materi i - kebenaran ilmiah

43
KEBENARAN & ILMU PENGETAHUAN Materi I : Pengantar Metodologi Penelitian Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis 10 Maret 2011 – M. Izzul Haq, M.Sc

Upload: muhammad-izzul-haq

Post on 30-Jun-2015

567 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi I - Kebenaran Ilmiah

KEBENARAN &ILMU PENGETAHUAN

Materi I : Pengantar Metodologi PenelitianProgram Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis 10 Maret 2011

– M. Izzul Haq, M.Sc

Page 2: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 2

Page 3: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 3

Page 4: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 4

Page 5: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 5

Time, Saving Truth from Envy and Falsehood, Francois Lemyone, 1737

Truth, holding a mirror and a serpent (1896). Olin Levi Warner

Sumber: https://secure.wikimedia.org/wikipedia/en/wiki/Truth

Page 6: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 6

Dapatkah Manusia Mencapai Kebenaran?

§ Pertanyaan ini berkembang pada awal-awalperkembangan ilmu pengetahuan

§ Ada dua jawaban kelompok Filosof:1. Kebenaran tidak dapat dicapai manusia, apapun

usaha yang dilakukan, sebab kebenaran hanya milikTuhan. à Agnotisisme

2. Kebenaran dapat dicapai manusia, tentunya dengansifat kerelatifan yang dimilikinya. à Notisisme

Page 7: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 7

Kelompok Notisisme

§Dengan keterbatasan yang dimilikinya manusia dapatmencapai kebenaran, tetapi kebenaran yang dicapaiadalah kebenaran relatif, sampai kemudian ditemukankebenaran yang baru

§Tidak mungkin ada dua hal/fenomena dalam posisiyang semuanya salah, pasti ada satu kebenarandiantaranya.

§Suatu kebenaran dapat turun nilainya saat ditemukansatu kebenaran baru yang lebih valid

Contoh: Teori Geosentrisà Teori Heliosentris

Page 8: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 8

Kelompok Agnotis

§Kebenaran pasti absolut, dan tidak berubah sampai kapanpun, karenanya kebenaran hanya milik Tuhan

§Manusia hanya sampai pada proses pencarian suatukebenaran, dan tidak dapat menentukan kebenaran itusendiri

Page 9: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 9

Bagaimana Al Qur’an melihat Kebenaran?

الحق من ربك فلا تكونن من الممترین Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali

kamu termasuk orang-orang yang ragu. (QS. 2:147)

شیئاوإن الظن لا یغني من الحق .....

.....sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedahsedikitpun terhadap kebenaran. (QS. 53: 28)

Page 10: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 10

Cara Mencari Kebenaran

§ Kebenaran Non Ilmiah,

Kebenaran ditemukan secara:

a. Kebetulan

b. Commen sense (akal sehat)

c. Wahyu

d. Intuitif

e. Trial dan error (bersifat untung-untungan)

f. Spekulasi

g. Kewibawaan/Otoritas (kebenaran bisa didapat melalui otoritas seseorang yang memegang kekuasaan)

Page 11: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 11

Cara Mencari Kebenaran

§Kebenaran Ilmiah, ditemukan dengan cara:

a. Berpikir Kritis/Ilmiah

Berpikir secara nalar mengandung unsur logis dananalitis. Berpikir Ilmiahà melakukan kegiatan analitisdalam menggunakan logika secara ilmiah, yaitumenggabungkan penalaran Deduktif (Umum ke khusus) dan Induktif (Khusus ke Umum)

b. Penelitian Ilmiah

Kebenaran dapat dilacak orang lain dengan mengikutiaturan atau alur tertentu yang pernah dilaksanakan

Kebenaran Ilmiah: pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapasaja yang menghendaki untuk mengujinya

Page 12: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 12

Apakah ini KEBENARAN?

Page 13: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 13

Apakah ini KEBENARAN?

Page 14: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 14

KRITERIA KEBENARAN

Page 15: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 15

Kriteria Kebenaran

§Teori Korespondensi

Socrates Plato Aristoteles Avicenna(470 – 399 SM) (427 – 347 SM) (384 – 322 SM) (980 – 1037)

Page 16: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 16

Thomas Aquinas(1225 – 1274)

“Veritas estadaequatio rei et

intellectus

(Truth is the equation [or

adequation] of things and intellect)

Page 17: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 17

§Teori Korespondensi

“Suatu pernyataan dianggap benar apabila materipengetahuan yang dikandungberkorespondensi/berhubungan dengan objek yang ditujupernyataan tersebut”

Teori ini bekerja atas dasar asumsi bahwa kebenaran ituadalah kesesuaian sesuatu dengan realitas obyektif dandirepresentasikan dalam pikiran, perkataan dan simbollainnya

Contoh:

- Yogyakarta adalah daerah istimewa (B)

- Jakarta adalah daerah istimewa (??)

