man tazakka juli 2019 - laznas dewan dakwah · 2019-07-18 · gedung menara da’wah lt. 1 jl....
TRANSCRIPT
FIQIHSiapa Berhak atas Zakat
HALALKiat Memilih Daging Sapi
INSPIRASI DA’IMualaf New Zealand Berdakwah
TELAAH Kompetisi Amal
EDISI
DZULQAIDAH 1440 HJULI 2019 M
QurbanBedah Ternak
MANAJEMEN LAZNASDEWAN DA'WAH
DAFTAR ISI
DirekturAde Salamun
Deputy DirekturAsrofi Muslikhudin (internal Audit, Legal,QC)
Nurbowo (External Affair)
General Manager Widarto S (Marketing dan Corsec)
Tjaturadi (Keuangan & SDM, Perwakilan)
Marketing Manager Idris Yusuf
Online Fauziah Ridla, MilaOffline RamadanaCorporate Umam
Luar Negeri Teuku Ghalib
Corporate Secretary ManagerRamadani
Humas MufqiDesign Ari, HudanAudiovisual UmarPublishing Melati
CRM NefiFront Office Syam, Rifka
Back Office Eka, Zikri
Finance & Accounting ManagerFitria DamayantiKeuangan YuliKasir Husnul
Akunting NinaSDM & Ops Nisa
Umum Abdul, Ikbal, Iyus, Arifin
Networking Manager Hairul Anwar
Kantor Layanan Jakarta Barat IrfanJakarta Timur Jusa
Bekasi Firdaus
Program Manager Agung GumelarLayanan Mustahiq Mahmud Faaz
RSDD M SaidHDM Hafidz, Qawah, Rizki, Perwira
Adm/Rep Zaimah
Indonesia Da'i Network Ahmad Robyansah
Gedung Menara Da’wah Lt. 1
Jl. Kramat Raya No. 45, Jakarta Pusat - 10450
Telp. 021-31901233 | Fax. 021 390 3291
Gedung Dewan Da'wah Lantai 5,
Jalan Panjang No. 12 Arteri Kelapa Dua,
Kebon Jeruk, Jakarta Barat - 11530
Hp. 0812 1000 2656
laznasdewandakwah.or.id
LAZNAS Dewan Dakwah
@laznasdakwah
@laznasdewandakwah
SALAM
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 3 MAN TAZAKKA
Alhamdulillah, tahun 2018
Indonesia dinobatkan
sebagai ''Juara Dunia Negara
Dermawan''. Predikat ini
berdasarkan laporan 2018 World
Giving Index oleh Charities Aid
Foundation (CAF) yang bermarkas
di Inggris.
Tiga perilaku yang digunakan
sebagai parameter untuk mengukur
kemurahan hati suatu negara
adalah: menyumbangkan uang,
membantu orang asing, dan
menjadi sukarelawan.
Presentase orang Indonesia
dalam menyumbangkan uang
sebesar 78%. Lalu presentase untuk
membantu orang asing adalah 46%.
Partisipasi orang Indonesia dalam
menjadi relawan masuk yang
tertinggi di dunia dengan
presentase 53%.
Skor keseluruhan yang diperoleh
Indonesia adalah 59%.
Indeks yang dirilis minggu ini
berdasar pada survei pada tahun
2017 oleh konsultan manajemen
Gallup yang melibatkan lebih dari
150 ribu orang di seluruh dunia,
yang mana dilakukan sebelum
gempa bumi melanda Lombok dan
Sulawesi Tengah.
Tahun ini Indonesia berhasil
meraih posisi puncak setelah tahun
lalu menduduki peringkat 2.
Myanmar pun terjun ke posisi 9
setelah 4 tahun memiliki gelar
''negara paling dermawan di
dunia''.
CAF mencatat dalam laporannya
bahwa krisis Rohingya tahun 2017
mungkin “telah memberikan
kontribusi penurunan posisi
kedemawanan karena orang-orang
Myanmar kurang mau membantu
saudaranya senegara yang sedang
terkena krisis."
Orang Myanmar masih menjadi
yang paling dermawan dalam hal
donasi dengan partisipasi mencapai
88 persen -- 3 persen lebih pendek
dari tingkat tahun lalu. Tingginya
angka tersebut mungkin dapat
dijelaskan dengan adanya
kepatuhan Myanmar terhadap
ajaran Buddhisme Theravada yang
mendorong para pengikutnya untuk
menyumbangkan donasi bagi
mereka yang hidup dalam Biara.
Ini adalah pertama kalinya
Indonesia menduduki daftar teratas
selama 9 tahun terakhir. Tahun-
tahun sebelumnya kita menduduki
peringkat 2 (2017), ke-7 (2016), ke-
12 (2015), dan ke-13 (2014).
Mirip dengan Myanmar,
kepatuhan umat Muslim di
Indonesia terhadap ajaran Islam
menjelaskan tingginya tingkat
partisipasi donasi. Dalam hal ini,
Ustadz Ade SalamunDirektur Eksekutif LAZNAS Dewan Da'wah
Paradoks Filantropi Indonesia
SALAM
3 Paradoks Filantropi Indonesia
INSPIRASI DA'I
5 Brent Strathdee-Pehi: Karena Islam Membahagiakan
KABAR
8 Pemkab Bantul Gelar Rakor di Tepi Kali Winongo
10 Tantangan Dakwah di Tepian Serambi Makkah
13 Laznas Dewan Da’wah bersama 4 Mitra Luar Negeri
Bagikan Ratusan Paket Makanan Berbuka
14 Pertahankan dan Tingkatkan Prestasi Ramadhan
16 Praktisi Komunikasi dan Pegiat Sosial Bedah Buku
Panduan Syariah Tanggap Bencana
18 Relawan Tingkatkan Skill Tanggap Bencana
19 Yuk, Qurban Bersama Cupink Topan
LAPORAN KHUSUS
22 Qur'an Berlumpur untuk Aranday
TELAAH
26 Kompetitor Amal
TELAAH UTAMA
30 Pentingnya Peternakan
34 Ragam Dokam Buat Qurban
39 Qurbanmu Dirindu Suku-Suku
HALAL
43 Pilih Pilah Daging Sapi
FIQIH
48 Asnaf Zakat Fi Sabilillah
TAZKIYATUN NAFS
53 Akhlak terhadap Hewan
dan Tumbuhan
PAK NATSIR
58 Pak Natsir "Tak Pernah Mati”
MANAJEMEN LAZNASDEWAN DA'WAH
DAFTAR ISI
DirekturAde Salamun
Deputy DirekturAsrofi Muslikhudin (internal Audit, Legal,QC)
Nurbowo (External Affair)
General Manager Widarto S (Marketing dan Corsec)
Tjaturadi (Keuangan & SDM, Perwakilan)
Marketing Manager Idris Yusuf
Online Fauziah Ridla, MilaOffline RamadanaCorporate Umam
Luar Negeri Teuku Ghalib
Corporate Secretary ManagerRamadani
Humas MufqiDesign Ari, HudanAudiovisual UmarPublishing Melati
CRM NefiFront Office Syam, Rifka
Back Office Eka, Zikri
Finance & Accounting ManagerFitria DamayantiKeuangan YuliKasir Husnul
Akunting NinaSDM & Ops Nisa
Umum Abdul, Ikbal, Iyus, Arifin
Networking Manager Hairul Anwar
Kantor Layanan Jakarta Barat IrfanJakarta Timur Jusa
Bekasi Firdaus
Program Manager Agung GumelarLayanan Mustahiq Mahmud Faaz
RSDD M SaidHDM Hafidz, Qawah, Rizki, Perwira
Adm/Rep Zaimah
Indonesia Da'i Network Ahmad Robyansah
Gedung Menara Da’wah Lt. 1
Jl. Kramat Raya No. 45, Jakarta Pusat - 10450
Telp. 021-31901233 | Fax. 021 390 3291
Gedung Dewan Da'wah Lantai 5,
Jalan Panjang No. 12 Arteri Kelapa Dua,
Kebon Jeruk, Jakarta Barat - 11530
Hp. 0812 1000 2656
laznasdewandakwah.or.id
LAZNAS Dewan Dakwah
@laznasdakwah
@laznasdewandakwah
SALAM
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 3 MAN TAZAKKA
Alhamdulillah, tahun 2018
Indonesia dinobatkan
sebagai ''Juara Dunia Negara
Dermawan''. Predikat ini
berdasarkan laporan 2018 World
Giving Index oleh Charities Aid
Foundation (CAF) yang bermarkas
di Inggris.
Tiga perilaku yang digunakan
sebagai parameter untuk mengukur
kemurahan hati suatu negara
adalah: menyumbangkan uang,
membantu orang asing, dan
menjadi sukarelawan.
Presentase orang Indonesia
dalam menyumbangkan uang
sebesar 78%. Lalu presentase untuk
membantu orang asing adalah 46%.
Partisipasi orang Indonesia dalam
menjadi relawan masuk yang
tertinggi di dunia dengan
presentase 53%.
Skor keseluruhan yang diperoleh
Indonesia adalah 59%.
Indeks yang dirilis minggu ini
berdasar pada survei pada tahun
2017 oleh konsultan manajemen
Gallup yang melibatkan lebih dari
150 ribu orang di seluruh dunia,
yang mana dilakukan sebelum
gempa bumi melanda Lombok dan
Sulawesi Tengah.
Tahun ini Indonesia berhasil
meraih posisi puncak setelah tahun
lalu menduduki peringkat 2.
Myanmar pun terjun ke posisi 9
setelah 4 tahun memiliki gelar
''negara paling dermawan di
dunia''.
CAF mencatat dalam laporannya
bahwa krisis Rohingya tahun 2017
mungkin “telah memberikan
kontribusi penurunan posisi
kedemawanan karena orang-orang
Myanmar kurang mau membantu
saudaranya senegara yang sedang
terkena krisis."
Orang Myanmar masih menjadi
yang paling dermawan dalam hal
donasi dengan partisipasi mencapai
88 persen -- 3 persen lebih pendek
dari tingkat tahun lalu. Tingginya
angka tersebut mungkin dapat
dijelaskan dengan adanya
kepatuhan Myanmar terhadap
ajaran Buddhisme Theravada yang
mendorong para pengikutnya untuk
menyumbangkan donasi bagi
mereka yang hidup dalam Biara.
Ini adalah pertama kalinya
Indonesia menduduki daftar teratas
selama 9 tahun terakhir. Tahun-
tahun sebelumnya kita menduduki
peringkat 2 (2017), ke-7 (2016), ke-
12 (2015), dan ke-13 (2014).
Mirip dengan Myanmar,
kepatuhan umat Muslim di
Indonesia terhadap ajaran Islam
menjelaskan tingginya tingkat
partisipasi donasi. Dalam hal ini,
Ustadz Ade SalamunDirektur Eksekutif LAZNAS Dewan Da'wah
Paradoks Filantropi Indonesia
SALAM
3 Paradoks Filantropi Indonesia
INSPIRASI DA'I
5 Brent Strathdee-Pehi: Karena Islam Membahagiakan
KABAR
8 Pemkab Bantul Gelar Rakor di Tepi Kali Winongo
10 Tantangan Dakwah di Tepian Serambi Makkah
13 Laznas Dewan Da’wah bersama 4 Mitra Luar Negeri
Bagikan Ratusan Paket Makanan Berbuka
14 Pertahankan dan Tingkatkan Prestasi Ramadhan
16 Praktisi Komunikasi dan Pegiat Sosial Bedah Buku
Panduan Syariah Tanggap Bencana
18 Relawan Tingkatkan Skill Tanggap Bencana
19 Yuk, Qurban Bersama Cupink Topan
LAPORAN KHUSUS
22 Qur'an Berlumpur untuk Aranday
TELAAH
26 Kompetitor Amal
TELAAH UTAMA
30 Pentingnya Peternakan
34 Ragam Dokam Buat Qurban
39 Qurbanmu Dirindu Suku-Suku
HALAL
43 Pilih Pilah Daging Sapi
FIQIH
48 Asnaf Zakat Fi Sabilillah
TAZKIYATUN NAFS
53 Akhlak terhadap Hewan
dan Tumbuhan
PAK NATSIR
58 Pak Natsir "Tak Pernah Mati”
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M4 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 5 MAN TAZAKKA
SALAMSALAM
faktor agama mendorong para
pemeluknya untuk berdonasi,
konsep dikenal sebagai infaq.
Not Doing Enough
Sebaliknya, menurut riset oleh
lembaga lain, posisi Indonesia
justru paling rendah dalam kinerja
filantropi.
Filantropi berasal dari Bahasa
Inggris “philanthropy”, yang
dicangkok dari bahasa Yunani
“philos” (cinta atau kasih) dan
“anthropos” (manusia), yang kira-
kira berarti cinta sesama manusia,
atau belas kasih, kedermawanan
manusia. Filantropi bisa diartikan
sebagai upaya menolong sesama,
kegiatan berderma, atau kebiasaan
beramal dari seseorang atau
komunitas, yang dengan ikhlas
menyisihkan sebagian dari harta
atau sumberdaya miliknya untuk
disumbangkan kepada orang lain
yang memerlukannya.
Adalah lembaga Centre for Asian
Philanthropy and Society (CAPS)
yang merilis Doing Good Index
(DGI) 2018, sebuah riset yang
mengukur faktor-faktor yang
memungkinkan atau menghambat
kegiatan filantropi di lima belas
negara Asia termasuk Indonesia.
Indonesia berada di kategori
terendah yakni Not Doing Enough
bersama dengan Myanmar.
Sementara Jepang, Singapura dan
Taiwan berada di kelompok
tertinggi yaitu Doing Well.
Prof Azyumardi Azra, dalam
naskah ilmiahnya di Annual Report
Dompet Dhuafa (2004), menyebut
salah satu kelemahan filantropi di
Indonesia di bidang pendidikan.
Menurut mantan rektor UIN
Ciputat, ada dilema klasik dalam
dunia pendidikan kita. Pendidikan
merupakan akses yang sangat
penting—jika tidak satu-
satunya—untuk mencapai mobilitas
sosial; tetapi kaum miskin tidak
dapat menjangkau akses tersebut,
karena mahalnya biaya. Akhirnya,
terciptalah vicious circle (lingkaran
setan); kemiskinan menciptakan
keterbelakangan pendidikan, dan
sosial ekonomi, dan
keterbelakangan terakhir ini
menghasilkan keterbelakangan
pendidikan.
Dalam konteks inilah, lanjut Prof
Edy (sapaan akrab beliau) filantropi
sangat dibutuhkan untuk dunia
pendidikan. Jika tidak,
sekolah/madrasah yang berkualitas
hanya bisa dimasuki anak-anak dari
keluarga kaya. Padahal, kita juga
tahu, terdapat cukup banyak anak
dari kalangan miskin, yang cerdas,
berbakat, rajin, mau bekerja keras
dan, dengan demikian, cukup
menjanjikan. Dana filantropi
dibutuhkan untuk biaya pendidikan
kalangan masyarakat miskin itu,
misalnya dalam bentuk beasiswa.
Memang, Prof Edy
menandaskan, tradisi filantropi
untuk pendidikan bukanlah sesuatu
yang baru di Indonesia. Kita tahu,
sangat banyak lembaga pendidikan,
seperti madrasah/ sekolah,
pesantren dan perguruan tinggi,
seperti disebutkan di atas, yang
didirikan dan dikembangkan
dengan dana filantropi. Agaknya,
hampir bisa dipastikan, lembaga-
lembaga pendidikan yang dibangun
dengan dana filantropi swasta dan
masyarakat jauh lebih banyak
dibandingkan dana pemerintah.
''Tanpa mengurangi
penghargaan kepada tradisi
filantropi seperti itu, harus diakui
pula, sebagian besar—jika tidak
seluruhnya—dana filantropi
dibelanjakan untuk mendirikan
bangunan dan fasilitas lain,
gaji/honor guru dan pegawai.
Sedikit sekali dana filantropi yang
secara khusus diberikan dalam
bentuk beasiswa bagi peserta didik
yang tidak mampu atau miskin. Jika
beasiswa itu ada, maka cenderung
diberikan secara tidak pandang
bulu dan merata (indiscriminate)
dalam bentuk pembebasan uang
sekolah. Tidak banyak beasiswa
yang berasal dari dana filantropi
yang disediakan khusus bagi anak-
anak miskin berbakat yang ingin
belajar di sekolah/madrasah yang
berkualitas, tapi mahal,'' papar
Azyumardi Azra.
Alhamdulillah, dengan dukungan
masyarakat filantropis Indonesia
melalui LAZNAS Dewan Dakwah,
kita sudah sekian tahun
menggerakkan program beasiswa
pendidikan kader da'i Nusantara.
Yakni melalui Sekolah Tinggi Ilmu
Dakwah (STID) Moh Natsir di
Tambun Jawa Barat dan Akademi
Dakwah Indonesia (ADI) di belasan
kota di Tanah Air.
Ratusan dai sarjana komunikasi
penyiaran Islam dan
pengembangan masyarakat
alumnus STID Moh Natsir telah
menyebar mengabdi pada
masyarakat di jalan dakwah.
Sebagian cerita mereka silakan
disimak di majalah ini.[]
INSPIRASI DA’I
Brent Strathdee-Pehi:
Karena Islam Membahagiakan
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M4 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 5 MAN TAZAKKA
SALAMSALAM
faktor agama mendorong para
pemeluknya untuk berdonasi,
konsep dikenal sebagai infaq.
Not Doing Enough
Sebaliknya, menurut riset oleh
lembaga lain, posisi Indonesia
justru paling rendah dalam kinerja
filantropi.
Filantropi berasal dari Bahasa
Inggris “philanthropy”, yang
dicangkok dari bahasa Yunani
“philos” (cinta atau kasih) dan
“anthropos” (manusia), yang kira-
kira berarti cinta sesama manusia,
atau belas kasih, kedermawanan
manusia. Filantropi bisa diartikan
sebagai upaya menolong sesama,
kegiatan berderma, atau kebiasaan
beramal dari seseorang atau
komunitas, yang dengan ikhlas
menyisihkan sebagian dari harta
atau sumberdaya miliknya untuk
disumbangkan kepada orang lain
yang memerlukannya.
Adalah lembaga Centre for Asian
Philanthropy and Society (CAPS)
yang merilis Doing Good Index
(DGI) 2018, sebuah riset yang
mengukur faktor-faktor yang
memungkinkan atau menghambat
kegiatan filantropi di lima belas
negara Asia termasuk Indonesia.
Indonesia berada di kategori
terendah yakni Not Doing Enough
bersama dengan Myanmar.
Sementara Jepang, Singapura dan
Taiwan berada di kelompok
tertinggi yaitu Doing Well.
Prof Azyumardi Azra, dalam
naskah ilmiahnya di Annual Report
Dompet Dhuafa (2004), menyebut
salah satu kelemahan filantropi di
Indonesia di bidang pendidikan.
Menurut mantan rektor UIN
Ciputat, ada dilema klasik dalam
dunia pendidikan kita. Pendidikan
merupakan akses yang sangat
penting—jika tidak satu-
satunya—untuk mencapai mobilitas
sosial; tetapi kaum miskin tidak
dapat menjangkau akses tersebut,
karena mahalnya biaya. Akhirnya,
terciptalah vicious circle (lingkaran
setan); kemiskinan menciptakan
keterbelakangan pendidikan, dan
sosial ekonomi, dan
keterbelakangan terakhir ini
menghasilkan keterbelakangan
pendidikan.
Dalam konteks inilah, lanjut Prof
Edy (sapaan akrab beliau) filantropi
sangat dibutuhkan untuk dunia
pendidikan. Jika tidak,
sekolah/madrasah yang berkualitas
hanya bisa dimasuki anak-anak dari
keluarga kaya. Padahal, kita juga
tahu, terdapat cukup banyak anak
dari kalangan miskin, yang cerdas,
berbakat, rajin, mau bekerja keras
dan, dengan demikian, cukup
menjanjikan. Dana filantropi
dibutuhkan untuk biaya pendidikan
kalangan masyarakat miskin itu,
misalnya dalam bentuk beasiswa.
Memang, Prof Edy
menandaskan, tradisi filantropi
untuk pendidikan bukanlah sesuatu
yang baru di Indonesia. Kita tahu,
sangat banyak lembaga pendidikan,
seperti madrasah/ sekolah,
pesantren dan perguruan tinggi,
seperti disebutkan di atas, yang
didirikan dan dikembangkan
dengan dana filantropi. Agaknya,
hampir bisa dipastikan, lembaga-
lembaga pendidikan yang dibangun
dengan dana filantropi swasta dan
masyarakat jauh lebih banyak
dibandingkan dana pemerintah.
''Tanpa mengurangi
penghargaan kepada tradisi
filantropi seperti itu, harus diakui
pula, sebagian besar—jika tidak
seluruhnya—dana filantropi
dibelanjakan untuk mendirikan
bangunan dan fasilitas lain,
gaji/honor guru dan pegawai.
Sedikit sekali dana filantropi yang
secara khusus diberikan dalam
bentuk beasiswa bagi peserta didik
yang tidak mampu atau miskin. Jika
beasiswa itu ada, maka cenderung
diberikan secara tidak pandang
bulu dan merata (indiscriminate)
dalam bentuk pembebasan uang
sekolah. Tidak banyak beasiswa
yang berasal dari dana filantropi
yang disediakan khusus bagi anak-
anak miskin berbakat yang ingin
belajar di sekolah/madrasah yang
berkualitas, tapi mahal,'' papar
Azyumardi Azra.
Alhamdulillah, dengan dukungan
masyarakat filantropis Indonesia
melalui LAZNAS Dewan Dakwah,
kita sudah sekian tahun
menggerakkan program beasiswa
pendidikan kader da'i Nusantara.
Yakni melalui Sekolah Tinggi Ilmu
Dakwah (STID) Moh Natsir di
Tambun Jawa Barat dan Akademi
Dakwah Indonesia (ADI) di belasan
kota di Tanah Air.
Ratusan dai sarjana komunikasi
penyiaran Islam dan
pengembangan masyarakat
alumnus STID Moh Natsir telah
menyebar mengabdi pada
masyarakat di jalan dakwah.
Sebagian cerita mereka silakan
disimak di majalah ini.[]
INSPIRASI DA’I
Brent Strathdee-Pehi:
Karena Islam Membahagiakan
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 7 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M6 MAN TAZAKKA
Kolingin bermula dari kegiatan gotong royong
sejumlah pemancing pada Februari 2018. Menurut Hary
Nirbaya (52), inisiator Kolingin, prakarsa resik kali
melibatkan Subroto dan Nurhayati (52) istrinya serta
Awan Prabowo (30) anaknya. Juga Bogiman (58) yang
berprofesi buruh dan Purwadi (54) yang berwirausaha.
''Untuk tahap pertama, target kita adalah
membersihkan ruas kali sepanjang 700 meter dari sisi
selatan Jembatan Manding hingga dam di ujung
dusun,'' terang Hary yang berprofesi sebagai praktisi
audiovisual.
Subroto menambahkan, kegiatan resik kali dibagi
menjadi dua tahap. Pertama, sterilisasi bantaran kali
sebelah wetan dari sampah domestik dan organik
(guguran pepohonan). Kedua, pembersihan badan
sungai dari endapan sampah domestik dan alami.
Hingga Juni 2018, baru 20% target resik dicapai.
Maklum, personil terbatas, demikian pula peralatannya
seperti mesin pemotong batang bambu.
Agustus 2018, aktivitas Kolingin mengundang
dukungan LAZNAS (Lembaga Amil Zakat Nasional)
Dewan Dakwah. Lembaga yang berpusat di Jakarta ini
memberikan bantuan berupa 20 kg lele konsumsi
ditebar di kali, biaya penyelenggaraan lomba mancing
dan balap perahu batang pisang (debok), serta
pemotongan 5 ekor kambing kurban pada Idul Adha,
September 2018, dari Muslime Helfen Germany.
Hajatan yang diselenggarakan Kolingin mulai
membuka mata warga dan aparat dusun. Komunitas
mulai diperhitungkan.
Untuk menguatkan komunitas, Laznas Dewan
Dakwah mendanai pembangunan markas mereka.
Dalam waktu sekitar dua bulan, jadilah saung bertiang
bambu petung beratap rumbia. Bangunan terbuka ini
dijadikan pusat kegiatan Kolingin dan warga sekitar.
Hary Nirbaya pun mulai mensosialisasikan Kolingin
ke kalangan LSM dan pemangku kebijakan terkait.
Misalnya Dinas Lingkungan Hidup Kab Bantul. Hasilnya,
Kolingin mendapat support baik material maupun
ketrampilan. Di antaranya berupa paket pelatihan, biaya
pembelian sarana kebersihan dari alumni SMAN 2
Sewon Bantul, dan pinjaman unit perahu kebersihan
dari LSM mitra.
Pada 16 Desember 2018, Wakil Bupati Bantul Abdul
Halim Muslih datang untuk meresmikan Markas dan
melantik Pengurus Kolingin. Kehadirannya didampingi
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bantul, Ari Budi
Nugroho. Segenap aparat Kelurahan Sabdodadi dan
Dukuh Kadibeso serta Dusun Manding Serut juga
menyambut.
Bersama sejumlah kepala dukuh, Wabup Bantul
sempat melakukan inspeksi Kali Nongo. Ia
menginstruksikan instansi terkait di Bantul untuk
membantu Kolingin. Misalnya pemasangan bronjong
penahan longsor di kedua sisi kali. Juga mensterilkan
rumpun bambu di badan sungai.
Sejak itulah, Kolingin diakui, diterima, dan dibantu
warga serta aparat desa. Aparat dusun pun tak
ketinggalan memberi support.
Senin, 29 April lalu, Pemda Bantul bahkan menggelar
kegiatan dinas di Markas Kolingin. Waktu itu, Bupati
Bantul Drs H Suharsono dan wakilnya, H Abdul Halim
Muslih, beserta jajaran Pemkab Bantul
menyelenggarakan rapat koordinasi (rakor) persiapan
penilaian Penghargaan Adipura.
Nah, menyimak kegiatan Kolingin binaan Laznas
Dewan Dakwah ini melalui Youtube, Brent kemudian
mengisi cuti kerjanya dengan mengunjungi Yogyakarta.
Selama beberapa hari bermukim di Markas Kolingin,
Brent bergaul dan membantu kegiatan Kolingin. Ia
menjadi contoh yang cukup baik seorang muslim bule
yang rajin ke mesjid, tidak merokok apalagi menenggak
miras, ringan tangan membantu kegiatan kebajikan,
dan ramah pada orang yang baru dikenalnya sekalipun.
''Insya Allah tahun depan saya siap mengikuti
kegiatan Program Laznas Dewan Dakwah di manapun
di Indonesia,'' janji Brent Strathdee-Pehi.[] nurbowo
INSPIRASI DA’IINSPIRASI DA’I
Hmmm...fuhhh,'' Brent menghela nafas
lalu memuntahkannya. ''Peristiwa itu
sangat menyakitkan semua pihak,''
katanya tentang Tragedi Jumat 15 Maret
2019.
Pada medio Maret lalu itu, sebanyak 50 jamaah
sholat Jumat di Mesjid Al Noor dan Linwood di Kota
Christchurch, New Zealand, tewas ditembaki
pembunuh berkulit putih. PM Selandia Baru Jacinda
Ardern dan PM Australia Scott Marrison menyebutnya
sebagai serangan teroris.
Menurut Brent Strathdee-Pehi, pekerja di bidang
musik, bahasa, dan visualisasi asal Selandia Baru,
tragedi tersebut merupakan yang pertama terburuk
terjadi di negaranya. ''Sebelumnya tidak pernah ada
(tragedi semacam itu),'' katanya saat ditemui di Markas
Komunitas Peduli Kali Nongo Indah (Kolingin) di
Manding Serut, Sabdodadi, Bantul, Yogyakarta, Kamis
(4/7).
Hikmahnya, lanjut Brent yang memeluk Islam sejak
setahun lalu, peristiwa pembantaian massal itu
membuat orang penasaran pada agama Islam.
''Alhamdulillah, kemudian puluhan ribu orang belajar
dan masuk Islam,'' katanya bersyukur.
Selain itu, tragedi juga kian menguatkan toleransi
penduduk New Zealand yang memang sudah berjalan
baik.
''Saya sangat senang dan bangga mendengar hasil
sebuah penelitian yang menyebut Selandia Baru sebagai
negara paling toleran di dunia,'' ujar Brent.
Penelitian dimaksud dilakukan oleh Scheherazade S
Rehman dan Hossein Askari dari The George
Washington University. Melalui artikel bertajuk ”How
Islamic are Islamic Countries?” (Global Economy
Journal, Vol 10, Issue 2/2010), kedua peneliti tersebut
mengukur tingkat ”kesalehan publik” sejumlah negara
di dunia melalui IslamicityIndex yang terdiri atas empat
indikator utama: 1) Economic Islamicity Index; 2) Legal
and Governance Islamicity Index; 3) Human and Political
Rights Islamicity Index, dan 4) International Relations
Islamicity Index. Salah satu variabelnya adalah tingkat
toleransi beragama.
Hasilnya, New Zealand termasuk negara peringkat
tertinggi bersama negara-negara Skandinavia.
Brent mengaku merasakan sendiri budaya toleransi
tersebut. ''Ketika saya memeluk Islam, keluarga dan
teman-teman saya yang bukan Islam, tidak masalah,''
tuturnya sambil tersenyum lepas.
Pria yang sudah beberapa kali mengunjungi dan
bermukim di Indonesia ini, mengaku senang dengan
keramahan penduduk NKRI. ''Saya pernah ke Maluku,
Nusa Tenggara, dan Jawa. Orang-orangnya ramah,''
ujarnya.
Yang membuatnya tertarik dan kemudian
mempelajari agama Islam adalah budaya kehidupan
kaum muslimin Indonesia. ''Mereka beribadah dan
hidupnya berbahagia,'' kata Brent yang rumah
tangganya gagal.
Ia lalu belajar agama pada teman-teman dan
membaca literatur tentang Islam. Baik kawan di
Selandia Baru maupun Indonesia. Hingga kemudian,
Brent memutuskan bersyahadat. Latar keislamannya ini
ia videokan dan unggah di Youtube.
Di luar pekerjaaan profesionalnya, pria yang
menguasai sedikit Bahasa Indonesia dan beberapa
bahasa daerah Nusantara ini senang menjadi relawan
kemanusiaan. ''Ya, saya senang mempromosikan
kegiatan seperti Kolingin ini,'' akunya.
“
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 7 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M6 MAN TAZAKKA
Kolingin bermula dari kegiatan gotong royong
sejumlah pemancing pada Februari 2018. Menurut Hary
Nirbaya (52), inisiator Kolingin, prakarsa resik kali
melibatkan Subroto dan Nurhayati (52) istrinya serta
Awan Prabowo (30) anaknya. Juga Bogiman (58) yang
berprofesi buruh dan Purwadi (54) yang berwirausaha.
''Untuk tahap pertama, target kita adalah
membersihkan ruas kali sepanjang 700 meter dari sisi
selatan Jembatan Manding hingga dam di ujung
dusun,'' terang Hary yang berprofesi sebagai praktisi
audiovisual.
Subroto menambahkan, kegiatan resik kali dibagi
menjadi dua tahap. Pertama, sterilisasi bantaran kali
sebelah wetan dari sampah domestik dan organik
(guguran pepohonan). Kedua, pembersihan badan
sungai dari endapan sampah domestik dan alami.
Hingga Juni 2018, baru 20% target resik dicapai.
Maklum, personil terbatas, demikian pula peralatannya
seperti mesin pemotong batang bambu.
Agustus 2018, aktivitas Kolingin mengundang
dukungan LAZNAS (Lembaga Amil Zakat Nasional)
Dewan Dakwah. Lembaga yang berpusat di Jakarta ini
memberikan bantuan berupa 20 kg lele konsumsi
ditebar di kali, biaya penyelenggaraan lomba mancing
dan balap perahu batang pisang (debok), serta
pemotongan 5 ekor kambing kurban pada Idul Adha,
September 2018, dari Muslime Helfen Germany.
Hajatan yang diselenggarakan Kolingin mulai
membuka mata warga dan aparat dusun. Komunitas
mulai diperhitungkan.
Untuk menguatkan komunitas, Laznas Dewan
Dakwah mendanai pembangunan markas mereka.
Dalam waktu sekitar dua bulan, jadilah saung bertiang
bambu petung beratap rumbia. Bangunan terbuka ini
dijadikan pusat kegiatan Kolingin dan warga sekitar.
Hary Nirbaya pun mulai mensosialisasikan Kolingin
ke kalangan LSM dan pemangku kebijakan terkait.
Misalnya Dinas Lingkungan Hidup Kab Bantul. Hasilnya,
Kolingin mendapat support baik material maupun
ketrampilan. Di antaranya berupa paket pelatihan, biaya
pembelian sarana kebersihan dari alumni SMAN 2
Sewon Bantul, dan pinjaman unit perahu kebersihan
dari LSM mitra.
Pada 16 Desember 2018, Wakil Bupati Bantul Abdul
Halim Muslih datang untuk meresmikan Markas dan
melantik Pengurus Kolingin. Kehadirannya didampingi
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bantul, Ari Budi
Nugroho. Segenap aparat Kelurahan Sabdodadi dan
Dukuh Kadibeso serta Dusun Manding Serut juga
menyambut.
Bersama sejumlah kepala dukuh, Wabup Bantul
sempat melakukan inspeksi Kali Nongo. Ia
menginstruksikan instansi terkait di Bantul untuk
membantu Kolingin. Misalnya pemasangan bronjong
penahan longsor di kedua sisi kali. Juga mensterilkan
rumpun bambu di badan sungai.
Sejak itulah, Kolingin diakui, diterima, dan dibantu
warga serta aparat desa. Aparat dusun pun tak
ketinggalan memberi support.
Senin, 29 April lalu, Pemda Bantul bahkan menggelar
kegiatan dinas di Markas Kolingin. Waktu itu, Bupati
Bantul Drs H Suharsono dan wakilnya, H Abdul Halim
Muslih, beserta jajaran Pemkab Bantul
menyelenggarakan rapat koordinasi (rakor) persiapan
penilaian Penghargaan Adipura.
Nah, menyimak kegiatan Kolingin binaan Laznas
Dewan Dakwah ini melalui Youtube, Brent kemudian
mengisi cuti kerjanya dengan mengunjungi Yogyakarta.
Selama beberapa hari bermukim di Markas Kolingin,
Brent bergaul dan membantu kegiatan Kolingin. Ia
menjadi contoh yang cukup baik seorang muslim bule
yang rajin ke mesjid, tidak merokok apalagi menenggak
miras, ringan tangan membantu kegiatan kebajikan,
dan ramah pada orang yang baru dikenalnya sekalipun.
''Insya Allah tahun depan saya siap mengikuti
kegiatan Program Laznas Dewan Dakwah di manapun
di Indonesia,'' janji Brent Strathdee-Pehi.[] nurbowo
INSPIRASI DA’IINSPIRASI DA’I
Hmmm...fuhhh,'' Brent menghela nafas
lalu memuntahkannya. ''Peristiwa itu
sangat menyakitkan semua pihak,''
katanya tentang Tragedi Jumat 15 Maret
2019.
Pada medio Maret lalu itu, sebanyak 50 jamaah
sholat Jumat di Mesjid Al Noor dan Linwood di Kota
Christchurch, New Zealand, tewas ditembaki
pembunuh berkulit putih. PM Selandia Baru Jacinda
Ardern dan PM Australia Scott Marrison menyebutnya
sebagai serangan teroris.
Menurut Brent Strathdee-Pehi, pekerja di bidang
musik, bahasa, dan visualisasi asal Selandia Baru,
tragedi tersebut merupakan yang pertama terburuk
terjadi di negaranya. ''Sebelumnya tidak pernah ada
(tragedi semacam itu),'' katanya saat ditemui di Markas
Komunitas Peduli Kali Nongo Indah (Kolingin) di
Manding Serut, Sabdodadi, Bantul, Yogyakarta, Kamis
(4/7).
Hikmahnya, lanjut Brent yang memeluk Islam sejak
setahun lalu, peristiwa pembantaian massal itu
membuat orang penasaran pada agama Islam.
''Alhamdulillah, kemudian puluhan ribu orang belajar
dan masuk Islam,'' katanya bersyukur.
Selain itu, tragedi juga kian menguatkan toleransi
penduduk New Zealand yang memang sudah berjalan
baik.
''Saya sangat senang dan bangga mendengar hasil
sebuah penelitian yang menyebut Selandia Baru sebagai
negara paling toleran di dunia,'' ujar Brent.
Penelitian dimaksud dilakukan oleh Scheherazade S
Rehman dan Hossein Askari dari The George
Washington University. Melalui artikel bertajuk ”How
Islamic are Islamic Countries?” (Global Economy
Journal, Vol 10, Issue 2/2010), kedua peneliti tersebut
mengukur tingkat ”kesalehan publik” sejumlah negara
di dunia melalui IslamicityIndex yang terdiri atas empat
indikator utama: 1) Economic Islamicity Index; 2) Legal
and Governance Islamicity Index; 3) Human and Political
Rights Islamicity Index, dan 4) International Relations
Islamicity Index. Salah satu variabelnya adalah tingkat
toleransi beragama.
