managemen pelayanan icu dan hcu

20
Manajemen Pelayanan HCU dan ICU Ledy Diana*, Purwito Nugroho ** ABSTRACT Treatment room in the hospital is divided into 2, namely: 1. Space Intensive Care (ICU = Intensive Care Unit) is part of the hospital building with critical care categories, in addition to the installation of surgical and emergency department. At this time, the modern ICU is not limited to dealing with patients post-surgery or mechanical ventilation alone, but it has become its own branch of the intensive care medicine. 2. High care unit (HCU) is a unit of hospital services for patients with stable conditions of the respiratory function, hemodynamics, and awareness but still require treatment, care and close monitoring. Both are inter-related, including services that must be owned by the hospital. Keywords: HCU, ICU, Nursing ABSTRAK Ruang perawatan di dalam rumah sakit terbagi menjadi 2 yaitu: 1. Ruang Perawatan Intensif (ICU= Intensive Care Unit) merupakan bagian dari bangunan rumah sakit dengan kategori perawatan kritis, selain instalasi bedah dan instalasi gawat darurat. Pada saat ini, ICU modern tidak terbatas menangani pasien pasca bedah atau ventilasi mekanis saja, namun telah menjadi cabang ilmu sendiri yaitu intensive care medicine. 2. High care unit (HCU) adalah unit pelayanan rumah sakit bagi pasien dengan kondisi stabil dari fungsi respirasi, hemodinamik, dan kesadaran namun masih memerlukan pengobatan, perawatan dan pemantauan secara ketat. Keduanya saling berkaitan, termasuk pelayanan yang harus dimiliki oleh rumah sakit. 1

Upload: febyaryadi

Post on 16-Aug-2015

275 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

hcu

TRANSCRIPT

Page 1: Managemen Pelayanan ICU Dan HCU

Manajemen Pelayanan HCU dan ICU

Ledy Diana*, Purwito Nugroho **

ABSTRACT

Treatment room in the hospital is divided into 2, namely: 1. Space Intensive Care

(ICU = Intensive Care Unit) is part of the hospital building with critical care categories, in

addition to the installation of surgical and emergency department. At this time, the modern

ICU is not limited to dealing with patients post-surgery or mechanical ventilation alone, but

it has become its own branch of the intensive care medicine. 2. High care unit (HCU) is a

unit of hospital services for patients with stable conditions of the respiratory function,

hemodynamics, and awareness but still require treatment, care and close monitoring. Both

are inter-related, including services that must be owned by the hospital.

Keywords: HCU, ICU, Nursing

ABSTRAK

Ruang perawatan di dalam rumah sakit terbagi menjadi 2 yaitu: 1. Ruang Perawatan

Intensif (ICU= Intensive Care Unit) merupakan bagian dari bangunan rumah sakit dengan

kategori perawatan kritis, selain instalasi bedah dan instalasi gawat darurat. Pada saat ini,

ICU modern tidak terbatas menangani pasien pasca bedah atau ventilasi mekanis saja, namun

telah menjadi cabang ilmu sendiri yaitu intensive care medicine. 2. High care unit (HCU)

adalah unit pelayanan rumah sakit bagi pasien dengan kondisi stabil dari fungsi respirasi,

hemodinamik, dan kesadaran namun masih memerlukan pengobatan, perawatan dan

pemantauan secara ketat. Keduanya saling berkaitan, termasuk pelayanan yang harus dimiliki

oleh rumah sakit.

Kata kunci: HCU, ICU, Perawatan

PENDAHULUAN

Ruang Perawatan Intensif (ICU= Intensive Care Unit) merupakan bagian dari

bangunan rumah sakit dengan kategori pelayanan kritis, selain instalasi bedah dan instalasi

