konstruksi berita “papa minta saham” versi …
TRANSCRIPT
18
KONSTRUKSI BERITA “PAPA MINTA SAHAM”
VERSI KOMPAS.COM DAN VIVA.CO.ID
Edy Prihantoro
Asri Saraswati
Universitas Gunadarma
ABSTRACT
Media news online has advantages in delivering the news to the audience , one of
which is the speed in delivering the news. Coverage in the online media is
influenced by internal factors and external factors media is visible from the
framing of the news carried by the media. This study aims to determine framing
the news carried by the mass media online in delivering an event and to determine
the influence of media independence and ownership of efforts to get close to
objectivity and a neutral position in the news . This study uses a constructivist
paradigm with qualitative approach . Pan and Kosicki framing analysis shows
that the framing is done Kompas.com to news Ask Stocks Cases Papa Minta
Saham to objectivity, while the framing is done Viva.co.id less objective in its
message . Kompas.com using sociological frame, while Viva.co.id using
psychological frame.
Key Instrument : Framing, Political News, Online Mass Media
Pendahuluan
Mayoritas masyarakat
berpendapat bahwa media memiliki
kekuatan meskipun sulit untuk
menetapkan secara akurat kekuatan
jenis apakah yang dimiliki oleh
media. Kekuatan utama pada media
terletak pada fakta bahwa media
dapat menjadi sumber utama
berbagai ide dan opini. Bahkan,
media dapat mempengaruhi cara kita
dalam berfikir serta bertindak. Saat
ini, perkembangan media sudah jauh
berkembang. Terbukti dengan
munculnya media baru selain media
elektronik dan media cetak dalam
penyampaian informasi. Media baru
tersebut adalah internet, atau yang
biasa disebut media online.
Media online membawa
revolusi besar dalam komunikasi
massa, dengan lahirnya jurnalisme
online yang bukan lagi dipublikasi
dalam hitungan hari atau jam, namun
19
sudah dalam hitungan detik bahkan
dapat dipublikasikan pada saat
kejadian sedang berlangsung.
Sedangkan karakteristik tulisan
berita biasanya berbentuk langsung
pada intinya, ringkas, pendek, dan
padat. Jurnalisme bentuk baru ini
memungkinkan akses informasi yang
cepat kepada khalayak dan akses
yang disajikan secara gratis.
Salah satu peristiwa yang
masih hangat dibicarakan oleh
masyarakat mengenai kasus “Papa
Minta Saham”, yaitu kasus yang
melibatkan Ketua DPR RI Setya
Novanto dengan Pimpinan PT
Freeport Indonesia Maroef
Sjamsoeddin. Dalam hal ini, Ketua
DPR RI dilaporkan oleh Menteri
ESDM terkait masalah pencatutan
nama Presiden RI dan Wakil
Presiden RI dalam pertemuannya
dengan Pimpinan PT Freeport
Indonesia. Secara etika hal ini tidak
dibenarkan karena menggunakan
nama orang lain untuk kepentingan
pribadi.
Informasi mengenai kasus
diatas berdasarkan berita-berita yang
terbit pada media online. Hal ini
memberikan satu benang merah,
bahwa media online adalah agen
komunikasi yag sangat membantu
penyebaran informasi kepada
masyarakat. Seperti sifat media
online yang cepat dapat diakses oleh
siapa saja yang menggunakan
layanan internet. Namun, hal yang
tidak dapat diabaikan bahwa media
online bukan hanya sekedar
menyampaikan informasi kepada
khalayak, tetapi mempunyai
kemampuan mengkonstruksi sebuah
peristiwa atau fakta menjadi realitas
yang diinginkan media itu sendiri.
Selama kurun waktu dua
bulan, yakni pada bulan November -
Desember 2015, Kasus Papa Minta
Saham terus bergulir hingga
akhirnya ketua DPR RI Setya
Novanto mengundurkan diri dari
jabatannya. Dalam kurun waktu dua
bulan tersebut pula, Media online
seperti Kompas.com dan Viva.co.id
menjadi media online yang selalu
mempublikasikan berita tersebut.
Pemilihan media online
Kompas.com dalam penelitian ini
didasari atas pengetahuan bahwa
Kompas.com adalah media yang
dikenal dengan independensi.