Hasilnya, New Zealand termasuk negara peringkat
tertinggi bersama negara-negara Skandinavia.
Brent mengaku merasakan sendiri budaya toleransi
tersebut. ''Ketika saya memeluk Islam, keluarga dan
teman-teman saya yang bukan Islam, tidak masalah,''
tuturnya sambil tersenyum lepas.
Pria yang sudah beberapa kali mengunjungi dan
bermukim di Indonesia ini, mengaku senang dengan
keramahan penduduk NKRI. ''Saya pernah ke Maluku,
Nusa Tenggara, dan Jawa. Orang-orangnya ramah,''
ujarnya.
Yang membuatnya tertarik dan kemudian
mempelajari agama Islam adalah budaya kehidupan
kaum muslimin Indonesia. ''Mereka beribadah dan
hidupnya berbahagia,'' kata Brent yang rumah
tangganya gagal.
Ia lalu belajar agama pada teman-teman dan
membaca literatur tentang Islam. Baik kawan di
Selandia Baru maupun Indonesia. Hingga kemudian,
Brent memutuskan bersyahadat. Latar keislamannya ini
ia videokan dan unggah di Youtube.
Di luar pekerjaaan profesionalnya, pria yang
menguasai sedikit Bahasa Indonesia dan beberapa
bahasa daerah Nusantara ini senang menjadi relawan
kemanusiaan. ''Ya, saya senang mempromosikan
kegiatan seperti Kolingin ini,'' akunya.
“
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M8 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 9 MAN TAZAKKA
enin, 29 April lalu, Pemda Bantul Daerah Istimewa
SYogyakarta (DIY), menggelar kegiatan dinas yang
unik. Bupati Bantul Drs H Suharsono dan wakilnya,
H Abdul Halim Muslih, beserta jajaran Pemkab Bantul
menyelenggarakan rapat koordinasi (rakor) persiapan
penilaian Penghargaan Adipura. Rapat berlangsung
bukan di gedung ataupun hotel berbintang, melainkan
di pinggir kali. Persisnya di Markas Kolingin (Komunitas
Peduli Kali Nongo Indah) Dusun Manding Serut, Desa
Sabdodadi, Kec Bantul, Kab Bantul, Yogyakarta.
''Pemkab Bantul mengapresiasi dan ingin berbagi
kemeriahan dengan komunitas lingkungan Kali
Winongo Indah,'' terang Wabup Abdul Halim Muslih
yang sudah tiga kali ini mengunjungi Kolingin.
Pemilihan Markas Kolingin sebagai lokasi rakor
Penghargaan Adipura, melalui seleksi ketat. Sebelum
hari-H, tim Pemkab melakukan survey ke empat calon
lokasi yakni: Komunitas Cikal Piyungan, Komunitas
Taman Pelangi Indah Plered, Kolingin Manding Serut,
dan Komunitas Mangir Sungai Bedog.
Nah, karena Pemda Bantul ingin mempromosikan
komunitas yang sedang berkembang, maka dipilihlah
Kolingin di Dusun Manding Serut, Pedukuhan Kadibeso.
Rakor di Markas Kolingin yang dibina LAZNAS
Dewan Dakwah menjadi kian semarak karena hari itu
ternyata juga merupakan Milad (hari ulang tahun) Pak
KABAR KABAR
Gelar Rakor di Tepi Kali Winongo
Pemkab Bantul
Wabup Abdul Halim yang ke-49.
Guna mendoakan Wabup, pendiri
Kolingin Hary Nirbaya menggubah syair
lagu Sugeng Ambal Warsa yang
dilantumkan Kelompok Seni "Gojek
Lesung". Gojek Lesung diawaki oleh
kaum ibu setempat yang dinamakan
"Bucan Kolingin" (Bunda-bunda Cantik
Kolingin).
Di tengah keriuhan sekitar 400 orang
pejabat dan masyarakat, Wakil Bupati
yang didampingi istrinya yang anggun
nampak menikmati tembang dan
hidangan kuliner tradisional jangan
ndeso.
Dalam laporannya, Pembina Kolingin
Hj Surami, mengemukakan, Kolingin
yang semula hanya komunitas reresik
Kali Winongo, kini sudah berkembang
cukup pesat.
''Komunitas yang diprakarsai oleh
Saudara Hary Nirbaya ini, selain beraksi
dalam bersih kali, ternyata juga sedang
mengembangkan bidang-bidang usaha
lain, yakni bidang pariwisata, bidang seni
budaya, dan bidang pengolahan limbah
sampah untuk dijadikan kerajinan dan
pupuk organik. Kegiatan-kegiatan
berbasis pemberdayaan masyarakat ini
dimaksudkan agar memiliki
keseimbangan kegiatan sosial dan
komersial,'' tutur Mantan Kepala Dukuh
itu.
Sebagai apresiasi, pada kesempatan
itu Bupati Bantul H Suharsono,
menyerahkan bantuan berupa satu unit
perahu jenis trekker senilai Rp 30 juta
kepada Kolingin. ''Ini untuk menambah
sarana penunjang bersih sungai,''
katanya.
Sedangkan Wakil Bupati Abdul Halim
secara pribadi menyerahkan santunan
kepada 30 anak-anak yatim se-Desa
Sabdodadi senilai Rp 3 juta.[]
Pemimpin Bantul bersama Pengurus dan Relawan Kolingin.
Bupati Bantul serahkan bantuan perahu trekker pada Pembina Kolingin Hj Surami.
Bucan Kolingin.
Wabup Abdul Halim Milad ke-49 Tahun.
Gojek Lesung.
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M8 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 9 MAN TAZAKKA
enin, 29 April lalu, Pemda Bantul Daerah Istimewa
SYogyakarta (DIY), menggelar kegiatan dinas yang
unik. Bupati Bantul Drs H Suharsono dan wakilnya,
H Abdul Halim Muslih, beserta jajaran Pemkab Bantul
menyelenggarakan rapat koordinasi (rakor) persiapan
penilaian Penghargaan Adipura. Rapat berlangsung
bukan di gedung ataupun hotel berbintang, melainkan
di pinggir kali. Persisnya di Markas Kolingin (Komunitas
Peduli Kali Nongo Indah) Dusun Manding Serut, Desa
Sabdodadi, Kec Bantul, Kab Bantul, Yogyakarta.
''Pemkab Bantul mengapresiasi dan ingin berbagi
kemeriahan dengan komunitas lingkungan Kali
Winongo Indah,'' terang Wabup Abdul Halim Muslih
yang sudah tiga kali ini mengunjungi Kolingin.
Pemilihan Markas Kolingin sebagai lokasi rakor
Penghargaan Adipura, melalui seleksi ketat. Sebelum
hari-H, tim Pemkab melakukan survey ke empat calon
lokasi yakni: Komunitas Cikal Piyungan, Komunitas
Taman Pelangi Indah Plered, Kolingin Manding Serut,
dan Komunitas Mangir Sungai Bedog.
Nah, karena Pemda Bantul ingin mempromosikan
komunitas yang sedang berkembang, maka dipilihlah
Kolingin di Dusun Manding Serut, Pedukuhan Kadibeso.
Rakor di Markas Kolingin yang dibina LAZNAS
Dewan Dakwah menjadi kian semarak karena hari itu
ternyata juga merupakan Milad (hari ulang tahun) Pak
KABAR KABAR
Gelar Rakor di Tepi Kali Winongo
Pemkab Bantul
Wabup Abdul Halim yang ke-49.
Guna mendoakan Wabup, pendiri
Kolingin Hary Nirbaya menggubah syair
lagu Sugeng Ambal Warsa yang
dilantumkan Kelompok Seni "Gojek
Lesung". Gojek Lesung diawaki oleh
kaum ibu setempat yang dinamakan
"Bucan Kolingin" (Bunda-bunda Cantik
Kolingin).
Di tengah keriuhan sekitar 400 orang
pejabat dan masyarakat, Wakil Bupati
yang didampingi istrinya yang anggun
nampak menikmati tembang dan
hidangan kuliner tradisional jangan
ndeso.
Dalam laporannya, Pembina Kolingin
Hj Surami, mengemukakan, Kolingin
yang semula hanya komunitas reresik
Kali Winongo, kini sudah berkembang
cukup pesat.
''Komunitas yang diprakarsai oleh
Saudara Hary Nirbaya ini, selain beraksi
dalam bersih kali, ternyata juga sedang
mengembangkan bidang-bidang usaha
lain, yakni bidang pariwisata, bidang seni
budaya, dan bidang pengolahan limbah
sampah untuk dijadikan kerajinan dan
pupuk organik. Kegiatan-kegiatan
berbasis pemberdayaan masyarakat ini
dimaksudkan agar memiliki
keseimbangan kegiatan sosial dan
komersial,'' tutur Mantan Kepala Dukuh
itu.
Sebagai apresiasi, pada kesempatan
itu Bupati Bantul H Suharsono,
menyerahkan bantuan berupa satu unit
perahu jenis trekker senilai Rp 30 juta
kepada Kolingin. ''Ini untuk menambah
sarana penunjang bersih sungai,''
katanya.
Sedangkan Wakil Bupati Abdul Halim
secara pribadi menyerahkan santunan
kepada 30 anak-anak yatim se-Desa
Sabdodadi senilai Rp 3 juta.[]
Pemimpin Bantul bersama Pengurus dan Relawan Kolingin.
Bupati Bantul serahkan bantuan perahu trekker pada Pembina Kolingin Hj Surami.
Bucan Kolingin.
Wabup Abdul Halim Milad ke-49 Tahun.
Gojek Lesung.
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M10 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 11 MAN TAZAKKA
KABAR KABAR
ika butuh, silakan ambil tanah di sini. Asalkan
JUstadz bangun pondok pesantren untuk anak-
anak kami. Ambil tanah saya juga boleh, karena
kami butuh sekali guru ngaji di sini,” tutur Sukurman
serius pada Ustadz Asrof Abdu.
Tertegun Ustadz Asrof menanggapi permintaan
warga Desa Suka Makmur tersebut.
Saat itu, da'i alumnus STID M Natsir angkatan
pertama ini, tengah berkunjung ke Pulau Banyak Barat,
Kabupaten Aceh Singkil. Ia menyertai Kafilah Dewan
Dakwah Aceh.
Dari Banda Aceh, Ustadz Asrof dkk ke Pelabuhan
Singkil. Lalu naik speed boat selama 3 jam menuju
Pulau Banyak terus ke Banyak Barat.
Pulau Banyak Barat merupakan pemekaran dari
Pulau Banyak. Terdiri dari Desa Haloban (986 jiwa),
Ujung Silait (1238 jiwa), Suka Makmur (293 jiwa), dan
Desa Asantola (743 jiwa).
di Tepian Serambi Makkah
Tantangan Dakwah
Innalilahi, tak ada satupun da'i yang menetap di sini.
Padahal, penduduk Haloban dan Asantola semuanya
Muslim. Sedangkan Suka Makmur 100 % muallaf. Desa
Asantola semuanya non muslim.
Masyarakat Desa Suka Makmur rata-rata dhuafa.
Sekolah di sini hanya satu, dengan guru hanya 4
orang, dan muridnya 30 orang. Para siswa berseragam
lusuh seadanya, bahkan sebagian kekecilan dan banyak
jahitan.
Duh, ibu-ibu muslimah banyak yang tidak punya
jilbab. Sampai-sampai mereka kenakan jilbab milik
putrinya.
”Lebih baik saya memakai jilbab yang kecil daripada
aurat saya terlihat oleh orang-orang,” kata Ny Soleha,
salah satu warga.
Kebangetan sekali jika kita berdiam diri pada kondisi
tepian Serambi Makkah ini.
Dua Keluarga Pulau Banyak Bersyahadat
Mengisi liburan, Andrean dan Nadzhir, mahasiswa
STID M Natsir Dewan Dakwah, bersafari ke Desa
Sukamakmur, Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil. Ini salah
satu desa terpelosok di Aceh.
Perjalanan dari ibukota menuju Pulau Banyak
memakan waktu kurang lebih 20 jam, melalui jalur darat
dan laut.
Keduanya didampingi Ustadz Asrof Abdu, da'i senior
“
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M10 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 11 MAN TAZAKKA
KABAR KABAR
ika butuh, silakan ambil tanah di sini. Asalkan
JUstadz bangun pondok pesantren untuk anak-
anak kami. Ambil tanah saya juga boleh, karena
kami butuh sekali guru ngaji di sini,” tutur Sukurman
serius pada Ustadz Asrof Abdu.
Tertegun Ustadz Asrof menanggapi permintaan
warga Desa Suka Makmur tersebut.
Saat itu, da'i alumnus STID M Natsir angkatan
pertama ini, tengah berkunjung ke Pulau Banyak Barat,
Kabupaten Aceh Singkil. Ia menyertai Kafilah Dewan
Dakwah Aceh.
Dari Banda Aceh, Ustadz Asrof dkk ke Pelabuhan
Singkil. Lalu naik speed boat selama 3 jam menuju
Pulau Banyak terus ke Banyak Barat.
Pulau Banyak Barat merupakan pemekaran dari
Pulau Banyak. Terdiri dari Desa Haloban (986 jiwa),
Ujung Silait (1238 jiwa), Suka Makmur (293 jiwa), dan
Desa Asantola (743 jiwa).
di Tepian Serambi Makkah
Tantangan Dakwah
Innalilahi, tak ada satupun da'i yang menetap di sini.
Padahal, penduduk Haloban dan Asantola semuanya
Muslim. Sedangkan Suka Makmur 100 % muallaf. Desa
Asantola semuanya non muslim.
Masyarakat Desa Suka Makmur rata-rata dhuafa.
Sekolah di sini hanya satu, dengan guru hanya 4
orang, dan muridnya 30 orang. Para siswa berseragam
lusuh seadanya, bahkan sebagian kekecilan dan banyak
jahitan.
Duh, ibu-ibu muslimah banyak yang tidak punya
jilbab. Sampai-sampai mereka kenakan jilbab milik
putrinya.
”Lebih baik saya memakai jilbab yang kecil daripada
aurat saya terlihat oleh orang-orang,” kata Ny Soleha,
salah satu warga.
Kebangetan sekali jika kita berdiam diri pada kondisi
tepian Serambi Makkah ini.
Dua Keluarga Pulau Banyak Bersyahadat
Mengisi liburan, Andrean dan Nadzhir, mahasiswa
STID M Natsir Dewan Dakwah, bersafari ke Desa
Sukamakmur, Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil. Ini salah
satu desa terpelosok di Aceh.
Perjalanan dari ibukota menuju Pulau Banyak
memakan waktu kurang lebih 20 jam, melalui jalur darat
dan laut.
Keduanya didampingi Ustadz Asrof Abdu, da'i senior
“
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M12 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 13 MAN TAZAKKA
KABAR
Memberi makan orang lain adalah amalan
sosial yang mulia. Mengenyangkan orang lain
merupakan amal yang sangat dianjurkan oleh
Islam.
Hal itulah yang dilakukan Laznas Dewan Da'wah
bekerjasama dengan Paylaş, Avrupa Yetim Eli, Verdigin
Senindir, dan Die Bermherzigen Hande .e.v German
membagikan 600 paket makanan berbuka di empat titik.
“Kegiatan ini adalah rangkaian dari agenda Semarak
(Sedekah Makan Rakyat) yang rutin diadakan, kalau
biasanya kami berbagi takjil, kali ini disediakan 600
paket makanan dan minuman,” tutur Qawah Sukmaeni,
Manager Semarak Laznas Dewan Da'wah.
Ajang berbagi itu dilakukan bersama Tim Madrasah
Relawan Laznas Dewan Da'wah di Masjid Wadhhah
Abdurrahman Al-Bahr Bekasi, Masjid Aisyahron Depok,
Masjid Nurul Ittihad Tangerang, dan Kampung Pasir
Gabug, Cisarua, Bogor.
Ada ratusan paket menu berbuka puasa yang
dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Bapak Sobari, Ketua DKM Aisyahron yang memimpin
agenda kali itu, dia mengatakan momen berbagi itu
juga sebagai sarana pengikat persaudaraan dan saling
berbagi kepada sesama muslim.
Laznas Dewan Da'wah sebagai wadah perpanjangan
tangan dari para donatur siap menghantarkan infaq
anda untuk berbagi ke penjuru titik Nusantara.[]
KABAR
Dewan Dakwah di Aceh.
Setibanya di Sukamakmur, da'i asal Riau dan Aceh itu
langsung bersilaturahmi dan menjalin keakraban
dengan warga.
Seharian mereka berkeliling kampung mengenalkan
diri dan maksud kedatangannya.
Atas kehendak Allah, melalui dakwah door to door,
dua keluarga yang mereka kunjungi mengutarakan
keinginannya untuk belajar Islam sebelum memeluknya.
“Allahu Akbar, alhamdulillah,” seru para dai.
“Alhamdulillah, selain bertambah mualaf, sekarang
masjid mulai ramai karena memang masyarakat sini
sudah lama menantikan seorang da'i agar ada yang
membimbing mereka untuk belajar
Islam,” tutur Ustadz Asrof.
Nama-nama anggota kedua keluarga
itupun berganti dari Deon, Guntur
Sinaga, Niat Dianiati, Zeus, dan Sizen
menjadi Deon Al-Farissy, Guntur
Abdurrahman Sinaga, Niat Dianiati
Shalihah, Zeus Abdurrahim, dan Sizen
Abdul Ghafur.
Kedua keluarga mualaf langsung
minta diajari shalat. Mereka pun
bersemangat untuk mempelajari Islam.
Hari demi hari masjid semakin ramai
dengan kegiatan shalat dan pengajian.
Yang dulunya hanya satu dua orang
bahkan tidak ada yang shalat, saat ini
masjidnya hampir selalu penuh, baik itu shalat fardhu
maupun shalat tarawih.[]
bersama 4 Mitra Luar Negeri Bagikan Ratusan Paket
Makanan Berbuka
Laznas Dewan Da’wah
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M12 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 13 MAN TAZAKKA
KABAR
Memberi makan orang lain adalah amalan
sosial yang mulia. Mengenyangkan orang lain
merupakan amal yang sangat dianjurkan oleh
Islam.
Hal itulah yang dilakukan Laznas Dewan Da'wah
bekerjasama dengan Paylaş, Avrupa Yetim Eli, Verdigin
Senindir, dan Die Bermherzigen Hande .e.v German
membagikan 600 paket makanan berbuka di empat titik.
“Kegiatan ini adalah rangkaian dari agenda Semarak
(Sedekah Makan Rakyat) yang rutin diadakan, kalau
biasanya kami berbagi takjil, kali ini disediakan 600
paket makanan dan minuman,” tutur Qawah Sukmaeni,
Manager Semarak Laznas Dewan Da'wah.
Ajang berbagi itu dilakukan bersama Tim Madrasah
Relawan Laznas Dewan Da'wah di Masjid Wadhhah
Abdurrahman Al-Bahr Bekasi, Masjid Aisyahron Depok,
Masjid Nurul Ittihad Tangerang, dan Kampung Pasir
Gabug, Cisarua, Bogor.
Ada ratusan paket menu berbuka puasa yang
dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Bapak Sobari, Ketua DKM Aisyahron yang memimpin
agenda kali itu, dia mengatakan momen berbagi itu
juga sebagai sarana pengikat persaudaraan dan saling
berbagi kepada sesama muslim.
Laznas Dewan Da'wah sebagai wadah perpanjangan
tangan dari para donatur siap menghantarkan infaq
anda untuk berbagi ke penjuru titik Nusantara.[]
KABAR
Dewan Dakwah di Aceh.
Setibanya di Sukamakmur, da'i asal Riau dan Aceh itu
langsung bersilaturahmi dan menjalin keakraban
dengan warga.
Seharian mereka berkeliling kampung mengenalkan
diri dan maksud kedatangannya.
Atas kehendak Allah, melalui dakwah door to door,
dua keluarga yang mereka kunjungi mengutarakan
keinginannya untuk belajar Islam sebelum memeluknya.
“Allahu Akbar, alhamdulillah,” seru para dai.
“Alhamdulillah, selain bertambah mualaf, sekarang
masjid mulai ramai karena memang masyarakat sini
sudah lama menantikan seorang da'i agar ada yang
membimbing mereka untuk belajar
Islam,” tutur Ustadz Asrof.
Nama-nama anggota kedua keluarga
itupun berganti dari Deon, Guntur
Sinaga, Niat Dianiati, Zeus, dan Sizen
menjadi Deon Al-Farissy, Guntur
Abdurrahman Sinaga, Niat Dianiati
Shalihah, Zeus Abdurrahim, dan Sizen
Abdul Ghafur.
Kedua keluarga mualaf langsung
minta diajari shalat. Mereka pun
bersemangat untuk mempelajari Islam.
Hari demi hari masjid semakin ramai
dengan kegiatan shalat dan pengajian.
Yang dulunya hanya satu dua orang
bahkan tidak ada yang shalat, saat ini
masjidnya hampir selalu penuh, baik itu shalat fardhu
maupun shalat tarawih.[]
bersama 4 Mitra Luar Negeri Bagikan Ratusan Paket
Makanan Berbuka
Laznas Dewan Da’wah
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M14 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 15 MAN TAZAKKA
KABARKABAR
lhamdulillah, donasi zakat, infak, fidyah, dan
Asedekah Anda melalui LAZNAS Dewan Dakwah
pada Ramadhan lalu, telah dinikmati oleh 28.226
mustahik di 55 kab/kota yang tersebar di 25 provinsi.
Kebaikan yang mungkin kecil buat Anda, tapi percayalah
dengannya air mata keharuan dan kebahagiaan dhuafa
membasahi Nusantara dari Pulau Banyak di Aceh Singkil
hingga Pulau Aranday di Papua Barat. Bersamaan
dengan itu, untaian syukur, ucapan terima kasih, serta
doa-doa terbaik terpanjatkan ke langit bagi para
muhsinin.
Donasi Anda disalurkan dalam bentuk kado Lebaran
untuk 515 yatim dan dhuafa di 7 provinsi. Juga
bingkisan sembako untuk 5000-an keluarga miskin di di
7 provinsi.
Pun 7.591 paket makanan berbuka puasa untuk
saudara-saudara kita di 19 kab/kota di 12 prov.
Tak ketinggalan Ramadhan juga berbuah zakat fitrah
yang dinikmati 9.680 KK. Diiringi juga dengan tebar
2.250 waqaf Kitab Qur'an dan Buku Iqra.
Orkestra Ramadhan tersebut digerakkan oleh hampir
1000 da'i kita di pedalaman. Baik 600-an da'i senior,
maupun 200-an da'i sarjana (STID M Natsir & Akademi
Dakwah) dan 200-an da'i mahasiswa (Kafilah Dakwah).
Untuk mengapresiasi dan menguatkan perjuangan
dakwah para dai, Laznas Dewan Da'wah juga
mempersembahkan sejumlah paket seperti 250 Paket Dai
Pedalaman (Iman), 50 Paket Istri Dai Pedalaman
(Idaman), dan 50 Paket Ibu Dai Pedalaman (Ibunda) di 19
provinsi.
Akhirnya, semoga Anda turut memanen pahala
Ramadhan 1440 H.
Semoga pula, spirit Ramadhan terus terjaga dalam
keseharian kita.
Imam Asy Syibliy pernah ditanya, ”Bulan manakah
yang lebih utama, Rajab ataukah Sya'ban?” Beliau jawab,
”Jadilah Rabbaniyyin dan janganlah menjadi
Sya'baniyyin.” Maksudnya, jadilah hamba Rabbaniy yang
rajin ibadah di setiap bulan sepanjang tahun dan bukan
hanya di bulan Sya'ban atau Ramadhan saja.[]
Pertahankan dan TingkatkanPrestasi Ramadhan
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M14 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 15 MAN TAZAKKA
KABARKABAR
lhamdulillah, donasi zakat, infak, fidyah, dan
Asedekah Anda melalui LAZNAS Dewan Dakwah
pada Ramadhan lalu, telah dinikmati oleh 28.226
mustahik di 55 kab/kota yang tersebar di 25 provinsi.
Kebaikan yang mungkin kecil buat Anda, tapi percayalah
dengannya air mata keharuan dan kebahagiaan dhuafa
membasahi Nusantara dari Pulau Banyak di Aceh Singkil
hingga Pulau Aranday di Papua Barat. Bersamaan
dengan itu, untaian syukur, ucapan terima kasih, serta
doa-doa terbaik terpanjatkan ke langit bagi para
muhsinin.
Donasi Anda disalurkan dalam bentuk kado Lebaran
untuk 515 yatim dan dhuafa di 7 provinsi. Juga
bingkisan sembako untuk 5000-an keluarga miskin di di
7 provinsi.
Pun 7.591 paket makanan berbuka puasa untuk
saudara-saudara kita di 19 kab/kota di 12 prov.
Tak ketinggalan Ramadhan juga berbuah zakat fitrah
yang dinikmati 9.680 KK. Diiringi juga dengan tebar
2.250 waqaf Kitab Qur'an dan Buku Iqra.
Orkestra Ramadhan tersebut digerakkan oleh hampir
1000 da'i kita di pedalaman. Baik 600-an da'i senior,
maupun 200-an da'i sarjana (STID M Natsir & Akademi
Dakwah) dan 200-an da'i mahasiswa (Kafilah Dakwah).
Untuk mengapresiasi dan menguatkan perjuangan
dakwah para dai, Laznas Dewan Da'wah juga
mempersembahkan sejumlah paket seperti 250 Paket Dai
Pedalaman (Iman), 50 Paket Istri Dai Pedalaman
(Idaman), dan 50 Paket Ibu Dai Pedalaman (Ibunda) di 19
provinsi.
Akhirnya, semoga Anda turut memanen pahala
Ramadhan 1440 H.
Semoga pula, spirit Ramadhan terus terjaga dalam
keseharian kita.
Imam Asy Syibliy pernah ditanya, ”Bulan manakah
yang lebih utama, Rajab ataukah Sya'ban?” Beliau jawab,
”Jadilah Rabbaniyyin dan janganlah menjadi
Sya'baniyyin.” Maksudnya, jadilah hamba Rabbaniy yang
rajin ibadah di setiap bulan sepanjang tahun dan bukan
hanya di bulan Sya'ban atau Ramadhan saja.[]
Pertahankan dan TingkatkanPrestasi Ramadhan
ada tahun 18 Hijriyah di masa pemerintahan
PKhalifah Umar Bin Khattab, paceklik melanda
Hijaz (Arab dan sekitarnya). Petani gagal panen
karena lahan-lahannya kekurangan air, termasuk di
areal agraris paling subur di lembah Sungai Euphrat,
Tigris, dan Nil. Paceklik berbulan-bulan itu
menyebabkan kabilah-kabilah membanjiri kota
Madinah, untuk mengungsi.
Guna melayani puluhan ribu pengungsi, Khalifah
Umar membentuk tim taskforce yang terdiri Yazid bin
Ukhtinnamur, Miswar bin Makhramah, Abdurrahman
bin Abdul Qari, dan Abdullah bin Utbah bin Mas'ud.
Setiap sore mereka berkumpul di kediaman Khalifah
Umar bin Khattab untuk reporting dan briefing action-
plan day to day.
Dari kerja Tim itu diketahui jumlah dhuafa,
pengungsi yang makan di dapur umum Khalifah,
pengungsi mandiri, dan total jumlah pengungsi.
Tak kurang dari 57.000 pengungsi terlayani dengan
baik, hingga pemulangan mereka setelah hujan mulai
turun pada bulan kesembilan sejak paceklik. Para
kabilah difasilitasi untuk kembali ke desa masing-
masing dengan bekal logistik secukupnya buat di
perjalanan.
“Jadi, manajemen kebencanaan itu bukan sesuatu
yang baru buat Islam. Catatan sejarah seperti
manajemen bencana Khalifah Umar perlu ditambahkan
dalam buku ini,” tutur Ahmad Husein mengutip kisah
dari Kitab At Tabaqatul Kubra karya Imam Abu Abdullah
Muhammad Ibnu Sa'ad (230 H).
Hal itu dikemukakan pakar komunikasi kemanusiaan
tersebut dalam Bedah Buku “Panduan Syariah Tanggap
Bencana” pada Sabtu, 22 Juni 2019, di Gedung
ALMARKAZ Jl Raya Condet, Jakarta Timur.
Buku saku Panduan yang diterbitkan Laznas Dewan
Dakwah menggabungkan dua buku panduan teknis
terbitan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan
Bencana) plus prespektif syariah dan pedoman
spiritualnya.
Ketua Umum Dewan Dakwah, Moh Siddik MA, dalam
sambutannya di buku ini menyatakan, Dewan Da'wah
sejak berdirinya selalu peduli terhadap bencana, baik
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M16 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 17 MAN TAZAKKA
KABARKABAR
bencana alam maupun kemanusiaan. Terhadap
penderitaan Palestina yang dizalimi Israel, misalnya, Dr
Mohamad Natsir selaku Ketua Dewan Da'wah
melakukan lobby-lobby internasional untuk membantu
Bangsa Palestina. Beliau juga menyerukan gerakan
donor darah muslim Indonesia untuk warga Gaza yang
diserang Israel.
Program peduli kemanusiaan Dewan Da'wah
kemudian diwadahi dalam sebuah komite. Selanjutnya,
sejak 17 September 2002, wadah resminya adalah
Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah (LAZIS) Dewan
Da'wah. Dan sejak 2016, ditetapkan oleh Kementrian
Agama sebagai Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah
Nasional (LAZNAS) Dewan Da'wah.
Bersama unsur-unsur masyarakat lainnya, LAZNAS
Dewan Dakwah membantu pemerintah dalam upaya
meminimalkan dan menanggulangi risiko bencana.
Termasuk penerbitan dan sosialisasi buku ini.
Dr Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data,
Informasi, dan Humas BNPB, menyambut baik
penyusunan dan penerbitan ini.
''Indonesia dengan potensi kebencanaan alam yang
tinggi merupakan takdir kita semua. Oleh karena itu,
BNPB sangat menghargai dan berterima kasih atas
partisipasi semua elemen masyarakat, termasuk Laznas
Dewan Dakwah, dalam upaya meminimalkan dan
menanggulangi risiko bencana. Penerbitan dan
sosialisasi buku ini adalah bagian dari upaya tersebut.
Semoga buku ini bermanfaat bagi masyarakat luas
dan membawa negeri kita ke arah yang lebih baik,'' tulis
penerima Anugerah Tokoh Perubahan 2018 oleh Harian
Umum Republika yang wafat belum lama ini setelah
sakit kanker.
Selain Ahmad Husein, diskusi menghadirkan
pembicara Budhi Setiawan, Deputy CEO Wahana Muda
Indonesia (WMI). WMI merupakan Non-governmental
organization (NGO) yang bergerak di bidang Sosial,
Human Interest dan Peduli Lingkungan. Narasumber
lainnya Syifa Faradilla, CEO Yayasan Dakta Peduli yang
menghimpun dan menyalurkan donasi pemilik Radio
Dakta FM serta sumbangan masyarakat. Diskusi juga
menghadirkan Nurbowo dari LAZNAS Dewan Dakwah
yang menulis buku Panduan bersama Ustadz Abu
TawJieh Rabbanie.
Acara diikuti belasan peserta dari kalangan
wartawan, Lembaga Amil Zakat, dan mahasiswa serta
pengusaha UKM.
Husein yang belasan tahun malang-melintang di
lembaga kemanusiaan mengatakan, Buku Panduan juga
perlu dilengkapi dengan fiqih ibadah dalam kondisi
darurat bencana. “Misalnya bagaimana cara shalat
dengan pakaian berdarah; atau relawan mendahulukan
membuat mushola ataukah shelter,” ujar mantan
profesional di federasi palang merah internasional itu.
Budhi Setiawan mengritik penulisan buku yang
masih menyisakan ketidakrapian. Hal itu diakui
Nurbowo, dan akan diperbaiki dalam edisi revisinya.
Namun, imbuh Budhi, secara umum buku tersebut
menurutnya penting, terlebih ada panduan dzikir dan
wirid serta do'a-do'a. Katanya, “Ini penting untuk
spiritual healing penyintas bencana.”
WMI merekomendasikan agar Buku Panduan jadi
salah satu materi pelatihan relawan di daerah-daerah.
Sedangkan Syifa menyatakan, Radio Dakta siap
untuk mensyiarkan konten buku yang bermanfaat bagi
publik.
“Dakta Peduli juga siap mendukung sosialisasi buku
ini di daerah rawan bencana,” kata Syifa yang beberapa
kali terjun menyampaikan bantuan bencana bersama
WMI dan Laznas Dewan Dakwah.
Pekan berikutnya, 29 Juni, pembahasan Buku
Panduan juga diudarakan secara on air melalui Radio
Dakta Kota Bekasi.[]
Bedah Buku Panduan Syariah Tanggap Bencana
Praktisi Komunikasi dan Pegiat Sosial
ada tahun 18 Hijriyah di masa pemerintahan
PKhalifah Umar Bin Khattab, paceklik melanda
Hijaz (Arab dan sekitarnya). Petani gagal panen
karena lahan-lahannya kekurangan air, termasuk di
areal agraris paling subur di lembah Sungai Euphrat,
Tigris, dan Nil. Paceklik berbulan-bulan itu
menyebabkan kabilah-kabilah membanjiri kota
Madinah, untuk mengungsi.
Guna melayani puluhan ribu pengungsi, Khalifah
Umar membentuk tim taskforce yang terdiri Yazid bin
Ukhtinnamur, Miswar bin Makhramah, Abdurrahman
bin Abdul Qari, dan Abdullah bin Utbah bin Mas'ud.
Setiap sore mereka berkumpul di kediaman Khalifah
Umar bin Khattab untuk reporting dan briefing action-
plan day to day.
Dari kerja Tim itu diketahui jumlah dhuafa,
pengungsi yang makan di dapur umum Khalifah,
pengungsi mandiri, dan total jumlah pengungsi.
Tak kurang dari 57.000 pengungsi terlayani dengan
baik, hingga pemulangan mereka setelah hujan mulai
turun pada bulan kesembilan sejak paceklik. Para
kabilah difasilitasi untuk kembali ke desa masing-
masing dengan bekal logistik secukupnya buat di
perjalanan.
“Jadi, manajemen kebencanaan itu bukan sesuatu
yang baru buat Islam. Catatan sejarah seperti
manajemen bencana Khalifah Umar perlu ditambahkan
dalam buku ini,” tutur Ahmad Husein mengutip kisah
dari Kitab At Tabaqatul Kubra karya Imam Abu Abdullah
Muhammad Ibnu Sa'ad (230 H).
Hal itu dikemukakan pakar komunikasi kemanusiaan
tersebut dalam Bedah Buku “Panduan Syariah Tanggap
Bencana” pada Sabtu, 22 Juni 2019, di Gedung
ALMARKAZ Jl Raya Condet, Jakarta Timur.
Buku saku Panduan yang diterbitkan Laznas Dewan
Dakwah menggabungkan dua buku panduan teknis
terbitan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan
Bencana) plus prespektif syariah dan pedoman
spiritualnya.
Ketua Umum Dewan Dakwah, Moh Siddik MA, dalam
sambutannya di buku ini menyatakan, Dewan Da'wah
sejak berdirinya selalu peduli terhadap bencana, baik
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M16 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 17 MAN TAZAKKA
KABARKABAR
bencana alam maupun kemanusiaan. Terhadap
penderitaan Palestina yang dizalimi Israel, misalnya, Dr
Mohamad Natsir selaku Ketua Dewan Da'wah
melakukan lobby-lobby internasional untuk membantu
Bangsa Palestina. Beliau juga menyerukan gerakan
donor darah muslim Indonesia untuk warga Gaza yang
diserang Israel.
Program peduli kemanusiaan Dewan Da'wah
kemudian diwadahi dalam sebuah komite. Selanjutnya,
sejak 17 September 2002, wadah resminya adalah
Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah (LAZIS) Dewan
Da'wah. Dan sejak 2016, ditetapkan oleh Kementrian
Agama sebagai Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah
Nasional (LAZNAS) Dewan Da'wah.
Bersama unsur-unsur masyarakat lainnya, LAZNAS
Dewan Dakwah membantu pemerintah dalam upaya
meminimalkan dan menanggulangi risiko bencana.
Termasuk penerbitan dan sosialisasi buku ini.
Dr Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data,
Informasi, dan Humas BNPB, menyambut baik
penyusunan dan penerbitan ini.
''Indonesia dengan potensi kebencanaan alam yang
tinggi merupakan takdir kita semua. Oleh karena itu,
BNPB sangat menghargai dan berterima kasih atas
partisipasi semua elemen masyarakat, termasuk Laznas
Dewan Dakwah, dalam upaya meminimalkan dan
menanggulangi risiko bencana. Penerbitan dan
sosialisasi buku ini adalah bagian dari upaya tersebut.
Semoga buku ini bermanfaat bagi masyarakat luas
dan membawa negeri kita ke arah yang lebih baik,'' tulis
penerima Anugerah Tokoh Perubahan 2018 oleh Harian
Umum Republika yang wafat belum lama ini setelah
sakit kanker.
