lesson study

30
MAKALAH LESSON STUDY PENERAPANNYA PADA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Tugas Mata Kuliah Micro Teaching Dosen: Drs. Harudin Syam, M.Pd. Disusun Oleh: Eka Lusiandani Koncara Semester 5 Jurusan Pendidikan Agama Islam STAI DR. KHEZ. MUTTAQIEN - PURWAKARTA 2007/2008

Upload: eka-l-koncara

Post on 10-Jun-2015

2.330 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Guru sebagai tenaga profesional dituntut untuk memiliki kompetensi pedagogi, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.upaya untuk menguasai keempat kompetensi tersebut dengan melalui pendidikan formal hanya merupakan syarat perlu bagi setiap guru.Bagi yang butuh unduhan file ini, baik dalam bentuk ‘.doc’, ‘.docx’, ‘.rtf’, atau ‘.pdf’, dapat menghubungi alamat berikut:[email protected]

TRANSCRIPT

Page 1: Lesson Study

MAKALAH

LESSON STUDY PENERAPANNYA PADA PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM

Tugas Mata Kuliah Micro Teaching

Dosen: Drs. Harudin Syam, M.Pd.

Disusun Oleh:

Eka Lusiandani Koncara

Semester 5 Jurusan Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. MUTTAQIEN - PURWAKARTA

2007/2008

Page 2: Lesson Study

i

KATA PENGANTAR

Guru sebagai tenaga profesional dituntut untuk memiliki

kompetensi pedagogi, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian,

dan kompetensi sosial.upaya untuk menguasai keempat kompetensi

tersebut dengan melalui pendidikan formal hanya merupakan syarat perlu

bagi setiap guru. Akan tetapi, upaya peningkatan kemampuan secara terus-

menerus (continous improvement) merupakan syarat cukup yang tak bisa

ditawar-tawar lagi. Salah satu alternatif upaya yang bisa dilakukan guru

untuk hal tersebut adalah melalui Lesson Study.

Penyusun telah mencoba melakukan kegiatan lesson study sebagai

bentuk kerja sama/kemitraan dalam usaha peningkatan kualitas

pembelajaran dalam praktek peer teaching pada Mata Kuliah Micro

Teaching, di mana lesson study yang semula hanya diperuntukkan bagi

mata pelajaran matematika dan IPA saja, kami adaptasi dalam mata

pelajara Pendidikan Agama Islam. Banyak hal yang dapat disimpulkan dari

kegiatan tersebut. Untuk itu, dengan makalah ini penyusun berusaha untuk

membahas tentang lesson study menurut pandangan kami serta bagaimana

implementasinya apabila diterapkan dalam mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam di sekolah kami.

Di sini kami juga akan menyimpulkan hasil peer teaching kami yang

telah kami lakukan beberapa waktu lalu dengan menggunakan lesson study.

Semoga bermanfaat…

Purwakarta, Desember 2007

Penyusun

Page 3: Lesson Study

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I LESSON STUDY ............................................................................ 1

A. Apa Itu Lesson Study .................................................................. 1

B. Mengapa Harus Lesson Study? ................................................. 2

C. Bagaimana Pelaksanaan Lesson Study? .................................. 4

BAB II BILA LESSON STUDY DITERAPKAN

DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN KITA ................................... 6

A. Pendapat Eka Lusiandani Koncara .......................................... 6

B. Pendapat Idah Saidah ................................................................ 7

C. Pendapat Irma ............................................................................ 8

D. Pendapat Miftah Drajat ............................................................ 9

E. Pendapat Nining Lismayati ....................................................... 9

F. Pendapat Ratih ............................................................................ 9

BAB III GURU IDEAL ................................................................................ 10

A. Kriteria Guru Ideal Di Lingkungan Kelas .............................. 10

B. Cara Dan Saran Untuk Menjadi Guru Ideal ........................... 14

BAB IV LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................. 16

A. RPP Hasil Tahap Perencanaan pada Lesson Study ............... 16

B. Temuan-Temuan pada Tahap Pelaksanaan Lesson Study .. 18

C. RPP Revisi Hasil Tahap Refleksi pada Lesson Sudy ............. 23

Page 4: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 1

BAB I

LESSON STUDY

A. Apa Itu Lesson Study?

Lesson study adalah metode yang berorientasi pada praktek untuk

meningkatkan keterampilan mengajar oleh guru-guru itu sendiri. Kelebihan

dari metode ini adalah, peran guru yang dapat berubah-ubah: siapapun

dapat berperan sebagai guru pengajar dalam satu waktu dan menjadi guru

pengamat di lain waktu. Pergantian peran ini menciptakan rasa saling

mengerti serta mendukung di antara guru dan secara efektif meningkatkan

mutu proses belajar-mengajar. Bermacam-macam istilah yang digunakan

untuk metode sejenis ini di berbagai sumber pustaka, misalnya: ”action

research”, “coaching”, dan “clinical supervision”. Dalam program ini, lesson

study akan digunakan sebagai istilah umum untuk kegiatan yang berusaha

untuk mengembangkan profesi guru.1

Lesson study dilakukan dengan dua prinsip pelaksanaan, yaitu

mutual learning dan cholegality. Karena itu, penerapan lesson study dapat

meningkatkan kompetensi guru, terutama yang terkait dengan

pengetahuan, pengetahuan materi pokok, pengetahuan pengajaran,

pengetahuan riset, kapasitas mengamati siswa, menghubungkan praktek

sehari-hari dengan tujuan jangka panjang, motivasi, hubungan dengan

kolega dan saling bantu, komitmen, dan akuntabilitas.

Makoto Yoshida, seorang pakar lesson study di Jepang, memberikan

garis besar pelaksanaan lesson study sebagaimana dipraktekkan di Jepang.

Ciri-ciri utama Lesson Study antara lain memberi kesempatan nyata kepada

para guru menyaksikan pembelajaran (teaching) dan belajar (learning) di

ruang kelas.