*Coassistant Anestesi FK Universitas Tarumanagara Jakarta

** Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif di BLUD RSUD Kota Semarang

1

Page 2: Managemen Pelayanan ICU Dan HCU

gawat darurat. Ruang Perawatan Intensif menyediakan pelayanan yang komprehensif dan

berkesinambungan selama 24 jam. Pada ICU perawatan dilaksanakan dengan melibatkan

berbagai tenaga professional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam

tim. Pengembangan tim multidisiplin yang kuat sangat penting dalam meningkatkan

keselamatan pasien. Selain itu dukungan sarana, prasarana serta peralatan juga diperlukan

dalam rangka meningkatkan pelayanan ICU 1,2

Untuk efektivitas, keselamatan dan ekonomisnya pelayanan ICU, maka

dikembangkan unit pelayanan tingkat tinggi (High Care Unit= HCU). Fungsi utama HCU

adalah menjadi unit perawatan antara bangsal rawat dan ICU. Adanya keterkaitan antara ICU

dan HCU yaitu kedudukan HCU dalam menjalankan fungsi pelayanan dan fungsi pendidikan

dibawah koordinasi ICU. High care unit (HCU) merupakan unit pelayanan rumah sakit bagi

pasien dengan kondisi respirasi, hemodinamik, dan kesadaran yang stabil yang masih

memerlukan pengobatan, perawatan dan observasi secara ketat. Untuk mewujudkan

pelayanan HCU yang optimal perlu adanya kebijakan tata kelola manajemen tertulis meliputi;

uraian tugas dan tanggung jawab yang terinci maupun secara klinis/teknis medis yang

dituangkan dalam standar prosedur operasional HCU. 3,4

1. INTENSIVE CARE UNIT ( ICU )

Gambar 1: ICU 5

DEFINISI ICU

ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri, dengan staf yang khusus dan

perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-

pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau

potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. 1,2

2

Page 3: Managemen Pelayanan ICU Dan HCU

KEMAMPUAN MINIMAL INTENSIF CARE UNIT ( ICU )

Intensif Care Unit (ICU) memiliki kemampuan minimal, yaitu:

Resusitasi jantung paru

Pengelolaan jalan napas, termasuk intubasi trakeal dan penggunaaan ventilator

Terapi oksigen

Pemantauan EKG terus menerus

Pemasangan alat pacu jantung dalam keadaan gawat

Pemberian nutrisi enteral dan parenteral

Pemeriksaaan laboratorium khusus dengan cepat dan menyeluruh

Pemakaian pompa infus atau semprit untuk terapi secara titrasi

Kemampuan melakukan tekhnik khusus sesuai dengan keadaan pasien

Memberikan bantuan fungsi vital dengan alat-alat portabel selama transportasi pasien

gawat 5

KLASIFIKASI PELAYANAN ICU

Dalam menyelenggarakan pelayanan, pelayanan ICU di rumah sakit dibagi dalam 3 (tiga)

klasifikasi pelayanan, yaitu:

1. Pelayanan ICU Primer (Standar Minimal) Rumah sakit tipe C

Pelayanan ICU primer mampu memberikan pengelolaan resusitatif segera untuk

pasien sakit gawat, tunjangan kardio-respirasi jangka pendek, dan mempunyai peran

penting dalam pemantauan dan pencegahan penyulit pada pasien medik dan bedah yang

berisiko. Dalam ICU dilakukan ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskuler

sederhana selama beberapa jam.

2. Pelayanan ICU Sekunder (menengah) Rumah sakit tipe B

Pelayanan ICU sekunder memberikan standar ICU umum yang tinggi, yang

mendukung peran rumah sakit yang lain yang telah digariskan, misalnya kedokteran

umum, bedah, pengelolaan trauma, bedah saraf, bedah vaskular dan

lain-lainnya. ICU hendaknya mampu memberikan tunjangan ventilasi mekanis

lebih lama dan melakukan dukungan/bantuan hidup lain tetapi tidak terlalu

kompleks.

3

Page 4: Managemen Pelayanan ICU Dan HCU

3. Pelayanan ICU tersier (tertinggi) Rumah sakit tipe A

Pelayanan ICU tersier merupakan rujukan tertinggi untuk ICU, memberikan

pelayanan yang tertinggi termasuk dukungan/ bantuan hidup multi-sistem yang kompleks

dalam jangka waktu yang tak terbatas. ICU ini melakukan ventilasi mekanis, pelayanan

dukungan/ bantuan renal ekstrakorporal dan pemantauan kardiovaskular invasif dalam

jangka waktu yang terbatas dan mempunyai dukungan pelayanan penunjang medik. 1,2

RUANG LINGKUP PELAYANAN ICU

Ruang lingkup pelayanan yang diberikan di ICU adalah sebagai berikut:

1. Diagnosis dan penantalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang mengancam

nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari

2. Memberikan bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan

penatalaksanaaan spesifik problema dasar

3. Pemantauan fungsi vital tubuh terhadap komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit atau

iatrogenik

4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat bergantung pada

alat/ mesin dan orang lain. 1,2

INDIKASI MASUK DAN KELUAR INTENSIF CARE UNIT (ICU)

Penentuan indikasi pasien masuk ke ICU dan keluar dari ICU serta pasien yang tidak

dianjurkan untuk dirawat di ICU ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria Masuk

a. Pasien Prioritas 1 (Satu)

Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan

terapi intensif seperti dukungan/bantuan ventilasi dan alat bantu suportif organ/sistem

yang lain, infus obat-obat vasoaktif kontinyu, obat aritmia kontinyu dan lain-

lainnya. Contoh pasien kelompok ini antara lain pasca bedah kardiotoraksik, pasien

sepsis berat, gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang mengancam

nyawa. Terapi pada pasien prioritas 1 (satu) umumnya tidak mempunyai batas.

4

Page 5: Managemen Pelayanan ICU Dan HCU

b. Pasien Prioritas 2 (Dua)

Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan canggih di ICU, sebab sangat

berisiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera, misalnya pemantuan intensif

menggunakan pulmonary arterial catheter. Contoh pasien seperti ini antara lain

mereka yang menderita penyakit dasar jantung, paru, gagal ginjal akut dan berat atau

yang telah mengalami pembedahan major. Terapi pada pasien prioritas 2 tidak

terbatas karena kondisi mediknya senantiasa berubah.

c. Pasien Prioritas 3 (Tiga)

Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status

kesehatan sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akut secara

sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan

atau manfaat terapi di ICU sangat kecil. Contoh pasien

ini antara lain pasien dengan keganasan metastase disertai penyulit infeksi,

pericardial tamponade, sumbatan jalan napas, atau pasien penyakit jantung,

penyakit paru terminal disertai komplikasi penyakit akut berat.

Pengelolaan hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja.

2. Kriteria Keluar

Prioritas pasien dipindahkan dari ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh

kepala ICU dan tim yang merawat pasien.

a. Pasien Prioritas 1 (Satu)

Pasien prioritas 1 (satu) dikeluarkan dari Intensive Care Unit (ICU) bila

kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi, atau bila terapi telah gagal

dan prognosis jangka pendek jelek dengan kemungkinan kesembuhan atau

manfaat dari terapi intensif kontinu kecil. Contoh hal terakhir adalah pasien dengan

tiga atau lebih gagal sistem organ yang tidak berespons terhadap pengelolaan

agresif dan meninggal dunia.

b. Pasien Prioritas 2 (Dua)

5

Page 6: Managemen Pelayanan ICU Dan HCU

Pasien prioritas 2 (dua) dikeluarkan bila kemungkinan untuk mendadak memerlukan

terapi intensif telah berkurang.

c. Pasien Prioritas 3 (Tiga)

Pasien prioritas 3 (tiga) dikeluarkan dari Intensive Care Unit (ICU) bila

kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi, tetapi mereka mungkin

dikeluarkan lebih dini bila kemungkinan kesembuhannya atau manfaat dari terapi

intensif kontinu kecil. Contohnya adalah pasien dengan penyakit lanjut (penyakit

paru kronis, penyakit jantung atau liver terminal, karsinoma yang telah menyebar

luas dan lain-lainnya) yang telah tidak berespons terhadap terapi Intensive Care

Unit (ICU)) untuk penyakit akutnya, yang tidak ada terapi yang potensial untuk

memperbaiki prognosisnya. 5

SARANA DAN PRASARANA

Gambar 2: Bentuk ICU yang baik5

Sarana dan prasarana yang tersedia di ICU meliputi:

a. Lokasi

Dianjurkan satu komplek dengan kamar bedah dan kamar pulih, berdekatan atau

mempunyai akses yang mudah ke Unit Gawat Darurat, laboratorium dan

radiologi. 1,2,5

b. Desain

Pelayanan ICU yang memadai ditentukan berdasarkan desain yang baik dan pengaturan

ruang yang adekuat. Desain berdasarkan klasifikasi pelayanan ICU.

6

Page 7: Managemen Pelayanan ICU Dan HCU

Ketentuan bangunan ICU adalah sebagai berikut :

1) Terisolasi.