Berbeda dengan Kompas.com,
20
pemilihan Viva.co.id didasari pada
pengetahuan tentang kepemilikan
Viva.co.id oleh Bakri Group yang
pemimpinnya merupakan seorang
politisi dari partai politik.
Dalam pemberitaan di
Kompas.com dan Viva.co.id
mengenai Kasus Papa Minta Saham
tersebut, tentu ada proses dimana
media mengkonstruksi realitas yang
ada. Salah satu metode untuk
mengetahui proses konstruksi adalah
analisis framing.
Penelitian ini akan melihat
sejauh mana independensi
Kompas.com mempengaruhi framing
berita tentang Kasus Papa Minta
Saham dan apakah ada pengaruh
kepemilikan pada framing yang
dibangun Viva.co.id melalui berita
yang diterbitkannya.
Konstruksi Realitas Sosial
Istilah konstruksi atas realitas
sosial (social construction of reality)
menjadi terkenal sejak diperkenalkan
oleh Peter L. Berger dan Thomas
Luckmann melalui bukunya yang
berjudul The Social Construction of
Reality: A Treatise in the
Sociological of Knowledge (1996).
Berger dan Luckmann (Bungin, 2011
; 13) menggambarkan proses sosial
melalui tindakan dan interaksinya,
dimana individu menciptakan secara
terus menerus suatu realitas yang
dimiliki dan dialami bersama secara
subyektif.
Berger dan Luckmann
(Basari, 2013, 1) mulai menjelaskan
realitas sosial dengan memisahkan
pemahaman „kenyataan dan
pengetahuan‟. Realitas diartikan
sebagai kualitas yang terdapat di
dalam realitas-realitas yang diakui
memiliki keberadaan (being) yang
tidak tergantung kepada kehendak
kita sendiri.
Pengetahuan didefinisikan
sebagai kepastian bahwa realitas-
realitas itu nyata (real) dan memiliki
karakteristik yang spesifik. Berger
dan Luckmann mengatakan terjadi
dialektika antara individu
menciptakan masyarakat dan
masyarakat menciptakan individu.
Dialektika itu berlangsung dalam
suatu proses dengan tiga “momen”
simultan, yakni eksternalisasi
(penyesuaian diri dengan dunia
sosio-kultural sebagai produk
manusia), objektivasi (interaksi
21
sosial dalam dunia intersubyektivasi
yang dilembagakan atau mengalami
proses institusionalisasi), dan
internalisasi (individu
mengidenvifikasi diri dengan
lembaga-lembaga sosial atau
organisasi sosial tempat individu
menjadi anggotanya).
Manusia adalah pencipta
kenyataan sosial yang subyektif
melalui proses eksternalisasi,
sebagaimana kenyataan obyektif
mempengaruhi kembali manusia
melalui proses internalisasi. Dengan
kemampuan berfikir dialektis,
dimana terjadi tesa, antitesa dan
sintesa, Berger (Basari, 2013 ; xx)
memandang masyarakat sebagai
produk manusia dan manusia sebagai
produk masyarakat.
Obyektivasi (pengobyektifan)
dari proses-proses (dan makna-
makna) subyektif dengan mana dunia
akal sehat intersubyektif dibentuk.
Kehidupan sehari-hari menampilkan
diri sebagai kenyataan yang
ditafsirkan oleh manusia dan
mempunyai makna subyektif bagi
mereka sebagai satu dunia yang
koheren dan memahami kenyataan
hidup sehari-hari sebagai suatu
kenyataan yang tertib dan
tertata.Fenomena-fenomenanya
sudah tersusun sejak semula dalam
pola-pola yang tampaknya tidak
tergantung kepada pemahaman
mengenainya dan menguasai
pemahaman itu.
Kenyataan hidup sehari-hari,
tampaknya sudah diobyektifikasi.
Sudah dibentuk oleh suatu tatanan
obyek-obyek yang sudah diberi nama
sebagai obyek-obyek sejak sebelum
individu hadir. Kenyataan hidup
sehari-hari itu selanjutnya
menghadirkan diri kepada saya
sebagai suatu dunia intersubyektif,
suatu dunia yang individu huni
bersama-sama dengan orang-orang
lain (Basari, 2013 ; 28-31).
Momen ketiga dalam proses
ini, yakni internalisasi. Masyarakat
merupakan produk manusia.
