ltm ke 4
DESCRIPTION
vb n n mTRANSCRIPT
![Page 1: LTM KE 4](https://reader036.vdocument.in/reader036/viewer/2022082216/5695d28c1a28ab9b029ad725/html5/thumbnails/1.jpg)
Nama : Sari Dafinah Ramadhani
NPM : 1406531832
Kelompok/Jurusan : 7/ Teknik Kimia UI
Topik Materi : Perbandingan Metode AAS, AES, dan AFS
OUTLINE:
1. Atomic Spectroscopy
Mass spectrometry
Optical spectrometry
o Atomic Absorption Spectroscopy (AAS)
o Atomic Emission Spectroscopy (AES)
o Atomic Fluorescent Spectroscopy (AFS)
2. Perbandingan Metode AAS, AES, dan AFS
Pembahasan:
Atomic spectroscopy adalah teknik penentuan komposisi suatu unsur melalui
spectrum massa atau spectrum elektromagnetik. Atomic spectroscopy dapat dibedakan
berdasarkan sumber atomisasi (atomization) atau dari tipe spectroscopy yang digunakan.
Secara sederhana, atomic spectroscopy dibagi menjadi dua, yaitu mass spectrometry dan
optical spectrometry. Mass spectrometry secara umum memberikan hasil analisa yang lebih
baik, namun memerlukan proses yang lebih kompleks. Harga alat yang mahal, biaya operasi
yang tinggi, operator yang harus terlatih dan banyaknya jumlah komponen yang mungkin
gagal juga merupakan penyebab kurangnya penggunaan atomic spectroscopy berbasis massa.
Berbeda dengan optical spectroscopy yang tidak terlalu mahal dan kemampuannya cukup
memadai untuk operasi-operasi tertentu, maka optical spectroscopy ini lebih umum
digunakan.
Atomic spectroscopy berbasis sifat optis (optical) dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
Atomic Absorption Spectroscopy (AAS), Atomic Emission Spectroscopy (AES) dan Atomic
Fluorescent Spectroscopy (AFS). Pembagian tersebut didasarkan pada interaksi antara cahaya
dengan material sampel. Spectroscopy sering digunakan untuk mengidentifikasi zat
berdasarkan panjang gelombang cahaya yang terabsorpsi atau teremisi. Atomic Absorption
Spectroscopy (AAS) adalah peralatan analisa yang paling sering digunakan atau dipakai.
Atomic Absorption Spectroscopy (AAS)
Dalam AAS, cahaya akan melewati sekumpulan atom. Jika panjang gelombang cahaya
memiliki energi yang sama dengan perbedaan energi antara dua kulit atom, sejumlah cahaya
akan diserap (absorbed). AAS dapat digunakan untuk menganalisa kandungan logam berat
antara lain : Pb, Cd, Cu, Cr, Fe, Zn, Mn, Ni dan lain-lain. Hubungan antara konsentrasi atom,
jarak rambat cahaya terhadap kumpulan atom dan sejumlah cahaya yang diserap diturunkan
dalam Hukum Beer-Lambert. Dalam bentuk unsur, logam akan menyerap UV ketika mereka
dipanaskan. Setiap logam memiliki karakteristik panjang gelombang yang akan diserap.
Prinsip Kerja AAS
Sampel yang digunakan biasanya
berbentuk cairan, oleh karena itu
Gambar 1. Prinsip Kerja AAS (Atomic Absorption Spectroscopy)
![Page 2: LTM KE 4](https://reader036.vdocument.in/reader036/viewer/2022082216/5695d28c1a28ab9b029ad725/html5/thumbnails/2.jpg)
analat (atom atau ion) harus diuapkan terlebih dahulu. Dalam AAS, ada dua metode untuk
menambahkan energy panas ke sampel, yaitu :
1. Graphite furnace menggunakan tabung grafit dengan energy listrik yang besar untuk
memanaskan dan mengatomisasi sampel.
2. Flame AAS menggunakan api sebagai nebulizer untuk memanaskan sampel sehingga
teratomisasi menjadi gas.