2) Mempunyai standar tertentu terhadap: bahaya api, ventilasi, AC, exhaust fan, pipa air,

komunikasi, bakteriologis, kabel monitor, dan lantai mudah dibersihkan, keras dan rata.

Ruangan ICU dibagi menjadi beberapa area yang terdiri dari :

1) Area pasien :

a) Unit terbuka 12 - 16 m2/tempat tidur.

b) Unit tertutup 16 - 20 m2/tempat tidur.

c) Jarak antara tempat tidur: 2 m.

d) Unit terbuka mempunyai 1 tempat cuci tangan setiap 2 tempat tidur.

e) Unit tertutup 1 ruangan 1 tempat tidur cuci tangan.

f) Harus ada sejumlah outlet yang cukup sesuai dengan level ICU. ICU tersier paling

sedikit 3 outlet udara-tekan, dan 3 pompa isap dan minimal 16 stop kontak untuk tiap

tempat tidur.

g) Pencahayaan cukup dan adekuat untuk observasi klinis dengan lampu TL day light 10

watt/m2. Jendela dan akses tempat tidur menjamin kenyamanan pasien dan personil.

Desain dari unit juga memperhatikan privasi pasien.

2) Area kerja meliputi :

a) Ruang yang cukup untuk staf dan dapat menjaga kontak visual perawat dengan

pasien.

b) Ruang yang cukup untuk memonitor pasien, peralatan resusitasi dan penyimpanan obat

dan alat (termasuk lemari pendingin).

c) Ruang yang cukup untuk mesin X-Ray mobile dan dilengkapi dengan viewer.

d) Ruang untuk telepon dan sistem komunikasi lain, komputer dan koleksi data, juga

tempat untuk penyimpanan alat tulis dan terdapat ruang yang cukup resepsionis dan

petugas administrasi.

3) Lingkungan

Mempunyai pendingin ruangan/AC yang dapat mengontrol suhu dan

kelembaban sesuai dengan luas ruangan. Suhu 22-- 25oC kelembaban 50 -

70%.

7

Page 8: Managemen Pelayanan ICU Dan HCU

4) Ruang Isolasi

Dilengkapi dengan tempat cuci tangan dan tempat ganti pakaian sendiri.

5) Ruang penyimpanan peralatan dan barang bersih

Untuk menyimpan monitor, ventilasi mekanik, pompa infus dan pompa syringe,

peralatan dialisis, alat-alat sekali pakai, cairan, penggantung infus, troli, penghangat darah,

alat isap, linen dan tempat penyimpanan barang dan alat bersih.

6) Ruang tempat pembuangan alat/bahan kotor

Ruang untuk membersihkan alat-alat, pemeriksaan urine, pengosongan dan pembersihan

pispot dan botol urine. Desain unit menjamin tidak ada kontaminasi.

7) Ruang perawat

Terdapat ruang terpisah yang dapat digunakan oleh perawat yang bertugas dan

pimpinannya.

8) Ruang staf dokter

Tempat kegiatan organisasi dan administrasi termasuk kantor Kepala bagian dan staf, dan

kepustakaan.

9) Ruang tunggu keluarga pasien

10) Laboratorium1,2,5

Peralatan

Peralatan yang memadai baik kuantitas maupun kualitas sangat membantu

kelancaran pelayanan. Peralatan dasar meliputi:

1) Ventilasi mekanik.

2) Alat ventilasi manual dan alat penunjang jalan nafas.

3) Alat hisap.

4) Peralatan akses vaskuler.

5) Peralatan monitor invasif dan non-invasif.

6) Defibrilator dan alat pacu jantung.

7) Alat pengatur suhu pasien.

8) Peralatan drain thorax.

9) Pompa infus dan pompa syringe.

10) Peralatan portable untuk transportasi.

11) Tempat tidur khusus.

8

Page 9: Managemen Pelayanan ICU Dan HCU

12) Lampu untuk tindakan.

