materi vakum

43
MaPhia Black About Me MaPhia BlacK *MiztEriOuzZ *Kawaii *ImOutzZ *ManiEzZ Lihat profil lengkapku My COMMUNITY Search...

Upload: ryan-el-real

Post on 24-Jul-2015

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 2: materi vakum

<a href="http://www.shoutmix.com/?nouna_dho">View shoutbox</a> ShoutMix chat widget

FoLLow mE Ukey??

LABELS

AFGAN SYAHREZA (1) Agnes Davonar (1) ANALISA (5) ARTIKEL (11) ARTIKEL KESEHATAN (5) ASUHAN KEBIDANAN (12) ASUHAN KEPERAWATAN (1) ASUHAN NEONATUS (14) Avenged Sevenfold (2) BERBAGI CERITA HANTU (1) BISNIS ONLINE (3) BISNIS WARNET (5) Bondan ft. Fade2Black (2) BUG DORK (1) CIVIC EDUCATION (1) CONTOH ASUHAN KEBIDANAN (88) DADALI (1) EKONOMI MAKRO (2) EKONOMI MIKRO (2) EPISTEMOLOGI (34) ETIKA PROFESI DAN HUKUM KEBIDANAN (4) FAKULTAS HUKUM (2) FILSAFAT ILMU (1) FORMAT PENGKAJIAN (13) GIZI REPRODUKSI (3) KOMPUTER_MANIA (5) KONTES SEO (1) KOTAK (1) KUMPULAN PENYAKIT (2) LAPORAN GIZI REPRODUKSI (2) LARA HATI (1) MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN (3) MAKALAH BIOLOGI REPRODUKSI (2) MAKALAH GIZI REPRODUKSI (1) MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN (3) MAKALAH ASUHAN NEONATUS (6) MAKALAH ASUHAN PERSALINAN (1) MAKALAH FARMAKOLOGI (3) MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI (2) MAKALAH KOMUNIKASI KESEHATAN (1) MAKALAH PENGANTAR KEBIDANAN (1) MANAJEMEN INFORMATIKA (1)

Page 3: materi vakum

MATHEMATICS (1) MoZZa (1) MUOZA_LUPH (1) NEWSLATTER (1) NOUNA DHO (20) PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA (1) PENYAKIT IBU HAMIL (1) PERSMA (1) PROGRAMER (1) PROMOSI KESEHATAN (1) PSIKOLOGI (1) REALIGI (5) REMAJA (3) SATUAN PENYULUHAN (3) SENSEI ANNE AHIRA (17) SEVENTEEN (1) SMASH (1) Suharti S.S.T. S.Pd (1) TIPE - X (1) TIPS (5) TOKOH DUNIA (4) TRIK (12) TUTORIAL PHP (1) UNGU CLIQUERZ (1) WEBSITE (5)

.:: LINK EXCHANGE ::.

<a href="http://maphiablack.blogspot.com/"><b><blink>MaPhia ?

? ? ? ? ? ?Black</blink></b></a><br/>

Page 4: materi vakum
Page 5: materi vakum

|K|ibim's |B|log

--> L <-- Ladida Cafe

Let's Be Smart Lora Malunk Blog

--> M <-- MagaHaya!

Mahakarya Blog Yoedha Majapahit 1478 Majapahit Info

Mantab Jaya Blog Masakan Khas Indonesia

Me and Coffe Midi Karaoke Henny Fadilla

Mimpi Okkanz Mascipul[dot]com

MISS SIDAMULYA Modern Technology Modification Blog Movie Online Site

Mr. Dhie

Page 6: materi vakum

Music Instrument Myria DiFa

--> N <-- Natural Health

*Nova Maya Sari*

--> O <-- Obat Sakit 2011 Obet_Master7

Ody_Ercha OJ Free Backlink

OZENK POTGIETER OZY-W

--> P <-- Parking

Pengelana Jagat Penghuni 60

Pier's BLOG | Kumpulan Askep - Artikel Kesehatan Pinginbelajar.com

Planet Hobbies Prapatan Kertek Simple Blog

--> R <-- Rainbow Lady's Challenge Blog

Rasyakreebo RINKO SAMANI BLOG

Recipes Health Beauty Run-D BLoG

--> S <-- Shanushy Ngeblog

Saonone's Online Notes S@ndhie Salomegank

Se Avancee Se-Masa

Setya Blog Share With Irfan

Shawn Ann's World Silver Nitrate

SMILENET4U Soni Site's

STICKSERIES.COM

--> T <-- Tambelan Blog TanThowi.com

Terminal Transit the dark anco

Tips Online | Aulia Net | Bermain Blog

Page 7: materi vakum

Tutorial Blogging Tutorial Blog Terbaru

Tulus Dari Hati

--> U <-- Urang Kapuas

--> V <-- V12gether Blog

--> W <-- Warna Tulisan

wArNa-wArNa cErIa.. Weblog Zauma Zalfiah

Wedding Dresses Wicak Kudus Kretek

Widodo World Cup 2010 South Africa

--> X <-- XNOTHINGTOLOSE SHOP

--> Y <-- Yang Penting SHARE

Yayat's Blog YobelCELL AUTOREFILL

--> Z <-- Zulfa Bakery

Minggu, 06 Februari 2011

ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN PATOLOGIS DENGAN DISTOSIA BAHU TERHADAP Ny. T

Diposkan oleh MaPhia BlacK di 07:23

DISTOSIA BAHU

Pengertian

            Menurut buku acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal, 2005, setelah

kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan kepala berada pada

sumbu normal dengan tulang belakang bahu pada umumnya akan berada pada sumbu miring

(oblique) di bawah ramus pubis. Dorongan pada saat ibu mengedan akan meyebabkan bahu

Page 8: materi vakum

depan (anterior) berada di bawah pubis, bila bahu gagal untuk mengadakan putaran

menyesuaikan dengan sumbu miring dan tetap berada pada posisi anteroposterior, pada bayi

yang besar akan terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis.

