last love in ampera

64
Last Love in Ampera Dian Effendy

Upload: dianvoo

Post on 17-Sep-2015

233 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

novel

TRANSCRIPT

Last Love in Ampera

Dian Effendy

How are you, Mr?How long we are not meet?From this message, I hope can see you onceMrI want to say something to youAbout usDo you want to listen to me???12 December, Tokyo, Japan

Prologue

Bisakah kau ambilkan aku segumpal awan diatas langit??Permintaan anak kecil itu membuat Katrina menggelengkan kepalanya. Sungguh gadis kecil ini membuatnya sakit kepala sebelah. Permintaan-permintaan aneh dan tidak dapat ia penuhi itu terus memaksanya dan ia tidak tahu harus berbuat apa lagi.Can you take the cloud on the sky for me, Mrs. Katy?Pinta gadis itu lagi dalam bahasa inggris yang amat kental.Sorry for your request, I cannot fulfill it. Maybe I can give you something else.Hanya kata-kata itu yang selalu Katrina katakan setiap kali gadis itu meminta. Terkadang jika ia meminta eskrim, Katrina masih menyanggupinya atau hanya sekadar bermain-main di halaman taman kanak-kanak ini, ia juga sangat menyukainya. Tapi jika gadis kecil ini meminta yang aneh-aneh, ia sedikit bingung bagaimana menjelaskannya. Psikologis anak tentulah berbeda dengan orang dewasa.Anak itu masih berumur lima tahun dan cukup pendiam diantara yang lainnya. Ia lebih suka dunianya sendiri yaitu musik dan buku. Terkadang Katrina ingin mengajaknya berkumpul dengan yang lain, tapi gadis kecil itu enggan. Gadis kecil keturunan Inggris-Malaysia yang sangat kental. Ia selalu pulang terlambat dan menunggu bersama Katrina. Ia tidak pernah menemui orang tua gadis kecil tersebut bahkan ketika sebuah mobil berwarna hitam itu menjemput gadis kecil itu. Selalu saja anak itu menghampirinya dan masuk ke dalamnya kemudian membuka jendela mobil tersebut dan memberikan salam tanpa melihat orang tuanya dengan jelas.Hingga membuatnya terus bertanya-tanya

Bab 1- Greeny Pace

Bunyi bel telah terdengar sebanyak tiga kali. Para murid-murid playgroup Golden Kids telah berbaris dengan rapi dan siap untuk senam pagi seperti biasa. Wajah mereka penuh keceriaan dan semangat. Katrina tidak ikut senam yang diadakan tiap pagi itu sebab ia harus menyambut anak-anak yang terlambat tiba ataupun menangis karena ditinggal orang tuanya di depan gerbang. Di taman kanak-kanak ini memang dianjurkan agar orang tua tidak ikut masuk dan hanya menunggu di ruang khusus bagi mereka agar sang anak dapat terbiasa ke sekolah nantinya. Good morning, Mrs. Katy. Sapa seorang gadis kecil berambut blonde panjang ikal bawah.Good morning, Greeny. Go in soon, youre almost late, Ujar Katrina seraya memperlihatkan teman-temannya sudah berbaris dengan rapi.Greeny Pace, anak keturunan inggris-Malaysia, yang selalu datang dan pulang terlambat. Entah kenapa orang tuanya tidak pernah tepat waktu mengantar anaknya ke sekolah padahal ketepatan waktu itu sangat penting. Katrina kembali melihat mobil hitam itu meluncur keluar lapangan luas itu meninggalkan rasa penasaran pada Katrina. Seperti pernah melihat gadis kecil nan cantik itu. Tapi entahlahPukul 8.30 pagi menandakan bahwa gerbang sudah ditutup. Katrina pun masuk ke dalam dan mengawasi anak-anak yang sedang senam mengikuti instruktur yang ada di depan. Beberapa diantara mereka ada yang bermain-main dan tugas Katrina mengembalikan konsentrasi mereka untuk kembali senam dengan baik tanpa menggunakan kekerasan atau apapun yang dapat melukai baik fisik maupun mental mereka sehingga mereka mampu menerima dengan baik pula.Setelah senam usai, para anak-anak masuk ke dalam kelas mereka masing-masing. Katrina memasuki kelas dimana Greeny belajar. Seperti biasa, gadis kecil itu jarang berbaur dengan teman-temannya bahkan terkesan pendiam. Hal itu telah disiasati oleh Katrina, ia telah menyusun kegiatan bagi anak-anak untuk mempererat hubungan mereka.Baiklah anak-anak, ayo kumpul kemari, Ajak Katrina.Anak-anak tersebut pun menurutinya dan duduk melingkar di sebuah meja bundar kecuali Greeny. Gadis itu sibuk menggambar sesuatu.Greeny, sayang. Panggil Katrina membuat anak itu menoleh.Yes, Miss? Come over! We want to play game, Greeny pun berdiri dan duduk diantara teman-temannya. Katrina mengamati ekspresi para muridnya itu satu per satu. Diantara mereka ada yang memandang sinis Greeny dan sedikit menjauh dari gadis kecil itu.Jessica,kenapa wajah kamu cemberut sayang?Tanya Katrina kepada gadis keturunan tionghoa-indonesia yang menjauh dari Greeny tadi.Jessie ga mau didekat Greeny, dia kan suka diam aja buJawab Jessica jujur.Katrina tersenyum mendengar jawaban jujur itu, Tapi bukan berarti Jessie menjauhi Greeny. Kan semua di kelas ini adalah teman Jessie. Ayo duduknya berdekatan,Dengan berat hati ia pun sedikit mendekati Greeny yang tampak datar memandangi wajah cemberut Jessica. Katrina pun mengambil beberapa plastisin yang terbuat dari tepung tapioca berwarna putih kemudian mengambil cat warna berbagai warna cerah seperti merah,kuning,dan biru langit.Nah ibu bagi empat kelompok ya sayang. Masing-masing terdiri atas empat orang,Setelah mereka di bagi kelompok dan bahan-bahan telah diberikan ke masing-masing kelompok. Katrina pun berdiri, Oke, ibu ingin kalian membuat karya tangan dari plastisin dan memberi warna masing-masing dari campuran warna yang pernah kita belajar kemarin. Siapa yang paling bagus maka ibu akan menghadiahi kalian permen cokelat,Para anak antusias mendengar hadiah yang mereka dapat nantinya. Katrina mengamati kerja sama mereka. Ia melihat Greeny yang berusaha untuk ikut bersama, namun tampaknya ia masih terlihat takut-takut untuk bergabung walaupun temannya mengajak Greeny untuk membuat karya mereka.Ada sesuatu yang salah Gumam Katrina dalam hati.Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, buKatrina tampak serius mengatakan itu kepada Ibu Tin- kepala sekolah Golden Kids-Wanita berusia 52 tahun itu membenarkan kacamatanya sebelum menanggapi cerita Katrina, Siapa nama anak itu?GreenyGreeny Pace, Jawab Katrina cepat, Ia selalu saja menghindar dan tidak ingin berbaur. Aku ingin memberitahu orang tuanya agar masalah ini cepat selesai, bu.Ibu Tin menangkup kedua tangannya diatas meja dan ekspresi wajahnya sedikit aneh, Maaf Katrina, aku mengerti bagaimana perasaanmu terhadap anak-anak didik disini, tapi masalah Greeny. Orang tuanya sangat sibuk dan jarang sekali menghadiri parents meeting. Selalu saja perwakilannya yang datang ke acara tersebut sehingga sulit untuk menemuinya,Apakah tidak ada cara lain? Apakah ia tidak memiliki ibu?Tanya Katrina lagi.Entahlah, Katrina. Aku kurang tahu soal Greeny kecuali ia adalah warga negara asing disini,Katrina mendapatkan tangan kosong untuk mengetahui keluarga Greeny agar anak itu mendapatkan pengarahan yang baik dari orang tuanya, namun tampaknya itu akan menjadi hal yang menyulitkan. Dilihatnya Greeny yang sedang duduk sendirian tanpa ditemani siapapun. Ia sibuk membaca buku dongeng dengan gambar-gambar yang menarik, Katrina pun duduk disamping gadis kecil itu.Hello, Greeny. Belum dijemput?Sapa Katrina ramah.Greeny mendongakkan wajahnya dan tersenyum manis, Not, yet. My father is still on the way,Memangnya ayah selalu mengantar dan menjemput Greeny tiap hari?Tanya Katrina berharap mendapat petunjuk dari Greeny.Tidak juga. Tapi biasanya sih Ayah selalu menjemput jika ada waktu, Jawab Greeny.Katrina menganggukan kepala lalu memandangi pepohonan yang menutupi mereka dari sinar matahari yang menyengat kulit. Suasananya beitu hening hanya suara gemerisik daun yang saling bergesekan. Tidak beberapa lama kemudian sebuah mobil berwarna hitam masuk ke dalam halaman taman kanak-kanak. Greeny langsung beranjak dari tempat duduknya dan mendekati mobil tersebut. Katrina mengikuti Greeny dari belakang, ia akan mengajak Ayahnya untuk membicarakan soal anaknya dan berharap mereka bersedia.Excuse me, SirTahan Katrina ketika Greeny memasuki mobil hitam itu.Lelaki berkulit hitam berpakaian khas sopir kantoran memandangi Katrina heran. Tumben ia ditahan oleh seorang guru yang cantik. Katrina terkejut melihat lelaki yang dilihatnya ternyata bukan sang Ayah dari Greeny tapi sang sopir. Itu dapat ditebak dari wajah yang tidak mirip sama sekali dengan gadis kecil itu. Ada apa, bu? Tanya lelaki itu heran.Gini, pak. Kalau anda bertemu dengan ayah Greeny, tolong berikan ini kepadanya. Ini adalah penting dan aku harap anda menyampaikannya dengan baik. Terima kasih, pak,Katrina memberikan amplop putih kepada sopir tersebut. Kemudian mobil tersebut melaju pelan meninggalkan taman kanak-kanak tersebut. Mata Katrina tidak lepas dari mobil tersebut hingga lenyap dari penglihatannya. Secangkir coffee latte masih mengepul hangat di samping sebuah tablet yang menampilkan layar saham yang sedang bergerak. Seorang lelaki mengenakan jas berwarna hitam, berambut blonde, bermata hijau kebiruan, bibir tipis yang memikat dan tubuh tinggi. Lelaki ini tampak sempurna secara fisik jika tidak, mana mungkin gadis-gadis cantik terus memandanginya dari jauh sambil berbisik-bisik. Lelaki itu tampak tidak peduli dan masih sibuk dengan pekerjaannya. Daddy!! Panggil seorang gadis kecil cukup melengking hingga pengunjung disana memandanginya.Wajah lelaki itu berubah. Ada senyum yang dalam begitu melihat bidadari kecilnya berlari menghampirinya dengan wajah riang bukan kepalang. Ia menyambut aaak itu lalu mengecup dahinya.Where have you been, dad? I miss you, Ujarnya begitu manja.I miss you too. Long time no see, you are cuter than before? How is your day?Im so happy, furthermore my teacher, Mrs. Katy, is so kind to me, Cerita Greeny sumringah. I almost forget, Dad. Mrs. Katy gave a letter for you,Lelaki itu mengernyitkan alisnya lalu mengangkat wajahnya ke arah sopir, Surat apa?Sopir itu menyerahkan amplop berwarna putih dengan cap sekolah. Lelaki itu membukanya dan membaca surat tersebut.Tidak tahukah kalau aku sangat sibuk dan tidak bisa menghadiri acara yang tidak penting ini, Keluhnya kesal.Ia pun mengambil handphonenya lalu menghubungi langsung pihak sekolah. Ia berharap jika ia yang bicara maka sekolah itu akan mengerti keadaannya. Selang beberapa detik telpon pun diangkat. Halo selamat siang. Ada yang perlu dibantu?Terdengar suara perempuan dari ujung sana.Saya orang tua dari Greeny Pace.Saya dengar bahwa anda memberikan surat undangan untuk parents meeting, benar?Ya benar, pak. Acara itu akan diadakan besok, Jawab perempuan itu ramah.Bisakah kalau diwakilkan? Tanya lelaki itu.Maaf sekali, Pak. Ini sangat penting membicarakan perkembangan anak anda. Jawab wanita itu lagi.Lelaki itu mendesis dan menarik nafasnya untuk menahan amarahnya, Well, I dont have any time for that meeting. Did you know that Im busy? I have to run my business,Im sorry, Sir. I think your daughter is more important than your money. Ini tentang perkembangan anak anda yang memiliki sedikit masalah, Ada masalah apa dengan anakku? Tanya lelaki itu sedikit heran, Bukankah ia selalu baik?Kami akan membicarakan masalah itu besok dan diharapkan anda bisa datang ke parent meeting, Tukasnya.Bisakah saya kemari hari ini juga? I wonder the problem that happened to my daughter. Bisakah kita bertemu jam 3 sore di suatu tempat sebab aku tidak memiliki banyak waktu,Suara di ujung sana diam sesaat lalu tak lama kemudian sebuah jawaban yang ditunggu-tunggu dijawab dengan kalimat, Baiklah, saya akan menunggu konfirmasi dari anda,Setelah itu hubungan telepon itu terputus. Lelaki itu menoleh ke arah anaknya yang sedang asyik makan donat dengan toping coklat hingga mulutnya dilumuri oleh makanan manis itu. Ia merasa anaknya biasa saja bahkan terlihat menonjol dan cepat belajar sebab daya ingat Greeny cukup kuat bahkan ia sudah dapat menghitung dengan baik dan juga mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Tapi kenapa pihak sekolah menanggapinya begitu dan seakan-akan ada masalah yang cukup serius menyangkut anaknya itu. Sepulang dari Playgroup tersebut, Katrina tidak langsung pulang. Ia harus mengecek ke sebuah bakery & caf miliknya yang baru berjalan dua tahun itu di kawasan pinggiran sungai di kota Palembang. Caf bernama The Queenny itu berkonsep go to nature dimana semua makanan dan minumannya berasal dari bahan yang fresh dan alami tanpa pestisida, juga di setiap menunya terdapat informasi kandungan kalori dan juga dapat berdasarkan golongan darah sehingga bagi pengunjung yang diet dapat memilih menu sesuai kalori ataupun golongan darah mereka. Desain interior yang terbuka dengan jendela-jendela besar yang menampakan pemandangan sungai yang membentang luas juga jembatan Ampera berdiri kokoh menghubungkan dua tanah yang saling memisah. Pemandangan yang indah serta angin yang bersepoi-sepoi tidak ingin Katrina lewati begitu saja. Seperti biasa, ia meminta kepada salah satu pegawainya untuk menyediakan secangkir coffee latte dan juga sepotong kue khas Palembang, kue lapis. Katrina membuka laptopnya kemudian memulai membuat artikel tentang kesehatan psikologis untuk sebuah situs kesehatan. Untuk memenuhi kehidupan adiknya yang sekarang telah menduduki bangku sekolah menengah atas membuatnya harus bekerja keras. Apalagi ditambah pamannya, Mangcik Zul selalu meminta untuk keperluan anak semata wayangnya, Aisyah yang sedang menempuh kuliahnya di sebuah peguruan tinggi swasta di kawasan Plaju. Well, Katrina tidak keberatan mengingat Mangcik Zul sebelumnya selalu membantu Katrina ketika ia menempuh pendidikan di Jepang dan ini bisa jadi sebagai balas budi baginya. Orang tua Katrina telah lama meninggalkannya juga adik lelakinya, Aufar Qadir hampir 15 tahun yang lalu sehingga Katrina terbiasa untuk mandiri walaupun Mangcik Zul berusaha untuk memenuhi kebutuhan ia dan adiknya.Mrs.Katy, Sapa Greeny tiba-tiba.Katrina mengangkat wajahnya dan melihat Greeny yang tersenyum ceria sambil memegang buku kesukaannya. Entah sejak kapan anak kecil itu datang kemari.Greeny, where is your parent? Tanya Katrina bingung.My father is over there! Jawab Greeny seraya menunjuk ke arah lelaki yang sedang berada di kasir.Katrina tidak dapat melihat wajah lelaki berambut blonde itu sebab ia memunggunginya. Mata Katrina mengernyit melihat postur tubuh itu, tinggi dan tegap. Seperti pernah ia mengenali lelaki itu dan seakan-akan pernah mendekapnya, tapi ia tidak dapat mengingatnya dengan baik. Ingatan itu telah ia buang hampir tiga tahun yang lalu dan ia tidak ingin menggali kisah buruk itu lagi. Memaksanya untuk kembali ke Indonesia sambil membawa luka yang dalam.I have to go, Mrs. Katy. See ya! Lamunan Katrina terbuyar oleh suara Greeny yang melangkah mendekati sang Ayah yang menoleh ke gadis kecil itu, namun ketika Katrina ingin melihat wajahnya, seorang pegawai menutupinya sehingga ia tidak dapat melihatnya dengan jelas. Seakan-akan ia dihalang-halangi untuk mengenali sosok tersebut.Tiba-tiba handphonenya berdering. Katrina langsung meraihnya dan tersenyum ketika sebuah nama muncul dari layar handphonenya.Assalamualaikum, Rafly. Sapa Katrina.Walaikumsalam, sayang. Aku udah di Palembang nih, mau ketemu gak? Kamu dimana? Suara lembut itu benar-benar membuat hati Katrina meleleh.Aku di tempat biasa, yang. Temui aku aja, Kalau gitu aku kesana, ya. See you,See you, assalamualaikum.Walaikumsalam,Tuts. Sambungan telepon terputus. Katrina pun menaruh handphonenya ke dalam tasnya lalu merapikan rambut hitam panjangnya. Ya, ia akan bertemu dengan orang yang telah bersamanya hampir satu tahun itu. Rafly adalah seorang perwira polisi yang ditugaskan di daerah dan memaksakan hubungan mereka menjadi jarak jauh, walaupun begitu Katrina sangat percaya bahwa Rafly adalah calon suami yang baik baginya.Katrina menunggu Rafly sambil menikmati pemandangan sungai yang membentang luas juga angin yang menerpa wajah cantiknya. Kembali ia teringat sosok lelaki itu bersama Greeny. Nama anak itu seperti pernah ia dengar terlebih lagi sosok ayahnya itu. Benar-benar merasakan de javu, tapi ia tidak mampu mengingatnya atau tepatnya ia tidak mau mengingatnya lagi. Masa lalu kelam yang membuatnya dihujat dan dibenci, kesalahan terbesar dalam hidupnya itu tidak mungkin ia ingat kembali.Kayaknya lamunan kamu dalam banget deh,Katrina menoleh ke kanan dan melihat Rafly sudah duduk di hadapannya sambil menopang dagu. Ia tertawa melihat cara Rafly memandanginya penuh cinta, sungguh lelaki ini pintar menarik perhatiannya.SayangPanggil Katrina tidak dapat menahan senyumnya, Aku merindukanmuRafly mengenggam tangan wanita itu lalu menatap penuh makna ke mata coklat Katrina yang dalam, Aku juga sangat merindukanmu. Seandainya aku bisa pindah tugas, mungkin aku bisa menemanimu. Aku serius ingin menikah denganmu,Aku juga, sayang, Balas Katrina, Aku yakin kamu bisa meyakini Mangcik untuk menerimamu dan bisa menjadi wali untuk pernikahan kita. Harus sabar menghadapinya agar hati Mangcik bisa luluh,Hubungannya dengan Rafly memang sudah lama tidak disukai oleh Mangcik Zul. Entah kenapa adik ayahnya itu sangat membenci Rafly bahkan untuk bertemu saja mereka harus diam-diam tanpa sepengetahuan sang paman. Walaupun begitu Rafly yang baik tetap berusaha meyakini sang paman demi cintanya terhadap Katrina.Saya akan panggilkan salah satu ahli psikolog untuk membicarakan masalah ini. Tunggu sebentar, Ujar bu Tin tak lepas menyungging senyum ke arah lelaki itu.Siapa yang tidak tahan melihat sosok menawan dengan mata hijau kebiruan dan tatapan tajam itu?! Bahkan jika ibu Tin masih muda mungkin ia akan mendekati lelaki itu. Ia tidak menyangka jika ada salah satu orang tua murid memiliki orang tua yang tampan.Nah, ini adalah psikolog anak di sekolah ini. Anda bisa tanyakan kepadanya semua tentang anak anda, Ujar ibu Tin seraya melirik.Wanita berambut bob dengan blazer ungu dan dipadu dengan rok pensil seatas lutut mengumbar senyum kepada lelaki itu walaupun ia tetap dingin dan jutek.Okay, Im Donita, the psychologic in this playgroup. And you? Tanya Donita membuka pembicaraan.Gerath Pace, Jawabnya cepat, Called me by my last name,Alright, Mr.PaceWhats matter with my daughter? Potong Pace,I received a letter about parent meeting.Baiklah, Mr. Pace. Anak anda memang tidak memiliki masalah untuk hal-hal yang menyangkut pendidikannya, tapi Greeny Pace kurang bersosialisasi dengan teman-temannya. Ia terkesan pendiam dan tertutup walaupun kita, pihak sekolah, sudah mencoba untuk membuatnya lebih percaya diri. Kami mengharapkan peran anda juga sebagai ayahnya, atau mungkin ibunya bisa lebih intens mendekati sang anak. Karena anak membutuhkan dukungan dari orang tuanya, Jelas Donita.Pace meresapi kata-kata psikolog itu, Ya, aku mengerti. Greeny membutuhkanku sebagai sosok ayah yang baik. Terima kasih banyak,Ia pun berdiri dan siap untuk keluar dari ruangan tersebut. Ia tidak perlu berlama-lama duduk disini sebab merasa tidak nyaman diawasi oleh orang-orang disekelilingnya sambil berbisik-bisik.Wait a second. Mr.Pace. Anda juga bisa mengkonsultasikan ini kepada istri anda,Tambah Donita.Pace menghentikan langkahnya didepan pintu lalu menoleh, Her mother passed away a years ago, Jawabnya dingin lalu keluar dari ruangan itu.Kyaa!! Ia duda, Don!! Pekik salah satu wanita didalamnya.Pace hanya menyungging senyum sinis lalu melangkah masuk ke dalam mobil sport miliknya. Ia sudah terlalu sering mendapatkan teriak-teriakan apalagi tatapan yang menjurus kepadanya, bahkan ada yang sedikit keterlaluan hingga membuatnya tidak nyaman sama sekali.Selama di perjalanan, ia kembali teringat ketika ia berada di Caf itu. Sosok wanita yang tidak pernah ia lupakan seumur hidupnya. Wanita yang telah mengisi hatinya dengan cinta yang sebenarnya tanpa ada paksaan atau apapun. Mata coklat yang menatapnya penuh makna yang dalam akhirnya ia temukan kembali setelah sekian lama ia mencari wanita itu. Air mata perpisahan mereka tidak dapat ia lupakan begitu saja, juga malam yang indah yang telah mereka lewati bersama membuatnya tidak ingin melupakan wanita itu. Tidak ingin Aleeka, we force each otherBab 2- My lovelife

