laporan sgd_blok 8 lbm 1 (sgd 5)
DESCRIPTION
laporan SGD LBM 1 Blok 8TRANSCRIPT
LAPORAN
SGD 5 BLOK 8 LBM 1
BASIC DENTAL MANAGEMENT
Anggota Kelompok :
1. Abdillah Zunarito Omivar 31101300326
2. Faiqotul Kumala Ayuna K 31101300349
3. Farisa Meilina Hardani 31101300351
4. Junizaf Iqbal Ashar 31101300356
5. Nur Azi Firman Syah 31101300370
6. Nurul Laeltul Badriyah 31101300372
7. Rizal Saeful Drajat 31101300379
8. Rizqi Wahyu Lestari 31101300381
9. Rohmatu Widya Ningrum 31101300382
10. Tia Lovita Pertiwi 31101300392
11. Tri Anggasari 31101300394
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)
SEMARANG
2014
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN TUTORIAL
SGD 5 BLOK 8 LBM 1
BASIC DENTAL MANAGEMENT
Telah Disetujui oleh :
Semarang, Juni 2014
Tutor
drg. Moh Baehaqi, MM
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Skenario..................................................................................................................... 2
C. Identifikasi Masalah................................................................................................... 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori................................................................................................................. 3
B. Kerangka Konsep.......................................................................................................33
BAB III : Penutup
A. Kesimpulan................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan penyakit. Rumah sakit merupakan tempat pelayanan pasien dengan
berbagai macam penyakit diantaranya penyakit karena infeksi, dari mulai yang ringan
sampai yang terberat, dengan begitu hal ini dapat menyebabkan resiko penyebaran
infeksi dari satu pasien ke pasien lainnya, begitupun dengan petugas kesehatan yang
sering terpapar dengan agent penyakit. Penularan infeksi dapat melalui beberapa cara
diantaranya melalui darah dan cairan tubuh.
Sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi bebas mikroba atau
setiap proses yang dilakukan baik secara fisika, kimia, dan mekanik untuk membunuh
semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme. Dalam bidang mikrobiologi baik
dalam pengerjaan penelitian atau praktikum, keadaan steril merupakan syarat utama
berhasil atau tidaknya pekerjaan kita dilaboratorium
Pengetahuan tentang prinsip dasar sterilisasi dan desinfeksi sangat diperlukan
untuk melakukan pekerjaan di bidang medis yang bertanggung jawab. Cara sterilisasi
dan desinfeksi yang baru banyak diperkenalkan, namun masih tetap digunakan cara-
cara dan beberapa bahan seperti digunakan berabad lalu
Penggunaan bahan desinfektan maupun antiseptik dalam bidangmikrobiologi
lingkungan menjadi suatu kebutuhan, dimana penggunaan bahan- bahan kimia sebagai
zat desinfektan memudahkan kita dalam menyingkirkan ataumembunuh
mikroorganisme yang dianggap pathogen. Selain penggunaan bahankimia pada bahan
desinfektan, peran mikroorganisme juga patut dipertimbangkandalam hal persediaan
antibiotik. Yang mana antibiotik sendiri merupakan zat-zatyang dihasilkan oleh
mikroorganisme, dan zat-zat itu dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya
penghambat kegiatan mikroorganisme yang lain, samahalnya dengan kerja bahan-
bahan kimia desifnektan seperti golongan aldehid,alcohol, pengoksida, halogen, fenol,
garam (amonium kuarterner) dan biguanida.
B. Skenario
Mahasiswa dalam tahap mengikuti pendidikan profesi Dokter Gigi FKG Unissula
diminta melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai salah satu upaya pencegahan cross
infection dari dan ke pasien. Pencegahan ini penting untuk melindungi pasien dan
operator dari infeksi. Sebagai tindak lanjut koordinator profesi menjelaskan tentang
prosedur yang berkaitan dengan universal precaution.
C. Identifikasi Masalah
1. Apa Jenis-jenis infeksi?
2. Apa faktor penyebab infeksi?
3. Bagaimana penyebaran infeksi pada kedokteran gigi?
4. Bagaimana pencegahan cross infection pada kedokteran gigi
5. Standart penggunaan universal precaution?
6. Tujuan dari universal precaution
7. Apa kendala dari universal precaution sehingga sering untuk diabaikan?
8. Tahapan-tahapan dalam proses dekontaminasi
9. Sebutkan klasifikasi alat kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Jenis-jenis infeksi
a) Pengertian infeksi
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang
mampu menyebabkan penyakit
b) Jenis-jenis infeksi
1. infeksi silang penyebaran penyakit dari seseorang kepada orang lain
melalui suatu perantara. berkembang selama di rumah sakit dikarenakan
fasilitas atau sarana yang dirumah sakit, setelah perawatan 2x 24 jam. Tidak
menunjukkan gejala dan infeksi dari penyakit tersebut dar saluran kemih
kecuali diruang inkubasi.
2. Autoinfection / self infection penyebaran penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme melalui virus/ dirinya sendiri.
3. Lingkungan/enviromental infection penyebaran penyakit yang berasal dari
lingkungan
4. Infeksi oportunistic infeksi mikroorganisme tidak berbahaya, tidak
pathogen, dan pasif.
Contoh : HIV kekebalan tubuh menurun pathogen pasif pneumonia
pneumasitis cranii
2. Faktor penyebab infeksi
Faktor penyebab infeksi ada 2 yaitu :
a. Faktor endogen
a) Umur
b) Seks
c) Penyakit penyerta
d) Daya tahan tubuh
e) Kondisi-kondisi lokal
b. Faktor eksogen
a) Lama penderita dirawat
b) Kelompok yang merawat
c) Alat medis
d) Lingkungan
3. Penyebaran infeksi pada kedokteran gigi
Jalur utama penyebaran mikroorganisme pada praktek kedokteran gigi melalui:
a. Kontak langsung dengan luka infeksi atau saliva dan darah yang terinfeksi
b. Kontak tidak langsung dengan alat-alat yang terkontaminasi
c. Percikan darah, saliva atau sekresi nasofaring langsung pada kulit yang terluka
maupun yang utuh atau mukosa
d. Aerosol atau penyebaran mikroorganisme melalui udara
4. Pencegahan cross infection pada kedokteran gigi
a. Isolasi
Ada 3 cara isolasi :
a) Strict isolation untuk wabah pneumonia
Pasien diisolasi dengan pintu tertutup karena penyebaran lewat udara
operator harus memakai masker,sarung tangan, baju , cuci tangan setiap
kontak dengan pasien
b) Contact isolation untuk pernapasan akut, influensa dan infeksi kulit
Pasien membatasi kontak, menggunakan ruang khusus
Operator menggunakan masker, sarung tangan, baju , cuci tangan setiap
kontak dengan pasien
c) Respiratory isolation untuk peradangan.
Pasien ruangan khusus, tidak harus menggunakan gaun tapi harus
memakai masker
Operator menggunakan mas masker, sarung tangan, baju , cuci tangan
setiap kontak dengan pasien
b. Cuci tangan dilakukan sebelum melakukan tindakan
a) Dengan air yang mengalir
b) Sabun dan detergen
c) Larutan anti septic
c. Memakai alat perlindungan diri masker, hanscoon, kacamata, penutup kepala,
gaun pelindung, alas kaki
d. Pengelolaan alat bekas pakai dekontaminasi, pencucian, sterilisasi atau DTT,
dan penyimpanan
e. Pengelolaan benda tajam membuang benda tajam
f. Membatasi transmisi organisme dari atau antar pasien dengan cara mencuci
tangan, menggunakan sarung tangan, tindak aseptik dan septik
g. Mengontrol resiko penularan dari lingkungan penggaturan udara yang baik ,
pemasangan filter
h. Melindungi pasien dengan penggunaan antibiotik, nutrisi yang cukup, dan
vaksinasi
i. Pengawasan infeksi , identifikasi penyakit, dan mengontrol penyebaran penyakit
j. Melindungi usia yang rentan bayi imunisasi aktif dan pasif
k. Eliminasi reservoirpasien ditempatkan ditempat khusus untuk mengurangi
kontak dengan orang lain
l. Memutuskan rantai penularan
5. Standart penggunaan universal precaution
Universal Precautions rnerupakan upaya yangdilakukan dalarn rangka
perlindungan, pencegahan dan rnerninirnalkan infeksi silang (cross infections) antara
petugas pasien akibat adanya kontak langsung dengan pasien atau cairan tubuh pasien
yang terinfeksi penyakit menular (seperti HIVIAIDS dan hepatitis).