1 www.sisttems.org

Page 5: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 2

Lesson study membimbing guru untuk memfokuskan diskusi-diskusi

mereka pada perencanaan, pelaksanaan, observasi/ pengamatan, dan

refleksi pada praktek pembelajaran di kelas. Dengan menyaksikan praktek

pembelajaran yang sebenarnya di ruang kelas, guru-guru dapat

mengembangkan pemahaman atau gambaran yang sama tentang apa yang

dimaksud dengan pembelajaran efektif, yang pada gilirannya dapat

membantu siswa memahami apa yang sedang mereka pelajari. 2

Karakteristik unik yang lain dari lesson study adalah bahwa lesson

study menjaga agar siswa selalu menjadi jantung kegiatan pengembangan

profesi guru. Lesson study memberi kesempatan pada guru untuk dengan

cermat meneliti proses belajar serta pemahaman siswa dengan cara

mengamati dan mendiskusikan praktek pembelajaran di kelas. Kesempatan

ini juga memperkuat peran guru sebagai peneliti di dalam kelas. Guru

membuat hipotesis (misalnya, jika kami mengajar dengan cara tertentu,

anak-anak akan belajar) dan mengujinya di dalam kelas bersama siswanya.

Kemudian guru mengumpulkan data ketika melakukan pengamatan

terhadap siswa selama berlangsungnya pelajaran dan menentukan apakah

hipotesis itu terbukti atau tidak di kelas.

Ciri lain dari lesson study adalah bahwa ia merupakan

pengembangan profesi yang dimotori guru. Melalui lesson study, guru dapat

secara aktif terlibat dalam proses perubahan pembelajaran dan

pengembangan kurikulum. Selain itu, kolaborasi dapat membantu

mengurangi isolasi di antara sesama guru dan mengembangkan

pemahaman bersama tentang bagaimana secara sistematik dan konsisten

memperbaiki proses pembelajaran dan proses belajar di sekolah secara

keseluruhan.

Selain itu, lesson study merupakan bentuk penelitian yang

memungkinkan guru-guru mengambil peran sentral sebagai peneliti

2 Yoshida, M. (1999). Lesson Study: A Case Study of a Japanese Approach to Improving Instruction Through

School-Based Teacher Development

Page 6: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 3

praktek kelas mereka sendiri dan menjadi pemikir dan peneliti yang

otonom tentang pembelajaran (teaching) dan belajar (learning) di ruang

kelas sepanjang hidupnya.

B. Mengapa Harus Lesson Study?

Dari sekian banyak permasalahan atau persoalan pendidikan adalah

bagaimana menciptakan pendidikan yang berstandar pada mutu. Berbagai

program peningkatan pendidikan telah digulirkan pemerintah melalui

direktorat pendidikan menengah seperti program BBE Life Skill, Sekolah

Berstandar Nasional, Sekolah Berstandar Internasional, dan masih banyak

lagi program pengembangan lainnya.

Menurut Indra Jadi Sidi (2000), sesuai data UNDP Indonesia

menempati peringkat 109 dari 174 negara dunia, dan menempati

peringkat 46 yang paling bawah di Asia Tenggara, Singapura menempati

peringkat 2, Malaysia peringkat 27, Philipina peringkat 32 dan Thailand

peringkat 34.3

Para guru harus mau berubah untuk mengadakan pembaruan dalam

pelaksanan kegiatan belajar mengajar agar dapat memenuhi tuntutan

kurikulum seperti yang telah diuraikan di atas. Guru harus dapat

menerapkan inovasi-inovasi baru dalam pendidikan, khususnya dalam

inovasi pembelajaran di sekolah. Pengembangan inovasi pembelajaran

sangat menuntut kreativitas guru. Kegiatan pengembangan inovasi

pembelajaran hendaknya melibatkan organisasi profesi guru seperti MGMP

agar hasilnya sesuai dengan misi pendidikan. Bentuk inovasi pembelajaran

yang telah dikembangkan guru, selanjutnya disosialisasikan kepada guru-

guru lain agar mereka dapat menirunya dan sekaligus dapat menilai

efektivitasnya terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Pelaksanaan

3 Artikel pendidikan Indonesia di edu-articles.com Nopember 2007

Page 7: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 4

sosialisasi yang sekaligus dapat menilai efektivitas tersebut dapat dilakukan

melalui lesson study.

Lesson study merupakan salah satu solusi guna memenuhi tuntutan

perbaikan mutu pendidikan di Indonesia, karena dengan metode ini,

kualitas guru akan dapat ditingkatkan secara mandiri dan efisien. Namun,

keefektifan lesson study ini tidak akan tercapai tanpa adanya dukungan dari

berbagai pihak. Karena inti dari lesson study adalah adanya hubungan yang

harmonis dan saling menguntungkan.

C. Bagaimana Pelaksanaan Lesson Study?

Lesson Study biasanya terdiri dari tahapan-tahapan berikut:

1. Tahap Perencanaan

Guru mempersiapkan rencana pembelajaran (tahap perencanaan).

Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah yang ada pada proses

pembelajaran dan menentukan alternatif solusi pemecahannya.

Fokus permasalahan berkaitan dengan karakteristik pokok bahasan,

jadwal pelajaran, karakteristik siswa dan suasana kelas,

metode/pendekatan pembelajaran, media, alat peraga, serta evaluasi

proses dan hasil belajar. Solusi yang telah dipilih selanjutnya

diaplikasikan ke dalam suatu perangkat pembelajaran yang terdiri

dari:

a. Skenario pembelajaran,

b. Rencana pelajaran,

c. Petunjuk mengajar guru,

d. Lembar kerja siswa,

e. Media atau alat peraga pembelajaran,

f. Lembar penilaian proses dan hasil pembelajaran.

2. Tahap Implementasi dan Observasi

Page 8: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 5

Salah seorang guru mempraktekkan rencana pembelajaran di kelas

yang sesungguhnya, sedangkan para guru pendamping yang lain

mengamati pembelajaran tersebut (tahap pembelajaran terbuka).