Kamu belum ketemu dia, Kat. Seru Donita antusias menceritakannya.Katrina hanya senyam-senyum melihat tingkah aneh Donita yang cukup hiperbola itu. Ia tahu bahwa lelaki yang diceritakan oleh Donita itu tampan, tapi baginya hal itu relatif dari cara seseorang melihat suatu sudut pandang dari lawan bicaranya. Pagi-pagi ketika bakery ini baru buka, Donita sudah datang seperti biasa dan menikmati secangkir coklat panas dan butter bread. Kebetulan Katrina membantu para pegawai yang sedang membereskan kursi-kursi sementara ia merapikan sumpit-sumpit. Hari sabtu dan minggu banyak dimanfaatkan olehnya untuk menjalankan bisnisnya seharian.Kat, nanti siang kita nonton bareng yuk! Aku liat di medsos kalau Rafly sedang ada di Palembang, sekalian ajak dia juga jadi kita bisa double date, Ajak Donita seraya menyondongkan tubuhnya di atas meja.Emangnya ada film bagus apa? Tanya Katrina masih sibuk merapikan garpu dan sendok.Ga tau juga sih tapi liat aja nanti. Ayolah, kita nonton bareng sekalian mau kenalin kamu sama Bang Yos yang aku certain itu, Donita mengangkat kedua alisnya, Kebetulan kamu lagi ga sibuk, Kat.Coba aku liat jadwal dulu ya, Don. Ujar Katrina lalu mengambil tablet di atas meja dan melihat jadwalnya hari ini, Oke, kita pergi jam dua nanti,Donita sumringah mendengarnya. Jarang-jarang Katrina ingin jalan-jalan atau sekadar kumpul. Gadis itu lebih suka berada di caf ini atau menulis artikelnya itu daripada menghabiskan waktu diluar untuk menikmati geliat kehidupan di kota Palembang ini.Setelah semuanya dirasa sudah cukup, mereka berdua memutuskan untuk menikmati sungai Musi di pelataran Benteng Kuto Besak atau sering disebut oleh orang sekitar BKB saja. Suasana di pagi hari memang masih cukup ramai oleh orang-orang yang didominasi oleh kawula muda yang menikmati waktu bersama baik dengan teman mereka, keluarga ataupun kekasih mereka.Ngomong-omong, gimana hubungan kamu sama Rafly? Mangcik setuju kamu menikah dengannya? Tanya Donita membuka pembicaraan mereka yang sempat hening.Katrina menghela nafas berat setiap kali mengingat hal itu lagi dan lagi. Entahlah, Don. Aku ga tau gimana hubungan kami seperti hablur dan tak tentu arah. Aku sudah mencoba beberapa kali untuk meyakinkan Mangcik, tapi ia tetap aja menolaknya bahkan ia ingin aku menikah dengan anak temannya di kantor camat sebelum ia pensiun dulu.Kenapa ga kamu terima aja? Donita menoleh ke arah Katrina, Mungkin ia lebih baik daripada Rafly,Well, Pak Faiz itu duda beranak dua. Iya sih, ia punya tanah luas, kontrakannya banyak di sekitar lingkungan kami, juga kebun karetnya. Ia memang kaya, tapi bukan itu yang aku cari, Don. Kilah Katrina semakin terlihat frustasi.Lalu?Donita ikut-ikutan bingung.Katrina tidak menjawab lagi dan hanya memegangi kepalanya yang agak pusing setiap kali memikirkan hal itu. Ia seakan-akan tidak memiliki pilihan apapun untuk hidupnya sendiri termasuk masalah pribadinya juga harus diikuti oleh pamannya itu. Pernah terlintas dipikirannya untuk kawin lari saja dengan Rafly, tapi ia tidak berani melakukannya apalagi Rafly merupakan anak pertama dari keluarganya. Bisa-bisa ia dibenci oleh keluarga Rafly yang menganggap bahwa ia yang menghasut lelaki itu.Seandainya masalah kamu ga serumit ini, Kat. Mungkin kamu bisa bahagia sama Rafly dan memiliki anak,Gumam Donita.Kalau bahagia itu kemungkinan ya. Karena aku ga bisa secara gamblang, tapi kalau memiliki anak rasanya benar-benar suatu keajaiban, Seloroh Katrina. Udah ah, aku mau balik ke bakery lagi!Mereka pun beranjak dari tempat itu dan berjalan kaki ke bakery tersebut. The Quenny memang dekat dari BKB mungkin sekitar 30 meter dari arah kanan. Di pelataran parkir, Donita berhenti dan berpamitan pulang sebab ia harus membantu bundanya untuk mempersiapkan acara Arisan nanti siang. Wanita itu sangat dekat dengan ibunya sehingga tidak heran kalau Donita tetap manja dan terkadang sedikit kekanakan.Pagi itu bakery sudah cukup ramai oleh orang-orang yang melepaskan dahaga sehabis olahraga. Seperti biasa, Katrina mengambil tablet miliknya lalu memesan secangkir Darjeeling Tea dan duduk di dekat jendela besar itu lagi. Ia melihat online shop yang sedang mengadakan sale besar-besaran dari tabletnya. Disela-sela ia sedang asyik melihat beberapa produk, sebuah pesan dari akun line miliknya. Dari Aisyah. Ce, ayah tadi bilang kalau ia pingin ketemu di rumah ibu Noni. Sekarang. Lalu jemari Katrina menyentuh layar handphonenya. Membalas pesan itu.Iya, nanti Ce akan kesana, tunggu ya.Katrina pun merapikan barang-barangnya ke dalam shoulder bagnya lalu bersiap-siap menuju ke rumah ce perempuan ayahnya itu. Bisa ditebaknya akan ada hal serius menyangkut dirinya sebab tidak mungkin Mangcik Zul juga ibu Noni memanggilnya begitu saja. Dan ia harap jika bukan masalah yang begitu rumit.Disana sudah terdapat Mangcik Zul, ibu Noni, Aisyah, juga Pak Faiz duduk di ruang tamu. Katrina mengernyitkan alisnya memandangi pemandangan yang cukup aneh itu, ia sudah dapat mencium bau yang mencurigakan. Terutama Pak Faiz yang sudah senyam-senyum memandangi Katrina.Assalamualaikum, Katrina memberi salam.Walaikumsalam, Kat. Duduklah disini! Mangcik Zul menyarankan Katrina untuk duduk di sofa yang sama dengan Pak Faiz.Katrina menurutinya dan duduk bersampingan dengan Pak Faiz tanpa melirik lelaki beranak dua itu. Kali ini perasaan Katrina mulai tidak enak.Nah, Katrina. Kami memanggilmu ingin menyampaikan sesuatu dari Faiz. Beliau ini kamu tahu sendiri kan? Ibu Noni melirik ke arah Mangcik dengan pesan tersirat.Ya, saya tahu. Memangnya ada perlu apa Pak Faiz memanggil saya? Tanya Katrina seraya melirik Pak Faiz.Begini,Faiz bermaksud ingin melamarmu dan anak-anak juga ingin kamu menjadi ibu mereka. Yaharapannya sih kamu bisa menerima lamaran saya, Ungkap Pak Faiz, Saya bisa membantu finansial kamu untuk sekolah Aufar juga AiKath,Pernyataan Pak Faiz sudah diduga oleh Katrina sendiri sehingga ia tidak terlalu terkejut mendengarnya.Faiz benar-benar serius ingin mempersuntingmu, lagian ia juga bisa membantu kamu Katrina. Timpal Mangcik Zul menambahkan.Baiklah, Pak Faiz, Katrina rasa sudah saatnya ia menjawab keinginan Pak Faiz untuk yang kesekian kalinya ini, Pertama-tama, saya benar-benar minta maaf dan bukan maksud saya untuk menyakiti perasaan anda. Saya tidak dapat menerima lamaran anda dan saya pikir anak-anak anda juga tidak ingin menerima saya sebab saya sendiri tidak pernah bicara langsung dengan mereka. Saya sudah memiliki calon suami dan tidak mungkin saya meninggalkannya sebab saya mencintainya,Baik Mangcik Zul maupun ibu Noni terkejut bukan kepalang terlebih lagi Pak Faiz yang langsung tercenung mendengar penolakan Katrina yang gamblang. Wajah Pak Faiz memerah karena malu atas penolakan mentah-mentah dari Katrina.Kalau Katrina bilang begitu, ya saya mau gimana lagi? Mungkin suatu saat Katrina bisa membuka hatinya yang masih beku untuk Faiz, Ujar Pak Faiz.Saya benar-benar minta maaf Pak Faiz. Bukan maksud saya untuk menyakiti perasaan anda,Kemudian pertemuan itu berakhir dengan luka yang mendalam juga perasaan malu di hati pak Faiz. Setelah pak Faiz sudah menghilang dari penglihatan mereka, Mangcik Zul menggeleng-gelengkan kepalanya menyaksikan sikap kurang menyenangkan yang ditunjukkan oleh Katrina barusan.Kamu itu benar-benar ya, Katrina. Air susu dibalas air tuba! Tak tahu apa kalau Faiz itu sudah banyak membantu kamu, Ujar Mangcik Zul meninggi.Katrina diam seribu bahasa tidak berani menyahut teguran paman yang dihormatinya itu. Ketika seseorang sedang mengalami emosi tinggi, maka diam adalah cara yang terbaik.Jika kamu begini terus, Mangcik lebih membenci Rafly pacar kamu itu! Sepertinya polisi brengsek itu sudah berani meracuni otakmu!Masalah ini tidak ada sangkut pautnya sama Rafly, Mangcik.Kilah Katrina berusaha untuk tetap tenang, Ini adalah masalah pribadiku, ingin dengan siapa aku menikah bukanlah keputusan kalian. Aku ingin hidup bahagia dengan keluargaku. Kumohon Mangcik mengertiSudahlah, Zul. Benar yang dikatakan oleh Katrina kalau ini adalah masalah pribadinya, haknya untuk memilih, Bela Ibu Noni. Mangcik Zul terdiam lalu kembali duduk di kursinya. Nafasnya masih belum beraturan setelah menarik emosi akibat ulah keponakannya yang keras kepala.Kau tu pikirke masa depanmu agek. Lah lanang tu kejingokan dak serius samo kau,Katrina! Mangcik Zul menyandarkan tubuhnya ke kursi.Telinga Katrina panas mendengar kata-kata pedas tentang Rafly diucapkan begitu lantang oleh Mangcik Zul. Rasanya ingin sekali ia berteriak sekuat-kuatnya agar keluarganya mengerti lelaki pilihannya, tapi sikap itu bukanlah suatu hal yang baik malah mungkin sebaliknya. Untuk menghindarinya, Katrina pun beranjak dari tempat itu dan keluar dari rumah ibu Noni. Ia tidak perduli Mangcik Zul memanggil-manggil namanya dari dalam dengan suara lantang. Ia juga tidak peduli orang-orang luar memandanginya dan berbisik-bisik oleh suara Mangcik Zul yang begitu keras.Katrina sudah terlalu lelah untuk membuat pamannya mengerti. Sudah banyak usaha yang dilakukan wanita itu agar hati batu Mangcik Zul runtuh dan meleleh sehingga dapat menerima Rafly apa adanya. Ia masih belum habis pikir alasan apa yang membuat mangcik Zul begitu tidak menyukai Rafly. Kisah percintaannya selalu tidak pernah semulus orang-orang kebanyakan dan lebih perihnya ia tidak dapat mempertahankannya.Kamu harus bisa meyakini mangcik, Raf. Ujar Katrina serius.Rafly hanya mampu menunduk dan tidak mengeluarkan statement apapun. Lelaki itu seperti tidak memiliki keberanian untuk bertemu mangcik Zul sekali lagi. Apa yang kamu takutkan? Katakanlah agar aku bisa mencari solusinya bersama. Apakah kamu serius ingin melanjutkan hubungan kita ke tahap pernikahan? Tanya Katrina ingin mengetahui keyakinan lelaki itu.Rafly Suara Katrina melemah dan matanya mulai berbinar.Melihat air mata itu, Rafly baru bereaksi. Ia tidak sanggup setiap kali air mata itu mengalir membasahi pipi Katrina. Ia tidak ingin melihat seorang wanita yang menangis karenanya.Maafkan aku, Kat Suara Rafly tercekat, Aku masih belum bisa memenuhi keinginanmu. Aku belum memiliki keberanian yang kuat untuk meyakinkan pamanmu. Sungguh bukan maksudku untuk menggantungkan hubungan ini,Hanya suara isak tangis yang tertahan yang terdengar dari suara Katrina. Tidak