            Distosia bahu ialah kelahiran kepala janin dengan bahu anterior macet diatas sacral

promontory walaupun jarang terjadi dan karena itu tidak bisa lewat masuk ke dalam panggul,

atau bahu tersebut bisa lewat promontorium, tetapi mendapat halangan dari tulang sakrum.

            Distosia bahu terutama disebabkan oleh deformitos panggul, kegagalan bahu untuk

“melipat” ke dalam panggul (misal : pada makrosomia) disebabkan oleh fase aktif dan

persalinan kala II yang pendek pada multipara sehingga penurunan kepala yang terlalu cepat

menyebabkan bahu tidak melipat pada saat melalui jalan lahir atau kepala telah melalui pintu

tengah panggul setelah mengalami pemanjangan kala II sebelah bahu berhasil melipat masuk

ke dalam panggul.

Penilaian Klinik (Menurut sinopsis Obstetri Jilid I, 1998) :

1.      Kepala janin telah lahir namun masih erat berada di vulva

2.      Dagu tertarik dan menekan perineum

3.      Tanda kepala kura-kura yaitu penarikan kembali kepala terhadap perineum sehingga tampak

masuk kembali ke dalam vagina.

4.      Penarikan kepala tidak berhasil melahirkan bahu yang terperangkap di belakang symphisis.

Faktor-faktor yang harus diantisipasi dengan kemungkinan distosia bahu :

a.       Ibu dengan diabetes

b.      Riwayat obstetri/persalinan dengan bayi besar

c.       Ibu dengan obesitas

d.      Postdates

e.       Janin besar karena macrossomia

f.       Riwayat obstetri dengan persalinan lama / persalinan sulit

g.      Cephalopelvic disproportion

Penatalaksanaan Distosia Bahu (Menurut buku asuhan persalinan normal, 2004) :

1.      Pakai sarung tangan DTT atau steril

2.      Lakukan episiotomi secukupnya

3.      Lakukan manuver Mc Robert

Page 9: materi vakum

a.       Dengan posisi ibu berbaring pada punggunnya, minta ibu untuk menarik kedua lututnya

sejauh mungkin ke arah dadanya, minta dua asisten (boleh suami atau anggota keluarganya)

untuk membantu ibu.

b.      Tekan kepala bayi secara mantap dan terus-menerus ke arah bawah (kearah anus ibu) untuk

menggerakkan bahu anterior di bawah symphisis pubis.

Catatan : Hindari tekanan yang berlebihan pada bagian kepala bayi karena mungkin akan melukainya.

c.       Secara bersamaan minta salah satu asisten untuk memberikan sedikit tekanan supra pubis ke

arah bawah dengan lembut.

Catatan : Jangan lakukan dorongan pada pubis, karena akan mempengaruhi bahu lebih jauh dan bisa

menyebabkan ruptur uteri

4.      Jika bahu tetaap tidak lahir :

a.       Masukkan satu tangan ke dalam vaginaa dan lakkan penekanan pada bahu anterior, ke arah

sternum bayi, untuk memutar bahu bayi dan mengurangi diameter bahu.

b.      Jika perlu, lakukan penekanan pada bahu posterior ke arah sternum.

5.      Jika bahu masih tetap tidak lahir :

a.       Masukkan satu tangan ke dalam vagina dan pegang tulang lengah atas yang berada pada

posisi posterior

b.      Fleksikan lengan bayi di bagian siku dan letakkan lengan tersebut melintang di dada bayi.

Jika bahu masih tetap tidak lahir setelah melakukan manuver-manuver di atas, minta ibu

untuk berganti posisi merangka. Coba ganti kelahiran bayi tersebut dalam posisi ini dengan

cara melakukan tarikan perlaharan pada bahu anterior ke arah atas dengan hati-hati. Segera

setelah lahir bahu anterior, lahirkan bahu posterior dengan tarikan perlahan ke arah bagian

bawah dengan hati-hati.

Catatan : Mematahkan tulang selangka bayi hanya dilakukan bila semua cara lainnya

mengalami kegagalan.

Page 10: materi vakum

 

 

ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINANDENGAN KASUS DISTOSIA BAHU TERHADAP Ny. T

DI RB RS YUKUM MEDICAL TAHUN 2007

Page 11: materi vakum

I.        Data Subjektif

Pada tanggal 02 November 2007 Pukul 13.00 WIB

1. Identitas

Nama Istri : Ny. Tia                                Nama Suami          : Tn. Kurniawan

Umur          : 28 th                                    Umur            : 31 th

Agama       : Islam                                   Agama          : Islam

Suku           : Jawa                                    Suku             : Jawa

Pendidikan : S1                                        Pendidikan    : SMA

Perumahan Wayhalim         

Pekerjaan   : PNS                                    Pekerjaan      : Wiraswasta

No.23 Bandar Lampung         

No.23 Bandar Lampung         

Alamat       : Perumahan Wayhalim        Alamat           :

                     

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan hamil anak kedua usia kehamilan 38 minggu, mengeluh mulas dan nyeri

dipinggang dan ibu mengatakan sudah mengeluarkan air-air sejak tanggal 02 November 2007

pukul 05.00 WIB.