Pada tahap ini seorang guru mengimplementasikan rencana

pembelajaran yang telah disusun guru itu sendiri dan atau oleh tim

pengajar mata pelajaran sejenis. Ketika implementasi berlangsung,

para guru lain, kepala sekolah, dan pakar pembelajaran meneliti

proses pembelajaran melalui observasi. Selain diobservasi, aktivitas

pembelajaran juga direkam melalui perekam video, gunanya agar

guru pelaksana pembelajaran bersama-sama kepala sekolah dan guru

lain dapat menilai proses pembelajaran yang telah berlangsung.

Bervariasinya latar belakang observer yang diikutsertakan dalam

lesson study merupakan kelebihan tersendiri karena fokus perhatian

serta pemahaman tentang proses yang terjadi bagi masing-masing

observer juga akan sangat beragam. Dan dengan demikian, tentu

akan memperkaya pengetahuan masing-masing pihak, terutama

dalam langkah refleksi.

3. Tahap Refleksi

Setelah pembelajaran, guru pengajar dan para guru pengamat

mendiskusikan hasil pembelajaran, menyampaikan umpan balik

pada guru pengajar (tahap refleksi). Pada tahap ini guru yang telah

melakukan pembelajaran diberi kesempatan untuk menyatakan

kesan-kesannya selama melaksanakan pembelajaran, baik terhadap

dirinya maupun terhadap para siswa yang dihadapinya. Selanjutnya

para observer (guru lain dan pakar) menyampaikan komentar, saran

dan pertanyaan me nyangkut semua aspek kegiatan pembelajaran

yang telah berlangsung. Pada tahap ini kepala sekolah dan pakar

pembelajaran memberikan penghargaan (reward) dan masukan-

masukan kepada guru. Hal yang penting pada tahap ini adalah guru

pelaksana pembelajaran mendapatkan masukan-masukan untuk

Page 9: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 6

perbaikan pembelajaran berikutnya. Sedangkan guru yang menjadi

observer dapat mencobakan model pembelajaran yang telah

dicontohkan oleh guru pelaksana pembelajaran. Sungguh suatu

hubungan mutualisme telah terjalin pada tahap ini.

Page 10: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 7

BAB II

BILA LESSON STUDY DITERAPKAN

DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN KITA

Penerapan lesson study sebagai salah satu metode peningkatan mutu

guru di sekolah-sekolah di lingkungan Kabupaten Purwakarta, khususnya

untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, tentunya akan

memunculkan berbagai pendapat dari lingkungan guru itu sendiri. Di sini

akan dipaparkan beberapa pendapat tentang bagaimana bila lesson study

diterapkan dalam mata pelajaran PAI, dari mahasiswa Semester 5 PAI STAI

DR. KHEZ. Muttaqien–Purwakarta, yang beberapa di antaranya telah

mengajar, yang telah mencoba mempraktekkan lesson study dalam bentuk

simulasi.

A. Pendapat Eka Lusiandani Koncara

(PAI 5 STAI Dr. KHEZ. Muttaqien)

Di sekolah tempat saya mengajar, masih banyak salah kaprah

tentang pengertian lesson study, sehingga kurangnya kemampuan guru

sering dijadikan alasan kendala untuk terlaksananya lesson study. Padahal,

seperti telah dibahas di atas bahwa lesson study merupakan salah satu

upaya peningkatan kualitas mengajar seorang guru. Dengan lesson study,

guru dapat menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan

bekerjasama dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Untuk

mengatasi kendala tersebut, perlu diberikan beberapa penjelasan tentang

apa sebetulnya lesson study kepada setiap guru, seperti yang selalu berusaha

dilakukan oleh kepala sekolah kami.

Akan sangat bermanfaat apabila lesson study dapat terlaksana di

sekolah tempat saya bertugas, karena lingkungan sekolah kami yang berada

di lingkungan pedesaan, di mana terdapat minim sekali bahan yang dapat

Page 11: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 8

dijadikan sebagai media dalam penerapan berbagai strategi pembelajaran

terhadap siswa. Kualitas motivasi belajar siswa daerah yang rawan juga

menjadi tantangan bagi guru, di mana siswa akan dengan mudah

meninggalkan suatu pelajaran, bahkan berhenti sekolah, apabila

menemukan situasi yang tidak disukainya dalam suatu proses pembelajaran

yang harus dia lewati.

Di sinilah mengapa saya berpendapat bahwa lesson study sangat

perlu untuk diterapkan di sekolah kami, agar guru sebagai ujung tombak

pelaksanaan pendidikan di sekolah dapat berinovasi bersama hingga dapat

memberikan pelayanan terbaik kepada siswa, walau di pedesaan sekalipun.

B. Pendapat Idah Saidah

(PAI 5 STAI Dr. KHEZ. Muttaqien)

Setelah mengikuti perkuliahan Micro Teaching tentang Lesson Study

(LS) yang membahas tentang model pembinaan profesi guru melalui

pengkajian pembelajaran dengan cara sebagai berikut:

1. Berkolaboratif dan berkesinambungan

2. Berdasarkan prinsip-prinsip kolegalitas, serta

3. Mutual Learning untuk membangun Learning Community

Sedikitnya saya bisa menarik kesimpulan bahwa Lesson Study (LS)

sangat baik jika diterapkan di sekolah tempat saya mengajar. Karena selama

ini masih banyak sekali permasalahan-permasalahan yang kami temui

ketika PBM berlangsung, contohnya:

1. Masih banyak siswa yang acuh ketika PBM berlangsung

2. Pencapaian target materi ysng kurang maksimal (pencapaian

indikator)

3. Masih ada guru yang kaku dalam pemilihan methode

4. Tekhnik pengkondisian siswa yang masih minim

Page 12: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 9

Dengan melihat permasalahan-permasalahan di atas sangatlah cocok

apabila Lesson Study diterapkan di sekolah kami, dengan begitu kami bisa

saling mengomentari KBM yang masih perlu diperbaiki dengan tujuan

mencapai mutual learning.