Masyarakat merupakan kenyataan
obyektif. Manusia merupakan
produk sosial (Basari, 2013 ; 83).
Generasi baru menimbulkan masalah
ketaatan, dan sosialisasi mereka ke
dalam tatanan kelembagaan
memerlukan sanksi-sanksi (Basari,
2013 ;85). Pengetahuan ini secara
sosial diobyektivasi sebagai
22
pengetahuan, sebagai suatu
perangkat kebenaran yang berlaku
umum mengenai kenyataan, maka
setiap penyimpangan yang radikal
dari tatanan kelembagaan tampak
sebagai suatu penyimpangan dari
kenyataan. Pengetahuan, dalam arti
ini, merupakan inti dialektika yang
mendasar dari masyarakat,
diinternalisasi kembali sebagai
kebenaran yang berlaku obyektif
selama berlangsungnya sosialisasi.
Eksternalisasi, obyektivasi,
dan internalisasi. Masyarakat dan
tiap bagian darinya secara serentak
dikarakterisasi oleh ketiga momen
itu. Anggota masyarakat secara
individual, yang secara serentak
mengeksternalisasi keberadaannya
sendiri kedalam dunia sosial dan
menginternalisasinya sebagai suatu
kenyataan obyektif (Basari, 2013 ;
176).
Framing
Framing adalah pendekatan
untuk melihat bagaimana realitas
dibentuk dan dikonstruksi oleh
media. Proses pembentukan
konstruksi realitas itu, hasil akhirnya
adalah adanya bagian tertentu dari
realitas yang lebih menonjol dan
lebih mudah dikenal. Akibatnya,
khalayak lebih mudah mengingat
aspek-aspek tertentu yang disajikan
secara menonjol oleh media. Aspek-
aspek yang tidak disajikan secara
menonjol, bahkan tidak diberitakan,
menjadi terlupakan dan sama sekali
tidak diperhatikan oleh khalayak.
Framing merupakan sebuah
cara bagaimana peristiwa disajikan
oleh media. Penyajian tersebut
dilakukan dengan melakukan bagian
tertentu, menonjolkan aspek tertentu,
dan membesarkan cara bercerita
tertentu dari suatu realitas atau
peristiwa.
Disini media menyeleksi,
menghubungkan, dan menonjolkan
peristiwa sehingga makna dari
peristiwa lebih mudah menyentuh
dan diingat oleh khalayak (Eriyanto,
2012 ; 76). Karenanya, seperti
dikatakan Frank D. Durham
(Eriyanto, 2012 ; 77), framing
membuat dunia lebih diketahui dan
lebih dimengerti. Realitas yang
kompleks dipahami dan
disederhanakan dalam kategori
tertentu.Bagi khalayak, penyajian
realitas yang demikian membuat
23
realitas lebih bermakna dan
dimengerti.
Berita
Doug Newsom dan James A.
Wollert dalam Media Writing :News
For The Mass Media(Sudarman,
2008 ; 75) mendefinisikan berita
adalah apa saja yang ingin dan perlu
diketahui masyarakat, dengan
melaporkan berita, media massa
memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai apa yang
mereka butuhkan.
Berita online merupakan jenis
berita yang dipublikasikan dalam
situs berita online. Penulisan berita
online sama saja dengan penulisan
berita pada media cetak,
perbedaannya hanya terletak pada
pembaharuan berita yang sangat
cepat, mudah diakses, dan
terintegrasi dengan unsur multimedia
(Romli, 2012 ; 33).
Jurnalistik Online
Perubahan media lama ke
media baru juga membawa
perubahan dalam media massa dan
jurnalistik atau yang disebut sebagai
jurnalistik online.
Jurnalistik dipahami sebagai
proses peliputan, penulisan, dan
penyebarluasan informasi (aktual)
atau berita melalui media massa.
Secara ringkas dan praktis,
jurnalistik bisa diartikan sebagai
“memberitakan sebuah peristiwa”.
Online dipahami sebagai keadaan
konektivitas yang mengacu kepada
internet atau world wide web (www).
Online merupakan bahasa internet
yang berarti “informasi dapat diakses
dimana saja dan kapan saja” selama
ada jaringan internet (Romli, 11-12).