Selain Ahmad Husein, diskusi menghadirkan
pembicara Budhi Setiawan, Deputy CEO Wahana Muda
Indonesia (WMI). WMI merupakan Non-governmental
organization (NGO) yang bergerak di bidang Sosial,
Human Interest dan Peduli Lingkungan. Narasumber
lainnya Syifa Faradilla, CEO Yayasan Dakta Peduli yang
menghimpun dan menyalurkan donasi pemilik Radio
Dakta FM serta sumbangan masyarakat. Diskusi juga
menghadirkan Nurbowo dari LAZNAS Dewan Dakwah
yang menulis buku Panduan bersama Ustadz Abu
TawJieh Rabbanie.
Acara diikuti belasan peserta dari kalangan
wartawan, Lembaga Amil Zakat, dan mahasiswa serta
pengusaha UKM.
Husein yang belasan tahun malang-melintang di
lembaga kemanusiaan mengatakan, Buku Panduan juga
perlu dilengkapi dengan fiqih ibadah dalam kondisi
darurat bencana. “Misalnya bagaimana cara shalat
dengan pakaian berdarah; atau relawan mendahulukan
membuat mushola ataukah shelter,” ujar mantan
profesional di federasi palang merah internasional itu.
Budhi Setiawan mengritik penulisan buku yang
masih menyisakan ketidakrapian. Hal itu diakui
Nurbowo, dan akan diperbaiki dalam edisi revisinya.
Namun, imbuh Budhi, secara umum buku tersebut
menurutnya penting, terlebih ada panduan dzikir dan
wirid serta do'a-do'a. Katanya, “Ini penting untuk
spiritual healing penyintas bencana.”
WMI merekomendasikan agar Buku Panduan jadi
salah satu materi pelatihan relawan di daerah-daerah.
Sedangkan Syifa menyatakan, Radio Dakta siap
untuk mensyiarkan konten buku yang bermanfaat bagi
publik.
“Dakta Peduli juga siap mendukung sosialisasi buku
ini di daerah rawan bencana,” kata Syifa yang beberapa
kali terjun menyampaikan bantuan bencana bersama
WMI dan Laznas Dewan Dakwah.
Pekan berikutnya, 29 Juni, pembahasan Buku
Panduan juga diudarakan secara on air melalui Radio
Dakta Kota Bekasi.[]
Bedah Buku Panduan Syariah Tanggap Bencana
Praktisi Komunikasi dan Pegiat Sosial
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M18 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 19 MAN TAZAKKA
KABAR
Meningkatkan skill relawan yang tergabung
dalam Madrasah Relawan (MR), LAZNAS
Dewan Da'wah gelar Pelatihan Edukasi
Evakuasi Tanggap Bencana di Markaz Dewan Dakwah,
Kebon Jeruk, Jakarta, Sabtu (29/6).
Materi pelatihan kali ini adalah evakuasi dan
pemulihan jenazah korban bencana.
Khasan Abdulloh, salah satu anggota Madrasah
Relawan, mengakui pentingnya pelatihan tersebut.
"Ketrampilan mengevakuasi dan mengurus jenazah
sangat dibutuhkan di lapangan," kata relawan yang
sudah pernah terjun langsung dan bergabung menjadi
tim rescue di Kecamatan Sumur, Pandeglang yang
terhempas tsunami.
Menurut Khasan, hal paling utama bagi relawan
evakuasi adalah persiapan mental; Menghadapi kondisi
lokasi bencana yang berantakan seperti rumah hancur,
pohon tumbang, dan banyak mayat yang
bergelimpangan.
“Masyarakat juga panik, sehingga relawan dituntut
untuk menyiapkan mentalnya,” tambahnya.
Salah satu bagian dari pelatihan tersebut adanya
simulasi evakuasi jenazah yang mereprentasikan kondisi
di lokasi bencana.
Para peserta Madrasah Relawan bisa ikut merasakan
dan belajar sehingga mereka siap jika sewaktu-waktu
diterjunkan ke lokasi bencana.
Mari dukung terus aksi kebaikan Madrasah Relawan
di seluruh penjuru Nusantara.[]
KABAR
Tingkatkan SkillTanggap Bencana
Relawan
Tanpa sungkan dan berbelit-belit, sudah dua kali
Sofyan Alop alias Cupink Topan blusukan
menelusuri jejak dakwah bersama Tim Laznas
Dewan Dakwah ke Pedalaman NTB. Tepatnya di Dusun
Padamare, Desa Sambik Elen, Kec Bayan, Kab Lombok
Utara.
Trip ke lokasi binaan Dewan Dakwah ini dari Bandara
NTB makan waktu empat jam perjalanan melalui medan
yang ekstrem. Anggota Tim sempat tersungkur dari
motornya.
Di lokasi, Cupink Topan dengan kemampuan tahfidz
dan artisnya turut mendakwahi warga. Ia juga
membantu penyaluran program Ramadhan untuk
dhuafa setempat.
Pada kunjungan kedua, Cupink Topan mengajak
masyarakat untuk berqurban melalui Laznas Dewan
Dakwah. Ia sudah melihat sendiri pentingnya distribusi
qurban ke pedalaman guna mendukung dakwah.
Pria kelahiran Ambon ini memang telah belajar
agama sejak kecil. Tak heran jika ia dapat membaca Al
Qur'an dengan baik.
Dibesarkan di Ternate, Maluku Utara, Topan
mengatakan, setiap anak kecil di kampungnya memang
harus bisa membaca Al Qur'an. "Kalau kita nggak bisa
baca Al Qur'an, itu kita diajarkan keras untuk minimal
kita dipukul," ujar pria asal Maluku berusia 37 tahun ini.
Suatu kali, kenang Topan, ia pernah membolos
Bersama Cupink TopanYuk, Qurban
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M18 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 19 MAN TAZAKKA
KABAR
Meningkatkan skill relawan yang tergabung
dalam Madrasah Relawan (MR), LAZNAS
Dewan Da'wah gelar Pelatihan Edukasi
Evakuasi Tanggap Bencana di Markaz Dewan Dakwah,
Kebon Jeruk, Jakarta, Sabtu (29/6).
Materi pelatihan kali ini adalah evakuasi dan
pemulihan jenazah korban bencana.
Khasan Abdulloh, salah satu anggota Madrasah
Relawan, mengakui pentingnya pelatihan tersebut.
"Ketrampilan mengevakuasi dan mengurus jenazah
sangat dibutuhkan di lapangan," kata relawan yang
sudah pernah terjun langsung dan bergabung menjadi
tim rescue di Kecamatan Sumur, Pandeglang yang
terhempas tsunami.
Menurut Khasan, hal paling utama bagi relawan
evakuasi adalah persiapan mental; Menghadapi kondisi
lokasi bencana yang berantakan seperti rumah hancur,
pohon tumbang, dan banyak mayat yang
bergelimpangan.
“Masyarakat juga panik, sehingga relawan dituntut
untuk menyiapkan mentalnya,” tambahnya.
Salah satu bagian dari pelatihan tersebut adanya
simulasi evakuasi jenazah yang mereprentasikan kondisi
di lokasi bencana.
Para peserta Madrasah Relawan bisa ikut merasakan
dan belajar sehingga mereka siap jika sewaktu-waktu
diterjunkan ke lokasi bencana.
Mari dukung terus aksi kebaikan Madrasah Relawan
di seluruh penjuru Nusantara.[]
KABAR
Tingkatkan SkillTanggap Bencana
Relawan
Tanpa sungkan dan berbelit-belit, sudah dua kali
Sofyan Alop alias Cupink Topan blusukan
menelusuri jejak dakwah bersama Tim Laznas
Dewan Dakwah ke Pedalaman NTB. Tepatnya di Dusun
Padamare, Desa Sambik Elen, Kec Bayan, Kab Lombok
Utara.
Trip ke lokasi binaan Dewan Dakwah ini dari Bandara
NTB makan waktu empat jam perjalanan melalui medan
yang ekstrem. Anggota Tim sempat tersungkur dari
motornya.
Di lokasi, Cupink Topan dengan kemampuan tahfidz
dan artisnya turut mendakwahi warga. Ia juga
membantu penyaluran program Ramadhan untuk
dhuafa setempat.
Pada kunjungan kedua, Cupink Topan mengajak
masyarakat untuk berqurban melalui Laznas Dewan
Dakwah. Ia sudah melihat sendiri pentingnya distribusi
qurban ke pedalaman guna mendukung dakwah.
Pria kelahiran Ambon ini memang telah belajar
agama sejak kecil. Tak heran jika ia dapat membaca Al
Qur'an dengan baik.
Dibesarkan di Ternate, Maluku Utara, Topan
mengatakan, setiap anak kecil di kampungnya memang
harus bisa membaca Al Qur'an. "Kalau kita nggak bisa
baca Al Qur'an, itu kita diajarkan keras untuk minimal
kita dipukul," ujar pria asal Maluku berusia 37 tahun ini.
Suatu kali, kenang Topan, ia pernah membolos
Bersama Cupink TopanYuk, Qurban
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M20 MAN TAZAKKA
mengaji kepada sang nenek. Akibatnya, ia pun dimarahi
habis-habisan oleh orangtuanya.
Tak hanya mengaji, Topan kecil juga dituntut mampu
menghafal Al Qur'an, walau hanya beberapa ayat.
Karena cintanya pada Al Qur'an, ia tak puas hanya
sekadar bisa membaca kitab suci umat Islam itu.
Maka, sejak bersekolah di sebuah SMK di Tidore
jurusan akuntasi, ia pun belajar qiraah agar dapat
melantunkan Al Qur'an dengan benar dan indah. Sejak
itulah, ia kerap didaulat mengimami shalat di sekolah.
"Biasanya shalat Zuhur dan Ashar," ujarnya.
Tamat SMK di Tidore, Topan melanjutkan pendidikan
ke Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam
Negeri (UIN) Alauddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Namun, karena sejumlah pertimbangan, ia tak
menamatkan kuliahnya.
"Tapi dengan catatan saat itu, walaupun saya gagal
di bidang pendidikan, tapi saya tidak mau gagal di
bidang yang lain. Saya kemudian mencoba bikin mimpi
yang jauh lebih besar," ujar pria berambut gimbal ini.
Pada awal 2006, ia mengawali babak baru
kehidupannya. Ia hijrah ke Jakarta. "Waktu di Jakarta
tidak ada satu pun teman yang saya tahu. Saya ke sini
cuma nebeng doang dan modalnya berani," kata Bang
Topan kelahiran 9 Desember 1982.
Selain piawai membaca Al Qur'an, Topan sejatinya
juga memiliki pengetahuan yang cukup dalam bidang
seni peran. Semasa kuliah di UIN Alauddin, Makassar, ia
kerap tampil di panggung teater. Ia pun belajar banyak
tentang teknik pernapasan, olah vokal, intonasi, aksi,
reaksi, dan improvisasi.
Maka tak heran, ketika mengadu peruntungan di
Jakarta, Topan terjun ke jagat seni peran. Misalnya, ia
pernah bermain dalam film laga yang booming pada
2011, the Raid Redemption.
Sambil terus menekuni seni peran, Topan tak pernah
lupa belajar agar dapat membaca Al Qur'an lebih baik
lagi. Ia pun belajar melalui Youtube dengan referensi
beberapa qari internasional di antaranya Syekh Abdul
Rahman al-Sudais.
Rupanya, Al Qur'an membawa berkah buat dirinya.
Berkat ayat-ayat Al Qur'an yang dilantunkannya, nama
Topan meroket tajam belakangan ini. Bukan karena
menang lomba qiraah, tapi lantaran video di dunia
maya yang menayangkan Topan sedang mengimami
shalat di mushala Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.
Adalah salah seorang ajudan Gubernur Maluku yang
merekam Topan kala itu. Tanpa
sepengetahuan Topan, video itu
pun lalu diunggah oleh akun
Facebook bernama
Iqchalcendony Obi.
Suara Topan yang
melantunkan surah Jumu'ah
dalam video itu memukau para
netizen. Alhasil, video itu pun
viral di media sosial karena
telah jutaan kali ditonton dan
dibagikan puluhan ribu kali.
"Nah, dari situ mulai viral,
pertama saya nggak nyangka sih. Terus saya dapat
informasi viral itu malah dari teman- teman," kata
Topan.
Soal rambut gimbalnya, Topan mengatakan, hal itu
semata-mata karena tuntutan profesi di jagat seni
peran. Hingga saat ini, pria yang mengaku tak pernah
mencicipi alkohol ini, masih banyak mendapatkan
tawaran bermain film.
Ia pun akif di berbagai komunitas, khususnya yang
terkait dengan olahraga. Misalnya, sedang sibuk
berkegiatan di PB Ikatan Sepeda Sport Indonesia (PB
ISSI).
"Setiap kita harus bisa baca Al Qur'an. Karena itu
sebenarnya pedoman. Pedoman yang akan
menyelamatkan nanti di kemudian hari," pungkasnya.[]
KABAR
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M20 MAN TAZAKKA
mengaji kepada sang nenek. Akibatnya, ia pun dimarahi
habis-habisan oleh orangtuanya.
Tak hanya mengaji, Topan kecil juga dituntut mampu
menghafal Al Qur'an, walau hanya beberapa ayat.
Karena cintanya pada Al Qur'an, ia tak puas hanya
sekadar bisa membaca kitab suci umat Islam itu.
Maka, sejak bersekolah di sebuah SMK di Tidore
jurusan akuntasi, ia pun belajar qiraah agar dapat
melantunkan Al Qur'an dengan benar dan indah. Sejak
itulah, ia kerap didaulat mengimami shalat di sekolah.
"Biasanya shalat Zuhur dan Ashar," ujarnya.
Tamat SMK di Tidore, Topan melanjutkan pendidikan
ke Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam
Negeri (UIN) Alauddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Namun, karena sejumlah pertimbangan, ia tak
menamatkan kuliahnya.
"Tapi dengan catatan saat itu, walaupun saya gagal
di bidang pendidikan, tapi saya tidak mau gagal di
bidang yang lain. Saya kemudian mencoba bikin mimpi
yang jauh lebih besar," ujar pria berambut gimbal ini.
Pada awal 2006, ia mengawali babak baru
kehidupannya. Ia hijrah ke Jakarta. "Waktu di Jakarta
tidak ada satu pun teman yang saya tahu. Saya ke sini
cuma nebeng doang dan modalnya berani," kata Bang
Topan kelahiran 9 Desember 1982.
Selain piawai membaca Al Qur'an, Topan sejatinya
juga memiliki pengetahuan yang cukup dalam bidang
seni peran. Semasa kuliah di UIN Alauddin, Makassar, ia
kerap tampil di panggung teater. Ia pun belajar banyak
tentang teknik pernapasan, olah vokal, intonasi, aksi,
reaksi, dan improvisasi.
Maka tak heran, ketika mengadu peruntungan di
Jakarta, Topan terjun ke jagat seni peran. Misalnya, ia
pernah bermain dalam film laga yang booming pada
2011, the Raid Redemption.
Sambil terus menekuni seni peran, Topan tak pernah
lupa belajar agar dapat membaca Al Qur'an lebih baik
lagi. Ia pun belajar melalui Youtube dengan referensi
beberapa qari internasional di antaranya Syekh Abdul
Rahman al-Sudais.
Rupanya, Al Qur'an membawa berkah buat dirinya.
Berkat ayat-ayat Al Qur'an yang dilantunkannya, nama
Topan meroket tajam belakangan ini. Bukan karena
menang lomba qiraah, tapi lantaran video di dunia
maya yang menayangkan Topan sedang mengimami
shalat di mushala Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.
Adalah salah seorang ajudan Gubernur Maluku yang
merekam Topan kala itu. Tanpa
sepengetahuan Topan, video itu
pun lalu diunggah oleh akun
Facebook bernama
Iqchalcendony Obi.
Suara Topan yang
melantunkan surah Jumu'ah
dalam video itu memukau para
netizen. Alhasil, video itu pun
viral di media sosial karena
telah jutaan kali ditonton dan
dibagikan puluhan ribu kali.
"Nah, dari situ mulai viral,
pertama saya nggak nyangka sih. Terus saya dapat
informasi viral itu malah dari teman- teman," kata
Topan.
Soal rambut gimbalnya, Topan mengatakan, hal itu
semata-mata karena tuntutan profesi di jagat seni
peran. Hingga saat ini, pria yang mengaku tak pernah
mencicipi alkohol ini, masih banyak mendapatkan
tawaran bermain film.
Ia pun akif di berbagai komunitas, khususnya yang
terkait dengan olahraga. Misalnya, sedang sibuk
berkegiatan di PB Ikatan Sepeda Sport Indonesia (PB
ISSI).
"Setiap kita harus bisa baca Al Qur'an. Karena itu
sebenarnya pedoman. Pedoman yang akan
menyelamatkan nanti di kemudian hari," pungkasnya.[]
KABAR
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 23 MAN TAZAKKA
22
LAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUS
Ahad (21/4) Tim LAZNAS (Lembaga Amil Zakat
Nasional Dewan Dakwah) Pusat dan Jawa Timur,
menyerahkan bantuan untuk korban banjir
bandang di Jayapura, Papua.
Tim terdiri antara lain Ketua Dewan Dakwah Jatim
Ustadz Sudarno Hadi, Manager Program Laznas Dewan
Dakwah Agung Gumelar, dan Ketua Dewan Dakwah
Papua Ustadz Gym Parangin angin.
Paket pelipur duka sebanyak 100 bingkisan
disampaikan langsung kepada para korban di tepi
Danau Sentani. Sebagian besar mereka beragama
Nasrani. ''Orang-orang sedang ke gereja,'' ujar Mama
Ana, salah satu penerima bingkisan, yang tinggal
bernaung di sebuah tenda coklat.
Sebagian lagi buat keluarga korban di Distrik Dolo.
Sebagian besar warga beragama Islam. Empat orang
wafat di kawasan ini saat tsunami kecil melanda 16 April
lalu.
Setelah mendapat orientasi lapangan, Bowo yang
Relawan LAZNAS, melanjutkan perjalanan ke Kampung
Aranday, Distrik Aranday, Kab Teluk Bintuni, Papua
Barat. Tujuannya membesuk Ustadz Kabir Kokop yang
tengah membina kaumnya di sana. Da'i muda itu
alumnus Sekolah Tinggi Imu Dakwah (STID) M Natsir
yang dikelola Dewan Dakwah Pusat.
Dari Jayapura, relawan terbang sejam ke Manokwari,
Senin (22/4). Dilanjutkan naik Hi-lux WWD dengan
waktu tempuh 5-7 jam ke Teluk Bintuni. Selanjutnya,
naik boat kayu sekitar 5 jam ke Aranday.
“Naik boat Senin malam, bisa Tadz?” Relawan tanya
ke Ustadz Kokop saat dia dapat sinyal ponsel. “Bisa,
bisa, kadang ada perompak saja,” jawabnya
bersemangat.
Tim LAZNAS terperangah. Bukan oleh informasinya,
tapi nada suara Kabir Kokop. Enteng saja dia bicara
tentang bahaya.
“Ada buaya di sungai yang kita lewati?” kejar Tim
LAZNAS. Masih dengan semangat, Ustadz Kabir
Qur'an Berlumpur untuk Aranday
menjawab, “Oya, ya, insya Allah ada….”
Senin sore, Bowo menumpang WWD dari Pasar
Manokwari. Ongkosnya Rp 250 ribu, karena tidak
sampai Bintuni. ''Kami tidak jamin bisa menembus
Bintuni,'' kilah driver.
“Jalan putus di perbatasan Manokwari Selatan-Teluk
Bintuni. Saya sudah baku telepon dengan kawan di
Bintuni. Dia mau tunggu di Mamae untuk antar ke
Bintuni,” imbuhnya.
Mulus jalan dari Kota Manokwari ke Mamae. Sekitar
pukul 11 malam mobil yang ditumpangi LAZNAS tiba di
titik perbatasan Manokwari Selatan-Bintuni ini.
Alhamdulillah, Relawan LAZNAS merasa merdeka
dari kepungan asap rokok yang dihembuskan para
penumpang dan driver.
Tapi cobaan belum berakhir. Untuk lanjutkan
perjalanan, lembah lumpur menanti.
“Ya Allah, kalau hamba harus mati di sini malam ini,
ijinkanlah dalam keadaan memeluk Qur'an ini,” ucap
lirih Bowo dengan nafas terengah-engah. Senin (22/4)
malam itu, relawan LAZNAS Dewan Dakwah harus
mengarungi lembah berlumpur di Tahota-Mamaes.
Dengan menggendong ransel dan jinjingan berisi
Qur'an Tarjamah, Bowo jatuh-bangun mencapai
pangkalan mobil. Di lembah lumpur sepanjang 5 km itu,
banyak mobil double cabin dan truk terjebak tak bisa
bergerak. Dua unit motor terpendam lumpur hingga tak
berbentuk lagi.
Setelah dua jam terseok-seok berjibaku lumpur,
akhirnya Bowo sampai di mobil Hi-Lux yang akan
mengantarnya ke Bintuni. Tubuh dan semua bawaannya
mandi lumpur.
“Masya Allah!” pekik Ustadz Kabir Kokop menyambut
kedatangan LAZNAS Dewan Dakwah di Pasar Sentral
Bintuni, Selasa (23/4) pagi. Da'i bumiputera alumnus
STID M Natsir ini sungguh terharu atas perjuangan
seniornya di Dewan Dakwah.
Bowo hanya tersenyum bahagia dengan pakaian
penuh noda lumpur. “Akhirnya sampai juga amanah
waqaf Qur'an ini,” desisnya.
Qur'an bersampul plastik yang berlumpur itu
kemudian satu persatu dibersihkan Ustadz Kabir.
Selanjutnya, dibawa ke Kampung Aranday, Distrik
Aranday, Papua Barat. Menempuh perjalanan lewat
sungai dan laut selama beberapa jam. Kendalanya
ombak besar dan buaya muara sungai. Bismillah….
Ustadz Pulang Jamaah Senang
Kamis (25/4), warga Kampung Aranday, gempar.
''Ustadz pulang, Ustadz pulang....,'' seru anak-anak
setempat sambil berlarian menuju rumah kayu TPA At
Taqwa asuhan Ustadz Kabir Kokop.
Ya, hampir sepekan Ustadz Kabir tinggalkan jamaah
binaannya. Ia pergi ke Kota Bintuni, yang letaknya 7 jam
perjalanan boat dari Aranday. Da'i Dewan Dakwah
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 23 MAN TAZAKKA
22
LAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUS
Ahad (21/4) Tim LAZNAS (Lembaga Amil Zakat
Nasional Dewan Dakwah) Pusat dan Jawa Timur,
menyerahkan bantuan untuk korban banjir
bandang di Jayapura, Papua.
Tim terdiri antara lain Ketua Dewan Dakwah Jatim
Ustadz Sudarno Hadi, Manager Program Laznas Dewan
Dakwah Agung Gumelar, dan Ketua Dewan Dakwah
Papua Ustadz Gym Parangin angin.
Paket pelipur duka sebanyak 100 bingkisan
disampaikan langsung kepada para korban di tepi
Danau Sentani. Sebagian besar mereka beragama
Nasrani. ''Orang-orang sedang ke gereja,'' ujar Mama
Ana, salah satu penerima bingkisan, yang tinggal
bernaung di sebuah tenda coklat.
Sebagian lagi buat keluarga korban di Distrik Dolo.
Sebagian besar warga beragama Islam. Empat orang
wafat di kawasan ini saat tsunami kecil melanda 16 April
lalu.
Setelah mendapat orientasi lapangan, Bowo yang
Relawan LAZNAS, melanjutkan perjalanan ke Kampung
Aranday, Distrik Aranday, Kab Teluk Bintuni, Papua
Barat. Tujuannya membesuk Ustadz Kabir Kokop yang
tengah membina kaumnya di sana. Da'i muda itu
alumnus Sekolah Tinggi Imu Dakwah (STID) M Natsir
yang dikelola Dewan Dakwah Pusat.
Dari Jayapura, relawan terbang sejam ke Manokwari,
Senin (22/4). Dilanjutkan naik Hi-lux WWD dengan
waktu tempuh 5-7 jam ke Teluk Bintuni. Selanjutnya,
naik boat kayu sekitar 5 jam ke Aranday.
“Naik boat Senin malam, bisa Tadz?” Relawan tanya
ke Ustadz Kokop saat dia dapat sinyal ponsel. “Bisa,
bisa, kadang ada perompak saja,” jawabnya
bersemangat.
Tim LAZNAS terperangah. Bukan oleh informasinya,
tapi nada suara Kabir Kokop. Enteng saja dia bicara
tentang bahaya.
“Ada buaya di sungai yang kita lewati?” kejar Tim
LAZNAS. Masih dengan semangat, Ustadz Kabir
Qur'an Berlumpur untuk Aranday
menjawab, “Oya, ya, insya Allah ada….”
Senin sore, Bowo menumpang WWD dari Pasar
Manokwari. Ongkosnya Rp 250 ribu, karena tidak
sampai Bintuni. ''Kami tidak jamin bisa menembus
Bintuni,'' kilah driver.
“Jalan putus di perbatasan Manokwari Selatan-Teluk
Bintuni. Saya sudah baku telepon dengan kawan di
Bintuni. Dia mau tunggu di Mamae untuk antar ke
Bintuni,” imbuhnya.
Mulus jalan dari Kota Manokwari ke Mamae. Sekitar
pukul 11 malam mobil yang ditumpangi LAZNAS tiba di
titik perbatasan Manokwari Selatan-Bintuni ini.
Alhamdulillah, Relawan LAZNAS merasa merdeka
dari kepungan asap rokok yang dihembuskan para
penumpang dan driver.
Tapi cobaan belum berakhir. Untuk lanjutkan
perjalanan, lembah lumpur menanti.
“Ya Allah, kalau hamba harus mati di sini malam ini,
ijinkanlah dalam keadaan memeluk Qur'an ini,” ucap
lirih Bowo dengan nafas terengah-engah. Senin (22/4)
malam itu, relawan LAZNAS Dewan Dakwah harus
mengarungi lembah berlumpur di Tahota-Mamaes.
Dengan menggendong ransel dan jinjingan berisi
Qur'an Tarjamah, Bowo jatuh-bangun mencapai
pangkalan mobil. Di lembah lumpur sepanjang 5 km itu,
banyak mobil double cabin dan truk terjebak tak bisa
bergerak. Dua unit motor terpendam lumpur hingga tak
berbentuk lagi.
Setelah dua jam terseok-seok berjibaku lumpur,
akhirnya Bowo sampai di mobil Hi-Lux yang akan
mengantarnya ke Bintuni. Tubuh dan semua bawaannya
mandi lumpur.
“Masya Allah!” pekik Ustadz Kabir Kokop menyambut
kedatangan LAZNAS Dewan Dakwah di Pasar Sentral
Bintuni, Selasa (23/4) pagi. Da'i bumiputera alumnus
STID M Natsir ini sungguh terharu atas perjuangan
seniornya di Dewan Dakwah.
Bowo hanya tersenyum bahagia dengan pakaian
penuh noda lumpur. “Akhirnya sampai juga amanah
waqaf Qur'an ini,” desisnya.
Qur'an bersampul plastik yang berlumpur itu
kemudian satu persatu dibersihkan Ustadz Kabir.
Selanjutnya, dibawa ke Kampung Aranday, Distrik
Aranday, Papua Barat. Menempuh perjalanan lewat
sungai dan laut selama beberapa jam. Kendalanya
ombak besar dan buaya muara sungai. Bismillah….
Ustadz Pulang Jamaah Senang
Kamis (25/4), warga Kampung Aranday, gempar.
''Ustadz pulang, Ustadz pulang....,'' seru anak-anak
setempat sambil berlarian menuju rumah kayu TPA At
Taqwa asuhan Ustadz Kabir Kokop.
Ya, hampir sepekan Ustadz Kabir tinggalkan jamaah
binaannya. Ia pergi ke Kota Bintuni, yang letaknya 7 jam
perjalanan boat dari Aranday. Da'i Dewan Dakwah
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M24 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 25 MAN TAZAKKA
alumnus STID M Natsir ini menemui seniornya dari
Laznas Dewan Dakwah yang datang ke Bintuni.
Pulangnya, Ustadz Kabir membawa sejumlah buah
tangan. Diantaranya Kitab Al Qur'an tarjamah, juga
kerudung muslimah buat kaum ibu, serta bingkisan
untuk anak-anak ngaji.
Tiba di kampungnya, Ustadz Kabir yang murah
senyum langsung menggelar Tarhib Ramadhan. Dia
ajak jamaah pengajian anak-anak dan kaum ibu untuk
bergembira menyambut datangnya Bulan Suci.
''Alhamdulillah anak-anak TPA At-Taqwa tampak
sangat gembira mendapatkan hadiah Ramadhan dari
Laznas Dewan Dakwah Pusat,'' lapor Ustadz Kabir
setelah mendapat sinyal ponsel di kampungnya.
''Anak-anak jarang sekali mendapat hadiah semacam
ini. Semoga bingkisannya menumbuhkan semangat
anak-anak untuk terus belajar mengaji dan latihan
berpuasa,'' imbuh Ustadz.
Ibu-ibu pun demikian. Memperoleh hadiah kerudung
panjang, serasa mendapat hadiah lebaran. Senang
sekali mereka. ''Semoga ibu-ibu semakin bersemangat
menggaji sehingga aqidah mereka kian kokoh dan jadi
muslimah yang semakin baik,'' harap Ustadz Kabir.
Ia sendiri merasa mendapat dukungan besar dalam
dakwahnya. ''Dakwah kan tidak cukup hanya bicara.
Lewat bingkisan ini, kita semakin dekat dan didengar
oleh masyarakat,'' tuturnya.
Untuk mendukung dakwah pedalaman seperti yang
dilakukan Ustadz Kabir Kokop, Ramadhan ini insyaAllah
Laznas Dewan Da'wah mengemas Program Bingkisan
Ramadhan untuk Da'i Pedalaman (Bingkisan Iman).
Shalat di Pohon
Apa boleh buat, jalur perbatasan Kab Manokwari
Selatan-Teluk Bintuni, Papua Barat, kembali nyaris
putus, Sabtu (4/5). Hujan lebat sebelumnya membuat
jalur darat penghubung satu-satunya itu menjadi
lembah tanah berlumpur.
Akibatnya, ruas jalan trans sepanjang 5 km dari
Distrik Gunung Botak, Tahota, hingga Distrik Mameh,
dijejali mobil dan truk serta beberapa motor, yang
terpaksa berhenti. Sebagian bahkan terkubur dan
terguling.
Salah satu peserta mendadak off road itu adalah
mobil 4WD Merah yang ditumpangi dua da'i Dewan
Dakwah, M Ulin Nuha dan Anwar Yunus. Mereka
mahasiswa STID (Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah) M Natsir
Dewan Dakwah Jakarta, peserta program Kafilah
Dakwah (Kafda).
Ulin dan Anwar bertugas di Distrik Aranday, Teluk
Bintuni, membersamai senior mereka Ustadz Kabir
Kokop yang sedang mendakwahi kaumnya.
Berhubung waktu dhuhur dan ashar sudah lewat
sedangkan belum shalat, da'i kita bertindak cepat.
''Di dalam mobil rasanya sesak. Mobil tak bisa
bergerak sama-sekali, kemacetan panjang,'' lapor
Ustadz Nuha Nadama dari Teluk Bintuni, Papua Barat,
Sabtu (4/5) malam.
Darurat, Ustadz Anwar Yusuf, keluar dari mobil. Ia
lantas tayamum dan khusyu' shalat di batang pohon
roboh.
''Tidak ada tempat lain yang bersih, selain di atas
batang pohon roboh. Juga untuk menghindari bahaya
binatang buas,'' imbuhnya yang shalat bersama Ustadz
Anwar di tengah hutan.
Alhamdulillah, Ahad (5/5) pagi da'i Kafda berhasil
tiba di Kota Bintuni.
Perjuangan belum selesai. Mereka harus naik boat
kayu kecil untuk mencapai Kampung Aranday.
Perjalanan 6-7 jam ini melintasi laut dan tiga sungai
yang berbuaya.
Meriahnya Ramadhan di Aranday
Ramadhan sebagai Bulan Panen Pahala, kadang
belum dipahami umat awam di pedalaman.
Pun demikian di Kampung Aranday, Papua Barat.
Awalnya, Ramadhan biasa-biasa saja di Distrik ini.
Hingga datang da'i Dewan Dakwah, Ustadz Kabir
Kokop, memberi pencerahan iman.
Khusus Ramadhan, Ustadz Kabir diperkuat da'i
kafilah dakwah (Kafda).
Kafda STID M Natsir, Ustadz Abdurrahman dan da'i
kawan-kawan, menempuh perjalanan ke Arranday
selama 2 hari dari Ibukota, dengan rintangan jalan
berlumpur, terjangan ombak laut, dan hujan lebat.
Awal bulan Mei, sesampainya di sana mereka
mengenal budaya dan kebiasaan lokal dengan
bersilaturahim ke kepala kampung dan asatidz yang di
pemukiman.
Kafda menggerakkan anak-anak, sehingga untuk
pertama kalinya, Kampung Aranday menyambut
Ramadhan dengan pawai Tarhib dari Masjid At-Taqwa I
ke Masjid At-Taqwa II.
Di akhir pawai, peserta mendapat hadiah untuk
anak-anak dan para ibu.
"Hadiah yang diberikan pun bagian dari syiar
dakwah kami, berupa pakaian muslim, jilbab, dan
mukenah,” ungkap Abdurrahman.
Disambung hari berikutnya dengan pesantren kilat
selama 3 hari yang diikuti ratusan anak kampung
Aranday, dengan materi tauhid, fiqih, siroh, tazkiyyah,
aqidah akhlaq, dan halaqah Al-Quran.
“Alhamdulillah kegiatan berjalan dengan lancar dan
antusias santri dan santriwati sangat luar biasa,” ucap
syukurnya.
Kedatangan da'i pun juga mendapat respon positif
dari guru-guru sekolah Arranday. Karena anak-anak
Aranday ternyata masih banyak yang belum mengetahui
rukun iman dan rukun Islam.
"Bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada
da'i STID Natsir yang turut membina anak-anak kami
yang memang kurang dalam pembinaan khususnya
ilmu agama," tutur Ustadz Yunardi, guru SMP Aranday.
Bersama Laznas Dewan Da'wah, mari bantu Ustadz
Abdurrahman dan da'i lainnya untuk menghidupkan
Ramadhan di pedalaman.
Terbata-bata Mengeja Qur'an
"Auju, a'udzubi, 'audzubillahiminas
syaithonirrojiim..." Terbata-bata Ny Sholiyah mengawali
membaca Surah Al-Fatihah. Nenek berusia lanjut itu
gigih membaca meski harus banyak jeda untuk
dikoreksi Ustadz Kabir Kokop. Maklum, baru kali ini ia
mengenal mushaf Qur'an dan coba membacanya.
Nenek Sholiyah salah satu anggota jamaah kaum ibu
yang dibina Ustadz Kabir di Kampung Aranday, Teluk
Bintuni, Papua Barat.
Tidak ada kata terlambat untuk belajar membaca
Alquran. Itulah yang dirasakan ibu-ibu Aranday. Meski
berusia rata-rata di atas 40 tahun, mereka tetap
bersemangat untuk bisa membaca Alquran.
100% warga Aranday beragama Islam, namun
masih awam. Sebab, setelah jadi mualaf, tidak ada lagi
da'i yang membersamai mereka. Hingga kemudian
Ustadz Kabir pulang kampung setelah lulus dari STID M
Natsir Dewan Dakwah Jakarta.
Ny Sholiyah ikut ngaji pada Ustadz Kabir lantaran tak
mau kalah dengan cucunya yang juga ngaji pada
Ustadz.
Kini, beberapa dari puluhan ibu di kampung Aranday
pun sudah mengenakan jilbab dan menutup auratnya.
Itu semua tak lepas dari doa dan dukungan Anda
pada program dakwah pedalaman.
Mari teruskan syiar dakwah Islam Ustadz Kabir
Kokop dan ratusan da'i lainnya di pedalaman.[]
LAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUS
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M24 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 25 MAN TAZAKKA
alumnus STID M Natsir ini menemui seniornya dari
Laznas Dewan Dakwah yang datang ke Bintuni.
Pulangnya, Ustadz Kabir membawa sejumlah buah
tangan. Diantaranya Kitab Al Qur'an tarjamah, juga
kerudung muslimah buat kaum ibu, serta bingkisan
untuk anak-anak ngaji.
Tiba di kampungnya, Ustadz Kabir yang murah
senyum langsung menggelar Tarhib Ramadhan. Dia
ajak jamaah pengajian anak-anak dan kaum ibu untuk
bergembira menyambut datangnya Bulan Suci.
''Alhamdulillah anak-anak TPA At-Taqwa tampak
sangat gembira mendapatkan hadiah Ramadhan dari
Laznas Dewan Dakwah Pusat,'' lapor Ustadz Kabir
setelah mendapat sinyal ponsel di kampungnya.
''Anak-anak jarang sekali mendapat hadiah semacam
ini. Semoga bingkisannya menumbuhkan semangat
anak-anak untuk terus belajar mengaji dan latihan
berpuasa,'' imbuh Ustadz.
Ibu-ibu pun demikian. Memperoleh hadiah kerudung
panjang, serasa mendapat hadiah lebaran. Senang
sekali mereka. ''Semoga ibu-ibu semakin bersemangat
menggaji sehingga aqidah mereka kian kokoh dan jadi
muslimah yang semakin baik,'' harap Ustadz Kabir.