Lesson study dapat meningkatkan kompetensi guru sebagai berikut:

1. Pengetahuan materi pokok

2. Pengetahuan pengajaran dan metode

3. Pengetahuan riset

4. Kapasitas mengamati siswa

5. Menghubungkan praktek sehari-hari dengan tujuan jangka panjang.

Selanjutnya saya akan mensosialisasikannya dengan kepala sekolah

terutama dengan rekan guru di sekolah. Harapan besar semoga sekolah

kami dapat lebih baik dengan melahirkan generasi yang berkualitas.

C. Pendapat Irma

(PAI 5 STAI Dr. KHEZ. Muttaqien)

Lesson Study merupakan salah satu model pembinaan

keprofesionalan guru yang ada dalam kegiatan supervisi. Supervisi ini

dilaksanakan oleh kepala sekolah pemipin sekolah dalam program kerjanya,

karena kepala sekolah mempunyai peranan sebagai manajer (pengarah,

penggerak sumber daya) dalam proses pembelajaran di kelas.

Lesson Study sangat bermanfaat bila diterapkan di sekolah karena

kegiatan pembinaan dan pengembangan ini efektif dan efisien

dibandingkan dengan model pembinaan job training atau penataan yang

membutuhkan dana yang tidak sedikit. Program supervisi ini dilaksanakan

kepala sekolah ataupun guru senior yang ditunjuk kepala sekolah untuk

membentuk kelompok kerja “Lesson Study”. Di sekolah kami telah

dilaksanakan penjelasan program “Lesson Study”, guru-guru memahami

cara kerja dan manfaat “Lesson Study” dalam meningkatkan kompetensi

Page 13: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 10

mengajar di kelas namun dalam pelaksanaannya belum terlaksana karena

adanya kendala/hambatan antara lain:

1. Kepala sekolah belum menyediakan waktu untuk program ini

walaupun sudah ada jadwalnya karena banyaknya tugas.

2. Guru yang ditugaskan belum memahami pentingnya kegiatan ini

karena sudah percaya bahwa guru-guru sudah mampu mengajar di

kelas.

3. Tidak ada keinginan guru-guru untuk meningkatkan kemampuan

mengajarnya karena terfokus pada sudah sampaikah materi kepada

siswa?

4. Tidak ada hubungan yang erat diantara guru-guru dan tidak ada

evaluasi dari pemimpin.

D. Pendapat Miftah Drajat

(PAI 5 STAI Dr. Khez. Muttaqien)

Dengan adanya Lesson Study kita jadi mengetahui kelemahan dan

kekuarangan kita pada waktu mengajar. Tetapi kenyataannya banyak guru

yang tidak mau melaksanakan Lesson Study tersebut, tapi ada juga karena

belum mengerti apa dan bagaimana Lesson Study tersebut.

E. Pendapat Nining Lismayati

(PAI 5 STAI Dr. KHEZ. Muttaqien)

Peluang kebaikannya:

“Dengan diadakannya Lesson Study kita sebagai guru akan

mengetahui kekurangan-kekurangan kita selama proses KBM sehingga

dengan mengetahui kekurangan itu, kita bisa memperbaikinya apa saja

yang menjadi kekurangan kita, supaya menjadi guru yang profesional”

Dukungan Lesson Study

“Untuk dapat terlaksananya Lesson Study harus ada kerja sama antar

semua pihak yang terkait diantaranya pihak sekolah. Dengan kendalanya

Page 14: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 11

banyak guru yang tidak mau melakukan Lesson Study karena merasa sudah

paham dalam melaksanakan KBM”.

F. Pendapat Ratih

(PAI 5 STAI Dr. KHEZ. Muttaqien)

Lesson Study bermanfaat bila diterapkan di sekolah karena kegiatan

pembinaan yang efektif dengan tidak menggunakan dana. Kegiatan ini

dilaksananakan oleh seluruh guru dan kepala sekolah sebagai pimpinan

yang akan mengevaluasi.

Di sekolah kami sedang melaksanakan program ini alhamdulillah

guru-guru tidak mengalami kesulitan. Sebagian guru yang ditugaskan

belum memahami pentingnya kegiatan ini dan tidak ada

kemauan/keinginan untuk mengingkatkan kemampuan mengajarnya.

Page 15: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 12

BAB III

GURU IDEAL

Banyak pertanyaan, muncul berkaitan dengan “guru ideal”. Dan

banyak pendapat yang telah menyebutkan seperti apa sebetulnya guru ideal

itu. Tetapi, apakah kita sudah memiliki cukup tenaga guru yang ideal dan

mampu menopang jalannya pendidikan di negara ini?

Menurut data Human Devlopment Indek (HDI), guru yang memiliki

standar kualifikasi mengajar adalah berkisar 60% untuk SD, 40% SLTP, 34%

SLTA, dan 17,2% atau 69,477 guru mengajar tidak sesuai dengan bidang

studi atau latar belakang pendidikannya ”.

Dalam Jurnal Profesor Sujipto, Rektor UNJ menyebutkan bahwa

”Saat ini baru 50 % dari guru Indonesia yang memiliki standarisasi dan

kompetensi”. Kondisi ini masih sangat jauh dari yang diharapkan, sehingga

sangat wajar mutu pendidikan kita tidak begitu bagus.

Dari data HDI juga terungkap bahwa kualitas sumber daya manusia

Indonesia saat ini menduduki peringkat 105, dimana untuk wilayah Asia

Tenggara Singapura menduduki peringkat 25, Brunai peringkat 26, Malaysia

peringkat 57, Thailand peingkat 57, dan Philipina menempati peringkat 77.

(Falah Yunus, 2007).4

A. Kriteria Guru Ideal Di Lingkungan Kelas

UU No.14 Tahun 2005 tentang, Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1

menyebutkan ” Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

4 Artikel pendidikan Indonesia di edu-articles.com Nopember 2007

Page 16: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 13

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. 5

Sedangkan pada pasal 7 ayat 1 disebutkan” Profesi guru ......

merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan

prinsip sebagai berikut: (a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan

idealisme; (b) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu

pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; (c) memiliki

kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang

tugas; (d). memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang

tugas.6

Dengan demikian, kriteria guru ideal yang diamanatkan oleh

undang-undang tersebut adalah:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,

keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.