3. Pergerakan Janin dalam 24 jam terakhir  

Ibu mengatakan masih merasakan gerakan janin, gerakan aktif sebanyak 20 kali dalam 24

jam.

Page 12: materi vakum

4. Makan dan minum terakhir

Ibu makan terakhir tanggal 01 November 2007 pukul 20.00 WIB

Ibu sering minum dan minum terakhir 1 gelas air putih

5. Eliminasi

BAB terakhir 1 x pada 02 November 2007 pukul 06.00 WIB

BAK terakhir 1 x pada 02 November 2007 pukul 12.00 WIB

6. Istirahat

Ibu mengatakan tidur malam selama 8 jam, tidur siang 1-2 jam sehari

7. Psikologi

Ibu mengatakan merasa cemas menghadapi persalinannya

II.     Data Objektif

1.       Keadaan umum : Baik                        Kesadaran : Composmentis

2.       Tanda-tanda vital

TD       : 120/80 mmHg                       Temp   : 370 C

RR       : 21 x/menit                             Nadi    : 81 x/menit

3.       Inspeksi

a.    Rambut      :  Bersih, tidak mudah dicabut, warna hitam dan tidak ada ketombe

b.   Muka          :  Bersih, tidak ada odema dan tidak ada cloasma gravidarum

c.    Mata           :  Kanan dan kiri simetris, conjungtiva merah muda dan sklera tidak ikterik

d.   Hidung       :  Bersih, tidak ada polip, tidak ada sekret dan fungsi penciumaan baik.

e.    Mulut         :  Bersih, tidak ada caries dan tidak ada stomatitis.

f.    Telinga       :  Bersih, tidak ada serumen dan fungsi pendengaran baik

g.   Leher          :  Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan vena jugularis

Page 13: materi vakum

h.   Mamae       :  Simetris, tidak ada benjolan yang abnormal, terdapat hyperpigmentasi pada aerola mamae

dan kolostrum sudah keluar

i.    Perut          :  Pembesaran perut sesuai kehamilan, terdapat linca nigra dan striae gravidarum serta tidak ada

luka bekas operasi

j.    Punggung dan pinggang  : Terdapat tanda michalaes yang simetris

k.   Genetalia    : 

      Inspeksi      :  Pada vulva dan vagina tidak ada varises maupun oedema, tidak ada luka dan cedera juga

peradangan pada perineum tidak ada bekas luka.

l.    Ekstremitas   atas dan bawah :

      Atas           :  Simetris, keadaannya bersih, tidak ada cacat dan berfungsi dengan baik

      Bawah        :  Simetris, keadaannya besih, terdapat oedema dan berfungsi dengan baik.

4.       Palpasi

1.    Leopold 1  :  TFU pertengahan pusat dan px, pada fundus teraba 1 bagian yang lunak, tidak melenting dan

kurang bundar yang berarti bokong

2.    Leopold 2  :  Pada perut bagian sebelah kiri teraba ada tahanan yang lebar yang berarti bokong dan sebelah

kanan teraba bagian-bagian yang kecil-kecil yang berarti ekstremitas

3.    Leopold 3  :  Bagian terbawah janin teraba bulat, keras, dan melenting yang berarti kepala

4.    Leopold 4  :  Bagian yang terbawah janin sudah masuk PAP (divergen)

     Mc. Donald   : 38 cm (pada pemeriksaan Leopold 1)

     TJB               : (TFU – 11) x 155

                           : (38 – 11) x 155

                           : 4.185 gram

5.       Auskultasi

DJJ terdengar 143 x/menit, puctum maximum dibawah pusat sebelah kiri

6.       Perkusi

Reflek patela ada (+)

7.       Pemeriksaan pada pukul 13.00 WIB

a.       Vulva           : Tidak ada oedemaa, tidak ada varises

b.       Introitus vagina    : Teraba rugei, tidak terdapat benjolan

c.       Portio           : Lunak

d.      Serviks         : Tebal, pembukaan 2 cm

e.       Ketuban       : Utuh

f.        Presentasi    : Kepala, UUK kiri depan

g.       Penurunan   : Hodge I (+), 4/5

Page 14: materi vakum

h.       Perineum     : Elastis/tidak kaku

i.         His               : Ada

j.         Frekuensi     : 3 x 10 menit

k.       Lamanya      : < 20 detik

8.       Pengawasan Kala I

Tanggal

Waktu

Pemeriksaan Dalam

DJJ

Kondisi Ibu

Pemb. Servik

s

Penurunan Kepala

Ketuban/ Penyusupa

n

Kontraksi

TDPols

RR

Temp

Obat/cairan yang

diberikan

02-11-07

13.00 2 cm 4/5 (+)/ 0143

x/mnt

Kekuatan sedang 3x dalam 10 menit lamanya < 20 detik

120/70

80 21370

C-

02-11-07

17.00 4 cm 4/5 (+)/ 0140 x

Kekuatan sedang 3x dalam 10 menit lamanya 20-40 detik

120/70

82 20370

C-

III.  Analisa

1.       Diagnosa

Ibu G2P1A0 hamil 38 minggu, janin hidup, tunggal, intrauterine, memanjang, presentasi