Ia sendiri merasa mendapat dukungan besar dalam
dakwahnya. ''Dakwah kan tidak cukup hanya bicara.
Lewat bingkisan ini, kita semakin dekat dan didengar
oleh masyarakat,'' tuturnya.
Untuk mendukung dakwah pedalaman seperti yang
dilakukan Ustadz Kabir Kokop, Ramadhan ini insyaAllah
Laznas Dewan Da'wah mengemas Program Bingkisan
Ramadhan untuk Da'i Pedalaman (Bingkisan Iman).
Shalat di Pohon
Apa boleh buat, jalur perbatasan Kab Manokwari
Selatan-Teluk Bintuni, Papua Barat, kembali nyaris
putus, Sabtu (4/5). Hujan lebat sebelumnya membuat
jalur darat penghubung satu-satunya itu menjadi
lembah tanah berlumpur.
Akibatnya, ruas jalan trans sepanjang 5 km dari
Distrik Gunung Botak, Tahota, hingga Distrik Mameh,
dijejali mobil dan truk serta beberapa motor, yang
terpaksa berhenti. Sebagian bahkan terkubur dan
terguling.
Salah satu peserta mendadak off road itu adalah
mobil 4WD Merah yang ditumpangi dua da'i Dewan
Dakwah, M Ulin Nuha dan Anwar Yunus. Mereka
mahasiswa STID (Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah) M Natsir
Dewan Dakwah Jakarta, peserta program Kafilah
Dakwah (Kafda).
Ulin dan Anwar bertugas di Distrik Aranday, Teluk
Bintuni, membersamai senior mereka Ustadz Kabir
Kokop yang sedang mendakwahi kaumnya.
Berhubung waktu dhuhur dan ashar sudah lewat
sedangkan belum shalat, da'i kita bertindak cepat.
''Di dalam mobil rasanya sesak. Mobil tak bisa
bergerak sama-sekali, kemacetan panjang,'' lapor
Ustadz Nuha Nadama dari Teluk Bintuni, Papua Barat,
Sabtu (4/5) malam.
Darurat, Ustadz Anwar Yusuf, keluar dari mobil. Ia
lantas tayamum dan khusyu' shalat di batang pohon
roboh.
''Tidak ada tempat lain yang bersih, selain di atas
batang pohon roboh. Juga untuk menghindari bahaya
binatang buas,'' imbuhnya yang shalat bersama Ustadz
Anwar di tengah hutan.
Alhamdulillah, Ahad (5/5) pagi da'i Kafda berhasil
tiba di Kota Bintuni.
Perjuangan belum selesai. Mereka harus naik boat
kayu kecil untuk mencapai Kampung Aranday.
Perjalanan 6-7 jam ini melintasi laut dan tiga sungai
yang berbuaya.
Meriahnya Ramadhan di Aranday
Ramadhan sebagai Bulan Panen Pahala, kadang
belum dipahami umat awam di pedalaman.
Pun demikian di Kampung Aranday, Papua Barat.
Awalnya, Ramadhan biasa-biasa saja di Distrik ini.
Hingga datang da'i Dewan Dakwah, Ustadz Kabir
Kokop, memberi pencerahan iman.
Khusus Ramadhan, Ustadz Kabir diperkuat da'i
kafilah dakwah (Kafda).
Kafda STID M Natsir, Ustadz Abdurrahman dan da'i
kawan-kawan, menempuh perjalanan ke Arranday
selama 2 hari dari Ibukota, dengan rintangan jalan
berlumpur, terjangan ombak laut, dan hujan lebat.
Awal bulan Mei, sesampainya di sana mereka
mengenal budaya dan kebiasaan lokal dengan
bersilaturahim ke kepala kampung dan asatidz yang di
pemukiman.
Kafda menggerakkan anak-anak, sehingga untuk
pertama kalinya, Kampung Aranday menyambut
Ramadhan dengan pawai Tarhib dari Masjid At-Taqwa I
ke Masjid At-Taqwa II.
Di akhir pawai, peserta mendapat hadiah untuk
anak-anak dan para ibu.
"Hadiah yang diberikan pun bagian dari syiar
dakwah kami, berupa pakaian muslim, jilbab, dan
mukenah,” ungkap Abdurrahman.
Disambung hari berikutnya dengan pesantren kilat
selama 3 hari yang diikuti ratusan anak kampung
Aranday, dengan materi tauhid, fiqih, siroh, tazkiyyah,
aqidah akhlaq, dan halaqah Al-Quran.
“Alhamdulillah kegiatan berjalan dengan lancar dan
antusias santri dan santriwati sangat luar biasa,” ucap
syukurnya.
Kedatangan da'i pun juga mendapat respon positif
dari guru-guru sekolah Arranday. Karena anak-anak
Aranday ternyata masih banyak yang belum mengetahui
rukun iman dan rukun Islam.
"Bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada
da'i STID Natsir yang turut membina anak-anak kami
yang memang kurang dalam pembinaan khususnya
ilmu agama," tutur Ustadz Yunardi, guru SMP Aranday.
Bersama Laznas Dewan Da'wah, mari bantu Ustadz
Abdurrahman dan da'i lainnya untuk menghidupkan
Ramadhan di pedalaman.
Terbata-bata Mengeja Qur'an
"Auju, a'udzubi, 'audzubillahiminas
syaithonirrojiim..." Terbata-bata Ny Sholiyah mengawali
membaca Surah Al-Fatihah. Nenek berusia lanjut itu
gigih membaca meski harus banyak jeda untuk
dikoreksi Ustadz Kabir Kokop. Maklum, baru kali ini ia
mengenal mushaf Qur'an dan coba membacanya.
Nenek Sholiyah salah satu anggota jamaah kaum ibu
yang dibina Ustadz Kabir di Kampung Aranday, Teluk
Bintuni, Papua Barat.
Tidak ada kata terlambat untuk belajar membaca
Alquran. Itulah yang dirasakan ibu-ibu Aranday. Meski
berusia rata-rata di atas 40 tahun, mereka tetap
bersemangat untuk bisa membaca Alquran.
100% warga Aranday beragama Islam, namun
masih awam. Sebab, setelah jadi mualaf, tidak ada lagi
da'i yang membersamai mereka. Hingga kemudian
Ustadz Kabir pulang kampung setelah lulus dari STID M
Natsir Dewan Dakwah Jakarta.
Ny Sholiyah ikut ngaji pada Ustadz Kabir lantaran tak
mau kalah dengan cucunya yang juga ngaji pada
Ustadz.
Kini, beberapa dari puluhan ibu di kampung Aranday
pun sudah mengenakan jilbab dan menutup auratnya.
Itu semua tak lepas dari doa dan dukungan Anda
pada program dakwah pedalaman.
Mari teruskan syiar dakwah Islam Ustadz Kabir
Kokop dan ratusan da'i lainnya di pedalaman.[]
LAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUS
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M26 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 27 MAN TAZAKKA
TELAAHTELAAH
Kompetitor Amal
A. Skenario Topik
1. Dibalik perintah ber-fastabiqul khairat (berlomba
dalam kebajikan), sesungguhnya terdapat strategi
syari'at untuk: mengundang, menghimpun, sekaligus
menjaring sumberdaya amal secara universal dan
komprehensif: berjamaah (kolektif), afwaja (serentak),
zumara (bergroup), sesuai watak Islam yang rahmatan
lil-'amin dan kaffatan linnas.
Strategi BAZ adalah powerful ummat Islam di bawah
komando ulama-'umara waratsatul anbiya' dengan
backup jama'ah secara terstruktur, sistematis dan masif.
Sehingga potensial untuk membangun grand visi NKRI
bersyariah menjadi negeri yang baldah thayyibah wa
rabbun ghafur (Saba':15).
Kajian strategi syariat ini dapat ditelusuri dalam studi
maqashid al-syari'ah: destinasi/goal syari'at. Dimana
melibatkan Fikih Wasa'il (Akses) dan Fikih Aulawiyat
(Prioritas), Fikih Taisir (Praktis, Simple) seperti yang
menjadi cita besar Syekh Yusuf al-Qardhawi اللھ حفظھ
selama ini.
Contoh sederhananya adalah fungsi dan kedudukan
masya'aril haram (Armina). Thawaf & sholat hadap
Ka'bah, dimana orang hidup dan orang mati
menghadap padanya. Keberadaan tanah-suci. Sedekah
for all (hidup-mayit). Ramadhan, Dua Hari Raya, Hari
Jum'at, dan seterusnya.
Syariat ini punya daya magnet untuk menggerakkan
seluruh kekuatan, potensi dan kecakapan kaum
muslimin secara spontan, serentak dan bersamaan.
Tinggal bagaimana pola instruksi dan regulasinya di
lapangan secara terpimpin dan terstruktur di semua
lapisan dan tingkatan. Event syi'ar; baik harian,
pekanan, bulanan, tahunan menjadi perekat yang
digerakkan oleh institusi keummatan.
Ismail Raj'i Al-Faruqi (1921-1986), adalah Profesor
yang konsen pada skenario Islamisasi Sains dan
langkah-langkah strategis. Beliau dtembak mati oleh
sniper Israel saat sedang makan sahur bersama isterinya
Lamya pada 27 Mei 1986. Grand topik Al-Qur'an, bagi
Faruqi, harus dibalut dengan taktik dan strategis,
supaya menjadi kekuatan maha dahsyat dalam studi
keislaman dan kemajuan Islam.
2. Kompetitor Amal adalah bagian dari grand
strategy syari'at menjadi orang terdepan, menjadi pionir
dan perintis jalan. Imam Ibnu Majah (132), membuat
Bab Mankaana Miftaahan lil-Khairi: siapa yang menjadi
kunci kebaikan sekaligus penutup pintu kejahatan.
Nabi SAW berwasiat:
ض تنطق ع�� ألسـنة ب�� آدم بما �� رإن للھ مالئكة �� األ
المرء من ا���� والشر
“Sesungguhnya Allah punya Malaikat-malaikat di
bumi yang ia bicara atas lisan anak cucu Adam pada
apa yang ada pada seseorang menyangkut kebaikan
dan keburukan" (HR Al Hakim dari Anas bin Malik ra,
dalam Shahihul Jami 2175).
Maksudnya, mereka adalah perpanjangan tangan
Malaikat, pelanjut sosok para Nabi dan orang Shalih
terdahulu. Sosoknya bisa berbeda, tapi jiwanya
terwarisi. Fisiknya bumian, tapi jiwanya langitan. Imam
Ibnul Qayyim al-Jauziyah اللھ رحمھ (wafat 751 H) dalam
Al-Fawa'id-nya mengistilahkannya dengan Al-Insan
Syabiehu Mala'ikah: manusia bersosok Malaikat.
Hadits-hadits yang bercerita tentang joint amal
menjelaskan bahwa dalilul khairi kafa'ilihi: pahala guide
kebaikan setara pahalanya dengan pelaku kebaikan
(dalam Shahih al-Jami' dari Ali bin Abu Thalib [3390].
Contoh sederhananya: joint amal dalam hal ta'jilan-
sahur Ramadhan, wakaf, hibah, sediakan bekal da'wah
dan jihad, dan seterusnya.
B. Mengapa Harus Kompetitor
(1) Langit itu jauh, sejarak 50.000 tahun (QS Al-
Ma'arij: 5); Jarak bumi ke Sidratul Muntaha (langit
terjauh) 1.000 tahun (QS Al-Sajdah: 5). Di langit ada
'Arsy, Qalam, Air, Sidratul Muntaha, Lauhul mahfuz,
'Illiyin sebagai ''file besar'' takdir.
(2) Roh manusia ditiupkan, dimana Allah sandarkan
ruh manusia pada diri-Nya wanafakhtu fiehi minruuhii
(al-Hijr:29 ; Shad:38). "Kemudian apabila telah Aku
sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh
(ciptaan)-Ku kepadanya; maka tunduklah kamu dengan
bersujud kepadanya"
(QS. Shad 38: 72).
Jika point ini diteruskan, maka menjalankan 3 misi
besar: ibadah (al-Dzariyat:56), sapu jagad (Al-
Baqarah:201), istiqamah di jalan hidayah (al-Fatihah:5)
adalah misi kolosal kehidupan. Jika 3 misi ini tuntas,
tuntas pulalah pertanggungjawaban: manrabbuka,
mannabiyyuka, mandienuka, manqiblatuka, dan
seterusnya.
2. Karena amal itu dinaikkan (Fathir:10). Maka ada
tali naik bernama amal shalih dan tali turun bernama
rezeki dan karunia. Rezeki, Allah jamin. Sedang amal
shalih harus diupayakan dengan ikhlas, ittiba' dan
Mardhatillah.
Doa dan amal shalih tidak naik sendiri, melainkan
ada malaikat yang menaikkannya. Kata Imam Al-
Qurthubi (Cordova: w.671 H) ada empat Malaikat
pemegang otoritas urusan: (1) Jibril: angin dan tentara
Telaah Tafsir (3:133) & (57:21)
Oleh: Abu Taw Jieh Rabbanie
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M26 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 27 MAN TAZAKKA
TELAAHTELAAH
Kompetitor Amal
A. Skenario Topik
1. Dibalik perintah ber-fastabiqul khairat (berlomba
dalam kebajikan), sesungguhnya terdapat strategi
syari'at untuk: mengundang, menghimpun, sekaligus
menjaring sumberdaya amal secara universal dan
komprehensif: berjamaah (kolektif), afwaja (serentak),
zumara (bergroup), sesuai watak Islam yang rahmatan
lil-'amin dan kaffatan linnas.
Strategi BAZ adalah powerful ummat Islam di bawah
komando ulama-'umara waratsatul anbiya' dengan
backup jama'ah secara terstruktur, sistematis dan masif.
Sehingga potensial untuk membangun grand visi NKRI
bersyariah menjadi negeri yang baldah thayyibah wa
rabbun ghafur (Saba':15).
Kajian strategi syariat ini dapat ditelusuri dalam studi
maqashid al-syari'ah: destinasi/goal syari'at. Dimana
melibatkan Fikih Wasa'il (Akses) dan Fikih Aulawiyat
(Prioritas), Fikih Taisir (Praktis, Simple) seperti yang
menjadi cita besar Syekh Yusuf al-Qardhawi اللھ حفظھ
selama ini.
Contoh sederhananya adalah fungsi dan kedudukan
masya'aril haram (Armina). Thawaf & sholat hadap
Ka'bah, dimana orang hidup dan orang mati
menghadap padanya. Keberadaan tanah-suci. Sedekah
for all (hidup-mayit). Ramadhan, Dua Hari Raya, Hari
Jum'at, dan seterusnya.
Syariat ini punya daya magnet untuk menggerakkan
seluruh kekuatan, potensi dan kecakapan kaum
muslimin secara spontan, serentak dan bersamaan.
Tinggal bagaimana pola instruksi dan regulasinya di
lapangan secara terpimpin dan terstruktur di semua
lapisan dan tingkatan. Event syi'ar; baik harian,
pekanan, bulanan, tahunan menjadi perekat yang
digerakkan oleh institusi keummatan.
Ismail Raj'i Al-Faruqi (1921-1986), adalah Profesor
yang konsen pada skenario Islamisasi Sains dan
langkah-langkah strategis. Beliau dtembak mati oleh
sniper Israel saat sedang makan sahur bersama isterinya
Lamya pada 27 Mei 1986. Grand topik Al-Qur'an, bagi
Faruqi, harus dibalut dengan taktik dan strategis,
supaya menjadi kekuatan maha dahsyat dalam studi
keislaman dan kemajuan Islam.
2. Kompetitor Amal adalah bagian dari grand
strategy syari'at menjadi orang terdepan, menjadi pionir
dan perintis jalan. Imam Ibnu Majah (132), membuat
Bab Mankaana Miftaahan lil-Khairi: siapa yang menjadi
kunci kebaikan sekaligus penutup pintu kejahatan.
Nabi SAW berwasiat:
ض تنطق ع�� ألسـنة ب�� آدم بما �� رإن للھ مالئكة �� األ
المرء من ا���� والشر
“Sesungguhnya Allah punya Malaikat-malaikat di
bumi yang ia bicara atas lisan anak cucu Adam pada
apa yang ada pada seseorang menyangkut kebaikan
dan keburukan" (HR Al Hakim dari Anas bin Malik ra,
dalam Shahihul Jami 2175).
Maksudnya, mereka adalah perpanjangan tangan
Malaikat, pelanjut sosok para Nabi dan orang Shalih
terdahulu. Sosoknya bisa berbeda, tapi jiwanya
terwarisi. Fisiknya bumian, tapi jiwanya langitan. Imam
Ibnul Qayyim al-Jauziyah اللھ رحمھ (wafat 751 H) dalam
Al-Fawa'id-nya mengistilahkannya dengan Al-Insan
Syabiehu Mala'ikah: manusia bersosok Malaikat.
Hadits-hadits yang bercerita tentang joint amal
menjelaskan bahwa dalilul khairi kafa'ilihi: pahala guide
kebaikan setara pahalanya dengan pelaku kebaikan
(dalam Shahih al-Jami' dari Ali bin Abu Thalib [3390].
Contoh sederhananya: joint amal dalam hal ta'jilan-
sahur Ramadhan, wakaf, hibah, sediakan bekal da'wah
dan jihad, dan seterusnya.
B. Mengapa Harus Kompetitor
(1) Langit itu jauh, sejarak 50.000 tahun (QS Al-
Ma'arij: 5); Jarak bumi ke Sidratul Muntaha (langit
terjauh) 1.000 tahun (QS Al-Sajdah: 5). Di langit ada
'Arsy, Qalam, Air, Sidratul Muntaha, Lauhul mahfuz,
'Illiyin sebagai ''file besar'' takdir.
(2) Roh manusia ditiupkan, dimana Allah sandarkan
ruh manusia pada diri-Nya wanafakhtu fiehi minruuhii
(al-Hijr:29 ; Shad:38). "Kemudian apabila telah Aku
sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh
(ciptaan)-Ku kepadanya; maka tunduklah kamu dengan
bersujud kepadanya"
(QS. Shad 38: 72).
Jika point ini diteruskan, maka menjalankan 3 misi
besar: ibadah (al-Dzariyat:56), sapu jagad (Al-
Baqarah:201), istiqamah di jalan hidayah (al-Fatihah:5)
adalah misi kolosal kehidupan. Jika 3 misi ini tuntas,
tuntas pulalah pertanggungjawaban: manrabbuka,
mannabiyyuka, mandienuka, manqiblatuka, dan
seterusnya.
2. Karena amal itu dinaikkan (Fathir:10). Maka ada
tali naik bernama amal shalih dan tali turun bernama
rezeki dan karunia. Rezeki, Allah jamin. Sedang amal
shalih harus diupayakan dengan ikhlas, ittiba' dan
Mardhatillah.
Doa dan amal shalih tidak naik sendiri, melainkan
ada malaikat yang menaikkannya. Kata Imam Al-
Qurthubi (Cordova: w.671 H) ada empat Malaikat
pemegang otoritas urusan: (1) Jibril: angin dan tentara
Telaah Tafsir (3:133) & (57:21)
Oleh: Abu Taw Jieh Rabbanie
(2) Mikail: awan dan air (3) Israfil: ekskusi urusan (4)
Malaikat Maut: arwah. Yang sayap-sayapnya akan Allah
tambah sesuai tingkat kegentingan urusan (Fathir:1).
3. Doa itu punya syarat-rukun yang harus dipenuhi,
dilengkapi, digenapi, disempurnakan. Sehingga butuh
pada keseriusan, keikhlasan dan kualitas amal.
Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah (wafat 751 H)
mengatakan: "Persoalan ini termasuk bab terbesar
dalam pembahasan bab-bab ilmu.Yaitu mengetahui
kunci-kunci kebaikan dan kunci-kunci keburukan.
Memahami persoalan ini akan mengantarkan pada titik
kesadaran, selain sebagai penuntun langkah dan
kompas kehidupan'' (Al Jawabul Kaafi, hal 100).
Imam Ibnul Qayyim juga mengatakan: "Allah telah
menjadikan kunci-kunci pada tiap sesuatu yang dituntut
supaya dapat terbuka, seperti: (1) miftahussholah at-
thaharah: thaharah kunci sholat; (2) miftahul hajji al-
ihram: pakai Ihram kunci haji; (3) miftahul birri as-
shidqu: jujur pintu kebaikan; (4) miftahul jannah at-
tauhid: tauhid kunci surga;
(5) miftahul ilmi husnassu'al wa husnal ishgha': bertanya
dan atensi baik kunci ilmu; (6) miftahul mazid as-syukra:
syukur kunci tambah rezeki;
(7) miftahul ijabah ad-du'a: doa kunci permohonan,
dst..."
Imam Hasan al Bashri: Miftahul bihar as-sufun wa
miftaahul ardhi at-thuruq wa miftahus sama'i ad-du'a.
Berlayar kunci samudera, jalan kunci bumi, doa kunci
langit (Tafsir Imam Qurthubi, Juz XIV: 53).
Imam Ibnu Taimiyah (661-728 H): Fasshidqu miftah
kulli khairin kamaa annal kadziba miftahu kulli syarr.
Kejujuran kunci segala kebaikan sebagaimana dusta
kunci segala keburukan (Kitab Al-Istiqamah, Juz I: 467).
C. Kategori Amal Kompetitif
1. Amal yang berat di timbangan (al-a'mal atsqalu fi
al-mizan)
2. Amal penghapus dosa (mikaffarah al-dzunub)
3. Amal andalan (ummahat al-'amal).
Contoh fadha'il amal: Ramadhan, laylat al-qadar,
haji umrah, jihad, sedekah, wakaf, hibah, dll. Atau
maslahat dan manfaat hidup Fisabilillah: da'wah,
pendidikan, politik, ekonomi, peradaban, dll. Atau amal-
amal andalan yang dilakukan: amal taat, amal
istiqamah, amal kesetiaan, amal perjuangan dan
pengorbanan, dan lain-lain.
D. Penutup
Menjadi kompetitor amal adalah lifestyle ummat
Islam lintas zaman secara spesifik, terlebih di era Fitnah
Dajjal. Wajah interior dan eksterior Islam dipertaruhkan
di aspek ini. Takdir sejarah membuatnya harus memiliki
Amal-amal Fantastis. Supaya alam kuburnya menjadi
Raudhah; taman-taman sorga. Super cepat menerima
akses pahala dan doa di alam Barzakh. Pertama kali
sampai di Mauqif dari perjalanan panjang bumi
Mahsyar. Dan pertama kali tuntas urusan hisabnya.
Sorga tertinggi dan paling tengah menjadi hadiahnya.
Allahumma Amin.
Intisari Studi Ramadhan 1440 H
SIA AL-AZHAR, Kamis (9/5/2019)
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M28 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 29 MAN TAZAKKA
TELAAHTELAAH
(2) Mikail: awan dan air (3) Israfil: ekskusi urusan (4)
Malaikat Maut: arwah. Yang sayap-sayapnya akan Allah
tambah sesuai tingkat kegentingan urusan (Fathir:1).
3. Doa itu punya syarat-rukun yang harus dipenuhi,
dilengkapi, digenapi, disempurnakan. Sehingga butuh
pada keseriusan, keikhlasan dan kualitas amal.
Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah (wafat 751 H)
mengatakan: "Persoalan ini termasuk bab terbesar
dalam pembahasan bab-bab ilmu.Yaitu mengetahui
kunci-kunci kebaikan dan kunci-kunci keburukan.
Memahami persoalan ini akan mengantarkan pada titik
kesadaran, selain sebagai penuntun langkah dan
kompas kehidupan'' (Al Jawabul Kaafi, hal 100).
Imam Ibnul Qayyim juga mengatakan: "Allah telah
menjadikan kunci-kunci pada tiap sesuatu yang dituntut
supaya dapat terbuka, seperti: (1) miftahussholah at-
thaharah: thaharah kunci sholat; (2) miftahul hajji al-
ihram: pakai Ihram kunci haji; (3) miftahul birri as-
shidqu: jujur pintu kebaikan; (4) miftahul jannah at-
tauhid: tauhid kunci surga;
(5) miftahul ilmi husnassu'al wa husnal ishgha': bertanya
dan atensi baik kunci ilmu; (6) miftahul mazid as-syukra:
syukur kunci tambah rezeki;
(7) miftahul ijabah ad-du'a: doa kunci permohonan,
dst..."
Imam Hasan al Bashri: Miftahul bihar as-sufun wa
miftaahul ardhi at-thuruq wa miftahus sama'i ad-du'a.
Berlayar kunci samudera, jalan kunci bumi, doa kunci
langit (Tafsir Imam Qurthubi, Juz XIV: 53).
Imam Ibnu Taimiyah (661-728 H): Fasshidqu miftah
kulli khairin kamaa annal kadziba miftahu kulli syarr.
Kejujuran kunci segala kebaikan sebagaimana dusta
kunci segala keburukan (Kitab Al-Istiqamah, Juz I: 467).
C. Kategori Amal Kompetitif
1. Amal yang berat di timbangan (al-a'mal atsqalu fi
al-mizan)
2. Amal penghapus dosa (mikaffarah al-dzunub)
3. Amal andalan (ummahat al-'amal).
Contoh fadha'il amal: Ramadhan, laylat al-qadar,
haji umrah, jihad, sedekah, wakaf, hibah, dll. Atau
maslahat dan manfaat hidup Fisabilillah: da'wah,
pendidikan, politik, ekonomi, peradaban, dll. Atau amal-
amal andalan yang dilakukan: amal taat, amal
istiqamah, amal kesetiaan, amal perjuangan dan
pengorbanan, dan lain-lain.
D. Penutup
Menjadi kompetitor amal adalah lifestyle ummat
Islam lintas zaman secara spesifik, terlebih di era Fitnah
Dajjal. Wajah interior dan eksterior Islam dipertaruhkan
di aspek ini. Takdir sejarah membuatnya harus memiliki
Amal-amal Fantastis. Supaya alam kuburnya menjadi
Raudhah; taman-taman sorga. Super cepat menerima
akses pahala dan doa di alam Barzakh. Pertama kali
sampai di Mauqif dari perjalanan panjang bumi
Mahsyar. Dan pertama kali tuntas urusan hisabnya.
Sorga tertinggi dan paling tengah menjadi hadiahnya.
Allahumma Amin.
Intisari Studi Ramadhan 1440 H
SIA AL-AZHAR, Kamis (9/5/2019)
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M28 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 29 MAN TAZAKKA
TELAAHTELAAH
30 EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 31 MAN TAZAKKA
TELAAH
Kementerian Pertanian menyebut sektor
peternakan memegang peranan penting bagi
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bagaimana
tidak, sektor peternakan merupakan salah satu sub
sektor yang menjadi motor penggerak pembangunan
khususnya di wilayah pedesaan.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
(Dirjen PKH) Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita
mengatakan, berdasarkan data, kontribusi sub sektor
peternakan pada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional
adalah sebesar 1,57%. Sementara, untuk pembentukan
PDB sektor pertanian tahun 2017, sub sektor peternakan
berkontribusi sebesar 15,87%.
Apalagi lanjutnya, pertumbuhan PDB yang
dikontribusikan dari peternakan menunjukan tren positif
setiap tahunnya. Pada tahun 2017 misalnya,
pertumbuhan PDB yang didapat dari peternakan
sebesar 3,83%.
"Sebagaimana kita ketahui, sub sektor peternakan
masih berperan penting terhadap pembangunan di
pedesaan. Dalam PDB nasional kontribusi subsektor
peternakan sebesar 1,57%," ujarnya dalam sambutannya
di acara Indo Livestock 2018 di Jakarta Convention
Center (JCC), Jakarta, Rabu (4/7/2018).
Komoditi peternakan dikenal sebagai komoditi
multiguna. Produk utama ternak (daging, susu dan
telur) merupakan sumber bahan pangan yang bergizi
tinggi dan dikonsumsi anggota rumah tangga. Ternak
berperan penting dalam program ketahanan pangan
rumah tangga petani, terutama bagi petani ternak di
pedesaan. Sebagian ternak juga menghasilkan tenaga
yang dapat digunakan sebagai tenaga pengolah lahan
pertanian. Ternak juga berperan sebagai sumber uang
tunai, sebagai sumber pendapatan dan sebagai salah
satu bentuk investasi (tabungan hidup) yang dapat
diuangkan sewaktu dibutuhkan. Ternak juga bermanfaat
dalam kegiatan keagamaan: misalnya pelaksanaan
ibadah qurban yang pasti membutuhkan ternak sapi,
kerbau, domba dan kambing.
Ternak acap dijadikan sebagai cinderamata (hadiah)
bagi pemenang lomba, misalnya di daerah Sumatera
Barat ada perlombaan sepak bola atau layang-layang
yang berhadiah sapi atau kambing. Di Payakumbuh,
Sumatera Barat, juga ada lomba bebek terbang.
Dan yang tidak kalah penting adalah peran ternak
sebagai penghasil pupuk kandang. sebagai pupuk
organik yang sangat baik untuk menyuburkan lahan
pertanian dan manfaat kotoran ternak dalam
pembuatan biogas.
Usaha peternakan di Tanah Air memiliki 9 nilai
strategis. Pertama, penopang utama populasi ternak
adalah peternakan rakyat yang didominasi oleh
peternakan skala rumah tangga. Kedua, beternak sudah
menjadi keahlian turun temurun, tidak sulit untuk
dipelajari dan dipraktikkan. Ketiga, potensi alam untuk
peternakan sangat melimpah. Keempat, permintaan
pasar yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Kelima,
ternak bagi petani juga berfungsi sebagai tabungan
(saving) yang dapat digunakan pada waktu kebutuhan
mendesak.
Keenam, di daerah yang relatif kering dan tandus
Pentingnya
Peternakan
TELAAH UTAMA TELAAH UTAMA
Pada zaman dulu
jumlah pemilikan ternak
juga merupakan
indikasi strata sosial
seseorang.
Bahkan aporisme Arab
mengatakan:
Negara yang kaya
ternak tidak akan
pernah miskin, dan
negara yang miskin
ternak tidak akan
pernah kaya.
30 EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 31 MAN TAZAKKA
TELAAH
Kementerian Pertanian menyebut sektor
peternakan memegang peranan penting bagi
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bagaimana
tidak, sektor peternakan merupakan salah satu sub
sektor yang menjadi motor penggerak pembangunan
khususnya di wilayah pedesaan.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
(Dirjen PKH) Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita
mengatakan, berdasarkan data, kontribusi sub sektor
peternakan pada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional
adalah sebesar 1,57%. Sementara, untuk pembentukan
PDB sektor pertanian tahun 2017, sub sektor peternakan
berkontribusi sebesar 15,87%.
Apalagi lanjutnya, pertumbuhan PDB yang
dikontribusikan dari peternakan menunjukan tren positif
setiap tahunnya. Pada tahun 2017 misalnya,
pertumbuhan PDB yang didapat dari peternakan
sebesar 3,83%.
"Sebagaimana kita ketahui, sub sektor peternakan
masih berperan penting terhadap pembangunan di
pedesaan. Dalam PDB nasional kontribusi subsektor
peternakan sebesar 1,57%," ujarnya dalam sambutannya
di acara Indo Livestock 2018 di Jakarta Convention
Center (JCC), Jakarta, Rabu (4/7/2018).
Komoditi peternakan dikenal sebagai komoditi
multiguna. Produk utama ternak (daging, susu dan
telur) merupakan sumber bahan pangan yang bergizi
tinggi dan dikonsumsi anggota rumah tangga. Ternak
berperan penting dalam program ketahanan pangan
rumah tangga petani, terutama bagi petani ternak di
pedesaan. Sebagian ternak juga menghasilkan tenaga
yang dapat digunakan sebagai tenaga pengolah lahan
pertanian. Ternak juga berperan sebagai sumber uang
tunai, sebagai sumber pendapatan dan sebagai salah
satu bentuk investasi (tabungan hidup) yang dapat
diuangkan sewaktu dibutuhkan. Ternak juga bermanfaat
dalam kegiatan keagamaan: misalnya pelaksanaan
ibadah qurban yang pasti membutuhkan ternak sapi,
kerbau, domba dan kambing.
Ternak acap dijadikan sebagai cinderamata (hadiah)
bagi pemenang lomba, misalnya di daerah Sumatera
Barat ada perlombaan sepak bola atau layang-layang
yang berhadiah sapi atau kambing. Di Payakumbuh,
Sumatera Barat, juga ada lomba bebek terbang.
Dan yang tidak kalah penting adalah peran ternak
sebagai penghasil pupuk kandang. sebagai pupuk
organik yang sangat baik untuk menyuburkan lahan
pertanian dan manfaat kotoran ternak dalam
pembuatan biogas.
Usaha peternakan di Tanah Air memiliki 9 nilai
strategis. Pertama, penopang utama populasi ternak
adalah peternakan rakyat yang didominasi oleh
peternakan skala rumah tangga. Kedua, beternak sudah
menjadi keahlian turun temurun, tidak sulit untuk
dipelajari dan dipraktikkan. Ketiga, potensi alam untuk
peternakan sangat melimpah. Keempat, permintaan
pasar yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Kelima,
ternak bagi petani juga berfungsi sebagai tabungan
(saving) yang dapat digunakan pada waktu kebutuhan
mendesak.
Keenam, di daerah yang relatif kering dan tandus
Pentingnya
Peternakan
TELAAH UTAMA TELAAH UTAMA
Pada zaman dulu
jumlah pemilikan ternak
juga merupakan
indikasi strata sosial
seseorang.
Bahkan aporisme Arab
mengatakan:
Negara yang kaya
ternak tidak akan
pernah miskin, dan
negara yang miskin
ternak tidak akan
pernah kaya.
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 33 MAN TAZAKKA
TELAAH
32 EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
seperti daerah rawan pangan di NTT, ternak masih
dapat hidup dengan baik ketika tanaman-tanaman
sudah lama mengering. Dalam kondisi seperti ini,
penghasilan dari ternak merupakan satu-satunya solusi.
Ketujuh, pengembangbiakan ternak ini adalah upaya
untuk melestarikan kekayaan ternak lokal Indonesia.
Kedelapan, Terjadinya penambahan volume perputaran
ekonomi khususnya di daerah. Kesembilan, dengan
adanya program tebar hewan kurban di daerah maka
distribusi kelezatan daging dapat dinikmati oleh
saudara-saudara kita hingga pelosok.
Oleh karena itu, pada zaman dulu jumlah
pemilikan ternak juga merupakan indikasi strata
sosial seseorang. Bahkan aporisme Arab
mengatakan: Negara yang kaya ternak tidak akan
pernah miskin, dan negara yang miskin ternak tidak
akan pernah kaya.
Hewan ternak merupakan komoditi yang sudah
lama akrab dalam kehidupan sehari-hari kaum
Muslimin. Di dalam Al Quran terdapat beberapa
nama hewan ternak yang dijadikan sebagai nama
surat, misalnya ternak sapi betina (Al Baqarah),
hewan ternak (Al An'am), dan ternak lebah (An
Nahl). Banyak sekali ayat Al Quran yang secara
eksplisit menyebut nama-nama hewan ternak,
misalnya ternak sapi (QS 2: 67-71, 73; QS usuf:
43), unta (QS Al An'am:144; Al Hajj:27, 37; Al
Ghasiyah:17), domba (QS Al An'am:143, 146; An
Nahl: 80), kambing (QS Al An'am:143, An
Nahl:78, Shad:23-24), unggas (QS 2:260; 3:49;
5:110; 6:38; 16:79; 23:41; 27:16; 67:19), kuda (QS
3:14; 8:60; 16:8; 38:31; 100:1) dan lebah (QS
16:68-69).
Salah satu tujuan penciptaan ternak tersebut,
dinyatakan Al Qur'an: "Dan sesungguhnya pada
binatang ternak itu terdapat pelajaran yang
penting bagi kamu. Kami memberi minum kamu
dari air susu yang ada di dalam perutnya, dan
(juga) pada binatang itu terdapat manfaat yang
banyak untuk kamu, dan sebagian dari padanya
kamu makan." (QS Al Mukminun:21).
Rasulullah Saw pun akrab dengan
peternakan. "Semua Nabi pemah menggembala
kambing," kata Rasulullah Saw dalam suatu
perbincangan dengan para sahabat. Seorang
sahabat bertanya, "Engkau sendiri bagaimana, ya
Rasul?" "Aku juga pernah menggembala kambing,"
jawab Nabi.
Karena itu, Prof Afzalur Rahman menyarankan agar
umat Islam meneruskan warisan pertanian termasuk
peternakan dengan serius mengkaji semua bidang,
termasuk pertanian, pengairan dan perkebunan untuk
memartabatkan ekonomi umah. (Ensiklopedia Sirah, Jilid
I, 1981).[]
TELAAH UTAMA TELAAH UTAMA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 33 MAN TAZAKKA
TELAAH
32 EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
seperti daerah rawan pangan di NTT, ternak masih
dapat hidup dengan baik ketika tanaman-tanaman
sudah lama mengering. Dalam kondisi seperti ini,
penghasilan dari ternak merupakan satu-satunya solusi.
Ketujuh, pengembangbiakan ternak ini adalah upaya
untuk melestarikan kekayaan ternak lokal Indonesia.