3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai

dengan bidang tugas.

4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

Lain lagi dengan tanggapan para siswa tentang bagaimana guru yang

ideal dalam perspektif mereka. Berikut beberapa kutipan pendapat para

siswa yang kami temukan mengenai bagaimana kriteria guru yang mereka

inginkan.

“Ibu guru Gao seperti ibu bagiku. Dia mendengar semua masalah dan

keluh kesah kami serta membantu kami menyelesaikan masalah” kata Zhang

Qi, siswa kelas 4 Sekolah Dasar di China. “Guru Shan selalu melucu dalam

kelas menulis kami dan membuat kami sangat tertarik dalam pelajaran itu.

Tanpa saya sadari, saya jadi sangat suka menulis dan secara bertahap, saya

5 UU No.14 Tahun 2005 tentang, Guru dan Dosen

6 UU No.14 Tahun 2005 tentang, Guru dan Dosen

Page 17: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 14

mempelajari beberapa trik untuk menulis dengan baik.” ujar Shi Yujing, yang

juga siswa Sekolah Dasar di China.

Tang Yiyi, siswa kelas 4 menggambarkan lebih jauh tentang

bagaimana kriteria guru yang sangat disukainya “Dia memperlakukan tiap

siswa dengan setara. Dalam kebaikan hatinya, dia tidak pernah memihak.

Sebagai murid, ini adalah hal yang paling berharga tentang guru… Dalam

kelas guru Chen, kami merasa santai dan hidup (bersemangat). Dia selalu

“tanpa sengaja” mengajukan pertanyaan atau membuat kesalahan agar kami

dapat membetulkannya. Jika kami mengatakan sesuatu yang salah, tidak

menyalahkan kami. Dia bahkan akan berkata sambil tersenyum: “Kesalahan

Bagus! Kesalahan membantu kami menemukan masalah-masalah". Tidak

seberapa lama kemudian, bahkan siswa yang paling pemalu mau mengangkat

tangan dan menjawab pertanyaannya.”7

“Guru kami tahu nama tiap anak”, ujar seorang anak laki-laki dari

Peshawar. “Dia menghormati anak-anak, dia selalu memanggil mereka ‘aap’”

(‘aap’ ~ bentuk sopan ‘kamu’) tambah seorang anak perempuan dari Lahore.

“Guru kami selalu memperhatikan tiap anak ketika mengajar,” kata seorang

anak laki-laki dari Haripur.8

Ketika ditanya tentang kriteria guru ideal, beberapa siswa di

Bandung menjawab sebagai berikut.

Luvani, siswa SMAN 3 “Yang asyik, bisa ngerti anak didiknya. Yang

pas ngajar serius. Yang paling penting sih berjiwa muda. Kalau udah berjiwa

muda, usia enggak jadi masalah.”

Azhari, SMP Taruna Bakti “Yang ngerti cara ngajarnya, yang enakeun

cara ngomongnya, dan pastinya enggak galak.”

Mutia, SMA Plus Muthahhari “Yang lucu, bersahabat, ngasih tugas

yang enak-enak, yang ngerti tentang anak-anaknya.”

7 Program Pendidikan dan Pengembangan Anak (MOE-UNICEF 2001-2005 China)

8 Save the Children UK, Pakistan, 2001

Page 18: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 15

Monika JK, SMAK 1 BPK Penabur “Yang jangan terlalu serius, bisa

gaul sama anak-anaknya. Bisa ngajar tapi tetep santai. Yang gaul, yang bisa

diajak ngobrol.”

Abidah, SMA Plus Muthahhari “Yang sering bikin games, yang enggak

pake bahasa baku, yang santai, enggak terlalu menuntut murid-muridnya

bisa ini itu.”

Alvy, SMA plus Muthahhari “Mengerti keadaan muridnya kalau lagi

bosen. Punya teknik ngajar yang seru.”

Sheila, SMA Taruna Bakti “Yang mau jawab kalau kita tanya-tanya.

Mau nerangin kalao kita ada yang enggak ngerti. Yang bisa diajak bercanda.

Penting nih!”9

Dari beberapa kutipan di atas, dapat kita ambil kesimpulan kriteria

guru ideal dalam perspektif siswa, di antaranya:

1. Dapat berperan sebagai orang tua yang senantiasa memperhatikan

anak didiknya, dan menghormati mereka dengan panggilan yang

enak, serta hafal nama panggilan setiap anak didiknya.

2. Dapat berperan sebagai teman belajar yang senantiasa menempatkan

diri pada posisi “peserta belajar” dengan tidak bersikap menggurui,

sehingga anak didik akan dapat termotivasi untuk bersaing dalam

menyelesaikan setiap masalahnya dalam proses pembelajaran.

3. Dapat berperan sebagai teman bergaul yang memposisikan diri

sebagai sahabat “sebaya” yang sikap dan gaya bahasanya akrab

dengan lingkungan seusia anak didik, serta dapat memberikan

suasana santai yang penuh inovasi dalam lingkungan pembelajaran

di kelas.

Hal ini sesuai dengan Asas Utama Quantum Teaching “Bawalah

dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka.”10

9 Pikiran Rakyat Edisi 28 Nopember 2006

Page 19: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 16

Dalam sudut pandang kami, selain berbagai pendapat di atas,

terdapat beberapa kriteria lainnya yang harus dimiliki seorang guru dalam

kegiatan belajar di kelas, antara lain:

1. Dalam segi penampilan, guru harus berpakaian rapi, sopan, dan enak

dipandang, serta tidak tampil berlebihan. Guru juga harus dapat

menampilkan sikap dan menggunakan gaya bahasa yang sesuai

dengan lingkungan kelas tempat ia melakukan proses pembelajaran.