kepala, inpartu kala I fase laten

Dasar    :  1.   Ibu mengatakan hamil anak kedua

  Leopold 1     : TFU pertengahan pusat dan px, pada fundus teraba bokong

  Leopold 2     :  Punggun kiri

  Leopold 3     :  Bagian bawah teraba kepala

  Leopold 4     :  Bagian terbawah janin sudah masuk PAP

  DJJ ada, frekuensi 143 x/menit

Pemeriksaan dalam : Pembukaan 2 cm, ketuban : utuh, penurunan kepala : hodge I

2.       Masalah

Nyeri adanya his

Dasar : Ibu mengatakan merasa mules dan nyeri pada pinggang semakin sering

3.       Kebutuhan

1.      Dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi persalinan

2.      Pengawasan kala I dengan partograf

Page 15: materi vakum

IV.  Perencanaan kala I

1.       Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

a.       Beritahukan keadaan umum ibu : TD : 120/70 mmHg, Pols : 80 x/menit, RR : 20 x/menit,

Temp : 370 C, keadaan umum ibu baik

b.       Beritahukan hasil PD : Pembukaan serviks : 4 cm, penurunan kepala  : 4/5, Ketubahan : utuh

(+), molase : tidak ada

2.       Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis pada ibu

a.       Anjurkan keluarga untuk selalu memberikan semangat dan dukungan pada ibu

3.       Lakukan pengawasan kala I dengan partograf

a.       Catat setiap hasil temuaan dan asuhan pada partograf

4.       Siapkan ruang bersalin dan alat pertolongan persalinan

a.       Siapkan ruang bersalin yang sejuk, bersih dan nyaman

b.       Siapkan alat pertolongan persalinan : partus set, heating, dll dalam kondisi steril

5.       Siapkan alat pertolongan pada bayi baru lahir

a.       Siapkan alat resusitasi dalam kondisi steril

b.       Siapkan peralatan bayi : pakaian bayi. Bedong, kaos kaki, dan sarung tangan bayi.

6.       Penuhi kebutuhan fisik ibu

a.       Berikan makan dan minum bila ibu merasa haus dan lapar

b.       Berikan ibu minuman manis untuk penambah tenaga

7.       Ajarkan ibu teknik relaksasi dan cara mengedan yang efektif

a.       Ajarkan ibu teknik relaksasi dengan menarik nafas dalam melalui hidung keluarkan dari

mulut

b.       Ajarkan ibu cara mengedan yang efektif yaitu seperti orang BAB keras

Kala II, pukul 20.00 WIB

S       :     1.   Ibu mengatakan rasa ingin BAB dan ingin mengedan

                2.   Ibu mengatakan rasa sakit bertambah sering dan lama menjalar dari pinggang ke perut bagian

bawah

                3.   Ibu mengatakan merasa cemas menghadapi persalinannya

O      :     1.   His 4 x dalam 10, teratur lamanya > 40 detik

                2.   DJJ 145 x/menit, teratur

                3.   Pengeluaran dari vagina berupa blood slym yang makin banyak

Page 16: materi vakum

                4.   Keadaan kandung kemih kosong

                5.   Pada inspeksi terlihat vulva membuka, anus mengembang, perineum menonjol

                6.   PD, pukul 16.00 WIB dengan hasil :

                      a.    Dinding vagina tidak ada kelainan

                      b.   Portio tidak teraba

                      c.    Pembukaan serviks 10 cm (lengkap)

                      d.   Ketuban (-)

                      e.    Presentasi kepala UUK kiri depan

                      f.    Penurunan bagian terendah di Hodge IV

                7.   Tanda vital

                      TD : 120/80 mmHg                   Pols     : 82 x/menit

                      RR : 22 x/menit                         Temp   : 370 C

A      :     Diagnosa :

                Ibu G2P1A0 hamil 38 minggu, janin hidup tunggal, intrauterine, memanjang, presentasi

kepala, inpartu kala II fase aktif

                Dasar   :

1.       Ibu mengatakan hamil anak kedua

2.       HPHT :

3.       Umur kehamilan 38 minggu

4.       His 4 x/10 menit, lamanya > 40 detik, teratur

5.       Pada inspeksi tampak : vulva membuka, anus mengembang, perineum menonjol

Pada periksa dalam   : Portio tidak teraba, pembukaan serviks 10 cm, ketuban (-), presentase kepala, UUK kiri

depan, penurunan bagian terendahdi     Hodge IV.

7.       DJJ : 145 x/menit, teratur, terdapat 1 puctum maximum

8.       Leopold 1 : TFU pertengahan pusat dan px, pada fundus teraba bokong

9.       Leopold 2  :  Punggung kiri

10.   Leopold 3  : Bagian bawah teraba kepala

11.   Leopold 4  :  Bagian terbawah janin sudah masuk PAP (divergen)

Masalah :

Distosia Bahu

Dasar   :     1.   Kepala bayi telah lahir tetepi tetap berada di vagina

Page 17: materi vakum

                   2.   Kepala bayi tidak melakukan putaran paksi dalam

                   3.   Kepala bayi tersangkut di perineum, seperti masuk kembali ke dalam vagina (kepala kura-

kura)

Kebutuhan :

1.      Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu

2.      Menjaga kandung kemih tetap kosong

3.      Memimpin meneran dan bernafas yang baik selama persalinan

4.      Melakukan pertolongan persalinan

Perencanaan

1.       Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini

a. Beritahukan keadaan itu : TD : 120/70 mmHg, Pols : 85 x/menit, RR : 23 x/menit,