ada yang bisa dilakukannya untuk membantu Rafly memiliki keberanian itu. Semenjak pertemuan pertama Rafly dengan Mangcik Zul yang berakhir ketidaksenangan keluarga Katrina berimbas kepada hubungan mereka. Rafly tidak memiliki daya untuk melawan paman sekaligus orang tua angkat Katrina itu sehingga berimbas kepada hubungan mereka yang harus dijalani secara diam-diam dan seperti tanpa masa depan.Rafly menatap sendu wanita yang dicintainya menahan tangis dan sesak di dadanya. Tangan lelaki itu akhirnya menarik tubuh Katrina ke dalam pelukannya dan direngkuh dengan erat. Tangis Katrina pecah, ia tidak dapat menyembunyikan perasaan sedihnya lagi. Membayangkan bahwa ia tidak akan bisa menikah dengan orang yang dicintainya untuk kedua kalinya memang sangat menyakitkan.Sudah, sayang. Jangan menangis lagiAku janji akan membuat pamanmu yakin denganku dan kita bisa membentuk keluarga yang bahagia. Aku tidak sanggup jika melihatmu sedih seperti ini gara-gara diriku. Ujar Rafly menenangkan Katrina.Ia mengangkat wajah Katrina dan menatap wajah itu dengan begitu dalam. Mata bulat coklat yang membalas pandangannya dengan air mata yang masih di pelupuk mata membuat Rafly merasa sesak. Sungguh gadis ini masih begitu polosWajah Rafly semakin mendekat ke wajah gadis itu secara perlahan. Katrina hanya melihat apa yang akan dilakukan lelaki itu. Bibirnya mulai mendekat dan semakin dekat hingga mungkin jarak mereka hanya beberapa centi, bahkan mata mereka saling berpandangan. Namun ketika bibir itu ingin bersentuhan dengan bibir merah Katrina, gadis itu memalingkan wajanya tiba-tiba. Rafly memerah mengetahui bahwa ciumannya masih ditolak Katrina. Gadis itu masih ingin menjaga dirinya.Sepertinya tidak baik jika kita terus berada disini, Ujar Katrina sambil menghapus air matanya, Sebaiknya kita jemput Donita. Ia mengajak kita nonton bukan?Katrina pun melepaskan pelukan Rafly dan pergi menjauh. Lelaki itu mendecak lidahnya geram, ia ternyata masih belum bisa membuat Katrina percaya bahwa lelaki itu mencintainya padahal sudah berbagai macam cara agar gadis itu bisa menyerahkan tubuh dan jiwanya kepada Rafly, tapi nampaknya ia belum membuahkan hasil apapun.Tiba-tiba handphone Rafly berdering nyaring. Ia merogoh kantong celananya dan melihat nama di layar handphone tersebut lalu menyungging seulas senyum di wajahnya. Telepon dari seorang wanita.Halo, ada apa sayang? Tanya Rafly.Sayang Suara gadis itu terdengar manja, Aku bosen di rumah terus. Gimana kalau kita hang out aja? Ajaknya.Rafly melirik dari jauh, Katrina yang masih menunggu di areal parkiran sambil bersedekap dan menunduk memikirkan sesuatu.Maaf ya sayang. Hari ini aku tidak bisa menemani kamu hang out ataupun belanja, Emangnya kenapa? Tanya gadis itu tak senang.Ahanukamu tahu kan Katrina tidak bisa meninggalkan aku dan ia masih berada disini lagian ia sudah ada janji dengan temannya untuk double date bareng, Jawab Rafly sedikit cemas. Takut-takut gadis yang di telepom itu akan marah.Selalu aja begitu!! Gadis itu terdengar marah, Selalu saja Katrina,Katrina, dan Katrina lagi. Aku kapan?!Aduh sayang pelan-pelan. Jangan marah kayak gitu! Ujar Rafly mencoba meredam kekesalan gadis itu, Aku janji malam nanti kita dinner bareng,oke?Gadis itu berpikir sejenak lalu kemudian suaranya terdengar senang, Oke malam ini aku tunggu ya. Awas kalau kamu bohong lagi!Setelah sambungan telepon terputus. Rafly menghembuskan nafas lega dan cepat-cepat ia menghapus riwayat teleponnya agar Katrina tidak curiga ketika memeriksa handpnenya nanti. Lalu ia pun menyusul Katrina di areal parkiran yang masih sabar menunggu lelaki itu menghampirinya. Mereka pun masuk ke dalam mobil jenis city car milik Rafly dan meluncur ke arah jalan Angkatan 45 untuk menemui Donita yang telah menunggu mereka.Lobby longue di sebuah hotel paling prestigius di Palembang itu begitu mewah dan elegan di malam hari dengan desain interior khas Eropa Timur. Menu yang disajikan juga merupakan makanan kelas atas dengan kualitas yang terjaga dan di masak oleh koki-koki yang berkompeten ditambah alunan musik Jazz yang mengalun merdu menambahkan kesan romantis. Pengunjung disana kebanyakan dari eksekutif muda juga pengusaha yang mengadakan pertemuan atau sekadar menikmati makan malam mereka. Geliat ekonomi yang terus meningkat mempengaruhi gaya hidup mereka yang memiliki uang lebih. Tak heran setiap Saturday night, lobby ini selalu dipenuhi kawula muda yang menghabiskan waktu malam bersama kekasih mereka.Pace melangkah masuk ke dalam lobby tersebut dan langsung disambut oleh kepala chef juga manager restoran di hotel ini dengan penuh senyum yang baginya dibuat-buat. Jika ia bukan CEO hotel ini, mereka tidak mungkin sengaja menunggunya tiba dan menyambut dengan sedemikian rupa.Selamat malam, Mr. Pace. Senang melihat anda datang kemari, Ujar Mario, manager restoran hotel.Lelaki itu tidak menanggapi sambutan hangat itu dan tetap berjalan sambil mencari tempat duduk yang menurutnya nyaman. Saya akan merekomendasikan tempat duduk yanh nyaman bagi anda, Mario menunjukkan tempat duduk di bagian barat dimana sedikit sepi dari orang-orang.Lagi-lagi Pace tidak menanggapi saran manager tersebut, malah duduk di meja didekat jendela. Tempat duduk itu cukup nyaman sambil menikmati pemandangan malam kota Palembang dari atas.Jika ada seorang perempuan bernama Michella kemari sambil membawa anak perempuan. Antarkan mereka kemari, Ujar Pace.Baik, saya akan mengingat pesan anda. Jika anda memerlukan sesuatu, anda bisa memanggil pelayan disini. Permisi, Kemudian Mario pun meninggalkan lelaki itu. Tidak lama kemudian para pelayan itu membawa sebuah meja dorong berisi beberapa menu andalan di hotel tersebut dan sebotol red wine yang ditaruh di dalam ice bucket. Aku hanya ingin minum saja,Pinta Pace sebelum pelayan itu memindahkan piring itu ke mejanya.Pelayan itu mengangguk mengerti lalu menaruh gelas wine dan menuangkan minuman berwarna merah pekat itu kemudian menaruhnya kembali ke dalam ice bucket. Pace mengambil gelas tersebut dan mencicipi rasa anggur yang telah difermentasi lebih dari empat tahun itu. Rasa manis bercampur masam dengan aroma alcohol yang semerbak namun tidak memualkan. Pergilah, tinggalkan aku sendiri. Pelayan itu pun mengangguk lagi kemudian melangkah pergi seraya membawa meja dorong tersebut. Pace memandang sekelilingnya yang kebanyakan adalah kawula muda bersama kekasih mereka. Pakaian perempuan disana rata-rata memakai mini dress tanpa lengan juga dandanan mereka yang full makeup. Selain bersama kekasih ada juga yang berkumpul bersama teman-teman mereka sambil bercengkrama. Sudah menunggu lama? Tanya seorang gadis yang tampak sudah sangat akrab dengannya.Pace mendongak dan menyungging senyum melihat adiknya, Michella, telah berdiri didepannya dengan penampilan kemeja yang dipadu dengan crop blazer dengan assimetric skirt setinggi atas lutut dan rambut yang dikuncir kuda juga makeup natural. Well, Greeny tidak mau ikut. Dia memilih tidur daripada bertemu denganmu, Ujar Michella memberitahu.No problem, selama ia baik-baik saja. Terima kasih sudah mau menjaganya, Sama-sama. Sudah sepantasnya seorang adik membantu cenya, bukan? Bagaimana pencarianmu selama ini? Berhasilkah? Tanya Michella.Pembicaraan mereka terhenti sesaat ketika seorang datang kembali dengan membawa segelas Mochiatto latte dan sepotong cheese cake. Setelah merasa tidak ada gangguan lagi mereka pun kembali ke topik pembicaraan mereka.Greeny sering menceritakan sesuatu padaku tentang gurunya yang bernama Katrina. Ia bilang kalau Mrs. Katy sering menunggunya hingga penjemput tiba dan mengajaknya bermain atau sekadar bercerita,Tambah Michella.Kita tidak bisa hanya mengandalkan nama saja, Michella. Ingatkah kalau kita pernah salah mengira orang hanya karena nama? Aku sudah mencoba mencari tempat ia bekerja dulu di rumah sakit Siloam sebagai psikolog, tapi hasilnya ia berhenti dari tempat itu beberapa bulan yang lalu dan pindah entah kemana. Aku pernah melihatnya sepintas di sebuah toko bakery, tapi tidak terlalu jelas. Urai Pace panjang lebar, Aku sudah lelah Pace meneguk seluruh isi wine di dalam gelasnya untuk menghilangkan rasa frustasinya terhadap wanita yang ia cari-cari hampir dua tahun terakhir ini. Kenapa kamu tidak menyerah saja? Tanya Michella sedikit prihatin melihat keadaan kakaknya yang telah benar-benar berubah.Sudah kucoba untuk melakukannya, tapi bayangan wajahnya seperti tidak ingin lenyap dariku. Aku tidak dapat melupakannya. Tidak bisa Pace menuangkan wine ke dalam gelasnya kembali lalu meneguknya cepat.Kurasa kamu mabuk,Kak. Lebih baik kita kembali ke apartemen segera sebelum kamu kembali membuat ulah disini, Ujar Michella memperingati.Tidak, aku tidak mungkin mabuk secepat itu. Aku baik-baik saja Timpalnya sambil terus meminum minuman anggur itu.Michella menggigit bibirnya memandangi keadaan cenya yang terlihat begitu tertekan. Harta dan jabatan tidak lantas membuat cenya bahagia terlebih kisah kehidupan yang miris. Seharusnya Katrina tidak pulang dan menghilang begitu saja dari kehidupan cenya agar lelaki itu dapat mengerti bahwa cinta itu memang terlarang dan tidak seharusnya hadir diantara mereka hingga tidak menjadi luka yang mendalam untuk Pace.Kematian Aleeka setelah cinta itu terkuak menguatkan diri mereka bahwa penyebab kecelakaan pada Aleeka murni kesalahan Pace dan Katrina. Semua keluarga besar Aleeka dan Pace marah dan menghujat mereka terutama Katrina. Keluarga Aleeka yang sudah menganggap bahwa Katrina adalah bagian keluarga mereka mencaci maki gadis itu dengan kata-kata yang tak pantas terlebih lagi Nadya, sepupu Aleeka, yang sangat tidak menyukai Katrina. Penghinaan yang menjurus kepada Katrina membuat gadis itu pergi dan tak ingin kembali. Setelah malam terakhir mereka bertemu, Katrina seakan-akan hilang ditelan bumi. Tanpa kabar, tanpa pamit, tanpa petunjuk apapun kecuali teman sekamarnya ketika ia menempuh pendidikan di Jepang yang mengatakan bahwa Katrina kembali ke Indonesia. Oleh sebab itu, Pace memutuskan untuk tinggal sementara di kota yang terkenal dengan kainnya yang indah, kebudayaannya yang ramah, juga tradisi yang masih mereka pegang untuk mencari gadis yang bernama Katrina Kaif itu. Namun sampai sekarang mereka belum juga dipertemukan