2. Dalam segi administrasi, guru harus menguasai berbagai

administrasi kependidikan yang digunakannya dalam proses belajar.

Guru harus menguasai kurikulum serta memiliki perencanaan dalam

setiap kegiatan pembelajarannya. Guru juga harus selalu membekali

diri dengan perangkat administrasi yang digunakan sebagai indikator

perkembangan siswa di kelas, seperti daftar hadir dan daftar nilai,

pada setiap pertemuannya.

3. Dalam segi organisasi, guru harus mampu memposisikan diri sebagai

leader yang membawa anak didiknya ke dalam dunia pembelajaran.

Guru juga harus mampu berperan sebagai motivator dan fasilitator

bagi anak didiknya.

4. Dalam hal teknik pengajaran, guru harus menjadi gudang inovasi

dalam menciptakan metode dan model-model pembelajaran yang

unik, menarik, dan sesuai dengan perkembangan jaman serta kondisi

lingkungan pengajarannya.

B. Cara Dan Saran Untuk Menjadi Guru Ideal

Berperan sebagai guru mengandung tantangan, karena di satu pihak

guru harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan

kepercayaan dan menciptakan suasana aman; di lain pihak guru harus

10

Quantum Teaching, Bobi DePorter dkk, 2000

Page 20: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 17

memberikan tugas, mendorong siswa untuk berusaha mencapai tujuan.

Mengadakan koreksi, menegur dan menilai. Sebelum proses belajar

mengajar dimulai, guru harus sudah memiliki kemampuan dan kerelaan

untuk memaklumi alam pikiran dan perasaan siswa; dia harus bersedia

untuk menerima siswa seadanya. Tetapi, sekaligus, guru bersikap

mendekati siswa secara kritis, karena siswa tidak dapat dibiarkan dalam

keadaannya yang sekarang. Ada kemampuan-kemampuan yang belum

dimiliki siswa dan mereka harus dibantu untuk memperolehnya, bahkan

ada kekurangan dalam bersikap dan cara bertindak siswa yang harus

diperbaiki. Kepribadian guru seolah-olah terbelah menjadi dua bagian: di

satu pihak bersikap empatik, di lain pihak bersikap kritis; di satu pihak

menerima, di lain pihak menolak.

Menjadi seorang guru memang bukanlah sebuah pekerjaan yang

mudah. Sebab, ia berhadapan dengan obyek hidup, yakni para siswa

(generasi). Bila terjadi kesalahan dalam mendidik, maka akan

mengakibatkan terlahirnya generasi yang salah didik. Hal itu tentu tidak

dapat diganti walau dengan uang dalam jumlah besar. Berbeda dengan

pekerjaan lainnya yang berhadapan dengan obyek mati. Mekanik mobil

contohnya, bila terjadi kesalahan dalam pekerjaannya, maka yang rusak

adalah mobil itu, yang sudah barang tentu dapat diganti dengan sejumlah

uang.

Untuk itu, sebelum memberanikan diri berprofesi sebagai guru,

seseorang harus benar-benar dapat memahami dan menghayati kualifikasi

guru ideal yang pada gilirannya harus dapat dipenuhi dengan baik agar

tugas, fungsi, dan tujuan dia sebagai seorang pengajar dan pendidik dapat

terpenuhi secara efektif.

Untuk mejadi seorang guru yang ideal di lingkungan kelas, guru

perlu terus meningkatkan kualitas dirinya secara berkesinambungan dan up

to date. Berbagai inovasi dan pembaharuan harus mampu diciptakan agar

Page 21: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 18

keberadaan guru dapat menjadi sangat berarti bagi motivasi dan prestasi

belajar siswa di kelas.

Page 22: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 19

BAB IV

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. RPP Hasil Tahap Perencanaan pada Lesson Study

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Sekolah : SMP ................................................... Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas / Semester : VIII / 1 Pertemuan ke- : ...... Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

1. Standar Kompetensi

Memahami macam-macam sujud. (Fiqih) 2. Kompetensi Dasar

Menjelaskan tatacara sujud syukur, sujud syahwi, dan sujud tilawah. 3. Indikator

Siswa dapat menjelaskan tata cara dan menyebutkan sebab dilakukannya sujud syukur, sujud syahwi, dan sujud tilawah.

4. Tujuan pembelajaran

Pada akhir pembelajaran siswa dapat : Menjelaskan tata cara sujud syukur secara lisan dengan singkat dan

jelas. Menyebutkan contoh sebab sujud syukur. Menjelaskan tata cara sujud syahwi secara lisan dengan singkat dan

jelas. Menyebutkan contoh sebab sujud syahwi. Menjelaskan tata cara sujud tilawah secara lisan dengan singkat dan

jelas. Menyebutkan contoh sebab sujud tilawah.

5. Materi Pembelajaran

Macam-Macam Sujud (Tata Cara Melakukan Sujud Syukur, Sujud Syahwi, dan Sujud Tilawah)

6. Metode/teknik

Ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok.

7. Langkah-langkah Kegiatan Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

Page 23: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 20

Membaca do’a dan percakapan pembuka Guru memeriksa kehadiran siswa Appersepsi dan pre-test singkat Membahas tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti (60 menit) Guru membagi siswa menjadi tiga kelompok kecil. Melakukan tanya jawab seputar tata cara dan bacaan sujud

syukur, sujud syahwi, dan sujud tilawah. Guru menyimpulkan hasil tanya jawab sekaligus menjelaskan

secara singkat tentang tata cara sujud syukur, sujud syahwi dan sujud tilawah.

Siswa melakukan diskusi kelompok membahas apa saja yang menjadi sebab dilakukannya sujud syukur, sujud syahwi, dan sujud tilawah.

Tiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya masing-masing. Guru menyimpulkan seluruh hasil presentasi dari tiap kelompok.

Kegiatan Penutup (10 menit) Sekilas mengulas kembali serta menyimpulkan hasil

pembelajaran. Membaca do’a dan menutup pertemuan.