Flame (energy panas) menyebabkan atom mengalami transisi dari ground state ke
excited site. Ketika atom melakukan transisi, atom menyerap beberapa cahaya dari sumber
beam (HCL = Hollow Cathode Lamp). Hollow Cathode Lamp (HCL) adalah sumber radiasi
yang umum dipakai pada AAS. Di dalam lampu, yang terisi dengan gas argon atau neon,
terdapat katoda logam yang mengandung logam yang akan tereksitasi dan sebuah anoda.
Ketika beda potensial yang tinggi dilalui ke katoda dan anoda, partikel gas akan terionisasi.
Pada pertambahan beda tegangan, ion gas memiliki energy yang cukup untuk mengeluarkan
atom logam dari katoda. Beberapa atom akan tereksitasi dan mengemisikan cahaya dengan
frekuensi yang sesuai dengan logam yang ada. Semakin besar konsentrasi larutan, semakin
banyak energy yang akan diserap. Light beam (HCL) harus diletakkan secara tepat pada
bagian terpanas dari api dan mengalirkannya ke detector. Detector akan mengukur intensitas
cahaya. Ketika beberapa cahaya
diserap, intensitas dari beam
akan berkurang. Detector akan
menyimpan reduksi cahaya
tersebut sebagai absorpsi.
Absorpsi tersebut akan
menghasilkan pita spectra
sebagai berikut :
Atomic Emission Spectroscopy (AES)
AES adalah metode analisis kimia yang menggunakan intensitas cahaya yang teremisi dari
flame, plasma, arc atau spark pada panjang gelombang tertentu untuk menentukan kuantitas
atau jumlah dari sebuah unsure atau elemen pada sampel. Panjang gelombang dari garis
spectra atomic memberikan identitas dari elemen karena intensitas dari cahaya yang teremisi
proporsional dengan jumlah atom pada elemen. Dengan memberikan atom tersebut energy
melalui temperature, maka atom-atom tersebut dapat “melompat” ke tingkat energy yang
lebih tinggi dan kembali dengan mengemisikan cahaya tertentu.
Prinsip Kerja AES
Flame Emission Spectroscopy
Sampel akan dibakar menggunakan flame atau api hingga menjadi gas.
Panas dari flame akan menguapkan larutan dan memutus ikatan kimia
untuk membentuk atom yang bebas. Energy panas juga mengeksitasi
atom ke excited state yang akan mengemisikan cahaya ketika atom-atom
tersebut kembali ke ground state. Setiap elemen mengemisikan panjang
Gambar 2. Pita Spectra
Gambar 3. Instrumen
Flame Emission Spectroscopy
![Page 3: LTM KE 4](https://reader036.vdocument.in/reader036/viewer/2022082216/5695d28c1a28ab9b029ad725/html5/thumbnails/3.jpg)
gelombang yang spesifik dan terdispersi melalui grating atau prisma dan terdeteksi di
spectrometer.
Inductive Coupled Plasma Atomic Emission Spectroscopy
Teknik ini menggunakan ICP untuk menghasilkan atom yang
tereksitasi dan ion yang menghasilkan radiasi elektromagnetik dari
berbagai variasi panjang gelombang. Setiap elemen pada table periodic
memiliki panjang gelombang yang khas. Detector pada ICP terletak di
bawah dan mendeteksi panjang gelombang ini dan juga intensitasnya,
serta menghitung jumlah masing-masing elemen yang terdapat pada
sampel. Skema kerja ICP :
Spark and Arc Atomic Emission Spectroscopy
Spark atau arc AES digunakan untuk menganalisa elemen logam pada sampel yang solid.
Untuk material yang non-konduktif, sampel ditaburi dengan bubuk grafit untuk membuatnya
menjadi konduktif. Pada metode arc tradisional, sampel solid
dihancurkan selama analisa. Arus elektik pada arc atau spark yang
dilewatkan pada sampel akan memanaskan sampel ke temperature
tinggi sehingga akan mengeksitasi atomnya. Atom yang akan
dianalisa memiliki karakteristik panjang gelombang tertentu yang
akan terdispersi pada monokromator dan akan terdeteksi. Karena
kondisi dari arc dan spark yang tidak terkontrol dengan baik, analisa
yang dapat dilakukan hanya kualitatif. Namun, sumber spark yang
modern dengan muatan yang terkontrol dan adanya gas argon dapat
menganalisa kuantitatif.