13) Continous Renal Replacement Therapy. 1,2,5

1. HIGH CARE UNIT ( HCU )

Gambar 3: HCU 6

DEFINISI HCU

High care unit (HCU) adalah unit pelayanan rumah sakit bagi pasien dengan kondisi

stabil dari fungsi respirasi, hemodinamik, dan kesadaran namun masih memerlukan

pengobatan, perawatan dan pemantauan secara ketat.6

PELAYANAN HCU

Pelayanan HCU adalah tindakan medis yang dilaksanakan melalui

pendekatan multidisiplin yang terdiri dari dokter spesialis dan dokter serta dibantu oleh

perawat yang bekerja secara interdisiplin dengan fokus pelayanan

pengutamaan pada pasien yang membutuhkan pengobatan, perawatan dan

observasi secara ketat sesuai dengan standar prosedur operasional yang

berlaku di rumah sakit.6

Ruang lingkup pemantauan yang harus dilakukan antara lain:

a. Tingkat kesadaran

b. Fungsi pernapasan dan sirkulasi dengan interval waktu minimal empat jam

atau disesuaikan dengan keadaan pasien

c. Oksigen dengan menggunakan oksimeter secara terus menerus

d. Keseimbangan cairan dengan interval waktu minimal delapan jam atau

disesuaikan dengan keadaan pasien

9

Page 10: Managemen Pelayanan ICU Dan HCU

Tindakan medik dan asuhan keperawatan yang dilakukan:

a. Bantuan Hidup Dasar/Basic Life support (BHD/BLS) dan Bantuan Hidup

Lanjut / Advanced Life Support ( BHL/ALS)

Jalan nafas (Airway): membebaskan jalan nafas (sampai dengan melakukan intubasi

endotrakeal)

Pernafasan/ventilasi (Breathing): Mampu melakukan bantuan nafas (breathing

support)

Sirkulasi (Circulation): mampu melakukan resusitasi cairan, defibrilasi, dan

kompresi jantung luar.

b. Terapi oksigen

c. Penggunaan obat-obatan untuk pemeliharaan/stabilisasi (obat inotropik, obat

anti nyeri, obat aritmia jantung, obat-obat yang bersifat vasoaktif, dan lain-lain).

d. Nutrisi enteral atau parenteral campuran

e. Fisioterapi sesuai dengan keadaan pasien

f. Evaluasi seluruh tindakan dan pengobatan yang telah diberikan 6

INDIKASI MASUK DAN KELUAR HCU

Penentuan indikasi pasien masuk ke HCU dan keluar dari HCU serta pasien yang tidak

dianjurkan untuk dirawat di HCU ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1. Indikasi masuk

a. Pasien gagal organ tunggal yang mempunyai resiko tinggi untuk

terjadi komplikasi

b. Pasien yang memerlukan perawatan perioperatif.

2. Indikasi keluar

a. Pasien sudah stabil yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat

b. Pasien/keluarga yang menolak untuk dirawat di HCU (atas dasar “informed

consent”).

Contoh kasus indikasi masuk berdasarkan keluhan sistem organ

A. Sistem Kardiovaskuler

1. Miokard infark dengan hemodinamik stabil.

2. Gangguan irama jantung dengan hemodinamik stabil.

10

Page 11: Managemen Pelayanan ICU Dan HCU

3. Gangguan irama jantung yang memerlukan pacu jantung sementara/menetap

dengan hemodinamik stabil.

4. Gagal jantung kongestif NYHA Class I dan II.

5. Hipertensi “urgensi” tanpa ada gagal organ target.

B. Sistem pernapasan

Gangguan pernapasan yang memerlukan fisioterapi yang intensif dan agresif.

C. Sistem saraf

1. Cedera kepala sedang sampai berat/stroke yang stabil dan memerlukan tirah

baring dan memerlukan pemeliharan jalan nafas secara khusus, seperti hisap

lendir berkala.

2. Cedera sumsum tulang belakang bagian leher yang stabil.

D. Sistem saluran pencernaan

Perdarahan saluran cerna bagian atas tanpa hipotensi ortostatik dan respon dengan

pemberian cairan.

E. Sistem kelenjar buntu (endokrin)

DKA dengan infus insulin yang konstan.

F. Pembedahan

Paska bedah besar dengan hemodinamik stabil tapi masih memerlukan resusitasi

cairan.