8. Sumber Belajar Buku PAI kelas VIII SMP. Buku Fiqih yang berkaitan dengan materi.

9. Penilaian Teknik : Tes lisan Bentuk : Tanya Jawab Instrument :

Jawablah pertanyaan gurumu dengan singkat dan jelas! 1. Sebutkan tata cara sujud syukur/syahwi/tilawah! 2. Ucapkan bacaan sujud syukur/syahwi/tilawah! 3. Sebutkan penyebab dilakukannya sujud syukur/syahwi/tilawah!

Mengetahui, Kepala Sekolah

__________________________ NIP:

Purwakarta, 7 Nopember 2007 Guru Mata Pelajaran

__________________________ NIP:

Page 24: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 21

B. Temuan-Temuan pada Tahap Pelaksanaan Lesson Study

Berikut kami paparkan berbagai temuan dan pengalaman yang

diperoleh dari kegiatan peer teaching pada tanggal 21 Nopember 2007 pada

kegiatan perkuliahan mata kuliah Micro Teaching di semester 5 PAI STAI

DR. KHEZ. Muttaqien-Purwakarta. Kegiatan ini dijadwalkan mulai pada

pukul 15.35 hingga 16.05 dengan jumlah siswa 13 orang.

1. Guru Model (Idah Saidah)

Pengalaman yang sangat menarik bagi saya ketika saya berperan

sebagai guru model pada kegiatan ini, di mana saya berperan sebagai

guru PAI kelas VIII SMP yang berusaha untuk tampil semaksimal

mungkin, meskipun saya sadar akan beberapa hal yang kurang saya

perhatikan, antara lain:

a. Pemantapan materi dan RPP.

b. Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan RPP.

c. Pengkondisian siswa.

Sungguh luar biasa apa yang dapat saya petik dari kegiatan tersebut.

Saya merasa lebih siap, lebih percaya diri, dan lebih konsisten

menerima kritikan atau komentar dari rekan-rekan saya mengenai

kegiatan pembelajaran di kelas.

Akhir kata, tiada gading yang tak retak, saya sadar dengan segala

kekurangan saya, dan saya menjadi tahu akan apa saja yang harus

saya perbaiki kemudian.

Ucapan terima kasih saya haturkan kepada:

a. Rekan observer yang telah mengomentari guna memotivasi saya

untuk lebih meningkatkan kualitas saya sebagai guru.

b. Dosen mata kuliah Micro Teaching Bpk. Drs. Harudin Syam,

M.Pd. yang telah memberikan alternatif serta solusi dalam

permasalahan yang ditemukan pada kegiatan tersebut.

Page 25: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 22

2. Observer 1 (Denden Syaripudin)

Selama kegiatan tersebut, saya mendapatkan beberapa temuan

sebagai berikut:

a. Keadaan kelas kurang kondusif.

b. Menit ke-8 hingga ke-15, siswa mulai aktif belajar. Ini terlihat

dengan adanya interaksi siswa dengan guru.

c. Menit ke-15 hingga ke-20, siswa mulai jenuh.

d. Menit ke-20 hingga ke-25, siswa kembali ke lingkungan belajar

karena guru mengelompokkan siswa untuk berdiskusi.

e. Siswa jenuh karena guru terlalu banyak menggunakan metode

ceramah.

3. Observer 2 (Eka Lusiandani Koncara)

Beberapa temuan yang saya dapatkan pada kegiatan ini antara lain:

a. Menit pertama hingga menit ke-5, konsentrasi siswa masih

pecah, masih terdapat siswa yang sibuk mempersiapkan segala

sesuatu untuk kegiatan belajarnya.

b. Menit ke-5, siswa baru mulai konsentrasi belajar.

c. Menit ke-7 dan ke-10, terdapat siswa yang mengobrol.

d. Menit ke-13, terdapat siswa yang sakit perut dan mengganggu

pada jalannya proses pembelajaran.

e. Menit ke-15, siswa jenuh karena terlalu banyak diam

mendengarkan ceramah.

f. Menit ke-17, seluruh siswa sudah tidak terintegrasi dengan

kegiatan belajar.

g. Menit ke-28, siswa mulai aktif kembali dengan adanya kegiatan

diskusi.

h. Kegiatan selesai pada menit ke-37, terlambat 7 menit dari yang

telah dijadwalkan.

Page 26: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 23

4. Observer 3 (Eli Permana)

Sebagai pengamat dalam kegiatan tersebut, saya dapat

menyampaikan beberapa temuan saya sebagai berikut:

a. Menit ke-10 siswa mulai belajar, walaupun baru sebagian, karena

sebagian yang lain ternyata belum erhasil dibawa masuk ke dalam

dunia belajar saat itu.

b. Menit ke-40 siswa tampak berhenti belajar karena mulai jenuh.

c. Menit ke-45 siswa mulai bersemangat lagi dengan adanya

pembagian kelompok diskusi.

d. Menit ke-50 pada saat diskusi terdapat saah satu siswa dalam

kelompok yang kurang merespon kegiatan kelompok tersebut.

5. Observer 4 (Irma)

Beberapa hal yang berhasil saya catat pada kegiatan ini, antara lain:

a. Menit pertama hingga menit ke-5, siswa mulai konsentrasi

belajar, guru melakukan apersepsi dan mengkondisikan siswa,

kemudia mengajukan pertanyaan.

b. Menit ke-10, terdapat siswa yang mengobrol, walau sebagian yang

lain masih konsentrasi dengan kegiatan belajar tersebut.

c. Menit ke-15, siswa mengalami kejenuhan dan ada yang

mengantuk karena guru terus berbicara dan menulis.

d. Menit ke-18, konsentrasi siswa terganggu karena ada siswa yang

sakit perut dan minta ijin ke belakang. Semua siswa tertawa, tapi

kemudian guru dapat mengkondisikannya kembali.

e. Menit ke-20, pembagian kelompok kurang terarah, siswa ribut,

dan konsentrasi buyar. Ada yang sibuk menyusun kelompok, tapi

sebagian ngobrol, dan bahkan melamun karena tugas agak

terlambat.

f. Menit ke-24, siswa mulai melakukan tugas kelompoknya.