Temp : 370 C, keadaan umum ibu baik

b. Beritahukan hasil PD : pembukaan servik : 10 cm, Penurunan kepala : 1/5, molase :

tidak ada

c. Libatkan keluarga dalam memberiklan dukungan psikologis

2.       Pimpin ibu untuk meneran

a. Anjurkan ibu untuk mengedan saat his mulai mereda

b. Anjurkan ibu untuk mengedan seperti orang BAB keras dan kepala melihat ke fundus

3.       Beritahu itu untuk bernafas yang baik selama persalinan

a. Anjurkan ibu untuk bernafas dengan teknik dog reathing

b. Saat his hilang, ajurkan ibu untuk menarik nafas dalam dari hidung dan keluargaan

melalui mulut

c. Berikan minum diantara his

4.       Siapkan pertolongan persalinan dengan teknik aseptik dan antiseptik

a. Gunakan alat-alat yang steril serta menggunakan sarung tangan

b. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan

5.       Lakukan pertolongan persalinan

Page 18: materi vakum

a. Tetap pimpin ibu untuk meneran

b. Terdapat distosia bahu yaitu bahu anterior tertahan pada tulang symphisis

c. Lakukan episiotomi dengan memberikan anastesi lokal

d. Lakukan manuver Mc. Robert :

1.       Dengan posisi ibu berbaring pada punggungnya, minta ibu untuk menarik kedua lututnya

sejauh mungkin ke arah dadanya. Minta suami atau anggota keluarga untuk membantu ibu.

2.       Tekan kepala bayi secara mantap dan terus-menerus ke arah bawah (ke arah anus ibu) untuk

menggerakkan bahu anterior dibawah symphisis pubis. Catatan : Jangan lakukan dorongan

dengan fundus, karena bahu akan lebih jauh dari rupture uteri

e. Lahirkan bahu belakang, bahu depan, dan tubuh bayi seluruhnya

6.       Bayi lahir spontan pervaginam, tanggal 02-11-07 pukul 20.45 WIB, hidup, jenis kelamin

perempuan, BB : 4100 gram, PB : 50 cm

Kala III, pukul 20.45 WIB

S       :     1.   Ibu mengatakan bahwa ia merasa lega dan senang atas kelahiran bayinya

                2.   Ibu mengatakan masih merasa mulas pada perutnya

O      :     1.   Bayi lahir spontan pervaginam pukul 20.45 WIB

                2.   Ibu tampak senang dan bahagia

                3.   Tanda vital :

                      TD : 120/80 mmHg                   Temp   : 370 C

                      RR : 20 x/menit                         Pols     : 84 x/menit

                4.   Plasenta belum lahir

                5.   Pada palpasi didapat : uterus teraba bulat dan keras, TFU : sepusat

                6.   Pada inspeksi terlihat adanya robekan jalan lahir akibat episiotomi

A      :     Diagnosa :

                Ibu P2A0 partus spontan pervaginam, partu kala III

                Dasar   :     1.   Bayi baru lahir spontan pervaginam pukul 20.45 WIB

                                  2.   Plasentaa belum lahir

                Kebutuhan       : melakukan manajemen aktif kala III

Page 19: materi vakum

P       :     1.   Periksa fundus dan pastikan tidak ada janin lagi, kandung kemih kosong dan konstruksi uterus

baik

                2.   Berikan oksitosin 10 U IM di 1/3 paha bagian luar

                3.   Lakukan peregangan tali pusat terkendali pada saat ada kontraksi

                4.   Observasi tanda-tanda pelepasan plasenta

                5.   Melahirkan plasenta : periksa apakah plasenta lengkap dan tangan kiri melakukan masase

dengan 4 jari palmar secara sirkulasi

                6.   Plasentaa lahir lengkap dan spontan pukul 17.00 WIB

                7.   Jaga personal hygiene : membersihkan ibu dan mengganti pakaian ibu.

Perencanaan

Jelaskan keadaan ibu dan prosedur manajemen aktif kala III

a.       Beritahu hasil pemeriksaan : TD : 120 mmHg, RR : 20 x/menit, Temp : 370 C, Pols : 84

x/menit, keadaan umum ibu baik

Lakukan manajeman aktif kala III

a.       Periksa fundus dan pastikan tidak ada janin lagi, kandung kemih kosong, dan kontraksi

uterus baik

b.       Beritahu ibu bahwa akan disuntik 10 U IM pada 1/3 paha bagian luar

c.       Lakukan penegangan tali pusat terkendali pada saat ada kontraksi

d.      Observasi tanda-tanda pelepasan plasenta : semburan darah tiba-tiba, tali pusat memanjang

e.       Lahirkan plasenta

f.        Periksa kelengkapan plasenta dan tangan kiri melakukan masase dengan 4 jari palmer secara

sirkuler selama 15 detik

g.       Ajarkan ibu untuk membantu melakukan masase dan beritahu ibu uterus yang berkontraksi

baik.

Plasenta lahir spontan pukul 21.00 WIB, periksa kelengkapan plasenta

a.       Katiledon dan selaput             : utuh

b.      Panjang tali pusat                                : 40 cm

c.       Diameter plasenta                   : 10 cm

d.      Berat plasenta                         : 500 gram

e.       Tebal plasenta                         : 3 cm

f.       Insersi                                      : marginal

Jaga personal hygiene

Page 20: materi vakum

a.       Terdapat robekan yang mengenai selaput lendir vagina dan otot perinei transversalis, tetapi

tidak mengenai otot sfingter ani disebut luka episiotomi tingkat II

b.      Berikan anastesi lokal : 10 ml lidokain

c.       Lakukan heating jelujur dan jelujur subkutikuler

Kala IV, pukul 21.00 WIB

S       :     1.   Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayi perempuannya

                2.   Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas-mulas

                3.   Ibu merasa legaa karena plasenta sudah lahir

O      :     1.   Pemeriksaan umum

                      Keadaan umum : Baik                           Kesadaran : Composmentis

                      TD                     : 120/80 mmHg           Pols           : 84 x/menit

                      RR                     : 21 x/menit                 Temp         : 370 C

                2.   TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik

                3.   Jumlah perdadarahan 150 cc, konsistensi berupaa darah segar cair

                4.   Plasenta lahir lengkap dan spontan pukul 17.00 WIB

A      :     Diagnosaa :

                P2A0 partus spontan, partu kala IV

                Dasar   :     1.   Ibu melahirkan anak kedua

                                  2.   Ibu partus spontan pervaginam pukul 16.45 WIB

                                  3.   Plasentaa lahir lengkap pukul 17.00 WIB

                                  4.   TFU 1 jari di bawah pusat

               

                Masalah :

                Nyeri luka akibat luka episiotomi

                Dasar   :     1.   Terdapat luka episiotomi derajat 2

                                  2.   Jumlah perdarahan 150 cc

               

Kebutuhan :     1.   Observasi keadaan ibu : keadaan umum, perdarahan, involusi uterus, dan vital sign

                     2.   Heating perineum dengan heating jelujur dan jelujur subkutikuler

                     3.   Teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri

Page 21: materi vakum

Perencanaan

Observasi keadaan ibu

a.       Pantau terus keadaan ibu selama 2 jam postpartum

b.       Pastikan darah yang keluar berasal hanya dari luka episiotomi

2.       Lakukan pemeriksaan pada ibu setiap 15 menit pada 1 jam postpartum dan setiap 30 menit

pada jam kedua

a.       Periksa tanda vital : TD : 120/80 mmHg, RR : 21 x/menit, Pols : 84 x/menit, Temp : 370 C,

keadaan umum ibu baik.

b.      Periksa fundus : TFU : 1 jari bawah pusat, kontraksi uterus : baik

c.       Periksa perdarahan, jumlah darah yang keluar : 100 cc

d.      Periksa kandung kemih, bila penuh, rangsang untuk berkemih.

Lakukan perawatan luka episiotomi

a.       Bersihkan tubuh ibu dan lakukan vulva hygiene untuk menghindari infeksi pada luka jahitan.

b.       Ajarkan ibu cara menjaga personal hygiene dan cara merawat luka episiotomi

4.       Ajarkan ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya post partum, seperti demam,

perdarahan berlebihan, perut tidak mulas dan fundus tidak ada kontraksi.

Beritahu keluarga untuk melapor ke bidan jika ada tanda-tanda bahaya.

Ajarkan ibu dan keluargaaa cara pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis

a.       Anjurkan ibu untuk makan dan minum yang cukup memenuhi kebutuhan nutrisi ibu.

b.       Anjurkan ibu untuk istirahat dan merelaksasikan pikiran

c.       Anjurkan keluarga untuk selalu memberikan dukungan dan semangat pada ibu

Berikan konseling pada ibu cara merawat bayi baru lahir

Beritahu ibu cara merawat tali pusat

Anjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya

Beritahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan tubuh bayi

d.      Beritahu ibu tanda-tanda bahaya BBL : panas tinggi, kejang, biru, susah untuk bernafas

Beritahu ibu untuk mengimunisasi bayinya ke bidan.

Page 22: materi vakum

DAFTAR PUSTAKA

DepKes RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal, Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi : Jakarta

Mochtar R, 1998, Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi ke-2, EGC : Jakarta

Saifuddin Abdul B, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo       : Jakarta

                                , 2002, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo     : Jakarta

Winkjosastro, H, 1999, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta

Label: CONTOH ASUHAN KEBIDANAN

1 komentar:

anakhuebat_dark mengatakan...

siah.,,.., MAk PeNter Ben DO.,,.!!!

pu3 eHeM dn tma baba

27 Juni 2011 05:01

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Subscribe to: Poskan Komentar (Atom)

HTML

Maphia Black

Maphia Black

Page 24: materi vakum

BLOG ARCHIVE

►   2012 (4)

▼   2011 (261) o ►   Desember (5) o ►   Oktober (23) o ►   September (38) o ►   Agustus (1) o ►   Juli (4) o ►   Juni (7) o ►   Mei (8) o ►   April (5) o ►   Maret (36) o ▼   Februari (49)

Maphia_BLack ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA IBU BERSALIN

DENGA... ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN PATOLOGIS

DENGAN ... DOKUMENTASI KEBIDANAN DENGAN KASUS RETENSIO

PLASE... Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Dengan Episiotom... MALPOSISI MANAJEMEN KEBIDANAN PERSALINAN DENGAN

CEPHAOPELVIC... DOKUMENTASI KEBIDANAN DENGAN KASUS

MALPRESENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN NORMAL

TERHADAP N...

Page 25: materi vakum

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN PARTUS ...

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN TERHADAP NY. “S...

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN TERHADAP NY. “S...

MANAJEMEN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA IBU BERSALIN D...