Page 18: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 18

Kriteria Kebenaran

§Teori Koherensi

B.Spinoza G. Lebiniz G.W.F. Hegel(1632 – 1677) (1646 – 1716) (1770 – 1831)

Page 19: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 19

■ Teori Koherensi

Suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan tersebutkonsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya, yang dianggap benar

Teori ini menyatakan bahwa kebenaran adalah kesesuaianantara suatu pernyataan dengan pernyataan lain yang lebihdahulu ada, telah diakui, diterima, atau diketahuikebenarannya

Contoh:

- Bumi itu bulat, di buku-buku sebelumnya dinyatakan bumiitu bulat

- 1+6 = 7, 2+5= 7, 3+4= 7 (???)

Page 20: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 20

Page 21: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 21

Kriteria Kebenaran

§Teori Pragmatis

Charles S.Pierce William James John Dewey(1839 – 1914) (1842 – 1910) (1859 – 1952)

Page 22: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 22

§Teori Pragmatis

“Kebenaran dari suatu pernyataan diukur dari sifatfungsional dalam kehidupan praktis”

Contoh:Teori kemiskinan “taraf hidup masyarakat dapat meningkatjika masyarakat diberi pelatihan”, à benar jika dalamprakteknya dapat meningkatkan taraf hidup

Page 23: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 23

Kriteria Kebenaran

§Teori Konstruktivis

Giambattista Vico(1668 – 1744)

Karl Marx(1818 – 1883)

verum esse ipsum factum –"truth itself is constructed"

Page 24: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 24

§Teori Konstruktivis

“Kebenaran merupakan konstruksi proses sosial yang secarahistoris dan kultural dibentuk melalui pertarungan kuasa dalammasyarakat”

Teori ini melihat kebenaran sebagai bagian dari pengalamansosial, konvensi/kesepakatan, dan persepsi manusia

Menurut Marx: Ada dua jenis pengetahuan, pengetahuan yang benar dan pengetahuan yang diselewengkan olehkekuasaan/ideologi

Contoh:

Komunisme dianggap ‘benar’ di era Orde Lama, tapi ‘haram’ di era Orde Baru

Page 25: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 25

Page 26: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 26

Kriteria Kebenaran

§Teori Konsensus

Jurgen Habermas(1929 - )

Page 27: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 27

§Teori kebenaran yang mengacu pada konsep konsensussebagai bagian dari konsep kebenaran

§Teori Konsensus“Kebenaran merupakan apa yang disetujui/disepakati oleh

sekelompok orang tertentu”

§argumentum ad populum ("appeal to the people"), argumentum ad numerum ("appeal to the number"), dan

consensus gentium ("agreement of the clans");

Contoh:18 Februari 1930, Pluto = Planet

24 Agustus 2006, Pluto ≠ Planet, ganti nama menjadi 134340

Page 28: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 28

ILMU PENGETAHUAN

Page 29: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 29

Pengetahuan

Page 30: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 30

Pengetahuan ≠ Ilmu

Page 31: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 31

Perbedaan Epistemologi

Barat Islam

Instrumen Pengetahuan

Indera & Akal (Rasio) Indera, Akal (Rasio), dan Intuisi

Konsep Ontologi

Hanya mengakui objek-objek fisik positivistik/empiris

Selain objek-objek fisik, juga mengakui objek nonfisik

Klasifikasi Ilmu

Hanya ilmu-ilmu empiris seperti fisika, biologi, kimia

Memasukkan ilmu nonempiris seperti teologi, mistisisme & filsafat

Metode Ilmiah Observasi Eksperimen, Demonstratif, Intuitif

Apa itu Ilmu? Sains, untuk bidang-bidang empiris

Ilmu, segala macam pengetahuan yang terorganisir

Sumber: Mulyadhi K. (2003) Pengantar Epistemologi Islam, Bandung: Mizan,

Page 32: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 32

Sains & Ilmu

Sumber: Mulyadhi K. (2003) Pengantar Epistemologi Islam, Bandung: Mizan,

Sains Ilmu

Persamaan Memiliki kriteria yang sama sebagai pengetahuan yang sistematis dan terorganisasi

Perbedaan Science berasal dari kata Latin, scire yang berarti “mengetahui"

Ilmu (‘ilm) berasal dari ‘alima yang artinya “mengetahui”