Page 27: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 24

g. Menit ke-35, siswa menyelesaikan tugasnya, dan guru menutup

kegiatan belajar tersebut.

6. Observer 5 (Miftah Drajat)

Temuan saya dalam kegiatan tersebut antara lain:

a. Menit pertama kegiatan belajar langsung dimulai.

b. Hingga menit ke-5 guru melaksanakan apersepsi dan mengecek

kehadiran siswa.

c. Menit ke-30 siswa mulai aktif belajar, tetapi suasana belum

kondusif.

d. Menit ke-35 siswa antusias saat melakukan diskusi kelompoknya.

e. Menit ke-40 siswa mengumpulkan tugas, kemudian guru

menutup kegiatan belajar.

7. Observer 6 (Nining Lismayati)

Beberapa temuan saya pada kegiatan ini yaitu:

a. Menit pertama, kegiatan belajar dimulai. Kemudian dilanjutkan

dengan apersepsi dan pengecekan kehadiran siswa.

b. Menit ke-10, siswa mulai jenuh karena keadaan ruangan yang

panas. Sebagian siswa ada yang memainkan telepon genggamnya,

dan ketika diadakan diskusi sebagian siswa tidak langsung respon

untuk melaksanakan diskusi dan kurang serius dalam

melaksanakan diskusi.

c. Menit ke-25, pelajaran ditutup.

8. Observer 7 (Ratih)

Hal yang saya dapat sebagai observer pada kagiatan ini, antara lain:

a. Menit pertama hingga menit ke-2, siswa mulai konsentrasi belajar

saat guru melakukan apersepsi dan pengecekan kehadiran siswa.

b. Menit ke-2, terdapat siswa yang memainkan telepon

genggamnya.

Page 28: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 25

c. Menit ke-15, siswa mulai jenuh dan sebagian siswa mengobrol.

d. Menit ke-17, terdapat siswa yang sakit perut.

e. Menit ke-20, pembagian kelompok, sebagian siswa konsentrasi,

sebagian lain mengobrol.

f. Menit ke-35, siswa mengumpulkan tugasnya, dan kegiatan belajar

pun ditutup.

9. Observer 8 (Ahmad Naji)

a. Pada menit awal ada siswa yang kurang kondusif dengan

pelajaran, dengan cara menahan dagu.

b. Pada menit pertengahan, sebagian siswa mulai bosan dengan

pelajaran, dengan cara duduk beleha-leha dan tidak konsentrasi

pada pelajaran.

c. Pada saat kerja kelompok ada siswa yang berdiskusi di luar tema

yang ditugskan.

d. Pada menit-menit akhir, ada siswa yang gigit jari, mungkin

karena jenuh dengan pelajarannya.

Page 29: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 26

C. RPP Revisi Hasil Tahap Refleksi pada Lesson Sudy

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Sekolah : SMP ................................................... Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas / Semester : VIII / 1 Pertemuan ke- : ...... Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

1. Standar Kompetensi

Memahami macam-macam sujud. (Fiqih) 2. Kompetensi Dasar

Menjelaskan tatacara sujud syukur, sujud syahwi, dan sujud tilawah. 3. Indikator

Siswa dapat menjelaskan tata cara dan menyebutkan sebab dilakukannya sujud syukur, sujud syahwi, dan sujud tilawah.

4. Tujuan pembelajaran

Pada akhir pembelajaran siswa dapat : Menjelaskan tata cara sujud syukur secara lisan dengan singkat dan

jelas. Menyebutkan contoh sebab sujud syukur. Menjelaskan tata cara sujud syahwi secara lisan dengan singkat dan

jelas. Menyebutkan contoh sebab sujud syahwi. Menjelaskan tata cara sujud tilawah secara lisan dengan singkat dan

jelas. Menyebutkan contoh sebab sujud tilawah.

5. Materi Pembelajaran

Macam-Macam Sujud (Tata Cara Melakukan Sujud Syukur, Sujud Syahwi, dan Sujud Tilawah)

6. Metode/teknik

Ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok.

7. Langkah-langkah Kegiatan Kegiatan Pendahuluan (10 menit) Membaca do’a dan percakapan pembuka Guru memeriksa kehadiran siswa Appersepsi dan pre-test singkat Membahas materi dan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti (60 menit)

Page 30: Lesson Study

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam 27

Guru membagi siswa menjadi tiga kelompok kecil. Melakukan tanya jawab seputar tata cara dan bacaan sujud

syukur, sujud syahwi, dan sujud tilawah, dalam bentuk cepat tepat singkat.

Guru menyimpulkan hasil tanya jawab sekaligus menjelaskan secara singkat tentang tata cara sujud syukur, sujud syahwi dan sujud tilawah.

Siswa melakukan diskusi kelompok membahas apa saja yang menjadi sebab dilakukannya sujud syukur, sujud syahwi, dan sujud tilawah.

Tiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya masing-masing. Guru menyimpulkan seluruh hasil presentasi dari tiap kelompok.

Kegiatan Penutup (10 menit) Sekilas mengulas kembali serta menyimpulkan hasil

pembelajaran. Membaca do’a dan menutup pertemuan.

8. Sumber Belajar Buku PAI kelas VIII SMP. Buku Fiqih yang berkaitan dengan materi.

9. Penilaian Teknik : Tes lisan Bentuk : Tanya Jawab Instrument :

Jawablah pertanyaan gurumu dengan singkat dan jelas! 1. Sebutkan tata cara sujud syukur/syahwi/tilawah! 2. Ucapkan bacaan sujud syukur/syahwi/tilawah! 3. Sebutkan penyebab dilakukannya sujud syukur/syahwi/tilawah!

Mengetahui, Kepala Sekolah

__________________________ NIP:

Purwakarta, 5 Desember 2007 Guru Mata Pelajaran

__________________________ NIP: