerjakan oleh Pak
To dan Istrinya saja, belum ada
karyawan atau orang yang membantu
usaha mereka.
Pada awalnya soto ayam Cak
To ini hanya mampu memotong 11
ekor ayam perhari, namun dengan
kegigihan dan usaha keras, akhirnya
dari berjualan keliling tersebut
selama 15 tahun nama soto ayam
Cak To mulai banyak diminati dan
dikenal oleh banyak orang dan
akhirnya bisa membuka lapak
disalah satu sudut kota Surabaya,
tepatnya dijalan undaan wetan tepat
disebelah gang ngemplak I,
Surabaya. Walaupun hanya lapak
tenda bongkar pasang di emperan
sebuah rumah, banyak pengunjung
yang dating biasanya dari kalangan
orang-orang kantoran.
Semakin banyaknya pelanggan,
akhirnya soto ayam Cak To buka
cabang masuk gang sebelah soto
ayam Cak To yang dipinggir jalan
tersebut kira-kira masuk sekitar 10
meter dari jalan raya. Tepatnya di JL.
Undaan Wetan 10, Gang Ngemplak
I/36, Surabaya. Ditempat yang baru
ini tempatnya lebih luas dan lebih
nyaman lebih mirip seperti rumah
makan bukan seperti warung soto
dipinggir jalan. Soto ayam Cak To
mulai buka dari pukul 06.00 pagi
sampai pukul 17.00 sore kecuali hari
minggu dan hari libur nasional soto
ayam Cak To pasti tutup.
Hingga kini soto ayam Cak To
Undaan Surabaya memiliki kurang
lebih 20 orang karyawan yang
berasal dari keluarga dekat sendiri
dan para tetangga sekitar. Kini
perhari soto ayam Cak To Undaan
Surabaya kurang lebih mampu
memotong 150 ekor ayam perhari.
10
Hasil penelitian dan pembahasan
Hasil
1. Komposisi Modal Kerja
Tabel 4.2
Laporan Perubahan Modal Kerja
UKM Soto Ayam Cak To Undaan,
Surabaya
Sumber : Data diolah, 2017
Pada tabel 4.2 diatas, dapat
diketahui dari laporan perubahan
modal kerja tahun 2016, dapat
diketahui bahwa komposisi sumber
modal kerja jangka panjang yang
bersumber dari aktiva lancar adalah
sebesar Rp. 727.050.000, yang
berasal dari kas sebesar Rp.
25.000.000, tabungan sebesar
700.000.000, dan persediaan sebesar
Rp. 2.050.000. Dapat diketahui pula
kewajiban lancar pada tahun 2016
yaitu sebesar Rp. 694.100.000, yang
digunakan untuk kewajiban lancar
sebesar 609.600.000, hutang usaha
sebesar Rp. 16.000.000, Hutang
Pajak Sebesar Rp. 60.000.000, dan
sewa guna usaha sebesar Rp.
6.500.000. Pada tahun 2016 modal
kerja pada UKM soto ayam Cak To
Undaan, Surabaya mengalami
kenaikan sebesar Rp. 23.350.000
untuk membiayai kebutuhan
operasional yang semakin tinggi.
2. Aktiva Lancar Tahun 2016Aktiva Lancar = Kas+Piutang+Persediaan
Aktiva Lancar = 725.000.000+0+2.050.000
= 727.050.000
Dari perhitungan data diatas,
dapat diketahui jumlah total aktive
lancar pada UKM soto ayam Cak To
Undaan, Surabaya adalah sebesar
Rp. 727.050.000. Dengan sumber
aktiva lancar terbesar berasal dari kas
dan bank.
3. Hutang Lancar Tahun 2016
Hutang Lancar = Utang Dagang + Utang Pajak + Utang Jangka Pendek
Hutang Lancar = 609.600.000 + 18.000.000 + 60.000.000 + 6.500.000 = 694.100.000
Dari perhitungan data diatas
dapat diketahui bahwa jumlah hutang
lancar pada UKM soto ayam Cak To
11
Undaan, Surabaya sebesar Rp.
694.100.000
Jumlah tersebut berasal dari utang
lancar, utang dagang, dan utang
jangka pendek.
4. Modal Kerja Tahun 2015 dan
Tahun 2016
- Tahun 2015
Modal Kerja = Aktiva Lancar –
Utang Lancar
Modal Kerja = 519.600.000 –
510.000.000 = 9.600.000
Dari perhitungan diatas, dapat
diketahui jumlah modal kerja yang
ada pada UKM soto ayam Cak To
Undaan, Surabaya pada tahun 2015
adalah sebesar Rp. 9.600.000
- Tahun 2016
Modal Kerja = Aktiva Lancar –
Utang Lancar
Modal Kerja = 727.050.000 –
694.100.000 = 32.950.000
Dari perhitungan diatas, dapat
diketahui jumlah modal kerja yang
ada pada UKM soto ayam Cak To
Undaan, Surabaya adalah sebesar
Rp. 32.950.000
5. Likuiditas Tahun 2016 Aktiva LancarCurrent Ratio =
Hutang Lancar
Current Ratio = 727.050.000 / 694.100.000
= 1,05
Dari perhitungan diatas, dapat
diketahui bahwa aktiva lancar
perusahaan 1,05 kali lebih besar
disbanding dengan hutang lancar,
atau dapat diartikan setiap Rp. 1
hutang lancar dijamin dengan Rp.
1,05 aktiva lancar.