Bab 3- You Find Me

Pagi seperti biasa, Katrina menyambut anak-anak di depan gerbang sambil menyapa mereka dengan ramah. Ia selalu merasa bahagia setiap kali melihat wajah-wajah polos mereka yang begitu menggemaskan apalagi suara mereka yang imut membuat Katrina ingin cepat-cepat memiliki anak. Sebuah mobil sport berwarna putih memasuki areal parkir yang cukup luas itu. Mobil itu sangat mencolok diantara mobil lainnya yang kebanyakan merupakan berjenis city car, SUV ataupun MPV. Katrina menyipitkan matanya melihat mobil mewah itu berada disini. Jarang-jarang orang tua murid di taman kanak-kanak ini membawa mobil mewah seperti itu. Ah, aku tahu siapa yang membawa mobil itu, Kat! Seru Donita tiba-tiba telah berdiri di belakangnya.Katrina terkejut dan menoleh ke belakang Donita yang sudah senyum-senyum tidak jelas. Ia pun hanya mengibas-ibas tangannya lalu bersiap untuk menyambut kembali muridnya yang akan siap untuk mengikuti kegiatan hari ini. Ketika pintu dibuka, tampak Greeny dengan riang berlari kecil menuju pintu gerbang menyambut Katrina yang telah menunggunya.Good morning, Mrs. Katrina. Sapanya dengan suara anak kecil yang khas.Good morning, honey. Sambut Katrina seraya mencubit lembut pipi Greeny. Come on join your friends soon,Okay!Gadis polos itu pun memasuki areal sekolah meninggalkan Katrina yang masih melihat dari jauh. Kemudian berbalik arah lagi untuk memanggil Donita yang masih terpaku disana. Don, ayo masKata-kata Katrina terhenti ketika melihat sosok lelaki yang telah berada di hadapannya itu. Mata hijau kebiruan yang menatapnya lembut, bibirnya yang menyungging senyum kepadanyaSeharusnya ia tidak bertemu dengan lelaki ini lagi, tidak untuk selamanya. Tapi, Tuhan sepertinya tidak mengizinkan dirinya untuk melupakan lelaki itu. Bahkan tidak sama sekaliWajahnya tidak berubah sama sekali begitupula penampilannya tetap cantik dan menawan. Mata coklat bulat yang dihiasi oleh alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung, dan bibirnya yang penuh dipulas dengan lipstick pink nude. Rambutnya yang masih dijaga panjang berwarna hitam bagaikan boneka yang hidup. Tidak ada yang berubah dari fisik gadis itu.Mata coklat itu sedang menatapnya dengan tatapan terkejut dan bibir yang sedikit terbuka. Seperti tidak mempercayai lelaki yang sekarang dilihatnya itu nyata dan sekarang berdiri di depan matanya.PaceUcapnya dengan suara rendah.Bagaimana keadaanmu?Tanya lelaki itu.Katrina mengalihkan pandangannya ke tempat lain, Aku baik-baik saja, Bukankah hari ini parents meeting yang sering diadakan setiap hari senin? Aku ingin berkonsultasi tentang anakku---Ruangan itu hanya terdiri atas sebuah meja dan dua kursi juga lemari kecil. Tempat itu dijadikan sebagai pertemuan antara pihak sekolah dengan orang tua murid. Dan sekarang Katrina sedang berada di ruangan itu bersama dengan lelaki yang pernah mengisi hatinya. Ia menyodorkan secangkir teh hitam kepada Pace sebelum mereka membahas masalah yang sebenarnya bukan seputar Greeny, tapi masalah lain.Kenapa kamu kembali? Apa maumu? Tanya Katrina tanpa basa-basi.Aku bukannya pergi darimu, tapi mencarimu, Jawab Pace, Seandainya kamu tahu bahwa aku mencarimu sejak lama dan Tuhan telah memberikan aku kesempatan untuk menemuimu sekarang disini,Tidak seharusnya kamu melakukan ini, Pace. Tidakkah kamu ingat bagaimana keluarga Aleeka memandangku begitu rendah?! Tidakkah kamu tahu hal itu? Katrina memegangi kepalanya yang tidak sakit sambil menggigit bibir bawahnya.Aku tahu bagaimana perasaanmu, Katrina. Tidak perlu kamu menyuruhku untuk mengingatnya karena kenangan itu melekat didalam otakku. Penghinaan mereka yang tidak dapat aku maafkan juga penilaian mereka terhadapmu. Aleekatidak mencintaiku dan kamu tahu itu. Apakah aku salah untuk mencintaimu? Aku sangat mencintaimu, Katrina,Pace Katrina mengangkat wajahnya dengan raut muka tampak tertekan.Aku tidak dapat menerima hatimu kembaliWhy? Jantung Pace mulai berdegup kencang.Katrina mengangkat tangannya, menunjukkan sebuah cincin emas yang melingkar di jari manisnya, Aku sudah dimiliki oleh orang lainPupil mata lelaki itu membulat begitu mendengar kalimat terakhir itu. Pencariannya selama ini harus dibayar dengan luka yang disayat di hatinya. Aku berusaha untuk mencintai orang lain, PaceBisakah kamu menerimanya? Katrina berusaha untuk tegar dihadapan lelaki itu agar ia tidak menyakitinya lebih dari ini. Sungguh ia sebenarnya tidak ingin melihat lelaki itu kecewa dan sakit. Jika ia menuruti kata hatinya, ia masih sangat mencintai lelaki itu bahkan bila tidak ada Rafly mungkin ia sudah kembali ke pelukannya.Jika itu bisa membuatmu bahagia, aku akan menerimanya. Selama lelaki itu bisa membuatmu bahagia, aku akan merelakanmu. Karena bagiku kebahagiaanmu adalah sama seperti Greeny, tidak terhingga. Jawab Pace berusaha untuk bersikap biasa dan tenang. Pastikan dia tidak membuatmu menangis seperti diriku dulu,Pace beranjak dari kursi itu lalu melangkah keluar tanpa menoleh ke belakang atau pun berhenti menunggu reaksi Katrina. Tidak! Dia tidak melakukan hal bodoh semacam itu. Ia sudah memastikan bahwa Katrina telah menemukan cinta yang sesungguhnya bukan cinta yang menyakitkan seperti yang ia berikan terdahulu. Katrina telah memilih cinta yang lain. Ketika ia ingin membuka kenop pintu tersebut, tiba-tiba tangan lembut Katrina menahannya. Pace memalingkan wajahnya kearah gadis itu dan menatap tajam mata bulat yang sendu. Hontou nisumimasen, Pace Suara Katrina berat oleh air mata yang ditahannya.Pace menghapus air mata itu lalu tersenyum, Tidak perlu minta maaf. Everything will be fine,Tangan Katrina menarik wajah Pace agar lebih dekat ke wajahnya dan tanpa perlu memberi petunjuk apapun ia menyentuh bibir lelaki itu kemudian menciumnya. Pace menyambut ciuman itu perlahan sambil menutup matanya untuk merasakan rasa manis dari perempuan yang sangat dicintainya. Tidak ada lelaki lain yang membuat Katrina seberani ini bahkan ketika Rafly ingin menciumnya di setiap kesempatan pun ia sebisa mungkin menghindarinya. Namun, Gerath Pace-lelaki inggris ini sudah bisa membuatnya melalukan hal yang masih tabu di lingkungannya. Hampir sepuluh menit bibir mereka saling bertautan dengan posisi yang masih berdiri. Katrina melepas ciumannya lalu membuka matanya perlahan dan tersenyum ketika mata hijau itu balas menatapnya. Tangan Katrina masih melingkar di leher lelaki itu dan masih saling memandang.Anggap ini adalah perpisahan kita, Pace Ucapnya pelan.Aku tidak akan menganggap ini perpisahan, tapi sebuah awal pertemuan kita kembali.Pace pun membuka pintu ruangan itu dan keluar dari ruangan tersebut. Sebelumnya ia sempat mencium pucuk kepala Katrina lalu menyentuh lembut pipinya. Matanya tidak lepas dari lelaki bertubuh tinggi itu hingga lenyap dari bilik dinding.Katrina kembali ke ruangan guru yang tak jauh dari ruangan itu. Tempat itu kebetulan ada beberapa staff pengajar yang sedang istirahat setelah menemani para murid belajar sambil bermain. Ia pun duduk di kursi tempat ia bekerja seperti biasa lalu membuka laci meja kerjanya yang terkunci. Didalamnya terdapat sebuah camera digital berwarna merah muda. Katrina tersenyum begitu melihat kamera itu. Ingatannya kembali di saat-saat kebersamaanya dengan orang yang sangat dicintainya itu.Lelaki yang selalu memberikan senyuman dan dukungan, selalu bersedia menjaganya disaat ia dalam bahaya, selalu hadir ketika ia merasa terhimpit dan selalu ada untuknya kapanpun ia membutuhkannya. Lelaki yang membuat Katrina yakin bahwa ia adalah lelaki pilihan terakhir Katrina untuk menjalani hidupnya. Dan sekarang telah menjadi sebuah kenangan yang menyakitkan. Tidak ada lagi lelaki yang selalu hadir dan memberikan dukungan untuknya.Ngeliat apa, Kat? Tanya Donita mengejutkan Katrina.Cepat-cepat Katrina mematikan kamera itu dan langsung menyimpannya kembali ke dalam laci. Ia tidak ingin seorang pun tahu tentang masalah pribadinya terlebih lagi masa lalunya.Cuma lihat foto-foto Aufar waktu kecil dulu, kok. Kilah Katrina.Donita mengangkat alisnya sambil mengamati wajah Katrina yang salah tingkah dan tidak berani menatap matanya.Kamu bohong pasti ada suatu hal yang ditutupi,Ujar Donita begitu mengena di hati Katrina, Dak usah bohong deh, Kat! Aku sudah tahu ekspresi dan sikap kamu kalau bohong. Lagian kalau kamu belum mau cerita juga aku tidak masalah, mungkin bagimu ini sangat privasi,Makasih atas pengertiannya, Ucap Katrina lega.Donita adalah teman yang paling mengerti dirinya. Ia tahu betul apabila Katrina sedang tertimpa masalah atau ada hal yang dipendamnya sehingga ia sangat mengerti keadaan bagaimana Katrina membutuhkan pendapatnya. Mungkin karena Donita juga psikolog sehingga ia dapat mengerti perasaan seseorang.Oh ya, tadi si ganteng Mr. Pace mengajakmu bicara di ruang parents meeting. Orang gimana? Dingin ndak? Sikapnya waktu itu sama aku dingin banget, Seloroh Donita, Mungkin ia tidak bersikap seperti itu denganmu,Biasa saja, ia cuma menanyakan tentang Greeny saja, Jawab Katrina seadanya takut kalau Donita tahu semuanya.Kali ini Donita tampak percaya. Ia menganggukan kepalanya lalu menyeruput green tea-nya perlahan. Tadi aku liat cara dia menatap wajahmu seperti orang yang udah lama banget tidak bertemu kamu. Apalagi senyumnya yang berbeda terhadapmu, begitu juga kamu yang seperti udah lama mengenalinya. Mungkinkah ia menyukaimu? Tebak Donita mengeluarkan kemampuannya dalam membaca ekspresi orang lain.Katrina berusaha untuk tidak memperlihatkan ekspresi apapun dan terus menatap layar laptopnya yang baru saja ia buka. Ia tidak ingin Donita menemukan jawabannya hanya dari ekpresi wajahnya saja.Aku pikir pertemuan tadi biasa saja, Sanggah Katrina.Tidakdia terlihat menyukaimu,Timpal Donita, Memang suatu hal yang alamiah ketika lelaki melihat wanita cantik, tinggi dengan kulit putih yang menawan pasti menyukainya di pandangan pertama. Namun barusan tidaklah demikian, ia sudah lama merindukanmu. Apakah kamu pernah mengenalnya? Tanya Donita seraya menatap mata Katrina yang masih fokus dengan layar laptopnya.Entahlah, aku belum mengenalnya. Maaf ya, aku harus menemui ibu Tin,Ia terpaksa menghindar dari Donita secepatnya sebelum semuanya terkuak oleh si pembaca ekspresi itu. Dengan cepat Katrina merapikan berkas-berkasnya ke dalam map biru lalu cepat-cepat meninggalkan Donita yang masih menyandar di batasan meja mereka sambil menyeruput green tea-nya kembali. Walaupun Katrina telah berusaha untuk menutupi ekspresi wajah dan menghindar darinya, tidak membuat Donita tidak mengetahuinya. Ia tahu kalau Katrina mengenal Pace dengan baik, tapi yang masih belum membuatnya mengerti. Kenapa Katrina menghindar sebegitu rupa?? Itulah pertanyaan yang belum dapat Donita jawab.Udara panas kota Palembang benar-benar menyengat hingga ke dalam kulit. Pace cepat-cepat memasuki bangunan semi permanent yang dibuat khusus untuk melihat proses pembangunan serta diskusi. Ia sedang mengamati pembangunan condominium yang sedang berlangsung. Progress pembangunannya telah mencapai hampir enam puluh persen dan diperkirakan akan selesai delapan bulan lagi. Minumlah ini agar anda tetap merasa sejuk. Udara Palembang memang sedang panas-panasnya, Seloroh pak Suhardi, kepala kontraktor pembangunan.Terima kasih banyak. Tempat ini memang terasa sangat kering, Timpal Pace seraya membuka minuman kaleng tersebut dan meneguknya.Saya tidak menyangka jika perusahaan anda di Indonesia ini bisa berkembang cepat. Padahal anda tidak memulainya dari ibukota namun bisa menyaingi mereka.Ujar pak Suhardi kagum.Ini bukan apa-apa, Mr. Suhardi. I just do what I can do, Kilah Pace mencoba merendah diri.Thats why I liked you so much, Mr. Pace. Your humble is impressed me. Tidak heran situs berita bisnis utama memasukkanmu menjadi sepuluh pengusaha muda terkaya se-Asia di usiamu yang baru menginjak 30 tahun,Anda terlalu berlebihan, Pace tersenyum mendengar ungkapan hiperbola pak Suhardi.Oh ya, Mr. Pace. Bagaimana kalau jam makan siang