Standart penggunaan universal precaution adalah ;
a. Cuci tangan
b. Pakai sarung tangan saat menyentuh cairan tubuhm kulit tak utuh dan membran
mukosa
c. Pakai masker, perlindungan mata, gaun jika darah atau cairan tubuh mungkin
memercik
d. Tutup luka dan lecet dengan plester tahan air
e. Tagani jarum dan benda tajam dengan aman
f. Buang jarum dan benda tajam dalam kotaktahan tusukan da tahan iar
g. Proses instrumen dengan benar
h. Bersihkan tumpahan darah dan cairan tubuh lain segera dan dengan seksama
i. Buang sampah terkontaminasi dengan aman
6. Tujuan dari universal precaution
a. Mengendalikan infeksi secara konsisten
b. Memastikan standart adekuat
c. Mengurangi risiko bagi petugas kesehatan dan pasien
d. Asumsi bahwa risiko atau ifeksi berbahaya
7. Kendala univeral precaution sering diabaikan
a. Petugas layanan kesehatan kurang pengetahuan
b. Kurang dana untuk menyediakan pasokan yang dibutuhkan sarung tangan dan
masker
c. Penyediaan pasokan tersebut kurang
d. Petugas layanan kesehatan yang terlalu sibuk
e. Adanya anggapan bahwa orang yang terkena HIV biasanya bicara
8. Tahapan-tahapan dalam dekontaminasi
Dekontaminasi adalah Proses fisika / kimia yang digunakan untuk
menurunkan/menghilangkan mikroorganisme pada benda mati sehingga aman untuk
dipakai kembali.
Ada 3 tahap dalam dekontaminasi
a. Pencucian dan pembersihan (cleaning)
Secara fisik menghilangkan kontaminan termasuk debu, tanah, sejumlah besar
mikro-organisme dan bahan organik yang melindungi mereka
b. Desinfeksi
proses membunuh organisme-organisme patogen (kecuali spora kuman)
dengan cara fisik atau kimia; dilakukan terhadap benda mati. Hal ini dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dengan jalan membunuh
mikroorganisme pathogen. Bahan kimia yang dapat membunuh bentuk vegetatif
dan mikrobapatogen, tetapi tidak dapat menghancurkan spora disebut desinfektan.
. Disinfektan yang ideal :
1. efektif terhadap mikroorganisme
2. tidak merusak/mewarnai bahan
3. spesifik untuk mikroorganisme
4. penetrasi yang baik
5. bersifat membasahkan
6. stabil untuk disimpan
7. mudah dibuat
8. relatif murah
9. mudah digunakan
10. sifat mikrobisidal
Contoh Disinfektan:
• Alkohol : senyawa R-CH2OH
• Fenol : fenol, senyawa majemuk fenol
• Logam berat : garam Hg,Cu,Ag
• Bahan oksidasi : H2O, iodin, klorin, hipoklorit
• Bahan oksidasi : substitusi atom hidrogen yang bebas dengan alkilContoh :
formaldehidOksida etilen
• Detergen: surface active agent →- detergen anion- detergen kation- detergen
non ion
Disinfektan yang umum digunakan dalam kedokteran gigi:
alkohol : etil alkohol yang atau propil alkohol 70%. Kerugiannya ialah mudah
menguap dan mudah diinaktivasi oleh bahan organik. Alkohol masih tetap
populer karena harganya relatif murah, mudah didapat, dan mudah larut dalam
air.
aldehid : glutaraldehid merupakan disinfektan yang populer digunakan dalam
kedokteran gigi, tetapi mengiritasi kulit
Bisguanid : salah satu disinfektan golongan bisguanid ialah klorheksidin
yangdigunakan secara luas dalam kedokteran gigi sebagai antiseptik dan
pencegahanterhadap pembentukan plak gigi
c. Sterilisasi
proses (kimia/fisika) yang membunuh semua bentuk hidup terutama
mikroorganisme yang hidup termasuk bakteri, virus dan spora
Sterilisasi dilakukan dalam 4 tahap :
1. Pembersihan sebelum sterilisasi.
2. Pembungkusan
3. Proses sterilisasi
4. Penyimpanan yang aseptik
Proses Sterilisasi di kedokteran gigi dapat dicapai melalui metode :
a) Pemanasan basah dengan tekanan tinggi (autoclave)
Membunuh kuman dengan cara mendenaturasi protein
b) Pemanasan kering (oven)
Membunuh kuman dengan cara mengoksidasi
1. Pembakaran
sterilisasi yang 100% efektif. Tetapi cara ini sangat terbatas pada
penggunaannya (hanya pada alat besi atau kaca bagian luar)
2. Sterilisasi udara panas
alat-alat ditempatkan dalam oven bersuhu 160-180oC selama 1-2 jam.
Sterilisasi ini baik untuk alat-alat laboratorium; kaca petri, pipet, pinset,
tabung, labu, dll..
c) Uap bahan kimia (chemiclave) etilen oksida, formaldehid
Sterilissasi dapat dilakukan dengancara :
1. Sterilisasi secara fisik
Selama senyawa kimia yang disterilkan tidak berubah atau terurai
akibatsuhu tinggi dan atau tekanan tinggi, selama itu sterilisasi secara fisik
dapatdilakukan. Misalnya dengan pemanasan udara panas, uap air,
bertekanan, pemijaran, penggunaan sinar-sinar bergelombang pendek
seperti sinar X, sinar gamma, UV dan sebagainya.Pada pemanasan dengan
oven dibutuhkan panas setinggi 150-170 Cdengan waktu yang lebih lama
dari autoklaf. Sebagai gambaran untuk mematikan spora dibutuhkan waktu
dua jam dengan suhu 180 C.Pensterilan dengan uap dalam tekanan
dilakukan dalam autoklaf. Dalamotoklaf ini uap berada dalam keadaan
jenuh, dan peningkatan tekananmengakibatkan suhu yang tercapai menjadi
lebih tinggi, yaitu di bawahtekanan 15ib (2 atmosfer). Suhu dapat
meningkat sampai 121°C. Bila uap itudicampur dengan udara yang sama
banyak, pada tekanan yang sama, makasuhu yang tercapai hanya110°Citu
sebabnya udara dalam autoklaf harusdikeluarkan sampai habis untuk
memperoleh suhu yang diinginkan (121°C).dalam suhu tersebut semua
mikroorganisme, baik vegetatif maupun sporadapat dimusnahkan dalam
waktu yang tidak lama, yaitu sekitar 15-20 menit
2. Sterilisasi secara kimia
Senyawa kimia yang sering digunakan sebagai disinfektan (senyawa yang
dapat menghancurkan sel antara lain ZnO alkohol dan campurannya)
3. Sterilisasi secara mekanik Beberapa media atau bahan akan mengalami
perubahan karena tidak tahanterhadap pemanasan tinggi ataupun tekanan
tinggi. Dengan demikian makasterilisasi yang efektif yaitu secara mekanik
misalnya, penyaringanmenggunakan filter khusus.Sistem kerja filter,
seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksiterhadap partikel-
partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba)
9. Klasifikasi alat kesehatan dalam kedokteran gigi
Dr.E.H.Spauling, mengelompokkan peralatan medis/ perawatan secara
berjenjang terkait dengan infeksi yang mungkin timbul pada saat dimanfaatkannya
peralata tersebut:
a. Peralatan kritis
Kontak dengan sistem peredaran darah (Vaskuler) jaringan steril
Contoh : Instrumen bedah, laparoskop, kateter jantung, scapel, implant
DISTERILKAN :
Sterilisasi Autoklaf, ETO, Plasma atau strilisasi temperatur rendah, chemical
sterilans
b. Peralatan semikritis
Kontak dengan membran mukosa yang utuh
Contoh : Endoskopi/anestesi ETT, termometer rectal
Disinfeksi Tingkat Tinggi: pasteurisasi, steam/rebus, disinfektan kimiawi
c. Peralatan non-kritis
Kontak dengan kulit yang utuh dan tidak mengenai membran mukosa
Contoh : Stetoskope, tensimeter, linen, bedpan, urinal, apron, alat makan,
kursi roda, dinding, tempat tidur
Pembersihan fisik / disinfeksi tingkat rendah (deterjen dan air)
KERANGKA KONSEP
Universal precaution
disenfeksi strerilisasiCara mencegah
Tujuan disinfeksi dan sterrilisasi s
jenis
aseptis
Pencegahan infeksi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan penyakit. Terdapat jenis-jenis infeksi antara lain infeksi ,
Autoinfection / self infection, lingkungan/enviromental infection, oportunistic
infection
Jalur utama penyebaran mikroorganisme pada praktek kedokteran gigi melalui:
a. Kontak langsung dengan luka infeksi atau saliva dan darah yang terinfeksi
b. Kontak tidak langsung dengan alat-alat yang terkontaminasi
c. Percikan darah, saliva atau sekresi nasofaring langsung pada kulit yang terluka
maupun yang utuh atau mukosa
d. Aerosol atau penyebaran mikroorganisme melalui udara
Universal Precautions rnerupakan upaya yangdilakukan dalarn rangka
perlindungan, pencegahan dan rnerninirnalkan infeksi silang (cross infections) antara
petugas pasien akibat adanya kontak langsung dengan pasien atau cairan tubuh pasien
yang terinfeksi penyakit menular (seperti HIVIAIDS dan hepatitis).