Analisis Efisiensi Penggunaan
Modal Kerja
Perputaran Modal Kerja
Perputaran modal kerja atau
working capital turn over merupakan
salah satu rasio yang digunakan
untuk mengukur keefektifan modal
kerja suatu perusahaan selama
periode tertentu.
Menurut (Riyanto, 2008:335)
working capital turn over merupakan
kemampuan modal kerja (neto)
berputar dalam suatu periode siklus
kas (cash cycle) dari perusahaan.
Makin pendek periode tersebut,
berarti makin cepat perputaran atau
makin tinggi perputarannya (turn
over rate) nya.
Tabel 4.4
Komponen Laporan Keuangan UKM
Soto Ayam Cak To Undaan, Surabaya
12
Komponen laporan keuangan 2015 2016
Penjualan bersih 741.000.000 650.000.000 Total Activa Lancar (current assets) 519.600.000 727.050.000
Modal kerja 9.600.000 32.950.000 Sumber : Data internal UKM dan Diolah.
Untuk menganalisis
keefisienan modal kerja pada UKM
soto ayam Cak To Undaan, Surabaya
dapat dihitung dengan rasio antara
total penjualan dan jumlah modal
kerja yaitu sebagai berikut:
Perputaran Modal Kerja =
Penjualan / Modal kerja
Perputaran modal kerja Tahun 2015
= 670.000.000 / 9.600.000
= 69,79 kali dibulatkan (69.8 kali)
Perputaran modal kerja tahun 2016 =
725.000.000 / 32.950.000 = 22 kali
Perputaran modal kerja pada
UKM soto ayam Cak To Undaan,
Surabaya pada tahun 2015 sebanyak
69,8 kali, artinya setiap Rp. 1,00
modal kerja dapat menghasilkan Rp.
69.8 dipenjualan. Dan pada tahun
2016 perputaran modal kerja
sebanyak 22 kali yang artinya setiap
Rp. 1.00 modal kerja dapat
menghasilkan Rp. 22 dipenjualan.
Terlihat ada penurunan rasio
perputaran modal kerja dari tahun
2015 ke tahun 2016. Hal ini
menunjukkan penurunan
kemampuan manajemen dalam
mengolah modal kerja yang ada.
Apabila dilihat dari segi
penjualan, modal kerja lebih efisien
pada tahun pada tahun 2015, karena
dengan modal kerja sebesar Rp.
9.600.000 dapat menghasilkan
penjualan sebesar Rp. 741.0000.000.
Sedangkan tahun 2016 modal kerja
naik menjadi Rp. 32.950.000 hanya
mampu menghasilkan penjualan
sebesar Rp. 650.000.000
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang
diperoleh dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Komposisi modal kerja yang ada
pada UKM soto ayam Cak To
Undaan, Surabaya pada tahun 2016
adalah sebesar Rp. 727.050.000,
terdiri dari kas sebesar Rp.
25.000.000, tabungan sebesar
700.000.000, dan persediaan sebesar
Rp. 2.050.000. dan mengalami
peningkatan modal kerja sebesar Rp.
70.950.000 yang digunakan untuk
membiayai kebutuhan operasional
yang semakin tinggi. Diketahui pula
jumlah aktiva lancar perusahaan 1,05
kali lebih besar disbanding dengan
13
hutang lancar, atau dapat diartikan
setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin
dengan Rp. 1,05 aktiva lancar.
2. Efisiensi Modal kerja pada UKM
soto ayam Cak To Undaan, Surabaya
dilihat dari perputaran modal kerja
pada tahun 2015 sebanyak 69,8 kali,
artinya setiap Rp. 1,00 modal kerja
dapat menghasilkan Rp. 69.8
dipenjualan. Dan pada tahun 2016
perputaran modal kerja sebanyak 22
kali yang artinya setiap Rp. 1.00
modal kerja dapat menghasilkan Rp.
22 dipenjualan. Terlihat ada
penurunan rasio perputaran modal
kerja dari tahun 2015 ke tahun 2016.
Hal ini menunjukkan penurunan
kemampuan manajemen dalam
mengolah modal kerja yang ada.
Apabila dilihat dari segi penjualan,
modal kerja lebih efisien pada tahun
pada tahun 2015, karena dengan
modal kerja sebesar Rp. 9.600.000
dapat menghasilkan penjualan
sebesar Rp. 741.0000.000.
Sedangkan tahun 2016 modal kerja
naik menjadi Rp. 32.950.000 hanya
mampu menghasilkan penjualan
sebesar Rp. 650.000.000.
Saran
Berdasarkan hasil analisis yang
dilakukan dan kesimpulan yang ada,
dalam hal ini saran yang diberikan
sebagai bahan pertimbangan untuk
kelangsungan operasi perusahaan
adalah agar perusahaan lebih teliti
lagi dalam penggunaan modal kerja
agar lebih efisien lagi untuk
meningkatkan menjualan ditahun-
tahun berikutnya.
Daftar Pustaka
Kurnianingsih, N. (2004). Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Wibisono, Handoyo. (1991). Manajemen Modal Kerja. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.
Riyanto. B. (2001). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Ahmad, Kamarrudin. (1995). Dasar-dasar Manajemen Modal Kerja. Jakarta: Rineke Cipta.
Astuti, dewi. (2004). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kasmir. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Abas, Zulfirayanti. (2013). “Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan(Studi Kasus Perusahaan Manufakture
14
Yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2012)”. Skripsi. Universitas Gorontalo.
Manhfudliyah, Ita. (2010). “Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI”. Skripsi. Jurusan akuntansi STIE Perbanas.
https://
gudang100ilmu.blogspot.co.i
d/2016. Post by gudang ilmu.
15