nanti kita makan bersama keluarga saya? Sekalian saya ingin memperkenalkan putri saya yang juga seorang arsitektur, Ajak pak Suhardi.It sounds good idea. Boleh juga kebetulan saya ada waktu, Okay, Ill be waiting for you.Pak Suhardi pun kembali keluar lapangan untuk meninjau proyek yang sedang berlangsung sementara Pace masih duduk mengamati bangunan setengah jadi tersebut dengan mata tajamnya. Pikirannya melayang pada pertemuannya dengan Katrina tadi pagi. Ia tidak menyangka kepulangan Katrina ke Indonesia ternyata menjadi seorang guru taman kanak-kanak. Ia kira Katrina akan menjadi seorang psikolog handal dan terkenal dengan keahliannya yang bisa diperhitungkan mengingat wanita itu adalah wanita yang cerdas. Benar apa yang dikatakan oleh Michella juga cerita dari Greeny bahwa Katrina berada disana, bekerja sebagai seorang guru dimana Pace sempat meragukan cerita mereka. Namun ketika Greeny begitu menceritakan tentang guru favoritenya itu membuat Pace merasa yakin bahwa guru yang sering dikatakannya itu adalah Katrina Kaif. Wanita 25 tahun yang pernah mengisi hatinya yang sempat hampa bahkan disaat ia tidak ada pun, Pace masih bisa merasakan kehadiran Katrina di hatinya, kini telah dimiliki orang lain. Menyakitkan sekali ketika pencariannya selama ini, Katrina telah menjalin hubungan dengan lelaki lain.Rumah pak Suhardi berada di perumahan elite di kawasan Alang-alang lebar tepatnya di perumahan CGC atau Citra Grand City tidak jauh dari proyek pembangunan kira-kira jaraknya 500 meter. Rumah bergaya minimalis modern dengan nuansa natural. Terdapat sebuah kolam ikan terbuat dari batuan alam yang cukup luas dan sebuah gazebo disampingnya. Nah, Mr. Pace ayo masuk ke dalam! Ajak pak Suhardi begitu mereka sudah berada di halaman rumah yang luas itu.Ternyata pak Suhardi telah mempersiapkannya dari awal sebab semuanya terlah dipersiapkan dengan baik bahkan keluarganya telah berkumpul di ruang makan dengan pakaian semi formal. Ada seorang ibu yang telah dikenal oleh Pace cukup lama berambut wavy bob berwarna coklat mengenakan dress merah yang dipadu dengan blazer hitam kotak itu bernama Theresa kemudian seorang laki-laki berambut cepak dengan kulit agak hitam juga perempuan berambut sebahu sedikit bergelombang dengan mengenakan kemeja krem dan baggy pants. Bisa ditebak jika lelaki dan perempuan muda itu adalah anaknya pak Suhardi. Lelaki berumur 50 tahun itu mempersilahkan Pace untuk duduk berhadapan dengan perempuan cantik itu. Ia sepertinya sengaja ingin mempertemukan anak perempuannya dengan Pace.Kenalkan ini adalah anak pertama saya seorang arsitektur lulusan dari Nanyang university Singapore, namanya Mischa Atmajoyo. Dialah yang mendesain kondominium yang kita buat. Ujar pak Suhardi memperkenalkan anaknya. Hello, Mr. Pace. Nice to know you, Sapa Mischa seraya melempar senyum manisnya.Nice to know you too. Desain yang kamu rancang benar-benar mengagumkan. Im impressed. Balas Pace sedikit memuji.Mischa tampak sangat senang atas pujian yang dilempar untuknya, Tidak juga, aku hanya memberikan apa yang terbaik untuk klien.Dan ini adalah adik laki-laki Mischa, Rafly Atmajoyo. Ia adalah seorang perwira polisi yang bertugas di daerah dan sekarang sedang berlibur. Rafly hanya memberi senyuman kepada Pace tanpa mengatakan apapun. Ia tampak kurang menyukai kehadiran Pace bahkan ia sepertinya tidak ingin ada lelaki itu hadir ke acara makan siang mereka. Berbeda dengan Mischa yang tidak lepas memandangi Pace sambil senyum-senyum tanpa henti.Papa! Papa! Suara panggilan itu terdengar sangat meleking dan sedikit mengganggu. Pace heran melihat wajah mereka yang memucat begitu mendengar suara lengkingan itu. Ia mengikuti arah mata pak Suhardi yang menjurus lurus kearah seorang wanita yang mungkin sudah seumuran dengannya namun penampilan seperti kurang terurus. Siapapun yang melihatnya akan merasa miris dengan wanita itu.Papa! Papa!! Aku punya undangan pernikahanku!!! Ujar wanita itu sangat bersemangat.Wanita itu mendekati mereka namun tiba-tiba langkahnya terhenti begitu melihat Pace yang memandang miris wanita itu. Ia tersenyum lebar menunjukkan gigi kuningnya karena jarang menyikat gigi lalu membalas pandangan Pace.WahKamu kayak KenKen boneka barbieku! Kamu tampan sekali!!! Serunya lalu mencubit pipi Pace agak kuat.Nana hentikan!! Bentak pak Suhardi langsung berdiri dan melepaskan tangan wanita bernama Nana itu. Tangan Nana terlepas dan wajahnya tampak ketakutan melihat wajah marah ayahnya itu. Pace mengernyitkan alisnya setelah mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan itu, tapi ia tidak mungkin bisa memarahi wanita yang kurang seperti Nana.Kemana Katrina, Rafly? Tanya Theresa kepada Rafly sedikit berbisik.Rafly hanya mengangkat pundaknya dengan wajah sebal karena tingkah ce tertuanya yang sangat memalukan di depan kolega ayahnya. Seharusnya Katrina telah berada disini dan menyeret wanita idiot itu keluar. Tak lama kemudian Katrina datang dengan nafas agak tersengal karena ia terkunci dari dalam kamar Nana oleh ulah wanita itu. Maafkan aku, Pak. Tadi Nana mengurungku tiba-tiba ketika aku ingin memberikannya sebuah buku. Ungkap Katrina.Pace melempar senyum ketika Katrina memegang lembut lengan Nana sambil meliriknya kemudian ia langsung memalingkan wajahnya tidak ingin seseorang memperhatikan tatapan mata mereka yang berbicara. Katrina membawa Nana yang sedang bernyanyi tidak jelas. Keadaan kembali tenang ketika Nana telah pergi. Pace merasa gelegat yang berbeda dari keluarga pak Suhardi yang sebelumnya biasa saja menjadi seperti menahan malu akibat ulah Nana yang memang tidak dapat ditolerir bagi mereka. Sudah hampir tiga kali wanita itu mempermalukan keluarga mereka di depan teman bisnis pak Suhardi. Bahkan Nana pernah menghina salah satu teman bisnis ayahnya yang merupakan pengusaha kelas atas. Bagi Pace sebenarnya Nana hanya butuh dukungan dari keluarganya saja dengan begitu tidak mungkin Nana bertingkah agresif. Sorry ya atas perlakuan yang tidak menyenangkan tadi, Ucap Mischa setelah makan siang itu ia mengajak Pace melihat maket hasil karyanya di sebuah ruang kerja miliknya.No problem, aku mengerti keadaannya yang memang seharusnya kita maklumi. Ujar Pace santai.Well, she is always annoying. Kami sudah berusaha agar ia tidak mengganggu siapapun,Tidak seharusnya kamu melakukan itu,Ujar Pace sedikit serius, Aku pikir dia hanya ingin diperhatikan selayaknya keluarga. She is your sibling, isnt it? Mischa sedikit gelagapan ingin menjawab apa sebab ia merasa sangat malu ketika mengetahui memiliki saudara yang kekurangan mental seperti Nana, Ya, dia memang saudara kandungkuAku tidak menyangka kamu bisa tahu hal itu,Ya, aku bisa melihat mata kalian yang sama. Mata coklat yang dalam begitu cantik, entah kenapa aku ingin selalu memandangnya,Raut wajah Mischa bingung mendengar pujian yang tertuju kepada ce perempuannya, ia tidak habis pikir lelaki tampan ini bisa menyukai cenya yang kurang dalam mental itu. Dilihatnya mata hijau itu mengarah kemana, ke luar jendela dimana Nana sedang belajar cara menghitung dengan baik bersama Katrina.Gadis itu namanya Katrina. Ia adalah kekasih adikku, Rafly.Ujar Mischa mengetahui arah mana Pace ucapkan.Pace menoleh kearah Mischa yang tersenyum puas melihat ekspresi terkejutnya. Kekasih adikmu?Well, ia adalah kekasih adikku. Sudah setahun ini mereka menjalin hubungan dan siap untuk menikah, Tambah Mischa lagi.Benar apa yang dikatakan oleh Katrina bahwa ia sudah dimiliki orang lain dan akan segera menikah. Lantas bagaimana dengan dirinya? Bagaimana dengan cinta yang telah lama ia cari? Apakah benar bahwa Katrina tidak memiliki perasaan sama sekali dengannya? Sungguh ironis menyaksikan pernikahan orang yang kita cintai dan mungkin Pace akan merasakan hal itu sendiri di depan matanya melihat Rafly menyematkan cincin ke jari manis Katrina lalu tersenyum bahagia.Oh Tuhan, cobaan apa yang Kamu berikan kepadaku?!!! Tidak cukupkah diriku untuknya?? Tidak sebegitu baiknya aku untuk seorang Katrina? Kenapa dunia ini begitu kejam dengan tidak mengizinkan diriku dengan wanita yang kucintai? Kenapa Tuhan???Rintik-rintik hujan jatuh membasahi tanah merah yang mengering di malam yang pekat. Katrina menyandarkan tubuhnya di kepala kasurnya sambil memandang kosong langit-langit kamarnya. Pertemuannya dengan Pace sebenarnya sangat ia syukuri, akan tetapi juga ia sesali. Ia bersyukur bahwa Pace masih dalam keadaan yang baik juga tidak ada yang berubah dari lelaki itu dan penyesalan karena ia kembali menyakitinya. Hatinya telah dimiliki orang lain dan ia tidak mungkin mengkhianati Rafly yang telah mencintainya begitu besar. Kehadiran Rafly sedikit demi sedikit mengurangi luka di hatinya walaupun ia masih belum melupakan kenangan pahitnya.Ce tumben tidak makan malam?Tiba-tiba Aufar masuk ke dalam kamarnya sambil membawakan sepiring nasi lengkap dengan sayur katu dan ayam goreng buatan Aisyah dan segelas air putih.Katrina membenarkan posisi duduknya sementara Aufar menaruh piring itu di atas meja samping kasur. Kemudian Aufar duduk disamping Cenya dan memperhatikan wajahnya yang seperti memiliki masalah.Wajah Ce katy kenapa? Ada masalah ya? Tanyanya.Tidak ada kok. Cuma agak lelah aja hari ini soalnya tadi ke rumah kak Rafly mengurus cenya itu,Jawab Katrina sebelum meneguk air putih.Tadi Mangcik membicarakan masalah pak Faiz melamar ce beberapa waktu lalu itu. Ia bilang kalau ia merasa kecewa atas penolakan ce dan mempermalukan keluarganya. Pak Faiz sudah banyak membantu perekonomian keluarga ini namunSudah cukup Aufar Potong Katrina merasa tertekan, Bukankah masalah pendamping ce adalah sebuah hak eksklusif bagi ce?Aufar cuma merasa bersalah dengan ce. Gara-gara Aufar, ce harus bekerja keras seperti ini,Wajah Aufar tampak sedih dan ingin menangis, Katrina menggenggam tangan adik satu-satunya itu mencoba untuk menguatkan hatinya yang rapuh, Tidak perlu bersedih, Aufar. Kamu adalah kewajibanku untuk membuat cita-citamu terwujud dan membuatmu bahagia. Jangan menganggap jika kamu adalah beban bagiku karena kamu adalah semangat ce untuk tetap bertahan,Aufar merasa benar-benar terharu dan memeluk cenya dengan erat. Ia sangat beruntung memiliki saudara yang benar-benar memperhatikannya selayak orang tuanya walaupun mereka telah lama meninggalkan Aufar sejak usianya masih 2 tahun. Aufar janji akan selalu membanggakan ce dan menjadi orang yang sukses,Tekad Aufar.Ya, itulah yang ingin ce lihat. Kamu harus bisa membanggakan orang tua kita yang diatas sana,Tidak lama kemudian, Aisyah masuk ke dalam kamarnya yang kebetulan Katrina juga tidur bersamanya. Aufar langsung melepaskan pelukannya dan pamit keluar dari kamar tersebut. Aisyah melepaskan kuncir rambutnya dan merebahkan tubuhnya diatas kasur. Ia pun tidur tengkurap sambil melihat Katrina yang sedang menghabiskan makan malam yang dibawa oleh Aufar tadi.Kak, Panggil Aisyah sedikit takut-takut.Hmm, Sahut Katrina sambil menelan makanannya.Boleh tidak aku minta bantuan lagi?Pintanya.Bantuan apa? Tanya Katrina santai.Aisyah membenarkan posisinya menjadi duduk sambil memeluk bantal doraemon miliknya. Kan kemarin aku buka bisnis online shop untuk fashion cewek karena ada masalah finansial jadi aku butuh modal lagi, kak.Cerita Aisyah, Boleh tidak aku minta uang sama ce?Berapa?Tanya Katrina ingin tahu secara pasti.HmmmAisyah tampak ragu-ragu, Mungkin sekitar 8 juta aja deh, kak.Baiklah nanti ce transfer ke kartu ATM kamu,Sungguh Katrina adalah ce yang sangat baik bagi Aisyah. Ia tidak pernah keberatan setiap kali ia meminta sesuatu walaupun terkadang permintaan itu terasa sulit Katrina masih berusaha mencari jalan keluar baginya bahkan Katrina sering meminjamkannya mobil sementara pemiliknya naik motor ke tempat bekerja yang lumaya jauh dari daerah Gandus ke TK Golden Kids. Bahkan ia tidak perlu curiga apakah Aisyah berbohong kepadanya atau tidak yang penting saat ini adik sepupunya itu membutuhkan uang.Bab 4- Tell me if you still feel me