Media Online
Kehadiran media online yang
menjadi media “generasi ketiga”
menjadi tren baru bagi dunia
jurnalistik. Media online merupakan
produk jurnalistik online yang
didefinisikan sebagai pelaporan fakta
atau peristiwa yang diproduksi dan
didistribusikan melalui internet.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan
paradigma konstruktivis. Secara
ontologis, paradigma konstruktivis
menuntut cara melihat realitas
(Denzim dan Lincoln, 2005).
24
Paradigma konstruktivis menjelaskan
bahwa realitas tidak muncul begitu
saja dalam bentuk aslinya (apa
adanya) melainkan ia harus diseleksi
melalui cara orang itu memandang
setiap hal yang ada (Littlejohn,
1999). Maka peneliti ingin melihat
realitas yang sebenarnya.
Secara epistemologis
mempertanyakan tentang bagaimana
cara kita melihat sesuatu dan apa
hubungan antara peneliti dengan
obyek penelitian. Penelitian tentang
konstruksi sosial ini mengamati
teks-teks berita hasil konstruksi
media online secara mendalam.
Teks-teks berita dianalisis untuk
memahami realitas sesungguhnya
dan dapat mengetahui mengapa
media mengkonstruksi berita berbeda
dengan media lain. Metodologi
memfokuskan pada bagaimana cara
kita memperoleh pengetahuan.
Menurut pandangan
konstruktivis kebenaran dan
pengetahuan objektif sesungguhnya
merupakan sebuah perspektif
tersendiri.Kebenaran dan
pengetahuan objektif itu bukan
ditemukan, melainkan diciptakan
oleh individu (Schwandt, 1994).
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan
paradigm konstruktivis dan model
analisis framing milik Zhongdang
Pan dan Gerald M. Kosicki yang
diharapkan dapat membedah sikap
Kompas.com dan Viva.co.id
terhadap Kasus pemberitaan Papa
Minta Saham, dengan meneliti teks
media. Fakta-fakta yang kemudian di
konstruksi menjadi sebuah berita dan
diberitakan bukan merupakan fakta
biasa, dan memiliki nilai yang
penting, sehingga perlu diketahui
fakta sesungguhnya.
Untuk menemukan fakta yang
sesungguhnya dibalik berita yang
disampaikan media online ini
diperlukan satu pemahaman dan
analisis yang mendalam.Model Pan
dan Kosicki ini berasumsi bahwa
setiap berita memiliki frame yang
berfungsi sebagai pusat dari
organisasi ide.
Frame ini adalah suatu ide
yang dihubungkan dengan elemen
yang berbeda dalam teks berita
(seperti kutipan sumber, latar
informasi, pemakaian kata atau
kalimat tertentu) ke dalam teks
25
secara keseluruhan. Frame
berhubungan dengan makna.
Bagaimana seseorang
memaknai suatu peristiwa dapat
dilihat dari perangkat tanda yang
dimunculkan dalam teks. Elemen
yang menandakan pemahaman
seseorang mempunyai bentuk yang
terstruktur dalam bentuk aturan atau
konvensi penulisan sehingga ia dapat
menjadi “jendela” melalui mana
makna yang tersirat dari berita
menjadi terlihat (Eriyanto, 2012 ;
289).
Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan pada
level teks dan level konteks. Pada
level teks dilakukan analisis untuk
mengetahui bingkai setiap berita
yang menjadi obyek penelitian
penulis. Sebagai perangkat untuk
melakukan analisis pada level teks
peneliti menggunakan teknik analisis
framing yakni sebuah metode
analisis untuk membedah isi media.
Analisis ini dapat dipakai dalam
penelitian media yang
mengkonstruksi dan membingkai
pesan (Eriyanto, 2012)
Model Pan & Kosicki ini
mengoperasionalisasikan empat
dimensi struktural teks berita sebagai
perangkat framing, yaitu:sintaksis,
skrip, tematik, dan retoris. Keempat
dimensi struktural ini membentuk
semacam tema yang mempertautkan
elemen-elemen semantik narasi
berita dalam suatu koherensi global.