Kedelapan, Terjadinya penambahan volume perputaran
ekonomi khususnya di daerah. Kesembilan, dengan
adanya program tebar hewan kurban di daerah maka
distribusi kelezatan daging dapat dinikmati oleh
saudara-saudara kita hingga pelosok.
Oleh karena itu, pada zaman dulu jumlah
pemilikan ternak juga merupakan indikasi strata
sosial seseorang. Bahkan aporisme Arab
mengatakan: Negara yang kaya ternak tidak akan
pernah miskin, dan negara yang miskin ternak tidak
akan pernah kaya.
Hewan ternak merupakan komoditi yang sudah
lama akrab dalam kehidupan sehari-hari kaum
Muslimin. Di dalam Al Quran terdapat beberapa
nama hewan ternak yang dijadikan sebagai nama
surat, misalnya ternak sapi betina (Al Baqarah),
hewan ternak (Al An'am), dan ternak lebah (An
Nahl). Banyak sekali ayat Al Quran yang secara
eksplisit menyebut nama-nama hewan ternak,
misalnya ternak sapi (QS 2: 67-71, 73; QS usuf:
43), unta (QS Al An'am:144; Al Hajj:27, 37; Al
Ghasiyah:17), domba (QS Al An'am:143, 146; An
Nahl: 80), kambing (QS Al An'am:143, An
Nahl:78, Shad:23-24), unggas (QS 2:260; 3:49;
5:110; 6:38; 16:79; 23:41; 27:16; 67:19), kuda (QS
3:14; 8:60; 16:8; 38:31; 100:1) dan lebah (QS
16:68-69).
Salah satu tujuan penciptaan ternak tersebut,
dinyatakan Al Qur'an: "Dan sesungguhnya pada
binatang ternak itu terdapat pelajaran yang
penting bagi kamu. Kami memberi minum kamu
dari air susu yang ada di dalam perutnya, dan
(juga) pada binatang itu terdapat manfaat yang
banyak untuk kamu, dan sebagian dari padanya
kamu makan." (QS Al Mukminun:21).
Rasulullah Saw pun akrab dengan
peternakan. "Semua Nabi pemah menggembala
kambing," kata Rasulullah Saw dalam suatu
perbincangan dengan para sahabat. Seorang
sahabat bertanya, "Engkau sendiri bagaimana, ya
Rasul?" "Aku juga pernah menggembala kambing,"
jawab Nabi.
Karena itu, Prof Afzalur Rahman menyarankan agar
umat Islam meneruskan warisan pertanian termasuk
peternakan dengan serius mengkaji semua bidang,
termasuk pertanian, pengairan dan perkebunan untuk
memartabatkan ekonomi umah. (Ensiklopedia Sirah, Jilid
I, 1981).[]
TELAAH UTAMA TELAAH UTAMA
TELAAH UTAMA TELAAH UTAMA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 35 MAN TAZAKKA
34
Ragam Dokam Buat Qurban
ikan, tidak boleh dijadikan qurban (Sayyid Sabiq, 1987;
Al-Jabari, 1994).
Allah SWT berfirman: “…supaya mereka menyebut
nama Allah terhadap hewan ternak (bahimatul an'am)
yang telah direzekikan Allah kepada mereka.” (QS. Al-
Hajj: 34). Dalam Bahasa Arab, kata bahimatul an'aam
(binatang ternak) hanya mencakup unta, sapi, dan
kambing (atau domba), bukan yang lain (Al-Jabari,
1994).
Namun menurut Prof Mahmud Yunus dalam
kitabnya Al Fiqh Al Wadhih III/3, boleh berqurban
dengan kerbau (jamus), sebab kerbau dianalogkan
dengan sapi.
Syarat Hewan Qurban
Ÿ Jenis kelamin boleh jantan atau betina, sesuai hadits-
hadits Nabi SAW yang bersifat umum mengenai hal
ini (Sayyid Sabiq, 1987; Abdurrahman, 1990)
Ÿ Umur ternak mencukupi, yaitu kambing/domba
berumur satu tahun masuk tahun kedua, sapi (atau
kerbau) berumur dua tahun masuk tahun ketiga, dan
unta berumur lima tahun (Sayyid Sabiq, 1987;
Mahmud Yunus, 1936).
Ÿ Tidak dibenarkan berqurban dengan hewan yang
cacat: buta sebelah, menderita penyakit (sakit),
pincang jalannya, lemah kakinya serta kurus, tidak
ada sebagian tanduknya, tidak ada sebagian
kupingnya, terpotong hidungnya, pendek ekornya
(karena terpotong/putus), rabun matanya
(Abdurrahman, 1990; Al-Jabari, 1994; Sayyid Sabiq,
1987). Untuk itu, sebaiknya ternak qurban sudah
diperiksa tim medis dan mendapat sertifikat bebas
penyakit berbahaya seperti anthrax, mad cow, atau
penyakit mulut dan kuku.
Ÿ Hewan yang dikebiri boleh dijadikan qurban. Sebab
Rasulullah pernah berqurban dengan dua ekor kibas
yang gemuk, bertanduk, dan telah dikebiri (al
maujuu'ain) (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)
(Abdurrahman, 1990)
Ÿ Seekor kambing/domba berlaku untuk satu orang
(tidak boleh patungan). Sedangkan seekor unta atau
sapi, boleh patungan untuk tujuh orang. Dari Jabir
ra: "Di Hudaibiyah kami menyembelih bersama Nabi
SAW satu unta untuk tujuh orang dan satu sapi
betina untuk tujuh orang" (HR. Muslim).
Ragam Dokam
Indonesia punya banyak kekayaan domba-kambing
(dokam) lokal unggul. Selain beberapa jenis berbadan
gemuk juga ada yang sangat mudah pemeliharaannya,
mulai dari kawin sendiri (tanpa tergantung oleh
pemiliknya) hingga tatkala beranak sering kembar dan
jumlahnya minimal 3 ekor. Selain itu juga ada yang
umur produksinya cukup pendek antara 15-18 bulan.
Bahkan ada yang penghasil susu paling produktif.
a. Kambing Kacang
Jenis ini merupakan yang terbanyak dan sangat
mudah ditemui hampir di seluruh negeri ini. Walau
berbadan kecil namun berkembangbiaknya cepat
karena umur 15-18 bulan sudah bisa menghasilkan
keturunan. Kambing kacang sangat cocok sebagai
penghasil daging karena sangat prolifik (sering lahir
kembar) bahkan lahir tiga setiap induknya. Mudah
dipelihara sebab tatkala dilepas dengan sendirinya bisa
mencari pakan sendiri, kawin dan beranak tanpa
bantuan pemiliknya.
Ciri-ciri utama:
þ Bulu pendek dan satu warna (coklat,hitam,putih)
alam bahasa Arab, hewan qurban disebut juga
Ddengan istilah udh-hiyah atau adh-dhahiyah,
dengan bentuk jamaknya al adhaahi. Kata ini
diambil dari kata dhuha, yaitu waktu matahari mulai
tegak yang disyariatkan untuk melakukan
penyembelihan qurban, yakni kira-kira pukul 07.00 –
10.00 WIB (Ash-Shan'ani, Subulus Salam IV/89).
Udh-hiyah adalah hewan qurban (unta, sapi, dan
kambing/domba) yang disembelih pada Hari Raya
Qurban dan hari-hari tasyriq sebagai taqarrub
(pendekatan diri) kepada Allah (Sayyid Sabiq, Fikih
Sunnah XIII/155; Al-Jabari, 1994).
Menurut para ulama, jenis hewan yang boleh
dijadikan qurban adalah: unta, sapi, dan kambing atau
domba. Selain dari ketiganya, semisal ayam, itik, dan
TELAAH UTAMA TELAAH UTAMA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 35 MAN TAZAKKA
34
Ragam Dokam Buat Qurban
ikan, tidak boleh dijadikan qurban (Sayyid Sabiq, 1987;
Al-Jabari, 1994).
Allah SWT berfirman: “…supaya mereka menyebut
nama Allah terhadap hewan ternak (bahimatul an'am)
yang telah direzekikan Allah kepada mereka.” (QS. Al-
Hajj: 34). Dalam Bahasa Arab, kata bahimatul an'aam
(binatang ternak) hanya mencakup unta, sapi, dan
kambing (atau domba), bukan yang lain (Al-Jabari,
1994).
Namun menurut Prof Mahmud Yunus dalam
kitabnya Al Fiqh Al Wadhih III/3, boleh berqurban
dengan kerbau (jamus), sebab kerbau dianalogkan
dengan sapi.
Syarat Hewan Qurban
Ÿ Jenis kelamin boleh jantan atau betina, sesuai hadits-
hadits Nabi SAW yang bersifat umum mengenai hal
ini (Sayyid Sabiq, 1987; Abdurrahman, 1990)
Ÿ Umur ternak mencukupi, yaitu kambing/domba
berumur satu tahun masuk tahun kedua, sapi (atau
kerbau) berumur dua tahun masuk tahun ketiga, dan
unta berumur lima tahun (Sayyid Sabiq, 1987;
Mahmud Yunus, 1936).
Ÿ Tidak dibenarkan berqurban dengan hewan yang
cacat: buta sebelah, menderita penyakit (sakit),
pincang jalannya, lemah kakinya serta kurus, tidak
ada sebagian tanduknya, tidak ada sebagian
kupingnya, terpotong hidungnya, pendek ekornya
(karena terpotong/putus), rabun matanya
(Abdurrahman, 1990; Al-Jabari, 1994; Sayyid Sabiq,
1987). Untuk itu, sebaiknya ternak qurban sudah
diperiksa tim medis dan mendapat sertifikat bebas
penyakit berbahaya seperti anthrax, mad cow, atau
penyakit mulut dan kuku.
Ÿ Hewan yang dikebiri boleh dijadikan qurban. Sebab
Rasulullah pernah berqurban dengan dua ekor kibas
yang gemuk, bertanduk, dan telah dikebiri (al
maujuu'ain) (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)
(Abdurrahman, 1990)
Ÿ Seekor kambing/domba berlaku untuk satu orang
(tidak boleh patungan). Sedangkan seekor unta atau
sapi, boleh patungan untuk tujuh orang. Dari Jabir
ra: "Di Hudaibiyah kami menyembelih bersama Nabi
SAW satu unta untuk tujuh orang dan satu sapi
betina untuk tujuh orang" (HR. Muslim).
Ragam Dokam
Indonesia punya banyak kekayaan domba-kambing
(dokam) lokal unggul. Selain beberapa jenis berbadan
gemuk juga ada yang sangat mudah pemeliharaannya,
mulai dari kawin sendiri (tanpa tergantung oleh
pemiliknya) hingga tatkala beranak sering kembar dan
jumlahnya minimal 3 ekor. Selain itu juga ada yang
umur produksinya cukup pendek antara 15-18 bulan.
Bahkan ada yang penghasil susu paling produktif.
a. Kambing Kacang
Jenis ini merupakan yang terbanyak dan sangat
mudah ditemui hampir di seluruh negeri ini. Walau
berbadan kecil namun berkembangbiaknya cepat
karena umur 15-18 bulan sudah bisa menghasilkan
keturunan. Kambing kacang sangat cocok sebagai
penghasil daging karena sangat prolifik (sering lahir
kembar) bahkan lahir tiga setiap induknya. Mudah
dipelihara sebab tatkala dilepas dengan sendirinya bisa
mencari pakan sendiri, kawin dan beranak tanpa
bantuan pemiliknya.
Ciri-ciri utama:
þ Bulu pendek dan satu warna (coklat,hitam,putih)
alam bahasa Arab, hewan qurban disebut juga
Ddengan istilah udh-hiyah atau adh-dhahiyah,
dengan bentuk jamaknya al adhaahi. Kata ini
diambil dari kata dhuha, yaitu waktu matahari mulai
tegak yang disyariatkan untuk melakukan
penyembelihan qurban, yakni kira-kira pukul 07.00 –
10.00 WIB (Ash-Shan'ani, Subulus Salam IV/89).
Udh-hiyah adalah hewan qurban (unta, sapi, dan
kambing/domba) yang disembelih pada Hari Raya
Qurban dan hari-hari tasyriq sebagai taqarrub
(pendekatan diri) kepada Allah (Sayyid Sabiq, Fikih
Sunnah XIII/155; Al-Jabari, 1994).
Menurut para ulama, jenis hewan yang boleh
dijadikan qurban adalah: unta, sapi, dan kambing atau
domba. Selain dari ketiganya, semisal ayam, itik, dan
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 37 MAN TAZAKKA
36
atau kombinasi dari ketiga warna tersebut
þ �Jantan betina bertanduk, telinga pendek dan
menggantung
þ �Bobot yang jantan dewasa rata-rata 25 kg, tinggi
tubuh gumba 60-65 cm dan betina 20 kg, tinggi
tubuh 56 cm.
þ �Peluang induk lahir kembar 52%, kembar tiga 2.6%
dan tunggal 44.9%
þ �Dewasa kelamin jantan umr 135-173 hari, betina
153-454 hari. Rata-rata betina beranak umur 12-13
bulan
þ �Prosentase karkas 44-51%
þ �Rata-rata betina beranak umur 12-13 bulan dengan
bobot lahir 3.28 kg dan Bobot Sapih 10.12 kg
b. Kambing Saanen
Jumlah pasti populasi Kambing Saanen belum bisa
dipastikan, tapi yang jelas bahwa jenis ini sudah mulai
berkurang di masyarakat peternak. Kambing saanen
merupakan jenis Kambing Penghasil Susu dann hasil
susunya paling tinggi dibandingkan dengan jenis
kambing susu lainnya, bahkan dapat mencapai 3-4 liter
per hari.
Ciri-ciri utama kambing saanen antara lain:
þ Kepala kecil dan berbentuk lancip
þ Jantan betina sering tidak bertanduk
þ Warna bulu putih, krem pucat dengan bercak-
bercak hitam pada hidung, telinga dan ambing
c. Kambing Peranakan Ettawa (PE)
Jenis ini merupakan hasil persilangan antara
kambing ettawa (India) dengan Kambing Kacang.
Penampilan peranakan mirip kambing kacang,
walaupun tampilan Ettawa juga terlihat, dan sering
disebut juga dengan Jawa Randu atau Bligon.
Pemanfaat disamping dapat diarahkan untuk pedaging
juga dapat juga sebagai penghasil susu.
Ciri khas Kambing PE adalah:
þ �Telinga panjang, lembek, menggantung dan
ujungnya agak melipat
þ �Bentuk muka cembung melengkung dan dagu
berjanggut
þ �Dibawah leher terdapat gelambir, tanduk berdiri
agak kebelakang dengan ujung sedikit melingkar
þ �Tinggi tubuh 70-90 cm
þ �Warna bulu umumnya belang hitam, belang coklat,
coklat bertotol putih, putih totol coklat atau putih
totol hitam.
d. Kambing Merica
Termasuk kambing lokal yang banyak terdapat di
Sulawesi. Tandanya adalah memiliki tubuh yang kecil
jika dibandingkan dengan kambing kacang. Beberapa
ahli memperkirakan masih ada hubungan keturunan
dengan kambing kacang. Keunggulannya hampir sama
dengan kambing kacang
e. Kambing Alpine
Tanda-tandanya adalah mempunyai warna bulu
bermacam-macam dari putih sampai kehitam-hitaman.
Warna muka ada garis putih di atas hidung. Ada yang
bertanduk dan ada juga yang tidak bertanduk. Besar
dan tingginya sama dengan kambing saanen. Termasuk
kambing penghasil susu yang banyak.
f. Kambing Nubian (Anglo)
Mempunyai ciri-ciri : bulu pendek, kaki panjang dan
dapat menyesuaikan disi di daerah panas. Merupakan
kambing yang subur dan beranak kembar. Ada yang
bertanduk dan ada yang tidak bertanduk.
h. Kambing Gembrong
Jenis kambing ini hana ada di Desa Bugbug, Culik
dan Bunutan Pantai Timur Bali. Diperkirakan berasal
dari keturunan kambing Anggora,atau dari kambing
kashmir berbulu putih. Tinggi 58-65 cm. Bobot dewasa
32-45 kg, bulunya dapat mencapai 25 cm. Kambing
jantan diambil bulunya yang panjang,putih, halus
seperti sutra. Pencukuran dilakukan setiap 1.5 tahun
sekali. Pemeliharaan dilakukan secara semi intensif.
I. Kambing Boer
Kambing Boer adalah kambing yang mempunyai
performance yang terbaik di dunia berasal dari Afrika
yang disebut sebagai Star of Africa (Mason, 1988; Maze,
2006; Pazzani, 2006). Kambing ini termasuk kambing
dwiguna yaitu dapat diandalkan sebagai penghasil
daging dan penghasil air susu. Sebagai tipe daging,
kambing boer mempunyai bentuk tubuh yang ideal
yaitu tubuh yang besar, berat, panjang berotot dan
mempunyai persentase karkas yang tinggi (Machen,
1995), dan dapat dipelihara sebagai induk atau pejantan
hingga berumur 10 tahun (Malan, 2000).
Dari hasil kajian, ternyata kambing Boer sangat
menjanjikan untuk dipilih sebagai komoditas peternakan
pedaging karena persentase daging terhadap berat
hidup tinggi dan kualitas daging yang sangat baik yaitu
daging yang lembut, rasa yang enak “ flavoursome,
succulent, tender, extremely attractive and tasty” (Malan,
2000). Dari segi produksi peternakan pertumbuhan
kambing Boer relative cepat yaitu kenaikan berat badan
dapat mencapai 150-170 gr per hari (Cassey dan van
Niekerk, 1988). Pada kondisi yang baik kambing betina
dewasa dapat mencapai berat badan 70-80 kg (Malan,
2000) atau sampai 90-100 kg (Mason, 1988), sedangkan
jantan mencapai 100-120 kg (Malan, 2000) atau sampai
110-135 kg (Mason, 1988), dengan persentase karkas
49-55% dengan kandungan lemak rendah yaitu 5-6%
(Mason, 1988).
Disamping itu kambing Boer mempunyai
reproduktifitas yang tinggi, yaitu dengan masa bunting
148,2 + 3,7 hari (Greyling, 2000), Jumlah anak tunggal
8%-24,5%, kembar dua 59,2%-63,7%, kembar tiga15,3%
-27,2% dan kembar empat 1% -1,1% (Erasmus 2000;
Greyling, 2000). Lama interval antara melahirkan
dengan kembali bunting selama 62,0+ 20,2 hari
(Greyling, 2000). Pada pemeliharaan yang baik dapat
menghasilkan tingkat kebuntingan 90%, jumlah anak
lahir/ induk kawin 189%, jumlah anak/ induk melahirkan
210% dengan jarak beranak 7-8 bulan (Malan, 2000).
Sifat keindukan kambing Boer sangat baik, yaitu
dapat memelihara anak kembar dengan baik (Machen,
1994), karena produksi susu yang tinggi yaitu 1,3
hingga 1,8 kg/ hari. Dapat dikategorikan sebagai
kambing perah, karena kambing Boer dapat
memproduksi susu selama 120 hari dengan produksi
susu total sebanyak 160 kg (Cassey dan van Niekerk,
1988). Keunggulan lain dari kambing Boer ini adalah
mau makan sisa makanan sapi (Cassey dan Van
Niekerk, 1988), mau makan makanan konsentrat dan
tidak terlalu memilih makanan yang disediakan (Machen
1995). Di Afrika selatan kambing ini makan daun
daunan 74% sedang 26% rumput (Malan, 2000).
Keunggulan lain yaitu Kambing Boer tahan penyakit
TELAAH UTAMA TELAAH UTAMA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 37 MAN TAZAKKA
36
atau kombinasi dari ketiga warna tersebut
þ �Jantan betina bertanduk, telinga pendek dan
menggantung
þ �Bobot yang jantan dewasa rata-rata 25 kg, tinggi
tubuh gumba 60-65 cm dan betina 20 kg, tinggi
tubuh 56 cm.
þ �Peluang induk lahir kembar 52%, kembar tiga 2.6%
dan tunggal 44.9%
þ �Dewasa kelamin jantan umr 135-173 hari, betina
153-454 hari. Rata-rata betina beranak umur 12-13
bulan
þ �Prosentase karkas 44-51%
þ �Rata-rata betina beranak umur 12-13 bulan dengan
bobot lahir 3.28 kg dan Bobot Sapih 10.12 kg
b. Kambing Saanen
Jumlah pasti populasi Kambing Saanen belum bisa
dipastikan, tapi yang jelas bahwa jenis ini sudah mulai
berkurang di masyarakat peternak. Kambing saanen
merupakan jenis Kambing Penghasil Susu dann hasil
susunya paling tinggi dibandingkan dengan jenis
kambing susu lainnya, bahkan dapat mencapai 3-4 liter
per hari.
Ciri-ciri utama kambing saanen antara lain:
þ Kepala kecil dan berbentuk lancip
þ Jantan betina sering tidak bertanduk
þ Warna bulu putih, krem pucat dengan bercak-
bercak hitam pada hidung, telinga dan ambing
c. Kambing Peranakan Ettawa (PE)
Jenis ini merupakan hasil persilangan antara
kambing ettawa (India) dengan Kambing Kacang.
Penampilan peranakan mirip kambing kacang,
walaupun tampilan Ettawa juga terlihat, dan sering
disebut juga dengan Jawa Randu atau Bligon.
Pemanfaat disamping dapat diarahkan untuk pedaging
juga dapat juga sebagai penghasil susu.
Ciri khas Kambing PE adalah:
þ �Telinga panjang, lembek, menggantung dan
ujungnya agak melipat
þ �Bentuk muka cembung melengkung dan dagu
berjanggut
þ �Dibawah leher terdapat gelambir, tanduk berdiri
agak kebelakang dengan ujung sedikit melingkar
þ �Tinggi tubuh 70-90 cm
þ �Warna bulu umumnya belang hitam, belang coklat,
coklat bertotol putih, putih totol coklat atau putih
totol hitam.
d. Kambing Merica
Termasuk kambing lokal yang banyak terdapat di
Sulawesi. Tandanya adalah memiliki tubuh yang kecil
jika dibandingkan dengan kambing kacang. Beberapa
ahli memperkirakan masih ada hubungan keturunan
dengan kambing kacang. Keunggulannya hampir sama
dengan kambing kacang
e. Kambing Alpine
Tanda-tandanya adalah mempunyai warna bulu
bermacam-macam dari putih sampai kehitam-hitaman.
Warna muka ada garis putih di atas hidung. Ada yang
bertanduk dan ada juga yang tidak bertanduk. Besar
dan tingginya sama dengan kambing saanen. Termasuk
kambing penghasil susu yang banyak.
f. Kambing Nubian (Anglo)
Mempunyai ciri-ciri : bulu pendek, kaki panjang dan
dapat menyesuaikan disi di daerah panas. Merupakan
kambing yang subur dan beranak kembar. Ada yang
bertanduk dan ada yang tidak bertanduk.
h. Kambing Gembrong
Jenis kambing ini hana ada di Desa Bugbug, Culik
dan Bunutan Pantai Timur Bali. Diperkirakan berasal
dari keturunan kambing Anggora,atau dari kambing
kashmir berbulu putih. Tinggi 58-65 cm. Bobot dewasa
32-45 kg, bulunya dapat mencapai 25 cm. Kambing
jantan diambil bulunya yang panjang,putih, halus
seperti sutra. Pencukuran dilakukan setiap 1.5 tahun
sekali. Pemeliharaan dilakukan secara semi intensif.
I. Kambing Boer
Kambing Boer adalah kambing yang mempunyai
performance yang terbaik di dunia berasal dari Afrika
yang disebut sebagai Star of Africa (Mason, 1988; Maze,
2006; Pazzani, 2006). Kambing ini termasuk kambing
dwiguna yaitu dapat diandalkan sebagai penghasil
daging dan penghasil air susu. Sebagai tipe daging,
kambing boer mempunyai bentuk tubuh yang ideal
yaitu tubuh yang besar, berat, panjang berotot dan
mempunyai persentase karkas yang tinggi (Machen,
1995), dan dapat dipelihara sebagai induk atau pejantan
hingga berumur 10 tahun (Malan, 2000).
Dari hasil kajian, ternyata kambing Boer sangat
menjanjikan untuk dipilih sebagai komoditas peternakan
pedaging karena persentase daging terhadap berat
hidup tinggi dan kualitas daging yang sangat baik yaitu
daging yang lembut, rasa yang enak “ flavoursome,
succulent, tender, extremely attractive and tasty” (Malan,
2000). Dari segi produksi peternakan pertumbuhan
kambing Boer relative cepat yaitu kenaikan berat badan
dapat mencapai 150-170 gr per hari (Cassey dan van
Niekerk, 1988). Pada kondisi yang baik kambing betina
dewasa dapat mencapai berat badan 70-80 kg (Malan,
2000) atau sampai 90-100 kg (Mason, 1988), sedangkan
jantan mencapai 100-120 kg (Malan, 2000) atau sampai
110-135 kg (Mason, 1988), dengan persentase karkas
49-55% dengan kandungan lemak rendah yaitu 5-6%
(Mason, 1988).
Disamping itu kambing Boer mempunyai
reproduktifitas yang tinggi, yaitu dengan masa bunting
148,2 + 3,7 hari (Greyling, 2000), Jumlah anak tunggal
8%-24,5%, kembar dua 59,2%-63,7%, kembar tiga15,3%
-27,2% dan kembar empat 1% -1,1% (Erasmus 2000;
Greyling, 2000). Lama interval antara melahirkan
dengan kembali bunting selama 62,0+ 20,2 hari
(Greyling, 2000). Pada pemeliharaan yang baik dapat
menghasilkan tingkat kebuntingan 90%, jumlah anak
lahir/ induk kawin 189%, jumlah anak/ induk melahirkan
210% dengan jarak beranak 7-8 bulan (Malan, 2000).
Sifat keindukan kambing Boer sangat baik, yaitu
dapat memelihara anak kembar dengan baik (Machen,
1994), karena produksi susu yang tinggi yaitu 1,3
hingga 1,8 kg/ hari. Dapat dikategorikan sebagai
kambing perah, karena kambing Boer dapat
memproduksi susu selama 120 hari dengan produksi
susu total sebanyak 160 kg (Cassey dan van Niekerk,
1988). Keunggulan lain dari kambing Boer ini adalah
mau makan sisa makanan sapi (Cassey dan Van
Niekerk, 1988), mau makan makanan konsentrat dan
tidak terlalu memilih makanan yang disediakan (Machen
1995). Di Afrika selatan kambing ini makan daun
daunan 74% sedang 26% rumput (Malan, 2000).
Keunggulan lain yaitu Kambing Boer tahan penyakit
TELAAH UTAMA TELAAH UTAMA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
38 EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 39 MAN TAZAKKA
(Erasmus, 2000).
Daya adaptasi kambing Boer sangat tinggi (Erasmus,
2000), dapat dipelihara pada berbagai kondisi iklim
(Malan, 2000). Terbukti telah dikembangkan diberbagai
bagian dunia dengan iklim tropis maupun sub tropis
yaitu di Amerika, Canada, New Zealand, Jerman, Israel,
Perancis, Australia dengan hasil yang baik. Kambing ini
cocok untuk dikembangkan didaerah tropis karena
berasal dari Afrika Selatan di daerah tropis, dan
mempunyai warma bulu putih dengan warna coklat
sekitar kepala sehingga stress terhadap panas minimum
(Machen, 1995).
j. Domba asli Indonesia
Domba ini dikenal juga dengan domba sayur atau
domba lokal. Ciri-ciri dari domba ini adalah berbadan
kecil, lambat dewasa, warna bulu dan tanda-tanda lain
tidak seragam, serta hasil karkas rendah.
k. Domba ekor gemuk
Domba jenis ini terdapat di Jawa Timur, Madura,
Lombok, dan Sulawesi. Ciri-ciri yang dimiliki domba
bangsa ini adalah berbentuk badan besar, domba jantan
bertanduk dan bobotnya mencapai 50 Kg, sedangkan
domba betina tidak bertanduk dan berbobot 40 Kg.
Ekornya panjang, dengan pangkalnya besar dan
menimbun lemak yang banyak, tetapi ujung ekornya
kecil tak berlemak.
l. Domba Garut/Priangan
Terdapat di Priangan Bandung, Garut, Sumedang,
Ciamis, dan Tasikmalaya. Bertubuh besar, dahi konveks,
tanduk yang jantan besar dan kuat. Domba ini diduga
diciptakan dari persilangan antara domba Merino dan
domba Cape dengan domba lokal sekitar tahun 1864.
Namun sekarang sudah tidak ada bekas-bekas dari
karakteristik wol domba Merino. Kadang-kadang
dijumpai adanya domba tanpa daun telinga. Bobot
domba jantan mencapai 60 – 80 Kg dan domba betina
35 – 40 Kg. Domba jantan bertanduk dan melengkung
ke belakang berbentuk spiral. Bagian pangkal tanduk
kanan dan kiri hampir bersatu. Domba betina tidak
bertanduk. Bulu domba garut lebih panjang daripada
domba asli dan warnanya beragam, ada yang putih
hitam dan cokelat atau warna campuran. Walaupun ada
darah merino, bulu wolnya yang paling halus hanya
rata-rata sebesar setebal 31, sehingga digolongkan
pada wol C, sedangkan tipe A dan B tidak dijumpai
sama sekali.Terkenal sebagai salah satu domba dengan
angka reproduktivitas tinggi di dunia.
m. Domba Ekor Tipis.
Banyak terdapat di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Termasuk domba kecil, dengan berat potong sekitar 20
– 30 kg/ekor. Warna bulu putih dan biasanya memiliki
bercak hitam di sekeliling matanya. Ekornya tak
menunjukkan adanya desposisi lemak. Yang jantan
memiliki tanduk melingkar, sedangkan betina biasanya
tak bertanduk. Bulunya berupa wol kasar.[]
TELAAH UTAMA
Qurbanmu Dirindu Suku-Suku
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
38 EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 39 MAN TAZAKKA
(Erasmus, 2000).
Daya adaptasi kambing Boer sangat tinggi (Erasmus,
2000), dapat dipelihara pada berbagai kondisi iklim
(Malan, 2000). Terbukti telah dikembangkan diberbagai
bagian dunia dengan iklim tropis maupun sub tropis
yaitu di Amerika, Canada, New Zealand, Jerman, Israel,
Perancis, Australia dengan hasil yang baik. Kambing ini
cocok untuk dikembangkan didaerah tropis karena
berasal dari Afrika Selatan di daerah tropis, dan
mempunyai warma bulu putih dengan warna coklat
sekitar kepala sehingga stress terhadap panas minimum
(Machen, 1995).
j. Domba asli Indonesia
Domba ini dikenal juga dengan domba sayur atau
domba lokal. Ciri-ciri dari domba ini adalah berbadan
kecil, lambat dewasa, warna bulu dan tanda-tanda lain
tidak seragam, serta hasil karkas rendah.
k. Domba ekor gemuk
Domba jenis ini terdapat di Jawa Timur, Madura,
Lombok, dan Sulawesi. Ciri-ciri yang dimiliki domba
bangsa ini adalah berbentuk badan besar, domba jantan
bertanduk dan bobotnya mencapai 50 Kg, sedangkan
domba betina tidak bertanduk dan berbobot 40 Kg.
Ekornya panjang, dengan pangkalnya besar dan
menimbun lemak yang banyak, tetapi ujung ekornya
kecil tak berlemak.
l. Domba Garut/Priangan
Terdapat di Priangan Bandung, Garut, Sumedang,
Ciamis, dan Tasikmalaya. Bertubuh besar, dahi konveks,
tanduk yang jantan besar dan kuat. Domba ini diduga
diciptakan dari persilangan antara domba Merino dan
domba Cape dengan domba lokal sekitar tahun 1864.
Namun sekarang sudah tidak ada bekas-bekas dari
karakteristik wol domba Merino. Kadang-kadang
dijumpai adanya domba tanpa daun telinga. Bobot
domba jantan mencapai 60 – 80 Kg dan domba betina
35 – 40 Kg. Domba jantan bertanduk dan melengkung
ke belakang berbentuk spiral. Bagian pangkal tanduk
kanan dan kiri hampir bersatu. Domba betina tidak
bertanduk. Bulu domba garut lebih panjang daripada
domba asli dan warnanya beragam, ada yang putih
hitam dan cokelat atau warna campuran. Walaupun ada
darah merino, bulu wolnya yang paling halus hanya
rata-rata sebesar setebal 31, sehingga digolongkan
pada wol C, sedangkan tipe A dan B tidak dijumpai
sama sekali.Terkenal sebagai salah satu domba dengan
angka reproduktivitas tinggi di dunia.
m. Domba Ekor Tipis.
Banyak terdapat di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Termasuk domba kecil, dengan berat potong sekitar 20
– 30 kg/ekor. Warna bulu putih dan biasanya memiliki
bercak hitam di sekeliling matanya. Ekornya tak
menunjukkan adanya desposisi lemak. Yang jantan
memiliki tanduk melingkar, sedangkan betina biasanya
tak bertanduk. Bulunya berupa wol kasar.[]
TELAAH UTAMA
Qurbanmu Dirindu Suku-Suku
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 41 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
40
TELAAH UTAMA
daya beli mereka.
Apabila di daerah orang yang berkurban
masyarakatnya sudah terbiasa mengkonsumsi daging,
maka boleh saja hewan tersebut disebarkan ke daerah-
daerah yang betul-betul membutuhkannya.
Moh Siddik, MA
Ketua Umum Dewan Dakwah
Qurban Multi Manfaat yang
dipersembahkan LAZIS Dewan
Dakwah, berusaha agar ibadah qurban
Anda bermanfaat sebanyak mungkin
bagi syiar, dakwah, dan
pengembangan ummat.
Dengan tagline ''Qurbanku Dakwahku'', program ini
membuka dan memperkuat Da`wah di pedalaman
Nusantara; Merupakan syiar bagi keberadaan dan
kegiatan para da`i di pedalaman; Menyegerakan
manfaat ajaran Islam bagi masyarakat di pelosok
Nusantara; Sebagai wahana komunikasi para da'i
dengan masyarakat binaan untuk mempermudah
da`wah; Mendukung program pemberdayaan
masyarakat.
Ustadz Syamsul Bahri Lc
Sekretaris Majlis Fatwa dan Pusat
Kajian Strategis Dewan Dakwah
Berbagai kebaikan terkandung
dalam ibadah qurban. Allah SWT
menyebutnya dalam Surah Al Hajj: 36-
37: "Wal-budnu ja'alnaaha lakum min sya'aari'l-laah
fiyha khayr" (di dalamnya terkandung kebaikan).
Salah satunya adalah idzhârul manâfi' duniawiyah
wal ukhrawiyah, atau menampakkan kemaslahatan
qurban dari sisi duniawi dan ukhrawi. Misalnya, aspek
kesehatan dengan memilih hewan qurban berstandar
baik dari sisi umur maupun kesehatan; Tujuan
pemerataan gizi dengan menyedekahkan dagingnya;
Tujuan ekonomi pada margin keuntungan di setiap
mata rantai perdagangan hewan; Tujuan budaya pada
kedatangannya setiap tahun, dan tujuan sosial pada
berhimpunnya banyak orang saat penyembelihan dan
pembagian dagingnya.
QURBAN MULTI MANFAAT?
Qurban Multi Manfaat merupakan ikhtiar LAZNAS
Dewan Da`wah untuk melipatgandakan manfaat sosial
Ibadah Qurban.
Dengan berQurban melalui LAZNAS Dewan Dakwah,
peserta Qurban turut mendukung program dakwah
khususnya diwilayah da`wah dai dewan da`wah karena
pendistribusian dilakukan didaerah binaan dan target
binaan da`wah disamping tentunyaturut menggemakan
syiar Islam di penjuru Nusantara.
KEUNGGULAN
1. Membuka dan Memperkuat Da`wah
2. Merupakan Syiar bagi keberadaan dan kegiatan para
Penggerak Da`wah
3. Tidak menunda-nunda distribusi daging qurban,
sehingga manfaat dan kebahagiaan masyarakat
disegerakan pada Hari Raya Idul Adha dan Tasyri'
4. Menguatkan kerja para Penggerak Da`wah di
lapangan yang membutuhkan wahana komunikasi
sebagai bentuk silaturrahim dengan masyarakat
binaan sehingga mempermudah da`wah
5. Mendukung Program Pemberdayaan Masyarakat
DAERAH DISTRIBUSI
Tahun ini prioritas pendistribusian Qurban Multi
Manfaat adalah wilayah dengan kriteria antara lain:
1. Wilayah Terluar Indonesia, seperti
a. Pulau Nias, Sumatera Utara
Kurban, sesuai makna harfiahnya dari kata
qaruba-yaqrubu-qurbanan yang berarti ''dekat'',
adalah upaya mendekatkan diri. Orang yang
berkurban, sedang berusaha mendekatkan diri. Secara
ritual, melalui kurban itu, manusia bermaksud
menggapai ridho-Nya. Sesuai firman Allah: ''Maka
sholatlah atas nama Tuhanmu, dan berkurbanlah'' (QS
Al Kautsar: 2). Sedangkan dimensi sosial kurban,
sebagai ajang solidaritas sesama manusia. Dengan
berkurban, seseorang menyembelih sifat
kebinatangannya, agar dirinya kembali menjadi manusia
yang tidak pelit berkorban bagi sesamanya. ''Sebaik-
baik manusia, adalah yang paling bermanfaat bagi
manusia lain,'' kata Nabi SAW.