Hari ini Greeny tidak hadir seperti biasanya dikarenakan ada urusan keluarga yang tidak dapat ditinggalkan di Inggris. Katrina mengernyitkan alisnya begitu membaca sepenggal kalimat di surat tersebut, ia tahu bahwa keluarga besar Pace bertempat tinggal di Malaysia sudah sejak lama. Tampaknya Pace berbohong dengan pihak sekolah dan mungkin Greeny sedang berlibur bersama keluarganya di luar kota ataupun di luar negeri sebab beberapa hari yang lalu Greeny pernah bercerita tentang keinginannya liburan ke Perancis untuk melihat menara Eiffel di saat pelajaran keinginan berlibur.Pembelajaran baru saja diistirahatkan dan saatnya anak-anak makan bekal yang dibawa oleh ibu-ibu mereka. Hari ini Katrina tidak dijadwalkan untuk menemani anak-anak tersebut oleh sebab itu ia meluangkan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugasnya untuk mengisi nilai mereka sebelum pembagian rapor yang sebulan lagi akan dibagikan. Hari ini Greeny tidak hadir, ya. Tidak ada yang datang kemari untuk berbagi ceritanya,Ujar Donita sambil memanyunkan bibirnya. Ia berlibur ke Perancis mungkin, Seloroh Katrina masih fokus pada pekerjaannya.Donita langsung menarik kursinya mendekati Katrina dan menunjukkan ekspresi tidak percaya. Benarkah? Kamu tahu dari mana? Katrina berhenti memainkan jemarinya di atas laptop dan menoleh kearah Donita, Beberapa waktu lalu ia pernah bercerita ingin sekali ke Perancis namun ayahnya belum memiliki waktu yang tepat. Mungkin sekarang ia sudah terbang kesana,Belum tentu, memangnya kamu mengenal keluarganya? Tadi yang memberikan surat ini langsung dari ayahnya lho Donita tampak belum percaya.Well, ini kan informasi didapat dari Greeny dan mungkin ayahnya memang tidak ikut, Seloroh Katrina.Enak banget ya jadi Greeny. Mau liburan tinggal terbang aja, Timpal Donita takjub.Wajar tidak sih?Sahut Grace teman sesama guru mereka, Ayah Greeny, Gerath Philip Pace merupakan CEO dari liveworld.inc yang menaungi jaringan hotel, apartemen dan kondominium, perumahan mewah,bahkan juga line fashion dengan brand Syoosh. Salah satu milyader muda terkaya di Indonesia dan satu-satunya pengusaha yang memusatkan bisnisnya di kota ini. Keluarga yang sangat kaya, pantas saja ia menyekolahkan anaknya di taman kanak-kanak ini. 10 juta per semester bukanlah hal yang besar baginya,Mulut Donita menganga dan takjub atas apa yang didengarnya barusan, ia tidak menyangka jika Greeny adalah satu-satunya pewaris sah bagi perusahaan sebesar itu. Mungkin jika ia berada di posisi Greeny, ia sudah bahagia setengah mati bergelimangan harta dan dihujani germerlapnya dunia.Jika kamu menikah dengannya, Kat. Mungkin kamu tidak akan bekerja disini lagi, Timpal Donita seraya menepuk pundak wanita itu.Katrina hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya heran atas tingkah Donita yang terkadang sedikit menggelikan baginya. Ia sudah cukup banyak tahu tentang Pace selama ia berada di Jepang. Dari kehidupan pernikahan Pace-lah ia mempelajari banyak makna dari kebahagian yang sebenarnya, kebahagian yang tidak dapat dibeli dengan uang. Mengajarkannya bahwa perasaan murni manusia tidak dapat di beli dengan apapun terkecuali ditukar dengan perasaan yang sama yaitu perasaan saling memberi dan menerima.Kalau aku didekati oleh Mr.Pace mungkin aku akan meninggalkan Bang Yos dan menikah dengannya,Tambahnya lagi.Oh dear, kamu itu benar-benar, Don. Uang belum tentu membuatmu bahagia, ia pasti sangat sibuk dan tidak memperhatikanmu, Sahut Grace sepertinya tertarik membahas topik tersebut.Percakapan mereka terus berlanjut sementara Katrina lebih memilih menyelesaikan pekerjaannya agar ia tidak kelabakan ketika waktu deadline pengumpulan datanya nanti. Ia ingin setelah pulang bekerja waktunya ia sisakan untuk bisnis bakery miliknya dan juga adiknya Aufar yang ingin mengikuti jam tambahan di bimbingan belajar. Maklum Aufar sebentar lagi akan lulus sekolah dan akan kuliah. Katrina belum menanyakan keinginan Aufar melanjutkan studinya nanti, ia masih mengira-ngira dimana adiknya akan kuliah entah di dalam atau di luar negeri sebab Aufar adalah siswa yang berprestasi di sekolahnya.Pukul 12.00 siang para anak-anak berhamburan keluar gerbang menuju areal parkiran bersama orang tua mereka untuk bergegas pulang. Katrina merogoh handbag-nya untuk mengambil kunci kontak mobilnya, ia harus bergegas sebab Aufar sudah menunggu di bakerynya. Langkah kaki Katrina terhenti ketika Pace sudah berdiri sambil bersandar disamping mobilnya, ia bersedekap dan tersenyum lembut. What are doing here? Tanya Katrina heran.Im looking forward to you. Aku ingin mengajakmu menyegarkan pikiran, Pace mendekati Katrina yang tampak tidak menyukai kehadirannya itu. Apakah kamu mau?No! Jawab Katrina tegas lalu menuju mobilnya.Pace menyusul gadis itu dari belakang dan tangannya menghalangi Katrina untuk membuka pintu mobil tersebut. Tubuh mereka begitu dekat bahkan mungkin jika Katrina menoleh kebelakang wajah mereka akan sangat dekat atau bahkan tanpa sengaja mencium pipi lelaki itu.Kumohon jangan pergi,Bisik Pace pelan.Degupan jantung Katrina memacu cepat tak beraturan sudah lama sekali ia tidak sedekat ini dengan pria mana pun kecuali lelaki ini. Ia seperti tidak memiliki daya untuk melawannya.Ini adalah areal sekolah, Pace. Kuharap kamu mengerti, Katrina mendorong tubuh Pace dari belakang kemudian membuka pintu mobilnya dan siap untuk masuk, akan tetapi lagi-lagi tangannya ditahan oleh Pace.Sebegitu inginnya kamu menjauh dariku? Ya! Jawab Katrina cepat sambil melepaskan genggamannya dan menutupi pintu mobilnya.Tampaknya Pace belum kehabisan akal. Setelah Katrina memundurkan dan membelokkan mobilnya, siap melaju keluar parkiran tiba tiba Pace berdiri didepan mobilnya dan meminta untuk keluar. Katrina memegangi kepalanya yang mulai terasa nyut-nyutan melihat tingkah Pace yang mulai kelewatan apalagi orang-orang menyaksikan mereka. Mau tak mau ia membuka kaca jendela mobilnya.Kumohon kamu keluar sebentar, Ujar Pace serius.Tanpa banyak komentar Katrina pun keluar dari mobilnya tanpa menaruh curiga apapun kepada lelaki itu dan setelah itu secara spontan Pace mengambil kunci kontak mobilnya dan langsung melemparnya entah kemana. Pace!!!Teriak Katrina spontan. Apa-apaan kamu!!Katrina langsung mendorong tubuh lelaki itu dan bergegas mencari kunci mobilnya yang terlempar di tanaman hias yang tidak jauh dari sana. Semua orang yang lewat dan bahkan ibu-ibu yang menjemput anak mereka menyempatkan diri untuk menyaksikan kejadian itu.Kunci kontak itu tidak terlalu sulit mencarinya hanya butuh beberapa menit dan Katrina telah menemukannya, kunci kontak dengan gantungan hello kitty yang tergantung. LaluBrakkkk!!!!Pintu mobil Katrina ditabrak cukup kuat hingga terlepas dari badan mobil tersebut oleh mobil mewah berwarna putih itu. Semua orang terkejut menyaksikan kejadian itu bahkan ibu Tin keluar dari ruangannya.Pace!!! Teriak Katrina benar-benar marah. Oh my god! My car!!! Ia masih belum menyangka mobilnya bisa menjadi seperti rongsokan oleh lelaki ini.Pace keluar dari mobilnya dan menghampiri Katrina yang masih syok melihat mobilnya.Masih ingin menolakku atau aku akan memaksamu untuk masuk kedalam mobilku? Katrina menoleh kearah Pace yang memasang ekspresi datar dan seakan-akan tidak peduli dengan mobilnya. Ekspresi itu membuatnya kesal.Lantas mobilku?!!Tanya Katrina geram.Pace mengangkat wajahnya sambil memandang rendah mobil itu, Benda itu bisa kubeli kembali bahkan lebih baik daripada sebelummya, tapi karena mobilnya begitu berarti bagimu maka aku akan memperbaikinya dan membelikanmu yang baru sementara mobilnya diperbaiki. Mobil derek sudah menunggu disana, jadi kamu tidak perlu khawatir lagi.Dasar lelaki keras kepala! Umpat Katrina dalam hati.Dengan terpaksa ia menuruti keinginan lelaki bermata indah itu dan masuk ke dalam mobil mewahnya. Wajah Katrina memerah ketika mengetahui orang-orang memandangi mereka sambil bisik-bisik. Bisa ditebak bahwa besok akan ada gossip tentangnya di area sekolah terutama Donita yang akan menanyakan hal yang mendetil tentang kejadian ini.Aufar mengernyitkan alis ketika mendapati cenya bersama lelaki asing dengan mata hijau memandanginya sedikit angkuh. Baru kali ini ia mengetahui bahwa Katrina memiliki teman lelaki dari warga asing.Siapo dio Ce? Cak uwong asing?Tanya Aufar sengaja menggunakan bahasa yang tidak dimengerti oleh lelaki itu.Katrina mengangkat alisnya seraya menunjuk kearah Pace yang berdiri disampingnya. This guy? He is my friend when I was in Japan,Aufar tampaknya kurang menyukai keberadaan Pace sehingga ia hanya mengabaikan lelaki itu lalu ia pun menyodorkan secarik brosur sebuah bimbingan belajar. Katrina mengambil brosur tersebut.Kamu ingin memutuskan ingin kuliah di luar negeri?Nada bicara Katrina sedikit berbeda. Yang ditanya hanya diam dan menundukkan kepalanya, Ya, tadi pas di sekolah ada sosialisasi kuliah ke luar negeri. Aufar cuma pengin coba-coba aja,Katrina menghela nafasnya lalu ia pun mengangkat wajah adiknya itu dengan lembut, Aufar kamu tidak perlu takut untuk mengutarakan hal ini. Kalau kamu memang bertekad ingin kuliah di luar sana,yathats not a big deal as long as you can prove it. Ce akan selalu mendukungmu,Siapa tahu kamu bisa jadi kayak dia Tambah Katrina seraya melirik Pace yang sedang menunggunya.Serius nih, Ce? Boleh ikut ujian masuk National University of Singapore di Jakarta? Tanya Aufar tampak sumringah.Well, boleh aja asal kamu memberikan yang terbaik buat keluargamu, Tukas Katrina.Makasih, Ce! Aufar begitu senang mendengar persetujuan Katrina. Ia tadi sempat pesimis bahwa ia tidak akan bisa mencoba untuk meraih cita-citanya ke luar negeri. Dengan hati yang berbunga-bunga ia pun pamit pulang kepada Katrina untuk mulai belajar lebih giat lagi. Jiwa muda yang begitu bersemangat, aku sarankan dia untuk tidak terlalu bergantung kepada harapan,Cetus Pace setelah Aufar telah pergi.Apa maksudmu? Wajah Katrina tidak suka atas ucapannya barusan.Kenapa kamu tidak tanyakan beberapa option tempat lain agar dia bisa memilih?Tany Pace balik. Aku percaya bahwa ia bisa dan aku yakin sekali jika dia akan meraih cita-citanya,Tukas Katrina begitu optimis.Kita harus memiliki beberapa pilihan ketika pilihan pertama dirasa sulit untuk diraih. Well, it just encourage,Mungkin ada benarnya juga ucapan Pace tadi, ia seharusnya menanyakan pilihan lain apabila Aufar tidak bisa melewati ujian tersebut lalu memberikan solusi yang lain bukan hanya menyetujui dan mendukungnya saja.Ah sudahlah! Nanti malam akan aku tanyakan lagi perihal ini. Sekarang aku akan mengajakmu ke tempat dimana belum pernah kamu pijak sebelumnya, Ujar Katrina sambil memainkan alisnya. Pace menyipitkan matanya melihat tingkah aneh Katrina, lalu gadis itu memintanya untuk menunggu sebentar. Ia pun berlari ke lantai dua sambil