G. Kebidanan dan kandungan

Pre Eklamsia pada kehamilan atau paska persalinan.6

SARANA DAN PRASARANA

Gambar 4: Bentuk HCU yang baik 6

Pengadaan sarana, prasarana, dan peralatan HCU mengikuti pedoman seperti berikut:11

Page 12: Managemen Pelayanan ICU Dan HCU

1. Lokasi: Bergantung dari modal yang dipilih

a. Intergrated: bergabung dengan ICU

b. Paralel: bersebelahan dengan ICU

c. Separated: terpisah dengan ICU ( dapat dibuat di setiap bagian: bagian

bedah, bagian neurologi, penyakit dalam, anak, bagian kebidanan, dan

lain-lain)

2. Desain:

a. Luas daerah untuk satu tempat tidur adalah 3 x 3 meter

b. Mempunyai alat pendingin ruangan (AC)

c. Ventilasi baik, memiliki exhaust fan

d. Pencahayaan cukup

e. Lantai bersih

f. Memiliki sumber energi listrik cadangan

g. Luas ruangan di sesuaikan sesuai kebutuhan

h. Jumlah tempat tidur disesuaikan sesuai kebutuhan

i. Memiliki sumber oksigen (sentral/tabung)

j. Memiliki tempat cuci tangan (wastafel) yang disesuaikan dengan jumlah

tempat tidur

3. Peralatan

a. Bedside monitor (yang dapat memonitor tekanan darah dan nadi secara

berkala, EKG dan oksimetri)

b. Defibrilator

c. Alat penghisap lendir (suction pump) (sentral atau manual)

d. Alat pembebas jalan nafas (laringoskop, pipa endotracheal, dan lain-lain)

e. Alat akses pembuluh darah

f. Pompa infus (infusion pump syringe pump)

g. Alat transfortasi pasien 6

ALUR PELAYANAN

Pasien yang mendapatkan pelayanan HCU dapat berasal dari ICU, UGD, kamar operasi, dan

bangsal (ruang rawat inap).

12

Pasien Baru

Gawat

Page 13: Managemen Pelayanan ICU Dan HCU

Gambar 5: Alur pasien dari dan ke HCU (Dikutip dari daftar pustaka no.6)

KESIMPULAN

ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri, dengan staf yang khusus dan

perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-

pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau

potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. Pelayanan ICU di rumah sakit dibagi

dalam 3, yaitu pelayanan primer (rumah sakit tipe C), pelayanan sekunder (rumah sakit tipe

B), dan pelayanan tersier (rumah sakit tipe A). Kriteria masuk dan keluar ICU terbagi

menjadi 3 prioritas.

High care unit (HCU) adalah unit pelayanan rumah sakit bagi pasien dengan kondisi

stabil dari fungsi respirasi, hemodinamik, dan kesadaran namun masih memerlukan

pengobatan,perawatan dan pemantauan secara ketat. Indikasi masuk HCU adalah pasien

gagal organ tunggal yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadi komplikasi, dan pasien yang

memerlukan perawatan perioperatif. Indikasi keluar HCU adalah pasien sudah stabil yang

tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat dan pasien/keluarga yang menolak untuk

dirawat di HCU.

DAFTAR PUSTAKA

13

BangsalICU HCU

Kamar operasi

IGDPoliklinik

YaTidak

Meninggal

Page 14: Managemen Pelayanan ICU Dan HCU

1. Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1778/MENKES/SK/XII/2010. Pedoman Penyelenggaraan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes RI; 2010.

2. Petunjuk Teknis penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) Di Rumah Sakit. Available from: http://www.perdici.org/wp-content/uploads/Pedoman-ICU.pdf. Diunduh pada tanggal 9 Januari 2014.

3. Peranan Ruangan Perawatan Intensif (ICU) Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit. Available from: http://www.usu.ac.id/id/files/pidato/ppgb/2007/ppgb2007achsanuddinhanafie.pdf. Diunduh pada tanggal 9 Januari 2014.

4 Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan High Care Unit (HCU) di Rumah Sakit. Available from: http://kebijakankesehatanindonesia.net/sites/default/files/file/2011/kepmenke s/ KMK%20No.%20834%20ttg%20High%20Care%20Unit.pdf. Diunduh pada tanggal 9 Januari 2014.

5. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit. Available from: http://www.scribd.com/doc/46894053/Pedoman-ICU. Diunduh pada tanggal 9 Januari 2014.

6. Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.834/MENKES/SK/XII/2010. Pedoman Penyelenggaraan High Care Unit (HCU) di Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes RI; 2010.

14