Gambar 4. Instrumen
Inductive Coupled Plasma
Atomic Emission Spectroscopy
Gambar 5. Skema Kerja Inductive Coupled Plasma
Gambar 6. Kondisi Arc dan
Spark
Gambar7. Hasil Spectrum AES
![Page 4: LTM KE 4](https://reader036.vdocument.in/reader036/viewer/2022082216/5695d28c1a28ab9b029ad725/html5/thumbnails/4.jpg)
Atomic Fluorescent Spectroscopy (AFS)
Energi yang tersimpan di dalam atom dapat dilepaskan dengan berbagai cara. Ketika energi
dilepaskan sebagai cahaya, maka dikenal sebagai fluorescent (cahaya yang berpendar).
Atomic fluorescent spectroscopy ini mengukur cahaya yang teremisi ini. Fluorescent
umumnya diukur pada sudut 90 derajat dari sumber eksitasi untuk meminimalisasi
berkumpulnya cahaya yang tersebar dari sumber eksitasi dan biasanya menggunakan rotasi
pada prisma Pellin-Broca pada meja kemudi yang juga dapat memisahkan cahaya menjadi
spektrum-spektrumnya untuk anilisi yang lebih jelas. Panjang gelombang akan memberitahu
kita tentang komposisi atomnya. Untuk penyerapan yang sedikit (konsentrasi yang sedikit
pula), intensitas dari cahaya yang terserap sebanding dengan konsentrasi atom. Umumnya
atomic fluorescent lebih sensitif (dapat mendeteksi konsentrasi yang rendah) daripada atomic
absorption.
Prinsip Kerja AFS
Analisa dari larutan atau solid membutuhkan
atom sampel yang menguap atau teratomisasi
pada temperature yang relative rendah dalam
pipa panas, flame atau graphite furnace. Sebuah
lampu HCL atau Laser menghasilkan eksitasi
untuk membawa atom ke energy yang lebih
tinggi. Atomic fluorescent akan terdispersi dan
dideteksi oleh monokromator dan
photomultiplier tube yang mirip dengan alat
AAS.
Perbandingan AAS, AES dan AFS
Perbedaan mendasar dari AAS, AES dan
AFS dapat dilihat pada gambar di
samping. Pada AAS dan AFS memiliki
sebuah sumber lampu, yaitu HCL
(Hollow Cathode Lamp), sedangkan pada
AES tidak memiliki light source. Pada
AAS, HCL terpasang tegak lurus terhadap
flame dan sejajar dengan arah
spectrograph. Pada AFS, light source dan
spectrograph membentuk sudut 900. Pada
AES tidak memiliki sumber cahaya
karena seluruh sampel akan langsung
dibakar oleh flame atau inductive coupled
plasma. Sampel yang terbakar tersebut
akan mengemisikan cahaya yang akan
Gambar 8. Prinsip Kerja Atomic Fluorescent
Spectroscopy
Gambar 9. Perbandingan Posisi AAS, AES dan AFS
![Page 5: LTM KE 4](https://reader036.vdocument.in/reader036/viewer/2022082216/5695d28c1a28ab9b029ad725/html5/thumbnails/5.jpg)
diabsorb di spectrograph.
Perbedaan spectrum antara AAS dan AES dapat
dilihat pada spectrum di samping. Pada AAS, spectrum dari
atom yang akan diuji akan diabsorb sehingga akan timbul
warna hitam. Sedangkan pada AES, proses pemanasan oleh
flame / plasma akan mengemisikan warna spectrum dari
atom yang diuji.
Perbandingan Energi Transisi Elektro n pada AES (a), AAS (b) dan AFS (c)
Gambar10 . Perbandingan Spektrum AAS,
AES dan AFS
![Page 6: LTM KE 4](https://reader036.vdocument.in/reader036/viewer/2022082216/5695d28c1a28ab9b029ad725/html5/thumbnails/6.jpg)
Perbandingan Prinsip Kerja pada AES (a), AAS (b) dan AFS (c)
Daftar Pustaka
Garry D., Christian. (1971). Analytical Chemistry, 2nd
Edition. New York : John Wiley & Sons.
Hargis, Larry G. . 1998. Analytical Chemistry: Principles and Techniques. New Jersey: Prentice Hall,
Inc.
Harvey, David. 2000. Modern Analytical Chemistry. Boston: McGraw Companies, Inc.