Dalam pendekatan ini framing dibagi
ke dalam empat struktur besar, yaitu
(1) Struktur sintaksis, berfungsi
untuk melihat bagaimana wartawan
memahami peristiwa yang dapat
dilihat dari cara wartawan menyusun
fakta kedalam bentuk berita dengan
melihat bagaimana penggunaan
headline, lead, latar informasi,
sumber, pernyataan, dan penutup. (2)
Struktur skrip berfungsi untuk
melihat bagaimana strategi wartawan
ketika mengisahkan peristiwa ke
dalam bentuk berita dengan
menggunakan unsur 5W+1H yang
terdiri dari What untuk mengetahui
apa yang sedang terjadi, Where
untuk mengetahui dimana peristiwa
sedang terjadi, When untuk
mengetahui kapan peristiwa terjadi,
Who untuk mengetahui siapa saja
yang terlibat dalam peristiwa, Why
26
untuk mengetahui mengapa peristiwa
dapat terjadi, dan How untuk
mengetahui bagaimana peristiwa
dapat terjadi. (3) Struktur tematik
berfungsi untuk mengetahui
bagaimana wartawan
mengungkapkanpandangannyaatas
suatu peristiwa dan untuk melihat
bagaimana fakta itu ditulis
berdasarkan tema yang digunakan
dalam penempatan proposisi,
kalimat, hubungan antarkalimat atau
yang biasa disebut sebagai koherensi
yang membentuk teks secara
keseluruhan. (4) Dari struktur retoris
ini, berfungsi untuk melihat
bagaimana pemilihan gaya atau kata
yang dipilih oleh wartawan untuk
menekankan apa yang ingin
ditonjolkan oleh wartawan dari suatu
peristiwa, hal ini dilakukan untuk
membuat citra dan meningkatkan
gambaran yang diinginkan dari
peristiwa tersebut dengan melihat
elemen-elemen daristruktur retoris
seperti penggunaan leksikon, foto
atau grafis, dan metafora.
Keempat struktur ini
merupakan suatu rangkaian yang
dapat menunjukkan framing pada
sebuah media. Keberpihakkan
seorang wartawan dalam
memberitakan realitas tertentu akan
kelihatan dan dapat diamati dari
keempat struktur tersebut.
Pendekatan ini dapat digambarkan ke
dalam bentuk skema seperti pada
gambar berikut :
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini
adalah situs berita online
Kompas.com dan Viva.co.id.
Sedangkan, Objek penelitian yang
akan penulis teliti adalah berita
Kasus Papa Minta Saham pada
KONSEP
SOSIOLOGIS
SINTAKSIS Cara Wartawan Menyusun Fakta
SKRIP Cara wartawan Mengisahkan fakta
TEMATIK Cara wartawan Menulis Fakta
Headline, lead,latar informasi, kutipan, sumber, pernyataan, penutup 5W + 1H
Paragraf, proposisi (hubungan antar kalimat)
STRUKTUR PERANGKA
T FRAMING
UNIT YANG
DIAMATI
1. Skema
Berita
2. Keleng
kapan
Berita
3. Detail 4. Kohere
nsi/Maksud Kalimat Hubungan
5. Bentuk Kalimat
6. Kata Ganti
KONSEP
PSIKOLOGIS
RETORIS Cara wartawan Menekankan fakta
Kata, idiom, gambar/foto, grafik
7. Leksikon
8. Grafis 9. Metaf
ora
27
periode 16 November – 19 Desember
2015. Terdapat 47 berita pada
Kompas.com dan 32 berita pada
Viva.co.id, kemudian setelah
diseleksi berdasarkan kriteria yang
peneliti tetapkan maka didapatkan 3
berita yang dianalisis pada masing-
masing media yang menjadi objek
penelitian.
No Tanggal Kompas.com Viva.co.id
1. 21
November
2015
Fadli Zon
Duga Ada
“Operasi
Intelijen”
dalam Kasus
Setya
Novanto
Fadli Zon: Tak
Hanya Freeport,
Sudirman Harus
Dilaporkan
2. 3
Desember
2015
Cerita Bos
Freeport Soal
Tiga Kali
Pertemuannya
dengan Setya
Novanto
Bos Freeport
Indonesia:
Pertemuan
Inisiatif Setya
Novanto
3. 16 - 19
Desember
2015
Setya
Novanto
Mundur,
MKD
Anggap
Sidang Etika
Telah Happy
Ending
Sudah Mundur,
MKD Pastikan
Tutup Kasus
Setya Novanto
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Analisis pembingkaian pada
penelitian ini dilakukan terhadap
berita-berita yang dimuat oleh
Kompas.com dan Viva.co.id
mengenai kasus “Papa Minta
Saham” yang dimuat di kedua situs
berita online tersebut pada periode
16 November – 19 Desember 2015.
Pemilihan waktu antara
tanggal 16 November – 19 Desember
2015 karena pada periode waktu
tersebut kasus ini mulai muncul dan
banyak diberitakan oleh media massa
baik cetak atau online, dimana
Menteri ESDM Sudirman Said
melaporkan Ketua DPR RI Setya
Novanto ke Mahkamah Kehormatan
Dewan (MKD), hingga hari dimana
keputusan MKD terkait kasus Papa
Minta Saham. Terdapat empat puluh
tujuh (47) berita media online
Kompas.com dan tiga puluh dua (32)
berita pada media online Viva.co.id
yang memuat tentang Kasus Papa
Minta Saham.
Dengan analisis framing
model Pan dan Kosicki sebanyak
enam (6) buah berita, penelitian ini
berusaha menelaah bagaimana
framing berita Kasus “Papa Minta
28
Saham” yang dilakukan oleh kedua
media online tersebut. Dari hasil
analisis produk berita dan diskusi
yang telah dilakukan penulis
terhadap masing-masing redaktur
media online terkait Kasus “Papa
Minta Saham”, maka ada beberapa
hal yang akan coba penulis jabarkan.
Pada artikel berita yang
dikeluarkan tanggal 21 November
2015 oleh Kompas.com dan
Viva.co.id, secara keseluruhan
terlihat bahwa Kompas.com masih
berupaya condong ke arah netral
dalam menyampaikan berita secara
objektif meskipun ada keterangan
dari Fadli Zon yang diperkuat oleh
opini Kompas.com sehingga
membuat keterangan Fadli Zon
seakan benar. Terlihat bahwa frame
yang digunakan adalah sosiologis
yakni Kompas.com hanya
menjelaskan Fadli Zone sebagai
narasumber yang membela Setya
Novanto.
Kompas.com juga memotong
kutipan Fadli Zon dengan hanya
menggunakan sebagian, sedangkan
Viva.co.id menggunakan keterangan
Fadli Zon secara utuh yang
menjadikan Viva.co.id menggunakan
frame psikologis dalam membangun
berita ini. Meskipun demikian,
Viva.co.id juga melakukan beberapa
hal yang membuatnya terlihat tidak
netral. Pada lead berita, Viva.co.id
mengutarakan opini tanpa
menyantumkan sumber opini
tersebut sehingga terlihat seperti
opini Viva.co.id. Ketika dikonfirmasi
hal tersebut kepada Umi Kalsum
selaku Redaktur Pelaksana, mereka
mengaku bahwa opini tersebut
berasal dari Fadli Zon, namun tidak
memberikan kejelasan mengapa
tidak mencantumkannya.Mereka
hanya beralasan hal itu merupakan
asas praduga tidak bersalah dengan
menambahkan kata “diduga”.
Selanjutnya, ketidak netralan
Viva.co.id terlihat pada keterangan
tambahan dimana hanya pihak-pihak
tertentu saja yang disebutkan
diparagraf ketiga, yakni kutipan
Fadli Zon.Viva.co.id hanya
menjelaskan siapa pihak yang
mengancam, yaitu Sudirman dan
Maroef.Namun, tidak menjelaskan
siapa pihak yang diancam.
Pada artikel berita yang
dikeluarkan tanggal 3 Desember
2015 oleh Kompas.com dan
29
Viva.co.id, secara keseluruhan
terlihat bahwa Kompas.com dan
Viva.co.id masih berupaya netral
dengan menyampaikan berita secara
objektif. Meskipun dalam
penggunaan gambar, Kompas.com
terlihat tidak mewakili isi berita dari
sisi aktual dimana gambar yang
digunakan merupakan gambar
Maroef saat berkunjung ke redaksi
Kompas.com, meskipun begitu hal
itu tidak merubah fakta pada frame
yang digunakan Kompas.com yaitu
frame sosiologis. Sedangkan gambar
yang digunakan Viva.co.id terlihat
mewakili isi berita, fakta-fakta ini
mendukung bahwa Viva.co.id
menggunakan frame sosiologis pada
artikel berita ini,dimana penggunaan
gambar tersebut menggambarkan
Maroef yang sedang memberikan
keterangan di MKD.
Pada artikel berita yang
dikeluarkan tanggal 16 dan 19
Desember 2015 oleh Kompas.com
dan Viva.co.id, secara keseluruhan
terlihat bahwa Kompas.com
berupaya netral dalam
menyampaikan berita sesuai dengan
fakta seperti frame sosiologis yang
digunakan dalam beritanya bahwa
Setya Novanto telah mundur dari
jabatannya sebagai Ketua DPR RI.
Sementara, Viva.co.id terlihat
melakukan beberapa kesalahan yang
fatal.
Pada artikel berita yang
dikeluarkan pada tanggal 19
Desember 2015, terlihat jelas
Viva.co.id menggunakan frame
psikologis dalam framing beritanya.
Terlihat jelas bahwa Viva.co.id
sebagai media online tidak aktual
dalam menyampaikan beritanya
karena peristiwa tersebut terjadi pada
tanggal 16 Desember 2015. Saat
dikonfirmasi kepada Redaktur,
Pelaksana, mereka berujar bahwa hal
tersebut karena belum adanya
kepastian dari MKD terkait kasus
tersebut, sehingga mereka baru
mengeluarkannya tanggal 19
Desember 2015.
Seperti pada paragraf kedua
yang tertulis tanggal 19 Januari yang
diakui oleh Viva.co.id adalah
kesalahan penulisan. Namun yang
perlu digaris bawahi adalah argumen
tersebut berkebalikan dengan bagian
penutup yang memberikan
keterangan pada Rabu 13 Januari
2016, dimana hal tersebut juga
30
diakui sebagai kesalahan penulisan
oleh Viva.co.id yang seharusnya
adalah pada tanggal 19 Desember
2015. Padahal setelah penulis teliti,
berdasarkan beberapa sumber lain,
informasi pada bagian penutup
tersebut merupakan peristiwa yang
benar terjadi pada tanggal 13 Januari
2016.Jika memang hal tersebut
adalah sesuatu yang memang
disengaja, maka hal tersebut
merupakan kebohongan publik. Dari
pembahasan tersebut terlihat jelas
bahwa Viva.co.id memiliki
kepentingan pribadi dalam artikel
berita tersebut.
Kesimpulan
Pada berita Kompas.com,
frame yang digunakan terlihat lebih
mendekati objektivitas dalam
pemberitaannya. Terlihat pada tiga
artikel berita yang diteliti
menunjukan usaha untuk
menyampaikan realitas yang terjadi
pada Kasus Papa Minta Saham
sesuai dengan fakta dan sumber yang
dimiliki, hal ini sesuai dengan
independensi yang melekat pada
Kompas.com. Sedangkan pada berita
Viva.co.id realitas kurang objektif
dengan realitas sesungguhnya.
Seperti pada opini berita dan
penafsiran atas komentar-komentar
sumber berita. Hal ini semakin
menegaskan bahwa pengaruh
pemilik media dapat mempengaruhi
berita yang disampaikan.
Secara keseluruhan
Kompas.com membingkai berita
dengan menggunakan frame
sosiologis, yaitu frame yang
didasarkan pada pendapat
masyarakat secara umum. Sedangkan
Viva.co.id mengkonstruksi berita ini
dengan menggunakan framing
psikologis, yaitu framing yang
didasarkan subyektivitas wartawan
dalam mengkonstruksi berita.
Saran
1. Pada media massa online
memperhatikan kelengkapan
berita 5W+1H agar terpenuhi
pada setiap artikel berita supaya
pembaca lebih dapat memahami
apa yang disampaikan oleh
berita.
2. Dapat memperhatikan ruang
publik atau kepentingan
masyarakat terhadap suatu berita
dengan berlandaskan asas
31
kenetralan yang tidak condong
kepada pihak tertentu.
3. Penelitian ini dapat dijadikan
rujukan bagi peneliti yang
berkonsentrasi pada analisis
framing model Pan dan Kosicki
Referensi
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi
Penelitian Kualitatif Dan
Kuantitatif. Yogyakarta: Gajah
Mada Press.
_______________. 2011. Konstruksi
Sosial Media Massa. Jakarta :
Prenada Media Group.