Sejatinya, pengorbanan kita untuk membahagiakan
kaum dhuafa, mewakili kepentingan kita sendiri.
Rasulullah SAW pernah berkata kepada para
sahabatnya, ''Berbuat baiklah kalian kepada orang
miskin, karena kelak mereka akan diberikan kekuasaan.''
Bertanyalah para shahabat: ''Ya Rasul, kekuasaan apa
yang dimiliki orang-orang miskin? Bukankah kekuasaan
hanya dimiliki orang yang kaya dan kuat?'' Yaitu nanti
pada hari Kiamat, dimana kekuasaan dan kekuatan
hanya milik Allah. Pada waktu itu Allah menyeru wahai
kalian (kaum miskin), carilah orang-orang yang pernah
memberimu makan walau sekerat, minuman walau
seteguk, pakaian walau selembar, tuntunlah tangannya,
dan bawalah dia kedalam surga.
“Menyembelih qurban itu lebih baik dari sedekah
sunnah. Berdasarkan hadits yang membicarakan
keutamaan qurban. Qurban berbeda dengan sedekah
dari berbagai macam sudut pandang. Qurban itu, syiar
yang harus ditampakkan" [Imam Nawawi dalam Kitab
al-Majmu' Syarah Muhadzzab, Juz 8/425]
Distribusi daging qurban diutamakan untuk mustahik
terdekat (ahlul-qaryah). Namun Islam juga menganut
prinsip non-teritorial "kaffatan linnas" (Saba': 28),
sehingga para ahlul ilmi berfatwa bolehnya melakukan
intiqâlul-udh'hiyah khârijal-bilâd atau membagikan
hewan qurban keluar wilayah karena alasan syar'i,
seperti daerah bencana alam dan kemanusiaan (Imam
Ar-Rafi'i, Imam An-Nasafi, dan Imam Nawawi dalam Al-
Majmu' Juz 8).
Dermawan yang budiman, sungguh qurban Anda
dirindukan oleh Mualaf Suku Ta'a di Gunung Tokala
Morowali Utara yang dibina Ustadz Ustadz Reza dan
Kurniawan; mualaf Suku Mentawai yang dibina Ustadz
Agusnadi; Mualaf Suku Papua Barat diasuh Ustadz Kabir
Kokop, dan lain-lain.
KH Prof Didin Hafidhuddin
Pembina Dewan Dakwah
Orang yang berkurban adalah
orang yang ingin mendekatkan dirinya
kepada Allah SWT sekaligus
mendekatkan dirinya kepada sesama
manusia.
Saking pentingnya penyembelihan hewan kurban ini
sampai Rasululullah saw menyatakan bahwa siapa saja
yang mempunyai kemampuan (keleluasaan untuk
membeli seekor kambing) lalu tidak berkurban, maka
janganlah mendekati tempat shalat kami. Juga
sabdanya bahwa tidak ada amalan manusia pada Hari
Raya Adha yang lebih dicintai Allah, selain mengalirkan
darah hewan (maksudnya : menyembelih hewan
kurban).
Penyembelihan hewan kurban dilaksanakan pada
tanggal 10 Dzulhijjah setelah shalat Idul Adha, atau
tanggal 11, 12 sampai dengan tanggal 13. Ketiga hari
terakhir ini disebut dengan hari tasyriq yang berarti
“hari yang berlimpah dengan daging”.
Setelah disembelih, daging hewan langsung
diberikan kepada golongan fakir miskin yang mungkin
dalam kesehariannya tidak mempunyai kemampuan
untuk mengonsumsi daging, karena di luar jangkauan
TELAAH UTAMA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 41 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
40
TELAAH UTAMA
daya beli mereka.
Apabila di daerah orang yang berkurban
masyarakatnya sudah terbiasa mengkonsumsi daging,
maka boleh saja hewan tersebut disebarkan ke daerah-
daerah yang betul-betul membutuhkannya.
Moh Siddik, MA
Ketua Umum Dewan Dakwah
Qurban Multi Manfaat yang
dipersembahkan LAZIS Dewan
Dakwah, berusaha agar ibadah qurban
Anda bermanfaat sebanyak mungkin
bagi syiar, dakwah, dan
pengembangan ummat.
Dengan tagline ''Qurbanku Dakwahku'', program ini
membuka dan memperkuat Da`wah di pedalaman
Nusantara; Merupakan syiar bagi keberadaan dan
kegiatan para da`i di pedalaman; Menyegerakan
manfaat ajaran Islam bagi masyarakat di pelosok
Nusantara; Sebagai wahana komunikasi para da'i
dengan masyarakat binaan untuk mempermudah
da`wah; Mendukung program pemberdayaan
masyarakat.
Ustadz Syamsul Bahri Lc
Sekretaris Majlis Fatwa dan Pusat
Kajian Strategis Dewan Dakwah
Berbagai kebaikan terkandung
dalam ibadah qurban. Allah SWT
menyebutnya dalam Surah Al Hajj: 36-
37: "Wal-budnu ja'alnaaha lakum min sya'aari'l-laah
fiyha khayr" (di dalamnya terkandung kebaikan).
Salah satunya adalah idzhârul manâfi' duniawiyah
wal ukhrawiyah, atau menampakkan kemaslahatan
qurban dari sisi duniawi dan ukhrawi. Misalnya, aspek
kesehatan dengan memilih hewan qurban berstandar
baik dari sisi umur maupun kesehatan; Tujuan
pemerataan gizi dengan menyedekahkan dagingnya;
Tujuan ekonomi pada margin keuntungan di setiap
mata rantai perdagangan hewan; Tujuan budaya pada
kedatangannya setiap tahun, dan tujuan sosial pada
berhimpunnya banyak orang saat penyembelihan dan
pembagian dagingnya.
QURBAN MULTI MANFAAT?
Qurban Multi Manfaat merupakan ikhtiar LAZNAS
Dewan Da`wah untuk melipatgandakan manfaat sosial
Ibadah Qurban.
Dengan berQurban melalui LAZNAS Dewan Dakwah,
peserta Qurban turut mendukung program dakwah
khususnya diwilayah da`wah dai dewan da`wah karena
pendistribusian dilakukan didaerah binaan dan target
binaan da`wah disamping tentunyaturut menggemakan
syiar Islam di penjuru Nusantara.
KEUNGGULAN
1. Membuka dan Memperkuat Da`wah
2. Merupakan Syiar bagi keberadaan dan kegiatan para
Penggerak Da`wah
3. Tidak menunda-nunda distribusi daging qurban,
sehingga manfaat dan kebahagiaan masyarakat
disegerakan pada Hari Raya Idul Adha dan Tasyri'
4. Menguatkan kerja para Penggerak Da`wah di
lapangan yang membutuhkan wahana komunikasi
sebagai bentuk silaturrahim dengan masyarakat
binaan sehingga mempermudah da`wah
5. Mendukung Program Pemberdayaan Masyarakat
DAERAH DISTRIBUSI
Tahun ini prioritas pendistribusian Qurban Multi
Manfaat adalah wilayah dengan kriteria antara lain:
1. Wilayah Terluar Indonesia, seperti
a. Pulau Nias, Sumatera Utara
Kurban, sesuai makna harfiahnya dari kata
qaruba-yaqrubu-qurbanan yang berarti ''dekat'',
adalah upaya mendekatkan diri. Orang yang
berkurban, sedang berusaha mendekatkan diri. Secara
ritual, melalui kurban itu, manusia bermaksud
menggapai ridho-Nya. Sesuai firman Allah: ''Maka
sholatlah atas nama Tuhanmu, dan berkurbanlah'' (QS
Al Kautsar: 2). Sedangkan dimensi sosial kurban,
sebagai ajang solidaritas sesama manusia. Dengan
berkurban, seseorang menyembelih sifat
kebinatangannya, agar dirinya kembali menjadi manusia
yang tidak pelit berkorban bagi sesamanya. ''Sebaik-
baik manusia, adalah yang paling bermanfaat bagi
manusia lain,'' kata Nabi SAW.
Sejatinya, pengorbanan kita untuk membahagiakan
kaum dhuafa, mewakili kepentingan kita sendiri.
Rasulullah SAW pernah berkata kepada para
sahabatnya, ''Berbuat baiklah kalian kepada orang
miskin, karena kelak mereka akan diberikan kekuasaan.''
Bertanyalah para shahabat: ''Ya Rasul, kekuasaan apa
yang dimiliki orang-orang miskin? Bukankah kekuasaan
hanya dimiliki orang yang kaya dan kuat?'' Yaitu nanti
pada hari Kiamat, dimana kekuasaan dan kekuatan
hanya milik Allah. Pada waktu itu Allah menyeru wahai
kalian (kaum miskin), carilah orang-orang yang pernah
memberimu makan walau sekerat, minuman walau
seteguk, pakaian walau selembar, tuntunlah tangannya,
dan bawalah dia kedalam surga.
“Menyembelih qurban itu lebih baik dari sedekah
sunnah. Berdasarkan hadits yang membicarakan
keutamaan qurban. Qurban berbeda dengan sedekah
dari berbagai macam sudut pandang. Qurban itu, syiar
yang harus ditampakkan" [Imam Nawawi dalam Kitab
al-Majmu' Syarah Muhadzzab, Juz 8/425]
Distribusi daging qurban diutamakan untuk mustahik
terdekat (ahlul-qaryah). Namun Islam juga menganut
prinsip non-teritorial "kaffatan linnas" (Saba': 28),
sehingga para ahlul ilmi berfatwa bolehnya melakukan
intiqâlul-udh'hiyah khârijal-bilâd atau membagikan
hewan qurban keluar wilayah karena alasan syar'i,
seperti daerah bencana alam dan kemanusiaan (Imam
Ar-Rafi'i, Imam An-Nasafi, dan Imam Nawawi dalam Al-
Majmu' Juz 8).
Dermawan yang budiman, sungguh qurban Anda
dirindukan oleh Mualaf Suku Ta'a di Gunung Tokala
Morowali Utara yang dibina Ustadz Ustadz Reza dan
Kurniawan; mualaf Suku Mentawai yang dibina Ustadz
Agusnadi; Mualaf Suku Papua Barat diasuh Ustadz Kabir
Kokop, dan lain-lain.
KH Prof Didin Hafidhuddin
Pembina Dewan Dakwah
Orang yang berkurban adalah
orang yang ingin mendekatkan dirinya
kepada Allah SWT sekaligus
mendekatkan dirinya kepada sesama
manusia.
Saking pentingnya penyembelihan hewan kurban ini
sampai Rasululullah saw menyatakan bahwa siapa saja
yang mempunyai kemampuan (keleluasaan untuk
membeli seekor kambing) lalu tidak berkurban, maka
janganlah mendekati tempat shalat kami. Juga
sabdanya bahwa tidak ada amalan manusia pada Hari
Raya Adha yang lebih dicintai Allah, selain mengalirkan
darah hewan (maksudnya : menyembelih hewan
kurban).
Penyembelihan hewan kurban dilaksanakan pada
tanggal 10 Dzulhijjah setelah shalat Idul Adha, atau
tanggal 11, 12 sampai dengan tanggal 13. Ketiga hari
terakhir ini disebut dengan hari tasyriq yang berarti
“hari yang berlimpah dengan daging”.
Setelah disembelih, daging hewan langsung
diberikan kepada golongan fakir miskin yang mungkin
dalam kesehariannya tidak mempunyai kemampuan
untuk mengonsumsi daging, karena di luar jangkauan
TELAAH UTAMA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 43 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
42
b. Pulau Mentawai, Sumatera Barat
c. Pulau Enggano, Bengkulu
d. Perbatasan RI-Malaysia di Sambas, Kalimantan
Barat
e. Perbatasan RI-Timor Leste di Atambua, NTT
2. Wilayah Pedalaman, seperti
a. Pulau Buru, Maluku
b. Pulau Seram, Maluku
c. Soe, NTT
d. Pulau Kangge, NTT
e. Kep Sapeken, Madura, Jawa Timur
3. Wilayah/Perkampungan Muallaf, Minoritas dan
Rawan Pemurtadan
a. Suku Ta'a Wana, Morowali, Sulawesi Tengah
b. Suku Akit, Riau
c. Lereng Merapi, Jawa Tengah
d. Lereng Merbabu, Jawa Tengah
e. Pesisir Gunung Kidul, Jogjakarta
f. Blitar Selatan, Jawa Timur
g. Magelang, Jawa Tengah
h. Sukabumi, Jawa Barat
4. Wilayah Terdampak Bencana
a. Pulau Lombok, NTB
b. Palu-Sigi-Donggala, Sulawesi Tengah
c. Pandeglang, Banten
5. Wilayah Daerah Binaan Da`wah/Target Binaan
Da`wah/Penunjang Da`wah lainnya
6. Komunitas Marginal dan Miskin Perkotaan, dll
Selain menfasilitasi Qurban, LAZNAS Dewan Da`wah
dengan senang hati mengajak para Pequrban ke lokasi
pendistribusian (dengan akomodasi mandiri) untuk :
1. Membantu rangkaian penyelenggaraan sholat Ied
dan syiar hari raya di daerah.
2. Memasak daging Qurban dan mendistribusikannya
dalam bentuk Sedekah Makan Rakyat
HARGA QURBAN
a. Kambing/Domba per ekor Rp 2.150.000
b. Qurban Sapi/Kerbau per ekor Rp 15.750.000
c. Qurban Sapi/Kerbau (1/7 bagian) Rp 2.250.000
d. Infaq Kegiatan Hari Raya Idhul Adha Rp 500.000
e. Infaq Sedekah Makan Rakyat Rp Bebas
*) Meliputi Biaya Pengadaan Hewan Qurban,
Penyembelihan, dan Pendistibusian
REKENING dan LAYANAN QURBAN
a. Bank Syariah Mandiri No. Rek 702 739 1917
b. Bank Muamalat Indonesia No. Rek 301 007 1856
c. Bank Mandiri No. Rek 122 000 588 1985
a.n. LAZIS Dewan Da`wah
Ÿ Konfirmasi Pembayaran ke 0858 8282 4343 dengan
format: Nama Penyetor/Jenis Qurban/Jumlah
Qurban/atas nama/nominal transfer/Tanggal/Bank
Ÿ Misal: Fulan/Kambing/2 ekor/Fulan bin Fulan dan
Fulanah Binti Fulan/4.400.000/23 Juli/BSM
Ÿ Jemput Dana Qurban, Silahkan
menghubungiTelp/SMS/WA ke 0858 8282 4343.[]
HALAL
Daging SapiPilih Pilah
TELAAH UTAMA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 43 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
42
b. Pulau Mentawai, Sumatera Barat
c. Pulau Enggano, Bengkulu
d. Perbatasan RI-Malaysia di Sambas, Kalimantan
Barat
e. Perbatasan RI-Timor Leste di Atambua, NTT
2. Wilayah Pedalaman, seperti
a. Pulau Buru, Maluku
b. Pulau Seram, Maluku
c. Soe, NTT
d. Pulau Kangge, NTT
e. Kep Sapeken, Madura, Jawa Timur
3. Wilayah/Perkampungan Muallaf, Minoritas dan
Rawan Pemurtadan
a. Suku Ta'a Wana, Morowali, Sulawesi Tengah
b. Suku Akit, Riau
c. Lereng Merapi, Jawa Tengah
d. Lereng Merbabu, Jawa Tengah
e. Pesisir Gunung Kidul, Jogjakarta
f. Blitar Selatan, Jawa Timur
g. Magelang, Jawa Tengah
h. Sukabumi, Jawa Barat
4. Wilayah Terdampak Bencana
a. Pulau Lombok, NTB
b. Palu-Sigi-Donggala, Sulawesi Tengah
c. Pandeglang, Banten
5. Wilayah Daerah Binaan Da`wah/Target Binaan
Da`wah/Penunjang Da`wah lainnya
6. Komunitas Marginal dan Miskin Perkotaan, dll
Selain menfasilitasi Qurban, LAZNAS Dewan Da`wah
dengan senang hati mengajak para Pequrban ke lokasi
pendistribusian (dengan akomodasi mandiri) untuk :
1. Membantu rangkaian penyelenggaraan sholat Ied
dan syiar hari raya di daerah.
2. Memasak daging Qurban dan mendistribusikannya
dalam bentuk Sedekah Makan Rakyat
HARGA QURBAN
a. Kambing/Domba per ekor Rp 2.150.000
b. Qurban Sapi/Kerbau per ekor Rp 15.750.000
c. Qurban Sapi/Kerbau (1/7 bagian) Rp 2.250.000
d. Infaq Kegiatan Hari Raya Idhul Adha Rp 500.000
e. Infaq Sedekah Makan Rakyat Rp Bebas
*) Meliputi Biaya Pengadaan Hewan Qurban,
Penyembelihan, dan Pendistibusian
REKENING dan LAYANAN QURBAN
a. Bank Syariah Mandiri No. Rek 702 739 1917
b. Bank Muamalat Indonesia No. Rek 301 007 1856
c. Bank Mandiri No. Rek 122 000 588 1985
a.n. LAZIS Dewan Da`wah
Ÿ Konfirmasi Pembayaran ke 0858 8282 4343 dengan
format: Nama Penyetor/Jenis Qurban/Jumlah
Qurban/atas nama/nominal transfer/Tanggal/Bank
Ÿ Misal: Fulan/Kambing/2 ekor/Fulan bin Fulan dan
Fulanah Binti Fulan/4.400.000/23 Juli/BSM
Ÿ Jemput Dana Qurban, Silahkan
menghubungiTelp/SMS/WA ke 0858 8282 4343.[]
HALAL
Daging SapiPilih Pilah
TELAAH UTAMA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 45 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
44
HALAL HALAL
enurut UU No 6/1967 tentang Peternakan dan
MKesehatan Hewan, semua produk hasil
peternakan yang masuk Indonesia harus
menjamin ketenteraman batin masyarakat. MUI
menjabarkan ketenteraman batin yang dimaksud adalah
kehalalan produk. Dan pada 5 April 2002 lalu, MUI
menegaskan kehalalan itu meliputi cara pemotongan
maupun alat potongnya.
Pada saat ini Deptan telah memiliki daftar rumah
potong hewan di luar negeri yang telah mendapatkan
semacam akreditasi (bukan dalam arti yang dikenal
dalam manajemen mutu, tapi mungkin lebih tepat
persetujuan) untuk dapat memasukkan daging ke
Indonesia. Persetujuan ini diperoleh setelah melalui
pemeriksaan dan kunjungan ke rumah potong hewan
yang bersangkutan oleh tim yang terdiri dari dua unsur
yaitu dari Deptan dan dari MUI (LPPOM MUI).
Yang sudah mendapatkan persetujuan tersebut
artinya memang telah memenuhi syarat syarat
penyembelihan hewan secara Islami seperti yang
penyembelihnya muslim, ada pengawasnya,
pemotongan dan penyimpanannya terpisah dari yang
pemotongan non Islami, ada sistem yang menjamin
keberlangsungan penyembelihan secara Islami yang
terjaga dengan baik, dll.
Berdasarkan daftar inilah nanti ketika daging masuk
ke Indonesia akan diperiksa darimana asal daging
tersebut, rumah potong hewan mana, diperiksa pula
sertifikat halal yang harus disertakan setiap kali
mengirimkan daging ke Indonesia.
''Jadi, insya Allah jika daging tersebut diimpor secara
legal maka sudah dijamin kehalalannya. Yang menjadi
masalah adalah masuknya daging impor yang ilegal,''
ujar Mentan.
Stunning
Di sebagian negara, terutama negara Barat, sebelum
disembelih hewan besar biasanya dipingsankan
(stunning) menggunakan bius. Pembiusan dilakukan
dengan membekapkan gas karbon (CO2), menyetrum
otak, atau menembak binatang dengan captive bolt
pistol. Dalam keadaan pingsan, barulah hewan
disembelih.
Kiat itu memang mengatasi kelemahan
penyembelihan tradisional. Tapi, bukan berarti tanpa
resiko. Misalnya, bila dosis obat bius tidak tepat,
binatang bisa jadi mengamuk atau mati sebelum
disembelih.
Pembiusan juga meningkatkan tekanan darah
arterial, kapiler, dan sistem vena (Thornton & Gracey,
1974). Ini menyebabkan pecahnya kapiler bila
penyembelihan terlambat dilakukan, sehingga
mengakibatkan perdarahan (blood splashing) pada
karkas. Mutu daging turun karenanya.
Penelitian seperti yang dilakukan Blomquist (1959),
Hiner (1971), Van der Wall (1975), Overstreet (1975), Mc
Loughilin & Davidson (1966), dan lain-lain, juga
membuktikan bahwa semua bentuk pemingsanan di
atas berdampak menurunkan kualitas daging.
Glonggongan
Sapi glonggongan, sesuai namanya, adalah sapi yang
digelontor air (Jawa: diglonggong) lewat mulutnya
sebelum disembelih. Air dimasukkan lewat corong
bambu yang dijejalkan dan diikat pada moncong sapi.
Kalau perlu, air dipompa dengan jet pump. Perlakuan ini
membuat sapi tampak gembrot abis, karena air
menggelembungkan tubuhnya.
Setelah itu, sapi disembelih. Hasilnya, bobot tiap
kilogram daging yang dihasilkan bisa lebih berat sampai
3 ons dari normalnya. Dengan harga jual lebih miring
sampai beberapa ribu rupiah perkilonya, konsumen
awam di pasar pun tergiur membeli daging sapi basah
semacam ini.
Penjual daging glonggongan, tidak berani
menggantung dagangannya di los pasar. Soalnya jelas,
kalau digantung, air daging bakal mengucur deras
hingga bobot daging menyusut ke berat normal.
Biasanya, pedagang daging glonggongan mengakali
dengan menempatkan dagangannya di baskom atau
bak kecil.
Dari segi apapun, daging glonggongan adalah
produk kejahatan multidimensi. Penglonggongan
binatang, jelas merupakan pelanggaran hak asasi
binatang.
Dari segi kesehatan, penggelontoran air ke dalam
tubuh hewan membuat kinerja organ tubuh hewan
tidak seimbang. Lambung sapi yang berkapasitas 10-20
liter misalnya, bila dipaksa menampung dan menyerap
air dua kali lipat akan mengalami kontraksi hebat. Ini
menyebabkan sistem pernapasan terganggu, sehingga
sapi sesak nafas dan klenger.
Serapan air secara tidak wajar ke dalam sel daging
juga dapat merusak protein dan zat lain dalam daging.
Akibatnya, daging gampang busuk.
Bila seorang jagal mengglonggong lima ekor sapi,
kemungkinan besar korban pertama hingga ke tiga
sudah keburu menjadi bangkai, sedangkan korban
berikutnya dipastikan klenger, menjelang mati.
Perdagangan daging sapi bangkai maupun
glonggongan adalah penipuan bertingkat-tingkat
terhadap konsumen. Pelakunya bisa dijerat dengan UU
Perlindungan Konsumen Nomor 8/2000. Juga pasal 302
KUHP tentang ancaman bagi para penganiaya binatang
dan pasal 501 yang mengancam penjualan bangkai
binatang.
Klasifikasi Daging
Pemotongan sapi pedaging menghasilkan karkas
(daging dan tulang). Daging sapi berkualitas dan halal
memiliki warna merah cerah, seratnya halus dan
lemaknya berwarna kekuningan. Kondisi daging keras,
namun tidak kaku. Daging yang kaku dan gelap
menunjukkan penyembelihan dilakukan dalam kondisi
yang tidak tepat, misalnya hewan disembelih dalam
keadaan stres atau kehabisan tenaga.
Seekor ternak sapi dianggap baik bila dapat
menghasilkan karkas sebesar 59% dari bobot tubuhnya,
Perbedaan Fisik Daging Sapi Sehat, Glonggongan, dan Mati
* Diolah dari berbagai sumber
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 45 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
44
HALAL HALAL
enurut UU No 6/1967 tentang Peternakan dan
MKesehatan Hewan, semua produk hasil
peternakan yang masuk Indonesia harus
menjamin ketenteraman batin masyarakat. MUI
menjabarkan ketenteraman batin yang dimaksud adalah
kehalalan produk. Dan pada 5 April 2002 lalu, MUI
menegaskan kehalalan itu meliputi cara pemotongan
maupun alat potongnya.
Pada saat ini Deptan telah memiliki daftar rumah
potong hewan di luar negeri yang telah mendapatkan
semacam akreditasi (bukan dalam arti yang dikenal
dalam manajemen mutu, tapi mungkin lebih tepat
persetujuan) untuk dapat memasukkan daging ke
Indonesia. Persetujuan ini diperoleh setelah melalui
pemeriksaan dan kunjungan ke rumah potong hewan
yang bersangkutan oleh tim yang terdiri dari dua unsur
yaitu dari Deptan dan dari MUI (LPPOM MUI).
Yang sudah mendapatkan persetujuan tersebut
artinya memang telah memenuhi syarat syarat
penyembelihan hewan secara Islami seperti yang
penyembelihnya muslim, ada pengawasnya,
pemotongan dan penyimpanannya terpisah dari yang
pemotongan non Islami, ada sistem yang menjamin
keberlangsungan penyembelihan secara Islami yang
terjaga dengan baik, dll.
Berdasarkan daftar inilah nanti ketika daging masuk
ke Indonesia akan diperiksa darimana asal daging
tersebut, rumah potong hewan mana, diperiksa pula
sertifikat halal yang harus disertakan setiap kali
mengirimkan daging ke Indonesia.
''Jadi, insya Allah jika daging tersebut diimpor secara
legal maka sudah dijamin kehalalannya. Yang menjadi
masalah adalah masuknya daging impor yang ilegal,''
ujar Mentan.
Stunning
Di sebagian negara, terutama negara Barat, sebelum
disembelih hewan besar biasanya dipingsankan
(stunning) menggunakan bius. Pembiusan dilakukan
dengan membekapkan gas karbon (CO2), menyetrum
otak, atau menembak binatang dengan captive bolt
pistol. Dalam keadaan pingsan, barulah hewan
disembelih.
Kiat itu memang mengatasi kelemahan
penyembelihan tradisional. Tapi, bukan berarti tanpa
resiko. Misalnya, bila dosis obat bius tidak tepat,
binatang bisa jadi mengamuk atau mati sebelum
disembelih.
Pembiusan juga meningkatkan tekanan darah
arterial, kapiler, dan sistem vena (Thornton & Gracey,
1974). Ini menyebabkan pecahnya kapiler bila
penyembelihan terlambat dilakukan, sehingga
mengakibatkan perdarahan (blood splashing) pada
karkas. Mutu daging turun karenanya.
Penelitian seperti yang dilakukan Blomquist (1959),
Hiner (1971), Van der Wall (1975), Overstreet (1975), Mc
Loughilin & Davidson (1966), dan lain-lain, juga
membuktikan bahwa semua bentuk pemingsanan di
atas berdampak menurunkan kualitas daging.
Glonggongan
Sapi glonggongan, sesuai namanya, adalah sapi yang
digelontor air (Jawa: diglonggong) lewat mulutnya
sebelum disembelih. Air dimasukkan lewat corong
bambu yang dijejalkan dan diikat pada moncong sapi.
Kalau perlu, air dipompa dengan jet pump. Perlakuan ini
membuat sapi tampak gembrot abis, karena air
menggelembungkan tubuhnya.
Setelah itu, sapi disembelih. Hasilnya, bobot tiap
kilogram daging yang dihasilkan bisa lebih berat sampai
3 ons dari normalnya. Dengan harga jual lebih miring
sampai beberapa ribu rupiah perkilonya, konsumen
awam di pasar pun tergiur membeli daging sapi basah
semacam ini.
Penjual daging glonggongan, tidak berani
menggantung dagangannya di los pasar. Soalnya jelas,
kalau digantung, air daging bakal mengucur deras
hingga bobot daging menyusut ke berat normal.
Biasanya, pedagang daging glonggongan mengakali
dengan menempatkan dagangannya di baskom atau
bak kecil.
Dari segi apapun, daging glonggongan adalah
produk kejahatan multidimensi. Penglonggongan
binatang, jelas merupakan pelanggaran hak asasi
binatang.
Dari segi kesehatan, penggelontoran air ke dalam
tubuh hewan membuat kinerja organ tubuh hewan
tidak seimbang. Lambung sapi yang berkapasitas 10-20
liter misalnya, bila dipaksa menampung dan menyerap
air dua kali lipat akan mengalami kontraksi hebat. Ini
menyebabkan sistem pernapasan terganggu, sehingga
sapi sesak nafas dan klenger.
Serapan air secara tidak wajar ke dalam sel daging
juga dapat merusak protein dan zat lain dalam daging.
Akibatnya, daging gampang busuk.
Bila seorang jagal mengglonggong lima ekor sapi,
kemungkinan besar korban pertama hingga ke tiga
sudah keburu menjadi bangkai, sedangkan korban
berikutnya dipastikan klenger, menjelang mati.
Perdagangan daging sapi bangkai maupun
glonggongan adalah penipuan bertingkat-tingkat
terhadap konsumen. Pelakunya bisa dijerat dengan UU
Perlindungan Konsumen Nomor 8/2000. Juga pasal 302
KUHP tentang ancaman bagi para penganiaya binatang
dan pasal 501 yang mengancam penjualan bangkai
binatang.
Klasifikasi Daging
Pemotongan sapi pedaging menghasilkan karkas
(daging dan tulang). Daging sapi berkualitas dan halal
memiliki warna merah cerah, seratnya halus dan
lemaknya berwarna kekuningan. Kondisi daging keras,
namun tidak kaku. Daging yang kaku dan gelap
menunjukkan penyembelihan dilakukan dalam kondisi
yang tidak tepat, misalnya hewan disembelih dalam
keadaan stres atau kehabisan tenaga.
Seekor ternak sapi dianggap baik bila dapat
menghasilkan karkas sebesar 59% dari bobot tubuhnya,
Perbedaan Fisik Daging Sapi Sehat, Glonggongan, dan Mati
* Diolah dari berbagai sumber
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 47 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
46
HALAL FIQIH
dan akhirnya akan diperoleh 46,50% recahan daging
yang dapat dikonsumsi.
Daging dari karkas mempunyai beberapa golongan
kualitas kelas sesuai dengan lokasinya pada rangka
tubuh. Daging kualitas pertama adalah daging di
daerah paha (round) kurang lebih 20%, nomor dua
adalah daging daerah pinggang (loin), lebih kurang
17%, nomor tiga adalah daging daerah punggung dan
tulang rusuk (rib) kurang lebih 9%, nomor empat adalah
daging daerah bahu (chuck) lebih kurang 26%, nomor
lima adalah daging daerah dada (brisk) lebih kurang
5%, nomor enam daging daerah perut (frank) lebih
kurang 4%, nomor tujuh adalah daging daerah rusuk
bagian bawah sampai perut bagian bawah (plate &
suet) lebih kurang 11%, dan nomor delapan adalah
daging bagian kaki depan (foreshank) lebih kurang
2,1%.
Jenis Daging
Ÿ Sirloin: berasal dari bagian belakang sapi yang agak
lebih keras dibandingkan daging bagian lain. Bisa
dipotong lebih besar daripada bagian lainnya yang
lebih lembut. Harganya lebih murah dibandingkan
daging steak lainnya.
Ÿ Tenderloin/filet mignon: berasal dari loin yang
berada di depan sirloin dan di belakang tulang rusuk
(rib). Merupakan bagian paling lembut. Berbentuk
memanjang seperti ular dan untuk steak biasanya
dipotong secara diagonal.
Ÿ Top loin/Striploin: Daging sapi yang membungkus
bagian tenderloin. Lebih lembut daripada sirloin,
tetapi lebih keras daripada tenderloin.
Ÿ T-Bone: Bagian ini sesuai namanya memiliki tulang
yang berbentuk T yang dikelilingi oleh daging pada
kedua sisinya. Pada sisi yang memiliki daging lebih
sedikit adalah daging tenderloin dan di sisi lainnya
yang memiliki daging lebih banyak adalah striploin.
Ÿ Porterhouse: sama dengan T-Bone, hanya saja
memiliki daging tenderloin lebih banyak.
Ÿ Rib/tulang rusuk: daging yang berasal dari daging di
sekitar tulang rusuk. Steak rib disajikan bersama
tulang rusuk. Jika tidak disajikan bersama tulang
rusuk, maka namanya menjadi rib eye steak.
Cara memasak
Ÿ Well done: Steak yang dimasak well done tidak
memiliki warna merah. Biasanya para penggemar
steak tidak menginginkan steaknya dimasak well
done. Suhu daging steak ketika selesai dimasak
adalah sekitar 80 derajat Celcius. Steak yang dimasak
pada kondisi ini lebih keras daripada medium atau
rare karena kandungan air di dalam steak akan lebih
banyak menguap.
Ÿ Medium: Steak medium adalah cara memasak antara
rare dan well done. Bagian tengah masih berwarna
merah dan sisinya berwarna merah muda. Suhu
daging ketika selesai dimasak adalah sekitar 70
derajat Celcius
Ÿ Rare: Steak rare sebagian besar masih berwarna
merah. Suhu daging ketika selesai dimasak adalah
sekitar 60 derajat Celcius.[]
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 47 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
46
HALAL FIQIH
dan akhirnya akan diperoleh 46,50% recahan daging
yang dapat dikonsumsi.
Daging dari karkas mempunyai beberapa golongan
kualitas kelas sesuai dengan lokasinya pada rangka
tubuh. Daging kualitas pertama adalah daging di
daerah paha (round) kurang lebih 20%, nomor dua
adalah daging daerah pinggang (loin), lebih kurang
17%, nomor tiga adalah daging daerah punggung dan
tulang rusuk (rib) kurang lebih 9%, nomor empat adalah
daging daerah bahu (chuck) lebih kurang 26%, nomor
lima adalah daging daerah dada (brisk) lebih kurang
5%, nomor enam daging daerah perut (frank) lebih
kurang 4%, nomor tujuh adalah daging daerah rusuk
bagian bawah sampai perut bagian bawah (plate &
suet) lebih kurang 11%, dan nomor delapan adalah
daging bagian kaki depan (foreshank) lebih kurang
2,1%.
Jenis Daging
Ÿ Sirloin: berasal dari bagian belakang sapi yang agak
lebih keras dibandingkan daging bagian lain. Bisa
dipotong lebih besar daripada bagian lainnya yang
lebih lembut. Harganya lebih murah dibandingkan
daging steak lainnya.
Ÿ Tenderloin/filet mignon: berasal dari loin yang
berada di depan sirloin dan di belakang tulang rusuk
(rib). Merupakan bagian paling lembut. Berbentuk
memanjang seperti ular dan untuk steak biasanya
dipotong secara diagonal.
Ÿ Top loin/Striploin: Daging sapi yang membungkus
bagian tenderloin. Lebih lembut daripada sirloin,
tetapi lebih keras daripada tenderloin.
Ÿ T-Bone: Bagian ini sesuai namanya memiliki tulang
yang berbentuk T yang dikelilingi oleh daging pada
kedua sisinya. Pada sisi yang memiliki daging lebih
sedikit adalah daging tenderloin dan di sisi lainnya
yang memiliki daging lebih banyak adalah striploin.
Ÿ Porterhouse: sama dengan T-Bone, hanya saja
memiliki daging tenderloin lebih banyak.
Ÿ Rib/tulang rusuk: daging yang berasal dari daging di
sekitar tulang rusuk. Steak rib disajikan bersama
tulang rusuk. Jika tidak disajikan bersama tulang
rusuk, maka namanya menjadi rib eye steak.
Cara memasak
Ÿ Well done: Steak yang dimasak well done tidak
memiliki warna merah. Biasanya para penggemar
steak tidak menginginkan steaknya dimasak well
done. Suhu daging steak ketika selesai dimasak
adalah sekitar 80 derajat Celcius. Steak yang dimasak
pada kondisi ini lebih keras daripada medium atau
rare karena kandungan air di dalam steak akan lebih
banyak menguap.
Ÿ Medium: Steak medium adalah cara memasak antara
rare dan well done. Bagian tengah masih berwarna
merah dan sisinya berwarna merah muda. Suhu
daging ketika selesai dimasak adalah sekitar 70
derajat Celcius
Ÿ Rare: Steak rare sebagian besar masih berwarna
merah. Suhu daging ketika selesai dimasak adalah
sekitar 60 derajat Celcius.[]
FIQIH
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 49 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
48
Fi SabilillahOleh: Agus Samsono, MEI, Dosen STID Mohammad Natsir
Asnaf Zakat
dinamakan zakat karena dengan zakat itu menjadi
harta menjadi suci. Alasan pendapat ini adalah firman
Allah SWT, "Ambillah zakat dari sebagian harta
mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka" (QS. Al-Taubah/103). Maka asal
kata zakat semuanya kembali kapada arti ini, yaitu al-
namâ' (tumbuh) dan al-thahârah (suci).