DOKUMENTASI KEBIDANAN “PARTUS PRESIPITATUS” ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “R” DENGAN PERSALINAN

D... ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN GRANDE

MULTIPAR... DOKUMENTASI KEBIDANAN ASUHAN PERSALINAN

DENGAN PAR... MANAJEMEN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA IBU BERSALIN

TE... ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PATOLOGI

DENGA... ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN / DENGAN

PRESENT... ASUHAN KEBIDANAN KELAINAN PEMBEKUAN DARAH

PADA IBU... ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN PATOLOGIS

DENGAN ... ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DENGAN

RUPTURA U... ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN PATOLOGIS

DENGAN ... ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PARTUS PRIMITUA ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DENGAN

PARITAS K... ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN

ANEMIA ... ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DENGAN KASUS

RIWA... ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DENGAN

INDUKSI TE... ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN PATOLOGIS

INERSIA... ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DENGAN KASUS

PERSALINA... ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN

BBLR... ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DENGAN SELANG

15 ... ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN PATOLOGIS

DENGAN G... ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN PATOLOGIS

TERHADA...

Page 26: materi vakum

ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DENGAN ATONIA UT...

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN FASE LAT...

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN DENGAN KEGAGALAN K...

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGIS DENGAN LI...

ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN PATOLOGIS DENGA...

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN OEDEMA

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DENGAN PERINEUM KAKU

Manfaat Air Kelapa Kuasai Kecerdasan Emosi Anda! Nikmatilah Perbedaan! Afgan – Bawalah Cintaku Fenomena Alay Ciri-Ciri Orang Alay Super Aneh Nora... ALLAY MODE ON ALAY

o ►   Januari (85)

►   2010 (79)

STATISTIK

Selasa, 07 Juli 2009

EKSTRAKSI VAKUM

Batasan :

Page 27: materi vakum

Ekstraksi Vakum adalah tindakan obstetrik operatif untuk melahirkan kepala janin dengan menggunakan “mangkuk hampa udara” yang ditempelkan pada kulit kepala janin dari seorang parturien yang masih memiliki tenaga meneran.

Indikasi Konvensional:

Mempersingkat kala II pada keadaan :

1. Ibu tidak boleh meneran terlalu lama pada kala II akibat kondisi obstetri tertentu (pre eklampsia berat, anemia, diabetes mellitus, eklampsia)

2. Kondisi obstetri tertentu :1. Riwayat SC2. Kala II memanjang

3. Maternal distress pada kala II4. Gawat janin pada kala II dengan syarat :

1. Perjalanan persalinan normal2. Fasilitas sectio caesar sudah siap

Kontraindikasi Absolute :

Disproporsi sepalo-pelvik . Operator tidak dapat mengenali denominator dengan baik Operator tidak kompeten untuk melakukan ekstraksi vakum. Kelainan letak :

o Presentasi Mukao Letak Dahio Presentasi Lintango “After coming head” pada presentasi sungsang

Kontraindikasi Relatif:

1. Pasca pengambilan sediaan darah dari kulit kepala janin.

2. Prematuritas (<36>

Kecuali pada persalinan gemelli anak ke II dimana persalinan hanya memerlukan traksi ringan akibat sudah adanya dilatasi servix dan vagina.

Dikhawatirkan terjadi trauma intrakranial, perdarahan intrakranial , ikterus neonatorum berat.

3. IUFD

Oleh karena : tidak dapat terbentuk kaput. Pada janin maserasi, kranium sangat lunak sehingga pemasangan mangkuk menjadi

sulit.

4. Kelainan kongenital janin yang menyangkut kranium : anensephalus

Page 28: materi vakum

Alat ekstraksi vakum:

1. Cawan penghisap ( cup ) 2. Terdiri dari 3 ukuran :

1. 50 mm2. 60 mm3. 70 mm

3. Botol penghisap4. Pompa penghisap

Pemilihan ukuran cawan penghisap disesuaikan dengan dilatasi servik ; pada dilatasi servik yang sudah lengkap biasanya dipasang ukuran yang terbesar (70 mm).

Pada sisi belakang cawan penghisap terdapat “ marker “ sebagai penuntun gerakan rotasi dalam dan dipasang pada posisi jam 12.

Pada penampang melintang cawan penghisap terlihat adanya rantai yang merupakan alat pengaman agar cawan tidak mudah terlepas dari “pegangan” saat melakukan traksi.

Diagram mangkuk penghisap

cawan penghisap

Syarat ekstraksi vakum

1. Janin diperkirakan dapat lahir pervaginam.2. Pembukaan sekurang - kurangnya 7 cm ( idealnya adalah dilatasi lengkap ).3. Penurunan kepala > station 0 ( idealnya adalah setinggi Hodge III + )

Page 29: materi vakum

4. Selaput ketuban negatif.5. Harus ada kekuatan meneran ibu dan kontraksi uterus (HIS )

Prinsip ekstraksi vakum:

Membuat suatu caput succadeneum artifisialis dengan cara memberikan tekanan negatif pada kulit kepala janin melalui alat ekstraktor vakum.

Caput Succadeneum

Pemasangan cawan penghisap dalam keadaan miring

Pemasangan cawan penghisap

1. Setelah persiapan operator dan atau pasien selesai serta peralatan sudah dipersiapkan dengan baik.

2. Labia dibuka dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri dari arah atas.3. Cawan penghisap yang sudah dilumuri dengan jelly dimasukkan jalan lahir secara

miring dengan menghindari urethra dan klitoris.