Ada 3 tahap dalam dekontaminasi
a. Pencucian dan pembersihan (cleaning)
Secara fisik menghilangkan kontaminan termasuk debu, tanah, sejumlah besar
mikro-organisme dan bahan organik yang melindungi mereka
b. Desinfeksi
proses membunuh organisme-organisme patogen (kecuali spora kuman)
dengan cara fisik atau kimia; dilakukan terhadap benda mati. Hal ini dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dengan jalan membunuh
mikroorganisme pathogen. Bahan kimia yang dapat membunuh bentuk vegetatif
dan mikrobapatogen, tetapi tidak dapat menghancurkan spora disebut desinfektan
c. Sterilisasi
proses (kimia/fisika) yang membunuh semua bentuk hidup terutama
mikroorganisme yang hidup termasuk bakteri, virus dan spora
Sterilisasi dilakukan dalam 4 tahap :
1. Pembersihan sebelum sterilisasi.
2. Pembungkusan
3. Proses sterilisasi
4. Penyimpanan yang aseptik
Proses Sterilisasi di kedokteran gigi dapat dicapai melalui metode :
a) Pemanasan basah dengan tekanan tinggi (autoclave)
Membunuh kuman dengan cara mendenaturasi protein
b) Pemanasan kering (oven)
Membunuh kuman dengan cara mengoksidasi
1. Pembakaran
sterilisasi yang 100% efektif. Tetapi cara ini sangat terbatas pada
penggunaannya (hanya pada alat besi atau kaca bagian luar)
2. Sterilisasi udara panas
alat-alat ditempatkan dalam oven bersuhu 160-180oC selama 1-2 jam.
Sterilisasi ini baik untuk alat-alat laboratorium; kaca petri, pipet,
pinset, tabung, labu, dll..
d) Uap bahan kimia (chemiclave) etilen oksida, formaldehid
Sterilissasi dapat dilakukan dengancara :
1. Sterilisasi secara fisik
Selama senyawa kimia yang disterilkan tidak berubah atau terurai
akibatsuhu tinggi dan atau tekanan tinggi, selama itu sterilisasi secara fisik
dapatdilakukan. Misalnya dengan pemanasan udara panas, uap air,
bertekanan, pemijaran, penggunaan sinar-sinar bergelombang pendek
seperti sinar X, sinar gamma, UV dan sebagainya.
2. Sterilisasi secara kimia
Senyawa kimia yang sering digunakan sebagai disinfektan (senyawa yang
dapat menghancurkan sel antara lain ZnO alkohol dan campurannya)
3. Sterilisasi secara mekanik Beberapa media atau bahan akan mengalami
perubahan karena tidak tahanterhadap pemanasan tinggi ataupun tekanan
tinggi. Dengan demikian makasterilisasi yang efektif yaitu secara mekanik
misalnya, penyaringanmenggunakan filter khusus.Sistem kerja filter, seperti
pada saringan lain adalah melakukan seleksiterhadap partikel-partikel yang
lewat (dalam hal ini adalah mikroba)
DAFTAR PUSTAKA
Persatuan Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di Indonesia(Pelkesi), 1995:
Pengendalian infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta.
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan RI, 2001:Pedornan Penatalaksanaan lnfeksi
di TernpatPelayanan Kesehatan. Jakarta.
Departeman Kesehatan RI, 2000: Pedornan PraMik Klinik Keperawatan. Akademi
Keperawatan. Malang