Sedangkan zakat secara istilah adalah bagian dari
harta tertentu untuk yang berhak menerimanya
(mustahiq) dengan syarat-syarat tertentu, maknanya
adalah orang-orang yang memiliki harta yang sudah
mencapai nishabnya, maka wajib bagi mereka untuk
memberikan sebagian hartanya kepada orang-orang
fakir dan kepada siapa saja mereka yang termasuk
orang-orang yang berhak menerima zakat. Sedangkan
menurut Zamakhsyari sebagaimana dikutip Qaradhawi,
zakat adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan
Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak
menerima zakat. Sedangkan Ibnu Taimiah
menyebutkan bahwa orang yang berzakat itu menjadi
bersih baik jiwanya maupun kekayaannya, akan bersih
dan bertambah pula maknanya. Zakat disyariatkan di
Madinah pada tahun ke-2 Hijriah sebelum disyariatkan
puasa di bulan Ramadhan. Zakat secara ijma’ tidak
disyariatkan kepada para nabi karena zakat fungsinya
untuk membersihkan bagi siapa saja yang ada kotoran,
sedangkan para nabi terbebas dari kotoran.
Sedangkan hikmah disyariatkan zakat adalah,
pertama; menjaga harta dan membentenginya dari
pandangan jahat manusia, dan menghindarkan dari
tangan orang-orang jahat, sebagaimana hadits:
”Bentengilah harta-harta kalian dengan zakat dan
obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian
dengan shadaqah”. (HR. Thabrani). Kedua, sebagai
bentuk pertolongan bagi kaum fakir dan miskin. Ketiga,
membersihkan jiwa dari dari penyakit kikir dan bakhil,
dan keempat, realisasi ata kewajiban syukur atas
anugerah ni’mat harta.
Zakat adalah ibadah mâliyah ijtima'iyah yang
memiliki posisi penting, strategis dan menentukan baik
dari sisi ajaran maupun dari sisi pembangunan
kesejahteraan umat. Al-Qur'an menegaskan bahwa
kesediaan menunaikan zakat adalah sebagai indikator
utama ketundukan seseorang terhadap ajaran Islam
(QS. Al-Taubah :5 dan al-Taubah 11), ciri utama
mukmin yang akan mendapatkan kebahagiaan hidup
akat merupakan salah satu rukun Islam dan
Zbangunannya yang agung, hal ini tampak pada
dalil-dali Al Qur’an dan Hadits. Allah SWT telah
menyandingkan zakat dengan shalat dalam pada 82
tempat di dalam Al Qur’an. Penyandingan ini
menunjukkan begitu agungnya zakat, dan adanya
hubungan kesempurnaan antara zakat dan shalat, dan
adanya keterikatan yang kuat antara keduanya, hingga
Abu Bakar Ash-Shiddik RA, berkata: ”Demi Allah, aku
akan memerangi orang-orang yang memisahkan
antara shalat dengan zakat”.
Dalil dari Al-Qur’an tentang zakat di antaranya
adalah surat Al-Baqarah ayat 43 sebagai berikut: Dan
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah
beserta orang-orang yang ruku' (QS. Al Baqarah [2]:
43). Kemudian diperkuat dengan surat al-Taubah ayat 5:
Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan
menunaikan zakat, Maka berilah kebebasan kepada
mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Taubah [9]:
5). Sedangkan dalil yang menunjukkan bahwa zakat
merupakan bagian dari rukun Islam yang lima,
kemudian kaum muslimin telah bersepakat bahwa zakat
adalah rukun Islam ketiga. Hal ini telah dijelaskan
Rasulullah SAW sebagai berikut: Islam dibangun atas
lima perkara : Persaksian bahwa tidak ada ilah (Tuhan)
selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah
utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat,
puasa di bulan Ramadhan, dan berhaji bagi yang
mampu (Muttafaq ‘Alahi).
Zakat makna asalnya adalah al-ziyâdah (tambah)
dan al-namâ' (tumbuh), Ibnu Fâris berkata: huruf zai,
kâf dan mu'tal alif (ز�� ), asalnya adalah tumbuh dan
tambah, maka dikatakan shadaqah adalah tumbuh dan
bertambahnya harta. Yang lain mengatakan; dikatakan
demikian karena diharapkan dengan shadaqah itu
tumbuh dan bertamabah harta. Definisi lain, bahwa
FIQIH
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-
pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
(QS. Al-Taubah [9]:60).
FIQIH
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 49 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
48
Fi SabilillahOleh: Agus Samsono, MEI, Dewan Dakwah DKI Jakarta
Asnaf Zakat
dinamakan zakat karena dengan zakat itu menjadi
harta menjadi suci. Alasan pendapat ini adalah firman
Allah SWT, "Ambillah zakat dari sebagian harta
mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka" (QS. Al-Taubah/103). Maka asal
kata zakat semuanya kembali kapada arti ini, yaitu al-
namâ' (tumbuh) dan al-thahârah (suci).
Sedangkan zakat secara istilah adalah bagian dari
harta tertentu untuk yang berhak menerimanya
(mustahiq) dengan syarat-syarat tertentu, maknanya
adalah orang-orang yang memiliki harta yang sudah
mencapai nishabnya, maka wajib bagi mereka untuk
memberikan sebagian hartanya kepada orang-orang
fakir dan kepada siapa saja mereka yang termasuk
orang-orang yang berhak menerima zakat. Sedangkan
menurut Zamakhsyari sebagaimana dikutip Qaradhawi,
zakat adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan
Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak
menerima zakat. Sedangkan Ibnu Taimiah
menyebutkan bahwa orang yang berzakat itu menjadi
bersih baik jiwanya maupun kekayaannya, akan bersih
dan bertambah pula maknanya. Zakat disyariatkan di
Madinah pada tahun ke-2 Hijriah sebelum disyariatkan
puasa di bulan Ramadhan. Zakat secara ijma’ tidak
disyariatkan kepada para nabi karena zakat fungsinya
untuk membersihkan bagi siapa saja yang ada kotoran,
sedangkan para nabi terbebas dari kotoran.
Sedangkan hikmah disyariatkan zakat adalah,
pertama; menjaga harta dan membentenginya dari
pandangan jahat manusia, dan menghindarkan dari
tangan orang-orang jahat, sebagaimana hadits:
”Bentengilah harta-harta kalian dengan zakat dan
obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian
dengan shadaqah”. (HR. Thabrani). Kedua, sebagai
bentuk pertolongan bagi kaum fakir dan miskin. Ketiga,
membersihkan jiwa dari dari penyakit kikir dan bakhil,
dan keempat, realisasi ata kewajiban syukur atas
anugerah ni’mat harta.
Zakat adalah ibadah mâliyah ijtima'iyah yang
memiliki posisi penting, strategis dan menentukan baik
dari sisi ajaran maupun dari sisi pembangunan
kesejahteraan umat. Al-Qur'an menegaskan bahwa
kesediaan menunaikan zakat adalah sebagai indikator
utama ketundukan seseorang terhadap ajaran Islam
(QS. Al-Taubah :5 dan al-Taubah 11), ciri utama
mukmin yang akan mendapatkan kebahagiaan hidup
akat merupakan salah satu rukun Islam dan
Zbangunannya yang agung, hal ini tampak pada
dalil-dali Al Qur’an dan Hadits. Allah SWT telah
menyandingkan zakat dengan shalat dalam pada 82
tempat di dalam Al Qur’an. Penyandingan ini
menunjukkan begitu agungnya zakat, dan adanya
hubungan kesempurnaan antara zakat dan shalat, dan
adanya keterikatan yang kuat antara keduanya, hingga
Abu Bakar Ash-Shiddik RA, berkata: ”Demi Allah, aku
akan memerangi orang-orang yang memisahkan
antara shalat dengan zakat”.
Dalil dari Al-Qur’an tentang zakat di antaranya
adalah surat Al-Baqarah ayat 43 sebagai berikut: Dan
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah
beserta orang-orang yang ruku' (QS. Al Baqarah [2]:
43). Kemudian diperkuat dengan surat al-Taubah ayat 5:
Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan
menunaikan zakat, Maka berilah kebebasan kepada
mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Taubah [9]:
5). Sedangkan dalil yang menunjukkan bahwa zakat
merupakan bagian dari rukun Islam yang lima,
kemudian kaum muslimin telah bersepakat bahwa zakat
adalah rukun Islam ketiga. Hal ini telah dijelaskan
Rasulullah SAW sebagai berikut: Islam dibangun atas
lima perkara : Persaksian bahwa tidak ada ilah (Tuhan)
selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah
utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat,
puasa di bulan Ramadhan, dan berhaji bagi yang
mampu (Muttafaq ‘Alahi).
Zakat makna asalnya adalah al-ziyâdah (tambah)
dan al-namâ' (tumbuh), Ibnu Fâris berkata: huruf zai,
kâf dan mu'tal alif (ز�� ), asalnya adalah tumbuh dan
tambah, maka dikatakan shadaqah adalah tumbuh dan
bertambahnya harta. Yang lain mengatakan; dikatakan
demikian karena diharapkan dengan shadaqah itu
tumbuh dan bertamabah harta. Definisi lain, bahwa
FIQIH
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-
pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
(QS. Al-Taubah [9]:60).
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 51 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
50
(al-Mukminun: 4), ciri utama mukmin yang akan
mendapat rahmat dan pertolongan Allah SWT. (al-
Taubah:73 dan al-Hajj: 40-41). Kesediaan berzakat
dipandang pula sebagai orang yang selalu
berkeinginan untuk membersihkan diri dan jiwanya
dari berbagai sifat tercela seper bakhil, egois, rakus,
dan tamak, dan zakat sekaligus membersihkan,
mensucikan dan mengembangkan harta muzakki.
Zakat yang merupakan perintah Allah dan menjadi
rukun Islam ketiga, maka setiap orang yang mampu
berzakat harus menunaikan, karena hukum zakat telah
disepakati oleh para ulama dan diketahui oleh semua
umat, dan jika ada dari salah seorang kaum muslimin
mengingkari kewajiban zakat, maka dia telah keluar
dari Islam dan di bunuh dalam keadaan kafir, kecuali
jika baru mengenal Islam, maka dimaafkan karena
kejahiliahannya. Adapun orang yang tidak mau
membayar zakat namun tetap meyakini kewajibannya,
maka orang tersebut berdosa tapi tidak mengeluarkan
dari keislamannya, dan hakim atau penguasa
diperbolehkan mangambil paksa zakatnya. Sejarah
membuktikan, sepeninggal Rasulullah SAW, ketika Abu
Bakar ash-Shiddiq RA menjabat sebagai khalifah, ia
melancarkan peperangan untuk melawan orang-orang
yang berhenti membayar zakat meskipun mereka tetap
mendirikan shalat dan menyatakan bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah, dan Abu Bakar mengatakan "Kita
tidak memisahkan shalat dengan zakat. Kisah lengkap
Abu Bakar dalam memerangi orang yang menolak
membayar zakat dikisahkan sebagai berikut: Tatkala
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam wafat dan Abu Bakar
diangkat menjadi khalifah, beberapa orang arab
menjadi kafir, lalu Umar bertanya; 'Hai Abu bakar,
bagaimana engkau memerangi manusia padahal
Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda; "Saya
diperintahkan memerangi manusia hingga mereka
mengucapkan laa-ilaaha-illallah, siapa yang telah
mengucapkan laa-ilaaha-illallah, berarti ia telah
menjaga kehormatan darahnya dan jiwanya kecuali
karena alasan yang dibenarkan dan hisabnya kepada
Allah." Abu Bakar menjawab; 'Demi Allah, saya akan
terus memerangi siapa saja yang memisahkan antara
shalat dan zakat, sebab zakat adalah hak harta, Demi
Allah, kalaulah mereka menghalangiku dari anak
kambing yang pernah mereka bayarkan kepada
Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, niscaya aku
perangi mereka karena tidak membayarnya.' Umar
kemudian berkata; 'Demi Allah, tiada lain kuanggap
memang Allah telah melapangkan Abu Bakar untuk
memerangi dan aku sadar bahwa yang dilakukannya
adalah benar. (HR. Bukhari no. 6413)
Ketika shahabat Umar bin Al-Khatthab menjabat
sebagai khalifah, dan kewajiban untuk membayar zakat
sudah normal dari pembangkangan orang-orang yang
menolak membayar zakat, ia kemudian meneruskan
dalam rangka mensukseskan program zakat dengan
memberikan fatwa dengan keilmuan dan ijtihadnya. Di
antaranya adalah; adanya zakat dari harta
perdagangan setelah dihitung harganya dan
digabungkan dengan harta lain, tidak adanya zakat
atas seorang budak, adanya zakat madu, zakat kuda,
tidak adanya zakat pohon bertulang atau bersisik, dan
kebijakan-kebijakan lainnya.
Ayat dalam QS. Al-Taubah 60 bertujuan untuk
menyebutkan golongan-golongan yang berhak
menerima zakat bukan untuk menjelaskan kewajiban
membaginya kepada semua golongan tersebut.Di
antara 8 asnaf mustahiq zakat di atas adalah fi
sabilillah (di jalan Allah), yang para ulama terjadi
perbedaan penafsiran dan perbedaan dalam
menginterpretasikan makna tersebut baik
yang mempersempit makna fi sabilillah dan
memperluas makna. Perbedaan tersebut
disebabkan karena perbedaan pandang
berdasarkan hujjah (alasan), dan dalil-dalil
yang mereka pegang. Hal ini dipengaruhi
pula dengan penggunaan kata fi sabilillah
di beberapa tempat dalam al-Qur’an yang
lebih dari 60 kali, baik yang dikaitkan
dengan mustahiq zakat maupun dikaitkan
dengan kata kerja seperti, berinfaq di jalan
Allah, atau berhijrah di jalan Allah.
Arti kalimat sabilullah menurut bahasa
aslinya sudah jelas, sabil artinya al-thariq
atau jalan. Jadi sabilullah adalah kalimat
yang bersifat umum, mencakup segala
amal perbuatan ikhlas, yang dipergunakan
untuk bertakarrub kepada Allah, dengan melaksanakan
segala wajib, sunah dan bermacam kebajikan lainnya.
Hal ini diungkap oleh Ibnu Atsir yang menyebutkan
tentang tafsir sabilullah ada dua. Pertama, Bahwa arti
asal kata ini menurut bahasa, adalah setiap amal
perbuatan ikhlas yang dipergunakan untuk bertakarrub
kepada Allah SWT, meliputi segala amal perbuatan
saleh, baik yang bersifat pribadi maupun yang bersifat
kemasyarakatan. Kedua, Bahwa arti yang biasa
dipahami pada kata ini apabila bersifat mutlak, adalah
jihad, sehingga karena seringnya dipergunakan untuk
itu, seolah-olah artinya hanya khusus untuk jihad.
As-Sa’di dalam tafsirnya menyebutkan bahwa yang
dimaksud fi sabilillah dalam surat al-Taubah ayat 60
adalah orang yang berperang di jalan Allah, yang dana
zakat tersebut dapat digunakan untuk keperluan
persenjataan, kendaraan perang, atau kebutuhan
dirinya dan keluarga yang ditinggalkan. Pendapat lain
menyatakan bolehnya diberikan kepada orang yang
berhaji dan berumrah. Menurut al-Qurthubi fisabilillah
adalah mereka yang berperang atau berjihad, diberikan
harta zakat apa-apa yang dapat bermanfaat untuk
jihad mereka baik para mujahid itu kaya atau fakir, ini
merupakan pendapat mayoritas ulama. Sedangkan
menurut Al-Thabari maksud fi sabililah diungkapkan
sebagai berikut: Adapun firman Allah SWT ”wa fi
sabilillah” yakni memebrikan nafkah dalam menolong
agama Allah, jalannya serta syariatnya yang di
syariatkan untuk hambanya, dengan peperangan
terhadap musuh-musuh agama, dan peperangan
tersebut adalah memerangi orang-orang kafir.
Makna fi sabilillah bisa dikaitkan pula dengan
orang-orang yang fokus membela agama Islam,
sehingga karena pembelaan dan perjuangannya untuk
Islam, ia tertahan untuk mencari mata pencaharian. Hal
ini dikuatkan oleh pendapat Ibnu Katsir ketika
menafsirkan ayat 273 dari surat al-Baqarah sebagai
berikut: Penafsiran tentang firman Allah ”(Berinfaqlah)
kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di
jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi”,
sebagaimana Abu Ja’far menyebutkan : bahwa orang
yang jihad kepada musuhnya menjadikan diri mereka
tertahan untuk melakukan usaha. Telah disebutkan
sebelumnya bahwa makna ’ihshar’, adalah
tertahannya seseorang dengan sakitnya, atau
ketidakmampuannya, atau karena jihad melawan
musuhnya....
FIQIH FIQIH
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 51 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
50
(al-Mukminun: 4), ciri utama mukmin yang akan
mendapat rahmat dan pertolongan Allah SWT. (al-
Taubah:73 dan al-Hajj: 40-41). Kesediaan berzakat
dipandang pula sebagai orang yang selalu
berkeinginan untuk membersihkan diri dan jiwanya
dari berbagai sifat tercela seper bakhil, egois, rakus,
dan tamak, dan zakat sekaligus membersihkan,
mensucikan dan mengembangkan harta muzakki.
Zakat yang merupakan perintah Allah dan menjadi
rukun Islam ketiga, maka setiap orang yang mampu
berzakat harus menunaikan, karena hukum zakat telah
disepakati oleh para ulama dan diketahui oleh semua
umat, dan jika ada dari salah seorang kaum muslimin
mengingkari kewajiban zakat, maka dia telah keluar
dari Islam dan di bunuh dalam keadaan kafir, kecuali
jika baru mengenal Islam, maka dimaafkan karena
kejahiliahannya. Adapun orang yang tidak mau
membayar zakat namun tetap meyakini kewajibannya,
maka orang tersebut berdosa tapi tidak mengeluarkan
dari keislamannya, dan hakim atau penguasa
diperbolehkan mangambil paksa zakatnya. Sejarah
membuktikan, sepeninggal Rasulullah SAW, ketika Abu
Bakar ash-Shiddiq RA menjabat sebagai khalifah, ia
melancarkan peperangan untuk melawan orang-orang
yang berhenti membayar zakat meskipun mereka tetap
mendirikan shalat dan menyatakan bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah, dan Abu Bakar mengatakan "Kita
tidak memisahkan shalat dengan zakat. Kisah lengkap
Abu Bakar dalam memerangi orang yang menolak
membayar zakat dikisahkan sebagai berikut: Tatkala
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam wafat dan Abu Bakar
diangkat menjadi khalifah, beberapa orang arab
menjadi kafir, lalu Umar bertanya; 'Hai Abu bakar,
bagaimana engkau memerangi manusia padahal
Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda; "Saya
diperintahkan memerangi manusia hingga mereka
mengucapkan laa-ilaaha-illallah, siapa yang telah
mengucapkan laa-ilaaha-illallah, berarti ia telah
menjaga kehormatan darahnya dan jiwanya kecuali
karena alasan yang dibenarkan dan hisabnya kepada
Allah." Abu Bakar menjawab; 'Demi Allah, saya akan
terus memerangi siapa saja yang memisahkan antara
shalat dan zakat, sebab zakat adalah hak harta, Demi
Allah, kalaulah mereka menghalangiku dari anak
kambing yang pernah mereka bayarkan kepada
Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, niscaya aku
perangi mereka karena tidak membayarnya.' Umar
kemudian berkata; 'Demi Allah, tiada lain kuanggap
memang Allah telah melapangkan Abu Bakar untuk
memerangi dan aku sadar bahwa yang dilakukannya
adalah benar. (HR. Bukhari no. 6413)
Ketika shahabat Umar bin Al-Khatthab menjabat
sebagai khalifah, dan kewajiban untuk membayar zakat
sudah normal dari pembangkangan orang-orang yang
menolak membayar zakat, ia kemudian meneruskan
dalam rangka mensukseskan program zakat dengan
memberikan fatwa dengan keilmuan dan ijtihadnya. Di
antaranya adalah; adanya zakat dari harta
perdagangan setelah dihitung harganya dan
digabungkan dengan harta lain, tidak adanya zakat
atas seorang budak, adanya zakat madu, zakat kuda,
tidak adanya zakat pohon bertulang atau bersisik, dan
kebijakan-kebijakan lainnya.
Ayat dalam QS. Al-Taubah 60 bertujuan untuk
menyebutkan golongan-golongan yang berhak
menerima zakat bukan untuk menjelaskan kewajiban
membaginya kepada semua golongan tersebut.Di
antara 8 asnaf mustahiq zakat di atas adalah fi
sabilillah (di jalan Allah), yang para ulama terjadi
perbedaan penafsiran dan perbedaan dalam
menginterpretasikan makna tersebut baik
yang mempersempit makna fi sabilillah dan
memperluas makna. Perbedaan tersebut
disebabkan karena perbedaan pandang
berdasarkan hujjah (alasan), dan dalil-dalil
yang mereka pegang. Hal ini dipengaruhi
pula dengan penggunaan kata fi sabilillah
di beberapa tempat dalam al-Qur’an yang
lebih dari 60 kali, baik yang dikaitkan
dengan mustahiq zakat maupun dikaitkan
dengan kata kerja seperti, berinfaq di jalan
Allah, atau berhijrah di jalan Allah.
Arti kalimat sabilullah menurut bahasa
aslinya sudah jelas, sabil artinya al-thariq
atau jalan. Jadi sabilullah adalah kalimat
yang bersifat umum, mencakup segala
amal perbuatan ikhlas, yang dipergunakan
untuk bertakarrub kepada Allah, dengan melaksanakan
segala wajib, sunah dan bermacam kebajikan lainnya.
Hal ini diungkap oleh Ibnu Atsir yang menyebutkan
tentang tafsir sabilullah ada dua. Pertama, Bahwa arti
asal kata ini menurut bahasa, adalah setiap amal
perbuatan ikhlas yang dipergunakan untuk bertakarrub
kepada Allah SWT, meliputi segala amal perbuatan
saleh, baik yang bersifat pribadi maupun yang bersifat
kemasyarakatan. Kedua, Bahwa arti yang biasa
dipahami pada kata ini apabila bersifat mutlak, adalah
jihad, sehingga karena seringnya dipergunakan untuk
itu, seolah-olah artinya hanya khusus untuk jihad.
As-Sa’di dalam tafsirnya menyebutkan bahwa yang
dimaksud fi sabilillah dalam surat al-Taubah ayat 60
adalah orang yang berperang di jalan Allah, yang dana
zakat tersebut dapat digunakan untuk keperluan
persenjataan, kendaraan perang, atau kebutuhan
dirinya dan keluarga yang ditinggalkan. Pendapat lain
menyatakan bolehnya diberikan kepada orang yang
berhaji dan berumrah. Menurut al-Qurthubi fisabilillah
adalah mereka yang berperang atau berjihad, diberikan
harta zakat apa-apa yang dapat bermanfaat untuk
jihad mereka baik para mujahid itu kaya atau fakir, ini
merupakan pendapat mayoritas ulama. Sedangkan
menurut Al-Thabari maksud fi sabililah diungkapkan
sebagai berikut: Adapun firman Allah SWT ”wa fi
sabilillah” yakni memebrikan nafkah dalam menolong
agama Allah, jalannya serta syariatnya yang di
syariatkan untuk hambanya, dengan peperangan
terhadap musuh-musuh agama, dan peperangan
tersebut adalah memerangi orang-orang kafir.
Makna fi sabilillah bisa dikaitkan pula dengan
orang-orang yang fokus membela agama Islam,
sehingga karena pembelaan dan perjuangannya untuk
Islam, ia tertahan untuk mencari mata pencaharian. Hal
ini dikuatkan oleh pendapat Ibnu Katsir ketika
menafsirkan ayat 273 dari surat al-Baqarah sebagai
berikut: Penafsiran tentang firman Allah ”(Berinfaqlah)
kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di
jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi”,
sebagaimana Abu Ja’far menyebutkan : bahwa orang
yang jihad kepada musuhnya menjadikan diri mereka
tertahan untuk melakukan usaha. Telah disebutkan
sebelumnya bahwa makna ’ihshar’, adalah
tertahannya seseorang dengan sakitnya, atau
ketidakmampuannya, atau karena jihad melawan
musuhnya....
FIQIH FIQIH
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
52 EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 53 MAN TAZAKKA
PAK NATSIR
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
FIQIH TAZKIYATUN NAFS
Sedangkan ‘Uwais, menyebutkan bahwa maksud fi
sabilillah ada tiga pendapat. Pertama, yaitu
peperangan di jalan Allah, ini merupakan pendapat
jumhur ulama ahli tafsir, ahli hadits dan ahli fiqih,
seperti al-Qurtubi, al-Khazin, Ibnu al-Atsir, Imam
Syafi’i. Orang yang berperang di jalan Allah berhak
menerima zakat baik itu kaya atau miskin. Kedua,
peperangan di jalan Allah, orang yang berhaji, dan
orang yang melaksanakan umrah, Diantara yang
berpendapat seperti ini adalah al-Bukhari, al-Kasa’i,
dan al-Nawawi. Ketiga, yang dimaksud fi sabilillah
adalah Semua aspek dari kebaikan, karena lafadz
dalam ayat tersebut bersifat umum, maka tidak boleh
dibatasi kecuali dengan dalil, dan tidak ada dalil untuk
membatasinya. Dan mencakup pula apa saja yang
mengandung maslahat untuk kepentingan syariat
Islam secara umum. Ada pendapat yang meluaskan
makna fi sabilillah tidak hanya dalam konteks jihad
atau perang, dijelaskan oleh Qardhawi sebagai berikut:
Di antara ulama baik salaf maupun khalaf ada di
antara mereka yang meluaskan makna fi sabilillah
tidak membatasi hasnua jihad (berperang) dan hal-hal
yang berkaitan dengannya, akan tetapi
menafsirkannya dengan apa-apa yang mencakup
seluruh maslahat dan hal-hal yang dapat
mendekatkan (kepada Allah), pekerjaan-pekerjaan
sosial, sesuai dengan dalil asal kata fi sabilillah.
Fi sabilillah jika diterapkan untuk kondisi
keindonesiaan menurut menurut Mufraini, dinyatakan
bahwa dana fisabilillah hanya bisa disalurkan untuk
mereka yang berperang di jalan Allah atau lebih
tepatnya lagi 'dana perang umat'. Dunia kita sedang
dalam pergumulan globaisme yang mencanangkan
tidak ada kekerasan, maka tentu dana ini harus
dialihkan penyalurannya kepada bentuk lain dari
berjihad di jalan Allah. Bukan mereka yang
mengangkat senjata tapi bagi mereka yang
mengangkat pena, menuntut ilmu untuk mengibarkan
panji agama Allah di muka bumi. Maka dapat dipahami
bahwa konsep fisabilillah pada kondisi dewasa ini lebih
dekat kepada arti pengembangan SDM umat muslim
sebagai bentuk jihad.Termasuk didalamnya
pengkaderan dai-dai dan pengiriman mereka ke
pelosok negeri merupakan bagian dari program asnaf
fi sabilillah. Wallahu a’lam bisshowab.[]
Hewan dan Tumbuhan
Akhlak terhadap
Oleh: Oleh Abdullah Hehamahua, Mantan Penasehat Komisi Pemberantasan Korupsi
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
MAN TAZAKKA
52 EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 53 MAN TAZAKKA
PAK NATSIR
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M
FIQIH TAZKIYATUN NAFS
Sedangkan ‘Uwais, menyebutkan bahwa maksud fi
sabilillah ada tiga pendapat. Pertama, yaitu
peperangan di jalan Allah, ini merupakan pendapat
jumhur ulama ahli tafsir, ahli hadits dan ahli fiqih,
seperti al-Qurtubi, al-Khazin, Ibnu al-Atsir, Imam
Syafi’i. Orang yang berperang di jalan Allah berhak
menerima zakat baik itu kaya atau miskin. Kedua,
peperangan di jalan Allah, orang yang berhaji, dan
orang yang melaksanakan umrah, Diantara yang
berpendapat seperti ini adalah al-Bukhari, al-Kasa’i,
dan al-Nawawi. Ketiga, yang dimaksud fi sabilillah
adalah Semua aspek dari kebaikan, karena lafadz
dalam ayat tersebut bersifat umum, maka tidak boleh
dibatasi kecuali dengan dalil, dan tidak ada dalil untuk
membatasinya. Dan mencakup pula apa saja yang
mengandung maslahat untuk kepentingan syariat
Islam secara umum. Ada pendapat yang meluaskan
makna fi sabilillah tidak hanya dalam konteks jihad
atau perang, dijelaskan oleh Qardhawi sebagai berikut:
Di antara ulama baik salaf maupun khalaf ada di
antara mereka yang meluaskan makna fi sabilillah
tidak membatasi hasnua jihad (berperang) dan hal-hal
yang berkaitan dengannya, akan tetapi
menafsirkannya dengan apa-apa yang mencakup
seluruh maslahat dan hal-hal yang dapat
mendekatkan (kepada Allah), pekerjaan-pekerjaan
sosial, sesuai dengan dalil asal kata fi sabilillah.
Fi sabilillah jika diterapkan untuk kondisi
keindonesiaan menurut menurut Mufraini, dinyatakan
bahwa dana fisabilillah hanya bisa disalurkan untuk
mereka yang berperang di jalan Allah atau lebih
tepatnya lagi 'dana perang umat'. Dunia kita sedang
dalam pergumulan globaisme yang mencanangkan
tidak ada kekerasan, maka tentu dana ini harus
dialihkan penyalurannya kepada bentuk lain dari
berjihad di jalan Allah. Bukan mereka yang
mengangkat senjata tapi bagi mereka yang
mengangkat pena, menuntut ilmu untuk mengibarkan
panji agama Allah di muka bumi. Maka dapat dipahami
bahwa konsep fisabilillah pada kondisi dewasa ini lebih
dekat kepada arti pengembangan SDM umat muslim
sebagai bentuk jihad.Termasuk didalamnya
pengkaderan dai-dai dan pengiriman mereka ke
pelosok negeri merupakan bagian dari program asnaf
fi sabilillah. Wallahu a’lam bisshowab.[]
Hewan dan Tumbuhan
Akhlak terhadap
Oleh: Abdullah Hehamahua, Mantan Penasehat Komisi Pemberantasan Korupsi
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M54 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 55 MAN TAZAKKA
keamanan, kesehatan, makan dan minum
peliharaannya. Bahkan Umar ibnu Khattab menangis
ketika mengetahui seekor anak keledai yang mati
setelah tergelincir karena jalanan yang rusak.
Sebagai kepala negara, Umar merasa berdosa
karena tidak membangun jalanan yang baik
sehingga anak keledai itu tergelincir. Bahkan Abu
Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda: ”orang
yang menung-gangi dan meminum (susunya) wajib
memberinya makanan.” (HR Bukhari).
Di lain riwayat, para sahabat bertanya, apakah
mereka me-meroleh pahala atas makanan dan
minuman yang diberikan kepada hewan-hewan
mereka. Rasulullah menjawab: ”tiap-tiap manfaat
yang diberikan kepada hewan hidup, Allah memberi
pahala.” (HR Bukhari dan Muslim).
(c) A gar daging hewan ternak, khususnya ayam, sehat,
bergizi, dan bermanfaat bagi manusia, setelah
disembelih, digantung seperti yang dilakukan
terhadap kambing dan lembu sebagaimana dipe-
rintahkan Nabi Muhammad. Sebab, jika tidak
digantung, darah sembelihan itu tidak keluar
seluruhnya di mana ia menjadi darah beku dalam
tubuh hewan tersebut. Justru, darah beku inilah
yang mengakibatkan kualitas daging merosot,
bahkan dapat merupakan sumber penyakit.
Akhlak terhadap Tumbuhan
Nabi Muhammad dalam setiap pesannya kepada
para prajurit yang akan berangkat ke medan perang,
mengingatkan agar mereka tidak menebang pohon
kecuali karena diperlukan. Jika pesan ini dilaksana-kan
secara konsekwen oleh pengusaha dan anggota
masyarakat, tidak akan terjadi penggundulan hutan
yang pada gilirannya menimbulkan tanah longsor dan
banjir di mana-mana di seluruh Indonesia.
Disebabkan rusaknya akhlak manusia terhadap
lingkungan, hutan Indonesia sudah berada di stadium
empat di mana setiap menit tercatat seluas dua kali
lapangan bola, hutan yang rusak. Di Riau misalnya, 8,2
hektar hutan rusak setiap menit. Itulah sebabnya,
pejabat daerah yang paling banyak ditangkap di
Indonesia adalah di Riau, mulai dari Kepala Dinas
sampai dengan Gubernurnya.
Kepedulian Nabi Muhammad terhadap lingkungan
sampai-sampai beliau melarang manusia menangkap
ikan dengan menggunakan bahan peledak atau tuba.
Sebab, selain ikan-ikan kecil yang tidak diperlukan, turut
mati, pada waktu yang sama, terumbu karang dan
beberapa penghuni laut yang lain, mengalami
pemusnahan. Data-data yang ada, termasuk yang
dimiliki WALHI, sekitar 70 persen terumbu karang di
Indonesia, rusak. Padahal, selain sebagai sarang,
terumbu karang juga merupakan sumber makanan bagi
ikan di dalam laut. Semakin rusak terumbu karang,
Akhlak terhadap Hewan
Kemuliaan akhlak yang diatur dalam Islam meliputi
sikap seorang manusia terhadap hewan. Hal ini
diteladankan Nabi Muhammad dan para sahabat,
antara lain seperti kisah berikut: Pada suatu hari, ketika
masuk ke rumah, Nabi Muhammad menyaksikan seekor
induk kucing dengan bayi-bayinya sedang tidur nyenyak
di atas jubahnya. Mema-hami bahwa, tidur nyenyak
makhluk, baik manusia maupun hewan merupakan
kenikmatan dan anugerah Allah swt, Nabi Muhammad
tidak tega membangunkan kucing-kucing itu. Akhirnya,
disebabkan mahu ke masjid, beliau menggunting
bagian jubah yang ditempati kucing-kucing itu sehingga
beliau dapat mengenakan jubahnya tanpa
membangunkan kucing-kucing tersebut.
Kepedulian Nabi Muhammad terhadap hewan, biasa
beliau sam-paikan kepada para sahabat. Misalnya,
beliau memerintahkan agar menyembelih hewan
dengan menggunakan pisau yang setajam-tajam-nya
agar tidak menyiksa hewan tersebut. Beliau juga
menegur sahabat yang ngobrol sambil duduk di atas
unta. Hal itu sama dengan menyik-sanya. Menurut
beliau, unta hanya digunakan ketika dalam suatu per-
jalanan atau mengangkut barang. Bahkan beliau
mengingatkan, orang yang menaiki unta tersebut belum
tentu lebih ingat (berdzikir) kepada Allah swt dibanding
dengan unta yang dikenderainya. Sebab, menurut Allah
swt, semua makhluk di bumi ini senantiasa bertasbih
kepada-Nya seperti dikemukakan al-Qur'an:
Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah, bertasbih
kepada-Nya apa yang di langit dan di bumi dan (juga)
burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-
masing telah mengetahui (cara) shalat dan tasbih-nya,
dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
kerjakan. (QS An-Nuur: 41).
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengatakan, ayat
ini menun-jukkan, setiap makhluk, termasuk hewan
diajarkan oleh Allah swt ba-gaimana cara shalat dan
bertasbih kepada-Nya. Oleh karena itu, sekalipun
hewan-hewan tersebut diciptakan bagi kepentingan
manusia, kita tetap harus berakhlak dalam
memanfaatkannya, termasuk ketika mau mengonsumsi
dagingnya.
Betapa tinggi kepedulian Nabi Muhammad terhadap
hewan se-hingga beliau memarahi seorang sahabat
yang telah membaringkan untanya yang mau
disembelih, baru mengasah pisaunya. Menurut be-liau,
tindakan sahabat itu sama dengan menyembelih hewan
itu dua kali. Sebab, ketika membiarkan unta menunggu
begitu lama dalam ke-adaan terikat, tentu ia mengalami
tekanan atau stres.
Sikap Nabi Muhammad limabelas abad lalu itu,
kebenarannya se-cara sains terbukti dewasa ini. Sebab,
hasil penelitian menunjukkan, hewan yang mengalami
tekanan atau intimidasi, secara sunatullah akan lahir
mekanisme memertahankan diri dalam tubuhnya
dengan menge-luarkan zat tertentu. Zat yang
dikeluarkan tersebut menjadikan daging-nya tidak
berkualitas sehingga memengaruhi kesehatan manusia
yang mengonsumsinya.
Berdasarkan ketentuan al-Qur'an dan teladan Nabi
Muhammad di atas, berikut ini disampaikan beberapa
upaya dalam berakhlak terhadap hewan demi
kemaslahatan manusia sendiri, antara lain:
(a) Tidak boleh menganiaya hewan. Bahkan, hewan
seperti burung yang dipelihara bukan untuk
dimakan, tidak boleh dikurung dalam sangkar.
Sudah merupakan tradisi di masyarakat, khususnya
di Jawa, hampir di setiap rumah, ada sangkar
burung dengan isinya sebagai hiasan atau hobi tuan
rumah. Sama halnya dengan aquarium di dalam
rumah di mana ikan dikurung dan tidak dikonsumsi
dagingnya oleh tuannya. Perilaku seperti ini
tergolong yang dilarang Rasulullah saw. Artinya, jika
ingin memiliki aquarium dengan ikan sebagai
hiburan di dalam rumah, setelah cukup besar, ikan
itu harus dimakan, bukan hanya dipajang.