sesekali memandangi Pace yang curiga atas sikapnya. Sekitar 10 menit kemudian ia sudah kembali dengan mengenakan playsuit pendek dengan sepatu oxford berwarna pink. Nah, aku sarankan kamu tidak mengenakan ini lagi, Ujar Katrina melepaskan jas lelaki itu dan meminta pegawainya untuk menaruhnya ke dalam ruang manager. Kamu ingin mengajakku kemana? Tanya Pace penasaran.Tidak jauh dari tempat ini. Ayo! Ayo! Saatnya seorang pengusaha kaya merakyat sedikit! Katrina menarik tangan Pace dengan begitu semangat.Ternyata gadis ini membawa Pace ke pusat perdagangan di kota Palembang yang cukup terkenal dengan harganya yang murah dan pusat akses angkutan umum. Pasar 16 ilir merupakan pasar terbesar di kota ini bahkan hampir mirip dengan Tanah Abangnya Jakarta tetapi tempat ini masih sedikit berantakan dengan menjamurnya pedagang kaki lima atau PKL dan juga maraknya copet yang masih menghantui.Pace mengamati para pedagang yang menawari berbagai macam dagangan mereka dimulai dari pakaian dimulai dari yang masih baru hingga bekas, aneka makanan, aksesoris dan masih banyak lagi hingga membuat lelaki ini pusing setengah mati ditambah lagi cuaca yang terik. Katrina masih tampak begitu semangat mengajak Pace mengelilingi pasar tersebut.Setelah ini kita akan kemana?Keluh Pace.Katrina menoleh sambil mengigit buah apel yang ia beli barusan, Hmmmaku ingin duduk dulu disana, Ia menunjuk ke taman di bawah jembatan Ampera. Pace menyatukan alisnya melihat pemandangan tempat itu di penuhi oleh penjual pakaian-pakaian bekas. Mereka pun duduk di pinggiran tanaman dan melihat sekeliling taman.Well, ini adalah tempat yang ramai dan sesak, Umpat Pace.Hehehe, kamu belum menikmatinya juga. Lihat sekelilingmu, Pace. Mereka mencari sesuap nasi demi keluarga mereka dengan berjualan di tempat ini. Tidak peduli jika mereka akan diusir oleh satuan petugas demi uang yang tidak seberapa. Lihat anak kecil itu! Tunjuk Katrina kepada anak-anak yang menjajakan asongan kepada orang yang lalu-lalang. Mereka bersemangat mencari uang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kamu harusnya bersyukur terlahir dengan harta yang melimpah,Kamu pikir aku terlahir dengan gelimang harta? Pace tampak tidak setuju dengan argumen Katrina barusan, Aku tahu bagaimana sulitnya hidup di dunia ini, Katrina. Keluargaku terpaksa harus pindah ke Malaysia akibat perusahaannya yang terlibat hutang yang banyak. Ayahku terkena penyakit jantung dan meninggalkan kami yang masih kecil saat itu, aku dan Michelle harus berjuang mati-matian untuk dapat membantu ibuku. Tapi mungkin memang keberuntungan masih berpihak kepada kami, jika tanpa keluarga besar ibuku, aku tidak dapat bersekolah. Tapi itu menjadi batu sandungku sendiri, mereka memaksaku untuk menikahi Aleeka yang tidak pernah mencintaiku bahkan ketika ia menutup matanyaHingga aku hadir dan merusak semuanya,Ucap Katrina tampak sedih, Seharusnya aku tidak hadir dalam kehidupanmu, Pace.Tidak ada yang bisa disalahkan dalam masalah ini, Katrina. Baik kamu maupun Aleeka tidak ada yang bisa disalahkan. Hanya saja aku yang tidak tegas waktu itu dan membiarkan semuanya terjadi begitu saja seperti seorang lelaki pengecut dan bodoh.Penyesalan itu tampak begitu kentara dari mata Pace dan Katrina merasakan hal itu bahkan hatinya pun seakan-akan ikut menyesalinya. Ia pun mengamit tangan Pace lalu tersenyum agar mendung di hati lelaki itu menghilang.Tidak perlu melihat masa lalu lagi. Bukankah kamu ingin bersenang-senang? Katrina menarik tangan Pace dan mengajaknya berjalan-jalan menuju Benteng Kuto Besak yang mulai ramai di penuhi orang-orang yang menikmati senja. Disana juga banyak penjaja makanan, beraneka jenis permainan anak-anak, juga masih banyak lagi. Mereka memutuskan untuk menikmati semangkuk mie tek-tek yang dijajakan oleh pedagang di sepanjang Benteng itu.Nah makanlah!Seloroh Katrina menyodorkan semangkuk mie yang masih hangat.Wajah Pace tampak ragu untuk menerimanya. Ia belum yakin akan memakan makanan aneh itu. Tidak perlu takut. The taste is good, Katrina nampaknya tahu betul bahwa Pace enggan memakannya.Akhirnya lelaki itu menerimanya dan mencoba satu suapan. Katrina memandangi lelaki itu ingin tahu bagaimana ekspresi yang akan dikeluarkannya setelah memakan mie itu.The taste is so-so, Ujarnya langsung disambut tawa Katrina.Well, I think is so tasty! Seru Katrina sedikit hiperbola.Mereka menikmati mie tek-tek itu sambil memandangi dari jauh aneka permainan yang cukup unik bahkan ada yang berfoto dengan beberapa kostum dari tokoh kartun dengan latar belakang jembatan Ampera yang berdiri kokoh.Setelah ini aku ingin kesana,Pinta Pace sambil menunjuk kearah kostum-kostum itu.Ya, akan kutemani setelah ini. Mie itu telah berpindah ke perut mereka, Pace langsung berlari menuju dimana tempat berfoto tersebut dengan begitu semangat. Ia yang awalnya enggan, sekarang menjadi lebih bersemangat daripada Katrina sendiri. Hari sudah mulai gelap namun suasananya semakin ramai dan beragam.Ayo, Katrina be fast! Pace tidak sabaran.Katrina pun berlari kecil mengahmpiri lelaki tersebut dan tiba-tiba Pace menarik tangannya dan memeluk pundaknya.Nah, say Cheess!!!Karena secara tiba-tiba, Katrina belum siap berpose malah ia melihat wajah Pace dengan begitu serius. Bagaimana hasilnya? Tanya Pace melihat foto di handphonenya.Hasilnya bagus sekali. Kekasih anda begitu cantik, Ujar pemuda yang memfoto mereka.Really? Tanya Pace tidak percaya.Ia pun melihat foto tersebut dan merasa puas. Katrina yang penasaran ikut melihatnya juga dan kagum atas hasil foto yang terlihat natural, namun cepat-cepat Pace menyimpan handphonenya ke dalam saku celananya. Ia tidak ingin membiarkan Katrina melihat hasil foto itu.I will send it tonight, Ujar Pace sambil mengedipkan sebelah matanya.Katrina mendengus sebal, Whatever you want, Ujarnya lalu meninggalkan lelaki itu.Hari mulai menggelap dan mereka pun memutuskan untuk kembali ke bakery dengan berjalan kaki. Hari ini hampir seharian Katrina bersama lelaki ini bahkan ia sampai lupa waktu dan baru sadar kalau hari sudah gelap. Waktu seakan-akan berjalan begitu cepat setiap kali bersamanya sehingga Katrina pikir setiap detiknya begitu berarti.Well, thanks a lot you have made a time for me,Ucap Pace setelah mereka telah sampai di depan bakery the QueennyIt just a little that I can do.Balas Katrina, Titip salamku untuk Greeny,Well, jika ia pulang dari liburannya nanti. Ia sedang menikmati kota Paris mungkin,Begitu ya. Kalau begitu jangan lupa oleh-olehnya, Ujar Katrina seraya melempar senyumnya.Dia tidak akan lupa soal itu apalagi untukmu. Well, aku pulang ya. See you,Mobil itu pun meluncur keluar parkiran dan menghilang ketika di membelok disudut jalan. Katrina membalikkan tubuhnya dan berjalan dengan perasaan riang. Hari ini memang melelahkan, tapi begitu menyenangkan, sudah lama sekali ia tidak pergi kesana. Mungkin suatu hari nanti ia akan mengajak Rafly jalan-jalan seperti tadi. Katrina menyandarkan tubuhnya di sofa dalam ruangannya yang berukuran tidak terlalu besar, tempat dimana ia menyelesaikan segala pekerjaannya baik urusan bakery maupun sekolah. Ketika matanya ingin terkatup, tiba-tiba ia melihat sebuah jas berwarna abu-abu tergantung di sebuah gantungan didekat lemari bukunya. Ia mengingat-ingat siapa pemilik pakaian tersebut dan ia pun menepuk jidatnya sedikit kuat. Ia lupa bahwa tadi siang ia melepaskan jas itu dari tubuh Pace dan menyuruh salah satu pegawainya menyimpan pakaian itu. Lalu ia pun berdiri dan mengambil jas tersebut sambil mengamatinya dengan seksama. Jas berwarna abu gelap dengan list hitam dibagian kerahnya, bau parfumnya masih begitu menyengat bahkan walaupun sudah berada disini hampir seharian. Katrina merogoh-rogoh kantong dalam jas tersebut, mungkin saja ada benda berharga sehingga ia bisa menghubungi Pace nantinya.Benar apa yang diperkirakan oleh Katrina jika didalam kantong jasnya terdapat sebuah cincin bertahta berlian berwarna putih jernih nan berkilau. Katrina tersenyum melihat cincin tersebut ketika membaca tulisan kecil dibalik cincinnya. Sebuah ukiran namanya yang terukir indah.Ia pun membuka laci meja kerjanya dan mengambil sebuah kotak kecil yang masih disimpannya setelah sekian lama tidak ia buka-buka kembali. Dibukanya kotak kecil itu, nampak sebuah cincin yang hampir sama hanya saja untuk pasangan perempuannya. Sampai sekarang pun masih kamu simpan, Pace Gumam Katrina menyungging senyum kecil. Sudah kamu temukan alamatnya? Tanya Pace kepada Rajat, lelaki berkacamata dan berkulit kuning langsat yang merupakan sekretaris di perusahaannya.Ya, aku sudah menemukannya. Ia tinggal di sebuah perumahan di sekitar daerah pinggiran kota. Ia tinggal bersama pamannya, adik kandungnya yang sekarang berstatus pelajar SMA, dan seorang sepupu perempuan berstatus mahasiswa di jurusan kesehatan masyarakat. Ungkap lelaki kacamata itu.Pace menuangkan wine ke dalam gelasnya lalu meneguknya sedikit, Besok jangan lupa dengan tugasmu untuk memberikannya besok pagi-pagi sebelum ia pergi bekerja.Baik,Tuan. Ucap Rajat kaku. Jika semuanya sudah selesai akan saya laporkan kepada anda,Ia pun membalikkan tubuhnya dan berjalan ingin keluar. Pace hanya memandanginya saja sambil tersenyum kecil.Well, aku merasa heran kenapa adikku bisa menyukai orang sepertimu,Ujar Pace.Rajat menghentikan langkah kakinya dan terdiam begitu mendengar perkataan yang begitu mengena di hatinya. Entah kenapa Pace bisa mengetahui hal ini padahal mereka sudah berusaha untuk menutupinya.Tidak perlu bingung darimana aku mendapat informasi hubungan kalian.Ujarnya lagi seperti dapat menebak pikiran lelaki itu.Hubungan antara aku dan Michella hanyalah rekan kerja juga teman dekat tidak lebih. Mana mungkin aku bisa mengimbangi dirinya yang jauh diatasku,Ucap Rajat menciut.Jika memang begitu lebih baik menjauh darinya. Jangan memberikan sedikit harapan pun padanya,Rajat tidak menyanggah sedikitpun atas kata-kata yang tidak mengenakan dari mulut kakak Michella itu. Ia hanya mengambil sisi positifnya bahwa Pace hanyalah ingin melindungi adiknya agar mendapatkan pilihan yang terbaik dan memiliki masa depan yang jelas bahwa ia akan bahagia bersama lelaki yang pantas bukan seperti dirinya yang hanya seorang pekerja biasa. Hubungan mereka memang baru terjalin beberapa bulan ini setelah mereka telah berteman hampir 5 tahun belakangan ini. Pertemuan lelaki Malaysia itu dengan Michella memang membawa berkah sendiri baginya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dari Pace dan dapat membiayai keluarganya di negeri seberang sana. Tetapi karena status mereka yang berbeda membuat ia seakan-akan tidak memiliki kekuatan untuk mempertahankan hubungan ini. Entah sampai kapan ia bisa membawa Michella bahagia bersamanya mungkin hanya waktu dan kerja keras yang akan menjawab semuanya.