Cangara, Hafied. 2006. Pengantar
Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Eriyanto. 2012. Analisis Framing
Konstruksi, Ideologi, dan
Politik Media. Yogjakarta :
Lkis.
Hasan Basari (Penterjemah). 2013.
Tafsir Sosial Atas Kenyataan.
Jakarta: LP3ES.
Henry Subiakto dan Rachmah
Ida.2012. Komunikasi Politik,
Media & Demokrasi. Jakarta:
Kencana.
Ikbar Yanuar. 2014. Metode
Penelitian Sosial Kualitatif.
Surabaya: Refika Aditama.
Jacoeb Oetama. 2015. Syukur Tiada
Akhir. Jakarta: PT. Gramedia.
McNair, Brian. 2016. Pengantar
Komunikasi Politik. Bandung:
Nusamedia.
McQuail, Denis. 2011. Teori
Komunikasi Massa McQuail.
Jakarta: Salemba.
Morissan.et al. 2009. Teori
Komunikasi Massa Media,
Budaya, dan
Masyarakat.Bogor: PT
Ghalia Indonesia.
Nasrullah, Rulli. 2014. Teori dan
Riset Media Siber
(Cybermedia). Jakarta:
Kencana.
Nimmo Dan. 2000. Komunikasi
Politik: Komunikator, Pesan,
dan Media. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Romli, Asep S. M. 2012. Jurnalistik
Online: Panduan Praktis
Mengelola Media Online.
Bandung: Nuansa Cendekia.
Sudarman, Paryati. 2008. Menulis Di
Media Massa. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tamburaka, Apriadi. 2013. Literasi
media: “Cerdas Bermedia
Khalayak Media Massa”.
Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
_________________. 2013. Agenda
Setting Media Massa. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
32
Penelitian
Dewi Prawitasari. 2013. Analisis
Framing Pemberitaan
Kompas.com dan
Vivanews.com Pada
Peristiwa Runtuhnya
Terowongan Tambang PT
Freeport Indonesia. Skripsi.
Fakultas Ilmu Komunikasi.
Universitas Airlangga.
Eugenia Mitchelstein. 2011.
Catharsis and Community:
Divergent Motivations for
Audience Participation in
Online Newspapers and
Blogs. Northwestern
University.
Gema Mawardi. 2012.
PEMBINGKAIAN BERITA
MEDIA ONLINE (Analisis
Berita Mundurnya Surya
Paloh dari Partai Golkar di
Mediaindonesia.com dan
Vivanews.co.id tanggal 7
September 2011). Skripsi.
Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Kaibin Xu. 2013. Framing Occupy
Wall Street: A Content
Analysis of The New York
Times and USA Today.
KAIBIN XU1 Temple
University.
Patrisa Arvino. 2013. Analisis
Framing Pemberitaan
Konflik Front Pembela Islam
Vs Warga di Kendal, Jawa
Tengah Pada Porta Berita
Antaranews.com dan
Republika Online. Skripsi.
Fakultas Ilmu Komunikasi.
Universitas Andalas.
Jurnal
Anggara, Boby. 2015. Konstruksi
Realitas Berita Mengenai
Kebijakan Jokowi Dalam
Menaikan Harga Bahan
Bakar Minyak
(BBM) Di Media Online
Viva.Co.Id. Journal Ilmu
Komunikasi, Vol 3. No.3 :
63-77
Prawitasari, Dewi. 2013. Analisis
Framing Pemberitaan
Kompas.Com Dan
Vivanews.Com Pada
Peristiwa Runtuhnya
Terowongan Tambang PT
Freeport Indonesia. Jurnal
Commonline Departemen
Komunikasi. Vol. 2/ No. 2
Website
http://nasional.kompas.com/read/2015/1
1/21/16323121/Fadli.Zon.Duga.Ada.Op
erasi.Intelijen.dalam.Kasus.Setya.Novan
to.
http://nasional.kompas.com/read/2015/1
2/03/16060061/Cerita.Bos.Freeport.Soal
.Tiga.Kali.Pertemuannya.dengan.Setya.
Novanto
http://politik.news.viva.co.id/news/read/
707019-bos-freeport-indonesia--
pertemuan-inisiatif-setya-novanto
http://print.kompas.com/baca/2015/12/1
6/Setya-Novanto-Mundur%2c-MKD-
Anggap-Sidang-Etika-Tela