Definisi: pengetahuan yang sistematis yang berasal dari observasi, kajian, dan percobaan-percobaan yang dilakukan untuk menentukan sifat dasar atau prinsip dari apa yang dikaji (Webster’s New World Dictionary)

Definisi: pengetahuan tentang sesuatu sebagaimana adanya (Ibnu Hazm)

Objek bersifat fisik, positivistik dan empiris

Objek selain fisik-empiris juga metafisik-nonempiris

Page 33: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 33

Syarat Ilmu

§Syarat sesuatu disebut “ilmu”

1. Obyektif

2. Metodis

3. Sistematis

4. Universal

Page 34: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 34

1. Obyektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri darisatu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampakdari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapatbersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diujikeberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalahkebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektifberdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjangpenelitian.

Page 35: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 35

2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untukmeminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangandalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya iniadalah harus terdapat cara tertentu untuk menjaminkepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani“Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodisberarti metode tertentu yang digunakan dan umumnyamerujuk pada metode ilmiah.

Page 36: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 36

3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahuidan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai danterumuskan dalam hubungan yang teratur dan logissehingga membentuk suatu sistem yang berarti secarautuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaiansebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibatmerupakan syarat ilmu yang ketiga.

Page 37: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 37

4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalahkebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifattertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanyauniversal merupakan syarat ilmu yang keempat.

Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an(universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmualam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karenaitu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmusosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

Page 38: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 38

Asumsi Ilmu Pengetahuan

§Klasifikasi

Objek dapat diklasifikasikan menurut jenis, bentuk, danfungsi

§Tidak berubah dalam jangka waktu tertentu

§Determinisme

Suatu gejala muncul bukan karena kebetulan, tetapi adapenyebabnya

Page 39: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 39

Hubungan Kebenaran-Ilmu Pengetahuan-Penelitian

§Kebenaran adalah kenyataan apa adanya yang sesuai dengan logika sehat dan menjadi tujuan pengembangan ilmu pengetahuan

§ Ilmu adalah Pengetahuan yang sudah dicoba dan diaturmenurut urutan dan arti serta menyeluruh dan sistematis

§Penelitian adalah aktivitas pencarian kebenaran dengan cara ilmiah

§Penelitian sosial merupakan proses kegiatan mengungkapkan secara logis, sistematis, dan metodis gejala sosial yang terjadi di sekitar kita untuk direkonstruksi guna mengungkapkan kebenaran bermanfaat bagi kehidupan masyarakat dan ilmu pengetahuan (Abdul Kadir Muhammad)

Page 40: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 40

Langkah-langkah sistematis menemukan kebenaran ilmiah:1. Mencari, merumuskan,

dan mengidentifikasi masalah

2. Menyusun kerangka pemikiran (logical construct)

3. Merumuskan hipotesis

4. Menguji hipotesis secara empirik

5. Melakukan pembahasan6. Menarik kesimpulan

Metode / Rancangan Penelitian

Teknis Proses Penelitian

Kebenaran Ilmiah: kebenaran yang dicapai melalui prosedur-prosedur ilmiah, yakni melalui penelitian

Page 41: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 41

Page 42: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 42

§Almack (1930)à Hubungan antara ilmu dan penelitianadalah seperti hasil dan proses. Penelitian adalahproses, sedangkan hasilnya adalah ilmu

§Penelitianà Ilmu

(proses) (hasil)

§Whitney (1960) à ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses, hasilnya adalah kebenaran

§Penelitianà Ilmu à Kebenaran

(proses) (proses) (hasil)

Page 43: Materi I - Kebenaran Ilmiah

Page § 43

Referensi

§ Abdul Kadir Muhammad, Filosofi & Metode Penelitian Sosial

(http://lemlit.unila.ac.id/file/data lama/makalah pdf/ABDUL KADIR MUHAMMAD.pdf)

§ Ambo Upe & Damsid, Asas-Asas Multiple Researches, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010, Bab 2, hal.26 - 28

§ Harry Hammersma, Pintu Masuk ke Dunia Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 2001

§ Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif & Kuantitatif), Jakarta: Erlangga, 2009, Bab 1.

§ Mulyadhi Kartanegara, Pengantar Epistemologi Islam, Bandung: Mizan, 2003

§ Murtadha Muthahhari, Pengantar Epistemologi Islam, Jakarta: Shadra Press, 2010

§ Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, Bab 1, hal.3-7

§ https://secure.wikimedia.org/wikipedia/en/wiki/Truth

§ https://secure.wikimedia.org/wikipedia/id/wiki/Ilmu