Bab 5- Broke up my heart

Pagi ini Katrina dikejutkan oleh kedatangan seorang lelaki berpakaian necis dengan kacamata yang membingkai di wajah khas melayunya. Ia memberikan salam kepada Mangcik Zul juga Aisyah yang berdiri di belakang Katrina dengan ekspresi yang sama. Heran.Maaf ya, Pak. Ada apa ya? Pagi-pagi datang kemari, Tanya Katrina heran.Lelaki itu mendekat dan mengulurkan tangannya, Perkenalkan saya Mohammad Rajat dari perwakilan tuan Gerath Pace, lelaki yang menabrak mobil anda kemarin. Ia menggantinya sekalian menunggu mobil anda diperbaiki. Semua suratnya telah ditangani dan anda berhak atas mobil ini,Mereka melihat mobil volkswagen telah terparkir di depan rumah mereka. Aisyah langsung menghampiri mobil tersebut dengan mata yang terbelalak kagum melihat mobil mewah itu. Bisa dibayangkan bagaimana jika ia mengendarai mobil tersebut dan menunjukkannya kepada teman sekampus.Keren banget!! Seru Aisyah kegirangan seperti ia yang mendapatkan hadiah itu.Aufar yang mendengar teriakan Aisyah yang cukup kuat menarik dirinya untuk ikut keluar dan melihat kakak sepupunya yang sibuk dengan mobil itu.Wahmobil siapa ini? Keren! Kagum Aufar ikut-ikutan Aisyah yang sibuk sendiri.Katrina menghela nafas beratnya sambil memegangi kepala. Sungguh kali ini Pace sudah kelewatan, ia pikir lelaki itu hanya main-main dan memperbaiki mobilnya saja tanpa memberikan barang mewah ini. Lelaki itu belum berubah juga ternyata selalu menghambur-hamburkan uang demi sesuatu yang tidak pasti.Okey, Rajat. Bawa mobil itu kembali! Katakan pada Pace untuk tidak memberikan apapun kepadaku sebab itu akan menjadi masalah nantinya,Tolak Katrina tegas.Semua yang mendengarnya terkesiap terlebih lagi Aisyah. Ia langsung berlari mendekati Katrina dengan wajah shock atas penolakan rezeki oleh Katrina itu.Kenapa begitu, Ce? Kan ini rezeki namanya? Jarang-jarang kita dapat mobil ini, Seru Aisyah tidak setuju.Aku tidak peduli yang pastinya katakan pada Pace bahwa ia sudah bersikap berlebihan,Katrina pun pergi dengan menggunakan jasa ojek dan meninggalkan mereka yang masih bingung atas penolakannya tadi. Aisyah merasa sedih sebab apabila Katrina menolak maka ia juga tidak dapat merasakan mengendarai mobil mewah itu dan menunjukkan kepada teman kampusnya bahwa ia adalah orang yang berada selayaknya mereka. Katrina juga bukan tanpa sebab menolak mobil mewah itu, tidak mungkin ia tidak tergiur dengan pemberian Pace, hanya saja ia tahu jika ia menerima hadiah itu maka ia secara tidak langsung membuka hatinya untuk lelaki itu. Ia juga tidak ingin membuat Pace berpikiran bahwa dengan harta ia bisa menaklukan hati Katrina begitu saja. Ia ingin Pace menyadari jika perasaan manusia tidak dapat dibeli dengan uang, butuh perasaan juga untuk memilikinya.Di sekolah, Katrina langsung diserbu oleh Donita dan juga Grace yang ternyata telah menunggunya di ruang guru. Mereka ingin tahu cerita yang sebenarnya tentang kejadian kemarin yang cukup menarik perhatian orang-orang di taman kanak-kanak itu. Apalagi Donita yang langsung menyudutkannya di meja kerjanya.Tell me something about yesterdays accident. What was going on to you, Katrina?Tanya Donita sedikit menginterogasi.Apakah kamu sudah lama mengenalnya? Tambah Grace.Diahanya orang tua murid. Ia kemarin tanpa sengaja menabrak pintu mobilku,Kilah Katrina sembari menyungging senyum.Donita menatapnya curiga dan merasa belum puas atas jawaban Katrina yang masih mngundang tanda tanya itu.Kemarin aku lihat dengan mata kepalaku sendiri jika ia menabrak pintumu dengan sengaja dan sebelumnya ia sempat mengajakmu bicara namun kamu menghindar darinya. Memang dia mengatakan apa padamu hingga menabrak pintu mobilmu,Ungkap Donita menambah ciut hati Katrina.Aku hanya ada sedikit masalah dengannya, jadi ia marah dan menabrak mobilku, Kilahnya lagi.Dia tidak marah bahkan terlihat senang melihatmu bersamanya malah sebaliknya kamu yang kelihatan marah kemarin. Memang masalah apa hingga ia bisa berbuat begitu? Kenapa kamu tidak cerita? Integrasi Donita lagi menyudutkannya.Bukankah kata Donita, kamu baru mengenalnya? Tambah Grace.DuhKatrina kehabisan kata-kata untuk berbohong. Pertanyaan-pertanyaan menuju ke otaknya yang bertubi-tubi membuatnya kebingungan bagaimana untuk menjawabnya. Apalagi Donita dan Grace begitu menanti pernyataan yang keluar dari mulutnya. Keberuntungan ternyata masih memihak kepada Katrina sebab bel tiba-tiba berbunyi menandakan bahwa mereka harus kembali ke kelas dan mau tak mau mereka harus menghentikan pembicaraan ini.Kita akan membahasnya sepulang dari sini. Jang