Page 30: materi vakum

4. Cawan penghisap diputar 900 dan ditempatkan tepat pada permukaan kulit kepala dengan posisi menjauhi ubun-ubun besar.

5. Buat tekanan vakum dalam cawan penghisap dengan memompa sampai 0.2 kg/cm2 sebagai tekanan awal.

6. Pastikan bahwa cawan penghisap terpasang dengan baik dan tidak ada bagian jalan lahir atau sisa selaput amnion yang ikut terjepit

7. Setelah 2 menit, naikkan tekanan negatif sampai 0.7 – 0.8 kg/cm2 dengan kecepatan 0.2 kg/cm2 setiap 2 menit.

8. Penilaian ulang untuk melihat adanya bagian jalan lahir yang terjepit.9. 9. Traksi percobaan untuk melihat apakah ekstraksi vakum sudah berfungsi dengan

baik.10. 10. Traksi sesuai dengan derajat desensus sampai lahirnya kepala janin.11. 11. Cawan penghisap dilepas dan sisa tubuh anak dilahirkan dengan cara sebagaimana

lazimnya.

Ekstraksi Vakum Pada Posisi Occiput Anterior

Pemasangan cawan pada sutura sagitalis menjauhi ubun-ubun besar

Posisi awal, arah traksi horisontal sampai kepala nampak dibawah simfisis

Page 31: materi vakum

Cara melakukan traksi

Kriteria Kegagalan Ekstraksi Vakum:

1. Cawan penghisap terlepas lebih dari 3 kali saat melakukan traksi dan hal ini biasanya terjadi oleh karena :

1. Tenaga vakum terlampau rendah (seharusnya -0.8 kg/cm2) oleh karena kerusakan pada alat atau pembentukan caput succedaneum yang terlampau cepat ( < 0.2 kg/cm2 per 2 menit)

2. Terdapat selaput ketuban atau bagian jalan lahir yang terjepit diantara cawan penghisap dengan kepala anak.

3. Saat melakukan traksi : kedua tangan penolong tidak bekerja secara harmonis, traksi dengan arah yang tidak tegak lurus dengan bidang cawan penghisap atau traksi dilakukan dengan tenaga yang berlebihan.

4. Terdapat gangguan pada imbang sepalopelvik (CPD)2. Setelah dilakukan traksi selama 30 menit, janin belum dapat dilahirkan.

KOMPLIKASI

Pada Ibu :

Page 32: materi vakum

Perdarahan Infeksi jalan lahir Trauma jalan lahir

Pada anak :

Ekskoriasi dan nekrosis kulit kepala Cephal hematoma Subgaleal hematoma Perdarahan intrakranial Perdarahan subconjuntiva, perdarahan retina Fraktura klavikula Distosia bahu Cedera pada syaraf cranial ke VI dan VII Erb paralysa Kematian janin

Keunggulan ekstraktor vakum dibandingkan ekstraksi cunam:

1. Tehnik pelaksanaan relatif lebih mudah2. Tidak memerlukan anaesthesia general3. Ukuran yang akan melewati jalan lahir tidak bertambah (cawan penghisap tidak

menambah ukuran besar bagian anak yang akan melwati jalan lahir)4. Trauma pada kepala janin relatif rendah

Kerugian ekstraktor vakum dibandingkan ekstraksi cunam:

1. Proses persalinan membutuhkan waktu yang lebih lama.2. Tenaga traksi pada ekstraktor vakum tidak sekuat ekstraksi cunam.3. Pemeliharaan instrumen ekstraktor vakum lebih rumit.4. Ekstraktor vakum lebih sering menyebabkan icterus neonatorum.

Berbagai rekomendasi berkaitan dengan tindakan ekstraksi vakum :

1. Klasifikasi persalinan dengan ekstraksi vakum hendaknya menggunakan klasifikasi yang sama dengan ekstraksi cunam.

2. Indikasi dan kontraindikasi yang dipakai dalam ekstraksi cunam hendaknya juga digunakan pada ekstraksi vakum.

3. Ekstraksi vakum tidak boleh dilakukan pada kepala yang masih belum engage atau diatas station 0.

4. Operator hendaknya memiliki pengalaman yang cukup dalam menggunakan peralatan ekstraksi vakum.

5. Operator harus segera menghentikan usaha persalinan pervaginam dengan ekstraksi vakum bila cawan penghisap terlepas sampai 3 kali saat melakukan traksi.

Page 33: materi vakum

Sumber Bacaan :

1. American College of Obstetrics and Gynecology: Clinical management guidelines for obstetrician-gynecologists. In: ACOG Practice Bulletin. 17: June 2000.

2. Cunningham FG (editorial) : Forceps Delivery and Vacuum Extraction in “William Obstetrics” 22nd ed p 547 – 563 , Mc GrawHill Companies 2005

3. Duchon MA, DeMund MA, et al: Laboratory comparison of modern vacuum extractor. Obstet Gynecol 72 : 155, 1998

4. Gillstrap LC III: Forcep Delivery. In Gillstrap LC III, Cunningham FG, Van Dorsten JP(eds) : Operative Obstetrics 2nd ed. New York, Mc Graw-Hill, 2002

5. Johanson R, Menon V: Soft versus rigid vacuum extractor cups for assisted vaginal delivery. Cochrane Database Syst Rev 2000; (2): CD000446

6. Koscica KL, Gimovsky ML: Vacuum extraction. Optimizing outcomes. Reducing legal risk. OBG Management April 2002. p 89

Template by:

MaPhia Black. Design by SkinCorner Sponsored by StylistBackgrounds