(b) P emilik hewan peliharaan harus menjamin
TAZKIYATUN NAFS TAZKIYATUN NAFS
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M54 MAN TAZAKKA
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 55 MAN TAZAKKA
keamanan, kesehatan, makan dan minum
peliharaannya. Bahkan Umar ibnu Khattab menangis
ketika mengetahui seekor anak keledai yang mati
setelah tergelincir karena jalanan yang rusak.
Sebagai kepala negara, Umar merasa berdosa
karena tidak membangun jalanan yang baik
sehingga anak keledai itu tergelincir. Bahkan Abu
Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda: ”orang
yang menung-gangi dan meminum (susunya) wajib
memberinya makanan.” (HR Bukhari).
Di lain riwayat, para sahabat bertanya, apakah
mereka me-meroleh pahala atas makanan dan
minuman yang diberikan kepada hewan-hewan
mereka. Rasulullah menjawab: ”tiap-tiap manfaat
yang diberikan kepada hewan hidup, Allah memberi
pahala.” (HR Bukhari dan Muslim).
(c) A gar daging hewan ternak, khususnya ayam, sehat,
bergizi, dan bermanfaat bagi manusia, setelah
disembelih, digantung seperti yang dilakukan
terhadap kambing dan lembu sebagaimana dipe-
rintahkan Nabi Muhammad. Sebab, jika tidak
digantung, darah sembelihan itu tidak keluar
seluruhnya di mana ia menjadi darah beku dalam
tubuh hewan tersebut. Justru, darah beku inilah
yang mengakibatkan kualitas daging merosot,
bahkan dapat merupakan sumber penyakit.
Akhlak terhadap Tumbuhan
Nabi Muhammad dalam setiap pesannya kepada
para prajurit yang akan berangkat ke medan perang,
mengingatkan agar mereka tidak menebang pohon
kecuali karena diperlukan. Jika pesan ini dilaksana-kan
secara konsekwen oleh pengusaha dan anggota
masyarakat, tidak akan terjadi penggundulan hutan
yang pada gilirannya menimbulkan tanah longsor dan
banjir di mana-mana di seluruh Indonesia.
Disebabkan rusaknya akhlak manusia terhadap
lingkungan, hutan Indonesia sudah berada di stadium
empat di mana setiap menit tercatat seluas dua kali
lapangan bola, hutan yang rusak. Di Riau misalnya, 8,2
hektar hutan rusak setiap menit. Itulah sebabnya,
pejabat daerah yang paling banyak ditangkap di
Indonesia adalah di Riau, mulai dari Kepala Dinas
sampai dengan Gubernurnya.
Kepedulian Nabi Muhammad terhadap lingkungan
sampai-sampai beliau melarang manusia menangkap
ikan dengan menggunakan bahan peledak atau tuba.
Sebab, selain ikan-ikan kecil yang tidak diperlukan, turut
mati, pada waktu yang sama, terumbu karang dan
beberapa penghuni laut yang lain, mengalami
pemusnahan. Data-data yang ada, termasuk yang
dimiliki WALHI, sekitar 70 persen terumbu karang di
Indonesia, rusak. Padahal, selain sebagai sarang,
terumbu karang juga merupakan sumber makanan bagi
ikan di dalam laut. Semakin rusak terumbu karang,
Akhlak terhadap Hewan
Kemuliaan akhlak yang diatur dalam Islam meliputi
sikap seorang manusia terhadap hewan. Hal ini
diteladankan Nabi Muhammad dan para sahabat,
antara lain seperti kisah berikut: Pada suatu hari, ketika
masuk ke rumah, Nabi Muhammad menyaksikan seekor
induk kucing dengan bayi-bayinya sedang tidur nyenyak
di atas jubahnya. Mema-hami bahwa, tidur nyenyak
makhluk, baik manusia maupun hewan merupakan
kenikmatan dan anugerah Allah swt, Nabi Muhammad
tidak tega membangunkan kucing-kucing itu. Akhirnya,
disebabkan mahu ke masjid, beliau menggunting
bagian jubah yang ditempati kucing-kucing itu sehingga
beliau dapat mengenakan jubahnya tanpa
membangunkan kucing-kucing tersebut.
Kepedulian Nabi Muhammad terhadap hewan, biasa
beliau sam-paikan kepada para sahabat. Misalnya,
beliau memerintahkan agar menyembelih hewan
dengan menggunakan pisau yang setajam-tajam-nya
agar tidak menyiksa hewan tersebut. Beliau juga
menegur sahabat yang ngobrol sambil duduk di atas
unta. Hal itu sama dengan menyik-sanya. Menurut
beliau, unta hanya digunakan ketika dalam suatu per-
jalanan atau mengangkut barang. Bahkan beliau
mengingatkan, orang yang menaiki unta tersebut belum
tentu lebih ingat (berdzikir) kepada Allah swt dibanding
dengan unta yang dikenderainya. Sebab, menurut Allah
swt, semua makhluk di bumi ini senantiasa bertasbih
kepada-Nya seperti dikemukakan al-Qur'an:
Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah, bertasbih
kepada-Nya apa yang di langit dan di bumi dan (juga)
burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-
masing telah mengetahui (cara) shalat dan tasbih-nya,
dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
kerjakan. (QS An-Nuur: 41).
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengatakan, ayat
ini menun-jukkan, setiap makhluk, termasuk hewan
diajarkan oleh Allah swt ba-gaimana cara shalat dan
bertasbih kepada-Nya. Oleh karena itu, sekalipun
hewan-hewan tersebut diciptakan bagi kepentingan
manusia, kita tetap harus berakhlak dalam
memanfaatkannya, termasuk ketika mau mengonsumsi
dagingnya.
Betapa tinggi kepedulian Nabi Muhammad terhadap
hewan se-hingga beliau memarahi seorang sahabat
yang telah membaringkan untanya yang mau
disembelih, baru mengasah pisaunya. Menurut be-liau,
tindakan sahabat itu sama dengan menyembelih hewan
itu dua kali. Sebab, ketika membiarkan unta menunggu
begitu lama dalam ke-adaan terikat, tentu ia mengalami
tekanan atau stres.
Sikap Nabi Muhammad limabelas abad lalu itu,
kebenarannya se-cara sains terbukti dewasa ini. Sebab,
hasil penelitian menunjukkan, hewan yang mengalami
tekanan atau intimidasi, secara sunatullah akan lahir
mekanisme memertahankan diri dalam tubuhnya
dengan menge-luarkan zat tertentu. Zat yang
dikeluarkan tersebut menjadikan daging-nya tidak
berkualitas sehingga memengaruhi kesehatan manusia
yang mengonsumsinya.
Berdasarkan ketentuan al-Qur'an dan teladan Nabi
Muhammad di atas, berikut ini disampaikan beberapa
upaya dalam berakhlak terhadap hewan demi
kemaslahatan manusia sendiri, antara lain:
(a) Tidak boleh menganiaya hewan. Bahkan, hewan
seperti burung yang dipelihara bukan untuk
dimakan, tidak boleh dikurung dalam sangkar.
Sudah merupakan tradisi di masyarakat, khususnya
di Jawa, hampir di setiap rumah, ada sangkar
burung dengan isinya sebagai hiasan atau hobi tuan
rumah. Sama halnya dengan aquarium di dalam
rumah di mana ikan dikurung dan tidak dikonsumsi
dagingnya oleh tuannya. Perilaku seperti ini
tergolong yang dilarang Rasulullah saw. Artinya, jika
ingin memiliki aquarium dengan ikan sebagai
hiburan di dalam rumah, setelah cukup besar, ikan
itu harus dimakan, bukan hanya dipajang.
(b) P emilik hewan peliharaan harus menjamin
TAZKIYATUN NAFS TAZKIYATUN NAFS
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M56 MAN TAZAKKA
dikhawatirkan laut Indonesia tidak lagi memiliki banyak
ikan yang justru merupakan salah satu sumber rezeki
nelayan kita. Pengrusakan hutan dan lautan yang
sedemikian parah di Indonesia, sudah diingatkan Allah
swt 15 abad silam:
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar). (QS Ar Ruum: 41).
Menurut Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, maksud
ayat ”telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia,” adalah
kekurangan tanam-tanaman dan buah-buahan
disebabkan oleh kemaksiatan. Pendapat Ibnu Katsir
tersebut dapat disaksikan hampir setiap tahun di
Indonesia. Misalnya, petani yang rugi karena sawahnya
direndam banjir akibat hutan yang gundul di mana-
mana. Hutan yang gundul mengakibatkan air hujan
langsung mengalir ke tempat yang rendah, termasuk
sawah dan perkampungan karena tidak ada akar pohon
yang menahannya. Pada waktu yang lain, petani juga
mengeluh karena gagal panen akibat kemarau panjang.
Hal ini disebabkan hutan yang gundul di mana ketika
hujan, tidak ada akar yang berfungsi menahan air hujan
tersebut untuk kemudian disimpan dalam sumur-sumur
tanah. Air dalam sumur tanah ini juga merupakan salah
satu pengsuplai tetap bagi sungai. Kondisi ini kemudian
ber-dampak terhadap pengairan sawah dan palawija.
Allah berfirman: Apakah kamu tidak memerhatikan,
bahwa sesungguhnya Allah menu-runkan air dari
langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di
bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu
tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya,
lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-
kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berde-rai-
derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat pelajaran bagi orang yang mempunyai
akal (QS Az-Zumar: 21).
Berdasarkan peringatan Allah swt di atas, petani,
nelayan, peng-usaha HPH, lebih-lebih pemerintah,
hendaknya kembali ke al-Qur'an dan as-Sunnah agar
kehidupan seluruh komponen bangsa ini menjadi lebih
sejahtera, aman, dan damai dalam ampunan dan redha
Allah swt. Untuk itu, berikut ini disampaikan beberapa
kiat dan perilaku ke arah perbaikan tersebut, antara lain:
(a) Dalam setiap Pilkades, Pemilukada, Pemilu, dan
Pilpres, maka Kades, Bupati, Walikota, Gubernur,
Presiden dan Wakil Presiden serta anggota DPR dan
DPRD yang dipilih adalah orang-orang Islam yang
mengerti al-Qur'an dan as-Sunnah dan mau melak-
sanakannya sebagai ideologi pembangunan
nasional. Bagi non-muslim yang terlanjur terpilih,
menjadi tanggung jawab Parpol Islam, Kementerian
Agama, MUI, dan ormas dakwah Islam lain-nya
untuk mendakwahi mereka agar mereka dapat
menerima pe-laksanaan ajaran Islam dalam sistem
pembangunan sekalipun mereka tetap nonmuslim.
(b) D alam melantik Menteri dan Pimpinan Lembaga
Negara, Presiden hendaknya mengangkat individu
yang selain profesional di bidang-nya, juga taat
melaksanakan ajaran agama yang dianut serta tidak
berperilaku koruptif dalam segala aspek kehidupan.
(c) P emerintah, dalam hal ini, kementerian terkait
dengan DPR, segera membarui semua peraturan
perundang-undangan yang berkait-an dengan
hutan, laut, dan tambang sehingga peringatan yang
disampaikan Allah swt 15 abad silam, dapat
dipulihkan. Hal ini akan mendatangkan manfaat bagi
rakyat, seperti dikatakan ayat berikut: ”Dia
memancarkan daripadanya mata airnya, dan (me-
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 57 MAN TAZAKKA
numbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-
gunung dipan-cangkan-Nya dengan teguh (semua
itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan
ternakmu.” (QS An-Naaziyaat: 31 – 33).
”Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai
hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di
bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air
hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu
berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang
bermacam-macam.” (QS Thahaa: 53).
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan
bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu, segala buah-
buahan sebagai rezeki untukmu, karena itu
janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi
Allah padahal kamu mengetahui. (QS Al-Baqarah:
22).
(d) P eraturan perundang-undangan sebagaimana
disebutkan di huruf (c) di atas, selain mengatur
tatacara pengelolaan hutan, laut, dan tambang yang
super ketat, tidak kalah penting, sanksi hukuman
yang menjerakan. Misalnya, bagi pengusaha HPH
dan tambang yang mengakibatkan longsor dan
banjir sehingga mengorbankan nyawa manusia dan
menghancurkan perkampungan, sanksinya berupa:
hukuman mati, disalib, dipotong kaki dan tangan
secara silang atau diasingkan dari keramaian
manusia. Hukuman jenis ini dengan jelas disebutkan
dalam ayat berikut:
Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang
yang menye-rang Allah dan Rasul-Nya dan
membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah
mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan
dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau
dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang
demikian itu (sebagai) suatu peng-hinaan untuk
mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh sik-
saan yang besar (QS Al-Maidah: 33).
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, menjelaskan, kata-
kata ”orang-orang yang menyerang Allah dan
Rasul-Nya” adalah mereka yang melawan atau
melanggar ketentuan Allah dan Rasul-Nya berkaitan
dengan segala aspek kehidupan, termasuk membuat
kerusakan berupa banjir dan tanah longsor. Bahkan,
berkenaan dengan illegal loging, Ibnu Katsir
mengaitkan ayat ini dengan ayat 205 dari surah Al-
Baqarah yang berbunyi: ”dan apabila dia berpaling
(darimu), dia berjalan di muka bumi untuk
melakukan kerusakan padanya, serta merusak
tanaman-tanaman dan hewan ternak. Dan Allah
tidak menyukai kebinasaan.”(QS Al-Baqarah: 205).
Berdasarkan penjelasan Ibnu Katsir di atas, maka
menurut Penulis, mereka yang mengakibatkan tanah
longsor dan banjir bandang akibat penggundulan
hutan, mesti dijatuhi hukuman mati. Sementara
ketentuan yang ada dalam UU No 31/99 jo UU No
20/2001 tentang Tindak Pidana Korupsi, pasal 2 dan
3 tentang ganti rugi yang harus dibayar terdakwa,
hendaknya diarahkan kepada kerugian
perekonomian negara, bukan sekedar kerugian
keuangan negara seperti diterapkan hakim selama
ini. Artinya, jika karena ulah pengusaha HPH, terjadi
tanah longsor dan banjir bandang yang
menimbulkan kerugian petani dan masyarakat
kampung (karena rumahnya terendam), terdakwa
harus mengganti rugi seluruh kerugian yang
diakibatkan banjir dan tanah longsor tersebut.[]
TAZKIYATUN NAFS TAZKIYATUN NAFS
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M56 MAN TAZAKKA
dikhawatirkan laut Indonesia tidak lagi memiliki banyak
ikan yang justru merupakan salah satu sumber rezeki
nelayan kita. Pengrusakan hutan dan lautan yang
sedemikian parah di Indonesia, sudah diingatkan Allah
swt 15 abad silam:
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar). (QS Ar Ruum: 41).
Menurut Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, maksud
ayat ”telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia,” adalah
kekurangan tanam-tanaman dan buah-buahan
disebabkan oleh kemaksiatan. Pendapat Ibnu Katsir
tersebut dapat disaksikan hampir setiap tahun di
Indonesia. Misalnya, petani yang rugi karena sawahnya
direndam banjir akibat hutan yang gundul di mana-
mana. Hutan yang gundul mengakibatkan air hujan
langsung mengalir ke tempat yang rendah, termasuk
sawah dan perkampungan karena tidak ada akar pohon
yang menahannya. Pada waktu yang lain, petani juga
mengeluh karena gagal panen akibat kemarau panjang.
Hal ini disebabkan hutan yang gundul di mana ketika
hujan, tidak ada akar yang berfungsi menahan air hujan
tersebut untuk kemudian disimpan dalam sumur-sumur
tanah. Air dalam sumur tanah ini juga merupakan salah
satu pengsuplai tetap bagi sungai. Kondisi ini kemudian
ber-dampak terhadap pengairan sawah dan palawija.
Allah berfirman: Apakah kamu tidak memerhatikan,
bahwa sesungguhnya Allah menu-runkan air dari
langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di
bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu
tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya,
lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-
kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berde-rai-
derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat pelajaran bagi orang yang mempunyai
akal (QS Az-Zumar: 21).
Berdasarkan peringatan Allah swt di atas, petani,
nelayan, peng-usaha HPH, lebih-lebih pemerintah,
hendaknya kembali ke al-Qur'an dan as-Sunnah agar
kehidupan seluruh komponen bangsa ini menjadi lebih
sejahtera, aman, dan damai dalam ampunan dan redha
Allah swt. Untuk itu, berikut ini disampaikan beberapa
kiat dan perilaku ke arah perbaikan tersebut, antara lain:
(a) Dalam setiap Pilkades, Pemilukada, Pemilu, dan
Pilpres, maka Kades, Bupati, Walikota, Gubernur,
Presiden dan Wakil Presiden serta anggota DPR dan
DPRD yang dipilih adalah orang-orang Islam yang
mengerti al-Qur'an dan as-Sunnah dan mau melak-
sanakannya sebagai ideologi pembangunan
nasional. Bagi non-muslim yang terlanjur terpilih,
menjadi tanggung jawab Parpol Islam, Kementerian
Agama, MUI, dan ormas dakwah Islam lain-nya
untuk mendakwahi mereka agar mereka dapat
menerima pe-laksanaan ajaran Islam dalam sistem
pembangunan sekalipun mereka tetap nonmuslim.
(b) D alam melantik Menteri dan Pimpinan Lembaga
Negara, Presiden hendaknya mengangkat individu
yang selain profesional di bidang-nya, juga taat
melaksanakan ajaran agama yang dianut serta tidak
berperilaku koruptif dalam segala aspek kehidupan.
(c) P emerintah, dalam hal ini, kementerian terkait
dengan DPR, segera membarui semua peraturan
perundang-undangan yang berkait-an dengan
hutan, laut, dan tambang sehingga peringatan yang
disampaikan Allah swt 15 abad silam, dapat
dipulihkan. Hal ini akan mendatangkan manfaat bagi
rakyat, seperti dikatakan ayat berikut: ”Dia
memancarkan daripadanya mata airnya, dan (me-
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 57 MAN TAZAKKA
numbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-
gunung dipan-cangkan-Nya dengan teguh (semua
itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan
ternakmu.” (QS An-Naaziyaat: 31 – 33).
”Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai
hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di
bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air
hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu
berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang
bermacam-macam.” (QS Thahaa: 53).
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan
bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu, segala buah-
buahan sebagai rezeki untukmu, karena itu
janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi
Allah padahal kamu mengetahui. (QS Al-Baqarah:
22).
(d) P eraturan perundang-undangan sebagaimana
disebutkan di huruf (c) di atas, selain mengatur
tatacara pengelolaan hutan, laut, dan tambang yang
super ketat, tidak kalah penting, sanksi hukuman
yang menjerakan. Misalnya, bagi pengusaha HPH
dan tambang yang mengakibatkan longsor dan
banjir sehingga mengorbankan nyawa manusia dan
menghancurkan perkampungan, sanksinya berupa:
hukuman mati, disalib, dipotong kaki dan tangan
secara silang atau diasingkan dari keramaian
manusia. Hukuman jenis ini dengan jelas disebutkan
dalam ayat berikut:
Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang
yang menye-rang Allah dan Rasul-Nya dan
membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah
mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan
dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau
dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang
demikian itu (sebagai) suatu peng-hinaan untuk
mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh sik-
saan yang besar (QS Al-Maidah: 33).
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, menjelaskan, kata-
kata ”orang-orang yang menyerang Allah dan
Rasul-Nya” adalah mereka yang melawan atau
melanggar ketentuan Allah dan Rasul-Nya berkaitan
dengan segala aspek kehidupan, termasuk membuat
kerusakan berupa banjir dan tanah longsor. Bahkan,
berkenaan dengan illegal loging, Ibnu Katsir
mengaitkan ayat ini dengan ayat 205 dari surah Al-
Baqarah yang berbunyi: ”dan apabila dia berpaling
(darimu), dia berjalan di muka bumi untuk
melakukan kerusakan padanya, serta merusak
tanaman-tanaman dan hewan ternak. Dan Allah
tidak menyukai kebinasaan.”(QS Al-Baqarah: 205).
Berdasarkan penjelasan Ibnu Katsir di atas, maka
menurut Penulis, mereka yang mengakibatkan tanah
longsor dan banjir bandang akibat penggundulan
hutan, mesti dijatuhi hukuman mati. Sementara
ketentuan yang ada dalam UU No 31/99 jo UU No
20/2001 tentang Tindak Pidana Korupsi, pasal 2 dan
3 tentang ganti rugi yang harus dibayar terdakwa,
hendaknya diarahkan kepada kerugian
perekonomian negara, bukan sekedar kerugian
keuangan negara seperti diterapkan hakim selama
ini. Artinya, jika karena ulah pengusaha HPH, terjadi
tanah longsor dan banjir bandang yang
menimbulkan kerugian petani dan masyarakat
kampung (karena rumahnya terendam), terdakwa
harus mengganti rugi seluruh kerugian yang
diakibatkan banjir dan tanah longsor tersebut.[]
TAZKIYATUN NAFS TAZKIYATUN NAFS
agi saya, bagi rakyat Indonesia maupun dunia,
BPak Natsir ''tidak pernah mati''. Ia dilahirkan
untuk kekal namanya. Nama Natsir tidak pernah
mati sampai hari kiamat. Malah makin mendekati
kiamat, nama beliau makin sering disebut. Perilakunya,
kata-kata dan kalimat yang diucapkannya, hidup dan
menghidupkan. Tidak pernah mati.
Oleh karena itu, berapapun orang menulis tentang
nama Muhammad Natsir, 70, 80, ratusan tahun, makin
hidup. Maka sepatutnya, khususnya umat Islam
Indonesia dan rakyat Indonesia umumnya harus banyak
belajar dari beliau. Dari bidang pendidikan politik,
hingga masalah-masalah ke-Islaman. Beliau
multitalenta.
Sekali lagi, tidak akan pernah mati. Saya sangat
mengagumi beliau. Dan sampai hari ini (terisak tersedu-
sedu) saya masih belajar kepada beliau. Mudah-
mudahan Allah SWT memberikan tempat yang layak,
khusnul khotimah, ahli surga, dan mudah mudahan
orang-orang yang mengikutinya, diberikan Allah SWT
keberkahan, ridha, aamiin. Berterima kasihlah rakyat
Indonesia kepada beliau, sampai kapanpun.
Tidaklah berlebihan bila Dr Mohammad Natsir dan
Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia mendapat
kehormatan disebut sebagai ''Generator Da'wah''. Hal
ini bisa kita geledah dalam sejarah republik ini.
Dewan Da'wah lahir sebagai lembaga Da'wah setelah
Partai Politik Masyumi dipaksa bubar oleh rejim Orde
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M58 MAN TAZAKKA
Lama dan tidak diberi ijin untuk hidup kembali oleh
rejim Orde Baru.
Masyumi sendiri dinawaitukan sebagai wadah
tunggal gerakan politik Islam. Partai ini dilahirkan oleh
Kongres Umat Islam Indonesia yang kedua di
Yogyakarta tahun 1945, yang dihadiri sekitar lima ratus
utusan organisasi sosial keagamaan yang mewakili
hampir seluruh organisasi Islam seperti NU,
Muhammadiyah, Persatuan Islam (PERSIS), Persatuan
Umat Islam, Al-Irsyad, Mai'iyatul Wasliyah, Al-Ittihadiyah
dan Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA), pada
tanggal 7-8 November 1945 di Yogyakarta.
Beberapa prestasi kebangsaan yang pernah
ditorehkan Masyumi antara lain: M Natsir (1950-1951)
Menjadi Perdana Menteri; Mohammad Roem sebagai
Mendagri adalah konseptor utama UU Pemilu; Moh
Roem juga dikenal sebagai diplomat ulung, ia menjadi
delegasi Indonesia dalam perundingan dengan Belanda
yang dikenal dengan Perjanjian Roem-Royen.
Masyumi juga yang pertama mengusulkan dan
menggodok RUU Anti-Korupsi pada di masa
Boerhanoeddin Harahap memimpin kabinet (1955-
1956); Syafrudin Prawiranegara merupakan pakar
ekonomi yang juga pernah menjadi Gubernur Bank
Indonesia pertama tahun 1950; Syafrudin Prawiranegara
pulalah yang menjadi Pimpinan PDRI (Pimpinan Darurat
Republik Indonesia) ketika Soekarno, Hatta dan
beberapa menteri ditawan Belanda.
Pada pemilu 1955, Masyumi membuktikan diri
sebagai partai Islam terbesar. Masyumi mendapat
dukungan suara terbanyak, yakni 10 dari 15 daerah
pemilihan di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1960 Masyumi dibubarkan oleh
Soekarno, melalui Keppres No 200/1960 tanggal 15
Agustus 1960. Setelah tidak mendapat lampu hijau
untuk bangkit lagi di era Soeharto, Pak Natsir dkk
mentransformasi gerakan politik menjadi gerakan
Da'wah sosial keagamaan dengan mendirikan Dewan
Da'wah pada 1967. Perubahan strategi ini disampaikan
Pak Natsir dengan ungkapannya yang fenomenal:
”Kalau dulu kita berda'wah dengan menggunakan jalur
politik, maka sekarang kita berpolitik menggunakan
jalur da'wah”.
Sebagai generator Da'wah, Dewan Da'wah yang
diketuai Pak Natsir menginisiasi pendirian banyak
lembaga Da'wah dan pendidikan, sebagaimana
diuraikan dalam buku kecil ini.
Melalui tema besar ''Selamatkan Indonesia dengan
Da'wah'', Dewan Da'wah berkonsentrasi pada
pendidikan kader da'i dan penempatan mereka sebagai
pendamping ummat di pedalaman (termasuk
perbatasan) Nusantara, serta meningkatkan taraf hidup
ummat binaan mereka.
Namun, amal Da'wah Dewan Da'wah masih jauh dari
mencukupi untuk menggeneratori seluruh Nusantara.
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan
garis pantai sekitar 81.900 kilometer, memiliki wilayah
perbatasan dengan banyak negara baik perbatasan
darat (kontinen) maupun laut (maritim). Batas darat
wilayah Republik Indonesia berbatasan langsung
dengan negara-negara Malaysia, Papua New Guinea
(PNG) dan Timor Leste.
Perbatasan darat Indonesia tersebar di tiga pulau,
empat Provinsi dan 15 kabupaten/kota. Sedangkan
wilayah laut Indonesia berbatasan dengan 10 negara,
yaitu India, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam,
Filipina, Republik Palau, Australia, Timor Leste dan
Papua Nugini (PNG). Wilayah perbatasan laut pada
umumnya berupa pulau-pulau terluar yang jumlahnya
92 pulau dan termasuk pulau-pulau kecil.
Menurut data BPS 2014, hingga saat ini terdapat 183
daerah tertinggal di Tanah Air, yang 70% diantaranya
berada di Kawasan Timur Indonesia. Misalnya di Papua
(93 %), Sulawesi Tengah (91%), Maluku Utara (78%),
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 59 MAN TAZAKKA
"Tak Pernah Mati”Pak Natsir
PAK NATSIR PAK NATSIR
Oleh: Prof Dr Ir H Ahmad Muflih Saefuddin, Ketua Dewan Pembina Dewan Dakwah
agi saya, bagi rakyat Indonesia maupun dunia,
BPak Natsir ''tidak pernah mati''. Ia dilahirkan
untuk kekal namanya. Nama Natsir tidak pernah
mati sampai hari kiamat. Malah makin mendekati
kiamat, nama beliau makin sering disebut. Perilakunya,
kata-kata dan kalimat yang diucapkannya, hidup dan
menghidupkan. Tidak pernah mati.
Oleh karena itu, berapapun orang menulis tentang
nama Muhammad Natsir, 70, 80, ratusan tahun, makin
hidup. Maka sepatutnya, khususnya umat Islam
Indonesia dan rakyat Indonesia umumnya harus banyak
belajar dari beliau. Dari bidang pendidikan politik,
hingga masalah-masalah ke-Islaman. Beliau
multitalenta.
Sekali lagi, tidak akan pernah mati. Saya sangat
mengagumi beliau. Dan sampai hari ini (terisak tersedu-
sedu) saya masih belajar kepada beliau. Mudah-
mudahan Allah SWT memberikan tempat yang layak,
khusnul khotimah, ahli surga, dan mudah mudahan
orang-orang yang mengikutinya, diberikan Allah SWT
keberkahan, ridha, aamiin. Berterima kasihlah rakyat
Indonesia kepada beliau, sampai kapanpun.
Tidaklah berlebihan bila Dr Mohammad Natsir dan
Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia mendapat
kehormatan disebut sebagai ''Generator Da'wah''. Hal
ini bisa kita geledah dalam sejarah republik ini.
Dewan Da'wah lahir sebagai lembaga Da'wah setelah
Partai Politik Masyumi dipaksa bubar oleh rejim Orde
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M58 MAN TAZAKKA
Lama dan tidak diberi ijin untuk hidup kembali oleh
rejim Orde Baru.
Masyumi sendiri dinawaitukan sebagai wadah
tunggal gerakan politik Islam. Partai ini dilahirkan oleh
Kongres Umat Islam Indonesia yang kedua di
Yogyakarta tahun 1945, yang dihadiri sekitar lima ratus
utusan organisasi sosial keagamaan yang mewakili
hampir seluruh organisasi Islam seperti NU,
Muhammadiyah, Persatuan Islam (PERSIS), Persatuan
Umat Islam, Al-Irsyad, Mai'iyatul Wasliyah, Al-Ittihadiyah
dan Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA), pada
tanggal 7-8 November 1945 di Yogyakarta.
Beberapa prestasi kebangsaan yang pernah
ditorehkan Masyumi antara lain: M Natsir (1950-1951)
Menjadi Perdana Menteri; Mohammad Roem sebagai
Mendagri adalah konseptor utama UU Pemilu; Moh
Roem juga dikenal sebagai diplomat ulung, ia menjadi
delegasi Indonesia dalam perundingan dengan Belanda
yang dikenal dengan Perjanjian Roem-Royen.
Masyumi juga yang pertama mengusulkan dan
menggodok RUU Anti-Korupsi pada di masa
Boerhanoeddin Harahap memimpin kabinet (1955-
1956); Syafrudin Prawiranegara merupakan pakar
ekonomi yang juga pernah menjadi Gubernur Bank
Indonesia pertama tahun 1950; Syafrudin Prawiranegara
pulalah yang menjadi Pimpinan PDRI (Pimpinan Darurat
Republik Indonesia) ketika Soekarno, Hatta dan
beberapa menteri ditawan Belanda.
Pada pemilu 1955, Masyumi membuktikan diri
sebagai partai Islam terbesar. Masyumi mendapat
dukungan suara terbanyak, yakni 10 dari 15 daerah
pemilihan di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1960 Masyumi dibubarkan oleh
Soekarno, melalui Keppres No 200/1960 tanggal 15
Agustus 1960. Setelah tidak mendapat lampu hijau
untuk bangkit lagi di era Soeharto, Pak Natsir dkk
mentransformasi gerakan politik menjadi gerakan
Da'wah sosial keagamaan dengan mendirikan Dewan
Da'wah pada 1967. Perubahan strategi ini disampaikan
Pak Natsir dengan ungkapannya yang fenomenal:
”Kalau dulu kita berda'wah dengan menggunakan jalur
politik, maka sekarang kita berpolitik menggunakan
jalur da'wah”.
Sebagai generator Da'wah, Dewan Da'wah yang
diketuai Pak Natsir menginisiasi pendirian banyak
lembaga Da'wah dan pendidikan, sebagaimana
diuraikan dalam buku kecil ini.
Melalui tema besar ''Selamatkan Indonesia dengan
Da'wah'', Dewan Da'wah berkonsentrasi pada
pendidikan kader da'i dan penempatan mereka sebagai
pendamping ummat di pedalaman (termasuk
perbatasan) Nusantara, serta meningkatkan taraf hidup
ummat binaan mereka.
Namun, amal Da'wah Dewan Da'wah masih jauh dari
mencukupi untuk menggeneratori seluruh Nusantara.
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan
garis pantai sekitar 81.900 kilometer, memiliki wilayah
perbatasan dengan banyak negara baik perbatasan
darat (kontinen) maupun laut (maritim). Batas darat
wilayah Republik Indonesia berbatasan langsung
dengan negara-negara Malaysia, Papua New Guinea
(PNG) dan Timor Leste.
Perbatasan darat Indonesia tersebar di tiga pulau,
empat Provinsi dan 15 kabupaten/kota. Sedangkan
wilayah laut Indonesia berbatasan dengan 10 negara,
yaitu India, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam,
Filipina, Republik Palau, Australia, Timor Leste dan
Papua Nugini (PNG). Wilayah perbatasan laut pada
umumnya berupa pulau-pulau terluar yang jumlahnya
92 pulau dan termasuk pulau-pulau kecil.
Menurut data BPS 2014, hingga saat ini terdapat 183
daerah tertinggal di Tanah Air, yang 70% diantaranya
berada di Kawasan Timur Indonesia. Misalnya di Papua
(93 %), Sulawesi Tengah (91%), Maluku Utara (78%),
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M 59 MAN TAZAKKA
"Tak Pernah Mati”Pak Natsir
PAK NATSIR PAK NATSIR
Oleh: Prof Dr Ir H Ahmad Muflih Saefuddin
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M60 MAN TAZAKKA
dan Sulawesi Tenggara (75%).
Walau demikian, apa yang telah, sedang, dan akan
dilakukan Dewan Da'wah, kiranya sesuai dengan beleid
kebijakan nasional bangsa ini.
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJM-Nasional 2004-2009) telah menetapkan arah dan
pengembangan wilayah Perbatasan Negara sebagai
salah satu program prioritas pembangunan nasional.
Pembangunan wilayah perbatasan memiliki keterkaitan
yang sangat erat dengan misi pembangunan nasional,
terutama untuk menjamin keutuhan dan kedaulatan
wilayah, pertahanan keamanan nasional, serta
meningkatkan kesejahteraan rakyat di wilayah
perbatasan.
Paradigma baru, pengembangan wilayah-wilayah
perbatasan adalah dengan mengubah arah kebijakan
pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi
inward looking, menjadi outward looking, sehingga
wilayah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pintu
gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan
negara tetangga.
Pembangunan wilayah perbatasan negara
menggunakan pendekatan kesejahteraan (prosperity
approach) dengan tidak meninggalkan pendekatan
keamanan (security approach).
Sedangkan program pengembangan wilayah
perbatasan (RPJM Nasional 2004-2009), bertujuan
untuk : (a) menjaga keutuhan wilayah NKRI melalui
penetapan hak kedaulatan NKRI yang dijamin oleh
Hukum Internasional; (b) meningkatkan kesejahteraan
masyarakat setempat dengan menggali potensi
ekonomi, sosial dan budaya serta keuntungan lokasi
geografis yang sangat strategis untuk berhubungan
dengan negara tetangga. Disamping itu perbatasan
juga dihadapkan pada permasalahan keamanan seperti
separatisme dan maraknya kegiatan-kegiatan ilegal.
Dengan segala kekurangannya, semoga amal Da'wah
Dewan Da'wah dicatat sebagai amal soleh bagi seluruh
keluarga besar Dewan Da'wah sejak dulu hingga kini.
Allahu 'alam bishawwab.[]
PAK NATSIR
EDISI DZULQAIDAH 1440 H / JULI 2019 M60 MAN TAZAKKA
dan Sulawesi Tenggara (75%).
Walau demikian, apa yang telah, sedang, dan akan
dilakukan Dewan Da'wah, kiranya sesuai dengan beleid
kebijakan nasional bangsa ini.
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJM-Nasional 2004-2009) telah menetapkan arah dan
pengembangan wilayah Perbatasan Negara sebagai
salah satu program prioritas pembangunan nasional.
Pembangunan wilayah perbatasan memiliki keterkaitan
yang sangat erat dengan misi pembangunan nasional,
terutama untuk menjamin keutuhan dan kedaulatan
wilayah, pertahanan keamanan nasional, serta
meningkatkan kesejahteraan rakyat di wilayah
perbatasan.
Paradigma baru, pengembangan wilayah-wilayah
perbatasan adalah dengan mengubah arah kebijakan
pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi
inward looking, menjadi outward looking, sehingga
wilayah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pintu
gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan
negara tetangga.
Pembangunan wilayah perbatasan negara
menggunakan pendekatan kesejahteraan (prosperity
approach) dengan tidak meninggalkan pendekatan
keamanan (security approach).
Sedangkan program pengembangan wilayah
perbatasan (RPJM Nasional 2004-2009), bertujuan
untuk : (a) menjaga keutuhan wilayah NKRI melalui
penetapan hak kedaulatan NKRI yang dijamin oleh
Hukum Internasional; (b) meningkatkan kesejahteraan
masyarakat setempat dengan menggali potensi
ekonomi, sosial dan budaya serta keuntungan lokasi
geografis yang sangat strategis untuk berhubungan
dengan negara tetangga. Disamping itu perbatasan
juga dihadapkan pada permasalahan keamanan seperti
separatisme dan maraknya kegiatan-kegiatan ilegal.
Dengan segala kekurangannya, semoga amal Da'wah
Dewan Da'wah dicatat sebagai amal soleh bagi seluruh
keluarga besar Dewan Da'wah sejak dulu hingga kini.
Allahu 'alam bishawwab.[]
PAK NATSIR